S PPB 1100024 Chapter5
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka
dibawah ini akan dipaparkan kesimpulan yang perlu ditelaah dari penelitian ini
adalah sebagai berikut.
1. Secara umum adiksi mengakses situs jejaring sosial di SMA Negeri 1
Cicalengka Tahun Ajaran 2015/2016 berada pada kategori rendah.
2. Secara umu kebiasaan belajar di SMA Negeri 1 Cicalengka Tahun ajaran
2015/2016 berada pada kategori tinggi.
3. Hubungan antara adiksi mengakses situs jejaring sosial dengan kebiasaan
belajar siswa pada tingkat kategori korelasi sangat lemah dan tidak terdapat
hubungan yang signifikan antara kedua variabel. Hubungan memiliki nilai
signifikan yang negatif yang berarti jika semakin tinggi tingkat adiksi
mengakses situs jejaring sosial, maka semakin rendah tingkat kebiasaan
belajar siswa. Begitupula sebaliknya, semakin rendah adiksi mengakses situs
jejaring sosial akan semakin tinggi kebiasaan belajar siswa.
5.2 Rekomendasi
Rekomendasi yang akan disampaikan sebagai berikut.
1. Guru Bimbingan dan Konseling/Guru pembimbing
Kemunculan perilaku adiksi situs jejaring sosial di kalangan peserta didik
menjadi permasalahan yang perlu segera ditangani oleh konselor/guru Bimbingan
dan Konseling di sekolah. Adiksi situs jejaring sosial bagi beberapa peserta didik
berpotensi mengganggu perkembangan salah satunya di bidang akademik
(kebiasaan belajar). Permasalahan yang ditimbulkan oleh adiksi situs jejaring
sosial salah satunya dalam bidang akademik (kebiasaan belajar) peserta didik
merupakan tugas guru Bimbingan dan konseling di sekolah untuk membantu
menangani permasalahan yang dialami peserta didik melalui beberapa mekanisme
pada layanan bimbingan dan konseling di sekolah.
70
Listia Nurani, 2016
HUBUNGAN ANTARA ADIKSI SITUS JEJARING SOSIAL DENGAN KEBIASAAN BELAJAR PESERTA
DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
71
Orzack & Orzack (Chou, dkk, 2005, hlm. 383) merekomendasikan CBT
untuk mereduksi adiksi situs jejaring sosial, berdasar pada premis pikiran
menentukan perasaan individu. Apabila individu yang mengalami adiksi situs
jejaring sosial dapat diajari untuk mengenali pikiran dan mengidentifikasi pemicu
dari adiksinya, maka individu akan dapat mereduksi adiksinya. CBT dapat
membantu individu untuk mengenali pikiran serta emosinya yang menyebabkan
adiksi situs jejaring sosial. Menurut Christensen, dkk. (2001: Online), tahapan
dalam
CBT
terdiri
atas
precontemplation,
contemplation,
preparation,
maintenance, dan termination. Dalam setiap tahapannya, konselor bekerjasama
dengan konseli untuk membuat perubahan dengan memberikan dukungan,
pendidikan, dan treatment lainnya kepada konseli.
2. Orang tua Peserta didik
Cara pandang dan Wawasan orang tua mengenai situs jejaring sosial
merupakan salah satu faktor timbulnya adiksi situs jejaring sosial pada peserta
didik. Perlunya pengawasan orang tua kepada siswa dalam mengakses situs
jejaring sosial yang berlebih dan mengabaikan kegiatan lainnya. Orang tua
diharapkan peduli dan paham akan dampak yang ditimbulkan dari situs jejaring
sosial
Orang tua dan anggota keluarga dapat menjadikan tauladan yang baik
untuk siswa dalam menciptakan kebiasaan belajar yang dinamis. Suasana rumah
merupakan salah satu faktor terciptanya kebiasaan belajar yang baik.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Saran Bagi peneliti selanjutnya adalah sebagai berikut:
a. Subjek penelitian terbatas pada 178 siswa yang dianggap sesuai dengan
karakteristik subjek penelitian. Diperlukan jumlah sampel yang lebih besar
agar hasil penelitian dapat digeneralisasikan.
b. Peneliti selanjutnya bagi yang tertarik dengan topik adiksi situs jejaring sosial,
dapat dikorelasikan dengan variabel lain agar topik adiksi situs jejaring sosial
dapat menghasilkan informasi secara meluas.
Listia Nurani, 2016
HUBUNGAN ANTARA ADIKSI SITUS JEJARING SOSIAL DENGAN KEBIASAAN BELAJAR PESERTA
DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka
dibawah ini akan dipaparkan kesimpulan yang perlu ditelaah dari penelitian ini
adalah sebagai berikut.
1. Secara umum adiksi mengakses situs jejaring sosial di SMA Negeri 1
Cicalengka Tahun Ajaran 2015/2016 berada pada kategori rendah.
2. Secara umu kebiasaan belajar di SMA Negeri 1 Cicalengka Tahun ajaran
2015/2016 berada pada kategori tinggi.
3. Hubungan antara adiksi mengakses situs jejaring sosial dengan kebiasaan
belajar siswa pada tingkat kategori korelasi sangat lemah dan tidak terdapat
hubungan yang signifikan antara kedua variabel. Hubungan memiliki nilai
signifikan yang negatif yang berarti jika semakin tinggi tingkat adiksi
mengakses situs jejaring sosial, maka semakin rendah tingkat kebiasaan
belajar siswa. Begitupula sebaliknya, semakin rendah adiksi mengakses situs
jejaring sosial akan semakin tinggi kebiasaan belajar siswa.
5.2 Rekomendasi
Rekomendasi yang akan disampaikan sebagai berikut.
1. Guru Bimbingan dan Konseling/Guru pembimbing
Kemunculan perilaku adiksi situs jejaring sosial di kalangan peserta didik
menjadi permasalahan yang perlu segera ditangani oleh konselor/guru Bimbingan
dan Konseling di sekolah. Adiksi situs jejaring sosial bagi beberapa peserta didik
berpotensi mengganggu perkembangan salah satunya di bidang akademik
(kebiasaan belajar). Permasalahan yang ditimbulkan oleh adiksi situs jejaring
sosial salah satunya dalam bidang akademik (kebiasaan belajar) peserta didik
merupakan tugas guru Bimbingan dan konseling di sekolah untuk membantu
menangani permasalahan yang dialami peserta didik melalui beberapa mekanisme
pada layanan bimbingan dan konseling di sekolah.
70
Listia Nurani, 2016
HUBUNGAN ANTARA ADIKSI SITUS JEJARING SOSIAL DENGAN KEBIASAAN BELAJAR PESERTA
DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
71
Orzack & Orzack (Chou, dkk, 2005, hlm. 383) merekomendasikan CBT
untuk mereduksi adiksi situs jejaring sosial, berdasar pada premis pikiran
menentukan perasaan individu. Apabila individu yang mengalami adiksi situs
jejaring sosial dapat diajari untuk mengenali pikiran dan mengidentifikasi pemicu
dari adiksinya, maka individu akan dapat mereduksi adiksinya. CBT dapat
membantu individu untuk mengenali pikiran serta emosinya yang menyebabkan
adiksi situs jejaring sosial. Menurut Christensen, dkk. (2001: Online), tahapan
dalam
CBT
terdiri
atas
precontemplation,
contemplation,
preparation,
maintenance, dan termination. Dalam setiap tahapannya, konselor bekerjasama
dengan konseli untuk membuat perubahan dengan memberikan dukungan,
pendidikan, dan treatment lainnya kepada konseli.
2. Orang tua Peserta didik
Cara pandang dan Wawasan orang tua mengenai situs jejaring sosial
merupakan salah satu faktor timbulnya adiksi situs jejaring sosial pada peserta
didik. Perlunya pengawasan orang tua kepada siswa dalam mengakses situs
jejaring sosial yang berlebih dan mengabaikan kegiatan lainnya. Orang tua
diharapkan peduli dan paham akan dampak yang ditimbulkan dari situs jejaring
sosial
Orang tua dan anggota keluarga dapat menjadikan tauladan yang baik
untuk siswa dalam menciptakan kebiasaan belajar yang dinamis. Suasana rumah
merupakan salah satu faktor terciptanya kebiasaan belajar yang baik.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Saran Bagi peneliti selanjutnya adalah sebagai berikut:
a. Subjek penelitian terbatas pada 178 siswa yang dianggap sesuai dengan
karakteristik subjek penelitian. Diperlukan jumlah sampel yang lebih besar
agar hasil penelitian dapat digeneralisasikan.
b. Peneliti selanjutnya bagi yang tertarik dengan topik adiksi situs jejaring sosial,
dapat dikorelasikan dengan variabel lain agar topik adiksi situs jejaring sosial
dapat menghasilkan informasi secara meluas.
Listia Nurani, 2016
HUBUNGAN ANTARA ADIKSI SITUS JEJARING SOSIAL DENGAN KEBIASAAN BELAJAR PESERTA
DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu