Analisis Manfaat dan Biaya yang Timbul d

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “ANALISIS
MANFAAT DAN BIAYA YANG TIMBUL DALAM PROYEK”.
Makalah ini berisikan penjelasan mengenai informasi yang berhubungan
dengan manfaat yang ditimbulkan karena pembangunan sebuah proyek beserta
biaya-biaya dan alokasi sumber daya yang harus dikeluarkan.
Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua
tentang bagaimana pertanian di Indonesia.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Malang, November 2014

Penulis


BAB I
PENDAHULUAN

1

1.1 Latar Belakang

Analisis manfaat dan biaya digunakan untuk mengevaluasi penggunaan
sumber-sumber ekonomi agar sumber yang langka tersebut dapat digunakan
secara efisien. Pemerintah mempunyai banyak program atau proyek yang harus
dilaksanakan sedangkan biaya yang tersedia sangat terbatas. Dengan analisis ini
pemerintah menjamin penggunaan sumber-sumber ekonomi yang efisien dengan
memilih program-program yang memenuhi kriteria efisiensi.
Secara umum analisis yang digunakan atas suatu proyek kurang lebih sama,
namun biaya dan waktu yang dipakai beragam. Sebagai contoh, pemerintah
berhasil membangun mega proyek jembatan suramadu yang menghubungkan
Pulau Madura dan pulau Jawa dengan panjang 5.843 meter sehingga menjadi
jembatan terpanjang di Indonesia saat ini. Waktu yang digunakan pun tidak
sebentar, diresmikan pertama kali untuk dibangun pada masa pemerintahan
presiden Megawati Soekarnoputri pada 20 Agustus 2003 dan diresmikan untuk

pertama kali digunakan pada masa pemerintahan Susilo Bambang yudhoyono 10
Juni 2009. Biaya yang digelotorkan pun tidak sedikit, sekitar 4,5 triliun. Dengan
biaya dan waktu yang digunakan untuk pembangunan jembatan tersebut
tujuannya adalah untuk mempercepat pembangunan di Pulau Madura yang
meliputi bidang infrasturktur dan ekonomi.
Dalam kasus lain, pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS) yang terus
dicanangkan pada masa pemerintahan SBY untuk menghubungkan Pulau Jawa
dan Pulau Sumatera dengan panjang sekitar 31 kilometer yang memakan waktu
pembangunan sekitar 10 tahun dan menelan biaya hampir 200 Triliun mengalami
sandungan. Pemerintahan yang baru dengan Jokowi Dodo sebagai presiden
menilai pembangunan tersebut bertolak belakang dengan konsep pembangunan
kemaritiman yang ia paparkan pada visi dan misinya sebelum menjabat jadi
presiden. Banyak kalangan juga berpendapat bahwa JSS hanya menguntungkan
Jawa dan Sumatera sedangkan pembangunan di Indonesia bagian Timur belum
masih tertinggal jauh. Hingga hari ini, pembangun JSS belum mengalami
kemajuan selangkah pun karena banyak pendapat dan pandangan yang
bertentangan.

2


Dari dua kasus di atas bisa kita ketahui bahwa pembangunan proyek yang
besar belum tentu bisa menghasilkan manfaat yang diharapkan namun dengan
analisis dan perhitungan yang tepat hal tersebut bisa saja terjadi seperti
pembangunan Jembatan Suramadu. Pembagunan proyek yang lebih besar lagi
seperti JSS juga belum tentu hasilnya akan dirasa baik karena pertentangan dan
pendapat serta arah kebijakan pembangunan pemerintah yang baru bisa berubah
sesuai kebutuhan dan konsepnya.
1.2 Rumusan Masalah

1.
2.
3.

Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:
Apa sajakah biaya-biaya proyek ?
Bagaimana manfaat proyek yang di timbulkan ?
Bagaimana metode penilaian manfaat dan biaya proyek ?

1.3 Tujuan Masalah


1.
2.
3.

Adapun tujuan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:
Untuk mengetahui apa saja yang terkandung dalam biaya-biaya proyek.
Untuk mengetahui adanya manfaat dari adanya suatu proyek.
Untuk mengetahui bagaimana metode penilaian manfaat dan biaya proyek.

BAB II
PEMBAHASAN

3

2.1 Biaya-biaya Proyek

Yang di hitung sebagai biaya atau pengeluaran proyek adalah hanya biayabiaya atau ongkos-ongkos yang akan di keluarkan di masa yang akan datang
(future cost) untuk memperoleh penghasilan-penghasilan yang akan datang (future
returns). Yang di masukkan di dalam biaya proyek ,antara lain ;
2.1.1 . Biaya angsuran hutang dan bunga.

Di dalam hal ini, pengeluaran angsuran hutang dan bunga akan di masukkan
dalam biaya ekonomis tergantung apakah terdapat beban social yang dianggap
harus di tanggung masyarakat sehubungan dengan angsuran pembiayaan suatu
proyek atau tidak.
Biaya proyek atau biaya investasi dapat di perhitungkan pada waktu ;
a. Investasi di keluarkan.
Artinya cara perhitungan yang akan timbul pada proyek-proyek yang dana
investasinya tidak terikat pada suatu proyek tertentu. Misalnya, tidak terikat
pada proyek A. Dana investasi yang tersedia kemungkinan masih dapat di
gunakan untuk proyek-proyek yang menguntungkan bagi masyarakat.
Atau dapat di hitung juga pada waktu,
b. Pinjaman untuk investasi di lunasi beserta bunganya.
Artinya cara perhitungan yang akan timbul jika suatu proyek di biayai
dengan pinjaman atau kredit terikat. Jadi kredit atau pinjaman tersebut hanya
di berikan untuk suatu proyek tertentu dan akan dibatalkan bila proyek
tersebut tidak dilaksanakan. Di dalam hal ini, beban sosial yang di
perhitungkan bukan jumlah investasi, tetapi jumlah angsuran mulai
dilakukan dan bunga mulai harus di bayar.
Jadi social opportunity cost dari pada pelaksanaan investasi dalam proyek
dibebankan pada waktu pembiayaan dilunasi pada saat yang akan datang,

dan bukan pada saaat dilaksanakan kegiatan proyek tersebut.
2.1.2 Penyusutan
Penyusutan adalah pengalokasian biaya investasi (penanaman modal)
suatu proyek pada setiap tahun sepanjang umur ekonomis proyek tersebut dan

4

untuk menjamin agar angka biaya operasi yang dimasukkan dalam neraca
rugi/laba tahunan dapat mencerminkan adanya biaya modal yang dipergunakan.
Secara singkat dikatakan bahwa dalam rangka analisa benefit cost tersebut,
perlakuan terhadap penyusutan berbeda peranannya dibandingkan peranan di
dalam neraca rugi/laba. Di dalam hal ini, perlakuannya dalam neraca, daripada di
potong dari penerimaan proyek sebagai biaya, maka penyusutan bersama laba di
masukkan cash flow atau benefit tahunan bersih dari proyek. Perlakuan ini yang
menyebabkan perbedaan perhitungan di dalam penyusutan secara akuntansi
perusahaan.
2.1.3 Biaya Kontruksi dan Peralatan
Di dalam hal ini perlu di hindari adanya double-counting, artinya jika
biaya-biaya tersebut telah di bebankan pada saat di keluarkannya investasi, maka
waktu pelunasannya nanti tidak boleh di masukkan sebagai biaya lagi.

Di dalam hubungannya dengan ini, yang di maksudkan ;
a. Peralatan adalah termasuk segala peralatan yang di pergunakan di dalam
mengerjakan proyek tersebut. Jika nilai peralatan tersebut terdapat barang
yang harus di import, maka perlu di perhatikan untuk menerapkan atau
tidak menerapkannya shadow price dari pada devisa.
b. Bahan-bahan adalah segala bahan yang di perlukan di dalam kegiatan
proyek. Harga yang di gunakan untuk menilai bahan-bahan tersebut adalah
harga yang berlaku. Akan tetapi barang-barang yang sifatnya tradable,
maka penilaian bahan-bahan tersebut yang di anggap relevant adalah
dengan memakai “border price”. Untuk bahan-bahan import di pakai
harga c.i.f. (cost, insurance and freight). Sedangakan untuk bahan-bahan
eksport di pakai harga f.o.b. (free on board). Selanjutnya segala macam
pajak tidak langsung, seperti bea masuk dan lainnya, hendaknya di
kurangkan terlebih dahulu, karena ini tidak termasuk dalam real resources
cost dari pada bahan-bahan tersebut.
c. Tenaga kerja (yang berhubungan dengan gaji dan upah), yaitu tenaga
kerja yang di gunakan untuk mengerjakan suatu proyek. Mengenai tenaga
kerja ini perlu di bedakan dalam; tenaga kerja tak terlatih dan tenaga kerja

5


terlatih. Artinya kalau terdapat biaya latihan yang di keluarkan merupakan
economic cost.
Biasanya di Negara yang sedang berkembang, mengenai pembayaran gaji
dan upah tidak mencerminkan nilai yang sebenarnya atau kadang-kadang
lebih besar dari pada social opportunity cost, sehingga perlu adanya
shadow pricing.
2.1.4. Biaya tanah
Biaya ini di hitung jika tanah yang di gunakan untuk proyek tersebut
merupakan
tanah yang memberikan hasil, seperti misalnya tanah sawah, tanah perkebunan
dan lain sebagainya. Di dalam hal ini yang di hitung adalah net present value dari
pengorbanan produksi. Dan untuk menilai output tanah tersebut di gunakan harga
pasar.
2.1.5 Biaya modal kerja
Modal kerja adalah modal yang di gunakan dan terikat dalam suatu
proyek. Di dalam hal ini modal kerja tersebut sudah tidak dapat di gunakan untuk
tujuan investasi yang lainnya. Di dalam perhitungannya modal ini di masukkan
sebagai biaya tahun pertama proyek tersebut jalan.
2.1.6. Biaya bunga masa kontruksi

Apabila bunga tersebut harus di bayar selama masa kontruksi, maka halhal yang
perlu di perhatikan adalah ;
a. Misalkan terdapat social opportunity cost dari pada investasi di
bebankan pada saat investasi di keluarkan, maka pembayaran bunga
selama masa kontruksi tidak di perhitungkan dalam biaya ekonomis.
b. Juga misalkan terdapat social opportunity cost dari pada investasi
dianggap terdiri dari arus pelunasan hutang beserta bunganya selama
waktu yang akan datang, maka pembayaran bunga selama masa kontruksi
perlu di perhitungkan dalam biaya ekonomis.
2.1.7. Biaya operasi dan pemeliharaan
Biaya ini merupakan biaya yang harus di keluarkan secara rutin dalam
setiap tahunnya selama proyek mempunyai umur ekonomis. Di dalam hal ini
meliputi;
a. Bahan baku (misalnya untuk bidang industri dan pertanian)
b. Bahan bakar (seperti solar dan bahan lainnya)
6

c. Air , listrik dan telekomunikasi
d. Gaji dan upah atau tunjangan karyawan
e. Dan biaya yang lainnya, seperti jasa konsultan, keperluan kantor dan

sebagainya yang berhubungan dengan kegiatan proyek.
2.1.8 Biaya pembaharuan atau pengganti
Biaya ini adalah merupakan tambahan biaya-biaya yang di perlukan
selama proyek tersebut berjalan. Misalnya di dalam jangka waktu 40 tahun, pada
setiap 10 tahun sekali proyek tersebut memerlukan pembaharuan atau penggantian
terhadap peralatannya tertentu.
2.1.9 Sunk cost
Sunk cost merupakan biaya yang telah di keluarkan pada masa yang lalu
sebelum kegiatan proyek di laksanakan. Jadi sunk cost tersebut merupakan semua
biaya-biaya yang telah di keluarkan sebelum di ambil keputusan untuk
melaksanakan proyek. Di dalam analisa proyek, sunk cost ini tidak di hitung dan
tidak mempengaruhi pemilihan proyek. Yang di hitung di dalam analisa proyek
adalah biaya-biaya proyek yang di gunakan di masa yang akan datang.
2.1.10. Biaya feasibility studies dan enginering studies
Biaya-biaya yang akan di masukkan di dalam kegiatan ini meliputi ;
a. preliminary design cost
Biaya untuk feasibility studies, yang termasuk di dalam preliminary
design, tidak di perhitungkan di dalam biaya investasi suatu proyek.
Karena biaya – biaya feasibility studies ini merupakan sunk costs juga.
b. final design cost

Biaya-biaya yang di keluarkan untuk membuat final design perlu di
masukkan di dalam biaya investasi. Apabila final design di biayai dengan
supplier credit, maka nilai yang di masukkan dalam biaya proyek adalah
besarnya angsuran kredit.
2.1.11. Intangible costs
Intangible costs merupakan hal-hal yang ril , akan tetapi sulit di
perhitungkan dalam nilai uang, namun mencerminkan nilai-nilai yang sebenarnya.
Bentuk dari pada biaya ini dapat di misalkan seperti adanya polusi, suara bising,
pemandangan yang kurang nyaman dan lain sebagainya.
2.1.12. Biaya tak terduga

7

Biaya tak terduga adalah biaya-biaya yang harus di tambahkan pada biaya
kontruksi karena adanya perubahan-perubahan atau adanya kesalahan-kesalahan
di dalam perhitungan. Hal ini dapat di contohkan dengan ;
a. Adanya pengharuh inflasi yang dapat menyebabkan kenaikan harga
barang dan jasa yang di pakai dalam suatu proyek
b. adanya pekerjaan-pekerjaan yang ;lebih sukar dari perkiraan semula,
sehingga memerlukan waktu lembur dan tambahan biaya.
2.2. Manfaat Proyek
Di dalam hal ini manfaat proyek terdiri dari direct benefit dan indirect
benefit. Di samping itu di kenal pula adanya intangible benefit.
2.2.1. Direct Benefits
Yang di maksudkan direct benefit di sini adalah merupakan manfaat
langsung dan nampak jelas dari hasil adanya suatu proyek. Manfaat ini bisa
berupa ;
a. Adanya kenaikan dalam nilai output fisik dari kegiatan yang di tangani
proyek
b. Kenaikan nilai daripada output yang di sebabkan karena adanya
perbaikan kualitas.
c. kenaikan nilai output karena adanya perubahan lokasi dan perubahan
waktu penjualan.
d. Kenaikan nilai output karena adanya perubahan bentuk (grading,
processing dan perubahan bentuk lainnya)
e. Penurunan biaya yang di sebabkan oleh penurunan biaya pengangkutan.
f. Penurunan biaya yang di sebabkan oleh adanya mekanisasi
g. Penurunan biaya yang di sebabkan terhindar dari adanya kerugian,
seperti kerusakan dan lain sebagainya.
2.1.2 Indirect benefits atau Secondary benefits
Yang di maksudkan dengan indirect benefits adalah merupakan manfaat
yang secara tidak langsung di timbulkan oleh adanya kejadian proyek tersebut.
manfaat ini biasanya akan di rasakan oleh orang yang ada di luar proyek itu.
Indirect benefits ini bisa berupa ;

8

a. Adanya efek multiplier dari suatu proyek (yang merupakan induced
effects)
b. Adanya skala ekonomis yang lebih besar
c. Dan adanya dynamics secondary effects.
2.1.3. Intangible benefits
Intangible di sini di maksudkan suatu manfaat yang secara tak langsung di
nikmati oleh masyarakat, tetapi rupanya sulit untuk di nilai dalam bentuk uang.
Jenis manfaat ini seperti halnya ;
a. Adanya perbaiakn lingkungan
b. Bertambahnya pemandangan baru di suatu tempat, seperti tempat
rekreasi.
c. Terciptanya distribusi pendapatan.
d. Dan bertambahnya peningkatan pertahanan nasional.
2.3. Metode Penilaian Manfaat dan Biaya Proyek
Terdapat

beberapa

metode

untuk

melakukan

penilaian

analisis

biaya/manfaat, diantaranya sebagai berikut :
2.3.1. Metode periode pengembalian (payback period).
Metode ini menilai proyek investasi dengan dasar lamanya investasi
tersebut dapat tertutup dengan aliran-aliran kas masuk. Metode ini tidak
memasukkan faktor bunga kedalam perhitungannya.
2.3.2. Metode pengembalian investasi (return on investment/ROI).
Metode ini digunakan untuk mengukur prosentase manfaat yang
dihasilkan oleh proyek dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkannya. ROI
merupakan salah satu ratio keuangan untuk melihat seberapa baik kinerja
keuangan suatu pengelolaan hutan / perusahaan. ROI dari suatu proyek inventasi
dapat dihitung dengan rumus :
Total manfaat - total biaya
(keuntungan sebelum pajak)
ROI = ----------------------------------------

9

Total biaya/total asset
2.3.3. Metode nilai sekarang bersih (net present value/NPV).
Metode payback periode dan ROI tidak memperhatikan nilai waktu dari
uang (time value of money) atau time preference of money). Satu rupiah nilai
uang sekarang lebih berharga dari satu rupiah nilai uang dikemudian hari. NPV
merupakan metode yang memperhatikan nilai waktu dari uang. Metode ini
menggunakan suku bunga diskonto yang akan mempengaruhi proceed atau arus
dari uangnya. NPV dapat dihitung dari selisih nilai proyek pada awal tahun
dikurangi dengan total proceed tiap-tiap tahun yang dinilai uang ke tahun awal
dengan tingkat bunga diskonto. Besarnya NPV bila dinyatakan dalam rumus
adalah sebagai berikut :
NPV = ∑ Bt(1+i)-t – ∑Ct (1+i)-t
NPV = ∑ Bt(1+IRR)-t – ∑Ct (1+IRR)-t= 0
Metode tingkat pengembalian internal (internal rate of return/IRR).
Pada metode NPV, tingkat bunga yang diinginkan telah ditetapkan
sebelumnya, sedang pada metode IRR justru tingkat bunga tersebut yang akan
dihitung. Tingkat bunga yang akan dihitung ini merupakan tingkat bunga yang
akan menjadikan jumlah nilai sekarang dari tiap-tiap proceed yang didiskontokan
dengan tingkat bung tersebut sama besarnya dengan nilai sekarang dari initial cash
outflow (nilai proyek). Atau dengan kata lain tingkat bunga ini adalah merupakan
tingkat bunga persis investasi bernilai impas, yaitu tidak menguntungkan dan juga
tidak merugikan.
Diskonto adalah bunga yang dibayar dimuka pada saat penerimaan pinjaman.
Fasilitas Diskonto (Discount Rate) adalah pengaturan jumlah duit yang
beredar dengan memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Bank
umum terkadang mengalami kekurangan uang sehingga harus meminjam ke bank
sentral. Untuk membuat jumlah uang bertambah, pemerintah menurunkan tingkat
bunga bank sentral, serta sebaliknya menaikkan tingkat bunga demi membuat
uang yang beredar berkurang. Ada 2 diskonto, yaitu :
a.

Diskonto faktor : 1/(1+i)t

b.

Diskonto rate : FV/(1+i)t

10

Terdapat 2 komponen dari suatu bunga, yaitu :
a. Tingkat pengembalian murni/suku bunga murni
Adalah tingkat keuntungan yang diperoleh dari kegiatan produksi dan
pemasaran tanpa dipengaruhi oleh tingkat inflasi
b. Tingkat inflasi
2.3.4 Nilai Saat ini (Present Value)
Nilai uang pada saat ini (present value) merupakan nilai uang yang sama
saat ini dari arus kas dimasa yang akan datang. Atau secara mudah present value
adalah nilai sekarang dari apa yang kita miliki pada masa datang. Prosesnya
dilakukan secara diskonto. Diskonto sendiri berarti proses pencarian nilai hari ini
dari sebuah arus kas atau sederetan arus kas yang kita terima atau kita keluarkan
pada masa yang akan datang. Kebalikan dari compounding (peggandaan). Nilai
uang pada saat ini (present value) sangat penting untuk diketahui karena
merupakan dasar penilaian terhadap suatu investasi. Perhitungan present value
akan banyak berguna dalam analisa finansial.
2.3.5. Nilai Akan Datang (Future value)
Nilai akan datang (future value) merupakan kebalikan dari present value.
Future value adala nilai uang dimasa yang akan datang dengan tingkat bunga
tertentu. Future value digunakan untuk menghitung nilai investasi yang akan
datang berdasarkan tingkat suku bunga dan angsuran yang tetap selama periode
tertentu. Prosesnya dilakukan dengan menggunakan compounding (penggandaan).
Future value memiliki rumus sebagai berikut :
FV = PV (1+i)n
Hal-hal yang diperlukan dalam kelayakan atau pengelolaan proyek :
a.

Lokasi dan luas

b.

Identifikasi kegiatan pengelolaan produksi menurut

waktu,volume/besar kegiatan
c.

Identifikasi harga satuan baik yang menyangkut input maupun

outputnya
d.

Melakukan/menyusun kegiatan menurut waktu yang menjadi dasar

susunan kas keluar dan masuk

11

e.

Analisis kriteria investasi

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

1. Yang di hitung sebagai biaya atau pengeluaran proyek adalah hanya
biaya-biaya atau ongkos-ongkos yang akan di keluarkan di masa yang akan datang
(future cost) untuk memperoleh penghasilan-penghasilan yang akan datang (future
returns). Yang di masukkan di dalam biaya proyek ,antara lain ;










Biaya angsuran hutang dan bunga.
Penyusutan
Biaya Kontruksi dan Peralatan
Biaya tanah
Biaya modal kerja
Biaya bunga masa kontruksi
Biaya operasi dan pemeliharaan
Biaya pembaharuan atau pengganti
Sunk cost

12





Biaya feasibility studies dan enginering studies
Intangible costs
Biaya tak terduga

2. Manfaat proyek terdiri dari direct benefit adalah merupakan manfaat
langsung dan nampak jelas dari hasil adanya suatu proyek. Dan juga Indirect
benefits atau Secondary benefits adalah merupakan manfaat yang secara tidak
langsung di timbulkan oleh adanya kejadian proyek tersebut. Sedangkan
Intangible benefits di maksudkan suatu manfaat yang secara tak langsung di
nikmati oleh masyarakat, tetapi rupanya sulit untuk di nilai dalam bentuk uang.
3. Terdapat beberapa metode untuk melakukan penilaian analisis
biaya/manfaat, diantaranya sebagai berikut :






Metode periode pengembalian (payback period).
Metode pengembalian investasi (return on investment/ROI).
Metode nilai sekarang bersih (net present value/NPV).
Nilai Saat ini (Present Value)
Nilai Akan Datang (Future value)

13

DAFTAR PUSTAKA

14

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65