Macam macam jenis Abrasive Blasting.docx

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara maritim yang sebagian besar wilayahnya
terdiri dari lautan, dimana dalam hal ini mengakibatkan meningkatnya arus lalu
lintas transportasi laut. Cara untuk mengantisipasinya sangat diperlukan sarana
dan prasarananya yang memadai, salah satunya adalah pada sektor industri
perkapalan yang cukup memegang peranan penting dalam pembangunan kapal.
Industri perkapalan saat ini dituntut

untuk menciptakan suatu sistem

transportasi yang profesional dan berkemampuan tinggi dalam menggerakan
dinamika pembangunan, mendukung mobilitas manusia, barang dan jasa serta
mendukung pola distribusi nasional untuk mendukung perkembangan wilayah.
Industri perkapalan merupakan salah satu faktor utama yang menunjang
transportasi laut di Indonesia. Sebagian besar kapal yang beroperasi di perairan
Indonesia masih mengandalkan industri perkapalan lokal baik BUMN maupun
swasta.
Perkembangan pembangunan kapal pada masa sekarang ini bisa
dikatakan sudah sangat modern. Ada banyak sekali teknologi terbaru seperti

diantaranya metode pembangunan sistem modul yang lebih terorganisir
sehingga mempercepat pembangunan, metode peluncuran yang lebih murah dan
cepat, teknologi pengelasan yang lebih kuat dan mempunyai nilai estitka tinggi
dan masih banyak lagi hal-hal lainnya.
Dinegara-negara maju pembangunan kapal sudah dilengkapi dengan
fasilitas yang sangat memadai sehingga lebih efisien sementara untuk di
Indonesia sendiri pembangunan kapal dengan fasilitas yang memadai hanya
pada galangan-galangan kapal tertentu saja. Sebagian besar galangan di
Indonesia masih menggunakan teknologi yang ala kadarnya sehingga produk
yang dihasilkan kurang sempurna. Meskipun bisa dikatakan teknologi yang
berkembang saat ini sudah sangat pesat, namun ada beberapa metode yang dari
zaman dahulu sampai sekarang belum ada perkembangan yang signifikan.
Program Studi Diploma III Teknik Perkapalan Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro sebagai salah satu lembaga pendidikan yang mencetak
sumber daya manusia dibidang perkapalan, mewajibkan mahasiswa untuk
1

menguasai teknologi baik secara teoritis maupun praktis. Upaya itu diwujudkan
dengan melaksanakan Kerja Praktek sebagai wujud kerja sama dengan PT.
CITRA BAHARI SHIPYARD TEGAL . Hal ini juga merupakan bukti usaha

pihak akademis dan galangan untuk meningkatkan industri perkapalan di
Indonesia.
Harapan dengan adanya makalah mengenai Macam-macam Jenis
Pasir untuk Blasting dan kegunaannya ini dapat menambah wawasan mahasiswa
tentang system pembangunan kapal dan dapat membantu mengenalkan system
modular ini kepada perusahaan untuk mengefisienkan waktu dan anggaran biaya
dalam membangun sebuah kapal.
1.2. Rumusan Masalah
Pada pembahasan makalah dibawah ini ada permasalahan yang dihadapi
mengenai berbagai macam jenis Abrasive blasting. Batasan permasalahan yang
dibahas

antara

lain

mengenai

macam-macam


jenis

Abrasive,

cara

pengaplikasiannya untuk jenis Abrasive basah dan kering, juga membahas alat
pelindung yang digunakan oleh pekerja sebelum melakukan penyemprotan
Abrasive.
Pembahasan yang dibahas dan akan diperdalam adalah tentang macammacam jenis pasir blasting dari jenis pasir steel shot dan steel grid serta
penggunaannya dalam proses penyemprotan blasting, macam-macam jenis
Abrasive blasting, karakteristiknya seperti kekerasan Abrasive, berat Abrasive,
bentuk Abrasive, warna Abrasive, ukuran Abrasive dan kebersihan Abrasive.
Untuk jenis pasir steel shot menggunakan pasir silica dengan tekstur
halus dan pengaplikasiannya pada saat plat pertama kali dating ke galangan.
Pasir ini berfungsi untuk menglupas lapisan dasar pada plat yang diberi pelapis
dari pabrik. Sedangkan jenis steel grid mempunyai tekstur yang lebih kasar dan
memiliki sudut keruncingan yang sangat tajam. Pasir jenis ini digunakan pada
saat kapal sudah berbentuk blok dan kapal utuk yang berfungsi untuk
menglupas lapisan cat AF pada badan kapal dan


untuk membersihkan biota

laut pada badan kapal.
“Bagaimana cara mengidentifikasi ukuran dan jenis Abrasive
blasting yang akan digunakan dalam penyemprotan dry blasting dan wet
blasting?”
2

1.3. Tujuan dan sasaran
Pada makalah ini mempunyai tujuan diantaranya sebagai berikut :
Mengkaji macam-macam jenis Abrasive Blasting yang digunakan untuk
membersihkan permukaan plat yang akan digunakan untuk membuat sebuah
kapal dan untuk membersihkan permukaan dari block dan badan kapal utuh.
1. Mengetahui macam-macam jenis abrasive blasting yang digunakan untuk
pembersihan plat lembaran
2. Mengetahui macam-macam jenis abrasive blasting yang digunakan untuk
membersihkan plat yang sudah berbentuk block dan plat yang sudah
berbentuk kapal utuh
3. Memahami cara penyemprotan Abrasive dengan berbagai macam sudut

penyemprotan
4. Mengetahui perbedaan dry Abrasive dengan Wet Abrasive Blasting
5. Mengetahui macam-macam alat pelindung diri yang digunakan pada proses
penyemprotan blasting
6. Mengetahui fungsi dari Wet Abrasive Blasting dan Dry Abrasive Blasting

3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Blasting
Blasting adalah Proses pembersihan permukaan material dengan
menggunakan sistem penyemprotan udara bertekanan tinggi dengan berbagai
media seperti pasir,air,dan lain-lain. Blasting dapat dikategorikan sebagai
surface treatment yang banyak di aplikasikan pada dunia keteknikan seperti pada
pembuatan kapal, maintenance system perpipaan, maintenance peralatan/mesinmesin fluida dan lain-lain.

Gambar 2.1 Blasting
2.2 Beberapa macam jenis Blasting
Jenis-jenis Blasting terdiri dari 2 jenis yaitu :

1. Sandblasting
2. Wet Sandblasting
Sandblasting adalah rangkaian kegiatan surface preparation dengan
cara menembakkan partikel padat berbentuk pasir dengan ukuran Grit 18 – 40
seperti pasir silica, steel grit atau garnet ke suatu permukaan dengan tekanan
tinggi

sehingga

kerna proses ini

terjadi

tumbukkan

dan

gesekan.Sandblasting dipilih

yang paling cepat,hemat biaya dan efisien untuk


membersihkan permukaan material yang terkontaminasi oleh berbagai kotoran
terutama karat,cat yang terkelupas dan tirem/biota laut. Efek dari sandblasting
ini membuat permukannya menjadi kasar dan permukaan

yang kasar ini

membuat cat dapat melekat dengan kuat. Jenis-jenis pasir yang digunakan
4

untuk blasting ada dua jenis yaitu untuk diaplikasikan pada saat pertama kali
plat datang dari pabrik pembuatan dan pada saat sudah menjadi blok berbentuk
kapal. Jenis pasir yang digunakan pada saat plat pertama kali datang adalah
pasir jenis shot steel atau pasir dengan permukaan halus. Sedangkan untuk
pengaplikasian pada saat plat sudah menjadi sebuah blok menggunakan pasir
dengan permukaan kasar berbentuk runcing jenis pasir ini adalah pasir grit
steel.

Gambar 2.2 Sandblasting
Wet Sandblasting adalah proses yang sama dengan Sandblasting,

bedanya ditambahkancampuran air khusus yang sudah ditambahkan bahan anti
karat, kedalam pasir agar tidak menimbulkan percikan api dan debu pasir yang
dapat menganggu proses produksi. Pada ujung nozzle memiliki 3 sambungan
yang berfungsi untuk menyemburkan air,pasir,dan angin yang bisa dikeluarkan
secara bersamaan
Wetsandblasting atau biasa disebut wetblasting biasa diaplikasikan
untuk area khusus yang sangat sensitif terhadap percikan api dan atau debu, dan
juga di ruang produksi yang tidak memungkinkan adanya penghentian proses
produksi sesaat.
Adapun keuntungan dari wetsandblasting dibanding dengan sandblasting
adalah:
1. Berkurangnya tingkat polusi debu (dust dan debris) karena terbawa oleh
air yang menyertai abrasive material.
2. Menekan (me-reduce) percikan api akibat benturan grit dengan metal pada
saat proses blasting berlangsung.
5

Wet blasting ini banyak digunakan dalam operasi blasting/painting di
areal pabrik dimana total shutadiownbiasanya tidak dapat dilakukan. Atau area
dimana fire/dust restrictions sangat tinggi (daerah proses, daerah

berdekatan dengan instrumen

yang peka debu atau diarea

yang

yang mudah

terbakar).
Selain jenis di atas ada jenis lain seperti dry ice blasting, bead
blasting dan soda blasting. Pada prinsipnya metode tersebut mirip dengan
sandblasting dan wetblasting di mana suatu media didorong dengan aliran udara
bertekanan tinggi (atau gas inert lainnya) untuk menghantam permukaan yang
akan dibersihkan.

Gambar 2.2 Wet Sandblasting
2.3 Alat Pelindung Diri Sandblasting
Alat pelindung diri (APD) adalah peralatan keselamatan merupakan
upaya terakhir melindungi diri dalam meminimalkan bahaya. Kewajiban
menggunakan APD telah disepakati pemerintah melalui Departemen Tenaga

Kerja Republik Indonesia dengan industri selaku pelaku usaha. APD standar
terdiri dari (1) pelindung diri (2) pernapasan, (3) telinga, (4) mata, (5) kepala,
(6) kaki, (7) pakaian pelindung dan (8) sabuk pengaman karyawan baik di
laboratorium, lapangan atau di proses pengolahan.
Alat pelindung diri dalam dunia industri dikenal Personal Protective
Equipment (PPE) adalah peralatan yang digunakan oleh karyawan untuk
melindungi diri terhadap potensi bahaya kecelakaan kerja. APD merupakan
kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan resiko kerja
untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang di sekelilingnya.
6

2.3.1 Jenis-Jenis Alat Pelindung Diri dan Penanggulangannya
Alat pelindung diri dibagi atas : (1) pelindung mata dan wajah, (2)
pelindung pernapasan, (3) pelindung kepala, (4) pelindung kaki, (5)
pelindung tangan, (6) pelindung pendengaran, (7) pelindung tubuh atau
diri dan (8) sabut pengaman.
1. Pelindung Mata dan Wajah
Pelindung mata dan wajah dibagi atas (1) perlindungan primer
berupa kacamata melindungi dari obyek yang terbang dan (2) pelindung
sekunder merupakan kombinasi pelindung wajah kaca mata atau gogel.

Persyaratan alat pelindung mata dan wajah yaitu (a) memenuhi Amerika
National Standars

Institute :

ANSI Z87.1-1989,

(b)

karyawan

berkacamata atau lensa preskripsi wajib mengenakan pelindung mata
(safety glasses).
Jenis alat pelindung mata dan wajah yaitu:
a. Goggles
Goggles melindungi mata dengan karateristik terpasang dekat wajah
dan mengitari area mata. APD ini melindungi lebih baik jika terjadi
kecelakaan seperti percikan cairan, uap logam uap, serbuk dan debu
agar tetap aman dan kecelakaan dapat diminimalkan.

Gambar 2.3 Kacamata dan Goggle

b. Face shield
Face shield memberikan perlindungan wajah menyeluruh dan sering
digunakan pada operasi peleburan logam, percikan bahan kimia atau partikel
7

yang melayang. Peralatan ini hanya melindungi wajah sehingga pemakaian
safety glasses pengaman harus dikombinasi.

Gambar 2.3 Face shield dan Kombinasi kaca Mata
2.Masker Wajah
Masker

berfungsi

untuk

melindungi

hidung

dari

zat-zat

berbau, menyengat, dan debu. Jenis-jenis maker disajikan pada Gambar 3.4

Gambar 2.3. Jenis-Jenis Masker Wajah
Beberapa langkah perlindungan mata dan wajah yaitu pencucian
mata dengan peralatan sesuai standar peraturan Amerika Serikat (AS) : 29
CFR 1910.151(c) dan

ANSI Z358.1- Jenis peralatan pencucian mata dan

wajah.

8

a.

Pencucian Mata dan muka
Prinsip alat pencuci yaitu kran dinyalahkan dan pastikan air kran
diarahkan ke kelopak mata yang terkena percikan. Pencucian dilakukan
hingga tidak terasa lagi perih akibat kotoran ataupun zat lain.

Gambar 2.3 Pencuci Muka dan Mata
b.

Prinsip alat ini cukup menarik bandle dan air akan keluar.
Standar : ANSI Z358.1-2004

Gambar 2.3 Shower

9

c.

Drench hose
Alat ini memiliki kemiripian dengan alat
pencuci mata,

drench hose pencucian

langsung diarahkan ke mata bermasalah.

Gambar 2.3 Drench Hose dan Teknik Pencucian

2. Pelindung Kepala
Safety helmet melindungi kepala dari benda keras, pukulan dan benturan,
terjatuh dan terkena arus listrik. APD ini juga berfungsi melindungi
kepala dari kebakaran, korosif, uap-uap, panas atau dingin, zat-zat
kimia berbahaya, dari berbagai iklim. Alat pelindung kepala harus
memenuhi standar Z89.1-•2003. Pelindung kepala yang di kenal ada 4 jenis
yaitu :
a. Kelas A: Hard hat kelas A dirancang untuk melindungi kepala dari
benda yang jatuh dan melindungi dari arus listrik sampai 2.200
volt.
b. Kelas B: Hard hat kelas B dirancang untuk melindungi kepala dari
benda yang jauh dan melindungi dari arus listrik hingga 20.000
volt.
c. Kelas C : Hard hat kelas C dirancang untuk melindungi kepala dari
benda yang jatuh tetapi tidak melindungi dari kejutan listrik dan
tidak melindungi dari bahan korosif.

10

Gambar 2.3 Hard Hat
d. Bumb Cap
Bumb cap dibuat dari plastik dengan berat cukup ringan untuk
melindungi kepala dari tabrakan dengan benda menonjol. Alat
ini

tidak

menggunakan sistem suspense, hanya berfungsi

sebagai pelindung kepala.

Gambar Bumb Cap

3. Pelindung Telinga
Alat pelindung telinga dibedakan atas jenis atenuasinya yaitu pada
frekuensi 2800–4000 Hz sampai 42 dB (35–45 dB). Frekuensi biasa
yaitu 25-30 dB pada keadaan khusus dapat dikombinasikan antara tutup
telinga dan sumbat telinga sehingga dapat atenuasi ditingkat lebih tinggi
tetap kurang dari 50 dB, disebabkan hantaran suara melalui tulang masih
ada.

11

Gambar 2.3 Ear Plug

4. Alat Pelindung Pernapasan
Alat pelindung pernapasan memberikan perlindungan terhadap
sumber-sumber bahaya seperti kekurangan oksigen dan pencemaran
oleh partikel debu, kabut, asap dan uap logam serta pencemaran oleh
gas atau uap

Gambar 2.3 Alat Pelindung Pernapasan

.

Gambar 2.3 Jenis Alat Pemurni Udara
12

Pengunaan katrij pada respirator teknik pemilihan dan faktor
perlindungan respirator

Tabel 2.3 Jenis Katrij dan Komposisi

Katrij

Komposisi/Uraian
Uap organik
Uap organik dan gas alam
Amoniak, metilamin,
dan
P100 setiap filter partikular
99,97% efisiensi
filter
minimal

Udara suplay pada alat pelindung pernapasan harus memenuhi
kualitas sesuai standar yaitu (a) Udara pernapasan bertekanan minimal
Tipe 1-kadar D (ANSI/CGA G-7.1.1989) berisi oksigen 19.5-23.5%,
Hidrokarbon

5

mg/m3,

CO< 10 ppm, CO2

1.000 ppm, tidak

berbau. (b) Kompresor memiliki bed dan filter penyerap pemurni udara
in-line.

Gambar 2.3 Jenis Alat Pemasok Udara

13

5. Alat Pelindung Kaki
Sepatu keselamatan kerja dipergunakan melindungi kaki dari bahaya
kejatuhan benda berat, percikan cairan dan tertusuk oleh benda-benda
tajam.
Pelindung kaki harus memenuhi standar ANSI dengan syarat :
a. Sepatu berujung baja tahan tubrukan, penetrasi, tekanan, dll.
b. Sepatu dengan sol anti gelincir dan non-skid.
c. Tahan kimia (karet, vinil, plastik jahitan sintesis untuk menolak penetrasi
kimia) Anti-statis, tahan suhu tinggi, pelindung listrik dan kedap air.
d. Sepatu kombinasi
Beberapa jenis alat pelindung kaki berdasarkan penggunaanya
berdasarkan gambar 3.22.

(a)

Gambar 2.3

(b)

(a) Jenis Sepatu Pelindung Standar ANSI dan
(b) Beberapa Type Alat Pelindung Kaki

6. Pakaian Pelindung
Penggunaan pakaian pelindung tubuh diwajibkan sebabkan beberapa
akibat yaitu (1) bahan kimia berbahaya, (2) bahaya berpotensi infeksi, (3)
panas yang sangat kuat dan (4) percikan logam panas dan cairan panas.

14

Pelindung tubuh berdasarkan

tanggapan

darurat

dibagi dalam 4

kategori yaitu Kelas A, Kelas B, Kelas C dan Kelas D.
a. Kelas A
Potensi pajanan atau paparan pada bahan yang tidak diketahui.
Pelindung kulit, pernapasan dan mata level tertinggi.

Alat

pernapasan mandiri atau respirator pasokan udara positif. Kedap
udara, sarung tangan dan sepatu tahan bahan kimia (luar dan dalam).
b. Kelas B
Uap air atmosfer, level tetinggi perlindungan pernapasan dengan
tingkat keamanan
mandiri, pelindung

perlindungan kulit terendah. Alat
penuh

pernapasan

wajah sarung tangan dan sepatu tahan

bahan kimia.
c. Kelas C
Konsentrasi kontaminan diketahui, respirator pemurni udara penuh
wajah diizinkan dengan perlindungan kulit lebih rendah. Sarung
tangan, helm pengaman, masker, sarung tangan dan sepatu tahan
bahan kimia. Perbedaan kelas A dan B

pada perlindungan

pernapasan.
d. Kelas D
Pelindung minimal, tidak ada pelindung pernapasan dan kulit.

A

B

C

D

Gambar 2.3 Type Jenis Pakaian Pelindung Berdasarkan Kelas

15

Pengelompokan pakaian pelindung berdasarkan bahaya, yaitu:
1) Flame resistant catton atau duck
Pelindung dari bahaya panas dan percikan api yang sedang.
2) Special flame- resistant and heat resistant synthetic fabrics
Umumnya digunakan memadamkan api atau pekerjaan- pekerjaan
disekeliling api yang terbuka.
3) Rubber, neoprene, vinyl or other protective material
Aplikasi pakaian pelindung ini untuk bahan kimia kondisi basah
atau untuk menanggulangi asam, korosi dan zat-zat kimia berbahaya.

(a)

(b)

(c)

Gambar 2.3 (a) Flame Resistant Catton, (b) Special flame- resistant and
heat resistant synthetic fabrics dan (c) Rubber, neoprene, vinyl
or other protective material
2.3.2 Pemilihan Alat Pelindung Diri
Pemilihan APD haruslah dapat memberikan pelindungan terhadap
bahaya, dimana APD tersebut memenuhi standar yang berlaku pada saat
ini, yaitu standar NIOSH, OSHA, ANSI, JIS dan lain sebagainya.

16

2.3.3 Pemeliharaan Alat Pelindung Diri
Teknik pemeliharan alat pelindung diri disesuaikan dengan standar
masing-masing APD dan sebagian telah diuraikan pada sub bagian jenis
alat pelindung diri.
Secara umum pemeliharaan Alat pelindung diri dapat dilakukan dengan:
1) Menyimpan dengan benar alat pelindung diri
2) Mencuci dengan air sabun, kemudian dibilas dengan air secukupnya.
Terutama untuk helm, kacamata, sepatu kerja, pakaian kerja, sarung
tangan kulit/ kain/ karet.

2.3.4 Penyimpanan Alat Pelindung Diri
Untuk menjaga daya guna dari APD, hendaknya disimpan ditempat
khusus sehingga terbebas dari debu, kotoran, gas beracun, dan gigitan
serangga/binatang. Tempat tersebut hendaknya kering dan mudah dalam
pengambilannya
2.4 Kelemahan Penggunaan Alat Pelindung Diri
Beberapa kelemahan alat pelindung diri antara lain :
1) Kemampuan perlindungan yang tak sempurna karena (memakai APD
yang kurang tepat, cara pemakaian APD yang salah, APD tak
memenuhi persyaratan standar).
2) APD yang sangat sensitif terhadap perubahan tertentu.
3) APD yang mempunyai masa kerja tertentu seperti kanister, filter
dan penyerap (cartridge).
4) APD dapat menularkan penyakit, bila dipakai berganti- ganti.

17

2.5 Pengertian Abrasive
Abrasive adalah bahan yang digunakan untuk membersihkan dan
mengasarkan permukaan. Bahan ini disembur dengan menggunakan tekanan
yang tinggi dengan suatu alat yang sering dikenal dengan sebutan Blast pot atau
Sand pot. Selain tingkat kebersihan

yang diperlukan suatu pelapisan dasar

umumnya menuntut kekasaran permukaan agar dapat merekat dengan baik
sehingga dapat memberikan perekatan dengan baik sehingga memberikan
perlindungan yang diharapkan. Jenis-jenis abrasive diantaranya adalah :

1. Silica Sand
Silica sand merupakan bahan mineral alam yang terdiri dari Kristal silica
dan memiliki bentuk

yang agak runcing.Kelebihannya efektif dapat

membersihkan permukaan dengan baikKekurangannya tidak bisa digunakn
berulangkali ,sangat rapuh dan menimbulkan banyak debu yang kurang
baik untuk kesehatan manusia yang dapat menyebabkan penyakit silicosis
atau penyakit paru-paru karena kandungan silica yang sangat tinggi
2. Garnet
Garnet merupakan bahan material alam

yang terdiri dari almandite,

memiliki bentuk yang agak runcing Kelebihan memiliki bentuk yang agak
runcing dan sifatya yang keras dan berat tersebut memberikan keefektifan
dalam membersihkan dan menciptakan profil (kerusakan pada plat) dengan
baik, tidak mudah rapuh dan dapat digunakan berulang kali. Umumnya
memiliki kandunga silica bebas kurang dari 0,1%
3. Steel Shot
Steel shot merupakan bahan abrasive yang diprokuksi dari baja yang
memiliki bentuk yang bundar da memiliki silica bebas kurang dari 1%.
Steel shot baik digunakan untuk membersihkan permukaan namun kurang
18

efektif dalam menciptakan kedalaman profil (kerusakan pada plat) oleh
sebab itu umumnya dengan abrasive jenis steel grit. Dapat digunakan
kembali untuk beberapa kali dan dipakai untuk shop blasting saja (pekerjaan
blasting dalam ruang tertutup)
4. Steel Grit
Steel grit adalah barang abrasive yang diproduksi dari baja namun memiliki
bentuk

yang gak meruncing mengandug silica bebas kurang dari 1%.

Abrasive jenis ini dapat berkarat dan dapat mengkontaminasi permukaan
yang dipbersihkan oleh sebeb itu sebelum digunakan harus diperhatikan
apakah abrasive tersebut berkarat atau tidak sebelum digunakan. Dapt
digunakan berkali-kali tetapi digunakan untuk shop blasting (pekerjaan
blasting dalam ruang tertutup)
5. Coal Slag
Coal Slag merupakan ampas hasil olah pembakaran industri

yang

mengandung silica bebas kurang dari 1% dan memiliki bentuk persegi
empat atau agak lonjong dan mempunyai kekerasan 6 Mohs dengan berat
yang lebih berat jika dibandingkan dengan pasiir silica. Abraasiv jenis ini
dapat digunakan untuk membersihkan permukaan logam dan memperoleh
kedalaman profil yang cukup dalam. Umumnya tidak digunakan untuk
beberapa kali karena sifatnya rapuh.
6. Copper Slag
Copper Slag merupakan ampas hasil industri yang berasal dari peleburan
tembaga berbentuk persegi empat dan memiliki tingkat kekerasan 6 Mohs.
Abrasive ini memiliki kekerasan lebih rendah jika dibandingkan pasir silica
namun lebih berat jika dibandingkan pasair silica oleh sebab itu abrasive
jenis ini dapat digunakan untuk membersihkan dan menciptakan profil
dipermukaa tetapi memiliki kelemahan sering menempel didalam celah
profil dan harus dibersihkan dengan seksama.

19

7. Alumunium Oxide
AlumuniumOxide merupakan jenis sintetik abrasive
tingkat kekerasan

yang mempunyai

yang sangat tinggi dan dapat membersihkan dan

menciptakan kekerasan permukaan dengan cepat karena bertnya dan
bentuknya yang memiliki sudut sangat runcing. Dipakai untuk sop blasting
dan dapat digunakan berulang kali untuk membersihkan permukaan.
8. Silicon Carbide
Silicon Carbide merupakan jenis sintetik abrasive yang memiliki kekerasan
yang sangat tinggi. Dapat membersihkan dan menghasilkn profil dalam
permukaan dengan cepat karena memiliki sudut yang sangat runcing. Dapat
digunakan berulang kali untuk membersihkan permukaan.

20

BAB III
METODE PENULISAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
3.1.1 Tempat Penelitian
Kegiatan Praktek Kerja di PT. Citra Bahari Shipyard Tegal JL. Raya –
Tegal Pemalang KM 10 Maribaya Kec. Kramat Kabupaten Tegal – Jawa
Tengah, Indonesia. Galangan ini didirikan pada tahun 2000 di wilayah
Pantai Utara Jawa Tengah, tepatnya di Kota Tegal. PT Citra Bahari
Shipyard bergerak di bidang Perawatan dan Pembangunan Kapal. Dok
ini terletak di dua lokasi yang beralamat :
1. Lokasi Dock I, beralamat di Jl. Raya Tegal-Pemalang, KM: 10, Ds.
Maribaya, Kabupaten Tegal. Dengan Luas area +/- 2,5 HA, mampu
menangani perawatan 2 Kapal Tongkang 300 Feet, pembuatan 1
Kapal SPOB dan pembuatan 2 Tug Boat serta perbaikkan 2 Kapal
Cargo. Semuanya dikerjakan dan diselesaikan tepat pada
waktunya. Dalam menjalankan operasinya, PT. Citra Bahari
Shipyard menggunakan Sistem Balon Udara (Airbags System).
Dengan

menggunakan

puluhan Airbag ini

sebuah

tongkang

ataupun Kapal Cargo akan dinaikan ke daratan.
2. Lokasi Dock II, beralamat di Jl. Jawa, No. 28, Kompleks Wisata
Pantai alam Indah, Kec. Mintaragen, Kota Tegal-Jawa Tengah,
dengan luas Area +/- 3.000 M. Dock ke II dari PT. Citra Bahari
Shipyard menggunakan sistem Dock Tarik (Slipway System) untuk
menaik-turunkan Kapal. Jenis Kapal yang dikerjakan dalam Dock
II ini antara lain jenis Tug Boat, Kapal Cargo, LCT.

21

Dock
Unit 1
Dock

Gambar 3.1 Posisi PT. Citra Bahari Shipyard Tegal

Dock
Unit 1

Dock

Gambar 3.1 Posisi PT. Citra Bahari Shipyard Tegal

3.1.2 Waktu Penelitian
Proses penelitian makalah yang dilaksanakan diawali dengan tahapan
persiapan yang meliputi survey lapangan, dan pengumpulan data sekunder.
Tahap berikutnya adalah tahap pelaksanaan penelitian yang terdiri dari
konsultasi dan observasi lapangan, wawancara langsung, penyebaran dan
pengumpulan kuesioner sebagai data primer.

22

Langkah berikutnya adalah penyusunan makalah yang terdiri dari
pengolahan data, analisis data, penulisan makalah, bimbingan/konsultasi
disertai dan perbaikan laporan.
3.2 Pendekatan Penelitian
Penelitian bentuk kerjasama PSD III Teknik Perkapalan Universitas
Diponegoro dengan PT. Citra Bahari Shipyard Tegal untuk pelaksanaan kerja
praktek industri di PT. Citra Bahari Shipyard Tegal ini menggunakan
pendekatan secara kualitatif dan kuantitatif.
Pendekatan kualitatif adalah salah satu pendekatan yang oleh peneliti
sering membuat dasar pertama kali aliran ilmu pengetahuan pandangan
konstruktivis (misalnya, mengartikan berbagai macam pengalaman seseorang,
mengartikan

bentuk

riwayat

dan

kondisi

sosial,

dengan

maksud

mengembangkan teori atau pola-pola) atau dari sudut pandangan pembelaan /
keikutsertaan (misalnya, politik, orientasi isu, kolaborasi, atau orientasi
perubahan) atau kedua-duanya (Creswell, 2003). Menurut Denzin dan Lincoln,
dalam Moloeng, 2004 : 5) penelitian kualitatif adalah penelitian yang
menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang
terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada.
Metode yang biasanya dimanfaatkan adalah wawancara, pengamatan, dan
pemanfaatan dokumen (Moleong, 2004 : 5).
Pendekatan kuantitatif merupakan salah satu pendekatan dimana
pertama

kali

digunakan

oleh

investigator

(peneliti)

yang

beraliran

postpositivist dalam pengembangan pengetahuan (misalnya, pemikiran sebab
akibat, pengurangan variabel dan hipotesis khusus dan pertanyaan,
menggunakan ukuran dan pengamatan, dan pengujian terhadap teori) dimana
biasanya menggunakan strategi penelitian selayaknya sebuah percobaan dan
survey serta pengumpulan data yang telah ditentukan instrumen-instrumennya
menurut data statistik (Creswell, 2003).

23

3.3 Kebutuhan Data
Ada dua sumber data yang menjadi tumpuan dalam analisis ini
yaitu data sekunder dan juga data primer. Menurut Singarimbun (1989)
pemanfaatan data secara sekunder memiliki keuntungan tersendiri bagi
peneliti, karena tidak lagi mengusahakan dana penelitian di lapangan,
mengumpulkan responden, lalu melatihnya, menentukan sampel dan
mengumpulkan data-data di lapangan yang banyak menyita waktu dan energi.
Data primer adalah data yang diambil langsng dari narasumber baik
itu melalui observasi langsung, melakukan wawancara atau lain sebagainya.
Data primer yang diperoleh antara lain dengan wawancara secara langsung
kepada narasumber yang melakukan pekerjaan berhubungan dengan Sand
Blasting. Dilakukannya wawancara memberikan data yang akurat sesuai
dengan kebutuhan yang ada dilapangan dan sesuai dengan apa yang dikerjakan
oleh pekerja Sand Blasting. Data yang diambil dari kepustakaan keakuratannya
belum tentu baik sehingga harus dilalakukan wawancara secara langsung.
Data Skunder adalah data yang diambil dari kepustakaan atau dari
sumber lain tanpa mendapatkannya secara langsung. Data skunder digunakan
sebagai pelengkap data primer seperti daimbil dari buku, foto documenter yang
berhubungan dengan proses Jenis-jenis Abrasive dan Blasting, jurnal, dan
beberapa artikel di internet. Data skunder dari makalah ini diantaranya adalah
data mengenai jenis abrasive yang digunakan untuk plat baru dan plat yang
sudah berbentuk block dan kapal utuh,alat pelindung diri yang digunakan
sebelum melakukan penyemprotan Abrasive,pembersihan material sebelum
dilakukannya peenyemprotan Abrasive ,mengetes kebersihan pasir dengan
metode pengecekan dengan Vial Test

24

Tabel Kebutuhan Data
SASARAN

KEBUTUHAN

SUMBER DATA

DATA
Mengkaji
macam

macam- Pendapat pekerja
jenis

abrasive Blasting

blasting yang digunakan berdasarkan
untuk pembersihan plat pengalaman

CARA
MEMPEROLEH

 PT. Citra Bahari
Shipyard Tegal
 Investigasi

DATA
 Survei
Intansional
 Wawancara

Lapangan

lembaran
Mengetahui

macam- Pendapat pekerja

macam

abrasive Blasting

jenis

blasting yang digunakan berdasarkan
untuk
plat

membersihkan pengalaman
yang

 PT. Citra Bahari
Shipyard Tegal
 Investigasi
Lapangan

 Survei
Intansional
 Wawancara
 Observasi

sudah

berbentuk block dan plat
yang sudah berbentuk
kapal utuh
Mengkaji

cara Pendapat pekerja

penyemprotan Abrasive Blasting
dengan berbagai macam berdasarkan
sudut penyemprotan

pengalaman

Mengkaji perbedaan dry Pendapat pekerja
Abrasive dengan
Abrasive Blasting
Mengkaji

Wet Blasting
berdasarkan

pengalaman
macam- Pendapat pekerja

macam alat pelindung Blasting
diri yang digunakan pada berdasarkan
proses

penyemprotan pengalaman

 PT. Citra Bahari
Shipyard Tegal
 Investigasi
Lapangan
 PT. Citra Bahari
Shipyard Tegal

 Survei
Intansional
 Wawancara
 Observasi
 Survei
Intansional

 Investigasi

 Wawancara

Lapangan
 PT. Citra Bahari

 Survei

Shipyard Tegal
 Investigasi
Lapangan

Intansional
 Wawancara
 Observasi

blasting
Mengkaji

fungsi

dari Pendapat pekerja

 PT. Citra Bahari

 Survei
25

Wet Abrasive Blasting Blasting
dan

Dry

Abrasive berdasarkan

Blasting

pengalaman

Shipyard Tegal
 Investigasi
Lapangan

Intansional
 Wawancara
 Observasi

Sumber : Analisis 2010
3.4. Cara Pengumpulan Data
Dalam upaya untuk mengumpulkan data yang relevan dengan obyek studi,
maka cara yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan survey
instansional.
A.

Observasi/pengamatan
Observasi dilakukan guna memperoleh gambaran umum aktivitas
di wilayah studi dan data yang diinginkan dengan mempergunakan
catatan lapangan dan pengajuan berbagai pertanyaan-pertanyaan
(Creswell, 2003). Observasi tersebut digunakan sebagai teknik
pengumpulan data dimana penulis secara langsung terjun ke lokasi
penelitian untuk mengamati secara langsung obyek yang hendak
diteliti, sesuai dengan jenis data yang dibutuhkan. Metode observasi ini
digunakan untuk mengidentifikasi dari berbagai fenomena karakteristik
objek penelitian guna memperdalam fakta yang mungkin belum terdata
atau mendukung data yang sudah ada, data pendukung dapat diperoleh
melalui dokumentasi berupa foto atau gambar.
3.4.1 Melihat proses penyemprotan Abrasive ke permukaan Plat
Melihat langsung bagaimana cara pengoperasian alat-alat Blasting
yang di semprotkan ke bagian yang akan dibersihkan. Selain itu
dengan melihat secara langsung proses penyemprotan Abrasive
dapat mengetahui jenis Abrasive yang digunakan dan sudut
penyemprotan yang baik dan lebih efisien

B.

Kuesioner dan Wawancara

26

Kuesioner yang dimaksud adalah kuesioner yang khusus untuk
Analitycal Hierarchy Process (AHP) dan SWOT, kuesioner ini
mencoba

untuk

mengkuantifikasikan

jawab-jawaban

responden

kedalam bentuk angka-angka yang menunjukkan skala prioritas.
Bentuk selengkapnya mengenai kuesioner ini dapat dilihat pada
lampiran.
Wawancara merupakan suatu percakapan, tanya jawab lisan antara
dua orang atau lebih yang duduk berhadapan secara fisik dan diarahkan
pada suatu masalah tertentu (Kartini Kartono, 1996 :12). Individual
interviews merupakan salah satu kegiatan memperoleh data dari orang
per orang dengan mengadakan wawancara langsung. Tujuan dari
kegiatan ini untuk mendapatkan data yang valid dan memperoleh
jawaban yang dikehendaki. Kegiatan wawancara ini akan dilakukan
dengan format tidak terstruktur (unstructured interviews) dan ditunjang
dengan catatan tambahan untuk menampung data dan informasi yang
tidak terprediksi namun masih relevan dengan kerangka penelitian,
hasil wawancara juga dapat dijadikan sebagai penjelas dari hasil
kuesioner yang dilakukan.
C. Survey instansional.
Survey instansional merupakan cara untuk pengumpulan data-data dari
sumber-sumber instansi terkait, dari proses ini diharapkan terkumpulah
data-data sebagai dokumen sesuai dengan kebutuhan penelitian.

3.5 Metode dan Proses Analisis
Metode analisis yang digunakan dalam mengkaji Macam-macam jenis
Abrasive Blasting di PT. Citra Bahari Shipyard Tegal di Pelabuhan Tegal di
Pantai Alam Indah ini secara umum menggunakan analisis kualitatif dan
kuantitatif. Untuk analisis secara kualitatif menggunakan analisis deskriptif,
sedangkan untuk analisis kuantitatif menggunakan analisis AHP (Analycal
Hierarchy Process).
a. Analisis Kualitatif.
27

Menurut Meleong (2004 : 10), penelitian kualitatif menggunakan
metode analisis data secara induktif. Beberapa alasan menggunakan analisis
data secara induktif adalah, pertama, proses induktif lebih dapat memungkinkan
hubungan peneliti-responden menjadi eksplisit, dapat dikenal, dan akuntabel.
Cara penyajian analisis data dengan pendekatan kualitatif dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan deskripsi. Menurut Singarimbun
(1989 : 23), cara deskriptif dilakukan dengan mengukur secara cermat
fenomena yang terjadi di suatu lingkungan sosial, peneliti dituntut
mengembangkan konsep dan menghimpun fakta tetapi tidak melakukan
pengujian hipotesis. Deskripsi dilakukan terhadap input data-data kualitatif
yang dibutuhkan sehingga tersusun analisis yang diinginkan. Dengan demikian
laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran
penyajian laporan.
Analisis deskriptif dilakukan untuk mendeskripsikan data-data yang
tidak bersifat numerik, misalnya telaah aspek normatif, aspek teoritis, dan
aspek empiris kerjasama pada pembangunan infrastruktur di Indonesia dalam
kacamata P3. Analisis kualitatif digunakan pula untuk menganalisis peluang
kerjasama pada pembangunan dan pengelolaan galangan kapal PT. Citra
Bahari Shipyard Tegal. Selanjutnya dari analisis kualitatif dalam penelitian ini
digunakan untuk mengkaji Jenis-jenis Abrasive yang digunakan dalam proses
blasting di PT. Citra Bahari Shipyard Tegal.

b. Analisis Kuantitatif
Sesuai dengan pengertian pendekatan kuantitatif yang dikemukakan
pada sub bab sebelumnya, untuk analisis data yang digunakan bersifat
menggunakan metode yang sudah ada dan baku. Data-data kuantitatif yang
didominasi angka-angka akan dianalisis dengan metode dan variabel yang
telah ditentukan.
Adalah metode yang lebih menekankan pada aspek pengukuran secara
obyektif terhadap fenomena social.Untuk dapat melakukan pengukuran, setiap
fenomena social di jabarkan kedalam beberapa komponen masalah, variable
28

dan indicator. Setiap variable yang di tentukan di ukur dengan memberikan
symbol – symbol angka yang berbeda – beda sesuai dengan kategori informasi
yang berkaitan dengan variable tersebut. Dengan menggunakan symbol –
symbol angka tersebut, teknik perhitungan secara kuantitatif matematik dapat
di lakukan sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang belaku umum
di dalam suatu parameter.Tujuan utama dati metodologi ini ialah menjelaskan
suatu masalah tetapi menghasilkan generalisasi.
Generalisasi ialah suatu kenyataan kebenaran yang terjadi dalam suatu
realitas tentang suatu masalah yang di perkirakan akan berlaku pada suatu
populasi tertentu. Generalisasi dapat dihasilkan melalui suatu metode perkiraan
atau metode estimasi yang umum berlaku didalam statistika induktif. Metode
estimasi itu sendiri dilakukan berdasarkan pengukuran terhadap keadaan nyata
yang lebih terbatas lingkupnya yang juga sering disebut “sample” dalam
penelitian kuantitatif. Jadi, yang diukur dalam penelitian sebenarnya ialah
bagian kecil dari populasi atau sering disebut “data”.Data ialah contoh nyata
dari kenyataan yang dapat diprediksikan ke tingkat realitas dengan
menggunakan

metodologi

kuantitatif

tertentu.Penelitian

kuantitatif

mengadakan eksplorasi lebih lanjut serta menemukan fakta dan menguji teoriteori yang timbul.

3.6. Penentuan Alternatif
Penentuan alternative dalam pembuatan makalah ini adalah proses
menyelaraskan plat yang deformasi karena proses pengelasan menggunakan
metode fairing. Penentuan perlakuan proses Blasting ini adalah pada kapal
Tongkang. Penentuan ini dilakukan karena mengingat pentingnya proses
Blasting sebelum kapal di reparasi. Pada saat plat yang masih berbentuk
lembaran dibiarkan begitu saja atau disimpan di udara terbuka akan mudah
sekali terkena serangan korosi atau berkarat dan pada plat yang sudah
berbentuk block jika lama kita biarkan di udara terbuka maka akan cepat
mengalami korosi dan jika pengelasannya tidak bersih sekali dalam
pembersihan akan mudah terkena korosi , begitu juga dengan kapal yang
berbentuk utuh membutuhkan proses blasting karena untuk mengelupas cat AF
29

dan untuk membantu menghilangkan sisa-sisa biota laut yang masih menempel
pada permukaan kapal.

3.7. Proses Analisis
Proses analisis dalam makalah ini adalah dengan menggunakan proses
analisis secara deskriptif. Hal ini beralasan karena isi dari laporan ini akan
dibahas mengenai Macam-macam jenis Abrasive yang digunakan untuk
membersihkan permukaan plat yang masih berbentuk lembaran, yang sudah
berbentuk block , dan plat yang sudah menjadi badan kapal utuh. Semua aspek
tersebut memiliki perlakuan yang berbeda dalam penyemprotan dan jenis
Abrasive yang digunakan. Bentuk penelitian yang menggunakan metode
deskriptif kualitatif yang maksudnya suatu prosedur pemecahan masalah yang
diselidiki dengan menggambarkan melalui generalisasi yang menjelaskan
suatu gejala atau kenyataan sosial yang berlangsung. (faisal, 1995:20)
Maka bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian deskriptif.Penelitian deskriptif ini sebenarnya beragam, banyak ahli
yang memberikan pengertian yang lebih luas yaitu segala macam bentuk
penelitian kecuali penelitian histories dan eksperimantal.
Penelitian deskriptif ini adalah penelitian yang bermaksud untuk
membuat

deskripsi

mengenai

situasi-situasi

atau

kejadian-kejadian

(Suryabrata, 1987:19). Penelitian deskriptif adalah akumulasi dari data dasar
dalam cara deskriptif yang tidak perlu mencari atau menerangkan hubungan
antar variabel, menguji hipotesis, membuat ramalan, atau membuat makna
implikasi, walaupun penelitian yang bertujuan untuk menemukan hal-hal
tersebut dapat juga merupakan metode-metode deskriptif (Suryabrata,
1983:21).
Penelitian deskriptif digunakan untuk mengumpulkan, merangkum
serta menginterpretasikan data-data yang diperoleh, yang selanjutnya diolah
kembali sehingga dengan demikian diharapkan dapat menghasilkan gambaran
yang jelas, terarah dan menyeluruh dari masalah yang menjadi objek
penelitian.
Maka dalam penelitian deskriptif ini penulis akan memperolah datadata dengan mudah dan akan mengambil suatu kesimpulan dengan sempurna.
30

3.8

Tahapan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahapan kerja yang dapat dibuat flow

chart seperti di bawah ini :
START
PENDEKATAN
KUALITATIF

PENDEKATAN
PRAKTEK

PENDEKATAN
KUANTITATIF

KEBUTUHAN
DATA

SURVEI
INSTANSION
AL

SERVEI
INSTANSION
AL
OBSERVASI

PENGUMPUL
AN DATA

SEKUNDER

WAWANCAR
A
PRAKTEK

PRIMER
ANALISIS FAIRING
PADA KAPAL

SAMPLING

OBSERVASI DAN
WAWANCARA
KESIMPULAN

ANALISA
DISKRIPTIF

SARAN
Gambar 3.8 Bagan Alir Tahapan Penelitian

BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Proses Blasting
31

Proses Blasting, yaitu proses dimana cara pembersihan dengan semprotan
media pasir (sand) dan biasanya pasir silika yang biasa digunakan untuk
membersihkan benda-benda yang terbuat dari besi atau baja.
Dibidang perkapalan blasting dilakukan untuk membersihkan lembaran plate
yang akan digunakan untuk membuat atau membangun sebuah kapal,untuk
pembersihan setelah plat sudah dirangkai menjadi sebuah panel-panel atau blok
sebelum dilakukan pengecetan,dan yang terakhir untuk membersihkan kapal utuh
sebelum dilakukannya pengecetan karena jika masih ada kotoran yang menempel
maka cat tersebut tidak akan bisa menempel dengan sempurna

Sebelum melakukan proses Sand Blasting kita perlu mengetahui
perbedaan cara membersihkan permukaan yang akan kita semprot dengan
menggunakan blasting agar lebih mudah membaca dan membedakan cara
untuk membersihkan permukaan yang akan kita semprot dibuat menjadi
sebuah table seperti dibawah ini :

Plat yang Baru Datang Plat
Dari Pabrik
 Power Tools

yang

Sudah Plat yang Sudah Menjadi

Berbentuk Block kapal
 Power Tools

Kapal Utuh
 Sand Blasting

 Flame Treatment

 Sand Blasting

 Power tools

 Sand Blasting

 chemical

 Chemichal
Tabel Cara Membersihkan Plat sebelum DI Blasting

4.1.1 Proses Blasting Untuk Plate yang Baru Datang dari Pabrik
Sebelum Plate dikirim dari pabrik pembuat plat sebenarnya plate
tersebut sudah dilapisi antifoling. Namun ketika diperjalanan plate tersebut

32

terkena udara bebas dan terkena sinar matahari langsung yang bisa
menimbulkan korosi
Plat yang baru datang dari pabrik masih terdapat lapisan antifolling
yang berfungsi untuk menghambat proses korosi pada plat tersebut.
Apabila lapisan tersebut tidak dihilangkan maka akan berdampak buruk
pada saat proses produksi kapal terutama pada proses pengelasan dan
pengecatan.
Adanya lapisan pada plat yang baru datang dari pabrik dapat membuat
pengelasan tidak dapat menempel dengan sempurna karena lapisan ini
dapat mengganggu penetrasi pada plat. Pada proses pengecatan dengan
adanya cairan ini membuat cat tidak dapat melekang dengan sempurna
pada logam sehingga berdampak nantinya ketika kapal sudah berada di air
membuat cat mudah mengelupas.
Proses sandblasting pada plat yang baru datang ini berbeda proses
sandblasting untuk blok kapal atau untuk kapal yang sedang melakukan
repair terutama pada jenis pasir yang digunakan. Untuk proses
sandblasting ini menggunakan jenis pasir steel shoot dimana penembusan
yang dihasilkan dengan pasir ini tidak terlalu dalam karena fungsi utama
pada sandblasting kali ini hanya untuk menghilangkan lapisan pada
platnya saja.
Shot blasting adalah proses penyemprotan permukaan logam dengan
menggunakan butir-butir besi yang berdiameter 0,5 mm – 0,8 mm dengan
dibantu udara bertekanan 5-6 kg/cm2 dalam suatu ruangan tertutup agar
butir-butir besi tidak berhamburan keluar. Selain blasting ada beberapa
tehnik untuk pembersihan logam , yaitu :
a) Mekanis Pembersihan permukaan dengan alat-alat mekanis (power
tool)seperti : palu sikat besi dan gerinda, umumnya digunakan pada
logam dengan permukaan tidak terlalu luas atau pada bagian logam
yang tidak bisa dijangkau oleh mesin blasting.
b) Flame Treatment Yaitu pembersihan logam dengan menggunakan gas
bakar khusus.
33

c) Sand Blasting Yaitu blasting dengan menggunakan media pasir, misal
pasir bangka dan hanya dapat digunakan sekali pakai. Terbagi atas
proses kering (dibantu dengan udara bertekanan) dan proses basah
(dengan dibantu air bertekanan). Pasir yang digunakan disimpan pada
sand blast machine yang berupa tabung bulat yang beroda. Pada tabung
ini beberapa peralatan diantaranya katup-katup dihubungkan udara
tekan serta tempat pasir, sehingga pasir yang ditembakkan dengan
kecepatan tinggi oleh udara tekan compressor itu (tekanan 5-6 kg/cm2).
Cara ini dapat menghilangkan hasil pengkaratan (pelat yang berkarat)
atau mill scale (pelat baru). Pasir yang dipakai dipilih butiran yang
cukup besar (0,5 – 2 mm) dengan berat jenis yang besar.
d) Chemical Yaitu pembersihan logam dengan menggunakan bahan-bahan
kimia, biasanya berupa cairan emulsi yang digunakan pada permukaan
logam yang terkontaminasi dengan kotoran yang tidak dapat diblasting
misalnya : tanah , sisa minyak dan oli.  Dalam proses pembangunan
kapal kegiatan blasting dan cat terbagi 2, yaitu :

a) Shot blasting dan shop priming pada plat dan profil. Shot blasting
pada material plat dan profil merupakan proses pertama sebelum
material digunakan dalam proses pembangunan kapal. Shot blasting
dilakukan untuk menghilangkan kotoran, karat, milscale dari pelat dan
profil untuk kemudian dicat shop primer dan ahirnya dikirim ke
bengkel fabrikasi. Cat jenis shop primer berfungsi sebagai Proteksi
sementara selama proses pembangunan konstruksi. Karena masa
proteksi yang sangat terbatas (3- 6 bulan), pada saat menjadi block cat
ini harus dibersihkan dengan proses blasting untuk kemudian dicat
ulang.
b) Blasting Block – block yang telah dirakit dari bengkel assembly dan
akan

dirakit

dierection

hall

harus

diblasting

ulang

untuk

menghilangkat karat yang timbul dan sisa slack dari laslasan untuk

34

kemudian dicat ulang dengan beberapa lapis cat.  Jenis pasir yang
digunakan untuk proses blasting ada beberapa macam :
a) Menggunakan pasir vulkanik
b) Menggunakan pasir kuarsa
c) Menggunakan Coperslag
Sebelum Dilakukan Proses sandblasting ada beberapa persiapan
yang harus dilakukan diantaranya sebagai berikut :
3. Plate yang sudah datang di perusahaan pembuat kapal atau galangan
pertama kali diperiksa oleh pihak QC dan QA dari perusahaan
tersebut dilihat kelengkapan surat-suratnya sesuai dengan pesanan
atau tidak dan harus bersertifikat Marine Use.
4. Setelah plate diperiksa dan di approve oleh pihak QC dan QA dari
perusahaan tersebut selanjutnya plat dibawa ke gudang penyimpanan
plate terlebih dahulu lalu akan diambil setelah plate tersebut sudah
akan digunakan untuk proses pembuatan kapal
5. Setelah plate sudah berada di dalam gudang disana masih bisa
terjadinya korosi karena terkena udara bebas.
6. Plate dibawa ke bengkel Blasting untuk dilakukan penyemprotan
blasting untuk menghilangkan korosi dan menghilangkan bagian cat
anti koroi yang dipasang atau di aplikasikan oleh perusahaan pembuat
plate tersebut
7. Plate disimpan di mesin di mesin blasting,mesin tersebut seperti
mesin penggiling atau penghalus yang memiliki roda-roda dan katrol
untuk memasukan plate kedalam untuk dilakukan proses blasting

35

Gambar 4.1 Mesin Blasting Plate datar
8. Setelah plate masuk dan keluar kedalam mesin blasting diatas
selanjutnya plate dilakukan pengecetan primer untuk melindunginya
dari korosi biasanya menggunakan cat dengan warna abu-abu dengan
ketebalan 150 mikron

4.1.2 Proses Blasting Untuk Plate yang Sudah Berbentuk Block
Sebelum melakukan proses blasting ini sebuah block yang sudah
jadi harus melalui proses pengecekan terlebih dahulu. Pengecekan
tersebut dilakukan oleh QC dan QA dari perusahaan atau galangan
tersebut dan setelah QC dan QA tersebut telah menyetujui dan tidak ada
koreksi dalam pengerjaan pengelasannya kemudian QA menjual block
yang sudah jadi tersebut kepada class dengan cara memanggil class
untuk melakukan pengecekan

36

Langkah-langkah proses blasting untuk plate yang sudah berbentuk blok
adalah :
1. Plate yang sudah selesai di marking dan di cutting kemudian dilas untuk
menghasilkan suatu komponen yang nantinya akan dibuat menjadi
sebuah block
2. Setelah plat sudah berbentuk sebuah block dilakukan pengecekan
pengelasan dan pengecekan penyetelan oleh QC dan QA setelah sudah
mendapat persetujuan dari QC dan QA maka QA akan memanggil class
untuk melakukan pengujian pengelasan secara visual
3. Block yang sudah di cek selanjutnya dibawa ke bengkel blasting untuk
dilakukan proses blasting
4. Pada proses blasting ini yang pertama dilakukan adalah memblastiing
bagian dalam dari kapal tersebut terutama bagian tangki jika block
tersebut memiliki tangki
5. Setelang tangki langkah selanjutnya blasting bagian frame-frame dan
sekat dari sisi dalam
6. Terakhir adalah blasting pada bagian liar dari block tersebut seperti
blasting deck,blasting shell
7. Setelah selesai pada proses blasting selanjutnya block dibawa ke bengkel
coating yang jaraknya tidak begitu jauh dari bengkel blasting

4.1.3 Proses Blasting Untuk Plate yang Sudah Berbentuk Kapal Utuh
Pada blasting kapal utuh banyak hal-hal yang perlu diperhaatikan
sebelum melakukan blasting. Biasanya kapal yang diblasting pada tahap
ini adalah kapal yang suda
h minimal berlayar setahun lamanya karena biasanya kapal jika
sudah setahun sekali melakukan pengedokan terutama pada kapal
penumpang

minimal

harus

setiap

setahun

sekali

melakukan

pengedokan.

37

Berikut proses yang dilakukan pada blasting ini :
1. Proses yang pertama sebelum dilakukannya blasting ini kapal harus
dimasukan kedalam graving dock terlebih dahulu
2. Pada proses memasukan kapal pada graving dock pertama kita harus
menyiapkan stop block yang dipasang pada dasar graing dock, cara
pemasangan stop block ini dengaan membuat dock planning untuk
mengatur berapa banyak stop block yang digunakan dan untuk
mengatur posisi atau letak stop block tersebut
3. Setelah kapal masuk kedalam graving dock tugas dock master
selanjutnya memasak side block pada bagian samping kapal
4. Setelah kapal duduk dengan tenang di atas stop block dan side block
kemudian air ballast pada kapal dikuras atau dikeluarkan melalui sea
chest pada bagian bawah dan samping kapal
5. Sebelum dilakukannya blasting pada badan kapal langkah pekerjaan
adalah membersihkan biota-biota laut yang menempel pada badan
kapal dengan menggunakan scrub
6. Sebelum diblasting biasanya QC akan mengecek ketebalan dari plat
tersebut dengan menggunakan alat UT (Ultrasonic Test) untuk
mendeteksi atau mengetahui ketebalan dari plate tersebut
7. Pada proses dilakukannya blasting semua pekerjaan yang ada di bawah
kapal dihentikan untuk menjaga keselamatan para pekerja agar tidak
terkena debu dari blasting,karena debu dari blasting ini sangat
berbahaya bagi kesehatan manusia terutama paru-paru bisa membuat
paru-paru menjadi berlubang kecil-kecil karena terkena tajamnya pasir
blasting ini
8. Pasir yang digunakan untuk blasting kapal yang sudah jadi ini
menggunakan pasir blasting jenis grit shot karena dapat berfungsi
melukai permukaan plat tersebut
9. Tekanan yang digunakan dalam proses blasting ini sangat tinggi dan
kerusakan yang dihasilkan oleh blasting ini sangat besar sehingga
dapat mengelupas bagian cat tertentu
10. Sebelum melakukan blasting pekerja yang melakukan blasting harus
menggunakan alat pelindung yang standard yaitu menggunakan helm
38

khusus,masker

khusus,kacamata

khusus,pelindung

kepala

dan

dada,menggunakan wearpack atau pakaian kerja dan menggunakan
sepatu lapangan atau sepatu safety untuk melindungi bagian kaki
11. Semprotkan nozzle pada bagian yang akan diblasting dengan cara
membuat garis lurus sepanjang kapal yang akan di blasting
12. Usahakan kecepatan jalannya stabil dan merata karena jika tidak
merata nantinya jika di cat ada beberapa titik yang nantinya akan
menimbulkan kecembungan karena tidak menempelnya lapisan cat ke
dalam plate.
13. Pada penyemprotan dilakukan dari bagian bawah kapal atau bagian
yang tercelup air terlebih dahulu lalu selanjutnya naik ke bagian atas
14. Untuk blasting bagian deck sudut kemiringan nozzle diatur sehingga
dapat memb