Kata kunci : Step test, keseimbangan PENDAHULUAN - REABILITAS STEP TEST PADA KESEIMBANGAN DINAMIS LANSIA

REABILITAS STEP TEST PADA KESEIMBANGAN DINAMIS LANSIA

  Agus Widodo dan Yoni Rustiana Kusumawati Prodi DIII Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan

  Universitas Muhammadiyah Surakarta

  

ABSTRAK

  Penuaan adalah proses alam dengan penurunan kondisi fisik, psikologis, maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama lain. Dengan fungsi yang lebih tua dari keseimbangan pengaruh dalam kegiatan sehari- hari. Step test berguna dalam mempertimbangkan pengukuran sebagai alat untuk skrining proses menganalisa keseimbangan pada usia lanjut. Adapun subyek penelitian ini adalah penduduk lanjut usia dalam kelompok Posyandu Dahlia. Subyek penelitian adalah 20 lansia. Analisis rata-rata 21,58 dan standar deviasiasi 4,57 dengan nilai minimal 12 langkah dan maksimal 30 langkah. Analisis data normal dengan One Sample

  

Kolmogorov Smirnov antara 0,61 - 0,99 atau p> 0,05. Rata-rata analisis intra 21,69 dan standar devisiasi 4,48

  dan analisis data normal antara 0,39 - 0,97 atau p> 0,05. Step test berguna dalam mempertimbangkan alat ukur ini sebagai alat skrining untuk menganalisis keseimbangan dalam penilaian lansia dan lebih lanjut diperlukan untuk alat ukur tersebut sebagai tes diagnostik.

  Kata kunci : Step test, keseimbangan PENDAHULUAN

  Penuaan (aging) adalah proses fisilogis yang tidak dapat dihindari dan alami 1, 2 . Pada proses penuaan akan diikuti penurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama lain. Secara umum seseorang yang sudah memasuki lanjut usia mengalami penurunan yang berlipat ganda. Salah satu contoh kondisi fisik yang bersifat patologis berganda (multiple pathology), misalnya tenaga berkurang, energi menurun, kulit makin keriput, gigi makin rontok, tulang makin rapuh, dan sebagainya. Kondisi tersebut akan potensial untuk timbulnya gangguan atau kelainan fungsi fisik, psikologis, maupun sosial, yang selanjutnya dapat menyebabkan suatu keadaan ketergantungan kepada orang lain 2 . Proses penuaan merupakan sesuatu yang normal, namun demikian penelitian dan beberapa teori menunjukkan bahwa proses tersebut akan mempengaruhi semua komponen kontrol postural yang meliputi sensoris, efektor dan proses susunan syaraf pusat, ketajaman mata, sensivitas dan kedalaman persepsi memburuk bersamaan dengan bertambahnya usia (Kamso dikutip oleh Makmun Zuhdi 3 ,Guccione 4 ). Masalah yang cukup nyata adalah turunnya keseimbangan yang sering dialami oleh lanjut usia. Diperkirakan 30% lanjut usia pernah jatuh, dan wanita lebih sering dibandingkan pria 1 . Lebih lanjut dikatakan ketidakstabilan tersebut berakibat pada kecepatan bergerak yang mengganggu aktivitas kehidupan sehari-hari.

  Aktivitas berjalan merupakan faktor penting untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Saat berjalan perlu adanya koordinasi untuk mempertahankan kontrol postural dengan menjaga keseimbangan. Mempertahankan keseimbangan merupakan proses yang dinamis diperlukan interaksi antara sistem muskuloskeletal dan sistem syaraf. Sistem muskuloskeletal dalam keseimbangan antara lain luas gerak sendi atau LGS, fleksibilitas trunkus, keadaan otot dan biomekanik yang berhubungan dengan garis tegak tubuh. Sistem syaraf dalam keseimbangan antara lain proses motorik dan sensorik.

  Pada lanjut usia akan sering mengalami jatuh. Hal ini dikarenakan terjadi penurunan keseimbangan pada lanjut usia. Burt dan Finferhut melaporkan dari tahun 1992 – 1995 tercatat 147 juta kasus kecelakaan yang datang ke unit gawat darurat di Amerika dan jatuh merupakan jumlah terbanyak yaitu 24 %. Kecelakaan ini terjadi biasanya karena adanya gangguan keseimbangan 5 . Ada berbagai macam cara untuk mengukur keseimbangan baik keseimbangan dinamis maupun statis, antara lain : (1) Step Test, (2)

  Clinical Test of Sensory Interaction of Balance , (3) Time Up and Go Test , (4) Functional Reach Test,

  (5) Berg Balance Scale.

  Salah satu pemeriksaan untuk mengetahui keseimbangan dengan cara melakukan pengukuran kecepatan saat bergerak dinamis adalah dengan

  step test. Pelaksanaan step test sangat praktis,

  mudah dilaksanakan, tidak memerlukan waktu lama dan tidak memerlukan biaya banyak. Hasil penelitian 6 , melakukan pengukuran didapatkan hasil bahwa pada orang tua atau lansia usia 73 tahun rata-rata dapat melangkah 17 kali dalam waktu

  15 detik. Lebih lanjut Hill mendemonstrasikan pada uji reliabilitas menunjukkan bahwa alat ukur ini reliabel jika dilakukan pengukuran pada lanjut usia pada populasi masyarakat barat. Sedangkan untuk di Indonesia belum pernah dilakukan uji reliabilitas pada StepTest, sehingga pada penelitian ini akan dilakukan uji reliabilitas Step Test pada lanjut usia di Indonesia.

  Tujuan Penelitian untuk mengetahui reliabilitas Step Test sebagai alat mengukur keseimbangan dinamis pada lanjut usia dengan cara mengukur kecepatan melangkah naik satu trap dengan satu kaki menapak sempurna kemudian naik turun ke posisi semula pada lanjut usia.

METODE PENELITIAN

  Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif observasional terhadap orang lanjut usia untuk menguji reliabilitas Step Test keseimbangan dinamis dengan menghitung jumlah step kecepatan pada saat bergerak naik satu trap dengan satu kaki kemudian turun satu trap ke posisi semula dan satu kaki lain menumpu berat badan.

  Subyek dalam penelitian ini adalah lanjut usia yang menjadi anggota di Posyandu Lansia Dahlia I Potronayan. Jumlah anggota Posyandu Lansia Dahlia I Potronayan adalah 34 orang. Sampel diambil dari semua lanjut usia yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yaitu 20 orang. Kriteria inklusi subyek adalah : 1) Berumur minimal 60 tahun, 2) Mampu berjalan mandiri + 10 meter tanpa alat bantu atau bantuan orang lain. 3) Mampu melakukan aktivitas sehari-hari dengan mandiri, 4) Mampu melihat dengan jelas jarak + 5 meter, 5) Mampu mengikuti instruksi atau perintah sederhana. Kriteria eksklusi subyek adalah : 1) Subyek menderita penyakit neurologis seperti parkinson, stroke, 2) Subyek menderita penyakit osteorakitis.

  • – 1,00 tingkat korelasi dikatakan sangat bagus
  • 8 .

      Definisi Operasional 1) Keseimbangan dinamis adalah integrasi fungsi sistem sensomotorik dalam mempertahankan posisi tubuh yang seimbang. Saat gerak atau melangkah memerlukan keseimbangan terutama posisi berdiri, mengayunkan tungkai kemudian menapakkan kaki pada lantai. 2) Step Test adalah salah satu tes keseimbangan yang bersifat dinamis 6 , yang bertujuan untuk mengukur keseimbangan seseorang dengan menghitung langkah yang dapat ditempuh dalam waktu 30 detik. 3) Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana pengukuran individu- individu pada situasi-situasi atau waktu yang berbeda tetapi memberikan tes atau pengamatan yang sama 7 . Alat ukur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Stop Watch, balok, setinggi 7,5 cm,dan mid line. 2) Prosedur pelaksanaan. Posisi awal berdiri tegak tanpa alas kaki, seperti pada gambar 3.1.a. Satu kaki naik satu trap pada balok setinggi 7,5 cm menapak dengan sempurna (gambar 3.2.b.), kemudian turun satu trap ke posisi semula (gambar 3.2.c.) dan diulang dalam waktu 30 detik sedangkan kaki satunya mempertahankan derat badan. Pastikan saat pengukuran subyek kedua kaki sejajar berjarak 5 cm di belakang balok dan dilakukan secepat mungkin. Tes ini dilakukan 3 kali pengulangan dengan ketentuan setiap pengulangan dilakukan selama 30 detik. Sebelum dilakukan tes subyek istirahat tidak melakukan aktivitas apa-apa dengan posisi duduk atau mendengarkan ceramah. Dilakukan pemeriksaan tanda vital yaitu tekanan darah, nadi dan pernafasan, kemudian dilakukan pemeriksaan.

      Setelah pemeriksaan yang pertama, maka pemeriksaan berikutnya dilaksanakan setiap tanggal 4 pada bulan berikutnya setelah pemeriksaan sebelumnya. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 Desember 2007, 4 Januari 2008, dan 4 Februari 2008.

      Analisa data meliputi analisa deskriptif dan uji reliabilitas dalam penelitian ini adalah uji reliabilitas untuk mengetahui koefisien korelasi intra-rater dan inter rater dengan teknik statistik

      Reliability Analysis Scale atau ALPHA. Koefisien

      korelasi dibagi menjadi 5 yaitu: (1) 0,00 – 0,25 tingkat korelasi kecil, (2) 0,26 -0,49 dikatakan tingkat korelasi rendah, (3) 0,50 – 0,69 tingkat korelasi moderat, (4) 0,70 – 0,89 tingkat korelasi bagus, dan (5) 0,90

    HASIL PENELITIAN

      Jumlah lanjut usia yang menjadi subyek penelitian adalah 20 orang. Pada penelitian ini didapatkan umur mimimal 60 tahun, dan umur maksimal 82 tahun, sedangkan nilai rerata umur 69 tahun dan simpangan baku 7,34. jenis kelamin di dominasi oleh lanjut usia perempuan sebanyak 65% atau 13 orang, sedangkan sisanya 35% atau 7 orang adalah lanjut usia laki-laki.

      1. Inter Rater Inter rater adalah semua subyek diukur 1 kali oleh kader/rater sebanyak 4 orang. Dari 20

      30 kali dalam waktu 30 detik.

    • –Smirnov Test. Dari

      Dalam penelitian ini didapatkan subyek penelitian 20 orang lanjut usia. Yang terdiri dari 65 % perempuan atau berjumlah 13 orang lanjut usia dan 35 % atau 7 orang lanjut usia laki-laki. Pada subyek penelitian ini jika umurnya di rerata 69 tahun daengan umur minimal 60 tahun dan umur maksimal 82 tahun.

      PEMBAHASAN

      Grafik 4.2. Data Intra Rater

      40 30 20 10 30 20 10 test 3, kaki kanan test 3, kaki kiri test 2, kaki kanan test 2, kaki kiri test 1, kaki kanan test 1, kaki kir i

      Dari data pengukuran 20 subyek yang dilakukuan oleh rater 1 dengan 3 kali pengulangan jika dibuat grafik maka dapat diyampilkan seperti pada grafik4.2

      nilainya 0,9074 dengtan siknifikansi 0,00. Atau dapat dikatakan bahwa Step Test reliabel jika dilakukan pengukuran pad lanjut usia.

      Intraclass Correlation Coefficients atau ICC

      Hasil analisa reliabilitas menggunakan

      Step Test menunjukkan berdistribusi normal karena P > 0,05.

      sampai 0,979. hasil analisa kenormalan data seperti pada tabel 4.7. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa distribusi data pengukuran

      Test pada 3 kali tes didapatkan hasil berkisar 0,394

      Untuk analisa kenormalan data menggunakan One-Sample Kolmogorov-Smirnov

      Pada pengukuran kecepatan gerak dengan Step Test didapatkan nilai rerata atau mean 21,69 dan standar deviasi 4,48. sedangkan nilai minimal 12 berarti langkah yang dapat dicapai minimal 12 kali dan nilai maksimal 30 berarti langkah yang dapat dicapai paling banyak

      subyek didapatkan hasil deskriptif statistik dari pengukuran kecepatan gerak dengan alat ukur

      / kader pada waktu yang berbeda. Hasil deskriptif statistik dari pengukuran kecepatan gerak dengan alat ukur Step Test pada lanjut usia yang dilakukan oleh rater 1.

      2. Intra Rater Subyek semua diukur 3 kali oleh 1 rater

      Grafik 4.1. Data Inter Rater

      40 30 20 10 30 20 10 pengukur 4 kaki kana pengukur 4 kaki kiri pengukur 3 kaki kana pengukur 3 kaki kiri pengukur 2 kaki kana pengukur 2 kaki kiri pengukur 1 kaki kana pengukur 1kaki kiri

      bernilai 0,964 dengan angka signifikan 0,00 atau dapat dikatakan bahwa Step Test reliabel jika dilakukan pengukuran pada lanjut usia. Berdasarkan data pengukuran oleh 4 kader/ rater pada 20 subyek jika dibuat grafi maka akan terlihat penyebaran distribusinya, seperti pada grafik 4.1.

      StepTest pada lanjut usia diperoleh hasil Interclass Correlation Coefficients atau ICC

      untuk mengetahui tingkat koefisien korelasi

      Reliability Analysis Scale atau ALPHA

      hasil analisa kenormalan data didapatkan hasil bahwa nilai kenormalan data berkisar 0,613 sampai 0,995. dimana dapat disimpulkan bahwa distibusi data dari hasil pengukuran Step Test menunjukkan data P > 0,05 maka distribusi dikatakan normal.

      One-Sample Kolmogorov

      Analisa kenormalan distribusi data hasil pengukuran Step Test dapat diketahui melalui

      Sedangkan langkah yang dapat ditempuh paling sedikit atau minimal adalah 12 kali dalam waktu 30 detik dan paling banyak atau maksimal sebanyak 30 kali dalam waktu 30 detik.

      Step Test pada pemeriksaan ini diperoleh data nilai rerata 21,58 kali, standar deviasi 4,57.

      Pada usia 60 tahun menurut Departemen Kesehatan RI dapat dikatakan bahwa sudah termasuk kelompok yang mulai memasuki lanjut usia. Selanjutnya dikatakan bahwa usia lebih dari 70 tahun di kategorikan sebagai lanjut usia beresiko tinggi. Bertambahnya umur sejalan dengan proses penuaan mengakibatkan penurunan sistem-sistem dalam tubuh. Beberapa hasil penelitian yang mengkaji umur dengan kejadian jatuh pada lanjut usia diketahui bahwa lanjut usia 75 tahun cenderung mudah mengalami jatuh di lingkungan rumah dan mengakibatkan cidera yang serius dari pada lanjut usia yang lebih muda. Jatuh merupakan penyebab kematian ke 7 terbesar pada usia 75 tahun ke atas 9 . Pada proses penuaan perubahan terjadi pada semua sistem dalam tubuh yang meliputi sistem muskuloskeletal, syaraf, kardio-vaskuler- respirasi, indera, dan integumen. Perubahan pada sistem muskuloskeletal, syaraf dan indera erat kaitanya dengan penurunan fungsi keseimbangan pada lanjut usia 10 . Proses penuaan menyebabkan penurunan persepsi sensorik dan respon motorik pada susunan syaraf pusat dan penurunan reseptor propioseptif.

      Fungsi keseimbangan dalam aktivitas merupakan interaksi dari tiga faktor yaitu kemampuan fisik individu, beban kerja dan lingkungan aktivitas 10 . Aktivitas keseharian, seperti berjalan, merupakan pemenuhan tuntutan beban kerja dalam lingkungan yang spesifik. Keseimbangan merupakan penyebab utama yang sering mengakibatkan seorang lanjut usia mudah jatuh terutama saat aktivitas berjalan. Maka dari itu perlu adanya tes keseimbangan dinamis, salah satunya dengan Step Test.

      dikatakan normal jika nilai P > 0,00, distribusi Step

      Saran : 1) Perlu pengkajian lebih lanjut untuk alat ukur Step Test sebagai tes kecepatan gerak 2).

      signifikansi 0,00. Ada hubungan antara umur dengan hasil Step Test. Tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan hasil Step Test. Ada perbedaan banyaknya langkah yang dapat dicapai pada subyek lanjut usia.

      KESIMPULAN Kesimpulan Hasil analisa koefisien korelasi Step Test intra rater bernilai 0,90 dengan angka

      Hasil analisa inter rater dan intra rater didapatkan hasil yang tidak jauh beda. Hal itu karena faktor-faktor intern seperti umur dan jenis kelamin. Umur dan jenis kelamin jelas memberi pengaruh karena saat melakukan aktivitas memerlukan tenaga sehingga perlu daya kinerja yang optimal, termasuk didalamnya fungsi keseimbangan. Menurut Sumway Cook, et all 10 setelah melakukan penelitian untuk mengetahui dampak penambahan kinerja motorik terhadap fungsi keseimbangan pada orang muda dan orang tua didapatkan hasil bahwa pada kelompok orang muda tidak ada dampak penambahan kinerja kerja motorik terhadap keseimbangan sedangkan pada orang tua dampak penambahan tugas akan tampak nyata berpengaruh terhadap fungsi keseimbangan.

      dengan signifikansi 0,00 atau dapat dikatakan bahwa Step Test reliabel jika dilakukan pengukuran pada lanjut usia.

      Correlation Coeffisients atau ICC bernilai 0,90

      pada tingkat koefisien korelasi StepTest pada subyek lanjut usia didapatkan hasil Interclass

      Reliability Analysis_Scale ( ALPHA )

      dalam pengukuran diperoleh nilai berkisar 0,394 sampai 0,979.

      Test

      One_Sample Kolmogorov_Smirnov Test dapat

      1. Inter Rater Analisa deskriptif pada pengukuran Step

      Analisa kenormalan data menggunakan

      Potronayan setelah dilakukan pengukuran 3 kali oleh rater didapatkan hasil bahwa rerata atau mean dari semua pengukuran adalah 21,69 dan standar deviasi 4,48. pengukuran ini didapatkan nilai minimal 12 sedangkan nalai maksimal 30.

      2. Intra Rater Hasil analisa deskriptif pada subyek lanjut usia di Posyandu Lansia Dahlia I

      Correlation Coefficients atau ICC 0,96 dangan angka signifikansi 0,00.

      karena menurut hasil Reliability Analysis_Scale (ALPHA) didapatkan nilai Intraclass

      rater pada subyek lanjut usia adalah reliabel,

      Analisa reliabilitas menunjukkan bahwa hasil pengukuran Step Test pada kelompok inter

      nilai berkisar 0,613 sampai 0,995. Dimana dapat disimpulkan bahwa distribusi data dari hasil pengukuran Step Test menunjukan data P > 0,05 atau dikatakan distribusi normal.

      One_Sample Kolmogorov_ Smirnov Test dengan

      lanjut usia dapat menyelesaikan dalam waktu 30 detik. Sedangkan nilai standar deviasi 4,57. dengan batas minimal 12 kali dan batas maksimal 30 kali. Analisa kenormalan distribusi data pengukuran Step Test menggunakan

      Test diperoleh data nilai rerata 21,58 kali subyek

      Perlu penyesuaian kriteria dalam pengukuran Step Test pada lanjut usia terutama di Indonesia, 3). Perlu pertimbangan umur dan kondisi tubuh lanjut usia bila akan melakukan pengukuran Step Test pada lanjut usia, 4). Fungsi keseimbangan hendaknya menjadi program utama karena keseimbangan mempengaruhi hasil dari Step Test, 5). Perlu kecermatan dalam menentukan langkah dan perhitungan langkah yang benar, 6). Identifikasi fungsi keseimbangan hendaknya dapat diketahui sejak dini dengan Step Test sebagai tes untuk mengukur kecepatan gerak karena sensitif, mudah, murah, dan tidak memerlukan banyak waktu.

    DAFTAR PUSTAKA

      1. Watson, Roger, 2003; Perawatan Pada

      Lansia ; Penerbitan Buku Kedokteran, Jakarta,

      Hal 5,3

      2. Kuntjoro, Zainuddin; 2002; Masalah

      Kesehatan Jiwa Lansia ; Dikutip 16/07/05,

      

      3. Zuhdi, Makmun, 2000.

      4. Guccione, Andrew; 2000; Geriatric Physical

      Therapy ; Second Edition, Mosby Year Book, philadelphia, Hal 282 – 290.

      5. Fuller, 2000.

      6. Hill. Keith, et all; 1997; Manual for Clinical

      Outcome Measurement in Adult Neurological Physiotherapy ; national Aging Research

      Institute, Victoria.

      7. Murti, Bhisma; 2003; Prinsip dan Metode

      Riset Epidemiologi; Edisi Kedua Gajahmada University Press, Yogyakarta, Hal 187 – 1 91.

      8. Domholdt, Elizabeth; 2001; Physical Therapy

      Reserch ; A Harcourt Health Sciences

      Cimpany, Sydney, hal 231 – 235 9. Campbell, 1991.

      10. Shumway_Cook,A and Woollacott, M.H;.2003; Motor Control Theory and Practical Aplication. Second Edition.

      Lippincott Williams and Wilkins. Baltimore.

      11. Darmojo, Boedhi; 1999; Buku Ajar Geriatric; Balai Penerbit FKUI, Jakarta, Hal 3 – 11, 96.

      12. Martono, 2004; Aspek Fisiologik dan

      Patologik Akibat Proses Menua ; Buku Ajar

      Geriatri, Edisi ke-3, Balai Penerbit FKUI, Jakarta, Hal : 56, 67 – 74.

      13. Morley, John E (2005). Frailty; Management

      and Treatment . Retrieved July, 22, 2005,

      

      14. Surini, Sri, Utomo Budi; 2003; Fisioterapi

      Pada Lansia ; Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, Hal : 8 – 10.

      15. Suhartono, 2004; Pengaruh Kelelahan

      (Fatique) Otot Tungkai Bawah Terhadap Kontrol Keseimbangan Postural ; Fakultas

      Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang,.

      16. Sukoco, Noor Edi W, 2000; Manajemen Pemenuhan Kebutuhan Zat Gizi Bagi Lansia .

      17. Majalah Kesehatan Masyarakat, Nomor 63, Hal 37

Dokumen yang terkait

A. Anatomi dan Fisiologi Otak Manusia - KESEHATAN OTAK MODAL DASAR HASILKAN SDM HANDAL

0 0 7

A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang - ETIKA BIOMEDIS | Fitria | Profesi (Profesional Islam) : Media Publikasi Penelitian

0 0 9

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN DEMAM PADA ANAK USIA 4-6 TAHUN DI DESA BAKALAN BANJARSARI SURAKARTA

0 1 9

KEEFEEKTIFAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KEKUATAN OTOT EKSTREMITAS PADA PASIEN STROKE

2 4 7

57 KEKURANGAN ASUPAN BESI DAN SENG SEBAGAI FAKTOR PENYEBAB STUNTING PADA ANAK Dewi Pertiwi Dyah Kusudaryati Dosen S1 Ilmu Gizi STIKES PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA Jl. Tulang Bawang Selatan No.26 Tegalsari RT 01 RW 32 Kadipiro Banjarsari Surakarta Email : de

0 4 5

Keywords: jaundice, neonatal, management PENDAHULUAN - IKTERUS NEONATORUM | Maulida | Profesi (Profesional Islam) : Media Publikasi Penelitian

0 0 5

HUBUNGAN ANTARA MASUKAN CAIRAN DENGAN INTERDIALYTIC WEIGHT GAINS (IDWG) PADA PASIEN CHRONIC KIDNEY DISEASES DI UNIT HEMODIALISIS RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

0 0 7

Keywords : Contraception IUD , the incidence of vaginitis PENDAHULUAN - PENGARUH PEMAKAIAN KONTRASEPSI IUD DENGAN KEJADIAN VAGINITIS DI PUSKESMAS GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO

0 0 5

Keywords: child nutritional status, mother's education level PENDAHULUAN - HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 3-5 TAHUN DI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) DI DESA BANYUURIP KECAMATAN KLEGO KABUPATEN BOYOLALI

1 1 5

Keywords : knowledge, knowing PENDAHULUAN - GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI SEMESTER 2 TENTANG SADARI (PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI) DI PRODI DIII KEPERAWATAN STIKES PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

0 0 5