Implementasi Nilai Nilai Pancasila Untuk

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur kehadirat tuhan yang maha esa atas segala rahmatNYA
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Implementasi
Nilai-Nilai Pancasila Untuk Menjamin Pelayanan Kesehatan Masyarakat” .
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga memperlancar
pembuatan makalah ini.untuk itu kami menyampaikan banyak terimakasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu ,kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik
dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.

Ungaran, 8 Oktober 2016

penyusun

1


DAFTAR ISI
Kata Pengantar ..................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.

Latar Belakang........................................................................3
Rumusan Masalah..................................................................6
Tujuan ....................................................................................6
Manfaat ..................................................................................7

BAB 2 PEMBAHASAN
A.
B.
C.
D.
E.


Pengertian Implementasi .......................................................8
Pengertian Pancasila .............................................................9
Kandungan Nilai-nilai Pancasila ...........................................12
Pengertian Pelayanan Kesehatan ........................................20

Penerapan nilai-nilai pancasila dalam menjamin pelayanan kesehatan
masyarakat ..............................................................................21

BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan ..........................................................................24
B. Saran ...................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................26

BAB 1
PENDAHULUAN

2

A. LATAR BELAKANG

Terhitung sejak tahun 1968 hingga tahun 2009 .WHO (world health
organization) mencatat negara indonesia sebagai negara denga kasus DBD
tertinggi di asia tenggara ,penyakit demam berdarah dangue masih
merupakan

salah

satu

masalah

kesehatan

masyarakat

utama

di

indonesia.jumlah penderita dan luas daerah penyebarannya semakin

bertambah seiring dengan meningkatnya mobilitas dan penduduk.
(www.depkes.go.id diakses 8 oktober 2016).hal tersebut menekankan bahwa
tingkat kesehatan nasional negara kita masih rendah hal tersebut juga
dikarenakan tingkat pelayanan masyarakat yang masih perlu di tingkatkan
lagi.
Kita semua tahu bahwa kesehatan adalah hal pokok bagi manusia ,peran
tenaga kesehatan menjadi ujung tombak dalam mensukseskan tercapainya
kesehatan nasional.tenaga kesehatan masyarakat sebagai lapis pertama
dalam menanggulangi masalah-masalah kesehatan yang

terjadi di

masyarakat, sudah selayaknya memilki kompetensi yang memadai dalam
menjalankan tugas sebagai tenaga kesehatan. Namun ,dalam kenyataannya
pelayanan yang dilakukan masih kurang maksimal. Ada hal-hal yang sangat
perlu diperhatikan dalam peningkatan pelayan masyarakat.
Kita sebagai tenaga kesehatan seharusnya menerapakan nilai-nilai
pancasila dalam peningkatan mutu pelayanan masyarakat.Nilai nilai yang
gerkandung dalam pancasila memberikan pengertian ,pengamalan dan
pembelajaran apa yang seharusnya yang dapat diambil dalam pelayanan

kesehatan . pancasila seperti ketuhanan, kemanusian ,persatuan, kerakyatan

3

dan keadilan yang bersifat universal,objektif artinya pancasila bahwa nilainilai pancasila itu melekat paada pembawa dan pendukung nilai pancasila
itu sendiri yaitu masyarakat, bangsa,dan negara indonesia. Jadi jelas bahwa
jika tenaga kesehatan dapat menerapkan nilai-nilai pancasila dalam
melaksanakan pelayanan masyarakat maka akan tercapai tingkat kesehatan
nasional Indonesia.
Makna yang dapat kita ambil sebagai tenaga kesehatan dan sebagai
warga indonesia dari nilai-nilai pancasila.ketuhanan yang Maha Esa nilai
nilai yang terkandung dalam sila pertama ini adalah dimana kita sebagai
manusia yang diciptakan wajib menjalankan perintahnya dan menjauhi
larangannya. Dalam hal ini masyarakat berhak untuk memeluk agamanya
masing-masing dan wajib menjalankan apa yang diperintahkan dalam
agama masing-masing dn menjauhi apa yang dilarang.Kemanusian yang
adil dan beradab sila kedua inimenjelaskan bahwa kita sesama manusia
mempunyai derajat yang sama di hadapan hukum.hal ini sangat penting
untuk kita terapkan dalam pelayanan kesehatan karena sekarang banyak
sekali kasus-kasus yang lebih mendiskriminasi kaum miskin, padahal

kenyatannya semua manusia itu mempunyai derajat yang sama.persatuan
indonesia ,makna persatuan hakikatnya adalah satu ,yang memiliki arti bulat
tidak terpecah.kita tenaga kesehatan sebagai warga indonesia harus bersatu
demi terwujudnya kesehatan nasional.Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksaana dalam permuywaratan perwakilan , dalam sila ini
menjelaskan tentang demokrasi,adanya kebersamaan dalam mengambil
keputusan dan penanganan ,dan kejujuran bersama.Keadilan bagi seluruh

4

rakyat indonesia,makna dalam sila ini adalah adaya kemkmuran yang
merata bagi seluruh rakyat,seluruh kekayaan dan sebaginya dipergunakan
untuk kebahagian bersama,dan melindungi yang lemah ,semua nilai-nilai
yang tersebut tinggal bagaimana kita tenaga kesahatan sebagai warga
imdonesia mengambil langkah yang menjadi kebijakan untuk tercapainya
kesehatan nasional.

Derajat kesehatan masyarakat suatu negara dipengaruhi oleh keberdaan
sarana kesehatan.sarana kesehatan terdiri dari fasilitas pelayanan kesehatan
yang terdiri dari puskesmas, rumah saakit, dan upaya kesehatan

bersumberdaya .peningkatan pelayanan masyarakat dalam bidang kesehatan
harus dilalukan karena saat ini masih kurangnya pelayan masyarakat yang
baik, kita sebut saja kasus beberapa bulan yang lalu tentang vaksin palsu
banyak rumah sakit swasta yang menggunakan vaksin palsu untuk
memberikan imunisasi kepada anak-anak.hal seperti itu sudah selayaknya di
kontrol. Kita sebagi pelayan kesehatan sudah selayaknya memberikan
pelayana terbaik untuk masyarakat demi tercapainya kesehatan nasional
yang lebih baik.
Oleh sebab itu implementasi dari nilai-nilai pancasila yang sudah kita
ketahui tersebut harus kita jadikan landasan berpikir dan memutuskan dalam
peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat demi tercapinya kesehatan
nasional indonesia yang lebih baik.

5

B. RUMUSAN MASALAH
1.
2.
3.
4.

5.

Apa pengertian implemenasi?
Apa itu pancasila?
Apa saja kandungan nilai-nilai pancasila ?
Apa yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan?
Bagaimana penerapan nilai-nilai pancasila dalam menjamin pelayanan
masyarakat dalam bidang kesehatan?

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk menambah pengetahuan tentang nilai-nilai Pancasila sebagai
pandangan hidup dan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia serta bisa
menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
2. tujuan khusus
1. Untuk mengetahui nilai-nilai pancasila apa saja yang dapat
diterapkan dalam pelayanan kesehatan masyarakat.
2. Tenaga kesehatan mampu menerapkan nilai-nilai yang terkandung
dalam pancasila dalam pelayanan kesehatan masyarakat untuk
tingkat kesehatan nasional yang lebih baik.

D. MANFAAT PENULISAN
1. Dapat mengerti, memahami, dan menerapkan nilai-nilai Pancasila
sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia.
2.

Dapat menerapkan bentuk-bentuk pengamalan sila-sila Pancasila dalam
pelayanan kesehatan masyarakat .

6

BAB 2
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN IMPLEMENTASI
 Impelentasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah
rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci.
 Pengertian Implementasi Menurut Para Ahli
 Majone dan Wildavsky (dalam Nurdin dan Usman, 2002),
mengemukakan implementasi sebagai evaluasi.
 browne dan Wildavsky (dalam Nurdin dan Usman, 2004:70)
mengemukakan bahwa ”implementasi adalah perluasan aktivitas

yang saling menyesuaikan”
 implementasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan
sebagai pelaksanaan atau penerapan. Artinya yang dilaksanakan dan
diterapkan adalah kurikulum yang telah dirancang/didesain untuk
kemudian dijalankan sepenuhnya.

7

 Menurut Nurdin Usman dalam bukunya yang berjudul Konteks
Implementasi Berbasis Kurikulum“Implementasi adalah bermuara
pada aktivitas, aksi, tindakan, atau adanya mekanisme suatu sistem.
Implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang
terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan”(Usman, 2002:70).

B. PENGERTIAN PANCASILA
Pancasila terdiri dari dua kata dari Sanskerta pañca berarti lima dan
śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman
kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.Atau
ideologi bangsa Indonesia.
Lima sila utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha

Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan
yang

dipimpin

oleh

hikmat

kebijaksanaan

dalam

permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
Ada beberapa pengertian pancasila dari sudut pandang yang
berbeda,meliputi :
1. Pengertian Pancasila secara etimologi
Secara etimologis istilah “Pancasila” berasal dari Sansekerta dari India
(bahasa kasta Brahmana) adapun bahasa rakyat biasa adalah bahasa
Prakerta. Menurut Muhammad Yamin, dalam bahasa sansekerta
perkataan “Pancasila” memilki dua macam arti secara leksikal yaitu
“panca” artinya “lima”

8

“syila” vokal I pendek artinya “batu sendi”, “alas”, atau “dasar”
“syiila” vokal i pendek artinya “peraturan tingkah laku yang
baik, yang penting atau
yang senonoh”
Kata-kata tersebut kemudian dalam bahasa Indonesia terutama bahasa
Jawa diartikan “susila “ yang memilki hubungan dengan moralitas. Oleh
karena itu secara etimologis kata “Pancasila” yang dimaksudkan adalah
adalah istilah “Panca Syilla” dengan vokal i pendek yang memilki
makna leksikal “berbatu sendi lima” atau secara harfiah “dasar yang
memiliki lima unsur”. Adapun istilah “Panca Syiila” dengan huruf
Dewanagari i bermakna 5 aturan tingkah laku yang penting.
2. Pengertian Pancasila secara Historis.
Proses perumusan Pancasila diawali ketika dalam sidang BPUPKI
pertama dr. Radjiman Widyodiningrat, mengajukan suatu masalah,
khususnya akan dibahas pada sidang tersebut. Masalah tersebut adalah
tentang suatu calon rumusan dasar negara Indonesia yang akan dibentuk.
Kemudian tampilah pada sidang tersebut tiga orang pembicara yaitu
Mohammad Yamin, Soepomo dan Soekarno.
Pada tanggal 1 Juni 1945 di dalam siding tersebut Ir. Soekarno
berpidato secara lisan (tanpa teks) mengenai calon rumusan dasar negara
Indonesia. Kemudian untuk memberikan nama “Pancasila” yang artinya
lima dasar, hal ini menurut Soekarno atas saran dari salah seorang temannya
yaitu

seorang

ahli

bahasa

yang

tidak

disebutkan

namanya.

Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia memproklamirkan
kemerdekaannya, kemudian keesokan harinya tanggal 18 Agustus 1945
disahkannya Undang-Undang Dasar 1945 termasuk Pembukaan UUD 1945
di mana didalamnya termuat isi rumusan lima prinsip atau lima prinsip

9

sebagai

satu

dasar

negara

yang

diberi

nama

Pancasila.

Sejak saat itulah perkataan Pancasila menjadi bahasa Indonesia dan
merupakan istilah umum. Walaupun dalam alinea IV Pembukaan UUD 1945
tidak termuat istilah “Pancasila”, namun yang dimaksudkan Dasar Negara
Republik Indonesia adalah disebut dengan istilah “Pancasila”. Hal ini
didasarkan atas interpretasi historis terutama dalam rangka pembentukan
calon rumusan dasar negara, yang secara spontan diterima oleh peserta
sidang secara bulat.
3. Pengertian Pancasila secara Terminologis
Proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 itu telah
melahirkan negara Republik Indonesia. Untuk melengkapi alat-alat
perlengkapan negara sebagaimana lazimnya negara-negara yang
merdeka, maka panitia Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(PPKI) segera mengadakan sidang. Dalam sidangnya tanggal 18 Agustus
1945 telah berhasil mengesahkan UUD negara Republik Indonesia yang
dikenal dengan UUD 1945. Adapun UUD 1945 terdiri atas dua bagian
yaitu Pembukaan UUD 1945 dan pasal-pasal UUD 1945 yang berisi 37
pasal, 1 aturan Aturan Peralihan yang terdiri atas 4 pasal dan 1 Aturan
Tambahan terdiri atas 2 ayat.
Dalam bagian pembukaan UUD 1945 yang terdiri atas empat alinea
tersebut tercantum rumusan Pancasila sebagai berikut :
1.
2.
3.

Ketuhanan Yang Maha Esa
Kemanusiaan yang adil dan beradab
Persatuan Indonesia

4.

Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan/perwakilan

10

5.

Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia
Rumusan Pancasila sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD

1945 inilah yang secara konstisional sah dan benar sebagai dasar negara
Republik Indonesia, yang disahkan oleh PPKI yang mewakili seluruh rakyat
Indonesia.
C. NILAI-NILAI PANCASILA
Unsur-unsur Pancasila terdapat didalam berbagai agama dan kepercayaan,
bahasa, adat istiadat, dan kebudayaan. Oleh karena di dalam agama,
kepercayaan, adat istiadat dan kebudayaan tersebut berkembang nilai-nilai
antara lain nilai moral, maka Pancasila pun mengandung nilai moral dalam
dirinya, nilai-nilai Pancasila diungkapkan dalam 2 (dua) nilai, yaitu antara
lain :
1. Mempunyai kedudukan nilai, norma, dan moral dalam masyarakat
2. Nilai-nilai Pancasila dalam Sosio-Budaya Bangsa Indonesia
 Kedudukan
a.

Nilai,

Kedudukan

Norma,

dan

NILAI

Moral

Dalam

dalam

Masyarakat
masyarakat

Kehidupan manusia dalam masyarakat, baik sebagai pribadi maupun
sebagai masyarakat, senantiasa berhubungan dengan nilai-nilai,
norma dan moral. Kehidupan masyarakat dimana pun tumbuh dan
berkembang dalam ruang lingkup interaksi nilai tersebut yang
memberi motivasi dan arah sekaligus anggota masyarakat untuk
berperilaku.
Dengan kata lain, nilai adalah sesuatu yang berharga, berguna, indah,
dan memperkaya batin yang menyadarkan manusia akan harkat dan

11

martabatnya. Nilai merupakan salah satu wujud kebudayaan,
disamping sistem sosial dan karya. Cita-cita, gagasan, konsep, ide
tentang suatu hal adalah wujud kebudayaan sebagai sistem nilai.
Oleh karena nilai dapat dihayati dalam kontek kebudayaannya
sebagai

wujud

kebudayaan

yang

abstrak.

Dalam menghadapi alam sekitarnya, manusia didorong untuk
membuat hubungan yang bermakna melalui budinya, yang menilai
benda-benda serta kejadian yang beraneka ragam, dipilihnya apa
yang menjadi tujuan dan isi dari kelakuan kebudayannya. Melalui
proses memilih, manusia sebagai individu atau anggota masyarakat
menentukan sikap hidupnya, dilihat proses kehidupannya manusia
berusaha agar lingkungan hidupnya dapat dikuasai dan dimanfaatkan
untuk memenuhi kebutuhan jasmani dan rohaninya. Untuk
mengidentifikasi

nilai-nilai

yang

masyarakat

ada

6

terdapat

dalam

macam

kehidupan

nilai

:

1. Nilai teori adalah untuk mengetahui identitas benda dan kejadian
yang terdapat disekitarnya.
2. Nilai ekonomi adalah Pemanfaatan benda-benda atau kejadian
yang mengikuti nalar efisiensi dan menuju kepada kegunaannya
dalam

memenuhi

3.

estetik

Nilai

adalah

kebutuhan
mempelajari

hidup
sesuatu

sehari-hari.
yang

indah

4. Nilai sosial adalah berorientasi pada hubungan antara manusia
dengan yang lainnya dan menekan pada segi-segi kemanusiaan yang
luhur.

12

5. Nilai politik adalah berpusat pada kekuasaan serta berpengaruh
dalam kehidupan bermasyarakat.
6. Nilai religi adalah manusia menilai alam sekitarnya sebagai wujud
rahasia kehidupan dan alam semesta.
Dalam pelaksanaannya nilai-nilai tersebut dijabarkan dalam wujud
norma, ukuran, kreteria sehingga merupakan suatu keharusan,
anjuran atau larangan, tidak dikehendaki atau tercela. Oleh karena
itu suatu nilai sangat berperan sebagai dasar pedoman yang
menentukan suatu kehidupan manusia. Nilai berada dalam
hatinurani, kata hati dan pikiran sebagai suatu keyakinan,
kepercayaan

yang

b.Kedudukan
Manusia

cenderung

bersumber

dari

NORMA
untuk

berbagai

dalam
memelihara

sistem

nilai.

masyarakat
hubungan

dengan

penciptanya, masyarakat dan alam sekitarnya dengan selaras.
Berbagai

adaptasi

dilakukan

oleh

manusia

agar

mampu

mempertahankan eksistensinya. Sikap demikian akan menyadarkan
perlunya pengendalian diri, baik terhadap manusia sesamanya,
lingkungan alam, dan kepada penciptanya yaitu Tuhan. Kesadaran
tentang hubungan yang ideal dengan demikian menumbuhkan
kepatuhan terhadap aturan-aturan, kaidah atau norma. Norma adalah
petunjuk tingkah laku yang harus dijalankan dalam kehidupan
sehari-hari berdasarkan motivasi tertentu.
Norma sesungguhnya perwujudan martabat manusia sebagai
mahkluk budaya, sosial, moral, dan religi. Suatu kesadaran dan sikap
luhur yang dikehendaki oleh tata nilai yang harus dipatuhi. Oleh

13

karena norma dalam perwujudannya dapat berupa norma agama,
norma filsafat, kesusilaan, hukum, dan norma sosial.
 Kedudukan MORAL dalam masyarakat
Moral adalah ajaran tentang hal yang baik dan buruk, yang
menyangkut peri laku manusia. Seseorang yang taat dan patuh pada
aturan-aturan, kaidah dan norma yang berlaku dalam masyarakatnya
dia sudah dianggap sesuai dan bertindak benar secara moral.
Bila sebaliknya, seseorang itu telah dianggap tidak bermoral. Moral
dalam perwujudannya dapat berupa aturan, prinsip-prinsip, yang
benar, yang baik, yang terpuji dan mulia. Moral dapat berupa
kesetiaan, kepatuhan terhdap nilai dan norma yang mengikat
kehidupan masyarakat, negara, dan bangsa. Sebagaimana nilai dan
norma, moralpun dapat dibedakan seperti moral ketuhanan atau
agama, moral filsafat, etika, hukum, ilmu dan sebagainya. Nilai,
norma, dan moral secara bersama mengatur kehidupan masyarakat
dalam berbagai aspeknya. Pancasila secara filsafat mengandung
nilai-nilai yang bersifat fundamental, universal, mutlak dan abadi
dari Tuhan Yang Maha Esa yang tercermin dalam inti kesamaan
ajaran-ajaran agama dalam kitab sucinya, artinya di dalam nilai-nilai
tersebut mengandung nilai moral, maka Pancasila pun mengandung
nilai moral dalam dirinya.
Jika dijabarkan menurut sila-sila pancasila maka bisa diambil penjelasan
sebagai berikut:
1. Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa
Keyakinan adanya Tuhan Yang Maha Esa bukanlah suatu kepercayaan
yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya melalui penalaran, melainkan

14

suatu kepercayaan yang berpangkal dari kesadaran manusia sebagai
mahkluk Tuhan. Keyakinan yang demikian maka negara Indonesia
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, dan negara memberi jaminan
sesuai dengan keyakinannya, dan untuk beribadat menurut agama dan
kepercayaannya.
Bagi kita di Indonesia tidak boleh ada sikap dan perbuatan yang anti
ketuhanan yang Maha Esa, serta anti kehidupan beragama. Sebagai sila
pertama menjadi sumber pokok nilai-nilai kehidupan, yang menjiwai
dan mendasari serta membimbing perwujudan kemanusiaan yang adil
dan beradab, penggalangan persatuan Indonesia yang telah membentuk
negara RI yang berdaulat penuh, bersifat kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat

kebijaksanaan

mewujudkan

keadilan

dalam
sosial

permusyawaratan/perwakilan
bagi

seluruh

rakyat

untuk

Indonesia.

Hakekat pengertian nilai-nilai diatas sesuai dengan Pernyataan dalam
Pembukaan UUD 1945 yaitu keyakinan atas berkat rahmat Tuhan Yang
Maha Esa. Dalam sila pertama ini tercakup nilai religi yang mengatur
hubungan negara dan agama, hubungan manusia dengan Sang Pencipta,
serta nilai yang menyangkut hak asasi yang paling asasi.
2. Nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Dalam sila ini merupakan norma untuk menilai apa pun yang
menyangkut kepentingan manusia sebagai mahkluk Tuhan yang mulai
dengan kesadaran martabat dan derajatnya. Kemanusiaan yang adil dan
beradab adalah kesadaran sikap dan perbuatan manusia yang didasarkan
kepada potensi budi nurani dalam hubungannya dengan norma-norma
kebudayaan.

15

Nilai-nilai dalam sila ini adalah merupakan refleksi dari martabat serta
harkat manusia yang memiliki potensi kultural. Potensi tersebut sebagai
hal yang bersifat universal atau keseluruhan dan dipunyai oleh semua
bangsa tanpa kecuali. Menurut sila ini setiap manusia Indonesia adalah
bagian dari warga dunia, yang menyakini adanya prinsip persamaan
harkat dan martabatnya sebagai hamba Tuhan. Dalam sila kedua ini
menyangkut nilai-nilai hak dan kewajiban asasi manusia Indonesia.
Setiap Warganegara dijamin hak dan kebebasannya yang mengatur
hubungan manusia dengan Tuhan, dengan orang seorang, atau
masyarakatnya, dan alam lingkungannya. Di dalamnya mengandung
nilai cinta kasih yang harus dikembangkan nilai etis yang menhargai
keberanian untuk membela kebenaran, santun dan menghormati harkat
kemanusiaan.

3. Nilai Persatuan Indonesia
Sila ketiga ini meliputi makna persatuan dan kesatuan dalam arti
ideologis, ekonomi, politik, sosial budaya, dan keamanan. Nilai
persatuan ini dikembangkan dari pengalaman sejarah bangsa Indonesia,
yang senasib dan didorong untuk mencapi kehidupan kebangsaan yang
bebas dalam wadah negara yang merdeka dan berdaulat. Dan bertujuan
untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan
bangsa,

serta

mewujudkan

perdamaian

dunia

yang

abadi.

Perwujudan ini adalah manifestasi paham kebangsaan yang memberi
tempat bagi keragaman budaya atau etnis. Paham ini yang terdapat

16

dalam sila ini merupakan wujud asas kebersamaan, solidaritas, serta rasa
bangga

dan

kecintaan

kepada

bangsa

dan

kebudayaannya.

Sila ini mengandung nilai-nilai kerohanian dan nilai etis yang mencakup
kedudukan dan martabat manusia Indonesia untuk menghargai
keseimbangan antara kepentingan pribadi dan masyarakat. Nilai yang
menjunjung tinggi tradisi kejuangan dan kerelaan untuk berkorban dan
membela kehormatan bangsa dan negara.
4. Nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyaratan/perwakilan.
Dalam sila ini, diakui bahwa negara RI menganut asas demokrasi yang
bersumber kepada nilai-nilai kehidupan yang berakar dalam budaya
bangsa Indonesia. Perwujudan demokrasi itu dipersepsi sebagai paham
kedaulatan rakyat, yang bersumber nilai kebersamaan, kekeluargaan,
dan kegotongroyongan. Penghargaan yang tinggi terhadap nilai
musyawarah mencerminkan sikap pandangan hidup bahwa kemauan
rakyat mencerminkan nilai kebenaran dan keabsahan yang tinggi.
Di dalam sila ini terungkap nilai yang mengutamakan kepentingan
negara dan masyarakat yang harus didahulukan. Sila ini menghargai
sikap etis berupa tanggung jawab yang harus ditunaikan, sebagai amanat
seluruh rakyat. Tanggung jawab itu bukan hanya ditujukan kepada
manusia, tetapi kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sila ini pun mengandung
pengakuan atas nilai kebenaran dan keadilan dalam menegakan
kehidupan yang bebas, adil dan sejahtera.
5. Nilai
keadilan
sosial
bagi
seluruh

rakyat

Indonesia.

Nilai-nilai yang terkandung dalam sila ini meliputi nilai keselarasan,

17

keseimbangan, dan keserasian yang menyangkut hak dan kewajiban
yang dimiliki oleh rakyat Indonesia, tanpa membedakan asal suku,
agama yang dianut, keyakinan politik, serta tingkat ekonominya.
Didalam sila inipun terkandung nilai kedermawanan kepada sesama,
memberi tempat kepada sikap hidup hemat, sederhana, dan kerja keras.
Sila kelima ini juga mengembangkan nilai untuk menghargai karya, dan
norma yang menolak adanya kesewenang-wenangan, serta pemerasan
kepada sesama. Juga mengandung nilai vital yaitu keniscayaan
secarabersama mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan
sosial, dalam makna untuk menjunjung tinggi harkat dan martabat
manusia. Nilai-nilai yang tercakup dalam sila ini memberi jaminan
untuk mencapai taraf kehidupan yang layak dan terhormat sesuai dengan
kodratnya, dan menempatkan nilai demokrasi dalam bidang ekonomi
dan sosial.



D. PENGERTIAN PELAYAN KESEHATAN.
Menurut Prof. Dr. Soekidjo Notoatmojo
Pelayanan kesehatan adalah sub sistem pelayanan kesehatan yang tujuan
utamanya



adalah

pelayanan

preventif

(pencegahan)

dan

promotif( peningkatan kesehatan ) dengan sasaran masyarakat
Menurut Levey dan Loomba (1973)
Pelayanan Kesehatan Adalah upaya yang diselenggarakan sendiri/secara
bersama-sama

dalam

suatu

organisasi

untuk

memelihara

dan

meningkatkan kesehatan, mencegah, dan mencembuhkan penyakit serta
memulihkan

kesehatan

peroorangan,

masyarakat.

18

keluarga,

kelompok,

atau

Definisi pelayanan kesehatan menurut Depkes RI (2009) adalah
setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama
dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,
mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan
perorangan, keluarga, kelompok dan atupun masyarakat. Sesuai dengan
batasan seperti di atas, mudah dipahami bahwa bentuk dan jenis
pelayanan kesehatan yang ditemukan banyak macamnya. Karena
kesemuanya ini ditentukan oleh:


Pengorganisasian pelayanan, apakah dilaksanakan secara sendiri atau



secara bersama-sama dalam suatu organisasi.
Ruang lingkup kegiatan, apakah hanya mencakup kegiatan pemeliharaan
kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit, pemulihan



kesehatan atau kombinasi dari padanya.
Jadi dapat disimpulkan pelayanan kesehatan adalah sub sistem
pelayanan

kesehatan

yang

tujuan

utamanya

adalah

promotif

(memelihara dan meningkatkan kesehatan), preventif ( pencegahan),
kuratif

(penyembuhan),

dan

rehabilitasi

(pemulihan)

kesehatan

perorangan, keluarga, kelompok atau masyarakat, lingkungan.
E. PENERAPAN
NILAI-NILAI
PANCASILA
DALAM
MENJAMIN PELAYANAN MASYARAKAT DALAM BIDANG
KESEHATAN.
1. KETUHANAN YANG MAHA ESA
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa ini nilainya meliputi dan menjiwai
keempat sila lainnya. Dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa terkandung
nilai bahwa negara yang didirikan adalah sebagai pengejawantahan
tujuan manusia sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa. Oleh kerena itu

19

segala hal yang berkaitan dengan pelaksanaan dan penyelenggaraan
negara moral negara, moral penyelenggara negara, politik negara,
pemerintah negara, hukum dan peraturan perundang-undangan negara
kebebasan hak dan asasi warga negara harus dijiwai nilai-nilai
Ketuhanan Yang Maha Esa. Berikut bentuk pengamalan dari Nilai
Ketuhanan Yang Maha Esa dalam pelayanan kesehatan masyarakat.
1. Manusia indonesia percaya dan taqwa kepada Tuhan yang Maha
Esa,sesuai

dengan

Agama

dan

kepercayaan

masing-masing

berdasarkan kemanusiaan yang adil dan beradab.
2. Hormat menghormati antara tenaga kesehatan dan masyarakat
sehingga terbina kerukunan hidup antar Agama.
3. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan
agamanya masing-masing.
4. Tidak membeda-bedakan

pelayanan

yang

diberikan

kepada

masyarakat walaupun terdapat perbedaan agama.
2. KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB
1. Mengakui persamaan derajat,persamaan hak dan persamaan
kewajiban azasi antara manusia sesuai harkat dan martabatnya
sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa.
2. Saling mencintai antara tenaga kesehatan dengan masyarakat
umum.
3. Mengembangkan sikap tenggang rasa antara satu dengan yang
lainnya.
4. Tidak semena-mena

saat

sedang

memberikan

pelayanan

kesehatan.
5. Sebagai tenaga kesehatan wajib menjunjung tinggi nilai
kemanusiaan
6. Sebagai tenaga kesehatan harus selalu membela kebenaran yang
ada dan juga keadilan yang harus selalu diterapkan.
3. PERSATUAN INDONESIA

20

1.

Menempatkan kesatuan,persatuan,kepentingan dan keselamatan

bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi atau golongan.
2. Sebagai tenaga kesehatan harus rela berkorban untuk kepentingan
bangsa dan negara.
3. Mencintai tanah air dan bangsanya.
4. Bangga sebagai tenaga kesehatan yang bangsa,bertanah air
Indonesia.
5. Miningkatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik demi persatuan
dan kesatuan bangsa.
4. KERAKYATAN
YANG

DIPIMPIN

OLEH

KEBIJAKSANAAN

HIKMAH
DALAM

PERMUSYAWARAKATAN/PERWAKILAN.
1. Warga masyarakat mempunyai kedudukan,hak dan kewajiban yang
sama dengan mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.
2. Saat memutuskan solusi atas sebuah masalah kesehatan yang serius
harus dimusyawarahkan dengan berbagai pihak.
3. Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan
melaksanakan hasil putusan musyawarah.
4. Putusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan secara
moral kepada Tuhan yang Maha Esa,menjunjung tinggi harkat
martabat manusia serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan dengan
mengutamakan persatuan demi kepentingan bersama.
5. KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT
INDONESIA.
1. Mengembangkan

sikap

dan

perbuatan

yang

luhur

yang

mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan gotong royong
2. Bersikap adil dalam memberikan pelayanan.
3. Selalu menghormati hak-hak orang lain.
4. Sebagai tenaga kesehatan tidak melakukan perbuatan yang
merugikan kepentingan umum.
5. Selalu bekerja keras untuk hasil yang terbaik.

21

6. Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan kesehatan nasional
untuk Indonesia yang sehat.
BAB 3
PENUTUP
A.SIMPULAN
Pancasila adalah pandangan hidup bangsa dan merupakan
dasar negara Republik Indonesia. Pancasila juga merupakan sumber
kejiwaan masyarakat Indonesia, maka rakyat Indonesia menjadikan
pengamalan pancasila sebagai perjuangan utama dalam kehidupan
kemasyarakatan dan kehidupan kenegaraan. Oleh karena itu pengamalannya
harus dimulai oleh setiap warga negara Indonesia dan setiap penyelenggara
negara yang secara meluas akan berkembang menjadi pengamalan pancasila
oleh setiap lembaga kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan baik dipusat
maupun didaerah.
Dalam menjalankan tugas sebagai tenaga kesehaan, memberikan
pelayanan yang terbaik untuk masyarakat merupakan sebuah kewajiban.
Bukan semata-mata hanya karena uang. Ketulusan melayani tanpa
membeda- bedakan satu sama lain merupakan salah satu implementasi dari
sila yang terkandung dalam pancasila.

B. SARAN
.

1. Uraian diatas kiranya kita dapat menyadari bahwa pancasila
merupakan pandangan hidup negara kita Republik Indonesia, maka kita

22

harus menjunjung tinggi dan mengamalkan sila-sila dari pancasila tersebut
dengan setulus hati dan penuh rasa tanggung jawab.
2.Dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, diharapkan
lebih pengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila untuk
melakukan pelayanan yang lebih baik demi tercapainya kesehatan nasional
yang sebaik mungkin.

DAFTAR PUSTAKA
1. Diposkan oleh makalahKU di 07.00

23

2. http://peterpaper.blogspot.co.id/2010/04/pelayanan-kesehatan-

1.html(diakses pada 14 oktober 2016)

3. sumber

: http://idukasi.blogspot.com/2014/09/sikap-nilai-nilai-

pancasila-pada.html()

4. https://susirananingsih26.wordpress.com/penerapan-nilai-nilai-

pancasila-dalam-kehidupan-sehari-hari/(diakses

pada

8

oktober

2016)
1. Drs. Sunoto, mengenal filsafat Pancasila, 1981-1984.
2. Prof. Darji Darmodiharjo, SH. Dan Letjen. TNI Purn.
Sutopo
2.

Yuwono,

Pendidikan

Pancasila.

http://tutorialkuliah.blogspot.com/2009/05/tugas-matkulkewarganegaraan-tentang.html

5. Diposkan oleh Imam Zarkasyi di 09.09

http://zarkasyii.blogspot.co.id/2012/06/nilai-nilai-pancasila.html/)

6. www.depkes.go.id diakses 8 oktober 2016

24