13 PS 2015 Bantuan Teaching Factory

(1)

(2)

KATA PENGANTAR

Pendidikan Menengah Universal (PMU) sebagai pijakan kebijakan dalam menyediakan layanan pendidikan di SMK untuk mendukung ketersediaan, keterjangkauan, kualitas, kesetaraan, dan keterjaminan layanan pendidikan menengah bagi masyarakat sehingga pada tahun 2020 Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan menengah menjadi 97%.

Pada tahun anggaran 2015, program bantuan Pembinaan SMK dialokasikan melalui dana pusat dan dana dekonsentrasi. Program Bantuan pusat disampaikan kepada SMK dan Institusi dalam bentuk uang atau barang/jasa. Sedangkan program dana dekonsentrasi dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan pembinaan SMK secara swakelola oleh Dinas Pendidikan Provinsi. Melalui Petunjuk Teknis (Juknis) ini dimuat penjelasan tentang tujuan program, tugas dan tanggung jawab pihak-pihak terkait, persyaratan, mekanisme pelaksanaan, pemanfaatan dana, ketentuan pertanggungjawaban fisik, administrasi, keuangan, dan pelaporan hasil pelaksanaan. Juknis ini diharapkan dapat membantu Dinas Pendidikan Provinsi, Dinas Pendidikan Kab/Kota, SMK, atau Institusi dalam memahami dan menjalankan program dengan baik sesuai ketentuan yang berlaku.

Kepada semua pihak, disampaikan terima kasih atas apresiasi dan partisipasinya sehingga SMK menjadi salah satu satuan pendidikan yang semakin diminati oleh masyarakat. Dukungan, masukan, pemikiran, dan keterlibatan semua pihak dalam penyempurnaan Juknis ini menjadi unsur penting kebersamaan dalam memajukan pendidikan kejuruan di Indonesia. Namun begitu apabila dalam Juknis ini terdapat kekurangan atau kekeliruan, maka akan diperbaiki sesuai ketentuan yang berlaku.

Jakarta, 13 Maret 2015 Direktur Pembinaan SMK

Selaku Kuasa Pengguna Anggaran

Drs. M. Mustaghfirin Amin, MBA NIP. 19580625 198503 1 003


(3)

ii

DESKRIPSI PROGRAM BANTUAN TEACHING FACTORY

TAHUN 2015

1. KODE JUKNIS : 13-PS-2015

2. NAMA PROGRAM : BANTUAN TEACHING FACTORY

3. TUJUAN : a. Menjembatani(interface) kemitraan antara

dunia pendidikan di SMK denganDunia usaha/Dunia industri (Du/Di);

b. Membangun pola pembelajaran untuk menumbuh-kembangkan karakter dan etos kerja (disiplin, tanggungjawab, jujur, kerjasama, kepemimpinan, dan lain-lain) yang dibutuhkan Du/Di;

c. Meningkatkan kualitas hasil pembelajaran dari sekedar membekali kompetensi (competency based training) menuju ke

pembelajaran yang membekali

kemampuan memproduksi barang/jasa (production based training);

d. Meningkatkan kreatifitas dan inovasi dalam

memproduksi barang/jasa yang

berorientasi standar pasar.

4. SASARAN : 16 (enam belas) paket

5. NILAIBANTUAN : Rp. 250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta


(4)

6. PEMANFAATAN DANA

: Dana Bantuan Teaching Factory

dimanfaatkan antara lain untuk:

1. Workshop penyusunan perangkat

pembelajaran berbasis teaching factory

antara lain:

1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP);

2) Strategi pembelajaran melalui sistem

blok;

3) Sinkronisasi kompetensi kejuruan.

2. Analisis kompetensi, kebutuhan bahan dan

alat, gambar kerja/job sheet dan

persyaratan teknis lain dalam

memproduksi barang/jasa;

3. Pembelian bahan praktik pembelajaran

berbasis produksi;

4. Penyiapan peralatan (pengadaan spare

part, kalibrasi alat, dan pengadaan peralatan pendukung lainnya)

7. PRINSIPDASAR

PEMBERIAN BANTUAN

: a. Bantuan diberikan dalam bentuk uang;

b. Penerima bantuan adalah sekolah yang memenuhi persyaratan;

c. Kewenangan penetapan penerima bantuan sepenuhnya oleh Direktorat Pembinaan SMK.

d. Dana diterima oleh sekolah tanpa potongan atau pengenaan biaya apapun.

8. PERSYARATAN

PENERIMA BANTUAN

: a. Diprioritaskan SMK yang memiliki kinerja

yang baik pada komponen:

- Manajemen

- Tata kelola tempat praktik siswa

- Pola pembelajaran

- Marketing/ promosi

- Produk/Jasa

- Sumberdaya Manusia (SDM)

- Hubungan Industri

b. Diprioritaskan SMK yang memiliki jumlah

siswa ≥ 750 orang siswa

c. Rancangan program telah disetujui oleh


(5)

iv 9. JADUAL

KEGIATAN

:

No KEGIATAN

WAKTU PELAKSANAAN

(2015)

1. Seleksi SMK calon

penerima bantuan

berdasarkan hasil verifikasi wilayah

Januari- April

2. Penetapan SMK

penerima bantuan

Mei

3. Penandatanganan

naskahperjanjian

pemberian bantuan dan BimbinganTeknis

Mei

4. Penyalurandana bantuan Mei

5. Pelaksanaan

kegiatan

Mei– November

6. Laporan kegiatan Desember

Catatan : Jadual dapat berubah sesuai situasi dan kondisi

10 LAYANAN INFORMASI

Subdit Pembelajaran Direktorat Pembinaan SMK

Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Komp. Kemdikbud GedungE Lt.13

Jl.Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta10270

Telp.021–5725477,5725474

Website:www.ditpsmk.net


(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DESKRIPSI PROGRAM ... ii

DAFTAR ISI ... v

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 2

C. Dasar Hukum ... 3

D. Sasaran ... 3

E. Hasil Yang Diharapkan ... 3

F. Nilai Bantuan Dana ... 3

G. Karakteristik Program Bantuan Dana ... 4

H. Jadwal Kegiatan ... 5

BAB II. ORGANISASI, TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB ... 5

A. Organisasi ... 5

B. Tugas dan Tanggungjawab ... 5

1. Direktorat Pembinaan SMK ... 5

2. Dinas Pendidikan Provinsi ... 5

3. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota ... 6

4. Sekolah... . 6

5. Tim Pelaksana... ... 7

6. Komite Sekolah ... 8

BAB III. PERSYARATAN, MEKANISME PENGAJUAN USULAN, DAN PENYALURAN DANA ... 9

A. Persyaratan Penerima Bantuan Dana... 9

B. Mekanisme Penetapan Penerima Bantuan……….. . 9

C. Penandatanganan Surat Perjanjian dan Bimbingan Teknis ... 9

D. Mekanisme Penyaluran Dana ... 10

BAB IV . KETENTUAN PENGGUNAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN BANTUAN DANA ... 11

A. Ketentuan Penggunaan Bantuan Dana ... 11

B. Pertanggungjawaban Penggunaan Bantuan Dana ... 11

BAB V. PELAPORAN ... 12

BAB VI. PENUTUP ... 13


(7)

1 BABI PENDAHULUAN A. LatarBelakang

Pentingnya penyediaan sumberdaya manusia (SDM) yang terampil diwujudkan pemerintah melalui kebijakan peningkatan mutu pendidikan kejuruan yang memberi perhatian pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang lebih berorientasi pada permintaan pasar tenaga kerja masyarakat ekonomi ASEAN (MEA), dan mempersiapkan para lulusan

dengan pembekalan karakter kewirausahaan (entrepreneurship) yang

bersinergi erat dengan industri sebagai mitra utama dalam penerapan Teaching Factory. Pengalaman dari sejumlah industri yang telah bekerja sama dengan beberapa SMK yang telah menerapkan pola pembelajaran seperti teaching factory, unit produksi, dan sejenisnya, medapatkan respon positif dari Dunia Usaha/Dunia Industri (DU/DI) atas peningkatan kualitas lulusannya.

Hubungan kerjasama antara SMK dengan industri dalam pola pembelajaran Teaching Factory akan memiliki berdampak positif untuk

membangun mekanisme kerjasama (partnership) secara sistematis dan

terencana didasarkan pada posisi tawar win-win solution. Penerapan pola

pembelajaran Teaching Factory merupakan interface dunia pendidikan

kejuruan dengan dunia industri, sehingga terjadi check and balance

terhadap proses pendidikan pada SMK untuk menjaga dan memelihara keselarasan (link and match) dengan kebutuhan pasar kerja.

Kualitas guru pada paket keahlian di SMK, saat ini menjadi trending topic permasalahan yang belum menemukan jalan keluarnya, dimana mayoritas dari mereka masih kurang memiliki pengalaman kerja industri yang memadai. Melalui pembelajaran pola Teaching Factory yang

hakekatnya memboyong sistem industry sebagai pendekatan

pembelajaran di SMK diharapkan terjadi transfer teknologi dari industry, yang pada gilirannya kualitas guru akan meningkat. Pola pembelajaran Teaching Factory dirancang berbasis produksi barang/jasa dengan mengadopsi dan mengadaptasi standar mutu dan prosedur kerja industri, akan memberi pengalaman pembelajaran kompetensi kontingensi terutama soft skill seperti etos kerja disiplin, jujur, bertanggungjawab, kreatif-inovatif, karakter kewirausahaan, bekerjasama, berkompetisi secara cerdas dan sebagainya. Kompetensi tersebut sangat langka diperoleh melalui pendidikan kejuruan yang diselenggarakan secara


(8)

konvensional, yang pada pembelajarannya hanya dilaksanakan sampai pada pencapaian kompetensi keahlian sebagai hard skill.

B. Tujuan

1. Menjembatani(interface) kemitraan antara dunia pendidikan di

SMK denganDunia usaha/Dunia industri (Du/Di);

2. Membangun pola pembelajaran untuk menumbuh-kembangkan

karakter dan etos kerja (disiplin, tanggungjawab, jujur, kerjasama, kepemimpinan, dan lain-lain) yang dibutuhkan Du/Di;

3. Meningkatkan kualitas hasil pembelajaran dari sekedar membekali

kompetensi (competency based training) menuju ke pembelajaran

yang membekali kemampuan memproduksi barang/jasa

(production based training);

4. Meningkatkan kreatifitas dan inovasi dalam memproduksi

barang/jasa yang berorientasi standar pasar. C. Dasar Hukum

Pemberian Bantuan Teaching Factory pada SMK dilandasi ketentuan perundangan sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional;

2. Undang-Undang RI Nomor 27 Tahun 2014 tentang Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2015;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar

Nasional Pendidikan dan perubahannya;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan

Pendidikan;

5. Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan

barang/jasa pemerintah dengan perubahan terakhir Nomor 4 tahun 2015 tentang perubahan keempat atas Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan barang/jasa pemerintah;

6. Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata

Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan APBN;

7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 81/PMK.05/2012 tentang Belanja

Bantuan Sosial pada Kementerian Negara/Lembaga;

8. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor:

204422/A.A3/KU/2013 tanggal 11 Desember 2013 tentang Pejabat Perbendaharaan pada Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah


(9)

3

Kejuruan, Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun anggaran 2014;

9. Keputusan Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan selaku

Kuasa Pengguna Anggaran pada Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor: 001/D3.1/KU/2015

tanggal 02 Januari 2015 tentang Pengangkatan Pejabat

Perbendaharaan/Pengelola Keuangan pada Direktorat Pembinaan SMK, Ditjen Pendidikan Menengah, Kemdikbud tahun anggaran 2015;

10. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Satuan Kerja Direktorat

Pembinaan SMK Tahun Anggaran 2015 Nomor: SP DIPA-023.12.1. 666053/2015 tanggal 14 November 2014 dan perubahannya.

D. Sasaran

Sasaran program bantuan sebanyak 16 paket. E. Hasil Yang Diharapkan

Hasil yang diharapkan pada program ini sebagai berikut:

1. Adanya kesesuaian dan keselarasan antara kompetesi yang diajarkan

di SMK dengan kompetensi yang dibutuhkan dunia usaha/Dunia industri (Du/Di);

2. Terselenggaranya pembelajaran pola Teaching Factory

sekurang-kurangnya pada satu paket keahlian;

3. Kemampuan siswa secara bertahap meningkat untuk menghasilkan

suatu produk barang/jasa sesuai dengan standar pasar;

4. Terbangunnya mekanisme suplay–demand produk barang/jasa.

F. Nilai Bantuan Dana

Jumlah dana senilai Rp. 250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah) per paket.

G. Karakteristik Program Bantuan

1. Bantuan ini harus dilaksanakan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku (Perpres No. 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan perubahannya);

2. Bantuan ini harus dikelola secara transparan, menganut azas dan

prinsip-prinsip tata kelola yang baik (good governance);

3. Bantuan dana ini diberikan secara utuh dan tidak diperkenankan

melakukan pemotongan dengan alasan apapun oleh pihak manapun; 4. Bantuan ini harus dikelola secara efisien dan efektif serta dapat

dipertanggungjawabkan baik fisik, administrasi maupun keuangan. H. Jadual Kegiatan


(10)

No KEGIATAN

WAKTU PELAKSANAAN

(2015)

1. Seleksi SMK calon penerima

bantuan berdasarkan hasil verifikasi wilayah

Januari- April

2. Penetapan SMK penerima bantuan Mei

3. Penandatanganan naskahperjanjian

pemberian bantuan dan BimbinganTeknis Mei

4. Penyalurandana bantuan Mei

5. Pelaksanaan kegiatan Mei–November

6. Supervisi Agustus

7. Laporan pelaksanaan kegiatan Desember


(11)

5 BABII

ORGANISASI, TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB

Organisasi, tugas dan tanggungjawab dalam pelaksanaan program bantuan Teaching Factory dapat diuraikan sebagai berikut:

A. Organisasi

Organisasi pelaksanaan kegiatan melibatkan unsur-unsur sebagai berikut: 1. Direktorat Pembinaan SMK;

2. Dinas Pendidikan Provinsi;

3. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota; 4. Sekolah (SMK);

5. Industri mitra; 6. Tim Pelaksana.

B. Tugas Dan Tanggungjawab 1. Direktorat PembinaanSMK

a. Menyiapkan panduan pelaksanaan dan dokumen lain yang

berkaitan dengan pemberian bantuan dana;

b. Melaksanakan sosialisasi program kepada Dinas Pendidikan

Provinsi, Kabupaten, dan Kota;

c. Melakukan penilaian dan seleksi calon penerima bantuan dana;

d. Menetapkan SMK penerima bantuan dana;

e. Mengadakan bimbingan teknis pelaksanaan program bantuan

dana;

f. Memproses penyaluran bantuan dana;

g. Mengadakan supervisi pelaksanaan program (apabila diperlukan);

h. Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan

(sampling).

2. Dinas Pendidikan Provinsi

a. Menyebarluaskan informasi program kepada SMK dan institusi

terkait;

b. Bersama Dinas Pendidikan Kab/Kota melaksanakan pembinaan

SMK penerima bantuan;


(12)

d. Memberikan masukan dan saran yang berkaitan dengan pelaksanaan program.

3. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota

a. Menyetujui dan mengesahkan rancangan program yang disusun oleh SMK;

b. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap SMK penerima bantuan dana sesuai dengan ketentuan yang berlaku; c. Mengesahkan laporan pelaksanaan kegiatan yang disusun oleh

SMK penerima bantuan dana.

d. Melakukan serah terima dan pencatatan aset bantuan apabila mengadakan belanja barang inventaris.

4. Sekolah

a. SMK yang ditetapkan sebagai calon sementara, wajib mengikuti

bimbingan teknis yang diselenggarakan Direktorat Pembinaan SMK;

b. Menandatangani surat perjanjian pemberian bantuan dana

antara Kepala Sekolah dengan Pejabat Pembuat Komitmen Subdit Pembelajaran, Direktorat Pembinaan SMK;

c. Membentuk dan menetapkan Tim Pelaksana;

d. Menyusun rancangan program dan meminta persetujuan Dinas

Pendidikan Kabupaten/Kota, serta mengirimkannya ke Direktorat Pembinaan SMK;

e. Menyelenggarakan pembelajaran pola Teaching Factory bagi SMK

yang rancangan programnya dinyatakan memenuhi syarat;

f. Mempertanggungjawabkan sepenuhnya seluruh pengelolaan

keuangan, administrasi, teknis,dan keberlangsungan

penyelenggaraan pembelajaran Teaching Factory;

g. Membuat dan mengirim laporan hasil pelaksanaan dan realisasi

penggunaan dana bantuan yang diketahui oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota kepada Direktorat Pembinaan SMK.

5. Industri Mitra

a. Membantu sekolah dalam menyusun rancangan program

pembelajaran berbasis Teaching Factory;

b. Memberi pendampingan kepada sekolah untuk melakukan analisis

kebutuhan kompetensi, sarana prasarana, perangkat pembelajaran (RPP, gambar kerja, dokumen mutu produk/jasa proses


(13)

7

c. Menjadi mediator pemasaran lulusan SMK dan produk/jasa hasil

pembelajaran dengan pasar; 6. Tim Pelaksana

Tim Pelaksana dibentuk dan ditetapkan oleh kepala sekolah melalui surat keputusan, dengan tugas dan tanggungjawab sebagai berikut:

1) Bersama ketua jurusan dan guru paket keahlian membuat

persiapan pembelajaran berbasis Teaching Factory;

2) Menyelenggarakan pembelajaran berbasis Teaching Factory;

3) Membuat pembukuan penggunaan dana bantuan dengan

memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Setiap transaksi penerimaan dan pengeluaran dana harus dibukukan secara rinci;

b. Pembukuan Kas Umum ditutup setiap akhir bulan;

c. Buku Kas Umum tidak boleh ada bekas hapusan/tip-ex,jika ada kesalahan menulis agar dicoret dan dikoreksi, kemudian diparaf oleh Penanggung jawab Keuangan;

d. Bukti-bukti pembayaran/kuitansi bermaterai cukup diberi nomor urut sesuai tanggal transaksi sebelum dibukukan pada Buku Kas Umum;

e. Rekapitulasi pembayaran pajak yang dilengkapi dengan bukti setor pajak ke kas Negara;

f. Laporan penggunaan dana dibundel beserta lampiran bukti- bukti pembayaran dan nota/faktur penerimaan

barang/bahan serta upah kerja sesuai dengan urutan nomor bukti;

g. Pembukuan dan bukti-bukti pengeluaran dana sewaktu-waktu dapat diperiksa oleh instansi yang berwenang ataupun masyarakat.

4) Membuat laporan hasil pelaksanaan program bantuan

dilengkapi dengan realisasi pertanggungjawaban penggunaan dana bantuan dalam bentuk rekapitulasi penggunaan, dengan bukti-bukti antara lain: kuitansi, faktur/nota, bukti setor pajak ke kas negara serta foto-foto hasil pengadaan dan pelaksanaan kegiatan disimpan di sekolah. Selanjutnya laporan tersebut disampaikan kepada Kepala Sekolah.


(14)

BABIII

PERSYARATAN,MEKANISME PENETAPAN PENERIMA, BIMBINGAN TEKNIS, DAN PENYALURAN DANA A. Persyaratan

Persyaratan S MK penerima dana bantuan Teaching Factory adalah sebagai berikut:

1. Diprioritaskan SMK yang memiliki kinerja yang baik pada komponen:

- Manajemen

- Tata kelola tempat praktik siswa

- Pola pembelajaran

- Marketing/ promosi

- Produk/Jasa

- Sumberdaya Manusia (SDM)

- Hubungan Industri

2. Diprioritaskan SMK yang memiliki jumlah siswa ≥ 750 orang siswa

3. Rancangan program telah disetujui oleh Direktorat Pembinaan SMK.

B . Mekanisme Penetapan Penerima Bantuan

1. Direktorat Pembinaan SMK melakukan seleksi calon penerima bantuan

berdasarkan hasil verifikasi wilayah dan klarifikasi dokumen terkait lainnya;

2. Direktorat Pembinaan SMK menetapkan SMK calon penerima bantuan

sesuai kriteria yang telah ditetapkan;

3. Direktorat pembinaan SMK menyampaikan Undangan Bimbingan Teknis

SMK calon penerima bantuan ke Dinas pendidikan Provinsi/Kabupaten/ Kota, untuk diteruskan kepada SMK calon penerima bantuan;

4. Bagi SMK yang ditetapkan sebagai calon penerima bantuan wajib

menyampaikan persyaratan sebagai penerima bantuan dalam bentuk rancangan program yang dilengkapi dengan dokumen persyaratan penerima bantuan, dan disetujui oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota;

5. Direktorat Pembinaan SMK menetapkan SMK penerima bantuan dengan


(15)

9

C. Penandatanganan Surat Perjanjian dan Bimbingan Teknis

1. Sekolah yang telah ditetapkan sebagai penerima bantuan

menandatangani:

a. Surat Perjanjian Pemberian Bantuan;

b. Pakta Integritas;

c. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak.

2. Mengikuti bimbingan teknis yang diselenggarakan oleh Direktorat

Pembinaan SMK, dengan materi:

a. Kebijakan Umum Direktorat Pembinaan SMK;

b. Kebijakan dan Strategi Teaching Factory di SMK;

c. Pedoman Penyelenggaran Teaching Factory di SMK;

d. Pedoman Penjabaran Production Based Training ke dalam

kebutuhan peralatan, bahan, bahan ajar, dan lain-lain;

e. Penyusunan laporan dan pertanggungjawaban keuangan.

D. Mekanisme Penyaluran Dana

1. Dana bantuan Tahun 2015 disalurkan langsung ke rekening Sekolah;

2. Proses penyaluran dana Tahun 2015 dilakukan oleh Direktorat

Pembinaan SMK dengan mekanisme:

a) Pejabat Pembuat Komitmen mengajukan Surat Permintaan

Pembayaran (SPP) ke Bendahara Pengeluaran dengan melampirkan:

1) SK Penetapan SMK Penerima bantuan tahun 2015 yang

diterbitkan Pejabat Pembuat Komitmen dan disahkan oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) Satker Direktorat Pembinaan SMK;

2) Naskah perjanjian kerjasama/kontrak antara Direktorat PSMK

dengan bank penyalur;

3) Daftar rekapitulasi penerima bantuan 2015.

b) Bendahara Pengeluaran melalui Pejabat Penandatangan SPM

Direktorat PSMK menerbitkan Surat Perintah Membayar (SPM);

c) SPM tersebut disampaikan ke Kantor Pelayanan Perbendaharaan

Negara (KPPN) Jakarta III, untuk diterbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D);

d) Dana disalurkan oleh KPPN ke bank penyalur. Selanjutnya bank

penyalur menyalurkan dana langsung ke rekening Sekolah. Teknis penyaluran dana tersebut diatur dalam Perjanjian Kerjasama antara Direktorat Pembinaan SMK dengan bank penyalur;

e) Bank penyalur akan meneruskan dana bantuan ke Sekolah penerima

bantuan setelah dana masuk pada rekening lembaga penyalur dan bank penyalur menerima Surat Perintah Penyaluran (SPPn) dari Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).


(16)

(17)

11 BABIV

KETENTUAN PENGGUNAAN DANA DAN PERTANGGUNGJAWABAN A. Ketentuan Penggunaan Dana

Dana Bantuan Teaching Factory dimanfaatkan antara lain untuk:

1. Workshop penyusunan perangkat pembelajaran berbasis teaching

factory antara lain:

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP);

b. Strategi pembelajaran melalui sistem blok;

c. Sinkronisasi kompetensi kejuruan.

2. Analisis kompetensi, kebutuhan bahan dan alat, gambar kerja/job

sheet dan persyaratan teknis lain dalam memproduksi barang/jasa;

3. Pembelian bahan praktik pembelajaran berbasis produksi;

4. Penyiapan peralatan (pengadaan spare part, kalibrasi alat, dan

pengadaan peralatan pendukung lainnya) B. Pertanggungjawaban Penggunaan Dana

1. Setiap penggunaan dana bantuan harus dapat dipertanggung jawabkan

dan didukung oleh bukti fisik, administrasi dan keuangan;

2. Sekolah melaporkan serta mempertanggungjawabkan hasil kegiatan

program bantuan secara fisik, administrasi dan keuangan kepada Direktorat Pembinaan SMK dengan tembusan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan Provinsi dengan mengacu pada Pedoman Penyusunan Pelaporan dan Pertanggungjawaban Keuangan;

3. Dana bantuan yang diterima harus selesai dipertanggungjawabkan

selama 120 (seratus dua puluh) hari kalender sejak dana diterima di rekening sekolah;

4. Apabila terjadi penyimpangan terhadap penggunaan dana bantuan,

maka sepenuhnya menjadi tanggung jawab sekolah dan akan dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan.


(18)

BABV PELAPORAN

Laporan pelaksanaan program memuat data dan informasi tentang tahapan setiap pelaksanaan sampai dengan selesai pekerjaan.

Laporan Akhir Pelaksanaan Program terdiri :

A. Laporan Pelaksanaan Pekerjaan

Laporan pelaksanaan pekerjaan merupakan laporan kegiatan setelah seluruh dana bantuan selesai dibelanjakan yang memuat:

1. Perencanaan kegiatan dan Jadwal Kegiatan;

2. Susunan Tim Pengembangan Teaching Factory;

3. RAB pelaksanaan kegiatan;

4. Realisasi penggunaan dana bantuan;

5. Pelaksanaan dan masalah yang dihadapi serta upaya penyelesaiannya.

B. Laporan Pertanggungjawaban Keuangan

Laporan pertanggungjawaban keuangan disusun berdasarkan Pedoman Penyusunan Laporan Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Bantuan Pengembangan Teaching Factory.

Laporan Pelaksanaan Pekerjaan dibuat rangkap 4 dalam format ukuran kertas A4 dijilid rapi, 1 (satu) asli untuk pertinggal sekolah, 1 (satu) copy tembusan untuk Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, 1 (satu) copy tembusan untuk Dinas Pendidikan Provinsi, dan 1 (satu) copy tembusan untuk Direktorat Pembinaan SMK.

Sedangkan Laporan Pertanggungjawaban keuangan disimpan di sekolah untuk bahan pertanggungjawaban dan pemeriksaan lebih lanjut.

Laporan untuk Direktorat Pembinaan SMK dikirim ke alamat:

Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan u.p. Kepala Subdit Pembelajaran

Komp. Kemdikbud Senayan Gedung E Lt. 12 Jl. Jenderal. Sudirman, Jakarta 10270

Telp. 021-5725473, 5725477;


(19)

BABVI PENUTUP

Teaching Factory sebagai suatu pola pembelajaran berbasis produksi/jasa, dimana siswa tidak lagi belajar secara konvensional dan simulatif, tetapi mereka diajak terjun langsung melakukan pembelajaran untuk menghasilkan produk barang/jasa yang dapat dimanfaatkan untuk menopang biaya praktik periode berikutnya secara terus menerus. Semua siswa pada kompetensi /paket keahlian harus mampu menerapkan keterampilan yang telah diperoleh melalui pembelajaran kurikuler kedalam kegiatan praktek produksi dan jasa. Barang dan jasa hasil pembelajaran Teaching Factory diarahkan agar memiliki kualitas yang sekurang-kurangnya dapat diterima oleh lingkungan warga sekolah sampai dapat diterima oleh masyarakat industry/pelanggan.

Dengan tersusunnya Petunjuk Teknis (Juknis) ini diharapkan dapat mewujudkan program pemerintah dalam rangka memperbaiki kualitas hasil pembelajaran di SMK dengan menerapkan pola Teaching Factory. Diharapkan pula semua pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam pelaksanaan bantuan Teaching Factory ini dapat memahami isi PetunjukTeknis program bantuan ini, sehingga pembimbingan dan pembinaan yang akan dilakukan sejalan dengan arah kebijakan Dit. PSMK.


(20)

Lampiran 1

KOMPONEN DAN ASPEK POTENSI

PELAKSANAAN POLA PEMBELAJARAN TEACHING FACTORY (TF)

A. MANAJEMEN

1. Administrasi Keuangan

2. Struktur Organisasi + Jobdes

3. S O P Kinerja dan Alur kerja

4. Kepemimpinan

5. Dampak TF terhadap institusi

6. Lingkungan

B. TEMPAT PRAKTIK SISWA

1. Peralatan

2. Tata kelola penggunaan alat

3. Ruang

4. Manajemen Maintenance, Repair & Kalibrasi (MRC)

5. Layout Tempat Praktik Siswa

C. POLA PEMBELAJARAN

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan LKS (Job Sheet)

2. Bahan Praktik

3. Basis Praktik Produksi

4. Pelaksanaan Pembelajaran

5. Kewirausahaan

6. Kegiatan pengajar/ instruktur

7. Berbasis corporate culture

D. PEMASARAN

1. Rencana Marketing & Promosi

2. Media komunikasi untuk TF

3. Brosur/leaflet/sarana lain (website, CD, dll.)

4. Jangkauan pasar

5. Penanggung jawab

E. PRODUK/JASA

1. Produk untuk kebutuhan Internal

2. Keberterimaan pasar

3. Delivery

4. Kualitas/Mutu


(21)

F. SUMBERDAYA MANUSIA (SDM)

1. Pengalaman industri

2. Jumlah dan kesesuaian SDM untuk menjalankan TF

3. Motivasi

4. Inovasi (benefit untuk "user")

5. Team work

G. HUBUNGAN INDUSTRI

1. Bentuk kerja sama

2. Project work

3. Transfer teknologi

Untuk memotret potensi awal pelaksanaan Teaching Factory dapat dilakukan oleh SMK sendiri dan atau petugas khusus yang ditunjuk oleh Dit. PSMK, menggunakan soft file program Excel.


(1)

(2)

11 BABIV

KETENTUAN PENGGUNAAN DANA DAN PERTANGGUNGJAWABAN A. Ketentuan Penggunaan Dana

Dana Bantuan Teaching Factory dimanfaatkan antara lain untuk:

1. Workshop penyusunan perangkat pembelajaran berbasis teaching factory antara lain:

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP); b. Strategi pembelajaran melalui sistem blok; c. Sinkronisasi kompetensi kejuruan.

2. Analisis kompetensi, kebutuhan bahan dan alat, gambar kerja/job sheet dan persyaratan teknis lain dalam memproduksi barang/jasa; 3. Pembelian bahan praktik pembelajaran berbasis produksi;

4. Penyiapan peralatan (pengadaan spare part, kalibrasi alat, dan pengadaan peralatan pendukung lainnya)

B. Pertanggungjawaban Penggunaan Dana

1. Setiap penggunaan dana bantuan harus dapat dipertanggung jawabkan dan didukung oleh bukti fisik, administrasi dan keuangan;

2. Sekolah melaporkan serta mempertanggungjawabkan hasil kegiatan program bantuan secara fisik, administrasi dan keuangan kepada Direktorat Pembinaan SMK dengan tembusan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan Provinsi dengan mengacu pada Pedoman Penyusunan Pelaporan dan Pertanggungjawaban Keuangan;

3. Dana bantuan yang diterima harus selesai dipertanggungjawabkan selama 120 (seratus dua puluh) hari kalender sejak dana diterima di rekening sekolah;

4. Apabila terjadi penyimpangan terhadap penggunaan dana bantuan, maka sepenuhnya menjadi tanggung jawab sekolah dan akan dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan.


(3)

12 BABV PELAPORAN

Laporan pelaksanaan program memuat data dan informasi tentang tahapan setiap pelaksanaan sampai dengan selesai pekerjaan.

Laporan Akhir Pelaksanaan Program terdiri : A. Laporan Pelaksanaan Pekerjaan

Laporan pelaksanaan pekerjaan merupakan laporan kegiatan setelah seluruh dana bantuan selesai dibelanjakan yang memuat:

1. Perencanaan kegiatan dan Jadwal Kegiatan; 2. Susunan Tim Pengembangan Teaching Factory; 3. RAB pelaksanaan kegiatan;

4. Realisasi penggunaan dana bantuan;

5. Pelaksanaan dan masalah yang dihadapi serta upaya penyelesaiannya. B. Laporan Pertanggungjawaban Keuangan

Laporan pertanggungjawaban keuangan disusun berdasarkan Pedoman Penyusunan Laporan Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Bantuan Pengembangan Teaching Factory.

Laporan Pelaksanaan Pekerjaan dibuat rangkap 4 dalam format ukuran kertas A4 dijilid rapi, 1 (satu) asli untuk pertinggal sekolah, 1 (satu) copy tembusan untuk Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, 1 (satu) copy tembusan untuk Dinas Pendidikan Provinsi, dan 1 (satu) copy tembusan untuk Direktorat Pembinaan SMK.

Sedangkan Laporan Pertanggungjawaban keuangan disimpan di sekolah untuk bahan pertanggungjawaban dan pemeriksaan lebih lanjut.

Laporan untuk Direktorat Pembinaan SMK dikirim ke alamat:

Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan u.p. Kepala Subdit Pembelajaran

Komp. Kemdikbud Senayan Gedung E Lt. 12 Jl. Jenderal. Sudirman, Jakarta 10270

Telp. 021-5725473, 5725477;


(4)

BABVI PENUTUP

Teaching Factory sebagai suatu pola pembelajaran berbasis produksi/jasa, dimana siswa tidak lagi belajar secara konvensional dan simulatif, tetapi mereka diajak terjun langsung melakukan pembelajaran untuk menghasilkan produk barang/jasa yang dapat dimanfaatkan untuk menopang biaya praktik periode berikutnya secara terus menerus. Semua siswa pada kompetensi /paket keahlian harus mampu menerapkan keterampilan yang telah diperoleh melalui pembelajaran kurikuler kedalam kegiatan praktek produksi dan jasa. Barang dan jasa hasil pembelajaran Teaching Factory diarahkan agar memiliki kualitas yang sekurang-kurangnya dapat diterima oleh lingkungan warga sekolah sampai dapat diterima oleh masyarakat industry/pelanggan.

Dengan tersusunnya Petunjuk Teknis (Juknis) ini diharapkan dapat mewujudkan program pemerintah dalam rangka memperbaiki kualitas hasil pembelajaran di SMK dengan menerapkan pola Teaching Factory. Diharapkan pula semua pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam pelaksanaan bantuan Teaching Factory ini dapat memahami isi PetunjukTeknis program bantuan ini, sehingga pembimbingan dan pembinaan yang akan dilakukan sejalan dengan arah kebijakan Dit. PSMK.


(5)

Lampiran 1

KOMPONEN DAN ASPEK POTENSI

PELAKSANAAN POLA PEMBELAJARAN TEACHING FACTORY (TF) A. MANAJEMEN

1. Administrasi Keuangan 2. Struktur Organisasi + Jobdes 3. S O P Kinerja dan Alur kerja 4. Kepemimpinan

5. Dampak TF terhadap institusi 6. Lingkungan

B. TEMPAT PRAKTIK SISWA 1. Peralatan

2. Tata kelola penggunaan alat 3. Ruang

4. Manajemen Maintenance, Repair & Kalibrasi (MRC) 5. Layout Tempat Praktik Siswa

C. POLA PEMBELAJARAN

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan LKS (Job Sheet) 2. Bahan Praktik

3. Basis Praktik Produksi 4. Pelaksanaan Pembelajaran 5. Kewirausahaan

6. Kegiatan pengajar/ instruktur 7. Berbasis corporate culture D. PEMASARAN

1. Rencana Marketing & Promosi 2. Media komunikasi untuk TF

3. Brosur/leaflet/sarana lain (website, CD, dll.) 4. Jangkauan pasar

5. Penanggung jawab E. PRODUK/JASA

1. Produk untuk kebutuhan Internal 2. Keberterimaan pasar

3. Delivery

4. Kualitas/Mutu


(6)

F. SUMBERDAYA MANUSIA (SDM) 1. Pengalaman industri

2. Jumlah dan kesesuaian SDM untuk menjalankan TF 3. Motivasi

4. Inovasi (benefit untuk "user") 5. Team work

G. HUBUNGAN INDUSTRI 1. Bentuk kerja sama 2. Project work 3. Transfer teknologi

Untuk memotret potensi awal pelaksanaan Teaching Factory dapat dilakukan oleh SMK sendiri dan atau petugas khusus yang ditunjuk oleh Dit. PSMK, menggunakan soft file program Excel.