Penentuan Kebutuhan Air Minum dan air
Penentuan Kebutuhan Air Minum
BAB III
PENENTUAN KEBUTUHAN AIR MINUM
III.1. Umum
Dalam merencanakan instalasi pengolahan air minum diperlukan
informasi mengenai kebutuhan air minum di wilayah perencanaan.
Penentuan besar kebutuhan air minum ini dilakukan dalam rangka
mengetahui kapasitas instalasi pengolahan yang harus disiapkan.
Kebutuhan air minum sangat ditentukan oleh beberapa faktor yaitu :
•
Daerah pelayanan
•
Periode pelayanan
•
Jumlah penduduk dan fasilitas umum beserta laju pertumbuhannya
•
Pola pemakaian air di wilayah tersebut
Selain itu, banyaknya kebutuhan air minum di wilayah
perencanaan dapat diketahui dengan menentukan besar kebutuhan air
minum domestik, non domestik, kebutuhan air minum untuk keperluan
kota, tingkat pelayanan yang diberikan ke masyarakat, kemungkinan
terjadinya kehilangan air dalam sistem, fluktuasi pemakaian air, dan
kebutuhan air di dalam instalasi pengolahan itu sendiri.
III.2. Daerah Pelayanan
Pemilihan daerah yang dilayani sangat menentukan besarnya
kebutuhan air minum yang akan dilayani oleh instalasi pengolahan air
minum karena daerah pelayanan yang berbeda akan memiliki populasi
penduduk, standar kebutuhan air minum, dan pola pemakaian air minum
yang berbeda pula.
Dalam perencanaan ini, daerah yang ditentukan sebagai daerah
pelayanan adalah Kota Kendari. Pemilihan Kota Kendari sebagai daerah
pelayanan instalasi pengolahan air minum yang direncanakan disebabkan
oleh pasokan air minum untuk wilayah ini belum mencukupi. Hal ini akan
semakin buruk jika tidak segera diatasi mengingat Kota Kendari sebagai
ibukota Propinsi Sulawesi Tenggara akan terus berkembang pada tahuntahun yang akan datang.
Novi Yanti Kimsan - 15303036
III-1
Penentuan Kebutuhan Air Minum
III.3. Periode Perencanaan
Periode perencanaan merupakan rentang waktu yang diberikan
kepada instalasi pengolahan untuk dapat melayani kebutuhan air
masyarakat di wilayah perencanaan. Rentang waktu 10 – 20 tahun
dipertimbangkan sebagai periode yang cocok untuk merencanakan suatu
sistem penyediaan air minum, termasuk merencanakan kapasitas dari suatu
instalasi pengolahan air minum (Kawamura, 1991).
Pada perencanaan instalasi pengolahan air minum Kota Kendari
diambil periode pelayanan selama 20 tahun yang dibagi ke dalam 2
tahapan, masing-masing selama 10 tahun.
III.4. Proyeksi Jumlah Penduduk
Proyeksi jumlah penduduk merupakan perkiraan jumlah penduduk
di masa datang. Perhitungan proyeksi jumlah penduduk sangat penting
dilakukan untuk memprediksikan kebutuhan air minum suatu wilayah
dalam kurun waktu perencanaan. Dalam melakukan perhitungan harus
memperhatikan
perkembangan
jumlah
penduduk
masa
lampau,
kecenderungannya, arahan tata guna lahan, dan ketersediaan lahan untuk
menampung perkembangan jumlah penduduk.
Berikut ini beberapa metode statistik yang dapat digunakan untuk
memprediksi laju pertumbuhan penduduk :
1. Metode Aritmatik
2. Metode Geometrik
3. Metode Regresi Linier
4. Metode Eksponensial
5. Metode Logaritmik
III.4.1. Metode aritmatik
Metode aritmatik atau metode rata-rata hilang biasanya digunakan
apabila laju pertumbuhan populasi penduduk relatif konstan setiap tahun.
Kondisi ini dapat terjadi pada kota dengan luas wilayah yang kecil, tingkat
pertumbuhan ekonomi kota rendah, dan perkembangan kota tidak terlalu
pesat. Secara matematis, metode ini dapat dituliskan sebagai berikut :
Novi Yanti Kimsan - 15303036
III-2
Penentuan Kebutuhan Air Minum
Pn = P0 + r × (Tn − T0 )
N
Pi − P( i −1)
i =1
N
r=∑
dimana :
Pn
= Jumlah penduduk tahun ke-n
P0
= Jumlah penduduk tahun dasar
r
= Kenaikan rata-rata jumlah penduduk
Tn
= Tahun ke-n
T0
= Tahun dasar
N
= Jumlah data diketahui
III.4.2. Metode Geometrik
Metode geometrik digunakan bila data jumlah penduduk
menunjukkan peningkatan yang pesat dari waktu ke waktu. Secara
matematis, metode ini dapat dituliskan sebagai berikut :
Pn = P0 (1 + r ) n
N
r=
∑
i =1
Pi − P( i −1)
Pi
N
dimana :
Pn
= Jumlah penduduk pada tahun yang diproyeksikan
Po
= Jumlah penduduk awal
r
= Rata-rata angka pertumbuhan penduduk tiap tahun
n
= Jangka waktu
N
= Jumlah data diketahui
III.4.3. Metode Regresi Linier
Metode regresi linear dapat dirumuskan dalam suatu persamaan
matematika, yaitu :
y = a + bx
∑ y ∑ x 2 − ∑ x ∑( xy )
a=
N ∑ x 2 − ( ∑ x) 2
N ∑( xy ) − ∑ x ∑ y
b=
N ∑ x 2 − (∑ x) 2
Novi Yanti Kimsan - 15303036
III-3
Penentuan Kebutuhan Air Minum
III.4.4. Metode Eksponensial
Metode eksponensial dapat dirumuskan dalam suatu persamaan
matematika, yaitu :
y = a ⋅ e bx
1
ln a = (∑ ln y − b ∑ x)
N
N ∑( x ln y ) − (∑ x ∑ ln y )
b=
N (∑ x 2 ) − (∑ x) 2
III.4.5. Metode Logaritmik
Metode logaritmik dapat dirumuskan dalam suatu persamaan
matematika, yaitu :
y = a + b ln x
1
[∑ y − b ∑(ln x)]
N
N ∑( y ln x) − ∑ y ∑ ln x
b=
N ∑(ln x) 2 − (∑ ln x) 2
a=
III.4.6. Dasar Pemilihan Metode Proyeksi Penduduk
Dari kelima metode yang tersedia untuk memproyeksikan jumlah
penduduk, harus dipilih satu metode yang paling mewakili pola
pertumbuhan penduduk di wilayah perencanaan. Untuk menentukan
metode yang paling mewakili pola pertumbuhan penduduk di wilayah
perencanaan, diperlukan perhitungan faktor korelasi, standar deviasi, dan
keadaan perkembangan kota di masa yang akan datang.
Perhitungan faktor korelasi dan standar deviasi dapat dilakukan
dengan menganalisa dan membandingkan data kependudukan yang
tersedia dengan data penduduk dari perhitungan metode proyeksi yang
digunakan. Persamaan faktor korelasi dapat dirumuskan melalui
persamaan matematis berikut :
∑ ( P − P ) − ∑ ( P − P)
∑ (P − P )
2
2
r =
n
r
2
n
dimana :
2
n
r
r² = Faktor korelasi
Pn = Jumlah penduduk pada tahun ke-n
Pr = Rata-rata jumlah penduduk dari data yang diketahui
Novi Yanti Kimsan - 15303036
III-4
Penentuan Kebutuhan Air Minum
P
= Estimasi jumlah penduduk berdasarkan perhitungan
metode regresi yang dilakukan
Kriteria korelasi adalah sebagai berikut :
•
r < 0, Kedua data memiliki korelasi yang kuat tetapi bernilai negatif
dan memiliki hubungan berbanding terbalik satu sama lain.
•
r = 0, Kedua data tidak berkorelasi
•
r > 0, Kedua data memiliki korelasi kuat dan memiliki hubungan
positif yang berbanding lurus satu sama lain.
Sedangkan persamaan standar deviasi dirumuskan melalui
persamaan matematis berikut :
⎡ ∑ ( Pn − P) 2 − (∑ ( Pn − P) 2 / n) ⎤
STD = ⎢
⎥
n
⎣⎢
⎦⎥
dimana :
1
2
STD = Standar deviasi dari data yang diketahui
n
= Jumlah data yang diketahui
Metode proyeksi penduduk yang dipilih adalah metode yang
memiliki nilai faktor korelasi paling besar (paling mendekati 1) dan nilai
standar deviasi paling kecil.
Pola perkembangan kota sesuai dengan fungsi kota di masa
mendatang juga bisa dijadikan salah satu pertimbangan untuk memilih
metode proyeksi penduduk yang akan digunakan. Pada umumnya fungsi
sebuah kota dapat menunjukkan kecenderungan pertambahan penduduk di
masa mendatang.
III.4.7. Pemilihan Proyeksi Jumlah Penduduk
Data jumlah penduduk selama 11 tahun yang telah diketahui
dianalisa secara statistik menggunakan metode aritmatik, geometrik,
regresi linear, eksponensial, dan logaritmik untuk memperoleh persamaan
matematis yang dapat mewakili pola pertumbuhan penduduk Kota
Kendari.. Pada Tabel III.1. dapat dilihat persamaan-persamaan yang
dihasilkan oleh setiap metode tersebut.
Novi Yanti Kimsan - 15303036
III-5
Penentuan Kebutuhan Air Minum
Tabel III.1. Persamaan Pertumbuhan Penduduk Dengan Berbagai Metode
r
Metode
Aritmatik
Metode
Geometrik
Metode
Regresi Linear
Metode
Eksponensial
Metode
Logaritmik
A
b
Persamaan
5427
Pn=Po+5427(Tn-To)
0,02684
Pn=Po(1.0.02884)^n
-12109825
1,41368E-22
-93334987
6153
Y=-12109825+6153X
0,031247207
Y=1.41368*10-22
*e^(0.031247207X)
12305340
Y=-93334987+12305340*lnX
Sumber : Lampiran A
Setelah persamaan matematis dari setiap metode diperoleh, maka
langkah selanjutnya adalah melakukan perhitungan r2 dan STD untuk
menentukan metode yang paling tepat dan paling mewakili. Pada Tabel
III.2 dapat dilihat nilai r2 dan standar deviasi untuk setiap metode.
Tabel III.2. Nilai r2 dan Standar Deviasi untuk Setiap Metode
Aritmatik
Geometrik
Reg Linear
Eksponensial
Logaritmik
r
0,79
0,78
0,86
0,87
0,999
r
0,62
0,88
0,93
0,93
0,999
7577,66
7336,30
6932,69
6702,98
6937,32
2
STD
Sumber : Lampiran A
Berdasarkan Tabel III.2, dapat ditentukan bahwa metode yang
paling tepat dan paling mewakili untuk digunakan sebagai metode
proyeksi jumlah penduduk Kota Kendari di masa yang akan datang adalah
metode logaritmik. Hal ini dikarenakan metode ini memiliki nilai faktor
korelasi yang besar (mendekati 1). Meskipun nilai standar deviasi metode
logaritmik
lebih
besar
daripada
metode
eksponensial,
namun
perbedaannya kecil. Jadi metode yang paling menggambarkan kondisi
penduduk Kota Kendari 20 tahun mendatang adalah metode logaritmik.
Hasil
proyeksi
penduduk
selama
periode
perencanaan
menggunakan kelima metode yang telah dijelaskan di atas dapat dilihat
pada Gambar III.1 dan Tabel III.3 di bawah ini.
Novi Yanti Kimsan - 15303036
III-6
Penentuan Kebutuhan Air Minum
Jumlah Penduduk (jiwa)
Grafik Proyeksi Jumlah Penduduk
500000
Aritmatik
400000
Geometrik
300000
Reg. Linear
200000
Eksponensial
100000
Logaritmik
0
1990
2000
2010
2020
2030
Tahun
Gambar III.1. Grafik Proyeksi Jumlah Penduduk
Tabel III.3. Proyeksi Penduduk Kota Kendari
Tahun
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
Metode
Aritmatik
171790
184436
166094
179463
177664
200390
204239
209217
221217
222955
226056
231483
236909
242336
247762
253189
258616
264042
269469
274895
280322
285749
291175
296602
302028
307455
312882
318308
323735
Metode
Geometrik
171790
184436
166094
179463
177664
200390
204239
209217
221217
222955
226056
229896
236067
242403
248909
255590
262451
269495
276728
284156
291783
299615
307657
315914
324394
333101
342041
351222
360649
Metode Regresi
Linear
171790
184436
166094
179463
177664
200390
204239
209217
221217
222955
226056
233603
239757
245910
252063
258216
264370
270523
276676
282829
288983
295136
301289
307442
313596
319749
325902
332055
338209
Metode
Eksponensial
171790
184436
166094
179463
177664
200390
204239
209217
221217
222955
226056
235914
243402
251128
259098
267322
275807
284562
293594
302913
312527
322447
332682
343241
354136
365376
376973
388939
401284
Metode
Logaritmik
171790
184436
166094
179463
177664
200390
204239
209217
221217
222955
226056
233560
239693
245822
251949
258073
264193
270311
276425
282536
288645
294750
300852
306952
313048
319141
325232
331319
337403
Sumber : Lampiran A
Novi Yanti Kimsan - 15303036
III-7
Penentuan Kebutuhan Air Minum
Tabel III.3. Proyeksi Penduduk Kota Kendari (Lanjutan)
Tahun
2024
2025
2026
2027
Metode
Aritmatik
329161
334588
340015
345441
Metode
Geometrik
370329
380269
390476
400957
Metode Regresi
Linear
344362
350515
356668
362822
Metode
Eksponensial
414021
427162
440720
454709
Metode
Logaritmik
343484
349562
355638
361710
Sumber : Lampiran A
Pertimbangan lain yang juga harus diperhatikan dalam menentukan
metode proyeksi jumlah penduduk yang paling tepat dan paling mewakili
adalah melihat potensi yang ada di Kota Kendari dan kecenderungan pola
perkembangan kota.
Potensi yang ada Kota Kendari menggambarkan kemungkinan
besarnya pertambahan penduduk dalam waktu mendatang. Kota
Kendari memiliki beberapa potensi, yaitu potensi perdagangan,
industri, pariwisata, dan pendidikan.
- Potensi perdagangan
Kegiatan perdagangan di Kota Kendari terdiri dari perdangangan
ekspor dan impor, perdagangan antar pulau, dan perdagangan
lokal. Jenis barang yang diperdagangkan meliputi berbagai
komoditi dan hasil perkebunan, pertanian, peternakan, perikanan,
dan kehutanan. Tiap tahunnya volume dan nilai ekspor bertambah,
nilai impor menurun, nilai perdagangan antar pulau menurun, dan
perdagangan lokal tumbuh cukup tinggi (sebesar 5,97%).
- Potensi industri
Sektor
industri
di
Kota
Kendari
terus
memperlihatkan
perkembangan. Industri yang berkembang di Kota Kendari adalah
industri kecil dan menengah. Tidak adanya industri besar
menyebabkan tidak terjadinya lonjakan tajam jumlah penduduk.
- Potensi pariwisata
Sebagai ibukota propinsi, Kota Kendari memiliki potensi di
bidang pariwisata yang meliputi wisata pulau, budaya, pantai, dan
wisata agro. Perkembangan sektor pariwisata di Kota Kendari
didukung oleh terbangunnya bandar udara Wortel Mongonsidi
Novi Yanti Kimsan - 15303036
III-8
Penentuan Kebutuhan Air Minum
dengan standar internasional, berkembangnya sektor akomodasi
dan toko souvenir.
- Potensi pendidikan
Sektor pendidikan menduduki peranan penting dalam upaya
meningkatkan
kualitas
sumber
daya
manusia.
Universitas
Haluoleo yang ada di Kota Kendari merupakan perguruan tinggi
favorit di Sulawesi Tenggara. Beberapa tahun mendatang,
Universitas Haluoleo akan membuka fakultas kedokteran. Hal ini
akan menambah daya tarik Kota Kendari dalam bidang
pendidikan.
Dalam beberapa tahun terakhir Kota Kendari sedang
mengalami perkembangan dalam berbagai bidang. Namun, Kota
Kendari
tidak
memiliki
lokasi
pertambangan
yang
sering
menyebabkan terjadinya lonjakan penduduk di suatu wilayah.
Berdasarkan uraian di atas, hasil proyeksi penduduk metode
logaritmik dapat digunakan.
Pola perkembangan kota merupakan pola perkembangan kota yang
sesuai dengan Rencana Detail Tata Ruang Kota Kendari yang
direncanakan oleh Dinas Tata Kota dan Bangunan Kota Kendari.
Dalam Rencana Detail Tata Ruang Kota Kendari dijelaskan bahwa
jumlah lahan potensial yang dapat dipergunakan sebagai wilayah
perkotaan (lahan dengan kemiringan lereng 0-15 %) adalah 16620 Ha.
Untuk menentukan jumlah penduduk maksimal yang dapat ditampung
pada lahan seluas 16620 Ha tersebut diperlukan beberapa asumsi
sebagai berikut :
1. Jumlah jiwa per rumah adalah 6 orang;
2. Tipe rumah yang dihuni oleh masyarakat terdiri dari 3 jenis, yaitu :
a. Tipe 1, kapling besar
: 1200 m²
b. Tipe 2, kapling sedang
: 600 m²
c. Tipe 3, kapling kecil
: 300 m²
3. Komposisi kebutuhan rumah, berdasarkan tipe rumah di atas
adalah :
Tipe 1 : Tipe 2 : Tipe 3 = 1 : 3 : 6
Novi Yanti Kimsan - 15303036
III-9
Penentuan Kebutuhan Air Minum
4. Luas kebutuhan lahan perumahan : kebutuhan lahan untuk fasilitas
umum dan sarana penunjang adalah 70 : 30
Dengan menggunakan asumsi-asumsi di atas dapat diperkirakan
apakah jumlah penduduk berdasarkan hasil proyeksi dengan
menggunakan metode terpilih dapat ditampung pada lahan yang
potensial sebagai wilayah perkotaan, yaitu lahan seluas 16620 Ha.
Penggunaan asumsi-asumsi di atas dapat dilihat pada perhitungan di
bawah ini :
• Luas lahan untuk wilayah permukiman :
Aper = 70% × Akota
Aper = 70% × 16620 Ha
Aper = 11634 Ha
• Luas lahan untuk tiap tipe rumah :
Tipe 1 :
Atipe1 = 1 / 10 × 11634 Ha
Atipe1 = 1163,4 Ha
Tipe 2 :
Atipe 2 = 3 / 10 × 11634 Ha
Atipe 2 = 3490,2 Ha
Tipe 3 :
Atipe3 = 6 / 10 × 11634 Ha
Atipe3 = 6980,4 Ha
• Jumlah rumah yang dapat dibangun :
Tipe 1 :
∑ Rmhtipe1 = 11634000 m 2 / 1200 m
2
rmh
∑ Rmhtipe1 = 9695 rumah
Tipe 2 :
∑ Rmhtipe 2 = 34902000 m 2 / 600 m
2
rmh
∑ Rmhtipe 2 = 58170 rumah
Tipe 3 :
Novi Yanti Kimsan - 15303036
III-10
Penentuan Kebutuhan Air Minum
∑ Rmhtipe 3 = 69804000 m 2 / 300 m
2
rmh
∑ Rmhtipe 3 = 232680 rumah
Total rumah yang dapat dibangun adalah 300545 rumah.
• Jumlah penduduk yang dapat ditampung :
∑ Pend ditampung = 300545 rmh × 6 org rmh
∑ Pend ditampung = 1803270 org
Jika hasil perhitungan di atas dibandingkan dengan hasil proyeksi
jumlah
penduduk
pada
akhir
periode
perencanaan
dengan
menggunakan metode logaritmik yaitu sebesar 361710 jiwa maka
dapat dilihat bahwa wilayah Kota Kendari masih dapat menampung
pertumbuhan penduduk untuk 20 tahun mendatang. Dari hasil ini
maka jumlah penduduk berdasarkan hasil proyeksi metode logaritmik
dapat digunakan untuk menentukan kebutuhan air minum di wilayah
perencanaan.
III.5. Proyeksi Fasilitas Umum dan Fasilitas Sosial
Proyeksi fasilitas umum dan fasilitas sosial digunakan untuk
menentukan kebutuhan air non domestik. Fasilitas umum dan fasilitas
sosial terdiri dari sebagai berikut :
1. Fasilitas pendidikan
2. Fasilitas peribadatan
3. Fasilitas kesehatan
4. Fasilitas perdagangan dan jasa
5. Fasilitas umum, rekreasi dan olahraga
6. Kegiatan industri
Peningkatan jumlah fasilitas umum dan sosial dapat ditentukan
dengan menggunakan standar penduduk pendukung yang dapat diperoleh
dengan cara menghitung banyaknya jumlah penduduk yang diwakili oleh
satu unit fasilitas umum atau fasilitas sosial yang ada pada tahun 2005.
III.5.1. Fasilitas Pendidikan
Fasilitas pendidikan yang terdapat di Kota Kendari terdiri dari
Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Tingkat
Novi Yanti Kimsan - 15303036
III-11
Penentuan Kebutuhan Air Minum
Pertama, Sekolah Menengah Tingkat Atas, Sekolah Tinggi, dan
Universitas. Pada Tabel III.4 di bawah ini dapat dilihat proyeksi fasilitas
pendidikan untuk 20 tahun mendatang.
Tabel III.4. Proyeksi Fasilitas Pendidikan
Fasilitas
Pendidikan
Standar
Populasi
TK
SD
SMTP
SMTA
Sekolah Tinggi
Universitas
3229
1838
8694
9829
28257
113028
2005
Jmlh Jmlh
Pend
Fas
226056
70
226056 123
226056
26
226056
23
226056
8
226056
2
2017
Jmlh Jmlh
Pend
Fas
300852
93
300852 164
300852
35
300852
31
300852
11
300852
3
2027
Jmlh Jmlh
Pend
Fas
361710 112
361710 197
361710
42
361710
37
361710
13
361710
3
Sumber : Lampiran B
III.5.2. Fasilitas Peribadatan
Pada tahun 2005, di Kota Kendari terdapat fasilitas peribadatan
berupa mesjid, mushola, gereja katolik, gereja protestan, vihara, dan pura.
Di bawah ini dapat dilihat hasil proyeksi jumlah fasilitas peribadatan untuk
20 tahun mendatang.
Tabel III.5. Proyeksi Fasilitas Peribadatan
Fasilitas
Peribadatan
Standar
Populasi
Mesjid
Mushola
Gereja Katolik
Gereja Protestan
Vihara/Pura
1005
529
75352
15070
56514
2005
Jmlh Jmlh
Pend
Fas
226056 225
226056 427
226056
3
226056
15
226056
4
2017
Jmlh Jmlh
Pend
Fas
300852 299
300852 568
300852
4
300852
20
300852
5
2027
Jmlh Jmlh
Pend
Fas
361710 360
361710 683
361710
5
361710
24
361710
6
Sumber : Lampiran B
III.5.3. Fasilitas Kesehatan
Fasilitas kesehatan yang ada di Kota Kendari hingga tahun 2005
terdiri dari Rumah Sakit, Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Puskesmas
Plus, Posyandu, Kader Posyandu, Toko Obat, dan Apotik. Pada Tabel III.6
di bawah ini dapat dilihat proyeksi jumlah fasilitas kesehatan di Kota
Kendari untuk 20 tahun mendatang.
Novi Yanti Kimsan - 15303036
III-12
Penentuan Kebutuhan Air Minum
Tabel III.6. Proyeksi Fasilitas Kesehatan
Rumah Sakit
32294
2005
Jmlh Jmlh
Pend
Fas
226056
7
Puskesmas
32294
226056
7
300852
9
361710
11
Puskesmas Pembantu
12559
226056
18
300852
24
361710
29
Posyandu
Kader Posyandu
Toko Obat
Apotik
1354
229
6850
6459
226056
226056
226056
226056
167
987
33
35
300852
300852
300852
300852
222
1314
44
47
361710
361710
361710
361710
267
1579
53
56
Standar
Populasi
Fasilitas Kesehatan
2017
Jmlh Jmlh
Pend
Fas
300852
9
2027
Jmlh Jmlh
Pend
Fas
361710
11
Sumber : Lampiran B
III.5.4. Fasilitas Perdagangan dan Jasa
Proyeksi jumlah fasilitas perdagangan dan jasa di Kota Kendari
untuk 20 tahun mendatang dapat dilihat pada Tabel III.7.
Tabel III.7. Proyeksi Fasilitas Perdagangan dan Jasa
Fasilitas
Perdagangan &
Jasa
Warung/Toko/Kios
Pasar
Bank/Lemb.Keu
Koperasi
Terminal
Supermarket
Restoran
Standar
Populasi
1184
45211
9829
10765
56514
45211
3706
2005
Jmlh Jmlh
Pend
Fas
226056 191
5
226056
23
226056
21
226056
4
226056
5
226056
61
226056
2017
Jmlh Jmlh
Pend
Fas
300852 254
300852
7
300852
31
300852
28
300852
5
300852
7
300852
81
2027
Jmlh Jmlh
Pend
Fas
361710 306
361710
8
361710
37
361710
34
361710
6
361710
8
361710
98
Sumber : Lampiran B
III.5.5. Fasilitas Umum, Rekreasi, dan Olahraga
Proyeksi jumlah fasilitas umum, rekreasi, dan olahraga di Kota
Kendari untuk 20 tahun mendatang dapat dilihat pada Tabel III.8 di bawah
ini.
Tabel III.8. Proyeksi Fasilitas Umum, Rekreasi, dan Olahraga
Fasilitas Umum,
Rekreasi,& OR
Fasilitas Pemerintahan
- Tingkat Propinsi
- Tingkat Kabupaten
- Tingkat Kecamatan
-Tingkat Kelurahan/Desa
Fasilitas Rekreasi & OR
Standar
Populasi
4521
4710
22606
3532
2005
Jmlh
Jmlh
Pend
Fas
226056
226056
226056
226056
50
48
10
64
2017
Jmlh
Jmlh
Pend
Fas
300852
300852
300852
300852
67
64
13
85
2027
Jmlh
Jmlh
Pend
Fas
361710
361710
361710
361710
80
77
16
102
Sumber : Lampiran B
Novi Yanti Kimsan - 15303036
III-13
Penentuan Kebutuhan Air Minum
Tabel III.8. Proyeksi Fasilitas Umum, Rekreasi, dan Olahraga (Lanjutan)
Fasilitas Umum,
Rekreasi,& OR
Standar
Populasi
- GOR dan Ruang Terbuka
- Stadion
- Lapangan Voli
- Lapangan Bulutangkis
- Lapangan Basket
- Lapangan Tenis
- Kolam Renang
- Hotel/Akomodasi
75352
113028
113028
18838
28257
28257
226056
3646
2005
Jmlh
Jmlh
Pend
Fas
226056
3
226056
2
226056
2
226056
12
226056
8
226056
8
226056
1
226056
62
2017
Jmlh
Jmlh
Pend
Fas
300852
4
300852
3
300852
3
300852
16
300852
11
300852
11
300852
1
300852
83
2027
Jmlh
Jmlh
Pend
Fas
361710
5
361710
3
361710
3
361710
19
361710
13
361710
13
361710
2
361710
99
Sumber : Lampiran B
III.5.6. Kegiatan Industri
Proyeksi jumlah kegiatan industri di Kota Kendari untuk 20 tahun
mendatang dapat dilihat pada Tabel III.9 di bawah ini.
Tabel III.9. Proyeksi Kegiatan Industri
Kegiatan Industri
481
2005
Jmlh Jmlh
Pend
Fas
226056 470
2017
Jmlh Jmlh
Pend
Fas
300852 626
2027
Jmlh Jmlh
Pend
Fas
361710 752
4347
226056
300852
361710
Standar
Populasi
Industri Kecil
Industri Menengah &
Besar
52
69
83
Sumber : Lampiran B
III.6. Proyeksi Kebutuhan Air Minum
Untuk memproyeksikan kebutuhan air minum untuk daerah
perencanaan, diperlukan standar kebutuhan air minum, hasil proyeksi
penduduk, dan hasil proyeksi jumlah fasilitas umum serta fasilitas sosial,
dan jenis peruntukan pemakaian air minum.
Berikut ini akan dibahas standar kebutuhan air minum dan
peruntukan pemakaian air minum yang terbagi menjadi tiga jenis yaitu :
1. Pemakaian untuk kebutuhan domestik/rumah tangga
2. Pemakaian untuk kebutuhan nondomestik
3. Pemakaian untuk keperluan perkotaan
III.6.1. Standar Kebutuhan Air Minum
Terdapat beberapa standar kebutuhan air minum yang dikeluarkan
oleh lembaga nasional maupun lembaga internasional. Salah satu standar
kebutuhan air minum dikeluarkan oleh Departemen Pemukiman dan
Novi Yanti Kimsan - 15303036
III-14
Penentuan Kebutuhan Air Minum
Prasarana Wilayah tahun 2003 dapat dilihat pada Tabel III.10. Beberapa
standar yang lain dapat dilihat pada Lampiran B.
III.6.2. Kebutuhan Air Domestik
Pemakaian
air
untuk
kebutuhan
air
domestik
merupakan
pemakaian untuk aktivitas rumah tangga. Pemenuhan kebutuhan air
domestik dilakukan dengan dua cara, yaitu sambungan rumah dan hidran
umum. Tabel III.11 dan III.12 di bawah ini menyajikan hasil perhitungan
kebutuhan air domestik.
•
SR : HU
•
Standar Kebutuhan Air Minum :
= 80 : 20
- Sambungan Rumah
: 130 L/org/h
- Hidran Umum
: 30 L/org/h
Tabel III.10. Standar Kebutuhan Air Minum
Kategori Kota berdasarkan Jumlah
No
Uraian
Satuan
Penduduk
Kota Sedang
Kota Kecil
Pedesaan
100000-500000 20000-100000 3000-20000
1 Konsumsi Unit Samb. Rumah
liter/o/h
100-150
100-130
90-100
30
30
30
%
25-30
20-25
10-20
%
15 – 20
15 – 20
15 – 20
5 Faktor hari maksimum
1,1 - 1,25
1,1 - 1,25
1,1 – 1,25
6 Faktor jam puncak
1,5 - 2,0
1,5 - 2,0
1,5 – 2,0
2 Konsumsi Unit Hidran Umum liter/o/h
3
Konsumsi Unit Non Domestik
terhadap Konsumsi Domestik
4 Kehilangan Air
7 Jumlah jiwa per SR
Jiwa
6
6
6
8 Jumlah jiwa per HU
Jiwa
100 – 200
100 – 200
100 – 200
9 Jam operasi
Jam
24
24
24
%
80 – 20
70 – 30
70 – 30
10 SR/KU
Sumber : Kimpraswil, 2003
Tabel III.11. Jumlah Penduduk Terlayani oleh SR dan HU
Penduduk Total
Dilayani Samb Rumah
Dilayani Hidran Umum
%
100
80
20
2005
226056
180845
45211
2017
300852
240682
60170
2027
361710
289368
72342
Sumber : Lampiran B
Novi Yanti Kimsan - 15303036
III-15
Penentuan Kebutuhan Air Minum
Tabel III.12. Kebutuhan Air Domestik
Jenis
Sambungan
Standar Keb.
Air Minum
2005
2017
Populasi Keb. Air Populasi
2027
Keb. Air
Populasi
Keb. Air
L/org/hari
Jiwa
L/hari
Jiwa
L/hari
Jiwa
L/hari
Samb. Rumah
Hidran Umum
130
30
180845
45211
23509824
1356336
240682
60170
31288657
1805114.8
289368
72342
37617825
2170259.2
Total
(L/hari)
(L/detik)
24866160
33093771
39788085
288
383
461
Sumber : Lampiran B
III.6.3. Kebutuhan Air Non Domestik
Kebutuhan air non domestik merupakan kebutuhan air yang
digunakan oleh fasilitas umum dan sosial yaitu :
1. Fasilitas Pendidikan
2. Fasilitas Peribadatan
3. Fasilitas Kesehatan
4. Fasilitas Perdagangan dan Jasa
5. Fasilitas Umum dan Rekreasi
6. Fasilitas Olahraga
7. Kegiatan industri
Besarnya kebutuhan air non domestik selama periode perencanaan
ditunjukkan oleh Tabel III.13.
III.6.4. Kebutuhan Air untuk Keperluan Kota
Kebutuhan air untuk keperluan kota dibagi menjadi :
•
Kebutuhan untuk Hidran Kebakaran
Sejumlah air harus disediakan untuk memadamkan kebakaran.
Jumlah air yang dibutuhkan kira-kira 200 – 300 m³, berdasarkan debit
rata-rata air 9 – 12 L/s selama 5 – 10 jam (Al-Layla,1980). Untuk suatu
kota yang berpenduduk 200000 jiwa atau kurang, estimasi kebutuhan
air untuk hidran kebakaran dapat pula dihitung menggunakan
persamaan sebagai berikut :
Q = 3,860 P (1 − 0,01 P )
dimana
Novi Yanti Kimsan - 15303036
: Q
= Kebutuhan air (l/min)
P
= Populasi dalam ribuan
III-16
Penentuan Kebutuhan Air Minum
Pada perencanaan instalasi pengolahan air minum di Kota
Kendari, kebutuhan untuk hidran kebakaran diasumsikan sebesar 5 %
dari kebutuhan air domestik dan non domestik.
•
Kebutuhan untuk Tata Kota
Untuk tata kota, air digunakan untuk operasional dan perawatan
kolam dan taman-taman kota. Kebutuhan air untuk tata kota ini
diasumsikan sebesar 3% dari kebutuhan air domestik dan non
domestik.
Tabel III.13. Kebutuhan Air Non Domestik
2005
Jenis Fasilitas
Fas. Pendidikan
Fas. Peribadatan
Fas. Kesehatan
Fas. Perdagangan & Jasa
Fas. Umum, Rekreasi, & OR
Keg. Industri
Total
Jml
Fas
182
674
1256
310
240
522
L/hari
L/det
Keb. Air
Minum
978420
600950
1380500
910369
1917150
200500
5987889
69,30
2017
Jml
Fas
244
896
1672
413
320
695
Keb. Air
Minum
1318545
798900
1818400
1211588
2564450
266400
7978283
92,34
2027
Jml
Fas
292
1078
2009
496
384
835
Keb. Air
Minum
1569870
961350
2196200
1456672
3067500
320300
9571892
110,79
Sumber : Lampiran B
III.6.5. Rekapitulasi Kebutuhan Air di Wilayah Perencanaan
Rekapitulasi kebutuhan air di wilayah perencanaan setelah
dilakukan perhitungan kebutuhan air untuk kebutuhan domestik, non
domestik, dan tata kota diuraikan pada Tabel III.14.
Tabel III.14. Rekapitulasi Kebutuhan Air di Kota Kendari
Jenis Kebutuhan Air
Kebutuhan Air Domestik
Kebutuhan Air Non Domestik
Sub Total
Kebutuhan Air u/ Kep. Kota (8%)
Total
2005 (L/det)
330
69
399
32
431
2017 (L/det)
439
92
531
43
574
2027 (L/det)
527
111
638
51
689
III.6.6. Tingkat Pelayanan
Pelayanan air minum oleh instalasi pengolahan air minum akan
dibagi ke dalam 2 tahap, yaitu setiap 10 tahun. Tingkat pelayanan pada
tahap pertama, yaitu dari tahun 2007 s/d 2017 direncanakan sebesar 55%
dan tingkat pelayanan pada tahap kedua, yaitu dari tahun 2017 s/d 2027
Novi Yanti Kimsan - 15303036
III-17
Penentuan Kebutuhan Air Minum
direncanakan sebesar 65%. Pada tahun 2006, PDAM Kota Kendari baru
dapat melayani 41% dari jumlah penduduk.
Tabel III.15. Tingkat Pelayanan IPAM
2005 (Eksisting) Tahap I (2007-2017) Tahap II (2017-2027)
Tingkat pelayanan (%)
38
45
55
III.6.7. Tingkat Kehilangan Air
Berdasarkan laporan bulanan bulan Januari 2006, PDAM Kota
Kendari mengalami kehilangan air sebesar 42 %. Sedangkan menurut
Kimpraswil tahun 2003, kehilangan air untuk kota berskala sedang adalah
15-20 %. Hal ini berarti tingkat kehilangan air yang dialami PDAM Kota
Kendari berada di atas batas yang diperuntukkan untuk kota sedang. Pada
perencanaan ini tingkat kehilangan air akan diturunkan menjadi 20%.
Penyebab terjadinya kehilangan air adalah kerusakan pada sistem
perpipaan (pipa pecah atau berkarat) dan pencurian air oleh masyarakat
(sambungan ilegal).
III.6.8. Fluktuasi Kebutuhan Air
Jumlah konsumsi air tidak selalu konstan. Fluktuasi pemakaian air
terjadi setiap tahun, bulan, minggu, hari, dan setiap jam. Air lebih banyak
dikonsumsi pada musim kemarau, yaitu untuk keperluan minum, mandi,
dan untuk menyirami halaman rumput serta taman. Konsumsi air yang
tinggi juga terjadi pada hari libur dan akhir pekan. Bahkan dalam waktu
sehari, variasi pemakaian air juga terjadi dengan pemakaian air yang lebih
banyak pada pagi hari dan pada sore hari. Sedangkan pada malam hari, air
dikonsumsi dam jumlah yang sedikit (Al-Layla, 1980).
Fluktuasi pemakaian air terbagi menjadi dua jenis yaitu:
1. Pemakaian hari maksimum
Pemakaian hari maksimum menunjukkan jumlah pemakaian air
terbanyak dalam satu hari selama satu tahun. Perbandingan antara
debit pemakaian hari maksimum dengan debit rata-rata akan
menghasilkan faktor hari maksimum, fm.
2. Pemakaian jam puncak
Novi Yanti Kimsan - 15303036
III-18
Penentuan Kebutuhan Air Minum
Pemakaian jam puncak menunjukkan jumlah pemakaian air
terbanyak dalam satu jam selama satu hari. Dengan mengetahui nilai
pemakaian jam puncak maka pengoperasian sistem distribusi
diharapkan dapat memenuhi kebutuhan ini. Perbandingan antara
debit pemakaian jam puncak dengan debit rata-rata akan
menghasilkan faktor jam puncak, fp.
Berdasarkan faktor hari maksimum dan faktor jam puncak, maka
IPAM yang direncanakan harus dapat memenuhi kebutuhan air minum
sesuai dengan debit maksimum yang dibutuhkan.
Nilai faktor hari maksimum dan faktor jam puncak telah ditetapkan
oleh Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Cipta Karya. Nilai-nilai
tersebut dapat dilihat pada Tabel III.16.
Tabel III.16. Nilai Faktor Maksimum dan Faktor Puncak untuk Beberapa Kategori Kota
Kategori kota
Jumlah penduduk
Faktor maksimum
Faktor puncak
Metro
> 1000000
1,1
1,5
Besar
500000 – 1000000
1,1
1,5
Sedang
100000 – 500000
1,1
1,5
Kecil
20000 – 100000
1,1
1,5
Desa
< 20000
1,1
1,5
Sumber : DPU Cipta Karya, 1998
Kota Kendari memiliki populasi sebanyak 226056 jiwa pada tahun
2005 dan pada tahun 2027 populasi Kota Kendari diproyeksikan sebanyak
361710. Dengan demikian Kota Kendari termasuk dalam kategori kota
sedang. Berdasarkan Tabel III.16, perencanaan IPAM Kota Kendari
menggunakan faktor hari maksimum dan faktor jam puncak berturut-turut
1,1 dan 1,5.
III.6.9. Rekapitulasi Kebutuhan Air Terlayani
Setelah memperhitungkan kebutuhan air domestik, kebutuhan air
non domestik, dan kebutuhan air untuk tata kota, serta mempertimbangkan
tingkat pelayanan, persentase kehilangan air, faktor hari maksimum, dan
faktor jam puncak, maka dapat diketahui jumlah air yang dilayanai oleh
IPAM yang direncanakan. Rekapitulasi kebutuhan air terlayani dapat
dilihat pada Tabel III.17.
Novi Yanti Kimsan - 15303036
III-19
Penentuan Kebutuhan Air Minum
Tabel III.17. Rekapitulasi Kebutuhan Air Terlayani
Jenis Kebutuhan Air
Kebutuhan Air Domestik
Kebutuhan Air Non Domestik
Sub Total I
Kebutuhan Air u/ Kep. Kota (8%)
Sub Total II
Tingkat Pelayanan (%)
Jumlah Air Terlayani
Persentase Kehilangan Air (%)
Jumlah Air Diproduksi
2005 (L/detik)
288,00
69,30
357,30
28,58
385,89
41
158,21
42,00
224,66
2017 (L/detik)
383,00
92,34
475,34
38,03
513,37
55
282,35
20,00
338,82
2027 (L/detik)
461,00
110,79
571,79
45,74
61,53
65
401,39
20,00
481,67
Debit Jam Puncak (f hmax=1,5)
Debit Hari Maks (f dmax=1,1)
337,00
247,13
508,23
372,71
722,51
529,84
Novi Yanti Kimsan - 15303036
III-20
BAB III
PENENTUAN KEBUTUHAN AIR MINUM
III.1. Umum
Dalam merencanakan instalasi pengolahan air minum diperlukan
informasi mengenai kebutuhan air minum di wilayah perencanaan.
Penentuan besar kebutuhan air minum ini dilakukan dalam rangka
mengetahui kapasitas instalasi pengolahan yang harus disiapkan.
Kebutuhan air minum sangat ditentukan oleh beberapa faktor yaitu :
•
Daerah pelayanan
•
Periode pelayanan
•
Jumlah penduduk dan fasilitas umum beserta laju pertumbuhannya
•
Pola pemakaian air di wilayah tersebut
Selain itu, banyaknya kebutuhan air minum di wilayah
perencanaan dapat diketahui dengan menentukan besar kebutuhan air
minum domestik, non domestik, kebutuhan air minum untuk keperluan
kota, tingkat pelayanan yang diberikan ke masyarakat, kemungkinan
terjadinya kehilangan air dalam sistem, fluktuasi pemakaian air, dan
kebutuhan air di dalam instalasi pengolahan itu sendiri.
III.2. Daerah Pelayanan
Pemilihan daerah yang dilayani sangat menentukan besarnya
kebutuhan air minum yang akan dilayani oleh instalasi pengolahan air
minum karena daerah pelayanan yang berbeda akan memiliki populasi
penduduk, standar kebutuhan air minum, dan pola pemakaian air minum
yang berbeda pula.
Dalam perencanaan ini, daerah yang ditentukan sebagai daerah
pelayanan adalah Kota Kendari. Pemilihan Kota Kendari sebagai daerah
pelayanan instalasi pengolahan air minum yang direncanakan disebabkan
oleh pasokan air minum untuk wilayah ini belum mencukupi. Hal ini akan
semakin buruk jika tidak segera diatasi mengingat Kota Kendari sebagai
ibukota Propinsi Sulawesi Tenggara akan terus berkembang pada tahuntahun yang akan datang.
Novi Yanti Kimsan - 15303036
III-1
Penentuan Kebutuhan Air Minum
III.3. Periode Perencanaan
Periode perencanaan merupakan rentang waktu yang diberikan
kepada instalasi pengolahan untuk dapat melayani kebutuhan air
masyarakat di wilayah perencanaan. Rentang waktu 10 – 20 tahun
dipertimbangkan sebagai periode yang cocok untuk merencanakan suatu
sistem penyediaan air minum, termasuk merencanakan kapasitas dari suatu
instalasi pengolahan air minum (Kawamura, 1991).
Pada perencanaan instalasi pengolahan air minum Kota Kendari
diambil periode pelayanan selama 20 tahun yang dibagi ke dalam 2
tahapan, masing-masing selama 10 tahun.
III.4. Proyeksi Jumlah Penduduk
Proyeksi jumlah penduduk merupakan perkiraan jumlah penduduk
di masa datang. Perhitungan proyeksi jumlah penduduk sangat penting
dilakukan untuk memprediksikan kebutuhan air minum suatu wilayah
dalam kurun waktu perencanaan. Dalam melakukan perhitungan harus
memperhatikan
perkembangan
jumlah
penduduk
masa
lampau,
kecenderungannya, arahan tata guna lahan, dan ketersediaan lahan untuk
menampung perkembangan jumlah penduduk.
Berikut ini beberapa metode statistik yang dapat digunakan untuk
memprediksi laju pertumbuhan penduduk :
1. Metode Aritmatik
2. Metode Geometrik
3. Metode Regresi Linier
4. Metode Eksponensial
5. Metode Logaritmik
III.4.1. Metode aritmatik
Metode aritmatik atau metode rata-rata hilang biasanya digunakan
apabila laju pertumbuhan populasi penduduk relatif konstan setiap tahun.
Kondisi ini dapat terjadi pada kota dengan luas wilayah yang kecil, tingkat
pertumbuhan ekonomi kota rendah, dan perkembangan kota tidak terlalu
pesat. Secara matematis, metode ini dapat dituliskan sebagai berikut :
Novi Yanti Kimsan - 15303036
III-2
Penentuan Kebutuhan Air Minum
Pn = P0 + r × (Tn − T0 )
N
Pi − P( i −1)
i =1
N
r=∑
dimana :
Pn
= Jumlah penduduk tahun ke-n
P0
= Jumlah penduduk tahun dasar
r
= Kenaikan rata-rata jumlah penduduk
Tn
= Tahun ke-n
T0
= Tahun dasar
N
= Jumlah data diketahui
III.4.2. Metode Geometrik
Metode geometrik digunakan bila data jumlah penduduk
menunjukkan peningkatan yang pesat dari waktu ke waktu. Secara
matematis, metode ini dapat dituliskan sebagai berikut :
Pn = P0 (1 + r ) n
N
r=
∑
i =1
Pi − P( i −1)
Pi
N
dimana :
Pn
= Jumlah penduduk pada tahun yang diproyeksikan
Po
= Jumlah penduduk awal
r
= Rata-rata angka pertumbuhan penduduk tiap tahun
n
= Jangka waktu
N
= Jumlah data diketahui
III.4.3. Metode Regresi Linier
Metode regresi linear dapat dirumuskan dalam suatu persamaan
matematika, yaitu :
y = a + bx
∑ y ∑ x 2 − ∑ x ∑( xy )
a=
N ∑ x 2 − ( ∑ x) 2
N ∑( xy ) − ∑ x ∑ y
b=
N ∑ x 2 − (∑ x) 2
Novi Yanti Kimsan - 15303036
III-3
Penentuan Kebutuhan Air Minum
III.4.4. Metode Eksponensial
Metode eksponensial dapat dirumuskan dalam suatu persamaan
matematika, yaitu :
y = a ⋅ e bx
1
ln a = (∑ ln y − b ∑ x)
N
N ∑( x ln y ) − (∑ x ∑ ln y )
b=
N (∑ x 2 ) − (∑ x) 2
III.4.5. Metode Logaritmik
Metode logaritmik dapat dirumuskan dalam suatu persamaan
matematika, yaitu :
y = a + b ln x
1
[∑ y − b ∑(ln x)]
N
N ∑( y ln x) − ∑ y ∑ ln x
b=
N ∑(ln x) 2 − (∑ ln x) 2
a=
III.4.6. Dasar Pemilihan Metode Proyeksi Penduduk
Dari kelima metode yang tersedia untuk memproyeksikan jumlah
penduduk, harus dipilih satu metode yang paling mewakili pola
pertumbuhan penduduk di wilayah perencanaan. Untuk menentukan
metode yang paling mewakili pola pertumbuhan penduduk di wilayah
perencanaan, diperlukan perhitungan faktor korelasi, standar deviasi, dan
keadaan perkembangan kota di masa yang akan datang.
Perhitungan faktor korelasi dan standar deviasi dapat dilakukan
dengan menganalisa dan membandingkan data kependudukan yang
tersedia dengan data penduduk dari perhitungan metode proyeksi yang
digunakan. Persamaan faktor korelasi dapat dirumuskan melalui
persamaan matematis berikut :
∑ ( P − P ) − ∑ ( P − P)
∑ (P − P )
2
2
r =
n
r
2
n
dimana :
2
n
r
r² = Faktor korelasi
Pn = Jumlah penduduk pada tahun ke-n
Pr = Rata-rata jumlah penduduk dari data yang diketahui
Novi Yanti Kimsan - 15303036
III-4
Penentuan Kebutuhan Air Minum
P
= Estimasi jumlah penduduk berdasarkan perhitungan
metode regresi yang dilakukan
Kriteria korelasi adalah sebagai berikut :
•
r < 0, Kedua data memiliki korelasi yang kuat tetapi bernilai negatif
dan memiliki hubungan berbanding terbalik satu sama lain.
•
r = 0, Kedua data tidak berkorelasi
•
r > 0, Kedua data memiliki korelasi kuat dan memiliki hubungan
positif yang berbanding lurus satu sama lain.
Sedangkan persamaan standar deviasi dirumuskan melalui
persamaan matematis berikut :
⎡ ∑ ( Pn − P) 2 − (∑ ( Pn − P) 2 / n) ⎤
STD = ⎢
⎥
n
⎣⎢
⎦⎥
dimana :
1
2
STD = Standar deviasi dari data yang diketahui
n
= Jumlah data yang diketahui
Metode proyeksi penduduk yang dipilih adalah metode yang
memiliki nilai faktor korelasi paling besar (paling mendekati 1) dan nilai
standar deviasi paling kecil.
Pola perkembangan kota sesuai dengan fungsi kota di masa
mendatang juga bisa dijadikan salah satu pertimbangan untuk memilih
metode proyeksi penduduk yang akan digunakan. Pada umumnya fungsi
sebuah kota dapat menunjukkan kecenderungan pertambahan penduduk di
masa mendatang.
III.4.7. Pemilihan Proyeksi Jumlah Penduduk
Data jumlah penduduk selama 11 tahun yang telah diketahui
dianalisa secara statistik menggunakan metode aritmatik, geometrik,
regresi linear, eksponensial, dan logaritmik untuk memperoleh persamaan
matematis yang dapat mewakili pola pertumbuhan penduduk Kota
Kendari.. Pada Tabel III.1. dapat dilihat persamaan-persamaan yang
dihasilkan oleh setiap metode tersebut.
Novi Yanti Kimsan - 15303036
III-5
Penentuan Kebutuhan Air Minum
Tabel III.1. Persamaan Pertumbuhan Penduduk Dengan Berbagai Metode
r
Metode
Aritmatik
Metode
Geometrik
Metode
Regresi Linear
Metode
Eksponensial
Metode
Logaritmik
A
b
Persamaan
5427
Pn=Po+5427(Tn-To)
0,02684
Pn=Po(1.0.02884)^n
-12109825
1,41368E-22
-93334987
6153
Y=-12109825+6153X
0,031247207
Y=1.41368*10-22
*e^(0.031247207X)
12305340
Y=-93334987+12305340*lnX
Sumber : Lampiran A
Setelah persamaan matematis dari setiap metode diperoleh, maka
langkah selanjutnya adalah melakukan perhitungan r2 dan STD untuk
menentukan metode yang paling tepat dan paling mewakili. Pada Tabel
III.2 dapat dilihat nilai r2 dan standar deviasi untuk setiap metode.
Tabel III.2. Nilai r2 dan Standar Deviasi untuk Setiap Metode
Aritmatik
Geometrik
Reg Linear
Eksponensial
Logaritmik
r
0,79
0,78
0,86
0,87
0,999
r
0,62
0,88
0,93
0,93
0,999
7577,66
7336,30
6932,69
6702,98
6937,32
2
STD
Sumber : Lampiran A
Berdasarkan Tabel III.2, dapat ditentukan bahwa metode yang
paling tepat dan paling mewakili untuk digunakan sebagai metode
proyeksi jumlah penduduk Kota Kendari di masa yang akan datang adalah
metode logaritmik. Hal ini dikarenakan metode ini memiliki nilai faktor
korelasi yang besar (mendekati 1). Meskipun nilai standar deviasi metode
logaritmik
lebih
besar
daripada
metode
eksponensial,
namun
perbedaannya kecil. Jadi metode yang paling menggambarkan kondisi
penduduk Kota Kendari 20 tahun mendatang adalah metode logaritmik.
Hasil
proyeksi
penduduk
selama
periode
perencanaan
menggunakan kelima metode yang telah dijelaskan di atas dapat dilihat
pada Gambar III.1 dan Tabel III.3 di bawah ini.
Novi Yanti Kimsan - 15303036
III-6
Penentuan Kebutuhan Air Minum
Jumlah Penduduk (jiwa)
Grafik Proyeksi Jumlah Penduduk
500000
Aritmatik
400000
Geometrik
300000
Reg. Linear
200000
Eksponensial
100000
Logaritmik
0
1990
2000
2010
2020
2030
Tahun
Gambar III.1. Grafik Proyeksi Jumlah Penduduk
Tabel III.3. Proyeksi Penduduk Kota Kendari
Tahun
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
Metode
Aritmatik
171790
184436
166094
179463
177664
200390
204239
209217
221217
222955
226056
231483
236909
242336
247762
253189
258616
264042
269469
274895
280322
285749
291175
296602
302028
307455
312882
318308
323735
Metode
Geometrik
171790
184436
166094
179463
177664
200390
204239
209217
221217
222955
226056
229896
236067
242403
248909
255590
262451
269495
276728
284156
291783
299615
307657
315914
324394
333101
342041
351222
360649
Metode Regresi
Linear
171790
184436
166094
179463
177664
200390
204239
209217
221217
222955
226056
233603
239757
245910
252063
258216
264370
270523
276676
282829
288983
295136
301289
307442
313596
319749
325902
332055
338209
Metode
Eksponensial
171790
184436
166094
179463
177664
200390
204239
209217
221217
222955
226056
235914
243402
251128
259098
267322
275807
284562
293594
302913
312527
322447
332682
343241
354136
365376
376973
388939
401284
Metode
Logaritmik
171790
184436
166094
179463
177664
200390
204239
209217
221217
222955
226056
233560
239693
245822
251949
258073
264193
270311
276425
282536
288645
294750
300852
306952
313048
319141
325232
331319
337403
Sumber : Lampiran A
Novi Yanti Kimsan - 15303036
III-7
Penentuan Kebutuhan Air Minum
Tabel III.3. Proyeksi Penduduk Kota Kendari (Lanjutan)
Tahun
2024
2025
2026
2027
Metode
Aritmatik
329161
334588
340015
345441
Metode
Geometrik
370329
380269
390476
400957
Metode Regresi
Linear
344362
350515
356668
362822
Metode
Eksponensial
414021
427162
440720
454709
Metode
Logaritmik
343484
349562
355638
361710
Sumber : Lampiran A
Pertimbangan lain yang juga harus diperhatikan dalam menentukan
metode proyeksi jumlah penduduk yang paling tepat dan paling mewakili
adalah melihat potensi yang ada di Kota Kendari dan kecenderungan pola
perkembangan kota.
Potensi yang ada Kota Kendari menggambarkan kemungkinan
besarnya pertambahan penduduk dalam waktu mendatang. Kota
Kendari memiliki beberapa potensi, yaitu potensi perdagangan,
industri, pariwisata, dan pendidikan.
- Potensi perdagangan
Kegiatan perdagangan di Kota Kendari terdiri dari perdangangan
ekspor dan impor, perdagangan antar pulau, dan perdagangan
lokal. Jenis barang yang diperdagangkan meliputi berbagai
komoditi dan hasil perkebunan, pertanian, peternakan, perikanan,
dan kehutanan. Tiap tahunnya volume dan nilai ekspor bertambah,
nilai impor menurun, nilai perdagangan antar pulau menurun, dan
perdagangan lokal tumbuh cukup tinggi (sebesar 5,97%).
- Potensi industri
Sektor
industri
di
Kota
Kendari
terus
memperlihatkan
perkembangan. Industri yang berkembang di Kota Kendari adalah
industri kecil dan menengah. Tidak adanya industri besar
menyebabkan tidak terjadinya lonjakan tajam jumlah penduduk.
- Potensi pariwisata
Sebagai ibukota propinsi, Kota Kendari memiliki potensi di
bidang pariwisata yang meliputi wisata pulau, budaya, pantai, dan
wisata agro. Perkembangan sektor pariwisata di Kota Kendari
didukung oleh terbangunnya bandar udara Wortel Mongonsidi
Novi Yanti Kimsan - 15303036
III-8
Penentuan Kebutuhan Air Minum
dengan standar internasional, berkembangnya sektor akomodasi
dan toko souvenir.
- Potensi pendidikan
Sektor pendidikan menduduki peranan penting dalam upaya
meningkatkan
kualitas
sumber
daya
manusia.
Universitas
Haluoleo yang ada di Kota Kendari merupakan perguruan tinggi
favorit di Sulawesi Tenggara. Beberapa tahun mendatang,
Universitas Haluoleo akan membuka fakultas kedokteran. Hal ini
akan menambah daya tarik Kota Kendari dalam bidang
pendidikan.
Dalam beberapa tahun terakhir Kota Kendari sedang
mengalami perkembangan dalam berbagai bidang. Namun, Kota
Kendari
tidak
memiliki
lokasi
pertambangan
yang
sering
menyebabkan terjadinya lonjakan penduduk di suatu wilayah.
Berdasarkan uraian di atas, hasil proyeksi penduduk metode
logaritmik dapat digunakan.
Pola perkembangan kota merupakan pola perkembangan kota yang
sesuai dengan Rencana Detail Tata Ruang Kota Kendari yang
direncanakan oleh Dinas Tata Kota dan Bangunan Kota Kendari.
Dalam Rencana Detail Tata Ruang Kota Kendari dijelaskan bahwa
jumlah lahan potensial yang dapat dipergunakan sebagai wilayah
perkotaan (lahan dengan kemiringan lereng 0-15 %) adalah 16620 Ha.
Untuk menentukan jumlah penduduk maksimal yang dapat ditampung
pada lahan seluas 16620 Ha tersebut diperlukan beberapa asumsi
sebagai berikut :
1. Jumlah jiwa per rumah adalah 6 orang;
2. Tipe rumah yang dihuni oleh masyarakat terdiri dari 3 jenis, yaitu :
a. Tipe 1, kapling besar
: 1200 m²
b. Tipe 2, kapling sedang
: 600 m²
c. Tipe 3, kapling kecil
: 300 m²
3. Komposisi kebutuhan rumah, berdasarkan tipe rumah di atas
adalah :
Tipe 1 : Tipe 2 : Tipe 3 = 1 : 3 : 6
Novi Yanti Kimsan - 15303036
III-9
Penentuan Kebutuhan Air Minum
4. Luas kebutuhan lahan perumahan : kebutuhan lahan untuk fasilitas
umum dan sarana penunjang adalah 70 : 30
Dengan menggunakan asumsi-asumsi di atas dapat diperkirakan
apakah jumlah penduduk berdasarkan hasil proyeksi dengan
menggunakan metode terpilih dapat ditampung pada lahan yang
potensial sebagai wilayah perkotaan, yaitu lahan seluas 16620 Ha.
Penggunaan asumsi-asumsi di atas dapat dilihat pada perhitungan di
bawah ini :
• Luas lahan untuk wilayah permukiman :
Aper = 70% × Akota
Aper = 70% × 16620 Ha
Aper = 11634 Ha
• Luas lahan untuk tiap tipe rumah :
Tipe 1 :
Atipe1 = 1 / 10 × 11634 Ha
Atipe1 = 1163,4 Ha
Tipe 2 :
Atipe 2 = 3 / 10 × 11634 Ha
Atipe 2 = 3490,2 Ha
Tipe 3 :
Atipe3 = 6 / 10 × 11634 Ha
Atipe3 = 6980,4 Ha
• Jumlah rumah yang dapat dibangun :
Tipe 1 :
∑ Rmhtipe1 = 11634000 m 2 / 1200 m
2
rmh
∑ Rmhtipe1 = 9695 rumah
Tipe 2 :
∑ Rmhtipe 2 = 34902000 m 2 / 600 m
2
rmh
∑ Rmhtipe 2 = 58170 rumah
Tipe 3 :
Novi Yanti Kimsan - 15303036
III-10
Penentuan Kebutuhan Air Minum
∑ Rmhtipe 3 = 69804000 m 2 / 300 m
2
rmh
∑ Rmhtipe 3 = 232680 rumah
Total rumah yang dapat dibangun adalah 300545 rumah.
• Jumlah penduduk yang dapat ditampung :
∑ Pend ditampung = 300545 rmh × 6 org rmh
∑ Pend ditampung = 1803270 org
Jika hasil perhitungan di atas dibandingkan dengan hasil proyeksi
jumlah
penduduk
pada
akhir
periode
perencanaan
dengan
menggunakan metode logaritmik yaitu sebesar 361710 jiwa maka
dapat dilihat bahwa wilayah Kota Kendari masih dapat menampung
pertumbuhan penduduk untuk 20 tahun mendatang. Dari hasil ini
maka jumlah penduduk berdasarkan hasil proyeksi metode logaritmik
dapat digunakan untuk menentukan kebutuhan air minum di wilayah
perencanaan.
III.5. Proyeksi Fasilitas Umum dan Fasilitas Sosial
Proyeksi fasilitas umum dan fasilitas sosial digunakan untuk
menentukan kebutuhan air non domestik. Fasilitas umum dan fasilitas
sosial terdiri dari sebagai berikut :
1. Fasilitas pendidikan
2. Fasilitas peribadatan
3. Fasilitas kesehatan
4. Fasilitas perdagangan dan jasa
5. Fasilitas umum, rekreasi dan olahraga
6. Kegiatan industri
Peningkatan jumlah fasilitas umum dan sosial dapat ditentukan
dengan menggunakan standar penduduk pendukung yang dapat diperoleh
dengan cara menghitung banyaknya jumlah penduduk yang diwakili oleh
satu unit fasilitas umum atau fasilitas sosial yang ada pada tahun 2005.
III.5.1. Fasilitas Pendidikan
Fasilitas pendidikan yang terdapat di Kota Kendari terdiri dari
Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Tingkat
Novi Yanti Kimsan - 15303036
III-11
Penentuan Kebutuhan Air Minum
Pertama, Sekolah Menengah Tingkat Atas, Sekolah Tinggi, dan
Universitas. Pada Tabel III.4 di bawah ini dapat dilihat proyeksi fasilitas
pendidikan untuk 20 tahun mendatang.
Tabel III.4. Proyeksi Fasilitas Pendidikan
Fasilitas
Pendidikan
Standar
Populasi
TK
SD
SMTP
SMTA
Sekolah Tinggi
Universitas
3229
1838
8694
9829
28257
113028
2005
Jmlh Jmlh
Pend
Fas
226056
70
226056 123
226056
26
226056
23
226056
8
226056
2
2017
Jmlh Jmlh
Pend
Fas
300852
93
300852 164
300852
35
300852
31
300852
11
300852
3
2027
Jmlh Jmlh
Pend
Fas
361710 112
361710 197
361710
42
361710
37
361710
13
361710
3
Sumber : Lampiran B
III.5.2. Fasilitas Peribadatan
Pada tahun 2005, di Kota Kendari terdapat fasilitas peribadatan
berupa mesjid, mushola, gereja katolik, gereja protestan, vihara, dan pura.
Di bawah ini dapat dilihat hasil proyeksi jumlah fasilitas peribadatan untuk
20 tahun mendatang.
Tabel III.5. Proyeksi Fasilitas Peribadatan
Fasilitas
Peribadatan
Standar
Populasi
Mesjid
Mushola
Gereja Katolik
Gereja Protestan
Vihara/Pura
1005
529
75352
15070
56514
2005
Jmlh Jmlh
Pend
Fas
226056 225
226056 427
226056
3
226056
15
226056
4
2017
Jmlh Jmlh
Pend
Fas
300852 299
300852 568
300852
4
300852
20
300852
5
2027
Jmlh Jmlh
Pend
Fas
361710 360
361710 683
361710
5
361710
24
361710
6
Sumber : Lampiran B
III.5.3. Fasilitas Kesehatan
Fasilitas kesehatan yang ada di Kota Kendari hingga tahun 2005
terdiri dari Rumah Sakit, Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Puskesmas
Plus, Posyandu, Kader Posyandu, Toko Obat, dan Apotik. Pada Tabel III.6
di bawah ini dapat dilihat proyeksi jumlah fasilitas kesehatan di Kota
Kendari untuk 20 tahun mendatang.
Novi Yanti Kimsan - 15303036
III-12
Penentuan Kebutuhan Air Minum
Tabel III.6. Proyeksi Fasilitas Kesehatan
Rumah Sakit
32294
2005
Jmlh Jmlh
Pend
Fas
226056
7
Puskesmas
32294
226056
7
300852
9
361710
11
Puskesmas Pembantu
12559
226056
18
300852
24
361710
29
Posyandu
Kader Posyandu
Toko Obat
Apotik
1354
229
6850
6459
226056
226056
226056
226056
167
987
33
35
300852
300852
300852
300852
222
1314
44
47
361710
361710
361710
361710
267
1579
53
56
Standar
Populasi
Fasilitas Kesehatan
2017
Jmlh Jmlh
Pend
Fas
300852
9
2027
Jmlh Jmlh
Pend
Fas
361710
11
Sumber : Lampiran B
III.5.4. Fasilitas Perdagangan dan Jasa
Proyeksi jumlah fasilitas perdagangan dan jasa di Kota Kendari
untuk 20 tahun mendatang dapat dilihat pada Tabel III.7.
Tabel III.7. Proyeksi Fasilitas Perdagangan dan Jasa
Fasilitas
Perdagangan &
Jasa
Warung/Toko/Kios
Pasar
Bank/Lemb.Keu
Koperasi
Terminal
Supermarket
Restoran
Standar
Populasi
1184
45211
9829
10765
56514
45211
3706
2005
Jmlh Jmlh
Pend
Fas
226056 191
5
226056
23
226056
21
226056
4
226056
5
226056
61
226056
2017
Jmlh Jmlh
Pend
Fas
300852 254
300852
7
300852
31
300852
28
300852
5
300852
7
300852
81
2027
Jmlh Jmlh
Pend
Fas
361710 306
361710
8
361710
37
361710
34
361710
6
361710
8
361710
98
Sumber : Lampiran B
III.5.5. Fasilitas Umum, Rekreasi, dan Olahraga
Proyeksi jumlah fasilitas umum, rekreasi, dan olahraga di Kota
Kendari untuk 20 tahun mendatang dapat dilihat pada Tabel III.8 di bawah
ini.
Tabel III.8. Proyeksi Fasilitas Umum, Rekreasi, dan Olahraga
Fasilitas Umum,
Rekreasi,& OR
Fasilitas Pemerintahan
- Tingkat Propinsi
- Tingkat Kabupaten
- Tingkat Kecamatan
-Tingkat Kelurahan/Desa
Fasilitas Rekreasi & OR
Standar
Populasi
4521
4710
22606
3532
2005
Jmlh
Jmlh
Pend
Fas
226056
226056
226056
226056
50
48
10
64
2017
Jmlh
Jmlh
Pend
Fas
300852
300852
300852
300852
67
64
13
85
2027
Jmlh
Jmlh
Pend
Fas
361710
361710
361710
361710
80
77
16
102
Sumber : Lampiran B
Novi Yanti Kimsan - 15303036
III-13
Penentuan Kebutuhan Air Minum
Tabel III.8. Proyeksi Fasilitas Umum, Rekreasi, dan Olahraga (Lanjutan)
Fasilitas Umum,
Rekreasi,& OR
Standar
Populasi
- GOR dan Ruang Terbuka
- Stadion
- Lapangan Voli
- Lapangan Bulutangkis
- Lapangan Basket
- Lapangan Tenis
- Kolam Renang
- Hotel/Akomodasi
75352
113028
113028
18838
28257
28257
226056
3646
2005
Jmlh
Jmlh
Pend
Fas
226056
3
226056
2
226056
2
226056
12
226056
8
226056
8
226056
1
226056
62
2017
Jmlh
Jmlh
Pend
Fas
300852
4
300852
3
300852
3
300852
16
300852
11
300852
11
300852
1
300852
83
2027
Jmlh
Jmlh
Pend
Fas
361710
5
361710
3
361710
3
361710
19
361710
13
361710
13
361710
2
361710
99
Sumber : Lampiran B
III.5.6. Kegiatan Industri
Proyeksi jumlah kegiatan industri di Kota Kendari untuk 20 tahun
mendatang dapat dilihat pada Tabel III.9 di bawah ini.
Tabel III.9. Proyeksi Kegiatan Industri
Kegiatan Industri
481
2005
Jmlh Jmlh
Pend
Fas
226056 470
2017
Jmlh Jmlh
Pend
Fas
300852 626
2027
Jmlh Jmlh
Pend
Fas
361710 752
4347
226056
300852
361710
Standar
Populasi
Industri Kecil
Industri Menengah &
Besar
52
69
83
Sumber : Lampiran B
III.6. Proyeksi Kebutuhan Air Minum
Untuk memproyeksikan kebutuhan air minum untuk daerah
perencanaan, diperlukan standar kebutuhan air minum, hasil proyeksi
penduduk, dan hasil proyeksi jumlah fasilitas umum serta fasilitas sosial,
dan jenis peruntukan pemakaian air minum.
Berikut ini akan dibahas standar kebutuhan air minum dan
peruntukan pemakaian air minum yang terbagi menjadi tiga jenis yaitu :
1. Pemakaian untuk kebutuhan domestik/rumah tangga
2. Pemakaian untuk kebutuhan nondomestik
3. Pemakaian untuk keperluan perkotaan
III.6.1. Standar Kebutuhan Air Minum
Terdapat beberapa standar kebutuhan air minum yang dikeluarkan
oleh lembaga nasional maupun lembaga internasional. Salah satu standar
kebutuhan air minum dikeluarkan oleh Departemen Pemukiman dan
Novi Yanti Kimsan - 15303036
III-14
Penentuan Kebutuhan Air Minum
Prasarana Wilayah tahun 2003 dapat dilihat pada Tabel III.10. Beberapa
standar yang lain dapat dilihat pada Lampiran B.
III.6.2. Kebutuhan Air Domestik
Pemakaian
air
untuk
kebutuhan
air
domestik
merupakan
pemakaian untuk aktivitas rumah tangga. Pemenuhan kebutuhan air
domestik dilakukan dengan dua cara, yaitu sambungan rumah dan hidran
umum. Tabel III.11 dan III.12 di bawah ini menyajikan hasil perhitungan
kebutuhan air domestik.
•
SR : HU
•
Standar Kebutuhan Air Minum :
= 80 : 20
- Sambungan Rumah
: 130 L/org/h
- Hidran Umum
: 30 L/org/h
Tabel III.10. Standar Kebutuhan Air Minum
Kategori Kota berdasarkan Jumlah
No
Uraian
Satuan
Penduduk
Kota Sedang
Kota Kecil
Pedesaan
100000-500000 20000-100000 3000-20000
1 Konsumsi Unit Samb. Rumah
liter/o/h
100-150
100-130
90-100
30
30
30
%
25-30
20-25
10-20
%
15 – 20
15 – 20
15 – 20
5 Faktor hari maksimum
1,1 - 1,25
1,1 - 1,25
1,1 – 1,25
6 Faktor jam puncak
1,5 - 2,0
1,5 - 2,0
1,5 – 2,0
2 Konsumsi Unit Hidran Umum liter/o/h
3
Konsumsi Unit Non Domestik
terhadap Konsumsi Domestik
4 Kehilangan Air
7 Jumlah jiwa per SR
Jiwa
6
6
6
8 Jumlah jiwa per HU
Jiwa
100 – 200
100 – 200
100 – 200
9 Jam operasi
Jam
24
24
24
%
80 – 20
70 – 30
70 – 30
10 SR/KU
Sumber : Kimpraswil, 2003
Tabel III.11. Jumlah Penduduk Terlayani oleh SR dan HU
Penduduk Total
Dilayani Samb Rumah
Dilayani Hidran Umum
%
100
80
20
2005
226056
180845
45211
2017
300852
240682
60170
2027
361710
289368
72342
Sumber : Lampiran B
Novi Yanti Kimsan - 15303036
III-15
Penentuan Kebutuhan Air Minum
Tabel III.12. Kebutuhan Air Domestik
Jenis
Sambungan
Standar Keb.
Air Minum
2005
2017
Populasi Keb. Air Populasi
2027
Keb. Air
Populasi
Keb. Air
L/org/hari
Jiwa
L/hari
Jiwa
L/hari
Jiwa
L/hari
Samb. Rumah
Hidran Umum
130
30
180845
45211
23509824
1356336
240682
60170
31288657
1805114.8
289368
72342
37617825
2170259.2
Total
(L/hari)
(L/detik)
24866160
33093771
39788085
288
383
461
Sumber : Lampiran B
III.6.3. Kebutuhan Air Non Domestik
Kebutuhan air non domestik merupakan kebutuhan air yang
digunakan oleh fasilitas umum dan sosial yaitu :
1. Fasilitas Pendidikan
2. Fasilitas Peribadatan
3. Fasilitas Kesehatan
4. Fasilitas Perdagangan dan Jasa
5. Fasilitas Umum dan Rekreasi
6. Fasilitas Olahraga
7. Kegiatan industri
Besarnya kebutuhan air non domestik selama periode perencanaan
ditunjukkan oleh Tabel III.13.
III.6.4. Kebutuhan Air untuk Keperluan Kota
Kebutuhan air untuk keperluan kota dibagi menjadi :
•
Kebutuhan untuk Hidran Kebakaran
Sejumlah air harus disediakan untuk memadamkan kebakaran.
Jumlah air yang dibutuhkan kira-kira 200 – 300 m³, berdasarkan debit
rata-rata air 9 – 12 L/s selama 5 – 10 jam (Al-Layla,1980). Untuk suatu
kota yang berpenduduk 200000 jiwa atau kurang, estimasi kebutuhan
air untuk hidran kebakaran dapat pula dihitung menggunakan
persamaan sebagai berikut :
Q = 3,860 P (1 − 0,01 P )
dimana
Novi Yanti Kimsan - 15303036
: Q
= Kebutuhan air (l/min)
P
= Populasi dalam ribuan
III-16
Penentuan Kebutuhan Air Minum
Pada perencanaan instalasi pengolahan air minum di Kota
Kendari, kebutuhan untuk hidran kebakaran diasumsikan sebesar 5 %
dari kebutuhan air domestik dan non domestik.
•
Kebutuhan untuk Tata Kota
Untuk tata kota, air digunakan untuk operasional dan perawatan
kolam dan taman-taman kota. Kebutuhan air untuk tata kota ini
diasumsikan sebesar 3% dari kebutuhan air domestik dan non
domestik.
Tabel III.13. Kebutuhan Air Non Domestik
2005
Jenis Fasilitas
Fas. Pendidikan
Fas. Peribadatan
Fas. Kesehatan
Fas. Perdagangan & Jasa
Fas. Umum, Rekreasi, & OR
Keg. Industri
Total
Jml
Fas
182
674
1256
310
240
522
L/hari
L/det
Keb. Air
Minum
978420
600950
1380500
910369
1917150
200500
5987889
69,30
2017
Jml
Fas
244
896
1672
413
320
695
Keb. Air
Minum
1318545
798900
1818400
1211588
2564450
266400
7978283
92,34
2027
Jml
Fas
292
1078
2009
496
384
835
Keb. Air
Minum
1569870
961350
2196200
1456672
3067500
320300
9571892
110,79
Sumber : Lampiran B
III.6.5. Rekapitulasi Kebutuhan Air di Wilayah Perencanaan
Rekapitulasi kebutuhan air di wilayah perencanaan setelah
dilakukan perhitungan kebutuhan air untuk kebutuhan domestik, non
domestik, dan tata kota diuraikan pada Tabel III.14.
Tabel III.14. Rekapitulasi Kebutuhan Air di Kota Kendari
Jenis Kebutuhan Air
Kebutuhan Air Domestik
Kebutuhan Air Non Domestik
Sub Total
Kebutuhan Air u/ Kep. Kota (8%)
Total
2005 (L/det)
330
69
399
32
431
2017 (L/det)
439
92
531
43
574
2027 (L/det)
527
111
638
51
689
III.6.6. Tingkat Pelayanan
Pelayanan air minum oleh instalasi pengolahan air minum akan
dibagi ke dalam 2 tahap, yaitu setiap 10 tahun. Tingkat pelayanan pada
tahap pertama, yaitu dari tahun 2007 s/d 2017 direncanakan sebesar 55%
dan tingkat pelayanan pada tahap kedua, yaitu dari tahun 2017 s/d 2027
Novi Yanti Kimsan - 15303036
III-17
Penentuan Kebutuhan Air Minum
direncanakan sebesar 65%. Pada tahun 2006, PDAM Kota Kendari baru
dapat melayani 41% dari jumlah penduduk.
Tabel III.15. Tingkat Pelayanan IPAM
2005 (Eksisting) Tahap I (2007-2017) Tahap II (2017-2027)
Tingkat pelayanan (%)
38
45
55
III.6.7. Tingkat Kehilangan Air
Berdasarkan laporan bulanan bulan Januari 2006, PDAM Kota
Kendari mengalami kehilangan air sebesar 42 %. Sedangkan menurut
Kimpraswil tahun 2003, kehilangan air untuk kota berskala sedang adalah
15-20 %. Hal ini berarti tingkat kehilangan air yang dialami PDAM Kota
Kendari berada di atas batas yang diperuntukkan untuk kota sedang. Pada
perencanaan ini tingkat kehilangan air akan diturunkan menjadi 20%.
Penyebab terjadinya kehilangan air adalah kerusakan pada sistem
perpipaan (pipa pecah atau berkarat) dan pencurian air oleh masyarakat
(sambungan ilegal).
III.6.8. Fluktuasi Kebutuhan Air
Jumlah konsumsi air tidak selalu konstan. Fluktuasi pemakaian air
terjadi setiap tahun, bulan, minggu, hari, dan setiap jam. Air lebih banyak
dikonsumsi pada musim kemarau, yaitu untuk keperluan minum, mandi,
dan untuk menyirami halaman rumput serta taman. Konsumsi air yang
tinggi juga terjadi pada hari libur dan akhir pekan. Bahkan dalam waktu
sehari, variasi pemakaian air juga terjadi dengan pemakaian air yang lebih
banyak pada pagi hari dan pada sore hari. Sedangkan pada malam hari, air
dikonsumsi dam jumlah yang sedikit (Al-Layla, 1980).
Fluktuasi pemakaian air terbagi menjadi dua jenis yaitu:
1. Pemakaian hari maksimum
Pemakaian hari maksimum menunjukkan jumlah pemakaian air
terbanyak dalam satu hari selama satu tahun. Perbandingan antara
debit pemakaian hari maksimum dengan debit rata-rata akan
menghasilkan faktor hari maksimum, fm.
2. Pemakaian jam puncak
Novi Yanti Kimsan - 15303036
III-18
Penentuan Kebutuhan Air Minum
Pemakaian jam puncak menunjukkan jumlah pemakaian air
terbanyak dalam satu jam selama satu hari. Dengan mengetahui nilai
pemakaian jam puncak maka pengoperasian sistem distribusi
diharapkan dapat memenuhi kebutuhan ini. Perbandingan antara
debit pemakaian jam puncak dengan debit rata-rata akan
menghasilkan faktor jam puncak, fp.
Berdasarkan faktor hari maksimum dan faktor jam puncak, maka
IPAM yang direncanakan harus dapat memenuhi kebutuhan air minum
sesuai dengan debit maksimum yang dibutuhkan.
Nilai faktor hari maksimum dan faktor jam puncak telah ditetapkan
oleh Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Cipta Karya. Nilai-nilai
tersebut dapat dilihat pada Tabel III.16.
Tabel III.16. Nilai Faktor Maksimum dan Faktor Puncak untuk Beberapa Kategori Kota
Kategori kota
Jumlah penduduk
Faktor maksimum
Faktor puncak
Metro
> 1000000
1,1
1,5
Besar
500000 – 1000000
1,1
1,5
Sedang
100000 – 500000
1,1
1,5
Kecil
20000 – 100000
1,1
1,5
Desa
< 20000
1,1
1,5
Sumber : DPU Cipta Karya, 1998
Kota Kendari memiliki populasi sebanyak 226056 jiwa pada tahun
2005 dan pada tahun 2027 populasi Kota Kendari diproyeksikan sebanyak
361710. Dengan demikian Kota Kendari termasuk dalam kategori kota
sedang. Berdasarkan Tabel III.16, perencanaan IPAM Kota Kendari
menggunakan faktor hari maksimum dan faktor jam puncak berturut-turut
1,1 dan 1,5.
III.6.9. Rekapitulasi Kebutuhan Air Terlayani
Setelah memperhitungkan kebutuhan air domestik, kebutuhan air
non domestik, dan kebutuhan air untuk tata kota, serta mempertimbangkan
tingkat pelayanan, persentase kehilangan air, faktor hari maksimum, dan
faktor jam puncak, maka dapat diketahui jumlah air yang dilayanai oleh
IPAM yang direncanakan. Rekapitulasi kebutuhan air terlayani dapat
dilihat pada Tabel III.17.
Novi Yanti Kimsan - 15303036
III-19
Penentuan Kebutuhan Air Minum
Tabel III.17. Rekapitulasi Kebutuhan Air Terlayani
Jenis Kebutuhan Air
Kebutuhan Air Domestik
Kebutuhan Air Non Domestik
Sub Total I
Kebutuhan Air u/ Kep. Kota (8%)
Sub Total II
Tingkat Pelayanan (%)
Jumlah Air Terlayani
Persentase Kehilangan Air (%)
Jumlah Air Diproduksi
2005 (L/detik)
288,00
69,30
357,30
28,58
385,89
41
158,21
42,00
224,66
2017 (L/detik)
383,00
92,34
475,34
38,03
513,37
55
282,35
20,00
338,82
2027 (L/detik)
461,00
110,79
571,79
45,74
61,53
65
401,39
20,00
481,67
Debit Jam Puncak (f hmax=1,5)
Debit Hari Maks (f dmax=1,1)
337,00
247,13
508,23
372,71
722,51
529,84
Novi Yanti Kimsan - 15303036
III-20