PARTISIPASI SWASTA DALAM PENATAAN PEMUKIMAN KUMUH DI SEMARANG
PARTISIPASI SWASTA DALAM PENATAAN
PEMUKIMAN KUMUH DI SEMARANG
Oleh : Ir. Hendro Trilistyo
PEMUKUMAN KUMUH DAN
dengan pengdaan lapangan kerja
PENGHUNI
yang
PEMUKIMAN
KUMUH
Kota mempunyai fasilitas
memadai.
Akibatnya
penduduk
yang
berpenghasilan
rendah
akan
menempati
lebih baik serta kesempatan kerja
lingkungan
lebih
sesuai dengan penghasilannya.
banyak
disbanding
desa
merupakan daya tarik urbanisasi
Mereka
pemukiman
yang
menempati
dan
penduduk desa kekota, disamping
mendirikan rumah-rumah ditanah
adanya factor pendorong dari desa
yang tak bertuan, tanah-tanah yang
itu sendiri. Urbanisasi ini bersama-
belum dipergunakan, atau pada
sama
lingkungan pemukiman kumuh.
dengan
pertambahan
penduduk alami menjadi kota-
Disamping
penghasilan
kotta berkembang lebih cepat,
yang rendah, ketidak pastian tanah
seperti halnya kota-kota Jakarta,
yang mereka tempati, menjadikan
Surabaya, bandung, Medan dan
mereka ragu untuk memperbaiki
semarang.
rumah yang dihuninya. Hal ini
Perkembangan kota yang
lebih
cepat
timbulnya
terhadap
ini
menjadikan
berbagai
masalah
penyediaan
prasarana,
menjadikan
pemukiman
lingkungan
kumuh
semakin memburuk.
Pemukiman
kumuh
sarana dan lingkungan perumahan
(drakakisSmith)
kota,
pemukiman
karena
Modul Mei 1991
tidak
diimbangi
tersebut
adalah
yang
:
abash
36
“legal”
dan
namun
permanent,
memburuk,
yang
fisik
digunakan.
semakin
Disamping
kondisi
lingkungan
lahan
terbagi
bagi
tersebut
belum
status
diatas,
tanah
tanah-tanah
rumah
pemukiman kumuh mempunyai
(dan pekarangannya) yang
tata guna tanah yang tetap atau
semakin
kecil
karena
berbeda
kepadatan
yang
semakin
menjadi
unit-unit
sesuai
dengan
perkembangan tata guna tanah
ini
kota yang dinamis, dalam rangka
disebut “slums area” atau
mendukung pembangunan yang
perkampungan yang kotor
berlanjut.
tinggi.
Pemukiman
dan miskin (JM. Echols dan
kumuh
pemukiman
tersebut
terdapat
pula pemukiman liar atau
“squatter”
terdapat
beberapa
tanah pemukiman kumuh yang
Hssan Shadily).
disamping
Akibat
yaitu
pemukiman
:
yang
mempunyai
nilai
komersial
menguntungkan.
Sifat-sifat pemukiman lain
yang menonjol antara lain adalah :
1. Kepadatan
penduduk
(Kalianyar,
menempati tanah yang “tak
yang
sah/illegal”
bukan
Jakarta Barat = 881 jiwa/Ha,
untuk
Bangunharjo,
yang
diperuntukan
tinggi.
Surabaya
pemukiman seperti tanah-
1000
jiwa/Ha,
tanah : kuburan, tepi rel KA,
Kec.Semarang Tanah / rata-
bantaran
rata
319
jiwa/Ha,
kec.
dinding tembok bangunan
Semarang
Selatan
33
milik orang lain atau lahan
jiwa/Ha).
Modul Mei 1991
sungai,
dibalik
37
Di
Kodya
Semarang
rumah
merupakan
rumah
terdapat beberapa kelurahan
deret/ bersambung, dengan
yang mempunyai kepadatan
luas antara 9 m² - 30 m².
yang
bahan
tinggi
seperti
bangunan
yang
Kelurahan Bangunharjo (90
dipergunakan
jiwa/Ha), pada beberapa RT
memenuhi syarat. Demikian
di kelurahan pendeanlamper
pula organisasi ruangnya.
820
Kepadatan
Oleh karena itu ada yang
inilah
menyebut dengan “Rumah
jiwa/Ha.
yang
tinggi
merupakan
penyebab
sala
satu
rumah
terbagi
menjadi unit-unit yang lebih
kecil.
kardus”
kurang
atau
“Rumah
kurcaci”.
4. penghasilan
penghuni
pemukiman kumuh.
sarana
Kebanyakan
penghuni
lingkungan yang kurang
mempunyai
pekerjaan
memenuhi
dan
sebagi
buruh
bangunan,
terpelihara.
tukang
becak,
pembantu
2. Prasarana
kurang
dan
syarat
Kurang terpeliharanya ini
rumah tangga, penjual bakso
diakibatkan
dll.
kurangnya
Dengan
penghasilan
penghasilan yang sebagian
harian. Penghasilan mereka
besar
untuk
berkisar antara Rp. 2000,-
kebutuhan
hingga Rp. 6000,- setiap
dibelanjakan
memenuhi
pangan,
papan
dan
harinya. Banyak pula istri
perlengkapan rumah tangga,
mereka
pendidikan dan sandang.
penghasilan
3. Bentuk dan luas rumah.
Bentuk
Modul Mei 1991
rumah
sebagian
mempunyai
tambahan
dengan menjual makanan di
rumah,
mengerjakan
38
konveksi pakaian dll, yang
demikian
pula
tolong
menambah
menolong
antar
sesama
penghasilan
warga,
setiap bulannya.
5. Sikap
penghuni
hubungan
kekeluargaan
yang
baik.
upacara
yang
pemukiman kumuh
Terhadap
Sikap penghuni pemukiman
bersifat tradisi dan ritual,
kumuh
terhadap
gotong
mereka
royong
kampong
(yang
sangat
memperhatikan dan timbul
mengeluarkan sedikit biaya)
kesan
sangat
dengan serius.
Modul Mei 1991
baik.
Dengan
“ngnakake
(jawa)”
39
PEMUKIMAN KUMUH DI SEMARANG
Oleh : Ir. Hendro Trilistyo
PEMUKUMAN KUMUH DAN
dengan pengdaan lapangan kerja
PENGHUNI
yang
PEMUKIMAN
KUMUH
Kota mempunyai fasilitas
memadai.
Akibatnya
penduduk
yang
berpenghasilan
rendah
akan
menempati
lebih baik serta kesempatan kerja
lingkungan
lebih
sesuai dengan penghasilannya.
banyak
disbanding
desa
merupakan daya tarik urbanisasi
Mereka
pemukiman
yang
menempati
dan
penduduk desa kekota, disamping
mendirikan rumah-rumah ditanah
adanya factor pendorong dari desa
yang tak bertuan, tanah-tanah yang
itu sendiri. Urbanisasi ini bersama-
belum dipergunakan, atau pada
sama
lingkungan pemukiman kumuh.
dengan
pertambahan
penduduk alami menjadi kota-
Disamping
penghasilan
kotta berkembang lebih cepat,
yang rendah, ketidak pastian tanah
seperti halnya kota-kota Jakarta,
yang mereka tempati, menjadikan
Surabaya, bandung, Medan dan
mereka ragu untuk memperbaiki
semarang.
rumah yang dihuninya. Hal ini
Perkembangan kota yang
lebih
cepat
timbulnya
terhadap
ini
menjadikan
berbagai
masalah
penyediaan
prasarana,
menjadikan
pemukiman
lingkungan
kumuh
semakin memburuk.
Pemukiman
kumuh
sarana dan lingkungan perumahan
(drakakisSmith)
kota,
pemukiman
karena
Modul Mei 1991
tidak
diimbangi
tersebut
adalah
yang
:
abash
36
“legal”
dan
namun
permanent,
memburuk,
yang
fisik
digunakan.
semakin
Disamping
kondisi
lingkungan
lahan
terbagi
bagi
tersebut
belum
status
diatas,
tanah
tanah-tanah
rumah
pemukiman kumuh mempunyai
(dan pekarangannya) yang
tata guna tanah yang tetap atau
semakin
kecil
karena
berbeda
kepadatan
yang
semakin
menjadi
unit-unit
sesuai
dengan
perkembangan tata guna tanah
ini
kota yang dinamis, dalam rangka
disebut “slums area” atau
mendukung pembangunan yang
perkampungan yang kotor
berlanjut.
tinggi.
Pemukiman
dan miskin (JM. Echols dan
kumuh
pemukiman
tersebut
terdapat
pula pemukiman liar atau
“squatter”
terdapat
beberapa
tanah pemukiman kumuh yang
Hssan Shadily).
disamping
Akibat
yaitu
pemukiman
:
yang
mempunyai
nilai
komersial
menguntungkan.
Sifat-sifat pemukiman lain
yang menonjol antara lain adalah :
1. Kepadatan
penduduk
(Kalianyar,
menempati tanah yang “tak
yang
sah/illegal”
bukan
Jakarta Barat = 881 jiwa/Ha,
untuk
Bangunharjo,
yang
diperuntukan
tinggi.
Surabaya
pemukiman seperti tanah-
1000
jiwa/Ha,
tanah : kuburan, tepi rel KA,
Kec.Semarang Tanah / rata-
bantaran
rata
319
jiwa/Ha,
kec.
dinding tembok bangunan
Semarang
Selatan
33
milik orang lain atau lahan
jiwa/Ha).
Modul Mei 1991
sungai,
dibalik
37
Di
Kodya
Semarang
rumah
merupakan
rumah
terdapat beberapa kelurahan
deret/ bersambung, dengan
yang mempunyai kepadatan
luas antara 9 m² - 30 m².
yang
bahan
tinggi
seperti
bangunan
yang
Kelurahan Bangunharjo (90
dipergunakan
jiwa/Ha), pada beberapa RT
memenuhi syarat. Demikian
di kelurahan pendeanlamper
pula organisasi ruangnya.
820
Kepadatan
Oleh karena itu ada yang
inilah
menyebut dengan “Rumah
jiwa/Ha.
yang
tinggi
merupakan
penyebab
sala
satu
rumah
terbagi
menjadi unit-unit yang lebih
kecil.
kardus”
kurang
atau
“Rumah
kurcaci”.
4. penghasilan
penghuni
pemukiman kumuh.
sarana
Kebanyakan
penghuni
lingkungan yang kurang
mempunyai
pekerjaan
memenuhi
dan
sebagi
buruh
bangunan,
terpelihara.
tukang
becak,
pembantu
2. Prasarana
kurang
dan
syarat
Kurang terpeliharanya ini
rumah tangga, penjual bakso
diakibatkan
dll.
kurangnya
Dengan
penghasilan
penghasilan yang sebagian
harian. Penghasilan mereka
besar
untuk
berkisar antara Rp. 2000,-
kebutuhan
hingga Rp. 6000,- setiap
dibelanjakan
memenuhi
pangan,
papan
dan
harinya. Banyak pula istri
perlengkapan rumah tangga,
mereka
pendidikan dan sandang.
penghasilan
3. Bentuk dan luas rumah.
Bentuk
Modul Mei 1991
rumah
sebagian
mempunyai
tambahan
dengan menjual makanan di
rumah,
mengerjakan
38
konveksi pakaian dll, yang
demikian
pula
tolong
menambah
menolong
antar
sesama
penghasilan
warga,
setiap bulannya.
5. Sikap
penghuni
hubungan
kekeluargaan
yang
baik.
upacara
yang
pemukiman kumuh
Terhadap
Sikap penghuni pemukiman
bersifat tradisi dan ritual,
kumuh
terhadap
gotong
mereka
royong
kampong
(yang
sangat
memperhatikan dan timbul
mengeluarkan sedikit biaya)
kesan
sangat
dengan serius.
Modul Mei 1991
baik.
Dengan
“ngnakake
(jawa)”
39