Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap Psyc

Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap Psychological
Well-Being Pada Masa Pensiun
Dessy Permata Sari; Dra. Veronika Suprapti, M.S.Ed
Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya
Email: dessy.sari90@yahoo.com
Abstract: This study aims to determine whether family support can affect the psychological
well-being in retirement. The research subject is a retired Semen Gresik, domiciled in Gresik,
aged over 55 years.In this study, variable x that is family support using the theory of Smet
(1994) and variable Y that is psychological well-being using the theory of Ryff (1989). The
sampling technique used was purposive sampling. To test the quality of themeasuring
instrument used to test the validity of the content on professional judgment and SPSS 16.0 for
Windows and test reliability with Chronbach Alpha technique. Questionnaires family
support, after the first round has a reliability coefficient of 0.818, psychological well-being
scale has a reliability coefficient of 0.781. Data analysis is conducted with the statistical
technique of regression analysis by using SPSS statistical program version 16.Based on the
result of data analysis, obtain value F table > F so that the regression equation is not
acceptable. With the result can be conclude that there’s no effect family support to
psychological well-being on retirement.
Keywords: Family Support, Psychological Well-Being, Retired
Abstrak:
Penelitian

ini
bertujuan
untuk
mengetahui
apakah
dukungankeluargadapatmempengaruhi
psychological
well-being
padamasapensiun.
Subjekpenelitianmerupakanpensiunan Semen Gresik, berdomisili di Gresik, berusiadiatas 55
tahun.Padapenelitianini, variabel X yaitudukungankeluargamenggunakanteoridalamSmet
(1994) danvariabel Y yaitu psychological well-being menggunakan teori Ryff (1989). Teknik
sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Untuk menguji kualitas alat ukur
digunakan uji validitas isi dengan professional judgement dan bantuan SPSS 16.0 for windows
serta uji reliabilitas dengan teknik Alpha Chronbach. Kuisioner dukungan keluarga, setelah
dilakukan putaran pertama mempunyai koefisien reliabilitas sebesar 0,818, skala
psychological well-being mempunyai koefisien reliabilitas sebesar0,781. Analisis data
dilakukan dengan teknik statistic analisis regresi dengan bantuan program statistik SPSS
versi 16.0.Dari hasil analisis data penelitian diperoleh nilai F tabel> F sehingga persamaan
regresi tidak diterima. Dengan hasil ini dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh

dukungan keluarga terhadap psychological well-being pada masa pensiun.
Kata Kunci: DukunganKeluarga, Psychological Well-Being, Pensiunan
194

Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan
Vol. 2 No. 03 Desember 2013

Powell

(1983)

menjelaskan

jiwa pada tahun 2009 (Sumber: BPS

bahwa dewasa muda merupakan masa

Provinsi

saat individu telah menyelesaikan semua


2009).Sedangkan jumlahpensiunan di PT

tingkat pendidikan formal dan mulai

Semen Gresik (Persero) Tbk. tercatat

mencari

1.500 jiwa, yang pasti di atas 55 tahun

pekerjaan

untuk

masa

JawaTimur,

depannya. Aktivitas tersebut akan terus


(Sumber:

berlanjut hingga individu memasuki usia

Gresik).

lanjut. Individu, disisi lain tidak mungkin
dapat bekerja selama hidupnya. Setiap
individu akan memasuki masa pension
ketika usianya telah menginjak batas
yang telah ditentukan. Menurut Turner
dan Helms (1995), masa pension terjadi
ketika

individu

telah

berhenti


dari

aktivitas atau dunia kerja dan dirinya
mulai menjalankan peranan baru dalam
kehidupannya. Salah satu penyebab yang
menjadi alas an individu dipensiunkan
adalah factor usia yang telah dirasa mulai
kurang produktif. Produktivitas kerja
individu yang berusia lanjut dianggap
telah mengalami penurunan dan harus
menjalani masa pension untuk dapat
melanjutkan kehidupan selanjutnya yang
terbebas dari aktivitas kerja.
Batas usia pensiun di dunia ini
berbeda-beda

waktunya,

sedang


di

Indonesia setiap Perusahaan atau BUMN
umumnya masa pension jatuh diantara
usia 56 tahun ( menurut PP RI Pasal 3
No. 2 Tahun 1979), salah satunya adalah
Semen Gresik. Jumlahlansia yang tercatat
di BPS mengalami peningkatan setiap
tahunnya. Di Gresik sendiri terdapat

Dana

Setiap
melalui

Susenas

Pensiunan


individu

2008-

Semen

pasti

tahapan-tahapan

akan
dalam

kehidupannya. Salah satu diantaranya
adalah

bekerja.

bentuk


Bekerja

serangkaian

merupakan

aktivitas

yang

dilakukan oleh setiap individu Adanya
aktivitas

sehari-hari

dengan

bekerja

membuat individu memiliki kesibukan

yang

berarti

bagi

kehidupannya.

Sedangkan ditinjau secara psikologis,
bekerja

memiliki

tujuan

untuk

memenuhi rasa identitas, status,a taupun
fungsi social individu.
Pada


tahun

2006,

terdapat

penelitian yang dilakukan oleh Eva Diana
Sari dan Joko Kuncoro dengan topic
penelitian

“Kecemasan

dalam

Menghadapi Masa Pensiun Ditinjau dari
Dukungan Sosial Pada PT Semen Gresik”.
Subjek

penelitian


Eva

dan

Joko

merupakan karyawan Semen Gresik yang
akan memasuki masa pensiun. Hasil dari
penelitian tersebut, mengatakan bahwa
semakin tinggi dukungan social maka
kecemasan

dalam

menghadapi

masa

pension akan semakin rendah.

94.340 jiwa pada tahun 2008 dan 114.171
Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan
Vol. 2 No. 03 Desember 2013

195

Salah satu perhatian utama pada

membuat lanjut usia lebih menerima

lanjut usia ialah bagaimana dirinya dapat

kondisi

melewati dengan baik masa pensiunnya,

dipantiwerdha, lanjut usia akan banyak

sehingga dapat melewati masa transisi

berinteraksi

dari kehidupan aktif sebelumnya menuju

seuasianya

kehidupan

dititpkan dipantiwerdha.

yang

tidak

aktif.

Jika

pensiunan tidak dapat melewati masa
transisi

awal

dengan

baik,

dirinya.

Ketika

dengan
yang

tinggal

teman-teman

juga

tinggal

atau

Tentu saja, rasa kasih sayang

maka

yang diberikan keluarga berkurang. Bagi

pensiunan memiliki resiko tinggi akan

lanjut usia yang masih memiliki keluarga,

terserangnya penyakit, depresi, serangan

dirinya

jantung dan bahkan kematian (Chaudhri,

dijenguk oleh keluarganya, namun pada

1992 dalamPunia&Punia, 2002).

lanjut usia yang sudah tidak memiliki

Pada penelitian yang dilakukan

masih

keluarga

inti,

dapat

bertemu

maka

atau

teman-teman

Novalia pada tahun 2007, yaitu melihat

seusianya yang berada dipantiwerdha

psychological well-being pada lanjut usia

dan para pengurus pantilah yang menjadi

yang

Dari

keluarga bagi dirinya. Hal inilah yang

penelitian ini didapatkan hasil bahwa,

membuat lanjutusia yang tinggal dipanti

lanjut usia memerlukan keluarga dalam

werdha berusaha mencapai psychological

mencapai psychological well-being selain

well-being

dari dirinya sendiri dan interaksi social

pengalaman dari hidupnya sendiri.

dengan lingkungan sekitarnya. Lanjut

Walaupun keluarga tidak sepenuhnya

usia yang sudah tidak memiliki pasangan

selalu ada untuk lanjut usia, namun

hidup,

tidak

factor pengganti dengan adanya teman-

dan

teman seusianya dapat membuat lanjut

memilih untuk mandiri. Terlebih ketika

usia tetap dapat mencapai psychological

anak-anaknya telah menikah, berumah

well-being diharituanya. Faktor internal

tangga, dan hidup terpisah. Kemandirian

yang dapat mempengaruhi psychological

yang dimiliki lanjut usia dan perasaan

well-being

yang tidak ingin

ekonomi, kesehatan, dan penerimaan diri

tinggal

akan

bergantung

di

pantiwerdha.

lebih

memilih

kepadaanak-anaknya

merepotkan anak-

melalui

keyakinan

lanjutusia

yang

bergantung kepada keluarga. Dari hasil

pengalaman hidup yang telahdijalani.

penelitian ini juga dijelaskan bahwa,

Sedangkan

adanya pergolakan antara perasaan ingin

melalui

dukungan

diperhatikan dengan kesadaran bahwa

diterima

lanjutusia

anggota keluarga (khususnya anak) juga

psychological

memiliki

pensiun.

196

yang

lain,

terhadap

factor

anaknya, membuat lanjut usia tidak

kepentingan

positif

ialah

dan

factor

seluruh

eksternal

didapat

keluarga
dalam

well-being

yang

mencapai

pada

masa

Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan
Vol. 2 No. 03 Desember 2013

Menurut Hurlock (1997), pada

sebelumpensiun

sampai

menginjak

saat masa pension itu benar-benar tiba,

masapensiun. Berdasarkan hasil data

masa

tambahan yang diperolehmelalui proses

tersebut

Nampak

kurang

diinginkan darimasa aktif sebelumnya.

wawancara,

Orang

bahwa

permasalahan

tunjangan pensiunmereka tidak dapat

masapensiun

mencukupi

pihak-pihak terkait, yaitu pensiunan.

usialanjut

merasa

untuk

memungkinkan

adanya

selamamemasuki
telah

dibenarkan

Bagi

harapan

darimasa aktif bekerja hingga menuju

yang

terjadi

dimasyarakat,

memperlihatkan

lanjutusia,

oleh

mereka hidupsesuai dengan rencana dan
mereka.Fenomena-fenomena

para

permasalahan-

masaperalihan

banyak

masapensiun dirasa tidak semudah yang

permasalahan-

diperkirakan sebelumnya. Sikapterbiasa

permasalahan yang dialami olehindividu

dengan

yang

masapensiun.

memilikirekan kerja yang banyak, sampai

Banyaknya kasus-kasus yang telah dikaji

padahasil financial yang didapat sangat

dalam penelitian sebelumnya, membuat

mempengaruhi kehidupan individu yang

masapensiun

telah

telah

menjalani

perlu

mendapatkan

aktivitas

pensiun.

perhatian yang cukup penting. Seperti

masapensiun,

yang

lebihmemiliki

telah

dijelaskan

bahwaketika

memasuki

sebelumnya

Ketika

padat,

menjalani

pensiunan

menjelaskan

banyakwaktu

luang,

tentusaja

haliniberbeda

pensiunan akan terbebas dari tekanan

aktivitasnya

duluketika

bekerja. Pada saat pensiun, pensiunan

Ketika

akan

dengan berdiam diridirumah, pensiunan

menjalankan

masapensiun,

yang

peran

barunya

dengan

masa

banyakmenghabiskan

waktu

danmenikmati hari tuanya dengan hasil

akan

yang

pensiunanakan mencari aktivitas lain

telah

dimilikinya.

merasajenuh,

aktif.

sehingga

Namunkenyataannya,

yang dapat mengisi waktu luangnya.

ketikatelahmenjalanimasapensiun,

Kegiatan

permasalahan

berupakegiatan

berkumpul

bersama

olehpensiunan sangatberaneka ragamdan

teman

sesame

pensiunan,

ataupun

berbeda-beda penyebabnya.Seperti yang

kegiatan

yang

menghasilkan

materi.

terjadi

sekitarpenulis,

Permasalahan

permasalahan

memasuki masapensiun, individu yang

yang

dilingkungan

terdapat

beberapa

padapensiunan

dihadapi

diantaranya

yaitu,

tersebutbisa

telahtergolong

saja

lainnya

ialah,

hanya

ketika

dalamlanjutusia

masalah keluarga, keuangan, kesehatan,

telahbanyak yang memiliki anak yang

dantidak dapatberadaptasi denganbaik

telah dewasa dan menikah.

selamamasa

transisi

dari

masa

Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan
Vol. 2 No. 03 Desember 2013

197

Hal inimembuat hari-hari pensiunan

well-being (dalam Wang &Hesketh, 2012).

terasa hampa, hal ini dijelaskan olehsalah

Diantara

satusumber

dengan

terkait.

Ditambah

lagi

faktor-faktor

yang

terkait

keluarga, status perkawinan,

dengan keadaan pensiunan yang sudah

status

tidak memiliki pasangan (duda, janda),

perkawinan, jumlah tanggungan, dan

maka rasa sepi semakin terasa dan

kehilangan salah satu pasangan selama

merasakan kehampaan dalam hidupnya.

masa transisi pensiun semuanya telah

Untuk

terbukti

mengalihkan

rasa

kesepian

pekerjaan

pasangan,

kualitas

berhubungan

dengan

tersebut, terdapat beberapa pensiunan

psychological

yang memutuskan untuk aktif dikegiatan

Secara

keagamaan dan kegiatan lainnya yang

masihmemilikipasangan

dapat mengisi waktuluangnya.

lebihdapatmencapaipsychological

Dalam 20 tahun terakhir, para peneliti
pensiun telah membuat kemajuan yang
signifikan

dalam

memahami

faktor-

faktor yang mempengaruhi psychological
well-being

di

masa

pensiun.

kumulatif menunjukkan
kategori

Bukti

bahwa

faktordidasarkanpada

lima
fiskal,

fisik, dan psychological well-being di
masa pensiun. Kategori ini meliputi:
atribut

individu,

faktor

yang

berhubungan dengan pekerjaan sebelum
pensiun,

faktor

yang

berhubungandengankeluarga,
masatransisi, dankegiatansetelahpensiun
(Wang

&Hesketh,

2012).Selanjutnya,

orang-orang yang pensiun dari pekerjaan
yang melibatkan tingkatstres kerjatinggi,
tuntutan psikologis dan fisik, tantangan
pekerjaan, dan ketidakpuasan kerja lebih
mungkin

untuk

memasuki

pensiun

well-beingpensiunan.

khusus,

being

di

pensiunan

yang
biasanya
well-

masapensiunnya,

daripadapensiunan

yang

sudahtidak

memiliki pasangan (Pinquart& Schindler,
2007 dalam Wang &Hesketh, 2012).
LANDASAN TEORI
LanjutUsia
Lanjutusiamerupakantahapakhirdari
proses kehidupan yang dijalani setiapi
ndividu.

Usialanjut

dipandang

sebagaimasa kemunduran dalamsegi fisik
dan psikologis, masa kelemahan, dan
menurunnya fungsidan dayatahan tubuh
sehingga mudahnya terserang penyakit.
Usialanjut disikapi dan dijalani berbedabeda oleh setiap individu. Setiap orang
akan

mengalami

danmasa

tua

proses

merupakan

menjaditua,
masahidup

manusia yang paling terakhir, dimana
padamasa

iniseseorang

mengalami

kemunduran fisik,

dengan rendahnya tingkat psychological
198

Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan
Vol. 2 No. 03 Desember 2013

Psychological

Mental dansosial sedikit demi sedikit

well-being

sehingga tidakdapat melakukan tugas

terlihat

sehari-hari lagi (dalam Santrock, 2011).

terhadap dirinya, mengakui penerimaan
diriterhadap

MasaPensiun
Menurut

Schwartz

(dalam

Hurlock, 1997) pension merupakanakhir
pola hidup ataumerupakan masatransisi
kepolahidup baru. Pensiuna dalah proses
yang

menyangkut

perubahan

perubahanperan,

keinginan

danperubahan

dan

secara

nilai,

keseluruhan

terhadap polahidup setiap individu.
Sedangkan

menurut

Erikson

(dalam Monks dkk., 2002) berpendapat
bahwa individu yang telah menjalani
masa

pensiunakan

tingkat

mengalami

krisis

sebagai

akibat

integritasdiri

dariperubahanperan

yang

dialaminya

dari individu dengan aktivitas yang padat
menjadi individu dengan bebasaktivitas.
Psychological Well-Being
Menurut Ryff (1989), mendefinisikan
psychological

well-being

sebagai

sebuahkondisi dimana individu memiliki
sikap yang positif terhadap dirisendiri
dan

orang

lain,

dapat

membuat

keputusan sendiridan mengatur tingkah
lakunya

darimemiliki

dapat

sendiri,

dapat

menciptakan

danmengatur lingkungan yang sesuai
dengan kebutuhannya, memiliki tujuan
hidupdan membuathidup mereka lebih
bermakna,
mengeksplorasi

serta
dan

berusaha
mengembangkan

dirinya.
Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan
Vol. 2 No. 03 Desember 2013

dimilikinya

sikappositif

aspek-aspek
dan

yang

kualitas

yang

baikmaupun buruk, serta memiliki rasa
yang positif terhadap masa lalu. Memiliki
tujuan

hidupdan

mengarahkannya,

mampu

merasakan

adanya

makna darisetiap kejadianmasalalu dan
yang

terdapat

padamasa

adanyatujuan

hidup

danmemiliki
untukhidup.

sekarang,

yang

positif,

maksuddan

tujuan

Psychological

well-being

memiliki perasaan perkembangan yang
berlanjut

serta

melihat

dirisebagai

pribadi yang tumbuh dan berkembang,
serta membuka diriterhadap pengalaman
barusehingga mampu mengembangkan
potensinya (dalam Ryffdan Keyes, 1995).
DukunganKeluarga
Dukungan

keluargaa

dalahpemberian informasi verbal atau
non

verbal,

memberikan

bantuan

secaranyata, memberikan kenyamanan,
menghargai

danmembantu

dalam

pengambilan keputusan, serta mampu
mempengaruhi perilaku dan emosiantar
anggota keluarga (Gottlieb, 1983, dalam
Smet, 1994).
Sedangkan menurut Rodin dan
Salovey

(1989,

perkawinan

dalam

Smet,

dankeluarga

1994)
barang

kalimerupakan sumber dukungan sosial
yang paling penting.
199

METODE PENELITIAN

memenuhi uji asumsi parametrik akan

Tipe Penelitian

menggunakan teknik Analisis Regresi.

Penelitian

ini

merupakan

HasilPenelitian

penelitian kuantitatif penjelasan atau

Berdasarkan

table

diatas,

explanatory research.

didapatkan nilai F sebesar 0,039dengan

Subjek Penelitian

df = 1dan df2 = 33.

Subjek penelitian dipilih berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan
berikut:Subjek telah

sebagai

table

sebesar

4,17.

Variabel

bebas

masa

akandapat memprediksi variable terikat

pensiundanmerupakanpensiunan Semen

dengan syarat F tabel< F. Jika F tabel< F

Gresik, subjekberusia diatas 56 tahun,

maka persamaan regresiditerima dan

tinggalbersama keluargainti atau masih

variabel yang artinya variable bebas

memiliki

mampu memprediksi variable terikat.

keluarga

menjalani

Dengan melihat tabel, diketahui nilai F

(sepertisuami/istri,

anakdan keluargalainnya), berdomisili di

Selain

Kabupaten Gresik

probabilitas.

.

itujuga
Dari

Teknik Pengumpulan Data

dengan

melihat nilai

hasil

penelitianini,

didapatkan nilai F tabel> F, sehingga

Teknik pengumpulan data dalam

persamaan

regresi

penelitian ini menggunakan angket atau

Selainitu,

persamaan

kuesioner dukungan keluarga terhadap

diterimajika nilai p siginifikansi< 0,05.

psychological

well-being

Sebaliknya apabila nilai p signifikansi>

pension

dibuat

yang

padamasa

oleh

penulis

0,05

tidak

makapersamaan

diterima.
regresiakan

regresi

tidak

berdasarkan variabel dukungan keluarga

diterima. Nilaiprobabilitas signifikansi

yang dikemukakan oleh Smet(1994) dan

darihasil analisis sebesar 0,844 yang

psychological

artinya lebih besar dari

well-being

yang

dikemukakan oleh Ryff (1989).

demikian

Analisis Data

persamaan

Dalam

penelitian

ini

0,05. Dengan

dapatdisimpulkan
regresipada

bahwa
penelitian

initermasuk tidak signifikan.

menggunakan teknik analisis statistik.
Penghitungan koefisien korelasiantara
kedua variabel menggunakanuji korelasi
dengan

bantuan

program

SPSS

(Statistical Program Social Sciences) for
Microsoft Windows versi
analisis
200

data

yang

16.0. Hasil

normal

atau
Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan
Vol. 2 No. 03 Desember 2013

Tabel 4.11 TarafSignifikansi
Model

1

Sum

df

sehingga dikatakan tidak linier. Jadi tidak

Mea

F

terdapat pengaruh dan tidaksignifikan

g

daridukungan

of

n

Squa

Squ

psychological

re

are

pensiun.

Reg
ress

Si

.001

1

.001

ion

.0

.8

39

44

Res
idu

.678

33

Tot
al

.679

well-being

padamasa

signifikan karenatidak terdapatpengaruh
dukungan

keluarga

psychological

well-being
namun

sebelumnya

al

terhadap

Hasil daripenelitian initidak

pensiun,

.021

keluarga

terhadap
padamasa

padapenelitian

didapatkan

hasilbahwa

dukungan keluarga dengan psychological

34

well-being

memilikihubungan

yang

positif. Dalam jurnal penelitian tersebut,
yang menjadisubjek ialah individu yang

Pembahasan
Berdasarkan

hasil

analisis

data,

menderita

suatu

penyakit.

Dari

makahipotesa penelitian terbukti. Pada

hasilpenelitian terdapat hubungan yang

penelitianini,

sangat

hipotesa

Hoditerima

positifdari

dukungan

yaitutidak terdapat pengaruh dukungan

keluargadengan psychological well-being

keluarga terhadap psychological well-

individu

being padamasa pensiun. Diketahui nilai

Selainitu juga, jurnal penelitianlainnya,

F table lebihbesar daripada F sehingga

mengatakan

persamaanregresi

keluargadan teman memiliki hubungan

tidak

diterima,

yang

menderita

penyakit.

bahwadukungan

(R2)

positif terhadap psychological well-being

didapatkan sebesar 0,01 % hasilpenelitian

padawanita lanjutusia di Hongkong (Siu

memenuhi Ho, yaitutidak terdapatdan

& Phillips, 2000). Pada subjek penelitian

tidaksignifikan.

tidaksignifikan

dalamjurnal hamper memiliki kesamaan

diketahui dari ujilinieritas. Ujilinieritas

dengan subjekpenelitian penulis, yaitu

memiliki taraf signifikan jika(p) < 0,05

pensiunan

maka

kategori lanjutusia.

selanjutnya

koefisiendeterminasi

dikatakan

Hasil

linier,

sedangkan

yang

telah

masukdalam

padapenelitian ini, nilai p 0,844 > 0,05
Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan
Vol. 2 No. 03 Desember 2013

201

Hasilpenelitian yang dilakukan
penulis

telahdiketahui

dankemunduran fisik dan kognitifnya,

bahwatidak

sehingga penulismembuat aitem yang

antaradukungan

tidakterlalu banyak padasetiap indicator

keluarga dengan psychological well-being

penulis hanyamembuat duasampai tiga

padamasa

aitem

terdapatpengaruh
pensiun.

Tidakadanya

pernyataan.

pengaruh pada hasilpenelitian ini, dapat

yang

dikarenakanoleh banyak faktor. Yang

terdapat

pertama adalahpenulis membuatsendiri

tidakmemenuhi standar nilai pada satu

alatukurdukungan

indikator.

Apabila

penghapusan,

maka

psychological

keluargadan

well-being,

hasilvaliditas

sehingga

danreliabilitasnya

belumdapat dikatakan memuaskan. Pada
hasi

lpenelitianini,

ada

seluruh

ini,

Keterbatasanaitem

sangat

seluruh

rawanapabila
aitem

yang

dilakukan
indikator

aitemnya

yang

terhapustidak

dapatdilakukan pengukuran.

penulistidak

Selain itu, padaujiasumsi yang

melakukan penghapusan pada aitem-

telah dilakukan didapatkanhasil bahwa

aitem yang nilainya kurang dari 0,2

data normal namuntidak linier. Hasil

padavariabel

psychological

Sehingga

nilaireliabilitas

didapatkanhanya

0,718

well-being.
yang

yang

masih

yang

tidak

linier

inimembuat

hasilpenelitian tidaksignifikan. Padauji
asumsi

terdapatbeberapa

pandangan

kurang memenuhi standard yaitu 0,800.

yaitu

diperbolehkannya

dilakukan

Alasantidak dilakukannya penghapusan

analisisregresi

inikarena

penelitian normal dan linier, namun

terdapat aitem-aitem

berada

padasatu

yang

indikator,

terdapat

ketika

pandangan

data
lain

darihasil
yang

sehinggaapabiladilakukanpenghapusanti

menyebutkan bahwa ketika data yang

dakterdapataitem

yang

telah didapatkan normal namuntidak

mewakiliindikatortersebut. Penulis juga

linier tetap dapat dilakukan analisis

membatasi

pembuatan

regresi. Selainitujuga, tidak terdapatnya

aitem, yaitupada skaladukungan keluarga

pengaruh dapat dikarenakan oleh jumlah

sebanyak 30 aitem dan psychological

subjek yang hany aberjumlah 35 orang.

well-being sebanyak 6 aitem. Pembuatan

Sebelumnya, penulis telahmemberikan

aitem yang tidakterlalu banyak dipilih

kuisioner kepadasekitar 65 orang namun

penuliskarena

subjek

yang bersedia untuk menjadi subjek

penelitian yang merupakan pensiunan

hanya 35 orang. Sehingga dalam hal ini,

dantelah

kategori

hasil penelitian dari jumlah subjek yang

lanjutusia, yang manatelah dijelaskan

hanya 35 orang belum dapatdikatakan

bahwausia lanjutmengalami keterbatasan

telah mewakili gambaranseluruh

202

dalamjumlah

memperhatikan
masukdalam

Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan
Vol. 2 No. 03 Desember 2013

pensiunan Semen Gresik. Hasil yang

bertemudengan teman-teman seusianya

tidak

yang sesame pensiunan. Hal inidilakukan

signifikan

karenajumlah

dapatterjadi

subjek

yang

terbatas,

untuk

mengurangi

rasa

kesepian

danjuga terdapat kemungkinan bahwa

dandengan berkumpul bersama teman-

pensiunan

temannya

yang

tidak

bersedia

dapatmeningkatkan

menjadisubjek lebihmenerima dukungan

psychological

darikeluarga yang dapat mempengaruhi

Dari halinidapat terlihatbahwa dukungan

psychological

daritemanjuga

well-beingnya.

Pada

well-being

padadirinya.

memberikan

pengaruh

penelitian ini, subjek penelitian yang

yang positif terhadap diri pensiunan yang

berjumlah 35 orang, terdiridari 28 laki-

telahkehilangan pasangan

laki

anaknya

dan

7

perempuan.

penelitiansebelumnya

Padahasil

dijelaskanbahwa

pensiunanlaki-lakiakan

telahmemiliki

dan

anak-

rumahtangga

sendiri.

lebihcenderung

Padapenelitian

ini,

diketahui

untukmencapai psychological well-being

kisaranusia subjekpenelitian yaitu 56

untukterhindar

sampai

daridepresi

daripada

pensiunan perempuan.

62

tahun.

Dengan

melihat

kisaranusia subjek, diketahui terdapats

Dengansebagian

besar

subjek

ubjek yang barumemasuki masapensiun

yang merupakan laki-laki, diperkirakan

dan yang telah pension selamaduahingga

pensiunan

ingin

enamtahun.

Terkait

well-being

subjektelah

menjalanimasa

laki-lakiakan

lebih

mencapaipsychological

berapa

lama
pension

darisegiapapun dandari faktormanapun

sepertinya berpengaruh dengan hasil

sehingga

yang

keluarga

faktorterpenting

bukansatu-satunya

yang

mempengaruhi

didapatdalampenelitianini.

Padasaat

lama

psychological well-being padapensiunan

telahdijalaninya

laki-laki. Padasubjek

baruataupun

penelitian

yang

masapensiun

yang

masihtergolong
belum

terlalu

lama,

berjenis kelamin wanita, terdapat satu

pensiunan kemungkinan masihmemiliki

orang yang berstatus janda. Dengan

aktivitas

menjalani

untukmenggantikan

masapensiun

seorangdirikarena
telah
pensiunan
pengganti

anak-anaknya

berumahtangga,
inimemiliki

yang

membuat
aktivitas

dengansekedar

Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan
Vol. 2 No. 03 Desember 2013

yang

dapat

dilakukannya
masabekerjanya

dulu.
Pada pensiunan semen Gresik,
sebelum memasuki masapensiun,
203

Calon

pensiunan

terlebihdahulu

didapatkan (Sumber: Biro Pendidikan

diberikanpembekalan

tentangmasa

dan Pelatihan Sumber Daya Manusia PT.

pensiun. Pembekalan yang diberikan

Semen Gresik).

Semen Gresik kepada calonpensiunan

Kesimpulan

dibagimenjadi tigatahap. Tahap yang
pertama

diberikan

sekitar

5

sebelummasa pensiun, pada
calonpensiunan
tentangcara

tahun
tahapini

diberipembekalan
mengelola

keuangan

Berdasarkan hasil analisa data
dan pembahasan penelitian yang telah
dilakukan
bahwa

makadapat

penelitianini

hipotesis

disimpulkan

telah

menjawab

penelitian,

yaituHo

setelahmemasuki masapensiun danjuga

diterimadan Ha ditolak yang berarti

berinvestasi. Pada tahap yang kedua

tidak terdapat pengaruhdari dukungan

diberikan

keluargaterhadap

sekitar

masapensiun

3

tahun

sebelum

danbiasanya

dilakukan

being

padamasa

psychological

well-

pensiun.

Hasil

diluarkota, padatahap inicalonpensiunan

kesimpulan iniberdasarkan hasilanalisis

diberipembekalan

regresi yang menunjukkan bahwa F table

kesehatan,

darisegi

psikologis,

keuangan

berwirausaha.

dancara

Dengan

adanya

pembekalan

ini,

pensiunan

tetapmemiliki

pengganti

diharapkan

lebih

besar

daripada

F

sehingga

persamaan regresi tidak diterima.

calon
aktivitas

setelah

memasuki

masapensiun. Tahap ketiga diberikan
sekitar 3 bulan sebelum memasukimasa
pensiun, sedangkan padatahap inilebih
padapemaparan

uang

pensiunan,

asuransi, dan hak-hak yang akandidapat
setelah

menjalani

Adanyapembekalan

masapesiun.
yang

sebelummemasuki

diberikan
masapensiun

dirasakan sangat perlu, dengan adanya
pembekalan
membuatcalon

sebelum

masapensiun

pensionan

akan

merasasiapsecara mental dan psikologis.
Selain

itujuga,

pensiunan

lebihmempersiapkan

akandapat

masapensiunnya

denganbaik daripembekalan yang telah
204

Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan
Vol. 2 No. 03 Desember 2013

PustakaAcuan

Badan Pusat Statistik Jawa Timur. (2009). StatistikPendudukJawaTimur. JawaTimur.
Hurlock, E.B. (1997). Psikologi perkembangan suatu pendekatan sepanjang rentang
kehidupan. Ahli bahasa: Isti Widayanti dan Soedjarwo. Edisi kelima. Jakarta:
Erlangga
Monks. (2002). Psikologi perkembangan (Pengantar dalam berbagai bagiannya). Yogyakarta:
UGM University Press.
Powell, D.H. (1983). Understanding human adjustment. Canada : Little, Brown & Company
Punia, D. &Punia, S. (2002). Socio-emotional and psychological problems of retired elderly
in haryana: A Comprehensive View, 13 (6),455-458.
Ryff, C. D. (1989). Happiness is everything, or is it? Explorations on the meaning of
psychological well-being. Journal of Personality and SocialPsychology, 9 , 54 1081.
Ryff, C. D. & Keyes, C. L. (1995). The structure of psychological well-being revisited. Journal
of Personality and Social Psychology, , 5 -727.
Santrock, J. W. (2011). Life-span development. ThirteenthEdition. McGraw-Hill. New York.
Siu, O.L. & Phillips, D.R. (2000). A study of family support, friendship, and psychological
well-being among older women in hongkong. Lingnan University, 10 (2), 45-58.
Smet, B. (1994). Psikologikesehatan . PT. GramediaWidiasarana Indonesia. Jakarta
Turner, J.S & Helms, D.B.(1995). Human development. USA: John Willey & Sons Inc
Wang, M &Hesketh, B. (2012). Achieving well-being in retirement. Journal of Society for
Industrial & Organizational Psychology, 545, 5-34.

Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan
Vol. 2 No. 03 Desember 2013

205