Pengaruh pembelajaran berbantukan media online facebook terhadap hasil belajar fisika pada konsep termodinamika: kuasi eksperimen Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta

(1)

Kuasi Eksperimen Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta SKRIPSI

Disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)

Oleh: FINA ARIYANI NIM : 103016327157

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

Kuasi Eksperimen kelas XI-IPA Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta Oleh :

FINA ARIYANI NIM 103016327157 Di bawah Bimbingan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(3)

(4)

Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta) disusun oleh Fina Ariyani, NIM 103016327157 telah disajikan dalam sidang munaqasah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dinyatakan LULUS pada ujian munaqasah tanggal 26 Agustus 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana S1 (S.Pd) pada jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), program studi pendidikan fisika.

Jakarta, 26 Agustus 2010 Panitia Ujian Munaqasah

Tanggal Tanda Tangan Ketua Panitia (Ketua Jurusan Pendidikan IPA)

Baiq Hana Susanti, M.Sc ……….. ………

NIP. 150 299 475

Sekretaris (Sekretaris Jurusan Pendidikan IPA)

Nengsih Juanengsih, M.Pd ………... ……… NIP. 197905102006042001

Penguji I

Dr. Sujiyo Miranto, M.Pd …………. ………... NIP.196812282000031004

Penguji II

Erina Hertanti, M.Si ………….. ………...

NIP. 150 293 288

Mengetahui

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Prof. Dr. Dede Rosyada, MA NIP.195710051987031003


(5)

(6)

siswa pada konsep termodinamika. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen dengan jenis quasi eksperimen yang dilaksanakan di Madrasah Aliyah pembangunan UIN Jakarta dengan rancangan nonequivalent control group desain. Teknik pengambilan sampel menggunakan nonprobabilty sampling dengan teknik purposive sampling. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah dua kelas XI IPA, kelas A sebagai kelas eksperimen dengan jumlah 22 siswa dan kelas B sebagai kelas kontrol dengan jumlah 21 siswa. Instrumen penelitian yang digunakan berupa tes pilihan ganda yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya sebanyak 20 soal tentang konsep termodinamika dan angket untuk mengetahui tanggapan atau respon siswa terhadap pembelajaran fisika berbantukan media online facebook. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan uji liliefors untuk menguji normalitas data, uji fisher untuk menguji homogenitas data, uji-t untuk menguji hipotesis, dan normal gain untuk mengetahui perbedaan hasil belajar dan pemahaman siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dari hasil perhitungan pengujian hipotesis diperoleh t-hitung sebesar 3, 22 dengan derajat kebebasan (dk) = 41 dan harga t-tabel sebesar 2,08, maka t-hitung > t-tabel. Dengan demikian terdapat pengaruh pembelajaran fisika berbantukan media online facebook terhadap hasil belajar fisika siswa.

Kata Kunci: Hasil Belajar Fisika, Pembelajaran Berbantukan Media Online Facebook


(7)

of thermodynamics. Methods that is used in this research is experimental method with quasi experiment which is held in Madrasah Aliyah pembangunan UIN Jakarta using program of nonequivalent control group design. Technique of sample selection using nonprobabilty sampling with purposive sampling technique. Sample of this research are two XI class of natural sciences, class A as a experiment class with 22 students and class B as control class with 21 students. Research instrument that is used are multiple choice test which was tested its validity and reliability, comprise of 20 questions about concept of thermodynamics, and questionnaire to know the respond of students concerning physics learning assisted by online media Facebook. Technique of data analysis in this research using liliefors test to examine normality of data, fisher test to examine homogeneity of data, t-test to testing hypothesis, and normal gain to examine whether there is differences of student’s study outcome and understanding between experiment class and control class. From calculation result of testing hypothesis, it can be obtained that t-counting is 3,22 with degree of freedom = 41 and t-table is 2,08, then t-counting > t-table. Thereby there is impact of physics learning assisted by online media facebook to student’s physics study outcome.

Keywords: physics study outcome, learning assisted by online media facebook

ii 


(8)

Alhamdulillah segala puji hanya milik Allah SWT Tuhan semesta alam yang selalu melimpahkan karunia yang tak terhitung. Hanya karena kasih sayang dan pertolongan Allah penulis dapat menyelesaikan tugas skripsi ini. Shalawat dan salam senantiasa disanjungkan untuk kekasih Allah, yang begitu mencintai umatnya melebihi dirinya, kepada para sahabat Rasulullah SAW yang berjuang menegakkan Islam hingga sampai kepada kita saat ini, kepada tabiin, ulama, orang-orang shalih, dan seluruh umatnya hingga akhir zaman.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof . Dr. Dede Rosyada, M.A, Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam negeri syarif Hidayatullah Jakarta

2. Baiq Hana susanti, Ketua Jurusan pendidikan IPA

3. Drs. Zamris Habib, M.Si, selaku dosen pembimbing I dan Iwan permana S. M.Pd, selaku dosen pembimbing II yang memberi bimbingan, arahan dan motivasi

4. H. Darul Janin, S.Ag, Kepala Madrasah Aliyah pembangunan UIN Jakarta, atas kesediaannya menyediakan tempat, sarana dan prasarana untuk penelitian skripsi ini

5. Seluruh siswa dan siswi kelas XI IPA MA Pembangunan UIN Jakarta, atas kesempatan dan kerjasama yang diberikan

6. Yusuf Wibisono, atas semua kebaikan dan dukungan baik moril maupun materil, serta Shafwan dan Syamil yang selalu menjadi sumber inspirasi dan motivasi

iii 


(9)

iv 

 

mengurangi sedikitpun rasa terimakasih dan penghormatan saya. Semoga Allah SWT yang Maha Melihat membalas dengan balasan yang terbaik. Amin

Jakarta, Agustus 2010


(10)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Realitas dunia pendidikan saat ini dihadapkan pada permasalahan yang cukup kompleks. Mulai dari kualitas pendidikan yang masih dipertanyakan hingga standar nilai ujian nasional yang masih banyak menuai kontroversi. Banyak hal yang melatar belakangi permasalahan tersebut sehingga tujuan pendidikan sulit untuk diwujudkan.

Begitupun dengan mata pelajaran fisika. Pembelajaran fisika di Indonesia masih memiliki banyak permasalahan. Permasalahan yang sama dan masih dibicarakan hingga saat ini adalah momok pelajaran fisika sebagai pelajaran yang sulit, penuh rumus, dan tidak menarik membuat siswa merasa malas, bosan, dan tidak bersemangat dalam mempelajari pelajaran fisika. Kecenderungan yang umum terjadi dalam pengajaran fisika dewasa ini adalah penekanan yang terlalu besar pada pengerjaan soal-soal kuantitatif (melalui hitungan matematis). Padahal permasalahan pokok dalam fisika bersifat kualitatif (pemahaman perilaku alam). Kalaupun dilakukan perhitungan, hasil perhitungan itu harus dapat diterjemahkan arti fisisnya. Semua rumus yang dipakai memiliki cerita yang melatarbelakangi suatu konsep atau hukum. Rumus-rumus itu bukanlah sekumpulan simbol-simbol matematik tak bermakna yang mengerikan1.

Secara umum yang melatarbelakangi permasalahan tersebut diantaranya: Pertama, kurangnya kemampuan guru; kemampuan guru mencakup pemahaman guru terhadap materi pelajaran, penguasaan kelas (mengetahui psikologi siswa), kemampuan berkomunikasi (proses penyampaian materi pelajaran), dan memiliki wawasan ilmu pengetahuan yang luas. Kedua, metode pengajaran yang kurang efektif, metode yang biasa digunakan dalam proses pengajaran saat ini adalah metode ceramah yang cenderung membosankan dan kurang menarik, membuat siswa lebih pasif, tidak kritis, dan kurang mampu mengmbangkan ilmu

1

Sugata Pikatan dalam artikel yang berjudul Bagaimana Seharusnya Pengajaran Fisika?di unduh pada tanggal 10 Juni 2010 dari http://www.scribd.com/


(11)

pengetahuan yang diperolehnya. Ketiga, kurangnya fasilitas ( media ) pengajaran yang mendukung. media pengajaran yang digunakan masih sangat sederhana dan terbatas pada penggunaan media di dalam kelas. Padahal media pengajaran semakin bervariatif dan berkembang serta sangat membantu jika digunakan secara tepat dalam proses pengajaran. Selain itu ada juga permasalahan manajemen, kurikulum dan lain sebagainya.

Keseluruhan permasalahan tersebut menyebabkan output atau hasil dari proses pembelajaran fisika masih rendah. Permasalahan ini tentunya akan menjadi semakin komplek jika tidak ditindaklanjuti dengan proses pembenahan yang bertahap, konsisten dan berkesinambungan. Harus ada satu langkah konkrit yang dilakukan yakni dengan mengidentifikasi permasalahan tersebut menjadi lebih spesifiik.

Salah satu faktor yang mungkin bisa memperbaiki permasalahan tersebut adalah pemanfaatan media pembelajaran. Secara umum, media berperan membuat pendidikan menjadi lebih produktif, berdaya mampu tinggi, aktual, dan menarik. Secara khusus, media bermanfaat untuk menyederhanakan materi pelajaran yang kompleks, menampakbesarkan yang kecil, menampakkecilkan yang besar, mempercepat dan memperlambat proses, mendekatkan yang jauh, menjauhkan yang dekat, menunjukkan beroperasinya suatu proses, dan lain sebagainya2. Mengingat pentingnya media dalam pengajaran sebagaimana dibahas di atas, maka menjadi krusial dan mendesak bagi para pengajar untuk memiliki keterampilan mengolah media. Karena urgensi dari penggunaan media tersebut kegiatan belajar mengajar bahkan telah semakin bergeser dari sistem penyampaian materi melalui ceramah ke arah sistem penggunaan media. Di negara-negara maju, peranan media sangat dominan bahkan sampai mengancam posisi guru di kelas. Ada banyak media yang bisa digunakan dalam pembelajaran fisika. Namun, media internet dirasa lebih tepat digunakan di era teknologi canggih seperti sekarang ini, dimana informasi begitu mudah dan cepat diperoleh tidak terbatas ruang dan waktu.

2

Zainal Abidin, Media Internet Untuk Pembelajaran Fisika yang Menyenangkan, Makalah disampaikan pada Simposium Nasional 1, Inovasi pembelajaran dan Pengelolaan Sekolah, Jakarta, 2003, hal 1.


(12)

Salah satu media tercanggih abad ini adalah media internet. Internet merupakan salah satu hadiah media terbesar abad 20 dan juga merupakan jendela informasi dunia tanpa batas. Bahkan internet dapat juga dipandang sebagai perpustakaan yang tanpa batas cakupannya. Di internetlah kita peroleh beragam informasi global mulai dari dunia politik, ekonomi, hiburan, pariwisata, hingga ilmu pengetahuan dan teknologi. Bahkan sudah banyak universitas maupun sekolah tingkat atas di dunia, terutama di negara-negara maju, yang telah memanfaatkan internet tidak hanya sebagai jendela informasi, namun juga sebagai media pembelajaran yang interaktif3.

Perkembangan teknologi internet yang paling menonjol saat ini adalah fenomena situs jejaring sosial seperti facebook, twitter, friendster, blogger dan lain-lain. Situs jejaring sosial facebook kini merupakan salah satu situs yang paling sering di akses dan merupakan situs nomor satu yang paling sering diakses diantara situs-situs sejenis. Semua orang baik muda maupun tua, kecil maupun besar mengetahui dan mengakses facebook. Tidak terkecuali pelajar, mahasiswa, guru, dosen, maupun kalangan akademisi lainnya. Kemudahan akses yang diberikan serta aplikasi menu yang bervariasi membuat orang tertarik untuk bergabung. Ada banyak kelebihan yang dimiliki situs jejaring social facebook4

diantaranya: Pertama, facebook lebih informatif. Kedua, facebook memiliki kemudahan dalam pengecekan komunikasi dengan orang lain. Ketiga, kita dapat menampilkan foto, video atau tautan dari website internet sesuai yang bisa dimanfaatkan untuk memperluas cakrawala berfikir siswa akan materi yang disampaikan. Keempat, sebagai media promosi dan membangun komunitas, hal ini sangat penting sebagai syarat terciptanya media pembelajaran yang efektif. Kelima, memiliki mekanisme pencegahan terhadap pengambilalihan akun

facebook secara ilegal dengan kata lain sistem keamanan facebook cukup baik. Manfaat tersebut tentunya bisa menjadi terobosan yang bermanfaat dalam dunia pendidikan khususnya pengajaran jika dimanfaatkan secara tepat dan efektif. Sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh UNESCO dan World Bank

3

Ibid, hal. 1.

4

Mardiana Wati dan A. R. Rizky, 5 Jam Belajar Cepat Menggunakan Facebook, Bandung: Yrama Widya, 2009, hal. 3.


(13)

yang menyatakan bahwa pada negara berkembang sangat diperlukan adanya perubahan pendekatan dan paradigma pembelajaran. Jika tidak demikian, negara berkembang tidak akan mampu bersaing di era ekonomi yang berlandaskan ilmu pengetahuan (knowledge-based economy). Era tersebut mengharuskan para pekerjanya secara cepat menemukan berbagai informasi yang diperlukan, menimbang dan mengevaluasi informasi tersebut agar memiliki tingkat akurasi yang tinggi dan tidak bias, serta mempergunakan informasi tersebut untuk mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi5.

Pemanfaatan website jejaring social facebook sebagai media pembelajaran fisika khususnya pada konsep termodinamika terletak pada bentuk pembelajaran konsep termodinamika yang lebih menarik jika dibandingkan dengan metode ceramah. Konsep termodinamika yang merupakan cabang ilmu fisika yang mempelajari hubungan antara kalor, energi mekanik, serta aspek-aspek lain dari energi dan perpindahannya hadir dalam situs web jejaring sosial facebook yang tidak lain merupakan situs website internet yang sering siswa akses dan sangat akrab dengan keseharian siswa. Dengan materi yang disajikan secara singkat, padat, dan jelas membuat siswa tidak malas untuk membaca materi tersebut. Kemudahan mengakses materi kapanpun dan dimanapun membuat siswa bisa menentukan sendiri kapan waktu yang tepat dan tempat yang nyaman untuk belajar sehingga lebih baik dalam menyerap pelajaran. Selain itu dengan tautan (materi tambahan) yang tampil difacebook siswa diharapkan mampu mengeksplor materi tersebut lebih luas tidak terbatas pada materi yang disampaikan oleh guru.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka penulis tertarik untuk meneliti dan membahas skripsi dengan judul “Pengaruh Pembelajaran Berbantukan Media Online Facebook Terhadap Hasil Belajar Fisika Pada Konsep Termodinamika”.

5

Eti Rochaety, Pontjorini Rahayuningsih, dan Prima Gusti yanti, Sistem Informasi Manajemen Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2006 , hal. 77.


(14)

B. Identifikasi Masalah

Dalam penelitian ini masalah dapat di identifikasikan menjadi:

1. Pelajaran fisika dianggap sebagai pelajaran yang sulit dan tidak menarik 2. Rendahnya hasil belajar fisika siswa

3. Kurangnya pemanfaatan media teknologi dalam proses pembelajaran fisika

C. Pembatasan Masalah

Agar memudahkan dalam penyusunan skripsi ini dan tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda, maka penulis membatasi permasalahan skripsi ini pada pengaruh pembelajaran berbantukan media online facebook terhadap hasil belajar fisika pada konsep termodinamika, Hasil belajar siswa pada penelitian ini dalam bentuk penilaian kognitif siswa yang meliputi jenjang pengetahuan (C1), pemahaman (C2), aplikasi (C3), analisis (C4), dan sintesis (C5).

D. Perumusan Masalah

Masalah yang akan diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh pembelajaran berbantukan media online facebook

terhadap hasil belajar fisika siswa?

2. Bagaimanakah perbedaan antara hasil belajar fisika siswa yang belajar dengan pembelajaran berbantukan media online facebook dengan hasil belajar fisika siswa yang belajar dengan metode ceramah?

3. Bagaimanakah respon siswa terhadap pembelajaran berbantukan media

onlinefacebook?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

a. Pengaruh pembelajaran berbantukan media online facebook dalam meningkatkan hasil belajar fisika siswa


(15)

b. Perbedaan hasil belajar fisika antara siswa yang belajar dengan pembelajaran berbantukan media online facebook dengan hasil belajar siswa yang belajar dengan metode ceramah

c. Respon siswa terhadap pembelajaran berbantukan media onlinefacebook

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Bagi guru, menambah pengetahuan guru akan pemanfaatan media pembelajaran secara efektif yakni media online facebook dalam proses pembelajaran dan meningkatkan kemampuan guru dalam penguasaan media pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi

2. Bagi Siswa, dapat meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa pada pelajaran fisika sehingga mampu mempengaruhi hasil belajar siswa

3. Bagi sekolah, Sebagai bahan evaluasi pembelajaran fisika agar lebih baik dan bermutu sekaligus menjadi terobosan baru dalam dunia pendidikan 4. Bagi Penulis, menjadi referensi bentuk pembelajaran yang baru yang bisa

diterapkan dalam proses pembelajaran fisika dimasa yang akan datang dan menjadi motivasi untuk terus meningkatkan kemampuan menggunakan media pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi sebagai sarana pembelajaran guna meningkatkan kualitas pembelajaran fisika yang lebih baik.


(16)

BAB II

DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR, DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritis

1. Pengertian Media Pembelajaran

Media berasal dari bahasa latin “medium” yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan1. Asosiasi teknologi dan komunikasi pendidikan (Association of education and communication technology / AECT) di Amerika, membatasi pengertian media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi2. Pada tahun 1975 Gagne dan Briggs mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari buku, tipe recorder, kaset, video, kamera, video recorder, film, slide, foto, gambar grafik, televise dan computer3. Sedangkan menurut asosiasi pendidikan nasional (National Education Association / NEA) media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatnnya. Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar, dan dibaca4. Diantara pengertian yang berbeda tersebut terdapat persamaan tentang arti media sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, dan perhatian minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.

Berdasarkan beberapa pengertian media di atas, berikut ciri-ciri umum media dapat diuraikan menjadi5:

1

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta: Rajawali Press, 2009, hal. 3.

2

Arif S. Sadiman dkk, Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003, hal. 6.

3

Arsyad, Op. Cit., hal.4.

4

Sadiman, Op. Cit., hal. 6.

5

Arsyad, Op. Cit., hal.6-7.


(17)

1. Media pendidikan memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal sebagai hardware (perangkat keras), yaitu sesuatu benda yang dapat dilihat, didengar, atau diraba dengan panca indera

2. Media pendidikan memiliki pengertian nonfisik yang dikenal sebagai software (perangkat lunak), yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada siswa 3. Penekanan media pendidikan terdapat pada visual dan audio

4. Media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar baik di dalam maupun di luar kelas

5. Media pendidikan digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru dan siswa dalam proses pembelajaran

6. Media pendidikan dapat digunakan secara massal (misalnya: radio, televisi), kelompok besar dan kelompok kecil (misalnya: film, slide, video, OHP), atau perorangan (misalnya: modul, computer, radio tape atau kaset, video recorder)

7. Sikap, perbuatan, organisasi, strategi dan menejemen yang berhubungan dengan penerapan suatu ilmu.

Menurut Gerlach dan Ely (1971) ada tiga ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu (atau kurang efisien) melakukannya, diantaranya: yang pertama, media pendidikan memiliki ciri fiksatif (fixative property); ciri ini menggambarkan kemampuan merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Dengan ciri fiksatif ini media memungkinkan suatu rekaman kejadian atau objek yang terjadi pada suatu waktu tertentu ditranportasikan tanpa mengenal waktu. Yang kedua, media memiliki ciri manipulatif (manipulative property) yaitu kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recording. Yang ketiga, media memiliki ciri distributif (distributive property); ciri ini memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian


(18)

tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relative sama mengenai kejadian itu6.

Sedangkan manfaat media pengajaran dalam proses belajar antara lain7:

1. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar

2. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran yang lebih baik

3. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semat-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran

4. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan lain-lain.

Agar tujuan dari proses pembelajaran dapat tercapai diperlukan ketelitian dalam memilih media pembelajaran, berikut ini merupakan kriteria-kriteria yang harus diperhatikan, diantaranya8:

1. Ketepatan dengan tujuan pengajaran; artinya media pengajaran dipilih atas dasar tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan. Tujuan-tujuan instruksional yang berisikan unsur pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, lebih memungkinkan digunakannya media pengajaran

2. Dukungan terhadap isi bahan pelajaran; artinya bahan pelajaran yang sifatnya fakta, prinsip, konsep dan generalisasi sangat memerlukan bantuan media agar lebih mudah dipahami siswa

3. Kemudahan memperoleh media; artinya media yang diperlukan mudah diperoleh, setidak-tidaknya mudah dibuat oleh guru pada waktu mengajar

6

Arsyad, Op. Cit., hal. 12-14.

7

Nana Sudjana danAhmad Rivai, Media Pengajaran, Bandung: Sinar baru Algesindo, 2005, hal. 2.

8


(19)

4. Keterampilan guru dalam menggunakannya; apapun jenis media, syarat utama yang diperlukan adalah guru dapat menggunakannya dalam proses pengajaran. Nilai dan manfaat yang diharapkan bukan pada medianya tetapi dampak dari penggunaan oleh guru pada saat terjadinya interaksi belajar siswa dengan lingkungannya

5. Tersedianya waktu untuk menggunakannya; sehingga media tersebut dapat bermanfaat bagi siswa selama pengajaran berlangsung

6. Sesuai dengan taraf berfikir siswa; memilih media untuk pendidikan dan pengajaran harus sesuai dengan taraf berfikir siswa, sehigga makna yang terkandung didalamnya dapat dipahami oleh para siswa

2. Pengertian Pembelajaran Online

Media pembelajaran yang tepat digunakan pada masa sekarang ini adalah media berbasis teknologi. Pengertian teknologi sendiri merupakan perpaduan yang kompleks dari manusia dan mesin, ide, prosedur, pengelolaan (Hoban, dalam AECT,1977). Kata teknologi seolah tak lepas dari ilmu pengetahuan karena memang pada hakikatnya teknologi adalah penerapan ilmu atau pengetahuan lain yang terorganisir ke tugas-tugas praktis (Galbraith, AECT, 1977). Teknologi adalah penerapan sistemik dan sistematik dari konsep ilmu perilaku dan ilmu fisika serta pengetahuan lain untuk memecahkan suatu masalah9.

Teknologi Informasi dan Telekomunikasi (Information and Communication Technology/ICT) merupakan tulang punggung aplikasi Web 2.0. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang fenomenal dan menjadi awal munculnya aplikasi web adalah Internet. Internet merupakan jaringan global komputer dunia, besar dan sangat luas sekali dimana setiap komputer saling terhubung satu sama lainnya dari negara ke negara lainnya di seluruh dunia dan berisi berbagai macam informasi, mulai dari text, gambar, audio, video, dan lainnya. Internet itu sendiri berasal dari kata interconnection networking, yang berarti hubungan dari banyak jaringan komputer dengan

9

Arief S. Sadiman, dalam artikel yang berjudul Peran Teknologi Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Dasar, pada Jurnal Teknodik No. 8/IV/TEKNODIK/MEI/2000, hal. 7.


(20)

berbagai tipe dan jenis, dengan menggunakan tipe komunikasi seperti telepon, satelit, dan lainnya10.

Internet merupakan media teknologi yang multifungsi yang bisa dimanfaatkan dalam dunia pendidikan. Suatu pembelajaran yang memanfaatkan media internet sebagai alat bantu proses pembelajaran dinamakan pembelajaran online, atau juga bisa disebut e-education atau e-leaning atau secara spesifik dalam dunia pendidikan dinamakan model pembelajaran jarak jauh. Istilah e-learning memiliki definisi yang sangat luas. e-learning terdiri dari huruf e yang merupakan singkatan dari elektronik dan kata learning yang artinya pembelajaran. Dengan demikian e-learning dapat diartikan sebagai pembelajaran dengan memanfaatkan bantuan perangkat elektronik khususnya perangkat komputer. Istilah e-learning dapat pula didefinisikan sebagai sebuah bentuk teknologi informasi yang diterapkan dibidang pendidikan dalam bentuk dunia maya11. E-learning juga dapat diartikan sebagai sebuah program aplikasi berbasis internet yang memuat semua informasi tentang pendidikan seputar pendidikan yang jelas, dinamis, akurat dan up to date serta memberikan kemudahan bagi para pembelajar untuk melakukan pembelajaran secara online12.

Secara umum terdapat dua model pengajaran online, yaitu synchronous dan asynchronous. Pada model asynchronous, siswa belajar dengan langkahnya sendiri, melihat bahan kuliah dan catatan dan mengambil masukan dari pengajar ketika siswa memiliki waktu. Siswa berkomunikasi dengan pengajar dan sesama siswa melalui chatting, e-mail, dan mengikuti grup diskusi. Siswa belajar sesuai dengan kecepatan belajar dan kesibukannya. Hanya tugas dan tes yang biasanya terjadwal mengikuti batas akhir. Sementara pada model synchronous, siswa belajar pada kelas maya dalam waktu yang sebenarnya seperti pada kelas konvensional. Pengajar memimpin kelas dengan menayangkan presentasi slide atau para siswa dapat melihat pengajar melalui video berbasis web secara langsung. Selain itu model synchronous mengandalkan fitur chatting yang

10

Teguh Handoko dalam artikel yang berjudul Sejarah perkembangan internet yang diunduh dari

http://www.sejarah-internet.com/pengertian-internet/ diakses pada tanggal 1 Juni 2010.

11

Munir, Op. Cit., hal. 169.

12


(21)

memungkinkan pengajar dan siswa berinteraksi sesamanya dan dapat menggunakan saluran pribadi ketika membutuhkan bantuan tanpa mengganggu pengajaran yang berlangsung. Namun keharusan untuk mengikuti pengajaran sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan seperti pada kelas konvensional menyebabkan model synchronous kalah populer dibanding model asynchronous13.

Pembelajaran online atau e-learning merupakan pengembangan dari sistem pembelajaran jarak jauh. Secara umum pendidikan jarak jauh didasarkan pada keterpisahan antara siswa dan pengajar dalam ruang dan waktu, pemanfaatan (paket) bahan belajar yang dirancang dan diproduksi secara sistematis, adanya komunikasi tidak terus-menerus (non-continous) antara siswa dengan siswa, tutor, dan organisasi pendidikan melalui beragam media, serta adanya penyeliaan dan pemantauan yang intensif dari suatu organisasi pendidikan14. Sistem pendidikan jarak jauh memiliki mempunyai dua komponen yaitu sistem belajar jarak jauh (distance learning) dan sistem pengajaran jarak jauh (distance teaching) (Keegan, 1990) Sistem belajar jauh memberikan penekanan kepada siswa dan proses belajar (learner-centered), sedangkan sistem pengajaran jarak jauh lebih berfokus pada proses pengajaran, sistem organisasi, dan pengajarnya (teacher and system centered). Sementara itu, sistem pendidikan jarak jauh berfokus pada kedua sisi secara utuh, baik pada siswa dan proses belajarnya, maupun pada proses pengajaran, sistem organisasi, dan pengajarnya15. Sedangkan unsur yang harus dimiliki oleh pembelajaran jarak jauh berbasis web diantaranya:

1.) Pusat kegiatan siswa; sebagai suatu community web based distance learning harus mampu menjadikan sarana ini sebagai tempat kegiatan siswa , dimana siswa dapat menambah kemampua, membaca materi pelajaran, mencari informasi dan sebagainya

13

Dragan dan Behr (2001) sebagaimana dikutip oleh Amir F. Sofyan, “Perkembangan Perangkat Lunak Pengelolaan Pengajaran Berbasis Web”, mimeo, diunduh dari

http://journal.amikom.ac.id/index.php/informatika/article/download/92/44, diakses pada tanggal 10 Juni 2010.

14

Paulina Pannen,”Pengertian sistem pendidikan terbuka dan jarak jauh”, dalam Tian Belawati (Editor, dkk), Pendidikan Terbuka Dan Jarak Jauh, Jakarta: Universitas terbuka, 1999, hal.17.

15


(22)

2.) Interaksi dalam grup; siswa dapat berinteraksi satu sama lain untuk mendiskusikan materi yang diberikan oleh guru. Guru dapat hadir dalam grup ini untuk memberikan sedikit ulasan tentang materi yang diberikannya

3.) Sistem administrasi siswa; dimana siswa dapat melihat informasi mengenai status siswa , prestasi siswa dan sebagainya

4.) Pendalaman materi dan ujian; biasanya guru sering mengadakan quiz singkat dan tugas yang bertujuan untuk pendalaman dari apa yang telah diajarkan serta melakukan tes pada akhir masa belajar. Hal ini juga harus dapat diantisipasi oleh web based distance learning

5.) Perpustakaan digital; pada bagian ini terdapat berbagai informasi kepustakaan, tidak terbatas pada buku, tetapi juga pada kepustakaan digital seperti suara, gambar, dan sebagainya. Bagian ini bersifat sebagai penunjang dan berbentuk data base.

6.) Materi online diluar materi kuliah; untuk menunjang perkuliahan diperlukan juga bahan bacaan dari web lain. Oleh karena itu pada bagian ini guru dan siswa dapat langsung terlibat untuk memberikan bahan lainnya untuk dipublikasikan kepada mahasiswa lainnya melali web16. Metode belajar jarak jauh dan teknologi informasi bertemu dengan strategi belajar kelas sehingga menciptakan suatu lingkungan baru yang disebut dengan program belajar fleksibel (flexible learning) (Moran, 1997). Program belajar fleksibel ini perlu dicermati karena hal ini merupakan tantangan yang harus segera diwujudkan guna mengantisipasi masa depan17.

e-learning atau pembelajaran online memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dalam proses pembelajaran online menurut Bates dan Wulf pada tahun 1996 adalah:

1. Meningkatkan interaksi pembelajaran (enchange interactivity)

16

Hamzah B. Uno, M. Pd, “Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif”, Jakarta: Bumi Aksara, 2007, hal. 39.

17

Aminudin Zuhairi,”Model – Model Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh”, dalam Tian Belawati, dkk (Editor), Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh, Jakarta: Universitas Terbuka, 1999, hal. 57.


(23)

2. Mempermudah interaksi pembelajaran di mana dan kapan saja (time and place flexibility)

3. Memiliki jangkauan yang lebih luas (potential to reach a global audience) 4. Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran

kan interaksi antara guru dan

rung lebih terfokus pada aspek teknologinya

rung kearah pelatihan dan kurang

dan menguasai strategi, metode, atau teknik

rning memerlukan motivasi belajar yang tinggi

arena terbatasnya

n dan keterampilan (skill and knowledge) dalam

. Pengertian Media Facebook

jaringan sosial dimana para pengguna dapat bergab

(easy updating of content as well as archivable capabilities) Kekurangan atau kelemahan dari e-learning adalah:

1. Terpisahnya antara pengajar siswa menyebab siswa kurang maksimal

2. Teknologi e-learning cende bukan pada aspek pendidikannya 3. Proses pembelajarannya cende

memperhatikan aspek afektif 4. Pengajar dituntut mengetahui

pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi yang mungkin belum dikuasai

5. Proses pembelajaran e-lea

karena dalam praktek pembelajarannya dilakukan secara mandiri. Jika motivasi siswa kurang maka proses pembelajaran akan mengalami kegagalan dan tujuan pembelajaran tidak akan tercapai

6. Tidak semua siswa dapat memanfaatkan internet k fasilitas yang dimiliki

7. Kurangnya pengetahua

mengoperasikan computer dan memanfaatkan internet secara maksimal18.

2

Facebook adalah website

ung dalam komunitas seperti kota, kerja, sekolah, dan daerah untuk melakukan koneksi dan berinteraksi dengan orang lain. Orang juga dapat menambahkan teman-teman mereka, mengirim pesan, dan memperbaharui profil

18


(24)

pribadi agar orang lain dapat melihat tentang dirinya19. Berikut ini merupaka tampilan halaman depan dari facebook.

Gambar 2.1. Tampilan halaman depan facebook

Facebook atau disingkat FB diluncurkan pada tanggal 4 februari 2004. Facebook didirikan oleh Mark Zuckerberg seorang mahasiswa Harvard kelahiran 14 mei 1984 dan mantan murid Ardsley High School.

Pada awal masa berdirinya situs web jejaring sosial ini keanggotaannya masih dibatasi untuk siswa dari Harvard college. Dalam dua bulan selanjutnya keanggotaannya diperluas ke sekolah lain di wilayah Boston (Boston college, Boston Univercity, MIT, Tufts, rochester, stanford, Nyu, Northwestern) dan semua sekolah yang termasuk dalam Ivy League. Banyak perguruan tinggi lain yang selanjutnya ditambahkan berturut-turut dalam kurun waktu satu tahun setelah peluncurannya. Akhirnya, orang-orang yang memiliki alamat surat elektronik (email) suatu universitas (seperti: .edu, .ac, .uk, dll) dari seluruh dunia dapat juga bergabung dengan situs jejaring sosial ini.

Selanjutnya dikembangkan pula jaringan untuk sekolah-sekolah tingkat atas dan beberapa perusahaan besar. Sejak 11 September 2006, orang dengan alamat surat elektronik apapun dapat mendaftar di facebook. Pengguna dapat memilih untuk bergabung dengan satu atau lebih jaringan yang tersedia, seperti berdasarkan sekolah, tempat kerja, atau wilayah geografis.

Hingga juli 2007, facebook memiliki jumlah pengguna terdaftar paling besar diantara situs-situs yang berfokus pada sekolah dengan lebih dari 34 juta

19


(25)

anggota aktif yang dimilikinya dari seluruh dunia. Dari september 2006 hingga september 2007, peringkatnya naik dari posisi ke-60 ke posisi ke-7 situs paling banyak dikunjungi, dan merupakan situs nomor satu untuk foto di Amerika Serikat, mengungguli situs publik lain seperti flickr, dengan 8,5 juta foto dimuat setiap harinya20.

Facebook memiliki banyak kelebihan, diantaranya: Tampilan facebook di design sedemikian rupa sehingga adanya iklan tidak menganggu pengguna facebook dalam proses penggunaannya, Tersedianya layanan jaringan atau network yang bisa di-sorting sesuai dengan dengan posisi pengguna (user). Dari start awal pembuatan account disesuaikan berdasarkan negara sehingga mempermudah pencarian jaringan atau teman, Adanya layanan group yang terfokus, foto album dengan kapasitas quota unlimited atau tidak terbatas, Layanan selling (penjualan/penawaran barang atau jasa) yang diperbolehkan antar user, Tersedianya layanan event, dengan mudah user bisa mengetahui, membuat suatu acara bersama sepeti reuni, pesta, ataupun launching suatu produk, Layanan status update bisa diisi kapan saja dan dimana saja dengan posisi menu yang mudah terlihat, Layanan mobile access yakni layanan untuk mobile dengan feature bisa melalui sms, Layanan mobile browsing dapat diakses melalui handphone dan disesuaikan dengan kondisi handphone sehingga lebih cepat diakses, Anti fake Account and spam (layanan security yang aman), Memiliki layanan develop your facebook widget yakni beragam aplikasi yang bisa digunakan seperti games, feed reader, dan macam-macam aplikasi lainnya, Tersedia layanan chatting, dan yang terakhir dapat mengirimkan gift kepada pengguna lain dengan berbagai macam jenis gift21.

Beberapa elemen dasar facebook antara lain:

1. Temukan orang yang anda kenal, berfungsi untuk menemukan atau mencari teman yang sesuai dengan sekolah, daerah, dan lain sebagainya. 2. Lihat dan sunting profil anda, berfungsi untuk melengkapi data profil

dalam akun facebook

20

Di unduh dari http://id.wikipedia.org/wiki/Facebook, diakses tanggal 25 April 2010.

21

Di unduh dari http://omdimas.com/tentang-facebook-dan-keunggulannya, diakses tanggal 25 april 2010.


(26)

3. Terhubung dengan teman-teman, berfungsi untuk menambahkan daftar teman

Berikut ini merupakan tampilan facebook setelah pengguna facebook mendaftar sebagai anggota atau member facebook.

Gambar 2.2. Elemen dasar facebook

Setelah melengkapi teman dalam facebook, maka dalam layar website facebook akan terlihat seperti gambar berikut:


(27)

Pada tampilan facebook dibagian atas terdapat beberapa menu diantaranya: 1. Menu beranda; menu ini berfungsi untuk berpindah secara cepat pada

halaman pertama kali setelah pengguna login. Beranda ini berisi uraian status teman ditengah dinding, kiri berisi kabar berita dan sebelah kanan biasanya terdapat iklan

2. Menu profil; menu ini mengantarkan pengguna ke halaman profil. Halaman ini berisi profil pribadi, foto, informasi diri sekaligus status yang dibuat oleh pribadi pengguna facebook

3. Menu teman; menu ini berfungsi untuk menampilkan foto-foto teman yang sudah masuk dalam daftar pertemanan

4. Menu pesan masuk; menu ini berfungsi untuk membuka halaman pesan-pesan terbaru yang dikirim oleh teman

5. Menu pengaturan; pada menu ini pengguna dapat leluasa mengatur informasi diri, jaringan, dan lain sebagainya

6. Menu keluar; menu ini berfungsi untuk keluar dan mengakhiri penggunaan facebook

7. Menu kotak pencarian; menu ini berfungsi untuk menacari teman atau jaringan yang sudah terdaftar dalam jaringan facebook

Pada dinding facebook (Gambar 2.4) juga terdapat menu aplikasi yang merupakan fasilitas facebook yang siap digunakan. Menu aplikasi tersebut, terdiri dari: yang pertama, ikon koleksi foto; Aplikasi ini diarahkan pada pembuatan album foto dan penggunaan dan pengelolaan album foto tersebut. Yang kedua, ikon video; pada ikon video ini, pengguna dapat mengunduh (upload) video, menampilkan dan mengelolanya. Yang ketiga, ikon grup; pada ikon grup ini pengguna dapat bergabung kedalam group yang sudah ada dalam facebook atau membuat sendiri group baru sesuai dengan minat pengguna dan mengajak orang lain yang mempunyai minat yang sama. Yang keempat, ikon acara; pada ikon ini pengguna dapat membuat agenda kegiatan sendiri atau mengikuti agenda yang telah dibuat oleh orang lain. Yang kelima, ikon catatan; pada ikon ini pengguna dapat membuat catatan atau tulisan, artikel sendiri, atu meng-import artikel orang lain dalam blog tertentu. Yang ketujuh,


(28)

ikon tautan; pada ikon ini pengguna dapat membuat email (link) dari alamat website lain. Yang kedelapan, ikon obrolan; pada ikon ini pengguna dapat mengaktifkan atau mengnonaktifkan fasilitas chatting. Yang terakhir, ikon pemberitahuan; ikon ini berisi catatan-catatan aktivitas yang anda lakukan dalam facebook22. Menu aplikasi tersebut terdiri dari symbol-simbol yang sangat mudah dikenali, diantara seperti pada gambar simbolikon berikut ini:

Gambar 2.4 simbol ikon facebook

Sedangkan manfaat facebook dalam dunia pendidikan, yakni23:

1. Bersifat sosial dan mobile collaborative learning, membangun ikatan sosial (antara teman sekelas/ sekantor, dsb) dan bersifat mobile.

2. Membuat kelompok/grup untuk studi / kerja, meningkatkan keterikatan antara siswa-siswa atau siswa-pengajar atau pengajar-pengajar

3. Ajang belajar menulis untuk menuangkan ide 4. Menembus ruang dan waktu

5. Pengembangan proses pembelajaran yang bervariatif

Secara khusus manfaat facebook yang bisa dimanfaatkan sebagai media pembelajaran adalah layanan grup. Layanan grup ini memiliki beberapa kelebihan yang tidak dimiliki situs web jejaring social sejenis diantaranya kemampuan membangun jaringan suatu kelompok tertentu lebih cepat dan informatif. Pada fitur ini juga tersedia forum diskusi yang membuat proses pengajaran menjadi lebih interaktif dalam bentuk komentar antara guru dan siswa maupun diskusi

22

Mardiana Wati dan A. R. Rizky, 5 Jam Belajar Cepat Menggunakan Facebook, Bandung: Yrama Widya, 2009, hal. 21-27.

23


(29)

antara sesama siswa dalam membahas materi pelajaran yang telah ditampilkan pada forum diskusi tersebut. Kelebihan lain dilayanan grup ini adalah guru bisa menautkan materi tambahan yang diperoleh dari internet pada menu beranda grup, dengan bentuk tautan materi yang menarik seperti gambar-gambar bergerak dan penemuan terbaru mengenai materi yang diajarkan. Berikut ini merupakan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam membuat suatu group difacebook, diantaranya:

1. Pastikan pengguna berada dalam jendela facebook atau beranda 2. Klik ikon group yang ada disebelah kiri jendela facebook 3. Dilayar jendela grup, klik “buat group”

4. Dilayar akan terlihat beberapa pilihan dan ketik kotak yang tersedia, Pilihan tersebut terdiri dari:

a. Nama group , berisi nama group yang diinginkan

b. Keterangan, berisi sesuatu yang menggambarkan tentang group yang akan dibuat

c. Jenis group, pilih sesuai dengan group yang akan dibuat termasuk kedalam kelompok bisnis, music, akademik, atau yang lainnya

d. Berita terbaru, info awal bisa berisi ajakan, atau himbauan kepada orang lain agar bergabung kedalam grup yang akan dibuat

e. Kantor, alamat perusahaan atau alamat tempat tinggal pembuat group f. Email dan situs web, alamat email atau web yang dimiliki pembuat

group

g. Nama jalan, berisi alamat pengguna terbaru

h. Kota/ daerah, berisi nama kota tau daerah tempat tinggal pembuat group

5. Terakhir klik tombol pembuat group

Setelah selesai membuat group langkah selanjutnya adalah menyisipkan gambar atau logo yang sesuai dengan group yang telah dibuat . cara mengisi gambar grup ini sama dengan proses memindahkan gambar dari komputer ke semua bentuk website internet. Berikut ini merupakan contoh group facebook yang sudah diberi gambar.


(30)

Gambar 2.5. Contoh group facebook

3. Pengertian Belajar Fisika

Menurut James O. Wittaker, belajar dapat didefinisikan sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. “learning maybe defined as the process by which behavior originates or is altered through training or experience.”(Whittaker,1970: 1). Sedangkan menurut Howard l. Kingsley “Learning is the process by which behavior ( in the broadersense ) is originated or changed through practice or training.”(kingsley, 1957:12) yang artinya belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam artian luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan24. Sedangkan definisi belajar menurut Spears, Gronbach, Hilgard, dan W. Stern dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Bahwa belajar itu membawa perubahan (dalam arti behavioral changes, actual maupun potensial)

b. Bahwa perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru

c. Bahwa perubahan itu terjadi karena usaha

24


(31)

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar menurut Arden N. Frandsen adalah sebagai berikut:

1. Faktor-faktor yang berasal dari luar diri pelajar, terdiri dari:

a. Faktor non sosial yaitu kondisi suhu, udara, waktu, tempat, alat-alat yang digunakan untuk belajar yang dapat membantu atau mengganggu proses atau kegiatan belajar

b. Faktor sosial yaitu manusia, atau orang lain yang bisa mempengaruhi atau tidak proses belajar tergantung dari tipe belajar masing-masing orang

2. Faktor yang berasal dari dalam diri pelajar, terdiri dari:

a. Faktor fisiologis yaitu terdiri dari tonus jasmani dan keadaan fungsi fisiologis tertentu, tonus jasmani terdiri dari: nutrisi yang cukup dan penyakit yang diderita. Sedangkan keadaan fungsi jasmani tertentu yaitu fungsi pancaindera yang berfungsi dengan baik akan sangat mempengaruhi proses belajar

b. Faktor psikologis terdiri dari: (1) adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas (2) adanya sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan keinginan uuntuk selalu maju (3) adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru, dan teman-teman (4) adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru, baik dengan kerjasama maupun dengan kompetisi (5) adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran (6) adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir dari pada proses belajar

Sedangkan Moslow mengemukakan motif-motif untuk belajar itu adalah: 1. Adanya kebutuhan fisik

2. Adanya kebutuhan akan rasa aman, bebas dari kekhawatiran

3. Adanya kebutuhan akan kecintaan dan penerimaan dalam hubungan dengan orang lain


(32)

5. Sesuai dengan sifat untuk mengemukakan atau mengetengahkan diri25 Kegiatan “belajar” adalah suatu proses yang kompleks dan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Sebagai suatu proses, kegiatan belajar memproses input (masukan) dan menghasilkan output (keluaran). Dengan demikian, kita dapat menganalisis kegiatan belajar dengan pendekatan analisis sistem (gambar 2.1). Dengan pendekatan ini, kita dapat mengetahui berbagai faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar.

Input Instrumenal

Gambar 2.6. Proses Belajar-Mengajar

Input mentah adalah bahan baku yang perlu diolah dalam proses belajar-mengajar dimana dalam proses ini berpengaruh pula sejumlah faktor yaitu input lingkungan dan sejumlah input yang sengaja dirancang dan dimanipulasikan (input instrumenal) guna menunjang tercapai-nya output yang dikehendaki. Input lingkungan terdiri dari lingkungan alam dan lingkungan sosial. Sedangkan yang termasuk input instrumenal adalah kurikulum, bahan pelajaran, guru, sarana dan fasilitas, serta manajemen sekolah.

Dalam proses belajar-mengajar di sekolah, input mentah adalah siswa yang memiliki karakteristik fisiologis dan psikologis tertentu. Karakteristik fisiologis meliputi kondisi fisik dan panca indera. Sedangkan karakteristik

25

Sumadi Suryabrata, Ph. D, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002, hal 232-237.

Input Mentah Proses Belajar-Mengajar Output


(33)

psikologis meliputi bakat, minat, kecerdasan, motivasi, dan kemampuan kognitif. Semua faktor ini dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar.

Di dalam keseluruhan sistem, input instrumenal adalah faktor yang sangat penting dan paling menentukan dalam pencapaian output yang dikehendaki karena input instrumenal inilah yang menentukan bagaimana proses belajar-mengajar itu akan terjadi di dalam diri si siswa26.

Kualitas input menyangkut mutu input diukur dari kriteria penerimaan murid. Input rendah bila dibawah standar minimal, input itu berkualitas bila diatas standar yang telah ditetapkan. Standar itu sendiri sifatnya relatif atau arbitrary. Kualitas proses adalah mutu keseluruhan factor yang terlibat dalam proses pendidikan seperti murid, guru, kurikulum, fasilitas pendidikan, manajemen, sumber belajar, dan terbatasnya biaya untuk proses. Sedangkan kualitas output adalah menyangkut hasil proses sistem. Output itu rendah atau tinggi mutunya bilamana dibawah atau diatas standar yang telah ditetapkan. Bilamana standard itu memang ada27.

Fisika adalah bidang ilmu yang yang banyak mempelajari konsep yang bersifat abstrak. Oleh karena itu dalam mempelajarinya menuntut banyak kemampuan dalam melakukan penggambaran mental tentang sesuatu yang dipelajari dengan beralasan bahwa IPA (Fisika) termasuk ilmu yang relatif sulit untuk dipelajari28. Akibatnya dilapangan banyak siswa yang tidak menyukai pelajaran fisika. Padahal disisi lain fisika sangat diperlukan dalam dalam meningkatkan daya nalar siswa dan dapat melatih siswa agar mampu berfikir logis, kritis, sistemis dan kreatif.

4. Pengertian Konsep Termodinamika

Termodinamika merupakan cabang fisika yang mempelajari hubungan antara antara kalor, energi mekanik, serta aspek-aspek lain dari energi dan

26

M. Ngalim Purwanto. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004, hal 107.

27

Muhammad Fakry Gaffar, Perencanaan Pendidikan: Teori dan metodologi, Jakarta:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, 1987 , hal 117-118.

28

Indrawati, “Potensi Laboratorium Fisika di SMA Dalam Mendukung Pelaksanaan Pendidikan”, dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 064 Tahun Ke-13, Januari 2007, hal. 109-110.


(34)

perpindahannya. Untuk mempelajari termodinamika siswa harus memahami beberapa definisi dari konsep termodinamika29, diantaranya:

1. Sistem dan lingkungan , sistem adalah suatu bagian terpisah yang menjadi pusat perhatian kita. Sebuah sistem dapat berupa ruang, benda, kuantitas bahan, dan lain-lain. Adapun lingkungan adalah sesuatu diluar sistem yang dapat mempengaruhi keadaan sistem secara langsung

2. Kalor merupakan energi yang berpindah akibat perbedaan suhu antara sistem dan lingkungan. Sistem dapat melepaskan kalor ke lingkungan dan sebaliknya lingkungan dapat pula memberikan kalor kepada sistem. Kalor dilambangkan dengan Q

3. Usaha, untuk setiap proses dengan volume (V) tetap usaha yang dilakukan sistem bernilai nol, sedangkan jika V2 >V 1 berarti usaha (W) dilakukan oleh sistem dan bertanda positif. Sebaliknya jika usaha V2 < V 1 berarti usaha (W) dilakukan pada sistem dan usaha ini bertanda negative

4. Energi dalam merupakan keadaan karakteristik gas yang tidak dapat diukur secara langsung. Yang dapat diukur secara langsung langsung hanyalah perubahannya (∆U) yaitu ketika sistem berubah dari keadaan awal (U1) ke keadaan akhir (U2)

5. Kapasitas (C) kalor merupakan kemampuan gas untuk menyerap atau melepaskan kalor persatuan suhu

6. Kalor jenis (c) adalah kapasitas kalor per satuan massa

7. Kapasitas kalor molar gas adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 mol gas sebesar 1 K. Kapasitas kalor molar terdiri dari kapasitas kalor pada volume tetap (Cv, m)dan kapasitas kalor pada tekanan tetap (Cp, m)

Proses atau perubahan keadaan termodinamika dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu proses irreversible dan proses reversible . Proses irreversible merupakan proses yang berlangsung secara spontan pada satu arah dan tidak dapat terjadi dalam arah sebaliknya. Proses reversible adalah merupakan proses kesetimbangan. Sistem yang mengalami proses reversible selalu berada dalam

29


(35)

keadaan setimbang termodinamik. Proses termodinamika dapat berlangsung secara isothermal (isotermik), isokhorik, isobarik, ataupun adiabatik. Proses isotermik adalah proses perubahan keadaan pada suhu tetap. Proses isokhorik adalah proses perubahan keadaan pada volume tetap. Proses isobarik adalah proses perubahan keadaan pada tekanan tetap. Proses adiabatik adalah proses tanpa ada kalor yang masuk ataupun kalor yang keluar.

Hukum I Termodinamika

Hukum I Termodinamika menyatakan bahwa “Ketika kalor (Q) diberikan pada sistem , sebagian kalor yang diberikan digunakan untuk menaikkan energi dalam sebesar (∆U), sedangkan sisanya keluar dari sistem ketika sistem itu melakukan usaha (W) terhadap lingkungannya”. Secara matematis, hukum I termodinamika dirumuskan sebagai berikut:

Q = ∆U + W Keterangan:

Q : Perubahan kalor pada sistem ∆U : Perubahan energi dalam W : Usaha yang dilakukan sistem

W bertanda positif ( +) jika usaha dilakukan oleh sistem terhadap lingkungan Q bertanda positif (+) jika sistem menyerap kalor

W bertanda negative (-) jika usaha dilakukan oleh lingkungan terhadap sistem Q bertanda negative (-) jika sistem melepaskan kalor

Berikut ini merupakan penerapan hukum I Termodinamika pada proses perubahan keadaan yang terjadi pada sistem, diantaranya:

1. Hukum I Termodinamika untuk proses isotermik

Karena suhu tetap ∆T = 0 , maka tidak ada perubahan energi dalam ∆U = 0

Maka berlaku persamaan: Q = W = n R T (ln V2 / V1) 2. Hukum I Termodinamika untuk proses isokhorik

Selama proses isokhorik ∆V = 0 sehingga sistem tidak melakukan kerja, W = 0 dan berlaku persamaan: Q = ∆U


(36)

3. Hukum I Termodinamika untuk proses isobarik

Pada proses isobaric terjadi perubahan suhu pada sistem sehingga terjadi perubahan energi dalam ∆U. Usaha yang dilakukan oleh sistem pada proses isobarik adalah W = P . ∆V= P ( V2 - V 1) dan berlaku persamaan:

∆U = Q + P ( V2 - V 1)

4. Hukum I Termodinamika untuk proses adiabatik

Pada proses ini tidak ada kalor yang masuk dan tidak ada kalor yang keluar sistem, Q = 0 dan berlaku persamaan: ∆U = -W

Kapasitas kalor

Kapasitas Kalor (C) merupakan kemampuan gas untuk menyerap dan melepaskan kalor per satuan suhu.

C = Q / ∆T atau Q = C ∆T Ada 2 jenis kapasitas kalor, yaitu:

Kapasitas kalor pada volume tetap Æ Cv = Qv / ∆T atau Cv = Qv / n ∆T Kapasitas kalor pada tekanan tetap Æ Cp = Qp / ∆T atau Cp = Qp / n ∆T Siklus Carnot

Siklus Carnot ditemukan oleh ilmuan perancis bernama Sadi Carnot pada tahun 1824. Siklus ini merupakan dasar dari mesin ideal yaitu mesin yang paling efisien yang selanjutnya disebut mesin carnot.

Untuk usaha pada mesin carnot rumus yang digunakan adalah: W = Q2 – Q1

Efisiensi mesin Carnot:

η = ( W / Q1) x 100% atau η = ( 1 - Q2 /Q1) x 100% Untuk mesin ideal atau mesin carnot

Efisiensi maksimumnya: η = ( 1 – T2/T1) x 100%


(37)

Kalor dapat dipaksa mengalir dari benda dingin ke benda panas dengan melakukan usaha pada sistem. Cara kerja seperi ini disebut cara kerja mesin pendingin ( refrigerator ) contoh mesin pendingin adalah lemari es (kulkas) dan pendingin ruangan (AC)

Persamaannya: K = Qc / W Æ W = QH – Qc Keterangan:

K : Koefisien kinerja ( Jangkauannya 2 – 6 ) Qc : Kalor dari bahan makanan

W : usaha yang dilakukan QH : Kalor yang dilepas ke udara

Hukum II Termodinamika

Ada beberapa pernyataan tentang hukum II Termodinamika, diantaranya: 1. Perumusan Clausius ( tentang kalor)

Kalor mengalir secara spontan dari benda bersuhu tinggi ke benda besuhu rendah dan tidak mengalir secara spontan dalam arah kebalikannya

2. Perumusan Kevin dan Planck ( tentang mesin kalor )

Adalah mustahil bagi sistem manapun untuk mengubah seluruh kalor yang diserapnya dari reservoir suhu tinggi menjadi kerja mekanik

3. Perumusan tentang entropi

Total entropi jagat raya tidak berubah ketika proses reversible terjadi dan bertambah ketika proses irreversible terjadi

Entropi adalah suatu ukuran banyaknya energi atau kalor yangtidak dapat diubah menjadi usaha . Sedangkan pada suatu sistem tertutup Entropi (S) dapat tetap atau berubah dengan harga ∆S positif. Berikut beberapa pernyataan tentang entropi (S), diantaranya:

1. Proses irreversibleselalu menaikkan entropi jagat raya

2. Perubahan entropi (∆S) hanya bergantung pada keadaan akhir dan keadaan awal


(38)

Persamaan Entropi: ∆S = Q / T

Perubahan entropi semesta: (∆S)semesta = (∆S)H + (∆S)c 4. Pengertian Hasil belajar

Hasil belajar adalah sesuatu yang diketahui, diperoleh, atau didapat setelah melalui proses belajar, baik karena faktor eksternal maupun faktor internal siswa itu sendiri. Hasil belajar yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam(faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal). Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi secara langsung ataupun tidak langsung dalam mencapai hasil belajar. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar tersebut dapat digolongkan menjadi tiga faktor, diantaranya30:

1.) Faktor stimulasi belajar, yakni segala hal diluar individu untuk mengadakan reaksi atau perbuatan belajar yang terdiri dari: panjangnya bahan pelajaran, kesulitan bahan pelajaran, kesulitan bahan pelajaran, berartinya bahan pelajaran, berat ringannya tugas, dan suasana lingkungan eksternal

2.) Faktor metode belajar, yakni metode mengajar yang dipakai oleh guru sangat mempengaruhi metode belajar yang dipakai oleh siswa. Faktor ini terdiri dari: kegiatan berlatih atau praktek, overlearning dan drill, resitasi selama belajar, pengenalan tentang hasil-hasil belajar, belajar bdengan keseluruhan dan dengan bagian-bagian, penggunaan modalitet indera (oral, visual, dan kinestetik) , bimbingan dalam belajar, dan kondisi-kondisi insentif

3.) Faktor individual, yakni faktor yang ada dalam diri pelajar itu sendiri. Faktor ini terdiri dari: kematangan, faktor usia, perbedaan jenis kelamin, pengalaman sebelumnya, kapasitas mental, kondisi kesehatan jasmani, kondisi kesaharan rohani dan motivasi yang dimiliki

Secara singkat dapat dikatakan bahwa hasil belajar berupa perolehan perubahan tingkah laku yang meliputi: pengamatan, pengenalan, pengertian,

30

Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 1991, hal. 131-137.


(39)

parbuatan, keterampilan, perasaan, minat dan bakat. Dalam dunia pendidikan prestasi belajar digunakan sebagai pendorong bagi siswa dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berperan sebagai umpan balik dalam meningkatkan mutu pendidikan.

Secara garis besar Bloom bersama kawan-kawan merumuskan tujuan-tujuan pendidikan pada tiga tingkatan, yaitu:

1. Katergori tingkah laku yang masih verbal 2. Perluasan kategori menjadi sederetan tujuan

3. Tingkah laku konkret yang terdiri dari tudas-tugas dalam pertanyaan-pertanyaan sebagai ujian dan butir-butir soal

Ada tiga ranah atau domain besar yang terletak pada tingkatan kedua yang selanjutnya disebut taksonomi yaitu:

1. Ranah kognitif, ranah kognitif ini terdiri dari: a. Mengenal (recognition)

Dalam pengenalan siswa diminta untuk memilih satu dari dua atu lebih jawaban

b. Pemahaman (comprehension)

Dengan pemahaman siswa diminta untuk membuktikan bahwa ia memahami hubungan yang sederhana diantara fakta-fakta atau konsep c. Penerapan atau aplikasi (application)

Untuk penerapan atau aplikasi ini siswa dituntut memiliki kemampuan untuk menyeleksi atau memilih suatu abstrasi tertentu (konsep, hukum, dalil, aturan, gagasan, cara) secara tepat untuk diterapkan dalam suatu situasi baru dan menerapkannya secara benar

d. Analisis (analysis)

Dalam tugas analisis ini siswa diminta untuk menganalisis suatu hubungan atau situasi yang kompleks atas konsep-konsep dasar

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis ini digunakan untuk menggeneralisasi, yaitu siswa diminta untuk menggabungkan atau menyusun kembali (reorgenize) hal-hal yang spesifik agar dapat mengembangkan struktur baru


(40)

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana siswa mampu menerapkan pengetahuan dan kemampuan yang telah dimiliki untuk menilai sesuatu kasus yang diajukan oleh penyusun soal

2. Ranah Afektif, ranah afektif terdiri dari: a. Pandangan atau pendapat

Apabila guru hendak mengukur aspek afektif yang berhubungan dengan pandangan siswa maka pertanyaan yang disusun menghendaki respon yang melibatkan ekspresi, perasaan atu pribadi siswa terhadap hal-hal yang relatif sederhana tetapi bukan fakta

b. Sikap atau nilai

Dalam penilaian afektif tentang sikap ini siswa ditanya mengenai responnya yang melibatkan sikap atau nilai yang mendalam disanubarinya dan guru meminta siswa mempertahankan pendapatnya

3. Ranah Psikomotor

Ranah ini berhubungan erat dengan kerja otot sehingga menyebabkan geraknya tubuh atau bagian-bagiannya. Yang termasuk ke dalam klarifikasi gerak disini mulai dari gerak yang paling sederhana yaitu melipat kertas sampai dengan merakit suku cadang televisi serta computer31.

B. Kerangka Pikir

Proses pembelajaran fisika yang tidak menarik membuat siswa merasa jenuh dan merasa kesulitan. Hal tersebut tentunya menjadi bahan evaluasi bagi para guru atau pengajar untuk memberikan bentuk pengajaran yang berbeda dalam rangka meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam belajar fisika. Dalam hal ini guru memiliki peran yang cukup penting, bagaimana mengidentifikasi masalah menjadi lebih spesifik dan menemukan solusi yang terbaik dalam penyelesaian masalah tersebut.

31

Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2005, hal.117-121.


(41)

Di era modern seperti saat ini perkembangan ilmu teknologi sangat pesat. Ada beragam media yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan mutu pendidikan secara khusus pembelajaran fisika. Tentunya pemilihan media tersebut haruslah tepat dan efektif. Guru harus betul-betul memahami media pembelajaran yang digunakannya dan memiliki kemampuan mengelola media tersebut. Agar tujuan pembelajaran benar-benar dapat tercapai.

Proses pembelajaran yang disesuaikan dengan perkembangan tekhnologi yang terus berkembang diharapkan dapat memberi pengaruh yang besar terhadap proses penyerapan materi atau pemahaman siswa, sehingga diharapkan hasil belajar fisika siswa semakin baik.

Pembelajaran fisika berbantukan media online facebook diharapkan mampu menjadi referensi bentuk pengajaran yang baru sesuai dengan perkembangan zaman dengan tetap mengedepankan pemahaman siswa akan materi pelajaran fisika namun menyenangkan, dinamis dan interaktif sehingga pada akhirnya mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

C. Pengajuan Hipotesis

Berdasarkan uraian dalam deskripsi teoritis dan kerangka pikir diatas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah hipotesis alternatif (Ha) dan hipotesis nihil (H0) dengan:

Hipotesa alternatif (Ha) : Pembelajaran berbantukan media onlinefacebook berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar fisika pada konsep termodinamika

Hipotesa nihil (H0) : Pembelajaran berbantukan media online facebook tidak berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar fisika pada konsep termodinamika


(42)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 3 Mei 2010 sampai tanggal 19 Mei 2010 dan bertempat di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta. Jl. Ibnu Taimia IV Kompleks UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

B. Metode dan Desain Penelitian

Pada penelitian ini digunakan metode penelitian kuasi eksperimen. Sedangkan desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonequivalent control group design dimana observasi yang dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum treatment dan sesudah treatment. Observasi yang dilakukan sebelum treatment disebut pre-test, dan observasi sesudah treatment di sebut post-test. Rancangan penelitiannya adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelas Pre-test Treatment Postest

A T1 X1 T2

B T1 X2 T2

Keterangan:

A : Kelas eksperimen B : Kelas kontrol

T1 : Pre-test yang diberikan kepada kelas kontrol dan kelas eksperimen T2 : Post-test yang diberikan kepada kelas kontrol dan kelas eksperimen

X1 : Perlakuan berupa pembelajaran fisika berbantukan media onlinefacebook X2 : Perlakuan berupa pembelajaran fisika dengan metode ceramah

Ada dua kelas yang akan dibandingkan pada penelitian ini, yakni kelas A adalah kelas eksperimen dan kelas B adalah kelas kontrol. Kedua kelas tersebut di uji dengan pre-test untuk mengetahui pemahaman awal siswa pada materi termodinamika yang belum mereka pelajari. Setelah itu, kedua kelas tersebut


(43)

diberikan perlakuan berupa bentuk pembelajaran yang berbeda. Kelas A diberikan perlakuan berupa pembelajaran fisika berbantukan media online facebook, dan kelas B diberikan perlakuan pembelajaran fisika dengan metode ceramah. Setelah pemberian treatment pada kedua kelas, kedua kelas tersebut di uji lagi dengan post-test untuk mengetahui hasil belajar fisika siswa.

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya1. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta. Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut2. Yang menjadi sampel pada penelitian ini adalah dua kelas yakni kelas XI A dan kelas XI B yang dipilih dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling yakni teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu3.

D. Alur Penelitian

Tahap yang pertama kali dilakukan pada suatu penelitian adalah memilih masalah, pada tahap ini peneliti harus memilih dari mana masalah penelitian diperoleh. Apakah dari kehidupan sehari-hari atau dari buku atau literature yang lain. Tahap yang kedua adalah studi pendahuluan, tahap ini terdiri dari studi lapangan dan literature. Kedua hal tersebut dilakukan untuk mengetahui dengan jelas permasalahan yang terjadi di lapangan, untuk mengetahui segala kemungkinan dilakukannya penelitian dan untuk mengetahui apa yang sudah orang lain hasilkan dari penelitian serupa dan bagaimana permasalahan yang belum terpecahkan. Tahap ketiga adalah merumuskan masalah, yaitu tahap menentukan atau menyusun pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data yang harus didasarkan pada masalah penelitian. Tahap yang

1

Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Alfabeta Bandung, Cet ke-7, hal 117.

2

Ibid. hal. 118.

3


(44)

keempat adalah merumuskan anggapan dasar yaitu menentukan asumsi dasar atau sesuatu hal yang diyakini kebenarannya oleh peneliti. Tahap kelima adalah merumuskan hipotesis yaitu merumuskan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Tahap keenam adalah memilih pendekatan, apakah penelitian yang dilakukan secara eksperimen atau non-ekperimen. Tahap ketujuh adalah menentukan variable yaitu tahap menentukan objek penelitian atau sesuatu yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Tahap kedelapan adalah menentukan sumber data, yaitu tahap menentukan darimana data penelitian didapatkan. Tahap yang kesembilan adalah menentukan dan menyusun instrument, pada tahap ini peneliti harus menentukan jenis instrument apakan tes atau non tes. Instrument adalah alat bantu yang digunakan dalam mengumpulkan data. Sebelum digunakan instrument harus melalui tahap uji instrument dimana instrument tersebut dianalisa terlebih dahulu dengan beberapa uji, diantaranya uji validitas, uji reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda. Setelah tahap tersebut terlewati barulah instrument dapat digunakan dalam pengambilan data. Tahap kesepuluh adalah tahap mengumpulkan data, instrument yang sudah diuji tersebut diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol pada pre-test sebelum diberikan treatment dan post-test setelah diberikan treatment yang berbeda, lalu kemudian dikumpulkan seluruhnya. Tahap kesebelas adalah analisis data, pada tahap in data yang sudah diperoleh tersebut diurutkan berdasarkan nilai terbesar sampai nilai terkecil, lalu diuji dengan uji normalitas, uji homogenitas, uji normal gain dan yang terakhir dicari t-hitung dan t-tabel yang biasanya dikenal dengan uji hipotesis sehingga dapat diketahui apakah H0 atau Ha diterima atau ditolak. Tahap selanjutnya adalah menarik kesimpulan, kesempulan penelitian harus dibuat berdasarkan data yang diperoleh dan harus sinkron dengan problematic yakni hal-hal yang ingin diketahui jawabannya melalui penelitian dan hipotesis yang dihasilkan haruslah sesuai dengan data yang dikumpulkan dan sudah dianalisis secara statistic. Tahap yang terakhir adalah tahap menyusun laporan penelitian, dalam proses penyusunan ini laporan penelitian harus sesuai dengan aturan penulisan dan format laporan serta mudah dipahami oleh pembaca4.

4


(45)

Alur penelitian secara singkat dapat dilihat pada bagan berikut:

Studi pendahuluan Memilih masalah

Menyusun laporan

Menarik kesimpulan dan rekomendasi /saran Analisis data

Merumuskan anggapan dasar

Menyusun hipotesis

Menentukan variabel

Uji coba instrumen Mengumpulkan data

Menentukan dan menyusun instrumen

Menentukan sumber Memilih pendekatan

penelitian

Merumuskan masalah


(46)

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data penelitian dilaksanakan pada tanggal 3 Mei 2010 sampai dengan 19 Mei 2010. Tahap yang pertama dilakukan adalah dengan memberikan pre-test kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan bentuk soal yang sama yaitu instrumen valid. Kemudian dilaksanakan pembelajaran fisika berbantukan media online facebook di kelas eksperimen dan pembelajaran fisika dengan metode caramah (konvensional) dikelas kontrol. Materi yang diajarkan adalah materi yang sama yakni konsep termodinamika antar kelas yang satu dengan kelas yang lain yang telah disesuaikan dengan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran disekolah. Setelah pemberian materi dianggap cukup, maka kelas eksperimen dan kelas kontrol akan berikan ujian post-test dengan soal yang sama yakni instrumen valid yang selanjutnya akan dikumpulkan untuk di analisa sebagai data hasil penelitian.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat untuk mengumpulkan data5. Instrumen penelitian yang digunakan berupa tes dan angket. Instrumen tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar pada aspek kognitif siswa. Sedangkan instrumen angket digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran fisika berbantukan media online facebook. Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.6 Bentuk tes yang digunakan adalah tes objektif dengan tipe tes yakni tes pilihan ganda (multiple choice test) serta ragam yang dipakai tes objektif ini adalah tes pilihan ganda biasa dengan jumlah tes 20 butir soal termodinamika yang disusun berdasarkan kisi-kisi instrumen yang meliputi tingkat pemahaman kognitif siswa C1(pengetahuan), C2(pemahaman), C3(aplikasi), C4(analisis) dan C5(sintesis), taraf kesukaran yaitu mudah, sedang dan sulit, serta indikator pembelajaran materi termodinamika. Kemudian instrumen tersebut di uji coba, di analisa, sampai mendapatkan instrumen

5

Dr. Prasetya Irawan, M. Sc. 1999. Logika dan Prosedur Penelitian. STIA-LAN Press. Jakarta. Cet ke-1. hal 73.

6


(47)

penelitian yang valid. Instrumen soal pre-test dan post-test dibuat sama untuk mengetahui pengaruh metode pembelajaran yang berbeda dan apakah metode tersebut mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

Tabel 3.2 kisi-kisi instrumen hasil belajar materi termodinamika Kompetensi Dasar Indikator Tingkat Kesukaran Σ Soal Tingkat pemahaman

Mdh Sdg Skr C1 C2 C3 C4 C5

Menganalisi s dan menerapkan hukum termodinam ika 1.Memformula sikan hukum I Termodinamik a dan menerapkan dalam persoalan fisika sehari-hari 1, 2, 4

3 4 1,

2, 4

3

2.Memformula sikan hukum I termodinamika pada proses isobarik

5, 11, 15

3 5 11 15

3.Memformula sikan hukum I Termodinamik a pada proses isotermik

9, 12

2 9 12

4.Memformula sikan hukum I Termodinamik a pada proses isokhorik

6 10 2 6 10

5.Memformula sikan hukum I Termodinamik a pada proses adiabatik


(48)

6.Menggambar kan perubahan keadaan gas dalam diagram P-V

16 1 16

7.Memformula sikan

persamaan kapasitas kalor

17 1 17

8.Memformula sikan hukum carnot dan penerapannya dalam

kehidupan sehari-hari

19 1 19

9.Memformula sikan

persamaan pada mesin pendingin

18 14 2 18 14

10.Mengaplika sikan hukum II termodinamika dalam masalah fisika sehari-hari

7 8 20 3 7 8 20

Jumlah 5 10 5 20 4 4 4 4 4

Angket berisi pertanyaan mengenai pengaruh pembelajaran fisika berbantukan media online facebook dalam meningkatkan hasil belajar siswa sebanyak delapan butir pertanyaan yang diberikan hanya kepada kelas eksperimen setelah kelas tersebut diberikan perlakuan pembelajaran fisika berbantukan media onlinefacebook.


(49)

Tabel 3.3 Angket Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Fisika Berbantukan Media Online Facebook

No. Pertanyaan Penilaian

Ya Tidak 1. Apakah kamu menyukai proses pembelajaran fisika

online

2. Apakah kamu bebas mengemukakan pendapat dalam proses pembelajarn fisika online

3. Apakah interaksi antara guru dan siswa pada pembelajaran fisika online menjadi lebih dekat 4. Apakah proses pembelajaran fisika online mampu

membangun kerjasama antara siswa dalam memahami materi yang ditampilkan

5. Apakah tautan (materi tambahan) yang ditampilkan menambah wawasan kamu akan materi pokok termodimika

6. Apakah kamu menjadi lebih kritis dalam pembelajaran fisika online

7. Apakah dengan pembelajaran fisika online kamu bisa mengakses materi pelajaran kapanpun dan dimanapun kamu berada

8. Apakah kamu memahami materi termodinamika dengan baik setelah mengikuti pembelajaran fisika online

G. Uji Coba Instrumen Hasil Belajar

Sebelum instrumen digunakan, instrumen terlebih dahulu diuji coba, instrumen tersebut dianalisis dengan tes validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran soal, serta daya pembeda.

1.Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument7. Valid berarti instrument dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Rumus yang digunakan untuk menguji validitas tes objek adalah rumus korelasi product moment dengan angka kasar dibantu dengan software anates. Rumus ini digunakan karena skor tiap item sama yaitu item benar diberi skor satu dan item salah diberi skor nol8.

7

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002, Cet. Ke-12 hal.144

8


(50)

(

)( )

(

2

)

(

)

2

[

(

2

)

( )

2

]

.

− − − = Y Y N X X N Y X XY N rxy Keterangan :

rXY = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

ΣX = Skor tiap butir soal ΣY = Skor total

N = Jumlah siswa

Untuk menguji signifikan tidaknya koefisien korelasi validitas digunakan distribusi kurva normal dengan menggunakan uji skor-t.

t hitung =

2 1 2 xy xy r N r − − Keterangan:

t hitung = Nilai hitung koefisien validitas rxy = Koefisien korelasi tiap butir soal N = Jumlah siswa uji coba

Kemudian hasil diatas dibandingkan dengan nilai t dari tabel pada signifikansi 5 % (α = 0.05) dan derajat kebebasan (dk = n-2) Kaidah keputusannya jika hitung > tabel berarti valid, sebaliknya jika hitung < t-tabel berarti tidak valid. Jika instrumen itu valid, maka dapat dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya (r) sebagai berikut:

Tabel 3.4 Kriteria Indeks Korelasi

Rentang Keterangan 0,80 < r ≤ 1,00

0,60 < r ≤ 0,80 0,40 < r ≤ 0,60 0,20 < r ≤ 0,40 0,00 < r ≤ 0,20

Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah


(51)

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas instrument menunjukkan keajegan soal dalam memberikan hasil pengukuran. Untuk mengukur reliabilitas soal rumus yang digunakan adalah Kuder Richardson-20 (KR-20) dengan bantuan software anates:

⎥⎦

⎢⎣

=

2

2 11

1

S

pq

S

n

n

r

Keterangan :

r11 = Koefisien reliabilitas instrumen

p = Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar q = Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah Σpq = Jumlah hasil perkalian antara p dan q

n = Banyaknya item S = Standar deviasi dari tes

Untuk mengetahui keberartian koefisien reliabilitas dilakukan uji-t dengan rumus:

t hitung =

2 1 2 xy xy r N r − − Keterangan:

t hitung = Nilai hitung koefisien validitas rxy = Koefisien korelasi tiap butir soal N = Jumlah siswa uji coba

Kemudian hasil diatas dibandingkan dengan nilai t dari tabel pada signifikansi 5 % (α = 0.05) dan derajat kebebasan (dk = n-2) Kaidah keputusannya jika t-hitung > t-tabel maka instrumen dikatakan baik dan dapat dipercaya. Jika instrumen itu reliabel, maka dilihat kriteria penafsiran indeks reliabilitasnya sebagai berikut:


(52)

Tabel 3.5 Kriteria Reliabilitas

Rentang Keterangan 0,80 < r11≤ 1,00

0,60 < r11≤ 0,80 0,40 < r11≤ 0,60 0,20 < r11≤ 0,40 0,00 < r11≤ 0,20

Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah

3. Taraf Kesukaran Soal

Taraf kesukaran suatu tes digunakan untuk mengetahui kriteria tiap butir soal tergolong mudah, sedang atau sukar. Taraf kesukaran dihitung dengan menggunakan rumus dengan bantuan software anates:

JS B p=

Keterangan:

P = Indeks kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab benar N = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Kriteria yang digunakan adalah semakin kecil indeks yang diperoleh, maka soal tersebut tergolong sukar. Sebaliknya semakin besar indeks yang diperoleh, maka soal tergolong mudah. Adapun kriteria indeks taraf kesukaran soal tersebut adalah :

Tabel 3.6 Indeks Taraf kesukaran Soal

Rentang Keterangan 0,00 – 0,30

0,31 – 0,70 0,71 – 1,00

Soal kategori sukar Soal kategori sedang Soal kategori mudah


(53)

4. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Rumus yang digunakan dengan bantuan software anates:

B B

A A

J

B

J

B

D

=

Keterangan:

D = Daya pembeda soal

BA = Banyaknya siswa yang menjawab benar pada kelas atas BB = Banyaknya siswa yang menjawab benar pada kelas bawah JA = Jumlah seluruh siswa kelas atas

JB = Jumlah seluruh siswa pada kelas bawah Adapun klasifikasi dari daya pembeda:

Tabel 3.7 Klasifikasi Daya Pembeda

Rentang Keterangan 0, 00 - 0, 20

0, 21 - 0, 40 0, 41 - 0, 70 0, 71 - 1, 00

Jelek Cukup

Baik Baik Sekali

H. Teknik Analisis Data Hasil belajar

Untuk menganalisis data berupa instrumen tes maka uji statistik yang digunakan adalah uji-t. Namun sebelum menggunakan uji-t, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas sebagai syarat dilakukannya analisis data.

1.Uji Normalitas

Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah populasi yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas ini menggunakan uji Liliefors. Langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini adalah


(1)

c. Banyaknya kelas interval K = 1 + 3,3 log N

= 1 + 3,3 log 21 = 1 + 4,5 = 6

d. Panjang kelas interval I = Xmax - Xmin

K = 85 – 45

6 = 6,7 = 7

2. Mean atau Rata-rata Mx = Σ FX

N = 1430 21 = 68

3. Md = L + (d1) . i (d1 + d2)

= 65,5 + 2 . 7 (2 + 5) = 65,5 + 2 = 67, 5


(2)

4. Me = L + (1/2 N – fkb ) . i F

= 65,5 + (1/2 (21) – 19) . 7

8

= 65,5 – 7,4 = 58

5. SD =

FX

=

= ,

= ,


(3)

INSTRUMEN TERMODINAMIKA SOAL PILIHAN GANDA

1. Gas dalam ruang tertutup mengalami proses termodinamika menerima kerja dan menyerap kalor. Maka sistem akan mengalami…

a. Energi dalam bertambah besar c. Suhu gas berkurang d. Kalor gas berkurang b. Volume gas berkurang d. Usaha gas bertambah

2. Suatu gas yang volumenya 0,5 m3 perlahan-lahan dipanaskan pada tekanan tetap hingga volumenya menjadi 2 m3. Jika usaha luar gas tersebut 3x105 joule. Maka tekanan gas menjadi…

a. 1 x 105 N/m2 c. 3 x 105 N/m2 e. 5 x 105 N/m2 b. 2 x 105 N/m2 d. 4 x 105 N/m2

3. Perhatikan gambar suatu sistem dibawah ini!

Energi dalam sistem itu akan…

a. Naik 1200 Joule c. Turun 2400 Joule e. Turun 4800 Joule b. Naik 2400 Joule d. Turun 3600 Joule

4. Dalam hukum termodinamika 1 berlaku: Q = ΔU + W

Pernyataan dibawah ini benar kecuali… a. Proses adiabatik ΔW = ΔU

b. proses isokhorik Δ W = 0 c. proses isobarik ΔW = P. ΔV d. proses isotermal Δ W = Δ Q e. proses adiabatik ΔQ = 0

5. Suatu gas ideal mengalami perubahan siklus seperti pada diagram P - V di bawah ini. Kerja yang dihasilkan pada siklus ini adalah….

a. 200 kJ b. 400 kJ c. 600 kJ d. 800 kJ e. 1000 kJ

6. Diantara pernyataan di bawah ini yang terjadi pada proses Isokhorik adalah….

a. Suhu gas tetap b. Volume gas tetap c. Tekanan gas tetap d. Jumlah kalor tetap


(4)

7. Pengertian entropi dalam termodinamika adalah…

a. Suatu ukuran banyaknya energi atau kalor yang tidak dapat diubah menjadi usaha b. Usaha yang dilakukan tiap satuan waktu

c. Aliran yang berputar-putar d. Siklus yang berulang-ulang e. Perubahan bentuk energi

8. Bagaimanakah entropi (S) suatu sistem tertutup termodinamika… a. Tetap

b. Berubah dengan penambahan ΔS berharga positif c. Berubah dengan penambahan ΔS berharga negatif d. Dapat tetap atau berubah dengan harga ΔS positif

e. Dapat berubah dengan harga ΔS positif atau negatif tergantung dari macam prosesnya 9. Grafik P-V berikut, garis putus-putus menggambarkan proses isotermik. Sedangkan garis

tegas menggambarkan proses adiabatik. Grafik yang paling sesuai dalam menggambarkan kedua proses tersebut adalah…

a. b. c. d. e.

10.Usaha yang dilakukan oleh gas ideal yang mengalami proses isokhorik dari tekanan P1 sampai P2 adalah…

a. 0 c. P2 V2 e. (P1 – P2) V

b. P1V1 d. P1 / P2

11.Gas helium dengan volume 2 m3 memiliki suhu 27°C. dipanaskan secara isobarik sampai 177°C. Jika tekanan gas helium 2 x 105 N/rn2, maka gas helium melakukan usaha luar sebesar…

a. 2 x 105 J c. 6 x 105 J e. 10 x 105 J b. 4 x 105 J d. 8 x 105 J

12.Suatu sistem berupa 0,12 mol gas ideal dihubungkan dengan reservoir termal untuk menjaga suhu konstan (isothermal) pada 10oC. Sistem memiliki volume awal V1 = 1,3x10-3 m3 dan melakukan usaha W= 14 Joule. Berapakah volume akhir V2 gas tersebut…

a. V2 = 1,1 x10-3 m3 c. V2 = 1,3 x10-3 m3 e. V2 = 1,5 x10-3 m3 b. V2 = 1,2 x10-3 m3 d. V2 = 1,4 x10-3 m3

13.Suatu gas monoatomik (γ = 1, 67 ) sebanyak 25 cm3 pada suhu 15oC dan tekanan 105 N / m2 secara tiba-tiba dimampatkan menjadi 5 cm3 (secara adiabatis). Maka tekanan pada keadaan akhir adalah…


(5)

a. 15,5 x 105 N/m2 c. 13,6 x 105 N/m2 e. 11,4 x 105 N/m2 b. 14,7 x 105 N/m2 d. 12,6 x 105 N/m2

14.Diantara rumus ini yang merupakan persamaan yang digunakan untuk mengetahui jumlah kalor yang dilepas lemari es ke udara luar adalah…

a. QH = Qc+ W c. Qc = Kc + W e. Qc = Kc + W b. QH = TH+ W d. Qc = KH+ W

15.Suatu mesin kalor bekerja dengan siklus yang dibangun dari dua isobarik dan dua isokhorik seperti pada gambar di bawah ini digunakan untuk menggerakkan sebuah generator yang tegangan keluarannya 200 Volt. Apabila generator ini mendapat beban arus 5 A, maka mesin kalor tersebut dijalankan pada putaran permenit…

a. 100 rpm b. 200 rpm c. 300 rpm d. 400 rpm e. 500 rpm

16.Suatu gas monoatomik sebanyak 36 m3 pada suhu 27oC dan tekanan 105 N/m2

dimampatkan menjadi 6 m3 (Secara adiabatis) Berapakah suhu gas tersebut pada keadaan akhir jika γ = 1,4.

a. 254,5 K c. 421,1 K e. 614,3 K b. 381,5 K d. 512,2 K

17.Sebanyak 56 gram gas nitrogen dipanaskan dari suhu 360 K menjadi 480 K. Jika dipanaskan pada volume tetap, kalor yang diperlukan adalah 3 kJ. Jika massa molekul relatif nitrogen 28 g/mol. Berapakah kapasitas kalor gas tersebut pada volume tetap… a. 10,5 J/molK c. 12,5 J/molK e. 14,5 J/molK b. 11,5 J/molK d. 13,5 J/molK

18.Sejumlah makanan dilemari es menghasilkan kalor sebesar 2800 Joule. Jika lemari es memiliki koefisien kinerja K = 2. Berapakah kalor yang dilepaskan lemari es ke udara luar…

a. 1200 J c. 4200 J e. 8200 J b. 2400 J d. 6400 J

19.Sebuah mesin carnot menggunakan reservoir suhu tinggi 800 K mempunyai efisiensi sebesar 40%. Agar efisiensinya naik menjadi 50%, maka suhu reservoir suhu tinggi dinaikkan menjadi…

a. 450 K c. 960 K e. 640 K

b. 550 K d. 720 K

20.Reservoir panas bersuhu 600 K mengalirkan 1200 J kalor secara ireversibel ke reservoir dingin yang bersuhu 400 K. Tentukan perubahan entropi alam semesta.

a. 1 J/K c. 3 J/ K e. 5 J/ K


(6)

KUNCI JAWABAN SOAL INSTRUMEN PENELITIAN

Nomor Soal Kunci Jawaban Nomor Soal Kunci Jawaban

1 A 11 A 2 B 12 E 3 C 13 B 4 A 14 A 5 B 15 C 6 B 16 E 7 A 17 C 8 D 18 C 9 E 19 C 10 A 20 A