ANALISIS PENGARUH PENERIMAAN RETRIBUSI DAERAH DAN PAJAK DAERAH TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA KABUPATEN SOPPENG

ANALISIS PENGARUH PENERIMAAN RETRIBUSI DAERAH DAN PAJAK DAERAH TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA KABUPATEN SOPPENG

Analysis of the Effect Local Retribution and Local Tax Income to Increase Local Revenue

(Study on Soppeng Regency)

1 2 (Andi Pilham Mauri) 3 , (Mattalatta) , (Hasmin)

1 Magister Manajemen, STIE Amkop Makassar Email : apilham@yahoo.com

2 Magister Manajemen, STIE Amkop Makassar Email : mattalatta.ar@gmail.com

3 Magister Manajemen, STIE Amkop Makassar Email : hasmintamsah@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan 1) Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Retribusi Daerah terhadap peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Soppeng. 2) Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Pajak Daerah terhadap peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Soppeng. 3) Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Retribusi Daerah dan Pajak Daerah terhadap peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Soppeng. Penelitian ini dilaksanakan pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Soppeng. Data penelitian ini adalah data runtut waktu (time series). Data time series yang digunakan yaitu data time series dari bulan Januari 2013 sampai dengan Desember 2016. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Retribusi Daerah berpengaruh positif tapi tidak signifikan terhadap peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Soppeng, 2) Pajak Daerah berpengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Soppeng, 3) Retribusi Daerah dan Pajak Daerah secara bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Soppeng.

Kata Kunci : Retribusi Daerah, Pajak Daerah, Pendapatan Asli Daerah.

Abstract

The aim of the study: 1) To test and analyze the effect of Local Retribution income to increase Local Revenue Soppeng Regency. 2) To test and analyze the effect of Local Tax income to increase Local Revenue Soppeng Regency. 3) To test and analyze the effect of Local Retribution and Local Taxes income to increase Local Revenue Soppeng Regency. The study was conducted at the Department of Revenue, Financial and Asset Management Regional Regency of Soppeng. This research data is a time series of data (time series). Time series data used is time series data from January 2013 until December 2016. Analysis of the data in this study using multiple linear regression analysis. The result of study indicates that 1) Local Retribution has positive but no significant effect to increase Local Revenue Soppeng Regency, 2) Local Taxes has positive and significant effect to the increase of Local Revenue Soppeng Regency, 3) Local Retribution and Local Tax are simultaneously have significant effect to increase Local Revenue Soppeng Regency.

Keyword: Retribution, Local Tax, Regional Revenue.

1. PENDAHULUAN

Transfer dan Lain-Lain Pendapatan Daerah yang sah. PAD yang terdiri dari Pajak Daerah,

Amanah Undang-Undang Dasar Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan 1945 Pasal 18 ayat (2) dan ayat (5) menyatakan

Daerah dan Lain-Lain Pendapatan Asli daerah bahwa Pemerintahan Daerah berwenang untuk

Yang sah merupakan salah satu indikator yang mengatur dan mengurus sendiri Urusan

menentukan derajat kemandirian suatu daerah. Pemerintahan menurut Asas Otonomi dan

Semakin besar penerimaan PAD suatu daerah Tugas Pembantuan dan diberikan otonomi

maka semakin rendah tingkat ketergantungan yang seluas-luasnya. Pemberian otonomi yang

fiskal pemerintah daerah tersebut terhadap seluas-luasnya kepada Daerah diarahkan untuk

pemerintah pusat. Hal ini dikarenakan PAD mempercepat

merupakan sumber penerimaan daerah yang masyarakat melalui peningkatan pelayanan,

terwujudnya

kesejahteraan

berasal dari dalam daerah itu sendiri. pemberdayaan, dan peran serta masyarakat. Di

Realisasi penerimaan PAD Kabupaten samping itu melalui otonomi luas, dalam

Soppeng selama periode Tahun 2013 sampai lingkungan strategis globalisasi, Daerah

dengan Tahun 2016 terus mengalami diharapkan mampu meningkatkan daya saing

peningkatan, yaitu dari 40 miliar rupiah pada dengan memperhatikan prinsip demokrasi,

Tahun 2013 meningkat menjadi 91 miliar pemerataan, keadilan, keistimewaan dan

rupiah pada Tahun 2016. Berdasarkan data dari kekhususan serta potensi dan keanekaragaman

DPPKAD Kabupaten Soppeng, PAD dapat Daerah dalam sistem Negara Kesatuan

dilihat pada gambar berikut : Republik Indonesia. Otonomi daerah diatur di

dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

PAD Kab. Soppeng

diwujudkan dengan pelimpahan sebagian 2 urusan pemerintah pusat kepada daerah. Urusan

60.000.000.000 Pemerintahan terdiri atas urusan pemerintahan 40.096.283.90 9 absolut, urusan pemerintahan konkuren, dan

urusan pemerintahan

pemerintahan absolut merupakan kewenangan pemerintah pusat, urusan pemerintahan umum

merupakan kewenangan Presiden sebagai

Sumber : DPPKAD Kab. Soppeng

kepala pemerintahan, sedangkan urusan konkuren merupakan Urusan Pemerintahan

Gambar 1.1 Grafik Pertumbuhan PAD Kab. Soppeng

yang dibagi antara Pemerintah Pusat dan Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota.

Realisasi dari penerimaan PAD Pemerintah

yang mengalami menjalankan Urusan Pemerintahan yang

peningkatan dari tahun ke tahun tersebut menjadi kewenangannya, harus mempunyai

mengindikasikan bahwa potensi daerah yang sumber keuangan untuk memberikan pelayanan

ada di Kabupaten Soppeng dapat memberikan dan kesejahteraan kepada rakyat di Daerahnya.

kontribusi yang maksimal. Sektor Pajak Daerah Untuk

dan Retribusi Daerah diharapkan dapat pemerintah pusat disertai dengan desentralisasi

itu desentralisasi

kewenangan

memberikan kontribusi yang positif dan fiskal (money follow function). Penyerahan

signifikan untuk meningkatkan PAD. sumber keuangan Daerah baik berupa Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah maupun berupa dana

2. KAJIAN LITERATUR DAN

konsekuensi dari adanya penyerahan Urusan

HIPOTESIS

Pemerintahan kepada Daerah harus seimbang

2.1 Pendapatan Asli Daerah

dengan beban atau Urusan Pemerintahan yang Undang-Undang Nomor 33 Tahun diserahkan kepada Daerah.

2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Undang-Undang Nomor 23 Tahun

Pemerintah Pusat dan Daerah menjelaskan 2014 di dalam Pasal 285 menyatakan bahwa

bahwa Pendapatan Asli Daerah adalah sumber pendapatan daerah terdiri dari

pendapatan yang di peroleh daerah yang di Pendapatan Asli Daerah (PAD), Pendapatan pendapatan yang di peroleh daerah yang di Pendapatan Asli Daerah (PAD), Pendapatan

sah mempunyai sifat yang pembuka bagi

a. Sumber-Sumber Pendapatan Asli Daerah pemerintah daerah untuk melakukan Adapun sumber-sumber Pendapatan

kegiatan yang menghasilkan baik berupa Asli Daerah (PAD) yaitu:

materi dalam kegitan tersebut bertujuan

1. Hasil Pajak Daerah yaitu Pungutan untuk menunjang, melapangkan, atau daerah

memantapkan suatu kebijakan daerah ditetapkan

disuatu bidang tertentu. pembiayaan rumah tangganya sebagai

b. Faktor yang Mempengaruhi Potensi badan hukum publik. Pajak Daerah

Pendapatan Asli Daerah sebagai pungutan yang dilakukan

Menurut Halim (2004) potensi PAD pemerintah daerah yang hasilnya

masing-masing daerah adalah berbeda sehingga digunakan untu pengeluaran umum yang

mempengaruhi kemandirian keuangan daerah. balas jasanya tidak langsung diberikan

Beberapa variabel yang dapat mempengaruhi sedang pelaksanannya bisa dapat

potensi sumber-sumber PAD sebagai tolok dipaksakan.

ukur kemandirian daerah adalah sebagai

2. Hasil Retribusi Daerah yaitu pungutan

berikut:

yang telah secara sah menjadi pungutan

1. Kondisi awal suatu daerah (keadaan daerah sebagai pembayaran pemakaian

ekonomi dan sosial suatu daerah) atau karena memperoleh jasa atau karena

Struktur ekonomi dan sosial suatu memperoleh jasa pekerjaan, usaha atau

menentukan tinggi milik pemerintah daerah bersangkutan.

masyarakat

rendahnya tuntutan akan adanya Retribusi Daerah mempunyai sifat-sifat

pelayanan publik sehingga menentukan yaitu pelaksanaannya bersifat ekonomis,

besar kecilnya keinginan pemerintah ada imbalan langsung walau harus

daerah untuk menetapkan pungutan memenuhi

meningkatkan kemandirian formil dan materiil, tetapi ada alternatif

persyaratan-persyaratan

untuk

keuangan daerahnya. Tuntutan akan untuk mau tidak membayar, merupakan

adanya pelayanan publik yang ada di pungutan yang sifatnya tidak menonjol,

masyarakat industri dan atau jasa adalah dalam hal-hal tertentu Retribusi Daerah

lebih besar daripada tuntutan pada adalah pengembalian biaya yang telah

masyarakat agraris (berbasis pertanian). dikeluarkan oleh pemerintah daerah

2. Perkembangan PDRB perkapita riil untuk memenuhi permintaan anggota

Semakin tinggi PDRB perkapita riil masyarakat.

suatu daerah, semakin besar pula

3. Hasil perusahaan milik daerah dan hasil kemampuan masyarakat daerah tersebut pengelolaan kekayaan daerah yang

untuk membiayai pengeluaran rutin dan dipisahkan. Hasil perusahaan milik

pembangunan pemerintahannya. Dengan daerah merupakan pendapatan daerah

kata lain, semakin tinggi PDRB per dari keuntungan bersih perusahaan

kapita riil suatu daerah, semakin besar daerah yang berupa dana pembangunan

pula potensi sumber penerimaan daerah daerah dan bagian untuk anggaran

tersebut, sehingga daerah dapat lebih belanja daerah yang disetor ke kas

mandiri.

daerah, baik perusahaan daerah yang

3. Pertumbuhan penduduk dipisahkan, sesuai dengan motif

Besarnya pendapatan dapat dipengaruhi pendirian dan pengelolaan, maka sifat

oleh jumlah penduduk. Jika jumlah perusahaan dareah adalah suatu kesatuan

penduduk meningkat maka pendapatan produksi yang bersifat menambah

yang dapat ditarik akan meningkat dan pendapatan daerah, member jasa,

daerah juga dapat menyelenggarakan kemamfaatan umum,

kemandirian

ditingkatkan.

dan memperkembangkan perekonomian

3. Tingkat Inflasi

daerah. Inflasi akan meningkatkan penerimaan

4. Lain-lain pendapatan daerah yang sah PAD yang penetapannya didasarkan ialah pendapatan-pendapatan yang tidak

pada omzet penjualan, misalnya pajak termasuk dalam jenis-jenis Pajak

hotel dan restoran. Daerah, retribusli daerah, pendapatan

4. Perubahan Peraturan Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang Adanya

peraturan-peraturan

baru,

pribadi atau Badan.

khususnya yang berhubungan dengan Di dalam Undang-Undang Nomor 28 pajak dan atau retribusi, dengan

Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi diterbitkannya Undang-Undang Nomor

Daerah dijelaskan bahwa Retribusi Daerah

28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan terdiri dari Retribusi Jasa Umum, Retribusi Jasa Retribusi Daerah membuka peluang

Usaha dan Retribusi Perizinan Tertentu. yang lebih luas untuk meningkatkan

1. Retribusi Jasa Umum

PAD. Retribusi Jasa Umum adalah retribusi

5. Peningkatan cakupan atau ekstensifikasi atas jasa yang disediakan atau dan intensifikasi penerimaan PAD.

diberikan oleh Pemerintah Daerah Ada tiga hal penting yang harus

kepentingan dan diperhatikan dalam usaha peningkatan

untuk

tujuan

kemanfaatan umum serta dapat cakupan ini, yaitu:

dinikmati oleh orang pribadi atau

a. Menambah objek dan subjek pajak

badan.

dan atau retribusi;

a. Subjek Retribusi Jasa Umum.

b. Meningkatkan besarnya penetapan; Subjek retribusi jasa umum adalah

c. Mengurangi tunggakan. orang pribadi atau badan yang

6. Penyesuaian tarif menggunakan atau menikmati Peningkatan

pelayanan jasa umum yang tergantung pada kebijakan penyesuaian

pendapatan

sangat

bersangkutan. Subjek Retribusi tarif. Untuk pajak atau retribusi yang

jasa umum ini merupakan wajib tarifnya ditentukan secara tetap (flat)

retribusi jasa umum, yang berupa maka dalam penyesuaian tarif perlu

orang pribadi atau badan. mempertimbangkan

b. Objek Retribusi Jasa Umum. Kegagalan menyesuaikan tarif dengan

laju

inflasi.

Objek retribusi jasa umum adalah laju

pelayanan yang disediakan oleh peningkatan PAD. Dalam rangka

pemerintah daerah untuk tujuan penyesuaian tarif Retribusi Daerah,

kepentingan dan kemanfaatan selain harus memperhatikan laju inflasi,

umum serta dapat dinikmati oleh perlu juga ditinjau hubungan antara biaya

orang pribadi atau badan. pelayanan jasa dengan penerimaan PAD.

c. Jenis Retribusi Jasa Umum.

7. Pembangunan Baru Berdasarkan Perda Kabupaten Penambahan PAD juga dapat diperoleh

Soppeng Nomor 4 Tahun 2012 bila ditopang oleh pembangunan sarana

tentang Retribusi Jasa Umum, ada dan prasarana baru, seperti pembangunan

8 (delapan) jenis Retribusi Jasa pasar,

Umum yang memiliki potensi di pembangunan

pembangunan

terminal,

Kabupaten Soppeng, yaitu : sampah, dan lain-lain.

jasa

pengumpulan

1) Retribusi Pelayanan

8. Sumber Pendapatan Baru Kesehatan; Adanya kegiatan usaha baru dapat

2) Retribusi Pelayanan mengakibatkan bertambahnya sumber

Persampahan/Kebersihan; pendapatan pajak atau retribusi yang

3) Retribusi Pelayanan Parkir di sudah ada. Misalnya usaha persewaan

Tepi Jalan Umum; laser

4) Retribusi Pasar; komputer/internet dan lain-lain.

5) Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor;

2.2 Retribusi Daerah

6) Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus;

7) Retribusi Pelayanan Tera/Tera 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Undang-Undang Nomor 28 Tahun

Ulang; dan Daerah menjelaskan bahwa Retribusi Daerah,

8) Retribusi Pengendalian adalah pungutan Daerah sebagai pembayaran

Menara Telekomunikasi. atas jasa atau pemberian izin tertentu yang

khusus disediakan dan/atau diberikan oleh

2. Retribusi Jasa Usaha

3. Retribusi Perizinan Tertentu

Retribusi Jasa Usaha adalah retribusi Retribusi Perizinan Tertentu adalah atas jasa yang disediakan oleh

atas kegiatan tertentu pemerintah daerah menganut prinsip

retribusi

pemerintah daerah dalam rangka komersil karena pada dasarnya dapat

pemberian izin kepada orang pribadi pula disediakan oleh sektor swasta.

atau badan yang dimaksudkan untuk

a. Subjek Retribusi Jasa Usaha pembinaan, pengaturan, pengendalian Subjek retribusi jasa usaha adalah

dan pengawasan atas kegiatan orang pribadi atau badan usaha

ruang, penggunaan yang mengunakan atau menikmati

pemanfaatan

sumber daya alam, barang, prasarana, pelayanan jasa usaha yang

atau fasilitas tertentu guna melindungi bersangkutan. Subjek ini dapat

kepentingan umum dan menjaga merupakan wajib retribusi jasa

kelestarian lingkungan. usaha.

a. Subjek

Retribusi Perizinan

b. Objek Retribusi Jasa Usaha

Tertentu

Objek Retribusi Jasa Usaha adalah Subjek retribusi perizinan tertentu pelayanan yang disediakan oleh

adalah orang pribadi atau badan pemerintah

yang memperoleh izin tertentu dari menganut

daerah

dengan

pemerintah daerah. Subjek ini Pelayanan

prinsip

komersial

dapat merupakan wajib retribusi pemerintah daerah

yang

disediakan

jasa perizinan tertentu. prinsip komersial meliputi :

menganut

b. Objek Retribusi Perizinan Tertentu

1) Pelayanan

Objek retribusi perizinan tertentu menggunakan

dengan

pelayanan perizinan memanfaatkan

atau

adalah

tertentu oleh pemerintah daerah daerah

kekayaan

kepada orang pribadi atau badan dimanfaatkan secara optimal.

dimaksudkan untuk

2) Pelayanan oleh pemerintah pengaturan dan pengawasan atas daerah

pemanfaatan ruang, memadai disediakan oleh

penggunaan sumber daya alam, pihak swasta.

barang, prasarana atau fasilitas

c. Jenis Retribusi Jasa Usaha

guna melindungi Berdasarkan Perda Kabupaten

tertentu

kepentingan umum dan menjaga Soppeng Nomor 5 Tahun 2012

kelestarian lingkungan. tentang Retribusi Jasa Usaha,ada

c. Jenis Retribusi Perizinan Tertentu

9 (sembilan) jenis Retribusi Jasa Berdasarkan Perda Kabupaten Usaha yang memiliki potensi di

Soppeng Nomor 6 Tahun 2012 Kabupaten Soppeng, yaitu :

tentang

Retribusi Perizinan

1) Retribusi

Tertentu, ada 4 (empat) jenis Kekayaan Daerah;

Pemakaian

Retribusi Perizinan Tertentu yang

2) Retribusi Pasar Grosir dan/atau memiliki potensi di Kabupaten Pertokoan;

Soppeng, yaitu :

3) Retribusi Tempat Pelelangan;

1) Retribusi Izin Mendirikan

4) Retribusi Terminal; Bangunan;

5) Retribusi Tempat Khusus

2) Retribusi Izin Gangguan; Parkir;

3) Retribusi Izin Trayek; dan

6) Retribusi Tempat Penginapan/

4) Retribusi Izin Usaha Pesanggrahan/Villa;

2.3. Pajak Daerah

8) Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga; dan

Undang-Undang Nomor 28 Tahun

9) Retribusi Penjualan Produksi 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Usaha Daerah.

Daerah menjelaskan bahwa Pajak Daerah Daerah menjelaskan bahwa Pajak Daerah

Restoran. bersifat memaksa berdasarkan Undang-

4) Wajib Pajak Restoran adalah Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan

orang pribadi atau Badan secara langsung dan digunakan untuk keperluan

mengusahakan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran

yang

Restoran. rakyat.

5) Tidak termasuk obyek Pajak Subjek pajak adalah orang pribadi atau

Restoran sebagaimana badan yang dapat dikenakan Pajak Daerah.

dimaksud pada ayat (2) Dengan demikian, siapa saja, baik orang pribadi

pelayanan yang atau badan, yang memenuhi syarat objektif

adalah

disediakan oleh restoran yang yang ditentukan dalam suatu peraturan daerah

nilai penjualannya tidak tentang Pajak Daerah, akan menjadi subjek

melebihi Rp.6.000.000,- pajak. Sementara itu, wajib pajak adalah orang

(enam juta rupiah) per tahun. pribadi atau badan yang menurut peraturan

b. Dasar Pengenaan, Tarif dan Cara perundang-undangan

Penghitungan Pajak diwajibkan untuk melakukan pembayaran

perpajakan

daerah

pengenaan Pajak pajak yang terutang, termasuk pemungut atau

1) Dasar

Restoran adalah jumlah pemotong pajak tertentu.

pembayaran yang diterima Adapun jenis-jenis Pajak Daerah

atau yang seharusnya diterima sebagaimana yang diatur dalam Peraturan

restoran. Daerah (Perda) Kabupaten Soppeng Nomor 03

Pajak Restoran Tahun 2012 tentang Pajak Daerah, terdiri atas:

2) Tarif

ditetapkan sebesar

1. Pajak Restoran

10% (sepuluh perseratus). Pajak Restoran adalah pajak atas

3) Besaran pokok Pajak Restoran pelayanan yang disediakan oleh

yang terutang dihitung dengan restoran. Sedangkan restoran adalah

cara mengalikan tarif dengan fasilitas penyedia makanan dan/atau

dasar pengenaan pajak. minuman dengan dipungut bayaran,

2. Pajak Hotel

Hotel adalah pengenaan kafetaria, kantin, warung, bar, dan

yang mencakup juga rumah makan,

Pajak

(pemungutan) pajak terhadap setiap sejenisnya

pelayanan yang disediakan hotel boga/katering.

termasuk

jasa

dengan pembayaran. Sedangkan hotel

a. Nama, Objek, Subjek dan Wajib

fasilitas penyedia jasa Pajak

adalah

penginapan/peristirahatan termasuk Setiap pelayanan yang disediakan

jasa terkait lainnya dengan dipungut restoran dengan pembayaran,

bayaran, yang mencakup juga motel, dipungut pajak dengan nama Pajak

losmen, gubuk pariwisata, wisma Restoran.

pariwisata,

pesanggrahan, rumah

1) Objek Pajak Restoran adalah penginapan dan sejenisnya, serta pelayanan yang disediakan

rumah kos dengan jumlah kamar lebih oleh Restoran.

dari 10 (sepuluh).

2) Pelayanan yang disediakan

a. Objek Pajak Hotel Restoran

Objek Pajak Hotel adalah dimaksud di atas yakni

sebagaimana

pelayanan yang disediakan oleh meliputi pelayanan penjualan

dengan pembayaran, makanan dan/atau minuman

hotel

termasuk jasa penunjang sebagai yang

kelengkapan hotel yang sifatnya pembeli, baik dikonsumsi di

dikonsumsi

oleh

memberikan kemudahan dan tempat pelayanan maupun di

kenyamanan, termasuk fasilitas tempat lain termasuk katering

olahraga dan hiburan. Adapun dan jasa boga.

yang tidak termasuk objek Pajak

3) Subjek Pajak Restoran adalah Hotel adalah sebagai berikut: orang pribadi atau Badan

1) Jasa tempat tinggal asrama yang membeli makanan

yang diselenggarakan oleh

Pemerintah atau Pemerintah

b. Pagelaran kesenian, musik, tari Daerah;

dan/atau busana sebesar 20% (dua

2) Jasa

puluh perseratus); kondominium, dan sejenisnya;

sewa

apartemen,

c. Kontes kecantikan, binaraga dan

3) Jasa tempat tinggal di pusat sejenisnya sebesar 10% (sepuluh pendidikan atau kegiatan

perseratus);

keagamaan;

d. Pameran sebesar 10% (sepuluh

4) Jasa tempat tinggal di rumah

perseratus);

sakit, asrama perawat, panti

e. Karaoke sebesar 30% (tiga puluh jompo, panti asuhan, dan panti

perseratus);

sosial lainnya yang sejenis; dan

f. Sirkus, akrobat dan sulap sebesar

5) Jasa biro perjalanan atau 10% (sepuluh perseratus); perjalanan

g. Permainan bilyar, golf dan boling diselenggarakan oleh hotel

wisata

yang

15% (lima belas yang dapat dimanfaatkan oleh

h. Pacuan kuda dan kendaraan

b. Dasar Pengenaan, Tarif dan Cara

bermotor

dan permainan

Perhitungan Pajak

ketangkasan sebesar 15% (lima Dasar pengenaan Pajak Hotel

belas perseratus); adalah jumlah pembayaran atau

i. Panti pijat, refleksi, mandi yang seharusnya dibayar kepada

dan pusat Hotel. Adapun Tarif Pajak Hotel

uap/spa,

kebugaran (fitness center) sebesar ditetapkan

(dua puluh lima Kabupaten Soppeng adalah sebesar

perseratus); dan 10% (sepuluh perseratus). Besaran

j. Pertandingan olah raga sebesar pokok Pajak Hotel yang terutang

15% (lima belas perseratus). dihitung dengan cara mengalikan

4. Pajak Reklame

tarif dengan dasar pengenaan pajak. Pajak Reklame adalah pajak atas

3. Pajak Hiburan

penyelenggaraan reklame. Reklame Pajak Hiburan adalah pajak atas

adalah benda, alat, perbuatan, atau penyelenggaraan.

media yang bentuk dan corak sebagaimana dimaksud

Hiburan

ragamnya dirancang untuk tujuan meliputi:

di atas

komersial

memperkenalkan,

a. Tontonan film; menganjurkan, mempromosikan, atau

b. Pagelaran kesenian, musik, tari untuk menarik perhatian umum dan/atau busana;

terhadap barang, jasa, orang, atau

c. Kontes kecantikan, binaraga dan badan, yang dapat dilihat, dibaca, sejenisnya;

didengar, dirasakan, dan/atau dinikmati

d. Pameran; oleh umum. Adapun yang tidak

e. Diskotik, karaoke, klab malam dan termasuk sebagai objek Pajak Reklame sejenisnya;

adalah:

f. Sirkus, akrobat dan sulap;

a. Penyelenggaraan reklame melalui

g. Permainan bilyar, golf dan boling; internet, televisi, radio, warta

h. Pacuan kuda, kendaraan bermotor harian, warta mingguan, warta dan permainan ketangkasan;

bulanan dan sejenisnya;

i. Panti pijat, refleksi, mandi uap/spa

b. Label/merek produk yang melekat dan pusat kebugaran (fitness

barang yang center); dan

pada

diperdagangkan, yang berfungsi j. Pertandingan olahraga.

untuk membedakan dari produk Tarif Pajak Hiburan ditetapkan sebagai

sejenis lainnya; berikut :

c. Nama pengenal usaha atau profesi

a. Tontonan film sebesar 10% yang dipasang melekat pada (sepuluh perseratus);

bangunan tempat usaha atau profesi diselenggarakan sesuai dengan ketentuan yang mengatur bangunan tempat usaha atau profesi diselenggarakan sesuai dengan ketentuan yang mengatur

d. Penyelenggaraan tempat parkir di tersebut; dan

tempat peribadatan dan sekolah

d. Reklame yang diselenggarakan Dasar pengenaan Pajak Parkir adalah oleh pemerintah atau pemerintah

jumlah pembayaran atau yang daerah.

dibayar kepada Tarif Pajak Reklame ditetapkan

seharusnya

penyelenggara tempat parkir. Jumlah sebesar 20% (dua puluh perseratus).

yang seharusnya dibayar, termasuk Adapun besarnya pokok Pajak

potongan harga parkir dan parkir Reklame yang terutang dihitung

cuma-cuma yang diberikan kepada dengan cara mengalikan tarif dengan

penerima jasa parkir. Adapun tarif dasar pengenaan pajak.

Pajak Parkir ditetapkan sebesar 30%

5. Pajak Penerangan Jalan

(tiga puluh perseratus). Pajak Penerangan Jalan adalah pajak

7. Pajak Air Tanah

atas penggunaan tenaga listrik, baik

pengambilan dan/atau yang dihasilkan sendiri maupun

Setiap

pemanfaatan air tanah dipungut pajak diperoleh

dengan nama Pajak Air Tanah. Dikecualikan

a. Objek Pajak Air Tanah adalah Penerangan Jalan adalah:

dari objek Pajak

pengambilan dan/atau

a. Penggunaan tenaga listrik oleh pemanfaatan air tanah. instansi

b. Dikecualikan dari objek Pajak Air Pemerintah Daerah;

adalah pengambilan

b. Penggunaan tenaga listrik pada dan/atau pemanfaatan air tanah tempat-tempat yang digunakan

untuk keperluan dasar rumah oleh kedutaan, konsulat dan

tangga, pengairan pertanian dan perwakilan asing dengan asas

rakyat, serta timbal balik; dan

perikanan

peribadatan, dan untuk keperluan

c. Penggunaan tenaga listrik yang Pemerintah Daerah. dihasilkan

c. Subjek Pajak Air Tanah adalah kapasitas tertentu yang tidak

sendiri

dengan

orang pribadi atau Badan yang memerlukan izin dari instansi

melakukan pengambilan dan/atau teknis terkait.

pemanfaatan air tanah.

6. Pajak Parkir

d. Wajib Pajak Air Tanah adalah Pajak Parkir adalah pajak atas

orang pribadi atau Badan yang penyelenggaraan tempat parkir di luar

melakukan pengambilan dan/atau badan jalan, baik yang disediakan

pemanfaatan air tanah. berkaitan dengan pokok usaha maupun

Tarif Pajak Air Tanah ditetapkan yang disediakan sebagai suatu usaha,

sebesar 20% (dua puluh perseratus). termasuk penyediaan tempat penitipan

Besarnya pokok Pajak Air Tanah yang kendaraan bermotor. Parkir adalah

dihitung dengan cara keadaan

terutang

tarif sebagaimana kendaraan

dimaksud dalam Pasal 41 dengan dasar sementara. Tidak termasuk objek pajak

pajak sebagaimana parkir adalah :

pengenaan

dimaksud dalam Pasal 40.

a. Penyelenggaraan tempat parkir

8. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan

oleh Pemerintah dan Pemerintah

Bangunan (BPHTB)

Daerah; Objek Pajak Bea Perolehan Hak atas

b. Penyelenggaraan tempat parkir Tanah dan Bangunan adalah Perolehan oleh perkantoran yang hanya

Hak atas Tanah dan/atau Bangunan. digunakan untuk karyawannya

Hak atas tanah sebagaimana dimaksud sendiri;

pada ayat (1) adalah:

c. Penyelenggaraan tempat parkir

a. Hak milik;

oleh kedutaan, konsulat dan

b. Hak guna usaha; perwakilan negara asing dengan

c. Hak guna bangunan; asas timbal balik; dan

d. Hak pakai; d. Hak pakai;

untuk memperoleh keuntungan;

untuk kuburan, Objek pajak yang tidak dikenakan Bea

f. Hak pengelolaan.

c. Digunakan

peninggalan purbakala,atau yang Perolehan Hak atas Tanah dan

sejenis dengan itu; Bangunan adalah objek pajak yang

d. Merupakan hutan lindung, hutan diperoleh:

suaka alam, hutan wisata, taman

a. Perwakilan

nasional, tanah penggembalaan konsulat

diplomatik

dan

yang dikuasai oleh desa, dan tanah perlakuan timbal balik;

berdasarkan

asas

negara yang belum dibebani suatu

b. Negara untuk penyelenggaraan

hak;

oleh perwakilan pelaksanaan pembangunan guna

pemerintahan dan/atau untuk

e. Digunakan

dan konsulat kepentingan umum;

diplomatik

berdasarkan asas perlakuan timbal

c. Badan atau perwakilan lembaga

balik; dan

internasional yang ditetapkan

f. Digunakan oleh badan atau dengan

perwakilan lembaga internasional keuangan dengan syarat tidak

peraturan

menteri

yang ditetapkan dengan Peraturan menjalankan

Menteri Keuangan. melakukan kegiatan lain di luar

usaha

atau

10. Pajak Mineral Bukan Logam dan

fungsi dan tugas badan atau

Batuan

perwakilan organisasi tersebut; Setiap kegiatan pengambilan mineral

d. Orang pribadi atau badan karena bukan logam dan batuan dipungut konversi hak

pajak dengan nama Pajak Mineral perbuatan hukum lain dengan

atau

karena

Bukan Logam dan Batuan. Objek Pajak tidak adanya perubahan nama;

Mineral Bukan Logam dan Batuan

e. Orang pribadi atau badan karena adalah kegiatan pengambilan Mineral wakaf; dan

Bukan Logam dan Batuan yang

f. Orang pribadi atau badan yang meliputi : asbes; batu tulis; batu digunakan untuk kepentingan

setengah permata; batu kapur; batu ibadah.

apung; batu permata; bentonit;

9. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

dolomit; feldspar; garam batu (halite); Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan

grafit; granit/andesit; gips; kalsit; dan Perkotaan merupakan salah satu

kaolin; leusit; magnesit; mika; marmer; jenis Pajak Daerah yang dapat dipungut

nitrat; opsidien; oker; pasir dan kerikil; daerah. Adapun Objek PBB-P2 adalah

pasir kuarsa; perlit; phospat; talk; tanah Bumi dan/atau Bangunan yang

serap (fullers earth); tanah diatome; dimiliki,

tanah liat; tawas (alum); tras; yarosif; dimanfaatkan oleh orang pribadi atau

dikuasai,

dan/atau

zeolit; basal; trakkit; dan mineral bukan Badan,

logam dan batuan lainnya sesuai digunakan untuk kegiatan usaha

kecuali kawasan

yang

ketentuan peraturan perkebunan,

dengan

perundang-undangan. pertambangan.

perhutanan,

dan

Adapun yang dikecualikan dari objek Objek Pajak yang tidak dikenakan

Pajak Mineral Bukan Logam dan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan

Batuan adalah:

dan Perkotaan adalah objek pajak

a. Kegiatan pengambilan mineral yang :

bukan logam dan batuan yang

a. Digunakan oleh Pemerintah dan nyata-nyata tidak dimanfaatkan Daerah untuk penyelenggaraan

secara komersial, seperti kegiatan pemerintahan;

pengambilan tanah untuk

b. Digunakan semata-mata untuk

rumah tangga, melayani kepentingan umum di

keperluan

pemancangan tiang listrik/telepon, bidang ibadah, sosial, kesehatan,

penanaman kabel listrik/telepon, pendidikan

dan

kebudayaan

penanaman pipa air/gas; dan penanaman pipa air/gas; dan

Soppeng.

merupakan ikutan dari kegiatan pertambangan lainnya, yang tidak dimanfaatkan secara komersial.

3. METODOLOGI PENELITIAN

11. Pajak Sarang Burung Walet

3.1. Jenis Penelitian

Setiap pengambilan

Sesuai dengan masalah dan tujuan yang pengusahaan sarang burung walet

dan/atau

dirumuskan, maka penelitian ini tergolong dipungut pajak dengan nama Pajak

kausatif. Penelitian kausatif Sarang Burung Walet.

penelitian

merupakan penelitian yang menganalisis

a. Objek Pajak Sarang Burung Walet pengaruh antara variabel dependen dan variabel adalah pengambilan dan/atau

independen. Dalam penelitian ini akan pengusahaan sarang burung walet.

menjelaskan pengaruh Retribusi Daerah dan

b. Adapun yang tidak termasuk objek Pajak Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah pajak adalah pengambilan sarang

(PAD) Kabupaten Soppeng. burung walet yang telah dikenakan

Penerimaan Negara Bukan Pajak

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

(PNBP). Lokasi penelitian adalah pada Dinas

c. Subjek Pajak Sarang Burung Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Aset Walet adalah orang pribadi atau

Daerah (DPPKAD) Kabupaten Soppeng badan

Provinsi Sulawesi Selatan. Adapun waktu pengambilan

yang

melakukan

penelitian dilaksanakan selama 1 (satu) bulan. pengusahaan sarang burung walet.

dan/atau

d. Wajib Pajak Sarang Burung Walet

3.3 Variabel Penelitian

adalah orang pribadi atau badan Variabel dalam penelitian ini ada tiga, yang melakukan pengambilan

yaitu dua variabel bebas (independent variable) dan/atau mengusahakan sarang

dan satu variabel terikat (dependent variable). burung walet.

Variabel Retribusi Daerah dan Pajak Daerah Dasar pengenaan Pajak Sarang Burung

adalah variabel bebas sedangkan Pendapatan Walet adalah nilai jual sarang burung

Asli Daerah sebagai variabel terikatnya. walet. Nilai jual sarang burung walet

dihitung berdasarkan perkalian antara

3.4. Jenis dan Sumber Data

harga pasaran umum sarang burung Jenis dan sumber data yang digunakan walet yang berlaku di daerah dengan

dalam penelitian ini sebagai berikut : volume sarang burung walet. Adapun

1. Berdasarkan cara memperolehnya, tarif Pajak Sarang Burung Walet

jenis data ini adalah data sekunder ditetapkan maksimal sebesar 10%

yaitu data Laporan Realisasi Anggaran (sepuluh perseratus).

Pendapatan

Daerah Kabupaten Soppeng yang diperoleh dari instansi

2.4. Hipotesis Penelitian

terkait yakni Dinas Pendapatan, Hipotesis yang diajukan dalam

Pengelolaan Keuangan dan Aset penelitian ini berdasarkan uraian-uraian yang

(DPPKAD) Kabupaten telah dikemukakan sebelumnya, yaitu:

Daerah

Soppeng dan hasil studi perpustakaan

1. Retribusi Daerah berpengaruh positif pada Badan Pusat Statistik (BPS) dan signifikan terhadap peningkatan

Kabupaten Soppeng. Pendapatan Asli Daerah Kabupaten

2. Berdasarkan waktu, data penelitian ini Soppeng.

adalah data runtut waktu (time series).

2. Pajak Daerah berpengaruh positif dan Data time series yang digunakan yaitu signifikan

data time series bulanan yaitu dari Pendapatan Asli Daerah Kabupaten

terhadap

peningkatan

bulan Januari 2013 sampai dengan Soppeng.

Desember 2016.

3. Retribusi Daerah dan Pajak Daerah

sifat, data yang secara bersama-sama berpengaruh

3. Berdasarkan

digunakan adalah data kuantitatif signifikan

terhadap

peningkatan peningkatan

B. Uji t

angka-angka. Uji ini untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel independen terhadap

3.5. Teknik Pengumpulan Data

variabel dependen. Jika nilai signifikan < 0,05, Adapun teknik dalam pengumpulan

maka dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh data dalam penelitian ini dilakukan dengan

yang signifikan antara variabel independen cara:

dengan variabel dependen secara individu.

a. Penelitian Kepustakaan

Sebaliknya jika nilai signifikan > 0,05 maka Research ).

(Library

tidak terdapat pengaruh yang signifikan Penelitian ini dilakukan melalui studi

(Ghozali, 2005).

kepustakaan untuk mendapatkan data sekunder sebagai landasan teoritis dan

C. Uji F

kajian penelitian terdahulu. Landasan Uji ini digunakan untuk mengetahui teoritis dikumpulkan dan ditelaah dari

apakah ada pengaruh yang signifikan antara buku-buku

variabel independen secara bersama-sama hubungan dengan penelitian ini.

terhadap variabel dependen. Apabila nilai

b. Penelitian Lapangan (Field Research). signifikan < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha Penelitian ini

diterima yang berarti variabel independen memperoleh data primer, yaitu dengan

dilakukan untuk

secara bersama-sama berpengaruh signifikan melakukan penelitian secara langsung

terhadap variabel dependen, apabila nilai terhadap responden dengan cara

signifikan > 0,05 tabel maka Ho diterima dan melakukan

Ha ditolak yang berarti variabel independen wawancara/tanya jawab langsung

observasi

dan

secara bersama-sama tidak berpengaruh dengan

terhadap variabel dependen Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan

Aset Daerah serta Pegawai pada Kantor DPPKAD Kabupaten Soppeng.

D. Koefisien Determinasi

Koefisien Determinasi (R2) dilakukan

3.6. Analisis Data

untuk mengetahui seberapa besar sumbangan Untuk mengetahui pengaruh Retribusi

pengaruh variabel independen terhadap naik Daerah dan Pajak Daerah terhadap Pendapatan

turunnya variabel dependen. Jika R2 mendekati Asli daerah (PAD) digunakan analisis regresi

1, ini menunjukkan bahwa variabel independen linier berganda, uji t, uji F dan koefisien

secara bersama berpengaruh terhadap variabel determinasi.

dependen sehingga model yang digunakan

A. Analisis Regresi Berganda

dapat dikatakan baik (Ghozali, 2005). Analisis

mengetahui apakah Retribusi dan Pajak Daerah

3.7. Definisi Operasional Variabel

berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan

A. Pendapatan Asli Daerah (Y)

Pemerintah Daerah. Teknik analisis regresi Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah berganda digunakan dalam penelitian ini karena

pendapatan yang di peroleh daerah yang di variabel bebas lebih dari satu dan merupakan

pungut berdasarkan peraturan perundang- teknik uji yang digunakan untuk mengetahui

undangan yang berlaku, melalui sumber- pengaruh variabel independen terhadap

sumber dana yang di dapat dari Pajak Daerah, variabel dependen, dengan persamaan sebagai

Retribusi Daerah, hasil pengelolahan kekayaan berikut :

daerah dan penerimaan lain-lain PAD yang Y = a + b1X1+ b2X2 + e

sah. Indikator dalam mengukur pendapatan asli Keterangan:

daerah dalam penelitian ini berdasarkan total Y = Pendapatan Asli daerah

pemasukan dana daerah Pajak Daerah, X1 = Retribusi Daerah

Retribusi Daerah, hasil pengelolahan kekayaan X2 = Pajak Daerah

daerah yang dipisahkan, dan penerimaan lain-

a = Konstanta lain PAD yang sah selama 48 (empat puluh b1- b2 = Koefisien variabel X1 – X2

delapan) bulan periode Januari 2013 sampai

e = Variabel pengganggu dengan Desember 2016 berdasarkan Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Daerah di

Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan

1. Data dikatakan terdistribusi normal, Aset Daerah Kabupaten Soppeng.

jika data atau titik menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

B. Retribusi Daerah (X1)

diagonal.

2. Sebaliknya data dikatakan tidak daerah sebagai pembayaran atas jasa atau

Retribusi Daerah adalah pungutan

terdistribusi normal, jika data atau titik pemberian izin tertentu yang khusus disediakan

menyebar jauh dari arah garis atau dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah

tidak mengikuti diagonal. untuk kepentingan orang pribadi atau Badan. Indikator dalam mengukur Retribusi Daerah dalam penelitian ini berdasarkan total pemasukan Retribusi Daerah berupa Retribusi Jasa Umum, Retribusi Jasa Usaha dan Retribusi Perizinan Tertentu selama 48 (empat puluh delapan) bulan periode Januari 2013 sampai dengan Desember 2016 berdasarkan Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Daerah di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Soppeng.

C. Pajak Daerah (X2)

Pajak Daerah adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan

Gambar 4.1 Uji Normalitas

imbalan secara langsung dan digunakan untuk Berdasarkan hasil output SPSS di atas keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kita dapat melihat grafik plot. Dimana gambar kemakmuran rakyat. Indikator dalam mengukur P-Plot terlihat titik-titik mengikuti dan Pajak Daerah dalam penelitian ini berdasarkan mendekati garis diagonalnya sehingga dapat total pemasukan Pajak Daerah berupa Pajak disimpulkan bahwa model regresi memenuhi Restoran; Pajak Hotel; Pajak Hiburan; Pajak

asumsi normalitas.

Reklame; Pajak Parkir; Pajak Air Tanah; Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan;

B. Uji Multikolinearitas

Pajak Penerangan Jalan; Pajak Bumi dan Bangunan; Pajak Mineral Bukan Logam dan

multikolinearitas ditandai Batuan; dan Pajak Sarang Burung Walet,

Gejala

dengan adanya hubungan yang kuat diantara variabel independen (bebas) dalam suatu

selama 48 (empat puluh delapan) bulan yaitu periode Januari 2013 sampai dengan Desember

persamaan regresi. Apabila dalam suatu 2016 berdasarkan Laporan Realisasi Anggaran

persamaan

terdapat gejala multikolinearitas, maka akan menyebabkan

regresi

Pendapatan Daerah di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

ketidakpastian estimasi, sehingga kesimpulan Kabupaten Soppeng.

yang diambil tidak tepat. Model regresi yang dinyatakan bebas dari multikolinearitas apabila

4. HASIL PENELITIAN DAN

nilai Tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10.

PEMBAHASAN

pengujian asumsi multikolinearitas untuk variabel penelitian ini

Hasil

4.1. Uji Asumsi Klasik

dapat dilihat berdasarkan nilai VIF dan nilai

A. Uji Normalitas

Tolerance-nya. Adapun hasil pengujian Pengujian normalitas residual data

multikolinearitas dapat dilihat pada tabel pada penelitian ini dilakukan dengan melihat

berikut:

grafik Normal Probability Plot. Pada dasarnya normalitas sebuah data dapat dideteksi dengan melihat persebaran data atau titik pada sumbu diagonal dari residualnya, dengan asumsi:

Tabel 4.1

besar daripada α 0,05 yaitu 0,168 untuk

Uji Multikolinearitas

Retribusi Daerah, serta 0,338 untuk Pajak Coefficients a Daerah. Jadi dapat disimpulkan penelitian ini

bebas dari gejala heterokedastisitas dan layak untuk diteliti.

Collinearity Statistics

Model Tolerance

VIF

1 (Constant)

4.2. Analisis Regresi Berganda

Retribusi Daerah

bertujuan untuk

mengetahui apakah Retribusi Daerah dan Pajak

Pajak Daerah .997

Daerah berpengaruh terhadap Pendapatan Asli

a. Dependent Variable: PAD Kab. Soppeng

Sumber: Data Primer Diolah, 2017

Daerah Kabupaten Soppeng. Teknik analisis Berdasarkan hasil uji multikolinearitas

regresi berganda digunakan dalam penelitian pada tabel 4.1 menunjukkan nilai tolerance

ini karena variabel bebas lebih dari satu yang lebih besar daripada 0,10 dan nilai VIF lebih

akan di teliti. Berikut ini hasil uji regresi kecil daripada 10. Oleh karena itu dapat

berganda :

disimpulkan bahwa variabel independen yaitu

Tabel 4.3

Retribusi Daerah (X1) dan Pajak Daerah (X2)

Uji Analisis Regresi Berganda

yang digunakan dalam model regresi penelitian

Coefficients a

ini adalah terbebas dari multikolinearitas atau

Unstandardized

Standardized

dapat dipercaya dan objektif.

B Std. Error Beta t Sig.

C. Uji Heterokedasitas

1 (Constant) 1.378E9 1.496E9 .921 .362

Heterokedastisitas digunakan untuk

menguji apakah dalam sebuah model regresi .066 terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari

Retribusi Daerah

suatu pengamatan ke pengamatan lainnya. .325 2.383 Daerah .021 Model yang baik adalah yang tidak terjadi

a. Dependent Variable: PAD Kab. Soppeng

heterokedastisitas. Sumber: Data Primer Diolah, 2017 Pengujian masalah heterokedastisitas pada persamaan regresi

estimasi menggunakan kuadrat residual regresi Berdasarkan hasil uji statistik regresi pada tabel 4.3, maka dapat dirumuskan

estimasi (sebagai proxy varians ) sebagai variable dependen disebut Uji White. Apabila

persamaan matematis dari penelitian ini sebagai nilai sig > 0,05 maka data tersebut bebas dari

heterokedastisitas dapat dilihat pada tabel

Y = 1,378 + 2,611X1 + 2,873 X2+ e

berikut ini:

Tabel 4.2

Angka yang dihasilkan dari pengujian tersebut

Uji Heteroskedastisitas

dijelaskan sebagai berikut:

Coefficients a

Nilai konstanta yang diperoleh sebesar

Coefficients

Coefficients

1,378. Hal ini berarti bahwa jika

Model B Std. Error

Beta

Sig.

varibel-variabel independen (Retribusi

Daerah dan Pajak Daerah) tidak ada, maka besarnya Pendapatan Asli Daerah

1 (Constant) 4.424E18 7.809E18

Retribusi Daerah

1.013E10 7.222E9

Kabupaten Soppeng adalah sebesar

1,378 miliar rupiah.

Pajak

Daerah 6.093E9 6.292E9

2. Koefisien Regresi (β) X1

a. Dependent Variable: RESIDUAL

Nilai koefisien regresi variabel

Sumber: Data Primer Diolah, 2017

Retribusi Daerah (X1) sebesar 2,611. Hal ini menunjukkan bahwa setiap

peningkatan satu satuan Retribusi heteroskedastisitas pada tabel 4.2, dapat dilihat

mengakibatkan bahwa hasil perhitungan masing-masing

Daerah

akan

peningkatan Pendapatan Asli Daerah variabel menunjukkan bahwa level sig lebih

(PAD) Kabupaten Soppeng sebesar dan Lain-Lain PAD yang sah. 2,611 milliar rupiah, dengan asumsi

B. Uji t

variabel bebas lainnya dianggap Uji t dilakukan untuk mencari konstan.

pengaruh variabel bebas terhadap variabel

3. Koefisisen Regresi (β) X2 terikat dalam persamaan regresi secara parsial Nilai koefisien regresi variabel Pajak

dengan mengasumsikan variabel lain dianggap Daerah (X2) sebesar 2,873. Hal ini

dilakukan dengan menunjukkan

konstan.

Uji

membandingkan antara nilai t yang dihasilkan peningkatan satu satuan Pajak Daerah

bahwa

setiap

dari perhitungan statistik dengan nilai t-tabel akan mengakibatkan peningkatan

atau jika probabilitas (p value) < 0.05, maka Pendapatan Asli Daerah (PAD)

hipotesis nol ditolak sebaliknya hipotesis Kabupaten Soppeng sebesar 2,783

alternatif yang diajukan ini dapat diterima, millliar rupiah dengan asumsi variabel

(koefisien regresi signifikan) pada tingkat bebas lainnya dianggap konstan.

signifikansi 5%. Nilai t-tabel dalam penelitian ini sebesar 2,014 (df=48 – 3 = 45).

A. Uji Koefisien Determinasi (R-Square) Tabel 4.5

Uji koefisien determinasi (R2)

Titik Persentase Distribusi t

digunakan untuk mengukur tingkat ketepatan

(df = 41 – 50)

dari regresi linear berganda yaitu persentase

Pr

sumbangan (goodness of fit) dari variabel bebas

terhadap variabel terikat. Pada penelitian ini 0.002

digunakan Adjusted R Square dengan variabel

bebas yang digunakan lebih dari satu. Nilai 3.295

koefisien determinasi adalah antara nol dan 3.290

43 24 55 07 69 25 10 satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan 89

44 11 09 23 37 13 28 variabel-variabel 07 independen dalam

menjelaskan variasi variabel dependen amat 3.281

terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti 3.277

variabel-variabel independen memberikan

47 75 82 93 74 35 56 hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk 91

memprediksi variasi variabel dependen.

Adapun Hasil uji koefisien determinasi di 3.265

tunjukkan pada tabel berikut:

Sumber http://repository.unja.ac.id/209/1/tabel-t.pdf

Tabel 4.4 Uji Koefisien Determinasi

Untuk mengetahui nilai t-hitung dan

Model Summary b

probabilitas masing-masing variabel dapat

Adjusted R Std. Error of

dilihat melalui tabel berikut ini:

Model R R Square

Square

the Estimate

Uji t Parsial

a. Predictors: (Constant), Pajak Daerah, Retribusi Daerah

Coefficients a

b. Dependent Variable: PAD Kab. Soppeng Standar Sumber: Data Primer Diolah, 2017

Unstandardized Coeffic Coefficients

menunjukkan hasil uji koefisien determinasi ients (r-square) dapat diketahui nilai adjusted R-

Model

B Std. Error Beta t Sig.

square sebesar 0,127. Hal ini mengindikasikan

1 (Constant)

1.378E9 1.496E9 .921 .362

bahwa Retribusi Daerah dan Pajak Daerah

Retribusi Daerah

berpengaruh terhadap PAD Kabupaten Soppeng sebesar 0,127 atau 12,7% sedangkan

Pajak Daerah

87,3 % dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini yaitu Hasil a. Dependent Variable: PAD Kab. Soppeng

pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan Sumber: Data Primer Diolah, 2017 pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan Sumber: Data Primer Diolah, 2017

kepercayaan untuk pengujian hipotesis adalah pada tabel 4.6, maka dapat dilihat pengaruh

95% atau (α) 0,0 5.

antara variabel independen terhadap variabel

Tabel 4.7

dependen secara parsial adalah sebagai berikut:

Titik Persentase Distribusi F untuk

1. Hipotesis pertama penelitian ini adalah

Probabilita = 0,05

Retribusi Daerah berpengaruh positif

dan signifikan terhadap peningkatan df untuk pembilang (N1)

df untuk

penyebut

Pendapatan Asli Daerah Kabupaten

(N2)

Soppeng. Pada tabel 4.6 memiliki nilai

t-hitung sebesar 1,887 lebih kecil

daripada t-tabel sebesar 2,014 (1,887 <

43 4.07 3.21 2.82 2.59 2,014) dan nilai sig sebesar 0,066 2.43 (0,066 > 0.05) dengan nilai positif pada

angka 0,258 ini berarti variabel

Retribusi Daerah berpengaruh tidak

Sumber http://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/tabel-f-0-05.pdf

signifikan dan positif, sehingga Hasil uji F (secara simultan) dapat Hipotesis ditolak. Dengan demikian,

dapat disimpulkan bahwa Retribusi dilihat pada tabel berikut: Daerah secara statistik berpengaruh

Tabel 4.8

positif tapi tidak signifikan terhadap

Uji F peningkatan Pendapatan Asli Daerah b ANOVA

demikian hipotesis pertama ditolak.

Model

Squares

df Square F Sig.

2. Hipotesis kedua penelitian ini adalah a 1 Regression 1.515E20 2 7.574E19 4.406 .018 Pajak Daerah berpengaruh positif dan

signifikan terhadap

Pendapatan Asli Daerah Kabupaten

a. Predictors: (Constant), Pajak Daerah, Retribusi Daerah

Soppeng. Pada tabel 4.6 memiliki nilai

b. Dependent Variable: PAD Kab. Soppeng

t-hitung sebesar 2,383 lebih besar

Sumber: Data Primer Diolah, 2017

daripada t-tabel sebesar 2,014 (2,383 > Dari tabel 4.8 yang merupakan hasil 2,014) dan nilai sig sebesar 0,021

Uji F terlihat bahwa nilai F-hitung sebesar (0,021 < 0.05) dengan nilai positif pada

4,406 dan nilai sig sebesar 0,018. Dengan angka 0,325 ini berarti variabel Pajak

menggunakan tingkat α (alfa) 0,05 atau 5%, Daerah berpangaruh signifikan dan

dapat dibuktikan bahwa nilai F-hitung lebih positif, sehingga Hipotesis diterima.

besar dari F-tabel (4,406 > 3,20) dan Dengan demikian, dapat disimpulkan

signifikansi (0,018) < dari α (alfa) = 0,05. Ole h bahwa Pajak Daerah secara statistik

karena itu, dapat disimpulkan bahwa Retribusi berpengaruh positif dan signifikan

Daerah dan Pajak Daerah secara bersama-

terhadap peningkatan Pendapatan Asli

sama (simultan) berpengaruh signifikan

Daerah Kabupaten Soppeng. Dengan

terhadap peningkatan Pendapatan Asli demikian hipotesis kedua diterima.

Daerah Kabupaten Soppeng.

C. Uji F

4.3 Pengaruh Retribusi Daerah terhadap

Uji F ini dilakukan untuk menguji

Dokumen yang terkait

PENGARUH TERAPI NAPAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI BALAI PELAYANAN SOSIAL TRESNA WERDHA UNIT ABIYOSO

0 0 6

PUASA WAJIB DAN PUASA SUNAT

0 0 7

BAB ZAKAT FITRAH DAN ZAKAT MAL

0 0 8

PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA, BEBAN KERJA DAN KELELAHAN KERJA (BURNOUT) DENGAN KINERJA PERAWAT WANITA DI RSUD I LAGALIGO KABUPATEN LUWU TIMUR

1 3 17

THE INFLUENCE OF SCHOOL CULTURE, COMPENSATION AND INTERNAL MOTIVATION ON PERFORMANCE OF TEACHERS OF HIGH SCHOOL IN THE DISTRIC MADAPANGGA OF KABUPATEN BIMA

0 0 17

PERBANDINGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DAN KURIKULUM 2013 DI SMAN 1 SINJAI UTARA

0 0 9

PENGARUH DUKUNGAN PIMPINAN, PENGEMBANGAN KARIR DAN KOMPENSASI TERHADAP MOTIVASI PERAWAT DALAM MELANJUTKAN PENDIDIKAN KEPERAWATN DI RSUD SALEWANGANG MAROS The Effect Of Support Leader, Career Development And Compensation Of Motivation Nurse In Continuing E

0 0 15

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KOTA MAKASSAR TERHADAP KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI

0 1 20

PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUANG PERAWATAN MAWAR LANTAI II RSU WISATA UIT MAKASSAR (Effect Of Terapeutic Nurse Communication On The Level Of Satisfaction Patient Care Hospital In The Floor Ii Tour Uit Hospital Makas

0 0 10

PENGARUH PENAMBAHAN DANA BAGI HASIL PAJAK ROKOK DAN REALISASI PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP KEBIJAKAN PENGANGGARAN PADA DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN SOPPENG (the Influence of Cigarette Tax Sharing and Realization Local

0 0 14