BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Dampak - Dampak Bencana Pasca Meletusnya Gunung Sinabung Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Bekerah Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Dampak
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian dampak adalah pengaruh kuat yang mendatangkan akibat. Pengertian yang lain adalah benturan, pengaruh yang mendatangkan akibat baik positif maupun negatif. Pengaruh adalah daya yang timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentu watak, kepercayaan dan perbuatan orang.
Pengaruh adalah sesuatu keadaan dimana ada hubungan timbal balik atau hubungan sebab akibat antara apa yang mempengaruhi (KBBI,Oneline 2014).
2.2.Bencana alam
Bencana alam adalah suatu pristiwa alam yang mengakibatkan dampak besar bagi populasi manusia. Menurut Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang penanggulangan bencana menyebutkan defenisi bencana sebagai berikut:
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktoe alam atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis. Defenisi tersebut menyebutkan bahwa bencana disebabkan oleh faktor alam, non alam dan manusia. Oleh karena itu, Undang-Undang nomor 24 tahun 2007 juga mendefenisikan mengenai bencana alam, bencana non alam dan bencana sosial. Berikut defenisi jenis bencana:
1. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir kekeringan, angin topan dan tanah longsor.
2. Bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa non alam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi dan wabah penyakit.
3. Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antar kelompok atau antar komunikasi masyarakat dan terror. Menurut Bakormas PB (2007), bencana terjadi jika ada ancaman yang muncul karena kondisi kerentanan yang ada. Secara sederhana hubungan ancaman dengan kerentanan dapat digambarkan sebagai berikut:
Ancaman + Kerentanan = Bencana
Gambar 2.1 Kejadian BencanaAncaman adalah suatu kejadian atau peristiwa yang berpotensi menimbulkan kerusakan, kehilangan jiwa manusia, kerusakan lingkungan dan menimbulkan dampak suatu kondisi yang ditentukan oleh psikologis. Kerentanan adalah suatu kondisi yang ditentukan oleh faktor-faktor atau proses-proses fisik sosial, ekonomi dan sosial budaya dan lingkungan yang mengakibatkan peningkatan kerawanan masyarakat dalam menghadapi ancaman bencana ( Bakormas PB, 2007). Bencana alam adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami (suatu peristiwa fisik, seperti letusan gunung, gempa bumi, tanah longsor) dan aktivitas manusia.
Namun demikian pada daerah yang memiliki tingkat bahaya tinggi serta memiliki kerentanan/ kerawanan yang juga tinggi tidak akan memberi dampak yang hebat/ luas jika manusia yang berada disana memiliki ketahanan terhadap bencana. Kerugian yang dihasilkan tergantung pada kemampuan untuk mencegah untuk menghindari bencana dan daya tahan mereka. Pemahaman ini berhubungan dengan pernyataan “ bencana muncul bila ancaman bahaya bertemu dengan ketidak berdayaan. ” Konsep ketahanan bencana merupakan evaluasi kemampuan system dan infrastruktur-infrastruktur untuk mendeteksi, mencegah dan menangani tantangan-tantangan serius yang akan hadir. Meskipun daerah tersebut rawan bencana dengan jumlah penduduk yang besar jika diimbangi dengan ketahanan terhadap bencana yang cukup akan meminimalisir dampak yang ditimbulkan akibat bencana.
2.3. 1. Konsep Bencana
Adapun konsep bencana meliputi:
a.Bencana Alam
Bencana alam adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami ( suatu peristiwa fisik, seperti letusan gunung, gempa bumi, tanah longsor) dan aktivitas manusia. Karena ketidak berdayaan manusia, akibat kurang baiknya manajemen keadaan darurat, sehingga menyebabkan kerugian dalam bidang keuangan dan struktural, bahkan sampai kematian.
Bencana alam juga dapat diartikan sebagai bencana yang diakibatkan oleh gejala alam. Klasifikasi bencana alam berdasarkan penyebabnya dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu: 1.
Bencana alam geologis Bencana alam ini disebabkan oleh gaya-gaya yang berasal dari dalam bumi ( gaya endogen). Yang termasuk dalam bencana alam geologis adalah gempa bumi, letusan gunung berapi, dan tsunami.
2. Bencana alam klimatologis Bencana ini merupakan bencana alam yang disebabkan oleh faktor angin dan hujan.
Contoh bencana alam klimatologis adalah banjir, badai, banjir bandang, angin puting beliung, kekeringan dan kevakaran alami hutan ( bukan ulah manusia).
3. Bencana alam ekstra-terestrial
Bencana ini adalah bencana alam yang terjadi diluar angkasa. Contoh: hantaman meteor. Bila benda-bemda langit mengenai permukaan bumi maka akan menimbulkan bencana alam yang dahsyat bagi penduduk bumi.
b. Bencana Non-alam
Bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa non alam yang anta lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemic dan wabah penyakit ( UU No 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan bencana, Bab 1 Ketentuan Umum, Pasal 1 angka 3).
Klasifikasi bencana non alam berdasarkan penyebabnya dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Kegagalan Teknologi/ Konstruksi
Penyebab bencana kegagalan teknologi, antara lain: kebakaran, kegagalan/ kesalahan desain keselamatan pabrik, kesalahan prosedur pengoperasian pabrik, kerusakan komponen, kecelakaan transportasi dan dampak ikutan dari bencana alam.
2. Epidemi
Epidemi, wabah dan kejadian luar biasa merupakan ancaman yang diakibatkan oleh menyebarnya penyakit menular yang berjangkit disuatu daerah tertentu. Pada skala besar, epidemi atau wabah atau kejadian luar biasa dapat mengakibatkan meningkatnya jumlah penderita penyakit dan korban jiwa. Beberapa penyakit yang pernah terjadi di Indonesia dan sampai sekarang harus terus diwaspadai antara lain demam berdarah, malaria, flu burung, busung lapar dan HIV/AIDS. Wabah penyakit pada umumnya sangat sulit dibatasi penyebarannya, sehingga kejadian yang pada awalnya merupakan kejadian local dalam waktu singkat bisa menjadi bencana nasional yang banyak.
c. Bencana Sosial
Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antar kelompok atau antar komunitas masyarakat dan teror (UU No 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan bencana, Bab 1 Ketentuan Umum, Pasal 1 angka 4). Bencana sosial antara lain berupa kerusuhan sosial dan konflik sosial dalam masyarakat yang sering terjadi. Klasifikasi bencana sosial berdasarkan penyebabnya dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Kerusuhan atau konflik sosial Kerusuhan atau konflik sosial adalah suatu kondisi dimana terjadi huru-hara/kerusuhan atau perang disuatu daerah tertentu yang melibatkan lapisan masyarakat, golongan, suku ataupun masyarakat tertentu. Indonesia sebagai negara kesatuan pada dasarnya dapat mengandung potensi kerawanan akibat keaneka ragaman suku bangsa,bahasa, agama ,ras dan etnis, golongan, hal tersebut merupakan faktor yang berpengaruh terhadap potensi timbulnya konflik. Dengan semakin marak dan melusanya konflik akhir-akhir ini, merupakan suatu pertanda menurunnya rasa nasionalisme di dalam masyarakat.
2. Terorisme/ Sabotase Aksi terror/ sabotase adalah semua tindakan yang menyebabkan keresahan masyarakat, kerusakan bangunan, dan mengancam atau mebahayakan jiwa seseorang/ banyak orang oleh seseorang/golongan tertentu yang tidak bertanggung jawab. Aksi terror/ sabotase biasanya dilakukan dengan berbagai alasan dan berbagai jenis tindakan seperti pemboman suatu bangunan/tempat tertentu, penyerbuan tiba-tiba suatu wilayah, tempat dan sebagainya. Aksi terror/sabotase sangat sulit di deteksi atau diselidiki oleh pihak berwenang karena direncanakan seseorang/golongan secara diam-diam atau rahasia.
Ada beberapa jenis-jenis bencana alam yaitu 1.
Banjir Banjir adalah pristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam daratan, banjir disebabkan volume air di suatu badan air seperti sungai dan danau meluap karena curah hujan yang tinggi dan tidak lancar jalan air yang di karenakan oleh sampah-sampah membuat jebolnya bendungan sehingga keluar air dari batas alaminya.
2. Gunung Meletus Gunung meletus merupakan peristiwa yang terjadi akibat endapan magma didalam perut bumu yang di dorong keluar oleh tekanan gas yang bertekanan tinggi. Magma adalah cairan pijar yang terdapat yang terdapat didalam lapisan bumi dengan suhu yang sangat tinggi, yakni diperkirakan sekitar 1.000C. Cairan yang keluar dari dalam bumi disebut lava. Suhu lava yang dikeluarkan bisa mencapai700-1200C. Letusan gunung berapi yang membawa batu dan abu dapat menyeembur sampai sejauh radius 18 km atau lebih, sedangkan lavanya bisa membanjiri sampai sejauh radius 90 km. Gunung api bisa menimbulkan korban jiwa dan harta benda yang besar pada wilayah radius ribuan kilometer dan bahkan bisa mempengaruhi iklim di bumi, seperti yang terjadi di Gunung Pinatubo di Filipina dan Gunung Krakatau di Provinssi Banten, Indonesia (Susila, 2010: 40-41).
3. Gempa Bumi Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat pelelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik.Gempa bumi biasa disebabkan pergerakan kerak bumi (lempeng Bumi). Kebanyakan gempa Bumi disebabkan dari pelepasan energi yang di hasilkan oleh tekanan yang disebabkan oleh lempeng yang bergerak. Semakin lama teekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat di tahan lagi oleh pinggiran lempengan pada saat itulah gempa bumi terjadi.
4. Tanah Longsor
Longsor atau sering disebut gerakan tanah adalah suatu perisriwa geologi yang terjadi karena pergerakkan masa bantuan atau tanah dengan berbagai tipe dan jenis seperti jatuhnya bebatuan stau gumpalan besar tanah.Secara umum kejadian longsor disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor pendorong dan pemicu.
2.3.2 Dampak Bencana Alam
Bencana alam dapat mengakibatkan dampak yang merusak pada bidang ekonomi, sosial, lingkungan. Kerusakan Infrastruktur dapat mengganggu aktifitas sosial, dampak dalam bidang sosial mencakup kematian, luka-luka, sakit, hilangnya tempat tinggal dan kekacauan komunitas sementara kerusakan lingkungan dapat mencakup hancurnya hutan yang melindungi daratan. Salah satu bencana alam yang menimbulkan dampak yang paling besar, misalnya gempa bumi, selama 5 abad terakhir telah menyebabkan lebih dari 5 juta orang tewas, 20 kali lebih banyak daripada korban gunung meletus. Dalam hitungan detik dan menit, jumlah bersar tidak menyebapkan kematian,membutuhkan pertolongan medis segera dari fasilitas kesehatan yang seringkali tidak siap, rusak, runtuh karena gempa. Bencana seperti tanah longsor pun dapat memakan korban yang signifikan pada komunitas manusia karena mencakup suatu wilayah tanpa ada peringatan terlebih dahulu dapat dipicu oleh bencana alam lain terutama gempa bumi, letusan gunung, berapi, hujan lebat dan topan.(Wikipedia, 2011)
2.4 Gunung Berapi
Indonesia memiliki lebih dari 400 gunung berapi dan 130 diantaranya termasuk gunung berapi aktif. Sebagian gunung berapi terletak di dasar laut dan tidak terlihat dari permukaan laut. Indonesia memiliki banyak gunung berapi karena letak negara indonesia berada pada pertemuan tiga lempeng tektonik raksasa. Yaitu, lempeng Pasifik, Indo Australia, Eurasia. Ketiga lempeng tersebut saling bergerak dengan titik tengahnya di wilayah Indonesia. Akibatnya, terjadilah tumbukan di titik pertemuan ketiga lempeng. Jika daat bertubrukan ada sebagian yang tertindih masuk kedalam bumi dan terjadi peleleran terbentuklah gunung berapi. Bila lempeng bertubrukan keatas, terjadilah gunung seperti Himalaya. Sementara itu, jika lempeng tersebut bergesekan, terjadilah gempa tektonik yang cukup hebat area sepanjang garis pertemuan lempeng itu disebut busur Cincin Api Pasifik atau Pasific Ring of Fire.
Karena letaknya yang berada di areal Ring of Fire, Indonesia tercatat sebagai negara yang paling banyak mengalami letusan gunung berapi. Setiap letusan yang terjadi selalu menimbulkan korban jiwa. Sebagai contoh, letusan Gunung Tambora di Nusa Tenggara Barat pada tahun 1815 menewaskan 100.000 jiwa. Gunung Kelud yang menewaskan 5.000 jiwa.
Sementara itu, Gunung Krakatau yang meletus tahun 1883 menewaskan 36.000 orang.
2.4.1 Pengertian Gunung Berapi
Gunung berapi adalah Gunung yang masih aktif. Di dalam perut gunung terdapat magma yang sangat panas, mengeluarkan gas dan tekanan yang sewaktu-waktu dapat mengalir keluar gunung, bahkan meletus. Gunung berapi yang masih aktif antara lain Gunung Merapi, Krakatau, Bromo, Slamet, Semeru, Ciremai, Raung, Kerinci dan Gunung Kelud. Dilihat dari bentuk kapundannya, gunung berapi dikelompokkan menjadi dua. Ada gunung berapi yang masih utuh dengan kapundan di tengahnya, ada pula gunung api lama yang telah terpotong kapundannya antara lain Gunung Cimahi, Gunung Muria, Gunung Merapi, Gunung Dompo Batang, dan lain-lain. Sementara itu, gunung yang tidak memiliki kapundan adalah gunung Burangrang yang merupakan sisa gunung api Sunda di Jawa Barat dan Pulau Sertung yang merupakan bagian sisi gunung Krakatau.
2.4.2 Terbentuknya Gunung Berapi
Gunung berapi terbentuk ketika suatu lubang atau celah yang berada di kerak bumi mengakibatkan magma terdorong keluar melaluinya. Di bawah sebuah gunung berapi, terdapat suatu rongga yang berisi batuan cair, yang disebut juga ruang magma. Batuan itu terbentuk dibawah lapisan kerak, Dibawah sebuah punggung bukit di tengah lautan ketika lapisan-lapisan kerak bergerak terpisah. Karena aktivitas gunung berapi, magma mengalami tekanan dan menjadi lebih renggang dibanding lapisan di bawah kerak sehingga secara bertahap magma bergerak naik. Banyak gas yang dihasilkan dan pada akhirnya tekanan yang terbentuk menjadi besar sehingga menyebabkan suatu letusan kepermukaan bumi. Pada tahap ini, gunung berapi menyemburkan bermacam gas, debu, dan pecahan batuan. Lava yang mengalir dari suatu celah di daerah yang dataran akan membentuk plateau lava.
2.4.3 Peristiwa Gunung Meletus di Indonesia
1. Gunung Merapi Berada diantara Provinsi Jawa Tengah dan DI Yokyakarta yang saatini masih sangat aktif. Sejak tahun 1548, gunung ini sudah meletus sebanyak 68 kali.Gunung Merapi membawa berkah material pasir bagi masyarakat setempat. Bagi pemerintah daerah, Gunung Merapi menjadi objek wisata para wisatawan. Kini, Gunung Merapi termasuk kawasan Taman Nasional Merapi.Evusif di daerah tersebut berlangsung sejak 400.000 tahun lalu hingga 10.000 tahun lalu. Setelah itu, letusannya menjadi eksplosif dengan lava kental yang menimbulkan kubah-kubah lava.
Letusan terdahsyat pada tahun 1006 membuat seluruh bagian tengah pulau jawa diselubungi abu vulkanik. Diperkirakan, letusan tersebut menyebabkan Kerajaan Mataram Kuno harus Berpindah tempat ke Jawa Timur. Letusan yang berlangsung pada tahun 1930 menghancurkan 13 desa dan menewaskan 1.400 orang.
2. Gunung Tambora
Gunung Tambora yang terletak di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat termasuk gunung berapi bertipe stratovulkanik. Gunung ini diperkirakan mencapai tinggi lebih dari 4.000 meter di atas permukaan laut. Peristiwa letusan 5 April 1815 merupakan letusan gunung terbesar paling menghancurkan di dalam sejarah umat manusia. Akibatnya, setengah populasi penduduk Sumbawa atau sekitar 92.000 jiwa pada saat itu, tewas.
Letusan terdahsyat sebanyak 36 mil kubik itu telah menyemburkan material paling banyak dalam sejarah manusia. Selain itu, juga menciptakan kawah dengan diameter tujuh kilometer dengan kedalaman kawah 800 meter, dan keliling kawahnya 16 kilometer. Debu halus yang disemburkan dari lerusan Gunung Tambora menutupi lasngit di atas wilayah yang luas sekali dengan radius 200 mil. Akibatnya terjadi hujan abu di kawasan seluas 900 mil. Hal yang menarik, lapisan debu yang menyembur ternyata telah menghambat sinar matahari untuk mencapai bumi. Dengan begitu, terjadilah perubahan musim secara tiba-tiba saat itu di beberapa bagian bumi. Temperatur udara mengalami perubahan derastis di seluruh dunia. Pada musim panas tahum 1815, di belahan bumi sebelah utara menjadi musim dingin karena kurangnya sinar matahari yang tidak mampu menembus bumi.
Gunung Tambora pada saat itu mengeluarkan begitu banyak debu atmosfer sehingga menyebabkan pendinginan global. Sampai-sampai tahun 1816 dikenal sebagai tahun tanpa musim semi atau mati membeku. Letusan terdahsyat Gunung Tambora itu, mengakibatkan masyarakat di pulau Sumbawa mengalami kelaparan. Tanah pertanian tertutup debu dan tidak dapat diolah. Dalam waktu singkat sekitar 700.000 sampai 800.000 penduduk tewas akibat kelaparan. Letusan Gunung Tambora pada 5 april 1815 menghasilkan dentuman yang sangat keras hingga terdengar di Jakarta (yang jaraknya 1.250 kilometer) dan Ternate (1.400 kilometer).
Hujan abu pertama jatuh di Basuki Jawa Timur. Pada tanggal 10 dan 11 April 1815, dentuman letusan Gunung Tambora terdengar sampai ke Pulau Bangka (1.500 kilometer) dan Bengkulu (1.775 kilometer). Gempa bumi terjadi bersamaan dengan letusan gunung ini yang terdengar sampai Surabaya (600 kilometer), mengakibatkan 92.000 orang meninggal dunia.
3. Gunung Galunggung
Gunung Galunggung berada di ketinggian 2.167 meter di atas permukaan laut, sekitar 17 kilometer dari pusat kota Tasikmalaya. Gunung ini pernah meletus dahsyat tahun 1822.
Tanda-tanda awal letusan diketahui pada bulan Juli 1822. Saat itu air Cikunir menjadi keruh dan berlumpur. Hasil pemeriksaan kawah menunjukkan bahwa air keruh tersebut panas dan kadang muncul kolam asap dari dalam kawah. Letusan pada 8-12 Oktober 1822, menghasilkan hujan pasir kemerahan yang sangat panas, abu halus, awan panas serta lahar.
Letusan ini menewaskan 4.011 jiwa dan menghancurkan 114 desa 4.
Gunung Krakatau Gunung Krakatau merupakan gunung yang masih aktif dan berada di Selat Sunda, antara Pulau Jawa dan Pulau Sumatera gunung berapi ini pernah meletus terdahsyat pada 26
Agustus 1883. Letusan dahsyatnya mengakibatkan terjadinya tsumani dan menewaskan sekitar 36.000 jiwa. Sampai kini, kejadian itu adalah peristiwa tsunami yang terdahsyat yang pernah ada. Suara letusan Gunung Krakatau sampai terdengar Alice Springs, Australia dan Pulau Rodrigues, dekat Afrika sejauh 4.653 kilometer. Daya ledaknya diperkirakan mencapai 30.000 kali dari bom atom yang meledak di Herosima dan Nagasaki di akhir Perang Dunia II.
Letusan Gunung Krakatau menyebabkan perubahan iklim global. Dunia sempat gelap selama dua setengah hari akibat debu vulkanis yang menutupi atmosfer. Matahari bersinar redup sampai setahun berikutnya. Hamburan debu tampak di langit Norwegia hingga New York Amerika Serikat.
Letusan Gunung Krakatau merupakan bencana besar pertama di dunia setelah pertemuan telegraf bawah laut. Ini di perkirakan berlangsung selama 10 hari dengan perkiraan kecepatan muntahan massa mencapai 1 juta ton per detik. Ledakan tersebut setelah membentuk perissai atmosfer setebal 20-150 meter dan menurunkan temperatur sebesar 5-10 derajat Celcius selama 10-20 tahun.
Ledakan itu merupakan yang paling besar suara paling keras, dan peristiwa vulkanik yang paling meluluhlantakkan dalam sejarah manusia modern. Suara letusannya terdengar sampai radius 4.600 kilomerer dari pusat ledakan dan bahkan dapat didengar oleh 1/8 penduduk bumi saat itu. Tercatat jumlah korban yang tewas mencapai 36.417 orang (Tyas, 2008 :33- 40)
2.4.4 Penyebab Gunung Berapi Meletus Gunung berapi terbentuk dari magma, yaitu batuan cair yang terdalam di dalam bumi.
Magma terbentuk akibat panasnya suhu panans ini sangat tinggi sehingga mampu melelehkan batuan-batuan di dalam bumi. Saat batuan ini meleleh, dihasilkanlah gas yang yang kemudian bercampur dengan magma.Sebagian besar magma terbentuk pada kedalaman 60 hingga 160 km dibawah permukaan bumi. Sebagian lainnya terbentuk pada kedalaman 24 hingga 48 km.
Magma yang mengandung gas, sedikit demi sedikit naik ke permukaan. Hal itu terjadi karena massanya lebih ringan dibanding batu-batu pada sekelilingnya. Saat magma naik, magma tersebut melelehkan batuan batuan didekatnya. Akibatnya, terbentuklah kabin yang besar pada kedalaman sekitar 3 km dari permukaan. Kasbin magma (magma chamber) inilah yang merupakan gudang (reservoir) tempat letusan material-material vulkanik berasal. Magma yang mengandung gas dalam kabin magma berada dalam kondisi di bawah tekanan batu-batuan berat yang mengelilinginya. Tekanan ini menyebabkan magma meletus atau melelehkan conduit (saluran) pada bagian batuan yang rapuh atau retak. Magma bergerak keluar melalui saluran ini menuju kepermukaan, kandungan gas di dalamnya terlepas. Gas dan magma ini bersama- sama meledak dan membentuk lubang yang disebut lubang utama (central vent). Sebagian besar magma dan material vulkanik lainnya kemudain menyembur keluar melalui lubang ini. Setelah semburan berhenti, kawah (crater ) yang menyerupai mangkuk biasanya terbentuk pada bagian puncak gunung berapi. Sementara lubang utama terdapat didasar kawah tersebut. Sete;ah gunung berapi terbentuk, tidak semua magma yang muncul pada letusan berikutnya naik sampai kepermukaan melalui lubang utama. Saat magma naik, sebagian mungkin terpecah melalui retakan dinding atau bercabang melalui saluran yang lebih kecil. Magma yang melalui saluran ini mungkin akan keluar melalui lubang lain yang terbentuk pada sisi gunung, atau mungkin juga tetap berada di bawah permukaan.
Saat gunung berapi meletus, banyak material yang dikeluarkan. Berikut ini material – material yang dikeluarkan pada saat terjadi letusan.
1. Gas vulkanik adalah gas – gas yang dikeluarkan saat terjadi letusan gunung berapi yang dikeluarkan antara lain karbon monok sida (CO), Karbondioksida (CO2), Hidrogen Sulfida (H2S), Sulfurdioksida (SO2) Nitrogen (NO2) yang membahayakan manusia. Gas lain dalam jumlah kecil adalah klorin (CL) dan florin (F).
2. Lava adalah cairan magma yang bersuhu tinggi yang mengalir kepermukaan melalui kawah gunung berapi. Lava encer mampu mengalir jauh dari sumbernya, mengikuti sungai ataulembah yang ada. Sementara itu, lava kental mengalir tidak jauh dari sumbernya.
3. Lahar sangat berbahaya bagi masyarakat yang tinggal di lereng gunung berapi. Lahar adalah banjir bandang di lereng gunung yang yang terdiri atas campuran bahan vulkanik berukuran lempung sampai bongkah, dikenal sebagai lahar letusan dan lahar hujan. Lahar letusan terjadi apabila gunung berapi yang memiliki danau kawah letusan sehingga air danau yang panas bercampur dengan material letusan, sedangkan lahar hujan terjadi karena percampuran material letusan dengan air hujan disekitar puncaknya.
4. Tepra disebut juga dengan material piroklasik (pyroclaric material). Gunung berapi yang memiliki kandungan magma yang kental, bila terjadi letusan yang eksplosif, akan menghasilkan aliran piroklastik (pyroclastic flow). Di Indonesia aliran piroklastik ini biasa dikenal dengan istilah wedus gembel. Aliran ini disebut wedus gembel karena berupa awan panas ini seperti kambing gibas yang dalam bahasa jawa disebut wedus gembel. Wedus gembel merupakan awan panas yang tersusun dari batu, debu, bara, dan gas, mengalir menuruni lereng gunung dengan kecepatan yang sangat tinggi, mencapai 300 km/jam. Kecepatannya kira-kira 2 kali kecepatan maksimal mobil sedan yang melaju di jalan tol. Semua benda yang dilaluinya akan hangus terbakar dan hancur.
5. Awan panas bisa berupa awan panas aliran awan panas hembusan, dan awan panas jatuhan. Awan panas aliran mengalir dan akhirnya mengendap di dalam dan disekitar sungai dari lembah. Awan panas hembusan adalah awan dari material letusan kecil yang panas, dihembuskan angin dengan kecepatan mencapai 90 km/jam. Awan panas jatuhan adalah awan dari material letusan panas besar dan kecil yang dilontarkan keatas oleh kekuatan letusan yang besar. Materialnberukuran besar akan jatuh di sekitar puncak, sedangkan yang halus akan jatuh mencapai puluhan, ratusan bahkan ribuan km dari puncak karena pegaruh hembusan angin. Awan panas bisa mengakibatkan luka bakar pada bagian tubuh yang terbuka seperti kepala, lengan, leher atau kaki dan juga menyebapkan sesak nafas, bahkan sampai tidak bernafas.
6. Abu letusan gunung berapi adalah material yang sangat halus. Karena hembusan dampaknya bisa dirasakan ratusan kilometer jauhnya.
2.4.5 Gunung Sinabung
Gunung Sinabung (bahasa Karo: Deleng Sinabung) adalah gunung berapi di Dataran Tinggi Karo, Kabupaten Karo, Sumatra Utara Indonesia. Sinabung Bersama Gunung Sibayak di dekatnya adalah dua gunung berapi di Sumatra Utara dan menjadi puncak tertinggi di provinsi itu. Ketinggian gunung ini adalah 2.460 meter.Gunung ini tidak pernah tercatat meletus sejak tahun 1600, tetapi mendadak aktif kembali dengan meletus pada tahun 2010.Letusan terakhir gunung ini sejak September 2013 dan berlangsung hingga kini.
1. Letusan Agustus Tahun 2010
Pada 27 Agustus 2010, gunung ini mengeluarkan asap dan abu vulkanis. Pada tanggal
29 Agustus 2010 dini hari sekitar 00.15 WIB (28 Agustus 2010,17.15 UTC), Gunung Sinabung mengeluarkan lava.Status gunung ini dinaikan menjadi Awas. Dua belas ribu warga disekitarnya di evakuasi dan ditampung di 8 lokasi Abu Gunung Sinabung cenderung meluncur dari arah baratdaya menuju timur laut, sebagian kota medan juga terselimuti abu dari Gunung Sinabung. Satu orang dilaporkan meninggal dunia karena gangguan pernapasan ketika mengungsi dari rumahnya.
2. September 2010 Pada tanggal 3 September terjadi dua letusan. Letusan pertama terjadi sekitar pukul
04.45 WIB sedangkan letusan kedua terjadi sekitar pukul 18.00 WIB. Letusan pertama menyemburkan debu vulkanis setinggi 3 kilometer.Letusan kedua terjadi bersamaan dengan gempa bumivulkanis yang dapat terasa hingga 25 kilometer disekitar gunung ini.Pada Tanggal 7 September, Gunung Sinabung kembali meletus ini merupakan letusan terbesar sejak gunung ini menjadi aktif pada tanggal 29 Agustus 2010. Suara letusan ini terdengar sampai jarak 8 kilometer. Debu vulkanis ini tersembur hingga 5.000 meter di udara.
3. Letusan 2013-2014
Pada tahun 2013, Gunung Sinabung meletus kembali, sampai 18 September 2013, telah terjadi 4 kali letusan. Letusan pertama terjadi pada tanggal 15 September 2013 dini hari, kemudian terjadi kembali pada sore harinya. Pada 17 September 2013, terjadi 2 letusan pada siang dan sore hari. Letusan ini melepaskan awan panas dan abu vulkanik.Tidak ada tanda- tanda sebelumnya akan peningkatan aktivitas sehingga tidak ada peringatan dini sebelumnya. Hujan abu mencapai kawasan Sibolangit dan Berastagi. Tidak ada korban jiwa dilaporkan, tetapi ribuan warga permukiman sekitar terpaksa mengungsi ke kawasan aman.Status Gunung Sinabung dinaikkan ke level 3 menjadi Siaga. Setelah aktivitas cukup tinggi selama beberapa hari, pada tanggal 29 September 2013 status diturunkan menjadi level 2, Waspada.
Namun demikian, aktivitas tidak berhenti dan kondisinya fluktuatif.Memasuki bulan November, terjadi peningkatan aktivitas dengan letusan-letusan yang semakin menguat, sehingga pada tanggal 3 November 2013 pukul 03.00 status dinaikkan kembali menjadi Siaga. Pengungsian penduduk di desa-desa sekitar berjarak 5 km dilakukan.
Letusan-letusan terjadi berkali-kali setelah itu, disertai luncuran awan panas sampai 1,5 km. Pada tanggal 20 November 2013 terjadi enam kali letusan sejak dini hari. Erupsi (letusan) terjadi lagi empat kali pada tanggal 23 November 2013 semenjak sore, dilakukan pada hari berikutnya, sebanyak lima kali. Terbentuk kolom abu setinggi 8000 m diatas puncak gunung. Akibat rangkaian letusan ini, Kota Medan yang berjarak 80 km di sebelah timur terkena hujan abu vulkanik. Pada tanggal 24 November 2013 pukul 10.00 status Gunung Sinabung dikenakkan ke level tertingg, level 4 (awas ). Penduduk dari 21 desa dan 2 dusun di ungsikan. Berikut ini daftar desa-desa yang mengungsi karena erupsi Gunung Sinabung Kuta Tengah, Kuta Mbelin, Kebayaken, Gurukinayan, Sukameriah, Berastepu, Bekerah, Gamber, Simacem, Perbaji, Mardinding, Kuta Gugung, Kuta Rayat, Sigarang- garang, Sukanalu, Temberun, Kuta Mbaru, Kuta Tonggal, Selandi, Dusun Sibintun, Dusun Lau Kawar, Naman Teran.
Status level 4 (awas) ini terus bertahan hingga memasuki tahun 2014. Guguran lava pijar dan semburan awan panas masih terus terjadi sampai 3 Januari 2014 terjadi rentetan kegempaan, letusan, dan luncuran awan panas terus- menerus samai hari berikutnya. Hal ini memaksa tambahan warga untuk mengungsi, hingga melebihi 20 ribu orang.
Setelah kondisi ini bertahan terus, pada minggu terakhir Januari 2014 kondisi Gunung Sinabung memulai stabil dan di rencanakan pengungsi yang berasal dari luas radius bahaya (5 km) dapat di pulangkan. Sehari kemudian 14 orang di temukan tewas dan 3 orang luka- luka terkena luncuran awan panas ketika sedang mendatangi Desa Suka Meriah, Kecamatan Payung yang berada dalam zona bahaya.Korban luncuran awan panas yang semula 14 orang telah bertambah 3 orang hingga semua korban menjadi 17 orang Diakses pada tanggal 25 Juli 2014 pukul
9.53 WIB)
Sebelumnya pada Kamis, 23 Januari 2014, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga sempat mengunjungi para pengungsi erupsi Gunung Sinabung di Kabanjahe didampingi oleh Ibu Negara Ani Yudhoyono. Pada kunjungan tersebut, Presiden sempat memberikan empat arahan sebagai solusi penanganan bencana Sinabung, diantaranya:
1. Meminta PNPB agar melakukan penaganan bencana sesuai dengan proritasnya, dalam hal tersebut Pemerintah Kabupaten Karo dibanti Pemerintah Provinsi Sumatra Utara dan BNPB melakukan upaya penyelamatan jiwa, sehingga tidak ada jatuh korban jiwa.
2. Presiden memerintahkan agar kebutuhan dasar, psikologis harus di perhatikan dan tidak boleh ada yang drop out.
3. Presiden juga memberikan solusi terhadap petani yang terdampak erupsi, dalam hal ini di sebut bahwa pemerintah akan memberikan bibit maupun bantuan kredit kepada para petani. Selain itu, bantuan perbankan juga akan diberikan bagi yang tidaak dapat mengembalikan karenapertaniannya hancur.
4. Sebagai arahan ke empat saat itu Presiden juga yang tinggal di radius 3 Km segera di relokasikan, karena tidak aman.
Kini keberadaan pengungsi erupsi Sinabung sepertinya sudah terlupakan. Hampir tidak ada pemberitaan di media massa terkait nasib mereka. Hingga bulan Juni 2014, relokasi yang di janjikan kepada para pengungsi juga tidak ada kejelasan. Sebagai akibatnya, hingga kini banyak diantara korban erupsi Gunung Sinabung yang diperkirakan berjumlah 15.800 hidup terlunta-lunta. Berikut ini adalah kabar menyedihkan terkait keberadaan para pengungsi korban erupsi Gunung Sinabung yang mengemuka disampaikan oleh Pdt. Agustinus Purba yang menjabat sebagai Kordinator Posko Penanganan Pengungsi Erupsi Gunung Sinabung. Keadaan pengungsi Sinabung 15.800 jiwa, ia menyampaikan: 1.
Masyarakat Desa Perbaji yang sudah diperbolehkan pulang pada tanggal 3 Juni 2014 tidak dibekali kebutuhan dasar untuk kesediaan makanan mereka, dan tanggal 6 Juni masyarakat mendatangi langsung dinas sosial untuk meminta beras dan diberikan beras bulog dengan ongkos yang akan dibayar kemudian oleh masyarakat RP.170/kg.
2. Masyarakat dari sembilan desa yang sebenarnya sudah bisa pulang menolak untuk pulang karena rumah mereka tidak layak huni lagi pada umumnya belum ada tanda-tanda untuk pebaikan.
3. Pada umumnya pengungsi mencari pekerjaan sebagai buruh tani dan pekerjaan lain untuk membiayai sekolah anak-anak mereka.
4. Masyarakat tiga desa yang harus direlokasi sampai saat ini belum mendapat kejelasan yang pasti tentang keberlangsungan hidup mereka.
5. Sebagai pengelola duabelas posko GBKP, kami sangat menyesalkan kekurangan bahkan tidak tersedianya beras dan lauk pauk untuk kebutuhan pengungsi dan lebih tragis lagi pada tanggal 6 Juni 2014 tim kesehatan ditarik dari pos-pos pengungsian.
6. Setelah BNPB menarik diri dan dan menyerahkan dana oprasional ke PemProvsu pada tanggal 24 Mei 2014 belum terlihat upaya konkrit pada pihak terkait untuk menangani pengungsi lebih serius
iakses pada tanggal 25 juli 2014 pukul 20.00 WIB)
2.4.6 Dampak Gunung Meletus
Pada umumnya, gunung berapi yang telah mengalami masa istirahat sangat lama (ratusan bahkan ribuan tahun) dapat meletus sangat kuat senhingga menimbulkan bencana sangat besar dan luas, misalnya letusan Gunung Tambora tahun 1815 dan Gunung Krakatau tahun 1883. Letusan gunung berapi yang mempunyai masa istirahat antara 30-100 tahun menimbulkan bencana bersekala menengah, misalnya Gunung Galunggung tahun 1982.
Sedangkan gunung berapi yang saat ini seringv meletus adalah Gunung Berapi di Sumatera Barat, Gunung Merapi di Yogyakarta, Gunung Semeru di Jawa Timur, dan Gunung Karangetang di Sangihe, mempunyai derajat potensi bencana lumayan kecil dan daerah yang rawan bencana sangat kecil.
Bencana dan bahaya letusan gunung berapi itu berpengaruh secara langsung dan tidak langsung, serta dapat merusak bagi kehidupan makhluk hidup. Bahaya langsung adalah bahaya yang diakibatkan oleh material yang dikeluarkan secara langsung oleh gunung berapi itu, misalnya karena terlanda aliran lava, aliran awan panas, tertimpa lontaran batu (pijar), lahar letusan bagi gunung berapi yang di kawahnya terisi air (danau kawah). Daerah rawan bencanayang akan terkena pengaruh secara langsung ini mencakup daerah sekitar puncak (kawah) dan berkembang ke daerah lereng (lembah sungai) yang berhulu dari sekitar kawah, dengan jangkauan yang terlanda dapat mencapai lebih 10 km. Dampak negatif akibat letusan gunung berapi lainnya: 1.
Ketika terjadi letusan, apalagi jika diikuti dengan lahar, kemungkinan membawa korban cukup banyak. Contohnya letusan Gunung Agung di Bali atau Gunung Merapi di perbatasan Yogyakarta dan Jawa Tengah.
2. Gas beracun yang keluar sangat berbahaya bagi manusia. Di Kawah Timbangan Sinila tahun 1979, 149 jiwa mati, karena menghirup gas beracun akibat letusan kedua kawah tersebut.
3. Bahan atau mineral yang dikeluarkan kadang berhenti di puncak lereng-lereng dan turun bersama air hujan sebagai lahar dingin dan membahayakan penduduk di bawahnya.
4. Hembusan abu vulkanik mengakibatkan lapisan udara menjadi tercemar dengan abu halus dan mengganggu pernapasan kita.
5. Apa bila kawah letusan gunung berapi berisi air, akan membentuk danau kawah dan airnya, akan membentuk danau kawah dan airnya ada yang netral dengan drajat keasamannya 7 atau bersifat asam dengan derajat keasaman kurang dari 7, ada pula yang sangat asam dengan derajat keasaman kurang dari 3. Air kawah yang asam mengalir dan bercampur dengan air sungai, maka air sungai terseebut tidak dapat dipergunakan untuk keperluan irigasi, minum ternak, terlebih lagi untuk keperluan manusia. Penduduk yang tinggal di sekitar gunung api akan sering mengalami gangguan kesehatan, kerusakan gigi ketika gigi penduduk berwarna hitam dan lama-kelamaan patah. Contoh hal tersebut dapat ditemukan daerah Lembang, Bandung di kaki Gunung Tangkuban Perahu, Jawa Barat atau di daerah Banyuwangi sepanjang sungai Banyupahit sampai ke Asembagus di kaki Gunung Ijen. Hal ini disebabkan oleh para penduduk sempat mengonsumsi air yang mengandung Flour sangat tinggi dan bila kekurangan Iodium (I) akan mengakibatkan penyakit gondok.
6. Gunung api yang meletus tentu saja merusak semua yang. Besar kecil jenis kerusakan itu tergantung pada jenis letusannya, dan setiap gunung berapi mempunyai sifat-sifat atau tipe letusan yang berbeda. Apabila terjadi letusan yang besar, hal tersebut akan menimbulkan bencana cukup besar.
7. Penduduk disekitar gunung berapi akan lari ketakutan karena adanuya letusan yang sangat dahsyat.apabila ada pesewat terbang yang melintas didaerah letusan gunung berapi,pesawatt tersebut harus menghindar dari gumpalan asap gunung berapi karena pabila gumpalannya masuk kemesin pesawat sehingga pesawat bisa jatuh.
8. Abu panas gunung berapi pada saat letusan juga mengancam keselamatan penerbangan karena abu letusan itu mengganggu penglihatan dan merusak mesin pesawat. Sebaran dampak letusan gunung api ini akan sangat luas dari beberapa kilometer sampai ratusan kilometer serta tidak mengenal batas wilayah administrasi pemerintahan, dapat pula mnimbulkan dampak bencana letusan gunung berapi berjangka panjang, seperti timbulnya jenis-jenis penyakit (penyakit Gondok dan pertumbuhan fisik terganggu atau cacat fisik).
9. Bahaya langsung dari letusan gunung api berupa awan panas,jatuhan batuan , pasir dan abu yang mengancam dan membahayakan. Saat inilah biasanya penduduk dengan panik lari menyelamatkan diri.
10. Bahaya tidak langsung adalah diakibatkan oleh aliran lahar dan banjir karena bahan letusan yang tertimbun di lereng bagian atas cukup berpotensi dan terhanyutkan air hujan, sehingga melanda bagian hilir sungai dan daerah dataran di sekitarnya. Jangkauan bencana oleh lahar ini sangat jauh dapat mencapai muara (pantai) pada sungai yang berhulu disekitar kawah gunung api yang baru meletus, serta jauhnya jangkauan lahar ini tergantung pula pada curah hujan yang terjadi.
11. Permasalahan pernapasan kesulitan penglihatan, pencemaran sumber air bersih, menyebabkan badai listrik, mengganggu kerja mesin dan kendaraan bermotor, merusak atap, merusak ladang, merusak infrastuktur.
Selain berdampak negatif, letusan gunung berapi juga mengakibatkan dampak positif yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Sebuah gunung berapi tidak hanya membawa kemusnahan bagi mahluk hidup yang ada di sekitarnya, tetapi juga mampu memberikan manfaat. Setelah bahaya letusan gunung berapi berakhir tanah akan menjadi lebih subur, dan kadang-kadang, kandungan mineral yang ada di dalam gunung terbawa keluar bersama letusan. Mineral itu di antaranya, emas, intan batubara yang harganya mahal.
Dalam keadaan tentang (saat tidak meletus) wilayah gunung berapi ini harus dimanfaatkan semaksimal mumgkin untuk kesejahteraan manusia, sebagai bukti dari kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan anugrah dari keberadaan suatu gunung berapi. Tanah yang terbentuk dari letusan gunung berapi sangat subur dan mengandung berbagai mineral. Tanah gunung ini sangat sesuai untuk kegiatan pertanian. Contoh seperti di Dataran Tinggi Deccan di India yang subur untuk tanaman kapas. Di Jawa Barat, tepatnya di daerah Lembang, Bandung di kaki Gunung Tangkuban Perahu, kawasannya sangat subur dengan hasil pertanian yang melimpah serta pemandangan yang sangat indah.
Manfaat lainnya adalah munculnya sumber mata air panas dan gaiser. Mata air panas dipercaya bisa mengobati berbagai penyakit kulit. Mata air panas juga menjadi daya tarik wisatawan. Contoh mata air panas dari letusan gunung berapi adalah daerah wisatapemandian air panas Ciater, Subang. Air panas ini berasal dari Gunung Tangkuban Perahu. Aktifitas gunung berapi yang amat besar. Kawah ini menjadi danau-danau yang besar dan luas contohnya adalah Danau Toba di Sumatera Utara dan danau Crater di Amerika Serikat.
Danau hasil gunung berapi ini menjadi daya tarik para wisatawanuntuk datang kesana.
Gunung berapi bahwa laut dan di pinggir laut juga mampu membentuk tanah baru hasil dari magma yang keluar dari perut bumi dan masuk ke laut. Sebagai contoh, kepulauan Hawai terbentuk dari aktifitas gunung berapi yang terletak di Samudra atlantik. Gunung berapi ini mengeluarkan magma, akhirnya membentuk pulau yang bisa didiami oleh manusia.
Dampak Positif akibat letusan gunung api lainnya: 1.
Abu vulkanik yang di semburkan menyuburkan tanah pertanian sekalian sekitar Gunung api. Dengan adanya gunung berapi, hal ini akan mempengaruhi keadaan cuaca dan iklim di sekitarnya. Maka dengan keberadaan suatu gunung api itu akan banyak sekali sumber daya alam yang terdapat di dalamnya. Sumber daya alam itu dapat berupa tanah subur yang ditumbuhi hutan alam sehingga menghasilkan hasil hutan yang melimpah, serta dengan segala isinya berupa makhluk hidup, sebagai sumber flora dan fauna. Sumber daya aair yang ada di sekitar gunung api yang dapat di ubah menjadi sumber energi listrik, sumber daya alam bahan galian yang membentuk tubuh gunung api tersebut serta sumberdaya alam lainnya.
2. Bahan galian seperti belerang, besi, emas, perak pasir, batu, dan batu apung banyak terdapat di daerah bekas vulkan.
3. Panas bumi (geothermal) yang di timbulkan oleh aktifitas magma dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik tenaga panas bumi.
4. Gunung berapi yang tinggi sebagai daerah penangkapan hujan sehingga tanag subur dengan curah hujan yang tinggi yang akan memunculkan hutan alami yang sangat lebat.
5. Gejala pasca vulkanik merupakan objek pariwisata yang menarik, seperti bekas kepundan, Geiser, dan kawah yang mendidih, solfatar, fumarol, danau bekas kawah, mata air panas, dan mineral atau belerang dapat digunakan sebagai obat.
6. Hasil pertanian yang berlimpah di sekitar gunung api (Weni, 2009: 44- 45)
2.4.7. Penanggulangan Letusan Gunung Berapi
Gunung api meletus akibat magma di dalam perut bumi yang di dorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi atau karena gerakan lempeng bumi, tumpukan dan tekanan dan panas cairan magma. Letusan membawa abu dan batu yang menyeembur dengan keras, sedangkan lavanya bisa membanjiri daerah sekitarnya. Gunung api bisa menimbulkan korban jiwa dan harta benda yang besar pada wilayah radius ribuan kilometer dan dan bahaya bisa mempengaruhi putaran ilkim di bumi, seperti yang terjadi pada Gunung Pinatubo di Filipina dan gunung Krakatau di Povinsi Banten, Indonesia. Untuk mengantisipasi terjadinya bahaya letusan gunung berapi, kegiatan yang perlu dilakukan antara lain sebagai berikut.
1. Tindakan sebelum terjadi letusan gunung berapi
Tindakan yang sebaiknya dilakukan dalam menghadapi letusan gunung berapi meliputi sebagai berikut: a)
Mengenali tanda-tanda bencana, karakter gunung api, dan ancaman –ancamannya;
b) Membuat peta ancaman; mengenali daerah ancaman; daerah aman;
c) Membuat sistem peringatan dini;
d) Mengembangkan radio komunitas untuk pentyebarluasan informasi status gunung api;
e) Memahami Peta Kawasan Rawan gunung api yang diterbitkan oleh instansi berwenang; f)
Membuat perencanaan bencana;
g) Mempersiapkan jalur dan tempat pengungsian yang sudah siap dengan bahan kebutuhan dasar (air, jamban, makanan, pertolongan pertama) jika diperlukan; h)
Mempersiapkan kebutuhan dasar dan dokumen penting; i) Mengikuti informasi yang diberikan oleh Pos Pengamatan gunung berapi 2. Tindakan Ketika Terjadi Letusan Gunung Api Tindakan yang sebaiknya dilakukan jika terjadi letusan gunung api antara lain sebagai berikut.
a) Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah, aliran sungai kering, dan daerrah aliran lahar.
b) Hidari tempat terbuka dan lindungi diri dari abu letusen.
c) Masuk ruang lindung darurat jika terjadi awan panas.
d) Siapkan diri untuk kemungkinan bencana susulan.
e) Kenakan pakaian yang dapat melindungi tubuh, seperi baju lengan panjang, dan topi.
f) Melindungi mata dari debu, gunakan pelindung mata jika ada, seperti kacamata renang atau apapun yang bisa mencegah masuknya debu kedalam mata.
g) Jangan memakai lensa kontak.
h) Pakai masker atau kain untuk menutupi hidung dan hidung.
i) Saat turun abu gunung api usahakan untuk menutupi wajah dengan kedua belah tangan.
3. Tindakan Setelah Terjadi Letusan Gunung Api
Tindakan yang sebaiknya dilakukan setelah terjadinya letusan gunung api,antara lain sebagai berikut.
a) Jauhi wilayah yang terkena hujan abu.
b) Bersihkan atap dari timbunan abu karena beratnya bisa merusak atau meruntukan atap bangunan.
c) Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu sebab bisa merusak mesin motor, rem, persneling, dan pengapian.
2.4.8 Peranan Pekerja Sosial dalam Menangani Korban Bencana Alam
Pekerja sosial ditandai oleh usaha-usaha yang terorganisme melalui suatu rangkaian program, pelayanan-pelayanan, dan lembaga-lembaga baik pemerintah maupun bukan pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan sosial dan mencegah atau mengurangi disfungsi sosial. Pekerja sosial tumbuh sebagai suatu kegiatan pemberian bantuan dalam bentuk pelayan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.
Pekerja sosial memerlukan keterlibatan dan partisipasi dan berbagai kategori personel seperti pekerja sosial professional, pekerja non professional dalam bidang sosial, pekerja sukarela, pekerja-pekerja professional dari bidang lain yang relevan (Mahuddin, 2007: 72).
Adapun model-model pelayanan yang dapat dilakukan oleh pekerja sosial dalam menangani korban bencana adalah: a.
Advokasi Advokasi diperlukan untuk memastikan agar semua kebutuhan pengungsi dapat terpenuhi layak dan memadai. Kebutuhan-kebutuhan yang belum mencukupi dikomunikasikan dengan pihak pemerintah dan pihak-pihak lainnya agar dapat disediakan.
b.
Intervensi Keluarga Pelayanan ini utamanya dilakukan apabila keluarga yang bersangkutan mengalami kehilangan anggota keluarga ( meninggal ) atau ada anggota keluarga yang sakit fisik ( karena terkena material letusan gunung atau benda-benda lainnya), ataupun mengalami keguncangan.
2 Terapi Kritis Pelayanan ini diberikan kepada individu-individu yang mengalami stress atau trauma karena kejadian bencana itu sendiri, karena kehilangan harta bendanya ataupun kehilangan anggota keluarganya.
3 Fasilitasi Apabila pengungsi dipindahkan ke lokasi yang baru ( relokasi) maka pekerja sosial perlu melakukan fasilitasi agar pengungsi dapat beradaptasi dengan lingkungan dan masyarakat didaerah yang baru. Demikian pula sebaliknya, pekerja sosial perlu melakukan pendekatan, penyuluhan, dan fasilitasi terhadap masyarakat di daerah tujuan yang baru agar dapat menerima kehadiran para pengungsi yang di alokasi kedaerah baru.
2.5 Pengertian Kehidupan Sosial Ekonomi
Pengertian sosial dan ekonomi di bahas secara terpisah meski saling memiliki keterkaitan. Pengertian sosial dalam ilmu sosial menunjukkan pada kegiatan yang mengatasi persoalan yang dihadapi oleh masyarakat dalam bidang kesejahteraan yang ruang lingkup pekerjaan sosial dan kesejahteraan sosial.
Sosial ekonomi Menurut Abdulsyahni (1994) adalah kedudukan atau posisi seseorang dalam kelompok masyarakat yang di tentukan oleh jenis aktivitas ekonomi, pendidikan, pendapatan, lingkungan tempat tinggal dan jabatan dalam organisasi. Dalam pembahasannya sosial dan ekonomi sering menjadi objek pembahasan yang berbeda. Dalam konsep sosiologi manusia sering disebut dengan mahluk sosial yang artinya manusia tidak dapat hidup wajar tanpa adanya bantuan dari orang lain, sehingga arti sosial yang diartikan sebagai hal yang berkenaan dengan masyarakat.Di akses
pada tanggal 15 Juni 2014 pukul 11.00)