PEMBERDAYAAN KELUARGA MELALUI POSDAYA BE

PEMBERDAYAAN KELUARGA MELALUI POSDAYA BERBASIS
PERTANIAN TERPADU DENGAN KONSEP RUMAH PANGAN
LESTARI (RPL) DI KOTA BEKASI
Karya Tulis Ilmiah
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Mengikuti
Pemilihan Mahasiswa Berprestasi 2016
Tingkat Universitas

Oleh :
Dera Anggiana Ruspandi
NIM. 41185009130011

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM “45” BEKASI
2016

HALAMAN PENGESAHAN
1.

Judul Karya Tulis


2.

Penulis

3.

: Pemberdayaan Keluarga Melalui Posdaya Berbasis
Pertanian Terpadu dengan Konsep Rumah Pangan
Lestari (RPL) di Kota Bekasi

a.

Nama lengkap

: Dera Anggiana Ruspandi

b.

NPM


: 41185009130011

c.

Jurusan

: Agribisnis

d.

Universitas

: Universitas Islam “45” Bekasi

e.

Alamat

f.


Alamat email

: Jl. Prambanan Raya No. 14 RT 04/ RW 10
Kel. Sepanjangjaya Kec. Rawalumbu Kota Bekasi
Tlp. 087782930892
: deraanggiana@gmail.com

Dosen Pendamping
a.

Nama lengkap

: Ismarani, S.Si, M.Si.

b.

NIP

: 197405261998022001


c. Alamat rumah

: Perum Taman Juanda Blok P2 No. 8 Kel. Duren
Jaya Kec. Bekasi Timur Kota Bekasi

Dosen Pendamping

Bekasi, Desember 2015
Penulis

Ismarani, S.Si, M.Si.
NIP. 197405261998022001

Dera Anggiana Ruspandi
NPM. 41185009130011
Menyetujui,

Dekan


Ketua Program Studi

Ahya Kamilah, Ir, M.Si.
NIK. 45101121989009

Ismarani, S.Si, M.Si.
NIP.197405261998022001

ii

KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabil’alamin puji syukur penulis panjatkan ke Hadirat Allah
SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan
penyusunan karya tulis ini dengan judul “Pemberdayaan Keluarga Melalui
Posdaya Berbasis Pertanian Terpadu dengan Konsep Rumah Pangan Lestari
(RPL) di Kota Bekasi”. Tulisan ini disusun

untuk memenuhi persyaratan

mengikuti program pemilihan mahasiswa berprestasi UNISMA tahun 2016.

Karya tulis ini, mengkaji tentang peranan Posdaya dalam mendukung
keluarga mandiri pangan melalui konsep Rumah Pangan Lestari, dari tulisan ini
penulis bisa memahami pentingnya pergerakan komunitas atau organisasi
kemasyarakatan dalam mendukung program ketahanan pangan yang pada masa
ini di sangat diutamakan oleh pemerintah khususnya Kementerian Pertanian.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya atas segala bantuan, bimbingan, dan saran kepada:
1.

Ahya Kamilah, Ir., M.Si. selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Islam
45 Bekasi.

2.

Ismarani, S.Si.,M.Si. selaku Dosen Pendamping sekaligus juga Ketua
Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Islam 45 Bekasi.

3.

Secara khusus untuk keluarga tercinta yang telah memberikan dorongan moril

maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

4.

Secara khusus kepada Suciana Sofia Fadhillah yang telah memberikan
motivasi sehingga penilis semangat dan akhirnya tulisan ini dapat
terselesaikan.

5.

Rekan-rekan serta semua orang yang telah membantu penulis dalam
penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan karya tulis ini masih jauh dari

sempurna, karena penulis memiliki keterbatasan pengetahuan serta kurangnya
referensi sebagai bahan acuan dalam pembuatan karya tulis ini. Kritik dan saran
yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan tulisan yang akan
datang.

Bekasi, Desember 2015

Penulis
iii

DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................v
RINGKASAN ....................................................................................................... vi
BAB I. PENDAHULUAN ......................................................................................1
1.1. Latar Belakang ..................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah .............................................................................................3
1.3. Tujuan Penulisan ...............................................................................................3
1.4. Manfaat Penulisan .............................................................................................3
BAB II. LANDASAN TEORI ...............................................................................4
2.1. Posdaya .............................................................................................................4
2.2. Pemberdayaan Masyarakat................................................................................5
2.3. Ketahanan Pangan dan Gizi ..............................................................................6
2.4. Rumah Pangan Lestari ......................................................................................7

BAB III. METODE PENELITIAN ......................................................................9
3.1. Metode Penelitian .............................................................................................9
3.2. Metode Analisis Data ........................................................................................9
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................10
4.1. Gambaran Umum Kota Bekasi .......................................................................12
4.2. Gambaran Umum Podaya Kota Bekasi...........................................................13
4.3. Hubungan Antara Posdaya dan Rumah Pangan Lestari ..................................12
4.4. Strategi Pemberdayaan Keluarga ....................................................................13
4.5. Kerjasama dan Sinergi dengan Berbagai Pihak Program KMP ......................17
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ..............................................................19
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................21
LAMPIRAN-LAMPIRAN ..................................................................................22

iv

DAFTAR GAMBAR
1. Ketersediaan dan Konsumsi Pangan (Energi) Tahun 2010-2014 ........... 1
2. Ketersediaan dan Konsumsi Protein Tahun 2010-2014 .......................... 1

v


RINGKASAN

Kota Bekasi merupakan kota yang memiliki penduduk yang cukup padat
dengan jumlah penduduk sebesar 2.382.689, sementara lahan pertanian di kota
Bekasi semakin hari semakin sempit karena dialihfungsikan sebagai lahan
pemukiman dan industri, sedangkan kebutuhan akan pangan semakin meningkat.
Posdaya merupakan salah satu komunitas masyarakat yang bertujuan untuk
memberdayakan keluarga agar lebih produktifitas. Melalui program Keluarga
Mandiri Pangan diharapkan dapat mendukung terciptanya keluarga mandiri
pangan yaitu dengan memberdayakan keluarga agar bisa memanfaatkan lahan
pekarangan yang sempit menjadi lahan produktif untuk menanam tanaman pangan
melalui konsep Rumah Pangan Lestari (RPL).
RPL adalah rumah penduduk yang mengusahakan pekarangan secara
insentif untuk dimanfaatkan dengan berbagai sumberdaya lokal yang menjamin
kesinambungan penyediaan bahan pangan rumah tangga yang berkualitas dan
beragam. Dengan demikian diharapkan posdaya yang bergerak sebagai wadah
pemberdayaan keluarga dapat mendukung penuh program RPL ini. Kota Beakasi
memiliki kurang lebih 61 posdaya yang tersebar di berbagai kecamatan, jika
mampu diberdayakan secara maksimal maka diharapkan dapat membantu

mendukung sektor bidang pertanian agar keluarga dapat memenuhi kebutuhan
panganya.
Pada strategi pemberdayaan keluarga untuk Rumah Pangan Lestari ada
beberapa tahap yang perlu dilakukan yaitu perencanaan, pelatihan, pelaksanaan
pembuatan RPL yang meliputi penyiapan lahan dan media tanam, penanaman
tanaman, perawatan, dan pemanenan. Kemudian yang terakhir melakukan
monitoring dan evaluasi. Kegiatan ini akan lebih berjalan jika ada dukungan dari
berbagai pihak seperti pemerintah, badan usaha milik negara dan swasta,
organisasi masyarakat , serta lembaga keuangan.

vi

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ketersediaan pangan merupakan aspek penting dalam mewujudkan
ketahanan pangan. Penyediaan pangan diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
dan konsumsi pangan bagi masyarakat, rumah tangga, dan perseorangan secara
berkelanjutan. Untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat dan meningkatkan
kuantitas dan kualitas konsumsi pangan, diperlukan target pencapaian angka
konsumsi pangan per kapita per tahun sesuai dengan angka kecukupan gizinya.
Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi (WKPG) tahun 2004 dalam Renstra
Kementan 2014-2019, merekomendasikan kriteria kecukupan pangan bagi ratarata penduduk Indonesia yaitu kebutuhan kalori minimal 2.000 kkal
perkapita/tahun, kebutuhan protein minimal 52 gram perkapita/tahun. Sementara
itu, untuk ketersediaannya ditetapkan kriteria kecukupan minimal 2.200 kkal
perkapita/hari untuk energi dan minimal 57 gram perkapita/hari untuk protein.

Gambar 1. Ketersediaan dan
Konsumsi Pangan (Energi) Tahun
2010-2014
Sumber : 1) NBM (BKP, 2013
2) Susenas, BPS Tahun 2010 – 2013, diolah
dan dijustifikasi BKP, Kementan) dalam
Renstra Kementan 2014-2019
Ket: rekomendasi WNPG ketersediaan 2.200
dan konsumsi 2.000 kkal/ kap/hari

Gambar 2. Ketersediaan dan
Konsumsi Protein Tahun 2010-2014
Sumber : 1) NBM (BKP, 2013)
2) Susenas, BPS Tahun 2010-2013, diloah dan
dijustifikasi oleh BKP, Kementan, dalam
Renstra Kementan 2014-2019
Ket: sasaran ketersediaan 57 dan konsumsi 52
gram/kap/hari

Dari data tersebut terlihat kebutuhan pangan kita masih tercukupi tapi
tidak diperlihatkan apakah pangan kita sumber dari lokal atau impor dari luar.
Menurut data tahun sebelumnya untuk konsumsi tanaman pangan dan
hortikultura, Indonesia masih impor dari luar negeri dengan defisit yang tinggi,
untuk tanaman pangan yaitu -3.3416 juta USS pada tahun 2010 dan pada tahun
2014 naik penurunanya sebesar -5.921 juta USS sedangkan hortikultura defisit -

902 juta USS pada tahun 2010 dan -1.176 juta USS pada tahun 2014 (BPS.2014),
kondisi ini menandakan bahwa pangan dalam negeri masih belum bisa mandiri.
Masalah utama yang dihadapi dalam memenuhi ketahanan pangan adalah
lahan pertanian yang semakin sempit dan dialih fungsikan pada kepentingan lain
sehingga mengganggu produktifitas tanaman pangan. Pekarangan rumah
merupakan alternatif solusi yang bisa dikembangkan untuk lahan pertanian baik
daerah kota ataupun desa. Lahan pekarangan memiliki fungsi multiguna, karena
dari lahan yang relatif sempit bisa menghasilkan bahan pangan seperti sayuran,
buah-buahan, bahan tanaman rempah dan obat, bahan kerajinan tangan, serta
bahan pangan hewani yang berasal dari unggas, ternak kecil maupun ikan.
Manfaat lain yang diperoleh dari pengelolaan pekarangan antara lain dapat
memenuhi kebutuhan konsumsi dan gizi keluarga, menghemat pengeluaran harian
rumah tangga, dan memberikan tambahan pendapatan. Manfaat tersebut akan
dapat diperoleh apabila pekarangan dirancang, direncanakan dan dikelola dengan
baik. Potensi lahan pekarangan dapat dimanfaatkan sebagai salah satu pilar yang
dapat diupayakan untuk mewujudkan ketahanan pangan dan kesejahteraan
keluarga, baik bagi rumah tangga di perdesaan maupun di perkotaan melalui
pengembangkan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (MKRPL), untuk itu
diperlukan kegiatan yang berkaitan dengan intensifikasi lahan pekarangan di kota
atau desa, salah satunya yaitu Kota Bekasi yang memiliki jumlah penduduk
2.382.689 dengan luas lahan di Kota Bekasi yang diperuntukkan untuk lahan
sawah hanya 2,33 persen dari luas Kota Bekasi, yaitu 491 Ha. Selebihnya
merupakan lahan kering yang digunakan untuk bangunan dan halaman (15.086
Ha), Kebun (4.285 Ha) dan sedikit yang digunakan untuk kolam (69 Ha) (BPS
kota Bekasi, 2014).
Untuk mencapai itu dan mendukung Program Kementerian Pertanian yang
tercantum dalam Undang – Undang No 17 tahun 2015 tentang Ketahanan Pangan
dan Gizi maka diperlukan kelompok atau komunitas yang strategis yang bisa
membangun dan mengembangkan kegiatan RPL ini, dan komunitas yang di
anggap relevan adalah komunitas Pos Pemberdayaan Keluarga (POSDAYA)
sehingga diharapkan terbentuk Posdaya Berbasis RPL. Dari 12 wilayah
kecamatan dan 56 kelurahan, Kota Bekasi memiliki 61 jumlah kelompok Posdaya

yang harus diberdayakan. Melalui Posdaya berbasis RPL ini diharapakan bisa
menjadi fasilitas terpenuhinya kebutuhan pangan keluarga sehingga tercapainya
Keluarga Mandiri Pangan (KMP).
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan Masalah dalam karya tulis ini adalah :
1. Bagaimana gambaran umum Posdaya dan potensi lahan pekarangan di
Kota Bekasi?
2. Bagaimana peranan Posdaya dalam mendukung program Rumah Pangan
Lestari?
3. Bagaimana langkah-langkah penerapan konsep Posdaya berbasis Rumah
Pangan Lestari di Kota Bekasi?
1.3. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan ini adalah:
1. Menjelaskan gambaran umum Posdaya dan potensi lahan pekarangan di
Kota Bekasi.
2. Mengetahui peranan Posdaya dalam mendukung program Rumah Pangan
Lestari.
3. Mengetahui langkah-langkah penerapan konsep Posdaya berbasis Rumah
Pangan Lestari di Kota Bekasi.
1.4. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan ini adalah:
1. Bagi Penulis yaitu memberikan pengetahuan mengenai beberapa cara yang
efektif untuk mendukung ketahanan pangan salah satunya melalui Rumah
Pangan Lestari.
2. Bagi masyarakat yaitu dapat memberi pemahaman dan mampuh
mengaplikasikan kegiatan Rumah Pangan Lestari dalam kehidupan seharihari sehingga terwudjud keluarga yang mandiri pangan.
3. Bagi Pemerintah yaitu dapat memberi gagasan program mengenai
ketahanan

pangan

sehingga

terciptanya

peraturan-peraturan

yang

mendukung terciptanya ketahanan pangan keluarga.
4. Bagi Peneliti yaitu tulisan ini dapat dijadikan referensi sebagai bahan
penelitian berikutnya yang relevan untuk mendukung ketahanan pangan.

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Posdaya
2.1.1. Pengertian
Posdaya adalah forum silaturahmi, advokasi, komunikasi, informasi,
edukasi dan sekaligus bisa dikembangkan menjadi wadah koordinasi kegiatan
penguatan fungsi-fungsi keluarga secara terpadu. Selain bisa juga menjadi wadah
pelayanan keluarga secara terpadu, yaitu pelayanan pengembangan keluarga
secara berkelanjutan, dalam berbagai bidang, utamanya agama, pendidikan,
kesehatan, wirausaha dan lingkungan hidup, sehingga keluarga secara harmonis
bisa tumbuh mandiri di desanya (Haryono dan Rohadi, 2009).
Posdaya, bukan dimaksudkan untuk mengganti pelayanan sosial ekonomi
kepada masyarakat berupa pelayanan terpadu di berbagai bidang seperti
Posyandu, BKB, PAUD, UPPKS, pelayanan BLT, pelayanan berasmurah, atau
pelayanan pembangunan lainnya. Posdaya dibangun sebagai forum untuk
mengembangkan

kegiatan

pemberdayaan

terpadu

yang

dinamis,

yaitu

pemberdayaan pembangunan untuk seluruh anggota keluarga yang dipadukan
dengan saling terkait. Tujuannya adalah agar pimpinan keluarga mengetahui peran
dan fungsinya yang lengkap sebagai satu kesatuan keluarga yang utuh. Akhirnya
setiap kepala keluarga dan anggotanya bisa saling mengingatkan untuk melakukan
pemberdayaan seluruh anggota keluarga secara mandiri.
Terpadu

berarti

dalam

perencanaan,

pelaksanaan,

pengendalian,

pembinaan dan evaluasi program melibatkan berbagai petugas atau sukarelawan
secara terkoordinasi, serasi dan dinamis, yaitu antara petugas pemerintah,
organisasi sosial, dan unsur-unsur masyarakat. Penyerasian dinamis disini berarti
diperlukan adanya keserasian dalam hal memadukan kepentingan masyarakat dan
kemampuan penyediaan bantuan profesional dari pemerintah dan swasta yang
disediakan untuk mendukung kegiatan.
2.1.2. Tujuan Posdaya
Haryono dan Rohadi (2009) dalam bukunya mengatakan tujuan dari
dibentuknya Posdaya adalah sebagai berikut :

1. Dihidupkannya dukungan sosial budaya atau social capital seperti budaya
hidup gotong royong dalam masyarakat untuk saling peduli sesama anak
bangsa, saling tolong menolong antar keluarga dengan keluarga lain, saling
mengulurkan bantuan pemberdayaan secara terpadu atau bersama-sama
memecahkan masalah kehidupan yang komplek melalui wadah atau forum
yang memberi kesempatan setiap keluarga untuk saling asah, asih, dan
asuh,dalam memenuhi kebutuhan membangun keluargabahagia dan sejahtera.
2. Terpeliharanya infrastruktur sosial kemasyarakatan yang terkecil dan solid,
yaitu keluarga, yang dapat menjadi perekat atau kohesi sosial, sehingga tercipta
suatu kehidupan yang rukun, damai dan memiliki dinamika yang tinggi.
3. Terbentuknya lembaga sosial dengan keanggotaan dan partisipasi keluarga di
desa atau kelurahan yang dinamis dan menjadi wadah atau wahana
partisipasisosial, dimana setiap keluarga dapat memberi danmenerima
pembaharuan yang bisa membantu proses pembangunan kehidupan keluarga
dengan mulus dan sejuk.
2.2. Pemberdayaan Masyarakat
2.2.1. Pengertian
Menurut

Edi

Suharto

(2009)

mengatakan

secara

konseptual,

pemberdayaan atau pemberkuasaan (empowerment), berasal dari kata 'power'
(kekuasaan atau keberdayaan). Karenanya, ideu tama pemberdayaan bersentuhan
dengan konsep mengenai kekuasaan. Kekuasaan seringkali dikaitkan dengan
kemampuan kita untuk membuat orang lain melakukan apa yang kita inginkan,
terlepas dari keinginan danminat mereka. llmu sosial tradisional menekankan
bahwa kekuasaan berkaitan dengan pengaruh dan kontrol.
Pemberdayaan menunjuk pada kemampuan orang, khususnya kelompok
rentan dan lemah sehingga mereka memiliki kekuatan atau kemampuan dalam (a)
memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga mereka memiliki kebebasan (freedom),
dalam arti bukan saja bebas mengemukakan pendapat, melainkan bebas dari
kelaparan, bebas dari kebodohan, bebas dari kesakitan; (b) menjangkau sumbersumber

produktif

yang

memungkinkan

mereka

dapat

meningkatkan

pendapatannya dan memperoleh barang-barang dan jasa-jasa yang mereka

perlukan; dan (c) berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusankeputusan yang mempengaruhi mereka.
Dengan demikian, pemberdayaan adalah sebuah proses dan tujuan.
Sebagai proses, pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat
kekuasaan atau keberdayaan keiornpok lemah dalam

masyarakat, termasuk

individu-individu yang mengalami masalah kemiskinan. Sebagai tujuan, maka
pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah
perubahan sosial; yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau
mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya
baik yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti memiliki kepercayaan
diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi
dalam

kegiatan

sosial,

dan

mandiri

dalam

melaksanakan

tugas-tugas

kehidupannya.
2.2.2. Strategi Pemberdayaan
Pada konteks pekerjaan sosial, pemberdayaan dapat di lakukan melalui
tiga aras atau matra pemberdayaan (empowerment setting): mikro, mezzo, dan
makro (Suharto, 2009).
1. Aras Mikro. Pemberdayaan dilakukan terhadap klien secara individu melalui
bimbingan, konseling, stress management, crisis intervention. Tujuan
utamanya adalah rnembimbing atau melatih klien dalam rnenjalankan tugastugas kehidupannya. Model ini sering disebut sebagai pendekatan yang
berpusat pada tugas (task centered approach).
2. Aras

Mezzo.

Pemberdayaan

dilakukan

terhadap

sekelompok

klien.

Pemberdayaan dilakukan dengan menggunakan kelompok sebagai media
intervensi. Pendidikan dan pelatihan, dinamika kelompok, biasanya digunakan
sebagai strategi dalam meningkatkan kesadaran, pengetahuan, keterampilan
dan sikap-sikap klien agar memiliki kemampuan memecahkan permasalahan
yang dihadapinya.
3. Aras Makro. Pendekatan ini disebutjuga sebagai strategi sistem besar (largesystem strategy), karena sasaran perubahan diarahkan pada sistem lingkungan
yang lebih luas. Perumusan kebijakan, perencanaan sosial, kampanye, aksi
sosial, lobbying, pengorganisasian masyarakat, dan manajemen konflik adalah

beberapa strategi dalam pendekatan ini. strategi sistem besar memandang klien
sebagai orang yang memiliki kompetensi untuk memahami situasi-situasi
mereka sendiri, dan untuk memilih serta menentukan strategi yang tepat untuk
bertindak.
2.3. Ketahanan Pangan dan Gizi
Pada Peraturan Pemerintah UUD No 17 Tahun 2015 Pasal 1 yang
dimaksud dengan:
1. Ketahanan Pangan dan Gizi adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan Pangan
dan Gizi bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari
tersedianya Pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman,
beragam, memenuhi kecukupan Gizi, merata dan terjangkau serta tidak
bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk
mewujudkan Status Gizi yang baik agar dapat hidup sehat, aktif, dan
produktif secara berkelanjutan;
2. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk
pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan air,
baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan
atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan Pangan,
bahan baku pangan, dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses
penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan makanan atau minuman dan;
3. Gizi adalah zat atau senyawa yang terdapat dalam pangan yang terdiri atas
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, serat, air, dan komponen lain
yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan kesehatan manusia
2.4 Rumah Pangan Lestari (RPL)
RPL adalah rumah penduduk yang mengusahakan pekarangan secara
intensif untuk dimanfaatkan dengan berbagai sumberdaya lokal secara bijaksana
yang menjamin kesinambungan penyediaan bahan pangan rumah tangga yang
berkualitas dan beragam. Apabila RPL dikembangkan dalam skala luas, berbasis
dusun (kampung), desa, atau wilayah lain yang memungkinkan, penerapan prinsip
Rumah Pangan Lestari (RPL) disebut Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL).
Selain itu, KRPL juga mencakup upaya intensifikasi pemanfaatan pagar hidup,
jalan desa, dan fasilitas umum lainnya (sekolah, rumah ibadah, dan lainnya), lahan

terbuka hijau, serta mengembangkan pengolahan dan pemasaran hasil (Kementan
dan SIKIB, 2012).
Prinsip dasar KRPL adalah: (i) pemanfaatan pekarangan yang ramah
lingkungan

dan dirancang untuk ketahanan dan kemandirian pangan, (ii)

diversifikasi pangan berbasis sumber daya lokal, (iii) konservasi sumberdaya
genetik pangan (tanaman, ternak, ikan), dan (iv) menjaga kelestariannya melalui
kebun bibit desa menuju (v) peningkatan pendapatan dan kesejahteraan
masyarakat (Kementan dan SIKIB, 2012).
Untuk menjaga keberlanjutan dan mendapatkan nilai ekonomi dari KRPL,
pemanfaatan pekarangan diintegrasikan dengan unit pengolahan dan pemasaran
produk. Hal ini dimaksudkan sebagai upaya penyelamatan hasil yang melimpah
dan peningkatan

nilai tambah produk. Dampak yang diharapkan dari

pengembangan KRPL antara lain :
1. Terpenuhinya kebutuhan pangan dan gizi keluarga dan masyarakat melalui
optimalisasi pemanfaatan pekarangan secara lestari.
2. Meningkatnya kemampuan keluarga dan masyarakat dalam pemanfaatan
pekarangan di perkotaan maupun perdesaan untuk budidaya tanaman pangan,
buah, sayuran dan tanaman obat keluarga (toga), ternak dan ikan, serta
pengolahan hasil dan limbah rumah tangga menjadi kompos.
3. Terjaganya kelestarian dan keberagaman sumber pangan lokal.
4. Berkembangnya usaha ekonomi produktif keluarga untuk menopang
kesejahteraan keluarga dan menciptakan lingkungan lestari dan sehat

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif yang mempelajari masalah-masalah dalam
masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi–situasi
tertentu, termasuk hubungan kegiatan–kegiatan, sikap-sikap dan pandangan–
pandangan, serta proses yang sedang berlangsung dan pengaruh dari suatu
fenomena. Nazir (1988) mengemukakan pengertian metode deskriptif adalah
suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, objek, suatu set kondisi,
suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.
Tujuannya adalah untuk membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara
sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan
antar fenomena yang diselidiki.
Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan sekunder. Data primer
didapat penulis pada pengamatan langsung dan wawancara ke beberapa penggerak
Posdaya Kota Bekasi. Dalam penelitian ini penulis mewawancarai ketua Posdaya
Mandiri yang merupakan Posdaya perintis atau berdiri pertama di Kota Bekasi
pada tahun 2008 yang beralamat di Perumahan Pondok Timur Indah 2 Jalan.
Flamboyan Raya Blok F No.84 Bekasi Timur, Kelurahan Mustikasari, Kecamatan
Mustikajaya, Kota Bekasi. Data Sekunder penulis peroleh dari jurnal penelitian,
buku referensi atau artikel-artikel ilmiah dan internet dari sumber yang penulis
pilih.
3.2. Metode Analisis Data
Setelah data terkumpul, dilakukan pengolahan data secara sistematis dan
logismenggunakan teknik analisis deskriftif dengan tulisan bersifat deskriptif,
menggambarkan serta menganalisis potensi Posdaya dalam pemberdayaan
keluarga besbasis pertanian pekarangan dengan konsep Rumah Pangan Lestari
sehingga terciptanya keluarga mandiri pangan sesuai data yang telah di dapat.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Kota Bekasi
4.1.1. Kondisi Letak Geografis
Kota Bekasi terletak di bagian utara Provinsi Jawa Barat antara 106o 55o
Bujur Timur dan 6o7o – 6o15o Lintang Selatan, memiliki luas wilayah 21.049 ha,
dengan batas wilayah sebagai berikut :
- Sebelah Utara

: Kabupaten Bekasi

- Sebelah Selatan

: Kabupaten Bogor dan Kota Depok

- Sebelah Barat

: Provinsi DKI Jakarta

- Sebelah Timur

: Kabupaten Bekasi

Kondisi Topografi relatif datar dengan kemiringan lahan 0 - 3 % dan
ketinggian tanah antara 19 meter di atas permukaan air laut. Kondisi tanah
sebagian besar berupa aluvial yang merupakan endapan pantai di bagian utara
kota dan tanah liat serta vulkanik di bagian selatan kota. Suhu udara Kota Bekasi
cukup tinggi antara 24 - 33ºC karena terletak di dataran rendah. Kota Bekasi
relatif tidak memiliki sumber daya alam. Upaya untuk menjaga keseimbangan
lingkungan dengan mengendalikan secara proporsional potensi sumber daya yang
ada seperti sumber daya air, baik air permukaan maupun air bawah tanah.
Disamping itu dalam rangka keseimbangan lingkungan hidup diupayakan
pemanfaatan dan pemeliharaan lahan - lahan terbuka untuk ruang terbuka hijau
yang berfungsi sebagai paru - paru kota.
4.1.2. Penduduk Kota Bekasi
Kota Bekasi tergolong sebagai wilayah yang padat penduduknya. Pada
tahun 2008 jumlah penduduk Kota Bekasi 1.793.924. Sampai dengan tahun 2014
jumlah penduduk Kota Bekasi

telah mencapai 2.382.689. Dengan demikian,

selama kurun waktu 6 tahun pertumbuhan penduduk Kota Bekasi mencapai 23,71
Persen (BPS.2014). Kota Bekasi terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak
1.224.430 jiwa, dan penduduk perempuan sebanyak 1.158.259 jiwa. Persebaran
penduduk di Kota Bekasi pada tahun 2014, Kecamatan Bekasi

Selatan

merupakan wilayah dengan jumlah penduduk terbanyak sebesar 319.164 jiwa

(12,39%) sementara Kecamatan

Bantargebang merupakan wilayah yang

memiliki jumlah penduduk paling sedikit yaitu 90.023 jiwa (3,78%)
4.1.3. Kondisi Lahan Pertanian
Kota Bekasi secara administrasi terbagi atas 12 wilayah kecamatan dan 56
kelurahan. Kecamatan Mustika Jaya sebagai wilayah terluas (24,73 km2),
sedangkan Kecamatan Bekasi Timur sebagai wilayah terkecil (13,49 km2).
Sebagai daerah yang berbatasan langsung dengan Ibu Kota, Kota Bekasi menjadi
daerah penyangga ibu kota. Hal ini berpengaruh dalam penggunaan lahan yang
terdapat di Kota Bekasi. Sebagian besar lahan di Kota Bekasi digunakan untuk
tempat tinggal dan usaha. Luas lahan pertanian di Kota Bekasi semakin berkurang
sehingga sektor pertanian di Kota Bekasi tidak memperlihatkan kemajuannya.
Luas lahan di Kota Bekasi yang diperuntukkan untuk lahan sawah hanya
2,33 persen dari luas Kota Bekasi, yaitu 491 Ha. Selebihnya merupakan lahan
kering yang digunakan untuk bangunan dan halaman (15.086 Ha), Kebun (4.285
Ha) dan sedikit yang digunakan untuk kolam (69 Ha). Menurut data laporan Kota
Bekasi 2014 kondisi fisik dasar Kota Bekasi secara umum tergolong ideal untuk
pengembangan berbagai kegiatan perkotaan. Parameter yang dijadikan acuan
adalah :
a) Kondisi topografi kawasan yang relatif datar sehingga memungkinkan
pemanfaatan lahan kawasan secara optimal;
b) Kondisi geologi, memungkinkan optimalisasi daya dukung lahan, sehingga
memberikan peluang untuk pengembangan berbagai kegiatan pembangunan
fisik;
c) Kondisi hidrologi, ditunjang oleh keberadaan sungai/kali dan beberapa saluran
irigasi sehingga memungkinkan aliran air permukaan (run off) diintegrasikan
dengan jaringan drainase;
d) Kondisi iklim relatif tidak berpengaruh negatif terhadap pengembangan
berbagai kegiatan perkotaan;
e) Komposisi pemanfaatan lahan diarahkan sebagai kawasan perkotaan (urban
area).

4.2. Gambaran Umum Posdaya Kota Bekasi
Kota bekasi memiliki sebanyak 61 kelompok Posdaya dari berbagai
kecamatan. Posdaya Mandiri yang beralamat di Perumahan Pondok Timur Indah
2 Jalan. Flamboyan Raya Blok F No.84 Bekasi Timur, Kelurahan Mustikasari,
Kecamatan Mustikajaya, Kota Bekasi, merupakan Posdaya pertama yang berdiri
di kota Bekasi yaitu berdiri pada tanggal 28 oktober 2008 yang diketuai oleh Rika
Susanti AR, S.T. kemudian disusul dengan terbentuknya Posdaya Delima VII
Ciketing Udik yang berada di perumahan Taman Rahayu Kota Bekasi, kemudian
disusul juga dengan Posdaya Kenanga Indah, Bunga Tanjung, Sakura dan lain
sebagainya. Kegiatan-kegiatan Posdaya yang tersebut sama halnya dengan
posdaya-posdaya lainya yaitu bergerak dibidang pendidikan, kesehatan, ekonomi
dan kebun bergizi.
Keberpihakan pemerintah kepada Posdaya di Bekasi masih di nilai kurang,
belum sepenuhnya Posdaya di Kota Bekasi didukung oleh pemerintah. Untuk
beberapa Posdaya Bekasi kegiatanya lebih dominan pada bidang Ekonomi
sehingga berfokus pada pembentukan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
sedangkan pada bidang pertanian masih terbilang minim karena factor
pengetahuan pemanfaatan lahan pekarangan yang minim. Dari gambaran masalah
itu maka kegiatan pemberdayaan akan sangat berguna bagi masyarakat atau
keluarga khususnya di bidang pertanian melalui konsep RPL.
4.3. Hubungan Antara Posdaya dan Rumah Pangan Lestari
Posdaya berbasis pertanian yaitu kebun bergizi yang meruapakan salah satu
dari program posdaya setelah Perekonomian, kesehatan dan Posdaya berbasis
mesjid. Dimana program ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan keluarga
dan masyarakat dalam memanfaakan lahan pekarangan untuk menanam tanaman
pangan, ternak dan ikan, pengolahan hasil, dan pengolahan limbah rumah tangga
menjadi nilai daya guna ekonomis sehingga tercipta lingkungan yang bersih dan
nyaman. Sementara rumah pangan lestari adalah konsep yang di rancang untuk
mengolah berbagai macam bentuk pekarangan dengan basis pertanian. Beberapa
konsep RPL ini akan diterapkan pada program KMP agar sesuai dengan
pekaarangan yang di olah karena dalam RPL ada standar macam tanaman dan
ternak yang cocok pada model pekarangan tertentu.

Sasaran yang dituju Posdaya dan Rumah Pangan Lestari adalah sama yaitu
keluarga yang pekaranganya belum dimanfaatkan. Keluarga yang diprioritaskan
adalah keluarga yang kurang mampu, keluarga yang memiliki anggota yang
sedang hamil, balita, lansia, penyandang desabilitas atau sedang menderita
penyakit menahun. Sehingga program ini sangat berkesinambungan antara satu
dengan yang lainya.
4.4. Strategi Pemberdayaan Keluarga
Program keluarga mandiri pangan merupakan suatu program yang
mengutamakan pemberdayaan keluarga yang mendorong dan menumbuh
kembangkan keluarga yang mandiri pangan dengan pemanfaatan lahan
pekarangan sempit menjadi produktivitas sehingga bisa ditanam berbagai macam
tanaman mulai dari sayur dan buah bahkan bisa melakukan ternak, program ini
mengarah pada kemitraan yang berbasis kekuatan rakyat melalui posdaya.
beberapa

tahapan

yang

perlu

dilakukan

untuk

mencapai

tujuan

pemberdayaan keluarga mandiri pangan adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan Pemanfaatan Lahan Pekarangan
Perencanaan

(planning)

menyangkut

rencana

kerja

dan

bagaimana

mengerjakannya dengan hasil rencana. Fungsi perencanaan di masyarakat mandiri
pangan untuk tiap posdaya dampingan dilaksanakan oleh pendamping mitra.
Rencana yang dibuat oleh pendamping mitra adalah berasal dari bahan yang
diperoleh dari survei, identifikasi sasaran, dan studi kelayakan mitra (SKM).
Dari survey tersebut diharapkan perencanaan/rancangbangun pemanfaatan
lahan pekarangan dengan mempertimbangkan berbagai aspek, seperti biofisik
lahan, kondisi sosial ekonomi masyarakat sasaran, sarana dan prasarana
inprastruktur yang tersedia, untuk pengembangan usaha budidaya tanaman
pangan, hortikultura dan perkebunan, serta pengembangan usaha perikanan dan
peternakan, jika potensi sumber daya tersebut tersedia di lahan pekarangan warga
sasaran. Kegiatan pengelolaan limbah rumah tangga untuk diolah menjadi produkproduk yang dapat bermanfaat dalam menunjang program intensifikasi lahan
pekarangan, seperti mengolah limbah rumah tangga bersama limbah pertanian
untuk produksi pupuk organik. Selain itu dilakukan penyusunan rencana kerja

untuk satu tahun. Kegiatan tersebut dilakukan bersama-sama dengan kelompok
dan dinas instansi terkait secara partisipatif.
2. Pelatihan
Pelatihan dilakukan pada saat pelaksanaan di lapang dan diikuti oleh masingmasing perwakilan Posdaya sasaran. Jenis pelatihan yang dilakukan meliputi: (a)
teknik pengelolaan lahan pekarangan secara intensif, (b) teknik budidaya tanaman
pangan, buah dan sayuran, toga, (c) teknik budidaya dan usaha peternakan dan
perikanan, (d) teknologi pengolahan hasil pertanian, (e) teknologi pengelolaan
limbah rumah tangga, (f) manajemen pemasaran serta (g) penguatan kelembagaan
masyarakat.
3. Pelaksanaan Pembuatan Rumah Pangan Lestari
Pelaksanaan (actuating) adalah aktivitas setelah rencana dimiliki, pendamping
mitra (PM) harus mampu melakukan aktivitasnya berdasar atas rencana untuk
mewujudkan atau realisasi rencana. Pelaksanaan pemberdayaan ini diharapkan
dapat berjalan secara optimal.
a. Penyiapan Lahan dan Media Tanam
Antusiasme dan partisipasi masyarakat saat penyiapan lahan di pekarangan,
media tanam, kelengkapan vertikultur, sangat menentukan keberhasilan program.
Penyiapan media dan wadah tanaman menggunakan bahan baku lokal seperti
bambu, wadah dari barang/kemasan bekas pakai, dilakukan oleh warga dengan
bimbingan tenaga pendamping.
b. Penanaman Tanaman
Pada proses penanaman ada proses pemilihan komoditas. Komoditas tanaman
ini dikondisikan olah luas dan bentuk dari halaman yang akan dimanfaatkan.
Komoditas yang akan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan pangan dan gizi
keluarga, berbasis sumber pangan lokal, dan bernilai ekonomi. Komoditas
tersebut antara lain sayuran, tanaman rempah dan obat, buah-buahan (pepaya,
belimbing, jambu biji, srikaya, sirsak, dan buah lainnya, disesuaikan dengan
lokasi), dan pangan lokal (ubi jalar, ubi kayu, ganyong, talas, suweg, ubi kelapa,
gembili, labu kuning, dan pangan lokal lainnya).

Pada sebagian pekarangan dapat ditambahkan budidaya ikan dalam kolam dan
ternak unggas atau ternak lainnya. Tiap kawasan menentukan komoditas unggulan
yang dapat dikembangkan secara komersial.
Tabel 1. Basis komoditas dan contoh model budidaya rumah pangan lestari
menurut kelompok pekarangan perkotaan (Kementan dan SIKIB,2012)
No Kelompok Lahan
1

Rumah Tipe 21
(luas tanah sekitar
36 m2), tanpa
halaman

2

Rumah Tipe 36
(luas tanah sekitar
72 m2), halaman
sempit

3

Rumah Tipe 45
(luas tanah sekitar
90 m2), halaman
sedang

Model Budidaya

Basis Komoditas

Vertikultur (model  Sayuran : Sawi, Kucai, Pakcoi,
gantung, tempel,
Kangkung, Bayam, Kemangi,
tegak, rak)
Caisim, Seledri, Selada Bokor,
Bawang daun
 Toga: Kencur, Antanan,
Gempur Batu, Daun Jinten,
Sambiloto, Jahe merah,
Binahong, Sirih
· Pot/ polybag
 Sayuran: Cabai, Terong,
Tomat, Buncis tegak
· Benih/bibit
 Toga : Jahe, Kencur, Kunyit,
Temu Lawak, Kumis kucing
Vertikultur (model  Sayuran : Sawi, Kucai, Pakcoi,
gantung, tempel,
Kangkung, Bayam, Kemangi,
tegak, rak)
Caisim, Seledri, Selada Bokor,
Bawang daun
 Toga: Kencur, Antanan,
Gempur Batu, Daun Jinten,
Sambiloto, Jahe merah,
Binahong, Sirih
 Pot/ polybag
 Sayuran: Cabai, Terong,
Tomat, Kecipir, Kacang
 Benih/bibit
panjang, Mentimun, Kenikir,
Bayam, Kangkung
 Toga : Jahe, Kencur, Kunyit,
SirihHijau/Merah, Pegagan,
Lidah Buaya.
 Buah: jeruk, mangga, jambu,
belimbing
Vertikultur (model  Sayuran : Sawi, Kucai, Pakcoi,
gantung, tempel,
Caisim, Bayam, Kangkung,
tegak, rak)
Kemangi, Seledri, Selada
Bokor
 Toga: Kencur, Antanan,
Gempur Batu, Daun Jinten,
Sambiloto, Jahe merah,
Binahong, Sirih
 Pot/ polibag /
 Sayuran: Cabai, Terong,

tanam langsung
 Benih/bibit





4

Rumah Tipe 54
(luas tanah sekitar
120 m2), halaman
luas

 Kolam mini



 Vertikultur
(model
gantung,
tempel, tegak,
rak)




 Pot/ polibag/

tanam langsung
 Benih/ bibit







 Kolam mini



 Ternak unggas
dalam kandang



Tomat, Kecipir, Kacang
panjang, Mentimun, Kenikir,
Bayam, Kangkung, Katuk,
Kelor, Labu Kuning
Toga: Jahe, Kencur, Kunyit,
Kumis Kucing, Sirih
Hijau/Merah, Pegagan, Lidah
Buaya, Sambiloto,
Temulawak, Gempur batu.
Tanaman buah : Pepaya,
Jambu biji, Srikaya, Sirsak,
Belimbing, Jeruk Nipis/Limau
Tanaman pangan: Talas,
Ubijalar, Ubikelapa, Garut,
Ganyong, atau tanaman
pangan lokal lainnya.
Pemeliharaan ikan :
Lele/Nila/Gurame
Sayuran: Sawi, Kucai, Pakcoi,
Bayam, Kangkung, Kemangi,
Caisim, Seledri, Selada Bokor
Toga: Kencur, Antana Gempur
Batu, Daun Jinten, Sambiloto,
Jahe merah, Binahong, Sirih.
Sayuran: Cabai, Terong,
Tomat, Kecipir, Kacang
panjang, Mentimun, Kenikir,
Buncis Tegak dan Buncis
Rambat Katuk, Kelor, Labu
Kuning
Toga : Jahe, Kencur, Kunyit,
Temulawak, Sirih
Hijau/Merah, Pegagan, Lidah
Buaya, Sambiloto, Kumis
Kucing.
Buah : Pepaya, Jambu biji,
Srikaya, Sirsak Belimbing,
Jeruk Nipis/Limau, Mangga,
Pisang
Tanaman pangan: Talas,
Ubijalar, Ubikayu, Ubikelapa,
Garut, Ganyong, Jagung, atau
tanaman pangan local lainnya.
Pemeliharaan ikan :
Lele/Nila/Gurame
Ayam buras

5

Lahan terbuka
hijau

 Tanaman buah
 Intensifikasi
pagar
 Pelestarian
tanaman
pangan

 Mangga, Rambutan, Pohon
Salam, Belimbing sayur,
Tanaman khas daerah/
tanaman langka
 Katuk, Kelor, Labu Kuning,
DaunMangkokan, Beluntas,
Daun Pandan,Sereh
 Tanaman pangan: aneka umbi,
anekatalas, aneka jenis jagung
dan serealia

6

Kebun bibit

 Pot, rak,
bedengan

 Sayuran
 Tanaman pangan

c.

Perawatan Tanaman
Perawatan tanaman secara rutin oleh warga dengan pemberian pupuk

kandang, pemasangan ajir untuk penopang tanaman, pemeriksaan dan
pengendalian hama/penyakit, dan pemeliharaan hewan ternak.
d. Pemanenan
Pemanenan dilakukan setelah tanaman atau hewan yang dibudidayakan cukup
umur sehingga layak untuk dimakan.
4.

Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan evaluasi merupakan program yang sangat penting agar dapat

menilai sejauh mana kegiatan ini memiliki efek yang nyata bagi ketahana pangan
keluarga. Kegiatan ini menurut Rahmawila, dkk (2015) dilaksanakan untuk
mengetahui perkembangan pelaksanaan kegiatan, dan menilai kesesuaian kegiatan
yang telah dilaksanakan dengan perencanaan. Evaluator dapat dibentuk oleh tim
pelaksana bersama pendamping dan warga kelompok sasaran. Evaluator dapat
juga berfungsi sebagai motivator bagi pengurus, anggota kelompok dalam
meningkatkan pemahaman yang berkaitan dengan pengelolaan sumberdaya yang
tersedia di lingkungannya agar berlangsung lestari.
4.5. Kerjasama dan Sinergi dengan Berbagai Pihak Program KMP
Pada pelaksaan kegiatan maka dibutuhkan kerjasama dari berbagai pihak
agar terjadi kesinambungan antara masyarakat dengan berbagai stakeholder agar
kegiatan semakin mudah terlaksana, pihak-pihak tersebut antara lain menurut
Harono dan Anna (2013) yaitu :

1. Pemerintah
Pemerintah dalam hal ini adalah Pemerintah Kota Bekasi sebagai pemerintah
local dalam bentuk bantuan dana ataupun dukungan penuh kegiatan dari
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APDB) sebagai stakeholder utama dalam
proses kegaitan KMP ini. Selain itu dibantu dengan pemerintah pusat yaitu dari
kementrian Pertanian baik dari bidang Penelitian dan Pengembangan serta Badan
Ketahanan Pangan.
2. Badan Usaha Milik Negara dan Swasta
Peran serta badan usaha milik Negara dan swasta melalui tanggung jawab
social perusahaan (Coorporate Social Responsibility) akan memberikan kontribusi
yang sangat signifikan dalam membantu mendukung program KPM ini yang
selama ini masih di landa masalah karana keterbatasan Biaya dan dukungan.
Melalui CSR pengusaha dapat memberikan sumbanganya antara lain misalanya
dengan memberikan dana penyediaan benih dan prasarana lainnya serta
memberikan pelatihan-pelatihan yang dapat memberikan peningkatan kemampuan
keluarga khususnya dalam bidang pertanian.
3. Organisasi Masyarakat
Berbagai organisasi masyarakat dapat turut mendukung dan mendorong
masyarakat terutama yang berada disekitarnya, agar dapat menyadari manfaat
program ini dan turut membangun kekompakan dan sifat gotong royong demi
peningkatan kesejahteraan masyarakat itu sendiri.
4. Lembaga Keuangan
Lembaga keuangan bank atau bukan bank merupakan mitra yang mutlak
terutama apabila dibutuhkan anggota kelompok posdaya yang memiliki gagasan
membuat inovasi ekonomi kreatif sehingga dari kegiatan itu selain dijadikan
sebagai kebutuhan pangan program ini juga dijadikan sebagai usaha keluarga
yang otomatis memerlukan modal yang cukup.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Kota bekasi dengan Penduduk kurang lebih 2 juta orang masih memiliki
kesempatan besar dalam memanfaatkan lahan pekarangan sebagai solusi alternatif
memenuhi kebutuhan pangan keluarga agar keluarga bisa mandiri pangan. Disisi
lain kota Bekasi didukung dengan adanya komunitas yang dapat diberdayakan
salah satunya yaitu Kelompok Pos Pemberdayaan Keluarga atau Posdaya, dimana
Kota Bekasi memiliki 61 Posdaya yang tersebar di seluruh kecamatan, jika
seluruh Posdaya ini diberdayakan pada bidang pertanian maka diharapkan bisa
membantu membangun keluarga mandiri pangan.
Kegiatan utama dalam Posdaya spesifik pada kesejahteraan keluarga melalui
Program Keluarga Mandiri Pangan, maka Rumah Pangan Lestari adalah konsep
yang sangat relevan dan sangat mendukung program Posdaya dan Keluarga
mandiri pangan karena semuanya fokus pada pemberdayaan keluarga yang
dengan memanfaatkan lahan pekarangan sebagai solusi alternatif. Beberapa tahap
yang perlu diperhatikan dalam merealisasikannya antara lain: 1) Mengadakan
perencanaan, 2) Pelatihan, 3) Pelaksanaan, dan 4) Monitoring dan Evaluasi. Selain
langkah-langkah tersebut kegiatan ini perlu dukungan dari berbagai pihak antara
lain bekerjasama dengan pemerintah, BUMN dan Swasta, Organisasi Masyarakat,
dan lembaga keuangan.
5.2. Saran
Diharapkan masyarakat bisa menyadari bahwa pekarangan bisa dimanfaatkan
sebagai lahan yang produktif yang diperuntukan untuk kebutuhan pangan
sehingga dapat mandiri pangan dan bisa menekan biaya konsumsi keluarga dan
diharapkan bisa terus ikut serta berpartisipasi dalam program Keluarga Mandiri
Pangan. Kemudian untuk pemerintah diharapkan agar mendukung sepenuhnya
program ini baik dalam bentuk dana ataupun dukungan moril kepada masyarakat.
Terakhir bagi pihak akademis atau peneliti agar terus melakukan penelitianpenelitian baru terkait penguatan pangan keluarga agar keluarga bisa mendiri
pangan.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2015. Data Statistik Kota Bekasi. Bekasi: BPS
Kementan.2014. Rencana Strategis Kementrian Pertanian 2015-2019. Jakarta:
Kementrian Pertanian Indonesia.
Kementan, SIKIB. 2012. Pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari (RPL).
Jakarta: Kementrian Pertanian Indonesia.
Kementan& Presiden RI. 2015. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
17 Tahun 2015 Tentang Ketahanan Pangan Dan Gizi. Jakarta:
Kementrian Pertanian RI
Nazir, Moh.1988. Metode Penelitian. Jakarta. Ghalia Indonesia
Pemkot Bekasi. 2014. Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
Kota Bekasi Tahun 2014. Bekasi: Pemerintah Kota Bekasi.
Rahmawila, Fadli & Wawan. 2015. Pendampingan Masyarakat dalam
MewujudkanKetahanan

Pangan

MelaluiKonsep

Rumah

PanganLestari (RPL). Diperoleh pada tanggal 1 Desember 2015 dari
http://artikel.dikti.go.id/index.php/PKMM/article/view/491
Suharto, E (2009). Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung:
Refika Aditama.
Suyono, H & Haryanto, R.(2009). Buku Pedoman Pembentukan dan
Pengembangan Posdaya. Jakarta: Balai Pustaka.
Suyono, H & Murnijati, A. 2013. Panduan Posdaya dan Kebun Bergizi. Jakarta.
PT.Citra Kharisma Bunda.

Lampiran 1. Data Kelompok Posdaya Kota Bekasi
No
1

Nama Posdaya
Posdaya Mandiri

2
3

Delima 7
Ciketing Udik
Kenanga Indah

4

Bunga Tanjung

5

Sakura

6

Srikandi

7

Arga Bahtera

8
9

Melati 3
Alamanda

10
11
12
13

Mustika Kencana
Nusa Sari
Aster
Bougenvile

14

Srikandi

15
16

Wijaya Kusuma
Sakura

17

Beringin III

18

Dahlia

19

Tunas Kecapi

20

Kartini

21

Garuda

22

Kemuning

Alamat
Perumahan Pondok Timur
Indah ii jalan Jalan
Flamboyan Raya Blok F
No.84 Bekasi Timur Kel.
Mustikasari Kec.
Mustikajaya
Perumahan Perumahan
Rahayu, Ciketing Udik
Jalan. Sosial Rt 002 Rw 06
Jatiwaringin
Jalan. Ceria Raya Kampung
Cerewed Duren Jaya Rw 13
Jalan Cendrawasih V No.
24-26 Kota Baru
Jatiraden Kranggan Tengah
Rt.001 Rw.006
Jlan Durian 13 No 2 Perum
Bumi Alam Hijau Rt 02/ 16
Pedurenan
Sumur Batu Rw 3
Komplek Depnaker B1/162
Jakasetia Bekasi Selatan
BKKBN Mustika Jaya
Kodam Mustika Jaya
Perum Bumi Bekasi Baru
Jalan Jambore Raya,
Rawalumbu
Jalan Cendrawasih Rt 01/06
No 69 Kel.Jati Raden Kec.
Jati Sampurna
Pemumnas 1 Bekasi
Pondok Ungu Permai Rt.
09/ 026 NN.2 No.21
Jalan Mesjid Rt.03 Rw.03
Jati Cempaka Pondok Gede
Jalan Elang No.20 Rt.03
Rw.05 Jati Sampurna
Jalan Pasar Kecapi Rt.02
Rw.03 No 36 Jati Warna
Pondok Melati
Jalan Jeruk XI Rt.04 Rw.05
Perumnas 2 Kranji
Jalan Merak III/48
Jakasampurna
Jatibening Pondokgede

Ketua Posdaya
Rika Susanti. AR, ST

Anne Puji Astuti
Endang Arianti
Mardiana
Nico Noya
Endang
Dwi Sulistiyawati

Sannah
Tri Sulasih
Asnani
Sri Hariyanti
Jamilah
Marida Joko
Endang

Aisyad
Lina
Herita
Tennie
Friyah

Siti Hawa
Maskut
Indriani

23

Mawar

24

Alamanda

25

Cermat Asih

26

Kemuning

27
28

Catelya
Wasio

29

Aster

30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54

Poksay
Dahlia
Al Muhajirin
Ar Rahman
Al Luqman
Kemang Sari
Pandan Wangi
Poskai 1
Teratai II
Ros
Al Barkah
Seroja
Sedap Malam
Camar
Alamanda
Melati
Baiturahman
Sariayu 7
Cempaka
Teratai II
Al ikhsan
Al Ikhlas
Dahlia
Azikro
Seroja

55
56
57
58

Anggrek
Al hidayah
Tulip
Manggis

Jalan Cendrawasih Jaya Rt.
01 Rw. 02 Kayuringin Jaya
Bekasi Selatan
Jalan Pistol 03/02
Rt.005/04 Perumahan
Durenjaya Permai
Jalan Gonin Rt.02/03 Kel.
Jati Asih Kota Bekasi
Jalan Pasir Putih No.103
Rt.02/09 Kel. Sepanjang
Jaya
Jalan Eboni 2
Blok AG/08-Nasio Jati
Mekar
Jalan Damar Terusan 12
No.12 Pekayon Jaya Bekasi
Selatan
-

Wiwik

Ade

Tonna
Nuraini

Sutini
Susi
Tetty

Yayah
Ade
Syaifudin
Edin
Sugeng
Wimamuj
Atiek
Wati
Mardiah
Seny Diah A
Panih
Helly Kurniawati
Karometul
Titimastia
Bambang
Zulmailis
Hartono
Odah Jubaedah
Susi Ambarsari
Pudji Rahayu
Hj. Neneng
Abdul Aziz
H. Setiawan
H.M. Zambari
Hj. Oom
Sriismayanti
Ai Haryati
Susi Oktaviani
Emor Marjasih
Tati Hartati

59
60
61

Seroja
Tarbiyatulibad
Wijaya Kusuma

Alimih
H.Rawih
Nurhidayah

Dokumen yang terkait

PENGALAMAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA DENGAN GANGGUAN JIWA (SKIZOFRENIA) Di Wilayah Puskesmas Kedung Kandang Malang Tahun 2015

28 256 11

STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM MEWUJUDKAN MALANG KOTA LAYAK ANAK (MAKOLA) MELALUI PENYEDIAAN FASILITAS PENDIDIKAN

73 431 39

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN SEPEDA MOTOR HONDA MELALUI PENDEKATAN BOSTON CONSULTING GROUP PADA PT. MPM MOTOR DI JEMBER

7 89 18

EFEKTIVITAS PENGAJARAN BAHASA INGGRIS MELALUI MEDIA LAGU BAGI SISWA PROGRAM EARLY LEARNERS DI EF ENGLISH FIRST NUSANTARA JEMBER

10 152 10

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN KURANG ENERGI PROTEIN (KEP) PADA BALITA NON KELUARGA MISKIN (NON GAKIN) DI KECAMATAN SUKORAMBI KABUPATEN JEMBER

4 92 1

PERANAN PUBLIC RELATIONS DALAM MENGINFORMASIKAN TELKOMFLEXI MELALUI NEWSLETTER PADA KARYAWAN DI PT TELKOM Tbk DIVRE III BANDUNG

2 38 1

UPAYA PENINGKATAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS IV (EMPAT) SDN 3 TEGALSARI KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

23 110 52

MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA REALIA DI KELAS III SD NEGERI I MATARAM KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2011/2012

21 126 83

PENGARUH PEMBERIAN KUNYIT DAN TEMULAWAK MELALUI AIR MINUM TERHADAP GAMBARAN DARAH PADA BROILER

12 105 39