Kondisi Perekonomian Bangsa Arab Sebelum

Kondisi Perekonomian Bangsa Arab Sebelum Datangnya Islam
dan Sesudah Datangnya Islam
Diajukan untuk memenuhi tugas kuliah mata kuliah Sejarah Peradaban Islam di
Asia Barat
Dosen pengampu:
H Sulaiman Mappiasse Lc, M.Educ, Ph.D

Disusun oleh :
Keira Nabilla
Alamat Email:
KeyraMahmmud.KM@gmail.com
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MANADO
FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM (SKI)
2016

ABSTRAK
Kingdom of Saudi Arabia (KSA), adalah sebuah negara Arab di Asia Barat
yang mencakup hampir keseluruhan wilayah Semenanjung Arabia. Dengan luas
wilayah kira-kira 2,150,000 km2. Tanah Arab adalah tanah yang tandus.
Kehidupan perekonomia bangsa Arab sebelum datangnya Islam dibagi menjadi

tiga macam yaitu pertama: Peternakan, biasanya dilakukan oleh suku Arab
pedalaman yan disebut suku Badui. Mereka berpindah-pindah dari satu lembah ke
lembah yang lain,untuk mencari rumput atau makan hewan ternaknya. Mereka
biasanya berternak unta untuk diambil dagin dan kulitnya; kedua perdagangan,
dikerjakan oleh suku Arab yang tinggal di kota-kot besar. Mereka disebut Ahlul
Hadhar. Jalur perdagangan merek antara lain ke negeri Syam, Yaman dan negeri
Mesir. Nabi Muhammad pun pernah berdagang ke negeri Syam membawa
dagangan Siti Khadijah. Pusat perdagangan di tanah Arab terleta di kota Makkah;
dan yang ketiga pertanian, biasanya dikerjakan oleh suku-suku yang bertempat
tinggal daerah-daerah yang subur. Mereka menanam buah buahan dan sayur
mayur. Kehidupan perekonomian bangsa arab berkembang setelah masuknya
Islam. Pada masa Dinasti Abbasiyah perkembanagan perdangan bangsa Arab
mulai memasuki jalur internasional, bukan hanya dalam bidang perdagangan
tetapi juga dalam bidang pertanian dan pertenakan.

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Semenanjung Arab mencapai kurang lebih seperempat wilayah Eropa, atau
sepertiga wilayah Amerika, namun yang kita ketahui tentang belahan dunia ini

benar-benar diluar proposi yang seharusnya. Kita bahkan mengetahui lebih
banyak tentang wilayah Arktik dan Antartika daripada wilayah Arab.
Sebagai tempat kelahir rumpun Semit, Semenanjung Arab menjadi tempat
menetap orang-orang yang kemudian bermigrasi ke wilayah Bulan Sabit Subur,
yang kelak dikenal dalam sejarah sebagai bangsa Babilonia, Assyria, Phoenisia,
dan Ibrani. Sebagai tempat munculnya tradisi Semit sejati, wilayah gurun pasir
Arab merupakan tempat lahirnya tradisi Yahudi, dan kemudian Kristen yang
secara bersama-sama membentuk karakteriskik rumpun Semit yang telah dikenal
baik.
Bangsa Arab bukan hanya memebangun kerajaan, melainkan juga
kebudayaan. Sebagai pewaris peradaban kuno yang berkembang pesat di tepi
sungai Tigris dan Efrat, di daratan sekitar sungai Nil dan di pantai di sebelah timur
Mediteria, mereka juga menyerap dan memadukan beragam unsur budaya Yunani
–Romawi berperan sebagai pembawa gerakan intelektual ke Eropa Abad
Pertengahan yang memicu kebangkitan dunia Barat dan melapangkan jalan bagi
proses modernisasi di dunia Barat.1
Bisa dikatakan bahwa sejarah bangsa Arab kuno hampir tidak dikenal sama
sekali oleh karena dua faktor penyebab :
1 Philip K. Hitti, History of Arabs, (Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta. 2002), h.4


Pertama : Karena tidak adanya kesatuan politik. Masyarakat Arab sebelum
Islam pada Umumnya adalah orang-orang yang tinggal didusun sebagai nomaden
yang terpencar di berbagai penjuru, berseteru, bermusuhan, tidak terhimpun
sebagai kesatuan, dan tidak mempunyai raja yang kuat.
Kedua : Karena mereka tidak mengenal tulisan. Mayoritas masyarakat
adalah orang-orang yang tidak pandai baca tulis, sehingga berbagai peristiwa yang
terjadi dan mereka alami tidak dibukukan kecuali pada akhir masa pemeritahan
Amawi saja. Sedangkan sebelum itu berita tentang mereka hanya bersandar pada
periwayatan yang disampaikan secara lisan.2
Negara Arab secara geografi terletak di barat daya Asia. Negeri Arab ini
merupakan Semenanjung yang dikelilingi laut dari tiga arah, yakni laut Merah
Samudera India (Samudera Indonesia), dan Teluk Persia. Bangsa Arab
menamakan Negeri mereka dengan Jazirah Arab.
Negara Arab pada umumnya adalah padang pasir. Tetapi tidak berarti
secara keseluruhan merupakan padang pasir gersang dan tandus yang tidak
ditumbuhi tanaman dan tidak berair. Berdarsarkan karakter permukaannya,
padang pasir tersebut beragam. Sebagian di antaranya berupa padang pasir yang di
tutupi debu dan pasir halus, lalu sebagian di antaranya berupa pegunungan dan
perbukitan dan ada juga sebagian daripadanya merupakan daratan rendah, di
samping merupakan daratan tinggi. Semenanjung Arab tidak semuanya berupa

padang pasir gersang dan tandus. Sebab, di antara tanah negeri Arab ini ada yang

2 Hasan Ibrahim Hasan, Sejarah dan Kebudayaan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia. 2009)
h.1.

berupa tanah yang subur yang telah dijadikan lahan produktif sejak beribu tahun
silam dan memiliki kota-kota maupun perkampungan yang ramai dihuni.
Kondisi Jazirah Arab yang tidak ramah ini telah mendorong penduduknya
agar gesit dan cekatan, terutama bagi mereka yang tinggal dipedesaan. Sebab,
mereka tidak banyak bergantung pada sektor pertanian terutama ketika air tidak
didapatkan. Mereka sangat mengandalkan kehidupan dari memelihara ternak unta,
sehingga mereka pun bisa memakan daging dan meminum susunya serta bulunya
dijadikan sebagai bahan yang dipintal.3
Gambaran perkembangan kondisi perekonomian bangsa Arab saat ini
tidak telepas dari proses masuknya Islam di Jazirah Arab di masa lalu maka dapat
ditelusuri lagi bagaimana kondisi perekonomian bangsa Arab sebelum dan
sesudah masuknya Islam.

3 A. Syalabi, Sejarah dan kebudayaan Islam, (Jakarta: Alhuzna Zikra, 1997) h.7


B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas pokok masalah tersebut dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana letak geografis Arab ?
2. Bagaimana kondisi perekonomian bangsa Arab sebelum datangnya
Islam ?
3. Bagaimana kondisi perkenomian bangsa Arab sesudah datangnya
Islam ?

BAB II
PEMBAHASAN
1. Letak geografis Bangsa Arab
Arab Saudi secara resmi di kenal sebagai Kerajaan Arab Saudi atau Kingdom
of Saudi Arabia (KSA), adalah sebuah negara Arab di Asia Barat yang mencakup
hampir keseluruhan wilayah Semenanjung Arabia. Dengan luas wilayah kira-kira
2,150,000 km2 (830,000 sq mi), Arab Saudi secara geografis merupakan negara
terbesar ke lima di Asia dan kedua terbesar di Dunia Arab setelah Aljazair. Arab
Saudi berbatasan langsung dengan Yordania dan Irak ke utara, Kuwait ke timur
laut, Qatar, Bahrain, dan Uni Emirat Arab ke timur, Oman ke tenggara, dan
Yaman ke selatan. Negara ini terpisah dengan Israel dan Mesir oleh Teluk Aqabah.

Negara ini adalah satu-satunya negara yang memiliki dua pesisir penting, yakni
Laut Merah dan Teluk Persia, dan sebagian besar wilayah Arab Saudi merupakan
gurun pasir.4
Dahulu kala, arus laut Samudera Atlantik dari barat, yang kini menjadi sumber
hujan bagi daratan tinggi Suriah-Palestina, pasti pernah juga menjadi sumber
hujan bagi kawasan semenanjung Arab. Dan selama satu periode tertentu pada
Abad Es, daerah-daerah gurun itu merupakan padang rumput yang bisa dihuni
manusia. Karena pencairan es tidak pernah mencapai lebih jauh dari bagian
selatan pegunungan Asia Kecil, Semenanjung Arab tetap menjadi wilayah yang
bisa dihuni karena tidak tersentuh glasiasi.5

4 https://id.wikipedia.org/wiki/Arab_Saudi#cite_note-7 diakses pada tanggal 13
november-2016 pukul 14.09
5 Philip K. Hitti, History of Arabs, (Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta. 2002), h.17

Arab Saudi terletak di antara 15°LU - 32°LU dan antara 34°BT - 57°BT. Luas
kawasannya kira-kira adalah 2,150,000 km². Arab Saudi merangkumi empat
perlima kawasan di Semenanjung Arab dan merupakan negara terbesar di Asia
Timur Tengah. Permukaan terendah di sini ialah di Teluk Persia pada 0 m dan
Jabal Sauda' pada 3.133 m. Arab Saudi terkenal sebagai sebuah negara yang datar

dan mempunyai banyak kawasan gurun. Gurun yang terkenal ialah di sebelah
selatan Arab Saudi yang dijuluki "Daerah Kosong" (dalam bahasa Arab, Rub al
Khali), kawasan gurun terluas di dunia. Namun di bagian barat dayanya, terdapat
kawasan pegunungan yang berumput dan hijau. Hampir tidak ada sungai atau
danau permanen di negeri ini, tetapi terdapat sangat banyak wadi. Beberapa
daerah subur dapat ditemukan dalam endapan aluvial di wadi, basin dan oasis.6
Daratan Semenajung Arab menurun dari barat ke Teluk Persia dan darata
rendah Mesopotamia. Tulang punggung Semenanjung ini merupakan gugusan
pegunungan yang berbasis sejajar dengan pantai sebelah barat dengan ketinggian
lebih dari 9.000 kaki di Madyan disebelah utara dan 14.000 kaki di Yaman di
sebelah selatan. Gunung al-Sarah di Hijaz mencapai ketinggian 10.000 kaki. Dari
bagian tulang punggung ini, kaki gunung sebelah timur menurun dan panjang;
sedangkan di sebelah barat, mengarah ke Laut Merah, curam dan pendek. Sisi
selatan Semenanjung Arab, tempat air laut terus mengalami penyusutan rata-rata
72 kaki per tahun, dibingkai oleh daratan-daratan rendah,Tihamah. Nejed, daratan
tinggi sebelah utara, memiliki ketinggian rata-rata 2.500 kaki. Puncak tertinggi
dari gugusan pegunungannya. Syammar, merupakan pegunungan batu granit
6 https://id.wikipedia.org/wiki/Arab_Saudi#cite_note-7 diakses pada tanggal 13
november-2016 pukul 14.17


merah, gunung Aja’, dengan ketinggian sekitar 5.550 di atas permukaan laut. Di
belakang daratan rendah pesisir pantai terbentang daratan dengan beragam
ketinggian di ketiga sisinya. Di Oman, sebelah timur pesisir, puncak Jabal alAkhdhar mencapai ketinggian 9.900 kaki, yang membentuk lanskap unik di
tengah-tengah daratan rendah yang memanjang di bagian timur.7
Kecuali pegunungan dan daratan-daratan tinggi yang disebutkan di atas,
wilayah tersebut terutama terdiri atas gurun pasir dan padang tandus. Padangpadang tandus itu (bentuk tunggal, darah) merupakan daratan luas di antara
perbukiatan yang tertutup pasir dan menyimpan kandungan air di bawah tanah.
Gurun yang biasa disebut gurun pasir Suriah, Badiyah al-Syam, juga gurun pasir
Metapotamia, kebanyakan berupa daratan padang tandus. Bagian selatan gurun
Suriaholeh penduduk setempat disebut al-Hamad. Bagian sebelah barat daratan
padang tandus Mesopotamia sering disebut Badiyah al-Iraq atau al-Samawah.
Di antara sejumlah daratan gurun di kawasan itu, terdapat 3 jenis gurun:
1. Nufud besar, sebuah bentangan daratan berpasir putih atau kemerahan
yang menyelimuti wilayah yang sangat luas di Semenanjunga Arab Utara.
Sebutan klasik untuk dataran semacam itu adalah al-Badiyah, kadangkadang juga disebut al-dahna’. Meskipun berudarah kering, kecuali
dibeberapa sumber air, pada musim dingin al-Nufud di sirami air hujan
sehingga dataran itu diselimuti hamparan reeumputan yang hijau dan
beubah menjadi surga bagi kawanan Unta dan Domba milik suku-suku
Badui Nomad. Beberapa penjelajah pertama, dari selusin orang Eropa
yang berhasil menembus kawan Nufud adalah seorang Prancis Alsatian,

7 Philip K. Hitti, History of Arabs, (Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta. 2002), h.17

Charled Huber, (1878); seorang diplomat dan penyair Inggris, Wilfrid
S.Glunt (1879); dan seorang Orientalis dari Starssburg, Julius Euting
(1883).
2. Al-Dahna’ (Tanah Merah), dataran berpasir merah yang membentang dari
Nufud besar di utara hingga al-Rap’ al-Khali di selatan. Hamparan gurun
pasir ini membentuk pola busur besar mengarah ke sebelah tenggara,
dengan panjang lebih dari 1020 km. Bagian sebelah barat terkadang
disebut al-ahqaf (gurun pasir). Pada peta kuno al-dahna' biasanya disebut
juga al-Rap’ dan al –Khali (tanah kosong). Ketika musim hujan al-Dahna’
diselimuti oleh bentangan padang rumput hijau yang menarik orang-orang
badui dan ternaknya selama beberapa bulan dalam setahun, tapi pada
musim panas wilayah itu sepi dari denyut kehidupan. Perusahaan minyak
Arab-Amerika (ARAMCO) menggabarkan wilayah seluas 425.000 km2 di
atas petanya. Bertram Thomas menyebrang selama 58 hari dari Laut Arab
ke Teluk Persia, dan menyaksikan fenomena pasir bernyanyi serta
menemukan sebuah “danau air asin” yang kenyataannya merupakan
bagian “tangan”dari teluk persia di sebelah selatan Qatar.
3. Al-Harrah, sebuah daratan yang terbentuk dari lava bergelombang dan

retak-retak di atas permukaan pasir berbatu. Bentangan daratan vulkanik
jenis ini banyak dijumpai di wilayah Semenanjung sebelah barat dan
tengah,dan menjorok ke utara hingga wilayah Hauran sebelah timur. Yaqut
mencatat tak kurang dari tiga puluh buah Harrah. Letusan vulkanik
terakhir yang diriwayatkan oleh para sejarawan Arab terjadi pada 1256M.

Dalam lingkaran gurun pasir dan padang tandus ini terdapat daratan tinggi,
Nejed, sebuah wilayah yang dihuni oleh kaum Wahabi. Di Nejed, batuan
sedimen telah lama dikenal; di mana- mana bisa dijumpai wilayah sempit
berpasir. Bukti Syammar terdiri atas batu-batu granit dan batuan hitam dari
letusan gunung vulkanik.8
Dari posisi cuaca, Semenanjung Arab merupakan salah sau wilayah terkering
dan panas, meskipun diapit oleh lautan di sebelah barat dan timur, laut itu terlalu
kecil untuk dapat memengaruhi kondisi cuaca Afro-Asia yang jarang turun hujan.
Lautan di sebelah selatan memang membawah partikel air hujan, tetapi badai
gurun (samum) musiman menyapu wilayah tersebut dan hanya menyisahkan
sedikit kelembapan di wilayah daratan.9
Wilayah Arab Saudi kini merupakan bekas dari empat wilayah distrik: Hejaz,
Najd, dan bagian dari Arabia Timur (Al-Ahsa) dan Arabia Selatan ('Asir).
Kerajaan Arab Saudi didirikan pada 1932 oleh Ibnu Saud. Dia mempersatukan

empat wilayah kedalam sebuah negara tunggal menjadi sebuah rangkaian
penaklukan yang dimulai pada 1902 dengan ibu kotanya di Riyadh, rumah asal
keluarganya, Wangsa Saud. Arab Saudi adalah negara monarki absolut, dengan
petunjuk syari'ah Islam. Arab Saudi juga kadangkala di sebut dengan "Tanah Dua
Masjid Suci" yang merujuk kepada Masjidil Haram (di Mekkah), dan Masjid
Nabawi (di Madinah), dua tempat paling suci dalam agama Islam. Kerajaan

8 Philip K. Hitti, History of Arabs, (Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta. 2002), h.20
9 Samsul Munir Amir, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Amzah 2009), h. 33

memiliki total populasi sebanyak 28.7 juta, dengan 20 juta diantaranya adalah
bangsa Saudi dan 8 juta lainnya merupakan warga negara asing. 10
2. Kondisi Perekonomian Bangsa Arab Sebelum Datangnya Islam
Terikat oleh keadaan geografis alam yang tandus kering dan gersang, maka
pada umumnya kehidupan orang Arab sebelum Islam bersumber dari kegiatan
perdagangan dan peternakan, maka terkenalah beberapa kota di Hijaz sebagai
pusat perdagangan, seperti Mekkah, Madinah, Yaman dan lain-lainya.11
Udara yang kering dan tanah yang beragam mengurangi kemungkinan
tumbuhnya tanaman-tanaman hijau. Hijaz banyak ditumbuhi pohon kurma.
Gandum tumbuh di Yaman dan oasis-oasis tertentu. Barley ditanam untuk
makanan kuda. Biji-bijian tumbuh dibeberapa wilayah tertentu, dan padi tumbuh
di Oman dan Hasan. Di daratan tinggi yang sejajar dengan pantai selatan,
terutama di Mahrah, tanaman penghasil gaharu, yang memainkan peran penting
pada masa-masa awal perdagangan di Arab Selatan masih banyak dijumpai. Hasil
pertanian utama di Asir alah getah Arab. Kopi, yang menjadi ciri khas Yaman,
dibawa ke Semenanjung Arab bagian selatan pada abad ke-14 dari Abissinia.
Diantara pohon-pohon di gurun pasir terdapat beberapa spesis pohon akasia,
termasuk alhl dan ghada, yang menghasilkan minyak hitam unggulan. Spesis
lainnya, talh, menghasilkan getah Arab. Gurun pasir juga menghasilkan samh,

10 https://id.wikipedia.org/wiki/Arab_Saudi#cite_note-7 diakses pada tanggal 13
november-2016 pukul 14.21
11 http://pepenggretongan.blogspot.co.id/2015/01/keadaan-bangsa-arab-sebelumdatangnya.html diakses pada tanggal 13 november-2016 pukul 14.31

biji-bijian yang menghasilkan tepung untuk membuat bubur, serta jamur hitam
kecoklatan dan al-sana (taman obat) yang banyak dicari.12
Diantara tanaman yang dibudidayakan, anggur dibawah dari daratan Suriah
pada abad ke-4 masehi bisa dijumpai di Taif, dan menggasilkan minuman
beralkohol yang dikenal dengan sebutan nabidh al zabib. Meski demikian, Arab
(khamr), yang banyak didendangkan oleh para penyair Arab, merupakan produk
import dari Hauran dan Libanon. Pohon Zaitun, yang berasal dari Suriah, tidak
dikenal di Hijaz. Produk lainnya dari oasis-oasis Arab adalah delima, apel,
aprikot, kacang almond, jeruk, lemon, tebu, semangka, dan pisang. Orang-orang
Nabasiah dan Yahudi mungkin merupakan bangsa pertama yang memperkenalkan
taman buah-buahan itu dari Utara.
Ada satu jenis tumbuhan yang menjadi primadona pertaian di Semenajung
Arab, yaitu Kurma. Buah kurma sangat dikenal luas di dunia, banyak diminati dan
bernilai tinggi dimakan bersama susu, buah kurma merupakan makan utama
orang-orang Badui dan di samping daging unta, merupakan satu-satunya makan
padat mereka. Minuman dari buah kurma yang diperam disebut nabidh, dan
sangat disukai. Biji buah kurma yan ditumbuk dapat dibuat menjadi makan unta.
Memiliki “dua benda hitam” (al-aswadayn), yaitu air dan kurma, merupakan
impian setiap orang badui. Nabi diriwatkan pernah bersabda “ Hormatilah bibi
kalian, yaitu pohon kurma yang diciptakan dari tanah yang sama dengan Adam.”
Para penulis Arab menuliskan seratus jenis kurma yang terdapat di Madinah dan
sekitarnya.13
12 Philip K. Hitti, History of Arabs, (Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta. 2002), h.23
13 A. Syalabi, Sejarah dan kebudayaan Islam, (Jakarta: Alhuzna Zikra, 1997), h. 44

Hewan yang paling banyak dipelihara adalah unta, keledai, anjing penjaga,
anjing pemburu (saluqi), kucing, domba, dan kambing. Gurun pasir juga
melahirkan beberapa spesis baru belalang, yang menajdi santapan orang-orang
badui, dengan cara dibakar kemudian dibubuhi garam. Wabah belalang biasanya
muncul setiap tujuh tahun sekali.
Hewan lain yang dikenal luas dalam literatur Islam adalah kuda. Hewan ini
termasuk hewan yang paling belakangan diperkenalkan kepada bangsa Arab kuno.
Hewan ini belum dikenal oleh orang-orang Semit terdahulu. Sebagai heawan
peliharaan pada Awal zaman klasik di timur laut Kaspia, yang dikembang biakkan
oleh para pengembala nomad Indo-Eropa, kuda baru belakangan dibawah dalam
jumlah besar oleh orang-orang Kassit dan Hitti, dan dari sanalah sekitar dua abad
selebum masehi kuda dibawa ke Asia Barat. Dari Suriah, kuda perkenalkan ke
Semenanjung Arab sebelum abad pertama Masehi. Disanalah hewan itu memiliki
kesempatan paling baik untuk menjaga kemurnian darahnya, terbebas dari
percampuran keturunan.14
Karena ketenarannya dalam bentuk fisiknya, daya tahan, kecerdasan dan
kepatuhan kepada pemiliknya, kuda keturunan Arab ( kubaylan), dikenal oleh
orang-orang Barat sebagai keturunan kuda unggulan. Di dataran Arab, kuda
merupakan hewan mahal yang pemberian makan dan perawatannya cukup
merepotkan pemiliknya yang kebanyakan tinggal di guru. Memiliki kuda
merupakan simbol kemewahan. Keistimewaan utama kuda adalah kecepatannya

14 Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfuri, Sirah Nabawiyah, (Jakarta: Pustaka AlKausar, 2008), h. 71

yang sangat diperlukan dalam serbuan kilat (ghazw) yang menjadi tradisi orangorang badui.
Dari sudut pandang orang-orang nomad, unta merupakan hewan yang paling
berguna. Tanpa unta, gurun pasir tampaknya mustahil menjadi hunian manusia.
Unta merupakan sumber penghidupan orang-orang nomad, kendaraan, dan alat
tukar mereka. Mahar, barang tebusan (diyah), benda taruhan (maysir), simbol
kekayaan para pemimpin, semuanya di hitung dalam bilangan unta. Unta
merupakan teman setia orang-orang badui, alter ego dan penolong mereka. Oran
badui meminum air susunya (yang diberikan juga untuk hewan ternak mereka),
memakan dagingnya, menutupi tubuh mereka dengan kulitnya, dan membuat
tenda dari bulunya. Kotorannya mereka jadikan bahan bakar, dan air seninya
mereka jadikan tonik rambut dan obat.15
Dari barat laut Semenanjung Arab, seperti halnya kuda yang merupakan
hewan asli Amerika, Unta mulai diperkenalkan ke Palestina dan Suriah ketika
terjadi penyerbuan bangsa Madyan pada abad ke-11 SM (Perjanjian lama kitab
Hakim-Hakim 6: 5, lihat juga kitab Kejadian 24: 64). Unta diperkenalkan dimesir
melalui penaklukan bangsa Assyria pada abad ke-7 S.M., dan ke Afrika Utara
bersamaan dengan penakluan umat Islam pada Abad ke-7 M.16
Penduduk saba’ adalah orang-orang sukses dalam meraih materi dan harta
kekayaan duniawi berkat keahlian mereka dalam berdagang, terutama dari hasil
berdagang wangi-wangian seperti kayu gaharu yang banyak di pergunakan di
tempat-tempat peribadatan di Mesir dan Habsyi serat di negeri-negeri lainnya
15 Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfuri, Sirah Nabawiyah, (Jakarta: Pustaka AlKausar, 2008), h. 73
16 Philip K. Hitti, History of Arabs, (Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta. 2002), h.27

kaum saba’ membawa kayu gaharu dan hasil-hasil bumi yaman yang lain
kebagian utara jazirah Arab. Disamping itu Yaman juga merupakan merupka
daerah transit untuk perdagangan yang menghubungkan satu negara dengan
negara lain.
Ketika tanah mekah hanya merupakan tanah gersang berbatu yang tidak berair
Dan tidak di tumbuhi tanaman-tanaman, maka penduduknya dikaruniai kelebihan
atas bangsa-bangsa Arab yang lain dengan aktivitas perdagangan. Khafila dagang
Quraisy di kenal di kalangan bangsa-bangsa Arab mengingat mereka adalah
penduduk Mekkah penjaga Ka’bah yang disucikan oleh segenap masyarakat
Arab,sehingga kemanapun mereka berpergian dalam keadaan aman dan tenang.
Kafilah dagang Mekkah dapat menjelajahi berbagai penjuru Jazirah Arab, seperti
halnya bangsa Yaman sebelumnya. Mereka berhasil membawa dagangannya
sampai ke Ghizzah (Ghazza), Baitul Maqdis, Damaskus, bahkan sampai
menyebrangi laut merah menuju Habsyi.
Barang dagangan Kafilah Quraisy adalah Kain Sutra, Kulit, Senjata, Logam
Mulia yang di beli di pelabuhan Yaman, sebagai barang yang berasal dari India,
Cina, dan negeri-negerti Timur lainnya. Kemudian kafilah-kafila tersebut dari
pasar Bushra dan Damaskus membawa gandum, benda-benda hasil kerajinan
tangan, Minyak Zaitun, biji-bijian, dan barang-barang yang terbuat dari kaca,
sedangkan dari Habsyi kafilah-kafilah membawa rempah-rempah, sedangkan dari
Mesir mereka membawa kain tenun yang sangat terkenal dengan kain tenun
Qibthi. 17
17 Hasan Ibrahim Hasan, Sejarah dan Kebudayaan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia. 2009)
h.110

3. Kondisi Perekonomian Bangsa Arab Sesudah Datangnya Islam
Pada masa pemerintahan Dinasti Abbasiyah perekonomian bangsa Arab
mengalami perkembangan yang pesat, masyarakat kelas atas yang berada di
bawah kelas Aristokrat terdiri atas penulis sastra, orang terpelajar, seniman,
pengusaha, pengrajin dan pekerja profesional, sementara masyarakat kelas bawah
membentuk mayoritas penduduk negara yang terdiri atas petani, pengembala, dan
penduduk sipil yang menjadi penduduk asli dan berstatus sebagai dzimmi.18
Kekuasaan kerajaan yang begitu luas dang tingkat peradaban yang tinggi itu
dicapai dengan melibatkan jaringan perdagangan internasional yang luas. Para
pedagang paling awal adalah orang Kristen, Yahudi, dan para pengikut Zoroaster,
tapi pada masa belakangan digantikan oleh orang Arab Islam, yang lebih suka
perdagang dari pada bertani. Pelabuhan-pelabuhan seperti, Baghdad, Bashrah,
Siraf, Kairo, dan Iskandariyah segera berkembang menjadi pusat-pusat
perdagangan darat dan laut yang aktif.
Disebelah timur, para pedangan Islam telah menjelaja sampai ke Cina sejak
masa Dinasti Abbasiyah, yaitu Khalifah kedua, al-Manshur.19
Yang menjadi tulang punggung perdagangan ini adalah sutera, yang
merupakan kontribusi terbesar orang Cina kepada dunia Barat, dan biasanya
menyusuri jalur perdagangan yang disebut “jalan sutera” yang menyusuri
Samarkand dan Turkistan Cina, sebuah wilayah yang kini tidak banyak dilalui di
banding wilayah wilaya dunia lainnya yang sudah dihuni dan berperadaban.
Barang barang dagang biasanya di angkut secara estafet; hanya sedikit Khalifa
18 Philip K. Hitti, History of Arabs, (Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta. 2002), h.428
19 Philip K. Hitti, History of Arabs, (Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta. 2002), h.429

yang menempuh sendiri perjalan sejauh ini. Tapi, hubungan diplomatik telah
dibangun sebelum orang Arab terjun di dunia perdagangan.
Di sebelah Barat, para pedangan Islam telah mencapa Maroko dan Spanyol.
Seribu tahun sebelum de Lesseps, Khalifa Harun mengemukakan gagasan tentang
menggali kanal di sepanjang Istsmus di Suez. Namun perdagangan di Mediterania
Arab tidak pernah mencapai kemajuan yang berarti. Laut hitam yang juga tidak
bisa mendukung perdagangan maritim, meskipun pada abad ke-10 telah dilakukan
perdagangan singkat lewat jalur darat ke utara dengan orang yang tinggal di
kawasan Volda. Namun karena jaraknya yang dekat dengan pusat kota Persia dan
kota-kota makmur di Samarkand dan Bukhara, Laut Kaspia menjadi titik
pertemuan dagang yang favorit. Para pedagang muslim membawa kurma, gula,
kapas, dan kain wol, juga peralatan dari baja dan gelas; mereka mengimpor
barang dagang seperti rempah-rempah, kapur barus, dan sutera di kawasan Asia
yang lebih jauh, juga Gading, kayu eboni, dan budak kulit hitam dari Afrika. 20
Industri jerajinan tangan menjamur diberbagai pelosok kerajan. Daerah Asia
barat menjadi pusat indusrti karpet, sutera, kapas, dan kain wol, satin dan brokat
(dibaj), sofa (dari bahasa Arab Suffah) dan kain pembungkus bantal, juga
perlengkapan dapur dan rumah tangga lainnya.
Kufah memproduksi kain sutera atau separuh sutera untuk menutup kepala
yang masih digunakan hingga sekarang dengan nama kufiyah. Tawwaj, Fasa, dan
kota-kota lainnya di Faris memiliki sejumlah pabrik kelas satu yang membuat
karpet sulaman, brokat dan gaun panjang untuk kalangan atas. Barang barang

20 Philip K. Hitti, History of Arabs, (Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta. 2002), h.430

semacam itu di kenal sebagai thiraz (dari bahasa Persia) yang memuat nama atau
kode sultan atau Khalifa yang dibordir diatasnya.
Di Tustar dan Sousa di Kuzistan (Susiana lama) terdapat sejumlah pabrik yang
terkenal dengan kain sulamnya (damask) yang dihiasi dengan emas, juga terkenal
dengan kordennya yang terbuat dari tenunan sutra (khazz). Produksi mereka yang
lainnya adalah kainyang terbuat dari bulu unta dan domba, juga rompi dari
tenunan sutera yang dikenal luas. Syiraz mengahsilkan rompi dari wol, kain
transparan dan brokat. Dikenal dengan nama “Tafetta”, perempuan-perempuan
eropa abad pertengahan membeli kain sutera Persia, taftah di tokoh-toko Eropa.
Khurasan dan Armenia di kenal dengan dagangannya berupa tila meja,hiasan
dinding, serta kain pembungkus sofa dan bantal. Gambaran yang lengkap Tentang
perkembangan industri dan perdagangan di Transoxiana bisa di dapat dari tulisan
Al-Maqdisi yang menyembutkan daftar barang yang di eksport dari berbagai
Kota: sabun, karpet, lampu, dan barang-barang lain dari perunggu, rompi woll,
bulu binatang, madu, burung elang, gunting, jarum, pisau, pedang, panah, daging,
dan budak Turki dan Slavia dan sebagainya. Barang-barang seperti temapt lilin,
pot bunga, dan perabotan dapur, juga di buat di Suriah Dan Mesir.kain dari Mesir
yang di namakan Dimiyati(dari Dimiyat), Dabiqi (dari Dabiq) dan Tinnisi (dari
Tinisi) di kenal di seluruh dunia dan di tiru oleh pengrajin persia.21
Damaskus merupakan pusat industri Mozaik dan Qasyani.qasyani yang di
ambil dari nama Kasyani di Media di tempelkan pada ubin segi empat
Heksagonal, terkadang di hias dengan corak bunga Konfensional dan di gunakan

21 A. Syalabi, Sejarah dan kebudayaan Islam, (Jakarta: Alhuzna Zikra, 1997), h. 87

sebagai hiasan di dalam dan di luar bangunan.Warna yang paling Dominan adalah
biru dan hijau, sementara yang tidak sering di pilih adalah merah dan kuning.
Industri paling penting lain adalah pembuatan kertas tulis, yang diperkenalkan
pada abad pertengahan ke-8 dari Cina ke Samarkand. Kertas Samarkand, yang di
duduki oleh orang islam pada 704 di pandang tidak ada tandingannya pada saat
itu. Sebelum akhir abad ke-8 Baghdad memiliki pabrik kertas pertama. Secara
bertahap kota-kota lain juga mendirikan pabrik kertas: Mesir sekitar 900 atau
lebih awal, Maroko sekitar 1100, Spanyol sekitar 1150; dan pabrik kertas saat itu
juga mengahsilkan berbagai jenis kertas, putih maupun berwarna.22
Seni mengelolah perhiasan juga mengalami kejayaan. Mutiara, Safir, Rubi,
Emerald, dan permata sangat di sukai para bangsawan; sedangkan batu Zamrud
yang berwarna biru kehijauan, Batu Carnelius yang kemerahan, dan Onyx
(semacam batu akik) , yang berwarna putih, cokelat, atau hitam di sukai oleh
kalangan bawah. Salah satu batu berharga paling terkenal di dalam sejarah Arab
adalah Rubi besar, yang pernah dimiliki oleh beberapa raja persia, yang di atasnya
di ukirkan nama Harun ketika ia memperolehnya dengan harga 40 ribu dinar.
Sumber tambang utama kerajaan yang memungkinkan tumbuhnya industri
perhiasan adalah emas dan perak yang di ambil dari Khurasan, yang juga
menghasilkan marmer dan air raksa; rubbi, lapis lazuli, dan azuri dari
Transoxsiana; tembaga dan perak dari Karman; mutiara di Bahrain turquise dari
Naisabur, yang paling paruh terakhir abad ke -10 penambangannya telah
menghasilkan 758.720 dirham pertahun; Carnelius dari Shan’a; dan baja dari
perbukitan lebanon. Sumber tambang lainnya adalah tanah liat dan marmer dari
22 Philip K. Hitti, History of Arabs, (Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta. 2002), h.433

Tibriz, antimoni dari daerah sekitar Isfahan bitumen dan Naftah dari gerogia,
marmer dan sulfur dari suriah- Palestina,asbes dari Transoxiana serta air raksa,
aspal, dan ter dari Fargana.23
Bidang pertanian maju pesat pada awal pemerintahan Dinasti Abbasiyah
karena pusat pemerintahannya sendiri berada didaerah yang sangat subur, di
tepian sungai yang biasa di kenal dengan Sawad, karena mereka menyadari bahwa
pertanian merupakan sumber utama pemasukan negara; dan karena pengelolahan
tanah hampir sepenuhnya dikerjakan oleh penduduk asli, yang statusnya
mengalami peningkatan pada rezim baru ini. Lahan-lahan pertanian yang terlantar,
dan desa-desa yang hancur diberbagai wilayah kerajaan diperbaiki dan dibangun
kembali secara bertahap. Daerah rendah di lembah Tigris-Efrat, yang merupakan
daerah terkaya setelah Mesir, dan dipandang sebagai surga Aden, mendapat
perhatian khusus dari pemerintah pusat. Mereka membuka kembali saluran irigasi
yang lama dari sungai Efrat, dan membuat saluran irigasi baru, sehingga
membentuk sebuah “jaringan yang sempurna”.
Tanaman asli Irak terdiri atas gandum, padi, kurma, wijen, kapas dan rami.
Daerah yang sangat subur berada didataran tepi sungai ke selatan, Sawad, yang
menumbuhkan berbagai jenis buah dan sayuran, yang tumbuh di daerah panas
maupun dingin. Kacang, jeruk, terung, tebu, dan beragam bunga seperti bunga
mawar dan violet juga tumbuh subur.
Kota Bundar Bukhara, menurut penilaian para ahli geografi Arab, terutama
pada Dinasti Samania (+- 900) merupakan kawasan perkebunan yang subur.
Disini, antara Samarkand dan Bukhara, terbentang lembah Sogdiana, salah satu
23 Philip K. Hitti, History of Arabs, (Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta. 2002), h.435

dari “emapat surga dunia”, yaitu Shi’b Bawwan (celah Bavvan di Varis), kebun
Ubulla Canal, yang membentang dari Bashrah ke tenggara, dan lahan kacang
(ghuthah) di Damaskus. Di taman-taman ini tumbuh subur beberapa jenis buah,
sayuran, dan bunga, seperti kurma, apel, aprikot, persik, prem, lemon, jeruk,
anggur, zaitun, almond, delima, terung, lobak, mentimun, mawar, kemangi,
(rayhan). Semangka didatangkan dari Khwarizm ke istana al-Mamun dan alWastiq dalam peti yang diisi es harga q buah semangka di Baghdad mencapai 700
dihram.
Pada kenyataannya, kebanyakan pohon buah-buahan dan sayuran yang kini
tumbuh di Asia Barat sudah dikenal pada masa itu, kecuali mangga, kentang,
tomat, dan tanaman sejenis yang baru di perkenalkan dari Dunia Baru, dan negara
Konoli Eropa diseberang benua. Pohon jeruk, yang serumpun dengan sitrun dan
lemon, berasal dari india atau melayu, yang saat ini telah menyebar ke Asia Barat,
daerah-daerah disekitar Mediterania, dan akhirnya orang Arab di Spanyol
membaranya ke Eropa. Perkebunan tebu di Faris dan Ahwas, berikut
pengelohannya yang terkenal, mengilhami perkebunan yang ada di pantai Suriah
untuk menanam tebu yang dari sana tentara salib kemudian memperkenalkan tebu
dan gula ke Eropa.24
Hirtukultura tidak hanya terbatas pada buah-buahan dan sayuran. Bunga juga
dibudidayakan, bukan hanya di pekarangan rumah, tapi juga dalam skala besar
untuk diperjualbelikan. Pabrik pembuatan parfum atau sari mawar, air bunga lili,
jeruk, violet, dan yang sejenisnya menjamur di Damaskus, Syaraz, Jur, dan kotakota lainnya. Daerah Juz atau Firuzabad di Fariz dikenal dengan sari bunga
24 Philip K. Hitti, History of Arabs, (Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta. 2002), h.439

(bahasa arab ‘ithr) mawar merah. Air bunga mawar dari Jur dijual hingga ke
China di sebelah timur dan ke Maroko di sebelah barat. Faris membayar pajak
dalam bentuk 30 ribu botol sari mawar merah, yang dikirim setiap tahun kepada
khalifah di Baghdad. Sabur (bahasa Persia, Syapur) dan lembahnya menghasilkan
10 jenis parfum terkenal yang di peras dari bunga violet, lili air, narcissus, bunga
palm, iris, lili putih, myrtle, marjoram, lemon dan bunga jeruk.
Minat terhadap pertanian tampak dari banyaknya buku yang mengulas tentang
tumbuh-tumbuhan, termasuk terjemahan dari bangsa Yunani, yang terdapat dalam,
Fihrist, juga ada beberapa buku tentang pembuatan parfum dari bunga, dan buku
yang diklaim sebagai karya Ibn Wahsyiyah yag berjudul al-filahah alNabatiyah.25
Perkembangan perekonomian bangsa Arab pada masa Dinasti Umayyah
menggantungkan pendapatanya sebagian besar pada bae ekspor dan impor. Negeri
Spanyol di bawah Kekhalifahan Umayyah mnjadi salah satu daratan Eropa yang
paling makmur, dan paling padat penduduknya. Ibu kota didapati oleh sekitar
13.000 tukang tenun dan sebuah industri kulit yang tumbuh pesat. Dari Spanyol,
kerajinan seni pembuatan hiasan timbul pada kulit, dan menyamak kulit dibawa
ke Maroko. Kemudian dari dua kawasan itu, bidang kerajinan itu diperkenalkan
ke Prancis dan Inggris, seperti yang tercermin dari istilah-istilah Kordova,
cordwainer dan marocco. Wol dan sutra ditenun tidak hanya di Kordova tetapi
juga di Malaga, Almeria, dan pusat-pusat kerajinan lainnya. Kerajinan tembikar,
yang awalnya dikuasai bangsa Cina, diperkenalkan oleh kaum muslim ke daratan
Spanyol, dan dari situ menyebar ke sejumlah kawasan lain. Almeria juga
25 Philip K. Hitti, History of Arabs, (Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta. 2002), h.441

memproduksi barang pecah-belah dan kuningan. Paterna di Valencia di kenal
sebagai sentra pembuatan tembikar. Jane dan Algave kondang dengan
pertambangan emas dan perak, Kordova dengan pertambangan besi dan timah,
dan Malaga dengan batu merah delimanya. Toledo, seperti Damaskus, terkenal di
seluruh dunia karena pedang yang diproduksinya.
Kaum arab Spanyol memperkenalkan metode pertanian yang dipraktekkan di
Asia Barat. Mereka menggali kanal-kanal menanam anggur, serta selain tanaman
dan buah-buahan lainnya, mereka juga memperkenalkan padi, aprikot, persik,
delima, jeruk, tebu, kapas, dan kunyit. Kawasan di tenggara Semenanjung itu,
yang beriklim dan bertanah bagus, berkembang menjadi pusat-pusat kegiatan
masyarakat desa dan kota. Disana gandum dan biji-bijian lain, termasuk juga
zaitun dan buah-buahan, ditanam serta dikembangkan oleh petani yang
menggarap tanah dan berbagi hasil panen dengan pemilik tanah.
Produk-produk industri dan pertanian Spanyol muslim lebih dari cukup untuk
konsumsi dosmetik. Seville, salah satu pelabuhan terbesar mengekspor kapas,
zaitun, dan minyak, juga mengimpor kain, dan para budak dari mesir, serta
sejumlah biduanita dari Eropa dan Asia. Barang-barang yang diekspor dari
Malaga dan Kandariyah dan Konstantinopel, produk-produk Spanyol memperoleh
pasarnya sampai jauh ke India dan Asia Tengah. Aktivitas dagang yang paling
aktif adalah perdagangan dengan Damaskus, Baghdad, dan Mekkah.26
Pemerintah membuat lembaga pembuat mata uang. Model koin logamnya
meniru motif-motif Timur, dengan dinar sebagai satuan emas, dan dirham sebagai
satuan perak. Selain itu, mereka juga membuat fals tembaga dari zaman Islam
26 Philip K. Hitti, History of Arabs, (Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta. 2002), h.637

permulaan. Uang Arab dipergunakan dikerajaan-kerajaan Kristen di utara, yang
hampir selama empat ratus tahun tidak memiliki mata uang selain mata uang Arab
atau Prancis.
Sistem perekonomian yang dipakai bangsa Arab setelah masuknya Islam
adalah sistem perekonomian Syariah, Sistem Perekonomian Syariah adalah
Ekonomi Rakyat yang didasarkan oeh nilai-nilai islam, oleh karena itu sistem
perekonomian ini menentang eksploitasi oleh pemilik modal, tetapi merupakan
tuntutan kehidupan sekaligus anjuran yang memiliki pandangan ibadah yang
diaplikasikan oleh etika dan moral.27
Perekonomian bangsa Arab saat ini sebagian besar berasal dari minyak dan
pertanian, perdagangan minyak tersebut dapat membantu dan merupakan
pembentukan kekuatan Arab Saudi baik diluar maupun didalam.
Perekonomian Syariah mempunyai tujuan yaitu :
1. Keberkahan menerapkan mengamalkan akan mendapatkan keuntungan
duniawi dan ukhrawi
2. Tanpa ada pihak yang dirugikan
3. Distribusi merata
4. Tahan Krisis
5. Pertumbuhan Enterpreneur tanpa riba
Sifat interkasi masuk dan keluarnya informasi itu selalu melalui pemerintahan
karena sistem pemerintahan di negara ini adalah sistem pemerintahan Monarki
(kerajaan).
27 http://punyadina88.blogspot.co.id/2015/03/sistem-perekonomian-arab-saudi.html
diakses pada tanggal 03 januari 2017

Sistem perekonomian di negara ini pada umumnya tidak ada pengaruhnya
dengan turun naiknya dolar atau moneter dikarenakan sistem perekonomian
dinegara ini menganut syariah dan pemerintahan monarki jadi sangat terasa
masalah pemerataan dan kebijakan ekonomi lainnya.
Sistem perekonomian pasar dinegara ini dipenuhi dengan minyak petrokimia
karena Para Arab Saudi Umum Investment Authoritytelah didirikan pada bulan
April 2000 dalam rangka untuk mempromosikan investasi asing di Arab Saudi.
Pemerintahnya membuka beberapa sektor yang tertutup seperti distribusi asuransi,
telekomunikasi dan listrik. Pada bulan Desember 2005, setelah bertahun-tahun
negosiasi, Arab Saudi bergabung dengan WTO (Organisasi Perdagangan Dunia)
dalam rangka diversifikasi ekonomi dan menarik investasi asing. Negosiasi
ditangani dengan cara di mana Arab Saudi bersedia untuk mengubah sejauh akses
pasar untuk jasa asing dan barang yang bersangkutan.
Sistem perancanaan perekonomian di negara Arab saudi :
1. Menebarkan keamanan dan ketentraman ke seluruh negeri kerajaan yang
sangat luas.
2. Mengamankan perjalanan haji ke Baitullah
3. Memberikan perhatian kepada ilmu dan para ulama
4. Membangun hubungan luar negeri untuk merealisasikan tujuan-tujuan
solidaritas islam dan memperkuat tali persaudaraan diantara seluruh
bangsa arab dan kaum Muslimin serta sikap saling memahami dan
menghormati.28
28 http://punyadina88.blogspot.co.id/2015/03/sistem-perekonomian-arab-saudi.html
diakses pada tanggal 03 januari 2017

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Arab Saudi secara resmi di kenal sebagai Kerajaan Arab Saudi atau

Kingdom of Saudi Arabia (KSA), adalah sebuah negara Arab di Asia Barat
yang mencakup hampir keseluruhan wilayah Semenanjung Arabia.
Dengan luas wilayah kira-kira 2,150,000 km2 (830,000 sq mi), Arab Saudi
secara geografis merupakan negara terbesar ke lima di Asia dan kedua
terbesar di Dunia Arab setelah Aljazair. Arab Saudi berbatasan langsung
dengan Yordania dan Irak ke utara, Kuwait ke timur laut, Qatar, Bahrain,
dan Uni Emirat Arab ke timur, Oman ke tenggara, dan Yaman ke selatan.
Negara ini terpisah dengan Israel dan Mesir oleh Teluk Aqabah. Negara ini
adalah satu-satunya negara yang memiliki dua pesisir penting, yakni Laut
Merah dan Teluk Persia, dan sebagian besar wilayah Arab Saudi
merupakan gurun pasir. Arab Saudi terletak di antara 15°LU - 32°LU dan
antara 34°BT - 57°BT. Luas kawasannya kira-kira adalah 2,150,000 km².
Arab Saudi merangkumi empat perlima kawasan di Semenanjung Arab
dan merupakan negara terbesar di Asia Timur Tengah. Permukaan
terendah di sini ialah di Teluk Persia pada 0 m dan Jabal Sauda' pada 3.133
m.
2. Bangsa Arab terikat oleh keadaan geografis alam yang tandus kering dan
gersang, maka pada umumnya kehidupan orang Arab sebelum Islam
bersumber dari kegiatan perdagangan dan peternakan, maka terkenalah

beberapa kota di Hijaz sebagai pusat perdagangan, seperti Mekkah,
Madinah, Yaman dan lain-lainya.
3. Perkemangan perekonomian Bangsa Arab dimulai pada masa Dinasti
Abbasiyah dimana pada saat kerajaan Abbasiyah perluasan jalur
perdanganan

dicapai

dengan

melibatkan

jaringan

perdagangan

internasional yang luas. Para pedagang paling awal adalah orang Kristen,
Yahudi, dan para pengikut Zoroaster, tapi pada masa belakangan
digantikan oleh orang Arab Islam, yang lebih suka perdagang dari pada
bertani. Pelabuhan-pelabuhan seperti, Baghdad, Bashrah, Siraf, Kairo, dan
Iskandariyah segera berkembang menjadi pusat-pusat perdagangan darat
dan laut yang aktif.Disebelah timur, para pedangan Islam telah menjelaja
sampai ke Cina sejak masa Dinasti Abbasiyah, yaitu Khalifah kedua, alManshur.

REFERENSI
A. Syalabi, Sejarah dan kebudayaan Islam, (Jakarta: Alhuzna Zikra, 1997).
Hasan Ibrahim Hasan, Sejarah dan kebudayaan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia
2001).
Philip K. Hitti, History Of Arabs (New York: Palgrave Macmilan, 2001).
Samsul Munir Amir, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Amzah 2009).
Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfuri, Sirah Nabawiyah, (Jakarta: Pustaka AlKausar, 2008).
https://id.wikipedia.org/wiki/Arab_Saudi#cite_note-7
http://pepenggretongan.blogspot.co.id/2015/01/keadaan-bangsa-arab-sebelumdatangnya.html
http://punyadina88.blogspot.co.id/2015/03/sistem-perekonomian-arab-saudi.html