Hubungan Kadar Feritin dengan Jumlah Sel

HASIL PENELITIAN

Hubungan Kadar Feritin dengan Jumlah Sel CD4+
pada Pasien HIV/AIDS Laki-laki
Liong Boy Kurniawan, Nurhayana Sennang, Uleng Bahrun, Mansyur Arif
Bagian Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
BLU RS Wahidin Sudirohusodo, Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia

ABSTRAK
Berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2010, mayoritas pengidap HIV/AIDS adalah laki-laki dan jumlahnya
makin meningkat tiap tahun. Progresivitas infeksi HIV dapat dinilai dengan hitung jumlah CD4+. Feritin yang merupakan protein penyimpan
cadangan besi dan penanda inlamasi akut dan kronik juga sering dikaitkan dengan progresiitas infeksi HIV. Penelitian ini bertujuan menilai
hubungan kadar feritin dengan jumlah CD4+ pada penderita HIV/AIDS laki-laki. Penelitian ini menggunakan metode cross-sectional pada 24
pasien HIV/AIDS laki-laki dari Pokja HIV Rumah Sakit dr. Wahidin Sudirohusodo (RSWS) Makassar dilakukan sejak Agustus 2010 hingga Juni 2011.
Kadar feritin dinilai dengan metode enzyme linked immunoassay sedangkan jumlah CD4+ dihitung dengan metode luorescent activated cell
sorter. Kadar feritin pasien dengan jumlah CD4+ 500 sel/μl berturut-turut 1394,1+638,10, 384,28+266,79 dan 176,71+68,42
μg/L. Tes Mann-Whitney menunjukkan perbedaan bermakna kadar feritin antara jumlah CD4+ 500 (p=0,033) serta CD4+ 500 sel/μL (p=0,003). Uji Korelasi Spearman’s menunjukkan korelasi negatif antara feritin dengan
jumlah CD4+ (p=0,000, r=-0,793). Makin tinggi kadar feritin, makin rendah jumlah CD4+, dan terdapat perbedaan bermakna kadar feritin antara
jumlah CD4+ 500 sel/μL.
Kata kunci: CD4+, feritin, HIV/AIDS


ABSTRACT
The majority of HIV/AIDS patients were male and the number increased over past years. Progressivity of HIV infection can be measured with
CD4+ cells count. Ferritin is an iron stored protein and a marker of acute and chronic inlammation that is also usually connected with HIV infection progressivity. This study is set to ind correlation between ferritin level and CD4+ cells count in male HIV/AIDS patients. The cross-sectional
study was conducted in 24 male HIV/AIDS patients from HIV Voluntary Counselling and Testing Unit, Dr. Wahidin Sudirohusodo Hospital Makassar during August 2010 till June 2011. Ferritin level was measured with enzyme linked immunoassay while CD4+ cells count was measured with
luorescent activated cell sorter method. The mean ferritin level in patients with CD4+500 cells/μL were 1394.71+638.10,
384.28+266.79 and 176.71+68.42 μg/L, respectively. Mann-Whitney Test showed signiicant diference of ferritin level between patients with
CD4+ 500 (p=0.033), and between CD4+ 500 cells/μL (p=0.003). Spearman’s Correlation Test showed negative correlation between ferritin level and CD4+ cells count (p=0.000, r=-0.793). Higher ferritin level correlated with lower CD4+ cells count and there were signiicant ferritin level diferences among CD4+ 500 cells/μL. Relationship between Ferritin and CD4+ Count in Male HIV/AIDS Patients. Liong Boy Kurniawan, Nurhayana Sennang, Uleng Bahrun, Mansyur
Arif.
Key words: CD4+, ferritin, HIV/AIDS

PENDAHULUAN
Penderita Human Immunodeiciency Virus/
Acquired Immunodeiciency Syndrome (HIV/
AIDS) makin bertambah dari tahun ke tahun.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
melaporkan jumlah kasus HIV/AIDS di Indonesia sampai Maret 2010 secara kumulatif mencapai 20.564 kasus dengan penderita laki-laki
sebanyak 15.168 kasus (73,75%), sedangkan
kasus di Sulawesi Selatan dilaporkan sebanyak 591 kasus dengan prevalensi 6,65 per 100
ribu penduduk.1 Center for Disease Control and


512

CDK-195_vol39_no7_th2012 ok.indd 512

Prevention (CDC) mengklasiikasikan beratnya
infeksi HIV/AIDS berdasarkan hitung jumlah
sel CD4+ dengan kategori 500 sel/μl.2-5
Feritin merupakan protein yang berfungsi sebagai cadangan besi tubuh dan merupakan
penanda inlamasi akut dan kronik. Peningkatan kadar feritin ditemukan pada penderita
AIDS. Kadar feritin serum sering dihubungkan dengan progresivitas penyakit HIV yang
menunjukkan kelebihan besi tubuh memiliki

efek yang buruk terhadap ketahanan penderita HIV.
Boom dkk (2007) di Belanda melaporkan penderita HIV dengan kadar feritin rendah mempunyai respon peningkatan jumlah sel CD4+
yang lebih cepat dan besar pada terapi anti
retrovirus. Hal ini menunjukkan kemungkinan
adanya efek menguntungkan dari kadar besi
tubuh yang rendah terhadap perbaikan sistem
imun setelah terapi inisial anti retrovirus.6
Phuapradit dkk di Thailand (1996) melaporkan


CDK-195/ vol. 39 no. 7, th. 2012

7/8/2012 12:17:46 PM

HASIL PENELITIAN
wanita hamil dengan HIV memiliki kadar feritin rata-rata lebih tinggi 92% daripada kontrol
normal, dan kadar feritin memiliki korelasi
negatif terhadap jumlah sel CD4+. Penelitian
ini menunjukkan bahwa kadar feritin serum
dapat dijadikan sebagai petanda imunologis
penderita HIV-1 yang hamil. Sebaliknya, pada
tahun 2001, Richard dkk tidak menemukan
adanya hubungan antara jumlah sel CD4+
dengan kadar feritin serum pada penderita
HIV yang hamil di Malawi.7,8

500

000


500

O14

000

Beberapa penelitian tersebut menunjukkan
hubungan kadar feritin serum terhadap status
imunitas penderita HIV masih kontroversial
dan hasil penelitian terhadap subyek laki-laki
masih jarang dilakukan, sementara sebagian
besar penderita HIV adalah laki-laki. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
antara kadar feritin serum dengan jumlah sel
CD4+ pada penderita HIV/AIDS laki-laki.
METODOLOGI
Penelitian ini dilakukan secara cross-sectional
menggunakan 24 sampel pasien penderita HIV/
AIDS laki-laki rujukan Pokja HIV/AIDS Rumah Sakit dr. Wahidin Sudirohusodo (RSWS) Makassar

periode Agustus 2010-Juni 2011. Tes laboratorium dilakukan di Instalasi Laboratorium RSWS.
Hitung jumlah sel CD4+ dilakukan dengan alat
BD FACSCount System dengan metode FACS
(Fluorescent activated cell sorter). Kadar feritin
darah dihitung dengan alat Elecsys yang menggunakan metode Sandwich ELISA. Korelasi antara jumlah sel CD4+ dan kadar feritin dilakukan
dengan menggunakan uji Spearman’s.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Total sampel penelitian sebanyak 24 penderita HIV/AIDS laki-laki. Median umur penderita
adalah 29,5 (23-49) tahun. Median kadar feritin
penderita 294,30 (86-2000) μg/L, sedangkan
median jumlah sel CD4+ pasien adalah 325,5
(1-1560) sel/μL (Tabel 1). Rerata kadar feritin
pada pasien dengan jumlah sel CD4+ 500 berturut-turut adalah
1394,71 + 638,10, 384,28 + 266,79 dan 176,71
+ 68,42 μg/L (Tabel 2).
Tabel 1 Rerata Umur, Kadar Feritin serta Jumlah Sel CD4+
Penderita HIV/AIDS Laki-Laki (n=24)
Variabel

min


max

median

Umur (tahun)

23

49

29,5

Kadar Feritin (μg/l)

86

2000

294,30


Jumlah CD4+ sel/μl

1

1560

325,5

CDK-195/ vol. 39 no. 7, th. 2012

CDK-195_vol39_no7_th2012 ok.indd 513

500

0
N=

6


11

7

1.00

2.00

3.00

Gambar 1 Perbedaan Rerata Kadar Feritin pada Penderita HIV/AIDS Laki-Laki dengan Jumlah Sel CD4+500 sel/ μl (Uji Mann-Whitney)

2500

2000

1500

1000


500

0
0

500

1000

1500

2000

Gambar 2 Korelasi Kadar Feritin dengan Jumlah Sel CD4+ pada Penderita HIV/AIDS Laki-Laki (Uji korelasi Spearman’s)

Terdapat perbedaan bermakna rerata kadar
feritin pada penderita HIV/AIDS laki-laki antara
CD4+ 500 (p=0,033), serta 500
sel/ μL (p=0,003) dengan Uji Mann-Whitney
(Gambar 1).

Terdapat korelasi negatif antara kadar feritin
dengan jumlah sel CD4+ pada penderita HIV/
AIDS laki-laki dengan Uji korelasi Spearman’s
(Gambar 2).

Tabel 2 Rerata Kadar Feritin pada Penderita HIV/AIDS LakiLaki dengan Jumlah Sel CD4+ 500 sel/
μL (Uji Mann-Whitney) (n=24)
Jumlah CD4+ (sel/µl) Rerata Kadar Feritin (µg/l)

n

500

176,71+68,42

7

513

7/8/2012 12:17:46 PM


HASIL PENELITIAN
Peningkatan deposit feritin ditemukan pada
organ penderita HIV/AIDS. Penelitian pada
sumsum tulang penderita HIV dewasa menunjukkan peningkatan kadar besi makrofag penderita yang terinfeksi Candida, Pneumocystis
dan Mycobacterium dan tingginya kadar besi
makrofag dihubungkan dengan penurunan
daya tahan hidup penderita. Kadar feritin serum yang tinggi dihubungkan dengan progresivitas cepat infeksi HIV yang menunjukkan
kelebihan besi menyebabkan efek buruk. Telah dihipotesiskan bahwa kelebihan besi pada
jaringan merugikan karena berefek sitotoksik
terhadap sel efektor sistem imun.9-11
Hubungan antara status besi tubuh khususnya
feritin dengan beratnya HIV (hitung CD4+ dan
jumlah virus HIV) masih kontroversial. Boom

dkk. menemukan bahwa kadar feritin menurun pada penderita HIV yang telah mendapatkan terapi anti retroviral reguler yang ditandai
dengan peningkatan jumlah CD4+ ; Phuapradit dkk juga menemukan korelasi negatif feritin dengan CD4+ pada wanita hamil dengan
HIV-1.6,7 Velasco dkk menemukan hal yang
sama, kadar feritin serum penderita HIV-AIDS
meningkat dengan penurunan jumlah CD4+.12
Sebaliknya Semba dkk melaporkan tidak terdapat hubungan bermakna antara jumlah
CD4+ dengan status besi termasuk feritin.8
Pada penelitian ini ditemukan adanya korelasi
negatif antara feritin dengan jumlah sel CD4+
dan terdapat perbedaan yang bermakna kadar feritin antara penderita dengan jumlah
CD4+ 500 sel/μl.

Kelemahan penelitian ini adalah tidak dilakukan pemeriksaan CRP; sehingga belum
dapat dipastikan tingginya kadar feritin
pada penelitian ini akibat gangguan status
besi tubuh atau akibat pengaruh inflamasi
kronik, karena feritin juga merupakan protein fase akut.
SIMPULAN DAN SARAN
Makin tinggi kadar feritin pada penderita HIV/
AIDS, makin rendah jumlah sel CD4+ dan terdapat perbedaan bermakna kadar feritin pada
pasien dengan jumlah CD4+ 500 sel/μl.
Pada penelitian selanjutnya diharapkan penanda CRP digunakan untuk menyingkirkan
penyebab infeksi kronis lainnya.

DAFTAR PUSTAKA
1.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Statistik Kasus HIV/AIDS di Indonesia. Ditjen PPM dan PL Depkes RI. Maret 2010.

2.

HIV Clinical Resource. HIV-Related Hematologic Manifestation in Pediatrics. March 2003.

3.

Boelaert JR, Weinberg GA, Weinberg ED. Altered Iron Metabolism in HIV Infection: Mechanism, Possible Consequences, and Proposal for Management. Infect Agents Dis 1996; 5:36-46.

4.

Savarino A, Pescarmona GP, Boelaert JR. Iron Metabolism and HIV Infection: Reciprocal Interactions with Potentially Harmful Consequences? Cell Biochem Funct 1999; 17:279-87.

5.

HIV Classiication: CDC and WHO Staging Systems. AIDS Education & Training Centers National Resource Center. Available at www.aids-ed.org.com . Accessed: August 2011.

6.

Boom J, E Kosters, C Duncombe, et al. Feritin Levels During Structured Treatment Interruption of Highly Active Antiretroviral Theraphy. HIV Medicine 2007; 8(6):388-95.

7.

Phuapradit W, Taeepanichckul S, Jetsawangsri T, Chaturachinda K, Khupulsup K, Kunakorn M. Serum Feritin Levels in Normal and HIV-1 Infected Pregnant Women. Aust N Z J Obstet
Gynaecol. 1996; 36(1): 24-6.

8.

Semba RD, Taha ET, Newton K, et al. Iron Status and Indicators of Human Immunodeiciency Virus Disease Severity among Pregnant Women in Malawi. Clin. Infect. Dis. 2001; 32:1496-9.

9.

Boelaert JR, Weinberg GA, Weinberg ED. Altered iron metabolism in HIV infection: mechanisms, possible consequences, and proposals for management. Infect Agents Dis 1996; 5:36–
46.

10. De Monye´ C et al. Bone Marrow Macrophage Iron Grade and Survival of HIV-Seropositive Patients. AIDS 1999; 13:375–80.
11. Sahli Y, Castagliola D, Rebulla P, et al. Serum feritin, desferrioxamine, and evolution of HIV-1 infection in thalassemic patients. J Acquir Immune Deic Syndr Hum Retrovirol 1998;
18:473–8.
12. Velasco A et al. Iron Metabolism in Patient Infected by Human Immunodeiciency Virus Type 1. Sangre(Barc) 1997; 42(5):345-9.

514

CDK-195_vol39_no7_th2012 ok.indd 514

CDK-195/ vol. 39 no. 7, th. 2012

7/8/2012 12:17:47 PM