Pengertian Komunikasi dan Komunikasi Mas
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
Pertemu
an
MODUL
KOMUNIKASI MASSA (3 SKS)
Oleh : Heri Budianto.S.Sos.M.Si
POKOK BAHASAN
Komunikasi dan komukasi massa
DESKRIPSI
Pengertian dan Proses Komunikasi membahas tentang
pengertian, definisi, karakteristik, proses, serta bentuk /
tingkatan komunikasi dan Komunikasi Massa
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah mengikuti mata kuliah ini diharapkan mahasiswa
dapat :
1. Memahami dan menjelaskan pengertian komunikasi dan
komunikasi Massa
2. Memahami dan menjelaskan karakteristik komunikasi
dan Komunikasi Massa
3. Memahami dan menjelaskan proses komunikasi dan
Komunikasi Massa
4. Memahami
dan
menjelaskan
bentuk/
tingkatan
komunikasi.
5. Memahami dan menjelaskan pengertian komunikasi
massa.
6. Memahami dan menjelaskan perbedaan karakteristik
komunikasi massa dan komunikasi antar pribadi.
7. Memahami dan menjelaskan proses komunikasi massa.
8. Memahami dan menjelaskan arus pesan komunikasi
massa.
Materi Modul:
I. Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah prasyarat kehidupan manusia. Kehidupan manusia
akan tampak hampa atau tiada kehidupan sama sekali apabila tidak ada
komunikasi. Karena tanpa komunikasi, interaksi antar manusia, baik secara
perorangan, kelompok ataupun organisasi tidak mungkin dapat terjadi.
Dua orang dikatakan melakukan interaksi apabila masing-masing
melakukan aksi dan reaksi. Aksi dan reaksi yang dilakukan manusia ini, baik
secara perorangan, kelompok ataupun organisasi), dalam ilmu komunikasi
disebut sebagai tindakan komunikasi.
Tindakan komunikasi dapat dilakukan dengan berbagai cara baik
secara “verbal” (dalam bentuk kata-kata baik lisan dan / atau tulisan)
ataupun “non-verbal” (tidak dalam bentuk kata-kata, misalnya gestura,
sikap, tingkah laku, gambar-gambar, dan bentuk-bentuk lainnya yang
mengandung arti.
Tindakan komunikasi ini juga dapat dilakukan secara langsung
maupun tidak langsung. Berbicara secara tatap muka, berbicara melalui
telepon, menulis surat kepada seseorang, sekelompok orang, adalah contohcontoh dari tindakan komunikasi langsung. Sementara yang termasuk
tindakan komunikasi tidak langsung adalah tindakan komunikasi yang
dilakukan tidak secara perorangan tetapi melalui medium atau perantara
tertentu. Misalnya penyampaian informasi melalui surat kabar, majalah,
radio, televisi, film, pertunjukkan, kesenian, dan lain-lain.
1.1. Definisi Komunikasi
Kalau istilah “komunikasi” (dari bahasa Inggris “communication”)
berasala dari “communicatus” dalam bahasa Latin yang artinya “berbagi”
atau “menjadi milik bersama”. Dengan demikian komunikasi menurut
lexicographer (ahli kamus bahasa), “menunjuk pada suatu upaya yang
bertujuan berbagi untuk mencapai kebersamaan.”
Sementara itu, dalam Webster’s New Collegiate Dictionary edisi
tahun 1977 antara lain dijelaskan bahwa komunikasi adalah “suatu proses
pertukaran informasi diantara individu melalui sitem lambanglambang, tanda-tanda, atau tingkah laku.”
Sejalan dengan perkembangan ilmu komunikasi sebagai ilmu yang
bersifat multi disipliner, definisi-definisi yang diberikan para ahli pun
semakin banyak dan beragam. Masing-masing punya penekanan arti,
cakupan, dan konteksnya satu sama lain.
Sebagai gambaran, Frank F.X dance (1976) dalam bukunya “Human
Communication Theory” antara lain menginventaris 126 buah definisi
tentang komunikasi yang diberikan oleh berbagai ahli, diantaranya :
Komunkasi adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikastor)
menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan
tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang-orang lainnya
(khalayak).
Hovland, Janis, dan Kelley, 1953
Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi,
keahlian, dan lain-lain melalui penggunaan simbol-simbol seperti katakata, gambar-gambar, angka-angka, dan lain-lain.
Berelson dan Steiner, 1964
Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan
“siapa”, “mengatakan apa”, “dengan saluran apa”, “kepada siapa”,
“dengan akibat atau hasil apa”. (Who? says what? To whom? Whit what
effect?)
Lasswell, 1960
Komunikasi adalah suatu proses yang membuat sesuatu dari yang
semula dimiliki oleh seseorang (monopoli seseorang) menjadi dimiliki
oleh dua orang atau lebih.
Gode, 1959
Komunikasi
timbul
didorong
oleh
kebutuhan-kebutuhan
untuk
mengurangi
rasa
ketidakpastian,
bertindak
secara
efektif,
mempertahankan atau meperkuat ego.
Barnlund, 1964
Komunikasi adalah suatu proses yang menghubungkan satu bagian
dengan bagian lainnya dalam kehidupan.
Ruesch, 1957
Komunikasi adalah seluruh prosedur melalui mana pikiran seseorang
dapat mempengaruhi pikiran orang lainnya.
Weaver, 1949
Dari ketujuh defini komunikasi di atas dapat ditarik satu pengertian bahwa
komunikasi adalah suatu proses pembentukan, penyampaian, peneriamaan,
dan pengolahan pesan yang terjadi dalam diri seseorang dan / atau diantara
dua orang atau lebih dengan tujuan tertentu.
1.3. Karakteristik Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses.
Artinya bahwa komunikasi merupakan serangkaian tindakan atau
peristiwa yang terjadi secara berurutan (ada tahapan atau sekuens) serta
berkaitan satu sama lainnya dalam kurun waktu. Sebagai suatu proses,
komunikasi tidak “statis” tetapi “dinamis” dalam arti akan selalu
mengalami perubahan yang berlangsung secara terus menerus.
Komunikasi adalah upaya yang disengaja serta mempunyai tujuan.
Komunikasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar,
disengaja, serta sesuai dengan tujuan atau keinginan dari pelakunya.
Pengertian “sadar” di sini menunjukkan bahwa kegiatan komunikasi yang
dilakukan seseorang sepenuhnya
berada dalam kondisi mentalpsikologis yang terkendali atau terkontrol, bukan dalam keadaan
“mimpi”. Disengaja maksudnya bahwa komunikasi yang dilakukan
memang sesuai dengan kemauan dari pelakunya. Sementara tujuan
menunjuk pada hasil atau akibat yang ingin dicapai.
Komunikasi menuntut adanya partisipasi dan kerja sama dari para
pelakunya.
Kegiatan komunikasi akan berlangsung baik apabila pihak-pihak yang
berkomunikasi (dua orang atau lebih) sama-sama ikut terlibat dan samasama mempunyai perhatian yang sama terfadap topik pesan yang
dikomunikasikan.
Komunikasi bersifat simbolis.
Komunikasi pada dasarnya merupakan tindakan yang dilakukan dengan
menggunakan lambang-lambang. Lambang yang paling umum digunakan
dalam komunikasi antar manusia adalah bahasa verbal dalam bentukkata-kata, kalimat-kalimat, angka-angka atau tanda-tanda lainnya. Selain
bahasa verbal juga ada lambang-lambang yang bersifat non-verbal yang
dapat dipergunakan dalam komunikasi seperti gestura (gerak tangan,
kaki, atau bagian lainnya dari tubuh), warna, sikap dudk atau berdiri,
jarak, dan berbagai bentuk lambang lainnya.
Komunikasi bersifat transaksional.
Komunikasi pada dasarnya menuntut dua tindakan : memberi dan
menerima. Dua tindakan tersebut perlu dilakukan secara seimbang atau
proporsional
komunikasi.
oleh
masing-masing
pelaku
yang
terlibat
di
dalam
Komunikasi menembus faktor ruang dan waktu.
Maksudnya adalah bahwa para pserta atau pelaku yang terlibat dalam
komunikasi tidak harus hadir pada waktu serta tempat yang
sama.Dengan adalanya berbagai produk teknologi komunikasi, kedua
faktor tersebut (waktu dan tempat) bukan lagi menjadi persoalan dan
hambatan dalam berkomunikasi.
II. Proses Komunikasi
MESSAGE
CHANEL
ENCODING
SOURCE /
RECEIVER /
RECEIVER
DECODING
INTERPRETING
INTERPRETING
SOURCE
DECODING
ENCODING
MESSAGE
CHANEL
FEED BACK
Proses komunikasi yang digambarkan tersebut dapat dijelaskan
demikian : Perrtama, pihak sumber membentuk (encode) pesan dan
menyampaikannya melalui saluran tertentu (misalnya melalui surat, telepon
atau kalau bentuk komunikasinya percakapan langsung secara tatap muka
maka yang menjadi salurannya adalah gelombang udara).
Pihak penerima kemudian mengartikan dan menginterpretasikan
pesan tersebut. Apabila penerima punya tanggapan maka ia kemudiam
akan membentuk pesan yang disampaikannya kembali kepada si sumber.
Tanggapan yang disampaikan si sumber tersebut disebut sebagai umpan
balik. Pihak sumber kemudian akan mengartikan dan menginterpretasikan
tanggapan tadi, dan kembali ia akan melakukan pembentukan dan
penyampaian pesan baru. Demikianlah proses ini terus berlanjut secara
sirkuler, di mana kedudukan sebagai sumber dan penerima berlaku secara
bergantian.
III. Tingkatan Proses Komunikasi
Menurut Dennis McQuail (1987), secara umum kegiatan / proses komunikasi
dalam masyarakat dapat berlangsung dalam 6 (enam) tingkatan sebagai
berikut :
Komunikasi intra-pribadi (intrapersonal communication), yakni proses
yang terjadi dalam diri seseorang, berupa pengolahan informasi melalui
panca indra dan sistem syaraf.
Komunikasi antar-pribadi, yaitu kegiatan komunikasi yang dilakukan
secara langsung antara seseorang dengan orang lain.
Komunikasi dalam kelompok, yakni kegiatan komunikasi yang
berlangsung diantara anggota suatu kelompok. Dalam tingkatan ini, tiap
individu yang terlibat masing-masing berkomunikasi sesuai dengan peran
kedudukannya dalam kelompok.
Komunikasi antar kelompok, yakni kegiatan komunikasi yang berlangsung
antara suatu kelompok dengan kelompok lainnya.
Komunikasi organisasi, mencakup kegiatan komunikasi dalam suatu
organisasi dan komunikasi antar organisasi. Bedanya dengan komunikasi
kelompok, adalah bahwa sifat komunikasi organisasi lebih formal dan
lebih mengutamakan prinsip-prinsip efisiensi dalam melakukan kegiatan
komunikasinya.
Komunikasi dengan masyarakat secara luas. Bnetuk komunikasinya dapat
dilakukan melalui dua cara : (1) komunikasi massa, yakni komunikasi
melalui media massa, seperti radio, majalah, surat kabar, televis dan
lain-lain, (2) langsung tanpa media massa, misalnya ceramah atau pidato
di lapangan terbuka. Sifat isi pesan komunikasi yang disampaikan
menyangkut kepentingan orang banyak, tidak bersifat pribadi.
IV. Pendahuluan Komunikasi Massa
Saat ini perhatian masyarakat di berbagai belahan bumi tertuju ke
Timur Tengah, karena saat ini perhatian masyarakat
dunia terfokus pada
masalah perang antara Irak dan Amerika beserta sekutu-sekutunya. Amerika
mengultimatum agar Saddam Husein segera meninggalkan Irak, tetapi
Saddam menolak dan pecahlah perang. Saat ini, media massa cetak dan
elektronik telah menjadi penyebar informasi yang menguntungkan masingmasing negara, namun merugikan negara lawan. Dalam hal ini, baik Irak
maupun Amerika Serikat telah berhasil memanfaatkan berbagai media
massa yang dimilikinya untuk memenangkan strategi perang. Karena andil
media massa dalam perang tersebut begitu besar, sehingga beberapa ahli
komunikasi mengatakan bahwa perang tersebut juga merupakan perang
media massa.
Dari gambaran tersebut, nampak bahwa media massa telah muncul
sebagai kekuatan yang berpengaruh. Penyebaran informasi melalui media
massa seperti, surat kabar, televisi, radio dan film telah membentuk
pengetahuan dan pendapat manusia mengenai berbagai peristiwa atau hal
yang menyangkut kehidupannya. Kegunaan media massa telah telah
dirasakan oleh masyarakat, bahkan telah merupakan kebutuhan hidup
sehari-hari. Media massa telah hadir setiap saat tanpa memandang waktu
dan jarak. Bahkan mungkin kehadiran media massa dapat mempengaruhi
cara hidup dan perilaku seseorang.
V. Pengertian Komunikasi Massa
Pengertian komunikasi massa tidak dapat didefinisikan dengan singkat
dan sederhana, sebab di dalam pengertian pengertian komunikasi massa
tercakup hal-hal seperti isi pesan (pengolahan, pengiriman, penerimaan),
teknologi,
kelompok-kelompok,
macam-macam
kontek,
bentuk-bentuk
audience (khalayak), dan affect (pengaruh).
Bittner dalam bukunya Mass Communication: An Introduction (1980). Dia
mengatakan bahwa
“komunikasi massa adalah pesan-pesan yang
dikomunikasikan melalui media massa kepada sejumlah besar orang”
Definisi
ini
memberikan
batasan
pada
komponen-komponen
dari
komunikasi massa. Komponen-komponen itu mencakup adanya pesanpesan, media massa (koran, majalah, televisi, radio dan film), dan
klalayak.
DeFleur
dan
Dennis
dalam
bukunya
Understanding
Mass
Communicationa (1985), bahwa “komunikasi massa adalah suatu proses
dalam
mana
komunikator-komunikator
menggunakan
media
untuk
menyebarkan pesan-pesan secara luas , dan secara terus menerus
menciptakan makna-makna yang diharapkan dapat mempengaruhi
khalayak yang besar dan berbeda-beda dengan melalui berbagai cara.”
Definisi ini memberikan gambaran yang lebih luas dibandingkan dengan
definisinya Bittner. Penonjolan definisi ini terutama pada bagaimana
sumber informasi (media massa) mengemas dan menyajikan isi pesan.
Dengan cara dan gaya tertentu menciptakan makna terhadap suatu
peristiwa, sehingga mempengaruhi khalayak.
Kesimpulan :
Komunikasi massa adalah proses dimana organisasi media memproduksi
dan menyampaikan pesan kepada khalayak yang luas dimana pesan
media tersebut dicari, digunakan, dan dikonsumsi oleh khalayak.
VI. Karakteristik Komunikasi Massa vs Komunikasi Antar Pribadi
(KAP)
Pada uraian terdahulu telah dikwetahui bahwa komunikasi massa
adalah komunikasi yang dilakukan melalui media massa. Pengertian media
massa ini secara garis besar dapat dibagi ke dalam dua kelompok : media
massa cetak dan media massa elektronik. Media massa cetak antara lain
meliputi surat kabar, majalah, tabloid, buletin dan sebagainya. Sedangkan ,
media massa elektronika mencakup media audio (suara) seperti radio, dan
media audio visual (suara dan gambar) yaitu televisi dan film. Karakteristik
komunikasi massa disini, dibatasi pada lima jenis media massa – dikenal
sebagai “the big five of mass media”, yakni koran, majalah, radio, televisi,
dan film. Berikut ini adalah penjelasan secara konsepsional dari karakteristik
komunikasi massa.
Komunikasi melalui media massa pada dasarnya ditujukan ke khalayak
yang luas, heterogen, anonim, tersebar, serta tidak mengenal batas
geografis kultural.
Khalayak itu heterogen maksudnya adalah masyarakat luas yang
bermacam-macam,
tidak
dibatasi
oleh
latar
belakang
pendidikan,
penghasilan, ataupun status sosialnya. Khalayak yang bersifat anonim
artinya diantara satu dengan lainnya adalah terpisah dan tidak saling
mengenal.
Bentuk kegiatan komunikasi melalui media massa bersifat umum, bukan
perorangan atau pribadi. Isi pesan yang disampaikan menyangkut
kepentingan orang banyak, tidak hanya untuk kepentingan perorangan
atau pribadi. Lebih lanjut, pengertian dari ciri ini adalah bahwa kegiatankegiatan yang berkaitan dengan operasi suatu media massa akan
mencakup orang banyak yang terorganisasi di dalam organisasi media.
Pola penyampaian pesan media massa berjalan secara cepat dan mampu
menjangkau khalayak luas, bahkan mungkin tidak terbatas baik secara
geografis maupun kultural. Karena karakteristinya yang demikinan,
media massa disebut sebagai message multiplier (memiliki kemampuan
untuk menyampaikan pesan secara cepat dan menjangkau khalayak
luas).
Penyampaian pesan melalui media massa cenderung berjalan satu arah.
Umpan balik atau tanggapan dari pihak penerima (khalayak) lazimnya
berlangsung secara tertunda. Di sisni pesan pun diliput dan diolah oleh
sumber, yakni organisasi media cetak ataupun media elektronika dan
disebarkan secara luas kepada khalayak. Khalayak luas menerima pesanpesan
itu
sebagaimana
adanya.
Sedangkan
unpam
balik
adalah
tanggapan atau reaksi yang diberikan oleh khalayak pada isi pesan atau
kepada sumber pesan atau media massa tersebut.
Kegiatan komunikasi melalui media massa dilakukan secara terencana,
terjadwal, dan terorganisasi. Komunikator pada media massa bekerja
melalui aturan organisasi dan pembagian kerja yang jelas. Identitas yang
dibawakan bukan semata-mata identitas pribadi, tetapi yang justru
ditonjolkan adalah identitas organisasi atau kelompok.
Penyampaian pesan melalui media massa dilakukan secara berkala, tidak
bersifat temporer.
Isi pesan yang disampaikan melalui media massa dapat mencakup
berbagai aspek kehidupan manuasia (sosial, ekonomi, politik, budaya,
dan lain-lain), baik yang bersifat informatif dan edukatif, maupun
hiburan.
Komunikasi Massa vs Komunikasi Antar Pribadi
Karakteristik
Komunikasi Massa
Komunikasi
Antar Pribadi
Penyebaran pesan
cepat
lambat
Cakupan pesan
luas
terbatas
Efek
kognitif
Kognitif, afektif, konatif
Seleksi pesan
rendah
tinggi
Umpan balik
tidak langsung
langsung
VII. Proses Komunikasi Massa (Schramm)
Seseorang yang sependapat bahwa proses komunikasi itu sirkulair –
seperti yang dikatakan, misalnya oleh Schramm dan Osgood – dapat juga
mengatakan ada proses komunikasi yang lebih sirkulair dan ada yang tidak
begitu sirkulair. Komunikasi massa umumnya pada bentuk yang kedua. Mata
rantai terlemah dari rangkaian komunikasi massa adalah umpan balik dan
dalam versi komunikasi massa model Schramm, umpan balik hanya
merupakan dugaan saja, artinya si penerima berhenti membeli publikasinya,
atau tidak lagi mendengarkan program atau pengurangi pembelian produk
yang diiklankan.
Model Komunikasi Massa Schramm
Inti dari model Schramm ini adalah pengorganisasian media, dimana
dilaksanakan fungsi-fungsi, seperti encoding, interpreting dan decoding.
Misalnya pada sebuah surat kabar : setiap harinya surat kabar menerima
sejumlah berita dan informasi. Redaksi membaca, menilai dan memutuskan
apa yang akan dimuat. Dalam prosedur ini, bahan berita atau informasi
mengalami modifikasi, ditulis ulang atau ditolak oleh mereka yang bekerja
diorganisasi media, Jika bahan tersebut lulus dari para “gatekeeping” ini,
maka kegiatan selanjutnya adalah mencetak dan menyebarkannya.
Masa audiens yang terjangkau oleh pesan yang disampaikan oleh
organisasi media terdiri dari individu-individu. Namun, kebanyakan individu
itu menjadi anggota dari “primarY” atau “seconday” grup. Schramm (1954)
mengatakan, pesan dari media dapat mengalir dari satu orang penerima ke
anggota-anggota kelompok di sekelilingnya.
Sementara kegiatan decoding, encoding, dan interpreting, di dalam
sebuah organisasi media pada kenyataannya jauh lebih rumit dari pada
seperti yang digambarkan pada model.. Pada kenyataannya, proses itu
terdiri dari banyak sub-proses lagi, dimana dilaksanakan fungsi yang sama
berkali-kali.
Dilihat
dari
sebagai
bagian
dari
perkembangan
model-model
komunikasi, modelnya Schramm ini memperkuat kecenderungan untuk
berangkat dari model komunikasi umum ke model komunikasi massa
sebagai bagian yang terintegrasi dengan masyarakat. Pandangan Schramm
yang menganggap anggota kelompok audiens melakukan interaksi dengan
orang-orang dan kelompok lain, berdiskusi dan berinteraksi terhadap pesan
dari media massa, dapat dilihat sebagai reaksi menentang anggapan bahwa
masyarakat massa terdiri dari individu yang tidak terikat kuat, dan bahwa
pesan komunikasi massa mencapai mempengaruhi dan memanipulasi
anggota kelompok audiens satu per satu.
VIII. Arus Pesan Komunikasi Massa
Arus pesan / informasi (flow of information) komunikasi massa berjalan
satu arah (secara linear) mulai dari sumber yang mengirimkan pesan
dengan saluran media kepada khalayak dan diharapkan mendapat suatu
dampak atau efek tertentu.
Karena sifatnya yang umum dan massal, efek komunikasi massa
seperti dikatan oleh Schramm, hanya mampu merubah / menmbah tingkat
pengetahuan khalayaknya.
Lebih jauh dikatakan bahwa di dalam komunikasi massa, respon yang
terjadi tetap ada, namun sifat dari respon / umpan balik tersebut merupakan
respon yang tertunda. Artinya, bahwa media sebagai suatu lembaga tidak
mungkin memberikan respon segera yang mungkin diberikan oleh beberapa
khalayaknya. Secara terencana, media akan menyeleksi respon-respon dari
khalayak yang sejauh mungkin sesuai dengan tujuan dan misi lembaga
yang bersangkutan. Mekanisme respon tersebut sangat berbeda dengan
komunikasi antar pribadi yang sifatnya spontan dan segera.
Referensi :
Senjadja, Sasa Djuarsasenjaja (1996), Pengantar Komunikasi. Universitas
Terbuka, Jakarta.
McQuail,
Denis
dan
Sven
Komunikasi.Longman Inc., New York.
Windahl
(1985),
Model-Model
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
Pertemu
an
MODUL
KOMUNIKASI MASSA (3 SKS)
Oleh : Heri Budianto.S.Sos.M.Si
POKOK BAHASAN
Komunikasi dan komukasi massa
DESKRIPSI
Pengertian dan Proses Komunikasi membahas tentang
pengertian, definisi, karakteristik, proses, serta bentuk /
tingkatan komunikasi dan Komunikasi Massa
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah mengikuti mata kuliah ini diharapkan mahasiswa
dapat :
1. Memahami dan menjelaskan pengertian komunikasi dan
komunikasi Massa
2. Memahami dan menjelaskan karakteristik komunikasi
dan Komunikasi Massa
3. Memahami dan menjelaskan proses komunikasi dan
Komunikasi Massa
4. Memahami
dan
menjelaskan
bentuk/
tingkatan
komunikasi.
5. Memahami dan menjelaskan pengertian komunikasi
massa.
6. Memahami dan menjelaskan perbedaan karakteristik
komunikasi massa dan komunikasi antar pribadi.
7. Memahami dan menjelaskan proses komunikasi massa.
8. Memahami dan menjelaskan arus pesan komunikasi
massa.
Materi Modul:
I. Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah prasyarat kehidupan manusia. Kehidupan manusia
akan tampak hampa atau tiada kehidupan sama sekali apabila tidak ada
komunikasi. Karena tanpa komunikasi, interaksi antar manusia, baik secara
perorangan, kelompok ataupun organisasi tidak mungkin dapat terjadi.
Dua orang dikatakan melakukan interaksi apabila masing-masing
melakukan aksi dan reaksi. Aksi dan reaksi yang dilakukan manusia ini, baik
secara perorangan, kelompok ataupun organisasi), dalam ilmu komunikasi
disebut sebagai tindakan komunikasi.
Tindakan komunikasi dapat dilakukan dengan berbagai cara baik
secara “verbal” (dalam bentuk kata-kata baik lisan dan / atau tulisan)
ataupun “non-verbal” (tidak dalam bentuk kata-kata, misalnya gestura,
sikap, tingkah laku, gambar-gambar, dan bentuk-bentuk lainnya yang
mengandung arti.
Tindakan komunikasi ini juga dapat dilakukan secara langsung
maupun tidak langsung. Berbicara secara tatap muka, berbicara melalui
telepon, menulis surat kepada seseorang, sekelompok orang, adalah contohcontoh dari tindakan komunikasi langsung. Sementara yang termasuk
tindakan komunikasi tidak langsung adalah tindakan komunikasi yang
dilakukan tidak secara perorangan tetapi melalui medium atau perantara
tertentu. Misalnya penyampaian informasi melalui surat kabar, majalah,
radio, televisi, film, pertunjukkan, kesenian, dan lain-lain.
1.1. Definisi Komunikasi
Kalau istilah “komunikasi” (dari bahasa Inggris “communication”)
berasala dari “communicatus” dalam bahasa Latin yang artinya “berbagi”
atau “menjadi milik bersama”. Dengan demikian komunikasi menurut
lexicographer (ahli kamus bahasa), “menunjuk pada suatu upaya yang
bertujuan berbagi untuk mencapai kebersamaan.”
Sementara itu, dalam Webster’s New Collegiate Dictionary edisi
tahun 1977 antara lain dijelaskan bahwa komunikasi adalah “suatu proses
pertukaran informasi diantara individu melalui sitem lambanglambang, tanda-tanda, atau tingkah laku.”
Sejalan dengan perkembangan ilmu komunikasi sebagai ilmu yang
bersifat multi disipliner, definisi-definisi yang diberikan para ahli pun
semakin banyak dan beragam. Masing-masing punya penekanan arti,
cakupan, dan konteksnya satu sama lain.
Sebagai gambaran, Frank F.X dance (1976) dalam bukunya “Human
Communication Theory” antara lain menginventaris 126 buah definisi
tentang komunikasi yang diberikan oleh berbagai ahli, diantaranya :
Komunkasi adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikastor)
menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan
tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang-orang lainnya
(khalayak).
Hovland, Janis, dan Kelley, 1953
Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi,
keahlian, dan lain-lain melalui penggunaan simbol-simbol seperti katakata, gambar-gambar, angka-angka, dan lain-lain.
Berelson dan Steiner, 1964
Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan
“siapa”, “mengatakan apa”, “dengan saluran apa”, “kepada siapa”,
“dengan akibat atau hasil apa”. (Who? says what? To whom? Whit what
effect?)
Lasswell, 1960
Komunikasi adalah suatu proses yang membuat sesuatu dari yang
semula dimiliki oleh seseorang (monopoli seseorang) menjadi dimiliki
oleh dua orang atau lebih.
Gode, 1959
Komunikasi
timbul
didorong
oleh
kebutuhan-kebutuhan
untuk
mengurangi
rasa
ketidakpastian,
bertindak
secara
efektif,
mempertahankan atau meperkuat ego.
Barnlund, 1964
Komunikasi adalah suatu proses yang menghubungkan satu bagian
dengan bagian lainnya dalam kehidupan.
Ruesch, 1957
Komunikasi adalah seluruh prosedur melalui mana pikiran seseorang
dapat mempengaruhi pikiran orang lainnya.
Weaver, 1949
Dari ketujuh defini komunikasi di atas dapat ditarik satu pengertian bahwa
komunikasi adalah suatu proses pembentukan, penyampaian, peneriamaan,
dan pengolahan pesan yang terjadi dalam diri seseorang dan / atau diantara
dua orang atau lebih dengan tujuan tertentu.
1.3. Karakteristik Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses.
Artinya bahwa komunikasi merupakan serangkaian tindakan atau
peristiwa yang terjadi secara berurutan (ada tahapan atau sekuens) serta
berkaitan satu sama lainnya dalam kurun waktu. Sebagai suatu proses,
komunikasi tidak “statis” tetapi “dinamis” dalam arti akan selalu
mengalami perubahan yang berlangsung secara terus menerus.
Komunikasi adalah upaya yang disengaja serta mempunyai tujuan.
Komunikasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar,
disengaja, serta sesuai dengan tujuan atau keinginan dari pelakunya.
Pengertian “sadar” di sini menunjukkan bahwa kegiatan komunikasi yang
dilakukan seseorang sepenuhnya
berada dalam kondisi mentalpsikologis yang terkendali atau terkontrol, bukan dalam keadaan
“mimpi”. Disengaja maksudnya bahwa komunikasi yang dilakukan
memang sesuai dengan kemauan dari pelakunya. Sementara tujuan
menunjuk pada hasil atau akibat yang ingin dicapai.
Komunikasi menuntut adanya partisipasi dan kerja sama dari para
pelakunya.
Kegiatan komunikasi akan berlangsung baik apabila pihak-pihak yang
berkomunikasi (dua orang atau lebih) sama-sama ikut terlibat dan samasama mempunyai perhatian yang sama terfadap topik pesan yang
dikomunikasikan.
Komunikasi bersifat simbolis.
Komunikasi pada dasarnya merupakan tindakan yang dilakukan dengan
menggunakan lambang-lambang. Lambang yang paling umum digunakan
dalam komunikasi antar manusia adalah bahasa verbal dalam bentukkata-kata, kalimat-kalimat, angka-angka atau tanda-tanda lainnya. Selain
bahasa verbal juga ada lambang-lambang yang bersifat non-verbal yang
dapat dipergunakan dalam komunikasi seperti gestura (gerak tangan,
kaki, atau bagian lainnya dari tubuh), warna, sikap dudk atau berdiri,
jarak, dan berbagai bentuk lambang lainnya.
Komunikasi bersifat transaksional.
Komunikasi pada dasarnya menuntut dua tindakan : memberi dan
menerima. Dua tindakan tersebut perlu dilakukan secara seimbang atau
proporsional
komunikasi.
oleh
masing-masing
pelaku
yang
terlibat
di
dalam
Komunikasi menembus faktor ruang dan waktu.
Maksudnya adalah bahwa para pserta atau pelaku yang terlibat dalam
komunikasi tidak harus hadir pada waktu serta tempat yang
sama.Dengan adalanya berbagai produk teknologi komunikasi, kedua
faktor tersebut (waktu dan tempat) bukan lagi menjadi persoalan dan
hambatan dalam berkomunikasi.
II. Proses Komunikasi
MESSAGE
CHANEL
ENCODING
SOURCE /
RECEIVER /
RECEIVER
DECODING
INTERPRETING
INTERPRETING
SOURCE
DECODING
ENCODING
MESSAGE
CHANEL
FEED BACK
Proses komunikasi yang digambarkan tersebut dapat dijelaskan
demikian : Perrtama, pihak sumber membentuk (encode) pesan dan
menyampaikannya melalui saluran tertentu (misalnya melalui surat, telepon
atau kalau bentuk komunikasinya percakapan langsung secara tatap muka
maka yang menjadi salurannya adalah gelombang udara).
Pihak penerima kemudian mengartikan dan menginterpretasikan
pesan tersebut. Apabila penerima punya tanggapan maka ia kemudiam
akan membentuk pesan yang disampaikannya kembali kepada si sumber.
Tanggapan yang disampaikan si sumber tersebut disebut sebagai umpan
balik. Pihak sumber kemudian akan mengartikan dan menginterpretasikan
tanggapan tadi, dan kembali ia akan melakukan pembentukan dan
penyampaian pesan baru. Demikianlah proses ini terus berlanjut secara
sirkuler, di mana kedudukan sebagai sumber dan penerima berlaku secara
bergantian.
III. Tingkatan Proses Komunikasi
Menurut Dennis McQuail (1987), secara umum kegiatan / proses komunikasi
dalam masyarakat dapat berlangsung dalam 6 (enam) tingkatan sebagai
berikut :
Komunikasi intra-pribadi (intrapersonal communication), yakni proses
yang terjadi dalam diri seseorang, berupa pengolahan informasi melalui
panca indra dan sistem syaraf.
Komunikasi antar-pribadi, yaitu kegiatan komunikasi yang dilakukan
secara langsung antara seseorang dengan orang lain.
Komunikasi dalam kelompok, yakni kegiatan komunikasi yang
berlangsung diantara anggota suatu kelompok. Dalam tingkatan ini, tiap
individu yang terlibat masing-masing berkomunikasi sesuai dengan peran
kedudukannya dalam kelompok.
Komunikasi antar kelompok, yakni kegiatan komunikasi yang berlangsung
antara suatu kelompok dengan kelompok lainnya.
Komunikasi organisasi, mencakup kegiatan komunikasi dalam suatu
organisasi dan komunikasi antar organisasi. Bedanya dengan komunikasi
kelompok, adalah bahwa sifat komunikasi organisasi lebih formal dan
lebih mengutamakan prinsip-prinsip efisiensi dalam melakukan kegiatan
komunikasinya.
Komunikasi dengan masyarakat secara luas. Bnetuk komunikasinya dapat
dilakukan melalui dua cara : (1) komunikasi massa, yakni komunikasi
melalui media massa, seperti radio, majalah, surat kabar, televis dan
lain-lain, (2) langsung tanpa media massa, misalnya ceramah atau pidato
di lapangan terbuka. Sifat isi pesan komunikasi yang disampaikan
menyangkut kepentingan orang banyak, tidak bersifat pribadi.
IV. Pendahuluan Komunikasi Massa
Saat ini perhatian masyarakat di berbagai belahan bumi tertuju ke
Timur Tengah, karena saat ini perhatian masyarakat
dunia terfokus pada
masalah perang antara Irak dan Amerika beserta sekutu-sekutunya. Amerika
mengultimatum agar Saddam Husein segera meninggalkan Irak, tetapi
Saddam menolak dan pecahlah perang. Saat ini, media massa cetak dan
elektronik telah menjadi penyebar informasi yang menguntungkan masingmasing negara, namun merugikan negara lawan. Dalam hal ini, baik Irak
maupun Amerika Serikat telah berhasil memanfaatkan berbagai media
massa yang dimilikinya untuk memenangkan strategi perang. Karena andil
media massa dalam perang tersebut begitu besar, sehingga beberapa ahli
komunikasi mengatakan bahwa perang tersebut juga merupakan perang
media massa.
Dari gambaran tersebut, nampak bahwa media massa telah muncul
sebagai kekuatan yang berpengaruh. Penyebaran informasi melalui media
massa seperti, surat kabar, televisi, radio dan film telah membentuk
pengetahuan dan pendapat manusia mengenai berbagai peristiwa atau hal
yang menyangkut kehidupannya. Kegunaan media massa telah telah
dirasakan oleh masyarakat, bahkan telah merupakan kebutuhan hidup
sehari-hari. Media massa telah hadir setiap saat tanpa memandang waktu
dan jarak. Bahkan mungkin kehadiran media massa dapat mempengaruhi
cara hidup dan perilaku seseorang.
V. Pengertian Komunikasi Massa
Pengertian komunikasi massa tidak dapat didefinisikan dengan singkat
dan sederhana, sebab di dalam pengertian pengertian komunikasi massa
tercakup hal-hal seperti isi pesan (pengolahan, pengiriman, penerimaan),
teknologi,
kelompok-kelompok,
macam-macam
kontek,
bentuk-bentuk
audience (khalayak), dan affect (pengaruh).
Bittner dalam bukunya Mass Communication: An Introduction (1980). Dia
mengatakan bahwa
“komunikasi massa adalah pesan-pesan yang
dikomunikasikan melalui media massa kepada sejumlah besar orang”
Definisi
ini
memberikan
batasan
pada
komponen-komponen
dari
komunikasi massa. Komponen-komponen itu mencakup adanya pesanpesan, media massa (koran, majalah, televisi, radio dan film), dan
klalayak.
DeFleur
dan
Dennis
dalam
bukunya
Understanding
Mass
Communicationa (1985), bahwa “komunikasi massa adalah suatu proses
dalam
mana
komunikator-komunikator
menggunakan
media
untuk
menyebarkan pesan-pesan secara luas , dan secara terus menerus
menciptakan makna-makna yang diharapkan dapat mempengaruhi
khalayak yang besar dan berbeda-beda dengan melalui berbagai cara.”
Definisi ini memberikan gambaran yang lebih luas dibandingkan dengan
definisinya Bittner. Penonjolan definisi ini terutama pada bagaimana
sumber informasi (media massa) mengemas dan menyajikan isi pesan.
Dengan cara dan gaya tertentu menciptakan makna terhadap suatu
peristiwa, sehingga mempengaruhi khalayak.
Kesimpulan :
Komunikasi massa adalah proses dimana organisasi media memproduksi
dan menyampaikan pesan kepada khalayak yang luas dimana pesan
media tersebut dicari, digunakan, dan dikonsumsi oleh khalayak.
VI. Karakteristik Komunikasi Massa vs Komunikasi Antar Pribadi
(KAP)
Pada uraian terdahulu telah dikwetahui bahwa komunikasi massa
adalah komunikasi yang dilakukan melalui media massa. Pengertian media
massa ini secara garis besar dapat dibagi ke dalam dua kelompok : media
massa cetak dan media massa elektronik. Media massa cetak antara lain
meliputi surat kabar, majalah, tabloid, buletin dan sebagainya. Sedangkan ,
media massa elektronika mencakup media audio (suara) seperti radio, dan
media audio visual (suara dan gambar) yaitu televisi dan film. Karakteristik
komunikasi massa disini, dibatasi pada lima jenis media massa – dikenal
sebagai “the big five of mass media”, yakni koran, majalah, radio, televisi,
dan film. Berikut ini adalah penjelasan secara konsepsional dari karakteristik
komunikasi massa.
Komunikasi melalui media massa pada dasarnya ditujukan ke khalayak
yang luas, heterogen, anonim, tersebar, serta tidak mengenal batas
geografis kultural.
Khalayak itu heterogen maksudnya adalah masyarakat luas yang
bermacam-macam,
tidak
dibatasi
oleh
latar
belakang
pendidikan,
penghasilan, ataupun status sosialnya. Khalayak yang bersifat anonim
artinya diantara satu dengan lainnya adalah terpisah dan tidak saling
mengenal.
Bentuk kegiatan komunikasi melalui media massa bersifat umum, bukan
perorangan atau pribadi. Isi pesan yang disampaikan menyangkut
kepentingan orang banyak, tidak hanya untuk kepentingan perorangan
atau pribadi. Lebih lanjut, pengertian dari ciri ini adalah bahwa kegiatankegiatan yang berkaitan dengan operasi suatu media massa akan
mencakup orang banyak yang terorganisasi di dalam organisasi media.
Pola penyampaian pesan media massa berjalan secara cepat dan mampu
menjangkau khalayak luas, bahkan mungkin tidak terbatas baik secara
geografis maupun kultural. Karena karakteristinya yang demikinan,
media massa disebut sebagai message multiplier (memiliki kemampuan
untuk menyampaikan pesan secara cepat dan menjangkau khalayak
luas).
Penyampaian pesan melalui media massa cenderung berjalan satu arah.
Umpan balik atau tanggapan dari pihak penerima (khalayak) lazimnya
berlangsung secara tertunda. Di sisni pesan pun diliput dan diolah oleh
sumber, yakni organisasi media cetak ataupun media elektronika dan
disebarkan secara luas kepada khalayak. Khalayak luas menerima pesanpesan
itu
sebagaimana
adanya.
Sedangkan
unpam
balik
adalah
tanggapan atau reaksi yang diberikan oleh khalayak pada isi pesan atau
kepada sumber pesan atau media massa tersebut.
Kegiatan komunikasi melalui media massa dilakukan secara terencana,
terjadwal, dan terorganisasi. Komunikator pada media massa bekerja
melalui aturan organisasi dan pembagian kerja yang jelas. Identitas yang
dibawakan bukan semata-mata identitas pribadi, tetapi yang justru
ditonjolkan adalah identitas organisasi atau kelompok.
Penyampaian pesan melalui media massa dilakukan secara berkala, tidak
bersifat temporer.
Isi pesan yang disampaikan melalui media massa dapat mencakup
berbagai aspek kehidupan manuasia (sosial, ekonomi, politik, budaya,
dan lain-lain), baik yang bersifat informatif dan edukatif, maupun
hiburan.
Komunikasi Massa vs Komunikasi Antar Pribadi
Karakteristik
Komunikasi Massa
Komunikasi
Antar Pribadi
Penyebaran pesan
cepat
lambat
Cakupan pesan
luas
terbatas
Efek
kognitif
Kognitif, afektif, konatif
Seleksi pesan
rendah
tinggi
Umpan balik
tidak langsung
langsung
VII. Proses Komunikasi Massa (Schramm)
Seseorang yang sependapat bahwa proses komunikasi itu sirkulair –
seperti yang dikatakan, misalnya oleh Schramm dan Osgood – dapat juga
mengatakan ada proses komunikasi yang lebih sirkulair dan ada yang tidak
begitu sirkulair. Komunikasi massa umumnya pada bentuk yang kedua. Mata
rantai terlemah dari rangkaian komunikasi massa adalah umpan balik dan
dalam versi komunikasi massa model Schramm, umpan balik hanya
merupakan dugaan saja, artinya si penerima berhenti membeli publikasinya,
atau tidak lagi mendengarkan program atau pengurangi pembelian produk
yang diiklankan.
Model Komunikasi Massa Schramm
Inti dari model Schramm ini adalah pengorganisasian media, dimana
dilaksanakan fungsi-fungsi, seperti encoding, interpreting dan decoding.
Misalnya pada sebuah surat kabar : setiap harinya surat kabar menerima
sejumlah berita dan informasi. Redaksi membaca, menilai dan memutuskan
apa yang akan dimuat. Dalam prosedur ini, bahan berita atau informasi
mengalami modifikasi, ditulis ulang atau ditolak oleh mereka yang bekerja
diorganisasi media, Jika bahan tersebut lulus dari para “gatekeeping” ini,
maka kegiatan selanjutnya adalah mencetak dan menyebarkannya.
Masa audiens yang terjangkau oleh pesan yang disampaikan oleh
organisasi media terdiri dari individu-individu. Namun, kebanyakan individu
itu menjadi anggota dari “primarY” atau “seconday” grup. Schramm (1954)
mengatakan, pesan dari media dapat mengalir dari satu orang penerima ke
anggota-anggota kelompok di sekelilingnya.
Sementara kegiatan decoding, encoding, dan interpreting, di dalam
sebuah organisasi media pada kenyataannya jauh lebih rumit dari pada
seperti yang digambarkan pada model.. Pada kenyataannya, proses itu
terdiri dari banyak sub-proses lagi, dimana dilaksanakan fungsi yang sama
berkali-kali.
Dilihat
dari
sebagai
bagian
dari
perkembangan
model-model
komunikasi, modelnya Schramm ini memperkuat kecenderungan untuk
berangkat dari model komunikasi umum ke model komunikasi massa
sebagai bagian yang terintegrasi dengan masyarakat. Pandangan Schramm
yang menganggap anggota kelompok audiens melakukan interaksi dengan
orang-orang dan kelompok lain, berdiskusi dan berinteraksi terhadap pesan
dari media massa, dapat dilihat sebagai reaksi menentang anggapan bahwa
masyarakat massa terdiri dari individu yang tidak terikat kuat, dan bahwa
pesan komunikasi massa mencapai mempengaruhi dan memanipulasi
anggota kelompok audiens satu per satu.
VIII. Arus Pesan Komunikasi Massa
Arus pesan / informasi (flow of information) komunikasi massa berjalan
satu arah (secara linear) mulai dari sumber yang mengirimkan pesan
dengan saluran media kepada khalayak dan diharapkan mendapat suatu
dampak atau efek tertentu.
Karena sifatnya yang umum dan massal, efek komunikasi massa
seperti dikatan oleh Schramm, hanya mampu merubah / menmbah tingkat
pengetahuan khalayaknya.
Lebih jauh dikatakan bahwa di dalam komunikasi massa, respon yang
terjadi tetap ada, namun sifat dari respon / umpan balik tersebut merupakan
respon yang tertunda. Artinya, bahwa media sebagai suatu lembaga tidak
mungkin memberikan respon segera yang mungkin diberikan oleh beberapa
khalayaknya. Secara terencana, media akan menyeleksi respon-respon dari
khalayak yang sejauh mungkin sesuai dengan tujuan dan misi lembaga
yang bersangkutan. Mekanisme respon tersebut sangat berbeda dengan
komunikasi antar pribadi yang sifatnya spontan dan segera.
Referensi :
Senjadja, Sasa Djuarsasenjaja (1996), Pengantar Komunikasi. Universitas
Terbuka, Jakarta.
McQuail,
Denis
dan
Sven
Komunikasi.Longman Inc., New York.
Windahl
(1985),
Model-Model