S PGSD 1003572 Chapter1

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Dalam proses pembelajaran guru SD memegang peranan yang sangat
penting dalam pengetahuan dasar siswa. Hal ini dikarenakan siswa SD masih
memerlukan bimbingan dan bantuan orang dewasa untuk mengembangkan segala
kemampuan atau potensi yang dimilikinya. Oleh karena itu selain mengajar guru
harus bertindak juga sebagai model, teman, pendamping, motivator, dan
fasilitator. Selain itu guru harus mampu merancang pembelajaran yang tepat untuk
meningkatkan pemahaman konsep siswa. Karena untuk membangun masyarakat
terdidik yang cerdas serta mampu menyesuaikan diri dengan tuntutan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi abad ini, maka hal yang mendesak
untuk dilakukan sekarang adalah menata kembali sistem pendidikan dan
pembelajaran. Terkait dengan penataan sistem pembelajaran, maka guru harus
berusaha menggeser paradigma pengelolaan pembelajaran dari yang dahulunya
lebih berpusat pada guru (teacher centered) menjadi lebih berpusat pada siswa
(student centered). Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berasal dari bahasa asing
“science” berasal dari kata lain “scientia” yang berarti saya tahu. Kata science

sebenarnya semula berarti ilmu pengetahuan yang meliputi baik ilmu pengetahuan
sosial (social science) maupun ilmu pengetahuan alam (natural science). Lamakelamaan, bila seseorang mengatakan “science” maka yang dimaksud adalah
“natural science” atau dalam bahasa Indonesia disebut IPA. IPA sendiri terdiri
dari ilmu-ilmu fisik (physical science) yang antara lain adalah ilmu kimia, ilmu
fisika, ilmu astronomi dan geofisika, serta ilmu-ilmu biologi (life science).
Pembelajaran IPA di SD merupakan interaksi antara siswa dengan
lingkungan sekitarnya. Disini guru berkewajiban untuk meningkatkan pengalaman
belajar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran IPA. Salah satu tujuan dari
proses belajar mengajar IPA adalah memahami atau memiliki pemahaman tentang
fakta dan keteraturan yang ada di alam. Proses belajar merupakan jalan yang harus
Sarah Ratna Sari, 2014
Penerapan Model Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division(STAD) untuk
MeningkatkanPemahaman Siswa pada Mata Pelajaran IPA Mengenai Pembentukan Tanah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2

ditempuh oleh siswa untuk mengerti suatu hal yang sebelumnya tidak diketahui
atau diketahui tetapi belum menyeluruh. Karena belajar adalah suatu kegiatan
aktif dalam membangun makna atau pemahaman, maka diharapkan dari proses

pembelajaran dapat meningkatkan pemahaman siswa.
Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak
buruk terhadap lingkungan. Oleh karena itu pembelajran IPA di SD
menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui
penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SKKD) IPA I SD merupakan
standar minimum yang secara nasonal harus dicapai oleh peserta didik dan
menjadi acuan dalam pengembanga kurikulum di setiap satuan pendidikan.
Pencapaian SKKD didasarkan pada pemberdayaan peserta didik untuk
membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang
difasilitasi oleh guru. (Mulyasa, hlm. 110)
Namun pada kenyataanya permasalahan dalam pembelajaran IPA masih
dirasa sangat kompleks. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada kelas V
SDN 7 Cibogo, disini sangat terlihat jelas bahwa banyak permasalahan yang
terjadi saat pembelajaran IPA berlangsung. Adapun permasalahan yang terjadi
sebagai berikut:
1. Pemahaman siswa akan konsep yang diberikan masih kurang dipahami dan
ditangkap dengan baik. Sehingga hasil belajar yang didapat masih kurang atau
dibawah rata-rata. Dari 26 orang siswa hanya 5 orang siswa yang memliki
nilai di atas rata-rata.

2. Kurangnya kerjasama pada siswa saat pembelajaran yang mengharuskan siswa
belajar secara berkelompok.
3. Penggunaan media pembelajaran masih menggunakan buku siswa dan papan
tulis yang ada.
Pada pembelajaran IPA, setiap siswa dituntut untuk memahami setiap
konsep-konsep yang ada secara real dan sesuai dengan kenyataan di
sekitarlingkungan mereka. Pemahaman terhadap konsep-konsep yang baik akan
membuat siswa mengingatnya dalam waktu yang cukup lama dan dapat
digunakan untuk berpikir pada tahapan yang lebih tinggi seperti berpikir kreatif.
Pemahaman konsep-konsep yang baik semestinya akan mempermudah siswa
Sarah Ratna Sari, 2014
Penerapan Model Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division(STAD) untuk
MeningkatkanPemahaman Siswa pada Mata Pelajaran IPA Mengenai Pembentukan Tanah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3

dalam mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan oleh
sekolah. Maka dari itu untuk mengatasi permasalahan diatas, guru harus mampu
mengambil strategi yang tepat atau memilih ide yang inovatif dalam upaya

meningkatkan proses pembelajaran IPA. Salah satunya dengan menggunakan
beberapa alternatif yang dirasakan sesuai dengan kegiatan pembelajaran. Adapun
beberapa alternatif yang dapat dilakukan yaitu dengan penggunaan media gambar,
penggunaan metode eksperimen dan penggunaan model pembelajaran kooperatif
tipe Student Teams Achievement Division (STAD).
Dari beberapa alternatif yang dapat digunakan peneliti lebih cenderung
untuk menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Karena model
pembelajaran kooperatif tipe STAD ini merupakan salah satu strategi
pembelajaran yang di dalamnya terdapat beberapa kelompok kecil siswa dengan
level kemampuan akademik yang berbeda-beda saling berkerja sama untuk
menyelesaikan tujuan pembelajaran. Tidak hanya secara akademik, siswa juga
dikelompokkan secara beragam berdasarkan gender, ras, dan etnis. Strategi ini
pertama kali dikembangkan oleh Robert Slavin (1995) dan rekan-rekannya di
Johns Hopkins University. Berdasarkan permasalah tersebut maka diambil sebuah
judul yaitu: Penerapan Model Kooperatif Tipe Student Teams Achievement
Division (STAD) Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Mata
Pelajaran IPA Mengenai Pembentukan Tanah (Pada Siswa Kelas V SDN 7
Cibogo Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran
2013/2014).


B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan fakta-fakta, maka yang menjadi
fokus masalah penelitian adalah “Apakah pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD)
dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas V SDN 7 Cibogo pada materi
Pembentukan

Tanah?”.

Untuk

memecahkan

masalah

tersebut

peneliti

Sarah Ratna Sari, 2014

Penerapan Model Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division(STAD) untuk
MeningkatkanPemahaman Siswa pada Mata Pelajaran IPA Mengenai Pembentukan Tanah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4

menjabarkannya ke dalam sub masalah yang dirumuskan dalam pertanyaan
peneliti:
1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran IPA tentang Pembentukan Tanah
dengan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement
Division (STAD) di kelas V SDN 7 Cibogo?
2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran IPA tentang Pembentukan Tanah
dengan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement
Division (STAD) di kelas V SDN 7 Cibogo?
3. Bagaimanakah peningkatan pemahaman siswa setelah menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD)
dalam pembelajaran IPA tentang Pembentukan Tanah di kelas V SDN 7
Cibogo?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk melihat sejauh mana
perubahan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi pembentukan tanah
di kelas V semester II SDN 7 Cibogo dengan menggunakan model pembelajaran
kooperativ tipe Student Teams Achievement Division (STAD). Secara khusus
penelitian ini bertujuan:
1. Untuk mengetahui bagaimana proses perencanaan pembelajaran IPA materi
pembentukan tanah melalui model pembelajaran kooperatif tipe Student
Teams Achievement Division (STAD) di kelas V SDN 7 Cibogo.
2. Untuk mengetahui bagaimana proses pelaksanaan pembelajaran IPA materi
pembentukan tanah melalui model pembelajaran kooperatif tipe Student Team
Achievement Division (STAD) di kelas V SDN 7 Cibogo.
3. Untuk

mengetahui

bagaimana

peningkatan

pemahaman


siswa

pada

pembelajaran IPA materi pembentukan tanah melalui model pembelajaran
kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) di kelas V SDN
7 Cibogo.
Sarah Ratna Sari, 2014
Penerapan Model Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division(STAD) untuk
MeningkatkanPemahaman Siswa pada Mata Pelajaran IPA Mengenai Pembentukan Tanah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5

D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini atau yang disebut dengan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) ini akan memberikan manfaat yang berarti bagi perseorangan atau
bagi institusi berikut ini:
1. Bagi Siswa

a. Siswa dapat memahami konsep-konsep yang diberikan oleh guru melalui
model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division
(STAD).
b. Memberikan pengalaman secara langsung bagi siswa, sehingga mempunyai
kesan dalam belajarnya.
c. Dapat memberikan sumbangan ilmiah dalam mengembangkan pengetahuan
kemampuan dan meningktakan aktifitas dan hasil belajar siswa.
d. Meningkatkan motivasi belajar siswa dan menanamkan kesadaran akan
pentingnya kepedulian terhadap lingkungan.
e. Meningkatkan pengetahuan dan pengalaman belajar siswa agar lebih
bermakna dan termotivasi melalui konflik kongitifnya sendiri.
f. Membangkitkan kemampuan siswa untuk mengungkapkan pikiran, perasaan,
sikap dan pendapat melalui bahasa yang sederhana.
2. Bagi Guru
a. Menambah

wawasan,

pengetahuan


dan

keterampilan

guru

dalam

mengembangkan kemampuan profesionalisme guru.
b. Memberikan informasi kepada guru atau calon guru IPA dalam menentukan
metode, model, pendekatan, maupun media pembelajaran yang tepat sehingga
dapat dijadikan alternatif lain yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
c. Memberikan inovasi kepada guru agar lebih kreatif dalam setiap pembelajaran
yang disampaikan.
3. Bagi Sekolah
Sarah Ratna Sari, 2014
Penerapan Model Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division(STAD) untuk
MeningkatkanPemahaman Siswa pada Mata Pelajaran IPA Mengenai Pembentukan Tanah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


6

a. Sekolah akan memiliki dan menerapkan banyak model dalam pembelajaran.
b. Sekolah akan menghasilkan lulusan anak didik yang berprestasi sebab
pembelajaran yang bermutu.
c. Hasil penelitian diharapkan menjadi input bagi sekolah dalam melaksanakan
pembinaan dan pengembangan para guru untuk meningkatkan efektifitas dan
kreatifitas pembelajaran di dalam kelas.
4. Bagi Peneliti
Sebagai bahan pertimbangan dan masukan atau referensi untuk meneliti
pada mata pelajaran lain atau permasalahan lain yang prosedur penelitiannya
hampir sama.

E. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka teoritik di atas, maka dibuat hipotesis sebagai
berikut: “Model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement
Division (STAD) dapat meningkatkan pemahaman siswa pada pembelajaran IPA
materi Pembentukan Tanah”.
F. Definisi Operasional
Dalam bagian ini, akan dijelaskan mengenai definisi dari masing-masing
variable yang akan dijadikan kata kunci penelitian ini. Adapun kata kunci yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Student Teams Achievement Division
(STAD)
Student Team Achievement Division (STAD) merupakan salah satu strategi
pembelajaran kooperatif yang di dalamnya terdapat beberapa kelompok kecil
siswa dengan level kemampuan akademik yang berdeda-beda saling bekerja sama
untuk menyelesaikan tujuan pembelajaran. Tidak hanya secara akademik, siswa
juga dikelompokkan secara beragam berdasarkan gender, ras, dan etnis. Strategi
ini pertama kali dikembangkan oleh Robert Slavin (1995) dan rekan-rekannya di
Sarah Ratna Sari, 2014
Penerapan Model Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division(STAD) untuk
MeningkatkanPemahaman Siswa pada Mata Pelajaran IPA Mengenai Pembentukan Tanah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7

Johns Hopkins University. Dalam STAD, siswa diminta untuk membentuk
kelompok-kelompok heterogen yang masing-masing terdiri dari 4-5 anggota.
Setelah

pengelompokkan

dilakukan,

yakni

pengajaran,

tim

studi,

tes,

penghitungan hasil tes dan rekognisi atau pemberian reward.

2. Pemahaman Siswa
Pengertian pemahaman merupakan kompetensi yang dimiliki siswa dalam
memahami konsep materi dan melakukan prosedur secara luwes, efisien, dengan
tepat. Artinya pemahaman adalah suatu kemampuan pikiran dalam mengetahui
makna atau arti yang terkandung dari segala hal yang kita pelajari, sehingga kita
dapat memberi arti, mengubah, bahkan mengeksplorasi dari masalah tersebut
walaupun ditemukannya secara terpisah. Para siswa dikatakan Memahami ketika
mereka mampu mengkonstruksi makna dari pesan-pesan instruksional, mencakup
pesan oral, tertulis, dan grafis, bagaimanapun semua pesan ini disajikan pada
siswa: selama ceramah-ceramah, dalam buku-buku, atau pada monitor-monitor
komputer. Para siswa memahami ketika mereka membangun koneksi antara
pengetahuan “baru” yang akan diperoleh dengan pengetahuan mereka
sebelumnya. Proses-proses kognitif dalam kategori memahami mencangkup
interpretasi, eksemplifikasi (pencontohan), peng-klasifikasi-an, summarizing
(pengikhtisaran), penyimpulan, pembandingan, dan eksplanasi. Dalam penelitian
yang dilakukan hanya melibatkan tiga kategori yaitu menjelaskan, memberikan
contoh, dan mengklasifikasi. Dengan pertimbangan yang disesuaikan pada
kemampuan siswa yang dirasakan masih kurang dalam ketiga kategori tersebut.

Sarah Ratna Sari, 2014
Penerapan Model Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division(STAD) untuk
MeningkatkanPemahaman Siswa pada Mata Pelajaran IPA Mengenai Pembentukan Tanah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu