Analisis Rasio Dan Keuangan Indonesia

ANALISIS RASIO

Alat analisis keuangan perusahaan untuk menilai kinerja suatu perusahaan
berdasarkan perbandingan data keuangan yang terdapat pada pos laporan
keuangan (neraca, laporan laba/rugi, laporan arus kas).
Analisis rasio dapat digunakan untuk membimbing investor dan kreditor
untuk membuat keputusan atau pertimbangan tentang pencapaian perusahaan dan
prospek pada masa datang. Salah satu cara pemrosesan dan pengintepretasian
informasi akuntansi, yang dinyatakan dalam artian relatif maupun absolut untuk
menjelaskan hubungan tertentu antara angka yang satu dengan angka yang lain
dari suatu laporan keuangan.
Analisis rasio keuangan menggunakan data laporan keuangan yang telah ada
sebagai dasar penilaiannya. Meskipun didasarkan pada data dan kondisi masa lalu,
analisis rasio keuangan dimaksudkan untuk menilai risiko dan peluang pada masa
yang akan datang. Pengukuran dan hubungan satu pos dengan pos lain dalam
laporan keuangan yang nampak dalam rasio-rasio keuangan dapat memberikan
kesimpulan yang berarti dalam penentuan tingkat kesehatan keuangan suatu
perusahaan. Tetapi bila hanya memperhatikan satu alat rasio saja tidaklah cukup,
sehingga harus dilakukan pula analisis persaingan-persaingan yang sedang
dihadapi oleh manajement perusahaan dalam industri yang lebih luas, dan
dikombinasikan dengan analisis kualitatif atas bisnis dan industri manufaktur,

analisis kualitatif, serta penelitian-penelitian industri.
Ada beberapa jenis rasio diantaranya
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya (termasuk bagian dari kewajiban
jangka panjang yang telah berubah menjadi kewajiban jangka pendek). Rasio ini
terbagi atas 2 rasio, yakni:

a. Analisis Current Ratio
Current ratio adalah rasio antara harta lancar (current assets) dengan
hutang lancar (current liabilities).

Current ratio=

Current Assets
Current Liabilities

Rasio ini bermanfaat untuk mengetahui sampai seberapa jauh
perusahaan dapat melunasi hutang jangka pendeknya. Semakin besar rasio
yang diperoleh, semakin lancar hutang pembayaran jangka pendeknya.

b. Analisis Quick Ratio
Rasio antara harta lancar (Current Assets) dikurangi dengan persediaan (Inventory) dibagi dengan hutang lancar (Current Liabilities).

Quick ratio=
2.

Current Assets−Inventory
Current Liabilities

Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan dan efektivitas
manajemen dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya. Rasio ini terbagi
menjadi 10 rasio sebagai berikut.

Account Receivable Turnover=

Annual Sales
Account Receivable


Average Collection Period =

365
Account Receivable Turnover

Account Payable Turnover=

Annual Sales
Account Payable

Average Collection Period =

365
Account Payable Turnover

Inventory Turnover (at sales)=

Annual Sales
Inventory


Average Age of Inventory ( at sales)=

Inventory Turnover ( at Cost ) =

Annual COGS
Inventory

Average Age of Inventory ( at Cost )=

Total Asset Turnover=

¿ Asset Turnover=

365
Inventory Turnover( at sales)

365
Inventory Turnover (at Cost )

Annual Sales

Total Asset

Annual Sales
¿ Assets

1.1 Rasio Leverage
Rasio leverage adalah rasio yang sejauh mana perusahaan dibiayai oleh
utang (dana dari pihak luar). Rasio ini juga menunjukkan indikasi tingkat
keamanan dari para pemberi pinjaman (kreditor), dalam hal ini dapat berupa bank
dan lembaga lainnya. Rasio leverage terbagi lagi dalam 2 rasio sebagai berikut:

Debt ¿ Assets=

Total Debt
Total Asset

Debt ¿ Equity=

Total Debt
Total Equity


Time Interest Earned=

Earning Before Interest ∧Taxes
Interest

3. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan
mencetak laba. Untuk para pemegang saham (pemilik perusahaan), rasio ini
menunjukkan tingkat penghasilan mereka dalam investasi.

Net Profit Margin=

Net Profit After Taxes
Sales

Gross Profit Margin=

Gross Profit
Sales


Operating Profit Margin=

Return On Assets=

Operating Profit
Sales

Earning Available for Common Stock
Total Asset

Return On Equity=¿

Rasio Likuiditas
a. Current Ratio
Current ratio PT ULTJ dari tahun 2010 hingga tahun 2011 mengalami
penurunan, pada tahun 2010 1 perbandingan hutang lancar mampu dijamin oleh
2,00 aset lancar. Namun pada tahun 2011 1 hutang lancar hanya dijamin 1,48 aset
lancar. Hal ini mengindikasikan adanya pengurangan likuiditas dilingkungan
perusahaan PT ULTJ.

Namun demikian pada tahun 2011 hingga tahun 2014 current ratio
mengalami peningkatan. Tahun 2014 ini 1 hutang lancar mampu dijamin oleh
3,34 aset lancar. Hal ini menunjukkan pertanda baik, bahwa dimasa yang akan
datang likuiditas perusahaan akan terus meningkat. Secara keseluruhan likuiditas
PT ULTJ masih tergolong bagus, karena berada diatas rasio 1, terlebih lagi ada
potensi untuk terus mengembangkannya dimasa yang akan datang.
b. Quick Ratio
Dari sisi rasio cepat PT ULTJ dapat dilihat bahwa rasio perusahaan ini
cenderung meningkat dari tahun 2012 hingga 2014. Terlihat pada tahun 2011
terjadi penurunan, namun cepat diantisipasi sehingga dapat stabil dan kembali
meningkat. Upaya penstabilan ini dapat berupa menjaga kesesuaian utang lancar
dengan aset lancar, menggunakan utang lancar seefisien mungkin dalam perannya
untuk membiayai aset lancar.
Rasio Aktivitas
Penurunan frekuensi perputaran pengumpulan piutang menyebabkan
periode pengumpulan piutang menjadi lebih lama. Hal ini cukup beresiko untuk
PT ULTJ, karena dengan lamanya periode pengumpulan piutang membuka celah
untuk piutang tidak tertagih.
Hal yang sama juga terjadi pada frekunsi pembayaran tagihan yang
menyebabkan periode pembayaran tagihan menjadi lebih panjang, yang artinya

kurang baik bagi perusahaan. Hal ini menunjukkan kurangnya kemampuan PT
ULTJ dalam memenuhi kewajiban-kewajiban lancarnya.

Perputaran persediaan yang terjadi di PT ULTJ dalamnghasilkan penjualan
menunjukkan pergerakan yang bagus pada tahun 2010 hingga 2011, namun pada
tahun 2012 terdapat potensi negatif untuk mencerminkan perputaran persediaan
yang tidak baik. Bisa saja dalam perusahaan masih terdapat banyak stock
persediaan sehingga perputaran menurun. Bila menumpuk persediaan akan sangat
beresiko bagi perusahaan, meningkatkan resiko keusangan dan menurun efisiensi
kinerja perusahaan.
Tingkat perputaran aset tetap dan total aset dari PT ULTJ kian tahun kian
meningkat. Hal ini menunjukkan peran aset dalam menghasilkan penjualan dapat
dinilai maksimal karena mampu menghasilkan penjualan yang lebih besar.
Rasio Leverage
Analisa leverage dari tahun ke tahun untuk PT ULTJ tergolonng mengalami
penurunan. Hal ini dapat dilihat dari rasio yang menunjukkan 1 aset yang di
dalamnya semula terkandung kurang dari 40% utang, menjadi kurang dari 25%
utang. Dan perbandingan 1 komponen ekuitas yang semula didalamnya terdapat
60-an% komponen utang, kini menjadi 30-an%. Hal ini berarti bahwa perusahaan
dapat mengelola pendanaan dengan baik sehingga dapat mengurangi pendanaan

yang bersumber dari utang, sehingga dapat dikatakan sangat baik.
Rasio Provitabilitas
Dari tahun ke tahun, presentase laba kotor berbanding penjualan cenderung
menurun, namun laba usaha dan laba bersihnya bisa meningkat kian waktu. Hal
ini dapat terjadi karena ketika harga pokok penjualan yang tidak bisa ditekan
mengiringi kenaikan penjualan, perusahaan berusaha menekan biaya dibidang
lain, juga meningkatkan penghasilan lain-lain. Sehingga meskipun laba kotor
tidak mengalami kenaikan yang signifikan, namun laba bersih bisa mencapai
kenaikan yang berarti.

CONTOH KASUS

Untuk hasil perhitungan keseluruhan rasio PT Telekomunikasi Indonesia Tbk
didapat angka persentase rasio yang cenderung stabil dan semakin membaik
selama tiga tahun terakhir. Seperti rasio likuiditas, untuk Cash Raio didapat angka
persentase yang semakin meningkat dari tahun 2005 terhadap tahun 2006 sebesar
2.43 % lalu meningkat lagi sebesar 21.81 % pada tahun 2007. Untuk Current
Ratio dan Quick Ratio walaupun pada tahun 2006 masing-masing terjadi
penurunan tetapi kemudian meningkat hingga 14.1 % dan 14.23 % ditahun 2007.
Berarti karena ketiga ukuran rasio likuiditas baik Cash Ratio, Current Ratio dan

Quick Ratio adalah meningkat atau positif, maka dapat disimpulkan bahwa
likuiditas baik atau perusahaan memiliki kemampuan yang lebih dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang sudah jatuh tempo.

Ditahun 2006 baik rasio ROA, ROE maupun rasio NPM semua meningkat antara
12 % sampai dengan 14 % lalu ditahun berikutnya terjadi penurunan pada rasio

ROA sebesar 14.76 % dan 2.88 % pada rasio ROE. Sedangkan untuk rasio NPM
terjadi peningkatan sebesar 1.03 % pada tahun 2007. Berarti karena ketiga ukuran
rasio profitabilitas baik ROA, ROE maupun NPM mengalami kanaikan dan
penurunan, maka dapat disimpulkan bahwa kenaikan dan penurunan yang terjadi
cenderung bersifat stabil dan tidak membahayakan posisi keuangan perusahaan.

Rasio solvabilitas PT Telekomunikasi Indonesia Tbk menunjukan penurunan yang
signifikan untuk semua jenis rasio mulai dari Debt To Equity Ratio yang turun
sebesar 0.95 % ditahun 2006 kemudian kembali turun sebesar 16.57 % ditahun
2007. demikian pula untuk Lomg Term Debt To Equity Ratio dan Total Debt To
Total Capital Asset yang penurunannya bahkan mencapai 31.03 % ditahun 2007
untuk Long Term Debt To Equity Ratio dan sebesar 8.15 % untuk Total Debt To
Total Capital Asset ditahun 2007. Berarti karena ketiga ukuran rasio solvabilitas
baik Debt To Equity Ratio, Lomg Term Debt To Equity Ratio dan Total Debt To
Total Capital Asset adalah menurun atau negatif, maka dapat disimpulkan bahwa
solvabilitas baik atau membuktikan bahwa PT Telekomunikasi Indonesia Tbk

telah cukup baik dalam mengalola segala kewajiban yang dampaknya dapat
mengambalikan kepercayaan kreditur dan investor terhadap perusahaan.

Untuk rasio modal saham, hasil perhitungan Earning per Share meningkat hingga
mencapai 48.07 % ditahun 2006 lalu meningkat lagi sebesar 17.71 % ditahun
berikutnya. Untuk rasio PER tahun 2006 terjadi peningkatan sebesar 24,33 %
ditahun 2006 tapi kemudian menurun ditahun 2007 sebesar 15.51 %. Untuk Rasio
Tingkat Kapitalisasi terjadi penurunan secara terus menerus mulai dari tahun 2006
sebesar 19.49 % lalu menurun lagi sebesar 11.28 % ditahun 2007. Berarti karena
ketiga ukuran rasio modal saham baik Earning per Share, Price Earning Rasio dan
Rasio Tingkat Kapitalisasi mengalami kenaikan dan penurunan, maka dapat
disimpulkan bahwa kinerja manajemen belum stabil dalam mengevaluasi
perusahaan saat ini yang berarti para investor mengingankan tingkat
pengembalian yang tinggi untuk setiap
rupiah yang diinvestasikan, dengan kata lain dibutuhkan pengeluaran yang besar
untuk menarik para investor.
PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA TBK

NAIK / TURUN
RASIO
2005
TAHUN
(+/-)

2006

2007

NAIK / TURUN

RASIO TAHUN

2005 THD 2006

RASIO

2006 THD 2007

LIKUIDITAS
1.
%

Cash Ratio
(+)

39.93%

40.90%

49.82%

2.43% 21,81

2.

Current Ratio 76.26%
14,01 %
(+)

67.79%

77.29%

(11,11%)

3.

Quick Ratio
14,23 %

74.63%
(+)

66.75%

76.26%

(10,56%)

PROFITABILITAS
1. ROA

26%

29%

25%

12%

(14,76 %)

(-)

2. ROE

34%

39%

38%

14%

(2.88 %)

(-)

3. NPM

19%

21%

22%

9.52 % 4.55 % ( + )

SOLVABILITAS
1.
%)

Debt To Equity Ratio 139,85%
(16,57 %)
(-)

138,52%

115,57%

(0,95

2.
%)

LTD To Equity Ratio 81,83%
(31.03 %)
(-)

78,76%

54,32%

(3,75

3.
%)

TDTT Capital Asset 52,39%
(8,15 %)
(-)

51,75%

47,53%

(1,22

396,51 547,15 644,08 48,07 %

17,71 %

(+)

24,33 %

15,51

MODAL SAHAM
1.

EPS (Rp)

2.
%

PER
(-)

3.

Rasio Tkt Kapitalisasi 6,72% 5,41% 4,80% (19,49 %)
(-)

14,88 X

18,50 X

15,63 X

(11,28 %)

Sumber : Data Diolah, 200

KESIMPULAN DAN SARAN
1. Analisis Rasio Likuiditas
Karena ketiga ukuran rasio likuiditas baik Cash Ratio, Current Ratio dan Quick
Ratio adalah meningkat atau positif, maka dapat disimpulkan bahwa likuiditas
baik .

2. Analisis Rasio Profitabilitas
Karena ketiga ukuran rasio profitabilitas, baik ROA, ROE maupun NPM
mengalami kanaikan dan penurunan, maka dapat disimpulkan bahwa kenaikan
dan penurunan yang terjadi cenderung bersifat stabil dan tidak membahayakan
posisi keuangan perusahaan.
3. Analisis Rasio Solvabilitas
Karena ketiga ukuran rasio solvabilitas baik Debt To Equity Ratio, Lomg Term
Debt To Equity Ratio dan Total Debt To Total Capital Asset adalah menurun atau
negatif, maka dapat disimpulkan bahwa solvabilitas baik.
4. Analisis Rasio Modal Saham
Karena ketiga ukuran rasio modal saham baik Earning per Share, Price
Earning Rasio dan Rasio Tingkat Kapitalisasi mengalami kenaikan dan
penurunan, maka dapat disimpulkan bahwa fluktuasi yang terjadi
menunjukan kinerja manajemen belum stabil dalam mengevaluasi
perusahaan saat ini
SARAN
1. Analisis Rasio Likuiditas
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk untuk tahun yang akan datang hendaknya lebih
meningkatkan persentase Cash Ratio dengan mengurangi hutang lancar dan
memperbesar kenaikan kas. Sedangkan untuk Current Ratio dan Quick Ratio agar
terus ditingkatkan sampai batas yang dianggap cukup baik dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya.
2. Analisis Rasio Profitabilitas
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk untuk tahun yang akan datang agar
mempertahankan tingkat persentase yang telah dicapai karena selama tiga tahun
terakhir perusahaan telah cukup baik dalam mengelola aktiva dan modal
perusahaan untuk menghasilkan lebih banyak laba.

Dokumen yang terkait

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Dominating Set Dan Total Dominating Set Dari Graf-Graf Khusus

5 80 24