HUKUM PERJANJIAN INTERNASIONAL publik Pembata
Pembatalan Perjanjian
Internasional
Ariadne A. S. Ginting
110110100147
Fakultas Hukum Universitas
Padjadjaran
Pasal 54
Berakhirnya atau penarikan diri dari suatu perjanjian menurut ketentuanketentuan yang ada atau dengan kesepakatan para pihak
Berakhirnya atau penarikan diri sesuatu bisa terjadi :
1.
Sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam perjanjian, atau
2.
Setiap
waktu
dengan
kesepakatan
dari
semua
pihak
setelah
mengadakan konsultasi dengan Negara-negara perunding lainnya
Pasal 56
Pengurangan pihak-pihak dari perjanjian multilateral di bawah jumlah yang
diperlukan untuk keberlakuannya
Kecuali jika perjanjian itu sendiri menyatakan suatu perjanjian multilateral
tidak berakhir dengan alas an hanya dari kenyataan bahwa jumlah pihak
berada di bawah jumlah yang diperlukan untuk memberlakukan perjanjian
itu.
Pasal 56
Pemutusan atau penarikan diri suatu perjanjian yang tidak memuat
ketentuan tentang pengakhiran, pemutusan atau penarikan
1.
Suatu perjanjian yang tidak memuat ketentuan mengenai pengakhiran
dan yang tidak mengatur tentang pemutusan atau penarikan diri tidak
terpengaruh terhadap pemutusan atau penarikan diri, kecuali jika:
1.
Hal itu ditetapkan bahwa para pihak bermaksud untuk mengakui
adanya kemungkinan untuk memutuskan atau menarik diri;
2.
Hak untuk memutuskan atau menarik diri bisa secara implicit
terjadi karena sifat perjanjian tersebut.
2.
Sesuatu pihak akan memberitahukan sekurang-kurangnya dua belas
bulan mengenai maksud untuk memutuskan atau menarik diri dari suatu
perjanjian sebagaimana tersebut di dalam ayat 1 diatas.
Pasal 57
Penangguhan bekerjanya suatu perjanjian menurut ketentuan-ketentuannya
atau dengan kesepakatan para pihak.
Bekerjanya suatu perjanjian bagi semua pihak atau bagi pihak tertentu bisa
ditangguhkan:
1.
Sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam perjanjian itu sendiri; atau
2.
Setiap
waktu
dengan
kesepakatan
dari
semua
pihak
setelah
berkonsultasi dengan Negara perunding lainnya.
Pasal 58
Penangguhan mengenai bekerjanya suatu perjanjian multilateral dengan
persetujuan hanya di antara para pihak-pihak tertentu.
1.
Dua pihak atau lebih dari perjanjian multilateral bisa membuat suatu
untuk menangguhkan bekerjanya ketentuan-ketentuan persetujuan untuk
sementara waktu dan diantara mereka sendiri, jika:
1.
Kemungkinan penangguhan semacam itu dinyatakan sendiri oleh
perjanjian tersebut; atau
2.
Penangguhan
yang
dimaksud
adalah
tidak
dilarang
oleh
perjanjian dan;
1.
Tidak berpengaruh terhadap hak dari pihak-pihak lainnya
menurut perjanjian itu atau dalam melaksanakan kewajiban mereka;
2.
Hal itu tidak bertentangan dengan maksud dan tujuan dari
perjanjian itu.
2.
Kecuali jika perjanjian itu menyatakan bahwa hal itu termasuk dalam
ayat 1 (a) diatas, maka para pihak yang dimaksud akan memberitahukan
kepada pihak-pihak lainnya mengenai maksud mereka untuk membuat
persetujuan dan semua ketentuan dari perjanjian yang akan mereka
tangguhkan bekerjanya.
Pasal 59
Pengakhiran atau penangguhan bekerjanya suatu perjanjian yang secara
implicit dengan pembuatan perjanjian berikutnya
1.
Suatu perjanjian dianggap berakhir jika semua pihak perjanjian
tersebut membuat perjanjian berikutnya mengenai inti persoalan yang
sama; dan
1.
Perjanjian itu muncul dari perjanjian berikutnya atau jika tidak
ditetapkan bahwa para pihak menghendaki bahwa persoalan itu harus
diatur oleh perjanjian tersebut; atau
2.
Ketentuanketentuan dalam perjanjian yang berikutnya sejauh itu
tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan yang ada di dalam
perjanjian
sebelumnya
maka
dua
diterapkan dalam waktu yang sama.
perjanjian
tidak
mampu
untuk
2.
Perjanjian
sebelumnya
harus
dianggap
hanya
sebagai
yang
ditangguhkan jika hal itu muncul dari perjanjian sebelumnya atau jika tidak
ditetapkan bahwa hal itu merupakan kehendak dari para pihak
Pasal 60
Pengakhiran
atau
penangguhan
bekerjanya
suatu
perjanjian
sebagai
konsekuensi dari pelanggarannya
1.
Pelanggaran utama terhadap perjanjian bilateral oleh salah satu pihak
memberikan hak pada pihak lainnya untuk memajukan pelanggaran itu
sebagai dasar untuk mengakhiri perjanjian atau menangguhkan bekerjanya
perjanjian tersebut seluruhnya atau sebagian.
2.
Pelanggaran utama terhadap perjanjian multilateral oleh salah satu
pihak memberikan hak;
1.
Pihak
bekerjanya
lainnya
perjanjian
dengan
seluruhnya
persetujuan
atau
bulat
sebagian
menagguhkan
atau
mengakhiri
perjanjian itu baik;
1.
Dalam hubungan antara mereka sendiri dan Negara yang
lalai, maupun
2.
2.
Diantara semua pihak
Suatu pihak yang terpengaruh khususnya oleh pelanggaran
untuk
memajukan
suatu
dasar
untuk
menangguhkan
bekerjanya
perjanjian seluruhnya atau sebagian dalam hubungan antara perjanjian itu
sendiri dengan Negara yang lalai;
3.
Sesuatu pihak selain Negara yang melakukan kelalaian meminta
pelanggaran
itu
sebagai
dasar
untuk
menunda
bekerjanya
suatu
perjanjian baik keseluruhannya maupun sebagian dalam hubungannya
Negara itu sendiri dengan Negara yang melakukan kelalaian tersebut;
3.
Pelanggaran utama terhadap perjanjian, untuk keperluan pasal ini,
terdiri dari:
1.
Penolakan perjanjian yang tidak diberikan sanksi oleh konvensi
ini atau
2.
Pelanggaran terhadap suatu ketentuan yang penting untuk
memenuhi maksud atau tujuan perjanjian tersebut.
4.
Ayat-ayat sebelumnya tersebut tanpa mengurangi arti dari setiap
ketentuan dari perjanjian dapat diterapkan dalam hal terjadinya suatu
pelanggaran
5.
Ayat 1 sampai dengan 3 diatas tidak dapat diterapkan pada ketentuanketentuan yang berkaitan dengan perlindungan terhadap orang perorangan
yang
termuat
di
dalam
perjanjian
yang
mempunyai
bersifat
perikemanusiaan, khusunya terhadap ketentuan-ketentuan yang melarang
setiap bentuk pembalasan terhadap orang-orang yang dilindungi oleh
perjanjian tersebut
Pasal 61
Tidak memungkinkannya untuk melaksanakan suatu perjanjian
1.
Suatu
pihak
dapat
meminta
bahwa
ketidakmungkinanya
untuk
melaksanakan suatu perjanjian merupakan dasar (alasan) untuk mengakhiri
atau menarik diri dari perjanjian tersebut jika ketidak-mungkinannya itu
diakibatkan oleh hilangnya atau lenyapnya obyek yang sangat diperlukan
untuk melaksanakan perjanjian tersebut; tetapi jika ketidak-mungkinannya
itu sifatnya smentara, maka hal itu bisa dimintakan hanya sebagai dasar
untuk menunda bekerjanya perjanjian saja.
2.
Ketidak mungkinanya untuk melaksanakan perjanjian tersbeut tidak
bisa dimintakan oleh sesuatu pihak sebagai dasar untuk mengakhiri,
menunda bekerjanya perjanjian tersbeut jika ketidakmungkinannya itu
merupakan akibat dari pelanggaran yang dilakukan oleh pihak tersebut baik
mengenai kewajiban menurut
perjanjian maupun sesuatu kewajiban
internasional yang dimiliki oleh pihak lainnya.
Pasal 62
Perubahan keadaan yang mendasar
1.
Suatu perubahan keadaan yang mendasar yang telah terjadi pada
waktu perjanjian itu dibuat dan yang tidak diduga oleh para pihak, tidak
bisa dimintakan sebagai dasar untuk mengakhiri atau menarik diri dari
perjanjian, kecuali jika
1.
Keadaan-keadaan
tersebut
merupakan
dasar
pokok
bagi
kesepakan para pihak untuk mengikatkan diri pada perjanjian; dan
2.
Pengaruh dari perubahan tersbeut sama sekali untuk merubah
kewajiban-kewajiban yang masih belum dilaksanakan sesuai dengan
perjanjian tersebut;
2.
Suatu perubahan keadaan yang mendasar tidak boleh dimintakan
sebagai dasar untuk mengakhiri atau menarik diri dari perjanjian;
1.
Jika perjanjian tersebut untuk menentukan perbatasan; atau
2.
Jika
perubahan
yang
mendasar
itu
merupakan
hasil
dari
pelanggaran oleh pihak yang memintanya baik dari kewajibannya menurut
perjanjian itu maupun sesuatu kewajiban internasional lainhya yang
dimiliki oleh pihak perjanjian lainnya
3.
Jika menurut paragraph-paragraf sebelumnya, sesuatu pihak bisa
meminta
perubahan
keadaan
yang
mendasar
sebagai
dasar
untuk
mengakhiri atau menarik diri dari perjanjian, pihak tersbut bisa juga
meminta
perubahan
itu
sebagai
dasar
untuk
menunda
bekerjanya
perjanjian tersebut.
Pasal 63
Putusnya hubungan diplomatic atau konsuler
Putusnya hubungan diplomatic atau konsuler di antara para pihak perjanjian
tidak berpengaruh pada hubungan hukum yang dibuat dengan perjanjian di
antara mereka, kecuali jika adanya hubungan diplomatic atau konsuler
tersebut sangat diperlukan untuk penerapan perjanjian itu.
Pasal 64
Timbulnya norma baru yang sudah baku dalam hukum internasional umum
(jus cogens)
Jika normanya baru yang sudah baku dalam hukum internasional timbul,
maka setiap perjanjian yang ada bertentangan dengan norma tersebut
menjadi tidak berlaku lagi dan berakhir
Kesimpulan
Sebab-sebab berakhirnya suatu perjanjian internasional
Penyebab berakhirnya perjanjian internasional adalah sebagai berikut :
1. Terdapat kesepakatan para pihak melalui prosedur yang ditetapkan
2. Tujuan perjanjian telah tercapai
3. Terdapat perubahan mendasar yang mempengaruhi pelaksanaan perjanjian
4. Salah satu pihak tidak melaksanakan atau melanggar ketentuan dalam perjanjian
5. Pengakhiran perjanjian sesuai dengan ketentuan dalam perjanjian tersebut
6. Masa berlakunya perjanjian tersebut telah habis
7. Adanya persetujuan dari para pihak untuk mengakhiri perjanjian tersebut
8. Salah satu pihak perjanjian menghilang atau punahnya objek perjanjian tersebut
9.
Adanya perjanjian baru antara para pihak yang kemudian meniadakan
perjanjianyang terdahulu
10.
Syarat-syarat tentang pengakhiran perjanjian sesuai dengan ketentuan
perjanjiantersebut telah dipenuhi
11. Perjanjian secara sepihak diakhiri oleh salah satu pihak dan pengakhiran itu
diterimaoleh pihak lain
Internasional
Ariadne A. S. Ginting
110110100147
Fakultas Hukum Universitas
Padjadjaran
Pasal 54
Berakhirnya atau penarikan diri dari suatu perjanjian menurut ketentuanketentuan yang ada atau dengan kesepakatan para pihak
Berakhirnya atau penarikan diri sesuatu bisa terjadi :
1.
Sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam perjanjian, atau
2.
Setiap
waktu
dengan
kesepakatan
dari
semua
pihak
setelah
mengadakan konsultasi dengan Negara-negara perunding lainnya
Pasal 56
Pengurangan pihak-pihak dari perjanjian multilateral di bawah jumlah yang
diperlukan untuk keberlakuannya
Kecuali jika perjanjian itu sendiri menyatakan suatu perjanjian multilateral
tidak berakhir dengan alas an hanya dari kenyataan bahwa jumlah pihak
berada di bawah jumlah yang diperlukan untuk memberlakukan perjanjian
itu.
Pasal 56
Pemutusan atau penarikan diri suatu perjanjian yang tidak memuat
ketentuan tentang pengakhiran, pemutusan atau penarikan
1.
Suatu perjanjian yang tidak memuat ketentuan mengenai pengakhiran
dan yang tidak mengatur tentang pemutusan atau penarikan diri tidak
terpengaruh terhadap pemutusan atau penarikan diri, kecuali jika:
1.
Hal itu ditetapkan bahwa para pihak bermaksud untuk mengakui
adanya kemungkinan untuk memutuskan atau menarik diri;
2.
Hak untuk memutuskan atau menarik diri bisa secara implicit
terjadi karena sifat perjanjian tersebut.
2.
Sesuatu pihak akan memberitahukan sekurang-kurangnya dua belas
bulan mengenai maksud untuk memutuskan atau menarik diri dari suatu
perjanjian sebagaimana tersebut di dalam ayat 1 diatas.
Pasal 57
Penangguhan bekerjanya suatu perjanjian menurut ketentuan-ketentuannya
atau dengan kesepakatan para pihak.
Bekerjanya suatu perjanjian bagi semua pihak atau bagi pihak tertentu bisa
ditangguhkan:
1.
Sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam perjanjian itu sendiri; atau
2.
Setiap
waktu
dengan
kesepakatan
dari
semua
pihak
setelah
berkonsultasi dengan Negara perunding lainnya.
Pasal 58
Penangguhan mengenai bekerjanya suatu perjanjian multilateral dengan
persetujuan hanya di antara para pihak-pihak tertentu.
1.
Dua pihak atau lebih dari perjanjian multilateral bisa membuat suatu
untuk menangguhkan bekerjanya ketentuan-ketentuan persetujuan untuk
sementara waktu dan diantara mereka sendiri, jika:
1.
Kemungkinan penangguhan semacam itu dinyatakan sendiri oleh
perjanjian tersebut; atau
2.
Penangguhan
yang
dimaksud
adalah
tidak
dilarang
oleh
perjanjian dan;
1.
Tidak berpengaruh terhadap hak dari pihak-pihak lainnya
menurut perjanjian itu atau dalam melaksanakan kewajiban mereka;
2.
Hal itu tidak bertentangan dengan maksud dan tujuan dari
perjanjian itu.
2.
Kecuali jika perjanjian itu menyatakan bahwa hal itu termasuk dalam
ayat 1 (a) diatas, maka para pihak yang dimaksud akan memberitahukan
kepada pihak-pihak lainnya mengenai maksud mereka untuk membuat
persetujuan dan semua ketentuan dari perjanjian yang akan mereka
tangguhkan bekerjanya.
Pasal 59
Pengakhiran atau penangguhan bekerjanya suatu perjanjian yang secara
implicit dengan pembuatan perjanjian berikutnya
1.
Suatu perjanjian dianggap berakhir jika semua pihak perjanjian
tersebut membuat perjanjian berikutnya mengenai inti persoalan yang
sama; dan
1.
Perjanjian itu muncul dari perjanjian berikutnya atau jika tidak
ditetapkan bahwa para pihak menghendaki bahwa persoalan itu harus
diatur oleh perjanjian tersebut; atau
2.
Ketentuanketentuan dalam perjanjian yang berikutnya sejauh itu
tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan yang ada di dalam
perjanjian
sebelumnya
maka
dua
diterapkan dalam waktu yang sama.
perjanjian
tidak
mampu
untuk
2.
Perjanjian
sebelumnya
harus
dianggap
hanya
sebagai
yang
ditangguhkan jika hal itu muncul dari perjanjian sebelumnya atau jika tidak
ditetapkan bahwa hal itu merupakan kehendak dari para pihak
Pasal 60
Pengakhiran
atau
penangguhan
bekerjanya
suatu
perjanjian
sebagai
konsekuensi dari pelanggarannya
1.
Pelanggaran utama terhadap perjanjian bilateral oleh salah satu pihak
memberikan hak pada pihak lainnya untuk memajukan pelanggaran itu
sebagai dasar untuk mengakhiri perjanjian atau menangguhkan bekerjanya
perjanjian tersebut seluruhnya atau sebagian.
2.
Pelanggaran utama terhadap perjanjian multilateral oleh salah satu
pihak memberikan hak;
1.
Pihak
bekerjanya
lainnya
perjanjian
dengan
seluruhnya
persetujuan
atau
bulat
sebagian
menagguhkan
atau
mengakhiri
perjanjian itu baik;
1.
Dalam hubungan antara mereka sendiri dan Negara yang
lalai, maupun
2.
2.
Diantara semua pihak
Suatu pihak yang terpengaruh khususnya oleh pelanggaran
untuk
memajukan
suatu
dasar
untuk
menangguhkan
bekerjanya
perjanjian seluruhnya atau sebagian dalam hubungan antara perjanjian itu
sendiri dengan Negara yang lalai;
3.
Sesuatu pihak selain Negara yang melakukan kelalaian meminta
pelanggaran
itu
sebagai
dasar
untuk
menunda
bekerjanya
suatu
perjanjian baik keseluruhannya maupun sebagian dalam hubungannya
Negara itu sendiri dengan Negara yang melakukan kelalaian tersebut;
3.
Pelanggaran utama terhadap perjanjian, untuk keperluan pasal ini,
terdiri dari:
1.
Penolakan perjanjian yang tidak diberikan sanksi oleh konvensi
ini atau
2.
Pelanggaran terhadap suatu ketentuan yang penting untuk
memenuhi maksud atau tujuan perjanjian tersebut.
4.
Ayat-ayat sebelumnya tersebut tanpa mengurangi arti dari setiap
ketentuan dari perjanjian dapat diterapkan dalam hal terjadinya suatu
pelanggaran
5.
Ayat 1 sampai dengan 3 diatas tidak dapat diterapkan pada ketentuanketentuan yang berkaitan dengan perlindungan terhadap orang perorangan
yang
termuat
di
dalam
perjanjian
yang
mempunyai
bersifat
perikemanusiaan, khusunya terhadap ketentuan-ketentuan yang melarang
setiap bentuk pembalasan terhadap orang-orang yang dilindungi oleh
perjanjian tersebut
Pasal 61
Tidak memungkinkannya untuk melaksanakan suatu perjanjian
1.
Suatu
pihak
dapat
meminta
bahwa
ketidakmungkinanya
untuk
melaksanakan suatu perjanjian merupakan dasar (alasan) untuk mengakhiri
atau menarik diri dari perjanjian tersebut jika ketidak-mungkinannya itu
diakibatkan oleh hilangnya atau lenyapnya obyek yang sangat diperlukan
untuk melaksanakan perjanjian tersebut; tetapi jika ketidak-mungkinannya
itu sifatnya smentara, maka hal itu bisa dimintakan hanya sebagai dasar
untuk menunda bekerjanya perjanjian saja.
2.
Ketidak mungkinanya untuk melaksanakan perjanjian tersbeut tidak
bisa dimintakan oleh sesuatu pihak sebagai dasar untuk mengakhiri,
menunda bekerjanya perjanjian tersbeut jika ketidakmungkinannya itu
merupakan akibat dari pelanggaran yang dilakukan oleh pihak tersebut baik
mengenai kewajiban menurut
perjanjian maupun sesuatu kewajiban
internasional yang dimiliki oleh pihak lainnya.
Pasal 62
Perubahan keadaan yang mendasar
1.
Suatu perubahan keadaan yang mendasar yang telah terjadi pada
waktu perjanjian itu dibuat dan yang tidak diduga oleh para pihak, tidak
bisa dimintakan sebagai dasar untuk mengakhiri atau menarik diri dari
perjanjian, kecuali jika
1.
Keadaan-keadaan
tersebut
merupakan
dasar
pokok
bagi
kesepakan para pihak untuk mengikatkan diri pada perjanjian; dan
2.
Pengaruh dari perubahan tersbeut sama sekali untuk merubah
kewajiban-kewajiban yang masih belum dilaksanakan sesuai dengan
perjanjian tersebut;
2.
Suatu perubahan keadaan yang mendasar tidak boleh dimintakan
sebagai dasar untuk mengakhiri atau menarik diri dari perjanjian;
1.
Jika perjanjian tersebut untuk menentukan perbatasan; atau
2.
Jika
perubahan
yang
mendasar
itu
merupakan
hasil
dari
pelanggaran oleh pihak yang memintanya baik dari kewajibannya menurut
perjanjian itu maupun sesuatu kewajiban internasional lainhya yang
dimiliki oleh pihak perjanjian lainnya
3.
Jika menurut paragraph-paragraf sebelumnya, sesuatu pihak bisa
meminta
perubahan
keadaan
yang
mendasar
sebagai
dasar
untuk
mengakhiri atau menarik diri dari perjanjian, pihak tersbut bisa juga
meminta
perubahan
itu
sebagai
dasar
untuk
menunda
bekerjanya
perjanjian tersebut.
Pasal 63
Putusnya hubungan diplomatic atau konsuler
Putusnya hubungan diplomatic atau konsuler di antara para pihak perjanjian
tidak berpengaruh pada hubungan hukum yang dibuat dengan perjanjian di
antara mereka, kecuali jika adanya hubungan diplomatic atau konsuler
tersebut sangat diperlukan untuk penerapan perjanjian itu.
Pasal 64
Timbulnya norma baru yang sudah baku dalam hukum internasional umum
(jus cogens)
Jika normanya baru yang sudah baku dalam hukum internasional timbul,
maka setiap perjanjian yang ada bertentangan dengan norma tersebut
menjadi tidak berlaku lagi dan berakhir
Kesimpulan
Sebab-sebab berakhirnya suatu perjanjian internasional
Penyebab berakhirnya perjanjian internasional adalah sebagai berikut :
1. Terdapat kesepakatan para pihak melalui prosedur yang ditetapkan
2. Tujuan perjanjian telah tercapai
3. Terdapat perubahan mendasar yang mempengaruhi pelaksanaan perjanjian
4. Salah satu pihak tidak melaksanakan atau melanggar ketentuan dalam perjanjian
5. Pengakhiran perjanjian sesuai dengan ketentuan dalam perjanjian tersebut
6. Masa berlakunya perjanjian tersebut telah habis
7. Adanya persetujuan dari para pihak untuk mengakhiri perjanjian tersebut
8. Salah satu pihak perjanjian menghilang atau punahnya objek perjanjian tersebut
9.
Adanya perjanjian baru antara para pihak yang kemudian meniadakan
perjanjianyang terdahulu
10.
Syarat-syarat tentang pengakhiran perjanjian sesuai dengan ketentuan
perjanjiantersebut telah dipenuhi
11. Perjanjian secara sepihak diakhiri oleh salah satu pihak dan pengakhiran itu
diterimaoleh pihak lain