GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG MENOPAUSE PADA WANITA PRA MENOPAUSE DI DESA GOTPUTUK KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN BLORA

  

GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG MENOPAUSE PADA WANITA PRA

MENOPAUSE DI DESA GOTPUTUK KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN BLORA

Chorina Putri W

Nuke Devi Indrawati *)

  Program Studi D III Kebidanan Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang

  Email : b1d4n_unimus06@yahoo.co.id

  

ABSTRAK

Latar belakang dari hasil survey di RW I desa Gotputuk diperoleh data jumlah wanita umur 40-50 tahun sebanyak 55

orang. Wanita Didesa Gotputuk belum pernah diberikan informasi tentang menopause, kalaupun ada yang tahu mereka

mendapat informasi dari surat kabar dan televisi. Hal itu dapat di lihat dari pengambilan data dengan sampel 10 orang

yang di wawancara tentang menopause 80 % mempunyai pengetahuan kurang. Berdasarkan latar belakang di atas maka

perlu dilakukan penelitian tentang gambaran pengetahuan tentang menopause pada wanita pra menopause di Desa

Gotputuk, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora.

  

Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan tentang Menopause pada wanita

Pra Menopause Di Desa Gotputuk Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora.

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif dengan metode pendekatan cross sectional. Jumlah

populasi sebanyak 55 ibu usia pra menopause, kemudian pengambilan sampel dilakukan dengan tehnik sampel jenuh

seluruh populasi menjadi sampel yaitu 55 orang. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner dengan item

pertanyaan 25 soal.

  

Hasil penelitian yang diperoleh adalah mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuan dasar (SD, dan SMP) yaitu

sebanyak 81,8% dan mayoritas responden memiliki pengetahuan baik tentang menopause sebesar 56,4 %.

Simpulan penelitian ini adalah mayoritas responden mempunyai tingkat pendidikan dasar atau SD dan SMP sebanyak

45 responden 81,8 % dengan tingkat pengetahuan tentang menopause dalam kategori baik yaitu sebanyak 31 responden

56,4 %.

  Kata Kunci : Pengetahuan, Menopause, Wanita Pra Menopause PENDAHULUAN

  Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera baik fisik, mental, sosial, yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran, dan sistem reproduksi wanita. Pengetahuan kesehatan reproduksi sebaiknya dilakukan sejak remaja, karena seseorang akan dapat mengenali kelainan kesehatan reproduksinya sedini mungkin, terutama tentang menstruasi (Kinanti, 2009).

  Menstruasi atau siklus haid adalah pelepasan endometrium yang nekrotik yang disebabkan oleh menurunnya kadar estrogen dan progesterone sebagai akibat tidak adanya pembuahan di endometrium setelah mengalami beberapa fase (Sarwono, 2002). Sebelum menstruasi benar-benar berhenti ada fase di mana wanita mengalami menstruasi yang tidak teratur. Fase tersebut disebut fase pra menopause.

  Fase pra menopause adalah fase yang dimulai usia 40 tahun dan dimulai masuk pada fase klimakterium. Fase ini ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur, dengan perdarahan haid yang memanjang dan jumlah darah haid yang relatif banyak, dan kadang-kadang disertai nyeri haid (disminohrea) (Sarwono, 2003).

  Setelah fase pra menopause maka wanita akan memasuki fase menopause. Menopause merupakan suatu fase alamiah yang akan dialami oleh setiap wanita yang biasanya terjadi diatas usia 40 tahun. Wanita dikatakan menopause bila siklus menstruasinya telah berhenti selama 1 bulan. Berhentinya haid tersebut akan membawa dampak pada konsekuensi kesehatan baik fisik maupun psikis (Retnowati, 2001).

  Berdasarkan tinjauan psikologis ada wanita pada masa menopuse mengalami gangguan fisik, seksual, sosial, dan gangguan psikologis, dan ada juga wanita tanpa mengalami berbagai keluhan fisik, psikologis, dan sosial. Perbedaan ini dipengaruhi oleh berat ringannya stress yang dialami wanita dalam menghadapi dan mengatasi menopause sebagai akibat penilaiannya terhadap menopause. Maka sangat perlu wanita yang mengalami menopause mencari informasi mengenai segala sesuatu yang menyangkut menopause khususnya bagi wanita yang belum mengalami menopause (Retnowati, 2001).

  Dalam suatu kajian yang melibatkan 2.700 wanita, kebanyakan di antara mereka mengalami transisi pra-menopause yang berlangsung antara dua hingga delapan tahun (Kinanti, 2009).

  Sindroma menopause dialami oleh banyak wanita hampir diseluruh dunia yaitu sekitar 70- 80% wanita Eropa, 60% di Amerika, 57 % di Malaysia, 18 % di Cina dan 10 % di Jepang dan Indonesia hal ini dipengaruhi karena pola makan. Pola makan wanita Eropa dan Amerika lebih meningkatkan kadar estrogen, karena estrogen drastis menurun menyebabkan tingginya sindroma menopause (Liza, 2009).

  Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2000 mencapai 203,46 juta orang dengan 101,81 juta penduduk wanita, sekitar 25% atau sekitar 15,5 juta jiwa dari penduduk wanita Indonesia akan mencapai usia menopause (Kasdu, 2002). Jumlahnya meningkat menjadi 11% pada tahun 2005. Pada tahun 2008 sekitar 5.320.000 wanita memasuki usia menopause. Pada tahun 2015 diperkirakan jumlah tersebut akan bertambah sebesar 14% (Hardi, 2008). Tahun 2020 diperkirakan jumlah wanita yang hidup dalam usia menopause adalah 30,3 juta orang (Baziad, 2003). Dengan semakin meningkatnya wanita menopause maka akan meningkat pula jumlah wanita paska menopause (Kasdu, 2002).

  Hasil survey di RW I desa Gotputuk diperoleh data jumlah wanita umur 40 – 50 tahun sebanyak 55 orang. Wanita didesa Gotputuk belum pernah diberikan informasi tentang menopause, kalaupun ada yang tahu mereka mendapat informasi dari surat kabar dan televisi hal itu dapat di lihat dari pengambilan data dengan sampel 10 orang yang di wawancara tentang menopause 80 % mempunyai pengetahuan kurang. Hal ini diterangkan pada penelitian Winda Teramisi antar (Hubungan tingkat pengetahuan tentang menopause dengan tingkat kecemasan ibu menjelang menopause di Desa Krengseng, Kecamatan Batang tahun 2009) dengan hasil 55,8 % ibu memiliki pengetahuan kurang baik.

  Berdasarkan latar belakang di atas maka perlu dilakukan penelitian tentang gambaran pengetahuan tentang menopause pada wanita pra menopause di wilayah RW I Desa Gotputuk, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora.

METODE PENELITIAN

  Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif melalui survey dan wawancara menggunakan lembar wawancara dengan pendekatan point time. Tempat penelitian dilakukan di Desa Gotputuk, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora. Sampel yang digunakan adalah sampel jenuh yaitu seluruh populasi sebanyak 55 orang.

HASIL DAN PEMBAHASAN

  Pengambilan data penelitian dilakukan pada tanggal 3 Juli-10 Juli 2010 di Desa Gotputuk RW II Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora. Penelitian dilakukan terhadap 55 ibu pra menopause dengan cara memberikan lembar wawancara dari rumah ke rumah yang meliputi 25 pertanyaan tentang pengetahuan Menopause dengan skor benar 1 dan skor salah 0, sehingga skor benar seluruh pertanyaan adalah 25.

  Berdasarkan hasil penelitian data yang diperoleh adalah sebagai berikut :

a. Pendidikan

  Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan kepada ibu-ibu usia 40-50 tahun sebanyak 55 orang di Desa Gotputuk tentang Menopause didapatkan hasil sebagai berikut : Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan

  No Variabel f % .

  1 Pendidikan dasar (SD, SMP) 45 81,8

  2 Pendidikan menengah (SMA) 8 14,5

  3 Pendidikan tinggi (DIII, S1) 2 3,6 Jumlah

  55 100 Berdasarkan data tabel 1 mayoritas pendidikan penduduk adalah pendidikan dasar yaitu sebanyak 45 orang (81,8%). Penduduk yang memiliki pendidikan tinggi hanya 2 orang (3,6%).

  Dari hasil penelitian yang dilakukan kepada 55 ibu pra menopause di Desa Gotputuk Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora diketahui bahwa sebagian besar tingkat pendidikan responden masih memiliki pendidikan yang rendah, Budioro (2002) menyatakan orang yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi akan lebih mudah menerima informasi tentang menopause sehingga diharapkan tingkat pengetahuannya juga baik diabanding orang dengan tingkat pendidikan rendah.

  Menurut Budioro (2002) pendidikan adalah suatu proses perubahan perilaku menuju kepada kedewasaan dan penyempurnaan kehidupan manusia. Ibu berpendidikan tinggi mempunyai pengertian lebih baik terhadap pencegahan penyakit dan kesadaran lebih tinggi terhadap masalah-masalah kesehatan yang sedikit banyak diajarkan ditempat-tempat pendidikan.

  Menurut Lawrence Green (1980) dalam Notoatmodjo (2003) menyatakan bahwa tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor predisposisi untuk terbentuknya perilaku hidup sehat.

  Pendidikan bertujuan untuk mengisi otak dengan berbagai macam pengetahuan, apabila tingkat pendidikan baik maka tingkat pengetahuan juga baik.

  Dari hasil penelitian yang dilakukan di Desa Gotputuk Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora pada bulan Juli tahun 2010 mayoritas berpendidikan dasar dengan pengetahuan tentang menopause yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 15 orang (27,3%) dan yang berpengetahuan baik sebanyak 31 orang (56,4%).

b. Pengetahuan

  Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa skor pengetahuan tentang menopause berkisar antara 8 sampai dengan 23 dengan rata-rata 2,29 dan simpangan baku 0,875.

  Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Menopause

  No Pengetahuan f % .

  1 Baik 31 56,4

  2 Sedang 9 16,4

  3 Kurang 15 27,3 Jumlah 55 100

  Berdasarkan data tabel 2 dapat diketahui sebagian besar responden berpengetahuan baik sebanyak 31 orang (56,4%) dan yang berpengetahuan kurang sebanyak 15 orang (27,3%).

  80

  17

  18 Jenis makanan yang sebaiknya dikonsumsi oleh wanita menopause 53 96,4

  2

  18

  19 Jenis bahan makanan yang baik dikonsumsi oleh wanita menopause 52 94,5

  3

  19

  20 Jenis makanan yang mengandung vitamin D

  44

  11

  17 Upaya-upaya menghadapi menopause 54 98,2

  20

  21 Makanan yang harus dibatasi konsumsinya saat menopause

  22

  40

  33

  21

  22 Makanan yang harus dihindari untuk memperlambat menopause 21 38,2 34 61,8

  23 Cara menghadapi menopause yang akan dialami oleh setiap wanita 40 72,7 15 27,3

  24 Manfaat hidup sehat sejak dni bagi wanita menopause 36 65,5 6 10,9

  1

  16

  Adapun data yang diperoleh mengenai Pengetahuan Tentang Menopause Pada Wanita Pra Menopause Di Desa Gotputuk Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora adalah sebagai berikut: Tabel 3 Distribusi Jawaban Responden Variabel Pengetahuan Tentang Menopause No .

  7 Faktor-faktor yang yang mempengaruhi perubahan 36 65,5 19 34,5 pada wanita menopause

  Pertanyaan Benar

  Salah

  n % n %

  1 Pengertian menopause 50 90,1 5 9,1

  2 Usia wanita mengalami menopause 50 90,1 5 9,1

  3 Perasaan ibu mengahdapi menopause 20 36,4 35 63,6

  4 Alasan ibu dalam mengadapi menopause 18 32,7 37 67,3

  5 Tanggapan suami dan keluarga saat ibu menjelang menopause 47 85,5 8 14,5

  6 Perubahan yang dialami wanita menopause 37 67,3 18 32,7

  8 Akibat perubahan fisik yang dialami wanita menopause 27 49,1 28 50,9

  8

  9 Penyebab wanita menopause mengalami rasa sakit saat berhubungan seksual 40 72,7 15 27,3

  10 Penyebab wanita menoapuse mengeluarkan keringat dimalam hari 32 58,2 23 41,8

  11 Penyebab wanita menopause mengalami nyeri sendi atau linu 32 58,2 23 41,8

  12 Penyebab siklus haid wanita menoapuse menjadi terganggu 40 72,7 15 27,3

  13 Tanda dan gejala psikologis menopause 43 78,2 12 21,8

  14 Penyebab wanita menopause mudah sekali tersinggung 45 81,8 10 18,2

  15 Cara mengatasi emosi ibu menopause 50 90,1

  5

  15

  16 Bukan penyebab wanita menoapuse mudah sekali depress 47 85,5

  25 Cara lain yang bisa dilakukan wanita agar menopause tidak lagi 49 89,1 6 10,9

  Dari tabel 3 menunjukkan bahwa ada beberapa item yang tidak bisa dijawab dengan baik oleh responden. Item pertanyaan tersebut adalah item pertanyaan nomor 3 tentang perasaan ibu menghadapi menopause terdapat 63,6 % responden yang menjawab salah. Item pertanyaan nomor 4 tentang alasan ibu dengan perasaan menghadapi menopause terdapat 67,3 % responden menjawab salah. Item pertanyaan nomor 8 tentang perubahan fisik yang dialami wanita menopause terdapat 50,9 % responden yang menjawab salah. Item pertanyaan nomor 10 tentang penyebab wanita menopause mengeluarkan keringat di malam hari terdapat 41,8 % responden yang menjawab salah. Item pertanyaan nomor 11 tentang penyebab wanita menopause mengalami nyeri sendi terdapat 41,8 % responden yang menjawab salah. Item pertanyaan nomor 22 tentang makanan yang harus dihindari untuk memperlambat menopause terdapat 61,8 % responden menjawab salah.

  Berdasarkan data penelitian yang ada pengetahuan ibu-ibu pra menopause tentang menopause di desa Gotputuk yang masih kurang sebanyak 15 orang (27,3%). Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan ibu-ibu pra menopause tentang menopause di desa Gotputuk masih belum seluruhnya mengerti dengan apa yang dimaksud dengan menopause baik mengenai pengertian, syndrom, perubahan yang terjadi saat menopause, tanda dan gejala menopause, penanganan maupun cara untuk menghadapi menopause. Masih kurangnya pengetahuan tentang menopause dikarenakan ibu-ibu di desa Gotputuk belum pernah mendapatkan informasi tentang menopause mereka hanya sekedar tahu dari media elektronik.

  Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuaman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

  Pengetahuan dapat diperoleh dari pendidikan, pengalaman diri sendiri maupun orang lain, media massa maupun lingkungan. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan diperlukan sebagai dorongan sikap dan perilaku setiap hari, sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan merupakan stimulus terhadap tindakan seseorang.

  Berdasarkan hasil wawancara kepada 55 responden, masih banyak responden belum mengerti tentang menopause terutama pada item pertanyaan tentang perasaan ibu mengahadapi menopause yang biasa-biasa saja dengan alasan setiap orang pasti mengalami namun ibu tidak mengerti tentang syndroma menopause yang yang dialami para ibu menopause dan menjadi keluhan, kurangnya pengetahuan ibu tentang perubahan-perubahan fisik yang dialami ibu menopause dan juga penyebab keluhan fisik tersebut, serta makanan apa saja yang harus dikonsumsi untuk memperlambat menopause ibu belum mengerti. Hanya sebagian pertanyaan yang bisa dijawab ibu dengan baik. Masih belum optimalnya pengetahuan tentang menopause dikarenakan ibu-ibu di desa Gotputuk belum pernah mendapatkan informasi tentang menopause dari tenaga kesehatan namun mereka hanya sekedar tahu dari media elektronik maupun cerita dari para tetangga.

c. Pengetahuan Ibu Pra Menopause tentang Menopause Di Desa Gotputuk Kecamatan Ngawen

  Kabupaten Blora

1. Pengetahuan Tentang Syndroma Menopause

  Tabel 4 Dstribusi Jawaban Responden Variabel Pengetahuan Per Kategori Pertanyaan Tentang Syndroma Menopause

  No. Pengetahuan f %

  1 Baik 17 30,9

  2 Sedang 3 5,5

  3 Kurang 35 63,6 Jumlah 55 100

  Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden tentang syndrome menopause pada umumnya masih kurang yaitu sebanyak 35 orang (63,6%) dan responden yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 17 orang (30,9%).

  Hal ini dikarenakan ibu-ibu di Desa Gotputuk belum pernah pernah mendapatkan informasi tentang syndroma menopause baik dari media masa maupun dari tenaga kesehatan.

  2. Pengetahuan Tentang Perubahan Yang Terjadi Saat Menopause Tabel 5 Dstribusi Jawaban Responden Variabel Pengetahuan Per Kategori Pertanyaan Tentang Perubahan yang Terjadi Saat Menopause

  No. Pengetahuan f %

  1 Baik 23 41,8

  2 Sedang 12 21,8

  3 Kurang 20 36,4 Jumlah 55 100

  Berdasarkan tabel 5 menunjukan bahwa tingkat pengetahuan responden tentang perubahan yang terjadi saat menopause dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 23 orang (41,8%) dan responden dengan pengetahuan kurang sebanyak 20 orang (36,4%).

  Pengetahuan responden tentang perubahan-perubahan yang terjadi saat menopause dipengaruhi oleh beberapa faktor misal selain dipengaruhi oleh pendidikan formal juga dipengaruhi oleh informasi-informasi dari media masa, televisi, maupun cerita dari para tetangga. Masih banyak responden yang belum mengerti tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada wanita menopause seperti yang diungkapkan oleh Lastiko. Perubahan itu antara lain: perubahan organ reproduksi, perubahan hormon , perubahan fisik, perubahan emosi.

  3. Pengetahuan Tentang Tanda Gejala Menopause

  Tabel 6 Dstribusi Jawaban Responden Variabel Pengetahuan Per Kategori Pertanyaan Tentang Tanda Dan Gejala Menopause

  No Pengetahuan f % .

  1 Baik 27 49,1

  2 Sedang

  11

  20

  3 Kurang 17 30,9 Jumlah 55 100

  Berdasarkan data penelitian pada tabel 6 menunjukan bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang tanda gejala menopause yang memilki pengetahuan baik sebanyak 27 orang (49,1%) dan responden yang memilki pengetahuan kurang sebanyak 17 orang (30,9%).

  Hal ini dikarenakan responden sering mendapat informasi dari televisi, radio, majalah, maupun cerita dari para tetangga. Namun informasi yang didengar kadang masih belum lengkap. Tanda dan gejala menopause menurut Angila (2010) antara lain: ketidakteraturan siklus haid, gejolak rasa panas (hot flash), keluar keringat di malam hari, kekeringan vagina, perubahan kulit, sulit tidur, perubahan pada mulut, kerapuhan tulang, badan menjadi gemuk, penyakit, linu dan nyeri otot sendi, perubahan pada indra prasa

  4. Pengetahuan Tentang Penanganan Menopause Tabel 7 Dstribusi Jawaban Responden Variabel Pengetahuan Per Kategori Pertanyaan Tentang Penanganan Menopause

  No. Pengetahuan f %

  1 Baik 25 45,5

  2 Sedang 28 50,9

  3 Kurang 2 3,6 Jumlah 55 100

  Data penelitan pada tabel 7 menunjukkan bahwa pengetahuan responden tentang penanganan menopause pada umumnya cukup yaitu sebanyak 28 orang (50,9%), responden yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 2 orang (3,6%).

  Hal ini dikarenakan responden belum pernah mendapat informasi secara khusus mengenai penanganan menopause baik dari media masa, televisi, koran/majalah, maupun dari penyuluhan. Penanganan menopause yang disampaikan oleh Dwi (2010) adalah mengatur pola makan yang tepat, mengkonsumsi makanan yang mengandung kalori, diet rendah karbohidrat, mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin A, C, E, D, dan vitamn D. menurut Lastiko (2004) penanganan menopause juga bisa dengan terapi hormon namun karena responden tinggal didesa mereka belum mengenal terapi hormon yang bisa dilakukan di dokter sedangkan responden tidak pernah memeriksakan dirinya saat masuk dalam periode menopause.

  SIMPULAN

  Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 55 ibu pra menopause di Desa Gotputuk Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora tahun 2010 dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

  1. Mayoritas responden mempunyai tingkat pendidikan dasar atau SD dan SMP sebanyak 45 orang atau 81,8 persen.

  2. Sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan tentang menopause dalam kategori baik yaitu sebanyak 31 orang atau 56,4 persen.

  KEPUSTAKAAN

  Budiarto, E. 2003. Metodologi Penelitian Kedokteran. Jakarta : EGC Kinanti, S. 2009. Rahasia Pintar Wanita. Jogjakarta : Aulia Publishing.

  Liza, 2009. Kejadian Menopause Didunia. Diakses

  1 September 2009, dari http:/Wikipedia.org/wiki/menopause. Notoatmodjo, S. 2003. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : offset. Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Retnowati Noor, 2001. Pengertian Menopause. Diakses 1 September 2009, dari http:/Wikipedia.org/wiki/menopause.

  Dinamika Kebidanan vol. 3 no.1 Januari 2013

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP TINGKAT STRESS DALAM MENJALANI OSCE MAHASISWA SEMESTER VI ANGKATAN VIII DI STIKES SUAKA INSAN BANJARMASIN Tricintia, Y

0 0 9

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG UGD RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ULIN BANJARMASIN

2 13 8

HUBUNGAN PERSEPSI MENOPAUSE DENGAN KECEMASAN MENOPAUSE DI DESA SAMBIBULU KECAMATAN TAMAN KABUPATEN SIDOARJO JAWA TIMUR

0 0 9

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ALAT PERMAINAN EDUKATIF UNTUK PERKEMBANGAN ANAK USIA PRA SEKOLAH (3-5 TAHUN) (STUDI KASUS DI TK. ISLAM PANDANSARI) SURABAYA Jayanti Dewi Purwanti Nurul Abidah) ) Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Artha Bodhi Iswara Surabaya Kor

0 0 17

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI KADER DENGAN PERAN KADER POSYANDU LANSIA DI DESA KANGKUNG KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK Ike Putri Setyatama

0 0 7

HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) EKSKLUSIF PADA BAYI SAAT USIA 0-6 BULAN DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI KOTA SEMARANG Tatik Indrawati Erny Rolys Aenti) )Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang Korespondensi: tatikindrawatiymail.c

0 0 10

HUBUNGAN TINDAKAN MANAJEMEN AKTIF KALA TIGA DENGAN JUMLAH PENGELUARAN DARAH PADA POST PARTUM OLEH BIDAN DI WILAYAH PUSKESMAS KABUPATEN DEMAK Budi Yuningsih Imbarwati) )Akademi kebidanan Abdi Husada Semarang Korespondensi : ibi_jatengyahoo.co.id ABSTRAK -

0 0 8

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PACARAN SEHAT DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA REMAJA DI SMA KOTA SEMARANG

0 1 10

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI KABUPATEN DEMAK Ida Sri Wahyuningsih Sri EndangWahyuningsih) )Akademi kebidanan Abdi Husada Semarang Korespondensi : Sriendangwahyuningsihyahoo.com ABSTRAK - HUBUNGAN POLA

0 0 9

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN KEIKUTSERTAAN BALITA DALAM POSYANDU BALITA DI KELURAHAN GEBANGSARI KOTA SEMARANG

0 0 10