PERKEMBANGAN KAMERA DARI MASA KE MASA

PERKEMBANGAN KAMERA DARI MASA KE MASA

PERKEMBANGAN KAMERA DARI MASA KE MASA
1.Sejarah kamera
Kamera merupakan alat yang berfungsi dan mampu untuk menangkap dan
mengabadikan gambar/image. Kamera pertama kali disebut sebagai camera obscura,
yang berasal dari bahasa latin yang berarti ruang gelap. Camera obscura merupakan
sebuah alat yang terdiri dari ruang gelap atau kotak, yang dapat memantulkan cahaya
melalui penggunaan dua buah lensa konveks, kemudian menempatkan gambar objek
eksternal tersebut pada sebuah kertas/film, film tersebut diletakkan pada pusat fokus
dari lensa tersebut. Camera obscura yang pertama kalinya ditemukan oleh seorang
ilmuwan Muslim yang bernama Alhazen, hal tersebut terdapat seperti yang dijelaskan
pada bukunya yang berjudul Books of Optics (1015-1021).

Kamera obscura >>

Sementara

di

tahun


1660-an

ilmuwan

asal

Inggris Robert

Boyle dan

asistennya Robert Hookemenemukan portable camera obscura. Namun kamera
pertama yang cukup praktis dan cukup kecil untuk dapat digunakan dalam bidang
fotografi ditemukan pertama kali oleh Johann Zahn, penemuan tersebut terjadi pada
tahun 1685. Kamera fotografi pada awalnya banyak yang menerapkan prinsip
model Zahn, dimana selalu menggunakan slide tambahan yang digunakan untuk
memfokuskan objek. Sistem tersebut adalah dengan memberikan tambahan sebuah
plat sensitif di depan lensa kamera tersebut setiap sebelum melakukan pengambilan
gambar.


Kamera portable obscura >>

Kamera terus berlanjut, Jacques Daguerre merupakan salah satu dari orangorang yang berperan dalam perkembangan teknologi kamera, dan sekaligus
memberikan jasa pada perkembangan dunia fotogarfi kita. Daguerre (begitu ia biasa
dipanggil) dilahirkan tahun 1787 di kotaCormeilles di Perancis Utara. pada waktu
muda, Jacques

Daguerre adalah

seorang

seniman.

Pada

umur

30-

an Daguerre merancang diograma, yang dimaksud dengan diograma adalah barisan

lukisan pemandangan yang mempesona bagusnya, dipertunjukkan dengan bantuan

efek

cahaya.

SementaraDaguerre mengerjakan

pekerjaannya

tersebut, Daguerre menjadi tertarik dengan pengembangan suatu mekanisme untuk
secara otomatis melukiskan kembali pemandangan yang ada di dunia tanpa
menggunakan kuas atau cat, yaitu tidak lain adalah KAMERA.
Di tahun 1827 Daguerre bertemu dengan Joseph Nicephore Niepce yang juga
sedang mencoba –yang sejauh itu lebih sukses– menciptakan kamera. Dua tahun
kemudian mereka bekerjasama. Namun di tahun 1833 Niepce meninggal, akan tetapi
Daguerre tetap melanjutkan percobaannya. Menjelang tahun 1837 ia berhasil
mengembangkan sebuah sistem praktis fotografi yang disebutnyadaguerreotype.
Tahun 1839 Daguerre memberitahu publik secara terbuka tanpa mempatenkannya.
Sebagai imbalan, pemerintah Perancis menghadiahkan pensiun seumur hidup kepada

Daguerre maupun anak Niepce. Pengumuman penemuan Daguerre menimbulkan
kegemparan penduduk pada saat itu dan ia menjadi seorang pahlawan yang ditaburi
berbagai

macam

penghormatan

serta

penghargaan,

sementara

metode daguerreotype dengan cepat berkembang dan banyak digunakan oleh
khalayak. Daguerre sendiri segera pensiun. Dia meninggal tahun 1851 di kota asalnya
dekat Paris.
Seiring dengan berjalannya waktu, perkembangan teknologi kamera semakin
hari berkembang semakin pesat. Fungsi dan kebutuhan penggunaanya pun semakin
luas dirasakan oleh berbagai pihak. Kamera tidak hanya digunakan sekedar untuk

menangkap objek yang berfungsi sebagai kenang-kenangan semata, tetapi juga
digunakan

untuk

menangkap

objek

yang

sedang

bergerak.

Sebut

saja

perkembangannya kemudian seperti kamera video, kamera mikro, kamera sensor dan

lain sebagainya. Perkembangannya pun telah meliputi berbagai bidang, seperti pada
bidang sinematografi, pendidikan, kedokteran, dan bahkan sampai pada bidang sistem
pertahanan dan keamanan pun tidak terlepas dari penggunaan teknologi kamera ini.
2. Sejarah Film

Film atau rollfilm adalah media yang menyimpan gambar negatif dari sebuah
foto. Gambar negatif ini kemudian diproses dengan cara-cara tertentu agar
gambarnya bisa tercetak pada media lain (kertas), dan jadilah sebuah foto.
Perkembangan awal dari film adalah lempengan timah/logam yang dipergunakan oleh
Niépce, Daguerre dan Talbot untuk merekam gambar yang dihasilkan dari alat mereka
masing-masing. Akan tetapi lempengan yang telah dilapisi oleh berbagai macam zat
kimia itu, tidaklah bisa disebut sebagai film karena gambar dibuat, tercetak pada
lempengan itu juga. Sedangkan definisi film adalah media yang menyimpan gambar
negatif, untuk kemudian diproses agar bisa tercetak pada media lain.
Adapun film seperti yang kita kenal sekarang ini, ditemukan oleh George Eastman,
pendiri dari perusahaan Kodak, pada tahun 1884. Film jenis pertama ini berupa kertas
yang diolesi dengan jel khusus yang kering. Baru pada tahun 1889, Eastman berinovasi
dengan membuat film berbahan plastik transparan. Film ini terbuat dari bahan-bahan
yang mudah terbakar, yaitu plastik khusus yang dicampur dengan nitrat dan kapur
barus.

Pengembangan pun terus dilakukan, film yang lebih modern dan biasa kita gunakan
terdiri 3 hingga 20 lapisan, dan merupakan campuran dari berbagai bahan kimia.
Adapun unsur-unsur yang terdapat pada film itu akan menentukan sensitifitas,
kontras, resolusi dan efek-efek lain pada foto yang dibuat.

Film yang biasa digunakan

Menjelang akhir abad 20, muncul film jenis baru. Film baru itu adalah film
elektronik (media penyimpanan data) yang digunakan pada kamera digital.
Karena lebih murah dan bisa digunakan berulang-ulang, kini orang lebih
memilih untuk memanfaatkan fotografi digital dan film elektronik tadi.
Hasilnya pun bisa menyamai bahkan melebihi kualitas dari foto yang dihasilkan
film

konvensional,

karena

fotografi


digital

bisa

menggunakan

format file gambar tanpa kompresi yang dinamai RAW.

Sebuah SD Card, media penyimpanan file foto digital

3. Sejarah Kertas Foto
Berbicara tentang kertas foto berarti kita berbicara tentang media di mana
sebuah gambar tercetak dan akhirnya disebut sebagai sebuah foto. Definisi yang lebih
tepat, kertas foto adalah sebuah kertas yang peka akan cahaya, sehingga bisa
dibubuhi gambar hasil fotografi di atasnya. Akan tetapi, pada era fotografi digital ini,
pengertian dari kertas foto menjadi bergeser. Kini, kertas foto diartikan sebagai
kertas apapun yang bisa dimanfaatkan untuk mencetak foto dengan kualitas baik
(tentunya dengan bantuan printer atau alat cetak lain). Jadi, apakah itu
kertas glossy, doff ataupun jenis kertas lainnya, asalkan kertas itu bisa digunakan
untuk mencetak foto dengan baik, maka bisa disebut sebagai kertas foto.

Kertas foto sebenarnya merupakan kertas khusus yang dilapisi beberapa zat kimia agar
kertas itu bisa digunakan untuk mencetak foto yang berasal dari film negatif.
Bila kita menelusuri sejarah awal ditemukannya media untuk mencetak foto ini, maka
kita akan bertemu kembali dengan Joseph Nicéphore Niépce yang berhasil membuat
foto pertama pada tahun 1926. Saat itu ia melapisi sebuah lempengan timah dengan

beberapa zat kimia, agar bisa merekam gambar yang terproyeksi dari kamera
obscuranya. Penjelasan lengkapnya bisa dibaca kembali pada poin Sejarah Kamera
Foto.
Konsep yang dipakai Niépce untuk membuat sebuah lempengan logam menjadi peka
cahaya ini, kemudian terus dikembangkan hingga pada tahun 1880an, George Eastman
berhasil menggunakan kertas khusus untuk mencetak foto dari film negatif.
4. Fotografi Digital
Fotografi digital merupakan salah satu inovasi terbaik dalam dunia fotografi.
Kehadirannya telah mengubah paradigma masyarakat yang menganggap bahwa
fotografi adalah suatu bidang yang mahal dan sulit untuk dikuasai. Fotografi digital
benar-benar bisa memberikan kepraktisan dan kemudahan bagi setiap orang untuk
membuat sebuah foto yang baik. Dengan perkembangan teknologi yang pesat, dan
beragam fitur untuk membuat foto yang bagus, muncul sebuah ungkapan bahwa
setiap orang bisa menjadi fotografer profesional.

Bila ditelusuri dari sejarahnya, maka kita akan kembali ke tahun 1960an. Di mana
dunia sedang mengalami revolusi besar-besaran di bidang teknologi digital dan
elektronik. Eugene

F.

Lally,

seorang

teknisi

dari Jet

Propulsion

Laboratory

NASA adalah orang pertama yang mencetuskan ide untuk mendigitalisasi sebuah foto.
Saat itu tujuannya adalah untuk mempermudah pengiriman foto secara langsung dari

misi-misi luar angkasa Amerika Serikat.
Pada tahun 1970an, dunia jurnalistik turut mempengaruhi kemunculan kamera digital.
Saat itu, terdapat sebuah tuntutan untuk menghadirkan foto dari suatu peristiwa yang
terjadi, secepat mungkin. Maka digunakanlah media pemindai foto (scanner). Sebuah
foto dipindai menjadi data elektronik, kemudian dikirimkan melalui jalur telepon.
Akan tetapi, cara ini juga masih dianggap merepotkan, karena terjadi penurunan
kualitas gambar yang cukup signifikan dan proses pengiriman foto pun masih
memerlukan waktu yang relatif lama.
Untuk menjawab persoalan ini, diperlukan suatu kamera yang bisa secara langsung
menciptakan foto yang berupa data elektronik. barulah pada bulan Desember tahun

1975, seorang teknisi dari perusahaan Kodak yang bernama Steven Sasson, menjadi
orang pertama yang menemukan Kamera Digital.
Kamera yang dibuatnya, menggunakan sensor CCD sebagai media penerimaan gambar
dan hanya mampu menghasilkan foto hitam putih dengan resolusi sebesar 0,01
megapixel (320 x 240 pixel). Media penyimpanannya adalah sebuah kaset tape,
sedangkan untuk melihat hasil gambar, kamera ini harus disambungkan terlebih
dahulu dengan sebuah televisi. Kamera ini mempunyai bobot seberat 3,6 kg dan
membutuhkan waktu tak kurang dari 23 detik untuk memproses satu buah foto.

Kamera digital model pertama
Walaupun kamera digital model pertama ini masih belum praktis dan belum
sepenuhnya menjawab persoalan-persoalan yang terjadi, tapi alat ini telah
menjadi awal mula dari kemudahan dan kepraktisan teknologi fotografi digital
yang kita nikmati sekarang ini. Setelah penemuan dari kamera digital model
pertama, kamera-kamera digital selanjutnya terus bermunculan dengan
perbaikan-perbaikan dari model sebelumnya, dengan berbagai fitur serta
kemampuan yang baru.

Macam-macam Kamera Tempo Dulu Hingga Sekarang
Kamera bermacam-macam. Dan bentuk juga kecanggihan kamera semakin
diperbaharui. Untuk lebih jelas lagi, ini dia macam-macam kamera dari tempo dulu.
Selamt membaca! :)
KAMERA FOTO
Kamera foto berarti suatu alat yang fungsinya tidak hanya memproyeksikan citra saja,
tetapi juga menggambarkan citra tersebut ke atas sebuah media, secara permanen.
Kamera foto merupakan hasil pengembangan dari fungsi yang sudah ada pada kamera
obscura temuan Al-Hazen. Bila menelusuri sejarah penemuan kamera foto modern,
maka kita akan bertemu dengan 4 orang tokoh dari abad ke-19 yang telah berjasa
menunjukkan jalan menuju dunia fotografi modern.
Orang yang pertama adalah seorang ilmuwan berkebangsaan Perancis, Joseph
Nicéphore Niépce. Di tahun 1820an ia melakukan eksperimen dengan kamera
obscura. Niépce menyisipkan sebuah media ke dalam kamera obscura, agar citra yang
terproyeksikan bisa terekam dalam media itu.

View from the Window at Le Gras, foto yang paling pertama

kali dibuat.
Media yang digunakannya adalah sebuah lempengan timah yang diolesi minyak khusus.
Lempengan timah ini disimpan di dalam kamera obscura dan terpapar selama 8 jam
oleh sinar matahari yang cerah. Citra yang terproyeksi dan terekam pada lempengan
timah itulah, yang merupakan foto tercetak pertama yang berhasil dibuat dalam sejarah
umat manusia. Foto itu diberi judul “View from the Window at Le Gras”, dibuat pada
tahun 1826.

Tahun 1826, Joseph Nicéphore Niépce berkolaborasi dengan seorang seniman dan ahli
kimia Perancis bernama Louis JM Daguerre. Niépce meninggal dunia pada tahun
1833. Tapi setelah itu Daguerre terus menyempurnakan eksperimen Niépce. Ia
menemukan cara agar gambar yang dihasilkan bisa terekam dengan lebih baik.

Boulevard du Temple (1838/1839), foto pertama
yang menampilkan citra manusia. Dibuat oleh Louis JM Daguerre.
Daguerre kemudian menggunakan media berupa lempengan berlapis perak. Sebelum
lempengan itu dipapari cahaya, pertama-tama ia mengasapinya dengan uap dari zat
yodium, agar lebih sensitif terhadap paparan cahaya. Setelah dipapari cahaya selama
10 menit melalui kamera obscura, lempengan berlapis perak tersebut diangkat dan
diasapi lagi oleh uap dari zat merkuri serta dicelupkan dalam larutan garam. Akhirnya
muncullah gambar yang kualitasnya lebih baik daripada foto yang dihasilkan selama 8
jam melalui eksperimen Niépce. Gambar yang diambil Daguerre ini dibuat pada sekitar
akhir tahun 1838 atau awal tahun 1839. Diberi judul “Boulevard du Temple” dan
merupakan foto pertama yang menampilkan citra manusia di dalamnya.
Proses dan perangkat yang dipergunakan Louis JM Daguerre untuk membuat foto,
kemudian dipatenkan dan diberi nama ‘Daguerreotype’. Daguerreotype menjadi populer
dan sering dipergunakan untuk mengambil gambar dari tokoh-tokoh terkenal. Sehingga
alat ini bisa disebut sebagai kamera foto pertama yang digunakan di masyarakat.
Percobaan berhasil yang dilakukan oleh Daguerre, sudah mulai memperkenalkan
konsep film negatif yang bisa diubah menjadi positif dengan cara-cara tertentu.
Sebenarnya, pada periode yang sama, seorang ilmuwan berkebangsaan Inggris
bernama William Henry Fox Talbotjuga telah melakukan eksperimen yang mirip
dengan eksperimen Daguerre. Barulah setelah Daguerre mematenkan proses
temuannya, Talbot juga berusaha mempublikasikan hasil eksperimennya. Talbot lebih
memfokuskan penelitiannya pada media penyerap cahaya atau kertas foto. Ia
menciptakan media yang merupakan kertas yang telah dilapisi oleh bermacam-macam
zat kimia. Kemudian ia memaparkan cahaya matahari ke atas kertas itu, dengan sebuah
obyek di depannya. Jadilah citra obyek tersebut tercetak pada kertas. Proses ini
dinamainya‘Calotype’, yang berarti ‘penggambaran indah’, dalam bahasa Yunani.

Kodak No. 2 Brownie Box Camera (1910)
Perkembangan selanjutnya dari kamera foto terjadi bersamaan dengan ditemukannya
teknologirollfilm. Tahun 1888, seorang berkebangsaan Amerika Serikat
bernama George Eastman, memperkenalkan kamera yang dijual dengan harga
terjangkau dan bernama “Kodak”. Kamera Kodak yang pertama ini sudah terisi dengan
sebuah rollfilm hitam putih yang mampu untuk merekam 100 foto.
Perusahaan Kodak milik George Eastman ini mempunyai slogan “You press the button,
we do the rest” (Anda yang menekan tombolnya, kami yang mengurus selanjutnya),
karena untuk memproses dan mencetak hasil fotonya, konsumen perlu mengembalikan
kamera mereka ke pabrik.
Jadi itulah sejarah awal dari kamera foto. Dimulai dengan eksperimen Joseph Nicéphore
Niépce yang mengembangkan kamera obscura agar bisa merekam gambar, dilanjutkan
oleh Louis JM Daguerre dengan daguerreotypenya yang menyempurnakan hasil
eksperimen Niépce, kemudian William Henry Fox Talbot yang mempunyai konsep
serupa dengan Daguerre, dan terakhir George Eastman, yang memproduksi kamera
‘Kodak’nya yang murah serta mudah digunakan, dan akhirnya membuat fotografi
menjadi semakin memasyarakat.

FOTOGRAFI DIGITAL
Fotografi digital merupakan salah satu inovasi terbaik dalam dunia fotografi.
Kehadirannya telah mengubah paradigma masyarakat yang menganggap bahwa
fotografi adalah suatu bidang yang mahal dan sulit untuk dikuasai. Fotografi digital
benar-benar bisa memberikan kepraktisan dan kemudahan bagi setiap orang untuk
membuat sebuah foto yang bagus. Dengan perkembangan teknologi yang pesat, dan
beragam fitur untuk membuat foto yang baik, muncul sebuah ungkapan bahwa “setiap
orang bisa menjadi fotografer profesional”.

Bila ditelusuri dari sejarahnya, maka kita akan kembali ke tahun 1960an. Di mana dunia
sedang mengalami revolusi besar-besaran di bidang teknologi. Eugene F. Lally,
seorang teknisi dari Jet Propulsion Laboratory adalah orang pertama yang mencetuskan
ide untuk mendigitalisasi sebuah foto. Saat itu tujuannya adalah untuk mempermudah
pengiriman foto secara langsung dari misi-misi luar angkasa Amerika Serikat.
Pada tahun 1970an, dunia jurnalistik turut mempengaruhi kemunculan kamera digital.
Saat itu, terdapat sebuah tuntutan untuk menghadirkan foto dari suatu peristiwa yang
terjadi, secepat mungkin. Maka digunakanlah media pemindai foto ( scanner). Sebuah
foto dipindai menjadi data elektronik, kemudian dikirimkan melalui jalur telepon. Akan
tetapi, cara ini juga masih dianggap merepotkan, karena terjadi penurunan kualitas
gambar yang cukup signifikan dan proses pengiriman foto pun masih memerlukan
waktu yang relatif lama.

Kamera Digital Model Pertama
Untuk menjawab persoalan ini, diperlukan suatu kamera yang bisa secara langsung
menciptakan foto yang berupa data elektronik. barulah pada bulan Desember tahun
1975, seorang teknisi dari perusahaan Kodak yang bernama Steven Sasson, menjadi
orang pertama yang menemukan Kamera Digital.
Kamera yang dibuatnya, menggunakan sensor CCDsebagai media penerimaan gambar
dan hanya mampu menghasilkan foto hitam putih dengan resolusi sebesar 0,01
megapixel (320 x 240 pixel). Media penyimpanannya adalah sebuah kaset tape,
sedangkan untuk melihat hasil gambar, kamera ini harus disambungkan terlebih dahulu
dengan sebuah televisi. Kamera ini mempunyai bobot seberat 3,6 kg dan membutuhkan
waktu tak kurang dari 23 detik untuk memproses satu buah foto.
Walaupun kamera digital model pertama ini masih belum praktis dan belum
sepenuhnya menjawab persoalan-persoalan yang terjadi, tapi alat ini telah menjadi
awal mula dari kemudahan dan kepraktisan teknologi fotografi digital yang kita nikmati
sekarang ini. Setelah penemuan dari kamera digital model pertama, kamera-kamera

digital selanjutnya terus bermunculan dengan perbaikan-perbaikan dari model
sebelumnya, dengan berbagai fitur serta kemampuan yang baru.
KAMERA OBSCURA
Delapan Jam Untuk Satu Foto!

Kamera kini ada di mana-mana dan semakin mudah dipakai. Bagaimana sejarah
lahirnya kamera?
Liburan memang menyenangkan. Saat-saat seperti itu harus diabadikan supaya bisa
dikenang terus. Caranya bisa dengan merekam lewat video atau kamera. Kini siapa saja
bisa mengabadikan saat-saat mengasyikkan. Soalnya hampir setiap handphone kini ada
kameranya. Berbicara tentang kamera, bagaimana, ya, sejarahnya?
Kamera Portable Obscura
Pada tahun 1960-an, seorang peneliti Inggris, Robert Boyle dan pembantunya Robert
Hooke, menemukan kamera portable (bisa dipindah-pindah) obscura. Penemuan
mereka ini disempurnakan lagi oleh Johann Zahn tahun 1685. Kamera ini sering kita
lihat di film-film bertema jaman dahulu. Kamera ini memakai lampu kliat yang meledak
dan mengeluarkan asap.
KAMERA DAGUERREOTYPE

Pada tahun 1829, Niepce bermitra dengan Louis Daguerre. Dan
ketikaNiepce meninggal dunia pada tahun 1833, Daguerre lah yang melanjutkan semua
penelitian yang telah ia dan Niepce mulai. Melalui upaya yang terus-menerus, Daguerre
berhasil mengurangi waktu bukaan walau hanya setengah jam sekalipun. Daguerre
juga menemukan sebuah theory bahwa merendam gambar dalam larutan garam akan

membuat gambar menjadi permanen. Dan pada akhirnya Daguerre membuat nama
baru untuk penemuan kamera obscura sebagai Daguerreotype dan menjual hak
patennya kepada pemerintah Perancis pada tahun 1839.
“Daguerreomania” meledak di Eropa dan Amerika Serikat, di mana gambar permanen
pada kaca dan logam menjadi populer saat itu, walaupun model baru ini hanya bisa
membuat satu gambar dan tidak dapat dibuat salinan/copy nya.
Sejak Daguerreotypes diciptakan, maka sejarah kamera pun terus berlanjut dengan
diciptakannya kertas negatif pertama oleh William Henry Fox Talbot dari Inggris pada
tahun 1835. Dan sembilan tahun kemudian yaitu pada tahun 1844, ciptaan Talbot
tersebut dipatenkan dengan sebutan Calotype.
Walaupun Daguerreotype dapat menghasilkan kualitas gambar yang lebih baik
daripada calotype, namun penemuan Talbot bisa menghasilkan beberapa salinan/copy
dari sebuah negatif.
Pada tahun 1844 Talbot dicatat sebagai penerbit koleksi photo pertama dalam sejarah
photography. Ia menerbitkan sebuah koleksi photo yang ia beri judul The Pencil of
Nature.

KAMERA CALOTYPE
Mengingat waktu bukaan yang diperlukan untuk model Daguerreotype dan model
Calotype sangat panjang, maka permasalahan waktu bukaan lebih cepat adalah
langkah berikutnya dalam sejarah kamera. Hal tersebut akhirnya dapat dipecahkan dan
menjadi kenyataan dengan foto Collodion Frederick Scott Archer pada tahun 1851.
Proses Collodion dapat membuat waktu bukaan menjadi hanya tiga detik saja.
Untuk mempercepat waktu bukaan, gambar Collodion diolah pada
saat Platephotography masih basah yang mengakibatkan sejumlah besar peralatan
pengembangan harus selalu tersedia di lokasi. Sementara pengolahan dengan Dry
Plate tidak tersedia hingga tahun 1871.
KAMERA POLAROID

Polaroid film adalah film yang ditemukan oleh Edwin Land. Menghasilkan foto dalam
waktu singkat (dalam beberapa menit saja), tetapi tidak mempunyai negatif.
Jepretan pertama dengan menggunakan kamera polaroid dilakukan oleh Heriyanto,
Farouk dan Gusti pada tahun 1944, sedangkan jepretan pertama di muka bumi ini
(dengan kamera yang ada pada saat itu) dilakukan oleh Niceephore Niepce yang
memotret gudang di halaman belakang rumahnya di Prancis pada tahun 1826.
Kamera Polaroid atau lebih dikenal dengan kamera langsung jadi adalah model
kamera yang dapat memproses foto sendiri di dalam badan kamera setelah dilakukan
pemotretan. Kamera polaroid ini menggunakan film khusus yang dinamakan film
polaroid. Film polaroid yang dapat menghasilkan gambar berwarna dinamakan film
polacolor. Menurut sejarahnya, kamera polaroid atau kamera gambar seketika jadi ini
dirancang untuk pertama kalinya oleh Edwin Land, dari perusahaan Polaroid dan
dipasarkan sejak tahun 1947. Nama Polaroid itu sebetulnya adalah merek dagang,
seperti orang menyebut semua pasta gigi dengan nama Pepsodent, atau orang
menyebut sepeda motor dengan nama Honda.
KAMERA MIRRORLESS

Kamera mirrorless alias Mirrorless Interchangeable-Lens Camera (MILC) atau Kamera
Tanpa Cermin Dengan Lensa Yang Bisa Diganti-ganti (apa tuh singkatannya dalam
Bahasa Indonesia?) alias Compact Camera System alias Electronics Viewfinder with

Interchangeable Lens (EVIL) -duh banyak banget istilahnya – adalah salah satu kelas
sistem kamera digital yang mulai menanjak popularitasnya sejak pertama kali
dimunculkan di sekitar 2008. Jawaban singkat dari pertanyaan “Apa sih Kamera
Mirrorless?” adalah kamera yang mirip DSLR namun tidak memakai cermin. Nah untuk
jawaban panjang, silahkan baca lebih lanjut.
KAMERA SLT

Single-Lens Translucent (SLT) is a Sony proprietary designation for Sony Alpha cameras
which employ apellicle mirror, electronic viewfinder, and phase-detection autofocus system.
They employ the same Minolta A-mount as Sony Alpha DSLR cameras.
Sony SLT cameras have a semi-transparent fixed mirror which diverts a portion of incoming
light to an phase-detection autofocus sensor, while the remaining light strikes a digital image
sensor. The image sensor feeds the electronic viewfinder, and also records still images and video
on command. The utility of the SLT design is to allow full-time phase-detection autofocus
during electronic viewfinder and video recording operation. With the advent of digital image
sensors with integrated phase-detection, the SLT design is no longer required to accomplish this
goal, as evidenced by cameras such as the Sony NEX-5R, Fujifilm X-E1, and Nikon.
The term "translucent" is a misnomer for the actual SLT design, which employs a pellicle
mirror that is not translucent. Pellicle mirrors have been used in single-lens reflex cameras from
at least the 1960s (see Canon Pellix).
KAMERA POCKET

Kamera saku digital (bahasa Inggris: digital pocket camera) adalah kamera otomatis yang
menggunakan format pengambilan gambar dan penyimpanan digital dengan ukuran kecil
dan ringan sehingga mudah dibawa-bawa.
Kamera saku digital pada umumnya memiliki karakter yang sama seperti kamera saku manual
(yang menggunakan media film). Sebagai kamera saku, kamera ini telah dilengkapi dengan
berbagai fasilitas seperti kemampuan untuk menangani pencahayaan yang lemah dan fokus
atas (Close up).
*Kekurangan kamera ini :
Lamanya waktu tunda (delay) untuk merekam suatu gambar
Keterbatasan penggunaan untuk mengelola obyek secara profesiona dan perlakuan
artistik tertentu.

Keterbatasan asesoris pendukung seperti ketiadaan tukar pasang lensa, fiter.

Fungsi yang terlalu sederhana dan monoton, walaupun untuk jenis kamera saku kompak
terbaru juga sudah memiliki fasilitas dan fungsi yang hampir sama dengan jenis kamera SLR
Digital.



KAMERA SLR

Kamera refleks lensa tunggal (bahasa Inggris: Single-lens reflex (SLR) camera)
adalah kamera yang menggunakan sistem jajaran lensa jalur tunggal untuk melewatkan berkas
cahaya menuju ke dua tempat, yaitu Focal Plane dan Viewfinder, sehingga memungkinkan
fotografer untuk dapat melihat objek melalui kamera yang sama persis seperti hasil fotonya. Hal

ini berbeda dengan kamera non-SLR, dimana pandangan yang terlihat di viewfinder bisa jadi
berbeda dengan apa yang ditangkap di film, karena kamera jenis ini menggunakan jajaran lensa
ganda, 1 untuk melewatkan berkas cahaya ke Viewfinder, dan jajaran lensa yang lain untuk
melewatkan berkas cahaya ke Focal Plane.
Kamera SLR menggunakan pentaprisma yang ditempatkan di atas jalur optikal melalui lensa ke
lempengan film. Cahaya yang masuk kemudian dipantulkan ke atas oleh kaca cermin pantul dan
mengenai pentaprisma. Pentaprisma kemudian memantulkan cahaya beberapa kali hingga
mengenai jendela bidik. Saat tombol dilepaskan, kaca membuka jalan bagi cahaya sehingga
cahaya dapat langsung mengenai film.
EAZZY MINI USB DIGITAL CAMERA

Eazzy mini USB Digital camera adalah kamera mini yang super praktis karena kamu
bisa langsung memindahkan foto yang kamu miliki dengan cara mencolokan Eazzy mini
ke port USB PC / Laptop kamu. Kamera ini didukung dengan resolusi 2MP dan bisa
merekam video dengan kapasitas 30fps sehingga mampu menghasilkan gambar yang
baik.

Sejarah Kamera
Kamera berawal dari sebuah alat serupa yang dikenal dengan Kamera Obscura yang merupakan
kotak kamera yang belum dilengkapi dengan film untuk menangkap gambar atau bayangan. Pada
abad ke 16 Girolamo Cardano melengkapi kamera obscura dengan lensa pada bagian depan
kamera obscura tersebut. Meski demikian, bayangan yang dihasilkan ternyata tidak tahan lama,
sehingga penemuan Girolamo belum dianggap sebagai dunia fotografi. Pada tahun 1727 Johann
Scultze dalam penelitiannya menemukan bahwa garam perak sangat peka terhada cahaya namun
beliau belum menemukan konsep bagaimana langkah untuk meneruskan gagasannya.
Pada tahun 1826, Joseph Nicepore Niepce mempublikasikan gambar dari bayangan yang
dihasilkan kameranya, yang berupa gambaran kabur atap-atap rumah pada sebuah lempengan
campuran timah yang dipekakan yang kemudian dikenal sebagai foto pertama. Kemudian, pada
tahun 1839, Louis Daguerre mempublikasikan temuannya berupa gambar yang dihasilkan dari
bayangan sebuah jalan di Paris pada sebuah pelat tembaga berlapis perak. Daguerre yang
mengadakan kongsi pada tahun 1829 dengan Niepce meneruskan program pengembangan
kamera, meski Niepce meninggal dunia pada 1833, mengembangkan kamera yang dikenal
sebagai kamera daguerreotype yang dianggap praktis dalam dunia fotografi, dimana sebagai
imbalan atas temuannya, Pemerintah Perancis memberikan hadiah uang pensiun seumur hidup
kepada Daguerre dan keluarga Niepce. Kamera daguerreotype kemudian berkembang menjadi
kamera yang dikembangkan sekarang.

Komponen kamera
Sebuah kamera minimal terdiri atas:





Kotak yang kedap cahaya (badan kamera)
Sistem lensa
Pemantik potret (shutter)
Pemutar flm

Sistem lensa
Sistem lensa dipasang pada lubang depan kotak, berupa sebuah lensa tunggal yang terbuat dari
plastik atau kaca, atau sejumlah lensa yang tersusun dalam suatu silinder logam. Tingkat
penghalangan cahaya dinyatakan dengan angka f, atau bukaan relatifnya. Makin rendah angka f
ini, makin besar bukaannya atau makin kecil tingkat penghalangannya. Bukaan ini diatur oleh
jendela diafragma. Bukaan relatif diatur oleh suatu diafragma. Untuk kamera SLR, lensa
dilengkapi dengan pengatur bukaan diafragma yang mengatur banyaknya cahaya yang masuk
sesuai keinginan fotografer. Jenis lensa cepat ataupun lensa lambat ditentukan oleh rentang nilai
F yang dapat digunakan. Disamping lensa biasa, dikenal juga lensa sudut lebar (wide lens),
lensa sudut kecil (tele lens), dan lensa variabel (variable lens, atau oleh kalangan awam disebut
dengan istilah lensa zoom. Lensa sudut lebar mempunyai jarak fokus yang lebih kecil daripada
lensa biasa. Namun sebutan itu bergantung pada lebarnya film yang digunakan. Untuk film 35
milimeter, lensa 35 milimeter akan disebut lensa sudut lebar, sedangkan lensa 135 milimeter
akan disebut lensa telefoto. Lensa variabel dapat diubah-ubah jarak fokusnya, dengan mengubah

kedudukan relatif unsur-unsur lensa tersebut. Lensa akan memfokuskan cahaya sehingga
dihasilkan bayangan sesuai ukuran film. Lensa dikelompokkan sesuai panjang focal length (jarak
antara kedua lensa). Focal lenght memengaruhi besar komposisi gambar yang mampu
dihasilkan. Dalam masyarakat umum, lebih dikenal dengan istilah zoom.

Pemantik Potret
Tombol pemantik potret atau shutter dipasang di belakang lensa atau di antara lensa.
Kebanyakan kamera SLR mempunyai mekanisme pengatur waktu untuk memungkinkan
mengubah-ubah lama bukaan shutter. Waktu ini ialah singkatnya pemetik potret itu membuka,
sehingga memungkinkan berkas cahaya mengenai film.
Beberapa masyarakat awam menganggap kemampuan kamera sebanding dengan besarnya nilai
maksimum shutter speed yang bisa digunakan.

Bagian lain
Bagian lain sebuah kamera, antara lain:
1. Mekanisme memutar flm gulungan agar bagian-bagian flm itu bergantian
dapat disingkapkan pada objek
2. Mekanisme fokus yang dapat mengubah-ubah jarak antara lensa dan flmm
3. Pemindai komposisi pemotretan (range finder) yang menunjukkan apa saja
yang akan terpotret serta apakah objek utama akan terfokuskan
4. lightmeter untuk membantu menetapkan kecepatan pemetik potret dan atau
besarnya bukaanm agar banyaknya cahaya yang mengenai flm cukup tepat
sehingga diperoleh bayangan atau gambar yang memuaskan.

Beberapa kamera, terutama jenis kamera poket biasanya tidak memiliki salah satu dari bagianbagian tersebut.

Jenis kamera berdasarkan media penangkap cahaya
Kamera film menggunakan pita seluloid (atau sejenisnya, sesuai perkembangan teknologi).
Butiran silver halida yang menempel pada pita ini sangat sensitif terhadap cahaya. Saat proses
cuci film, silver halida yang telah terekspos cahaya dengan ukuran yang tepat akan menghitam,
sedangkan yang kurang atau sama sekali tidak terekspos akan tanggal dan larut bersama cairan
pengembang (developer).

Kamera film
Jenis kamera film yang digunakan adalah dari jenis 35 milimeter, yang menjadi populer karena
keserbagunaan dan kecepatannya saat memotret, karena kamera ini berukuran kecil, kompak dan
tidak mencolok. Lensa kadang dapat dipertukarkan, dan kamera itu dapat memuat gulungan film
untuk 36 singkapan, bahkan kadang lebih.

Jenis film

Pembagian film berdasarkan ukuran:
 Small format (35mm)
 Medium format (100-120mm)
 Large format
Angka di atas berarti ukuran diagonal film yang digunakan. Setiap jenis ukuran film harus menggunakan kamera
yang berbeda pula.

Pembagian film berdasarkan jenis bahan dan kesensitifannya:








Film
Film
Film
Film
Film
Film
Film

hitam putih
warna
positif
negatif
daylight
tungsten
infra merah (sensitif terhadap panas yang dipantulkan permukaan objek)

Kamera polaroid
Kamera jenis ini memakai lembaran polaroid yang langsung memberikan gambar positif
sehingga pemotret tidak perlu melakukan proses cuci cetak film.

Kamera digital
Kamera jenis ini merupakan kamera yang dapat bekerja tanpa menggunakan film. Si pemotret
dapat dengan mudah menangkap suatu objek tanpa harus susah-susah membidiknya melalui
jendela pandang karena kamera digital sebagian besar memang tidak memilikinya. Sebagai
gantinya, kamera digital menggunakan sebuah layar LCD yang terpasang di belakang kamera.
Lebar layar LCD pada setiap kamera digital berbeda-beda. Sebagai media penyimpanan, kamera
digital menggunakan internal memory ataupun external memory yang menggunakan memory
card.

Jenis kamera berdasarkan mekanisme kerja

Kamera single lens reflex
Kamera ini memiliki cermin datar dengan singkap 45 derajat di belakang lensa, sehingga apa
yang terlihat oleh pemotret dalam jendela pandang adalah juga apa yang akan di tangkap pada
film. Umumnya kamera ini digunakan setinggi pinggang ketika dipotretkan.

Kamera instan

Istilah instan adalah dimilikinya mekanisme automatik pada kamera, sehingga berdasar pengukur
cahaya (lightmeter atau fotometer), lebar diafragma dan kecepatan pemetik potret secara
otomatis telah diatur.

Pembagian kamera berdasarkan teknologi viewfnder
Viewfinder memainkan peranan penting dalam penyusunan komposisi fotografi. Fotografer ahli
biasanya akan lebih memilih viewfinder dengan kualitas baik dan mampu memberikan gambaran
tepat seperti apa yang akan tercetak.

Kamera saku
Jenis yang paling populer digunakan masyarakat umum. Lensa utama tak bisa diganti,umumnya
otomatis atau memerlukan sedikit penyetelan. Cahaya yang melewati lensa langsung membakar
medium. Kelemahan film ini adalah gambar yang ditangkap oleh mata akan berbeda dengan
yang akan dihasilkan film, karena ada perbedaan sudut pandang jendela bidik (viewfinder)
dengan lensa.

Kamera TLR
Kelemahan kamera poket diperbaiki oleh kamera TLR. Jendela bidik diberikan lensa yang
identik dengan lensa di bawahnya. Namun tetap ada kesalahan paralaks yang ditimbulkan sebab
sudut dan posisi kedua lensa tidak sama.

Referensi
 Ensiklopedia Nasional Indonesia.

Lihat pula
 Kamera Digital
 Fotograf

Bibliograf
 Ascherm Steven; Pincusm Edward (2007). The Filmmaker's Handbook: A

Comprehensive Guide for the Digital Age (ed. 3). New Yorkm New York:
Penguin Group. ISBN 978-0-452-28678-8.
 Burianm Peter; Caputom Robert (2003). National Geographic photography field
guide (ed. 2). Washingtonm D.C.: National Geographic Society. ISBN 0-79225676-X.
 Frizotm Michel. "Light machines: On the threshold of invention". In Michel
Frizot. A New History of Photography. Kolnm Germany: Konemann. ISBN 38290-1328-0.
 Gernsheimm Helmut (1986). A Concise History of Photography (ed. 3). Mineolam
New York: Dover Publicationsm Inc. ISBN 0-486-25128-4.

 Gustavsonm Todd (2009). Camera: a history of photography from










daguerreotype to digital. New Yorkm New York: Sterling Publishing Co.m Inc.
ISBN 978-1-4027-5656-6.
Hirschm Robert (2000). Seizing the Light: A History of Photography. New Yorkm
New York: McGraw-Hill Companiesm Inc. ISBN 0-697-14361-9.
Johnsonm William S.; Ricem Mark; Williamsm Carla (2005). In Therese Mulligan
and David Wooters. A History of Photography. Los Angelesm California:
Taschen America. ISBN 978-3-8228-4777-0.
Londonm Barbara; Uptonm John; Kobrém Kenneth; Brillm Betsy (2002).
Photography (ed. 7). Upper Saddle Riverm New Jersey: Prentice Hall. ISBN 013-028271-5.
Wenczelm Norma (2007). Part I - Introducing an Instrument. In Wolfgang
Lefèvre. "The Optical Camera Obscura II Images and Texts". Inside the
Camera Obscura – Optics and Art under the Spell of the Projected Image (Max
Planck Institute for the History of Science). hlm. 13–30. Diarsipkan dari
aslinya tanggal 2 April 2012.
Youngm Hugh D.; Freedmanm Roger A.; Fordm A. Lewis (2008). Sears and
Zemansky's Univer

sity Physics (ed. 12). San Franciscom California: Pearson Addison-Wesley. ISBN 0321-50147-0.