ARTIKEL TENTANG KALIMANTAN BARAT KALIMANTAN BARAT

ARTIKEL TENTANG KALIMANTAN
BARAT
Minggu, 05 Desember 2010
Kabupaten Landak
Kabupaten Landak adalah salah satu Daerah Tingkat II di provinsi Kalimantan Barat yang
terbentuk dari hasil pemekaran Kabupaten Pontianak tahun 1999. Ibu kota kabupaten ini
terletak di Ngabang. Memiliki luas wilayah 9.909,10 km² dan berpenduduk sebesar 282.026
jiwa. Landak terbagi menjadi 10 kecamatan dengan 174 desa dan 6 desa diantaranya
termasuk desa tertinggal.[1]
Kabupaten Landak adalah salah satu kabupaten yang boleh dikatakan maju dari segi
pembangunan, pendidikan dan perekonomian serta keamanan. Landak berasal dari Bahasa
Belanda yang terbagi menjadi dua suku kata Lan dan Dak, LAN artinya Pulau dan DAK
artinya Dayak, oleh sebab itu mayoritas penduduk aslinya adalah Suku Dayak. Mengapa
dikatakan demikan bukti konkritnya adalah masih adanya peninggalan rumah Panjang/Betang
di Kabupaten Landak sampai saat ini, tepatnya terletak di Desa Saham, Kecamatan Sengah
Temila.
Berdasarkan catatan sejarah bahwa kata "Dayak" ditulis oleh para penulis Belanda zaman itu
dalam bentuk "Dyak" atau "Dyaker". Sementara kata "Land" berarti "tanah". "Land-Dyak"
sebenarnya bermakna "Tanah Dayak" yang kemudian diubah menjadi "Landak". Kabupaten
Landak ini sama sekali tidak berhubungan dengan binatang bernama landak.
Terbentuknya Kabupaten Landak berdasarkan UU No. 55 Tahun 1999 tanggal 4 Oktober

1999. Pertimbangan pokok terbentuknya Kabupaten Landak adalah bahwa berhubungan
dengan perkembangan dan kemajuan Provinsi Kalimantan Barat pada umumnya dan
Kabupaten Pontianak pada khususnya serta adanya aspirasi yang berkembang dalam
masyarakat, dipandang perlu meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan
pembangunan serta pembinaan masyarakat guna menjamin perkembangan dan kemajuan
pada masa mendatang. Sehubungan dengan hal tersebut di atas dan memperhatikan
perkembangan penduduk, luas wilayah, potensi ekonomi, sosial budaya, sosial politik dan
meningkatnya beban tugas serta volume kerja di bidang penyelenggaraan pemerintahan,
pembangunan dan kemasyarakatan di Kabupaten Pontianak dipandang perlu membentuk
Kabupaten Landak sebagai pemekaran dari Kabupaten Pontianak.

Jumlah Penduduk dan Kepadatan
Berdasarkan hasil perhitungan Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk kabupaten Landak
sebesar 302.956 jiwa selama kurun waktu tahun 1990-2000 dengan laju pertumbuhan
penduduk sebesar 0,92% per tahun.

Intensitas Curah Hujan

Kabupaten Landak dapat dikategorikan sebagai daerah hujan dengan intensitas tinggi. Secara
umum curah hujan rata-rata sebesar 160 mm per bulan. Intensitas curah hujan yang cukup

tinggi kemungkinan dipengaruhi oleh daerah yang berhutan tropis.

Lapangan Pekerjaan
Pekerjaan yang banyak diusahakan oleh masyarakat di Kabupaten Landak adalah sektor
pertanian (82,88%), diikuti oleh sektor perdagangan (5,36%) dan sektor-sektor lainnya seperti
industri, konstruksi, angkutan, pertambangan, listrik, telekomunikasi dan lain-lain.

Morfologi
Berdasarkan peta topografi skala 1:250.000 seri AMS, morfologi Kabupaten Landak
umumnya merupakan pegunungan bergelombang hingga tinggi dengan puncak-puncak
pegunungan hingga lebih dari 1000 m diatas permukaan air laut, terutama ada dibagian utara,
sedangkan dibagian selatan, terutama disekitar kota Ngabang ke arah selatan memperlihatkan
morfologi dataran setempat yang berawa-rawa dengan ketinggian 50 m diatas permukaan air
laut.

Struktur Geologi
Penampakan struktur geologi yang terdapat di Wilayah Kabupaten Landak antara lain berupa
lipatan berarah barat timur, terutama pada satuan batuan kelompok Bengkayang, sedangkan
pada batuan kelompok batupasir Kayan berkembang struktur gawir yang kemungkinan
banyak terdapat air terjun, di bagian sisi barat pada satuan batuan gunung api banyak terdapat

kelulusan yang berarah barat laut-tenggara. Struktur kelulusan dan patahan berkembang di
bagian timur, pada batuan beku berumur kapur, umumnya berarah barat laut-tenggara.
Struktur geologi Kabupaten Landak termasuk dalam Zona C, yaitu Daerah Kontinen Dataran
Sunda. Kondisi Zona C di Kalimantan Barat kurang stabil karena tidak mengalami
Diastrofisma Tersier. Sebagian besar Wilayah Kabupaten Landak mempunyai Batuan
Instrusif dan Plutonik yang bersifat asam sampai basa. Batuan kapur yang tersingkap pada
bagian Timur Kabupaten terdiri dari suatu kompleks fragmen–fragmen dan irisan–irisan
Kuarsit, mafik, ultramatik batu kapur dan batu pasir. Percampuran batuan–batuan ini terjadi
akibat Perisai Sunda yang menahan bagian Samudera yang lebih padat dan lebih berat dari
pada kerak bumi sewaktu bergerak ke arah barat daya dan menekan bagian ini ke bawah.
Pada Pegunungan Niut terbentuk atas berbagai struktur batuan, yaitu Plistosen–plistosen,
kapur dan Intrusif serta Plutonik Basa.

Litologi dan Kaitannya dengan Bahan Galian Industri
Berdasarkan peta geologi lembar Sanggau, wilayah Kabupaten Landak dapat diamati adanya
2 (dua) jenis batuan, yaitu Sedimen dan bahan gunung api.


Batuan Sedimen yang terlihat dari umur muda ke tua adalah:
o Endapan Aluvium (Qa), terdiri dari: tumbuhan lumpur, pasir dan sisa

o Batupasir Landak (Tola), terdiri dari: batu pasir kuarsa dan litik, beberapa
konglomerat dan batu lumpur merah kecoklatan, setempat karbonan

o Batupasir Kayan (Tkk), terdiri dari: batu pasir kuarsa dan kuarsa feldspar,
setempat kerakalan, sisipan batu lanau dan konglomerat, sedikit batu bara
o Formasi Pendawan (Kp), terdiri dari: batu pasir, batu lanau, batu lumpur,
serpih, serpih sabakan dan biasanya gampingan, batu pasir kuarsa feldspar


Sedangkan batuan gunung api berturut-turut dari muda ke tua adalah:
o Batuan gunung api niat (Tpn), terdiri dari: andesit, dasit dan basal, sedikit
konglomerat dan piroklastik
o Batuan terobosan sintang (Toms), terdiri dari: granodiorit, diorit kuarsa,
andesit piroksen dan dasit
o Granodiorit mensibau (Klm), terdiri dari: granodiorit, granodiorit hornblende,
diorit kuarsa, granit dan monzoit
o Batuan gunung api raya (Tpn), terdiri dari: andesit, dasit dan basal, sedikit
konglomerat dan piroklastik

Jenis Tanah

Jenis tanah di Kabupaten Landak antara lain:


Podsolik merah kuning (batuan endapan), terbentuk dari bahan induk endapan,
terdapat di kecamatan:
o Sengah Temila
o Mempawah Hulu
o Ngabang
o Menyuke
o Air Besar
o Kuala Behe

Keadaan alami kesuburan tanah hanya terbatas pada lapisan berbahan organik, tetapi bila
digunakan kurang seksama kesuburannya akan cepat menurun.


Podsolik merah kuning (batuan beku dan endapan), terbentuk dari bahan induk batuan
beku, banyak dijumpai di kecamatan:
o Mempawah Hulu
o Mandor


o Menjalin
o Ngabang


Podsolik merah kuning (batuan beku dan endapan), banyak terdapat di daerah
berbukit dan pegunungan lipatan, seperti di pegunungan Niut, Kecamatan Meranti dan
Ngabang



Podsol (batuan endapan), sebagian besar terdapat di Kecamatan Mandor dan
Menjalin. Tanah jenis ini merupakan tanah bermineral yang mempunyai
perkembangan profil dengan tekstur pasir kuarsa, sangat masam dan sangat kurus
dimana kemampuan pertukaran kation sangat rendah



Latosol, terdapat bagian utara Kecamatan Menyuke yang terbentuk dari fisiografi
vulkan yang berasal dari bahan induk batuan beku, warna tanahnya coklat kehitaman,

terdrainase baik dan umumnya berstruktur halus di lapisan atas dan sedang di lapisan
bawah



Organosol dan glei humus (bahan aluvial), terdapat di kecamatan:
o Mandor
o Menjalin
o Sebagian Sengah Temila
o Sebangki

Jenis tanah ini mempunyai karakteristik yang tersusun dari bahan organik atau campuran
bahan mineral dan bahan ketebalan minimum 50 cm serta mengandung paling sedikit 30%
dari bahan organik (bila liat) atau 20% bila berpasir, kepadatan tanahnya kurang dari 0,6 dan
selalu jenuh air, mudah mengerut dan tak balik, bila kering peka erosi dan mudah terbakar.