MAKALAH MATA KULIAH SISTEM PERTANIAN TER

MAKALAH MATA KULIAH SISTEM PERTANIAN TERPADU

KELOMPOK

37 :

 Alivi Citra Rodianvici

(105050100111028)

 Firdan Ibnu Hakim

(105050100111061)

 Galih Prakoso

(105050100111088)

 Muhammad Aminul Z.

(105050100111096)


 Muhammad Agus S. (105050101111014)

FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
2012/2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat-Nya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan tugas penyusunan tugas mata kuliah Sistem Pwertanian Terpadu ini.
Penulisan laporan ini dapat penulis selesaikan dengan bantuan, bimbingan dan dorongan dari
berbagai pihak. Pada kesempatan kali ini penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Ibu Herny , selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan
dengan penuh kesabaran selama penulisan tugas praktikum observasi mata kuliah Sistem
pertanian terpadu ini.
2. Papa, Mama, Kakak tercinta yang selalu mendukung dan mendoakan untuk kelancaran
menyusun tugas ini.
3. Saudara-saudaraku Pejuang Pemikir Pemikir Pejuang Fapet UB, atas dukungan spiritual dan
moral untuk terus bergerak progresif revolusioner.
4. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi pihak yang memerlukannya.

Malang, 30 April 2013

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Sistem pertanian terpadu pada hakekatnya adalah memanfaatkan seluruh potensi
energi sehingga dapat dipanen secara seimbang.Pertanian melibatkan makhluk hidup dalam
satu atau beberapa tahapnya dan memerlukan ruang untuk kegiatan itu serta jangka waktu
tertentu dalam proses produksi. Dengan pertanian terpadu ada pengikatan bahan organik
didalam tanah dan penyerapan karbon lebih rendah dibanding pertanian konvensional yang
pakai pupuk nitrogen dan sebagainya. Agar proses pemanfaatan tersebut dapat terjadi secara
efektif dan efisien, maka sebaiknya produksi pertanian terpadu berada dalam suatu
kawasan.Pada kawasan tersebut sebaiknya terdapat sektor produksi tanaman, peternakan
maupun perikanan. Keberadaan sektor-sektor ini akan mengakibatkan kawasan tersebut
memiliki ekosistem yang lengkap dan seluruh komponen produksi tidak akan menjadi limbah
karena pasti akan dimanfaatkan oleh komponen lainnya.Disamping akan terjadi peningkatan

hasil produksi dan penekanan biaya produksi sehingga efektivitas dan efisiensi produksi akan
tercapai.
Bagi negara agraris seperti Indonesia,peran sektor pertanian sangat penting dalam
mendukung perekonomian nasional, terutama sebagai penyedia bahan pangan, sandang dan
papan bagi segenap penduduk, serta penghasil komoditas ekspor nonmigas untuk menarik
devisa. Lebih dari itu, mata pencaharian sebagian besar rakyat Indonesia bergantung pada
sektor pertanian. Namun ironis sekali, penghargaan masyarakat umum terhadap pertanian
relatif rendah dibandingkan sektor lain, seperti industri, pertambangan, dan perdagangan.
Dalam sistem integrasi tanaman-ternak, pemanfaatan limbah tanaman sebagai pakan,
serta limbah ternak menjadi pupuk dan sumber energi alternatif merupakan potensi yang
perlu dikembangkan.Inovasi teknologi pakan ternak dalam Sistem Integrasi Tanaman-Ternak
Bebas Limbah (SITT-BL) memberikan peluang yang menggembirakan menuju green and
clean agricultural development.Pengembangan usaha tani tanaman dan ternak secara
bersama-sama menambah pendapatan petani.
Limbah tanaman pangan merupakan sumber daya pakan berserat yang potensial dan
sesuai untuk sapi dan ternak ruminansia lainnya.Di banyak daerah, limbah tanaman pangan
seperti jerami padibelum dimanfaatkan sebagai sumber pakan ternak.Petani cenderung
membakarnya,yang berarti membuang bahan organic yang berpotensi menjadi pakan ternak.
Meskipun manfaat yang begitu besar sebagaian masyarakat belum bisa
memanfaatkan system pertanian terpadu ini secara maximal. Hal ini terjadi karena ada

beberapa hal yang mempengaruhi diantaranya adalah biaya serta didukung kurangnya
kesadaran masyarakat untuk menerapkan system ini.

PEMILIK LAHAN
Praktikum 1 dan 2
Nama
: Bapak Ma’ruf
Umur
: 61 tahun
Alamat
: Jl.Melati RT02 RW04 Dusun Banjar tengah
Desa Sumber Sekar Kecamatan Dau, Malang
Pekerjaan
: Petani
Praktikum 3
Nama
: Bapak Ma’ruf
Umur
: 61 tahun
Alamat

: Jl.Melati RT02 RW04 Dusun Banjar tengah
Desa Sumber Sekar Kecamatan Dau, Malang
Pekerjaan
: Petani
Praktikum 4
Nama
: Bapak Ma’ruf
Umur
: 61 tahun
Alamat
: Jl.Melati RT02 RW04 Dusun Banjar tengah
Desa Sumber Sekar Kecamatan Dau, Malang
Pekerjaan
: Petani

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

LATAR BELAKANG

Tujuan suatu usaha tani yang dilaksanakan oleh rumah tangga petani

mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap pengambilan keputusan
dan tindakan yang akan diambil, maupun terhadap pandangan rumah
tangga

akan

keberlangsungan

dan

kemampuannya

dalam

menerima

berbagai pembaharuan, termasuk teknologi pertanian. Usaha tani yang
dilakukan oleh rumah tangga petani umumnya mempunyai dua tujuan, yaitu

mendapatkan keuntungan yang maksimal atau untuk security (keamanan)

dengan cara meminimalkan risiko, termasuk keinginan untuk memiliki
persediaan pangan yang cukup untuk konsumsi rumah tangga dan
selebihnya untuk dijual. Kenyataan di lapang menunjukkan, umumnya petani
menanam dan mengusahakan berbagai jenis tanaman, ternak, dan usaha
lainnya dalam suatu kesatuan usaha rumah tangga untuk mengurangi risiko
serangan penyakit serta kegagalan panen. Sebagian besar lahan yang
dikuasai dimanfaatkan untuk tanaman pangan dalam upaya memenuhi
kebutuhan keluarga. Jenis usaha yang terpenting atau utama dan bernilai
tinggi biasanya diusahakan atau ditanam di dekat tempat tinggal, sedangkan
yang kurang penting atau nilainya rendah diusahakan pada lahan yang jauh
dari rumah. Dengan demikian, karakteristik yang umum dijumpai adalah
setiap petani selalu melakukan usaha tani campuran, terlepas dari luas
pemilikan lahan, lokasi, atau kepadatan penduduk. Hal ini menunjukkan
konsistensi

dari

kedua


tujuan

berusaha

tani,

yaitu

memaksimalkan

keuntungan atau meminimalkan risiko.
1.2
RUMUSAN MASALAH
a. Menghitung analisis ekonomi dari usaha tani campuran?
b. Menghitung keuntungan dan kerugian dari penerapan sistem usaha
tani campuran?
c. Bagaimana hasil produksi tanaman setelah masa panen?
d. Menghitung analisis ekonomi dari sistem produksi tanaman dengan
ternak?

e. Menghitung keuntungan dan kerugian dari penerapan system produksi
tanaman dengan ternak?
f. Bagaimana manajemen produksi tanaman pangan dan tanaman
pakan ternak dengan ternaknya?
g. Membuat bagan dari system integrasi sederhana dan menjelaskan
penerapan dari system integrasi sederhana dari Model Pertanian Tekno
Ekologis (Ekosistem Lahan Sawah)?
h. Membuat bagan dari system integrasi kompleks dan menjelaskan
penerapan dari system integrasi kompleks dari Model Pertanian Tekno
ekologis (Ekosistem Lahan Sawah)?

i. Membuat bagan dari system integrasi sederhana dan menjelaskan
penerapan dari system integrasi sederhana dari Model Pertanian Tekno
Ekologis (Ekosistem Lahan Perkebunan dengan Ternak)?
j. Membuat bagan dari system integrasi kompleks dan menjelaskan
penerapan dari system integrasi kompleks dari Model Pertanian Tekno
ekologis (Ekosistem Lahan Perkebunan dengan Ternak)?
1.3 TUJUAN PENULISAN
Setelah Mahasiswa melakukan survey ke pemilik lahan pertanian dan
memiliki ternak, mahasiswa mampu membuat bagan integrasi sederhana

dan integrasi kompleks, mampu menganalisis system ekonomi, mampu
mengetahui keuntungan dan kerugian sistem pertanian terpadu.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gambaran keterkaitan antara tanaman dan ternak dalam kerangka
usaha tani tradisional adalah pemanfaatan sumber daya lahan, tenaga kerja,
dan modal secara optimal untuk menghasilkan produk seperti hijauan pakan
ternak, tenaga ternak, dan padang penggembalaan, serta produk akhir
seperti tanaman serat,tanaman pangan, dan daging. Namun demikian,
vegetasi sebagai sumber hijauan, sangat berfluktuasi baik produksi maupun
komposisinya. Hal ini merupakan risiko dari usaha ternak dalam suatu
system tanaman-ternak, sehingga diperlukan sinkronisasi atau sinergisme
antara pola pemeliharaan ternak dan dinamika vegetasi agar dicapai sasaran

yang optimal. Pada sistem seperti ini, tanaman menghasilkan hijauan pakan
ternak untuk menghidupi ternak yang akan menghasilkan tenaga untuk
pengolahan lahan (membajak), pupuk, dan daging.

(D,Tjeppy Soedjana,


2007)
Penerapan model integrasi tanaman ternak pada suatu kawasan yang
memiliki

potensi

pengembangan

usaha

tani

campuran

harus

mempertimbangkan paling sedikit empat skenario, yaitu: 1) scenario alami
yang dilakukan atau dipraktekkan oleh petani setempat, 2) skenario system
usaha tani tanpa ternak, 3) skenario system usaha tani dengan ternak, dan
4) scenario yang berbasis sumber daya (lahan, tenaga kerja, modal) dan
peluang pengembangan kegiatan produktif, seperti tanaman,ternak, jasa
buruh,

transaksi

nilai

tambah

antarkomoditas,

dan

sumber-sumber

pendapatan lainnya. dari sangat tidak pasti sampai yang dapat diduga. Hal
penting yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan yang
berkaitan dengan risiko dan ketidak pastian adalah suatu keputusan yang
baik belum menjamin kenyataan yang baik,karena keputusan yang baik pada
dasarnya hanya merupakan sesuatu yang konsisten dengan informasi yang
diper-oleh serta konsisten dengan tujuannya.Dengan demikian, keputusan
yang baikmerupakan pilihan yang telah dipertimbangkan dengan baik yang
didasarkanpada informasi yang tersedia. (Levine dan Soedjana, 2007)
Ketidakpastian diartikan sebagai suatu situasi pada suatu keadaan
atau kejadian di masa mendatang yang tidak dapat diduga secara pasti. Para
pengambil keputusan dapat saja memiliki pengetahuan atau tingkat
kepercayaan

tentang

kemungkinan-kemungkinan

yang

akan

terjadi,

sehingga bila berbagai kemungkinan yang akan terjadi itu diberikan peluang
yang sama, maka kita sudah menyatakan ketidakpastian itu.Istilah risiko
lebih banyak digunakan dalam konteks pengambilan keputusan,karena risiko
diartikan sebagai peluangakan terjadinya suatu kejadian buruk akibat suatu
tindakan. Makin tinggi tingkat ketidakpastian suatu kejadian, makin tinggi
pula

risiko

yang

disebabkan

oleh

pengambilan

keputusan

itu.

Dengandemikian, identifikasi sumber risikosangat penting dalam proses
pengambilan keputusan. menyatakan, faktor risiko di bidang pertanian
berasal dari produksi, harga dan pasar, usaha dan finansial, teknologi,
kerusakan, social dan hukum, serta manusia. (Nelson et al. 2007 )
Skala usaha dalam suatu sistem usaha tani dapat diukur dengan
berbagai cara, antara lain dari investasi, biaya tetap, biaya variabel, total
nilai penjualan, luas areal tanam, dan jumlah satuan ternak. Perhitungan
biaya setiap luasan areal tanam atau satuan ternak dapat dilakukan untuk
melihat perbedaan efisiensi di antara petani yang mengusahakan komoditas
serupa. Biaya investasi adalah biaya yang diperlukan petani pada saat
memulai usahanya dan yang akan dikeluarkan kembali pada saat atau usia
ekonomis investasi tersebut telah habis. Termasuk dalam biaya investasi
adalah tanah, bangunan, mesin, bibit ternak, dan peralatan tidak habis
pakai. Biaya tetap adalah biaya produksi yang dikeluarkan oleh petani atau
peternak dan tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya produksi dalam suatu
siklus produksi, misalnya biaya kandang, peralatan, perbaikan, depresiasi,
dan upah manajer. Biaya operasional atau biaya variabel adalah biaya yang
berubah-ubah sesuai dengan perubahan produksi, seperti biaya pakan
konsentrat, hijauan, mineral, obat-obatan, serta tenaga pemelihara atau
buruh. Total nilai penjualan biasanya dihitung setiap tahun dan untuk
menentukan besarnya pajak yang harus dibayar. Cara seperti ini dilakukan
dinegara yang sudah maju dan digunakan juga untuk mengelompokkan
skala usaha kecil, menengah, dan besar. Skala usaha juga dapat diukur
dengan melihat luas areal yang diusahakan oleh petani atau satuan ternak
yang dimiliki peternak. ( Diwyanto et al. 2002 )

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 USAHA TANI CAMPURAN (MIXED FARMING SYSTEMS) DAN INTEGRASI
TANAMAN - TERNAK
Praktikum I dan II
Pada praktikum Sistem Pertanian Terpadu dilakukan observasi kepada peternak
yang menerapkan usaha pertanian campuran dan sitem produksi tanaman - ternak, hasil dari
pengamatan dan hasil wawancara yang dilakukan dalam waktu observasi :
Nama pemilik

: Bpk.puguh

Nama Responden

: Bpk.Kasun

Alamat Responden : Desa dengkol singosari

Kepemilikan lahan dan pola tanam
Petak
1
2

Luas (m2)
10.000 m2
10.000 m2

Jenis Tanaman
Tanaman jagung
Tanaman Singkong
Tanaman pakan ternak :
 Rumput Canada
 Caliandra
 Lamtoro
 Pohon sengon

Jenis pupuk
Jenis pupuk
Pupuk kandang
Urea

Seumber pupuk
Dari kotoran kambing
Pupuk pabrikan

Lahan pak puguh diutamakan untuk menanam tanaman pakan ternak, yaitu berupa
tanaman rumput Canada yang ditanam 1 kali dalam setahun tanpa istirahat, tanaman rumput
gajah dipanen tiap 2 bulan sekali. Tanaman rumput gajah ditanam pada lahan 1.250 m 2. Tanaman
sampingannya yang ditanam berupa tanaman caliandra dan terdapat tanaman lamtoro dan kayu
sengon serta tanaman pangan yaitu jagung dan singkong.
1. Usaha petanian
Pola Tanam
 Rumput gajah ditanam 1 kali dalam setahun tanpa jarak waktu/ selalu ditanam terus
menerus. Rumput gajah ditanam sebagai tanaman pakan ternak yang diusahakan
selalu ditanam/ tanaman utama yang ditanam.
 Tanaman Jagung yang ditanam di lahan ketika berumur 2 bulan di panen dengan hasil
2 ½ kwintal dengan luas lahan 1hektar .
 Tanaman singkong yang di tanam pada lahan dapat dipanen pada umur 8 bulan
dengan jumlah 28 ton dan harga per kg nya Rp1.200.
 Untuk tanaman sengon dengan luas penanaman pada lahan 1.250 m 2 dapat di panen
pada umur 6-7 tahun.
 Tanaman lamtoro dan Caliandra di tanam 1 kali dan masa pemanenan
berkelanjutan,dan jika tidak produktif maka di lakukan pemangkasan dan penanaman
kembali.
Tujuan Penanaman
 Pada tanaman jagung dan singkong sebagian besar hasilnya itu sendiri untuk memenuhi
kebutuhan pangan peternak sehari hari,disamping itu sisa sisa dari hasil panen tersebut
dapat di berikan pada ternak yang di pelihara,sebagai pakan tambahan.
 Rumput gajah dan tanaman pakan ternak lainya di tanam dan di panen sesuai dengan
kebutuhan ternak per harinya,dapat di katakana bahwa penanaman ini bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan pokok maupun keseharian pakan ternak yang di butuhkan.
 Untuk tanaman sengon di gunakan sebagai penghasil kayu dan daunya digunakan
sebagai legum untuk pakan ternak.
Teknik Pengelolaan Tanaman
Penanaman tanaman pada lahan setiap tahun ditanami tanaman yang sama, yaitu ditanam
tanaman pangan (jagung,singkong) dan tanaman pakan ternak rumput gajah,caliandra yang

merupakan tanaman utama yang ditanam di lahannya. Tanaman sampingan yang ditanam oleh
pak puguh adalah tanaman pohon sengon.
Tanaman yang ditanam dipelihara dengan menggunakan pupuk organik, pupuk yang
digunakan merupakan olahan dari limbah peternakan, sehingga terjadi interaksi antar sumber
(pertanian dan peternakan) yang memacu system pertanian terpadu.
Tanaman dilakukan pemeliharaan dengan pemupukan secukupnya. Untuk tanaman
jagung 2 ½ kwintal pemupukan untuk 1 hektar luas lahan,Dan untuk pemupukan tanaman pakan
ternak dilakukan sekali saja dan saat produktifitas menurun dilakukan pemupukan kedua,jika
tetap menurun maka tanaman di matikan dan dilakukan penanaman ulang.
Penanaman rumput gajah dilakukan 1 kali dalam setahun, yaitu pemanenan dilakukan 2
bulan sekali. Rumput gajah akan diambil sendiri oleh responden untuk pakan ternak yang di
miliki pak puguh. Untuk tanaman caliandra responden tinggal memanen saat dibutuhkan untuk
pakan ternak yang dimiliki pak puguh.Penanganan limbah pertanian digunakan oleh pak Sujiono
sebagai pupuk.Untuk tanaman pangan seperti jagung dan singkong dapat di panen dalam waktu 8
bulan untuk 1 ha dengan berat 40 ton,untuk singkong untuk 1 ha dengan total berat 28 ton.
Pengolahan pertanian
Pengolahan lahan pertanian milik pak puguh dilakukan oleh pak kasun. Pak kasun mulai
melakukan pekerjaan di lahan pertanian dan peternakan milik pak puguh mulai pukul 07.00
WIB- !6.00 WIB/ sekitar 10 jam/ sehari.
Biaya produksi
 Tanaman Jagung
 Bibit: benih jagung 20 kg @ Rp. 100.000,- → Rp. 2.000.000, Pupuk
- Urea: 500 kg @ Rp. 1.500,→ Rp. 750.000, Tenaga kerja
- Pengolahan lahan 8 orang @ Rp. 50.000,→Rp. 400.000,- (3 hari)
 Biaya Panen Rp. 300.000, Biaya lain-lain Rp. 200.000, Total : Rp. 3.650.000,1. Pendapatan : jagung 2 ½ @ Rp. 3000,-/kg → Rp. 750.000,2. Pendapatan tebon jagung 4 ton @ Rp 13.000/2 ikat (10 kg) → Rp. 5.200.000,3. Keuntungan Bersih
→Rp. 2.300.000,- (setiap panen)
 Tanaman Singkong
 Bibit singkong didapat saat pemanenan singkong 40 pohon
 Pupuk
 Urea : 50 kg @ Rp 1500/kg → Rp 75.000,-

 Tenaga Kerja
 Pengolahan lahan : 2 orang @ Rp 40.000,- = Rp 80.000, Biaya panen Rp 100.000, Biaya lain – lain Rp 50.000, Total biaya pengeluaran Rp 305.000, Pendapatan singkong 2,8 kwintal @Rp 1200,-/kg = Rp 336.000, Keuntungan Bersih
→ Rp 31.000,- (setiap panen)
 Tanaman rumput Canada
 Bibit rumput Canada Rp.60.000
 Pupuk
 Urea : 100 kg @ Rp 1500/kg
→ Rp 150.000, Tenaga Kerja
 Pengolahan lahan : 2 orang @ Rp 40.000,- = Rp 80.000, Biaya panen Rp 200.000, Biaya lain – lain Rp 100.000, Total biaya pengeluaran Rp 305.000, Pendapatan srumput canada 10 kwintal @Rp 350,-/kg = Rp 350.000, Keuntungan Bersih
→Rp 45.000,- (setiap panen)
 Caliandra sebagai tanaman pagar dan biasanya digunakan untuk pakan ternak
sesuai kebutuhan.
 Pohon sengon masih menunggu masa panen selama 7 tahun.
2. Usaha peternakan.
a. Jenis ternak yang dimiliki ;
Jenis ternak
Kambing etawah dan Peranakan etawah
Bebek pecking

Jumlah ternak
20 (Biasanya sampai 60 ekor)
20 Ekor

b. Teknik Pengelolaan
Modal yang digunakan dalam pembelian ternak diperoleh dari tabungan sendiri,
pembelian ternak dilakukan sedikit demi sedikit. Mula- mula pak puguh membeli kambing,
kemudian bebek pecking, dan dilanjutkan dengan ternak lainnya. Awalnya pak puguh beternak 2
ekor kambing dan dilanjutkan dengan ternak yang lainya.
Pemberian pakan dilakukan setiap pagi dan sore hari. Pemberian pakan dilakukan oleh
pak kasun (Responden).Selain itu, hasil ternak juga dipelihara untuk pemenuhan kebutuhan
sehari-hari.
Limbah peternakan dimanfaatkan oleh pak puguh sebagai pupuk organik. Pengolahan
kotoran ternak menjadi pupuk organik ini akan menambah penghasilan, selain itu limbah

peternakan menjadi lebih bernilai, bukan sebagai limbah yang tidak bisa dimanfaatkan. Pupuk
organik ini digunakan sendiri oleh pak puguh untuk pertanianya.
c. Pengadaan pakan hijauan
Pakan hijauan untuk ternak diperoleh dari lahan pak puguh sendiri, sehingga pak puguh
tidak perlu khawatir akan hijauan untuk ternak karena pak puguh menanam rumput gajah di
lahannya sendiri.
d. Analisi pendapatan
Pendapatan responden dari hasil pertanian dan penjualan Rp 1076.201,-. Pendapatan
responden tidak dapat terperinci dan tetap setiap bulan, karena tidak semua ternak yang
dipelihara dijual, sebagian dikonsumsi pemilik pribadi. Jika ternak yang dipelihara dikonsumsi
sendiri oleh keluarga responden, maka penghasilan tidak tentu. Setelah memperoleh pendapatan,
dipergunakan untuk membeli segala sesuatu yang menunjang kebutuhan responden dan keluarga.
e. keterlibatan dalam usaha peternakan
Pengolahan peternakan dilakukan pak kasun. Beliau memulai melakukan pekerjaannya
mulai pukul 07.00 WIB- 17.00 WIB. Responden mampu mengatur semua usaha peternakan
milik bpak puguh hasil dari usaha tersebut sehingga responden bisa memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari untuk keluarga.
Biaya produksi peternakan
1. Kambing etawah dan Bebek pecking
Perkiraan biaya yang dikeluarkan :
- Konsentrat

: untuk 20 ekor bebek pecking dan 20 ekor kambing = Rp 315.000/Bulan

- Listrik

: Rp 120.000/bulan

- Air

: Rp 60.000/bulan

- Gaji 1 orang karyawan

: Rp 700.000/bulan

- Total pengeluaran : Rp.1.195.000/Bulan
- pendapatan susu kambing @Rp. 6.000.000/Bulan dari 8 kambing laktasi\
- pendapatan bebek pecking @Rp. 500.000/Bulan
- Keuntungan bersih :
1. Segi feasibilitas

→ Rp.5.305.000,- (hasil penjualan)

Usaha tersebut layak untuk dikembangkan lebih lanjut.
2. Segi stabilitas
Usaha tersebut layak untuk dikembangkan lebih lanjut karena secara umum sudah
berkembang dengan baik.
3. Segi produktivitas
Secara umum usaha tani ini terus berkembang dan dapat berlanjut dengan baik.
4. Segi susutainabilitas
Secara umum usaha tani ini terus berkembang dan dapat berlanjut dengan baik.

4.2 MODEL PERTANIAN TEKNO-EKOLOGIS (di ekosistem lahan sawah)
Jenis tanama padi yang ditanam yaitu padi cembrodo. Luas lahan yang ditanami 5000m2. Jenis
ternak yang dimiliki yaitu 4 ekor sapid an ternak tersebut kepunyaan sendiri. Ternak yang
dimiliki tidak diperjual belikan karena untuk membajak sawah. Produksi tanaman padi setelah
panen tidak dijual karena digunakan sendiri. Perincian biaya sebagai berikut :
Pengeluaran
Pengolah sawah 2hari x 4orang x Rp. 40.000,00/hari

= Rp. 320.000,00

Pembajak sawah 3hari x Rp. 50.000,00/hari

= Rp. 150.000,00

Harga pupuk Urea 50kg

= Rp.

90.000,00

Harga pupuk Mutiara 10kg x Rp.7500,00/kg

= Rp.

75.000,00

Bibit padi cembrodo 6kg x Rp. 90.0000,00/10kg

= Rp. 540.000,00

Jumlah

=Rp. 1.175.000,00



Integrasi sederhana

Dikawasan ekosistem lahan sawah milik Pak Ma’ruf umumnya hanya tomat dan lombok.
Pada sistem ini dapat menambah komoditas yaitu ternak sapi. Keberadaan ternak akan
membuat siklis sistem produksi dapat berlangsung secara tertutup. Adapun bagannya sebagai
berikut :



Integrasi kompleks

Dari pola integrasi sederhana dapat diintroduksi spesies lain yang memiliki hubungan
fungsional dengan spesies yang sudah ada, contohnya ternak entok yang dimiliki Pak Ma’ruf
dapat dikembangkan untuk dilepas dipersawahan padi pada saat setelah panen sehinggga
dapat memperpanjang rantai ekosistem. Dengan sentuhan teknologi yaitu penempatan mesin
pengolahan dari gabah menjadi beras, limbahnya yaitu bekatul dan dedak untuk tambahan
pakan ternak. Pengolahan kotoran digunakan untuk pupuk dan kemudian dipadukan dengan
pengolahan hasil, bagannya yaitu sebagai berikut :

4.4 MODEL PERTANIAN TEKNO-EKOLOGIS (di ekosistem lahan perkebunan – ternak)

Pada model pertanian tekno-ekologis lahan perkebunan dengan ternak, jenis tanaman kebun dan
tanaman pakan ternak yang ditanam bpk. Jumari sebagai berikut :

Jenis tanaman perkebunan yang di tanam :
1.
2.
3.
4.

Sengon
Kelapa
Ketela Pohon
Pisang

Jenis tanaman pakan ternak :
1.
2.
3.
4.

Gamal
Lamtoro
Nangka
Ketela Pohon

Sedangkan ternak yang dipelihara yaitu ternak entok dan ternak sapi. Pada model pertanian ini
sangat berkaitan antara ternak dan tanaman perkebunan yang ada didalamnya. Pemilik lahan yaitu Pak
Ma’ruf hasil produksi dari tanaman pakan ternak yaitu gamal, lamtoro, nagka dan ketela pokon
dimanfaatkan sebagai pakan ternak sapi dan jenis tanaman perkebunan yaitu sengon, kelapa, nangka
dan ketala pohon hasilnya tidak dijual tetapi digunakan sendiri sebagai tambahan pakan ternak.
Kesimpulan :

BAB V
PENUTUP