141122 MQFM 2009 05 Editorial 19 Mei 2009

Editorial MQ 92,3 FM
Edisi Selasa, 19 Mei 2009
Ramai-Ramai Teken Kontrak Politik
Sahabat MQ/ Negara demokrasi adalah negara yang sangat menjunjung tinggi aspirasi
rakyat// Pendapat rakyat dalam hal ini adalah sangat penting/ demi membawa
kemajuan bangsa ini// Sungguh sangat disayangkan bila bangsa yang besar ini/ masih
terjebak dalam belenggu kebodohan// Para pemimpin yang hadir sebagai
perpanjangan tangan rakyat/ representasi suara dan kepentingan rakyat/ namun
justru lupa dengan segala tugas yang harus mereka lakukan// Sedang apatisme telah
begitu akut mewabah penduduk negeri// Rakyat tidak tahu meski berbuat apa/ bahkan
terkadang lebih sering dengan sengaja enggan bertindak apapun/ di tengah segala
permasalahan yang mendera// Alhasil ketika sang para pemimpin mulai keluar dari
jalur yang seharusnya/ tak ada lagi batas yang sanggup membendung laju
penyimpangan tersebut//
Sahabat MQ/ demi mewujudkan sebuah bangsa yang adil serta menjunjung tinggi
kejujuran/ kontrak politik menjadi perlu/ di tengah bangsa yang serba buram ini// Ia
menjadi begitu penting/ bagi sebuah Negara dimana kesenjangan antara pemimpin
dan rakyatnya begitu jauh// Ia menjadi begitu dibutuhkan/ bagi kehidupan bangsa
dimana tanggung jawab dan rasa kepercayaan telah begitu langka// Kontrak politik
disini/ akan berperan sebagai akad pengikat// Butir demi butir kesepakatan ini/ yang
kelak akan digunakan untuk menagih janji dan sumpah yang telah dilanggar// Dengan

adanya kontrak sosial dan kontrak politik tersebut/ semua janji yang diumbar pada
saat kampanye/ kelak akan dapat kita mintai pertanggungjawabannya//
Sejatinya/ kehadiran kontrak politik ini dapat menguntungkan kedua belah pihak/ baik
pemimpin sendiri ataupun rakyat// Pelanggaran butir kesepakatan/ kelak dapat
dipertanggungjawabkan melalui gugatan hokum// Rakyat dapat menempuh jalur class
action/ apabila kelak pemimpin tidak sesuai dengan harapan// Tuntutan untuk mundur
dari tampuk kepemimpinan/ bahkan dapat pula ditempuh//
Persoalan Kontrak politik/ memang tidak diatur dalam undang-undang// Namun
kontrak politik untuk saat ini/ bagi bangsa kita/ sangat diperlukan// Meski
sesungguhnya/ Kontrak politik sebenarnya tidak perlu ada/ bagi sebuah Negara yang
didalamnya setiap pemimpin menyadari tugas/ fungsi dan perannya masing-masing//
Sayang/ dalam konteks Indonseia/ barangkali ini masihlah menjadi satu harapan/
yang perlu masa panjang untuk menguji kebenarannya//
Kini/ gerbang menuju pergantian rezim perlahan terbuka// Momentum emas itu/
kembali datang// Di masa inilah/ kita dituntut untuk jeli/ untuk mencermati satu per
satu figure calon pemimpin yang ditawarkan// Mari catat bersama janji/ tekad dan
sesumbar mereka/ untuk membangun bangsa ini// Dengan adanya kontrak politik
tersebut/ sikap apatis dan skeptis yang selama ini ditunjukan masyarakat pada
pemilu/ akan menjadi hilang// Berganti dengan harap/ serta semangat untuk terus
mengawal perjalanan rezim/ sesuai dengan kontrak politik yang telah disepakati// Dan

tentunya kita pun berharap/ pesta demokrasi dapat menghasilkan pemilu yang
aspiratif// Dengan begitu/ masyarakat akan merasa dihargai// Dan pada saat perasaan
dihargai dalam masyarakat telah muncul/ sikap apatis masyarakat kepada
pemerintahan/ akan dapat dihilangkan// Wallahu ‘alam bishowab///