BUKU PANDUAN MATA KULIAH DASAR DASAR AGR

1

I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Mata kuliah Dasar-dasar Agronomi (AGH 200) merupakan mata kuliah
wajib bagi mahasiswa di seluruh departemen di Fakultas Pertanian dan beberapa
departemen dari fakultas lain seperti Departemen Teknik Pertanian (Fakultas
Teknologi Pertanian), serta sebagai mata kuliah minor atau supporting course di
Departemen Agribisnis, Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan (Fakultas
Ekonomi Dan Manajemen), Departemen Biologi, Depertemen Geofisika dan
Meteorologi, Departemen Statistika (Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan
Alam) di Institut Pertanian Bogor (IPB). Pada tiap pelaksanaan kuliah, di
semester ganjil, peserta mata kuliah ini berkisar antara 500 sampai 800
mahasiswa. Selain di IPB, mata kuliah Dasar-dasar Agronomi menjadi mata
kuliah wajib bagi mahasiswa di Fakultas Pertanian di seluruh Indonesia.
Mata kuliah Dasar-dasar Agronomi adalah mata kuliah yang berisikan
prinsip-prinsip dasar pengusahaan tanaman, pengenalan faktor-faktor produksi
dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman. Kegiatan praktikum
diselenggarakan sebagai sarana untuk melengkapi dan mendukung pemahaman
teori yang diberikan dalam perkuliahan.
Pemahaman materi praktikum diharapkan dapat dicapai melalui kegiatan di

lapangan dan penelaahan bahan bacaan yang materinya disusun sesuai dengan
materi pokok perkuliahan. Praktikum di lapangan dilakukan melalui serangkaian
kegiatan di lapangan (kebun percobaan) yang berisikan materi praktek kegiatan
budidaya tanaman.
Melalui praktikum dengan bekerja secara langsung di lapangan, mahasiswa
akan mendapatkan pengalaman empiris melakukan kegiatan budidaya tanaman
mulai dari pengenalan tanaman, prinsip-prinsip penggunaan sarana produksi
(benih, pupuk, pestisida), penanaman benih, pembibitan tanaman, pemeliharaan
tanaman yang meliputi penyulaman, penyiraman, pemupukan, pengendalian hama
penyakit dan pengendalian gulma serta pemanenan. Sambil melakukan kegiatan
di lapangan, mahasiswa juga belajar menghitung dan menganalisis penggunaan
sarana produksi, mengamati morfologi, pertumbuhan dan perkembangan tanaman,
serta mengamati dan menghitung hasil panen, komponen hasil dan produktivitas
tanaman. Dengan demikian mahasiswa diharapkan selain memahami prinsipprinsip dasar kegiatan budidaya tanaman juga memperoleh wawasan kegiatan
budidaya sebagai salah satu subsistem dari sistem agribisnis.
Sebagai mata kuliah yang diambil oleh banyak mahasiswa di IPB dan juga
dalam rangka meningkatkan akses bagi mahasiswa lain di Fakultas Pertanian di
seluruh Indonesia, penyampaian materi praktikum perlu dikomunikasikan melalui
teknologi informasi terkini yang tersedia, atau sebagai proses pembelajaran elearning. Untuk mendukung terlaksananya e-learning dibutuhkan adanya
panduan praktikum yang komunikatif dan interaktif. Praktikum yang komunikatif

perlu dibangun melalui deskripsi pelaksanaan praktikum di lapangan dan
ilustrasinya (gambar dan video) secara lengkap. Secara interaktif, bagi sehingga
seluruh mahasiswa yang mengakses akan diberikan kesempatan untuk
mengadakan dialog secara elektronik (e-mail) pada hal-hal yang belum dimengerti
dengan pengampu praktikum ini.

2

Keuntungan lain yang akan dicapai melalui pengembangan course content
praktikum dasar agronomi dan dengan sistem e-learning adalah: (1) di awal
pelaksanaan praktikum dapat dimanfaatkan untuk penjelasan mengenai lingkup
pekerjaan praktikum yang akan dilaksanakan di semester berjalan, (2) bagi
mahasiswa yang telah mengikuti praktikum, tetapi masih belum menguasai materi
praktikum dapat mempelajari kembali melalui media e-learning ini.
1.2. Tujuan
Menyediakan panduan praktikum Dasar-dasar Agronomi dengan course
content yang mendukung terlaksananya proses e-learning yang komunikatif dan
interaktif.
1.3. Manfaat
1. Mahasiswa IPB dapat mengakses kembali untuk hal-hal yang belum

dimengerti selama praktikum di lapangan dan mengadakan dialog secara
elektronik (e-mail) dengan pengampu praktikum ini.
2. Mahasiswa di luar IPB dapat mengakses informasi pelaksanaan praktikum
Dasar-dasar Agronomi di IPB dan mengadakan dialog secara elektronik (email) dengan pengampu praktikum ini.
3. Sebagai sarana untuk mencapai standarisasi materi praktikum untuk mata
kuliah yang serupa di seluruh Indonesia.

II. KERANGKA PENGEMBANGAN COURSE CONTENT
Pada saat ini pelaksanaan praktikum Dasar-dasar Agronomi di IPB
dilakukan dengan membimbing mahasiswa secara langsung di lapangan
percobaan melalui kerja di lapangan selama 3 jam per minggu selama 16 minggu
atau setara 1 SKS dengan pokok-pokok bahasan sesuai Garis-garis Besar Program
Pengajaran (Lampiran 1) yang dilengkapi juga dengan Panduan Praktikum Dasardasar Agronomi (Lampiran 2). Berikut ini disampaikan kerangka pengembangan
course content untuk tiap pokok bahasan dalam praktikum Dasar-dasar Agronomi
2.1. Mengidentifikasi Berbagai Jenis Tanaman
Tanaman yang diidentifikasi meliputi tanaman dari kelompok tanaman
pangan, hortikultura, dan perkebunan. Pada saat ini, pelaksanaan identifikasi
dilakukan dengan cara menjelaskan dan memperkenalkan mahasiswa secara
langsung pada tanaman di lapangan saat melakukan percobaan dan kunjungan ke
kebun koleksi untuk mendeskripsikan jenis tanaman. Tanaman dalam percobaan

terdiri atas tanaman jagung, kedelai, kacang tanah, dan kacang hijau seperti tertera
pada buku Penuntun Praktikum Dasar-dasar Agronomi, sedangkan tanaman di
kebun koleksi terdiri atas tanaman hortikultura terutama sayuran dan tanaman
perkebunan seperti kakao, kelapa, kelapa sawit, karet, the dan lada. Untuk
pengembangan course content dalam rangka e-learning dibuat ilustrasi tiap
komoditas. Khusus untuk kelompok tanaman perkebunan karena terdapat

3

keterbatasan jenis di kebun koleksi maka foto dan/atau video pertanaman diambil
dari perusahaan perkebunan terdekat, yaitu Perkebunan Cisalak Baru (kelapa
sawit), Perkebunan Cikumpay (karet), Perkebunan Gedeh (teh), dan Perkebunan
Rajamandala (kakao).
2.2. Mengenal dan Menghitung Kebutuhan Sarana Produksi
Kegiatan ini adalah untuk mengenalkan dan melatih menghitung kebutuhan
sarana produksi meliputi benih, pupuk, pestisida, dan peralatan.

2.2.1. Benih
Berbagai jenis benih tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan beserta
varietas atau klon dari masing-masing tanaman diperkenalkan kepada mahasiswa.

Kegiatan praktikum selama ini masih terbatas pada pengenalan benih yang
dipraktekkan dalam percobaan yaitu benih jagung, kacang tanah, kedelai, kacang
hijau, dan pepaya. Jenis benih tanaman sampai pada tingkat varietas perlu
diperbanyak sehingga pengetahuan mahasiswa terhadap jenis benih meningkat.
Uraian naratif dan ilustrasi berupa foto dari masing-masing jenis benih dan
varietasnya dibuat dalam rangka meningkatkan course content. Untuk
kepentingan membuat ilustrasi berupa foto dilakukan pengadaan berbagai jenis
benih tersebut.
Selain mengenal jenis benih, mahasiswa dilatih menghitung kebutuhan
benih dengan memperhatikan faktor jarak tanam, populasi, bobot benih, daya
berkecambah benih, persentase benih untuk penyulaman, dan luas tanam. Rumus
dan contoh perhitungan diberikan di bagian ini. Di akhir pokok bahasan dibuat
contoh soal dan kunci jawabannya.
2.2.2. Pupuk
Praktikum selama ini telah memperkenalkan secara langsung kepada
mahasiswa berbagai jenis pupuk, tunggal dan majemuk melalui kegiatan
percobaan lapangan. Akan tetapi, jenis pupuk yang diperkenalkan masih terbatas,
sedangkan merk pupuk khususnya pupuk majemuk yang diperdagangkan saat ini
semakin banyak dengan komposisi kandungan hara yang berbeda-beda.
Mahasiswa sudah semestinya diperkenalkan dengan perkembangan produk pupuk

ini. Untuk itu dalam memperkenalkan jenis pupuk dibuat uraian tentang
kandungan pupuk dan ilustrasi berupa foto-foto pupuk yang dimaksud.
Selanjutnya, pada pokok bahasan ini disampaikan latihan menghitung
kebutuhan pupuk untuk suatu dosis yang ditetapkan. Untuk mengetahui
kemampuan mahasiswa mengenal dan menghitung kebutuhan pupuk dibuat
contoh soal beserta jawabannya.

4

2.2.3. Pestisida
Dalam kaitannya dengan pengendalian hama dan penyakit yang
mengganggu pertumbuhan dan produksi tanaman, kepada mahasiswa
diperkenalkan berbagai jenis pestisida untuk pengendalian hama (insektisida),
penyakit oleh cendawan (fungisida), penyakit oleh bakteri (bakterisida), dan
penyakit oleh nematoda (nematisida) beserta cara kerjanya, racun kontak atau
sistemik. Percobaan lapangan selama ini telah memperkenalkan kepada
mahasiswa tentang hal tersebut, tetapi dengan jenis yang masih sangat terbatas.
Karena perkembangan produk pestisida ini, seperti halnya pupuk, sangat beragam
di pasaran, maka mahasiswa perlu pula diperkenalkan pada jenis pestisida yang
lebih banyak. Uraian dan ilustrasi berupa foto-foto pestisida dibuat dan disajikan

pada pokok bahasan ini.
Pemakaian pestisida harus tepat jenis dan dosisnya; untuk itu kepada
mahasiswa perlu dilatih menentukan jenis dan menghitung kebutuhan pestisida
untuk jenis hama dan penyakit tertentu. Contoh-contoh perhitungan untuk suatu
jenis pestisida dan dosis tertentu juga diberikan. Di akhir pokok bahasan
diberikan latihan soal beserta kunci jawabannya.
2.2.4. Peralatan
Berbagai peralatan dan mesin praktek budidaya tanaman disampaikan dalam
sub pokok bahasan ini. Selama ini praktikum Dasar-dasar agronomi masih
banyak menggunakan peralatan tradisional, baik untuk persiapan lahan,
penanaman, pemeliharan, dan panen. Dengan berkembangnya mekanisasi
pertanian, selain alat tradisional, kepada mahasiswa perlu juga diberikan
pengetahuan tentang perkembangan jenis peralatan pertanian terkini. Uraian
tentang jenis fungsi, dan cara kerja alat-alat pertanian beserta ilustrasinya berupa
foto dan/atau video disampaikan dalam memperbaiki course content untuk pokok
bahasan ini. Contoh soal perhitungan kebutuhan alat pertanian dan kunci
jawabannya juga akan disertakan.
2.3. Mempraktekkan Persiapan Lahan
Persiapan lahan sebagai media tanam dilakukan di lapangan dan di wadah
polybag. Persiapan lahan di lapangan adalah untuk menyediakan media tanam

sejak saat tanam sampai panen, sedangkan media tanam di polybag adalah untuk
pembibitan.
Persiapan lahan di lapangan diawali dengan menentukan kebutuhan luas
lahan disesuaikan dengan rencana produksi. Selanjutnya dilakukan pengolahan
tanah pertama untuk membelah dan membalik tanah, dan pengolahan kedua untuk
menghancurkan dan menggemburkan tanah. Setelah tanah diolah, dilakukan
pembuatan petak-petak percobaan sesuai yang ditetapkan. Kegiatan ini telah
dilakukan dalam praktikum, namun tidak seluruh proses dapat diikuti dan
dikerjakan oleh mahasiswa karena keterbatasan waktu dan belum dimilikinya
keterampilan untuk mengoperasikan alat pengolahan tanah. Untuk itu, agar
mahasiswa memiliki pengetahuan pengolahan tanah dalam persiapan lahan secara
utuh, proses tersebut akan diuraikan dan diilustrasikan dalam bentuk foto dan/atau

5

video aan disajikan dalam pokok bahasan ini. Perhitungan kapasitas pengolahan
tanah dari suatu jenis alat disertakan sebagai latihan yang dilengkapi dengan
contoh soal dan jawabannya.
2.4. Mempraktekkan Pembibitan/Perbanyakan Tanaman
Praktek pembibitan/perbanyakan tanaman dilakukan dengan bahan tanam

berupa benih (generatif) dan berupa bagian vegetatif tanaman. Dalam pokok
bahasan ini mahasiswa dilatih menyiapkan media tanam untuk pembibitan dalam
wadah polybag, dan mengatur lingkungan pembibitan. Komposisi media dan
jumlah atau volume media yang perlu disiapkan perlu dihitung secara tepat.
Proses penyiapan media sesuai komposisi yang ditetapkan akan diuraikan dan
disertai dengan ilustrasi berupa teks, foto dan/atau video. Gambar-gambar
pengaturan lingkungan pembibitan juga akan disertakan. Contoh perhitungan
kebutuhan media untuk suatu komposisi serta disesuaikan dengan jumlah dan
ukuran polybag juga disertakan. Pada bagian akhir diberikan contoh soal
perhitungan beserta jawabannya.
2.5. Mempraktekkan Penanaman dan Pemupukan Dasar
Praktek penanaman diawali dengan penentuan jarak tanam, pembuatan
lubang, tanam, penempatan benih disertai pemberian insektisida butiran, dan
diakhiri dengan penutupan lubang tanam. Berbagai jenis jarak tanam yaitu jarak
tanam persegi, bujur sangkar, jarak baris ganda, dan segitiga akan dijelaskan.
Lubang tanam yang dibuat disesuaikan komoditas. Proses pembuatan lubang
tanam dan penanaman, yang dilanjutkan dengan pemberian pupuk dasar akan
diuraikan secara inici dan diberi ilustrasi berupa sketsa, foto dan/atau video.
Contoh perhitungan populasi untuk tiap jarak tanam dan jumlah pupuk yang
dibutuhkan untuk suatu luasan areal pertanaman juga disertakan. Selanjutnya,

diberikan pula contoh soal dan kunci jawaban untuk kedua hal tersebut.
2.6. Mempraktekkan Pemeliharaan Umum Tanaman
Praktek pemeliharaan tanaman meliputi penyulaman, penyiangan,
pemupukan susulan, pembumbunan, dan pengendalian hama penyakit.
2.6.1. Penyulaman
Pada saat 1 minggu setelah tanam (MST), mahasiswa diharuskan
menghitung daya tumbuh benih yang telah ditanam dengan mengamati dan
menghitung jumlah benih yang tumbuh normal (dengan kriteria tertentu). Daya
tumbuh merupakan persentase benih yang ditanam yang tumbuh, dihitung dengan
membagi jumlah benih yang tumbuh terhadap benih yang ditanam dikalikan
seratus persen. Pada lubang yang benihnya tidak tumbuh, selanjutnya dilakukan
penyulaman. Lubang tanam diperiksa, benih yang tidak tumbuh dibuang, diganti
dengan benih yang baru.
Pada saat ini, seluruh rangkaian kegiatan ini sudah dilakukan secara
langsung oleh tiap mahasiswa yang mengikuti percobaan lapangan. Course

6

content untuk pokok bahasan ini dikembangkan dengan memberikan ilustrasi
pertumbuhan benih di lapang pada saat 1 MST berupa foto-foto dan penjelasan

bagian-bagian bibit. Di samping itu juga diberikan contoh perhitungan daya
tumbuh dan kebutuhan benih untuk penyulaman beserta contoh soal dan kunci
jawaban.

2.6.2. Penyiangan
Penyiangan adalah kegiatan membuang gulma (tumbuhan tidak
dikehendaki) dari areal pertanaman. Pada kegiatan ini mahasiswa dikenalkan
pada beberapa jenis gulma yang sering ditemukan di lapangan percobaan dan cara
membersihkan/membuangnya. Penyiangan dilakukan pada gulma yang tumbuh
dekat barisan tanaman dan di antarbarisan tanaman sekaligus untuk
menggemburkan tanah, secara manual dengan cangkul atau kored. Gulma
diusahakan tercabut sampai ke perakarannya. Foto-foto jenis gulma dibuat dan
proses pembuangan gulma disampaikan secara naratif disertai ilustrasi berupa
video.
2.6.3. Pemupukan Susulan
Pemupukan susulan, bisa berupa pemupukan kedua atau sampai ketiga.
Pada kegiatan ini mahasiswa diberikan penjelasan tentang waktu dan dosis
pemupukan serta cara pemupukannya. Penjelasan tentang waktu pemberian pupuk
susulan dikaitkan dengan pertumbuhan atau perkembangan tanaman. Foto
pertumbuhan tanaman saat pemupukan susulan dan cara pemupukannya dibuat.
Jumlah pupuk yang harus diberikan pada saat pemupukan susulan disesuaikan
dengan dosis yang telah ditetapkan; untuk hal ini mahasiswa harus
menghitungnya. Contoh perhitungan pupuk susulan beserta contoh soal dan
jawabannya diberikan dalam pokok bahasan ini.
2.6.4. Pembumbunan
Pembumbunan adalah kegiatan memperkokoh tegaknya tubuh tanaman.
Pembumbunan merupakan tindakan menimbun akar dan batang bagian bawah
dengan cara menaikkan tanah di samping kanan dan kiri barisan tanaman
(membentuk guludan); dilakukan bersamaan dengan pemupukan kedua. Kegiatan
ini selalu dilakukan oleh mahasiswa peserta praktikum Dasar-dasar Agronomi
terutama untuk tanaman yang memiliki tubuh tinggi seperti jagung dan untuk
tujuan menyediakan media bagi pertumbuhan polong pada kacang tanah. Cara
pelaksanaan pekerjaan diuraikan naratif dan diilustrasikan dengan membuat video.
2.6.5. Pengendalian Hama Penyakit (Termasuk Pengamatan Jenis)
Hama penyakit yang menyerang pertanaman perlu dikendalikan karena
menjadi faktor pengurang pertumbuhan dan produksi tanaman yang diusahakan.
Praktek pengendalian hama penyakit dilakukan terutama dengan menggunakan
pestisida. Jenis dan dosis pestisida yang disemprotkan harus disesuaikan dengan

7

jenis hama dan penyakit yang menyerang agar pengendalian berlangsung efektif
dan efisien. Untuk itu, kepada mahasiswa diperkenalkan berbagai jenis hama dan
penyakit utama serta gejala serangannya di lapangan percobaan, khususnya pada
tanaman jagung, kacang tanah, kedelai, dan kacang hijau. Foto-foto jenis hama
dan gejala serangan hama dan penyakit dibuat untuk memberikan kemudahan
mahasiswa dalam memahami pokok bahasan ini.
2.7. Mempraktekkan Pemeliharaan Khusus Tanaman
Praktek pemeliharaan khusus tanaman meliputi pengajiran, pemangkasan,
dan pembungkusan buah. Penjelasan pengajiran dilakukan untuk tanaman
menjalar, khususnya dari kelompok tanaman hortikultura.
Pemangkasan
dibedakan atas pemangkasan bentuk, pemangkasan pemeliharaan, dan
pemangkasan produksi dengan tanaman perkebunan dan hortikultura.
Pembungkusan buah dilakukan terutama untuk beberapa jenis tanaman tahunan
dari kelompok tanaman perkebunan dan hortikultura. Penjelasan praktek
pemeliharaan khusus ini disampaikan dalam bentuk teks, gambar dan animasi.

2.8. Mempraktekkan Pengamatan Pertumbuhan
Pokok bahasan ini ditujukan agar mahasiswa dapat mengamati berbagai
peubah pertumbuhan tanaman, yang diawali dengan penetapan tanaman contoh
dan dilanjutkan dengan pelaksanaan pengamatan dan pengukuran peubah
pertumbuhan pada tanaman contoh.
2.8.1. Penetapan Tanaman Contoh
Pada kegiatan ini, mahasiswa dilatih untuk menetapkan contoh tanaman
secara acak yang dijadikan objek pengamatan pertumbuhan tanaman individual.
Contoh tanaman yang diambil adalah bukan barisan pinggir; pemilihannya dapat
dengan mengacak nomor tanaman dalam baris dikombinasikan mengacak nomor
barisan tanaman. Kombinasi nomor yang diperoleh ditetapkan sebagai tanaman
yang terpilih. Jumlah tanaman yang dijadikan contoh disesuaikan dengan
kebutuhan, biasanya 10 tanaman contoh pada pertanaman monokultur dan
masing-masing 5 tanaman contoh pada pertanaman tumpang sari. Penetapan
contoh tanaman dilakukan pada saat tanaman berumur 2 MST. Tahapan
pelaksanaan penetapan tanaman contoh diuraikan naratif, selanjutnya tanaman
contoh dengan ajir penanda diilustrasikan dengan foto.
2.8.2. Pengamatan Pertumbuhan Vegetatif
Pertumbuhan vegetatif tanaman diamati pada tanaman contoh setiap
minggu, dimulai pada umur 2 MST sampai 75% populasi tanaman mengeluarkan
bunga. Peubah pertumbuhan yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah daun,
jumlah cabang, lingkar batang, jumlah anakan, jumlah bintil akar, dan indeks luas
daun.

8

a. Tinggi Tanaman
Untuk tanaman monokotil seperti jagung, tinggi tanaman diukur dari
permukaan tanah sampai ujung daun tertinggi, dengan meluruskan daun;
sedangkan untuk tanaman dikotil seperti kacang tanah, kedelai dan kacang hijau,
tinggi tanaman diukur dari permukaan sampai titik tumbuh pada batang utama.
Pengukuran dilakukan dengan alat bantu penggaris pada setiap tanaman contoh.
b. Jumlah Daun
Daun yang dihitung adalah daun yang telah membuka sempurna berupa
daun tunggal untuk jagung, trifoliate untuk kacang hijau dan kedelai, dan daun
tetrafoliate untuk kacang tanah. Daun jagung di bagian atas yang masih
menggulung tidak dihitung.
Sebelum melakukan penghitungan, kepada
mahasiswa diberikan penjelasan tentang pengertian daun tunggal, trifoliate
(dengan 3 anak daun), dan tetrafoliate (dengan 4 anak daun). Dalam
pengembangan course content untuk e-learning, penjelasan kelompok daun
tersebut disertai ilustrasi dengan foto-foto daun.
c. Jumlah Cabang
Cabang yang dihitung adalah cabang yang tumbuh pada batang utama yang
telah memiliki lebih dari satu buku dan diakhiri dengan titik tumbuh. Jumlah
cabang diamati pada tanaman yang tergolong ke dalam kelompok tanaman dikotil
seperti kacang tanah, kedelai, dan kacang hijau. Pertumbuhan cabang tanaman
diilustrasikan dalam bentuk foto.
d. Lingkar Batang
Lingkar batang terutama dilakukan pada tanaman jagung, pengukuran
dilakukan pada ketinggian 10 cm dari permukaan tanah, pada saat tanaman keluar
malai jantan (tasseling).
e. Luas Daun per Tanaman.
Pada akhir fase pertumbuhan vegetatif (umur 6 MST – 7 MST) dilakukan
pengukuran luas daun yang selanjutnya digunakan untuk menghitung indeks luas
daun. Luas daun ditentukan dengan metode gravimetri, yaitu dengan cara
menentukan 1 tanaman contoh dan menggambarkan semua daun tanaman contoh
pada kertas (koran) kemudian digunting dan ditimbang bobotnya; jenis kertas
yang sama seluas 20 cm x 20 cm juga ditimbang bobotnya sebagai faktor
pembanding dalam perhitungan.
f. Jumlah Anakan
Jumlah anakan dihitung pada tanaman yang berkemampuan membentuk
anakan yaitu tanaman padi. Kepada mahasiswa akan dijelaskan cara menghitung

9

jumlah anakan dan jumlah anakan produktif per rumpun khusunya untuk tanaman
padi.
g. Bintil Akar
Pada umur 3 MST dan 6 MST, dari areal pertanaman kacang tanah, kedelai,
dan kacang hijau dicabut satu tanaman pinggir beserta seluruh akarnya.
Selanjutnya pada akar diamati dan dihitung jumlah bintil akar yang tumbuh.
Bintil akar yang tumbuh dibedakan atas yang aktif (dengan cara bintil akar
dibelah), jika berwarna merah muda berarti bintil akar tersebut aktif memfiksasi
nitrogen dari udara, jika masih berwarna hijau belum aktif, dan jika telah
berwarna coklat berarti sudah tidak aktif lagi. Foto-foto bintil akar tersebut dibuat
untuk memudahkan memberikan penjelasan kepada mahasiswa.
Cara pelaksanaan pengukuran pertumbuhan untuk semua peubah di atas
akan diuraikan naratif dan sebagian diantaranya diilustrasikan dengan foto
dan/atau video. Contoh tabel penyajian dan hasil perhitungan nilai masingmasing peubah beserta contoh soal dan jawabannya juga akan disusun pada
bagian akhir pokok bahasan ini.

2.9. Mempraktekkan Pengamatan Perkembangan

2.9.1. Tanaman Monokotil
Fase perkembangan pada tanaman monokotil dibedakan atas saat muncul
lapang, fase akhir pertumbuhan cepat atau anakan maksimum, fase pembungaan,
fase antesis, dan fase matang/panen. Mahasiswa dijelaskan untuk dapat
mengamati fase-fase tersebut. Uraian untuk menjelaskan tiap fase dan ilustrasinya
berupa foto-foto disampaikan di dalam pokok bahasan ini. Sebagai tanaman
contoh untuk pengamatan fase perkembangan dari kelompok tanaman monokotil
adalah padi dan jagung.
2.9.2. Tanaman Dikotil
Pengamatan fase perkembangan tanaman dikotil dilakukan pada tanaman
kacang tanah, kedelai, dan kacang hijau. Fase perkembangan pada tanaman
tersebut dibedakan atas saat muncul lapang, fase pertumbuhan vegetatif, fase
pembungaan, fase pengisian polong, dan fase matang. Mahasiswa dijelaskan
untuk dapat mengamati fase-fase tersebut. Uraian untuk menjelaskan tiap fase
dan ilustrasinya berupa foto-foto disampaikan di dalam pokok bahasan ini.
Khusus untuk tanaman kedelai dijelaskan pula perbedaan antara tipe
pertumbuhan determinate dan indeterminate. Kedelai tipe determinate adalah
kedelai yang pertumbuhan vegetatifnya berhenti setelah memasuki fase
pembungaan, ditandai tinggi batang utama tidak bertambah lagi. Kedelai tipe
indeterminate masih mengalami pertumbuhan vegetatif walaupun telah memasuki
fase pembungaan, batang utama terus bertambah tinggi. Ilustrasi kedua tipe
pertumbuhan kedelai diberikan dalam bentuk foto.

10

2.10. Mempraktekkan Pengamatan Panen
Praktek panen akan diawali dengan penentuan kriteria panen, penentuan
komponen hasil, perhitungan hasil panen, dan perhitungan indeks panen.
Penjelasan pokok bahasan ini disampaikan dalam bentuk teks, gambar, animasi,
dan video dari berbagai tanaman dari kelompok tanaman pangan, hortikultura, dan
perkebunan.
2.10.1. Penentuan Kriteria Panen
Kritera panen untuk tiap komoditas pada percobaan lapangan dijelaskan
kepada mahasiswa dengan mengadakan pengamatan secara langsung pada
karakteristik fisik tanaman. Tanaman jagung yang dipanen sebagai jagung semi
ditandai oleh ukuran tongkol yang masih kecil dengan rambut yang masih segar
karena belum terjadi penyerbukan; sebagai jagung rebus ditandai dengan ukuran
tongkol sudah maksimal dengan rambut sudah mengering tetapi kelobot masih
hijau segar dan biji belum mengeras; sebagai jagung panen pipilan kering ditandai
dengan ukuran tongkol sudah maksimum, rambut dan kelobot kering, sebagian
daun telah mengering, pada butiran biji telah terbentuk lapisan hitam (black
layer), dan biji telah mengeras. Tanaman kedelai sudah siap dipanen sebagai
bahan sayur (polong rebus) apabila polong sudah terisi penuh tetapi sebagian
besar daun masih hijau, belum ada yang gugur; sebagai biji kering apabila polong
sudah terisi penuh dan mulai berubah menjadi warna kecoklatan disertai sebagian
besar daun telah berwarna kuning dan gugur. Polong kacang hijau dinyatakan
siap dipanen apabila lebih dari setengahnya telah berubah menjadi coklat
kehitaman. Kacang tanah siap dipanen apabila polong telah terisi penuh dan
bijinya telah mengeras dengan kulit mengkilat.
Ciri-ciri sebagai kriteria penentuan waktu panen tersebut diilustrasikan
dalam bentuk foto untuk mempermudah mahasiswa memahaminya.
2.10.2. Penentuan Komponen Hasil
Komponen hasil panen untuk masing-masih jenis tanaman ditentukan pada
saat panen. Untuk tanaman jagung adalah jumlah tongkol, bobot tongkol, bobot
biji per tongkol, dan bobot biji per 100 butir; untuk kedelai adalah jumlah polong
bernas per tanaman, jumlah biji per polong, dan bobot biji per 100 butir; untuk
kacang tanah adalah jumlah polong, jumlah polong bernas per tanaman, bobot
polong bernas per tanaman, dan bobot biji 100 butir; untuk kacang hijau adalah
jumlah polong, bobot polong, dan bobot biji 100 butir.
Masing-masing komponen hasil tersebut di atas dijelaskan secara langsung
dengan memisahkannya dari tanaman dan melakukan pengukuran bobotnya.
Untuk mempermudah menjelaskan mahasiswa terutama dalam proses e-learning,
selain diampaikan dalam bentuk uraian naratif juga disertai ilustrasi dalam bentuk
foto.

11

2.10.3. Menghitung Hasil Panen
Hasil panen dihitung dari seluruh plot percobaan kecuali tanaman pinggir.
Perhitungannya dilakukan secara langsung oleh mahasiswa dengan menimbang
hasil panen. Hasil panen dihitung dari bobot tongkol untuk jagung dan bobot
polong untuk kedelai, kacang tanah, dan kacang hijau pada saat panen.
Selanjutnya tongkol dan polong tersebut dikeringkan sampai pada kadar air yang
aman untuk proses pembijian. Hasil biji selanjutnya ditimbang untuk mengetahui
bobotnya. Dari data bobot biji dan bobot hasil panen dari lapangan selanjutnya
dihitung nilai rendemen. Contoh perhitungan hasil panen beserta contoh soal dan
jawabannya disampaikan pada bagian akhir pokok bahasan ini.
2.10.4. Menghitung Indeks Panen
Indeks panen dihitung dengan membagi bobot hasil panen dengan bobot
total tanaman. Ilustrasi bagian-bagian yang diperhitungkan dalam penentuan nilai
indeks panen akan disajikan dalam bentuk foto. Contoh perhitungan indeks panen
beserta contoh soal dan jawabanannya juga diberikan.

2.11. Pemanenan dan Penanganan Hasil Panen
Pokok bahasan ini menjelaskan teknik atau cara memanen produk tanaman
dalam bentuk bunga, biji, buah, daun, batang, dan umbi dari kelompok tanaman
pangan, hortikultura, dan perkebunan. Penanganan hasil panen yang akan
dijelaskan adalah tentang pembersihan, sortasi, pengeringan, dan pengemasan
hasil sesaat setelah panen atau penanganan hasil panen primer. Teknik panen dan
penanganan hasil panen disampaikan dalam bentuk teks, gambar, dan animasi.

2.12. Pengenalan Sistem Pertanaman
Sistem pertanaman yang akan dijelaskan dalam pokok bahasan ini
meliputi pertanaman monokultur, tumpang sari, tumpang gilir, dan budidaya
lorong dari kelompok tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan. Penjelasan
disampaikan dalam bentuk teks dan foto.
Skenario atau storyboard Pengembangan Course Content Praktikum
Dasar-dasar Agronomi untuk seluruh kegiatan di atas disampaikan pada Tabel 1.

12

Tabel 1. Storyboard Pengembangan Course Content Praktikum Dasar-dasar Agronomi
No.

1.

2

3

Pokok Bahasan

Mengidentifikasi
Berbagai Jenis
Tanaman
Persiapan Lahan

Mengenal dan
menghitung
kebutuhan sarana
produksi

Sub Pokok Bahasan

1.
2.
3.
1.

Tanaman Tahunan
Tanaman Pangan
Tanaman Hortikultura
Pengukuran lahan

Estimasi
Waktu
Mahasiswa
60 menit
60 menit
60 menit
10 menit

2. Pengolahan tanah
3. Pembuatan petak percobaan
4. Pembuatan lubang tanam

5 menit
10 menit
20 menit

5. Pemupukan dasar
1. Benih

5 menit
10 menit

2. Pupuk

10 menit

3. Pestisida

10 menit

4. Peralatan

10 menit

Bentuk Penyampaian

Bentuk Evaluasi

Teks, foto

multiple choice

Teks, animasi
pengukuran luas lahan
Teks dan video
Teks, video, foto
Teks, animasi
penghitungan populasi,
video pembuatan lubang
tanam (tugal, alur,
cangkul, dig holler)
Teks, video
Teks, foto benih, animasi
penghitungan kebutuhan
benih

multiple choice
B–S
B-S
B–S

B-S
B-S

Teks, foto pupuk, animasi Multiple choice
penghitungan kebutuhan
pupuk
Teks, foto pestisida,
Multiple choice
animasi penghitungan
kebutuhan pestisida
Teks, foto peralatan
Multiple choice
produksi

13
No.

4

5

6

7.

8.

Pokok Bahasan

Pembibitan/Perban
yakan Tanaman

Penanaman

Pemeliharaan
Umum

Pemeliharaan
Khusus

Pengamatan
Pertumbuhan

Sub Pokok Bahasan

Estimasi
Waktu
Mahasiswa
10 menit

Teks, video

Multiple choice

2. Perbanyakan dengan organ
vegetatif (alamiah, buatan, kultur
jaringan)
3. Media/subtrat pembibitan
4. Lingkungan pembibitan
1. Tanam langsung

30 menit

Teks, animasi

Multiple choice

10 menit
10 menit
15 menit

Multiple choice
Multiple choice
Multiple choice

2. Pindah tanam

15 menit

1. Penyulaman

5 menit

Teks, animasi
Teks, gambar
Teks, video penanaman
jagung, ubikayu, ubijalar,
jahe, wortel
Teks, video penanaman
kakao, durian, tomat, padi
Teks, gambar

Multiple choice

2. Penyiangan
3. Pemupukan susulan (alur, spray,
tugal)
4. Pembumbunan
5. Pengendalian OPT
1. Pengajiran

5 menit
10 menit

Teks, video
Teks, video

Multiple choice
Multiple choice

5 menit
10 menit
5 menit

Teks, video
Teks, gambar, video
Teks, foto

Multiple choice
Multiple choice
Multiple choice

2. Pemangkasan (bentuk, produksi,
pemeliharaan)
3. Pembungkusan buah
1. Penetapan tanaman contoh

15 menit

Teks, animasi

Multiple choice

5 menit
5 menit

Teks, foto
Teks

Multiple choice
Multiple choice

2. Pengamatan pertumbuhan
vegetatif (tinggi, jumlah daun,

50 menit

Teks, animasi foto,
gambar, video

Multiple choice

1. Perbanyakan dengan benih

Bentuk Penyampaian

Bentuk Evaluasi

Multiple choice

14
No.

9

10

11

12

Pokok Bahasan

Pengamatan
Perkembangan

Pengamatan Panen

Pemanenan dan
Penanganan Hasil
Panen

Pengenalan Sistem
Pertanaman

Sub Pokok Bahasan

jumlah cabang, lingkar batang,
luas daun, jumlah anakan, bintil
akar)
1. Tanaman monokotil (fase
pembungaan/ antesis, pengisian,
matang)
2. Tanaman dikotil ((fase
pembungaan/ antesis, pengisian,
matang)
1. Kriteria panen (pangan,
hortikultura, perkebunan)
2. Komponen hasil panen
3. Menghitung hasil panen dan
indeks panen
1. Proses panen (bunga, biji, buah,
daun, batang, umbi)

Estimasi
Waktu
Mahasiswa

Bentuk Penyampaian

Bentuk Evaluasi

50 menit

Teks, foto, animasi

Multiple choice

50 menit

Teks, foto, animasi

Multiple choice

15 menit

Teks, foto

Multiple choice

20 menit
10 menit

Multiple choice
Multiple choice

20 menit

Teks, foto
Teks, animasi
penghitungan
Teks, video, animasi

2. Penanganan hasil panen
(pembersihan, sortasi,
pengeringan, pengemasan).
1. Monokultur

30 menit

Teks dan video

Multiple choice

10 menit

Teks, foto

Multiple choice

2. Tumpang sari
3. Tumpang gilir
4. Tanaman lorong

10 menit
10 menit
10 menit

Teks, foto
Teks, foto
Teks, foto

Multiple choice
Multiple choice
Multiple choice

Multiple choice

15

III.

METODE PELAKSANAAN

Pengembangan Course Content Praktikum Dasar-dasar Agronomi dalam rangka elearning melalui pemanfaatan teknologi informasi yang tersedia saat ini dilakukan melalui
tahapan sebagai berikut:
1. Penyusunan teks panduan praktikum; di dalamnya memuat tata tertib pelaksanaan
praktikum, percobaan dan cara pelaksanaannya, serta daftar penjelasan berbagai istilah
(glosary) dalam budidaya tanaman. Panduan ini disampaikan dalam bentuk file PDF.
2. Pengembangan course content; yaitu penjelasan teks yang terdapat dalam Panduan
Praktikum dan berbagai aspek agronomi lain yang terkait dilakukan dengan membuat
foto, gambar, video, dan/atau animasi sesuai pokok bahasan yang telah ditetapkan.
3. Menyusun hasil Pengembangan Course Content ke dalam media informasi berbasis
website.
4. Meng-upload hasil Pengembangan Course Content berbasis website ke dalam menu
LCMS – IPB

IV.
4.1.

HASIL PENGEMBANGAN COURSE CONTENT

Tujuan Instruksional Umum
Setelah menyelesaikan praktikum ini mahasiswa dapat mengenal berbagai jenis
tanaman, menjelaskan teknik budidaya tanaman dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya, serta dapat melakukan pengamatan pertumbuhan dan produksi.

4.2.

Pengembangan Course Content

Pengembangan Course Content Praktikum Dasar-dasar Agronomi ini mencakup 12
Pokok Bahasan yaitu:
1. Mengidentifikasi Berbagai Jenis Tanaman
2. Persiapan Lahan
3. Mengenal dan menghitung kebutuhan sarana produksi
4. Pembibitan/Perbanyakan Tanaman
5. Penanaman
6. Pemeliharaan Umum
7. Pemeliharaan Khusus
8. Pengamatan Pertumbuhan
9. Pengamatan Perkembangan
10. Pengamatan Panen
11. Pemanenan dan Penanganan Hasil Panen
12. Pengenalan Sistem Pertanaman

16
4.2.1. Pokok Bahasan 1: Mengidentifikasi Berbagai Jenis Tanaman
Tujuan Intruksional Khusus:
Setelah mengikuti course content ini mahasiswa dapat mendeskripsikan bagianbagian tanaman pangan, tanaman sayuran dan tanaman perkebunan

A. Identifikasi Tanaman Pangan
(1) Padi
Tanaman padi memiliki bagian atau organ akar, batang, daun, dan malai bunga yang
selanjutnya berkembang menjadi buah.
Akar
Akar padi berupa akar serabut, tumbuh dan menyebar di bawah tanah sampai kedalaman 25
cm. Akar ini berfungsi untuk menyerap hara dan air dari dalam tanah melalui bulu atau
rambut-rambut akar (Gambar 1a).

c

b
a

Gambar 1
Batang
Batang padi terdiri atas beberapa ruas. Pada saat pertumbuhan vegetatif ruas-ruas tersebut
tertutup oleh daun sehingga tidak tampak dari luar (Gambar 1b). Setelah padi memasuki fase
generatif (berbunga dan berbuah), ruas batang padi mulai tampak tetapi tetap diselimuti oleh
daun.
Daun
Daun padi berbentuk helaian memanjang seperti pita dengan tulang-tulang daun yang sejajar.
Panjang daun, tergantung varietasnya dapat mencapai 50 cm (Gambar 1c).

17
Bunga dan Buah

Bunga padi terdapat dalam bulir yang tersusun pada malai. Satu bulir (spikelet) mengandung
bunga betina/bakal buah dan 4 – 5 benang sari (Gambar 2a) sehingga bisa menyerbuk sendiri.
Tiap malai dapat terbentuk sampai 150 bulir (spikelet) padi (Gambar 2b). Spikelet dengan
bunga betina yang telah terbuai akan berkembang menjadi buah atau bulir padi masak. Tiap
anakan padi yang produktif akan menghasilkan 1 malai (Gambar 3).

b

a

Gambar 2

Gambar 3

(2) Jagung
Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman serealia famili Graminae. Kerabat paling dekat
dengan jagung adalah rumput gama (Tripsacum) dan teosinte (Zea mexicana). Tanaman
jagung memiliki bagian-bagian berupa:

18
Biji
Jagung memiliki biji tunggal (monokotil) yang menempel pada tongkol (Gambar 4). Di dalam
biji jagung terdapat embrio (Gambar 5) yang mempunyai lima bakal daun dan bakal akar-akar
primer. Dalam proses perkecambahan yang pertama kali keluar adalah akar radikel diikuti
plumula. Akar radikel kemudian diikuti oleh akar-akar semi yang keluar dari bagian biji dekat
plumula.

Gambar 4

Gambar 5
Daun
Daun pertama dan kedua segera membuka dan dalam keadaan normal 1 - 2 minggu setelah
muncul di permukaan tanah tanaman sudah tumbuh dengan baik (Gambar 6a). Tanaman jagung
memiliki titik tumbuh tunggal yang terletak di ujung batang (Gambar 6b). Untuk jagung
berumur dalam, sekitar 110 hari, pada keadaan normal jumlah daun total telah terbentuk pada
umur 30 hari (Gambar 7). Daun jagung merupakan helaian dengan tulang daun sejajar.

a

Gambar 6.

b

19

a

Gambar 7
Batang jagung mulai dapat dilihat jelas setelah berumur 4 minggu setelah tanam (Gambar 7a).
Batang jagung beruas-ruas dan pada tiap bukunya terdapat satu helai daun secara berselangseling.

Bunga
Jagung merupakan tanaman monocious. Bunga jantan (staminate) ada pada ujung batang
berbentuk malai dengan banyak spikelet (anak bunga) yang berpasangan (Gambar 8a). Anther
berjumlah masing-masing tiga dan terbungkus oleh lema, palea, dan glume (Gambar 8b). Pistil
dalam bunga jantan tidak berkembang. Malai ada yang bercabang banyak dan ada yang hampir
tidak bercabang.
Bunga betina (pistilate) terdapat pada buku-buku batang dan merupakan cabang dari batang,
ada pada tongkol. Biasanya pada buku ke 6 atau ke-8 dari atas dan terus pada setiap buku di
bawahnya (Gambar 8c). Yang berkembang umumnya hanya tongkol yang teratas atau dengan
tongkol nomor dua.

a

c
b

Gambar 8

20
Setiap bakal biji mempunyai tangkai putik yang berfungsi sebagai putik yang sangat panjang
yang disebut rambut. Rambut ini mempunyai cabang-cabang yang halus sehingga benangsari
yang menempel dapat tertangkap dan segera berkecambah sehingga terjadi pembuahan. Segera
setelah pembuahan terjadi, pertumbuhan rambut terhenti dan rambut menjadi kering.

Tongkol
Tongkol memiliki biji yang selalu terdapat berpasangan dan sebenarnya merupakan anak-anak
bunga berpasangan yang bertangkai sangat pendek (bunga duduk) menempel pada dasar bunga
yang tebal yaitu janggel (Gambar 4). Karena anak bunga selalu berpasangan maka jumlah
baris jagung selalu genap.

(3) Kedelai
Kedelai (Glycine max (L.) Merr.) termasuk kacang-kacangan dari famili Leguminoceae. Dalam
Bahasa Inggris disebut soybean. Tanaman ini umumnya berupa terna semusim yang tegak dan
merumpun. Tingginya 0.2-1.5 m, kadang-kadang menjalar, berbulu kecoklatan atau kelabu
(Gambar 9).

Gambar 9
Akar
Akar tunggangnya bercabang-cabang, panjangnya mencapai 2 m, akar sampingnya menyebar
mendatar sejauh 2.5 m, pada kedalaman 10-15 cm. Jika ada bakteri Rhizobium akan terbentuk
bintil-bintil akar (Gambar 10)

Gambar 10.
Akar dengan bintil

21
Batang
Batang kedelai bercabang. Tipe pertumbuhan kedelai dibedakan atas indeterminate dan
determinate. Pada kelompok tipe indeterminate, pertumbuhan batang utamanya tidak diakhiri
dengan bunga, namun oleh tunas vegetatif. Pada tipe pertumbuhan determinate, batang
utamanya diakhiri dengan bunga atau buah (Gambar 11).

Gambar 11. Kedelai Tipe Determinate

Daun
Daunnya berselang-seling, beranak daun tiga (trifoliat), licin dan berbulu; tangkai daun
panjang, terutama untuk daun-daun yang berada di bagian bawah; anak daun bundar dan
berbentuk lanset (Gambar 12).

Gambar 12.

22
Bunga
Perbungaannya berbentuk tandan aksilar. atau terminal, berisi 3-30 kuntum bunga; bunganya
kecil, berbentuk kupu-kupu, warna lembayung atau putih; daun kelopak berbentuk tabung,
benangsarinya 10 helai, tangkai putik melengkung, kepala putik berbentuk bonggol.

Gambar
Bunga kedelai
Polong dan Biji
Polong agak bengkok dan bisanya pipih, lazimnya berisi 2-3 butir biji tetapi ada yang sampai 5
biji. Polong muda berwarna hijau, polong tua berwarna hijau kecoklatan, dan polong kering
berwarna kecoklatan (Gambar 13). Biji berbentuk bulat pipik dengan warna kuning, kuning
muda, dan hijau kekuningan.

Gambar 13
(4) Kacang Tanah
Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) termasuk kacang-kacangan dari famili Leguminoceae,
dan dalam Bahasa Inggris disebut peanut atau groundnut. Tanaman ini merupakan herba
monoesius, menjalar sampai tegak, biasanya tingginya 15-70 cm (Gambar 14)

23

Gambar 14

Akar dan Polong
Perakarannya terdiri atas satu akar tunggang yang tumbuh baik dan banyak akar lateral yang
mampu menembus kedalaman lebih dari 2 m; tidak memiliki akar rambut, tetapi ada bintilbintil penambat nitrogen. Buah kacang tanah berbentuk polong. Pada saat panen, biasanya
ditemukan polong bernas dan polong cipo. Polong cipo berukuran kecil dan tidak berisi biji
dan pada saat panen dimasukkan sebagai polong afkir (Gambar 15)

Gambar 15

Batang dan Cabang
Batang utama berasal dari epikotil yang berisi keping biji di kedua sisi pada dua buku pertama.
Percabangannya dimorfik, beserta cabang-cabang vegetatif dan cabang-cabang reproduktif
yang memendek. Semua cabang vegetatif memiliki daun sisik, disebut katafil berhadapan
dengan buku kedua dari cabang itu. Cabang-cabang vegetatif sekunder atau tersier akan
muncul dari cabang-cabang vegetatif primer (Gambar 14)

Daun
Daun-daun yang berada pada batang utama tersusun spiral dengan filotaksis 2/5, daun-daun itu
beranak daun 4 helai terdiri atas 2 pasang yang saling berhadapan, berbentuk bulat telur
terbalik (Gambar 16)

24

Gambar 16
Daun tetrafoliat

Bunga
Bunga terbentuk satu-satu baik di ketiak katafil maupun di ketiak daun biasa pada cabang
vegetatif, pada beberapa forma perbungaan itu berada di buku yang lebih tinggi pada batang
utama; masing-masing perbungaan memiliki 2-5 kuntum bunga. Bunganya duduk, tersusun
atas sebuah hifantium berbentuk tabung yang panjangnya 4-6 cm. Hifantium adalah gabungan
bagian pangkal kelopak, mahkota, dan tabungsari. Bagian atas hifantium menyangga cupingcuping melebar dari kelima lembar kelopak dan mahkota . Warna mahkota bervariasi dari
kuning pucat sampai jingga merah (Gambar 17). Tangkai sari berjumlah 10, bakal buah di atas
(superior ovary) yang terdiri atas satu daun buah yang duduk dan berisi 2-6 bakal biji.

Gambar 17

Ginofor
Setelah terjadi pembuahan, di bagian pangkal bakal buah muncul suatu bentukan yang mirip
tangkai, yang disebut ginofor (Gambar 18). Ginofor ini tumbuh ke arah tanah dengan
membawa bakal buah di ujungnya, yang kemudian mengeras menjadi topi pelindung sementara
ginofor itu menembus tanah. Panjang ginofor bergantung pada jarak awal bunga itu dari tanah,
tapi jika lebih dari 15 cm, ginofor ni biasanya gagal mencapai tanah dan ujungnya akan mati.

25
Jika telah menembus tanah, ginofor ini akan mendatar dan mulailah terjadi perkembangan buah
setelah ujung ginofor membengkak dengan cepat.

Gambar 18. Ginofor
(5) Kacang Hijau
Kacang hijau (Phaseolus radiatus) termasuk kacang-kacangan dari famili Papilionaceae, dan
dalam bahasa Inggris disebut mungbean, green gram atau golden gram (Gambar 19)

Gambar 19
Batang
Kacang hijau berbatang tegak dengan percabangan berasal dari batang utama. Batang bulat
dan berbulu dengan warna hijau atau ungu.

Daun
Daun kacang hijau trifoliate (daun terdiri dari tiga anak daun), letaknya berseling, dan
berwarna hijau muda hingga hijau tua (Gambar 20)

26

Gambar 20
Daun trifoliat

Bunga
Bunga berwarna kuning tersusun dalam tandan, muncul pada pada cabang dan batang, dan
mampu menyerbuk sendiri.

Gambar 21
Buah
Buah berupa polong berbentuk silindris, dengan panjang 6-15 cm dan umumnya berbulu
pendek. Pada waktu masih muda berwarna hijau dan setelah tua berwarna hitam (Gambar 22a)

27

Biji
Biji terdapat dalam polong, dan umumnya berwarna hijau, namun ada beberapa jenis kacang
hijau yang bijinya berwarna kuning, coklat atau hitam (Gambar 22b)

a
Gambar 22 b

(6) Ubijalar
Ubijalar (Ipomoea batatas (L.) Lam) adalah tanaman tahunan akan tetapi untuk tujuan-tujuan
praktis dianggap sebagai tanaman semusim dengan periode tumbuh yang normal 3 sampai 7
bulan (Gambar 23). Beberapa nama lain atau sebutan untuk tanaman ubijalar, antara lain hui
boled (Sunda), tela rambat (Jawa), shoyu (Jepang), dan sweetpotato (Inggris). Ubijalar
termasuk tanaman dikotiledon (biji berkeping dua). Selama pertumbuhannya, tanaman ubijalar
dapat berbunga, berbuah, dan berbiji.

Gambar 23
Batang
Ubijalar mempunyai batang yang tidak berkayu, berwarna hijau atau ungu, berbentuk bulat dan
bergetah. Batang ubijalar biasanya tumbuh menjalar, merambat atau setengah tegak dengan
panjang 1 - 5 m dan diameter 3 - 10 mm. Warna batang ubijalar bervariasi yaitu hijau, kuning,
dan ungu. Umumnya warna batang ubijalar ungu (Gambar 24).

28

Gambar 24

Daun
Daun pada tanaman ubijalar tumbuh pada batang. Warna dan bentuk daun bervariasi, yaitu
bulat, menjari, dan bentuk yang menyerupai hati. Warna daunnya, yaitu hijau dan ungu dan
pada ketiak daun tumbuh beberapa akar, sifatnya bisa berubah dan membesar menjadi umbi
(Gambar 25).

Gambar 25.
Berbagai bentuk dan warna daun ubijalar serta akar yang membesar menjadi umbi
Umbi
Tanaman ini membentuk umbi di dalam tanah. Umbi itulah yang menjadi produk utamanya.
Bentuk umbi bulat, bulat telur, oblong, lonjong, dan panjang tidak beraturan. Warna kulit umbi
dan umbi bervariasi antara lain putih, kuning, krem, merah, dan ungu. Tekstur umbinya ada
yang keras karena banyak mengandung pati dan ada yang lunak karena banyak mengandung
gula dan air (Gambar 26).

29

Gambar 26

Bunga
Ubijalar memiliki bunga yang sempurna berbentuk terompet, warna mahkota bunga bervariasi
ada yang berwarna putih polos, putih dengan warna ungu muda di bagian pangkal atau ujung,
dan ungu (Gambar 27).

Gambar 27.

B.

Identifikasi Tanaman Sayuran

(1)

Kentang

Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan tanaman setahun (annual) yang berbentuk
semak atau herba, dengan susunan utama terdiri atas stolon, umbi, batang, daun, bunga,
buah dan biji, serta akar.
Akar
Tanaman kentang yang dihasilkan secara aseksual memiliki akar serabut dengan
percabangan halus, agak dangkal, dan akar adventif berserat yang menyebar, sedangkan
tanaman yang tumbuh dari biji membentuk akar tunggang ramping dengan akar lateral
yang banyak.
Batang
Tanaman kentang memiliki batang berwarna hijau dan ungu atau kemerahan apabila
mengandung antosianin (Gambar 28). Batang tanaman kentang memiliki dua tipe yaitu
batang yang tumbuh di atas (aerial) dan batang yang tumbuh di bawah (underground).

30
Batang yang tumbuh di bawah tanah terdiri dari stolon dan umbi. Batang di dalam tanah
(rhizome) memiliki fungsi serupa dengan batang di atas tanah, namun setiap rhizome
mengakhiri pertumbuhannya dengan bertambah besar atau membentuk umbi.

Gambar 28
Batang tanaman kentang

Daun
Daun kentang merupakan daun majemuk dengan anak daun primer tersusun di kiri kanan
tangkai dan membentuk delta sampai lonjong. Daun menyirip majemuk, dengan lembar
daun bertangkai memiliki ukuran, bentuk, dan tekstur yang beragam. Susunan daun primer
diakhiri dengan daun tunggal pada ujung tangkai (Gambar 30).

Gambar 30
Daun tanaman kentang
Bunga dan Buah
Bunga kentang berwarna putih (Gambar 31) hingga merah jambu dan keunguan dengan
lima lembar mahkota menyatu. Bunga kentang bersifat protogeni, yaitu putiknya lebih
cepat masak daripada tepung sari, sehingga sebagian besar penyerbukan terjadi secara
serbuk silang dengan perantara angin dan serangga.

31

Gambar 31
Bunga tanaman kentang
Bunga yang terbuahi menghasilkan buah beri bulat kecil berwarna hijau atau keunguan
yang beracun karena mengandung glikoalkaloid. Biji pipih kecil sebanyak beberapa butir
hingga ratusan butir dalam satu buah.
Umbi
Umbi kentang merupakan ujung stolon yang membesar dan merupakan organ
penyimpanan karbohidrat yang tinggi (Gambar 32). Stolon merupakan tunas lateral yang
tumbuh dari ketiak daun di bawah permukaan tanah. Stolon tumbuh memanjang dan
melengkung di bagian ujungnya, kemudian membesar atau membengkak untuk
membentuk umbi sebagai tempat menyimpan cadangan makanan. Bentuk, ukuran dan
jumlah mata umbi bervariasi pada setiap kultivar.

Gambar 32.
Umbi tanaman kentang
C.

Identifikasi Tanaman Perkebunan

(1)

Kelapa Sawit

Akar :tanaman kelapa sawit memiliki akar serabut yang sangat kuat karena tumbuh ke samping dan
ke bawah. Dengan kondisi akar seperti ini, tanaman kelapa sawit sangat peka terhadap perubahan
ketersedian air tanah. Pada tanah yang baik, akar tanaman dapat menembus sampai kedalaman 4
meter.
Batang : batang tanaman kelapa sawit tumbuh tegak lurus dibungkus oleh pangkal pelepah daun.
Batang berbentuk silinder dengan diameter 0.5 meter pada tanaman dewasa dengan bagian bawah
yang lebih besar yang disebut ”bowl” (Gambar 33).

32

Gambar 33

Daun : daun kelapa sawit membentuk susunan daun majemuk, bersirip genap dan bertulang sejajar.
Daun-baun membentuk satu pelepah yang panjangnya mencapai 7 sampai 9 meter. Jumlah anak
dauan dalam satu pelepah dapat mencapai 250-400 helai. Daun ini memiliki rumus phylotaxy 1/8
dengan arah berputar ke kiri atau ke kanan (Gambar 34).

Gambar 34
Bunga : bunga jantan dan bunga betina terdapat dalam pelepah yang berbeda. Jenis bunga tumbuh
secara bergantian antar pelapah. Bunga betina berukuran besar merupakan bunga majemuk yang
merupakan kumpulan dari bunga betina (Gambar 35a), sedangkan bunga jantan berukuran lebih
kecil, yang merupakan sumber serbuk sari untuk penyerbukan (Gambar 35b).

a

Gambar 35

b

33

Buah : buah kelapa sawit merupakan buah batu atau ”drupe” yang terdiri atas sabut (mengandung
minyak sawit), tempurung dan inti sawit (kernel, mengandung minyak inti sawit). Tandan buah
sudah termasuk masak jika sudah terdapat 2 buah sawit yang lepas dari tandan (brondolan),
Gambar 36.

Gambar 36

(2)

Karet

Akar : tanaman karet memiliki akar tunggang yang cukup dalam. Jika kondisi tanah
memungkinkan panjang akar tunggang ini dapat pemcapai 5 m. Selain akar tunggang terdapat juga
akan lateral yang berfungsi sebagai penyerap hara.

Batang : bantuk batang tanaman karet dipengaruhi oleh asal bahan tanaman. Jika berasal dari biji
bentuk batang tanaman kerucut tetapi jika berasal dari okulasi bentuk batang silindris. Batang
karet merupakan modal utama pengusahaan tanaman karet. Pada batang ini terdapat pembuluh
latek yang merupakan produk utama tanaman karet. Kulit pada batang tanaman karet dapat
tumbuh kembali setelah disadap. Kulit ini disebut kulit pulihan. Batang tanaman karet dapat
mencapai tinggi 15 m lebih (Gambar 37).

Gambar 37

Daun : satu daun tanaman karet terdiri atas 3 anak daun yang berbentuk elips memanjang
(trifoliate), Gambar 38. Daun ini terbentuk pada awal musim hujan dan gugur pada musim
kemarau. Pada tanaman yang masih muda, daun-daun tersusun dalam bentuk payung. Banyaknya
daun pada tanaman menggambarkan kemampuan tanaman untuk memproduksi lateks.

34

Gambar 38
Bunga : bunga jantan dan betina terdapat pada rangkaian yang berbeda. Bunga akan terbentuk
setelah tanaman mengalami gugur daun. Masa resetive bunga jantan 5 hari sedangkan bunga betina
10 hari. Masa yang berbeda