PERBANDINGAN SISTEM PENDIDI KAN INDONESIA

PERBANDINGAN SISTEM PENDIDIKAN
INDONESIA DAN ARAB SAUDI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
(

)

Dosen :
DI SUSUN
OLEH
KELOMPOK :

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
JAM’IYAH MAHMUDIYAH
TAHUN 2017

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik
serta hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
Perbandingan Sistem Pendidikan Di Arab Saudi dengan Sistem pendidikan
Indonesia dengan.


Shalawat dan salam tak lupa kami Haturkan kepada Pemuda padang
pasir,Kanjeng Nabi besar Muhammad SAW yang sebagai mana beliau sebagai
seorang Anak yatim piatu akan tetapi beliau mampu menjadi Revolusioner sejati,
pendobrak kejumudan berfikir dan mampu membawa perubahan bagi ummat
manusia.

Penulisan makalah ini disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah. Dalam
Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis.
Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang
setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan
semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.

Tanjung Pura

Desember 2017


Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................1
C. Tujuan Pembahasan.........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
A. Pengertian Sistem Pendidikan Indonesia.........................................................2
B. Pendidikan di Arab Saudi................................................................................5
C. Perbandingan Sistem Pendidikan Indonesia dan Arab saudi...........................9
BAB III PENUTUP...............................................................................................15
A. Kesimpulan....................................................................................................15
DAFTAR PUSAKA...............................................................................................16

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia
mengalami perkembangan dan perubahan secara terus menerus sebagai akumulasi
respon terhadap permasalahan-permasalahan yang terjadi selama ini serta
pengaruh perubahan global, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
seni dan budaya. Indonesia yang merupakan negara berkembang, masih harus
banyak belajar dengan Negara-Negara Maju dalam pendidikan. Indonesia Hari ini
tidak bisa maju karena pengelolaan system pendidIkan yang belum mampu di
jalankan sehingga pendidIkan kita di Indonesia hari ini adalah merupakan
Representatif dari Negara yang tidak akan pernah bisa maju dan Salah satu bentuk
nyata pendidikan kita saat ini adalah pendidikan yang belum bisa mencerdaskan
anak-anak bangsa.Hal ini menuntut perlu adanya perbaikan system pendidikan
nasional termasuk penyempurnaan kurikulum.
Lalu bagaimana pendidikan di negeri Haji, Arab Saudi. Apakah kelebihankelebihan yang dimiliki pendidikan Arab Saudi, akankah dapat diambil beberapa
perbandingan. Kami akan coba paparkan tentang Sistem Pendidikan di Arab
Saudi, mudah-mudahan bisa dimanfaatkan untuk menjadi bahan dalam
mengembangkan pendidikan Indonesia ke arah yang lebih baik.

B. Rumusan Masalah
1) Bagaiman Sistem Pendidikan Indonesia ?

2) Bagaimana Sistem Pendidikan Arab Saudi ?
3) Bagaiamana Perbedaan Sistem Pendidikan Indonesia dan Arab Saudi ?

C. Tujuan Pembahasan
1) Untuk Mengetahui Sistem Pendidikan Indonesia.
2) Untuk Mengetahui Bagaimana Sistem Pendidikan Arab Saud.
3) Untuk Mengetahui Bagaiamana Perbedaan Sistem Pendidikan Indonesia
dan Arab Saudi.

1

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sistem Pendidikan Indonesia
Kata sistem berasal dari bahasa Yunani yaitu systema yang berarti “cara,
strategi”. Dalam bahasa Inggris system berarti “system, susunan, jaringan, cara”.
System juga diartikan “suatu strategi, cara berpikir atau model berpikir”. Definisi
tradisional menyatakan bahwa system adalah seperangkat komponen atau unsurunsur yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan.1
Definisi modern juga tidak jauh berbeda dengan definisi tradisional seperti apa
yang dikemkakan oleh para ahli, antara lain:

1. Immegart mendefinisikan system adalah suatu keseluruhan yang memiliki
bagian-bagian yang tersusun secara sistematis, bagian-bagian itu terelasi
antara satu dengan yang lain, serta peduli terhadap kontek lingkungannya.
2. Roger A Kanfman mendefinisikan system dengan suatu totalitas yang
tersusun dari bagian-bagian yang bekerja secara sendiri-sendiri atau bekerja
bersama-sama untuk mencapai hasil atau tujuan yang diinginkan
berdasarkan kebutuhan.
3. Zahara Idris mengemukakan bahwa system adalah suatu kesatuan yang
terdiri atas komponen-komponen atau element-element, atau unsur-unsur
sebagai sumber-sumber yang mempunyai hubungan fungsional yang teratur
untuk mencapai suatu hasil.
Sedangkan kata pendidikan itu berasal dari kata “Pedagogi”, kata tersebut
berasal dari bahasa yunani kuno, yang jika dieja menjadi 2 kata yaitu Paid yang
artinya anak dan Agagos yang artinya membimbing. Dengan demikian Pendidikan
bisa di artikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan proses
pembelajaran dan suasana belajar agar para pelajar di didik secara aktif dalam
mengembangkan potensi dirinya yang diperlukan untuk dirinya dan masyarakat.

1


Agustiar Syah Nur, Perbandingan Sistem Pendidikan 15 Negara, Cet. 1 (Bandung:

Lubuk Agung, 2001), hlm. 39

2

Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan yang secara sadar dan
disengaja serta penuh tanggung jawab yang dilakukan orang dewasa kepada anak
sehingga timbul interaksi dari keduanya agar anak tersebut mencapai kedewasaan.
Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan setiap system pasti mempunyai
ciri-ciri, antara lain:
1. Komponen-komponen, Komponen adalah bagian suatu system yang
melaksanakan suatu fungsi untuk menunjang usaha mencapai tujuan system.
2. Interaksi atau saling berhubungan, semua komponen dalam sustu system
pasti saling mempengaruhi dan saling berhubungan antara satu dengan yang
lainnya.
3. Proses transformasi, semua system dalam mencapai tujuannya pasti
memerlukan sebuah proses.
4. Koreksi, untuk mengetahui apakah semuanya berjalan dengan baik dan
sesuai dengan tujuan yang diinginkan, maka diperlukan adanya koreksi

terhadap semua itu.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, mungkin dapat kita simpulkan
bahwa sistem pendidikan adalah suatu system yang terdiri dari komponenkomponen yang ada dalam proses pendidikan, dimana antara satu komponen
dengan komponen yang lainnya saling berhubungan dan berinteraksi untuk
mencapai tujuan pendidikan.
1. Ciri-ciri Pendidikan di Indonesia
Cara melaksanakan pendidikan di Indonesia sudah tentu tidak terlepas dari
tujuan pendidikan di Indonesia, sebab pendidikan Indonesia yang dimaksud di sini
ialah pendidikan yang dilakukan di bumi Indonesia untuk kepentingan bangsa
Indonesia.
Aspek ketuhanan sudah dikembangkan dengan banyak cara seperti melalui
pendidikan-pendidikan agama di sekolah maupun di perguruan tinggi, melalui
ceramah-ceramah agama di masyarakat, melalui kehidupan beragama di asramaasrama, lewat mimbar-mimbar agama dan ketuhanan di televisi, melalui radio,
surat kabar dan sebagainya. Bahan-bahan yang diserap melalui media itu akan
berintegrasi dalam rohani para siswa/mahasiswa.2
2

Ibid hal 40

3


Pengembangan pikiran sebagian besar dilakukan di sekolah-sekolah atau
perguruan-perguruan tinggi melalui bidang studi-bidang studi yang mereka
pelajari. Pikiran para siswa/mahasiswa diasah melalui pemecahan soal-soal,
pemecahan berbagai masalah, menganalisis sesuatu serta menyimpulkannya.
2. Kualitas Pendidikan di Indonesia
Seperti yang telah kita ketahui, kualitas pendidikan di Indonesia semakin
memburuk. Hal ini terbukti dari kualitas guru, sarana belajar, dan muridmuridnya. Guru-guru tentuya punya harapan terpendam yang tidak dapat mereka
sampaikan kepada siswanya. Memang, guru-guru saat ini kurang kompeten.
Banyak orang yang menjadi guru karena tidak diterima di jurusan lain atau
kekurangan dana. Kecuali guru-guru lama yang sudah lama mendedikasikan
dirinya menjadi guru. Selain berpengalaman mengajar murid, mereka memiliki
pengalaman yang dalam mengenai pelajaran yang mereka ajarkan. Belum lagi
masalah gaji guru. Jika fenomena ini dibiarkan berlanjut, tidak lama lagi
pendidikan di Indonesia akan hancur mengingat banyak guru-guru berpengalaman
yang pensiun.
Sarana pembelajaran juga turut menjadi faktor semakin terpuruknya
pendidikan di Indonesia, terutama bagi penduduk di daerah terbelakang. Namun,
bagi penduduk di daerah terbelakang tersebut, yang terpenting adalah ilmu terapan
yang benar-benar dipakai buat hidup dan kerja. Ada banyak masalah yang

menyebabkan mereka tidak belajar secara normal seperti kebanyakan siswa pada
umumnya, antara lain guru dan sekolah.3
“Pendidikan ini menjadi tanggung jawab pemerintah sepenuhnya,” kata Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono usai rapat kabinet terbatas di Gedung Depdiknas, Jl
Jenderal Sudirman, Jakarta, Senin (12/3/2007).
Presiden memaparkan beberapa langkah yang akan dilakukan oleh
pemerintah dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, antara
lain yaitu:
1. Langkah pertama yang akan dilakukan pemerintah, yakni meningkatkan
akses terhadap masyarakat untuk bisa menikmati pendidikan di Indonesia.
Tolak ukurnya dari angka partisipasi.
3

Ibid hal 41

4

2. Langkah kedua, menghilangkan ketidakmerataan dalam akses pendidikan,
seperti ketidakmerataan di desa dan kota, serta jender.
3. Langkah ketiga, meningkatkan mutu pendidikan dengan meningkatkan

kualifikasi guru dan dosen, serta meningkatkan nilai rata-rata kelulusan
dalam ujian nasional.
4. Langkah keempat, pemerintah akan menambah jumlah jenis pendidikan di
bidang kompetensi atau profesi sekolah kejuruan. Untuk menyiapkan tenaga
siap pakai yang dibutuhkan.
5. Langkah kelima, pemerintah berencana membangun infrastruktur seperti
menambah jumlah komputer dan perpustakaan di sekolah-sekolah.
6. Langkah keenam, pemerintah juga meningkatkan anggaran pendidikan.
Untuk tahun ini dianggarkan Rp 44 triliun.
7. Langkah ketujuh, adalah penggunaan teknologi informasi dalam aplikasi
pendidikan.
8. Langkah terakhir, pembiayaan bagi masyarakat miskin untuk bisa
menikmati fasilitas pendidikan.
Sistem pendidikan di Indonesia disebut dengan sistem pendidikan nasional
yang mempunyai arti keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait
secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.4
Sistem pendidikan nasional terbagi menjadi tiga (3) bagian;
1.

Kelembagaan yang terdiri dari jenjang pendidikan dan jalur pendidikan.


2.

Jenis Pendidikan yang terdiri dari Umum, kejuruan, vokasional, dan lainlain.

3.

Kurikulum. Sesuai dengan UU yang telah ditetapkan pendidikan
Indonesia sekarang memakai kurikulum KTSP (kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan).

B. Pendidikan di Arab Saudi
a. Kurikulum dan metode Pembelajaran
Sistem pendidikan di Saudi Arabia pada dasarnya mengambil kurikulum
yang ada pada Negara-negara Arab lainnya, terutama Negri Mesir, dengan lebih
4

Rachman Assegaf, Sketsa Perbandingan Pendidikan di Negara-Negara Islam dan

Barat(Yogyakarta: Gama Media, 2003), hlm. 69.

5

menekankan pada mata pelajaran keagamaan. Kurikulum untuk sekolah-sekolah
pria dan wanita pada setiap jenjang yang sama pada praktiknya, kecuali sekolah
wanita ,menambahkan pelajaran manajemen rumah tangga sementara sekolah pria
,menambahkan mata pelajaran pendidikan jasmani, yang tidak diajarkan pada
wanita. Sekolah-sekolah swasta diharuskan oleh peraturan mengikuti kurikulum
yang sama seperti pada sekolah-sekolah negeri. Sungguhpun demikian, banyak
sekolah swasta yang boleh menambahkan mata pelajaran popular seperti bahasa
inggris dan komputer.
Kementrian Pendidikan dan Badan Administrasi Umum Pendidikan
Wanita (GAGE) sama-sama memiliki bagian kurikulum, walaupun sedikit sekali
yang telah berubah dalam kurikulum mereka semenjak pendiriannya. Kedua
lembaga itu, menyewa pengarang-pengarang untuk menyiapkan buku teks,
mencentaknya, serta membagikannya

kesekolah-sekolah. Dengan demikian,

terdapat kurikulum yang seragam diseluruh Saudi Arabia.
Penerapan kurikulum dimonitor melalui berbagai cara seperti melalui
kepala sekolah, kunjungan oleh para inspektur dikantor-kantor distrik, dan juga
melalui sistem ujian akhir yang mencakup seluruh materi yang seharusnya
diajarkan pada setiap semester.
Pemilihan metode mengajar, berbeda antara masing-masing mata
pelajaran. Guru-guru mata pelajaran agama lebih menekankan hapalan, dan jarang
sekali menggunakan peralatan mengajar selain dari papan tulis. Guru bahasa arab
menggunakan papan tulis di samping menggunakan metode hapalan teks. Guru
bahasa ilmu eksakta menggunakan laboratorium kalau peralatan itu tersedia di
sekolahnya. Tetapi, hampir semua laboratorium sekolah serba tidak lengkap, baik
kekurangan dalam peralatannya, atau dalam tenaga profesional, atau keduanya.
Laboratorium bahasa tersedia hanya pada sekolah-sekolah yang tergolong elit
untuk pengajaran bahasa inggris.5
Bahasa Arab merupakan pengantar mulai dari sekolah dasar, sekolah
menengah pertama sampai kelevel sekolah menengah atas. Pada perguruan tinggi,
bahasa arab menjadi bahasa pengantar pada bidang seni, himaniora, dan ilmu-ilmu
sosial. Bahasa inggris merupakan bahasa pengantar pada bidang engineering,
5

Ibid hal 70

6

kedokteran dan ilmu-ilmu alami. Jarang sekali buku-buku teks untuk level
perguruan tinggi yang ditulis dalam bahasa arab, dan dosen-dosen yang harus
menggunakan bahasa arab terpaksa mengetik bahan kuliyahnya terlebih dahuli
kedalam bahasa arab dan menggunakannya sebagai bahan dasar perkuliyahannya
serta menggunakannya sebagai buku teks juga. Akibatnya ialah terjadinya
pendangkalan ilmu pengetahuan pada beberapa jurusan di perguruan tinggi.
b. Sistem Pendidikan di Arab Saudi
Disamping sisi dunia kerja, daya tarik Arab Saudi yang lain adalah dunia
pendidikan. Sistem pendidikan di Arab Saudi memisahkan antara laki-laki dan
perempuan sesuai dengan syariat Islam. Secara umum, sistem pendidikan dibagi
menjadi 3 bagian utama:
1.

Pendidikan umum untuk laki-laki

2.

Pendidikan umum untuk perempuan

3.

Pendidikan Islam untuk laki-laki
Untuk pendidikan umum, baik laki-laki dan perempuan mendapat

kurikulum yang sama dan ujian tahunan yang sama pula. Pendidikan umum dibagi
menjadi 4 bagian: 6
1.

Pendidikan Dasar yang terdiri dari SD (6-12 tahun).

2.

Pendidikan Menengah (12 – 15 tahun).

3.

Pendidikan Sekunder (15-18 tahun).

4.

Pendidikan Tinggi (Universitas atau Akademi).
Pendidikan Islam tradisional bagi laki-laki difokuskan untuk membentuk

calon-calon anggota dewan ulama.

Kurikulum untuk sekolah Islam tradisional

juga sebagian menggunakan kurikulum pendidikan umum, tetapi fokusnya pada
Studi Islam dan Bahasa Arab. Untuk pendidikan agama, dilakukan di bawah
supervisi dari Universitas Islam Imam Saud (Riyadh) dan Universitas Islam
Madinah (Madinah). Namun demikian, di universitas-universitas umum, pelajaran
agama Islam merupakan mata kuliah wajib apapun jurusan yang diambil
mahasiswa. Pada tahun 1985, total anggaran untuk pendidikan mencapai US$ 2.5
milyar atau setara dengan 3.6 percent dari total anggaran belanja nasional Arab
Saudi. Setiap mahasiswa lokal maupun asing di universitas negeri mendapat
6

Ibid hal 71

7

beasiswa setiap bulan dari kementerian pendidikan sebesar SAR 800 hingga SAR
1000. Sistem Pendidikan di Arab Saudi terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan
sekunder, dan pendidikan tinggi yang akan dijabarkan lebih jauh sebagai berikut:
Pendidikan Dasar (Primary Education), terdiri dari:
a. Sekolah Dasar Durasi: 6 tahun (umur 6 – 12 tahun) Pelajaran wajib: bahasa
arab, seni, geografi, sejarah, ekonomi rumah tangga (khusus perempuan),
matematika, pendidikan fisika (khusus laki-laki), studi Islam, dan sains.
b. Sekolah Menengah Durasi: 3 tahun (umur 12 – 15 tahun) Pelajaran wajib:
bahasa arab, seni, bahasa inggris, geografi, sejarah, ekonomi rumah (khusus
perempuan),

matematika,

pendidikan

fisika

(khusus

laki-laki),

studiIslam,dan sains.
Pendidikan Lanjutan (Secondary Education), terdiri dari:
1. Pendidikan Lanjutan Umum Durasi: 3 tahun (umur 15 – 18 tahun).
Pelajaran wajib: selama tahun pertama mendapat pelajaran umum yang
sama, 2 tahun terakhir dibagi menjadi sains dan sosial (literacy). Siswa yang
mempunyai grade 60% atau lebih boleh memilih keduanya, sedangkan yang
kurang 60% harus memilih sosial. Pelajaran umum: Bahasa arab, biologi,
kimia, bahasa inggris, geografi, sejarah, ekonomi rumah tangga (khusus
perempuan), matematika, pendidikan fisika (khusus laki-laki), dan
pendidikan agama. 7
2. Pendidikan Lanjutan Agama Durasi: 3 tahun (umur 15 – 18 tahun). Bahasa
arab dan literature, bahasa Inggris, kebudayaan umum, geografi, sejarah,
dan pendidikan agama.
3. Pendidikan Lanjutan Teknik Ada tiga tipe pendidikan lanjutan teknik yaitu
teknikal, komersial, dan agrikultural. Durasi: 3 tahun (umur 15 – 18 tahun).
Kurikulum: -Teknikal: gambar arsitektur, otomotif, elektrikal, mekanika
mesin, mekanika metal, radio dan televisi. Dengan pelajaran tambahan
bahasa Arab, kimia, bahasa Inggris, matematika, pendidikan fisika, fisika,
dan pendidikan agama. Komersial: bahasa Arab, akuntansi dan pembukuan,
korespondensi komersial, ekonomi, bahasa Inggris, matematika ekonomi,
matematika umum, geografi, manajemen dan kesekretariatan, dan
7

Binti Maunah, Perbandingan Pendidikan Islam, Cet. 1, (Yogyakarta: Teras, 2011), hlm.

200

8

pendidikan agama. -

Agrikultural: ekonomi agrikultur, agronomi,

perkembangbiakan hewan, biologi terapan, kimia terapan, matematika
terapan, fisika terapan, bahasa Arab, bahasa Inggris, manajemen pertanian
dan lahan, holtikultura, pendidikan agama, pemasaran, dan nutrisi pangan.

C. Perbandingan Sistem Pendidikan Indonesia dan Arab saudi
a. Sistem Pendidika Arab Saudi
Sistem pendidikan di Arab Saudi yaitu memisahkan antara laki-laki dan
perempuan sesuai dengan syariat Islam. Secara umum Sistem Pendidikan di Arab
Saudi terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan sekunder/lanjutan, dan pendidikan
tinggi yang akan dijabarkan lebih jauh sebagai berikut:
1. Pendidikan Dasar (Primary Education) , terdiri dari:
a. Sekolah Dasar.
· Durasi: 6 tahun (umur 6 – 12 tahun)
· Pelajaran wajib: bahasa arab, seni, geografi, sejarah, ekonomi rumah
tangga (khusus perempuan), matematika, pendidikan fisika (khusus laki-laki),
studi Islam, dan sains.
b. Sekolah Menengah
· Durasi: 3 tahun (umur 12 – 15 tahun)
· Pelajaran wajib: bahasa arab, seni, bahasa inggris, geografi, sejarah,
ekonomi rumah (khusus perempuan), matematika, pendidikan fisika (khusus lakilaki), studi Islam, dan sains.8
2. Pendidikan Lanjutan (Secondary Education), terdiri dari:
a. Pendidikan Lanjutan Umum
 Durasi: 3 tahun (umur 15 – 18 tahun).
 Pelajaran wajib: selama tahun pertama mendapat pelajaran umum yang
sama, 2 tahun terakhir dibagi menjadi sains dan sosial (literacy). Siswa
yang mempunyai grade 60% atau lebih boleh memilih keduanya,
sedangkan yang kurang 60% harus memilih sosial.
 Pelajaran umum: Bahasa arab, biologi, kimia, bahasa inggris, geografi,
sejarah, ekonomi rumah tangga (khusus perempuan), matematika,
pendidikan fisika (khususlaki-laki), dan pendidikan agama.
8

Ibid hal 201

9

b. Pendidikan Lanjutan Agama
 Durasi: 3 tahun (umur 15 – 18 tahun). Bahasa arab dan literature, bahasa
Inggris, kebudayaan umum, geografi, sejarah, dan pendidikan agama.
c. Pendidikan Lanjutan Teknik
Durasi: 3 tahun (umur 15 – 18 tahun).
Ada 3 ( tiga ) tipe pendidikan lanjutan teknik yaitu
1)

Teknikal
Mempelajari : gambar arsitektur, otomotif, elektrikal, mekanika
mesin, mekanika metal, radio dan televisi. Dan pelajaran tambahan
bahasa Arab, kimia, bahasa Inggris, matematika, pendidikan fisika,
dan pendidikan agama.

2)

Komersial,
Mempelajari : bahasa Arab, akuntansi dan pembukuan,
korespondensi komersial, ekonomi, bahasa Inggris, matematika
ekonomi, matematika umum, geografi, manajemen dan
kesekretariatan, dan pendidikan agama.

3)

Agrikultural.
Mempelajari : ekonomi agrikultur, agronomi, perkembangbiakan
hewan, biologi terapan, kimia terapan, matematika terapan, fisika
terapan, bahasa Arab, bahasa Inggris, manajemen pertanian dan
lahan, holtikultura, pendidikan agama,pemasaran, dan nutrisi
pangan.

3. Pendidikan Tinggi (Higher Education)
Pendidikan tinggi atau universitas di Arab Saudi terbagi menjadi dua
bagian utama yakni
1) Pendidikan Tinggi Umum
Universitas,
Institut untuk perempuan (college for women),
Institute administrasi publik (institute of public administration)
Institute keguruan (teacher training college).

10

Semua Pendidikan Tinggi Umum di atas berada di bawah supervisi
Kementerian Pendidikan Tinggi (Ministry of Higher Education) yang ada di Arab
saudi.
Untuk pendidikan tinggi ini, tingkatannya sama seperti universitas pada
umumnya, yaitu:
Strata 1 (Bachelor) :
Untuk S1, waktu yang dibutuhkan adalah 4 tahun (minimal), tetapi untuk teknik,
medis, dan farmasi dibutuhkan minimal 5 tahun untuk menyelesaikannya.
Strata 2 (Master) :
Untuk S2 (Master) dibutuhkan minimal 2 tahun untuk menyelesaikannya dengan
syarat harus sudah menyelesaikan S1. Ada dua jalur untuk S2, dengan tesis (by
thesis) atau dengan kuliah (by course). Apabila kita mengambil jalur tesis, maka
setelah

menyelesaikan

matakuliah

yang

sudah

ditentukan,

kita

harus

menyelesaikan tesis kurang lebih selama satu tahun ( 2 semester), sedangkan
untuk jalur kuliah, kita hanya perlu menyelesaikas seluruh mata kuliah yang telah
ditentukan, namun dengan jumlah mata kuliah yang lebih banyak.
Strata 3 (Doctor) :
Untuk S3, lama waktu yang dibutuhkan adalah 3 tahun setelah menyelesaikan S2.
untuk S3, kita harus menyelesaikan mata kuliah dan mengumpulkan disertasi
yang merupakan hasil riset independen yang telah dilakukan.
2) Pendidikan Tinggi Agama.
Yaitu Universitas Islam Madinah (Islamic University of Medinah),
Universitas terbaik di Arab Saudi untuk pendidikan agama Islam, Universitas ini
berada di bawah supervisi dewan menteri (Council of Ministers).9

b. Sistem Pendidikan Sistem Indonesia
9

Ibid hal 201

11

Sistem pendidikan di Indonesia disebut dengan sistem pendidikan nasional
yang mempunyai arti keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait
secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Sistem pendidikan nasional terbagi menjadi tiga (3) bagian;
1. Kelembagaan yang terdiri dari jenjang pendidikan dan jalur pendidikan
1). Jenjang pendidikan
Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan
berdasarkan tingkat
perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan
yang dikembangkan. Adapun macam-macam nya sebagai berikut:
a. Pendidikan anak usia dini
Mengacu Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, Pasal 1 Butir 14
tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak
sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan
jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut.10
b. Pendidikan dasar
Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan awal selama 9
(sembilan) tahun pertama masa sekolah anak-anak yang melandasi
jenjang pendidikan menengah.
c. Pendidikan menengah
Pendidikan menengah merupakan jenjang pendidikan lanjutan
pendidikan dasar.
d. Pendidikan tinggi
Pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan
menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana,
magister, spesialis, dan doctor yang diselenggarakan oleh pendidikan
tinggi.
10

Syah Nur, Agustiar. Perbandingan Sistem Pendidikan 15 Negara (Bandung: Lubuk

Agung 2001). Hal 89

12

2) Jalur pendidikan
Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk
mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai
dengan tujuan pendidikan.
Adapun macam-macamnya sebagai berikut:
a. Pendidikan formal
Pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di
sekolah-sekolah pada umumnya. Jalur pendidikan ini mempunyai jenjang
pendidikan yang jelas, mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah,
sampai pendidikan tinggi.
b. Pendidikan non formal
Pendidikan ini paling banyak terdapat pada usia dini, serta pendidikan
dasar, adalah TPA, atau Taman Pendidikan Al Quran,yang banyak terdapat
di setiap masjid dan Sekolah Minggu yang terdapat di semua gereja.Selain
itu, ada juga berbagai kursus, diantaranya kursus musik, bimbingan belajar
dan

sebagainya.

Program

PNF

yaitu

Keaksaraan

fungsional

(KF);Pendidikan Kesetaraan A, B, C; Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD); Magang; dan sebagainya. Lembaga PNF yaitu PKBM, SKB,
BPPNFI, dan lain sebagainya.
c. Pendidikan informal
Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan
berbentuk kegiatan
belajar secara mandiri yang dilakukan secara sadar dan bertanggung
jawab.11
2. Jenis Pendidikan yang terdiri dari Umum, kejuruan, dan lain-lain.
Jenis pendidikan adalah kelompok yang didasarkan pada kekhususan
tujuan pendidikan
suatu satuan pendidikan. Adapun macam-macamnya sebagai berikut:
a. Pendidikan umum
Pendidikan umum merupakan pendidikan dasar dan menengah yang
mengutamakan perluasan pengetahuan yang diperlukan oleh peserta didik untuk
11

Ibid Hal 90

13

melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Bentuknya: Sekolah Dasar
(SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah ke Atas
(SMA).
b. Pendidikan kejuruan
Pendidikan

kejuruan

merupakan

pendidikan

menengah

yang

mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.
Bentuk satuan pendidikannya adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
c. Pendidikan akademik
Pendidikan akademik merupakan pendidikan tinggi program Sarjana dan
pascasarjana yang diarahkan terutama pada penguasaan disiplin ilmu pengetahuan
tertentu.
d. Pendidikan profesi
Pendidikan profesi merupakan pendidikan tinggi setelah program sarjana
yang mempersiapkan peserta didik untuk memasuki suatu profesi atau menjadi
seorang Profesional.
e. Pendidikan vokasi
Pendidikan vokasi merupakan pendidikan tinggi yang mempersiapkan
peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu maksimal
dalam jenjang diploma 4 setara dengan program sarjana (strata 1).
f. Pendidikan keagamaan
Pendidikan Keagamaan merupakan pendidikan dasar, menengah, dan
tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang
menuntut penguasaan pengetahuan dan pengalaman terhadap ajaran agama dan
/atau menjadi ahli ilmu agama.12
g. Pendidikan khusus
Pendidikan khusus merupakan penyelenggaraan pendidikan untuk peserta
didik yang berkelainan atau peserta didik yang memiliki kecerdasan luar biasa
yang diselenggarakan secara inklusif (bergabung dengan sekolah biasa).

12

Ibid hal 91

14

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem pendidikan merupakan jumlah keseluruhan dari bagian-bagiannya
yang saling bekerjasama untuk mencapai hasil yang diharapakan berdasarkan atas
kebutuhan yang telah ditentukan. Setiap sistem pasti mempunyai tujuan, dan
semua kegiatan dari semua komponen atau bagian-bagiannya adalah diarahkan
untuk tercapainya tujuan terebut. Pendidikan merupakan suatu sistem yang
mempunyai unsur-unsur tujuan/sasaran pendidikan, peserta didik, pengelola
pendidikan, struktur atau jenjang, kurikulum dan peralatan/fasilitas.
Sistem Pendidikan pada pendidikan umum di Arab Saudi terdiri dari
pendidikan dasar,

pendidikan sekunder, dan pendidikan tinggi. Dan masing-

masing pendidikan didukung oleh mata pelajaran yang berbeda sesuai dengan
tujuan dari pendidikan itu sendiri.

15

DAFTAR PUSAKA
Agustiar Syah Nur. 2001. Perbandingan Sistem Pendidikan 15 Negara, Cet. 1
Bandung: Lubuk Agung
Rachman Assegaf. 2003 Sketsa Perbandingan Pendidikan di Negara-Negara
Islam dan Bara. Yogyakarta Gama Media.
Binti Maunah.2011. Perbandingan Pendidikan Islam. Cet. 1, (Yogyakarta Teras.
Syah Nur, Agustiar.2001. Perbandingan Sistem Pendidikan 15 Negara Bandung:
Lubuk Agung

16