BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis - Analisis Pengaruh Rasio keuangan terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Laporan Keuangan

  Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan terdiri dari beberapa jenis, tergantung dari jenis dan tujuan pembuatan laporan keuangan tersebut. Laporan keuangan adalah laporan pertanggung jawaban manajer atau pimpinan perusahaan atas pengelolaan perusahaan yang dipercayakan kepadanya kepada pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) terhadap perusahaan yaitu pemilik perusahaan (pemegang saham), pemerintah (instansi pajak), kreditor (bank atau lembaga keuangan), maupun pihak yang berkepentingan lainnya.

  Analisis Laporan Keuangan melibatkan penggunaan laporan keuangan, terutama neraca dan laporan laba rugi karena laporan keuangan menyajikan informasi mengenai suatu perusahaan. Informasi kinerja terutama disediakan dalam laporan laba rugi. Analisis laporan keuangan (financial statement analysis) adalah aplikasi dari alat dan teknik analitis untuk laporan keuangan bertujuan umum dan data-data yang berkaitan untuk menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat dalam analisis bisnis (Wild, 2005:3).

  Penyusunan Laporan Keuangan disusun dengan kondisi perubahan kebutuhan perusahaan.jika tidak ada perubahan dalam laporan tersebut,tidak perlu dibuat sebagai contoh laporan perubahan modal atau laporan catatan atas laporan keuangan. Atau dapat pula laporan keuangan dibuat hanya sekedar tambahan, keuangan yang biasa disusun, yaitu:

  1. Neraca

  2. Laporan laba rugi

  3. Laporan perubahan modal

  4. Laporan arus kas

  5. Laporan catatan atas laporan keuangan Neraca merupakan laporan mengenai keadaan harta kekayaan perusahaan, atau keadaan posisi keuangan perusahaan. Neraca memberitau mengenai seberapa kuat posisi keuangan perusahaan dengan memperlihatkan bagian yang dimiliki perusahaan dan bagian yang dipinjam dari kreditor untuk suatu jangka waktu tertentu (Rahardjo, 2006).

  Neraca merupakan suatu daftar aktiva, kewajiban, dan ekuitas pemilik pada tanggal tertentu, biasanya pada akhir tahun. Laporan laba rugi merupakan suatu ikhtisar pendapatan dan beban selama periode waktu tertentu, misalnya setahun. Wild, et al. (2005:16) mengatakan bahwa analisis keuangan (financial analysis) merupakan penggunaan laporan keuangan untuk menganalisis posisi dan kinerja keuangan perusahaan, dan untuk menilai kinerja keuangan di masa depan.

  Laporan Keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Di samping itu juga pengungkapan pengaruh perubahan harga.

2.1.2 Analisis Rasio

  Analisis rasio merupakan salah satu alat penting yang digunakan dalam menganalisis laporan keuangan. Untuk melakukan analisis rasio ini, dihitung rasio keuangan dengan menggunakan laporan keuangan perusahaan.

  Menurut Drs. Djarwanto (2001:123) “Yang dimaksud dengan “rasio” dalam analisa laporan keuangan adalah suatu angka yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan. Hubungan antara unsur-unsur laporan keuangan tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana.”

2.1.2.1 Return On Assets (ROA)

  Return On Asset

  (ROA) digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam mengelola aktivanya sehingga menghasilkan pendapatan. ROA mengukur efektivitas dalam menghasilkan laba melalui aktiva perusahaan.

  Menurut Boynton, et al. (2003:36) “Pengembalian atas aktiva adalah suatu pengukuran profitabilitas dalam hubungannya dengan struktur aktiva perusahaan. Semakin tinggi angka yang diperoleh maka semakin tinggi tingkat pengembalian terhadap aktiva yang telah dihasilkan oleh perusahaan.” Keunggulan ROA terdiri dari :

  1. merupakan pengukuran yang komprehensif dan seluruhnya mempengaruhi laporan keuangan yang tercermin dari rasio ini.

  2. mudah dihitung, dipahami, dan sangat berarti dalam nilai absolut. yang bertanggung jawab terhadap profitabilitas dan unit usaha. Kelemahan ROA terdiri dari :

  1. Membuat manajer divisi memiliki kecenderungan untuk melewatkan

  project yang menurunkan divisional ROA, meskipun sebenarnya project

  tersebut dapat meningkatkan tingkat keuntungan perusahaan secara keseluruhan.

  2. Cenderung untuk berfokus pada tujuan jangka pendek dan bukan tujuan jangka panjang.

  3. Sebuah project dalam ROA dapat meningkatkan tujuan jangka pendek, tetapi project tersebut mempunyai konsekuensi negatif dalam jangka panjang, berupa pemutusan beberapa tenaga penjualan, pengurangan

  budget pemasaran, dan penggunaan bahan baku yang relative murah

  sehingga menurunkan kualitas produk dalam jangka panjang (Wild, et al,2004) Semakin besar rasio ROA menunjukkan kenaikan laba bersih operasi dari perusahaan yang bersangkutan. terdapat hubungan yang positif antara ROA dengan harga saham perusahaan yang dapat meningkatkan nilai buku saham perusahaan. (Higgins, 1998)

  Menurut Gallagher, et al (2003: 101) ”The return on assets (ROA) ratio

  indicates how much income each dollar of assets produces on average. Its hows whether the business is employing its assets effectively. The ROA ratio is calculated by dividing net earnings available to common stockholders by the total

  Penyusunan Dan Penyajian Laporan Keuangan adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan. Rumus :

  Return on Asset =

2.1.2.2 Return On Equity (ROE)

  Return On Equity (ROE) membandingkan laba bersih setelah pajak

  dengan ekuitas. Rasio ini menunjukkan kemampuan untuk menghasilkan laba berdasarkan ekuitas pemegang saham. Return On Equity (ROE) digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam mengelola modal yang tersedia untuk memperoleh net income.

  Menurut Brigham, et al (2004:240) “Ultimately, the most important, or

  ‘bottom line’, accounting ratio is the ratio of net income to common equity, which measures the return on common equity (ROE). Stockholders invest to get a return on their money, and thus ratio tells how well they are doing in an accounting sense”. Rasio keuangan yang paling penting adalah rasio yang membandingkan

  laba bersih dengan ekuitas pemegang saham, yang disebut dengan tingkat pengembalian atas ekuitas. Pemegang saham berinvestasi untuk mendapatkan keuntungan atas dana yang diinvestasikannya, dan rasio tingkat pengembalian atas ekuitas atau return on equity (ROE) mengindikasikan seberapa baik perusahaan dapat memberikan keuntungan bagi para pemegang saham secara akuntansi.

  capital contributions from its owners (for a corporation, that means the contributions of common stockholders). It indicates how many dollars of income were produced for each dollar invested the common stockholders (Gallagher, et

  al, 2003:102). Semakin tinggi ROE menggambarkan semakin baik manajemen perusahaan karena dari modal yang dikelola dapat menghasilkan pendapatan yang optimal.

  Rumus :

  Return On Equity=

2.1.2.3 Earning Per Share (EPS)

  Dalam lingkaran keuangan, alat ukur yang paling sering digunakan adalah Earning Per Share (EPS). Angka yang ditunjukkan dari EPS inilah yang sering dipublikasikan mengenai performance perusahaan yang menjual sahamnya kepada masyarakat luas (go public) karena investor maupun calon investor berpandangan bahwa EPS mengandung informasi yang penting untuk melakukan prediksi mengenai besarnya dividen per saham di kemudian hari dan tingkat harga saham di kemudian hari, serta EPS juga relevan untuk menilai efektivitas manajemen. Earning Per Share (EPS) merupakan ukuran yang digunakan untuk menunjukkan jumlah uang yang dihasilkan dari setiap lembar saham biasa.

  Menurut Nachrowi (2006:71) ”Dalam berinvestasi di bursa, investor akan memperlihatkan berbagai aspek, salah satunya adalah penghasilan per lembar saham (earning per share atau EPS)”. EPS merupakan salah satu indikator yang ditentukan oleh laba perusahaan.

  Rumus :

  Earning Per Share = .

2.1.3 Saham

  Salah satu efek yang paling popular diperdagangkan di pasar modal adalah saham. Saham merupakan surat berharga yang paling popular dan dikenal luas di masyarakat. Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim, maka saham terbagi atas (Darmadji, et al, 2006) :

  1. Saham biasa (common stock), yaitu saham yang menempatkan pemiliknya pada posisi paling junior dalam pembagian dividen dan hak atas harta kekayaan perusahaanapabila perusahaan tersebut dilikuidasi setelah perusahaan melunasi kewajiban hutangnya.

  2. Saham preferen (preferred stock), yaitu saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi), tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor.

  Menurut Basir ,et al (2005:11), yang dimaksud dengan saham (stock) adalah “surat berharga yang menunjukkan kepemilikan seorang investor di dalam suatu perusahaan”. Artinya, jika seseorang membeli saham suatu perusahaan, berarti dia telah menyertakan modal ke dalam perusahaan tersebut sebanyak jumlah saham yang dibeli. Dalam kegiatan perdagangan di bursa efek, saham yang diperjualbelikan di pasar modal ini berbeda jenis tingkatannya, perbedaan ini tersusun berdasarkan nilai jaminan yang diberikan oleh saham tersebut.

  Menurut Darmadji, et al (2006:6), saham (stock atau share) dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut.

  Di Indonesia, Pasar Modal telah tertuang di dalam Undang-undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 yang memberikan pengertian yang lebih spesifik mengenai pasar modal, yaitu “kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek, yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek (Anoraga, et al, 2008).”

  Pasar Modal merupakan pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi. Dengan demikian, pasar modal dapat juga diartikan sebagai sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan obligasi. Pengertian pasar modal yang dalam bahasa Inggris disebut dengan stock exchange atau stock market, adalah “an organized

  market or exchange where shares (stocks) are traded”, yaitu suatu pasar yang terorganisir di mana berbagai jenis efek-efek diperdagangkan.

  Pasar Modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (issuer). Dengan adanya pasar modal maka pihak yang memiliki kelebihan dana dapat menginvestasikan dana tersebut dengan harapan memperoleh imbalan (return) sedangkan pihak issuer (dalam hal ini perusahaan) dapat memanfaatkan dana tersebut untuk kepentingan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana dari operasi perusahaan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi keuangan, karena pasar modal memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan (return) bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih.

  Ada beberapa tipe dari saham, termasuk saham biasa (common stock), saham preferen (preferred stock), saham harta (treasury stock), dan saham kelas ganda (dual class stock). Saham preferen biasanya memiliki prioritas lebih tinggi dibanding saham biasa dalam pembagian dividen dan aset, dan kadangkala memiliki hak pilih yang lebih tinggi seperti kemampuan untuk memveto penggabungan atau pengambilalihan atau hak untuk menolak ketika saham baru dikeluarkan (yaitu, pemgang saham preferen dapat membeli saham yang dikeluarkan sebanyak yang dia mau sebelum saham itu ditawarkan kepada orang lain). Saham yang biasa dijual di bursa efek adalah saham biasa dan saham preferen tidak diperjualbelikan di bursa efek. Struktur kelas ganda memiliki beberapa kelas saham (contohnya, Kelas A, Kelas B, Kelas C) masing-masing dengan keuntungan dan kerugiannya sendiri-sendiri. Saham harta adalah saham yang telah dibeli balik dari masyarakat. cukup disebut ekuitas (equities), menunjukkan bagian kepemilikan di sebuah perusahaan. Masing – masing lembar saham bisa mewakili satu suara tentang segala hal dalam pengurusan perusahaan dan menggunakan suara tersebut dalam rapat tahunan perusahaan dan pembagian keuntungan.

2.1.4 Harga Saham

2.1.4.1 Pengertian Harga Saham

  Harga Saham menunjukkan gambaran nilai perusahaan dan kekayaan para pemegang saham. Keberhasilan dalam menghasilkan keuntungan akan memberikan suatu kepuasan bagi investor yang rasional. Di pasar sekunder atau dalam aktivitas perdagangan saham sehari-hari, harga saham mengalami fluktuasi naik maupun turun. Pembentukan harga saham terjadi karena adanya permintaan (demand) dan penawaran (supply) atas saham tersebut. Dengan kata lain, harga saham terbentuk atas permintaan dan penawaran saham. Supply dan demand terjadi karena berbagai faktor, baik yang sifatnya spesifik atas saham (kinerja perusahaan dan industri di mana perusahaan tersebut bergerak), maupun faktor yang sifatnya makro seperti kondisi ekonomi negara, kondisi sosial – politik, maupun rumor-rumor yang berkembang.

  Pergerakan harga suatu saham dalam jangka pendek tidak dapat diterka secara pasti. Semakin banyak orang yang ingin membeli saham, maka harga saham tersebut cenderung bergerak naik. Sebaliknya, semakin banyak orang yang ingin menjual maka harga saham tersebut cenderung akan bergerak turun. detikpun harga saham dapat berubah. Oleh karena itu, investor harus mampu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham. Faktor-faktor yang mempengaruhi fluktuasi harga saham dapat berasal dari internal maupun eksternal.

  Adapun faktor internalnya antara lain adalah: 1) laba perusahaan, 2) pertumbuhan aktiva tahunan, 3) likuiditas, 4) nilai kekayaan total, 5) penjualan.

  Sementara itu, faktor eksternalnya adalah: 1) kebijakan pemerintah dan dampaknya, 2) pergerakan suku bunga, 3) fluktuasi nilai tukar mata uang, 4) rumor dan sentimen pasar, 5) penggabungan usaha (Business Combination).

  Hal tersebut sejalan dengan Hipotesis Pasar Efisien (Efficient Market

  Hypothesis) yang menjelaskan tentang reaksi harga pasar saham terhadap

  informasi keuangan dan informasi lainnya. Berdasarkan hipotesis tersebut, informasi direfleksikan dalam harga sekuritas dengan kecepatan sedemikian rupa sehingga tidak ada kesempatan atau peluang bagi investor untuk mendapatkan keuntungan dari informasi-informasi yang tersedia untuk publik.

  Dalam prakteknya, terdapat beberapa harga saham yang diperdagangkan dibedakan menurut cara peralihan dan manfaat yang diperoleh bagi pemegang saham yaitu nilai nominal (nilai pari), nilai dasar dan nilai pasar. 1) Nilai Nominal (Nilai Pari)

  Nilai pari merupakan nilai yang tercantum dalam sertifikat saham yang bersangkutan, di Indonesia saham yang diterbitkan harus memiliki nilai nominal dan untuk satu jenis saham yang sama pada suatu perusahaan harus memiliki satu jenis nilai nominal.

  2) Nilai Dasar Pada prinsipnya, harga dasar saham ditentukan dari harga perdana saat saham tersebut diterbitkan. Harga dasar ini akan berubah sejalan dengan dilakukannya berbagai tindakan emiten yang berhubungan dengan saham seperti right issue, stock split, waran, dan lain-lain.

  3) Nilai Pasar Nilai pasar merupakan harga suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung, jika bursa sudah tutup maka harga pasar saham tersebut adalah harga penutupannya.

2.1.4.3 Penilaian Harga Saham

  Harga saham dapat berubah setiap saat. Perubahan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut: 1) kinerja keuangan perusahaan, 2) permintaan dan penawaran saham,

  4) tingkat resiko, 5) laju inflasi, 6) kondisi ekonomi, sosial, politik dan keamanan suatu negara.

  Oleh karena itu, sebelum melakukan investasi, para investor perlu menilai telebih dahulu saham-saham yang akan dipilih dan selanjutnya menentukan apakah saham tersebut akan memberikan tingkat pengembalian (return) sesuai yang diharapkan. Menurut Darmadji, et al. (2006:189) penilaian terhadap surat berharga dapat dikelompokkan menjadi analisis fundamental dan analisis teknikal. 1) Analisis Fundamental, merupakan salah satu cara melakukan penelitian saham dengan mempelajari atau mengamati berbagai indikator terkait kondisi makro ekonomi dan kondisi industri perusahaan, termasuk berbagai indikator keuangan dan manajemen perusahaan seperti pendapatan, laba, pertumbuhan penjualan, Return on Equity, profit margin untuk menilai kinerja perusahaan dan potensi pertumbuhan perusahaan di masa mendatang.

  2) Analisis Teknikal, salah satu metode yang digunakan untuk menilai saham dimana dalam metode ini para analis menggunakan data-data statistik yang dihasilkan dari aktivitas perdagangan perdagangan saham seperti harga saham dan volume transaksi.

  Menurut Anoraga (2001:108) teknik analisis investasi yang paling banyak dipakai adalah analisis fundamental, analisis teknikal, analisis ekonomi, dan analisis rasio keuangan. Analisis ini sangat berhubungan dengan kondisi keuangan perusahaan. Dengan analisis ini diharapkan calon investor akan mengetahui bagaimana operasional dari perusahaan yang nantinya menjadi milik investor, apakah sehat atau tidak, apakah cukup menguntungkan atau tidak, dan sebagainya karena biasanya nilai suatu saham sangat dipengaruhi oleh kinerja dari perusahaan yang bersangkutan. Data yang dipakai dalam analisis fundamental menyangkut data- data historis. Di dalamnya menyangkut analisis tentang kekuatan dan kelemahan dari perusahaan, bagaimana kegiatan operasionalnya dan juga bagaimana prospeknya di masa yang akan datang.

  2) Analisis Teknikal.

  Analisis ini cukup sering dipakai oleh calon investor dan biasanya data yang digunakan dalam analisis ini berupa grafik atau program komputer. Dari grafik atau program komputer dapat diketahui bagaimana kecenderungan pasar, sekuritas atau future komoditas yang akan dipilih dalam berinvestasi. Meskipun biasanya analisis ini digunakan untuk analisis jangka pendek dan jangka menengah tetapi sering juga digunakan untuk menganalisis dalam jangka panjang, dengan didukung dengan data-data lain. Teknik ini mengabaikan hal-hal yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan.

  3) Analisis Ekonomi.

  Analisis ini cukup penting karena seringkali sangat berpengaruh terhadap analisis efek secara keseluruhan. Untuk melakukan analisis ini digunakan berbagai indikator yang biasanya juga digunakan oleh pengambil kebijakan dalam GDP (Gross Domestic Product). Pertumbuhan ekonomi yang baik secara umum menunjukkan tingkat perbaikan kesejahteraan masyarakat dan hal ini biasanya diikuti dengan kegiatan pasar modal yang semakin bergairah. Sebaliknya, kondisi ekonomi yang lesu akan ditunjukkan juga dari kegiatan pasar modal yang melemah.

  4) Analisis Rasio Keuangan.

  Analisis ini banyak digunakan oleh calon investor. Sebenarnya analisis ini didasarkan pada hubungan antar pos dalam laporan keuangan perusahaan yang akan mencerminkan keadaan keuangan serta hasil dari operasional perusahaan. Rasio keuangan dapat dikelompokkan menjadi 5 jenis berdasarkan ruang lingkupnya yaitu rasio likuiditas, solvabilitas, aktivitas, rentabilitas dan rasio pasar.

2.1.5 Hipotesis Efisiensi Pasar (Efficient Market Hypothesis)

  Pergerakan suatu Saham tidak dapat diperkirakan secara pasti. Harga suatu saham dapat ditentukan menurut hukum permintaan dan penawaran (kekuatan tawar-menawar). Semakin banyak orang yang membeli suatu saham, maka harga saham tersebut cenderung akan bergerak naik. Demikian pula sebaliknya, semakin banyak orang yang menjual saham suatu perusahaan, maka harga saham tersebut cenderung akan bergerak turun. Sehubungan dengan hal itu, hipotesis pasar efisien (efficient market hypothesis/EMH) menyatakan reaksi harga pasar terhadap informasi keuangan dan informasi lainnya. sekuritas dengan kecepatan sedemikian rupa sehingga tidak ada kesempatan atau peluang bagi investor untuk mendapatkan keuntungan dari informasi-informasi yang tersedia untuk publik.

  Wild, et al (2005:49) menyatakan bahwa ada tiga bentuk EMH, yaitu:

   bentuk lemah (weak form) EMH, menyatakan bahwa harga mencerminkan sepenuhnya informasi yang terkandung dalam pergerakan harga historis,

   bentuk semi kuat (semistrong form) EMH, menyatakan bahwa harga mencerminkan sepenuhnya informasi yang tersedia untuk publik,  bentuk kuat (strong form) EMH, menyatakan bahwa harga mencerminkan seluruh informasi, termasuk informasi dari dalam.

  2.1.6 Teori Struktur Modal (Capital Structure Theory)

  Struktur modal merupakan pertimbangan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Teori ini mengemukakan bahwa kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba di masa datang tidak dipengaruhi oleh besarnya struktur modal (dengan asumsi tidak ada pajak). Manajer keuangan tidak perlu memikirkan perencanaan besarnya struktur modal karena tidak berpengaruh terhadap kemampuan perusahaan memperoleh laba. Kemampuan memperoleh laba ini nantinya akan mempengaruhi besarnya dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham. Jika kemampuan laba tinggi maka harga saham akan naik. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa besarnya laba tidak relevan mempengaruhi tinggi rendahnya harga saham.

  2.1.7 Signalling Theory Signalling Theory menekankan kepada pentingnya informasi yang

  dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar perusahaan. Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan bagaimana pasaran efeknya.

  Informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan oleh investor di pasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan investasi.

  Menurut Jogiyanto (2000: 392), informasi yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman akan memberikan signal bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Jika pengumuman tersebut mengandung nilai positif, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar.

  Pada waktu informasi diumumkan dan semua pelaku pasar sudah menerima informasi tersebut, pelaku pasar terlebih dahulu menginterpretasikan dan menganalisis informasi tersebut sebagai signal baik (good news) atau signal buruk (bad news). Jika pengumuman informasi tersebut sebagai signal baik bagi investor, maka terjadi perubahan dalam volume perdagangan saham.

  Menurut Sharpe (1997: 211), pengumuman informasi akuntansi memberikan signal bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik di masa mendatang (good news) sehingga investor tertarik untuk melakukan perdagangan saham, dengan demikian pasar akan bereaksi yang tercermin melalui perubahan dalam volume perdagangan saham. Dengan demikian hubungan antara publikasi informasi baik laporan keuangan, kondisi keuangan ataupun sosial politik terhadap fluktuasi volume perdagangan saham dapat dilihat dalam efisiensi pasar.

  Taranika (2009) melakukan penelitian mengenai pengaruh DPS dan EPS terhadap harga saham perusahaan go public di BEI periode 2005-2007. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan, DPS dan EPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara parsial, hanya EPS yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham,

  Eka (2009) melakukan penelitian mengenai pengaruh ROA, ROE, EPS, dan TATO terhadap harga saham perusahaan perkebunan di BEI periode 2002-2007.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan, kesemua variabel independen berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Namun, secara parsial kesemua variabel independen yang diteliti tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham.

  Yurico (2010) melakukan penelitian mengenai Pengaruh Cash Dividend Coverage, Operating Cash Flow per Share, Return On Equity, Return On Assets, Total Assets Turn Over, dan Earnings per Share terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI tahun 2007. Secara serempak semua variabel independen yang diteliti memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara parsial, hanya EPS yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham

  Lenny Kielsan (2010) meneliti Pengaruh Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin, Return On Asset, dan Return On Equity terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI. Dengan menggunakan Rasio DER, NPM, ROA dan ROE. Berdasarkan analisis yang dilakukan, maka diperoleh hasil signifikan terhadap harga saham. Secara parsial, semua variabel yang diteliti tidak berpengaruh terhadap harga saham.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

  Tahun Penelitian Variabel Metode Hasil penelitian Analisis

  Variabel Analisis Pengaruh Secara parsial, hanya Independen: Regresi Dividend Per EPS yang

  Taranika

  (2009)

  DPS dan EPS, Berganda Share (DPS) dan berpengaruh Variabel Earning Per Share signifikan terhadap Dependen : (EPS) terhadap harga saham. Secara Harga Saham Harga Saham simultan, semua

  Go Perusahaan variabel independen Public di BEI. yang diteliti memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham.

  (2009)

  Variabel Kinerja Keuangan terhadap Harga Saham pada Perusahaan Perkebunan yang terdaftar di BEI.

  independen : ROA. ROE, EPS dan TATO.

  Variable Dependen: Harga Saham

  Regresi Berganda

  variabel independen yang diteliti tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara simultan, semua variabel independen yang diteliti berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Lenny Kielsan (2010) Pengaruh Debt to

  Equity Ratio, Net Profit Margin, Return On Asset, dan Return On Equity terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Variabel

  Independen: DER, NPM, ROA dan ROE. Variabel Dependen: Harga Saham

  Analisis Regresi Berganda

  Secara serempak, semua variabel independen yang diteliti memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara parsial, semua variabel yang diteliti tidak berpengaruh terhadap harga saham.

  Secara serempak semua variabel

  (2010) Dividend Independen: Regresi

  independen yang

  Coverage, CDC, OCPS, Berganda

  diteliti memiliki

  Operating Cash ROE, ROA,

  pengaruh signifikan

  Flow per Share, TATO dan terhadap harga saham. Return On EPS.

  Secara parsial, hanya

  Equity, Return Variabel

  EPS yang berpengaruh

  On Assets, Total Dependen:

  signifikan terhadap

  Assets Turn Harga harga saham. Over, dan Saham Earnings per Share terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

  Sumber: Penulis, 2013

  Kerangka konseptual merupakan sintesis dari tinjauan teori dan tinjauan penelitian terdahulu serta alasan-alasan logis. Adapun kerangka konseptual dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

  Return on Assets (

  )

  Return on Equity Harga ( ) Saham (Y) Earning Per Share ( ) Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

  Sumber: Penulis, 2013

  Return on Assets

  (ROA) menunjukkan kemampuan modal yang diinvestasikan dalam total aktiva dalam menghasilkan laba perusahaan. Return perusahaan akan semakin meningkat apabila laba perusahaan meningkat. Apabila

  return

  perusahaan tinggi maka akan menyebabkan harga saham perusahaan bergerak naik. Jadi, Return On Assets berpengaruh terhadap harga saham perusahaan. menghasilkan laba perusahaan. Semakin tinggi laba yang dihasilkan perusahaan maka semakin tinggi pula return yang akan dihasilkan perusahaan. Return perusahaan yang tinggi akan menyebabkan harga saham perusahaan tersebut bergerak naik. Jadi, Return On Equity berpengaruh terhadap harga saham.

  Earning Per Share (EPS) merupakan ukuran yang digunakan untuk menunjukkan jumlah uang yang dihasilkan dari setiap lembar saham biasa.

  Informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan kepada semua pemegang saham. Apabila EPS suatu perusahaan dinilai tinggi oleh investor, maka hal ini pada gilirannya akan menyebabkan peningkatan harga saham. Oleh karena itu, Earning Per Share berpengaruh terhadap harga saham.

  Harga Saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan perusahaan. Harga Saham senantiasa bergerak dan pergerakan tersebut ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran saham itu sendiri di pasar modal. Bagi investor, harga saham mencerminkan nilai suatu perusahaan.

  Hipotesis merupakan dugaan atau jawaban sementara terhadap masalah yang akan diuji kebenarannya melalui analisis data yang relevan dan kebenarannya akan diketahui setelah dilakukan penelitian, berdasarkan kerangka konseptual yang telah diuraikan.

  Hipotesisnya adalah Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE),

  Earning Per Share (EPS) berpengaruh terhadap harga saham perusahaan manufaktur baik secara simultan maupun secara parsial.

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas terhadap Harga Saham pada Perusahaan Indeks LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012

0 80 103

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Pengaruh Komponen Arus Kas, Laba Akuntansi, dan Ukuran Perusahaan terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 31

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis - Pengaruh Corporate Governance Terhadap kinerja perusahaan pada Perusahaan Pulp & Kertas yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 29

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Bank - Pengaruh Kualitas Aset Produktif Terhadap Tingkat Profitabilitas pada bank-bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2012

0 0 20

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis - Analisis Pengaruh Rasio Camel Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Saham - Pengaruh Likuiditas, Leverage,Perputaran Aset, dan Price Book Value terhadap Earnings Per Share pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Harga Saham 2.1.1 Definisi Harga Saham - Pengaruh Economic Value Added dan Rasio Profitabilitas terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Jasa yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis - Pengaruh Return On Asset, Debt to Equity Ratio, dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Perusahaan LQ 45 yang terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 20

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Profitabilitas 2.1.1.1 Pengertian Profitabilitas - Analisis Pengaruh Tingkat Profitabilitas dan Harga Saham Terhadap Volume Penjualan Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indones

0 0 18

Analisis Pengaruh Rasio keuangan terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 20