Dasar Sistem Kendali BAB VI
BAB VI
PENGENDALI POSISI SISTEM SERVO
1. Sinkro Sebagai Detektor Kesalahan Posisi Poros
Tegangan
kesalahan
(error) yang dihasilkan
oleh sinkro, amplitudonya
sebanding dengan letak kesalahan posisi porosnya dan sudut pasenya tergantung
pada sensor kesalahannya.
Prins if kerja dari penggunaan
sinkro sebagai detektor
kesalahan posisi poros ini tampak seperti Gambar VI. I dibawah ini :
iI'JC~,,\,tr--
Error
~r-
.ignd,V.
Gambar VI. 1 Sinkro pendeteksi kesalahan posisi poros
Ketiga kumparan stator yang ditempatkan
yang lainnya berbeda pase 120°1.
pole"
dalam rumah stator satu dengan
Sedang rotomya kebanyakan
tipe
"salient-
(banyak pasang kutub) atau tipe wound rotor (rotor sangkar). Rotor unit
pengirim
(transmitter)
terpasang
pada
menginduksi
sudut
fluks
penerimanya.
dicatu
dari sumber
posisi
magnet
yang
pada
AC, sedang
dikehendaki
statomya
poros
(disetel).
lewat
rotomya
Arus
celah
udara
rotor
dari
tetap
akan
unit
Fluks magnet yang terdapat pada unit penerima ini mempunyai arah
yang relative
sarna dengan
yang dikirimkan
oleh kumparan
stator dari unit
transmitemya.
Apabila posisi rotor unit penerima tegak lurus (90° I) terhadap fluks maka
emf
yang
diinduksikan
penyimpangan
pada
kumparan
sudut sebesar 8 dari posisi
stator
adalah
no!.
=
Vs in O
=
V s in ( O i-
setiap
90°1 tadi, emf AC yang diinduksikan
ke rotor unit penerima adalah :baZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Ve
Untuk
(0 )
154
Disini V adalah tegangan
Untuk simpangan
yang keeil
linear
misal
terhadap
perpindahan
berbeda
0
180°1, jika
(dalam satu kuadaran ) antara fluks unit penerima
tegangan
perbedaan
90
pada rotor input penerima
sin (VUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
8 i - 8 0) ~ 8 i - 8 0 , maka :
dan posisi rotor adalah
Sebagai
efektif yang diinduksikan
I
kesalahan
posisi
mempunyai
poros
input
dan
hubungan
output
dari posisi semula. Sudut pase tegangan
8i <
80 ,
kemudian
tiba-tiba
8i >
80 ,
yang cukup
sesudah
terjadi
kesalahan
akan
maka akan terjadi
perbedaan posisi dari sudut tersebut lewat sensor kesalahan. Pendeteksi kesalahan
kedudukan
piranti
poros ini hanya merupakan
sensor
keuntungan
tersebut
(sinkro).
salah satu cara dari beberapa
Sebagai
detektor
kesalahan
aplikasi
ia mempunyai
seperti kelebihan tegangan pada pembagi tegangan dapat diabaikan,
ketepatan cukup tinggi, pendeteksi kesalahan dapat lebih dari 3600
•
2. Motor Servo Berukuran Keeil dan Motor Penggerak Lainnya
Motor-motor
servo
listrik
pada
dasamya
dapat
dioperasikan
dengan
melibatkan beberapa komponen pendukung :
.:. Operasi dengan sumber DC, pembagi tegangan,
penguat DC dan motor
DC sebagai penggerak .
•:. Operasi
dengan sumber AC dengan menerapkan
motor sinkro, penguat
AC dan motor AC 2 phase sebagai penggerak .
•:. Operasi dengan sumberCBA
A C ID C dilengkapi detektor kesalahan
penyearah
peka geseran phase ( psr ), dan motor DC sebagai penggerak.
a. Motor DC Penguat Terpisah
Motor
servo
listrik tipe penguat
terpisah
(lihat Gambar
V1.2) banyak
dipakai sebagai piranti kendali posisi. Torsi keluaran berbanding langsung dengan
arus medannya
dan akan berputar
medan ini biasanya diperoleh
kumparan
mundur
bila arus medannya
dibalik.
Arus
dari keluaran sebuah penguat push pull. Apabila
armatur tidak disuplai dengan sumber arus yang konstan, maka emf
155
armatur dengan putaran yang terjadi dapat menyebabkan
T = f (N); yang berarti sama saja dengan terjadinya
pada servo
armatur
. Untuk
yang
bertegangan
menghindari
konstan
melalui
peredaman
hal itu bisa diatasi
tahanan
depan
jatuhnya
dengan
yang
tinggi
karakteristik
akibat gesekan
mensuplai
dari
sumber
arus
DC
relatif tinggi.
b. Penyearah Peka Phase (Phase Sensitive Rectifier)
Tegangan
kesalahan
dengan menggunakan
AC yang terjadi
"phase
dapat
sensitive rectifier"
dilihat
tegangan
DC-nya
(psr) yang berfungsi
penyearah peka pase. Dasar kerja psr ini seperti ditunjukkan
Apabila tidak terjadi kesalahan tegangan , masing-masing
sebagai
pada Gambar VI. 3 .
diode konduksi selama
setengah peri ode (simpul positif) dari tegangan referensinya.VUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
¢cc"E.nt
11
A
~.cIT_",,-==-a;..:r1; KF> 2 --J (JK)
Kondisi respons seperti ini menyatakan respons yang lambatlpelan.
Didalam
praktek kejadian seperti ini biasanya dihindari. Gambaran secara matematis untuk
respons ini adalah :
eo ~e+ _e-'W"[
CQsh/t+ J(1~('
J}
sinh/t
(Vl-12)
Catatan:
f3
=
(VI-B)
O J n ~ (t;2 - 1 )
4. Roda gerigi pemindah mekanik (Gearing)
Motor
dikehendaki
servo
berkecepatan
tinggi
dan
Jika perbandingan
yang
(lihat Gambar VI-6)
roda gerigi primer: sekunder
=
n : 1, maka kecepatan sudut
putar poros keluaran adalah :
- x kecepatan sudut putar poros masukannya
n
kecepatan
perlu disesuaikan (direduksi) melalui pemindah mekanik berupa roda
gerigl atau "gearing"
1
melebihi
160
Kf
v Lscous
't ri 01:.1. on
CBA
~:~-f
(a)baZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
(b)
b,
Gambar VI. Motor servo torsi terkendali (a) dan roda gigi (gearing)
pemindah mekanik (b)
Juga seandainya tidak terdapat rugi daya pada roda gerigi, maka daya masukan
sarna dengan daya keluaran. Dalam hal ini adalah :
TlffilVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
= T2ffi2atau T2 = n TI
Catatan:
T
=
N
=
torsi (N-m); 1 = input; 2
=
(VI-14)
output
putaran (rpm)
ro = keeepatan sudut putar (rad/see)
Torsi yang dikehendaki
pada poros motor untuk mengatasi/mengimbangi
inersia motor (Jm) adalah Jm al Cal
=
pada poros motor eo (keluaran)dengan
karena itu besamya torsi poros
percepatan
sudut putar) pada motor. Torsi
putaran sebesar n, adalah n Jm al. Oleh
(nJmal) ini akan dirasakan pada blok roda gerigi
(gear box).
Dengan demikian torsi poros (keluarannya)
menjadi :
(VI-IS)
Catatan:
a2
= percepatan
sudut putar poros keluaran.
Sebagai misal inersia motor sarna (ekivalen)
yaitu
Jm = n2 Jm ,bila al
=
terhadap
a2 . Jika inersia beban
=
inersia pada porosnya
Ji, , percepatan
maka torsi motor (T m) yang semestinya terjadi adalah :
beban
=
,
a2 ,
161
)
dan total inersia yang terjadi pada poros sebesar :
J=h+n2JVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
m
Percepatan
(VI-16)
akan dicapai maksimum sesuai perubahan kecepatan yang terjadi
U2
dengan demikian perbandingan roda gigi ini dikatakan cocok
yaitubaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
n = ~ (J L /J J
(match) dengan inersianya.
5. Redaman Umpan Balik Kecepatan
Gesekan mekanik yang terjadi umumnya tidak cukup untuk menghasilkan
redaman dalam berbagai operasi dari sistem servo. Pada setiap kenaikan gesekan
mekanik berarti akan memperbesar kerugian daya. Masalah redaman sebagaimana
dirumuskan pada persamaan (VI-5) dapat ditingkatkan, yakni dengan menerapkan
umpan balik kecepatan. Dalam hal ini dengan dipenuhinya loop umpan balik
kedua, maka sinyal negatif yang diterima masukan amplifier akan berbanding
langsung dengan kecepatan putaran poros. Sinyal ini bisa diperoleh dari
tachogenerator DC yang dipasang seporos dengan motor sebelum diperlambat
dengan roda gerigi, seperti ditunjukkan pada Gambar (VI-7). Apabila motor yang
digunakan
motor
AC,
maka
tachogenerator
yang
dipakai
juga
harus
tachogenerator AC.
---
Tnchogeneretcr
~:;7:::g
_Ks_e~1~.(e~:;~~
J -~ -rn -p '-I
A
-Kotol
: _ K :j:
l
Gambar
A. t
d & .:
d t
;
II
~
\
f!~
(€~t~cC:}C_~~~={( }'tL j'"
I
~~
!
&.
D :
CBA
1
J
L .-
~
.
VI.7.Servo de dengan redaman
._. _
umpan balik kecepatan
6. Mendeteksi Kesalahan Dengan Sinkro
Persamaan sistem dinamik seperti telah dibahas dimuka yaitu dengan jalan
menyamakan torsi motor penggerak terhadap torsi-torsi pelawannya. Pengabaian
162
faktor gesek mekanik dan torsi beban, dengan mengandaikan
inersia total pada
keluaran poros motor (J), maka :
(VI-17)
Catatan:
K, = Konstanta pembagi tegangan dalam volt/rad. kesalahan
Kr = Konstanta tachogenerator
Hal ini dapat
memperbesar
pula diartikan
Persamaan
tersebut
karenanya
akan didapat
dapat
bahwa jumlah
titik
pada poros motor
cabang
pre-amplifier
akan
tegangan masukan secara aljabar langsung.
Oleh karena itu persamaan
.--
dalam volt/rad/detik
diatur
(VI - 17) dimuka dapat disusun kembali menjadi :VUTSRQPONMLKJIHGFE
diatas sarna persis dengan
termasuk
hasil penyelesaian
pula
pembagi
persamaan
(VI - 4) dan oleh
yang sarna. Redaman
tegangan
pada
akan segera
bagian
feed
back
tachogenerator.
C o n to h so a l :
--
Pada pengendalian
posisi sistem servo menggunakan
geseran sebesar 300
0
dilengkapi
CBA
,
DC, yang ke1uarannya
dijumlahkan
dari posisi poros dalam sebuah penguat
Penguat ini menpunyai
dengan
mendapat catu tegangan sebesar 30 volt. Sistem terse but
sebuah tachogenerator
dengan kesalahan
pembagi tegangan
transkonduktansi
bersama
operasi penjumlah.
sebesar 250 mA/volt, sedang konstanta
6
torsi motomya 4 x 10-4 N - m/mA dengan momen inersia sebesar 5 0 x 10- kg.m".
2
Poros motor dikenai beban dengan momen inersia Ji, sebesar 40 x 10- kg.rrr',
melalui
sebuah gear reduksi
100 : I. Pad a sistem tersebut
faktor gesek yang
terjadi diabaikan.
H itu n g la h :
a.
Frekuensi alami ( tanpa redaman ) dari sistem tersebut
b.
Konstanta tachogenerator
agar "damping
rationya " sebesar 0,80.
163CBA
P e n y e le s a ia n
:
Sebagaimana
persamaan (VI-16), total inersia pada paras beban :
J = Ji.VUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
+ n2 Jm
J = ( 40
J
X
10-2 ) + ( 1002 X 50
10-6 )kgm2
X
90 x 10!t-kg.m 2 baZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
=
.
30V
Konstanta pembagi tegangan
360
= --0
K,
0
=
x -27f
300
5, 7 3 V
I rad
Mengikuti persamaan (VI - 18) didapat :
d280
104
K
de
-+
90x 10 -2 kg.m 2
102 x
10- x
x4 x 10-
2 5 0 m AN
2
4
90xlO- kg.m
2
d 80
dt 2
4
10 NmN
--+
T dt
x 4 x 10-4 N m / m A 5 , 73V1rad 8
x 0
90xl0-2kg.m 2
2 5 0 m AN
2
=
d80
x2 5 0 m AN x4 xl0 -4 N m /m A
--+
9
d80
-+
T dt
K
N m / m A 5 ,7 3 V 1 r a d
2
_ 5 7 3 N m /r a d
. 5 7 3 N m /r a d
8
----
9
0 -
= 63,738
j
Dari persamaan (VI -6)
=~
OJ
=
n
=
2 7 if"
,
8
- J 6 3 ,7 3 ~
=
maka In
OJ
=
n
27f
_8_
6,28
=
1 ,2 6 H z
(fn = frekuensi alami tanpa redaman)
Bila dibanding dengan persamaan (VI-5) didapat :
2r': o O J n
dO o
= OJn
2
2e.
dt
_
d 00
2()
_
0
,O J n
I
=
1110K
T
dt
Jadi konstanta tachogenerator
=
K
T
2~3
1110
=
2 x 0,8 x 8
1110
=
0 0124V/rad/sec
'
=
1,24V1l00rpm
atau
2n
-x
360
60 x 0,01152V/rpm
O.
I
d 28 0
d80
-2-+1110KT-+63,7380
dt
dt
OJn
x
9
8
j
164CBA
7.
P e n u n d a a n K e c e p a ta n (V e lo c ity
L ag)
Kecepatan putar poros keluaran orde kedua dari sistem servo dengan
redaman gesek pada kecepatan yang tetap adalah :baZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
dO
O J .= - '
,
dt
Percepatan
paras
keluaran
akan kontinyu
melaju
hingga
mencapai
kecepatan
sudut putar yang sarna dengan masukannya.
Karena
d 2 8 o /d ~
pada kondisi
tersebut
= 0, maka
persamaan
(VI-3)
tentang
kecepatan putar poros tetapnya adalah :
Catatan:
e
= selisih
sudut antara kedudukan paras masukan dan keluarannya
dengan demikian, berarti :
K p O J ; VUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
_
&
-
(VI-20)
••••••••••••••••••••••••••••••.••••••••••
K AK m K s
Perbedaan
motor (keluaran)
atau selisih terse but digunakan
untuk menggerakkan
sehingga torsi motor yang dihasilkan
dapat melawan
poros
gesekan
beban, yang disebut " velocity lag ".
Dalam pengendalian
kecepatan
negatif
sistem servo yang distabilkan oleh untai umpan balik
akan menyebabkan
bertambahnya
redaman
gesek,
dengan
demikian persamaan dinamika dari sistem tersebut dapat ditulis :
2
a o ; = n K AK m
0
J d- 20- + K F -
m
Sebagaimana
m
persamaan
{OK s (
i
-
(VI-17), dimana
( )o ) - K r n -
d O o } CBA
m
J = total inersia pada poros keluaran
pada saat kecepatan poros mencapai kondisi ajeg ( Steady state ), d280/dt2=O; dan
d 8 0 /d t
=
(OJ;
e
penundaan kecepatannya
= ()
-()o
=
( K F + n 2 K r K AK m }o ;
I
Catatan:
adalah :
Umumnya KF«
n K AK m K s
n2 Kr KA KM
::::!
nKrO J;
K,
(VI-21)
165
Untuk memperkecil penundaan kecepatan pada pengendalian posisi sistem
servo yang melibatkan umpan balik kecepatan negatif, yakni dengan cara
menambah komponen baru saat kondisi " steady state " dicapai. Dalam hal ini
untai umpan balik kecepatan dilepas dahulu lalu dipasang sebuah kapasitor yang
memiliki kapasitansi dan tegangan kerja yang tinggi secara seri pada loop umpan
baliknya.
Kapasitor terse but berguna untuk melakukan perubahan tegangan AC
yang timbul dan memblokir tegangan searahnya. Oleh karena itu umpan balik
kecepatan hanya efektif bila putaran poros keluarannya selalu berubah-ubah. Hal
ini lebih lazim disebut "velocity feedback transient".CBA
C o n to h
soal :
Pengendali posisi sistem servo yang meggunakan sinkro sebagai detektor
kesalahan menerapkan untai peredam umpan balik kecepatan. Keluaran dari
penyearah peka phase (psr) sebesar 1,5 V/derajat kesalahan diumpamakan pada
penguat operasi penjumlah melalui sebuah hambatan 1 M Ohm dan tahanan
umpan baliknyajuga 1 M Ohm. Transduktansi penguatnya = 400 mA/volt, sedang
torsi motor pada stand still dicapai sebesar 5 x 10-2 Nm saat arus medan mencapai
maksimum (1/2 periode positit) sebesar 81 mA dan nol pada ~ periode lainnya.
Keluaran techogenerator yang terpasang seporas dengan motor = 0,3 volt/rev/see
ini diumpamakan pada penguat operasi penjumlah melalui hambatan 2 M ohm.
Poros keluaran dikopel dengan motor melalui roda gigi pemerlambat dengan
2
perbandingan 80 : 1. Total inersia pada poras ini sebesar 50 x 10-VUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
kg.m".
T e n tu k a n la h
"damping ratio" dalam sistem terse but dan besarnya overshoot
yang pertama, bila poras input tiba-tiba dipindah kedudukannya 10°. Tentukan
pula penundaan kecepatannya bila poros masukan diputar sebesar 5 rpm.
Penyelesaian
:
Konstanta torsi motor ( x,
)
2
= T = 5 x 10- = 6 24 x 10-4 Nm/mA
K
m
m
Ia
81
Konstata techogenerator (K T)
'
166baZYXWVUTSRQPON
=
K;
0,30 V l r a d I s e c CBA
27r
Konstanta pembagi tegangan untuk mengatasi putaran poros ( K, )
=
K,
360
1,5VUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
x -V/rad
211:
Persamaan dinamika linear dari sistem tersebut dapat ditulis
2
J d- 28
0
_- n
K AK m {
s , (8, - 8)0
-7 Z
dt
Faktor
~
peri ode awal dimunculkan,
diumpankan
ke masukan
820 +,76
dt
melalui R
techogenerator
=
2 M Ohm,
l/
~ ~ 9 2 aV o
+.J.)
= JJ
~ ~ 9 2 (J
i
dt
Bila dibandingkan
O Jn
penjumlah
keluaran
--------=;;{! 3jJ
~
2d80
karena tegangan
penguat operasi
sehingga ~iPeroleh :
d
0
nKT- d8 }
dt
1/
=
dengan persamaan (VI - 6) didapat :
~ K !J= --13392 = 58,24
dan 2 t;O J n
= 76,2
Jadi rasio redaman :
1;= 76,2
2 0 )n
=
= 0,654
76,2
2 x 58,24
Sistem tersebut berarti mendapat redaman kurang dan respon terhadap perubahan
masukan (digeser 10°), diselesaikan dengan persamaan (VI - 9) sebagai berikut.
Bo
= 1O{1- g -3 8 ,1 1
(COSOJi +
O,86sin
O J n t)}
Catatan:
ca =
{()n J (I- t; 2 ) = 58,24 - 0,76 = 44,5
Jadi e o akan maksimum
(positif)
bila cos ((Ot- 40,69°) = - 0,758° ~ 1°
Misal:
(0 t
= 40,68 X
300
211:
=
11:
atau
B o maksimum=10~+r3,3
X
t
°
3,85 = , 08 7 d et I' k
= -44,5
1,257}=10,46°
167
Jadi basarannya lewatan puncak ( overshoot) awal 10,46° - 10° = 0,46° sedang
besamya perlambatan kecepatan ( velocity lag)
e = nKTu\ rad = 80 x 0,3 x 5 = 1,330
x,
1,5x60
8. Efek Torsi Beban Pad a Sistem Servo Sederhana
Sebegitu jauh , sistem pengendali posisi dimana masalah torsi beban ini
sering diabaikan. Jika terdapat konstanta torsi beban, motor harus mampu
mengimbangi keadaan ini pada " Stand Still " (torsi meter) dan harus
diperhitungkan dengan besaran masukan yang disetel. Hal ini didasarkan dari
asumsi bahwa terdapat kesalahan antara posisi poros masukan dan poros keluaran.
Persamaan dinamika seperi Gambar (VI - 7) di muka, dapat ditulis kembali
sebagai :CBA
2eo
.
J dbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
-2 -+ T L
= n K AK m K S ( e i - ( )0) - n K r dt
deo
dt
(VI-22)
Catatan : T VUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
L = Torsi beban
Pada kondisi dimana masukan diset tetap pada harga setelan (8 = konstan) dan
j
keluarannya steady state
2
d eo
=
d t'
deo
dt
=
°
'
maka besar kesalahan yang terjadi diformulasikan :
&
= e -e o =
l
TL
r a d ia n
n K AK m K S
(VI-23)
Kesalahan tersebut di atas lazim disebut "offset" (kerugian pengganti).Offset ini
dapat ditiadakan dengan jalan mengirimkan sinyal masukan ke penguat servo
sehingga terjadi kesesuaian, tidak hanya terhadap kesalahan saja, tapi juga
terhadap kesalahan ditambah integral waktu kesalahan itu sendiri.
9. Pengendali Kecepatan Sederhana Model" Velodyne "
Kecepatan putar poros keluaran sebuah motor servo berdaya kecil dapat
dikendalikan secara tertutup yang identik dengan pengendalian posisi. Yang
168
dimaksud dalam hal ini ialah pengendali model " Velodyne " seperi ditunjukkan
pada Gambar
+
VI. 8.
Set
~ed
~ I----~ ~ ()C D --~
~ CBA
VUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
--K..UJ[J
G am bar
V I . 8 . P e n g a n d a li
k e c e p a ta n
Poros keluaran memutar tachogenerator
selalu dibandingkan
devider)
dengan tegangan
yang dapat dikalibrasikan
Dengan memperhatikan
m odel
V e lo d y n e
DC dan tegangan yang dihasilkan
masukan
yang diset (reference
dengan kecepatan
voltage
putar poros keluarannya.
polaritas yang terjadi, tegangan kesalahan (V e) adalah :
..•
Ve = Vi KTffiO
(VI-24)
KT = Konstanta tachogenerator
Catatan:
dalam volt/rad/sec, dan
ffio = ( deo/dt) kecepatan sudut putar dari poras keluaran.
Torsi
motor
transkonduktansi
mengabaikan
=
yang
terjadi
(katakanlah
KA dan torsi motor
=
arus
armatur
-K AK " ,
.-
lA,
menjadi :baZYXWVUTSRQPONM
()
(VI-25)
V; - K r O J o
Pada saat poros keluaran tunak ( dffio/ dt
=
K m ) adalah : KA Km Ve , maka dengan
faktor gesekan dan pembebanan, persamaan dinamikanya
d o i;
J --; K AK " '" V.
dt
bila
konstanta
=
0 ) ;
kondisi seperti ini dicapai penuh
Vi = KT ffio. Oleh karenanya kecepatan putar poros keluaran adalah
O J o=
V
-'
~
V;
=
(VI-26)
KrO Jo
Kr
Apabila
konstanta
dengan perbandingan
torsi beban
n : 1, dan tachogenerator
maka keluaran tachogenerator
keluaran).
dinamikanya
Jika
:
sebesar T L dikopel
inersia
total
terpasang
dengan
seporos dengan motor,
sebesar nKTroO(roo = kecepatan
pada
poros
keluaran
roda gerigi
sudut putar poros
sebesarCBA persamaan
IIJ II,
169
(VI-27)
d w o / dt = 0 ), torsi bebanya sebesar
Kondisi poros saat itu (baZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
T VUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
L = KA Km ( Vi - nKTwO)
T L =KA K m ( nKTwi - nKT
Mengingat
tegangan
000)
referensi
kecepatan yang dikehendaki
(VI-28)
...• • ..• ..• ..................
masukan
(Vi) dapat
(o»), maka perbandingan
dikalibrasikan
dengan
roda gigi yang diperlukan
disini bisa dihitung sesuai dengan persamaan (VI - 26).
Perbedaan
kecepatan
sudut
putar
antara
yang
(co.) dan
dikehendaki
kecepatan putar yang sebenamyaCBA
(w ~ , dapat dicari dengan rumus :
KAK m ( nKTwi - nKTwo)
TL
=
TL
= KAKmnKT*(wj -
000)
Atau
&
= OJ;
-
OJo
TL
=
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..
(VI-29)
n K r K AK m
Kesalahan
bahwa
yang terjadi disini disebut "droop". Dalam hal ini akan dapat dicatat
kesalahan
tersebut
tidak terikat
atas kecepatan
putar
poros keluaran.
Dengan demikian untuk kecepatan putar poros yang tinggi ini akan menyatakan
presentase
lambat.
kesalahan
Droop
"kompensasi
yang lebih kecil dari pada kecepatan
tersebut
dapat
integral kesalahan
dieliminir
dengan
putar poros yang
menggunakan
" seperti halnya pada pengendali
piranti
posisi sistem
servo.CBA
C o n to h
soal :
Di dalam
Gambar
sistem kendali
tachogenerator
penguat
=
=
200 mA/V,
10 V /1 000 rpm. Carilah
kecepatan
2000 rpm,
semuka. Hitung " droop"
2Nm.
model"
Veloldyne
(III. 8), mempunyai konstanta-konstanta
Transkonduktansi
dihasilakn
kecepatan
j
torsi
" seperti tertera pada
sebagai berikut:
motor
besamya
=
5 x 10-3 Nm/mA,
tegangan
ika setting masukannya
masukan
separuh
agar
dari harga
nya (regulasi kecepatan) bila bebannya bertorsi 6 x 10-
170CBA
P e n y e le s a ia n
:
Konstanta tachogenerator
10 x~O
.~
= 0 6V/rad/sec
1000 xbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
2n
KT =
Karena
:
tidak
memakai
roda
gigi
pereduksi
kecepatan,
menurut
persamaan
(VI - 26) didapat :
0 )0
=
V CBA
Jt~ V; = K r O )o
=
2 0 Vo l!
r
Bila masukan diset pada 10 volt, dimana putaran poros tanpa beban akan sebesarVUTSRQPONM
2
=
1000 rpm. Bila torsi beban tadi (6 x 10- Nm ) benar-benar terpasang, maka Ve
yang harus dikuatkan melalui masukan penguat operasi adalah
2
2 0 0 m AN
Keluaran tachogenerator
=
= 6 x 10-2 Volt
6 x 10- Nm
x 5 x 10-3 Nm/mA
10 - (6 x 10-2) volt, dan kecepatan
sebenamya = (10* x lO-2 x 1000/10) rpm. Di sini "droop"
2
(6 x 10- x 1000110)
=
putar poros yang
nya adalah:
6 rpm. Atau dapat pula dicari dengan persamaan
(VI-29) ,
yakni:
Regulasi kecepatan
2
E=ro. -roo = __ T = ...L _ _
=
6xl0=0,006
nKTKAKm
1 x 0,96 x 200 x 5 X 10-3
1
atau
E= 0,6
%
S o a l-s o a lla tih a n
1. Pengukuran
pembagi
kesalahan
tegangan
posisi
bersudut
poros
geser
yang
330
0
menggunakan
dan
tercatu
potensiometer
tegangan
20
V de-
Berapakah besar tegangan per radian kesalahan ?
2.
Pengendaii
dengan
posisi
keluaran
servo
sebesar
mengunakan
sinkro
1 V per derajat
sebagai
kesalahan.
detektor
Motor
kesalahan
diberi beban
melalui roda gigi pereduksi kecepatan dengan rasio 100 : 1. Sistem tersebut
dilengkapi
komponen
pendukung
dan
konstanta
penting
lainnya
yaitu
171
transkonduktansi
m ir n A,
= 400 baZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
m A N , konstanta torsi motor = 5 x 10-4 NpenguatVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
inersia motor
6
=
30 x 10- kg-m". Hitunglah
( a ) Koefisien
gesek
viskos ( N-m-s) pada poros keluaran agar dihasilkan faktor redaman ~ = 0,60,
( b ) frekuensi alami tanpa redaman, dan ( c ) kasalahan tunak (steady state)
dalam derajat apabila poros masukan diputar 12 rpm.
3. Berikut
ini diketahui
sejumlah
data pad a pengandalian
posisi sitem servo
dengan keluaran terhubung langsung pada poros motor.
.:. Konstanta transduser (tachogenerator)
= 57,4 V/rad
.:. Konstanta torsi motor = 10-2 N - m / m A keluaran amplifier
.:. Momen inersia pada poros motor
=
0,143 kg-rrr'
.:. Koefisien gesekan viskon pada poros motor = 0,13 Nvm-s
.:. Rasio redaman
=
1,03
Tentukan ( a ) transduktansi
amplifier, dan ( b ) frekuensi isolasi alami tanpa
redaman
4.
Sistem pengenmdali
kecepatan
dengan transkonduktansi
m i r n A , dan konstanta
model"
300 m A N ,
tachogenerator
Velodyne
konstanta
=
melalai resistor yang sarna harganya. Tentukan
agar dihasilkan
2500 rpm dan (b)
kecepatan
besar " droop"
beban dengan torsi 8 x 10
-3
N-m.
torsi motor
=
amplifier
2 x 10
2 V 1 1 0 0 0 rpm. Tegangan
masukan dan umpan balik dari tachogenerator
masukan
" menggunakan
-4
N-
referensi
keduanya diumpan ke amplifier
(a)
besar tegangan referensi
putar poros motor tanpa beban sebesar
atau regulasi kecepatan manakala dikenai
PENGENDALI POSISI SISTEM SERVO
1. Sinkro Sebagai Detektor Kesalahan Posisi Poros
Tegangan
kesalahan
(error) yang dihasilkan
oleh sinkro, amplitudonya
sebanding dengan letak kesalahan posisi porosnya dan sudut pasenya tergantung
pada sensor kesalahannya.
Prins if kerja dari penggunaan
sinkro sebagai detektor
kesalahan posisi poros ini tampak seperti Gambar VI. I dibawah ini :
iI'JC~,,\,tr--
Error
~r-
.ignd,V.
Gambar VI. 1 Sinkro pendeteksi kesalahan posisi poros
Ketiga kumparan stator yang ditempatkan
yang lainnya berbeda pase 120°1.
pole"
dalam rumah stator satu dengan
Sedang rotomya kebanyakan
tipe
"salient-
(banyak pasang kutub) atau tipe wound rotor (rotor sangkar). Rotor unit
pengirim
(transmitter)
terpasang
pada
menginduksi
sudut
fluks
penerimanya.
dicatu
dari sumber
posisi
magnet
yang
pada
AC, sedang
dikehendaki
statomya
poros
(disetel).
lewat
rotomya
Arus
celah
udara
rotor
dari
tetap
akan
unit
Fluks magnet yang terdapat pada unit penerima ini mempunyai arah
yang relative
sarna dengan
yang dikirimkan
oleh kumparan
stator dari unit
transmitemya.
Apabila posisi rotor unit penerima tegak lurus (90° I) terhadap fluks maka
emf
yang
diinduksikan
penyimpangan
pada
kumparan
sudut sebesar 8 dari posisi
stator
adalah
no!.
=
Vs in O
=
V s in ( O i-
setiap
90°1 tadi, emf AC yang diinduksikan
ke rotor unit penerima adalah :baZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Ve
Untuk
(0 )
154
Disini V adalah tegangan
Untuk simpangan
yang keeil
linear
misal
terhadap
perpindahan
berbeda
0
180°1, jika
(dalam satu kuadaran ) antara fluks unit penerima
tegangan
perbedaan
90
pada rotor input penerima
sin (VUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
8 i - 8 0) ~ 8 i - 8 0 , maka :
dan posisi rotor adalah
Sebagai
efektif yang diinduksikan
I
kesalahan
posisi
mempunyai
poros
input
dan
hubungan
output
dari posisi semula. Sudut pase tegangan
8i <
80 ,
kemudian
tiba-tiba
8i >
80 ,
yang cukup
sesudah
terjadi
kesalahan
akan
maka akan terjadi
perbedaan posisi dari sudut tersebut lewat sensor kesalahan. Pendeteksi kesalahan
kedudukan
piranti
poros ini hanya merupakan
sensor
keuntungan
tersebut
(sinkro).
salah satu cara dari beberapa
Sebagai
detektor
kesalahan
aplikasi
ia mempunyai
seperti kelebihan tegangan pada pembagi tegangan dapat diabaikan,
ketepatan cukup tinggi, pendeteksi kesalahan dapat lebih dari 3600
•
2. Motor Servo Berukuran Keeil dan Motor Penggerak Lainnya
Motor-motor
servo
listrik
pada
dasamya
dapat
dioperasikan
dengan
melibatkan beberapa komponen pendukung :
.:. Operasi dengan sumber DC, pembagi tegangan,
penguat DC dan motor
DC sebagai penggerak .
•:. Operasi
dengan sumber AC dengan menerapkan
motor sinkro, penguat
AC dan motor AC 2 phase sebagai penggerak .
•:. Operasi dengan sumberCBA
A C ID C dilengkapi detektor kesalahan
penyearah
peka geseran phase ( psr ), dan motor DC sebagai penggerak.
a. Motor DC Penguat Terpisah
Motor
servo
listrik tipe penguat
terpisah
(lihat Gambar
V1.2) banyak
dipakai sebagai piranti kendali posisi. Torsi keluaran berbanding langsung dengan
arus medannya
dan akan berputar
medan ini biasanya diperoleh
kumparan
mundur
bila arus medannya
dibalik.
Arus
dari keluaran sebuah penguat push pull. Apabila
armatur tidak disuplai dengan sumber arus yang konstan, maka emf
155
armatur dengan putaran yang terjadi dapat menyebabkan
T = f (N); yang berarti sama saja dengan terjadinya
pada servo
armatur
. Untuk
yang
bertegangan
menghindari
konstan
melalui
peredaman
hal itu bisa diatasi
tahanan
depan
jatuhnya
dengan
yang
tinggi
karakteristik
akibat gesekan
mensuplai
dari
sumber
arus
DC
relatif tinggi.
b. Penyearah Peka Phase (Phase Sensitive Rectifier)
Tegangan
kesalahan
dengan menggunakan
AC yang terjadi
"phase
dapat
sensitive rectifier"
dilihat
tegangan
DC-nya
(psr) yang berfungsi
penyearah peka pase. Dasar kerja psr ini seperti ditunjukkan
Apabila tidak terjadi kesalahan tegangan , masing-masing
sebagai
pada Gambar VI. 3 .
diode konduksi selama
setengah peri ode (simpul positif) dari tegangan referensinya.VUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
¢cc"E.nt
11
A
~.cIT_",,-==-a;..:r1; KF> 2 --J (JK)
Kondisi respons seperti ini menyatakan respons yang lambatlpelan.
Didalam
praktek kejadian seperti ini biasanya dihindari. Gambaran secara matematis untuk
respons ini adalah :
eo ~e+ _e-'W"[
CQsh/t+ J(1~('
J}
sinh/t
(Vl-12)
Catatan:
f3
=
(VI-B)
O J n ~ (t;2 - 1 )
4. Roda gerigi pemindah mekanik (Gearing)
Motor
dikehendaki
servo
berkecepatan
tinggi
dan
Jika perbandingan
yang
(lihat Gambar VI-6)
roda gerigi primer: sekunder
=
n : 1, maka kecepatan sudut
putar poros keluaran adalah :
- x kecepatan sudut putar poros masukannya
n
kecepatan
perlu disesuaikan (direduksi) melalui pemindah mekanik berupa roda
gerigl atau "gearing"
1
melebihi
160
Kf
v Lscous
't ri 01:.1. on
CBA
~:~-f
(a)baZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
(b)
b,
Gambar VI. Motor servo torsi terkendali (a) dan roda gigi (gearing)
pemindah mekanik (b)
Juga seandainya tidak terdapat rugi daya pada roda gerigi, maka daya masukan
sarna dengan daya keluaran. Dalam hal ini adalah :
TlffilVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
= T2ffi2atau T2 = n TI
Catatan:
T
=
N
=
torsi (N-m); 1 = input; 2
=
(VI-14)
output
putaran (rpm)
ro = keeepatan sudut putar (rad/see)
Torsi yang dikehendaki
pada poros motor untuk mengatasi/mengimbangi
inersia motor (Jm) adalah Jm al Cal
=
pada poros motor eo (keluaran)dengan
karena itu besamya torsi poros
percepatan
sudut putar) pada motor. Torsi
putaran sebesar n, adalah n Jm al. Oleh
(nJmal) ini akan dirasakan pada blok roda gerigi
(gear box).
Dengan demikian torsi poros (keluarannya)
menjadi :
(VI-IS)
Catatan:
a2
= percepatan
sudut putar poros keluaran.
Sebagai misal inersia motor sarna (ekivalen)
yaitu
Jm = n2 Jm ,bila al
=
terhadap
a2 . Jika inersia beban
=
inersia pada porosnya
Ji, , percepatan
maka torsi motor (T m) yang semestinya terjadi adalah :
beban
=
,
a2 ,
161
)
dan total inersia yang terjadi pada poros sebesar :
J=h+n2JVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
m
Percepatan
(VI-16)
akan dicapai maksimum sesuai perubahan kecepatan yang terjadi
U2
dengan demikian perbandingan roda gigi ini dikatakan cocok
yaitubaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
n = ~ (J L /J J
(match) dengan inersianya.
5. Redaman Umpan Balik Kecepatan
Gesekan mekanik yang terjadi umumnya tidak cukup untuk menghasilkan
redaman dalam berbagai operasi dari sistem servo. Pada setiap kenaikan gesekan
mekanik berarti akan memperbesar kerugian daya. Masalah redaman sebagaimana
dirumuskan pada persamaan (VI-5) dapat ditingkatkan, yakni dengan menerapkan
umpan balik kecepatan. Dalam hal ini dengan dipenuhinya loop umpan balik
kedua, maka sinyal negatif yang diterima masukan amplifier akan berbanding
langsung dengan kecepatan putaran poros. Sinyal ini bisa diperoleh dari
tachogenerator DC yang dipasang seporos dengan motor sebelum diperlambat
dengan roda gerigi, seperti ditunjukkan pada Gambar (VI-7). Apabila motor yang
digunakan
motor
AC,
maka
tachogenerator
yang
dipakai
juga
harus
tachogenerator AC.
---
Tnchogeneretcr
~:;7:::g
_Ks_e~1~.(e~:;~~
J -~ -rn -p '-I
A
-Kotol
: _ K :j:
l
Gambar
A. t
d & .:
d t
;
II
~
\
f!~
(€~t~cC:}C_~~~={( }'tL j'"
I
~~
!
&.
D :
CBA
1
J
L .-
~
.
VI.7.Servo de dengan redaman
._. _
umpan balik kecepatan
6. Mendeteksi Kesalahan Dengan Sinkro
Persamaan sistem dinamik seperti telah dibahas dimuka yaitu dengan jalan
menyamakan torsi motor penggerak terhadap torsi-torsi pelawannya. Pengabaian
162
faktor gesek mekanik dan torsi beban, dengan mengandaikan
inersia total pada
keluaran poros motor (J), maka :
(VI-17)
Catatan:
K, = Konstanta pembagi tegangan dalam volt/rad. kesalahan
Kr = Konstanta tachogenerator
Hal ini dapat
memperbesar
pula diartikan
Persamaan
tersebut
karenanya
akan didapat
dapat
bahwa jumlah
titik
pada poros motor
cabang
pre-amplifier
akan
tegangan masukan secara aljabar langsung.
Oleh karena itu persamaan
.--
dalam volt/rad/detik
diatur
(VI - 17) dimuka dapat disusun kembali menjadi :VUTSRQPONMLKJIHGFE
diatas sarna persis dengan
termasuk
hasil penyelesaian
pula
pembagi
persamaan
(VI - 4) dan oleh
yang sarna. Redaman
tegangan
pada
akan segera
bagian
feed
back
tachogenerator.
C o n to h so a l :
--
Pada pengendalian
posisi sistem servo menggunakan
geseran sebesar 300
0
dilengkapi
CBA
,
DC, yang ke1uarannya
dijumlahkan
dari posisi poros dalam sebuah penguat
Penguat ini menpunyai
dengan
mendapat catu tegangan sebesar 30 volt. Sistem terse but
sebuah tachogenerator
dengan kesalahan
pembagi tegangan
transkonduktansi
bersama
operasi penjumlah.
sebesar 250 mA/volt, sedang konstanta
6
torsi motomya 4 x 10-4 N - m/mA dengan momen inersia sebesar 5 0 x 10- kg.m".
2
Poros motor dikenai beban dengan momen inersia Ji, sebesar 40 x 10- kg.rrr',
melalui
sebuah gear reduksi
100 : I. Pad a sistem tersebut
faktor gesek yang
terjadi diabaikan.
H itu n g la h :
a.
Frekuensi alami ( tanpa redaman ) dari sistem tersebut
b.
Konstanta tachogenerator
agar "damping
rationya " sebesar 0,80.
163CBA
P e n y e le s a ia n
:
Sebagaimana
persamaan (VI-16), total inersia pada paras beban :
J = Ji.VUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
+ n2 Jm
J = ( 40
J
X
10-2 ) + ( 1002 X 50
10-6 )kgm2
X
90 x 10!t-kg.m 2 baZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
=
.
30V
Konstanta pembagi tegangan
360
= --0
K,
0
=
x -27f
300
5, 7 3 V
I rad
Mengikuti persamaan (VI - 18) didapat :
d280
104
K
de
-+
90x 10 -2 kg.m 2
102 x
10- x
x4 x 10-
2 5 0 m AN
2
4
90xlO- kg.m
2
d 80
dt 2
4
10 NmN
--+
T dt
x 4 x 10-4 N m / m A 5 , 73V1rad 8
x 0
90xl0-2kg.m 2
2 5 0 m AN
2
=
d80
x2 5 0 m AN x4 xl0 -4 N m /m A
--+
9
d80
-+
T dt
K
N m / m A 5 ,7 3 V 1 r a d
2
_ 5 7 3 N m /r a d
. 5 7 3 N m /r a d
8
----
9
0 -
= 63,738
j
Dari persamaan (VI -6)
=~
OJ
=
n
=
2 7 if"
,
8
- J 6 3 ,7 3 ~
=
maka In
OJ
=
n
27f
_8_
6,28
=
1 ,2 6 H z
(fn = frekuensi alami tanpa redaman)
Bila dibanding dengan persamaan (VI-5) didapat :
2r': o O J n
dO o
= OJn
2
2e.
dt
_
d 00
2()
_
0
,O J n
I
=
1110K
T
dt
Jadi konstanta tachogenerator
=
K
T
2~3
1110
=
2 x 0,8 x 8
1110
=
0 0124V/rad/sec
'
=
1,24V1l00rpm
atau
2n
-x
360
60 x 0,01152V/rpm
O.
I
d 28 0
d80
-2-+1110KT-+63,7380
dt
dt
OJn
x
9
8
j
164CBA
7.
P e n u n d a a n K e c e p a ta n (V e lo c ity
L ag)
Kecepatan putar poros keluaran orde kedua dari sistem servo dengan
redaman gesek pada kecepatan yang tetap adalah :baZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
dO
O J .= - '
,
dt
Percepatan
paras
keluaran
akan kontinyu
melaju
hingga
mencapai
kecepatan
sudut putar yang sarna dengan masukannya.
Karena
d 2 8 o /d ~
pada kondisi
tersebut
= 0, maka
persamaan
(VI-3)
tentang
kecepatan putar poros tetapnya adalah :
Catatan:
e
= selisih
sudut antara kedudukan paras masukan dan keluarannya
dengan demikian, berarti :
K p O J ; VUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
_
&
-
(VI-20)
••••••••••••••••••••••••••••••.••••••••••
K AK m K s
Perbedaan
motor (keluaran)
atau selisih terse but digunakan
untuk menggerakkan
sehingga torsi motor yang dihasilkan
dapat melawan
poros
gesekan
beban, yang disebut " velocity lag ".
Dalam pengendalian
kecepatan
negatif
sistem servo yang distabilkan oleh untai umpan balik
akan menyebabkan
bertambahnya
redaman
gesek,
dengan
demikian persamaan dinamika dari sistem tersebut dapat ditulis :
2
a o ; = n K AK m
0
J d- 20- + K F -
m
Sebagaimana
m
persamaan
{OK s (
i
-
(VI-17), dimana
( )o ) - K r n -
d O o } CBA
m
J = total inersia pada poros keluaran
pada saat kecepatan poros mencapai kondisi ajeg ( Steady state ), d280/dt2=O; dan
d 8 0 /d t
=
(OJ;
e
penundaan kecepatannya
= ()
-()o
=
( K F + n 2 K r K AK m }o ;
I
Catatan:
adalah :
Umumnya KF«
n K AK m K s
n2 Kr KA KM
::::!
nKrO J;
K,
(VI-21)
165
Untuk memperkecil penundaan kecepatan pada pengendalian posisi sistem
servo yang melibatkan umpan balik kecepatan negatif, yakni dengan cara
menambah komponen baru saat kondisi " steady state " dicapai. Dalam hal ini
untai umpan balik kecepatan dilepas dahulu lalu dipasang sebuah kapasitor yang
memiliki kapasitansi dan tegangan kerja yang tinggi secara seri pada loop umpan
baliknya.
Kapasitor terse but berguna untuk melakukan perubahan tegangan AC
yang timbul dan memblokir tegangan searahnya. Oleh karena itu umpan balik
kecepatan hanya efektif bila putaran poros keluarannya selalu berubah-ubah. Hal
ini lebih lazim disebut "velocity feedback transient".CBA
C o n to h
soal :
Pengendali posisi sistem servo yang meggunakan sinkro sebagai detektor
kesalahan menerapkan untai peredam umpan balik kecepatan. Keluaran dari
penyearah peka phase (psr) sebesar 1,5 V/derajat kesalahan diumpamakan pada
penguat operasi penjumlah melalui sebuah hambatan 1 M Ohm dan tahanan
umpan baliknyajuga 1 M Ohm. Transduktansi penguatnya = 400 mA/volt, sedang
torsi motor pada stand still dicapai sebesar 5 x 10-2 Nm saat arus medan mencapai
maksimum (1/2 periode positit) sebesar 81 mA dan nol pada ~ periode lainnya.
Keluaran techogenerator yang terpasang seporas dengan motor = 0,3 volt/rev/see
ini diumpamakan pada penguat operasi penjumlah melalui hambatan 2 M ohm.
Poros keluaran dikopel dengan motor melalui roda gigi pemerlambat dengan
2
perbandingan 80 : 1. Total inersia pada poras ini sebesar 50 x 10-VUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
kg.m".
T e n tu k a n la h
"damping ratio" dalam sistem terse but dan besarnya overshoot
yang pertama, bila poras input tiba-tiba dipindah kedudukannya 10°. Tentukan
pula penundaan kecepatannya bila poros masukan diputar sebesar 5 rpm.
Penyelesaian
:
Konstanta torsi motor ( x,
)
2
= T = 5 x 10- = 6 24 x 10-4 Nm/mA
K
m
m
Ia
81
Konstata techogenerator (K T)
'
166baZYXWVUTSRQPON
=
K;
0,30 V l r a d I s e c CBA
27r
Konstanta pembagi tegangan untuk mengatasi putaran poros ( K, )
=
K,
360
1,5VUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
x -V/rad
211:
Persamaan dinamika linear dari sistem tersebut dapat ditulis
2
J d- 28
0
_- n
K AK m {
s , (8, - 8)0
-7 Z
dt
Faktor
~
peri ode awal dimunculkan,
diumpankan
ke masukan
820 +,76
dt
melalui R
techogenerator
=
2 M Ohm,
l/
~ ~ 9 2 aV o
+.J.)
= JJ
~ ~ 9 2 (J
i
dt
Bila dibandingkan
O Jn
penjumlah
keluaran
--------=;;{! 3jJ
~
2d80
karena tegangan
penguat operasi
sehingga ~iPeroleh :
d
0
nKT- d8 }
dt
1/
=
dengan persamaan (VI - 6) didapat :
~ K !J= --13392 = 58,24
dan 2 t;O J n
= 76,2
Jadi rasio redaman :
1;= 76,2
2 0 )n
=
= 0,654
76,2
2 x 58,24
Sistem tersebut berarti mendapat redaman kurang dan respon terhadap perubahan
masukan (digeser 10°), diselesaikan dengan persamaan (VI - 9) sebagai berikut.
Bo
= 1O{1- g -3 8 ,1 1
(COSOJi +
O,86sin
O J n t)}
Catatan:
ca =
{()n J (I- t; 2 ) = 58,24 - 0,76 = 44,5
Jadi e o akan maksimum
(positif)
bila cos ((Ot- 40,69°) = - 0,758° ~ 1°
Misal:
(0 t
= 40,68 X
300
211:
=
11:
atau
B o maksimum=10~+r3,3
X
t
°
3,85 = , 08 7 d et I' k
= -44,5
1,257}=10,46°
167
Jadi basarannya lewatan puncak ( overshoot) awal 10,46° - 10° = 0,46° sedang
besamya perlambatan kecepatan ( velocity lag)
e = nKTu\ rad = 80 x 0,3 x 5 = 1,330
x,
1,5x60
8. Efek Torsi Beban Pad a Sistem Servo Sederhana
Sebegitu jauh , sistem pengendali posisi dimana masalah torsi beban ini
sering diabaikan. Jika terdapat konstanta torsi beban, motor harus mampu
mengimbangi keadaan ini pada " Stand Still " (torsi meter) dan harus
diperhitungkan dengan besaran masukan yang disetel. Hal ini didasarkan dari
asumsi bahwa terdapat kesalahan antara posisi poros masukan dan poros keluaran.
Persamaan dinamika seperi Gambar (VI - 7) di muka, dapat ditulis kembali
sebagai :CBA
2eo
.
J dbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
-2 -+ T L
= n K AK m K S ( e i - ( )0) - n K r dt
deo
dt
(VI-22)
Catatan : T VUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
L = Torsi beban
Pada kondisi dimana masukan diset tetap pada harga setelan (8 = konstan) dan
j
keluarannya steady state
2
d eo
=
d t'
deo
dt
=
°
'
maka besar kesalahan yang terjadi diformulasikan :
&
= e -e o =
l
TL
r a d ia n
n K AK m K S
(VI-23)
Kesalahan tersebut di atas lazim disebut "offset" (kerugian pengganti).Offset ini
dapat ditiadakan dengan jalan mengirimkan sinyal masukan ke penguat servo
sehingga terjadi kesesuaian, tidak hanya terhadap kesalahan saja, tapi juga
terhadap kesalahan ditambah integral waktu kesalahan itu sendiri.
9. Pengendali Kecepatan Sederhana Model" Velodyne "
Kecepatan putar poros keluaran sebuah motor servo berdaya kecil dapat
dikendalikan secara tertutup yang identik dengan pengendalian posisi. Yang
168
dimaksud dalam hal ini ialah pengendali model " Velodyne " seperi ditunjukkan
pada Gambar
+
VI. 8.
Set
~ed
~ I----~ ~ ()C D --~
~ CBA
VUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
--K..UJ[J
G am bar
V I . 8 . P e n g a n d a li
k e c e p a ta n
Poros keluaran memutar tachogenerator
selalu dibandingkan
devider)
dengan tegangan
yang dapat dikalibrasikan
Dengan memperhatikan
m odel
V e lo d y n e
DC dan tegangan yang dihasilkan
masukan
yang diset (reference
dengan kecepatan
voltage
putar poros keluarannya.
polaritas yang terjadi, tegangan kesalahan (V e) adalah :
..•
Ve = Vi KTffiO
(VI-24)
KT = Konstanta tachogenerator
Catatan:
dalam volt/rad/sec, dan
ffio = ( deo/dt) kecepatan sudut putar dari poras keluaran.
Torsi
motor
transkonduktansi
mengabaikan
=
yang
terjadi
(katakanlah
KA dan torsi motor
=
arus
armatur
-K AK " ,
.-
lA,
menjadi :baZYXWVUTSRQPONM
()
(VI-25)
V; - K r O J o
Pada saat poros keluaran tunak ( dffio/ dt
=
K m ) adalah : KA Km Ve , maka dengan
faktor gesekan dan pembebanan, persamaan dinamikanya
d o i;
J --; K AK " '" V.
dt
bila
konstanta
=
0 ) ;
kondisi seperti ini dicapai penuh
Vi = KT ffio. Oleh karenanya kecepatan putar poros keluaran adalah
O J o=
V
-'
~
V;
=
(VI-26)
KrO Jo
Kr
Apabila
konstanta
dengan perbandingan
torsi beban
n : 1, dan tachogenerator
maka keluaran tachogenerator
keluaran).
dinamikanya
Jika
:
sebesar T L dikopel
inersia
total
terpasang
dengan
seporos dengan motor,
sebesar nKTroO(roo = kecepatan
pada
poros
keluaran
roda gerigi
sudut putar poros
sebesarCBA persamaan
IIJ II,
169
(VI-27)
d w o / dt = 0 ), torsi bebanya sebesar
Kondisi poros saat itu (baZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
T VUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
L = KA Km ( Vi - nKTwO)
T L =KA K m ( nKTwi - nKT
Mengingat
tegangan
000)
referensi
kecepatan yang dikehendaki
(VI-28)
...• • ..• ..• ..................
masukan
(Vi) dapat
(o»), maka perbandingan
dikalibrasikan
dengan
roda gigi yang diperlukan
disini bisa dihitung sesuai dengan persamaan (VI - 26).
Perbedaan
kecepatan
sudut
putar
antara
yang
(co.) dan
dikehendaki
kecepatan putar yang sebenamyaCBA
(w ~ , dapat dicari dengan rumus :
KAK m ( nKTwi - nKTwo)
TL
=
TL
= KAKmnKT*(wj -
000)
Atau
&
= OJ;
-
OJo
TL
=
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..
(VI-29)
n K r K AK m
Kesalahan
bahwa
yang terjadi disini disebut "droop". Dalam hal ini akan dapat dicatat
kesalahan
tersebut
tidak terikat
atas kecepatan
putar
poros keluaran.
Dengan demikian untuk kecepatan putar poros yang tinggi ini akan menyatakan
presentase
lambat.
kesalahan
Droop
"kompensasi
yang lebih kecil dari pada kecepatan
tersebut
dapat
integral kesalahan
dieliminir
dengan
putar poros yang
menggunakan
" seperti halnya pada pengendali
piranti
posisi sistem
servo.CBA
C o n to h
soal :
Di dalam
Gambar
sistem kendali
tachogenerator
penguat
=
=
200 mA/V,
10 V /1 000 rpm. Carilah
kecepatan
2000 rpm,
semuka. Hitung " droop"
2Nm.
model"
Veloldyne
(III. 8), mempunyai konstanta-konstanta
Transkonduktansi
dihasilakn
kecepatan
j
torsi
" seperti tertera pada
sebagai berikut:
motor
besamya
=
5 x 10-3 Nm/mA,
tegangan
ika setting masukannya
masukan
separuh
agar
dari harga
nya (regulasi kecepatan) bila bebannya bertorsi 6 x 10-
170CBA
P e n y e le s a ia n
:
Konstanta tachogenerator
10 x~O
.~
= 0 6V/rad/sec
1000 xbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
2n
KT =
Karena
:
tidak
memakai
roda
gigi
pereduksi
kecepatan,
menurut
persamaan
(VI - 26) didapat :
0 )0
=
V CBA
Jt~ V; = K r O )o
=
2 0 Vo l!
r
Bila masukan diset pada 10 volt, dimana putaran poros tanpa beban akan sebesarVUTSRQPONM
2
=
1000 rpm. Bila torsi beban tadi (6 x 10- Nm ) benar-benar terpasang, maka Ve
yang harus dikuatkan melalui masukan penguat operasi adalah
2
2 0 0 m AN
Keluaran tachogenerator
=
= 6 x 10-2 Volt
6 x 10- Nm
x 5 x 10-3 Nm/mA
10 - (6 x 10-2) volt, dan kecepatan
sebenamya = (10* x lO-2 x 1000/10) rpm. Di sini "droop"
2
(6 x 10- x 1000110)
=
putar poros yang
nya adalah:
6 rpm. Atau dapat pula dicari dengan persamaan
(VI-29) ,
yakni:
Regulasi kecepatan
2
E=ro. -roo = __ T = ...L _ _
=
6xl0=0,006
nKTKAKm
1 x 0,96 x 200 x 5 X 10-3
1
atau
E= 0,6
%
S o a l-s o a lla tih a n
1. Pengukuran
pembagi
kesalahan
tegangan
posisi
bersudut
poros
geser
yang
330
0
menggunakan
dan
tercatu
potensiometer
tegangan
20
V de-
Berapakah besar tegangan per radian kesalahan ?
2.
Pengendaii
dengan
posisi
keluaran
servo
sebesar
mengunakan
sinkro
1 V per derajat
sebagai
kesalahan.
detektor
Motor
kesalahan
diberi beban
melalui roda gigi pereduksi kecepatan dengan rasio 100 : 1. Sistem tersebut
dilengkapi
komponen
pendukung
dan
konstanta
penting
lainnya
yaitu
171
transkonduktansi
m ir n A,
= 400 baZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
m A N , konstanta torsi motor = 5 x 10-4 NpenguatVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
inersia motor
6
=
30 x 10- kg-m". Hitunglah
( a ) Koefisien
gesek
viskos ( N-m-s) pada poros keluaran agar dihasilkan faktor redaman ~ = 0,60,
( b ) frekuensi alami tanpa redaman, dan ( c ) kasalahan tunak (steady state)
dalam derajat apabila poros masukan diputar 12 rpm.
3. Berikut
ini diketahui
sejumlah
data pad a pengandalian
posisi sitem servo
dengan keluaran terhubung langsung pada poros motor.
.:. Konstanta transduser (tachogenerator)
= 57,4 V/rad
.:. Konstanta torsi motor = 10-2 N - m / m A keluaran amplifier
.:. Momen inersia pada poros motor
=
0,143 kg-rrr'
.:. Koefisien gesekan viskon pada poros motor = 0,13 Nvm-s
.:. Rasio redaman
=
1,03
Tentukan ( a ) transduktansi
amplifier, dan ( b ) frekuensi isolasi alami tanpa
redaman
4.
Sistem pengenmdali
kecepatan
dengan transkonduktansi
m i r n A , dan konstanta
model"
300 m A N ,
tachogenerator
Velodyne
konstanta
=
melalai resistor yang sarna harganya. Tentukan
agar dihasilkan
2500 rpm dan (b)
kecepatan
besar " droop"
beban dengan torsi 8 x 10
-3
N-m.
torsi motor
=
amplifier
2 x 10
2 V 1 1 0 0 0 rpm. Tegangan
masukan dan umpan balik dari tachogenerator
masukan
" menggunakan
-4
N-
referensi
keduanya diumpan ke amplifier
(a)
besar tegangan referensi
putar poros motor tanpa beban sebesar
atau regulasi kecepatan manakala dikenai