PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DALAM UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA.

PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING
DALAM UPAYA MENINGKATKAN MINAT
DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA
Purwadi1
Mulyoto2
Nunuk Suryani2
1

Mahasiswa Program Studi Teknologi Pendidikan Pascasarjana UNS
Dosen Pembimbing I Program Studi Teknologi Pendidikan Pascasarjana UNS
2
Dosen Pembimbing II Program Studi Teknologi Pendidikan Pascasarjana UNS

N
S

2

U

ABSTRAk


JA

N

A

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui minat dan pestasi belajar
matematika setelah dilakukan quantum learning. Jenis penelitian ini adalah
penelitian tindakan kelas. Subyek penelitian siswa dan guru,. Teknik
pengumpulan data dengan wawancara, observasi, dokumentasi dan tes. Alat
analisis data yang digunakan dengan analisis per siklus. Hasil penelitian
menyimpulkan bahwa penerapan model quantum learning dapat
meningkatkan minat dan prestasi belajar matematika konsep bilangan
berpangkat tiga pada siswa kelas VI SDN Purwosuman 1 Sidoharjo Sragen.
Kata Kunci: Quantum Learning, minat belajar, prestasi belajar.

R

PENDAHULUAN


Pendidikan

mempunyai

peranan

yang sangat penting untuk menjamin

kembang

hidup suatu negara, terlebih di era

pesat

S
A

Ilmu pengetahuan dan teknologi berdan


memunculkan

reformasi

hidupan termasuk dalam sistem pen-

sekarang ini sangat diperlukan sumber

A

tuntutan baru dalam segala aspek ke-

dan

globalisasi

seperti

didikan nasional. Tuntutan tersebut me-


daya manusia yang berkualitas. Sistem

nyangkut

pen-

pendidikan nasional harus dapat mem-

pembaharuan

berikan pendidikan dasar bagi setiap

kurikulum, yaitu diversifikasi kurikulum

warga negara Indonesia, agar setiap

untuk

orang mampu berperan serta dalam


S
C

pembaharuan

P
A

didikan

salah

satunya

melayani

peserta

sistem


didik

dan

potensi daerah yang beragam. Dalam

kehidupan

konteks

seiring

dan bernegara. Tujuan pendidikan me-

dengan per-wujudan pemerataan hasil

rupakan bagian yang tidak dapat di

pendidikan yang bermutu diperlukan


pisahkan

kurikulum yang dapat dipertanggung

sebagaimana

jawabkan dalam konteks lokal, nasional,

pembukaan UUD 1945 alinea ke-empat

dan global.

yaitu "Mencerdaskan kehidupan bangsa".

desentralisasi

dan

Kemudian
purwadiohpurwadi@yahoo.co.id


bermasyarakat,

dari

tujuan
tercantum

dalam

berbangsa

nasional,
dalam

Undang-Undang

32

system


pendidikan

nasional

No. 23

juan, isi, dan bahan pelajaran serta cara

tahun 2003 bab II pasal 3 berbunyi:

yang

"Pendidikan nasional bertujuan untuk

penyeleng-garaan kegiatan pembelajaran

berkembangnya potensi peserta didik

untuk


agar menjadi manusia yang beriman dan

tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi

bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak

tujuan pendidikan nasional serta ke-

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

sesuaian dengan kekhasan, kondisi dan

mandiri dan menjadi warga negara yang

potensi daerah, satuan pendidikan dan

de-mokratis serta bertanggung jawab"

peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum


(Depdiknas, 2003 : 8).

disusun oleh satuan pendidikan untuk

disempurnakan

untuk

sebagai

pedoman

tujuan

pendidikan

N
S

mencapai

U

Kurikulum

digunakan

memungkinkan

penyesuaian

program

meningkatkan mutu pendidikan secara

pendidikan

nasional. Mutu pendidikan yang tinggi

potensi yang ada di daerah. Sekolah

diperlukan

sebagai

ke-

A

menciptakan

kebutuhan

penyelenggara

dan

pendidikan/

N

untuk

dengan

hidupan yang cerdas, damai, terbuka,

satuan pendidikan mempunyai tanggung

demokratis

jawab untuk melakukan pengembangan

mampu

dapat

bersaing

JA

sehingga

dan

meningkatkan

ke-

sekolah, termasuk di dalamnya adalah

sejahteraan semua warga. Penyempurna-

yang

an

Karenanya,

dilakukan

secara

R

kurikulum

realitas

dan

konstruktif.

penyusunannya

harus

di

orientasikan

manusia kehidupan demokratis, global-

departemen pendidikan yang meliputi:

isasi, dan era otonomi daerah. Untuk

(a)

kepentingan

pe-

perluasan akses, (b) peningkatan mutu

rubahan yang cukup mendasar dalam

pendidikan dan daya saing, serta (c)

system

peningkatan

S
A

responsif terhadap penerapan hak asasi

A

tersebut

nasional,

yang

S
C

pendidikan

diperlukan

dipandang oleh berbagai pihak sudah

pada

pemerataan

tiga

kebijakan

kesempatan

good

governance

dan

dan

pencitraan publik.
Kedudukan dan peran matematika

memberikan bekal serta tidak dapat

untuk pengembangan ilmu dan peng-

P
A

tidak efektif dan tidak mampu lagi

mempersiapkan

peserta

didik

untuk

etahuan, mengingat

matematika

me-

bersaing dengan bangsa-bangsa lain di

rupakan

dunia. Perubahan mendasar tersebut

Matematika

berkaitan

yang

pelajaran yang di favoritkan. Alih-alih di

dengan sendirinya menuntut dan mem-

favoritkan, mata pelajaran ini kerap

persyaratkan berbagai perubahan pada

dianggap momok bagi sebagian besar

komponen-komponen pendidikan lain.

pe-serta

dengan

Kurikulum

kurikulum,

adalah

induk

ilmu

saat ini

didik.

pengetahuan.
belum menjadi

Tugas

pendidik

seperangkat

matematika menjadi ganda. Pertama,

rencana dan pengaturan mengenai tu-

bagaimana materi ajar sampai kepada
33

peserta didik sesuai dengan standar

pembentukan

kurikulum.

proses

matematika (positive attitudes to word

dengan

mathematical). Semua itu lazim di sebut

Kedua,

pembelajaran

bagimana

berlangsung

pelibatan peserta didik secara penuh,

mathematical power (daya kuat).

dalam artian proses pembelajaran yang
dapat

pada

tahap

kedua,

dengan

menetapkan model pembelajaran yang

menyenangkan pula. Sebuah tantangan

efektif. Pada dasarnya atmosfer pem-

bagi

untuk

belajaran merupakan hasil sinergi dari

bertindak

tiga komponen pembelajaran utama,

pendidik

senantiasa

berjalan

Masalah

matematika

berpikir

dan

N
S

berlangsung

sikap positif terhadap

kreatif di tengah kegetiran nasib guru.

yaitu

Namun, penulis yakin masih banyak

fasilitas pembelajaran. Ketiga prasyarat

pendidik yang menanggapi kegetiran

dimaksud pada akhirnya bermuara pada

hidup dengan sikap optimalistik dan

area proses dan model pembelajaran.

penuh tanggung jawab terhadap tugas

Model pembelajaran yang efektif dalam

dan kewajiban sebagai pendidik.

pembelajaran matematika antara lain

kompetensi

guru,

dan

N

A

U

siswa,

memiliki nilai relevansi dengan pen-

menyampaikan materi sesuai tuntutan

capaian daya matematika dan memberi

standar kurikulum saja masih menjadi

peluang untuk bangkitnya kreatifitas

masalah. Pembelajaran umum matema-

guru.

tika, yang di rumuskan oleh National

mbangkan suasana siswa dan sejauh

Council of Teacher of Matematics atau

mungkin

NCTM (2000) menggaris-kan, peserta

kama-juan teknologi khususnya dengan

didik harus mempelajari matematika

mengoptimalkan fungsi teknologi in-

melalui pemahaman dan aktif mem-

formasi (McKinney dan Frazier, 2008:

bangun pengetahuan baru dari peng-

201).

S
C

A

S
A

R

JA

Masalah pada tahap pertama, yakni

alaman dan pengetahuan yang dimiliki
sebelumnya.

P
A

Untuk

rumuskan

Kemudian

memanfaatkan

hal

lima

umum

tujuan

itu,

di-

pem-

akan

pelajaran

digunakan

dalam

pembelajaran.

berkomunikasi

kelompok

com-

guru

menekankan

belajaran matematika: (1) belajar untuk
(mathematical

menge-

momentum

Menurut Halat (2009: 29) sebelum
memulai

mewujudkan

berpotensi

model

yang

pengajaran

dan

Misalnya

memberi

matematika

salah

satu

komentar:

"The

munication); (2) belajar untuk bernalar

webquest model is a very effective tool

(mathematical reasoning); (3)

belajar

for teaching and learning geometry in

masalah

that it offer an alternative to lectures

untuk

memecahkan

(mathematical
belajar

problem

untuk

(mathematical

solving);

mengaitkan
connections);

(4)

given by the teacher in which students

ide

take notes". Maksudnya model webquest

(5)

merupakan

alat

yang

efektif

untuk
34

pengajaran dan pembelajaran geometri,

minat

alternatf

bilangan berpangkat tiga?; 3) Apakah

tawaran

ini

mem-berikan

belajar

matematika

ceramah oleh guru yang mana peserta

model

didik harus membuat catatan. Webquest

meningkatkan

juga memperkaya memori peserta didik,

matematika konsep bilangan berpangkat

salah satu tujuan program persiapan

tiga?.

guru adalah menolong peserta didik

quantum

konsep

learning
prestasi

dapat
belajar

N
S

Secara khusus ada tiga tujuan yang

mempelajari penggunaan teknologi yang

ingin

tepat dalam pengajaran matematika.

Pelaksanaan model Quantum Learning;

matematika

model

pembelajaran

merupakan

kunci

awal

2)

untuk

Peningkatan

mengetahui:

minat

1)

belajar

U

Penentuan

dicapai

matematika konsep bilangan berpangkat

sebagai usaha guru meningkatkan daya

tiga

matematika siswa. Model pembelajaran

Quantum Learning; dan 3) Peningkatan

yang variatif dan menyediakan banyak

prestasi

pilihan belajar memungkinkan muncul-

bilangan berpangkat tiga dengan meng-

nya

gunakan model Quantum Learning.

demikian

siswa

Karena

diberi

dengan

kemungkinan

berkembang sesuai dengan kapasitas,
belajar,

maupun

pengalaman

R

gaya

belajarnya. Kreativitas dan analisis guru

S
A

di dalam mendesain serta menelaah
kecenderungan karakter belajar siswa
mutlak diperlukan. Selain itu, mempersiswa

awal

S
C

pengetahuan

melalui

A

siapkan

pengayaan

merupakan

usaha

penting lainnya yang harus dilakukan
saat

guru

menentukan

A

belajar

matematika

model

konsep

N

siswa.

menggunakan

JA

potensi

dengan

model

pem-

P
A

belajaran yang akan di pilih dalam
usaha meningkatkan daya matematika
siswa.
Berdasarkan latar belakang masalah

di atas, permasalahan peneliti ini dapat
dirumuskan: 1) Bagaimana pelaksanaan
model quantum learning di kelas VI SDN

Purwosuman 1 Kecamatan Sidoharjo
Kabupaten Sragen?; 2) Apakah model
quantum learning dapat meningkatkan

METODE
Penelitian dilakukan di kelas VI SDN
Purwosuman 1 Sidoharjo Sragen. Alasan
pemilihan sekolah ini karena sekolah ini
memerlukan

inovasi

pembelajaran,

khususnya

dalam

pembelajaran

matematika. Teknik pengumpulan data
menggunakan metode tes, observasi dan
dokumentasi.
Adapun

teknik

yang

digunakan

untuk memeriksa validasi data dalam
penelitian ini adalah triangulasi dan
review informan. Prosedur penelitian
yang

dilakukan

dalam

penelitian

tindakan kelas ini adalah ber-bentuk
siklus, dan akan dilaksanakan dengan 3
siklus

setiap

siklus

terdiri

dari

1

pertemuan (2 jam pelajaran). Analisis
data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah teknik analisis kuantitatif

35

komparatif,

yaitu

membandingkan

minat dan prestasi belajar siswa setelah

hasil kerja, l. Memberikan pemantapan
dan umpan balik kepada siswa.

menggunakan quantum learning dengan

Tahap Refleksi, hasil yang dicapai

cara membandingkan hasil belajar pada

setelah

pratindakan, siklus I, siklus II, dan siklus

peni-ngkatan minat dan prestasi belajar

III.

siswa

mbelajaran dengan penerapan model
Quantum Learning sebagai berikut:
Tahap Pelaksanaan Tindakan, pada
tahap ini, kegiatan inti pembelajaran
yang dilakukan adalah sebagai berikut:

waktu

yang

sesuai

dan

tepat,

b.

Menunjukkan penguasaan materi yang
c.

Penyampaian

lengkap

dan

urut,

materi

jelas,

R

baik,

d.

Menciptakan

S
A

suasana belajar yang aktif dan kondusif
(menyediakan musik, taman, dan tempat
duduk yang variatif); e. Membangkitkan
siswa

dalam

A

semangat

mengikuti

pembelajaran dengan penerapan model
learning;

S
C

quantum

kesempatan

f.

kepada

Memberikan
siswa

untuk

bertanya tentang materi yang belum

P
A

jelas, g. Memberikan pertanyaan atau
tugas

selama

pembelajaran,

h.

Membimbing siswa dalam pembahasan
materi, i. Menciptakan kerja-sama antar
siswa;

j.

Memberikan

meningkat

menjadi

aktif.

Berdasarkan hasil wawancara dengan
teman

sejawat

diketahui

bahwa

kelemahan yang masih ada walau-pun
hanya sedikit ternyata partisipasi kurang
merata untuk keseluruhan siswa. Namun
sudah banyak siswa yang menunjukkan
partisipasi yang meningkat, sementara
siswa lainnya masih pasif. Ditinjau dari

JA

a. Menggunakan metode dan alokasi

learning

N
S

dapat dijelaskan bahwa pelaksanaan pe-

yang

quantum

U

maka

model

dengan

A

penelitian,

pembelajaran

adanya

N

hasil

menunjukkan

melalui

penerapan

HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan

siklus

kesem-patan

kepada siswa untuk bertanya tentang
materi yang belum jelas, Membantu
pemahaman siswa, k. Memberi kesempatan bagi siswa untuk melaporkan

prestasi belajar masih ada beberapa
siswa yang nilainya di bawah nilai KKM
(5 siswa = 14,71%). Adapun faktor-faktor
yang

menjadi

penyebab

kurangnya

partisipasi siswa adalah: Guru kurang
maksimal dalam melibatkan siswa yang
pasif, sehingga siswa tertentu saja yang
antusias dalam mengikuti pembe-lajaran
dengan

penerapan

model

quantum

learning, aktivitas pembelajaran siswa
yang berdiskusi, memberikan res-pon
terhadap penjelasan guru, dan berlatih
di dalam kelompok belum menunjukkan hasil yang maksimal atau siswa
kurang

aktif.

kurangnya

Hal

motivasi

ini

disebabkan

guru

secara

maksimal kepada siswa dan siswa merasa kurang terbiasa dengan metode
model

quantum

learning

yang

di-

terapkan oleh guru.

36

yang

Berdasarkan grafik 1. di atas dapat

Tes

disimpul-kan bahwa pada hasil peng-

Siklus I, II, dan III yang diberikan, baik

amatan pra siklus, anak yang tergolong

nilai yang diperoleh dengan katagori

mempunyai minat sangat rendah ada 5

ketuntasan-nya, nilai secara perorangan

siswa (14,71%) dan minat sangat tinggi

maupun melihat pada nilai rata-rata

hanya sebanyak 1 siswa (2,94%) sedang-

kelasnya sudah dapat menggambarkan

kan yang tergolong mempunyai minat

suatu keberhasilan yang memuaskan, ini

belajar rendah ada 15 siswa (44,12%),

berarti menunjukkan adanya pengaruh

minat

yang signifikan dari penerapan model

(32,35%) dan minat tinggi hanya sebesar

quan-tum learning terhadap peningkat-

2 siswa (5,88%).

dilakukan

selama

minat

sebanyak

11

siswa

belajar

Pada siklus I, anak yang tergolong

Matematika siswa Kelas VI SD Negeri

mempunyai minat sangat rendah ber-

Purwosuman 1 Sragen Tahun Pelajaran

kurang

2012/2013.

data

(8,33%), yang tergolong minat rendah

keseluruhan sebagai perwujudan adanya

ada 8 siswa (23,53%), minat sedang

kebenaran

sebanyak

Dari

analisis

empirik,

penelitian

A

dan

sedang

ini

menjadi

sebanyak

3

siswa

N

prestasi

pelaksanaan

JA

an

pengamatan

N
S

hasil

U

Dari

12

sis-wa

(35,29%),

minat

tinggi ada 7 siswa (20,59%) dan minat

dengan

suatu

sangat tinggi se-banyak 4 siswa (11,76%).

pembelajaran dengan penerapan model

Pada siklus II, anak yang tergolong

harapan

S
A

quantum learning.

kinerja

R

menunjukkan satu hasil yang sesuai

Seperti telah dijelaskan pada pe-

mempunyai minat sangat rendah berkurang

menjadi

sebanyak

2

siswa

(5,88%), yang tergolong minat rendah

diketahui perbandingan minat belajar

ada 3 siswa

Matematika konsep bilangan berpangkat

sebanyak 7 siswa (20,59%), minat tinggi

S
C

A

laksanaan dan refleksi hasil penelitian

dengan

penerapan

model

quantum

learning pada siswa kelas VI SD Negeri

P
A

Purwosuman 1 Sragen dapat dilihat
pada grafik berikut:

Frekuensi

tinggi sebanyak 5 siswa (14,71%).
Pada siklus III, anak yang tergolong

kurang

15

14

menjadi

sebanyak

1

siswa

(2,29%), yang tergolong minat rendah

12
11

12
10

8

Prasiklus
7

8

2

ada 17 siswa (50,0%) dan minat sangat

17
15

16

4

sedang

mempunyai minat sangat rendah ber-

Perbandingan Minat Belajar Siswa Per Siklus

18

6

(8,82%), minat

8

8

7

3

2

3
1

4
2

2

Siklus I
Siklus II

5

5

1

ada 2 siswa

(5,88%), minat

sedang

Siklus III

sebanyak 8 siswa (23,53%), minat tinggi

0
Sangat
Rendah

Rendah

Sedang

Tinggi

Sangat
Tinggi

ada 15 siswa (44,12%) dan minat sangat

Minat Belajar

Gambar 1. Diagram Batang Perbandingan
MinatBelajar per Siklus

tinggi sebanyak 8 siswa (23,53%).
Berdasarkan analisis data seperti
yang sudah diuraikan di muka, di mana
37

nilai rata-rata kelas dari pra siklus

Dari tabel dan diagram di atas

sebesar 62,2 meningkat pada tes Siklus I

menunjukan bahwa nilai yang diperoleh

menjadi 69,90 bahkan kemudian me-

siswa

ningkat lagi pada hasil tes Siklus II

Perolehan nilai Pra Siklus, siswa yang

menjadi 77,30 dan siklus III sebesar

memperoleh nilai tuntas ada 8 siswa,

81,00 maka dapat disimpulkan bahwa

yang belum tuntas ada 14 siswa (41,2%);

“penggunaan

2) Perolehan nilai Siklus I siswa yang

dapat

model quantum

meningkatkan

hasil

memperoleh

sebagai

nilai

berikut:

1)

N
S

learning

teknik

adalah

tuntas

bertambah

menjadi 21 siswa (61,76%) dan yang

SD

belum tuntas 13 siswa (38,24%); 3) Pero-

Negeri

Sragen”.

Purwosuman

Adapun

1

Masaran

perbandingan

hasil

lehan

U

belajar Matematika bagi siswa Kelas VI

nilai

Siklus

II

siswa

yang

memperoleh nilai tuntas bertambah lagi

dilihat pada tabel berikut :

25 siswa (73,53%), yang belum tuntas

A

belajar dan tingkat ketuntasan dapat

ada 9 siswa (26,47%); 4) Perolehan nilai

Perbandingan Hasil Test Tiap Siklus (Pra

Siklus III siswa yang memperoleh nilai

Siklus, Siklus I, Siklus II dan III)

tuntas bertambah lagi 29 siswa (85,29%),

Interval

1

Siklus

Siklus I

Siklus II

yang belum tuntas ada 5 siswa (14,71%).

Siklus III

Hal ini menunjukan suatu keberhasilan

< 65

20 58.8 13 38.2 9 26.5 5 14.7

65-100 14 41.2 21 61.7 25 73.5 29 85.3

S
A

2

Nilai

Nilai

R

No

Pra

Nilai

JA

Nilai

Sumber: Data yang diolah.
Dari

tabel

2.

Nilai

N

Tabel 1.

dari penggunaan teknik model quantum
learning dapat meningkatkan hasil belajar

siswa

Kelas

VI

SD

Negeri

Purwosuman 1 Sragen.

Ketuntasan

Berdasarkan

hasil

penelitian

ter-

sebut dapat diketahui bahwa ternyata

siklus I, Siklus II, dan Siklus III dapat

pembelajaran dengan penerapan model

S
C

A

Pembelajaran Matematika Pra Siklus,

ditunjukan

dalam

bentuk

Diagram

seperti tampak pada gambar berikut :

P
A
Frekuensi

oleh DePorter dan Hernacki (2011 : 13),

29
25

25

bahwa deng-an belajar menggunakan

21

20

20
15

minat belajar siswa. Hal ini sesuai
dengan pendapat yang dikemukakan

Perfbandingan Nilai Ketuntasan Pra Siklus, Siklus I, II, dan III

35
30

quantum learning dapat meningkatkan

< 65
14

65-100

13

Quantum Lear-ning akan didapatkan

9

10

5

5
0
Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

Siklus III

berbagai manfaat, yaitu: 1) bersikap
positif; 2) meningkatkan motivasi; 3)

Siklus

keterampilan belajar seumur hidup; 4)
Gb 2. Diagram Batang Ketuntasan nilai Pra
siklus, Siklus I, II, dan III

kepercayaan diri; 5) sukses atau hasil
belajar

meningkat.

Dalam

kegiatan

belajar mengajar di kelas, “Quantum
38

menggunakan

Learning”

berbagai

tertarik pada bidang atau hal tertentu

macam metode ceramah, tanya jawab,

atau

diskusi, kerja kelompok, dan metode

dalam bidang itu. Dalam penerapan

pemberian

tugas.

Metode

quantum

bermanfaat

untuk

mengetahui

yang

sudah

diajarkan

ceramah

dan

fakta
proses

merasa

senang

learning,

berkecimpung

akan

didapatkan

suatu pena-taan lingkungan belajar yang
baik,

dapat

memupuk

sikap

juara,

dari

gaya

pemikiran yang telah diketahui serta

membebaskan

untuk

agar

belajarnya, membiasakan anak untuk

dalam

membaca dan mencatat, dan berikutnya

keberanian

mengemukakan pertanyaan, menjawab

N
S

mempunyai

siswa

adalah menjadikan anak lebih kreatif.

U

merangsang

murid

Oleh karena itu, hasil penelitian ini

kerja kelompok akan membuat siswa

didukung oleh penelitian yang dilakukan

aktif mencari bahan untuk menyelesai-

oleh Suparman (2009) yang meneliti

kan tugas dan menggalang kerjasama

tentang

dan

Quantum Learning Dalam Upaya Pening-

dalam

kelompok.

"Implementasi

N

kekompakan

A

atau mengusulkan pendapat. Metode

Pendekatan

katan

siswa untuk mencari dan mengolah

Matematika (Penelitian Tindak-an Kelas

sendiri informasi dan komunikasi serta

di

dapat membantu siswa untuk mengem-

Karanganyar)".

Peningkatan

bangkan

pendidikan

sekolah

kreativitasnya,

R

JA

Metode pemberian tugas akan membina

sehingga

Kreativitas

SMP

dan

Negeri

di

Hasil

2

Belajar

Mojogedang,
kualitas

tidak

dapat

dilepaskan dari proses pembelajaran di

belajar siswa.

kelas yang melibatkan interaksi antara

Selain

itu,

S
A

dengan demikian akan timbul minat

dilihat

dari

prestasi

guru

dengan

peserta

didik.

Guru

memegang

ngalami peningkatan, hal ini disebab-

pendidikan dan pengajaran di sekolah.

S
C

A

belajar dari tiap siklus, ternyata me-

peranan

dalam

kan oleh meningkatnya minat belajar

Dalam

siswa

kelas merupakan problem bagi guru,

setelah

dalam

pembelajaran

P
A

diterapkan model quantum learning. Hal
ini

sebagaimana

dinyatakan

karena

pembelajaran

penting

guru

matematika

dituntut

di

mempunyai

oleh

keterampilan mengajar. Penelitian ini

DePorter dan Hernacki (2011: 49), bahwa

bertujuan untuk mengetahui kesulitan

minat dan motivasi sangat diperlukan

guru dalam pembelajaran matematika,

dalam belajar karena dengan adanya

mengetahui

motivasi dan minat maka keinginan

menimbulkan

kesulitan,

untuk belajar akan selalu ada. Minat

mengetahui

upaya

menurut Winkel (2003: 30) bahwa,”

dilaksanakan dalam mengatasi kesulitan

minat adalah kecenderungan yang agak

tersebut. Hasil penelitian menyimpulkan

menetap dalam subyek untuk merasa

bahwa

sebab-sebab

dengan

dan
yang

yang
untuk
telah

menerapkan
39

pembelajaran

dengan

pendekatan

dapat

meningkatkan

minat

belajar

quantum learning dapat meningkatkan

Matematika konsep bilangan berpangkat

kreatifitas dan hasil belajar Matematika

tiga

siswa.

Purwosuman 1 Sidoharjo Sragen, hal ini

dengan

inti,

guru

menggunakan

metode dan alokasi waktu yang sesuai

penguasaan

guru
materi

menyampaikan

menunjukkan

yang baik,

guru

materi jelas, lengkap

dan urut, b. Kegiatan umum, guru

menciptakan suasana belajar yang aktif
(menyediakan

musik,

R

kondusif

taman, dan tempat duduk yang variatif),

S
A

guru membangkitkan semangat siswa
dalam mengikuti pembelajaran dengan
model quantum learning,

A

guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya tentang materi
belum

jelas,

S
C

yang

memberikan

pertanyaan atau tugas selama pembelajaran, membimbing siswa dalam pem-

P
A

bahasan materi, menciptakan kerjasama
antar siswa, memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya tentang
materi yang belum jelas, membantu
pemahaman siswa, memberi kesempatan bagi siswa untuk melaporkan hasil
kerja,dan memberikan pemantapan dan
umpan

balik

Penerapan

kepada

model

siswa;

quantum

yang ter-golong mempunyai minat ada
22 siswa (64,71%), pada siklus II yang
mempunyai minat belajar meningkat
menjadi 25 siswa (73,53%), dan pada
siklus III siswa yang mempunyai minat
belajar me-ningkat lagi menjadi 30 siswa
(88,24%); (3) Penerapan model quantum
learning

dapat

meningkatkan

output

yang berupa prestasi belajar Matematika

JA

tepat,

20 siswa (58,82%), siklus I meningkat

N
S

pembelajaran

kan dengan beberapa kegiatan: a. Pada

penerapan

SDN

U

model

menggunakan quantum learning dilaku-

dan

VI

A

dapat disimpulkan bahwa: (1) Pelak-

dan

kelas

yang tergolong mempunyai minat hanya

N

Hasil penelitian yang telah dilakukan

kegiatan

siswa

dapat dilihat pada nilai pra siklus siswa

SIMPULAN

sanaan

pada

(2)

learning

Konsep Bilangan Berpangkat Tiga pada
siswa kelas VI SDN Purwosuman 1
Sidoharjo Sragen, hal ini dapat dilihat
pada nilai pra siklus yang siswa yang
tuntas hanya 14 siswa (41,2%), siklus I
sebanyak 21 siswa (61,76%), pada siklus
II yang termasuk tuntas ada 25 siswa
(73,53%), dan pada siklus III yang sudah
termasuk

tuntas

menjadi

29

siswa

(85,29%).
DAFTAR PUSTAKA
Binti Muchsini. 2004. Tesis: Pengaruh
Penerapan Model Pembelajaran
Problem Based Learning Terhadap
Prestasi
Belajar
Komputer
Akuntansi Ditinjau Dari Minat
Mahasiswa (Studi Eksperimen Pada
Program Pendidikan Ekonomi FKIP
UNS Surakarta). Surakarta: PPs
UNS
Budiningsuh, C. Asri. 2005. Belajar dan
Pembelajaran. Yogyakarta: Rineka
Cipta.
Retno, Endang Palupi. 2002. Tesis: Pengaruh Penggunaan Media Pendidikan dan Minat Profesi Sekretaris Terhadap Prestasi Belajar
40

N

A

U

N
S

Strong E.K.1931. Change and Interest
with Age. USA: Stanford Uni-versity
Press
Supardjo. 2004. Matematika Gemar
Berhitung 6. Solo: Tiga Serangkai.
Suparman. 2009. Implementasi Pendekatan Quantum Learning Dalam
Upaya Peningkatan Kreativitas dan
Hasil
Belajar
Pendidikan
Matematika. Tesis Magister UNS.
Sutama. 2000. Peningkatan Efektifitas
Pe-mbelajaran Matematika Melalui
Pembenahan Gaya Mengajar Guru
Di SLTP Negeri 18 Surakarta. Tesis
Magister PPS UNY.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.
Bandung: Alfa Beta.
Syaiful Bakri Djamariah. 1994. Prestasi
Belajar dan Kompetensi Guru.
Surabaya: Usaha Nasional
Undang-Undang
Dasar
Republik
Indonesia 1945.
Undang-Undang
Dasar
Republik
Indonesia No. 20 Tahun 2003.
Tentang
Sistem
Pendidikan
Nasional. Jakarta: Depdiknas.
Winkel, WS. 1998. Psikologi Pengajaran.
Jakarta:
PT
Gramedia

P
A

S
C

A

S
A

R

JA

Manajemen
Perkantoran.
Surakarta: PPs UNS.
Halat, Erdogan. 2009. Perspectives of PreService Middle and Secondary
Mathematics Teacher on the Use of
Webquests
in
Teaching
and
Learning
Geometry.
Afyon
Kocatepe University, College of
Education,
Department
of
Secondary
Science
and
Mathematics Education, Turkey.
Vol. 16. No 1.
Hidi, Suzanne.1990. Interest and Its
Contrubution as a Mental Resource
for Lerning dalam Winter Vol 60,
No.4
Kahveci, M,. dan Imamoglu, Y. 2007. The
Journal of Computers in Mathematics and Science Teaching.
Bogazici University Turkey. Vol.
26, Iss. 2; pg. 137, 17 pgs.
Kartini Kartono.1990. Pengantar Metode
Riset Sosial. Bandung: Mandar Maju
Kunandar. 2007. Guru Profesional
Implementasi KTSP. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Kurt Singer. 1991. Metode Belajar dan
Ke-sulitan
Belajar.
Bandung:
Transito
McKinney, S., dan Frazier, W. 2008. The
Clearing
House.
Dominion
University,
George
Mason
University, Fairfax,Virginia. Vol. 81,
Iss. 5; pg. 201, 10 pgs.
Mendez, E,. Casadesus, M,. dan Ciurana,
Q. 2006. Innovation in Educational
and
Teaching
International.
University of Gironia, Spain. Vol.
43, Iss. 3; pg. 313, 12 pgs.
Ngalim Purwanto. 2002. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Ngware, M.W., dan Ndirangu. M., 2005.
Quality Assurance in Education.
Department
of
Educational
Administration
and
Planning,
Department of Curriculum and
Instruction, Egerton University,
Njoro, Kenya. Vol. 13, Iss. 3; pg.
183, 19 pgs.
Oemar Hamalik. 2001.Proses Belajar dan
Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor
Yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan
Supardi. 2007. Penelitian Tindakan
Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Sumadi Suryabrata. 2002. Psikologi
Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.

41

42

P
A
S
C
A
S
A
R
JA
A

N

U
N
S