LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG RUMAH KEMASAN P

LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG
RUMAH KEMASAN, PENGOLAHAN PRODUK PERTANIAN,
PENGOLAHAN RUMPUT LAUT DAN CEK DAM

MUHAMMAD. QAYYUM HAMKA
G411 12 254
KELOMPOK 10

JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014

1. PENGOLAHAN RUMPUT LAUT
Rumput laut merupakan salah satu sumber bahan makanan yang dapat
diolah menjadi minuman dan obat-obatan, beberapa hasil olahan rumput laut
seperti agar-agar, alginate dan karaginan merupakan senyawa yang cukup
penting dalam industri. Bila ditinjau dari segi ekonomi, harga hasil olahan
rumput laut seperti karagenan jauh lebih tinggi dari pada rumput laut kering.
Oleh karena itu, untuk meningkatkan nilai tambah dari rumput laut dan

mengurangi impor akan hasil-hasil olahannya, maka pengolahan rumput laut
di dalam negeri perlu dikembangkan (Humas BPP, 2014).
Kabupaten Bantaeng merupakan salah satu Kabupaten yang memiliki
potensi dalam menghasilkan bahan baku rumput laut untuk industri.
Berdasarkan data statistic Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Bantaeng
tahun 2011 tercatat jumlah RTP pembudidaya rumput laut sebesar 3.197
orang, yang memanfaatkan areal laut 2.888,8 ha atau sekitar 50,7% dari total
luas daerah yang bias ditanam irumput laut ( 5.375 ha). Karena itu, Kabupaten
Bantaeng ditetapkan sebagai Sentra Pengolahan Rumput Laut melalui surat
keputusan Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan
Nomor: KEP.08/DJP2HP/2009, dimana Kabupaten Bantaeng menjadi lokasi
pengembangan Sentra Pengolahan Hasil Perikanan rumput laut. Sehingga
Kabupaten Bantaeng menjadi salah satu dari 15 sentra pengembangan
industry perikanan di Indonesia (Humas BPP, 2014).
Tempat pengolahan rumput laut ini didirikan pada tahun 2009, yang
berkomitmen untuk mengembangkan produk diversifikasi olahan rumput laut.
Tempat pengolahan rumput laut ini didirikan karena kabupaten bantaeng
memiliki potensi dalam menghasilkan bahan baku rumput laut. Mengingat
bahwa rumput laut di kabupaten bantaeng sangat melimpah namun belum
dapat diolah dengan baik, maka didirikanlah rumah pengolahan rumput laut

ini. Dengan berbagai edukasi dan seminar yang dilakukan hingga bermitra
dengan lembaga-lembaga pemerintah maupun NGO aktif melakukan kegiatan
kampanye gemar makan rumput laut diberbagai event, baik event pameran
maupun event training. Kondisi rumah pengolahan ini sebelum didirikan
merupakan lahan kosong yang tidak digunakan, lalu pemerintah bantaeng
menggunakannya sebagai tempat pengolahan rumput laut.
Rumah pengolahan rumput laut ini berada di kompleks pengolahan
industry kecil di Jl. Dr. Ratulangi, Kelurahan Lembang, Bantaeng. Rumah
pengolahan rumput laut ini memiliki 7 pegawai. Pengolahan rumput laut ini
hanya memiliki gudang penyimpanan input. Pekerja dirumah pengolahan
rumput laut ini dibagi menjadi beberapa pekerjaan, ada yang mengolah
rumput laut, ada pekerja yang mengolah bahan baku atau bumbu, dan lainlain. Setiap pekerja, telah memiliki basic atau dasar dalam mengolah rumput
laut. Pekerja di rumah pengolahan rumput laut ini diambil dari staff dinas
magang dan UKM-UKM.

Gambar 1. Bahan Mengolah Rumput Laut

6

5


4

3

2

1

Gambar 2. DenahRumahPengolahanRumputLaut

Keterangan :
1. Ruang Bahan Baku
2. Ruang PengolahanBahan Baku
3. Ruang PencampuranBahan Baku
4. Ruang Finishing
5. Ruang Bleaching
6. Showroom
Didalam rumah pengolahan rumput laut, terdapat beberapa peralatan,
seperti alat pencuci rumput laut yang digunakan untuk membersihkan rumput

laut dari pasir atau lumut. Kemudian ada alat penghalus bahan baku
digunakan untuk menghaluskan bahan baku agar mudah dicampur dan diolah.
Lalu ada alat pengadon digunakan pada pembuatan dodol atau kerupuk untuk
mencampur bahan. Peralatan yang digunakan ini berasal dari pemerintah
pusat dan diproduksi sendiri. Umur ekonomis dari masing-masing alat adalah
15 tahun untuk pengoperasian maksimal. Sumber tenaga yang diperlukan
untuk menggerakkan peralatan pengolahan rumput laut ini adalah
menggunakan tenaga listrik dan manusia. Peralatan-peralatan ini dibersihkan
dengan cara dikeluarkan dari rumah produksi lalu dibersihkan termasuk alat
penghalus, pengadon, dan lain-lain.

Gambar 3. Hasil Proses Penghalusan Bahan Baku
Rumah pengolahan rumput laut ini menerima beberapa jenis produk
seperti rumput laut, bawang-bawangan, dan lain-lain. Produk tersebut berasal

dari petani rumput laut bantaeng. Tidak hanya itu, produk tersebut juga di
ambil dari UKM-UKM yang berada di kabupaten bantaeng. Dalam
pengolahan rumput laut ini, produk hasil olahan memiliki syarat mutu dalam
mengembangkan usahanya, dengan kata lain, saat ini masih proses
mengembangkan syarat mutu dari produk hasil olahan ini. Namun untuk saat

ini belum ada syarat mutu yang terlalu ditentukan untuk produk hasil olahan
rumput laut ini. Akan tetapi, bukan berarti rumah pengolahan rumput laut ini
tidak memikirkan syarat mutu dari produk hasil olahannya. Rencananya,
produk hasil olahan ini akan di ekspor ke luar negeri.

Gambar 4. Mixer dan Cooking (mesin mengaduk dan memasak)
Dalam proses pengolahan rumput laut ini ada beberapa tahapan. Tahap
pertama adalah mengumpulkan bahan baku utama yaitu rumput laut yang
diambil dari petani rumput laut dan UKM-UKM di bantaeng. Lalu rumput
laut tersebut di cuci di bleaching room, lalu dijemur. Proses yang ketiga
adalah menghaluskan bahan-bahan. Bahan bahan yang telah di cuci lalu
dihaluskan. Setelah dihaluskan, bahan tersebut kemudian di campur oleh
bahan lain sehingga menjadi adonan. Pencampuran ini menggunakan alat
pengadon. Setelah itu, adonan dapat dibuat berbagai macam produk seperti
kripik, atau dodol. Setelah itu, produk siap dikemas di rumah kemasan.
Produk yang dihasilkan dapat berupa kerupuk, kripik, atau dodol.

2. RUMAH PENGOLAHAN PRODUK PERTANIAN
Rumah pengolahan produk pertanian ini dibangun pada tahun 2010.
Dibangunnya rumah pengolahan produk hasil pertanian ini bukan tanpa alas

an. Alasan utama pembangunan rumah pengolahan produk pertanian adalah
karena produk hasil pertanian di bantaeng sangat melimpah. Contoh produk
hasil pertanian di bantaeng adalah kentang. Data terakhir menunjukkan bahwa
produksi kentang mencapai 4.847 ton. Selain kentang, hortikultur lainnya
adalah kol sebanyak 1.642 ton, wortel sebanyak 325 ton, dan bauh-buahan
seperti mangga dan pisang. Dan yang terbesar adalah jagung yaitu 800.00 ton
per produksi. Lokasi bangunan ini sebelum dibuat rumah pengolahan hasil
pertanian hanyalah tanah kosong yang tidak terpakai.
Rumah pengolahan hasil pertanian ini berada di kompleks pengolahan
industry kecil di Jl. Dr. Ratulangi, Kelurahan Lembang, Bantaeng. Rumah
pengolahan hasil pertanian ini memiliki 8 pegawai. Pekerja dirumah
pengolahan hasil pertanian ini dibagi menjadi beberapa pekerjaan, ada yang
mengolah hasil pertanian, ada pekerja yang mengolah bahan baku atau
bumbu, dan lain-lain. Setiap pekerja, telah memiliki basic atau dasar dalam
mengolah hasil pertanian. Pekerja di rumah pengolahan rumput laut ini
diambil dari staff dinas magang dan UKM-UKM.

Gambar 5. Penggorengan Kripik
Peralatan yang terdapat pada industry ini terdiri dari alat penghancur
bahan baku, yang berfungsi untuk menghasluskan bahan baku sebelum

diproses. Yang kedua adalah alat pengadon, mesin pengadon ini mencampur
semua bahan baku menjadi satu untuk selanjutnya diolah sesuai keinginan.
Kemudian didalam pengolahan hasil pertanian juga terdapat alat
penggorengan yang digunakan untuk menggoreng kerupuk ataupun keripik
dari bahan hasil pertanian. Disamping itu, ada juga alat pengering atau peniris
minyak hasil penggorengan yang digunakan untuk meniriskan minyak yang
masih tertinggal di kerupuk atau keripik tersebut. Mesin yang berada disini
memiliki umur ekonomis dari masing masing alat adalah 15 tahun jika
beroperasi maksimal terus menerus. Peralatan yang ada pada rumah

pengolahan ini menggunakan sumber tenaga listrik dan manusia. Alat-alat
disini dirawat dengan dibersihkan dari debu setiap hari sebelum alat
dioperasikan.

Gambar 6. Alat Pencampur Bumbu Kripik
Input hasil pertanian ini berupa tanaman hasil pertanian. Hasil pertanian
ini berupa jagung, kentang, kola tau wortel. Hasil pertanian tersebut
didatangkan langsung dari petani di bantaeng. Produk yang dihasilkan pada
pengolahan hasil panen ini adalah kripik rumput laut, kerupuk jagung, dodol,
keripik worten, dll. Berat bahan baku yang diolah ± 25 kg bahan mentah.

Bahan tersebut lalu diolah menjadi ± 820 bungkus barang siap konsumsi.
Selain produk yang dihasilkan, ada limbah yang dihasilkan dari pengolahan
ini seperti minyak hasil 3 kali penggorengan. Namun minyak ini tidak
langsung dibuang karena beberapa pekerja mengambilnya untuk keperluan
rumah tangga.
3. RUMAH KEMASAN
Rumah kemasan dibangun pada tahun 2011. Didirikannya rumah
kemasan ini bukan tanpa alasan. Rumah kemasan ini dibangun untuk
menunjang dan untuk memfasilitasi proses produksi bahan pertanian.
Sebelumnya lahan tempat dibangunnya rumah kemasan ini adalah lahan
kosong yang tidak digunakan. Rumah pengolahan hasil pertanian ini berada di
kompleks pengolahan industry kecil di Jl. Dr. Ratulangi, Kelurahan Lembang,
Bantaeng. Rumah pengolahan hasil pertanian ini memiliki 8 pegawai. Rumah
kemasan ini dipimpin oleh kasubag tata usaha yang bernama Andi Lukman.
Struktur rumah kemasan dibagi menjadi beberapa departemen yaitu kepala
UPTD, kasubag tata usaha, kepala seksi desain kemasan dan pemasaran dan
kasubsi kemasan.
Dalam manajemennya, rumah kemasan ini memiliki 4 PNS yang
memiliki tugas masing-masing. Semua pekerja di rumah kemasan ini
mendapatkan training dan pelatihan serta sosialisasi. Pelatihan dan sosialisasi


berupa sosialisasi kemasan yang baik serta bagaimana membuat label yang
benar (labeling). Luas total area pengemasan ini ± 20 x 40 m.
Peralatan pengemasan terdiri dari tiga alat/mesin yaitu dua alat cetak
sablon dan pengemasan manual. Ketiga alat ini berfungsi secara otomatis.
Alat cetak sablon digunakan untuk mengemas hasil olahan kering yang
kemasannya disablon atau dicetak. Mesin ini secara otomatis memasukkan
bahan yang telah ada di corong penampungan kedalam kemasan cetak atau
sablon lalu akan dipotong secara otomatis. Sehingga hasil pengemasan
langsung turun kebawah dan siap dipasarkan. Pengemasan dengan cara
manual mengemas hasil olahan bahan pertanian dengan cara manual
menggunakan tenaga manusia. Pengemasan manual menggunakan kemasan
plastik berbentuk silinder. Pemilihan kemasan tergantung pada bentuk dan
ukuran dari hasil olahan. Mesin dan alat pengemasan ini memiliki umur
ekonomis 15 tahun untuk full produksi setiap hari. Sumber tenaga yang
digunakan oleh alat ini adalah tenaga listrik dan masih menggunakan tenaga
manusia ntuk mengumpulkan produk hasil olahan. Kebutuhan listrik yang
diperlukan untuk menggerakkan peralatan ini sebesar 900 watt untuk semua
mesin yang terdapat di rumah kemasan itu. Dan membutuhkan ±100 watt
untuk setiap mesin yang beroperasi.mesin ini dibersihkan setiap hari karena

lokasi rumah kemasan ini sangat memungkinkan debu untuk masuk setiap
hari. Maka dari itu perlu perawatan mesin kemasan setiap hari. Setiap
peralatan memiliki standar operasi pprosedur tersendiri dan ditanggung jawabi
oleh satu pekerja.
Produk-produk yang diolah di rumah kemasan ini adalah produk2 hasil
olahan dari rumah pengolah hasil pertanian. Input yang masuk berupa sayuran
dan buah-buahan. Produk-produk yang dikemas datang dari berbagai tempat
namun masih dalam lingkup UKM-UKM di bantaeng. Berat rata-rata yang
diterima setiap harinya relatif tidak tetap. Tergantung pada UKM-UKM yang
biasanya membawa ± 20-30 kg tergantung berat, baha, ukuran bahan, dan
lain-lain. Syarat mutu dari komoditi yang diterima tergantung pada uji
kelayakan pangan dari dinas pengawasan obat dan makanan lalu dikemaskan
di rumah kemasan.
Pengemasan ini masih menggunakan sealing plastik untuk makananmakanan ringan kecil. Namun rumah kemasan ini juga menggunakan
kemasan botol tergantung pada ukuran bahan hasil olahan. Waktu yang
digunakan tiap batch produksi hingga menghasilkan produk akhir belum
pernah dihitung karena masing-masing produk berbeda kinerja produksinya
tergantung bahan yang masuk. Titik kritis dalam proses pengemasan ini
berada di produsen, bukan di pengemasan. Namun beberapa faktor turut
menentukan seperti volume minyak produk. Jika mempengaruhi kemasan,

maka tidak dikemas. Desain dari produk dibuat sendiri dan banyak produsen

meminta untuk dibuatkan label atau stiker. Dan rumah kemasan ini bisa
membuatkan desain secara gratis.

Gambar 7. Mesin Pengemasan Hasil Pengolahan
4. CEK DAM BALANG SIKUYU
Banjir yang terjadi di Kabupaten Bantaeng pada tahun 1973 , 2001, 2006
dan tahun 2008 menjadi masalah yang harus mendapat perhatian yang serius.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah kabupaten dalam rangka
penanggulangan banjir namun belum efektif. Menanggapi hal itu, Prof. DR.
Ir. H. M. Nurdin Abdullah,M.Agr sebagai Bupati Kabupaten Bantaeng
berinisiatif untuk membangun suatu mekanisme untuk mengatasi masalah
banjir tersebut dengan cara membangun Cek Dam. Maka Cek Dam Balang
Sikuyu hadir untuk mengatasi persoalan banjir dalam waktu singkat dengan
langkah intensif . Kondisi kabupaten bantaeng sebelum di buat Cek Dam
sangat rawan banjir karena bila volume air naik, maka air akan mengalir ke
kota, maka dari itu dibuatlah cekdam untuk mengantisipasinya.

Cek Dam Balang Sikuyu berada di sungai Balang Sikuyu yang
mempunyai luas daerah aliran sebesar 3,2 km2 dengan panjang sungai lebih
kurang 4,69 km. Secara administrasi sungai Balang Sikuyu terletak di
Kecamatan Bantaeng Kel. Karatuang Kab. Bantaeng , tepatnya 5o31’ LS dan
119o57’ BT. Cek Dam Balang sikuyung memiliki dua pekerja tetap yang
bekerja untuk memantau atau membuka pintu air. Namun, setiap warga
sekitar Cek Dam juga ikut mengkontrol volume air sungai balang sikuyu.
Warga juga secara bergantian menjaga pintu air Cek Dam Balang sikuyung.
Pekerja di Cek Dam tidak diberi pelatihan secara khusus hanya seminarseminar dan training sederhana bagaimana menghadapi volume air yang besar
dari dinas pengairan dan irigasi setempat.
Air yang mengaliri Cek Dam bersumber dari Sungai balang sikuyung
yang memiliki tujuh anak sungai yang bermuara ke sungai balang sikuyung.
Cek Dam Balang Sikuyu dalam perencanaannya tidak multifungsi seperti
pembangkit listrik, irigasi, kebutuhan air bersih tetapi hanya berfungsi sebagai
pengendali banjir atau menampung air dalam waktu singkat. Namun begitu,
Cek Dam balang sikuyung akan terus dikembangkan agar menjadi sumber
tenaga listrik atau irigasi bagi masyarakat bantaeng. Karena yang akan
merasakan manfaat dari pembangunan Cek Dam ini sendiri adalah masyarakat
Kabupaten Bantaeng dan juga pemerintah Kabupaten Bantaeng. Karena Cek
Dam ini berfungsi sebagai pengendali banjir sehingga masyarakat yang
dulunya harus mengeluarkan biaya dan tenaga ekstra untuk menangani banjir,
kini tertolong oleh adanya Cek Dam Balang Sikuyung. Pemerintahan
setempat juga turut merasakan manfaat Cek Dam Balang Sikuyung ini.
Pasalnya, setiap terjadi banjir, banyak infrastruktur yang rusak atau hancur
seperti, sekolah, jalan, dan lain-lain. Cek Dam ini jelas mengurangi anggaran
pemerintah dalam hal perbaikan infrastruktur yang telah keluar selama
bertahun-tahun sebelum Cek Dam ini dibangun.
Luas daerah yang digenangi adalah 16.624 m2 atau 1,62 ha. Dan volume
yang dapat ditampung Cek Dam 54.810 m3. Lebar pelimpah/mercu 9,00 m
lebar pintu penguras 1,00 m (panjang total Cek Dam 133,08 m) dan panjang
saluran pengelak ke sungai Celendu 556 m dan lebar rata-rata 6m.
Pemantaun tinggi air dilakukan secara manual oleh pekerja di Cek Dam.
Pada saat intensitas curah hujan tinggi, maka pintu penguras ditutup. Saat
ketinggian air mencapai 20 cm dari puncak mercu air secara otomatis
mengalir kesaluran pembuang yang mengarah ke sungai Calendu. Ketika
debit banjir maksimum, pintu penguras dibuka secara perlahan guna
mengurangi tekanan pada bangunan utama. Salah satu upaya pengendalian
banjir adalah melakukan konservasi pada daerah hulu sesuai dengan UU No. 7
Tahun 2004 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air. Mewujudkan hal tersebut
pemerintah Kabupaten Bantaeng telah mencanangkan suatu program yang
dikenal dengan Jumat bersih Sabtu menanam. Cek Dam Balang Sikuyu

memiliki satu buah pintu penguras yang dalam pengoperasiannya masih
menggunakan sistem manual (buka tutup masih menggunakan tenaga
manusia).

Gambar 8. Cek Dam Balang Sikuyu

Gambar 9. Saluran Pembuangan Cek Dam Balang Sikuyu

LAMPIRAN

Penuntun Kegiatan Praktek Lapang Terpadu

JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN – UNHAS
2014
A. Latar Belakang dan Tujuan Kegiatan
Proses perkuliahan menuntut mahasiswa untuk mengetahui teori dan prinsip dari suatu
mata kuliah. Proses perkuliahan yang dilaksanakan di ruang kelas sebenarnya hanya proses
untuk merangsang minat dan menumbuhkan rasa ingin tahu yang lebih dalam lagi bagi
mahasiswa. Setelah proses perkuliahan berlangsung mahasiswa diharapkan dapat mengkaji
lebih jauh lagi tentang materi yang didapatkan di ruang kelas. Dengan pengkajian tersebut
mahasiswa diharapkan dapat menemukan hal-hal baru yang belum tersentuh oleh materi
yang di dapatkan di ruang kuliah.
Kegiatan kunjungan industri merupakan salah satu jenis kegiatan akademik yang dapat
menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa selain kegiatan kuliah atau praktikum
yang dilaksanakan di kampus. Tujuan dari kegiatan ini agar mahasiswa mendapatkan
gambaran nyata mengenai kegiatan di industri. Selain itu mahasiswa juga dapat menambah
pengetahuan dari materi dari mata kuliah yang diperoleh di ruang kelas perkuliahan.
B. Peserta Praktek Lapang
Peserta Praktek Lapang Terpadu adalah Mahasiswa Jurusan Teknologi Pertanian Fakultas
Pertanian Unhas yang mengambil mata kuliah berikut :
A. Prodi Keteknikan Pertanian
1.
2.
3.
4.
5.

Tenaga Pertanian
Hidrologi Teknik
Ilmu Bangunan
Mekanika Fluida
Energi dan Elektrifikasi

B. Prodi Ilmu dan Teknologi Pangan
1. Evaluasi Gizi Pangan
2. Agribisnis Tanaman Pangan
3. Sanitasi dan Pengolahan Limbah Industri

4.
5.
6.
7.

Aplikasi Pengolahan Hasil Laut
Tata Letak Pabrik dan Perencanaan Industri
Management Industri Pangan
Limbah

Mahasiswa yang mengambil mata kuliah diatas sifatnya wajib mengikuti kegiatan praktek
lapang ini. Peserta akan dibagi dalam 16 kelompok, tiap-tiap kelompok dikordinir oleh ketua
kelompok.
C. Jurnal Kegiatan
Pada tabel dibawah ini diisi dengan kegiatan yang berlangsung selama kegiatan praktek
lapang
No
Waktu
Kegiatan
Hari 1. Jumat, 17 Oktober 2014
1
16.00
Berangkat dari Makassar (UNHAS) menuju Bantaeng
2
22.00
Tiba di kabupaten Bantaeng
3
22.30
Makan malam di pantai Seruni
4
23.00
Berangkat Ke penginapan
5
23.30
Sampai di penginapan

Hari 2. Sabtu, 18 Oktober 2014
1
07.00
Berangkat dari penginapan menuju balai kartini Bantaeng
2
07.30
Tiba di Balai Kartini Bantaeng
3
07.40
Santap pagi
4
08.20
Pembukaan acara oleh bapak bupati Bantaeng
5
09.00
Penutupan
6
09.12
Berangkat menuju tempat dirumah kemasan dan pengolahan
rumput laut
7
09.24
Tiba dirumah kemasan dan pengolahan rumput laut
8
10.30
Berangkat menuju Cek Dam
9
11.30
Berangkat dari cek dam ke pantai marina
10
12.20
Sampai di pantai marina
11
14.30
Berangkat ke Makassar
12
21.00
Tiba di Makassar

D. Pengumpulan Data
Kegiatan Praktek Lapang ini dilaksanakan di empat tempat. Secara umum para praktek
lapang terpadu ini akan melihat proses produksi dan proses kerja di tempat yang akan
dikunjungi. Secara khusus dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
1. Tempat : Pengolahan Rumput Laut

No

Item

1

Sejarah
Kapan didirikan/mulai beroperasi?
Alasan Pendirian

Kondisi sebelum pendirian

2

3

4

Umum
Nama Lengkap Lokasi
Alamat Lokasi
Nama Kecamatan/Kelurahan lokasi
Nama Kepala/pimpinan
Nama Departemen atau Bagian
yang ada

Manajemen
Berapa Jumlah Pegawai
Apakah memiliki gudang
penyimpanan/ruang penyimpanan
input dan output?
Bagaimana system pembagian
kerja dari pegawai?
Apakah tiap pekerja mendapatkan
training? Siapa yg melakukan
training?
Jelaskan metode FIFO (First In First
Out) yang diterapkan

Gambarkan Layout Denah Ruang
produksi?
Berapa luas area ?
Peralatan
Sebutkan peralatan yg terdapat

Keterangan/Data
2009
bantaeng memiliki potensi rumput laut yang
sangat besar
Merupakan lahan kosong

Kompleks Pengolahan Industri Kecil
Jl. Dr. Ratulangi
Kelurahan Lembang
Departemen Dinas Kelautan dan Perikanan

7 orang
Memiliki gudang input

Setiap pekerja telah memiliki dasar dalam
mengolah rumput laut karena pekerja berasal
dari ukm-ukm.

Gambarkan di halaman kosong pada penuntun
ini

Alat pencuci, alat penghalus, alat pengadon

pada Industri dan apa fungsinya?
Peralatan yang digunakan
berasal/diproduksi oleh siapa?
Bagaimana prinsip kerja dari
masing2 alat?

Alat diproduksi sendiri dengan bantuan
pemerintah pusat

Berapa umur ekomonis dari
peralatan tersebut?

15 tahun

Sumber tenaga yang diperlukan
untuk menggerakkan peralatan
tersebut?

Listrik dan manusia

Berapa kebutuhan daya listrik yang
diperlukan dari masing-masing
peralatan?

Berapa kebutuhan listrik yang
diperlukan untuk pengoperasian
Industri
Bagaimana metode perawatan
dari peralatan tersebut

Alat dikeluarkan dari bangunan, lalu
dibersihkan sebelum produksi

Apakah tiap peralatan mempunyai Ya tiap peralatan memiliki SOP
SOP dan ada 1 orang sebagai
penanggung jawab?
Tuliskan hal lain yg didapatkan selain dari pertanyaan diatas

5

Proses input
Apa jenis produk yang diterima?

Rumput laut dan hasil pertanian lain

Dari daerah mana saja produk
input diterima?

Dari petani rumput laut bantaeng dan UKMUKM

Berapa jumlah berat rata-rata
komoditi yang diterima dalam
setiap bulan (ton/kwintal)? Pada
bulan berapa yg paling banyak?
Apa syarat mutu dari komoditi
yang diterima?

Untuk pengolahan sendiri, belum terlalu
ditentukan syarat mutunya, namun, bila akan
di ekspor mungkin akan memiliki syarat mutu

Tuliskan hal lain yg didapatkan selain dari pertanyaan diatas

6

Proses pengolahan
Jelaskan tahapan-tahapan proses
pengolahan yg ada (jelaskan
mesin/peralatan yg digunakan)

Berapa waktu yang digunakan
pada tiap batch produksi hingga
menghasilkan produk akhir?
Apa yang menjadi titik kritis (yg
perlu diperhatikan) selama proses
pengolahan

a.
b.
c.
d.

Mengumpulkan bahan baku
Mencuci rumput laut
Menghaluskan bahan baku
Mengadon bhan baku dengan bukbu
dll.
e. Mengolah adonan
f. Pengemasan
g. pemasaran

3 hari

Pada semua tahapan dalam pengolahan
rumput laut memiliki peran penting dan tidak
tergantikan.

Tuliskan hal lain yg didapatkan selain dari pertanyaan diatas
UKM ini berhasil menjadi fasilitator untuk menghubungkan petani rumput laut
dengan marketing (pasaran) sehingga menanmbah penghasilan dari masyarakat
khususnya petani rumput laut

7

Output
Apa saja produk yang dihasilkan?
Berapa rendemen yang dihasilkan
dari berat awal?
Apa saja limbah yang dihasilkan?
Jelaskan pengolahan limbah yang
dilakukan

Keripik, kerupuk, dan dodol

Berapa persen beras utuh yang
dihasilkan pada akhir proses?
Tuliskan hal lain yg didapatkan selain dari pertanyaan diatas

2. Tempat : Pengolahan Produk Pertanian

No

Item

1

Sejarah
Kapan didirikan/mulai beroperasi?
Alasan Pendirian

Kondisi sebelum pendirian

2

Umum
Nama Lengkap Lokasi

Keterangan/Data
2010
Karena hasil pertanian di bantaeng sangat
melimpah namun masyarakat tidak mampu
mengolah dengan baik
Sebelum pendirian, hasil panen yang ada
langsung dijual.

Kompleks Pengolahan Industri Kecil

Alamat Lokasi
Jl. Dr. Ratulangi
Nama Kecamatan/Kelurahan lokasi Kelurahan Lembang
Nama Kepala/pimpinan
Nama Departemen atau Bagian
yang ada

3

4

Manajemen
Berapa Jumlah Pegawai
Apakah memiliki gudang
penyimpanan/ruang penyimpanan
input dan output?
Bagaimana system pembagian
kerja dari pegawai?
Apakah tiap pekerja mendapatkan
training? Siapa yg melakukan
training?
Jelaskan metode FIFO (First In First
Out) yang diterapkan

8 orang

Pekerja dibagi berdasarkan tugas masingmasing
Pekerja yang diajak telah memiliki dasar dalam
pengolahan hasil pernian

Gambarkan Layout Denah Ruang
produksi?
Berapa luas area ?
Peralatan
Sebutkan peralatan yg terdapat
pada Industri dan apa fungsinya?
Peralatan yang digunakan
berasal/diproduksi oleh siapa?
Bagaimana prinsip kerja dari
masing2 alat?

Gambarkan di halaman kosong pada penuntun
ini

Berapa umur ekomonis dari
peralatan tersebut?

15 tahun

Sumber tenaga yang diperlukan
untuk menggerakkan peralatan
tersebut?

Tenaga listrik dan manusia

Alat pengadon, alat penggoreng, alat peniris
minyak, alat pencampur, alat pengemas
Hasil rekayasa rancang bangun oleh karyawan
pabrik.

Berapa kebutuhan daya listrik yang
diperlukan dari masing-masing
peralatan?

Berapa kebutuhan listrik yang
diperlukan untuk pengoperasian
Industri
Bagaimana metode perawatan
dari peralatan tersebut

Alat dibersihkan setiap hari dengan cara di
bersihkan dari debu sebelum dioperasikan

Apakah tiap peralatan mempunyai
SOP dan ada 1 orang sebagai
penanggung jawab?
Tuliskan hal lain yg didapatkan selain dari pertanyaan diatas

5

Proses input
Apa jenis produk yang diterima?
Dari daerah mana saja produk
input diterima?
Berapa jumlah berat rata-rata
komoditi yang diterima dalam
setiap bulan (ton/kwintal)? Pada
bulan berapa yg paling banyak?
Apa syarat mutu dari komoditi
yang diterima?

Tanaman hasil pertanian berupa kentang,
jagung, wortel,kol
Dari petani-petani di bantaeng dan berbagai
ukm di bantaeng
± 25 kg untuk diolah sehingga menjadi 820
bungkus makanan siap konsumsi

Tuliskan hal lain yg didapatkan selain dari pertanyaan diatas

6

Proses pengolahan
Jelaskan tahapan-tahapan proses
pengolahan yg ada (jelaskan
mesin/peralatan yg digunakan)

a. Mengumpulkan bahan baku
b. Mencuci bahan baku
c. Menghancurkan atau menghaluskan
bahan baku dengan food processor
d. Mengadon bahan yang telah halus
dengan alat pengadon
e. Menglah bahan baku menjadi
berbagai bentuk olahan makanan

Berapa waktu yang digunakan
pada tiap batch produksi hingga
menghasilkan produk akhir?
Apa yang menjadi titik kritis (yg
perlu diperhatikan) selama proses
pengolahan

Tuliskan hal lain yg didapatkan selain dari pertanyaan diatas

7

Output
Apa saja produk yang dihasilkan?
Berapa rendemen yang dihasilkan
dari berat awal?
Apa saja limbah yang dihasilkan?
Jelaskan pengolahan limbah yang
dilakukan

Keripik rumput laut, keripik jagung, dodol, dll
820 bungkus dari 25 kg bahan
Minyak hasil penggorengan
Minyak yang dihasilkan sebenarnya masih bias
digunakan lagi sehingga kadang karyawan
membawa pulang minyak tersebut untuk
keperluan rumah tangga

Berapa persen beras utuh yang
dihasilkan pada akhir proses?
Tuliskan hal lain yg didapatkan selain dari pertanyaan diatas

3. Tempat : Rumah Kemasan

No

Item

1

Sejarah
Kapan didirikan/mulai beroperasi?
Alasan Pendirian

Kondisi sebelum pendirian

2

3

Umum
Nama Lengkap Lokasi
Alamat Lokasi
Nama Kecamatan/Kelurahan lokasi
Nama Kepala/pimpinan
Nama Departemen atau Bagian
yang ada

Manajemen
Berapa Jumlah Pegawai
Apakah memiliki gudang
penyimpanan/ruang penyimpanan
input dan output?
Bagaimana system pembagian
kerja dari pegawai?
Apakah tiap pekerja mendapatkan

Keterangan/Data
2011
Memfasilitasi proses produksi pengolahan
bahan pangan
Kondisi lokasi sebelum dibangun hanya lahan
kosong yang tidak digunakan

Kompleks Pengolahan Industri Kecil
Jl. Dr. Ratulangi
Kelurahan Lembang
Kasubag Tata Usaha : Andi Lukman
a. Kepala UPTD
b. KASUBAG Tata Usaha
c. Kepala seksi desain kemasan
d. KASUBSI kemasan
Ada 4 PNS

Iya pelatihan dan sosialisasi kemasan yang

4

training? Siapa yg melakukan
training?
Gambarkan Layout Denah Ruang
produksi?
Berapa luas area ?
Peralatan
Sebutkan peralatan pengemasan
yg terdapat pada Industri dan apa
fungsinya?
Peralatan yang digunakan
berasal/diproduksi oleh siapa?
Bagaimana prinsip kerja dari
masing2 alat?

baik serta labeling yang benar

Berapa umur ekomonis dari
peralatan tersebut?

Jika digunakan full produksi, 15 tahun

Sumber tenaga yang diperlukan
untuk menggerakkan peralatan
tersebut?

Tenaga listrik dan manusia

Berapa kebutuhan daya listrik yang
diperlukan dari masing-masing
peralatan?

Untuk satu mesin ±100 watt untuk full
produksi 900 watt

Berapa kebutuhan listrik yang
diperlukan untuk pengoperasian
Industri
Bagaimana metode perawatan dari
peralatan tersebut

900 watt

Apakah tiap peralatan mempunyai
SOP dan ada 1 orang sebagai
penanggung jawab?

Iya ada

Gambarkan di halaman kosong pada
penuntun ini
20 x 40 m
Ada dua alat otomatis:
a. 2 alat cetak sablon
b. Pengemasan manual

Bahan makanan yang masuk tergantung berat,
dan ukuran hasil produksi, kemudian secara
otomatis masuk dan dicetak langsung

Dibersihkan setiap hari sebelum dioperasikan
karena lokasi yang memungkinkan debu
masuk kedalam ruangan

Tuliskan hal lain yg didapatkan selain dari pertanyaan diatas

5

Proses input
Apa jenis produk yang dikemas?
(produk pengolahan, sayuran,
buah-buahan, rempah, daging,
dll?)
Dari daerah mana saja produk
yang akan dikemas diterima?
Berapa jumlah berat rata-rata
komoditi yang diterima dalam
setiap bulan (ton/kwintal)? Pada
bulan berapa yg paling banyak?
Apa syarat mutu dari komoditi
yang diterima?

Sayuran dan buah-buahan

Dari UKM-UKM dibantaeng

Tergantung dari ukm yang membawa biasanya
±20-30 kg tergantung berat dan bahan hasil
produksi.
Syarat mutu tergantung dari uji kelayakan
pangan dari dinas pengawasan obat dan
makanan lalu dikemaskan

Tuliskan hal lain yg didapatkan selain dari pertanyaan diatas

6

Proses pengemasan
Pengemasan apa saja yang dapat
dilakukan?
(vacum, pengalengan, sealing
plastik, botol,dll?)

Saat ini masih menggunakan sealing plastic,
untuk botol, dikemaskan oleh ukm-ukm

Berapa waktu yang digunakan
pada tiap batch produksi hingga
menghasilkan produk akhir?
Apa yang menjadi titik kritis (yg
perlu diperhatikan) selama proses
pengemasan?

Belum pernah dihitung karena masing-masing
produk berbeda kinerja produksinya

Bagaimana dengan desain grafis
dari kemasan?

Desain produk dibuat sendiri bahkan ada
produsen meminta untuk dibuatkan label

Titik kritis berada di pihak produsen, bukan di
pengemasan. Namun beberapa factor
menentukan seperti banyaknya kandungan
minya pada hasil produksi, jika terlalu banyak,
maka tidak akan dikemas.

Tuliskan hal lain yg didapatkan selain dari pertanyaan diatas

4. Tempat : Cek Dam

No

Item

1

Sejarah
Kapan didirikan/mulai beroperasi?
Alasan Pendirian

Kondisi sebelum pendirian

2

Umum
Nama Lengkap Lokasi
Alamat Lokasi
Nama Kecamatan/Kelurahan lokasi
Nama Kepala/pimpinan
Nama Departemen atau Bagian
yang ada

Keterangan/Data
2010-2012
Karena pada tahun 1973, 2001, 2006 dan
2008 bantaeng terkena banjir besar yang
melumpuhkan aktivitas masyarakt

Aliran sungai balang sikuyu

Sungai Balang Sikuyu
Kecamatan bantaeng
Kecamatan bantaeng kelurahan karatuang
Prof. DR. Ir. H. M. Nurdin Abdullah, M. A gr.

3

4

Manajemen
Berapa Jumlah Pegawai
Bagaimana system pembagian
kerja dari pegawai?
Apakah tiap pekerja mendapatkan
training? Siapa yg melakukan
training?
Bangunan
Siapa dan dari mana konsultan
pembangunan CekDam?

2 pekerja tetap
Setiap terjadi penaikan volume, maka pekerja
mengontrol pintu air
Ya, seperti seminar-seminar dan training
tentang Cek Dam

Bagaimana Struktur Bangunan?

Luas daerah yang digenangi adalah 16.624
m2 atau 1,62 ha. Dan volume yang dapat
ditampung Cek Dam 54.810 m3.

Berapa Luas?

Lebar pelimpah/mercu 9,00 m lebar pintu
penguras 1,00 m (panjang total Cek Dam
133,08 m) dan panjang saluran pengelak ke
sungai Celendu 556 m dan lebar rata-rata 6m.
Dua tahun

Berapa lama pembangunan
CekDam?
Gambarkan Layout

Gambarkan di halaman kosong pada
penuntun ini
Tuliskan hal lain yg didapatkan selain dari pertanyaan diatas

5

Pengairan
Dari mana sumber air yang mengisi
CekDam?

Air berasal dari sungai baling sikuyu

Bagaimana pemanfaatan CekDam?

Untuk menanggulangi banjir

Siapa saja yang merasakan
manfaat dari CekDam?

Masyarakat dan pemerintah setempat sangat
menikmati manfaat dari Cek Dam ini

Bagaimana Pemantauan tinggi air
di CekDam

Dipantau secara manual oleh pekerja

Bagaimana pengaturan pintu air
pada CekDam?

Pintu air dikontrol secara manual oleh pekerja
yang bertugas

Tuliskan hal lain yg didapatkan selain dari pertanyaan diatas

E. PELAPORAN
Format pengetikan :
Diketik di kertas A4 dengan margin kiri 4 cm, atas 3 cm, kanan 3 cm, bawah 3 cm.
Menggunakan font Time News Roman ukuran 12 dengan spasi 1.
Pengumpulan laporan
Laporan diupload di LMS tekpert sesuai dengan kelompoknya. Laporan ini bersifat individu.
Silahkan login ke LMS >> masuk ke mata kuliah Praktek Lapang Terpadu >> Groups, klik
group nya kemudian cari dan klik tombol Assignment (gambar pulpen) untuk melakukan
upload Laporan.
File yang diupload dalam format PDF
Format isi Laporan :
1. Sampul : sampul terdiri dari Judul Kegiatan, Logo Unhas, Nama, Nim, dan Kelompok.
2. Isi : Isi dari laporan yaitu sesuai dengan point-point yang terdapat pada kuisioner
pengumpulan data yang dibahasakan ulang dalam bentuk kalimat. Sebaiknya pada
isi laporan disertakan foto-foto yang berhubungan dengan apa yang dibahas.
3. Lampiran : Penuntun Praktek lapang.
Penilaian :
Laporan yang disusun akan dinilai oleh asisten. Nilai laporan akan masuk 5% dari nilai mata
kuliah.