M01257

(1)

Editor:


(2)

PROSIDING

SEMINAR DAN LOKAKRYA

”PENDIDIKAN POLITIK BAGI APARAT PEMERINTAH DAN MASYARAKAT PEDESAAN”

KATA PENGANTAR

Setalah berjalan selama sebelas tahun, reformasi politik di Indonesia memunculkan sejumlah perubahan terutama menyangkut perundang-undangan, sejak perubahan perundang-undangan politik (UU No 2, 3, dan 4 Tahun 1999), perubahan pemerintahan yang dikenal sebagai Undang-undang Otonomi Daerah (UU No.22/99) dan perubahannya (UU No. 32/2004) sampai kepada Amandement Undang-Undang Dasar 1945. Perubahan perundang-undangan tersebut membawa perubahan struktur, mekanisme, dan sistem politik di Indonesia yang cukup mendasar. Paling tidak Pemilu 1999, Penentuan wakil-wakil di DPR, Pemilihan Presiden dan wakilnya, Pergantian kekuasaan, sampai perubahan kekuasaan di daerah telah memberikan warna dan mekanisme yang lebih demokratis. Walaupun demikian dipandang dari segi rakyat munculah sejumlah pertanyaan mendasar seperti: apakah semua perubahan politik dari hasil reformasi tahun 1998 telah membawa perubahan di dalam kesempatan rakyat untuk berpartisipasi di dalam proses pengambilan keputusan di aras nasional bahkan pada aras lokal sekalipun? apakah sebagai warga negara telah memperoleh hak-haknya dan telah memperoleh perlindungan hukum yang benar ? apakah rakyat telah lebih sejahtera secara politk ? Apakah partai politik sudah menjalankan peran dan fungsinya ? dan beberapa sejumlah pertanyaan lain.

Dalam perspektif politik, otonomi daerah merupakan perkara mendasar bagi proses perkembangan/pembangunan demokrasi di Indonesia. Dengan demikian maka pihak – pihak yang berkepentingan (stakeholders) di era otonomi daerah kini dituntut untuk memanfaatkan peluang tersebut secara maksimal, efektif, dan efisien.

Dari realitas tersebut, maka kesepahaman, pengertian, dan komunikasi interaktif antar para

stakeholders pembangunan menjadi hal yang niscaya. Tujuannya agar diperoleh strategi yang tepat di antara para stakeholders yang terlibat dalam pembangunan, yakni pemerintah, legislatif, warga masyarakat, dan juga kalangan LSM serta akademisi.

Berkaitan permasalahan tersebut, maka dipandang perlu adanya suatu pendidikan politik dalam rangka peningkatan kapasitas aparat dan masyarakat pedesaan berkaitan dengan penyadaran hak-hak dan kewajiban mereka sebagai bagian warga negara dalam berkehidupan demokrasi. Arah kegiatan yang


(3)

disasar dalam rangka itu adalah dengan memberikan pendidikan politik khususnya kepada para pihak yang berkaitan dengan pembangunan di pedesaan.

Salatiga, Juli 2010

Drs. Daru Purnomo,M.Si


(4)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

BAB 1 : P E N D A H U L U A N ... 1-2 BAB 2 : KERANGKA ACUAN KERJA ... 3-5 2.1. Latar Belakang ... 3

2.2. Tujuan ... 3

2.3. Hasil Yang Diharapkan ... 4

2.4. Metode/Startegi ... 4

2.5. Pelaksanaan Kegiatan ... 5

BAB 3: HASIL DAN KESIMPULAN ... 6

3.1. Pembukaan ... 6

3.2. Resume Pembicara ... 7

3.2.1. Pendidikan Politik Bagi Aparat Pemerintah Desa ... 7

3.2.2. Pendidikan Politik Bagi Masyarakat Pedesaan ... 21

BAB 4: MATERI SEMILOKA ... 32

4.1. Materi Semiloka Pendidikan Politik Bagi Aparat Pemerintah Desa ... 32 4.1.1. Membangun Partisipasi Politik Lokal Dalam Demokrasi


(5)

Oleh: Prof. Dr. Kutut Suwondo,MS ... 32-34 4.1.2. Peranan Partai Politik Dalam Pembangunan Masyarakat Desa

Oleh: Slamet Luwihono, SH. ... 35-43 4.1.3. Membangun Kesadaran Politik Dengan Pendekatan Berbasis Hak

Oleh: Juwanto ... 44-48 4.2. Materi Semiloka Pendidikan Politik Bagi Masyarakat Desa ... 49

4.2.1. Peran Partai Politik Dalam Pembangunan Masyarakat Desa


(6)

BAB 1: PENDAHULUAN

Semiloka Pendidikan Politik bagi Aparat Pemerintah Dan Masyarakat Pedesaan merupakan rangkaian kegiatan pendidikan politik yang berkaitan dengan partisipasi politik local dan peran partai dalam pembangunan masyarakat desa yang ditujukan kepada aparat pemerintah dan masyarakat desa yang dilakukan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM ) Trukajaya Salatiga. Pada kesempatan tersebut, diambil tema terfokus berdasarkan beberapa tinjauan kebutuhannya yaitu tema “Pendidikan Politik bagi Aparat Pemerintah dan Masyarakat Pedesaan”

Semiloka ini dilakukan sebagai upaya untuk memberikan pendidikan politik kepada masyarakat pedesaan yag terkadang luput dari perhatian pemerintah dalam bidang penyadaran

politik. Masyarakat pedesaan belum memiliki kesadaran akan pentingnya arti politik, sehingga kebutaan masyarakat terhadap politik hal yag dimanfaatkan secara sepihak oelh para calon-calon pemimpin yag akan mengikuti pemilihan (pembodohan), misalnya dengan maraknya

money politics yang seakan-akan menjadi harapan bagi masyarakat pada saat menghadapi pemilihan serta janji-janji manis para calon yag kini sudah tidak menjadi senjata ampuh kembali bagi masyarakat.

Dalam semiloka ini dihadiri oleh wakil-wakil aparat pemerintah desa dan wakil-wakil masyarakat dari ketiga daerah binaan LSM Trukajaya yaitu Desa Kendel (Boyolali), Desa Randurejo (Grobogan) dan Desa Lembu (Semarang), serta dihadiri oleh salah satu staff pengajar FISKOM UKSW dan beberapa pembicara.

Acara Semiloka ini diawali dengan pembukaan, perkenalan dan sambutan oleh Koordinator Kegiatan Pendidikan Politik bagi Aparat Pemerintah dan Masyarakat Pedesaan. Kemudian dilanjutkan dengan acara sharing (bertukar pendapat) antar aparat desa mengenai permasalah politik yag ada di desa masing-masing yang difasilitasi oleh Bapak Suwarto (Direktur LSM Trukajaya). Hal ini berlaku untuk kedua kegiatan, karena dalam kegiatan pendidikan politik ini terbagi menajdi dua bagian yaitu Semiloka yag ditujukan untuk aparat pemerintahan desa (pada tanggal 19-20 Juli 2010) dan Semiloka yang ditujukan untuk masyarakat desa (pada tanggal 22-23 Juli 2010). Acara Semiloka pada 19 Juli 2010 berbentuk diskusi panel untuk aparat desa kemudian dilanjutkan dengan pemaparan dari para nara sumber yang terdiri dari :


(7)

1. Prof. Kutut Suwondo, staff pengajar Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga 2. Slamet Luwihono, staff LSM Percik Salatiga

3. Juwanto, staff LSM TRukajaya Salatiga

Selama berlangsungnya kegiatan tersebut dipandu oleh: Ibu Eko dari staff LSM Trukajaya. Nara sumber pertama, Prof. Kutut Suwondo memaparkan gagasan mengenai Membangun Partisipasi Politik Lokal Dalam Demokrasi, sedangkan nara sumber kedua yaitu Bapak Slamet Luwihono memaparkan tentang Peran Partai Dalam Pembangunan Masyarakat Desa dan nara sumber ketiga yaitu Juwanto membawakan materi mengenai Membangun Kesadaran Hak Dan Kewajiban Politik Masyarakat. Acara Semiloka ini kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi dan tanya jawab. Hasil-hasil diskusi dan tanya jawab ini terdapat dalam salah satu bab di buku ini. Lalu pada tanggal 20 Juli 2010 kegiatan Semiloka pendidikan politik dilanjutkan dengan diskusi perencanaan pembangunan desa yag dipimpin oleh Bapak Suwarto dan Ibu Eunike. Sedangkan pada Semiloka pendidikan politik yang ditujukan kepada masyarakat desa (22-23 Juli 2010) dilakukan pula sebuah diskusi panel yang mengadirkan dua pembicara yaitu :

1. Daru Purnomo, staff pengajar FISKOM UKSW 2. Juwanto, staff LSM Trukajaya Salatiga

Bagian kegiatan ini pun dipandu oleh Ibu Eko selaku staff LSM Trukajaya Salatiga.

Nara sumber pertama membawakan materi mengenai Peran Partai Dalam Pembangunan Masyarakat Desa dan pada narasumber kedua mendiskusikan tentang Membangun Kesadaran Hak Dan Kewajiban Politik Masyarakat. Acara selanjutnya pun dilakukan diskusi dengan sesi Tanya jawab. Adapun hasil-hasil dari sesi diskusi dan tanya jawab ini pun akan menjadi bahan lampiran dari prosiding ini. Pada tanggal 23 Juli 2010 kegiatan Semiloka bagi mayarakat desa pun dilanjutkan dengan diskusi perencanaan pembangunan desa yang dipimpin oleh Bapak Suwarto dan Ibu Eunike.

Semiloka ditutup oleh Koordinator kegiatan Pendidikan Politik bagi Aparat pemerintahan dan Masyarakat Pedesaan, dan diharapkan dari kegiatan ini dapat menjadi bahan masukan bagi masayrakat dan aparat pemerintah pedesaan dalam menjalankan kehidupan pemerintahan dan politik., serta menjadi bahan pendidikan politik bagi masyarakat pedesaan agar menjadi melek politik.


(8)

BAB 2: KERANGKA ACUAN KERJA

2.1. Latar Belakang

Keterbukaan informasi telah terjadi di semua lapisan masyarakat. Berbagai media telah memungkinkan seluruh lapisan masyarakat memperoleh informasi, khususnya melalui televisi. Meski begitu, praktik-praktik korupsi masih terus berlangsung dalam berbagai perkara dan melalui berbagai peristiwa. Korupsi itu membawa dampak bagi masyarakat miskin, yaitu mereka tidak bisa menikmati hasil pembangunan untuk peningkatan kesejahteraan.

Dalam skala desa kemungkinan praktik korupsi tidak terjadi secara menyolok, seperti dalam skala nasional. Namun, praktik korupsi apapun bentuknya akan menghadirkan ketidakadilan bagi kelompok miskin. Praktik korupsi di pedesaan kemungkinan besar terjadi karena kurangnya pemahaman mengenai apa itu korupsi dan bagaimana melakukan kontrol terhadapnya. Situasi masyarakat yang relatif homogen merupakan salah satu kendala untuk melakukan kontrol terhadap korupsi.

Salah satu cara untuk melakukan kontrol terhadap korupsi di pedesaan adalah menarik sebanyak mungkin keterlibatan masyarakat terhadap proses pembangunan: mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi, dan juga bagaimana mengelola anggaran pembangunan secara terbuka tanpa meninggalkan praktik “bersaudara” dalam masyarakat. Pengelolaan anggaran pembangunan bukanlah sekadar membagi dana secara merata tanpa mempertimbangkan tingkat kemiskinan antar-warga di pedesaan. Sebab, membagi dana pembangunan atau bantuan secara “merata” bukan sikap yang adil, justru merupakan salah satu bentuk korupsi terhadap kaum miskin.

Berdasarkan pemahaman tersebut, pendidikan politik bagi aparat pemerintah dan masyarakat desa ini dilaksanakan. Dengan harapan bentuk-bentuk demokrasi langsung dalam pembangunan bisa diwujudkan dalam konteks pedesaan yang relatif kecil.

2.2.

Tujuan

Kegiatan ”Pendidikan Politik” ini –walau singkat—akan dibedakan ke dalam dua bagian penting: bagi aparat pemerintah desa dan bagi masyarakat desa, yang dirumuskan sebagai berikut:


(9)

• Membangun kesadaran mengenai pentingnya menggali aspirasi masyarakat dalam

proses pembangunan

• Menerapkan keberpihakan bagi kaum miskin secara kontekstual tanpa meninggalkan

kebersamaan dalam masyarakat

• Merancang desain pembangunan yang adil dan partisipatif untuk mengurangi

praktik korupsi

2. Bagi Masyarakat Pedesaan:

• Membangun kesadaran mengenai pentingnya turut mengambil bagian dalam proses

pembangunan

• Mengembangkan konsep keadilan bagi kaum miskin secara kontekstual tanpa

meninggalkan kebersaudaraan dalam masyarakat

• Mengusulkan dan merancana desain pembangunan yang aspiratif dan partisipatif

untuk mencegah munculnya korupsi pembangunan.

2.3.

Hasil Yang Diharapkan

• Dihasilkan rumusan desain pembangunan desa yang aspiratif-adil-partisipatif yang

berasal dari masyarakat (pendekatan bottom up) dan yang bertujuan mendukung pembangunan nasional (pendekatan sistemik pemerintah), dalam bentuk rencana aksi.

• Rencana aksi (desain pembangunan) yang dirumuskan bisa disepakati dan dijadikan

acuan (pedoman) bersama dalam mengembangkan masyarakat melalui proses yang terdokumentasi secara terbuka dan partisipatif

2.4.

Metode/Strategi Pendidikan Politik

Pendidikan ini pada tahap pertama dilaksanakan secara terpisah: aparat akan menjalani pendidikan bersama aparat dari desa lain dan belajar mengenai kesulitan-kesulitan dalam menerapkan proses pembangunan yang adil dan partisipatif, dari proses belajar itu diharapkan akan ada rencana perbaikan yang perlu diterapkan di masyarakat.

Sementara, pada tingkat masyarakat, mereka juga akan mengeksplorasi kesulitan-kesulitan mengusulkan gagasan pembangunan dalam praktik penyelenggaraan pemerintahan yang baik, karena kurangnya pemahaman dan keterampilan yang dipunyai. Dari situ masyarakat juga akan melakukan rencana aksi bagi perbaikan proses pembangunan di pedesaan.


(10)

Setelah menjalani proses perbaikan, pada tahap berikutnya, kedua belah pihak akan dipertemukan kembali, bisa secara bersama atau melalui proses di masing-masing desa dengan Trukajaya sebagai mediator atau fasilitator pertemuan. Kemudian dari pertemuan-pertemuan ini akan dirancang sebuah program yang menjadi model bagi keduanya melakukan uji coba.

2.5.

Pelaksanaan Kegiatan

2.5.1.Peserta

1. Unsur Pemerintahan Desa: kepala desa, sekretaris desa dan masing-masing kepala dusun dan ditambah kepala urusan pembangunan atau kesejahteraan masyarakat; yang jumlahnya paling banyak 10 orang untuk tiap desa.

2. Unsur Masyarakat: perwakilan dari masing-masing dusun maksimal dua (2) orang dan tiap desa tidak lebih dari 15 orang. Kriteria peserta: mereka yang bersedia memaparkan potensi dan persoalan desanya secara seimbang.

Tempat dan Waktu Kegiatan

Tempat kegiatan Semiloka dilaksanakan di Wisma LP3K Jl. Sukarno Hatta No. 10 Salatiga, dan waktu kegiatan mulai tanggal 19 – 20 dan 22- 233 Juli 2010. (Jadwal terlampir).

Akomodasi dan Transportasi

Seluruh peserta akan memperoleh dukungan dari Yayasan Trukajaya berupa akomodasi (penginapan dan konsumsi) selama pelatihan, dan diberikan uang transport dari dan menuju ke tempat pelatihan, tergantung dari jarak desa ke lokasi pelatihan.

2.5.4. Fasilitator/ Pembicara

1. Trukajaya (Suwarto Adi dan Juwanto) 2. UKSW (Kutut Suwondo dan Daru Purnomo) 3. Percik (Slamet Luwihono)

2.5.5. Panitia Pelaksana

Kegiatan ini diselenggarakan oleh Yayasan Trukajaya dan mahasiswa FISKOM UKSW yang menjalankan masa magang (volunteer) di Trukajaya selama dua bulan.


(11)

BAB 3: HASIL DAN KESIMPULAN

3.1.

Pembukaan

Kegiatan Pendidikan Politik bagi Aparat Pemerintahan dan Masyarakat Pendesaan terbagi menjadi dua bagian yaitu semiloka yang terkhusus ditujukan kepada aparat pemeritnahan desa dan semiloka yang khusus ditujukan kepada masyarakat desa. Tujuan dilaksanakannya adalah sebagai berikut :

1. Bagi aparat pemerintahan desa

• Membangun kesadaran mengenai pentingnya menggali aspirasi masyarakat dalam

proses pembangunan.

• Menerapkan keberpihakan bagi kaum miskin secara kontekstual tanpa meninggalkan

kebersamaan dalam masyarakat.

• Merancang desain pembangunan yang adil dan partisipatif untuk mengurangi praktik

korupsi.

2. Bagi masyarakat desa

• Membangun kesadaran mengenai pentingnya turut mengambil bagian dalam proses

pembangunan.

• Mengembangkan konsep keadilan bagi kaum miskin secara kontekstual tanpa

meninggalkan kebersaudaraan dalam masyarakat.

• Mengusulkan dan merancana desain pembangunan yang aspiratif dan partisipatif

untuk mencegah munculnya korupsi pembangunan.

Pokok permasalahan yang akan dibahas untuk kedua fokus sasaran tersebut adalah : 1. Membangun partisipasi politik lokal dalam demokrasi

2. Peran partai dalam pembangunan masyarakat desa


(12)

3.2 Resume Pembicara

3.2.1. Pendidikan Politik Bagi Aparat Pemerintahan Pendesaan

Rangkaian acara 1 : Sharing Pengalaman di Desa masing-masing dan difasilitasi oleh Bapak Suwarto (Direktur LSM Trukajaya Salatiga) dengan hasil sebagai berikut :

Harapan dari diskusi (sharing) dan semiloka ini adalah menghasilkan desain pemerintahan desa secara sederhana yang dengan harapan dapat menjadi suatu perencanaan yang sesuai dengan aspirasi masyarakat dan sesuai dengan potensi desa. Pembagian sama rata yang biasanya menjadi tuntutan masyarakat sebenarnya tidak dapat dikatakan sebagai keadilan bagi seluruh masyarakat, karena pembagiannya tidak sesuai dengan kemampuan yang ia miliki. Pembaguan hanya dapat dikatakan jika disesuaikan dengan kemampuan masing-masing masyarakat, walaupun intensitas (jumlah) pembagiannya tidak merata (tidak sama antara satu orang dengan orang lain).

Salah satu penyebab adanya ketertinggalan dan kemiskinan di daerah-daerah adalah karena adanya praktek-praktek korupsi yangs emakin merajalela. Sedagkan pengertian korupsi menurut para aparat pemerintahan desa adalah sebagai berikut :

Menggunakan atau memakai uang kantor yang tidak ada pertanggungjawabannya sehingga merugikan orang lain.

Menghabiskan uang bantuan masyarakat tapi uang tersebut tidak sampai sasaran, walaupun sampai namun tidak tepat jumlahnya dan sasarannya.

Suatu tindakan pemberian bantuan yang tidak tepat sasaran (yang bisa merugikan pihak-pihak yang menuju jenjang ke depan menuju pembangunan).

Menyalahgunakan hak orang lain untuk kepentingan pribadi.

Menyalahgunakan uang negara yang tidak semestinya atau tidak sesuai dengan semestinya.


(13)

Menyalahgunakan uang atau barang yang tidak termasuk hak miliknya atau barang orang lain.

Salah satu cara dari instansi terkait untuk memenuhi kepentingan pribadinya.

Bantuan dari atas (pemerintah pusat) untuk masyarakat (wong cilik) tapi di bawah (pemerintahan desa) selalu digunakan perorangan (tidak tepat sasaran).

Sesuatu penyimpangan aturan pemerintah atau negara. Penggunaan uang untuk kepentingan pribadi

Penyimpangan bantuan yang berasal dari negara untuk orang miskin.

Kesimpulan yang diperoleh dari macam-macam pengertian korupsi ini yaitu korupsi adalah penyimpangan (penyimpangan yang tidak sesuai).

Korupsi dapat muncul karena adanya penyelewengan yang diakibatkan karena ketidaktahuan masyarakat, khususnya pada indikator kemiskinan contohnya adalah pada pembagian raskin yang sangat merata karena indicator keadilan yang dipahami masyarakat adalah pembagian secara merata tanpa ada pengecualian, sehingga orang yang berkemampuan cukup dan orang yang tidak mampu pun sama-sama memperoleh baiain raskin, serta anggapan bahwa keadilan (yang merata tersebut) tidak termasuk korupsi namun termasuk penyimpangan krn tidak untuk memperkaya sendiri.

Menurut salah satu aparat pemerintah desa (Pak Syamsidar) mengatakan bahwa penyimpangan tersebut perlu dicegah, dengan cara melakukan penyadaran politik terhadap masyarakat agar masing-masing masyarakat sadar akan hak-hak politiknya. Selain penyadaran, harus pula diadakan pembersihan kasus-kasus korupsi dari atas ke bawah (pemerintah pusat ke pemerintah daerah); selalu melaksanakan koordinasi, transparansi dan sosialisasi di antara masyarakat dan aparat desa untuk penyadaran masyarakat. Menurutnya terdapat beberapa cara lain untuk mencegah (meminimalisir) korupsi, yaitu PERTAMA, di sekolahan harus diajari ttg tata karma. KEDUA, di masyarakat harus sering diadakan musyawarah; KETIGA, di lembaga masyarakat (LSM) sering diadakan kegiatan di masyarakat dan KEEMPAT, pemerintah harus memenuhi hak dan kewajiban aparatnya.


(14)

Hukum di Indonesia harus ditegakkan agar pelaku-pelaku korupsi takut (jera) melakukan korupsi besar-besaran (skala nasional). Di tingkat desa dengan memberikan pengajaran atau pengarahan terhadap masyarakat agar dengan kesadaran yang tinggi masyarakat dapat sadar mengenai dampak-dampak korupsi (skala desa); pengembangan RPJM Desa, REINSTRA Desa, rencana pembangun desa dari jangka pendek, jangka menengah kepada jangka panjang. Namun kendala yang muncul dalam penyusunan RPJM adalah ketidak-mauan membagi ilmunya kepada masyarakat luas.

Sebagai kesimpulan akhir yang dapat diperoleh bahwa dalam pencegahannya harus terdapat partisipasi dari berbagai pihak.

Rangkaian acara 2 : diskusi panel dengan moderator Ibu Eko. Pembicara I:

Prof. Kutut Suwondo, staff pengajar Universitas Kristen Satya Wacana dengan tema Membangun Partisipasi Politik Lokal dalam Demokrasi.

Menurut Beetham, demokrasi adalah suatu proses pengambilan keputusan yang kebijakannya bersifat mengikat dimana rakyat boleh melakukan kontrol dalam pelaksanaannya. Ketika kesepakatan telah terjadi, maka rakyat boleh melakukan kontrol (menyampaikan usul, protes, dll). Terdapat beberapa keunggulan dari demokrasi yaitu :

Memberikan hak yang sama kepada semua pihak, seperti semua peserta rapat dalam suatu musyawarah atau anggota masyarakat tertentu memiliki hak bicara.

Diperoleh keputusan yg rasional dan matang. Artinya setiap usulan yang diberikan harus masuk akal; dan

Kekuasaan dan kewenangan ada di tangan rakyat, karena kini yang mengambil keputusan adalah rakyat, seperti dalam melakukan pemilihan pemimpin (PEMILU). Sedangkan kelemahan dari proses Demokrasi adalah sebagai berikut :


(15)

Mampu menimbulkan konflik dan anarchism seperti pada munculnya demo yang merusak dan menimbulkan kerusuhan dimana-mana, namun pelaku demo tidak dihukum (karena beberapa hal).

Terkadang dalam mengambil keputusan, demokrasi memihak kepada yang kaya (kaum elit) ; dan

Keputusan bisa memihak kepada kaum yang mayoritas dan atau kapitalis. Terdapat beberapa landasan dalam demokrasi yaitu

a) Adanya kepemimpinan yang berpihak kepada rakyat (bukan pada pribadi pemimpin), sehingga seorang pemimpin harus banyak memperhatikan kepentingan (aspirasi) rakyat; b) Rasionalitas (masuk akal), artinya pikiran-pikiran yang diungkapkan dan diputuskan

harus matang dan bisa dipertanggungjawabkan;

c) Etis, yaitu tidak melanggar norma seperti norma agama, norma kehidupan,dll;

d) Ada keberanian dan kemampuan dari rakyat untuk berpartisipasi penuh sehingga menuntut masyarakat untuk ikut berpartisipasi.

Salah satu langkah dalam membangun partisipasi adalah membangun institusi rakyat dan SDM-nya. Makna partisipasi adalah terlibat dengan paksaan, terlibat dalam mobilisasi, terlibat dalam proses pengambilan keputusan, dan terlibat dengan penggunaan kekuasaan dan kewenangan penuh. Kini yang terpenting adalah membangun partisipasi kekritisan SDM, yaitu dengan mengadakan pendidikan politik yang terus menerus (pelatihan, penyadaran dan advokasi) dan membangun civil society seperti mengadakan pelatihan dan penyadaran yang berkelanjutan, kebersamaan yang berkelanjutan, advokasi yang terus menerus, pengerahan massa dengan tidak ada kekerasan. Sebenarnya dalam suatu demonstrasi mengandung unsur rasa kebersamaan dan kesadaran bersama yang tinggi, namun jangan menimbulkan kerusakan (anarki), dan propaganda yang positif.

Pembicara II:

Slamet Luwihono, S.H, Advokat (pengacara) danstaff LSM Percik Salatiga dengan mengusung pokok pembicaraan mengenai Peran Partai dalam Membangun Masyarakat desa.


(16)

Dalam kenyataannya ,peran partai politik di desa sangat minim sekali, namun terdapat desa-desa tertentu yang peranan politiknya sangat kuat. Hal yang paling pokok dalam pembangunan adalah adanya perubahan ke arah positif yang terjadi di desa. Proses melakukan perubahan ini terdapat beberapa (bermacam-macam) cara, namun dalam melakukan pembangunan di desa tidak semua cara dapat diterapkan. Artinya setiap desa memiliki cara penanganan yang berbeda, maka dari itu kita harus cermat untuk menentukan sikap dalam penanganan. Pembangunan harus disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan masyarakat, dan perlu dikeluarkan UU No. 22 tahun 1999 mengenai otonomi daerah yaitu merupakan upaya untuk mengembalikan kemandirian atau otonomi desa yang selama ini hilang. Penyelenggaraan pembangunan yang semula bersifat top down ingin diubah dengan model pembangunan yang berbasis pada partisipasi masyarakat (bottom up). Pelibatan masyarakat pun harus dimulai pada proses prencanaan, pelaksanaan sampai pada kontrol.

Peranan partai politik pun sangat penting dalam penataan kelembagaan. Keberadaannya seharusnya juga dapat berperan sebagai agen pembangunan di desa dan tidak hanya sebagai wadah untuk memperoleh jabatan politik di pemerintahan. Pengurus partai politik pun pada saat MUSRENBANG harus berfungsi (ikut minimal mendengarkan). Lahirnya gagasan bahwa masyarakat desa harus diikutsertakan secara aktif dalam proses pembangunan hendaknya disikapi kritis oleh partai politik sebagai institusi politik yang bisa memainkan peran. Partisipasi rakyat pun harus ikut serta dalam menentukan isi kebijakan publik, seperti kebijakan anggaran yg bisa mengubah kehidupan masyarakat itu sendiri.

Kegiatan partai politik hendaknya tidak hanya melakukan perebutan kekuasan saja tetapi juga melakukan kegiatan yang sifatnya memperjuangkan kebijakan publik yang berpihak kepada masyarakat. Partai politik sebenarnya mampu menjadi penghubung antara masayarakat dan pemerintah, sehingga hasil MUSRENBANG dapat dikomunikasikan dgn anggota legislative namun peran ini kerapkali terlupakan. Menurut Ramlan Surbakti, fungsi partai politik adalah sebagai berikut :

1) Artikulasi kepentingan, yaitu suatu proses peng-input-an berbagai kebutuhan, tuntutan, dan kepentingan melalui wakil-wakil kelompok yang masuk dalam lembaga legislatif, agar kepentingan, tuntutan, dan kebutuhan kelompoknya dapat terwakili dan terlindungi dalam pembuatan kebijakan public.


(17)

2) Agregasi kepentingan, diartikan sebagai cara bagaimana tuntutan-tuntutan yang dilancarkan oleh kelompok-kelompok yang berbeda, digabungkan menjadi alternatif-alternatif pembuatan kebijakan publik. Agregasi kepentingan ini sangat erat kaitannya dengan relasi antara masyarakat luas yang mengagregasikan diri atau diagregasikan oleh pemimpin politik, terutama di dalam partai politik.

3) Sosialisasi politik, yaitu cara untuk memperkenalkan norma-norma dan sifat-sifat politik di suatu negara.

Dengan adanya fungsi-fungsi tersebut maka masyarakat harus ikut berperan aktif dalam berpendapat sebagai upaya untuk mengkomunikasikan tuntutan setiap masyarakat agar dapat terwujud. Dalam pasrtisipasi masyarakat perlu ada keterbukaan (transparansi), sehingga tidak ada yang ditutup-tutupi.

Hasil Diskusi

Hasil diskusi panel ini merupakan gabungan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peserta semiloka pendidikan politik bagi aparat kepada kedua pembicara.

• Presiden Soekarno sudah menjalankan demokrasi terpimpin, namun hal tersebut

bukanlah demokrasi yang sebenarnya karena merupakan demokrasi yang dipaksakan. Dengan menyerahkan semua keputusan kepada wakil rakyat ketika terdapat banyak tuntutan dari masyarakat, namun demikian hal ini tidak dapat dikatakan sebagai kedaulatan rakyat.

• Demokrasi memang berharga mahal, karena dalam pemilihan pemimpinnya harus

dilakukan pemilihan secara langsung oleh seluruh rakyat, contohnya adalah pada Pemilihan Presiden yang memerlukan waktu 1 tahun untuk kampanye dengan segala visi dan misinya, termasuk janji-janji manisnya. Namun ketika ia sudah terpilih dan janj-janjinya tidak terealisasikan, hal ini berkaitan dgn kedaulatan rakyat.

• Dalam melakukan pemilihan seorang pemimpin atau wakil rakyat, masyarakat harus

benar-benar pintar dalam menentukan pilihan. Kita harus melihat track record dari calon tersebut seperti jika pada pemilihan sebelumnya calon tersebut terpilih dan janji-janjinya tidak terealisasikan, maka jgn dipilih karena hal ini sangat berkaitan dengan


(18)

kedaulatan rakyat. Jadi semua pilihan tergantung pada penilaian rakyat (pintar-pintarnya rakyat dalam memilih pemimpin). Sehingga mempelajari track record (sejarah kepemimpinan) mengenai calon sebelum melakukan pemilihan adalah hal yang penting dan merupakan salah satu cara untuk menentukan pemimpin yang baik dan mampu mensejahterakan rakyatnya.

Money politics adalah wajar. Artinya jika ada calon pemimpin yang memberi uang

masyarakat berhak untuk menerima, namun pada saat pemilihan masyarakat tidak dapat dipaksa untuk memilih salah satu calon tertentu karena memilih adalah hak rakyat (terserah pada pilihan rakyat). Saat pemilihan adalah saatnya untuk berpesta demokrasi, yaitu membebaskan diri untuk memilih siapa pun tanpa mempedulikan money politics. Hal ini sebenarnya dapat menjadi efek jera bagi calon yg melakukan money politics, karena pada kenyataannya tidak semua orang yang memperoleh money politics

(serangan fajar) akan memilih calon tersebut.

• Politik sebetulnya adalah suatu strategi untuk mencapai tujuan, sehingga setiap hari

sebenarnya kita sudah berpolitik. Di semua bidang pun sebenaranya telah mengandung politik. Hanya masalahnya sekarang adalah bagaimana caranya berpolitik dengan cara yang benar. Calon Kepala Daerah berpolitik untuk melakukan manuver politik agar terpilih menjadi pemimpin.

• Politik berbeda dengan kebijakan. Politik merupakan cara untuk memperoleh kekuasaan

sedangkan kebijakan merupakan bagian dari politik, contohnya dalam pembentukan kebijakan berasal dari berpolitik. Sehingga politik sangat mempengaruhi kebijakan.

• Hal-hal yang telah disampaikan oleh masyarakat sebenarnya telah mencerminkan

kondisi di masyarakat yang sebenarnya. Ketika hal-hal tersebut terjadi, maka perlu dilakukan beberapa hal yaitu menciptakan suatu kontrol, SDM yg kritis untuk mengkritisi keadaan di desa tersebut, dan penguatan masyarakat untuk berani berbicara dengan berbagai sumber (misalnya bersumber pada buku-buku, koran, ensiklopedia, internet, dll).

• Demokrasi politik yang saat ini diberlakukan memang cara yang tidak bagus, namun


(19)

pemilihan pemimipin dengan menggunakan system keturunan) terjadi, maka rakyat tidak dapat mengontrol pemerintahan. Karena dalam hal tersebut hak rakyat dihormati.

• Pada masa Orde Baru, partai politik memang sedikit dan kini partai politik telah

menjamur. Namun pembatasan partai politik kini tidak dapat dilakukan karena akan membatasi hak rakyat untuk membentuk partai politik (suatu perkumpulan yang berfungsi untuk menyalurkan aspirasi rakyat). Cara untuk membatasi jumlah partai adalah dengan memperketat indikator-indikator pembentukan partai politik. Mencalonkan diri menjadi partainya pun kini bukan menjadi suatu masalah. Yang menjadi wakil rakyat pun sebenarnya berasal dari perwakilan partai politik. Namun pada kenyataannya saat ini, untuk menjadi anggota partai politik pun harus melakukan pembayaran sejumlah uang kepada partai politik. Sehingga ketika anggota partai politik terpilih mejadi wakil rakyat maka ia harus dan akan berusaha untuk mengembalikan uang yg telah ia keluarkan. Alurnya adalah sebagai berikut :

Ingin menjadi anggota legislative masuk dalam partai politik harus membayar sejumlah uang kepada partai politik sebagai kendaraan politik kampanye terpilih menjadi wakil rakyat harus mengembalikan uang yang telah dikeluarkan korupsi.

• Alur tersebut seperti alur lingkaran setan yang sulit untuk dipecahkan. Maka dari itu,

kontrol rakyat dalam sebuah pemilihan dan pelaksanaan pemilihan harus sangat kuat, sehingga menimbulkan efek keterpaksaan dari calon-calon untuk tidak melakukan korupsi. Terdapat banyak cara yang dapat digunakan sebagai upaya untuk mengotrol jalannya pemerintahan, namun cara-cara tersebut tidak selalu mudah dan sangat membutuhan keberanian dari masyarakat. Sehingga perlu suatu strategi khusus untuk mengontrolnya.

• Demontrasi merupakan salah satu cara untuk mengontrol jalannya pemerintahan, namun

dalam melakukan suatu demonstrasi harus memenuhi aturan-aturannya karena dalam melakukan demonstrasi pun memiliki aturan-aturan tersendiri agar tidak merugikan salah satu pihak. Demonstrasi yang dilakukan secara brutal maka akan merusak fasilitas umum dan barang orang lain serta mengakibatkan pelanggaran hukum.


(20)

• Politik kotor dapat berupa politik suap-menyuap uang, yaitu mencari kekuasan dengan

cara menyuap uang. Politik kotor menggunakan cara yang tidak etis.

• Politik praktis adalah misalnya, jika seorang pengajar di bidang akademis maka

pengajar tersebut harus netral terhadap partai poltik, namun ketika ia masuk dalam partai politik maka ia sudah masuk dalam politik praktis. Politik praktis merupakan praktek politik dan politik yang telah masuk ke dalam ranah kenegaraan. Masyarakat harus mengerti mengenai politik, agar tidak terjebak dalam politik kotor. Salah satu caranya adalah dengan adanya pelaksanaan pendidikan politik agar masyarakat tidak dengan mudah tidak termakan politik kotor. Kita pun perlu melakukan latihan demonstrasi agar demonstrasi yang akan dilakukan dapat terkoordinasi.

Rangkaian acara 3: diskusi bersama mengenai Membangun Kesadaran Politik Dengan Pendekatan Berbasis Hak dengan menghadirkan Bapak Juwanto sebagai pembicara yang merupakan salah satu staff LSM Trukajaya.

Pendekatan berbasis hak mengaitkan antara penanggulangan kemiskinan dengan hal-hal yang menyangkut dengan kewajiban (bukan kesejahteraan ataupun derma). Pendekatan berbasis hak ini mengharuskan masyarakat untuk melihat ke arah statistik nasional dan mengidentifikasikan kelompok-kelompok yang paling rentan serta menyusun strategi guna membantu mereka. Menurut Bertrand, pendekatan pembangunan berdasarkan hak merupakan sebagai pendekatan berdasarkan kewajiban, masyarakat sebagai pemangku hak dan pemerintah pemangku kewajiban. Serta mengkaji tentang bagaimana dan seharusnya pendekatan hak dalam konteks masyarakat yang selama ini masih keliru, seperti halnya pada program PNPM Mandiri ,dan juga hak yang sebenarnya milik rakyat dan kewajiban dalam kaitannya dengan kesadaran politik.

Tugas utama pemerintah adalah memenuhi dan melindungi hak rakyat, terlepas dari pendapat Bertrand. Pada dasarnya hak adalah milik manusia secafa pribadi dan juga tidak dapat dihilangkan ataupun dicabut. Dalam hal ini negara sebagai pemangku kewajiban harus bisa mengerti dan selalu menjaga hak masyarakat (walaupun bukan bersifat pribadi ataupun bersifat kolektif). Contohnya, rakyat sebagai masyarakat harus bisa mengklaim hak mengenai hal-hal apa saja yang menjadi persoalan mereka, dan kewajiban negara adalah melindungi, memenuhi, menghormati, menegakkan dan mempromosikan (mengkampanyekan). Selain itu masyarakat


(21)

pun memiliki hak-hak sipil , yaitu hak atas kemerdekaan, hak atas kebebasanm perlindungan hukum, bebas dari perbudakan, hak atas pengakuan yang sama di depan hukum, hak atas kemerdekaan berpikir,beragama, hak atas kehidupan dan keamanan, danhak atas pemeriksaan yang adil dan terbuka. Masyarakat pun memiliki hak politik, seperti kebebasan berfikir, beragama, bebas berpendapat,kebebasan untuk berkumpul dan juga berserikat secara damai, memiliki akses umum yang sama tanpa pengecualian. Hak sosial seperti perlindungan hukum, bebas bergerak dan berpindah tempat,kewarganegaraan,memiliki harta. Serta hak ekonomi seperti jaminan perlindungan social, pekerjaan, upah dan hasil yang sama untuk pekerjaan yang sama, liburan dan istirahat, pendidikan, cuti, dan taraf kehidupan yang memadai.

Beralih pada proses partisipasi, adapun partisipasi yang terdiri dari partisipasi manipulasi, partisipasi semu, informasi, dan konsultasi pada tingkatan yang lebih tinggi yaitu partisipasi kemitraan. Masyarakat yang mengambil peranan paling penting adalah merupakan partisipasi yang paling tinggi atau partisipasif. Sebagai pemerintah desa, aparat pemerintahan desa harus mengetahui sampai dimana (seluas apa) melakukan pembuka kesempatan bagi masyarakat untuk ikut berpartisipasi dan berkembang dalam hal pemberdayaan masyarakat. Hasil Diskusi :

• Semua hak masyarakat dapat dituntut, sehingga rakyat dapat menuntut banyak hal

seperti hak untukmendapatkan keadalian serta hak-hak yang lainnya. Masyarakat pun dapat menuntut kepad pemimpinnya.

• Masyarakat dapat menuntut hak atas upah dan diskriminasi mengenai pembedaan upah

pada para aparat. Masyarakat dapat langsung menuntut kepada Bupati (pimpinan daerah) dan dapat melalui pengadilan, sehingga aparat dapat memperoleh upah yang sama sesuai dengan kedudukannya.

Rangkaian acara 4: Rencana Tindak Lanjut (RTL) mengenai desain pembangunan desa yang berpartisipatif dengan difasilitasi oleh Bapak Suwarto Adi.

UU Sistem Pembangunan Nasional mendorong munculnya partisipatif dari masyarakat. Salah satu contoh kasus dalam penyusunan Renstrades, kelemahan dari pemerintahan di daerah Polobogo (berdasarkan pada pandangan Turkajaya sebagai lembaga pendamping selama 5 tahun terakhir), yaitu (1) UU SPN kadang selalu bertolak belakang dengan RPKMDes, maka akan


(22)

menjadi patokan rencana jangka panjang pembangunan desa, (2) Penyusunan RPJMDes tidak berdasarkan pada potensi desa dan keinginan bersama masyarakat, (3) tidak ada kontrol dari masyarakat ketika RPJMDes dirumuskan, (4) tidak ada peran parpol.

Desa harus memiliki lembaga politik (sebagai lembaga demokrasi) sebagai alat penggerak bersama musyawarah desa, parpol; meningkatkan (peningkatkan) SDM sadar akan haknya; civil society (masyarakat sipil) sadar akan haknya; dan partisipasi.

Dalam mengembangkan desa, kita bisa melihat pada pengalaman negara-negara lain yang tidak selalu berfokus pada sektor industri, contohnya negara-negara agraris seperti Thailand dan Filiphina. Sehingga kemajuan suatu daerah atau negara tergantung kepada pemikiran masing-masing individu (warga). Namun kini pengembangan ekonomi di Indonesia belum berpihak pada petani justru berpihak pada pengusaha. Sebenarnya hanya di Indonesia saja yang pemerintahnya tidak memperhatikan petani. Berbeda dengan negara maju lain yang selalu memperhatikan kesejahteraan petani. Karena petani tidak memberikan keuntungan politik dengan cepat sehngga kini pemerintah tidak terlalu memperhatikan petani. Mungkin inilah kekurangan dari pemerintah Indonesia.

Petani di Indonesia kini jusrtu cenderung sengsara karena pemerintah Indonesia belum pro petani. Semakin banyak kita mengkonsumsi barang-barang yang bukan hasil produksi petani dalam negeri (produk dalam negeri), maka semakin banyak kita tergantung dengan produktor lain (produktor asing) atau petani asing (luar negeri). Pada jaman dahulu, kebutuhan masyarakat tidak tergantung pada pihak luar. Terdapat kerja sama dengan daerah-daerah lain untuk melakukan pemenuhan kebutuhan , misalnya kerja sama dalam penyimpanan padi (lumbung padi) sehingga jika terdapat kegagalan panen maka masih terdapat persediaan.

Menurut Undang-Undang, pengadaan pendidikan adalah kewajiban negara. Yang harus dilakukan oleh masyarakat adalah pendekatan formal, seperti pendidikan di sekolah dan pendekatan life skill (keterampilan). Namun hal yang terpenting adalah kepemilikan keterampilan oleh masyarakat desa, walaupun banyak warganya yang hanya lulusan Sekolah Dasar (SD) saja namun jika masyarakat dapat melakukan banyak hal sesuai dengan potensinya masing-masing seperti membuat produk kerajinan, perkebunan kopi organic dan sayur organic maka desa tersebut lama-kelamaan akan berkembang.


(23)

Hasil diskusi RTL :

1. Rencana Kegiatan Aparat Desa Randurejo Kabupaten Boyolali

Hasil diskusi antara desa Randurejo dengan Desa Kendel dan Lembu :

• Dengan adanya peternakan sapi di desa maka perlu adanya persediaan pakan ternak

seperti rumbut.

• Dana-dana yang ada dalam perencanaan hanyalah sebatas perencanaan saja, pada

nyaerdapat kemungkinan untuk berubah dan masyarakat mengandalkan dana berasal dari pemerintah, karena tidak mampu untuk berswadaya.

No. Rencana

Kegiatan

Tujuan Hasil yang

Diinginkan

Mitra yang Bisa Diajak Kerjasama

Waktu Penanggung

jawab

Pendanaan

1 Menunjan

g sarana pendidikan Menambah ilmu pengetahuan dan keterampilan Mengadakan gedung TK - Trukajaya

- Camat atau Pemda

Juli 2011 KADES 40.000.000

2 Pemetaan potensi 1. Hasil pertanian 2. Daerah penghasil bambu 1. Hasil pertanian optimal 2. Dusun Lamur, Dusun Paker, Dusun Bendo. 3. Wilayah hutan 1. Dinas pertanian 2. Pedagang 3. Trukajaya - Agustus 2010 - Sep-tember 2010

KADES 30.000.000

3 3.memanfaatka

n serasah tebu

4.pohon pisang

5. ampas tebu

1.wilayah hutan 2. semua dusun Semua dusun Berdirinya pabrik kertas - Trukajaya - Trukajaya - Investor - Oktober 2010 - No-vember 2010 - Januari 2011 KADES KADES KADES 1 M


(24)

2. Rencana Kegiatan Aparat Desa Kendel Kabupaten Boyolali

Hasil diskusi antara Desa Kendel dengan Desa Randurejo dan Desa Lembu :

• Hasil pertanian melon tidak cukup untuk pakan ternak sapi, sehingga hasilnya dapat

dikatakan jelek.

• Di Desa Kendel merupakan daerah penghasil jagung dengan hasil panen lebih dari 200

ton, dan sisa hasil pertanian dapat digunakan sebagai pakan ternak dan pupuk organic.

• Pabrik industry pengeleloaan pakan ternak organic akan dilakukan oleh Desa Kendel,

dengan melakukan peloby-an kepada pengusah-pengusaha yang memiliki modal untuk menanamkan investasinya di Kendel dan meminta bantuan dari LSM Trukajaya untuk mencarikan investor. Sehingga masyarakat dapat memiliki lapangan pekerjaan baru dan dapat memperoleh pekerjaan baru.

• Pendirian pabrik akan dilakukan sesuai dengan kebijakan dan musyawarah bersama

masyarakat, karena di wilayah di Kendel masih terdapat banyak lahan kosong dengan harga sewa yang relatif rendah. Hanya kesepakatan dari masayrakata saja apakah

No Rencana

Kegiatan

Tujuan Hasil Mitra yang

bisa di ajak kerjasama

Waktu Penanggu

ng jawab

Pendanan (Rp.)

1 Ternak Ayam Organik 1. Untuk Menambah Peng-hasilan 2. Menciptakan Lapangan Pekerjaan Meningkatkan Kesejahtera-an Masyarakat 1. Dinas Peternakan. 2. Masyarakat 3. Trukajaya 4. Pamong Desa 2010/ 2011 1.Kepala Desa 2.Trukajaya 20.000.000

2 Industri Pakan Ternak Ayam Organik Untuk Mensuplay Bahan Makan Ternak Ayam Organik Bisa Mencukupi Kebutuhan Pakan Ternak Organik

1. Dinas per-industrian 2. Masya-rakat 3. Trukajaya 4. Pamong desa 2010/ 2011 1.Kepala Desa 2.Trukajaya 15.000.000

3 Pertanian: 1.Tanam Jagung 2.Padi 3.Kedelai 4.Melon 5.Kacang tanah Pengadaan Bayar Dasar Untuk Pakan Ayam Organik Bisa Mencukupi Kebutuhan Pakan Ternak Ayam Organik Dari Daerah Setempat 1. Dinas Pertanian 2. Masyarakat 3. Trukajaya 4. Pamong Desa 2010/ 2011 (Oktober 2010-April 2011). 1.Kepala Desa 2.Trukajaya 180.000.000


(25)

pengelolaannya akan dilakukan oleh salah satu pihak atau oleh pihak masyarakat secara bersama-sama. Sehingga cara-cara ini dapat pula diterapkan di daerah lain.

• Dana-dana yang ada dalam perencanaan hanyalah sebatas perencanaan saja, pada

kenyataannya terdapat kemungkinan untuk berubah dan masyarakat mengandalkan dana berasal dari pemerintah, karena tidak mampu untuk berswadaya.

3. Rencana Kegiatan Aparat Desa Lembu Kabupaten Semarang

Hasil diskusi antara Desa Lembu dengan Desa Randurejo dan Desa Kendel :

• Pada awalnya akan digunakan sebagai waktu untuk mencari gagasan program-program yg

akan dilakukan, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan menggali pendidikan (pengetahuan ) yang akan dilakukan pada bulan Oktober 2010 (pada rencana kegiatan 1).

• Mengasas keterampilan masyarakat dengan membuat anyaman dari daun kelapa (lidi)

menjadi rogo-rege membentuk piring (tatakan piring), keranjang parcel, dll.

• Potensi Desa Lembu lainnya adalah produksi pohon jati.

No Rencana

Kegiatan

Tujuan Hasil Mitra yang

bisa di ajak kerjasama

Waktu Penanggung jawab

Pendanaan

1 SDM Untuk

Memperluas Daya Pikir Masyarakt Yang Lebih Baik Dan Maju

Masyarakat Sadar Untuk Bisa Mandiri Dan Mengelola Potensi Yang Ada di Desa Sendiri 1. Dinas Pendiddikan 2. Trukajaya 3. LSM 4. Camat 5. Dinas Sosial

Oktober 2010

Kepala Desa 3.000.0000

2 Pemetaan Potensi

Mengetahui

SDM dan

SDA(Ketera mpilan)

Peta Potensi Desa 1. Trukajaya 2. Camat 3. Parpol Januari 2011

Kepala Desa 2.000.000

3 Kerajinan: 1. Anyaman Bambu (Besek) 2. Anyaman Lidi (Rogorigi) Untuk Menambah Pendapatan Masyaraakt Desa Mengurangi Pengangguran 1. Trukajaya 2. Koperasi 3. PNPM Februari 2011


(26)

• Dana-dana yang ada dalam perencanaan hanyalah sebatas perencanaan saja, pada nyaerdapat

kemungkinan untuk berubah dan masyarakat mengandalkan dana berasal dari pemerintah, karena tidak mampu untuk berswadaya.

Pendidikan Politik bagi Masyarakat Pedesaan

Rangkaian acara 1: Sharing Pengalaman Di Desa Masing-Masing dan difasilitasi oleh Bapak Suwarto (Direktur LSM Trukajaya Salatiga) dengan hasil sebagai berikut :

Dari hasil diskusi bersama masyarakat Desa Kendel, Desa Randurejo dan Desa lembu politik adalah sebagai berikut :

a) Politik adalah melakukan sesuatu dengan maksud tertentu. b) Politik adalah pemikiran-pemikiran baru yang harus dilakukan. c) Politik adalah cara untuk mencapai maksud2 tertentu.

Sedangkan partisipasi adalah : a) partisipisai adalah ikut andil

b) partisipasi adalah ikut serta (peran serta). Sehingga kesimpulannya adalah :

Partisipasi adalah ikut terlibat, ambil bagian, terlibat.

politik berasal dari kata polis (kata Yunani) artinya adalah tindakan-tindakan atau upaya-upaya warga kota untuk membangun dan menyejahterakan kota.

Partisipasi politik sangat diperlukan karena masyarakat perlu merasakan politik sehingga asas demokrasi (dari rakyat untuk rakyat) pun dapat terpenuhi. Setiap warga harus mencermati setiap proses yang terjadi di desa supaya dapat mengkontrol jalannya pembangunan.

Korupsi dapat muncul di tengah-tengah masyarakat karena adanya keinginan untuk menguasai, kurangnya keimanan seseorang, adanya waktu yang memungkinkan terjadinya korupsi (peluang), karena ada hal-hal yang memungkinkan untuk dikorupsi, serta kurangnya partisipasi dari masyarakat. Jika masyarakat mengontrol, mungkin hal tersebut dapat meminimalisir kasus-kasus korupsi yang terjadi, khususnya korupsi-korupsi yang terjadi di desa-desa. Partisipasi masyarakat pun sangat diperlukan agar dapat membantu memajukan dan mensejahterakan desa. Salah satu contoh program pembangunan desa yang dapat dilakukan adalah pembinaan mental, perbaikan SDM dan program-program yang transparan, sehingga


(27)

fokus pembangunan bukan hanya pada pembangunan fisik (pembangunan jalan, sekolah, tempat2 ibadah,dll) saja.

Menurut perwakilan masyarakat yang hadir dalam semiloka ini mengatakan bahwa di dalam partai politik tentu terdapat anggota partai politik dan ada pengurusnya (sekretaris, ketua cabang,dll), dan setiap pengurus tersebut harus dapat mengetahui setiap perkembangan yang ada di desa. Kehadiran partai politik sangat penting sekali karena partai politik sangat berfungsi sebagai sarana komunikasi politik, pendidikan politik, pendamping desa, penyalur kepentingan masyarakat, peran kepemimpinan, peran mobilisasi suara, serta sebagai suatu bentuk organisasi di masyarakat. Jika masyarakat tidak berani, kurang antusias, terlalu penurut terhadap pemerintah, tidak ada kerja sama dengan sesama masyarakat (persatuan), malas dan tidak berpartisipasi, maka masyarakat akan selalu dibohongi oleh elite-elite politik (termasuk juga pemerintah). Namun jika masyarakat semakin menyadari dan tahu tentang politik (melek politik), maka masyarakat akan semakin mampu untuk memajukan desa.

Sebagai harapa akhir dari kegiatan ini adalah peserta semiloka akan menjadi penggerak dalam kemajuan desa masing-masing. Perencanaan-perencanaan masyarakat yang telah dibuat akan dipertemukan dengan perencanaan-perencanaan yang telah dibuat oleh aparat, dan akan difasilitasi oleh LSM Trukajaya. Hal ini akan dilakukan dengan harapan bahwa perencanaan tersebut akan dapat menjadi sumber inspirasi kemajuan pembangunan desa.

Rangkaian acara 2: diskusi panel dengan moderator Ibu Eko. Pembicara I:

Daru Purnomo, Dosen FISKOM UKSW dengan tema diskusi Mengenai Peran Dan Fungsi Partai Politik.

Makna merdeka adalah bebas dari kemiskinan. Sebenarnya korupsi seakan-akan telah membudaya, mengapa korupsi dapat membudaya ? hal ini disebabkan oleh adanya kebiasaan yang telah tertanam sejak dulu seperti mulai munculnya kebohongan kecil-kecil sehingga mengakibat kebohongan-kebohongan besar yang lainnya (korupsi). Politik adalah cara untuk mencapai suatu tujuan dengan melakukan pengaturan strategi. Kedaulatan tertinggi adalah terletak di tangan rakyat, sehingga yang memiliki hak tertinggi adalah rakyat, sedangkan negara (legislative, yudikatif dan eksekutif) hanyalah pengembang negara.


(28)

Partai politik pada kenyataannya hanya mendekati masyarakat ketika akan menghadapi pemilihan saja. Dalam hal ini masyarakat kurang menyadari fungsi partai sebenarnya, hal ini terbukti dengan banyaknya money politics yg masih banyak diterima oleh masyarakat. Sebenarnya makna dari partainya wong cilik adalah partai yang membela rakyat desa (yang tidak mampu), namun pada kenyataannya partainya wong cilik tidak terlalu bermakna karena tidak juga memperjuangkan aspirasi masyarakat kecil.

Fungsi partai politik sebenarnya tidak hanya ada pada saat menghadapi Pemilu saja, terlebih untuk mendapatkan massa (pendukung) yang sebanyak-banyaknya. Fungsi partai politik adalah sebagai berikut :

(1) Sarana komunikasi politik, yaitu sebagai alat pendengar bagi pemerintah dan alat pengeras suara bagi aspirasi masyarakat baik yang berupa dukungan maupun usulan yang akhirnya menjadi usulan kebijakan partai politik dan menjadi kebijakan umum untuk masyarakat;

(2) Sosialisasi politik; (3) rekruitmen politik;

(4) artikulasi dan agregasi kepentingan; (5) partisipasi politik;

(6) pengatur politik;

(7) mengkritik rejim yg berkuasa.

Pada kenyataannya partai politik di Indonesia belum mampu menjalankan peran dan fungsinya sebagaimana yang semestinya.

Pembicara II:

Juwanto, staff LSM Trukajaya Salatiga dengan pokok pembicaraan Membangun kesadaran politik dengan pendekatan berbasis Hak.

Gerakan sosial merupakan gerakan bersama-sama untuk mewujudkan keinginan masyarakat kepada negara. Gerakan sosial merupakan hak asasi manusia (HAM) dan merupakan suatu bentuk dari komunikasi politik. Peran partai politik berdasarkan pada UU No.


(29)

2/2008 adalah memperjuangkan kepentingan rakyat, mengakomodasi suara rakyat, memformulakan suara rakyat menjadi landasan pengambilan keputusan kepada rakyat dan memberikan pendidikan politik kepada rakyat.

Partisipasi publik terdiri dari beberapa bagian, yaitu :

a. Partisipasi koersi : partisipasi yg berdasarkan pada paksaan. b. Partipsipasi informing : partispiasi yg membrikan informasi

c. Partisipasi konsultasi : Konsultasi antara pemerintah dan masyarakat

d. Partisipasi kolaborasi : Negara sbg partner atau teman dgn masyarakat untuk mewujudkan aspirasi masyarat.

e. Pemegang peran terpenting adalah masyarat. Yang membuat perencanaan adalah mayarakat dan yang melaksanakan adalah masyarakat, sedangkan pemerintah hanyalah sebagai pemantau.

Terdapat beberapa model pendekatan mengenai partisipasi, salah satunya adalah pendekatan yang berbasis hak. Suatu model yang berbasis pada bottom up terkadang tidak selalu berdasarkan pada kebutuhan masyarakat. Pendekatan yang berbasis pada hak merupakan sebuah kewajiban bagi pemeritah untuk melindungi, memenuhi dan menghormati hak asasi manusia. Prinsip-prinsip pendekatan berbasis hak adalah universalitas, inaleniabilitas, indivisibility, dan interdependensi.

Hasil Diskusi :

• Kita harus membedakan antara politik dan agama. Jika sekarang politik menjalankan

fungsinya sesuai fungsinya, maka politik akan menjadi hal-hal yang baik. Seandainya masing-masing politik memiliki strategi yang baik untuk menjalankan fungsinya, maka dalam pemilihan tidak perlu mengeluarkan banyak uang. Koreksi itu sebenarnya ada pada masyarakat itu sendiri, sangat celaka bahwa masyarakat sangat mengandalkan

money politic. Ada satu pertanyaan bahwa Golput merupakan hal untuk memilih dan untuk dipilih, maksudnya karena dia tidak memiliki pilihan yang baik, contohnya adalah orang samin yang Golput karena takut menyakiti calon yang tidak dipilih dan takut salah


(30)

pilih. Jika kita sudah melek politik, maka di masyarakat diharapkan dapat menjadi wakil rakyat di DPR. Pembelajaran di lakukan agar kita sadar. Jika wakil rakyat ternyata hanya memikirkan kepentingan pribadi, maka kepentingan masyarakat tidak akan terperhatikan. Terdapat 4 macam kepentingan dalam berpolitik yaitu (1) kepentingan pribadi), (2) Kepentingan partai merupakan kepentingan yg berasal dari partai, (3) Kepentingan elit dan yang terakhir adalah (4) kepentingan rakyat.

• Untuk mengatakan layak atau tidak melihat suatu pertimbangan, yang paling pas adalah

saat ia berjanji maka harus ada perjanjian hitam di atas putih (kontrak politik). Jika ia mengingkari, maka kontrak politik akan menjadi bukti bagi masyarakat dan pemberontakan masyarakat kepada pemerintah (wakil rakyat yg terpilih). Money politic

dapat menjadikan kesulitan bagi masyarakat sendiri, terkhusus pada masa pemerintahan selama 5 tahun kemudian. Cara-cara untuk memilih calon yang tepat dalam pemilihan:(1) kita harus mencari tahu tentang track record calon pada masa-masa sebelumnya dan jangan tergiur pada money politic yang diberikan, baik melalui LSM atau informasi yang lainnya; (2) pemimpin yang baik merupakan pemimpin yang memiliki agama (iman); (3) memiliki mental yg sehat; (4) transparansi pemerintahan. Yang tahu tentang pilihan yang tepat adalah diri sendiri.

• Pemerintah dapat dituntut oleh rakyatnya. Rakyat kita hanya boleh menuntut hak sipil

dan politik, namun kini telah berkembang dan masyarakat boleh menuntut mengenai hak ekonomi, sosial dan pendidikan melalui pengadilan contohnya seperti UU BHP (perguruan tinggi) mengenai rencana pemberlakuan PTN menjadi komersil seperti PTS.

• Seperti UAN yang kini banyak di tentang karena murid yang diajar oleh guru lokal

namun kelulusannya ditentukan oleh guru tingkat nasional. Sehingga hal ini sangat tidak menguntungkan bagi rakyat-rakyat yang terletak di daerah terpencil yang jauh dari fasilitas pendidikan. Juga dalam program pemerintah untuk membuat perkebunan tebu yang merugikan masyarakat, maka masyarakat dapat menuntut kepada pemerintah (PERHUTANI). Ketika menuntut hak tersebut, maka tuntutan jangan berdasarkan pada kebutuhan tapi berdasarkan pada hak individu. Jika calon yang kita pilih kalah dan calon yang berasal dari daerah lain menang, sehingga daerah kita dikucilkan maka


(31)

masyarakat boleh menuntut karena telah melanggar hak. Walaupun demikian kita tidak boleh melupakan kewajiban kita kepada Negara.

• Kontrak politik tidak menyalahi aturan dan hal tersebut merupakan salah satu bentuk

perjanjian antara masyarakat dan calon pemimpin, serta masyrakat yang telah terbiasa mendengar janji-janji dari calon pemimpin . Selama kontrak politik tidak melanggar Undang-Undang, maka hal tersebut tidak bermasalah. Kontrak politik memiliki aturan-aturannya sendiri. Money politics sangat sulit untuk dibuktikan. Jika kita memiliki bukti-bukti kuat mengenai money politics, maka hal tersebut dapat dilaporkan kepada Panwaslu. Kasus money politics sangat sulit untuk dibuktikan. Bagaimana caranya untuk menghindari money politics? jika kita tidak mau disuap maka calon pun tidak akan melalukan penyuapan, money politics seperti sudah membudaya dan terbiasa di masyarakat. Jadi jika masyarakat menolak money politics maka hal tersebut dapat diminimalisir.

Money politics sebenarnya tergantung pada pelaksanaannya. Jika pemberian tidak

diharapkan dan tidak diterima maka hal tersebut bukan dianggap sebagai money politics, dan jika diberi dan diharapkan maka hal tersebut dapat dianggap sebagai

money poltics. Saat diterima money politics dan terdapat saksinya maka hal tersebut dapat dituntut. Jika ada saksi, bukti, kapan dan dimana maka hal tersebut dapat dilaporkan kepada pihak yg berwajib. DPD diambil minimal 3 orang dalam satu provinsi, namun semakin sedikit DPD suatu provinsi maka semakin kecil suara (aspirasi yang tersampaikan) provinsi tersebut di tingkat nasional (DPR). Otonomi daerah pada tahun 1999 sampai ke tingkat desa.

Rangkaian acara 2: RTL mengenai Desain Pembangunan Desa Yang Berpartisipatif dengan difasilitasi oleh Pak Suwarto.

Kenyataan politik yang ada di Indonesia memang terkadang merugikan masyarakat. Partai politik tidak selamanya berfungsi dengan baik, biasanya partai politik atau calon pemimpin lebih mencintai uang rakyat dari pada mencintai rakyatnya, contohnya adalah dengan

money politics. Begitu pula dengan masyarakat yang terkadang lebih mencintai uangnya dari pada mencintai pemimpinnya sehingga hak suaranya dapat dibeli. Fungsi rekrutmen politik yaitu dengan mencari calon-calon pemimpin yang baik dan pintar memimpin. Partai politik pun


(32)

sebenarnya memilih orang-orang yang pintar dan mampu menyejahterakan masyarakat untuk menjadi bagian dari partai politik tersebut (merekrut). Masyarakat seharusnya memilih sesuai dengan hati nuraninya, sehingga dapat terpilih pemimpin yg baik. Partai politik akan mencari orang yang mampu memperjuangkan kepentingan partai politik dan masyarakat untuk menyalurkan aspirasi masyarakat agar tercipta kesejateraan. Namun yang terjadi di Indonesia adalah maraknya money politics.

Di Indonesia terdapat banyak partai, hal ini berbeda dengan di Amerika yang hanya memiliki 2 partai saja yaitu partai Demokrat (liberal) dan partai Republic (buruh). Kedua partai ini memiliki kebijakan yang berbeda, sehingga rakyat bebas untuk memiliih tergantung dengan kebijakan yang dikehendaki dan hati nurani rakyat. Hal ini sedikit berbeda dengan di Indonesia, jika salah satu partai terpilih menjadi pengusung pemimpin dengan segala kebijakan yang akan dilakukan maka setelah terpilih justru menjadi tidak jelas. Kebijakan yang telah direncanakan akan dilaksanakan tidak selalu terealisasi.

Masyarakat harus rajin-rajin mencari tahu mengenai hal-hal pemerintahan agar tidak selalu terbodohi oleh pemerintah yang terkadang selalu melakukan korupsi. Salah satu contoh kecilnmya adalah dengan mengumpulkan uang (iuran) per masyarakat dengan bentuk kas desa, dan pengeleloaannya diserahkan kepada pengelola yang telah dipilih. Setelah terkumpul maka akan digunakan untuk mengadakan pelatihan-pelatihan, sehingga masyarakat dapat menjadi semakin pintar, khususnya di daerah-daerah yang terpencil (yang kurang mendapat perhatian dari pemerintah). Cara yg termudah untuk menikmati proses adalah dengan keterbukaan komunikasi.

Pemerintah dapat hidup karena ada rakyat, sehingga uang dari rakyat akan dikembalikan kepada rakyat (dalam bentuk pembangunan, dll). Namun karena banyaknya hutang-hutang negara, maka uang rakyat tersebut terkadang tidak dapat di nikmati oleh rakyat. Maka dari itu rakyat harus ikut berpartisipasi dalam pembangunan, agar kita dapat menuntut hak kita sebagai warga negara seperti hak untuk merencanakan dan mengontrol. Perencanaan yang telah dibuat oleh pemerintah dan masyarakat akan dipertemukan dalam suatu diskusi agar perencanaan tersebut dapat disepakati dan segera dilaksanakan dengan catatan perencanaan tersebut merupakan hasil dari aspirasi rakyat.


(33)

Hasil diskusi RTL :

1. Rencana Kegiatan Masyarakat Desa Kendel Kabupaten Boyolali

Hasil diskusi antara desa Kendel dengan Desa Randerejo dan Lembu :

• Jika suatu lahan semakin banyak menggunakan pupuk organik maka kesuburan tanah

akan bertambah, begitu pula sebaliknya dengan pupuk kimia. Hal ini merupakan dampak

No Rencana

Kegiatan

Tujuan Hasil Mitra yang bisa

di ajak kerjasama

Waktu Penanggung

jawab

1 Mengggali Potensi Daerah Pertanian Organik Dan SDA yang ada.

1. Untuk Mengetahui SDA yang ada. 2. Untuk meningkatkan hasil Pertanian dengan cara organik. 3. Untuk Menerapkan sistem Pertanian organik di daerah.

1. Terciptanya SDA yang subur. 2. Mengurangi

Pupuk Kimia. 3. Menjaga Tanah

agar tetap natural. 4. Meningkatkan hasil Pertanian dengan mengurangi unsur Kimia. 1.Petani

2.Perangkat Desa 3.Dinas pertanian

(Desa,Kecama-tan). 4.LSM

2011 Kepala Desa

2 Keterampilan Menjahit.

1. Untuk

meningkatkan, mengembangkan SDA.

2. Untuk mengetahui Skill SDM. 3. Untuk memberikan didikan keterampilan. 1. Menciptakan tenaga kerja ahli. 2. Menciptakan SDM yang terampil. 1.LPK 2.LSM 3.Depnaker

2011 1. Kepala Desa 2. Kepala

Dusun

3 Organisasi Parpol daerah Kendel. 1. Untuk meningkatkan pembangunan daerah. 2. Pembelajaran politik masyarakat 3. Pencegahan tindakan korupsi. 4. Kesadaran akan

pentingnya arti politik.

1. Terciptanya pembangunan daerah

2. Sebagai wahana bagi aspirasi masyarakat. 3. Terciptanya kecerdasan masyarakat tentang politik. 1.Parpol 2.LSM 3.Anggota legislatif 4.Organisasi

2011 1. Kepala Desa 2. Pengurus


(34)

dari pertanian organik. Dengan mengurangi penggunaan pupuk kimia sedikit demi sedikit maka lama-kelamaan lahan pun akan terbiasa. Sebagai contoh adalah lahan di Desa Kendel yang cocok dengan pertanian organik. Kini sistem pertanian yang diterapkan di Desa Kendel adalah semi organic. Sebagian masyarakat pun telah menggunakan konsep pertanian yang telah diperkenalkan oleh LSM Trukajaya.

• Jika dilihat dari kesuburan tanah, kini Kendel belum tergolong makmur. Dengan

kondisi tanah yang tidak cukup subur dan menggunakan pupuk kimia saja sudah tergolong daerah yang tidak makmur dan terisolir, apalagi dengan pengobatan secara kimia yang akan merusak kehidupan dan dampaknya untuk anak cucu kita ke depannya. Lalu kehidupan Kendel selanjutnya akn menjadi apa ? Yang menjadi kekhawatiran masyarakat Kendel saat ini adalah rusaknya lahan dan kehidupan yang akan diwariskan kepada anak cucu. Maka dari itu kita perlu mempertahankan dan meningkatkan kemakmuran. Bukan berarti tidak makmur, tetapi untuk merubah kebiasaan yang tidak baik menjadi baik. Sehingga harus dibiasakan menggunakan pupuk organik.

• Keterampilan sumber daya manusia yang kini terdapat di Desa Kendel adalah

keterampilan menjahit khususnya untuk remaja putri. Dengan adanya hal tersebut maka masyarakat dapat prospek yang lebih cerah pada masa depan.

• Fungai partai politik yang ada di Desa Kendel merupakan sebagai penampung aspirasi

hak masyarakat.

• Langkah pertama yang dilakukan untuk memajukan Desa Kendel adalah dengan

mempertajam keterampilan menjahit bagi masayrakat, lalu dilanjutkan dengan pencarian pemasaran seperti ke butik-butik yang akan menampung hasil jahitan. Dalam hal ini masyarakat hanya sebagai pemproduksi saja. Masalah dalam hal penjualan adalah masalah yang terakhir, karena yang terpenting adalah ketajaman keterampilan terlebih dahulu.

• Di Dusun Kendel terdapat 3 partai politik yaitu partai Demokrat, PDIP dan PKB, serta

PKS. Pemilihan KADA (Bupati) Kabupaten Boyolali pada periode 2010-2014 memiliki salah satu calon yang berasal dari PDIP dan mengangkat 2 calon dari Kendel.


(35)

• Salas satu perwakilan masyarakat Kendel mencoba untuk memancing perdebatan agar

peserta yang lain menanggapi dan mengkritik perencanaan Dusun Kendel. Ini merupakan suatu cara yang cukup bagus untuk memancing perdebatan, namun sepertinya ini hanyalah trik bagi yang kalah bicara.

• Dalam berorganisasi harus pandai-pandai menampung aspriasi masyarakat dengan baik.

Agar tujuannya menjadi baik, namun pada kebanyakan organisasi pasti memiliki tujuan yang baik yaitu untuk menyatukan pendapat.

2. Rencana Kegiatan Masyarakat Desa Randurejo Kabupaten Boyolali

No Rencana

Kegiatan

Tujuan Hasil Mitra yang

bisa di ajak kerjasama

Waktu Penanggung jawab

Pendanaan

1 Pengadaan Air Bersih 1. Mencukupi kebutuhan air bersih untuk masyarakat 2. Meningkatk an taraf kesehatan masyarakat. Masyarakat tercukupi akan Air Bersih 1. Trukajaya 2. P.U 3. Pemkab Grobogan 4. Pemdes Randurejo Januari 2011

Kepala Desa 450.000.000

2 Pertanian 1. Petani modern. 2. Meningkatk

an hasil pertanian. 3. Tepat waktu

penanaman dan pemasaran hasil panen. 1. Mening-katkan hasil pertanian 2. Masya-rakat menjadi sejahtera 1. Departemen pertanian 2. Trukajaya 3. Gapoktan 4. Pemda Maret 2011

Kepala Desa 150.000.000

3 Pendidikan Meningkatkan mutu pendidikan Desa Randurejo KBM berjalan lancar dan baik 1. Diknas 2. Trukajaya 3. PEMDES Juli 2011

Kepala Desa 40.000.000

4 Forestry 1.Penya-daran masya-rakat akan fungsi hutan. 2.Agar tersedia

sumber air. Pelestarian lingkungan hidup 1. Perhutani 2. LMDH 3. PEMDES 4. Trukajaya Februari 2011

Kepala Desa 350.000.000

Hasil diskusi antara desa Randurejo dengan Desa Kendel dan Lembu :

• Lokasi daerah Lembu tercukupi air sehingga tidak cocok, berbeda dengan Randurejo

yang kering dan tidak ada air sehingga perlu ditraktor. Pertanian tradisional menggunakan pupuk kandang dan perawatan yang tradisional sedangkan pertanian


(36)

modern dengan menggunakan teknologi mendekati canggih seperti dengan traktor dan teknologi lainnya dapat mempercepat masa panen di Radurejo. Tidak selamanya menggunakan teknologi canngih dapat menghasilkan hasil panenyang berkualitas.

• Dilihat dari segi hasil, pertanian organik memang menyehatkan tubuh walaupun hasil

panen yang diperolehnya rendah. Hal ini berbeda dengan hasil teknologi modern yang hasilnya lebih menguntungkan. Namun pertanian organik tidak cocok untuk dilakukan di daerah Randurejo karena daerah ini berjenis tanah yang kering.

• Dalam hal pendanaan pada proposal akan selalu meminta lebih, supaya tidak kekurangan

dana. Hal ini hanya bersifat perencanaan, walaupun pada kenyataannya penggalian dananya berasal dari pemerintah karena masyarakat tidak mampu. Ralat dana 275 juta untuk dana keseluruhan (peralatan, bibit, tenaga, lahannya, dll). Masyarakat membuat perencanaan yang mendekati realita karena dana telah mencakupi keseluruhan.

3. Rencana Kegiatan Masyarakat Desa Lembu Kabupaten Semarang

No Rencana

Kegiatan

Tujuan Hasil Mitra yang

bisa di ajak kerjasama

Waktu Penanggung

jawab

1 SDM

Pelatihan: 1.Peter-nakan 2.Per-ikanan 3.Per-tanian 4.Per-tukangan 1. Meningkatkan Ekonomi masyarakat 2. Memanfaatkan potensi yang ada 3. Menambah pengetahuan Kesejahteraan Masyarakat 1.LSM 2.Masyarakat 3.Dinas yang

terkait

September 2010

1.Kepala Desa 2.Ketua Forum

2 Pengambilan modal/Dana

Penunjang kegiatan-kegiatan yang ada di desa

Memenuhi Perekonomian Masyarakat 1.LSM 2.Koperasi 3.Perbankan 4.PNPM Januari 2011

1.Kepala Desa 2.Ketua Forum

3 Peningkatan Pem-bangunan 1.Jalan 2.Air bersih 3.Irigasi 1. Memper-lancar Trans-portasi 2. Mencukupi kebutuhan masyarakat(air bersih) 3. Meningkatkan hasil pertanian Kemajuan Desa 1.LSM 2.Masya-rakat 3.PNPM 4.Pemerin-tah Maret 2011 Kepala Desa

Hasil diskusi antara desa Randurejo dengan Desa Kendel dan Lembu :


(37)

BAB 4: MATERI SEMILOKA

4.1. Materi Semiloka Pendidikan Politik Bagi Aparat Pemerintah Desa

4.1.1. MEMBANGUN PARTISIPASI POLITIK LOKAL DALAM DEMOKRASI

oleh Kutut Suwondo

Makna Demokrasi

Decision-making about collectively binding rules and policies over which the people exercise control" (Beetham 1993:55). Pengambilan keputusan yang kebijakannya bersifat mengikat dimana rakyat boleh melakukan kontrol dalam pelaksanaannya.

Keunggulan Demokrasi

1. Memberi hak yang sama kepada semua pihak DEMOKRASI

Keunggulan

Demokrasi Kelemahan

Demokrasi

Landasan

Demokrasi


(38)

2. Diperoleh keputusan yang rational dan matang 3. Kekuasaan dan kewenangan ada di tangan rakyat Kelemahan Demokrasi

1. Lama dan kadang-kadang bertele-tele 2. Menimbulkan konflik dan anarkisme

3. Keputusan bisa memihak mayoritas dan atau kapitalis Landasan Berdemokrasi

• Rationalitas

• Etis

• Ada keberanian dan kemampuan dari rakyat untuk BERPARTISIPASI penuh

Membangun

Partisipasi

Membangun Institusi Demokrasi

Membangun SDM

Relasi Negara dan Rakyat


(39)

Makna Partisipasi

1. Terlibat Dengan Dipaksaan 2. Terlibat Dalam Mobilisasi

3. Terlibat Dlm Proses Pengambilan Keputusan

4. Terlibat dengan Menggunakan Kekuasaan dan kewenangan penuh Membangun Institusi Demokrasi

• Perwujudan Trias Politika

• Pebenahan Sistem Kepartaian

• Pembenahan Sistem Pengkaderan

• Pengembangan In Membangun Kekritisan SDM

• Mengembangkan Pola Pendidikan di Sekolah Kearah Kewarganegaraan yang Benar Membanguan Civil Society

1. Saling Menghormati Keberadaan Masing-masing 2. Kritik yang Rasional

3. Inklusivitas

4. Non Violence dan Menghormati Penegakkan Hukum Model Pendidikan Politik

1. Pelatihan dan Penyadaran Yang Kontinues 2. Kebersamaan yang kontinues

3. Advokasi yang terus menerus 4. Pengerahan Massa Non Violence 5. Propaganda yang Positif


(40)

4

4..11..22.. PPEERRAANNAANNPPAARRTTAAIIPPOOLLIITTIIKKDDAALLAAMMPPEEMMBBAANNGGUUNNAANNMMAASSYYAARRAAKKAATT D

DEESSAA**))

Oleh: Slamet Luwihono**)

Pengantar

Secara sosiologis, Maschab menggambarkan desa sebagai suatu bentuk kesatuan masyarakat atau komunitas penduduk yang bertempat tinggal dalam suatu lingkungan di mana mereka saling mengenal dan corak kehidupan mereka relatif homogen serta banyak bergantung pada alam. Lebih jauh lagi Maschab menyebukan bahwa desa diasosiasikan dengan satu masyarakat yang hidu sederhana, pada umumnya hidup dari lapangan pertanian, ikatan sosial, adat dan tradisis masih kuat, sifat jujur dan bersahaja, pendidikannya relatif masih rendah dan sebagainya.1 Dalam perkembangannya, sebagai akibat dari arus modernisasi sebagian desa telah mengalami perubahan secara drastis dan jauh dari kondisi-kondisi yang banyak digambarkan oleh para ahli. Modermnisasi sebagai satu pendekatan pembangunan telah telah juga membawa perubahan sosio-kultur desa. Dalam konteks yang demikian, desa tidak lagi bisa didefinisikan sebagai tempat tempat tertentu yang masih jujur dan bersahaja, lugu dan masih menjalin ikatan-ikatan sosial secara informal. Meskipun demikian, dalam kenyataannya dampak modernisasi terhadap masyarakat desa memang tidak dapat digeneralisir. Secara nyata masih ada masyarakat desa yang masih hidup mematuhi tradisi dan adat istiadat turun temurun, dan banyak diantaranya dalam kondisi tidak maju atau terbelakang menurut ukuran modern. Desa di Badui dalam atau pada umumnya desa-desa di luar Jawa misalnya merupakan masyarakat yang masih menjunjung tinggi kepercayaan tradisional dan adat sehingga derasnya arus modernisasi tidak mampu mempengaruhi kehidupan masyarakat. Sebagian desa lagi, terutama desa-desa di luar Jawa, secara geografis terletak sangat teriosolir dari dunia luar untuk dipengaruhi.2

*)

Disampaikan pada Pendidikan Politik bagi Aparat Pemerintah Dan Masyarakat Pedesaan, Diselenggarakan oleh Yayasan Trukajaya, Salatiga, 19-20 Juli 2010.

**)

Peneliti pada Pusat Penelitian Dinamika Politik Lokal, Lembaga Percik Salatiga, dan Advokad pada Biro Pelayanan dan Bantuan Hukum Percik Salatiga.

1

Lihat Suhartono, 2001, Politik Lokal Parlemen Desa: Awal Kemerdekaan Sampai Jaman Otonomi Daerah, Lapera Pustaka Utama, Yogyakarta, hal. 17-18.

2 Lihat juga A. Surjadi, 1995, Pembangunan Masyarakat Desa, Mandar Maju, Bandung, hal. 5.


(41)

Realitas-realitas tersebut memberi penyadaran bahwa pelaksanaan pembangunan masyarakat desa harus tetap mengacu pada kondisi riil mesyarakat desa dan tetap dilakukan dengan pendekatan yang beragam. Pembangunan ke depan tidak dapat lagi dilakukan dengan mengesampingkan keanekaragaman lokal. Untuk itu pelibatan masyarakat dalam proses pembangunan memegang peranan yang penting untuk keberhasilan pembangunan.

Esensi dasar pembangunan masyarakat desa adalah terjadinya perubahan sosial3 di desa. Dalam kenyataannya kebanyakan masyarakat desa telah banyak mengalami berbagai perubahan. Perubahan teknologi pertanian, formalisasi lembaga-lembaga lokal, pendidikan, benyaknya minat masyarakat desa untuk untuk bekerja pada pekerjaan-pekerjaan formal di kota (menjdi buruh pabrik) sebagai akibat semakin menyempitnya lahan pertanian danlain-lain. Perubahan struktur ekonomi dan politik pada tingkat supra desa seringkali juga berdampak pada terjadinya perubahan yang mendasar pada kehidupan masyarakat desa sebagai petani atau menggantungkan hidupnya pada kegiatan pertanian di pedesaan. Perubahan struktur ekonomi akibat globalisasi juga dengan sendirinya akan membawa desa pada pertumbuhan dan perkembangan yang sesuai dengan tutntutan perubahan seperti adanya perubahan solidaritas sosial menjadi jalinan impersonal.

Kebijakan tentang desa sebenarnya sudah sejak jaman Belanda mengalami banyak perubahan, namun semua perubahan tersebut terutama Undang-undang Nomor 5 Tahun 1979 telah membawa posisi desa menjadi tergantung, terkontrol dan terkooptasi oleh kekuatan-kekuatan sosial politik dan sosial ekonomi oleh pihak “atas desa”. Pada masa Orde Baru, desa sering dijadikan obyek mobilisasi pemerintah pusat dan segala sesuatunya ditentukan oleh pusat sehingga desa dikondisikan tidak mandiri. Nilai-nilai yang lahir dari kearifan lokal masyarakat desa seringkali tersingkir oleh kepentingan-kepentingan pihak penguasa dan kalaupun masih ada sudah terkooptasi oleh kekuatan dan kepentingan sosial, ekonomi dan politik pihak “atas desa”. Hegemoni dan dominasi pusat terhadap daerah tersebut telah melemahkan peran dan kedudukan desa dalam pembangunan.

3 Rogers dalam bukunya Social Change in Rural Societies: An Introduction to Rural Sociology, memandang perubahan sosial sebagai suatu proses yang melahirkan perubahan-perubahan di dalam struktur dan fungsi dari suatu sistem kemasyarakatan (dalam bukunya Bahreit T. Sugihen, 1997,


(1)

Dalam melaksanakan fungsi representasi maka setiap empat bulan sekali ada jadwal reses. Lama masa reses sekitar satu bulan. Dalam masa ini, mereka diwajibkan melakukan kunjungan ke daerah pemilihan. Selain itu, mereka juga melakukan kunjungan kerja Komisi dan atau kunjungan kerja atas nama Alat Kelengkapan DPR. Kunjungan atas nama Alat Kelengkapan DPR ini bisa dilakukan di dalam negeri maupun ke luar negeri. Ditinjau dari sisi relasi perwakilan, masa reses yang disediakan bagi anggota DPR, sejatinya adalah waktu untuk berkomunikasi langsung dengan konstituen. Waktu itu adalah hak konstituen. Artinya konstituen mempunyai hak untuk menuntut bagi anggota DPR untuk bertemu dalam rangka menyampaikan permasalahan-permasalahan dan aspirasi yang ada di daerah pilihannya. Kegiatan reses sendiri, merupakan kilas balik dari tugas dan fungsi Dewan sebagai refresentasi keterwakilan masyarakat. Dengan demikian, kegiatan reses bagi anggota Dewan harusdan wajib dipergunakan secara optimal. Dalam rangka menjaring aspirasi masyarakat. demi terwujudnya tatanan perencanaanya, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan yang ada di daerah yang diwakilinya. Dalam konteks perencanaan pembangunan kita mengenal adanya Musrenbang dari tingkat dusun, desa hingga kabupaten. Reses juga dapat dimaknai sebagai bagian tidak terpisahkan dari musrenbang itu sendiri. “Reses dilaksanakan untuk menghimpun aspirasi yang belum terakomodir dalam musrenbang,”

Realitas Peran Parpol

Kita semua menyadari bahwa instrumen kelembagaan yang paling strategis dalam mengembangkan pemberdayaan politik masyarakat menuju kedewasaan politik adalah partai politik (parpol), hal ini bisa dipahami karena partai politik merupakan jembatan antara masyarakat dengan pemerintah. Dengan demikian menjadi sangat penting untuk mengembangkan sistem kepartaian yang mampu menghasilkan partai politik yang profesional yang dapat menjalankan peran dan fungsinya secara baik dan bertanggung jawab, dan pada akhirnya dapat meningkatkan kepercayaan (trust) masyarakat pada partai. Adanya partai politik yang baik diharapkan dapat berpengaruh terhadap kokohnya integrasi nasional, tingginya partisipasi, besarnya legitimasi, maupun efektifnya penyelesaian konflik. Bagaimana dengan kondisi parpol saat ini di Indonesia ?

Namun patut disayangkan, kondisi riil kepartaian yang sekarang tidak dibangunan demi kemaslahatan dan pembangunan bangsa kedepan, sebab partai-partai yang ada hanya berpikir


(2)

bagaimana bisa meraih suara sebanyak-banyaknya dan bisa berkuasa selama-lamanya. Sudah bukan rahasia apabila partai-partai sekarang mendasarkan diri pada basis massa pemilih tradisional yang mudah dimobilisasi, dan hal ini tidak disadari telah mempengaruhi tingkat kohesivitas dan harmoni sosial dalam masyarakat di tingkat grassroot. Sebagai contoh bagaimana kerasnya persaingan dalam memperebutkan massa pemilih warga nahdiliyin yang merupakan komunitas Islam terbesar. Celakanya, masing-masing parpol berupaya keras untuk dapat mengamankan basis massanya dengan berbagai cara, sementara upaya untuk melakukan pemberdayaan dan pendidikan politik bagi massa tidak pernah dilakukan, dan pada akhirnya tidak jarang berujung pada konflik massa di tingkat grassroot tersebut.

Hal ini tidak pernah disadari atau bahkan terpikirkan oleh para elit partai politik bahwa upaya mengeksploitasi pemilih dengan cara demikian tidak kondusif bagi keutuhan serta keharmonisan bangsa. Sebab sudah tidak bisa kita pungkiri dalam kenyataan keseharian bahwa kesesuaian darah, keturunan, adat kebiasaan, agama memiliki sebuah kekuatan yang dapat melakukan paksaan dan kadang-kadang lebih kuat dari persamaan yang dimiliki secara nasional. Oleh karena itulah tidak salah apabila Geertz mengingatkan pada kita bahwa negara baru akan mengalami kesukaran dalan membangun suatu sistem politik yang baik apabila negara itu terbangun atas ikatan-ikatan primordial (primordial attachment). Sementra kondisi riil kepartaian kita sekarang ini umumnya masih bersandar pada ikatan-ikatan primordial ini, atau dengan perkataan lain sebagaimana pernah dijelaskan oleh Herbert Feith sebagai politik aliran. Namun tidak bisa kita pungkiri bahwa keterikatan dari pengaruh adat istiadat, bahasa, ras, daerah, hubungan darah, dan agama pada saat ini masih mempunyai daya tarik tinggi untuk dijadikan komoditas politik bagi parpol. Rasa keterikatan semacam itu sering disebut pula sebagai “sub-national culture value” atau pengaruh kebudayaan politik sub nasional.

Akibat pola kepartaian yang demikian, maka dapat diprediksikan pemimpin-pemimpim yang muncul hasil pemilu tidak akan mempunyai sikap kenegarawanan, lemah visi nasionalitasnya, sempit wawasannya bahkan tidak mengerti apa arti dari masa depan bangsanya. “Hanya satu tujuannya, bagaimana agar terus berkuasa…berkuasa…dan terus…berkuasa”. Akhirnya demi kekuasaan segala cara-pun dihalalkan. Dan realitas yang terjadi, di era kepartaian kita sekarang ini banyak partai yang terjebak dan harus berperan sebagai eksekutif, ini “salah kaprah”. Kenapa? Karena fungsi partai adalah mengagregasikan kepentingan


(3)

kepentingan, kebutuhan dan harapan masyarakat bukan harus dipenuhi oleh partai politik, tapi oleh pemerintah sebagai pelaksana (eksekutif) yang menjalankan keputusan politik. Karena pola yang terbalik ini telah menyebabkan partai politik termasuk kader-kadernya terpogram untuk berlomba mencari income dari proses politik agar dapat memenuhi kepentingan, keinginan dan harapan konstituennya tersebut. Akibat dari keadaan ini para kader, anggota dewan, sampai pengurus partai politik yang tertanam dalam benaknya adalah bagaimana memperbanyak “gaji” politik. Keadaan ini berpengaruh buruk pada perkembangan politik di negara kita, karena proses politik menjadi disederhanakan, politik identik dengan uang sebagai contoh money politics dalam proses pemilu. Kalau dalam pemilu sudah berhambur uang, maka para wakil yang terpilih bukan berpikir untuk rakyatnya melainkan bagaimana menarik uang yang telah dikeluarkannya, dan pada akhirnya para anggota dewan lebih mencintai “uang rakyat” dari pada “rakyat yang punya uang”. Dan apabila para anggota dewan sudah mencintai uang rakyat, maka penyakit kronis bangsa yaitu korupsi, kolusi, dan nepotisme tetap menggerogoti atau bahkan semakin parah. Logika demikian bukan tanpa dasar sebab seperti yang diungkapkan oleh James E. Alt dan K. Alic Chrystal bahwa “the love of money is the root of evil” (Political Economics, 1983). Dan sudah menjadi rahasia umum bahwa elit politik kita sering mem-(barter) idealisme politiknya dengan “setumpuk uang”, sementara disisi lain ada sebahagian rakyat yang mau menukarkan hak politik dengan “selembar uang”. Alhasil demokrasi yang seharusnya diartikan sebagai “kedaulatan rakyat” berubah menjadi “kedaulatan uang”.

Lalu siapa yang salah dengan kondisi ini ? Di sisi yang lain, sikap elite politik yang seperti itu bisa jadi merupakan cermin dari ketidakpedulian konstituen terhadap wakilnya di DPR. Padahal sesungguhnya posisi konstituen memiliki landasan yang kuat untuk melakukan kontrol terhadap mereka. Pertama, baik anggota DPR maupun partai politik dibiayai dari APBN. Tidak hanya anggota DPR, Parpol setiap tahunnya menerima dana bantuan dari negara sesuai dengan jumlah kursi yang mereka punya di DPR dan DPRD. Sehingga, dalam kapasitas sebagai warga negara, bukan konstituen, menuntut akuntabilitas kinerja anggota dewan dan partai politik adalah sah dan di legalkan oleh undang undang. Di sisi lain, dilihat dari konteks relasi politik dalam kapasitas sebagai konstituen, menuntut profesionalitas kinerja elite parpol adalah bagian dari hak politik seseorang. Karena pada saat pemilu, konstituen telah memberikan suaranya. Dengan dua landasan tersebut, melakukan pengawasan terhadap kinerja anggota DPR


(4)

serta elite politik lainnya bisa dilakukan bukan hanya karena hak sebagai konstituen namun juga hak sebagai warga negara.

PROSES PEMBUATAN KEBIJAKAN DALAM SISTEM POLITIK INDONESIA

LEGISLATIF EKSEKUTIF

PARPOL LSM KELOMPOK KEPENTINGAN

KEBIJAKAN

RAKYAT

TUNTUTAN

DUKUNGA N

OUTPUT

SOSIALISASI

ASPIRASI

IMPLEMENTASI (EKSEKUTIF) Pertanggung

jawaban

Kontrol dari rakyat


(5)

Daftar Pustaka

1. Alfian dan Nazaruddin Syamsuddin, (1988) Masa Depan Kehidupan Politik Indonesia, Rajawali Press, Jakarta.

2. Amal, Ichlasul, Dr., (1988) Teori-Teori Mutakhir Partai Politik, Tiara Wacana, Yogyakarta.

3. Almond, Gabriel and Sidney Verba, (1963)The Civic Culture, PrencetonUniverity Press, Princeton, N.J.

4. Budiarjo, Miriam, (1992) Dasar-Dasar Ilmu Politik, PT. Gramedia, Jakarta. 5. Easton, David, (1953) The Political System, Alfred A Knopt, Yew York.

6. Emmerson, Donald K., (1976) Indonesia’s Elite: Political Cultural andCultural Politics, Ithaca: Cornell Univeersity Press.

7. Huntington, Samuel, And Joan M. Nelson, (1976) No Easy Choice: PoliticalParticipation In Developing Countries, Harvad University Press, USA.

8. Nurjaman, Asep, (1998) Kepolitikan Orde Baru Dalam Prespektif StrukturalDan Kultural, UMM Press, Malang:.

9. Suwondo, Kutut. 2002. Perubahan Pola Pemerintahan dan Kepemimpinan Lokal. Forsa Pustaka, Salatiga

10. Suwondo, Kutut. 2005. Otonomi Daerah dan Perkembangan Civil Society di Aras Lokal. Fisipol UKSW, Salatiga


(6)