MAKALAH MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU

MAKALAH MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK
INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL

MAKALAH
MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK
INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL

Disusun oleh:
Nama
Kelas

: 1. C. Triwahyudi [11010296]
2. Edi Siswono [11010367]

: A5
Prody
MK

: Teknik Informatika
: Ilmu Sosial dan Budaya Dasar


FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU
TAHUN AJARAN 2012
KATA PENGANTAR
Puji beserta syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa.
Karena berkat rahmat, hidayahnya, penulis telasmampu menyelesaiakan sebuah
makalah yang berjudul Manusia sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah Pendidikan Ilmu
Sosial dan Budaya dasar.

Sebagai makhluk individu manusia merupakan bagian dan unit terkecil dari
kehidupan sosial atau masyarakat dan sebaliknya sebagai makhluk sosial yang
membentuk suatu kehidupan masyarakat, manusia merupakan kumpulan dari
berbagai individu. Dalam menjalankan peranannya masing-masing dari kedua hal
tersebut secara seimbang, maka setiap individu harus mengetahui dari peranannya
masing-masing tersebut. Untuk itu, perlu kiranya penulis menulis sebuah makalah
yang mengemukakan manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.Semoga
dengan adanya makalah ini dapat menjadi inspirasi bagi para pembaca.
Penulis menyadari bahwa selama penulisan makalah ini penulis banyak
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan

terimakasih.
Makalahinibukanlahkarya yang sempurna karena masih memiliki banyak
kekurangan, baik dalam hasil maupun sistematika dan teknik penulisannya. Oleh
sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini. Akhirnya semoga makalh ini bisa memberikan manfaat
bagi penulis dan pembaca.

Bengkulu, September 2013
Penulis

i

DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.................................................................................................................
.......... i
DAFTAR
ISI ...................................................................................................................................
..... ii
BAB I PENDAHULUAN


A. Latar
Belakang .........................................................................................................................
.... 1
B. Rumusan
Masalah ........................................................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan
Makalah ............................................................................................................ 2
D. Manfaat Penulisan
Makalah ........................................................................... ................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Hakikat Manusia sebagai Makhluk Individu dan Makhluk
Sosial.................. ...................................3
B.
Interaksi Sosial dan Sosialisasi dalam Kehidupan Manusia sebagai Makhluk
Individu dan Makhluk Sosial .......................................................................................
...........................................................6
C. Masyarakat dan
Komunitas............................................................................................................12
D. Dilema antara Kepentingan Individu dan Kepentingan

Sosial.............................................................14
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan .....................................................................................................................
...............17
B.
Saran................................................................................................................................
.............17
DAFTAR
PUSTAKA.......................................................................................................................
.....19

ii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya manusia adalah sebagai makhluk individu yang unik, berbeda
antara yang satu dengan lainnya. Secara individu juga, manusia ingin memenuhi

kebutuhannya masing-masing, ingin merealisasikan diri atau ingin dan mampu
mengembangkan potensi-potensinya masing-masing. Hal ini merupakan gambaran
bahwa setiap individu akan berusaha untuk menemukan jati dirinya masing-masing,
tidak ada manusia yang ingin menjadi orang lain sehingga dia akan selalu sadar akan
keindividualitasannya.
Adapun hubungannya dengan manusia sebagai mahluk sosial adalah bahwa
dalam mengembangkan potensi-potesinya ini tidak akan terjadi secara alamiah
dengan sendirinya, tetapi membutuhkan bantuan dan bimbingan manusia lain. Selain
itu, dalam kenyataannya, tidak ada manusia yang mampu hidup tanpa adanya bantuan
orang lain. Hal ini menunjukan bahwa manusia hidup saling ketergantungan dan
saling membutuhkan antara yang satu dengan lainnya.
Dari kedua hal diatas, manusiasebagaimakhlukindividudanmakhluksosial
memiliki fungsi masing-masing dalam menjalankan peranannya dalam kehidupan.
Sebagai makhluk individu manusia merupakan bagian dan unit terkecil dari
kehidupan sosial atau masyarakat dan sebaliknya sebagai makhluk sosial yang
membentuk suatu kehidupan masyarakat, manusia merupakan kumpulan dari
berbagai individu. Dalam menjalankan peranannya masing-masing dari kedua hal
tersebut secara seimbang, maka setiap individu harus mengetahui dari peranannya
masing-masing tersebut.Untukitu,perlukirany penulis menulis sebuah makalah yang
mengemukakan manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Semoga

dengan adanya makalah ini dapat menginspirasi pembaca.

B. Rumusan Masalah
 Berdasarkanlatarbelakangmasalahdiatas, penulismerumuskanrumusanmasalahsebagai
berikut.
1.

Apa yang dimaksud manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial?

2.

Bagaimana interaksi sosial dan sosial dalam kehidupan manusia sebagai

makhluk individu dan makhluk sosial ?
3.

Bagaimana perbedaan antara masyarakat dan komunitas?

4.


Bagaimana dilema antara kepentingan individu dan kepentingan sosial?

C. Tujuan Makalah
 Sejalandenganrumusanmasalahdiatas,
makalahinidisusundengantujuanuntukmengetahuidanmendeskripsikan:
1.

Hakikat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial;

2.

Interkasi sosial dan sosialisasi dalam kehidupan manusia sebagai makhluk

individu dan makhluk sosial;
3.

Masyarakat dan komunitas;

4.


Dilema antara kepentingan individu dan kepentingan sosial.

D. Manfaat Makalah
Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan, baik secara
teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis makalah ini berguna sebagai
pengetahuan mengenai manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial ,
secara praktis makalah ini diharapkan bermanfaat bagi :
1.

penulis, sebagai penambah pengetahuan mengenai manusia sebagai makhluk

individu dan makhluk sosial.
2.

pembaca , sebagai media informasi mengenai manusia sebagai makhluk

individu dan makhluk sosial.

BAB II


PEMBAHASAN
A.

Manusia sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial
Pada dasarnya,manusia adalah makhluk individu manusia yang merupakan

bagian dan unit terkecil dari kehidupan sosial atau manusia sebagai makhluk sosial
yang membentuk suatu kehidupan masyarakat, manusia merupakan kumpulan dari
berbagai individu. Adapun uraian lebih lanjut mengenai manusia sebagai makhluk
individu dan makhluk sosial adalah sebagai berikut:
1.

Manusia sebagai Makhluk Individu
Manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah swt. yang pada

hakikatnya mereka sebagai makhluk individu. Adapun yang dimaksud individu
menurut(Effendi, 2010: 37) adalah berasal dari kata in dan divided. Dalam bahasa
Inggris in mengandung pengertian tidak, sedangkan divided artinya terbagi. Jadi
individu artinya tidak terbagi atau satu kesatuan. Dalam hal ini, artinya bahwa
manusia sebagai makhluk individu merupakan kesatuan aspek jasmani dan rohani

atau fisik dan psikologis, apabila kedua aspek tersebut sudah tidak menyatu lagi maka
seseorang tersebut tidak dapat dikatakan sebagai individu.
Manusia sebagai makhluk individu memiliki keunikan atau ciri khas masingmasing, tidak ada manusia yang persis sama meskipun terlahir kembar. Secara fisik
mungkin manusia akan memiliki banyak persamaan namun secara psikologis akan
banyak menunjukan perbedaan. Ciri khas dan perbedaan tersebut sering disebut
dengan kepribadian. Kepribadian seseorang akan sangan dipengaruhi oleh faktor
bawaan dan lingkungannya.
Menurut Nursid Sumaatmadja (Effendi, 2010:39) kepribadian adalah
keseluruhan perilaku individu yang merupakan hasil interaksi antara potensi-potensi
bio-psiko-fisikal (fisik dan psikis) yang terbawa sejak lahir dengan rangkaian situasi
lingkungan, yang terungkap pada tindakan dan perbuatan serta reaksi mental
psikologisnya jika mendapat rangsangan dari lingkungan.Dia menyimpulkan bahwa
faktor lingkungan (fenotip) ikut berperan dalam pembentukkan karakteristik yang

khas dari seseorang.Secara normal, setiap manusia memiliki potensi dasar mental
yang berkembang dan dapat dikembangkan yang meliputi (1) minat (sense of
interest), (2) dorongan ingin tahu (sense of curiousity), (3) dorongan ingin
membuktikan kenyataan (sense of reality) (4) dorongan ingin menyelidiki (sense of
inquiry), (5) dorongan ingin menemukan sendiri (sense of discovery). Potensi ini
berkembang jika adanya rangsangan, wadah dan suasana kondusif. Jika fenomena

sosial di lingkungannya telah tumbuh potensi-potensi mental yang normalnya akan
terus berkembang.
Berawal dari potensi-potensi tersebut, manusia sebagai makhluk individu
ingin memenuhi kebutuhan dan kehendaknya masing masing, ingin merealisasikan
dan mengaktualisasikan dirinya. Dalam arti ia memiliki kemampuan untuk
mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya. Setiap
individu akan berusaha semaksimal mungkin untuk menemukan jati dirinya yang
berbeda dengan yang lainnya, tidak ada manusia yang betul-betul ingin menjadi
orang lain, dia tetap ingin menjadi dirinya sendiri sehingga dia selalu sadar akan
keindividualitasnya.
Menurut Zanti Arbi dan Syahrun (Sadulloh, 2009:81) menyatakan bahwa
setiap orang bertanggung jawab atas dirinya, atas pikiran, perasaan, pilihan, dan
perilakunya. Orang yang betul-betul manusia adalah orang yang bertanggung jawab
penuh. Tidak ada orang lain yang mengambil alih tanggung jawab dalam hidupnya.
Kata hatinya adalah kata hatinya sendiri.
Adapun dalam hal ini sebagai pendidik baik orang tua maupun guru kita harus
memahami bahwa anak memiliki potensi untuk berkembang yang ingin menjadi
pribadinya sendiri. Anak dalam perkembangannya akan memperoleh pengeruh dari
luar, baik yang disengaja ataupun yang tidak disengaja, tetapi anak akan mengambil
jarak terhadap pengaruh-pengaruh tersebut. Dia akan memilihnya sendiri. Pengaruh
tersebut akan dia olah secara pribadi, sehingga apa yang dia terima akan merupakan
bagian dari dirinya sendiri sehingga anak menjadi pribadi individu yang berbeda dan

tidak sama dengan yang lainnya. Selain itu, pendidik harus sadar bahwa anak bukan
satu satunya manusia yang berhak untuk mendidik anak tersebut. pendidikan tidak
boleh memaksa anak untuk mengikuti atau menuruti segala kehendaknya, karena
dalam diri anak ada suatu prinsip pembentukan dan pengembangan yang ditentukan
oleh dirinya sendiri.
2.

Manusia sebagai Makhluk Sosial
Menurut kodratnya manusia selain sebagai makhluk individu, mereka juga

merupakan makhluk sosial. Adapun yang dimaksud Istilah sosial menurut adalah
”Sosial” berasal dari akar kata bahasa Latin Socius, yang artinya berkawan atau
masyarakat. Sosial memiliki arti umum yaitu kemasyarakatan dan dalam arti sempit
mendahulukan kepentingan bersama atau masyarakat. Adapun dalam hal ini yang
dimaksud manusia sebagai makhluk sosial adalah makhluk yang hidup
bermasyarakat, dan pada dasarnya setiap hidup individu tidak dapat lepas dari
manusia lain. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia
selalu hidup bersama dengan manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina
sejak lahir akan selalu menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu
dengan sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya.Seperti
kita ketahui bahwa sejak bayi lahir sampa iusia tertentu manusia adalah mahkluk
yang tidak berdaya, tanpa bantuan orang orang disekitar iatidak dapat berbuat apaapa dan untuk segala kebutuhan hidup bayi sangat tergantung pada luar dirinya
sepert iorang tuanya khususnya ibunya. Bagisi bayi keluarga merupakan segitiga
abadi yang menjadi kelompok sosial pertama dikenalnya. Pada perjalanan hidup
yang selanjutnya keluarga akan tetap menjadi kelompok pertama tempat meletakan
dasakepribadian dan proses pendewasaan yang didalamnya selalu terjadi “sosialisi”
untuk menjadi manusia yang mengetahui pengetahuan dasar, nilai-nilai, normasosial
dan etika-etika pergaulan.
Manusia dapat di katakan makluk sosial karena pada dirinya terdapat
dorongan untuk berhubungan atau berinteraksi dengan orang lain, dimana terdapat

kebutuhan untuk mencari berteman dengan orang lain yang sering di dasari atas
kesamaan ciri atau kepentingan masing-masing. Manusia juga tidak akan bisa hidup
sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia. Tanpa bantuan manusia
lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak. Dengan bantuan orang
lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa
mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya. Makhluk sosial adalah makluk
yang terdapat dalam beragam aktivitas dan lingkungan sosial.
 Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa anusia dikatakan sebagaimakhluksosial,
karenabeberapaalasan:
a.

Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.

b.

Perilaku manusia mengharapkan suatu penilaian dari orang lain.

c.

Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain

d.

Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia.

B. Interaksi Sosial dan Sosialisasidalam Kehidupan Manusia
sebagai Makhluk individu dan Makhluk Sosial
Manusia sebagai mahkluk sosial dalam kehidupan sehari-harinya pasti
membutuhkan orang lain. Proses interaksi dan sosialisasi selalu terjadi kapan dan
dimanapun manusia itu berada. Dalam hal ini bentuk interaksi sosial sangat
bermacam-macam.Pola sosialisasi pun ada bermacam-macam.Untuk lebih jelasnya
uraian mengenai interaksi sosial dan sosialisasi adalah sebagai berikut.
1.

Interaksi Sosial
Manusia dikenal sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.Dikatakan

makhluk sosial karena manusia sebagai individu saling membutuhkan dan saling

berinteraksi dengan manusia atau individu lainnya. Oleh sebab itu manusia sebagai
makhluk sosial sangat membutuhkan orang lain pada hidupnya untuk saling memberi,
menolong, dan melengkapi satu sama lain.
Adapun pengertian interaksi sosial menurut Effendi (2010:46) adalah kata interaksi
berasaldari kata inter dan action. Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik saling
mempengaruhi antar individu, kelompok social, dan masyarakat. Dalam hal ini
berarti bahwa manusia dalam kehidupan sehari-harinya tidak lepas dari hubungan
dengan manusia lainnya.Interaksi juga berarti bahwa setiap manusia saling
berkomunikasi dan mempengaruhi bisa dalam pikiran maupun tindakan.
MenurutGillindanGillin (Effendi, 2010:46) menyatakan bahwa interaksi sosia adalah
hubungan-hubungan antara orang-orang secara individu, antar kelompok, orang, dan
orang perorangan dengan kelompok.Dalam hal ini interaksisosial bisa dilakukan oleh
orang perorangan, bisa oleh kelompok, juga bisa perorangan dengan kelompok.
Interaksisosial dimulai dari hal yang terkecil yaitu saling menegur, menyapa,
berjabatangan, saling berbicara dan lain-lain. Bahkan dalam pertengkaran atau
perkelahianpun termasu kinteraksisosial.
Faktor yang pertamaadalah imitasi, imitasi merupakan proses peniruan. Kita sebagai
makhluk sosial selalu membutuhkan orang lain termasuk dalam hal meniru perilaku
orang lain yang positif bagi kita. Peniruan sudah dilakukan pada rentan anak usia
dini. Anak usia dini merupakan peniru yang ulung, maka dari itu sikap dan perilaku
setiap orang dewasa perlu dijaga dan diperhatikan agar peniruan yang dilakukan anak
usia dini bersifat positif. Pada proses peniruan ini mudah berubah-ubah karena
perkembangan teknologi didunia ini berlangsung secara global dan sangat cepat.
Yang kedua yaitu Sugesti, sugesti adalah suatu proses dimana seorang individu
menerima pendapat atau pandangan dari orang lain tanpa adanya kritik terlebih
dahulu. Sugesti merupakan pengaruh psikis yang datang dari dirinya sendiri maupun
orang lain. Orang akan mudah menerima sugesti dari orang lain ketika seseorang
sedang ada pada kondisi yang dilematis. Dalam hubungan interaksi sosial, arti Imitasi

dan sugesti hampir sama perbedaannya adalah dalm imitasi seseorang mengikuti atau
meniru orang lain, sedangkan pada sugesti seseorang memberikan pandangan atau
pendapat menurut dirinya dan diterima oleh orang lain.
Yang ketiga yaitu Identifikasi, dalam psikologis identifikasi berarti dorongan untuk
menjadi identik atau dorongan untuk menjadi sama dengan orang lain, baik secara
lahir maupun batin.
Faktor yang keempatyaitu simpati, simpati yaitu perasaaan yang timbul pada orang
lain atas dasar penilaian menurut perasaan didalam dirinya.

2.

Bentuk Interaksi Sosial

Ada beberapa bentuk interaksi sosial yaitu:kerjasama (cooperation), persaingan
(competition), dan pertentangan (conflict). Menurut Gillin dan Gillin bentuk
kerjasama dibagi dalam dua proses yang didalamnya terdapat bentuk bentuk khusus.
Yang pertama yaitu proses Asosiatif terdiri dari 2 bentuk khusus yaitu akomodasi dan
asimilasi. Yang kedua yaitu proses Disosiatif, disosiatif terdiri dari tiga bentuk khusus
yaitu persaingan (competition), kontravnersi (contravention), dan pertentangan
(conflict).
a.

Bentuk Interaksi Asosiatif

1)

Kerjasama (cooperation)
Kerjasama merupakan salah satu bentuk interaksi sosial yang sering terjadi

dimasyarakat pada umumnya. Kerjasama menggambarkan sebagian besar bentuk
interaksi sosial. Dan setiap bentuk interaksi sosial dapat ditemukan pada setiap
kelompok manusia. Kerjasama timbul karena orientasi orang perorangan terhadap
kelompoknya atau kelompok yang lainnya.
 Ada tiga bentuk kerjasama yang biasa dilaksanakan yaitu:
a)

Bargaining, yaitu pelaksanaan kerjasama atau perjanjian antara dua organisasi

atau lebih mengenai pertukaran barang dan jasa.

b)

Cooperation, yaitu penerimaan unsur baru dalam kepemimpinan atau dalam

pelaksanaan politik dalam suatu organisasi, sebagai salah satu cara untuk
menghindari kegoncangan dalam stabilitas organisasi tersebut.
c)

Coalition, yaitu kombinasi antar dua organisasi atau lebih yang mempunyai

pandangan dan tujuan yang sama.
2)

Akomodasi (accomodation)
Dalam interaksi sosial, istilah akomodasi berarti suatu kenyataan adanya

keseimbangan dalam interaksi orang perorangan dan kelompok manusia sehubungan
dengan nilai dan norma yang berlaku dimasyarakat.
o Ada beberapa bentuk akomodasi, diantaranya:
a)

Coertion adalah bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan karena adanya

suatu paksaan. Contohnya
b)

Compromise adalah salah satu bentukakomodasi dimana pihak yang terlibat

perselisihan mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian terhadap
perselisihan tersebut. Contohnya
c)

Arbitration adalah suatu cara untuk mencapai compromise apabila pihak yang

berselisih tidak sanggup untuk mencapainya sendiri. Contohnya
d)

Mediation cara untuk mencapai penyelesaina dalam perselisihan dengan cara

menghadirkan orang ketiga yang netral dalam soal perselisihan yang ada. Contohnya
dalam sidang perceraian.
e)

Concilitation adalah usaha untuk mengabulkan atau mempertemukan keinginan

pihak yang berselisih agar tercapainya suatu persetujuan bersama. Contohnya
f)

Tolerantion adalah bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang formal.

Contohnya toleransi dalam beribadah.
g)

Stelemate adalah suatu akomodasi dimana pihak pihak yang berkepentingan

mempunyai yang seimbang, berhenti pada titik tertentu dalam melakukan
pertentangannya. Contohnya
h)

Adjudication adalah perselisihan perkara atau sengketa dipengadilan.

b.

Bentuk Interaksi Disosiatif

1)

Persaingan (competition)
Persaingan merupakan bentuk interaksi sosial yang dilakukan oleh individu

atau kelompok untuk memperoleh keuntungan tertentu baik bagi dirinya maupun
kelompoknya dengan cara menarik perhatian atau mempertajam prasangka yang telah
ada tanpa menggunakan kekersan.
2)

Kontravensi (contravention)

Kontraversi adalah rperasaaan yang menggejolak yang ada pada diri seseorang yag
ditandai oleh adanya ketidakpastian dalam diri seseorang, perasaan tidak suka yang
disembunyikan dan kebencian terhadap orang lain. Tapi gejala-gejala tersebut tidak
sampai menimbulkan pertentangan atau pertikaian.
3)

Pertentangan (conflict)

Pertentangan merupakan suatu bentuk interaksi individu atau kelompok sosial yang
berusaha utuk mencapai tujuannya dengan cara menentang pihak yang lain atau pihak
yang menghalangi dengan ancaman atau tindak kekerasan.
Bentuk-bentuk pertentangan dibagi beberapa macam, antara lain:
a)

Pertentangan pribadi, yaitu pertentangan yang dilakuakan oleh antar individu.

b)

Pertentangan rasional, yaitu pertentangan yang ditimbulkan oleh adanya

perbedaan ras.
c)

Pertentangan kelas sosial, yaitu perbedaan yang ditimbulkan karena adanya

perbedaan kepentingan antar kelas sosial.
d)

Pertentangan politik, yaitu pertentangan yang biasanya terjadi diantara partai-

partai polotik untuk mencapai keinginannya.
3.

Sosialisasi
Sosialisasi sangat erat kaitannya terhadap manusia sebagai makhluk sosial.

Sebagai makhluk sosial kita harus senantiasa hidup bersosial dengan orang lain agar
dapat saling membantu, melengkapi, dan mencapai tujuan hidup kita. Menurut Berger
(Effendi, 2010:49) mendefinisika sosialisasi sebagai “a process by which a child

learns to be a participant member of society” yaitu suatu proses dimana seorang anak
belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat. Dalam hal ini
jelas dikatakan bahwa proses sosialisasi dimulai dari sejak anak usia dini hingga usia
seseorang berakhir. Proses sosialisasi terus dilakukan selama kita masih hidup dan
masih membutuhkan orang lain.
Jadi dapat disimpulkan bahwa sosialisasi adalah proses dimana seseorang dapat
berinteraksi dan berpartisipasi dengan masyarakat yang ada disekitarnya.
Setiap orang harus mempelajari peranan-peranan yang ada dalam masyarakat.
Seseorang belajar memahami apa peranan dirinya yang harus dijalankan dalam
masyarakat dan apa peranan orang lain yang harus dijalankan dalam masyarakat.
Dengan mengetahui peranan yang ada didalam masyarakat maka timbullah proses
interaksi sosial dengan orang lain. Menurut teori George Herbert Mead menjelaskan
bahwa tahapan-tahapan pengembangan diri manusia dalam berinteraksi dibagi dalam
beberapa tahap yaitu: play stage, game stage, dan tahap generalized other.
Tahap pertama yaitu play stage terjadi pada anak usia dini. Pada tahap ini
anak mulai menirukan apa yang dilakukan oleh orang disekelilingnya terutama orang
tuanya. Ia mulai menirukan apa yang biasa dilihatnya sehari-hari. Contohnya dalam
bermain anak terkadang bermain peran yang dijalankan sebagai ibu atau ayah dalam
kehidupan sehari-hari. Namun pada tahap ini anak belum mengerti memahami
peranan-peranan yang ditirunya. Tahap kedua yaitu game stage, pada tahap ini anak
sudah mengetahui peranan yang harus dijalankannya dan juga anak telah mengetahui
peranan yang haru dijalankan oleh orang lain. Contohnya dalam pertandingan sepak
bola. Ketika anak menjadi kiper ia mengetahui tugasnya adalah menjaga agar
gawangnya tidak termasuki bola oleh lawannya. Dan ia juga mengetahui peran
teman-temannya dan peran tim lawan. Ia juga mengetahui peran wasit, hakim garis,
pelatih dan lain sebagainya. Tahap ketiga yaitu generalized other, pada tahap ini
seseorang sudah mampu mengambil peranan peranan yang dijalankan orang lain

dalam masyarakat. Ia telah mampu berinteraksi dengan orang lain dan memahami
dengan siapa ia berhadapan dan berinteraksi. Contohnya ketika ia menjadi seorang
anak ia mampu memahami peran yang dijalankan orang tuanya. Ketika ia jadi siswa
ia mampu memahami peran yang dijalankan oleh gurunya. Ketika ia jadi karyawan ia
mampu memahami peran yang dilakukan atsannya dan laun sebagainya. Dari ketiga
tahap tersebut terlihat jelas bahwa diri seseorang terbentik karena adanya interaksi
sosial.
Setiap makhluk hidup pasti sangat membutuhkan proses sosialisasi, baik itu
dimulai dari anak usia dini sampai dewasa bahkan sosialisasi berjalan seumur
hidup.apa yang terjadi jika sejak usia dini anak tidak mengalami sosialisasi ? pasti
anak tidak akan menjadi manusia seutuhnya, karenan kemampuan seseorang untuk
berperan sebagai anggota masyarakat sangat tergantung pada proses sosialisasi.
Ketika seseorang tidak mengalami sosialisasi maka yang terjadi adalah orang itu
tidak dapat berinteraksi dengan orang lain. Contohnya banyak ditemuakan anak anak
yang terlantar dihutan dan dibesarkan oleh hewan atau yang disekap oleh orang
tuanya sejak kecil. Mereka tidak bisa bersosialisasi dengan baik. Mereka cenderung
bagaimana berprilaku seperti hewan, mereka tidak dapat berbicara, tidak dapat
berpakaian bahkan tidak dapat tertawa atau menangis. Ketika anak-anak itu
diselamatkan dan diberi terapi seperti manusia umumnya, mereka mungkin bisa
menerima sedikit demi sedikit perubahan pada diri mereka untuk menjadi manusia
seutuhnya namun kemampuan mereka tidak akan mampu menyamai kemampuan
anak lain yang sebaya dengannya, karena kemampuan kemampuan tertentu hanya
dapat diajarkan pada periode tertentu dikehidupan anak. Bila proses sosialisasinya
terlambat, maka proses tersebut tidak akan berhasil atau hanya berhasil untuk
sebagian kecil saja. Mereka juga tidak akan menjadi manusia seutuhnya karena
mereka tidak pernah tersosialisasi secara wajar dan mereka cenderung meninggal
dengan usia muda.

Sosialisasi dilakukan oleh semua individu yang bersosial. Ada beberapa pihak
yang membantu melaksanakan sosialisasi yaitu keluarga, kelompok bermain media
massa dan sistem pendidikan. Peran agen utama yaitu orangtua merupakan peran
penting bagi anak untuk bersosialisasi. Orang tua merupaka awal dimana kita
melakukan interaksi dengan dunia pertama kita. Keluarga merupakan pendidik yang
pertama dan yang paling utama dalam hal pertumbuhan dan perkembangan anak
begitupun dengan perkembangan sosialisasi mereka. Maka orang tua hendaknya
mengoptimalkan proses sosialisasi pertama untuk anak. Kelompok bermain juga tidak
kalah pentingnya dengan orang tua. Melalui kelompok bermain anak mulai bisa
belajar bersosialisasi secara umum. Bagaimana ia berinteraksi dengan teman
sebayanya, bagaimana ia menyelesaikan suatu permasalahan dalam berinteraksi
dengan temannya dan juga bagaimana ia bisa memilih teman yang sejalan dengannya.
Agen yang ketiga yaitu media massa. Media masa sangat erat kaitannya dengan
teknologi yang makin maju dan berkembang. Media masa pun sangat penting untuk
sosialisasi dengan hal-hal yang terjadi disekitar kita
4.

Bentuk dan Pola Sosialisasi

a. Bentuk-bentuk sosialisasi
sosialisasi merupakan salah satu bentuk manusia dalam mempertahankan interaksi
dengan lingkungannya. Proses ini berlangsung sepanjang hidup manusia.
Bentuk sosialisasi dibedakan menjadi dua yaitu sosialisasi primer dan
sekunder. Sosialisasi primer adalah sosialisasi pertama yang dilakukan oleh seluruh
individu sejak ia kecil. Sosialisasi primer tidak ada proses identifikasi dan pada masa
inilah dumia pertama anak terbentuk. Sosialisasi primer berakhir ketika konsep
tentang orang lain pada umumnya telah terbentuk dan tertanam dalam kesadaran
individu. Pada titik ini ia merupakan anggaota efektif masyarakat.
Yang kedua yaitu sosialisasi sekunder, sosialisasi sekunder adalah proses berikutnya
yang memperkenalkan individu yang telah disosialisasi ke dalam sektor baru dari

dunia objek masyarakat. Apabila sosialisasi ini tidak berjalan maka akan
menimbulkan dampak yaitu pengetahuan yang dimiliki akan sangat sederhana.
b.

pola sosialisasi
pada dasarnya ada dua pola sosialisasi, yaitu pola represi

(kekerasan/hukuman) dan pola partisipasi. Sosialisasi menggunakan pola represi
menekankan pada penggunaan hukuman atau kekerasan apabila terdapat dan
melakukan kesalahan. Adapun ciri-ciri lain dalam penggunaan prose represi yaitu
penggunaan materi dalam hukuman dan imbalan, penekanan terhadap orang tua,
penekanan terhadap komunikasi satu arah non verbal dan berisi perintah, sosialisasi
terhadap orang tua dan keinginan orangtua dan lain-lain.
Sosialisasi secara partisipasi merupakan pola yang didalamnya anak diberi imbalan
ketika ia berlaku baik , hukuman dan imbalan berupa simbol, anak diberi kebebasan,
komunikasi bersifat lisan, anak menjadi pusat sosialisasi, kebutuhan dianggap sangat
penting dal=n lain sebagainya.

C. Masyarakat dan Komunitas
Dalam kehidupan sebagai makluk individu dan sosial, manusia selalu
berhubungan dan tidak dapat lepas dengan masyarakat dan komunitas. Sering kali
penggunaan kedua istilah tersebut tertukar dalam penggunaannya, padahal pada
hakikatnya kedua istilah tersebut tidaklah sama. Terdapat perbedaan mendasar antara
kedua konsep tersebut, dan untuk mengetahui lebih lanjut, berikut akan penulis
sajikan beberapa devinisi masyarakat dan komunitas menurut para ahli sebagai
berikut.
1.

Masyarakat
Krech, Crutchfield, dan Ballachey (Effendi, 2010: 59) mengemukakan

devinisi masyarakat sebagai ”a society is that it is an organized collectivity of
interacting people whose actives become centered around a set of common goals, and
who tend to share common beliefs, attitudes, and of action.” Dari devinisi tersebut

dapat ditarik kesimpulan unsur-unsur yanga ada dalam masyarakat adalah kolektivitas
interaksi manusia yang terorganisasi, kegiatannya yang terarah pada sejumlah tujuan
yang sama, memilikin kecenderungan untuk memiliki keyakinan, sikap, dan bentuk
tindakan yang sama. Dalam hal ini, interkasi dan tindakan itu tentu saja interaksi serta
tindakan sosial.
Menurut konsep di atas, karakteristik dari masyarakat itu adalah adanya
sekelompok manusia yang menunjukan perhatian bersama secara mendasar,
pemeliharaan kekekalan bersama, perwakilan menusia menurut sejenisnya yang
berhubungan satu sama lain secara berkesinambungan. Dengan demikian, relasi
manusia sebagai suatu bentuk masyarakat itu tidak terjadi dalam waktu yang singkat,
melainkan secara berkesinambungan dalam waktu yang relatif cukup lama.
Dari beberapa devinisi di atas dapat disimpulkan bahwa masyarakat merupakan
kelompok atau kolektivitas manusia yang melakukan hubungan, bersifat kekal,
berlandaskan perhatian dan tujuan bersama, serta melakukan jalinan secara
berkesinambungan dalam wkatu yang relatif lama yang menempati kawasan tertentu.
2. Masyarakat Setempat/ Komunitas
Masyarakat setempat atau komunitas merupakan bagian kelompok dari masyarakat
dalam lingkup yang lebih kecil, serta ikatan kebersamaannya yang kuat dan lebih
terikat oleh tempat.
Adapun menurut Prof. Dr. Soerjono Soekanto (Effendi, 2010: 62) istilah
community dapat diterjemahkan sebgai masyarakat setempat, istilah ini menunjuk
pada warga-warga sebuah desa, sebuah kota, suku atau suatu bangsa. Apabila
anggota-anggota suatu kelompok hidup bersam sedemikian rupa sehingga mereka
merasakan bahwa kelompok tersebut dapat memenuhi kepentingan-kepentingan
hidup yang utama, maka kelompok tadi dapat disebut masyarakat setempat. Intinya
mereka menjalin hubungan sosial.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa masyarakat setempat adalah suatu
wilayah kehidupan sosial yang ditandai oleh suatu derajat hubungan social yang

tertentu. Jadi dasar-dasr dari masyarakat setempat adalah lokalitas atau wilayah,
perasaan sepenanggungan dan hubungan sosial tertentu yang merupakan perasaan
saling ketergantungan .
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa devinisi masyarakat dengan masyarakat
setempat/ komunitas. Devinisi masyarakat sifatnya lebih umum dan lebih luas,
sedangkan devinisi masyarakat setempat lebih terbatas dan juga dibatasi oleh area
kawasan serta sejumlah warganya. Ditinjau dari aktivitas hubungannya dan persatuan
lebih erat masyarakat setempat dibandingkan dengan masyarakat.
Lebih lanjut dalam kehidupan masyarakat, Ferdinand Tonnies (Effendi, 2010:
65) mengemukakan pemnbagian masyarakat dengan sebutan masyarakat gemainchaft
dan geselshaft. Masyarakat gemainchaft atau disebut juga paguyuban adalah
kelompok masyarakat dimana anggotanya sangat terikat secara emosional dengan
yang lainnya dan biasanya cenderung sebagai refleksi masyarakat pedesaan.
Sedangkan masyarakat geselshaft atau patembeyan ikatan-ikatan diantara anggota
anggotanya kurang kuat dan bersifat rasional, biasanya cenderung sebagai refleksi
masyarakat perkotaan.

D. Dilema Antara Kepentingan Individu dan Kepentingan Sosial
Manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial selalu terdiri dari dua
kepentingan, yaitu ke pentingan individu yang termasuk kepentingan keluarga,
kelompok atau golongan dan kepentingan masyarakat yang termasukke pentingan
rakyat . Dalam diri manusia, kedua kepentingan itu satu sama lain tidak dapat
dipisahkan. Apabila salah satu kepentingan tersebut hilang dari diri manusia, akan
terdapat satu manusia yang tidak bisa membedakan suatu kepentingan, jika
kepentingan individu yang hilang dia menjadi lupa pada keluarganya, jika
kepentingan masyarakat yang dihilangkan dari diri manusia banyak timbul masalah
kemasyarakatan contohnya korupsi. Inilah yang menyebabkan kebingungan atau
dilema manusia jika mereka tidak bisa membagi kepentingan individu dan

kepentingan masyarakat.Persoalan pengutamaan kepentingan individu atau
masyarakat ini memunculkan dua pandangan yang berkembang menjadi paham/aliran
bahkan ideologi yang dipegang oleh suatu kelompok masyarakat. Adapun Ariska
mengemukakan dua pandangan yaitu pandangan individualisme dan pandangan
sosialisme. Untuk mengetahui lebih lanjut, berikut kami sajikan uraian berikut.
1.

Pandangan Individualisme
Individualisme berpangkal dari konsep bahwa manusia pada hakikatnya

adalah makhluk individu yang bebas. Paham ini memandang manusia sebagai
makhluk pribadi yang utuh dan lengkap terlepas dari manusia yang lain. Pandangan
individualisme berpendapat bahwa kepentingan individulah yang harus diutamakan.
Yang menjadi sentral individualisme adalah kebebasan seorang individu untuk
merealisasikan dirinya. Paham individualisme menghasilkan ideologi liberalisme.
Paham ini bisa disebut juga ideologi individualisme liberal.
Paham individualisme liberal muncul di Eropa Barat (bersama paham
sosialisme) pada abad ke 18-19. Yang dipelopori oleh Jeremy Betham, John Stuart
Mill, Thomas Hobben, John Locke, Rousseau, dan Montesquieu. Beberapa prinsip
yang dikembangkan ideologi liberalisme adalah sebagai berikut.
a.

Penjaminan hak milik perorangan. Menurut paham ini, pemilikan sepenuhnya

berada pada pribadi dan tidak berlaku hak milik berfungsi sosial, Mementingkan diri
sendiri atau kepentingan individu yang bersangkutan.
b.

Pemberian kebebasan penuh pada individu. Persaingan bebas untuk mencapai

kepentingannya masing-masing.Kebebasan dalam rangka pemenuhan kebutuhan diri
bisa menimbulkan persaingan dan dinamika kebebasan antar individu. Menurut
paham liberalisme, kebebasan antar individu tersebut bisa diatur melalui penerapan
hukum. Jadi, negara yang menjamin keadilan dan kepastian hukum mutlak diperlukan
dalam rangka mengelola kebebasan agar tetap menciptakan tertibnya
penyelenggaraan hidup bersama.
2.

Pandangan Sosialisme

Paham sosialisme ditokohi oleh Robert Owen dari Inggris (1771-1858), Lousi
Blanc, dan Proudhon. Pandangan ini menyatakan bahwa kepentingan masyarakatlah
yang diutamakan. Kedudukan individu hanyalah objek dari masyarakat. Menurut
pandangan sosialis, hak-hak individu sebagai hak dasar hilang. Hak-hak individu
timbul karena keanggotaannya dalam suatu komunitas atau kelompok.
Sosialisme adalah paham yang mengharapkan terbentuknya masyarakat yang
adil, selaras, bebas, dan sejahtera bebas dari penguasaan individu atas hak milik dan
alat-alat produksi. Sosialisme muncul dengan maksud kepentingan masyarakat secara
keseluruhan terutama yang tersisih oleh system liberalisme, mendapat keadilan,
kebebasan, dan kesejahteraan. Untuk meraih hal tersebut, sosialisme berpandangan
bahwa hak-hak individu harus diletakkan dalam kerangka kepentingan masyarakat
yang lebih luas. Dalam sosialisme yang radikal/ekstem (marxisme/komunisme) cara
untuk meraih hal itu adalah dengan menghilangkan hak pemilikan dan penguasaan
alat-alat produksi oleh perorangan. Paham marxisme/komunisme dipelopori oleh
Karl Marx (1818-1883).
Paham individualisme liberal dan sosialisme saling bertolak belakang dalam
memandang hakikat manusia. Dalam Declaration of Independent Amerika Serikat
1776, orientasinya lebih ditekankan pada hakikat manusia sebagai makhluk individu
yang bebas merdeka, manusia adalah pribadi yang memiliki harkat dan martabat yang
luhur. Sedangkan dalam Manifesto Komunisme Karl Marx dan Engels, orientasinya
sangat menekankan pada hakikat manusia sebagai makhluk sosial semata. Menurut
paham ini manusia sebagai makhluk pribadi yang tidak dihargai. Pribadi dikorbankan
untuk kepentingan negara.
Dari kedua paham tersebut terdapat kelemahannya masing-masing.
Individualisme liberal dapat menimbulkan ketidakadilan, berbagai bentuk tindakan
tidak manusiawi, imperialisme, dan kolonialisme, liberalisme mungkin membawa
manfaat bagi kehidupan politik, tetapi tidak dalam lapangan ekonomi dan sosial.
Sosialisme dalam bentuk yang ekstrem, tidak menghargai manusia sebagai pribadi

sehingga bisa merendahkan sisi kemanusiaan. Dalam negara komunis mungkin
terjadi kemakmuran, tetapi kepuasan rohani manusia belum tentu terjamin.
Negara indonesia yang berfilsafahkan pancasila, hakikat manusia dipandang
memiliki sifat pribadi sekaligus sosial secara seimbang. Menurut filsafat pancasila,
manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial, yang secara hakikat
bahwa kedudukan manusia sebagai makhluk individu sekaligus makhluk sosial.
Bangsa indonesia memiliki prinsip penempatan kepentingan bersama diatas
kepentingan pribadi dan golongan. Demi kepentingan bersama tidak dengan
mengorbankan hak-hak dasar setiap warga negara

BAB III
PENUTUP
A.
1.

Kesimpulan
Manusia sebagai mahluk individu artinya manusia merupakan satu kesatuan

antara jasmani dan rohani. Seseorang dikatakan sebagai individu apabila kedua unsur
tersebut menyatu dalam dirinya.
2.

Selain sebagai makhluk individu juga, manusia adalah makhluk sosial. Salah

satunya dikarenakan pada diri manusia ada dorongan untuk berhubungan atau
berinteraksi dengan orang lain yang satu sama lain saling membutuhkan. Untuk
menjadi pribadi yang bermakhluk sosial setiap individu dihadapkan dengan
sosialisasi, yaitu suatu proses dimana seseorang belajar menjadi seorang anggota
yang berpartisipasi dalam masyarakat.
3. Adapun yang dimaksud masyarakat setempat atau komunitas berbeda dengan
masyarakat. Masyarakat sifatnya lebih umum dan lebih luas, sedang masyarakat
setempat lebih terbatas dan juga dibatasi oleh kawasan tertentu. Namun ditinjau dari

aktivitas hubungannya dan persatuannya lebih erat pada masyarakat setempat
dibandingkan dengan masyrakat.
4.

Manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial selalu dihadapkan oleh

dua kepentingan yaitu kepentingan individu dan sosial. Persoalan pengutamaan
kepentingan individu atau masyarakat ini memunculkan dua pandangan yang
berkembang yaitu pandangan individualisme dan pandangan sosialisme. Sebetulnya
kedua kepentingan tersebut tidak dapat dipisahkan dan bukanlah pilihan.
.

B. Saran
Sejalandengankesimpulandiatas, penulismerumuskan saran sebagaiberikut.
1. Setiap individu hendaknya sadar bahwa mereka adalah sebagai makhluk individu
dan makhluk sosial, sehingga mereka mampu menghargai satu sama lain dalam arti
tidak mengambil hak orang lain ketika bertindak sebagai makhluk sosial dan
sebaliknya.
2. Dalam upaya pendidikan hendaknya para pendidik harus menghormati
keindividualitasan, karakteristik, keunikan dan kepribadian anak. pendidikan tidak
boleh memaksa anak untuk mengikuti dan menuruti segala kehendaknya, karena
dalam diri anak ada suatu prinsip pembentukan dan pengembangan yang ditentukan
oleh dirinya sendiri.
3.

Pembentukan proses sosialisasi pada anak dalam interaksi sosial hendaknya

harus didukung oleh semua pihak. Keluarga, lingkungan masyarakat juga tenaga
pendidik harus membantu menstimulasinya.
4.

Kesempatan berinteraksi akan sangat dibutuhkan oleh anak dalam bersosialisasi

dengan orang lain. Hendaknya kita sebagai calon guru dan calon ibu harus sadar
bahwa pemberitahuan, pemberian contoh dan pembiasaan sangat penting dan
dibutuhkan dalam bersosialisasi dengan orang lain dimasyarakat.

DAFTAR PUSTAKA
Ariska, I. (2013). Manusia sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial. [Online].
Tersedia: (http://iraars-meandmyself.blogspot.com /2012/03/manusia-sebagaimahluk-individu-dan.html). [6 Februari 2013]
Effendi, R. dan Setiadi, E.M. (2010). Pendidikan Lingkungan, Sosial, Budaya dan
Teknologi. Bandung: UPI Press.
Kappara. (). Pengertian Sosial dan Politik. [Online]. Tersedia:
(http://id.shvoong.com/law-and-politics/politics/2234715-pengertian-sosial-danpolitik/#ixzz2KfDPhVhf). [11 Februari 2013].
Sadulloh, U. (2003). Pengantar Filsafal Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Dokumen yang terkait

ANALISIS KARAKTERISTIK MARSHALL CAMPURAN AC-BC MENGGUNAKAN BUTON GRANULAR ASPHALT (BGA) 15/20 SEBAGAI BAHAN KOMPOSISI CAMPURAN AGREGAT HALUS

14 283 23

TEPUNG LIDAH BUAYA (Aloe vera) SEBAGAI IMMUNOSTIMULANT DALAM PAKAN TERHADAP LEVEL HEMATOKRIT DAN LEUKOKRIT IKAN MAS (Cyprinus carpio)

27 208 2

PENGARUH KONSENTRASI TETES TEBU SEBAGAI PENYUSUN BOKASHI TERHADAP KEBERHASILAN PERTUMBUHAN SEMAI JATI (Tectona grandis Linn f) BERASAL DARI APB DAN JPP

6 162 1

OPTIMASI SEDIAAN KRIM SERBUK DAUN KELOR (Moringa oleifera Lam.) SEBAGAI ANTIOKSIDAN DENGAN BASIS VANISHING CREAM

57 260 22

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) SEBAGAI ADJUVAN TERAPI CAPTOPRIL TERHADAP KADAR RENIN PADA MENCIT JANTAN (Mus musculus) YANG DIINDUKSI HIPERTENSI

37 251 30

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

INTENSIFIKASI PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH ( DI KABUPATEN BANYUWANGI

16 118 18

PERAN PT. FREEPORT INDONESIA SEBAGAI FOREIGN DIRECT INVESTMENT (FDI) DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA

12 85 1

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59