Keywords : Contraception IUD , the incidence of vaginitis PENDAHULUAN - PENGARUH PEMAKAIAN KONTRASEPSI IUD DENGAN KEJADIAN VAGINITIS DI PUSKESMAS GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO
PENGARUH PEMAKAIAN KONTRASEPSI IUD DENGAN KEJADIAN VAGINITIS DI PUSKESMAS GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO
Yusnanda Arintowati, Lilis Murtutik, Anik Suwarni Univesitas Sahid Surakarta
ABSTRAK
Background. The use of an IUD is one of the predisposing factors that can lead to vaginitis. On the use of IUDs
found in the presence of vaginal discharge or vaginal body is due to the initial reaction to a foreign body.Objective: To determine the relationship with the IUD contraceptive use on the incidence of vaginitis Sukoharjo Sky View Health Center.
Methods. using descriptive correlative techniques using cross- sectional design. The sampling technique used is
to use sampling with a total sample size of 93. Data collection techniques with tools such as the master table.Test analysis in this study with statistical test t test.
Results: Results of t test the effect of the IUD contraceptive use on the incidence of vaginitis Sky View Health
Center Sukoharjo January to March 2013 obtained t - test results obtained -7.133 t . With the t table with df -4.416 29. Mean results of the analysis indicate that the value of t count> t table and with a significance value of 0.001 calculated p < 0.05 p table.
Conclusion : There is significant relationship between the incidence of IUD contraceptive use vaginitis in Sky
View Health Center Sukoharjo January to March 2013.Keywords : Contraception IUD , the incidence of vaginitis PENDAHULUAN
Angka kelahiran di Indonesia cukup tinggi yaitu 2,6%, dimana jumlah penduduk hasil sensus tahun 2010 sebanyak 237.641Juta Jiwa, diperkirakan hingga 2011 mencapai 241 juta jiwa dan merupakan keempat terbanyak di dunia. Dalam mengatasi masalah kependudukan ini pemerintah Indonesia menyusun kebijakan berupa program keluarga berencana (KB). Program keluarga berencana (KB) adalah program pemerintah yang dicanangkan untuk merencanakan jarak kehamilan dan mengatur jumlah anak agar tercapai keluarga kecil bahagia dan sejahtera 1 . Secara ringkas, inovasi teknologi kontrasepsi dimulai dengan cara sederhana tanpa alat, seperti senggama terputus, kemudian alat sederhana seperti kondom, mangkok vagina, spermisida dan cara yang lebih terpercaya seperti pil KB, suntikan, susuk, dan akhirnya cara yang sangat mantap yakni kontrasepsi pembedahan seperti tubektomi dan vasektomi 2 . Alat kontrasepsi yang banyak digunakan di Indonesia, diantaranya adalah IUD , dan alat KB hormonal yang terdiri dari KB pil, KB suntik, dan KB susuk.
Jumlah akseptor KB aktif di Jawa Tengah sampai tahun 2011 adalah sebanyak 6.700.754 dengan rincian sebagai berikut, pengguna IUD sebanyak 11.549 orang, pengguna suntik sebanyak 26.962, pengguna pil sebanyak 9.161, pengguna kondom sebanyak 4.573 orang, pengguna implant sebanyak 1.784, pengguna MOW sebanyak 2.002 dan MOP sebanyak 185 orang 1 .
IUD atau biasa disebut Intra Uterin
Divice atau alat kontrasepsi dalam rahim
(AKDR) adalah Alat yang terbuat dari plastik khalus logam biasanya tembaga atau garam tembaga di buat dalam bermacam bentuk. Adapun cara kerja dengan terdapatnya alat ini di dalam rahim terjadilah perubahan pada indometrium yang mengakibatkan kerusakan (lysis) dari spermatozoa sehingga dapat membuahi sel telur 1 . Sedangkan vaginitis adalah salah satu komplikasi dari pemasangan IUD yaitu radang yang terjadi pada vagina atau alat reproduksi wanita yang ditandai dengan adanya tanda diberi skor 0. Analisa Data Setelah langkah- panas, sakit pada saat berhubungan serta langkah di atas dilakukan oleh peneliti terdapat luka atau lesi pada vagina serta kemudian data dianalisa melalui dua cara yaitu biasanya dsertai oleh keluarnya lendir atau dan analisis bivariat. Uji 3 analisis univariat keputihan yang berlebihan serta berbau . statistik yang digunakan adalah uji Paired-
Dalam kurun waktu 2 tahun terakhir di Samples-t-Test dengan derajat kepercayaan peroleh data adanya penderita vaginitis di 95% atau = 0,05. puskesmas grogol pada tahun 2011 sejumlah 127 dengan pasien menggunakan
IUD
HASIL DAN PEMBAHASAN
sejumlah 63 (49%) sedangkan pada tahun 2012
Hasil
terdapat 114 dengan pasien menggunakan IUD 1.
Karakteristik Responden berdasarkan umur sejumlah 72 (63%), dalam kurun 2 tahun Tabel 1 Distribusi frekuensi karakteristik tersebut penderita vaginitis dengan responden berdasarkan umur. menggunakan IUD mengalami kenaikan 14%.
No. Umur Jumlah Prosentase (%) Hasil studi pendahuluan yang
Responden dilakukan oleh penulis di Puskesmas grogol 1 < 20 tahun
14
15.05 kabupaten sukoharjo pada bulan November 2 20 – 35 tahun
39
41.94 2012, dari 50 pasangan usia subur diperoleh 3 >35 tahun
40
43.01 data 25 ibu tidak menggunakan alat
Jumlah 93 100 % kontrasepsi, 15 ibu menggunakan IUD, 5 ibu menggunakan KB suntik, 3 ibu menggunakan
2. Responden berdasarkan Karakteristik pil KB, dan 2 pasangan menggunakan pendidikan kontrasepsi penghalang (kondom).dan dari ke
Tabel 2 Distribusi frekuensi karakteristik 15 ibu yang menggunakan IUD ada sekitar 8 responden berdasarkan pendidikan. orang mengeluh keputihan serta merasa sakit
No. Tingkat Jumlah Prosentase (%) pada saat sanggama dengan prosentase 0,53% . pendidikan Responden
Dan keluhan itu biasanya jarang diungkapkan
1 SD
10
10.75 oleh ibu ke petugas kesehatan. Tujuan dari
2 SLTP
26
27.96 penelitian ini adalah untuk mengetahui
3 SLTA
33
35.48 pengaruh pemakaian IUD terhadap kejadian
4 PT
24
25.81 vaginitis di Puskesmas Grogol Kabupaten Jumlah 93 100 Sukoharjo.
3. Responden berdasarkan Karakteristik
METODOLOGI PENELITIAN
pekerjaan Jenis Penelitian ini adalah Deskriptif Korelatif
Tabel.3 Distribusi frekuensi karakteristik dengan cara pendekatan Cross sectional, yaitu responden berdasarkan pekerjaan. suatu penelitian yang dilakukan dengan
No. Paritas Jumlah Prosentase pengamatan sesaat atau dalam suatu periode Responden (%) waktu tertentu dan setiap subyek studi hanya
1 Bekerja
44
47.31 dilakukan satu kali pengamatan selama 4
2 Tidak bekerja / IRT
49
52.69 penelitian . Tempat Penelitian di wilayah kerja Jumlah 93 100 % Puskesmas Grogol Kabupaten Sukoharjo.
Waktu Penelitian akan dilakukan pada bulan 4.
Distribusi ibu yang memakai alat Februari 2013. Populasi adalah Keseluruhan 5 kontrasepsi IUD di Puskesmas grogol objek penelitian . Populasi pada penelitian ini kabupaten Sukoharjo Tahun 2013 adalah wanita yang menggunakan kontrasepsi
Tabel 4 Distribusi frekuensi ibu yang memakai
IUD berjumlah 15 orang. Pengumpulan data alat kontrasepsi IUD variable bebas Penggunaan kontrasepsi IUD
No. Pemakaian alat Freku- Prosentase pada penelitian ini menggunakan Chek list. kontrasepsi IUD ensi (%)
Untuk kejadian vaginitis adalah muncul
1. Memakai
IUD 34 36,56 pertanyaan pilihan berhubungan dengan tanda coper T dan gejala terjadinya vaginitis. Skoring
2. Memakai
IUD 59 63,44 dilakukan berdasarkan jawaban, bila jawaban Coper 7 benar diberi skor 1 dan bila jawaban salah Jumlah 93 100
5. Distribusi kejadian vaginitis di Puskesmas grogol kabupaten Sukoharjo Tahun 2013 Tabel 5 Distribusi frekuensi kejadian vaginitis.
IUD berpengaruh terhadap kejadian vaginitis.
IUD harus memperhatikan efek samping yang dapat menimbulkan rasa nyeri perut, infeksi panggul, perdarahan di luar masa menstruasi atau darah menstruasi terlalu banyak dari biasanya.
Pada akseptor KB
IUD dapat segera aktif setelah pemasangan. Metode jangka panjang, tidak mempengaruhi produksi asi. Tidak mengurangi laktasi. Kesuburan cepat kembali setelah IUD dilepas. Dapat di pasang segera setelah melahirkan. Meningkatkan kenyamanan hubungan suami istri karena rasa aman terhadap resiko kehamilan. Namun ternyata pemakaian alat kontrasepsi IUD bukanlah alat yang sempurna, sehingga masih terdapat beberapa kerugian diantaranya : perdarahan spotting, menometrorargia, keputihan/fluor albus, infeksi, dismenore.
IUD di Puskesmas grogol kabupaten Sukoharjo bulan Januari sampai Maret 2013 terdapat 34 responden (36,56 %) ibu memakai IUD coper T dan yang memakai IUD coper 7 yaitu 59 responden (63,44 %). IUD (Intra Uterine Device) merupakan alat kontrasepsi yang banyak digunakan dalam program keluarga berencana di Indonesia. Kurang lebih 4,5 juta akseptor KB memakai IUD.
Dalam hasil penelitian ini ibu yang memakai alat kontrasepsi
2. Distribusi ibu yang memakai alat kontrasepsi IUD di Puskesmas grogol kabupaten Sukoharjo Tahun 2013
IUD adalah ibu yang memasuki usia premenoupose. Sedangkan tingkat pendidikan responden mayoritas berpendidikan SLTA yaitu sejumlah 33 responden (35,84%), dengan tingkat pendidikan tersebut maka seseorang akan cenderung lebih mudah untuk mendapatkan informasi baik dari orang maupun media masa. Semakin banyak infornasi maka akan semakin banyak juga pengetahuan yang di dapat tentang kesehatan.Pengetahuan sangat erat kaitanya dengan pendidikan semakin tinggi pendidikan seseorang maka tingkat pengetahuan juga akan semakin tinggi namun seseorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetauan rendah 6 . Dari 93 Responden Mayoritas tidak bekerja atau ibu rumah tangga.Hasil temuan distribusi frekuensi pekerjaan tidak bermakna secara teoritis karena hanya berdasarkan latarbelakang responden dengan pembatasan terutama pertimbangan kesediaan menjadi respoden.
Karakteristik Responden Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar responden berusia >35th ini di sebabkan karena mayoritas ibu memakai
Pembahasan 1.
Hasil analisa menunjukkan bahwa nilai t hitung > t table. Dan nilai p hitung 0,001< p tabel 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H ditolak atau dengan kata lain pemakaian
No. Kejadian vaginitis Frekuensi Prosentase (%)
IUD -8.833 6.783 -7.133 0.001 Kejadian vaginitis
SD dk Dk ignifikansi Memakai
IUD Rata rata
Pemakaian
Untuk mencari ada tidaknya hubungan antara pemakaian kontrasepsi IUD dengan kejadian vaginitis dengan menggunakan uji statistik yaitu Chi- Square (χ 2 ). Tabel 6 Hasil uji statistik
93 6. Pengaruh pemakaian kontrasepsi IUD dengan kejadian vaginitis di Puskesmas grogol kabupaten Sukoharjo Tahun 2013
Jumlah
2. Tidak mengalami vaginitis 79 84,95
1. Mengalami vaginitis 14 15,05
3. Distribusi kejadian vaginitis di Puskesmas grogol kabupaten Sukoharjo Tahun 2013 Sebagaian besar akseptor KB tidak mengalami vaginitis yaitu sebanyak 79 responden (84.95 %). Vaginitis adalah diagnosis masalah ginekologis yang paling sering terjadi di pelayanan primer. Angka prevalensi dan penyebab vaginitis tidak diketahui pasti, sebagian besar karena kondisi-kondisi ini sering didiagnosis sendiri dan diobati sendiri oleh penderita. Selain itu, vaginitis sering tidak menimbulkan gejala (asimptomatis) atau disebabkan oleh lebih dari satu organisme penyebab. Kebanyakan ahli meyakini bahwa sampai sekitar 90% kasus vaginitis disebabkan oleh vaginisis bakterial, kandidiasis vulvovaginal dan trikomoniasis. Penyebab non-infeksi termasuk vaginal atrophy, alergi dan iritasi kimiawi.
4. Pengaruh pemakaian kontrasepsi IUD dengan kejadian vaginitis di Puskesmas grogol kabupaten Sukoharjo
Pada pembahasan terakhir, mayoritas ibu yang memakai IUD tidak mengalami vaginitis. Hasil uji t-test pengaruh pemakaian kontrasepsi
IUD dengan kejadian vaginitis di Puskesmas grogol kabupaten Sukoharjo bulan Januari sampai Maret 2013 didapatkan hasil analisa t –test diperoleh hasil t hitung -7,133. Dengan t tabel -4..416 dengan df 29 Berarti hasil analisa menunjukkan bahwa nilai t hitung > t-table dan dengan nilai signifikansi p hitung 0,001< p tabel 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak. Jadi ada pengaruh yang signifikan bahwa hubungan pemakaian kontrasepsi
IUD dengan kejadian vaginitis di Puskesmas grogol kabupaten Sukoharjo bulan Januari sampai Maret 2013. Oleh karena itu, peneliti menyimpulkan bahwa pengaruh pemakaian kontrasepsi IUD dengan kejadian vaginitis di Puskesmas grogol kabupaten Sukoharjo bulan Januari sampai Maret 2013 tersebut ada. Namun terlihat dalam tabel kontingensi walaupun hasil dari tabel yaitu ada pengaruh antara pemakaian kontrasepsi
IUD dengan kejadian vaginitis tetapi dalam praktiknya ada juga ibu yang menggunakan IUD tetapi tidak mengalami vaginitis hal ini dikarenakan penyebab vaginitis adalah bakteri anaerob merupakan bagian dari flora normal vagina. IUD merupakan pemicu adanya bakteri tersebut namun bila personal hygiene dari responden tinggi maka bakteri tersebut tidak akan berkembang berlebihan dan tidak akan menimbulkan vaginitis.
Dari hasil penelitian didapatkan hasil yang signifikan setelah dilakukan uji statistik t-test dari 93 responden. Karena dari 93 responden tersebut yang mengalami vaginitis yaitu 14 responden dan 79 responden lainnya normal. Salah satu penyebab terjadinya vaginitis yaitu wanita yang menggunakan alat kontrasepsi (IUD), sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa penggunaan IUD merupakan salah satu faktor predisposisi yang dapat memicu timbulnya vaginitis. Pada pemakaian IUD dijumpai adanya keputihan atau duh tubuh vagina yang merupakan akibat terjadinya reaksi awal terhadap adanya benda asing, serta didukung teori yang menyatakan bahwa wanita yang menggunakan alat kontrasepsi (IUD) memiliki risiko lebih tinggi terkena vaginosis bakteri atau vaginitis, jadi penelitian yang dilakukan ini sesuai dengan teori yang ada. Hal ini juga didukung oleh karakteristik responden yang sebagian besar berumur > 35 tahun. Umur adalah lama waktu hidup atau sejak dilahirkan. Umur berguna untuk mengantisipasi diagnosa masalah kesehatan dan tindakan yang dilakukan. Semakin tua umur seseorang akan mengalami proses kemunduran, sebenarnya proses kemunduran itu tidak terjadi pada suatu alat saja tetapi pada seluruh organ tubuh. Semua bagian tubuh mengalami kemunduran, sehingga pada usia lanjut lebih lama kemungkinan jatuh sakit, misalnya terkena sakit/mudah mengalami infeksi.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Berdasarkan penelitian di Puskesmas grogol kabupaten Sukoharjo tentang bahwa hubungan pemakaian kontrasepsi IUD dengan kejadian vaginitis didapatkan hasil:
1. Frekuensi ibu yang memakai alat kontrasepsi IUD di Puskesmas grogol kabupaten Sukoharjo yang memakai IUD coper T yaitu 34 responden (36,56 %) dan yang memakai IUD coper 7 yaitu 59 responden (63,44 %).
2. Kejadian vaginitis di Puskesmas grogol kabupaten Sukoharjo yang mengalami vaginitis yaitu 14 responden (15.05 %) dan yang tidak mengalami vaginitis yaitu 79 responden (84.95%).
3. Hasil uji t test pengaruh pemakaian kontrasepsi IUD dengan kejadian vaginitis di Puskesmas grogol kabupaten Sukoharjo bulan Januari sampai Maret 2013 didapatkan analisa t 4.
- –test diperoleh hasil t
Bagi Akseptor hitung -7,133. Dengan t tabel -4..416 Hasil penelitian ini diharapkan dapat dengan df 29 Berarti hasil analisa digunakan sebagai tambahan pengetahuan menunjukkan bahwa nilai t hitung > t table ibu tentang kontrasepsi IUD sebagai dan dengan nilai signifikansi p hitung penerapan pada dirinya. 0,001< p tabel 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang
DAFTAR PUSTAKA
signifikan antara pemakaian kontrasepsi
IUD dengan kejadianp vaginitis di 1.
Badan Koordinasi Keluarga Berencana. Puskesmas grogol kabupaten Sukoharjo 2011. Data Jumlah Penduduk 2011. bulan Januari sampai Maret 2013
Saran 2.
Siswosudarmo, HR. 2001. Teknologi 1. Bagi Institusi Pelayanan kesehatan
Kontrasepsi . Yogyakarta: Gadjah Mada
Hasil penelitian ini diharapkan dapat University press. memberikan sumbangan pemikiran dan 3.
Surya. 2009. Macam – Macam Alat informasi tentang hubungan pemakaian
kontrasepsi. kontrasepsi IUD dengan kejadian vaginitis.
4. Machfoedz, Ircham . 2008, Metodologi 2. Bagi Profesi Keperawatan
Penelitian , Yogyakarta: Penerbit Fitramaya
Dari hasil penelitian ini diharapkan 5. agar perawat lebih berperan aktif dalam Notoatmodjo, S. 2002. Metodologi memberikan penyuluhan tentang alat Rendition Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta kontrasepsi terutama IUD.
6. Notoatmodjo. 2003. Pandidikan dan 3. Bagi Masyarakat
Perilaku Kesehatan . Jakarta: Rineka Cipta
Dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam pengetahuan ibu tentang kontrasepsi IUD.