Penerapan Model Quantum Learning Berbantukan Media Koran 1

Penerapan Model Quantum Learning Berbantukan Media Koran
dalam Pembelajaran Menulis Surat Lamaran Pekerjaan
pada Siswa Kelas XII IPA-2 SMA YPS Soroako

Tamsiruddin, S.Pd.
Guru Bahasa Indonesia Kelas XI IPS dan Kelas XII IPA SMA YPS Soroako
ABSTRAK
Peneletian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan
penerapan model Quantum Learning berbantukan media koran dalam
pembelajaran bahasa Indonesia dengan kompetensi dasar menulis surat
lamaran pekerjaan pada siswa kelas XII IPA-2 SMA YPS Soroako. Metode
penelitian
yang
digunakan
adalah
metode
deskriptif,
yaitu
mendeskripsikan hakikat pembelajaran menulis surat lamaran pekerjaan,
langkah-langkah pembelajaran menulis surat lamaran dengan model
Quantum Learning berbantukan media koran, dan hasil evaluasi

pembelajaran menulis surat lamaran pekerjaan.
Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA-2 SMA
YPS Soroako. Data penelitian ini adalah surat lamaran pekerjaan yang
ditulis oleh siswa yang dinilai berdasarkan kelengkapan unsur surat
lamaran pekerjaan, diksi (pilihan kata), struktur kalimat, dan penggunaan
ejaan bahasa Indonesia (EBI). Hasil analisis data menunjukkan bahwa
kemampuan siswa dalam menulis surat lamaran pekerjaan berdasarkan
iklan memperoleh rerata nilai 80,2 yang termasuk dalam kategori baik
dengan kelengkapan unsur surat lamaran pekerjaan dan struktur
kalimatnya dengan kategori sangat baik, meskipun indikator penilaian diksi
(pilihan kata) dan penggunaan ejaan masih dalam kategori cukup.
Kata kunci: model Quantum Learning, media koran, menulis, surat
lamaran pekerjaaan

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia

dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis. Pelajaran bahasa
Indonesia kadang dianggap sepele atau dipandang sebelah mata oleh
siswa karena merupakan bahasa pertama mereka di rumah. Namun
faktanya, masih banyak siswa yang belum mampu berkomunikasi atau
mengungkapkan ide atau pikirannya dengan menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar. Padahal, kemampuan berkomunikasi
merupakan kemampuan pertama dari 20 kemampuan yang dibutuhkan
oleh pemberi kerja menurut hasil riset National Association of College and
Employer, USA, 2002 yang disurvei dari 457 pimpinan di Amerika Serikat
(Manuntung, 2015).
Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah, khususnya sekolah
menengah atas, terbagi atas dua aspek, yaitu kebahasaan dan kesastraan.
Kedua aspek tersebut dikelompokkan dalam empat keterampilan, yaitu
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Para ahli pengajaran
bahasa menempatkan keterampilan menulis pada tataran paling tinggi.
Alasannya, keterampilan menulis merupakan keterampilan produktif yang
hanya dapat diperoleh setelah keterampilan menyimak, berbicara, dan
memabaca. Hal inilah yang mengakibatkan sebagian siswa mengalami
kesulitan dalam mengembangkan keterampilan menulisnya.
Salah satu keterampilan menulis yang diajarkan di kelas XII sesuai

amanat kurikulum Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah
menulis surat lamaran pekerjaan untuk berbagai keperluan. Surat lamaran
pekerjaan merupakan surat resmi yang bersifat pribadi, surat ini ditulis
oleh individu yang ditujukan kepada instansi tertentu dengan harapan
dipenuhinya pekerjaan yang diinginkannya (Yustinah dalam Herman,

2

2013: 1). Surat lamaran dapat dibuat berdasrkan inisiatif sendiri,
berdasarkan rekomendasi dari orang lain (teman), atau berdasarkan iklan.
Berdasarkan pengamatan penulis, siswa masih kesulitan menulis
surat, salah satunya surat dagang pada kelas XI tahun pelajaran
2015/2016. Hal ini terlihat dari penggunaan ejaan, diksi, dan struktur
kalimat yang digunakan dalam surat dagang yang dibuat masih terdapat
banyak kesalahan. Hal serupa juga telah diteliti oleh Herman dkk. di SMK
Cinta Bumi Khatulistiwa, Pontianak. Hasilnya menunjukkan bahwa
kemampuan siswa dalam menulis surat lamaran pekerjaan masih kategori
kurang karena terdapat banyak kesalahan penggunaan ejaan (huruf
kapital, tanda titik, tanda koma, tanda hubung, dan tanda titik dua),
pilihan kata, kalimat efektif, bagian (unsur) surat, dan bentuk surat

(Herman dkk., 2013: 1).
Sebenarnya, keberhasilan pembelajaran secara keseluruhan sangat
bergantung pada keberhasilan guru merancang materi pembelajaran. Oleh
karena itu, guru harus memutar otak untuk menyajikan materi pelajaran
semenarik dan semenyenangkan mungkin agar siswa antusias mengikuti
pembelajaran dan memahami materi yang sedang dipelajari. Siswa tidak
sekadar aktif dan antusias dalam pelajaran, tetapi mudah lupa atau justru
kurang paham (kosong) terhadap materi pelajaran, apalagi yang
berhubungan dengan penerapan konsep (keterampilan).
Salah satu kompetensi yang dituntut dari seorang guru adalah
kreativitasnya dalam memilih media pembelajaran. Media pemebelajaran
merupakan bagian penting dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah.
Melalui media pembelajaran yang tepat, guru akan lebih mudah dalam
melaksanakan pembelajaran dan siswa akan terbantu agar mudah dalam
belajar. Media pembelajaran dapat dibuat dalam berbagai bentuk sesuai
dengan kebutuhan dan karakteristik materi ajar yang akan disajikan. Hal
lain yang perlu diperhatikan sebagai tahapan strategis pencapaian

3


kompetensi adalah kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran perlu
didesain dan dilaksanakan secara efektif dan efisien sesuai model yang
dipilih agar memperoleh hasil maksimal.
Salah satu alternatif penulis untuk memudahkan siswa menulis
surat lamaran berdasarkan iklan adalah menerapkan model Quantum

Learning berbantukan media koran agar masalah-masalah yang dialami
siswa pada kelas XI bisa diatasi di kelas XII IPA-2. Model Quantum

Learning merupakan cara baru yang memudahkan proses belajar dengan
memadukan unsur seni dan pencapaian terarah. Pada dasarnya, tahapan
pembelajaran dengan model Quantum Learning dikenal dengan singkatan
“TANDUR” yang merupakan kepanjangan dari Tumbuhkan, Alami, Namai,
Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan (DePorter Reardon dan Nourie
dalam Wena, 2011:164).
Agar kesan alami atau nyata (real) tentang penulisan surat lamaran
pekerjaan ini, peneliti menggunakan media koran, khususnya iklan
lowongan pekerjaan, sebagai media pembelajaran. Hal ini tidak terlepas
dari kondisi ekonomi dan budaya di sekitar SMA YPS Soroako yang
merupakan daerah tambang dan sebagian lulusannya kelak akan kembali

ke Sorowako menjadi karyawan PT Vale setelah lulus kuliah. Dengan
kemapuan siswa memahami teknik penulisan lowongan pekerjaan
berdasarkan iklan, siswa diharapkan dapat menerapakan kemampuan
tersebut pada saat melamar kerja. Dengan demikian, tujuan pembelajaran
bahasa Indonesia dapat tercapai, yaitu menekankan fungsi bahasa
sebagai alat komunikasi daripada pembelajaran tentang sistem bahasa.
Rumusan Masalah
Permasalahn yang dibahas dalam penulisan ini adalah penerapan
model Quantum Learning berbantukan media koran dalam pembelajaran
menulis surat lamaran pekerjaan pada siswa Kelas XII IPA-2 SMA YPS
Soroako meliputi aspek berikut.

4

1. Bagaimana hakikat pembelajaran menulis surat lamaran pekerjaan
dengan model Quantum Learning berbantukan media koran?
2. Bagaimana tahapan pembelajaran menulis surat lamaran pekerjaan
dengan model Quantum Learning berbantukan media koran?
3. Bagaimana hasil evaluasi pembelajaran menulis surat lamaran
pekerjaan pada siswa Kelas XII IPA-2 SMA YPS Soroako?

Tujuan dan Manfaat
Tujuan penulisan karya tulis ini adalah untuk mendeskripsikan
penerapan model Quantum Learning berbantukan media koran dalam
pembelajaran menulis surat lamaran pekerjaan pada siswa Kelas XII IPA-2
SMA YPS Soroako. Dengan memahami model tersebut, diharapkan dapat
menjadi model alternatif bagi guru bahasa Indonesia untuk melatih
keterampilan siswa dalam menulis, khususnya menulis surat lamaran
pekerjaan.
Selain itu, hasil penelitian diharapkan menjadi bahan perbandingan
atau acuan untuk mengembangkan model pembelajaran menulis lainnya
yang lebih kreatif dan inovatif pada jenjang sekolah menengah atas.
Penerapan model ini juga diharapkan dapat membantu siswa untuk
menumbuhkan motivasi internal dalam belajar, mampu berpikir kritis,
pantang menyerah, dan memupuk percaya diri, terutama bagi siswa yang
mengalami kesulitan dalam menulis surat lamaran pekerjaan.

METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif, yaitu peneliti akan mendeskripsikan hasil-hasil penelitian.
Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa Kelas XII IPA-2 SMA YPS

Soroako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, tahun pelajaran
2016/2017 yang berjumlah 25 siswa, terdiri atas 10 siswa laki-laki dan 15
siswa perempuan. Data dalam penelitian ini adalah kelengkapan unsur

5

surat lamaran, diksi atau pilihan kata, struktur kalimat, dan penerapan
ejaan yang diperoleh dengan teknik pengumpulan data berupa pemberian
tes uraian, yaitu menulis surat lamaran berdasarkan iklan.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1. Peneliti memeriksa lembar jawaban siswa.
2. Peneliti

menganalisis

unsur

kelengkapan


unsur

surat

lamaran

pekerjaan, diksi (pilihan kata), struktur kalimat, dan penggunaan
ejaan bahasa Indonesia (EBI).
3. Peneliti mengoreksi segala bentuk kesalahan yang dilakukan oleh
siswa dalam menulis surat lamaran pekerjaan berdasarkan iklan.
4. Setelah dikoreksi, data tersebut dipindahkan ke dalam kartu data,
selanjutnya dianalisis dan dideskripsikan untuk mengukur kemampuan
menulis surat lamaran pekerjaan berdasarkan iklan pada siswa kelas
XII IPA-2 SMA YPS Soroako tahun pelajaran 2016/2017.
5. Peneliti menyimpulkan hasil analisis data mengenai kemampuan
menulis surat lamaran pekerjaan berdasarkan iklan pada siswa kelas
XII IPA-2 SMA YPS Soroako tahun pelajaran 2016/2017.
Adapun rubrik penilaian surat lamaran pekerjaan berdasarkan iklan
dari koran adalah sebagai berikut.
No.


1.

Indikator

Deskripsi Penilaian

Kelengkapan
unsur surat
lamaran
pekerjaan

Semua unsur surat lamaran
pekerjaan ditulis lengkap dan
terurut
Semua unsur surat lamaran
pekerjaan ditulis lengkap, tapi
teracak
Terdapat 1-3 unsur surat lamaran
pekerjaan yang tidak dituliskan

Terdapat 4-6 unsur surat lamaran
pekerjaan yang tidak dituliskan

6

Skor

Skor
Maksimal

5

4

3
2

5

2.

3.

4.

Diksi (pilihan
kata)

Struktur
kalimat

Ejaan

Terdapat ˃ 6 unsur surat
lamaran pekerjaan yang tidak
dituliskan
Semua pilihan kata yang
digunakan sangat tepat
Terdapat 1-2 pilihan kata yang
tidak tepat
Terdapat 3-4 pilihan kata yang
tidak tepat
Terdapat 5-6 pilihan kata yang
tidak tepat
Terdapat ˃ 6 pilihan kata yang
tidak tepat
Semua menggunakan kalimat
efektif
Terdapat 1-2 kalimat yang tidak
efektif
Terdapat 3-4 kalimat yang tidak
efektif
Terdapat 5-6 kalimat yang tidak
efektif
Terdapat ˃ 6 kalimat yang tidak
efektif
Semua ejaan benar
Terdapat 1-3 ejaan yang tidak
tepat
Terdapat 4-6 ejaan yang tidak
tepat
Terdapat 7-9 ejaan yang tidak
tepat
Terdapat ˃ 6 ejaan yang tidak
tepat

Skor maksimal
Nilai Akhir

7

1

5
4
3

5

2
1
5
4
3

5

2
1
5
4
3

5

2
1

20

Tingkat keberhasilan siswa dalam pembelajaran menulis surat
lamaran didasarkan pada pedoman penskoran oleh Nurgiyantoro (2010:
253) sebagai berikut.

No.

Nilai Ubah Skala

Interval Persentase

Empat

Tingkat Penguasan

Keterangan

1-4

D-A

1

86 – 100

4

A

Baik Sekali

2

75 – 85

3

B

Baik

3

56 – 74

2

C

Cukup

4

10 – 55

1

D

Kurang

PEMBAHASAN
Hakikat Pembelajaran Menulis Surat Lamaran Pekerjaan
Pemebelajaran menulis surat lamaran pekerjaan merupakan salah
satu kompetensi dasar dalam pemebelajaran bahasa Indonesia kelas XII
(Wardihan: 2008). Surat lamaran pekerjaan merupakan surat resmi yang
bersifat pribadi, surat ini ditulis oleh individu ditujukan kepada instansi
tertentu

dengan

harapan

dipenuhinya

pekerjaan

yang

diinginkan

(Yustinah dalam Herman, 2013: 1). Surat lamaran dapat dibuat
berdasrkan inisiatif sendiri, berdasarkan rekomendasi dari orang lain atau
teman, atau berdasarkan iklan.
Ada dua unsur yang sangat penting dalam pengajuan lamaran
pekerjaan, yaitu surat lamaran kerja dan daftar riwayat hidup (curriculum

vitae). Surat lamaran pekerjaan memuat keinginan pelamar untuk bekerja
pada badan usaha atau instansi, sedangkan daftar riwayat hidup
merupakan penunjang yang memuat informasi penting mengenai latar
belakang pendidikan dan keahlian yang dimiliki oleh pelamar tersebut.

8

Menurut Finoza (dalam Herman, 2013: 2), sebuah surat lamaran
pekerjaan harus memenuhi persaratan sebagai berikut.
1. Surat lamaran yang ditulis tangan harus ditulis oleh pelamar sendiri di
atas kertas yang berkualitas baik, tidak boleh timbal balik dan tidak
harus memakai kertas bergaris.
2. Surat lamaran pekerjaan yang diketik hendaklah diketik pada kertas
yang bagus kualitasnya (minimal HVS 60 gram) dengan jarak
pengetikan 1,5 spasi, menggunakan karakter huruf yang mudah
dibaca.
3. Pada prinsipnya surat lamaran tidak perlu dibubuhi meterai.
4. Penampilan surat lamaran harus necis, bebas dari coretan, atau
koreksian.
5. Isi surat lamaran harus menggambarkan sikap optimis bahwa pelamar
akan mampu bekerja dengan baik.
6. Isi surat lamaran tidak boleh bernada memelas atau minta dikasihani.
7. Sapaan yang dipergunakan Bapak/Ibu jika melamar pada instansi
pemerintah atau perusahaan swasta nasional, Tuan jika melamar pada
perusahaan asing.
Adapun struktur lamaran pekerjaan menurut Handayani, ddk (2014:
17), yaitu sebagai berikut.
1. Tanggal surat, berisi tempat dan tanggal penulisan surat. Penulisan
nama bulan tidak disingkat dan tidak diakhiri dengan tanda baca titik.
Tanggal surat ditulis pada bagian sebelah kanan atas.
2. Perihal, ditulis dengan huruf kecil, yang menggunakan huruf kapital
hanya huruf pertama kata pertama.
3. Lampiran, ditulis dengan huruf kecil, yang menggunakan huruf kapital
hanya huruf pertama kata pertama. Jumlah lampiran ditulis sesuai
dengan aturan penulisan kata bilangan. Lampiran berfungsi sebagai
petunjuk tentang dokumen yang diserahkan bersama surat.

9

4. Alamat surat, ditulis tanpa menggunakan kata “kepada”, tetapi
menggunakan “Yth.” Jika jabatan disebutkan. Sapaan “Bapak/Ibu”
tidak perlu dituliskan (Arifin, 2001: 240)
5. Salam pembuka, menggunakan frasa “Dengan hormat” diikuti tanda
baca koma (,). Salam pembuka ditulis di sebelah kiri di bawah alamat
surat.
6. Isi surat, berisi maksud dan tujuan surat serta perincian identitas
dengan huruf kecil. Penulisan nama diri, alamat, dan pendidikan ditulis
dengan huruf kapital sesuai dengan pedoman umum ejaan bahasa
Indonesia (EBI). Isi surat merupakan bagian yang paling penting
karena pada bagian inilah penulis surat menuangkan pokok pikiran
yang diajukan kepada pihak penerima surat.
7. Penutup surat, isinya tidak bertele-tele, sederhana dan jelas.
8. Salam penutup
9. Tanda tangan, berfungsi sebagai penanggung jawab surat dan
sebagai petunjuk bahwa surat tersebut resmi dan siap dikirim karena
karena sudah ditandatangani.
10. Nama pemohon, dikuti dengan gelar kesarjaan (jika ada).
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menulis surat lamran adalah
sebagai berikut.
1. Struktur surat yang terdiri atas urutan bagian-bagian surat
Bagian-bagian surat harus disusun sesuai dengan urutannya dan tidak
boleh dipertukarkan posisinya.
2. Pilihan kata (diksi)
Kata-kata yang digunakan dalam surat lamaran harus baku (standar)
atau sesuai dengan aturan dan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku
atau sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Sumber
lain yang dapat dijadikan acuan adalah buku Seribu Satu Kesalahan

Berbahasa.

10

3. Struktur kalimat
Kalimat yang digunakan dalam menyusun surat lamaran harus efektif
(baik dan benar). Selain itu, kalimat yang digunakan juga harus
memerhatikan unsur kesopanan atau kesantunan dalam berbahasa,
jelas, dan ringkas.
4. Penggunaan ejaan bahasa Indonesia (EBI)
Penulisan surat lamaran harus memerhatikan penggunaan ejaan
sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).
Dalam EBI dijelaskan tentang penggunaan huruf, penulisan kata,
penulisan unsur serapan, dan penggunaan tanda baca.
Tahapan Pembelajaran Menulis Surat Lamaran Pekerjaan dengan
Model Quantum Learning Berbantukan Media Koran
Pembelajaran Quantum Learning pertama kali diperkenalkan oleh
De Porter, Reardon, dan Nourie. Model ini merupakan cara baru yang
dapat memudahkan proses belajar dengan memadukan unsur seni dengan
pencapaian yang terarah untuk semua mata pelajaran, terutama pelajaran
bahasa Indonesia dengan kompetensi dasar menulis surat lamaran
pekerjaan. Quantum Learning bersandar pada satu konsep, yaitu
”Bawalah dunia siswa ke dunia guru, dan antarkan dunia guru ke dunia
siswa” (Wena, 2011: 161). Hal ini berarti bahwa guru harus memahami
siswa terlebih dahulu agar mudah menyampaikan materi pelajaran. Dalam
hal ini, guru mengaitkan materi surat lamaran pekerjaan dengan kondisi
siswa di masa yang akan datang (menjadi pelamar kerja atau menerima
lamaran kerja nantinya).
Salah satu hal yang mendukung suksesnya pembelajaran dengan
model Quantym Learning adalah dengan menghadirkan dunia nyata
(kontekstual) ke dalam pembelajaran. Salah satu contohnya adalah
dengan menggunakan iklan lowongan pekerjaan di media massa (koran)
agar siswa dapat memilih sendiri lowongan pekerjaaan yang diinginkan.
Dengan begitu, siswa akan termotivasi untuk mempelajari materi yang

11

akan dibahas atau dipelajari, yaitu membuat surat lamaran pekerjaan
sesuai dengan iklan lowongan pekerjaan yang dipilih dari koran.
Kompetensi dasar ini dijarakan dalam dua kali pertemuan (4 x 45 menit).
Pembelajaran dengan model Quantum Learning memiliki komponen
rancangan pembelajaran yang dikenal dengan singkatan, “TANDUR” yang
merupakan kepanjangan dari Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan,
Ulangi, dan Rayakan (Wena, 2011: 165). Langkah pemebelajaran menulis
surat lamaran pekerjaan dengan model Quantum Learning berbantukan
media koran dapat dicermati dalam tabel berikut.
No.

Rancangan

Penerapan dalam proses pembelajaran

Pertemuan pertama (2 x 45 menit)
1.

Tumbuhkan

Guru menjelaskan tentang perkembangan industri
di Indonesia dan semakin susahnya melamar
pekerjaan.

Salah

satu

contoh

perkembangan

industri adalah perkembangan PT Vale yang ada
di Sorowako, Luwu Timur. Guru mendeskripsikan
tentang jenjang karier seorang karyawan PT Vale
yang memulai dari karyawan biasa hingga akhirnya
menjadi General Manager (GM). Setiap karyawan
yang mendaftar harus melalui serangkaian tes dan
hal pertama yang dilihat adalah administrasi,
termasuk

di

dalamnya

surat

lamaran

dan

kelengkapannya. Jadi, jika ingin lanjut ke tahap
berikutnya, seorang pelamar harus lulus berkas.
2.

Alami

Siswa mencari sendiri iklan lowongan pekerjaan di
koran

yang

sesuai

dengan

minatnya.

Siswa

memilih iklan yang lengkap (terdiri atas nama
perusahaan yang membuaka lowongan pekerjaan,
posisi

yang

12

ditawarkan,

kualifikasi

atau

persyaratan, dan alamat lengkap perusahaan).
3.

Namai

Siswa mencermati contoh-contoh surat lamaran
yang ada di buku cetak siswa (bisa mengunduh
dari internet) dan mengidentifikasi unsur-unsurnya,
struktur penulisannya, diksi (pilihan kata yang
digunakan), struktur kalimat, dan penggunaan
ejaan yang sesuai dengan pedoman umum ejaan
bahasa Indonesia. Agar mudah diingat, siswa
mengonversi materi tersebut dalam bentuk bagan
(peta konsep) dengan tujuan agar siswa dapat
dengan

mudah

mengingat

unsur-unsur

surat

lamaran dan urutannya (sistematis). Guru juga
memfasilitasi siswa dalam membuat penamaan
yang mudah diingat (membuat jembatan keledai).
Salah satu contoh penamaan unsur surat lamaran
pekerjaan adalah sebagai berikut.

Unsur Surat Lamaran: T4 PLA SIP STN

4.

Demonstrasi

Siswa

menulis

surat

lamaran

dengan

memerhatikan struktur (kelengkapan unsur dan

13

urutannya), diksi (pilihan kata), struktur kalimat,
dan penggunaan ejaan bahasa Indonesia (EBI).
Guru tetap memotivasi siswa dalam menulis surat
lamaran pekerjaan yang baik dan benar.

Pertemuan kedua (2 x 45 menit)
5.

Ulangi

Siswa mempertukarkan surat lamaran pekerjaan
yang

telah

dibuat

untuk

mengecek

struktur

(kelengkapan unsur dan urutannya), diksi (pilihan
kata), struktur kalimat, dan penggunaan ejaan
bahasa

Indonesia

(EBI).

Siswa

(editor)

mengindentifikasi atau melingkari kesalahan surat
lamaran yang ditulis oleh temannya (penulis) dan
menuliskan perbaikannya. Dalam penerapan model

Quantum Learning berbantukan media koran pada
tahapan kegiatan “ulangi” ini, ditemukan banyak
kesalahan

dalam

menyusun

surat

lamaran,

termasuk kesalahan penulisan tempat dan tanggal
surat, penulisan gelar kesarjanaan, kesalahan
pilihan kata, kesalahan kalimat pembuka dan
kalimat penutup surat lamaran. Namun, kesalahan
yang paling banyak ditemukan adalah kesalahan
penggunaan ejaan. Guru menjelaskan hal-hal yang
belum dipahami oleh siswa terkait hal-hal yang
berhubungan dengan penerapan teknik menulis
surat lamaran pekerjaan. Setelah selesai, surat
lamaran dikembalikan kepada penulisnya masingmasing untuk ditulis kembali dengan rapi sesuai
dengan saran perbaikan editor.

14

6.

Rayakan

Guru mengapresiasi bentuk kerja keras semua
siswa dalam menulis surat lamaran pekerjaan dan
mengumumkan lima surat lamaran pekerjaan
terbaik setelah proses penyuntingan (editing).

Hasil Evaluasi Pembelajaran Menulis Surat Lamaran Pekerjaan
dengan Model Quantum Learning Berbantukan Media Koran
Penelitian ini telah dilakukan di kelas XII IPA-2 selama dua kali
pertemuan yaitu pada Senin, 22 Agustus (dua jam pelajaran) dan Rabu,
24 Agustus 2016 (dua jam pelajaran). Dalam kedua pertemuan tersebut
diterapkan

langkah-langkah

pembelajaran

menulis

surat

lamaran

pekerjaan dengan model Quantum Learning berbantukan media koran.
Untuk mengukur keberhasilan model tersebut digunakan tes uraian. Tes
uraian tersebut dijadikan sebagai salah satu soal ulangan harian yang
dilaksanakan pada Senin, 29 Agustus 2016 yang terdiri atas tiga varian
soal, yaitu kode soal T, A, dan M.
Berdasarkan kriteria penilaian yang telah disusun sebelumnya,
penilaian keterampilan menulis surat lamaran pekerjaan terbagi atas
empat indikator, yaitu (1) kelengkapan unsur surat lamaran, (2) diksi atau
pilihan kata, (3) struktur kalimat, dan (4) ejaan. Adapun hasil evaluasi
keempat indikator tersebut dapat dicermati dalam tabel berikut.
No.
1.

Indikator Penilaian

Rerata

Rerata

Skor

Nilai

4,8

96

Baik Sekali

Kelengkapan unsur surat
lamaran

Kategori

2.

Diksi atau pilihan kata

3,28

65,6

Cukup

3.

Struktur kalimat

4,84

96,8

Baik Sekali

4.

Ejaan

3,12

62,4

Cukup

80,2

Baik

Rerata Nilai Akhir

15

Berdasarkan hasil evaluasi menulis surat lamaran pekerjaan yang
telah dilakukan, dari 25 siswa yang mengikuti tes, rerata skor untuk
indikator kelengkapan unsur surat lamaran, yaitu 4,8 dengan rerata nilai
96 yang termasuk kategori sangat baik. Hanya ditemukan 5 siswa yang
menulis secara tidak berurut (acak) unsur lamaran tersebut, walaupun
semua unsurnya lengkap. Misalnya, siswa tersebut menulis lampiran surat
sebelum perihal. Padahal, urutan bakunya adalah menuliskan perihal
terlebih dahulu disusul dengan lampiran.
Indikator diksi atau pilihan kata hanya mencapai rerata skor 3,28
dengan rerata nilai 65,5 yang termasuk kategori cukup. Kesalahankesalahan tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.
1. Beberapa siswa salah dalam menuliskan alamat dalam surat.
Contoh:
Kepada Yth.
Bapak/Ibu Kepala Bagian Personalia
PT Maju Terus Pantang Mundur

Seharusnya kata kepada dihilangkan dan sapaan Bapak/Ibu tidak
perlu digunakan. Pembenarannya adalah sebagai berikut.

Yth. Kepala Bagian Personalia
PT Maju Terus Pantang Mundur

2. Kesalahan pada penulisan perihal surat. Siswa menuliskan perihal
dengan frasa Surat lamaran pekerjaan, seharusnya cukup dituliskan

Lamaran pekerjaan.
3. Kesalahan yang sering berulang adalah pemilihan kata atau frasa pada
bagian

kalimat

pembuka.

Kebanyakan

siswa

memulai

kalimat

pembuka surat lamaran pekerjaan mereka dengan frasa melalui iklan,

16

padahal frasa pembuka surat lamaran berdasarkan iklan adalah

berdasarkan iklan atau sehubungan dengan iklan.
4. Kebanyakan siswa salah dalam memilih kata pada bagian penutup
surat. Misalnya, atas perhatiannya, diucapkan terima kasih (i), atas

perhatiannya, saya haturkan banyak terima kasih (ii), atas
perhatian Bapak/Ibu, saya ucapkan banyak terima kasih (iii), atau
atas perhatian Bapak/Ibu sekalian, saya ucapkan terima kasih (iv).
Seharusnya, imbuhan –nya tidak boleh digunakan dalam surat
lamaran pekerjaan karena surat tersebut ditujukan kepada penerima
surat (orang kedua). Jadi, kata ganti yang digunakan adalah kata
ganti orang kedua, yaitu Bapak/Ibu. Penggunaan imbuhan di- harus
diganti dengan kalimat pasif bentuk diri (saya ucapkan). Di samping
itu, penggunaan kata haturkan juga tidak benar karena kata tersebut
tidak baku maka harus diganti dengan kata mengucapkan atau

ucapkan. Sama halnya dengan penggunaan kata banyak yang tidak
tepat sehingga dihilangkan saja. Adapun penggunaan kata sekalian
pada kalimat tersebut juga tidak tepat karena tidak santun. Jadi,
penggunaan kata yang paling tepat untuk kalimat penutup surat
lamaran pekerjaan adalah atas perhatian Bapak/Ibu, Saya

mengucapkan terima kasih.
5. Kesalahan pada salam penutup. Siswa menggunakan kata kami pada
frasa Hormat kami, seharusnya Hormat saya karena surat lamaran
ditulis secara pribadi/individu, bukan kolektif.
Indikator struktur kalimat mencapai rerata skor 4,84 dengan rerata
nilai 96,8 yang termasuk kategori sangat baik. Dari semua indikator
penilaian, struktur kalimat menduduki peringkat teratas. Hanya ditemukan
4 siswa yang kurang tepat dalam menyusun kalimat. Kesalahan tersebut
terdapat kalimat Adapun kualifikasi atau syarat-syarat yang saya miliki,
seharusnya Adapun kualifikasi yang saya miliki memenuhi syarat-syarat

17

tersebut. Kesalahan kalimat lainnya terletak pada bagian penutup surat.
Siswa lupa menuliskan subjek pada kalimat penutup surat lamaran yang
dibuat. Contohnya, Atas perhatian Bapak/Ibu, mengucapkan terima kasih,
seharusnya Atas perhatian Bapak/Ibu, saya mengucapkan terima kasih.
Indikator terakhir penilaian surat lamaran adalah ejaan yang
mencapai rerata skor 3,12 dengan rerata nilai 62,4 yang termasuk
kategori cukup. Kesalahan-kesalahan tersebut akan dijelaskan sebagai
berikut.
1. Kesalahan penulisan tanggal surat. Masih ada satu siswa yang menulis
tanggal surat dengan nama bulan disingkat, yaitu Sorowako, 7 Sept.

2016 seharusnya Sorowako, 7 September 2016.
2. Penggunaan huruf kapital dalam penulisan perihal dan lampiran.
Masih ada beberapa siswa yang menulis perihal dan lampiran dengan
kata pertama menggunakan huruf kecil, bahkan ada yang menulis
lampirannya dengan angka seharusnya menggunakan huruf yang
diawali dengan huruf kapital.
Contoh:
Perihal

: lamaran pekerjaan

Lampiran : enam lembar

atau
Perihal

: lamaran pekerjaan

Lampiran : 6 lembar

Perbaikannya adalah sebagai berikut.

Perihal

: Lamaran pekerjaan

Lampiran : Enam lembar

18

3. Pengguanaan tanda titik (.) dan penggunaan tanda koma (,) serta
huruf kapital pada penulisan alamat dalam surat. Masih ada siswa
yang salah menuliskan singkatan yang terhormat dengan tanpa tanda
titik, padahal dalam pedoman Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) dijelaskan
bahwa singkatan yang terdiri atas tiga huruf harus diikuti titik.
Misalnya, Yth seharusnya Yth. Selain itu, masih ada beberapa siswa
yang menuliskan singkatan PT diikuti dengan tanda titik (PT.)
seharusnya tidak dikuti tanda titik (PT). Kesalahan berikutnya adalah
penggunaan tanda koma pada frasa Singaraja Bali (tanpa tanda
koma) seharusnya ditulis Singaraja, Bali (menggunakan koma). Selain
itu, masih ada yang menulis Jakarta barat, seharusnya Jakarta Barat
karena merupakan nama geografi.
4. Penggunaan huruf kapital dan tanda baca lainnya pada bagian
perincian identitas. Masih ada dua siswa yang memulai perincian
identitas dengan huruf kapital, seharusnya menggunakan huruf kecil.
Selain itu, masih ada siswa yang salah menggunakan garis miring (/)
pada penulisan tempat dan tanggal lahir. Kesalahan lainnya adalah
penulisan gelar (SE seharusnya ditulis S.E.), jenjang pendidikan (S1
seharusnya ditulis S-1), dan alamat pelamar (Jln. atau Jl. seharusnya
ditulis lengkap “Jalan” tanpa diikuti kata nomor atau singkatan no.,
tetapi langsung ditul;iskan angkanya. Kesalahan-kesalahan tersebut
sebagai berikut.
Saya yang beridentitas di bawah ini
Nama

: Siswono Suryo, SE

Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta/5 – 05 – 1988
Pendidikan Terakhir

: S1, Fakultas Ekonomi UNM

Alamat

: Jln. Hasanuddin No. 56, Wawondula.

19

Bentuk benar dari perincian identitas tersebut adalah sebagai berikut.
Saya yang beridentitas di bawah ini:
nama

: Siswono Suryo, S.E.

tempat, tanggal lahir : Jakarta, 5 Mei 1988
pendidikan terakhir

: S-1, Fakultas Ekonomi UNM

alamat

: Jalan Hasanuddin 56, Wawondula (tanpa

singkatan “No.” dan tanda titik di akhir alamat seperti bagian-bagian
yang ditebalkan).
5. Kesalahan penggunaan huruf kapital pada frasa Bermaksud melamar

pekerjaan yang seharusnya tetap dimulai dengan huruf kecil karena
masih

bagian

dari

kalimat

sebelumnya

(bermaksud

melamar

pekerjaan).
6. Kesalahan ejaan yang lainnya adalah penulisan unsur serapan foto

copy dan pas foto atau pas photo yang penulisannya harus digabung.
Penulisan kedua unsur serapan tersebut yang tepat sesuai dengan
Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah fotokopi dan pasfoto.
Berdasarkan rerata nilai tiap indikator penilaian menulis surat
lamaran pekerjaan, dapat diketahui rerata nilai akhir Kelas XII IPA-2
dalam kompetensi dasar menulis surat lamaran pekerjaan yaitu 80,2.
Berdasarkan pedoman penskoran Nurgiyantoro (2010: 253) nilai tersebut
termasuk kategori baik.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan pada bab sebelumnya
dapat disimpulkan bahwa (1) penerapan model Quantum Learning
berbantukan media koran dalam pembelajaran menulis surat lamaran
pekerjaan pada siswa Kelas XII IPA-2 SMA YPS Soroako tahun 2016/2017
berhasil karena dari 25 siswa yang mengikuti evaluasi menulis surat

20

lamaran terdapat 19 siswa atau 76% yang memperoleh nilai di atas KKM
(75) dan hanya 6 siswa atau 24% yang belum belum mencapai KKM.
(2) Kemampuan siswa Kelas XII IPA-2 SMA YPS Soroako tahun pelajaran
2016/2017 dalam menulis surat lamaran pekerjaan memperoleh rerata
nilai akhir 80,2 yang tergolong kategori baik. Dari empat indikator
penilaian, terdapat dua indikator yang berada kategori sangat baik yaitu
kelengkapan unsur surat lamaran dengan rerata skor 4,8 atau rerata nilai
96 dan struktur surat dengan rerata skor 4,84 atau rerata nilai 96,8.
Namun, masih ada dua indikator yang perlu ditingkatkan, yaitu diksi
(pilihan kata) dengan rerata skor 3,28 atau rerata nilai 65,5 dan
penggunaan ejaan dengan rerata skor 3,12 atau rerata nilai 62,4 yang
keduanya dalam kategori cukup.
Saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut, peneliti menyarankan agar siswa
SMA YPS Soroako, khusunya kelas XII IPA-2 dapat mengembangkan
kemampuannya dalam menulis, terutama yang berhubungan dengan
penerapan ejaan dan penggunaan diksi yang tepat dalam kalimat atau
paragaraf. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
pecinta

bahasa

Indonesia,

sebagai

bahan

perbandingan

untuk

menerapkan model-model pembelajaran lainnya dalam meningkatkan
motivasi dan hasil belajar siswa, terutama dalam kompetensi menulis
surat lamaran. Disarankan pula kepada peneliti lain agar melakukan
penelitian lanjutan pada aspek yang berbeda untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran, khususnya pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zaenal dan Farid Hadi. 2001. Seribu Satu Kesalahan Berbahasa.
Jakarta: Akademika Pressindo.
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. 2008. Kamus Besar
Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Balai Pustaka.
21

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan. 2016. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.
Handiyani, Seni dkk., 2014. Bahasa Indonesia 3 untuk Kelas XII SMA
Program IPA/IPS. Bandung: Grafindo Media Utama.
Herman, Mateus dkk. 2013. “Kemampuan Menulis Surat Lamaran
Pekerjaan pada Siswa SMK Cinta Bumi Khatulistiwa Pontianak”.

Online.

http://download.portalgaruda.org/article.php?article=112013&val=
2338&title=KEMAMPUAN%20MENULIS%20SURAT%20LAMARAN%
20PEKERJAAN%20PADA%20SISWA%20SMK%20CINTA%20BUMI
%20KHATULISTIWA%20PONTIANAK. (diakses pada 12 Agustus
2016).
Manuntung, Asih. 2015. ” Inilah Kemampuan yang Paling Dibutuhkan
dalam Dunia Kerja” (online).
https://asihmanuntung.wordpress.com/2015/07/01/inilahkemampuan-yang-paling-dibutuhkan-dalam-dunia-kerja/. (diakses
pada 12 Agustus 2016).
Nurgiyantoro, Burhan. 2011. Penilaian Pembelajaran Bahasa.
Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Wardihan. A. dkk. 2008. Telaah Kurikulum Bahasa Indonesia. Makassar:
FBS UNM.
Wena, Made. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu
Tijauan Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara.

22

Biodata Penulis

Tamsiruddin, S.Pd. disapa Tamzir lahir tanggal 27 Juni 1988 di
Barru, Sulawesi Selatan. Penulis adalah anak kelima dari pasangan

kekasih, Daing dan Yamma. Penulis saat ini menjadi pengajar di SMA
Yayasan Pendidikan Soroako, Sulawesi Selatan. Penulis dapat dihubungi
melalui email tamzir496@gmail.com atau tamzir.blogspot.co.id, Id Line

tamzir27, Facebook Teeamtamzir Bugeazt.

23