MAKALAH SISTEM MUSKULOSKELETA L KANDIDIAS

MAKALAH SISTEM MUSKULOSKELETAL
(KANDIDIASI)

OLEH:
KELOMPOK :7




IRDAWATI
MELASARI

PRODI SI KEPERWATAN
STIKES PANRITA HUSADA BULUKUMBA
2016/2017

KATA PENGANTAR

“Alhamdulillah Wasyukurillah”, adalah ungkapan yang pantas terucap sebagai
perwujudan rasa syukur anugerah dan nikmat yang lelah tercurah dari sang pemilik jiwa
manusia, Allah SWT. Sehingga penulis senantiasa memperoleh berkah kesempatan dan

kemampun untuk menyelesaikan makalah ini yang berjudul “KANDIDIASI ” ini tepat pada
waktunya.
Kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah memberikan
arahan, bimbingan dan ilmu yang bermanfaat kepada kami. Sehinngga kami mampu
mengerjakan makalah ini, semoga makalah ini bermanfaat bagi kami semua.

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... 2
DAFTAR ISI.................................................................................................. 3
BAB 1 PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.

LATAR BELAKANG....................................................................
TUJUAN.........................................................................................
RUMUSAN MASALAH...............................................................
MAMFAAT....................................................................................


4
4
5
5

BAB 11 PEMBAHASAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.

DEFINISI.......................................................................................
KLASIFIKASI...............................................................................
ETIOLOGI.....................................................................................
MANIFESTASI KLINIS...............................................................

PATOFISIOLOGI.........................................................................
PEMERIKSAAN PENUNJANG............ ......................................
PENATALAKSANAAN..............................................................
KOMPLIKASI..............................................................................
PENCEGAHAN...........................................................................

6
7
8
9
10
11
11
11
11

BAB 111 ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENKAJIAN...............................................................................

13


2. DIAGNOSA KEPERAWATAN................................................
3. INTERVENSI..............................................................................

17
17

BAB 1V PENUTUP
1. KESIMPULAN...........................................................................

22

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................

23

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kandidiasis (moniliasis) adalah suatu infeksi oleh jamur Candida, yang sebelumnya

disebut Monilia. Kandidiasis oral atau sering disebut sebagai moniliasis merupakan suatu infeksi
yang paling sering dijumpai dalam rongga mulut manusia, dengan prevalensi 20%-75% dijumpai
pada manusia sehat tanpa gejala. Kandidiasis pada penyakit sistemik menyebabkan peningkatan
angka kematian sekitar 71%-79%. Terkadang yang diserang adalah bayi dan orang dewasa yang
tubuhnya lemah. Pada bayi bisa didapat dari dot, pakaian, bantal, dan sebagainya.Kandidiasis
oral merupakan salah satu penyakit pada rongga mulut berupa lesi merah dan lesi putih yang
disebabkan oleh jamur jenis Candida sp, dimana Candida albican merupakan jenis jamur yang
menjadi penyebab utama. Kandidiasis oral pertama sekali dikenalkan oleh Hipocrates pada tahun
377 SM, yang melaporkan adanya lesi oral yang kemungkinan disebabkan oleh genus Kandida.
Terdapat 150 jenis jamur dalam famili Deutromycetes, dan tujuh diantaranya ( C.albicans,
C.tropicalis, C. parapsilosi, C. krusei, C. kefyr, C. glabrata, dan C. guilliermondii ) dapat
menjadi patogen, dan C. albican merupakan jamur terbanyak yang terisolasi dari tubuh manusia
sebagai flora normal dan penyebab infeksi oportunistik. Terdapat sekitar 30-40% Kandida
albikan pada rongga mulut orang dewasa sehat, 45% pada neonatus, 45-65% pada anak-anak
sehat, 50-65% pada pasien yang memakai gigi palsu lepasan, 65-88% pada orang yang
mengkonsumsi obat-obatan jangka panjang, 90% pada pasien leukemia akut yang menjalani
kemoterapi, dan 95% pada pasien HIV/AIDS.Penyakit ini kemudian diteliti lagi oleh Pepy.
Beliau melihat jamur itu pada moniliasis/candidiasis/sariawan pada bayi yang disebutnya oral
thrush, sehingga ia menamakan jamur itu thrush fungus. Veron (1835) menghubungkan penyakit
pada bayi tersebut dengan infeksi pada saat dilahirkan dengan sumber infeksi dari alat

kandungan ibunya. Berg (1840) berkesimpulan bahwa alat minum yang tidak bersih dan tangan
perawat yang tercemar jamur merupakan faktor penting dalam penyebarab infeksi ini.
Berdasarkan bentuknya yang bulat lonjong dan berwarna putih diberikanlah nama Oidium
Albicans. Nama oidium kemudian berubah menjadi monilia. Beberapa nama peneliti mencoba
mempelajarinya, antara lain Wilkinson yang menghubungkannya dengan vaginatis. Akhirnya
Berkhout (1923) menamakan jamur itu dalam genus candida.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menjelaskan tentang konsep penyakit moniliasis/kandidiasis serta pendekatan
asuhan keperawatannya.

2.

Tujuan Khusus
1.
2.
3.
4.
5.

6.
7.
8.

Mengetahui definisi dari moniliasis/kandidiasis
Mengetahui klasifikasi moniliasis/kandidiasis
Mengetahui etiologi dari moniliasis/kandidiasis
Mengetahui manifestasi klinis moniliasis/kandidiasis
Mengetahui patofisiologi moniliasis/kandidiasis
Mengetahui pemeriksaan penunjang pada klien dengan moniliasis/kandidiasis
Mengetahui penatalaksanaan serta pencegahan pada moniliasis/kandidiasis
Mengetahui komplikasi yang dapat terjadi pada klien dengan
moniliasis/kandidiasis
9. Mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan moniliasis/kandidiasis

C. Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.

5.
6.
7.
8.
9.

Apakah definisi dari moniliasis/kandidiasis?
Bagaimana klasifikasi moniliasis/kandidiasis?
Apakah etiologi dari moniliasis/kandidiasis?
Bagaimana manifestasi klinis moniliasis/kandidiasis?
Bagaimana patofisiologi moniliasis/kandidiasis?
Apakah pemeriksaan penunjang pada klien dengan moniliasis/kandidiasis?
Bagaimana penatalaksanaan serta pencegahan pada moniliasis/kandidiasis?a
Apa sajakah komplikasi yang dapat terjadi pada klien dengan moniliasis/kandidiasis?
Bagaiman asuhan keperawatan pada klien dengan moniliasis/kandidiasis?

D. Manfaat
Mahasiswa mampu memahami tentang penyakit moniliasis/kandidiasis serta mampu
menerapkan asuhan keperawatan pada klien dengan moniliasis/kandidiasis dengan
pendekatan Student Centre Learning.


BAB 2
PEMBAHASAAN
A.

Definisi
Kandidiasis adalah suatu infeksi jamur yang disebabkan oleh candida. Candida
merupakan mikroflora normal pada rongga mulut, mikroorganisme ini mencapai 40-60 %
dari populasi (Silverman S, 2001).Kandidiasis adalah infeksi atau penyakit akibat jamur
Candida, khususnya C. albicans. Penyakit ini biasanya akibat debilitasi (seperti pada
penekan imun dan khususnya AIDS), perubahan fisiologis, pemberian antibiotika
berkepanjangan, dan hilangnya penghalang (Stedman, 2005).Walaupun demikian jamur
tersebut dapat menjadi patogen dalam kondisi tertentu atau pada orang-orang yang
mempunyai penyakit-penyakit yang melemahkan daya tahan tubuh sehingga
menimbulkan suatu penyakit misalnya, sering ditemukan pada penderita AIDS
(Farlane .M, 2002). Pada rongga mulut kandida albikans merupakan spesies yang paling
sering menimbulkan penyakit. Secara klinis dapat ditemukan berbagai penampilan berupa
lesi putih atau lesi eritematus (Silverman S, 2001). Pada keadaan akut kandidiasis dapat
menimbulkan keluhan seperti rasa terbakar (burning sensation), rasa sakit biasanya pada
lidah, mukosa bukal, atau labial dan rasa kering atau serostomia (Greenberg M. S. ,

2003). Pada umumnya infeksi tersebut dapat di tanggulangi dengan menggunakan obat
anti jamur baik secara topikal atau sistemik dengan mempertimbangkan kondisi atau
penyakit-penyakit yang menyertainya. (Silverman S, 2001).Kandidiasis oral atau mulut
(juga dikenal sebagai sariawan) adalah infeksi jamur ragi dari genus Candida pada
membran berlendir mulut. Infeksi oportunistik yang umum dari rongga mulut yang
disebabkan oleh pertumbuhan jamur yang berlebihan. Sariawan pada mulut bayi disebut
kandidiasis, sementara jika terjadi di mulut atau tenggorokan orang dewasa diistilahkan
candidosis atau moniliasis. Kandidiasis yang sering disebut juga candidosis, trush, dan
moniliasis merupakan suatu keadaan patologis yang hanya menginfeksi jaringan kulit dan
mukosa. Infeksi Candida yang berat tersebut dikenal sebagai candidemia dan biasanya
menyerang orang yang imunnya lemah, seperti penderita kanker, AIDS dan pasien
transplantasi.Kandidiasis oral ini memang sering terjadi pada bayi yang berusia kurang
dari 6 bulan, seiring dengan bertambah dewasanya bayi tersebut, penyakit ini akan makin
jarang terjadi. Penyakit ini juga bukan penyakit yang serius dan beberapa sumber
mengatakan bahwa penyakit ini dapat sembuh sendiri (walaupun tentu saja lebih baik
diobati).

B. Klasifikasi
1. Thrush
Mempunyai ciri khas dimana gambarannya berupa plak putih kekuning- kuningan pada

permukaan mukosa rongga mulut, dapat dihilangkan dengan cara dikerok dan akan
meninggalkan jaringan yang berwarna merah atau dapat terjadi pendarahan. Plak tersebut
berisi netrofil, dan sel-sel inflamasi sel epitel yang mati dan koloni atau hifa. (Greenberg M.
S., 2003). Pada penderita AIDS biasanya lesi menjadi ulserasi, pada keadaan dimana
terbentuk ulser, invasi kandida lebih dalam sampai ke lapisan basal (Mc Farlane 2002).
Penyakit rongga mulut ini ditandai dengan lesi-lesi yang bervariasi yaitu, lunak, gumpalan
berupa bongkahan putih, difus, seperti beludru yang dapat dihapus atau diangkat dan
meninggalkan permukaan merah, kasar, dan berdarah, dapat berupa bercak putih dengan
putih merah terutama pada bagian dalam pipi, pallatum lunak, lidah, dan gusi. Penderita
penyakit ini biasanya mempunyai keluhan terasa terbakar atau kadang-kadang sakit didaerah
yang terkena.
2. Kronis hiperplastik kandidiasis
Infeksi jamur timbul pada mukosa bukal atau tepi lateral lidah dan bibir, berupa bintikbintik putih yang tepinya menimbul tegas dengan beberapa daerah merah. Kondisi ini dapat
berkembang menjadi displasia berat atau keganasan. Kandidiasis tipe ini disebut juga
kandidiasis leukoplakia, lesinya berupa plak putih yang tidak dapat dikerok, gambaran ini
mirip dengan leukoplakia tipe homogen. (Greenberg.2003). Karena plak tersebut tidak dapat
dikerok, sehingga diagnosa harus ditentukan dengan biopsi. Keadaan ini terjadi diduga
akibat invasi miselium ke lapisan yang lebih dalam pada mukosa rongga mulut, sehingga
dapat berproliferasi, sebagai respon jaringan inang. (Greenberg M 2003). Kandidiasis ini
paling sering diderita oleh perokok.
3. Kronis atrofik kandidiasis
Disebut juga “denture stomatitis” atau “alergi gigi tiruan”. Mukosa palatum
maupun mandibula yang tertutup basis gigi tiruan akan menjadi merah, kondisi ini

dikategorikan sebagai bentuk dari infeksi Kandida. Kandidiasis ini hampir 60% diderita
oleh pemakai gigi tiruan terutama pada wanita tua yang sering memakai gigi tiruan pada
waktu tidur. Secara klinis kronis atrofik kandidiasis dapat dibedakan menjadi tiga tipe
yaitu :
1. Inflamasi ringan yang terlokalisir disebut juga pinpoint hiperemi, gambaran eritema
difus, terlihat pada palatum yang ditutupi oleh landasan geligi tiruan baik sebagian
atau seluruh permukaan palatum tersebut (15%-65%) dan hiperplasi papilar atau
disebut juga tipe granular (Greenberg, 2003).
2. Akut atrofik kandidiasis atau disebut juga antibiotik sore mouth. Secara klinis
permukaan mukosa terlihat merah dan kasar, biasanya disertai gejala sakit atau rasa
terbakar, rasa kecap berkurang. Kadang-kadang sakit menjalar sampai ke
tenggorokan selama pengobatan atau sesudahnya kandidiasis tipe ini pada umumnya
ditemukan pada penderita anemia defiensi zat besi. (Greenberg, 2003).
3. Angular cheilitis, disebut juga perleche, terjadinya di duga berhubungan dengan
denture stomatits. Selain itu faktor nutrisi memegang peranan dalam ketahanan
jaringan inang, seperti defisiensi vitamin B12, asam folat dan zat besi, hal ini akan
mempermudah terjadinya infeksi. Gambaran klinisnya berupa lesi agak kemerahan
karena terjadi inflamsi pada sudut mulut (commisure) atau kulit sekitar mulut terlihat
pecah-pecah atau berfissure. (Nolte, 1982. Greenberg, 2003).
C. Etiologi
Penyebab kandidiasis ini adalah jamur jenis Candida. Jamur jenis ini adalah jamur
yang sangat umum terdapat di sekitar kita dan tidak berbahaya pada orang yang
mempunyai imun tubuh yang kuat. Candida ini baru akan menimbulkan masalah pada
orang-orang yang mempunyai daya tahan tubuh rendah, misalnya penderita AIDS, pasien
yang dalam pengobatan kortikosteroid, dan tentu saja bayi yang sistem imunnya belum
sempurna.
Jamur Candida ini adalah jamur yang banyak terdapat di sekitar kita, bahkan di
dalam vagina ibu pun terdapat jamur Candida. Bayi bisa saja mendapatkan jamur ini dari

alat-alat seperti dot dan kampong, atau bisa juga mendapatkan Candida dari vagina ibu
ketika persalinan.
Selain itu, kandidiasis oral ini juga dapat terjadi akibat keadaan mulut bayi yang tidak
bersih karena sisa susu yang diminum tidak dibersihkan sehingga akan menyebabkan
jamur tumbuh semakin cepat.
Faktor-faktor yang merupakan presdiposisi infeksi antara lain :
1. Diabetes
2. Leukimia
3. Gangguan saluran gastrointestinal yang meningkatkan terjadinya malabsorpsi dan
malnutrisi.
4. Pemakaian antibiotik
Kadang orang yang mengkonsumsi antibiotik menderita infeksi Candida karena
antibiotik membunuh bakteri yang dalam keadaan normal terdapat di dalam jaringan,
sehingga pertumbuhan Candida tidak terkendali.
1. Pemakaian kortikosteroid atau terapi imunosupresan pasca pencangkokan organ.
Kedua hal ini bisa menurunkan pertahanan tubuh terhadap infeksi jamur.
Kortikosteroid (sejenis hormon steroid) dihirup/dihisap untuk perawatan pada paruparu (misalnya asma) bisa berdampak pada kandidiasis mulut.

D. Manifestasi Klinis
Gejala yang timbul adalah adanya bercak putih pada lidah dan sekitar mulut bayi dan
sering menimbulkan nyeri. Bercak putih ini sekilas tampak seperti kerak susu namun sulit
dilepaskan dari mulut dan lidah bayi. Bila dipaksa dikerok, tidak mustahil justru lidah
dan mulut bayi dapat berdarah.Infeksi mulut oleh spesies candida biasanya memunculkan
kumpulan lapisan kental berwarna putih atau krem pada membran mukosa (dinding

mulut dalam). Pada mukosa mulut yang terinfeksi mungkin muncul radang berwarna
merah, nyeri, dan terasa seperti terbakar.
Secara umum kandidiasis pada mulut bayi tidak berbahaya dan dapat sembuh sendiri
(walaupun lebih baik diobati). Namun bukan berarti kandidiasis ini tidak dapat
menyebabkan penyakit lain. Kandidiasis dapat menyebabkan bayi menangis saat makan
dan minum (kebanyakan disebabkan karena nyeri), selain itu, bayi menjadi malas minum
ASI sehingga berat badannya tak kunjung bertambah. Candida pada mulut bayi juga
dapat bermigrasi ke organ lain bila ada faktor yang memperberat (misalnya pemakaian
antibiotik jangka panjang)
E.

Patofisiologi
Kandidiasis oral ini sering disebabkan oleh candida albicans, atau kadang oleh
candida glabrata dan candida tropicalis. Jamur candida albicans umumnya memang
terdapat di dalam rongga mulut sebagai saprofit sampai terjadi perubahan keseimbangan
flora mulut atau perubahan mekanisme pertahanan lokal dan sistemik, yang menurunkan
daya tahan tubuh. Baru pada keadaan ini jamur akan berproliferasi dan menyerang
jaringan. Hal ini merupakan infeksi jamur rongga mulut yang paling sering ditemukan.
Penyakit yang disebabkan jamur candida albicans ini yang pertumbuhannya dipelihara
dibawah pengaturan keseimbangan bakteri yang normal. Tidak terkontrolnya
pertumbuhan candida karena penggunaan kortikosteroid dalam jangka waktu yang lama
dan penggunaan obat-obatan yang menekan sistem imun serta penyakit yang menyerang
sistem imun seperti Aquired Immunodeficiency Sindrome (AIDS). Namun bisa juga
karena gangguan keseimbangan

mikroorganisme dalam

mulut yang biasanya

dihubungkan dengan penggunaan antibiotik yang tidak terkontrol. Sehingga, ketika
pertahanan tubuh/antibodi dalam keadaan lemah, jamur candida albicans yang dalam
keadaan normal tidak memberikan reaksi apapun pada tubuh berubah tumbuh tak
terkontrol dan menyerang sistem imun manusia itu sendiri yang menimbulkan penyakit
disebut candidiasis oral atau moniliasis.

F.Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium : ditemukan adanya jamur candida albicans pada swab mukosa
2. Pemeriksaan endoskopi : hanya diindikasikan jika tidak terdapat perbaikan dengan
pemberian flukonazol.
3. Dilakukan pengolesan lesi dengan toluidin biru 1% topikal dengan swab atau kumur.
4. Diagnosa pasti dengan biopsi

G. Penatalaksanaan
Obat kumur atau dalam bentuk permen hisap diberikan kepada klien. Selain itu,
pengobatan yang paling sering digunakan saat ini adalah pemakaian Nistatin drop.
Nistatin ini akan diteteskan pada mulut bayi untuk mengobati kandidiasisnya. Ada juga
yang menyarankan cara pemakaian yang lain, yaitu tangan ibu dicuci sampai bersih,
teteskan 2 tetes ke ujung jari ibu dan oleskan ke lidah dan mulut bayi secara merata. Cara
ini menjamin obat teroleskan dengan lebih merata namun harus dilakukan dengan hatihati, jangan sampai membuat bayi muntah.

H. Komplikasi
Candida albicans yang bermetastase dapat menjalar ke esofagus, usus halus, usus
besar dan anus. Infeksi sistemik lainnya berupa abses hati dan otak.
I. Pencegahan
Pencegahan yang dapat dilakukan pada klien dengan candidiasis oral antara lain :
1. Oral hygiene yang baik

2. Utamakan

ASI

daripada

susu

formula

karena

ASI

mengandung

banyak

immunoglobulin yang berguna bagi kekebalan tubuh bayi. Selain itu, payudara ibu
juga jauh lebih terjamin kebersihannya daripada botol dot bayi
3. Bila menggunakan susu formula sebagai tambahan ASI, pastikan kebersihan botol
dan dotnya, jangan lupa untuk mencucinya dengan air panas
4. Beri bayi minum 2-5 sendok air hangat untuk membilas mulut bayi setelah minum
susu
5. Pastikan bayi beristirahat yang cukup
6. Berikan bayi makanan yang mengandung nutrisi yang lengkap

BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN

Kasus
Anak N usia 18 bulan dengan berat badan sebelum sakit 12 kg, dibawa ke rumah sakit
karena panas, menangis terus, dan tidak mau minum. Dari pemeriksaan fisik didapatkan hasil di
lidah , palatum, dan ovula terdapat bercak putih. Suhu badan anak tersebut 38,5oC.
1 Pengkajian
A. Anamnesa
1. Identitas Anak
Nama

: An. N

Umur

: 18 bulan

Jenis kelamin

: Laki-laki

Tanggal MRS

: 15 Desember 2010

Alamat

: Surabaya

2. Identitas Orang tua
Nama Ayah : Tn. R
Nama Ibu: Ny. P
Pekerjaan Ayah/Ibu

: PNS

Pendidikan Ayah/Ibu : S.1

Agama

: Islam

Alamat

: Surabaya

1. Riwayat Sakit dan Kesehatan
B. Keluhan utama
Anak N menangis terus (kemungkinan dikarenakan rasa nyeri di mulut dan
tubuhnya yang panas).
3. Riwayat penyakit saat ini
Anak N menangis terus sejak kemarin, suhu tubuhnya meningkat, pada mulut
terdapat bercak putih serta tidak mau minum ASI.
4. Riwayat Kesehatan Sebelumnya
Anak N tidak pernah mengalami penyakit seperti ini sebelumnya.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Tidak keluarga yang mengalami penyakit seperti ini.
6. Riwayat Nutrisi
Minum ASI hanya sedikit.
7. Riwayat Pertumbuhan
BB sebelum sakit : 12 kg
BB saat sakit : 10 kg

8. Riwayat Perkembangan
Psikoseksual : Toileting : anak lebih sering mengompol
Psikososial : Anak sering menangis dan sulit bicara

B. Pemeriksaan Fisik
Tanda-tanda vital :

Suhu : 38,5oC
Nadi : 110x/menit
RR

: 30 x/menit

Tekanan darah : 99/65 mmHg
B1 (breathing) : normal
B2 (blood) : normal
B3 (brain) : normal
B4 (bladder) : normal
B5 (bowel) : Timbul rasa nyeri dan perih di sekitar mulut, anak tidak mau minum ASI.
B6 (bone) : normal

2 Analisa Data

Data

Etiologi

Masalah Keperawatan

DS : anak menangis

Kandidasis

Hipertermi

DO: T : 38,5oC
Proses infeksi

pelepasan medaitor inflamasi:
bradikinin,

histamine,

dan

prostatglandin

Suhu tubuh meningkat

DS : anak menangis

Kandidiasis

Nyeri akut

DO: timbul bercak putih
pada
bercak

mulut,

timbul

kemerahan

Timbul bercak putih

mengandung eksudat
Menggumpal
permukaan lidah

menutup

Gejala semakin memberat

Timbul bercak kemerahan dan
mengandung eksudat

DS: anak menangis DO: Kandidiasis

Perubahan nutrisi kurang

Anak tidak mau minum

dari kebutuhan

ASI, BB turun dari 12
kg menjadi 10 kg, porsi

Nyeri pada mulut

makan selalu tidak habis

Tidak nafsu makan

3. Diagnosa Keperawatan
1. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi
2. Nyeri akut berhubungan dengan proses infeksi yang menghasilkan bentukan
berwarna merah dan mengandung eksudat
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penurunan nafsu
makan

4. Intervensi Keperawatan

1. Diagnosa : Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi
Tujuan : Suhu tubuh kembali normal
Kriteria hasil : -Anak tidak menangis
-Suhu tubuh normal : 36,5-37,5oC

Intervensi

1. Berikan

Rasional

kompres

dingin

di

1. Di ketiak dan lipatan paha

sekitar lipatan misalnya ketiak,

terdapat

lipatan paha

darah

banyak

pembuluh

besar.

Hipertermi

mengalami

vasodilatasi

sehingga harus diberi kompres
dingin

agar

terjadi

vasokonstriksi

2. Beri anak banyak minum air
putih atau susu lebih dari 1000
cc/hari

2. Peningkatan

suhu

mengakibatkan

tubuh

penguapan

tubuh

meningkat

sehingga

perlu

diimbangi

dengan

asupan cairan yang banyak.

3. Ciptakan suasana yang nyaman
(atur ventilasi)

3. Suhu ruangan harus diubah
untuk mempertahankan suhu

mendekati normal
4. Anjurkan keluarga untuk tidak
memakaikan

selimut

dan

pakaian yang tebal pada anak.

4. Pakaian

tipis

membantu

mengurangi penguapan tubuh
5. Kolaborasi : pemberian obat anti
mikroba, antipiretik pemberian
cairan parenteral

5. Digunakan untuk mengurangi
demam dengan aksi sentralnya
pada hipotalamus, meskipun
demam
berguna

mungkin
dalam

dapat

membatasi

pertumbuhan organisme dan
meningkatkan

autodestruksi

dari sel-sel yang terinfeksi
6. Evaluasi tanda vital (suhu, nadi,
tensi, pernafasan) setiap 3 jam

6. Tanda vital merupakan acuan
untuk
anak

mengetahui
setelah

keadaan
dilakukan

tindakan keperawatan

2. Diagnosa : Nyeri akut yang berhubungan dengan proses infeksi yang menghasilkan
bentukan berwarna merah dan mengandung eksudat
Tujuan : Nyeri berkurang
Kriteria hasil: Anak tidak menangis, anak tampak rileks

Intervensi

Rasional

1. Anjurkan

ibu

menggendong

untuk
dan

1. Anak akan merasa nyaman
dalam dekapan ibunya

menenangkan si anak misalnya
mengelus-elus kepalanya

2. Ajarkan teknik distraksi pada
orang tua misalnya dengan

2. Mengalihkan

perhatian

anak

terhadap nyeri

memberikan anak mainan

3. Beri analgesik sesuai indikasi

3. Menghilangkan/mengurangi
nyeri

4. Evaluasi

status

nyeri,

catat

lokasi, karakteristik, frekuensi,
waktu dan beratnya (skala 0-10)

4. Memastikan
setelah

kondisi

dilakukan

keperawatan

anak

tindakan

3. Diagnosa

: Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan yang berhubungan

dengan penurunan nafsu makan.
Tujuan : Nafsu makan anak kembali normal
Kriteria hasil

: -Anak mau minum ASI
-Anak tidak menangis
-Nutrisi terpenuhi 1000 kkal

Intervensi

1. Beri nutrisi dalam keadaan lunak, porsi

Rasional

1. Memberikan nutrisi yang adekuat

sedikit tapi sering

2. Mencegah
2. Menghindari makanan dan obat-obatan
atau zat yang dapat menimbulkan
reaksi alergi pada rongga mulut

kerusakan

pada mukosa

integritas

3. Anjurkan

pada

ibu

untuk

terus

berusaha memberikan ASI untuk anak

3. ASI merupakan nutrisi untuk anak
dan dapat meningkatkan sistem
imun anak

4. Kolaborasi pemasangan NGT jika anak
tidak dapat makan dan minum peroral

4. Membantu klien untuk memenuhi
nutrisi enteral

BAB 4
PENUTUP

1.

Kesimpulan

Kandidiasis adalah infeksi atau penyakit akibat jamur Candida, khususnya C. albicans. Penyakit
ini biasanya akibat debilitasi (seperti pada penekan imun dan khususnya AIDS), perubahan
fisiologis, pemberian antibiotika berkepanjangan, dan hilangnya penghalang (Stedman, 2005).
Kandidiasis meliputi infeksi yang berkisar dari yang ringan seperti sariawan mulut dan vaginitis,
sampai yang berpotensi mengancam kehidupan manusia. Infeksi Candida yang berat tersebut
dikenal sebagai candidemia dan biasanya menyerang orang yang imunnya lemah, seperti
penderita kanker, AIDS dan pasien transplantasi.
Moniliasis atau kandidiasis sering disebabkan oleh 3 hal yaitu: jamur candida albicans, keadaan
hormonal (diabetes, kehamilan), dan faktor lokal (tidak adanya gigi, gigi palsu yang tidak pas).

Infeksi mulut oleh spesies candida biasanya memunculkan kumpulan lapisan kental berwarna
putih atau krem pada membran mukosa (dinding mulut dalam). Pada mukosa mulut yang
terinfeksi mungkin muncul radang berwarna merah). Candida albicans yang bermetastase dapat
menjalar ke esofagus, usus halus, usus besar dan anus. Infeksi sistemik lainnya berupa abses hati
dan otak.

DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, Marilynn.2000.Rencana Asuhan Keperawatan.Jakarta: EGC.
Wong,Donna.2009.Buku Ajar Keperawatan Pediatrik.Jakarta : EGC.
Herawati,

Erna.(2008).Kandidiasis

Rongga

Mulut

Gambaran

Klinis

dan

Terapinya.

http://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&cd=5&ved=0CDEQFjAE&url=http%3A%2F
%2Fpustaka.unpad.ac.id%2Fwp-content%2Fuploads
%2F2009%2F05%2Fkandidiasis_rongga_mulut.pdf&rct=j&q=manifestasi%20klinis
%20moniliasis
%2Fkandidiasis&ei=mIIBTa7dDIWlcdq5nM0E&usg=AFQjCNF6t1M9kc6615qbfLuVhQbOkf5gA&cad=rja diakses pada 8 Desember 2010. Pukul : 08.15 WIB.
Wibowo,Andry.(2010).Candidiasis Oral Pada Bayi. http://www.medicalera.com/index.php?
option=com_myblog&show=candidiasis-oral-pada-bayi.html&Itemid=352 diakses pada : 13
Desember 2010PENDAHULUAN