PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DALAM UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA.
PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING
DALAM UPAYA MENINGKATKAN MINAT
DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA
Purwadi1
Mulyoto2
Nunuk Suryani2
1
Mahasiswa Program Studi Teknologi Pendidikan Pascasarjana UNS
Dosen Pembimbing I Program Studi Teknologi Pendidikan Pascasarjana UNS
2
Dosen Pembimbing II Program Studi Teknologi Pendidikan Pascasarjana UNS
N
S
2
U
ABSTRAk
JA
N
A
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui minat dan pestasi belajar
matematika setelah dilakukan quantum learning. Jenis penelitian ini adalah
penelitian tindakan kelas. Subyek penelitian siswa dan guru,. Teknik
pengumpulan data dengan wawancara, observasi, dokumentasi dan tes. Alat
analisis data yang digunakan dengan analisis per siklus. Hasil penelitian
menyimpulkan bahwa penerapan model quantum learning dapat
meningkatkan minat dan prestasi belajar matematika konsep bilangan
berpangkat tiga pada siswa kelas VI SDN Purwosuman 1 Sidoharjo Sragen.
Kata Kunci: Quantum Learning, minat belajar, prestasi belajar.
R
PENDAHULUAN
Pendidikan
mempunyai
peranan
yang sangat penting untuk menjamin
kembang
hidup suatu negara, terlebih di era
pesat
S
A
Ilmu pengetahuan dan teknologi berdan
memunculkan
reformasi
hidupan termasuk dalam sistem pen-
sekarang ini sangat diperlukan sumber
A
tuntutan baru dalam segala aspek ke-
dan
globalisasi
seperti
didikan nasional. Tuntutan tersebut me-
daya manusia yang berkualitas. Sistem
nyangkut
pen-
pendidikan nasional harus dapat mem-
pembaharuan
berikan pendidikan dasar bagi setiap
kurikulum, yaitu diversifikasi kurikulum
warga negara Indonesia, agar setiap
untuk
orang mampu berperan serta dalam
S
C
pembaharuan
P
A
didikan
salah
satunya
melayani
peserta
sistem
didik
dan
potensi daerah yang beragam. Dalam
kehidupan
konteks
seiring
dan bernegara. Tujuan pendidikan me-
dengan per-wujudan pemerataan hasil
rupakan bagian yang tidak dapat di
pendidikan yang bermutu diperlukan
pisahkan
kurikulum yang dapat dipertanggung
sebagaimana
jawabkan dalam konteks lokal, nasional,
pembukaan UUD 1945 alinea ke-empat
dan global.
yaitu "Mencerdaskan kehidupan bangsa".
desentralisasi
dan
Kemudian
purwadiohpurwadi@yahoo.co.id
bermasyarakat,
dari
tujuan
tercantum
dalam
berbangsa
nasional,
dalam
Undang-Undang
32
system
pendidikan
nasional
No. 23
juan, isi, dan bahan pelajaran serta cara
tahun 2003 bab II pasal 3 berbunyi:
yang
"Pendidikan nasional bertujuan untuk
penyeleng-garaan kegiatan pembelajaran
berkembangnya potensi peserta didik
untuk
agar menjadi manusia yang beriman dan
tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi
bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak
tujuan pendidikan nasional serta ke-
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
sesuaian dengan kekhasan, kondisi dan
mandiri dan menjadi warga negara yang
potensi daerah, satuan pendidikan dan
de-mokratis serta bertanggung jawab"
peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum
(Depdiknas, 2003 : 8).
disusun oleh satuan pendidikan untuk
disempurnakan
untuk
sebagai
pedoman
tujuan
pendidikan
N
S
mencapai
U
Kurikulum
digunakan
memungkinkan
penyesuaian
program
meningkatkan mutu pendidikan secara
pendidikan
nasional. Mutu pendidikan yang tinggi
potensi yang ada di daerah. Sekolah
diperlukan
sebagai
ke-
A
menciptakan
kebutuhan
penyelenggara
dan
pendidikan/
N
untuk
dengan
hidupan yang cerdas, damai, terbuka,
satuan pendidikan mempunyai tanggung
demokratis
jawab untuk melakukan pengembangan
mampu
dapat
bersaing
JA
sehingga
dan
meningkatkan
ke-
sekolah, termasuk di dalamnya adalah
sejahteraan semua warga. Penyempurna-
yang
an
Karenanya,
dilakukan
secara
R
kurikulum
realitas
dan
konstruktif.
penyusunannya
harus
di
orientasikan
manusia kehidupan demokratis, global-
departemen pendidikan yang meliputi:
isasi, dan era otonomi daerah. Untuk
(a)
kepentingan
pe-
perluasan akses, (b) peningkatan mutu
rubahan yang cukup mendasar dalam
pendidikan dan daya saing, serta (c)
system
peningkatan
S
A
responsif terhadap penerapan hak asasi
A
tersebut
nasional,
yang
S
C
pendidikan
diperlukan
dipandang oleh berbagai pihak sudah
pada
pemerataan
tiga
kebijakan
kesempatan
good
governance
dan
dan
pencitraan publik.
Kedudukan dan peran matematika
memberikan bekal serta tidak dapat
untuk pengembangan ilmu dan peng-
P
A
tidak efektif dan tidak mampu lagi
mempersiapkan
peserta
didik
untuk
etahuan, mengingat
matematika
me-
bersaing dengan bangsa-bangsa lain di
rupakan
dunia. Perubahan mendasar tersebut
Matematika
berkaitan
yang
pelajaran yang di favoritkan. Alih-alih di
dengan sendirinya menuntut dan mem-
favoritkan, mata pelajaran ini kerap
persyaratkan berbagai perubahan pada
dianggap momok bagi sebagian besar
komponen-komponen pendidikan lain.
pe-serta
dengan
Kurikulum
kurikulum,
adalah
induk
ilmu
saat ini
didik.
pengetahuan.
belum menjadi
Tugas
pendidik
seperangkat
matematika menjadi ganda. Pertama,
rencana dan pengaturan mengenai tu-
bagaimana materi ajar sampai kepada
33
peserta didik sesuai dengan standar
pembentukan
kurikulum.
proses
matematika (positive attitudes to word
dengan
mathematical). Semua itu lazim di sebut
Kedua,
pembelajaran
bagimana
berlangsung
pelibatan peserta didik secara penuh,
mathematical power (daya kuat).
dalam artian proses pembelajaran yang
dapat
pada
tahap
kedua,
dengan
menetapkan model pembelajaran yang
menyenangkan pula. Sebuah tantangan
efektif. Pada dasarnya atmosfer pem-
bagi
untuk
belajaran merupakan hasil sinergi dari
bertindak
tiga komponen pembelajaran utama,
pendidik
senantiasa
berjalan
Masalah
matematika
berpikir
dan
N
S
berlangsung
sikap positif terhadap
kreatif di tengah kegetiran nasib guru.
yaitu
Namun, penulis yakin masih banyak
fasilitas pembelajaran. Ketiga prasyarat
pendidik yang menanggapi kegetiran
dimaksud pada akhirnya bermuara pada
hidup dengan sikap optimalistik dan
area proses dan model pembelajaran.
penuh tanggung jawab terhadap tugas
Model pembelajaran yang efektif dalam
dan kewajiban sebagai pendidik.
pembelajaran matematika antara lain
kompetensi
guru,
dan
N
A
U
siswa,
memiliki nilai relevansi dengan pen-
menyampaikan materi sesuai tuntutan
capaian daya matematika dan memberi
standar kurikulum saja masih menjadi
peluang untuk bangkitnya kreatifitas
masalah. Pembelajaran umum matema-
guru.
tika, yang di rumuskan oleh National
mbangkan suasana siswa dan sejauh
Council of Teacher of Matematics atau
mungkin
NCTM (2000) menggaris-kan, peserta
kama-juan teknologi khususnya dengan
didik harus mempelajari matematika
mengoptimalkan fungsi teknologi in-
melalui pemahaman dan aktif mem-
formasi (McKinney dan Frazier, 2008:
bangun pengetahuan baru dari peng-
201).
S
C
A
S
A
R
JA
Masalah pada tahap pertama, yakni
alaman dan pengetahuan yang dimiliki
sebelumnya.
P
A
Untuk
rumuskan
Kemudian
memanfaatkan
hal
lima
umum
tujuan
itu,
di-
pem-
akan
pelajaran
digunakan
dalam
pembelajaran.
berkomunikasi
kelompok
com-
guru
menekankan
belajaran matematika: (1) belajar untuk
(mathematical
menge-
momentum
Menurut Halat (2009: 29) sebelum
memulai
mewujudkan
berpotensi
model
yang
pengajaran
dan
Misalnya
memberi
matematika
salah
satu
komentar:
"The
munication); (2) belajar untuk bernalar
webquest model is a very effective tool
(mathematical reasoning); (3)
belajar
for teaching and learning geometry in
masalah
that it offer an alternative to lectures
untuk
memecahkan
(mathematical
belajar
problem
untuk
(mathematical
solving);
mengaitkan
connections);
(4)
given by the teacher in which students
ide
take notes". Maksudnya model webquest
(5)
merupakan
alat
yang
efektif
untuk
34
pengajaran dan pembelajaran geometri,
minat
alternatf
bilangan berpangkat tiga?; 3) Apakah
tawaran
ini
mem-berikan
belajar
matematika
ceramah oleh guru yang mana peserta
model
didik harus membuat catatan. Webquest
meningkatkan
juga memperkaya memori peserta didik,
matematika konsep bilangan berpangkat
salah satu tujuan program persiapan
tiga?.
guru adalah menolong peserta didik
quantum
konsep
learning
prestasi
dapat
belajar
N
S
Secara khusus ada tiga tujuan yang
mempelajari penggunaan teknologi yang
ingin
tepat dalam pengajaran matematika.
Pelaksanaan model Quantum Learning;
matematika
model
pembelajaran
merupakan
kunci
awal
2)
untuk
Peningkatan
mengetahui:
minat
1)
belajar
U
Penentuan
dicapai
matematika konsep bilangan berpangkat
sebagai usaha guru meningkatkan daya
tiga
matematika siswa. Model pembelajaran
Quantum Learning; dan 3) Peningkatan
yang variatif dan menyediakan banyak
prestasi
pilihan belajar memungkinkan muncul-
bilangan berpangkat tiga dengan meng-
nya
gunakan model Quantum Learning.
demikian
siswa
Karena
diberi
dengan
kemungkinan
berkembang sesuai dengan kapasitas,
belajar,
maupun
pengalaman
R
gaya
belajarnya. Kreativitas dan analisis guru
S
A
di dalam mendesain serta menelaah
kecenderungan karakter belajar siswa
mutlak diperlukan. Selain itu, mempersiswa
awal
S
C
pengetahuan
melalui
A
siapkan
pengayaan
merupakan
usaha
penting lainnya yang harus dilakukan
saat
guru
menentukan
A
belajar
matematika
model
konsep
N
siswa.
menggunakan
JA
potensi
dengan
model
pem-
P
A
belajaran yang akan di pilih dalam
usaha meningkatkan daya matematika
siswa.
Berdasarkan latar belakang masalah
di atas, permasalahan peneliti ini dapat
dirumuskan: 1) Bagaimana pelaksanaan
model quantum learning di kelas VI SDN
Purwosuman 1 Kecamatan Sidoharjo
Kabupaten Sragen?; 2) Apakah model
quantum learning dapat meningkatkan
METODE
Penelitian dilakukan di kelas VI SDN
Purwosuman 1 Sidoharjo Sragen. Alasan
pemilihan sekolah ini karena sekolah ini
memerlukan
inovasi
pembelajaran,
khususnya
dalam
pembelajaran
matematika. Teknik pengumpulan data
menggunakan metode tes, observasi dan
dokumentasi.
Adapun
teknik
yang
digunakan
untuk memeriksa validasi data dalam
penelitian ini adalah triangulasi dan
review informan. Prosedur penelitian
yang
dilakukan
dalam
penelitian
tindakan kelas ini adalah ber-bentuk
siklus, dan akan dilaksanakan dengan 3
siklus
setiap
siklus
terdiri
dari
1
pertemuan (2 jam pelajaran). Analisis
data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah teknik analisis kuantitatif
35
komparatif,
yaitu
membandingkan
minat dan prestasi belajar siswa setelah
hasil kerja, l. Memberikan pemantapan
dan umpan balik kepada siswa.
menggunakan quantum learning dengan
Tahap Refleksi, hasil yang dicapai
cara membandingkan hasil belajar pada
setelah
pratindakan, siklus I, siklus II, dan siklus
peni-ngkatan minat dan prestasi belajar
III.
siswa
mbelajaran dengan penerapan model
Quantum Learning sebagai berikut:
Tahap Pelaksanaan Tindakan, pada
tahap ini, kegiatan inti pembelajaran
yang dilakukan adalah sebagai berikut:
waktu
yang
sesuai
dan
tepat,
b.
Menunjukkan penguasaan materi yang
c.
Penyampaian
lengkap
dan
urut,
materi
jelas,
R
baik,
d.
Menciptakan
S
A
suasana belajar yang aktif dan kondusif
(menyediakan musik, taman, dan tempat
duduk yang variatif); e. Membangkitkan
siswa
dalam
A
semangat
mengikuti
pembelajaran dengan penerapan model
learning;
S
C
quantum
kesempatan
f.
kepada
Memberikan
siswa
untuk
bertanya tentang materi yang belum
P
A
jelas, g. Memberikan pertanyaan atau
tugas
selama
pembelajaran,
h.
Membimbing siswa dalam pembahasan
materi, i. Menciptakan kerja-sama antar
siswa;
j.
Memberikan
meningkat
menjadi
aktif.
Berdasarkan hasil wawancara dengan
teman
sejawat
diketahui
bahwa
kelemahan yang masih ada walau-pun
hanya sedikit ternyata partisipasi kurang
merata untuk keseluruhan siswa. Namun
sudah banyak siswa yang menunjukkan
partisipasi yang meningkat, sementara
siswa lainnya masih pasif. Ditinjau dari
JA
a. Menggunakan metode dan alokasi
learning
N
S
dapat dijelaskan bahwa pelaksanaan pe-
yang
quantum
U
maka
model
dengan
A
penelitian,
pembelajaran
adanya
N
hasil
menunjukkan
melalui
penerapan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan
siklus
kesem-patan
kepada siswa untuk bertanya tentang
materi yang belum jelas, Membantu
pemahaman siswa, k. Memberi kesempatan bagi siswa untuk melaporkan
prestasi belajar masih ada beberapa
siswa yang nilainya di bawah nilai KKM
(5 siswa = 14,71%). Adapun faktor-faktor
yang
menjadi
penyebab
kurangnya
partisipasi siswa adalah: Guru kurang
maksimal dalam melibatkan siswa yang
pasif, sehingga siswa tertentu saja yang
antusias dalam mengikuti pembe-lajaran
dengan
penerapan
model
quantum
learning, aktivitas pembelajaran siswa
yang berdiskusi, memberikan res-pon
terhadap penjelasan guru, dan berlatih
di dalam kelompok belum menunjukkan hasil yang maksimal atau siswa
kurang
aktif.
kurangnya
Hal
motivasi
ini
disebabkan
guru
secara
maksimal kepada siswa dan siswa merasa kurang terbiasa dengan metode
model
quantum
learning
yang
di-
terapkan oleh guru.
36
yang
Berdasarkan grafik 1. di atas dapat
Tes
disimpul-kan bahwa pada hasil peng-
Siklus I, II, dan III yang diberikan, baik
amatan pra siklus, anak yang tergolong
nilai yang diperoleh dengan katagori
mempunyai minat sangat rendah ada 5
ketuntasan-nya, nilai secara perorangan
siswa (14,71%) dan minat sangat tinggi
maupun melihat pada nilai rata-rata
hanya sebanyak 1 siswa (2,94%) sedang-
kelasnya sudah dapat menggambarkan
kan yang tergolong mempunyai minat
suatu keberhasilan yang memuaskan, ini
belajar rendah ada 15 siswa (44,12%),
berarti menunjukkan adanya pengaruh
minat
yang signifikan dari penerapan model
(32,35%) dan minat tinggi hanya sebesar
quan-tum learning terhadap peningkat-
2 siswa (5,88%).
dilakukan
selama
minat
sebanyak
11
siswa
belajar
Pada siklus I, anak yang tergolong
Matematika siswa Kelas VI SD Negeri
mempunyai minat sangat rendah ber-
Purwosuman 1 Sragen Tahun Pelajaran
kurang
2012/2013.
data
(8,33%), yang tergolong minat rendah
keseluruhan sebagai perwujudan adanya
ada 8 siswa (23,53%), minat sedang
kebenaran
sebanyak
Dari
analisis
empirik,
penelitian
A
dan
sedang
ini
menjadi
sebanyak
3
siswa
N
prestasi
pelaksanaan
JA
an
pengamatan
N
S
hasil
U
Dari
12
sis-wa
(35,29%),
minat
tinggi ada 7 siswa (20,59%) dan minat
dengan
suatu
sangat tinggi se-banyak 4 siswa (11,76%).
pembelajaran dengan penerapan model
Pada siklus II, anak yang tergolong
harapan
S
A
quantum learning.
kinerja
R
menunjukkan satu hasil yang sesuai
Seperti telah dijelaskan pada pe-
mempunyai minat sangat rendah berkurang
menjadi
sebanyak
2
siswa
(5,88%), yang tergolong minat rendah
diketahui perbandingan minat belajar
ada 3 siswa
Matematika konsep bilangan berpangkat
sebanyak 7 siswa (20,59%), minat tinggi
S
C
A
laksanaan dan refleksi hasil penelitian
dengan
penerapan
model
quantum
learning pada siswa kelas VI SD Negeri
P
A
Purwosuman 1 Sragen dapat dilihat
pada grafik berikut:
Frekuensi
tinggi sebanyak 5 siswa (14,71%).
Pada siklus III, anak yang tergolong
kurang
15
14
menjadi
sebanyak
1
siswa
(2,29%), yang tergolong minat rendah
12
11
12
10
8
Prasiklus
7
8
2
ada 17 siswa (50,0%) dan minat sangat
17
15
16
4
sedang
mempunyai minat sangat rendah ber-
Perbandingan Minat Belajar Siswa Per Siklus
18
6
(8,82%), minat
8
8
7
3
2
3
1
4
2
2
Siklus I
Siklus II
5
5
1
ada 2 siswa
(5,88%), minat
sedang
Siklus III
sebanyak 8 siswa (23,53%), minat tinggi
0
Sangat
Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat
Tinggi
ada 15 siswa (44,12%) dan minat sangat
Minat Belajar
Gambar 1. Diagram Batang Perbandingan
MinatBelajar per Siklus
tinggi sebanyak 8 siswa (23,53%).
Berdasarkan analisis data seperti
yang sudah diuraikan di muka, di mana
37
nilai rata-rata kelas dari pra siklus
Dari tabel dan diagram di atas
sebesar 62,2 meningkat pada tes Siklus I
menunjukan bahwa nilai yang diperoleh
menjadi 69,90 bahkan kemudian me-
siswa
ningkat lagi pada hasil tes Siklus II
Perolehan nilai Pra Siklus, siswa yang
menjadi 77,30 dan siklus III sebesar
memperoleh nilai tuntas ada 8 siswa,
81,00 maka dapat disimpulkan bahwa
yang belum tuntas ada 14 siswa (41,2%);
“penggunaan
2) Perolehan nilai Siklus I siswa yang
dapat
model quantum
meningkatkan
hasil
memperoleh
sebagai
nilai
berikut:
1)
N
S
learning
teknik
adalah
tuntas
bertambah
menjadi 21 siswa (61,76%) dan yang
SD
belum tuntas 13 siswa (38,24%); 3) Pero-
Negeri
Sragen”.
Purwosuman
Adapun
1
Masaran
perbandingan
hasil
lehan
U
belajar Matematika bagi siswa Kelas VI
nilai
Siklus
II
siswa
yang
memperoleh nilai tuntas bertambah lagi
dilihat pada tabel berikut :
25 siswa (73,53%), yang belum tuntas
A
belajar dan tingkat ketuntasan dapat
ada 9 siswa (26,47%); 4) Perolehan nilai
Perbandingan Hasil Test Tiap Siklus (Pra
Siklus III siswa yang memperoleh nilai
Siklus, Siklus I, Siklus II dan III)
tuntas bertambah lagi 29 siswa (85,29%),
Interval
1
Siklus
Siklus I
Siklus II
yang belum tuntas ada 5 siswa (14,71%).
Siklus III
Hal ini menunjukan suatu keberhasilan
< 65
20 58.8 13 38.2 9 26.5 5 14.7
65-100 14 41.2 21 61.7 25 73.5 29 85.3
S
A
2
Nilai
Nilai
R
No
Pra
Nilai
JA
Nilai
Sumber: Data yang diolah.
Dari
tabel
2.
Nilai
N
Tabel 1.
dari penggunaan teknik model quantum
learning dapat meningkatkan hasil belajar
siswa
Kelas
VI
SD
Negeri
Purwosuman 1 Sragen.
Ketuntasan
Berdasarkan
hasil
penelitian
ter-
sebut dapat diketahui bahwa ternyata
siklus I, Siklus II, dan Siklus III dapat
pembelajaran dengan penerapan model
S
C
A
Pembelajaran Matematika Pra Siklus,
ditunjukan
dalam
bentuk
Diagram
seperti tampak pada gambar berikut :
P
A
Frekuensi
oleh DePorter dan Hernacki (2011 : 13),
29
25
25
bahwa deng-an belajar menggunakan
21
20
20
15
minat belajar siswa. Hal ini sesuai
dengan pendapat yang dikemukakan
Perfbandingan Nilai Ketuntasan Pra Siklus, Siklus I, II, dan III
35
30
quantum learning dapat meningkatkan
< 65
14
65-100
13
Quantum Lear-ning akan didapatkan
9
10
5
5
0
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Siklus III
berbagai manfaat, yaitu: 1) bersikap
positif; 2) meningkatkan motivasi; 3)
Siklus
keterampilan belajar seumur hidup; 4)
Gb 2. Diagram Batang Ketuntasan nilai Pra
siklus, Siklus I, II, dan III
kepercayaan diri; 5) sukses atau hasil
belajar
meningkat.
Dalam
kegiatan
belajar mengajar di kelas, “Quantum
38
menggunakan
Learning”
berbagai
tertarik pada bidang atau hal tertentu
macam metode ceramah, tanya jawab,
atau
diskusi, kerja kelompok, dan metode
dalam bidang itu. Dalam penerapan
pemberian
tugas.
Metode
quantum
bermanfaat
untuk
mengetahui
yang
sudah
diajarkan
ceramah
dan
fakta
proses
merasa
senang
learning,
berkecimpung
akan
didapatkan
suatu pena-taan lingkungan belajar yang
baik,
dapat
memupuk
sikap
juara,
dari
gaya
pemikiran yang telah diketahui serta
membebaskan
untuk
agar
belajarnya, membiasakan anak untuk
dalam
membaca dan mencatat, dan berikutnya
keberanian
mengemukakan pertanyaan, menjawab
N
S
mempunyai
siswa
adalah menjadikan anak lebih kreatif.
U
merangsang
murid
Oleh karena itu, hasil penelitian ini
kerja kelompok akan membuat siswa
didukung oleh penelitian yang dilakukan
aktif mencari bahan untuk menyelesai-
oleh Suparman (2009) yang meneliti
kan tugas dan menggalang kerjasama
tentang
dan
Quantum Learning Dalam Upaya Pening-
dalam
kelompok.
"Implementasi
N
kekompakan
A
atau mengusulkan pendapat. Metode
Pendekatan
katan
siswa untuk mencari dan mengolah
Matematika (Penelitian Tindak-an Kelas
sendiri informasi dan komunikasi serta
di
dapat membantu siswa untuk mengem-
Karanganyar)".
Peningkatan
bangkan
pendidikan
sekolah
kreativitasnya,
R
JA
Metode pemberian tugas akan membina
sehingga
Kreativitas
SMP
dan
Negeri
di
Hasil
2
Belajar
Mojogedang,
kualitas
tidak
dapat
dilepaskan dari proses pembelajaran di
belajar siswa.
kelas yang melibatkan interaksi antara
Selain
itu,
S
A
dengan demikian akan timbul minat
dilihat
dari
prestasi
guru
dengan
peserta
didik.
Guru
memegang
ngalami peningkatan, hal ini disebab-
pendidikan dan pengajaran di sekolah.
S
C
A
belajar dari tiap siklus, ternyata me-
peranan
dalam
kan oleh meningkatnya minat belajar
Dalam
siswa
kelas merupakan problem bagi guru,
setelah
dalam
pembelajaran
P
A
diterapkan model quantum learning. Hal
ini
sebagaimana
dinyatakan
karena
pembelajaran
penting
guru
matematika
dituntut
di
mempunyai
oleh
keterampilan mengajar. Penelitian ini
DePorter dan Hernacki (2011: 49), bahwa
bertujuan untuk mengetahui kesulitan
minat dan motivasi sangat diperlukan
guru dalam pembelajaran matematika,
dalam belajar karena dengan adanya
mengetahui
motivasi dan minat maka keinginan
menimbulkan
kesulitan,
untuk belajar akan selalu ada. Minat
mengetahui
upaya
menurut Winkel (2003: 30) bahwa,”
dilaksanakan dalam mengatasi kesulitan
minat adalah kecenderungan yang agak
tersebut. Hasil penelitian menyimpulkan
menetap dalam subyek untuk merasa
bahwa
sebab-sebab
dengan
dan
yang
yang
untuk
telah
menerapkan
39
pembelajaran
dengan
pendekatan
dapat
meningkatkan
minat
belajar
quantum learning dapat meningkatkan
Matematika konsep bilangan berpangkat
kreatifitas dan hasil belajar Matematika
tiga
siswa.
Purwosuman 1 Sidoharjo Sragen, hal ini
dengan
inti,
guru
menggunakan
metode dan alokasi waktu yang sesuai
penguasaan
guru
materi
menyampaikan
menunjukkan
yang baik,
guru
materi jelas, lengkap
dan urut, b. Kegiatan umum, guru
menciptakan suasana belajar yang aktif
(menyediakan
musik,
R
kondusif
taman, dan tempat duduk yang variatif),
S
A
guru membangkitkan semangat siswa
dalam mengikuti pembelajaran dengan
model quantum learning,
A
guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya tentang materi
belum
jelas,
S
C
yang
memberikan
pertanyaan atau tugas selama pembelajaran, membimbing siswa dalam pem-
P
A
bahasan materi, menciptakan kerjasama
antar siswa, memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya tentang
materi yang belum jelas, membantu
pemahaman siswa, memberi kesempatan bagi siswa untuk melaporkan hasil
kerja,dan memberikan pemantapan dan
umpan
balik
Penerapan
kepada
model
siswa;
quantum
yang ter-golong mempunyai minat ada
22 siswa (64,71%), pada siklus II yang
mempunyai minat belajar meningkat
menjadi 25 siswa (73,53%), dan pada
siklus III siswa yang mempunyai minat
belajar me-ningkat lagi menjadi 30 siswa
(88,24%); (3) Penerapan model quantum
learning
dapat
meningkatkan
output
yang berupa prestasi belajar Matematika
JA
tepat,
20 siswa (58,82%), siklus I meningkat
N
S
pembelajaran
kan dengan beberapa kegiatan: a. Pada
penerapan
SDN
U
model
menggunakan quantum learning dilaku-
dan
VI
A
dapat disimpulkan bahwa: (1) Pelak-
dan
kelas
yang tergolong mempunyai minat hanya
N
Hasil penelitian yang telah dilakukan
kegiatan
siswa
dapat dilihat pada nilai pra siklus siswa
SIMPULAN
sanaan
pada
(2)
learning
Konsep Bilangan Berpangkat Tiga pada
siswa kelas VI SDN Purwosuman 1
Sidoharjo Sragen, hal ini dapat dilihat
pada nilai pra siklus yang siswa yang
tuntas hanya 14 siswa (41,2%), siklus I
sebanyak 21 siswa (61,76%), pada siklus
II yang termasuk tuntas ada 25 siswa
(73,53%), dan pada siklus III yang sudah
termasuk
tuntas
menjadi
29
siswa
(85,29%).
DAFTAR PUSTAKA
Binti Muchsini. 2004. Tesis: Pengaruh
Penerapan Model Pembelajaran
Problem Based Learning Terhadap
Prestasi
Belajar
Komputer
Akuntansi Ditinjau Dari Minat
Mahasiswa (Studi Eksperimen Pada
Program Pendidikan Ekonomi FKIP
UNS Surakarta). Surakarta: PPs
UNS
Budiningsuh, C. Asri. 2005. Belajar dan
Pembelajaran. Yogyakarta: Rineka
Cipta.
Retno, Endang Palupi. 2002. Tesis: Pengaruh Penggunaan Media Pendidikan dan Minat Profesi Sekretaris Terhadap Prestasi Belajar
40
N
A
U
N
S
Strong E.K.1931. Change and Interest
with Age. USA: Stanford Uni-versity
Press
Supardjo. 2004. Matematika Gemar
Berhitung 6. Solo: Tiga Serangkai.
Suparman. 2009. Implementasi Pendekatan Quantum Learning Dalam
Upaya Peningkatan Kreativitas dan
Hasil
Belajar
Pendidikan
Matematika. Tesis Magister UNS.
Sutama. 2000. Peningkatan Efektifitas
Pe-mbelajaran Matematika Melalui
Pembenahan Gaya Mengajar Guru
Di SLTP Negeri 18 Surakarta. Tesis
Magister PPS UNY.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.
Bandung: Alfa Beta.
Syaiful Bakri Djamariah. 1994. Prestasi
Belajar dan Kompetensi Guru.
Surabaya: Usaha Nasional
Undang-Undang
Dasar
Republik
Indonesia 1945.
Undang-Undang
Dasar
Republik
Indonesia No. 20 Tahun 2003.
Tentang
Sistem
Pendidikan
Nasional. Jakarta: Depdiknas.
Winkel, WS. 1998. Psikologi Pengajaran.
Jakarta:
PT
Gramedia
P
A
S
C
A
S
A
R
JA
Manajemen
Perkantoran.
Surakarta: PPs UNS.
Halat, Erdogan. 2009. Perspectives of PreService Middle and Secondary
Mathematics Teacher on the Use of
Webquests
in
Teaching
and
Learning
Geometry.
Afyon
Kocatepe University, College of
Education,
Department
of
Secondary
Science
and
Mathematics Education, Turkey.
Vol. 16. No 1.
Hidi, Suzanne.1990. Interest and Its
Contrubution as a Mental Resource
for Lerning dalam Winter Vol 60,
No.4
Kahveci, M,. dan Imamoglu, Y. 2007. The
Journal of Computers in Mathematics and Science Teaching.
Bogazici University Turkey. Vol.
26, Iss. 2; pg. 137, 17 pgs.
Kartini Kartono.1990. Pengantar Metode
Riset Sosial. Bandung: Mandar Maju
Kunandar. 2007. Guru Profesional
Implementasi KTSP. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Kurt Singer. 1991. Metode Belajar dan
Ke-sulitan
Belajar.
Bandung:
Transito
McKinney, S., dan Frazier, W. 2008. The
Clearing
House.
Dominion
University,
George
Mason
University, Fairfax,Virginia. Vol. 81,
Iss. 5; pg. 201, 10 pgs.
Mendez, E,. Casadesus, M,. dan Ciurana,
Q. 2006. Innovation in Educational
and
Teaching
International.
University of Gironia, Spain. Vol.
43, Iss. 3; pg. 313, 12 pgs.
Ngalim Purwanto. 2002. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Ngware, M.W., dan Ndirangu. M., 2005.
Quality Assurance in Education.
Department
of
Educational
Administration
and
Planning,
Department of Curriculum and
Instruction, Egerton University,
Njoro, Kenya. Vol. 13, Iss. 3; pg.
183, 19 pgs.
Oemar Hamalik. 2001.Proses Belajar dan
Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor
Yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan
Supardi. 2007. Penelitian Tindakan
Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Sumadi Suryabrata. 2002. Psikologi
Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
41
42
P
A
S
C
A
S
A
R
JA
A
N
U
N
S
DALAM UPAYA MENINGKATKAN MINAT
DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA
Purwadi1
Mulyoto2
Nunuk Suryani2
1
Mahasiswa Program Studi Teknologi Pendidikan Pascasarjana UNS
Dosen Pembimbing I Program Studi Teknologi Pendidikan Pascasarjana UNS
2
Dosen Pembimbing II Program Studi Teknologi Pendidikan Pascasarjana UNS
N
S
2
U
ABSTRAk
JA
N
A
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui minat dan pestasi belajar
matematika setelah dilakukan quantum learning. Jenis penelitian ini adalah
penelitian tindakan kelas. Subyek penelitian siswa dan guru,. Teknik
pengumpulan data dengan wawancara, observasi, dokumentasi dan tes. Alat
analisis data yang digunakan dengan analisis per siklus. Hasil penelitian
menyimpulkan bahwa penerapan model quantum learning dapat
meningkatkan minat dan prestasi belajar matematika konsep bilangan
berpangkat tiga pada siswa kelas VI SDN Purwosuman 1 Sidoharjo Sragen.
Kata Kunci: Quantum Learning, minat belajar, prestasi belajar.
R
PENDAHULUAN
Pendidikan
mempunyai
peranan
yang sangat penting untuk menjamin
kembang
hidup suatu negara, terlebih di era
pesat
S
A
Ilmu pengetahuan dan teknologi berdan
memunculkan
reformasi
hidupan termasuk dalam sistem pen-
sekarang ini sangat diperlukan sumber
A
tuntutan baru dalam segala aspek ke-
dan
globalisasi
seperti
didikan nasional. Tuntutan tersebut me-
daya manusia yang berkualitas. Sistem
nyangkut
pen-
pendidikan nasional harus dapat mem-
pembaharuan
berikan pendidikan dasar bagi setiap
kurikulum, yaitu diversifikasi kurikulum
warga negara Indonesia, agar setiap
untuk
orang mampu berperan serta dalam
S
C
pembaharuan
P
A
didikan
salah
satunya
melayani
peserta
sistem
didik
dan
potensi daerah yang beragam. Dalam
kehidupan
konteks
seiring
dan bernegara. Tujuan pendidikan me-
dengan per-wujudan pemerataan hasil
rupakan bagian yang tidak dapat di
pendidikan yang bermutu diperlukan
pisahkan
kurikulum yang dapat dipertanggung
sebagaimana
jawabkan dalam konteks lokal, nasional,
pembukaan UUD 1945 alinea ke-empat
dan global.
yaitu "Mencerdaskan kehidupan bangsa".
desentralisasi
dan
Kemudian
purwadiohpurwadi@yahoo.co.id
bermasyarakat,
dari
tujuan
tercantum
dalam
berbangsa
nasional,
dalam
Undang-Undang
32
system
pendidikan
nasional
No. 23
juan, isi, dan bahan pelajaran serta cara
tahun 2003 bab II pasal 3 berbunyi:
yang
"Pendidikan nasional bertujuan untuk
penyeleng-garaan kegiatan pembelajaran
berkembangnya potensi peserta didik
untuk
agar menjadi manusia yang beriman dan
tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi
bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak
tujuan pendidikan nasional serta ke-
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
sesuaian dengan kekhasan, kondisi dan
mandiri dan menjadi warga negara yang
potensi daerah, satuan pendidikan dan
de-mokratis serta bertanggung jawab"
peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum
(Depdiknas, 2003 : 8).
disusun oleh satuan pendidikan untuk
disempurnakan
untuk
sebagai
pedoman
tujuan
pendidikan
N
S
mencapai
U
Kurikulum
digunakan
memungkinkan
penyesuaian
program
meningkatkan mutu pendidikan secara
pendidikan
nasional. Mutu pendidikan yang tinggi
potensi yang ada di daerah. Sekolah
diperlukan
sebagai
ke-
A
menciptakan
kebutuhan
penyelenggara
dan
pendidikan/
N
untuk
dengan
hidupan yang cerdas, damai, terbuka,
satuan pendidikan mempunyai tanggung
demokratis
jawab untuk melakukan pengembangan
mampu
dapat
bersaing
JA
sehingga
dan
meningkatkan
ke-
sekolah, termasuk di dalamnya adalah
sejahteraan semua warga. Penyempurna-
yang
an
Karenanya,
dilakukan
secara
R
kurikulum
realitas
dan
konstruktif.
penyusunannya
harus
di
orientasikan
manusia kehidupan demokratis, global-
departemen pendidikan yang meliputi:
isasi, dan era otonomi daerah. Untuk
(a)
kepentingan
pe-
perluasan akses, (b) peningkatan mutu
rubahan yang cukup mendasar dalam
pendidikan dan daya saing, serta (c)
system
peningkatan
S
A
responsif terhadap penerapan hak asasi
A
tersebut
nasional,
yang
S
C
pendidikan
diperlukan
dipandang oleh berbagai pihak sudah
pada
pemerataan
tiga
kebijakan
kesempatan
good
governance
dan
dan
pencitraan publik.
Kedudukan dan peran matematika
memberikan bekal serta tidak dapat
untuk pengembangan ilmu dan peng-
P
A
tidak efektif dan tidak mampu lagi
mempersiapkan
peserta
didik
untuk
etahuan, mengingat
matematika
me-
bersaing dengan bangsa-bangsa lain di
rupakan
dunia. Perubahan mendasar tersebut
Matematika
berkaitan
yang
pelajaran yang di favoritkan. Alih-alih di
dengan sendirinya menuntut dan mem-
favoritkan, mata pelajaran ini kerap
persyaratkan berbagai perubahan pada
dianggap momok bagi sebagian besar
komponen-komponen pendidikan lain.
pe-serta
dengan
Kurikulum
kurikulum,
adalah
induk
ilmu
saat ini
didik.
pengetahuan.
belum menjadi
Tugas
pendidik
seperangkat
matematika menjadi ganda. Pertama,
rencana dan pengaturan mengenai tu-
bagaimana materi ajar sampai kepada
33
peserta didik sesuai dengan standar
pembentukan
kurikulum.
proses
matematika (positive attitudes to word
dengan
mathematical). Semua itu lazim di sebut
Kedua,
pembelajaran
bagimana
berlangsung
pelibatan peserta didik secara penuh,
mathematical power (daya kuat).
dalam artian proses pembelajaran yang
dapat
pada
tahap
kedua,
dengan
menetapkan model pembelajaran yang
menyenangkan pula. Sebuah tantangan
efektif. Pada dasarnya atmosfer pem-
bagi
untuk
belajaran merupakan hasil sinergi dari
bertindak
tiga komponen pembelajaran utama,
pendidik
senantiasa
berjalan
Masalah
matematika
berpikir
dan
N
S
berlangsung
sikap positif terhadap
kreatif di tengah kegetiran nasib guru.
yaitu
Namun, penulis yakin masih banyak
fasilitas pembelajaran. Ketiga prasyarat
pendidik yang menanggapi kegetiran
dimaksud pada akhirnya bermuara pada
hidup dengan sikap optimalistik dan
area proses dan model pembelajaran.
penuh tanggung jawab terhadap tugas
Model pembelajaran yang efektif dalam
dan kewajiban sebagai pendidik.
pembelajaran matematika antara lain
kompetensi
guru,
dan
N
A
U
siswa,
memiliki nilai relevansi dengan pen-
menyampaikan materi sesuai tuntutan
capaian daya matematika dan memberi
standar kurikulum saja masih menjadi
peluang untuk bangkitnya kreatifitas
masalah. Pembelajaran umum matema-
guru.
tika, yang di rumuskan oleh National
mbangkan suasana siswa dan sejauh
Council of Teacher of Matematics atau
mungkin
NCTM (2000) menggaris-kan, peserta
kama-juan teknologi khususnya dengan
didik harus mempelajari matematika
mengoptimalkan fungsi teknologi in-
melalui pemahaman dan aktif mem-
formasi (McKinney dan Frazier, 2008:
bangun pengetahuan baru dari peng-
201).
S
C
A
S
A
R
JA
Masalah pada tahap pertama, yakni
alaman dan pengetahuan yang dimiliki
sebelumnya.
P
A
Untuk
rumuskan
Kemudian
memanfaatkan
hal
lima
umum
tujuan
itu,
di-
pem-
akan
pelajaran
digunakan
dalam
pembelajaran.
berkomunikasi
kelompok
com-
guru
menekankan
belajaran matematika: (1) belajar untuk
(mathematical
menge-
momentum
Menurut Halat (2009: 29) sebelum
memulai
mewujudkan
berpotensi
model
yang
pengajaran
dan
Misalnya
memberi
matematika
salah
satu
komentar:
"The
munication); (2) belajar untuk bernalar
webquest model is a very effective tool
(mathematical reasoning); (3)
belajar
for teaching and learning geometry in
masalah
that it offer an alternative to lectures
untuk
memecahkan
(mathematical
belajar
problem
untuk
(mathematical
solving);
mengaitkan
connections);
(4)
given by the teacher in which students
ide
take notes". Maksudnya model webquest
(5)
merupakan
alat
yang
efektif
untuk
34
pengajaran dan pembelajaran geometri,
minat
alternatf
bilangan berpangkat tiga?; 3) Apakah
tawaran
ini
mem-berikan
belajar
matematika
ceramah oleh guru yang mana peserta
model
didik harus membuat catatan. Webquest
meningkatkan
juga memperkaya memori peserta didik,
matematika konsep bilangan berpangkat
salah satu tujuan program persiapan
tiga?.
guru adalah menolong peserta didik
quantum
konsep
learning
prestasi
dapat
belajar
N
S
Secara khusus ada tiga tujuan yang
mempelajari penggunaan teknologi yang
ingin
tepat dalam pengajaran matematika.
Pelaksanaan model Quantum Learning;
matematika
model
pembelajaran
merupakan
kunci
awal
2)
untuk
Peningkatan
mengetahui:
minat
1)
belajar
U
Penentuan
dicapai
matematika konsep bilangan berpangkat
sebagai usaha guru meningkatkan daya
tiga
matematika siswa. Model pembelajaran
Quantum Learning; dan 3) Peningkatan
yang variatif dan menyediakan banyak
prestasi
pilihan belajar memungkinkan muncul-
bilangan berpangkat tiga dengan meng-
nya
gunakan model Quantum Learning.
demikian
siswa
Karena
diberi
dengan
kemungkinan
berkembang sesuai dengan kapasitas,
belajar,
maupun
pengalaman
R
gaya
belajarnya. Kreativitas dan analisis guru
S
A
di dalam mendesain serta menelaah
kecenderungan karakter belajar siswa
mutlak diperlukan. Selain itu, mempersiswa
awal
S
C
pengetahuan
melalui
A
siapkan
pengayaan
merupakan
usaha
penting lainnya yang harus dilakukan
saat
guru
menentukan
A
belajar
matematika
model
konsep
N
siswa.
menggunakan
JA
potensi
dengan
model
pem-
P
A
belajaran yang akan di pilih dalam
usaha meningkatkan daya matematika
siswa.
Berdasarkan latar belakang masalah
di atas, permasalahan peneliti ini dapat
dirumuskan: 1) Bagaimana pelaksanaan
model quantum learning di kelas VI SDN
Purwosuman 1 Kecamatan Sidoharjo
Kabupaten Sragen?; 2) Apakah model
quantum learning dapat meningkatkan
METODE
Penelitian dilakukan di kelas VI SDN
Purwosuman 1 Sidoharjo Sragen. Alasan
pemilihan sekolah ini karena sekolah ini
memerlukan
inovasi
pembelajaran,
khususnya
dalam
pembelajaran
matematika. Teknik pengumpulan data
menggunakan metode tes, observasi dan
dokumentasi.
Adapun
teknik
yang
digunakan
untuk memeriksa validasi data dalam
penelitian ini adalah triangulasi dan
review informan. Prosedur penelitian
yang
dilakukan
dalam
penelitian
tindakan kelas ini adalah ber-bentuk
siklus, dan akan dilaksanakan dengan 3
siklus
setiap
siklus
terdiri
dari
1
pertemuan (2 jam pelajaran). Analisis
data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah teknik analisis kuantitatif
35
komparatif,
yaitu
membandingkan
minat dan prestasi belajar siswa setelah
hasil kerja, l. Memberikan pemantapan
dan umpan balik kepada siswa.
menggunakan quantum learning dengan
Tahap Refleksi, hasil yang dicapai
cara membandingkan hasil belajar pada
setelah
pratindakan, siklus I, siklus II, dan siklus
peni-ngkatan minat dan prestasi belajar
III.
siswa
mbelajaran dengan penerapan model
Quantum Learning sebagai berikut:
Tahap Pelaksanaan Tindakan, pada
tahap ini, kegiatan inti pembelajaran
yang dilakukan adalah sebagai berikut:
waktu
yang
sesuai
dan
tepat,
b.
Menunjukkan penguasaan materi yang
c.
Penyampaian
lengkap
dan
urut,
materi
jelas,
R
baik,
d.
Menciptakan
S
A
suasana belajar yang aktif dan kondusif
(menyediakan musik, taman, dan tempat
duduk yang variatif); e. Membangkitkan
siswa
dalam
A
semangat
mengikuti
pembelajaran dengan penerapan model
learning;
S
C
quantum
kesempatan
f.
kepada
Memberikan
siswa
untuk
bertanya tentang materi yang belum
P
A
jelas, g. Memberikan pertanyaan atau
tugas
selama
pembelajaran,
h.
Membimbing siswa dalam pembahasan
materi, i. Menciptakan kerja-sama antar
siswa;
j.
Memberikan
meningkat
menjadi
aktif.
Berdasarkan hasil wawancara dengan
teman
sejawat
diketahui
bahwa
kelemahan yang masih ada walau-pun
hanya sedikit ternyata partisipasi kurang
merata untuk keseluruhan siswa. Namun
sudah banyak siswa yang menunjukkan
partisipasi yang meningkat, sementara
siswa lainnya masih pasif. Ditinjau dari
JA
a. Menggunakan metode dan alokasi
learning
N
S
dapat dijelaskan bahwa pelaksanaan pe-
yang
quantum
U
maka
model
dengan
A
penelitian,
pembelajaran
adanya
N
hasil
menunjukkan
melalui
penerapan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan
siklus
kesem-patan
kepada siswa untuk bertanya tentang
materi yang belum jelas, Membantu
pemahaman siswa, k. Memberi kesempatan bagi siswa untuk melaporkan
prestasi belajar masih ada beberapa
siswa yang nilainya di bawah nilai KKM
(5 siswa = 14,71%). Adapun faktor-faktor
yang
menjadi
penyebab
kurangnya
partisipasi siswa adalah: Guru kurang
maksimal dalam melibatkan siswa yang
pasif, sehingga siswa tertentu saja yang
antusias dalam mengikuti pembe-lajaran
dengan
penerapan
model
quantum
learning, aktivitas pembelajaran siswa
yang berdiskusi, memberikan res-pon
terhadap penjelasan guru, dan berlatih
di dalam kelompok belum menunjukkan hasil yang maksimal atau siswa
kurang
aktif.
kurangnya
Hal
motivasi
ini
disebabkan
guru
secara
maksimal kepada siswa dan siswa merasa kurang terbiasa dengan metode
model
quantum
learning
yang
di-
terapkan oleh guru.
36
yang
Berdasarkan grafik 1. di atas dapat
Tes
disimpul-kan bahwa pada hasil peng-
Siklus I, II, dan III yang diberikan, baik
amatan pra siklus, anak yang tergolong
nilai yang diperoleh dengan katagori
mempunyai minat sangat rendah ada 5
ketuntasan-nya, nilai secara perorangan
siswa (14,71%) dan minat sangat tinggi
maupun melihat pada nilai rata-rata
hanya sebanyak 1 siswa (2,94%) sedang-
kelasnya sudah dapat menggambarkan
kan yang tergolong mempunyai minat
suatu keberhasilan yang memuaskan, ini
belajar rendah ada 15 siswa (44,12%),
berarti menunjukkan adanya pengaruh
minat
yang signifikan dari penerapan model
(32,35%) dan minat tinggi hanya sebesar
quan-tum learning terhadap peningkat-
2 siswa (5,88%).
dilakukan
selama
minat
sebanyak
11
siswa
belajar
Pada siklus I, anak yang tergolong
Matematika siswa Kelas VI SD Negeri
mempunyai minat sangat rendah ber-
Purwosuman 1 Sragen Tahun Pelajaran
kurang
2012/2013.
data
(8,33%), yang tergolong minat rendah
keseluruhan sebagai perwujudan adanya
ada 8 siswa (23,53%), minat sedang
kebenaran
sebanyak
Dari
analisis
empirik,
penelitian
A
dan
sedang
ini
menjadi
sebanyak
3
siswa
N
prestasi
pelaksanaan
JA
an
pengamatan
N
S
hasil
U
Dari
12
sis-wa
(35,29%),
minat
tinggi ada 7 siswa (20,59%) dan minat
dengan
suatu
sangat tinggi se-banyak 4 siswa (11,76%).
pembelajaran dengan penerapan model
Pada siklus II, anak yang tergolong
harapan
S
A
quantum learning.
kinerja
R
menunjukkan satu hasil yang sesuai
Seperti telah dijelaskan pada pe-
mempunyai minat sangat rendah berkurang
menjadi
sebanyak
2
siswa
(5,88%), yang tergolong minat rendah
diketahui perbandingan minat belajar
ada 3 siswa
Matematika konsep bilangan berpangkat
sebanyak 7 siswa (20,59%), minat tinggi
S
C
A
laksanaan dan refleksi hasil penelitian
dengan
penerapan
model
quantum
learning pada siswa kelas VI SD Negeri
P
A
Purwosuman 1 Sragen dapat dilihat
pada grafik berikut:
Frekuensi
tinggi sebanyak 5 siswa (14,71%).
Pada siklus III, anak yang tergolong
kurang
15
14
menjadi
sebanyak
1
siswa
(2,29%), yang tergolong minat rendah
12
11
12
10
8
Prasiklus
7
8
2
ada 17 siswa (50,0%) dan minat sangat
17
15
16
4
sedang
mempunyai minat sangat rendah ber-
Perbandingan Minat Belajar Siswa Per Siklus
18
6
(8,82%), minat
8
8
7
3
2
3
1
4
2
2
Siklus I
Siklus II
5
5
1
ada 2 siswa
(5,88%), minat
sedang
Siklus III
sebanyak 8 siswa (23,53%), minat tinggi
0
Sangat
Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat
Tinggi
ada 15 siswa (44,12%) dan minat sangat
Minat Belajar
Gambar 1. Diagram Batang Perbandingan
MinatBelajar per Siklus
tinggi sebanyak 8 siswa (23,53%).
Berdasarkan analisis data seperti
yang sudah diuraikan di muka, di mana
37
nilai rata-rata kelas dari pra siklus
Dari tabel dan diagram di atas
sebesar 62,2 meningkat pada tes Siklus I
menunjukan bahwa nilai yang diperoleh
menjadi 69,90 bahkan kemudian me-
siswa
ningkat lagi pada hasil tes Siklus II
Perolehan nilai Pra Siklus, siswa yang
menjadi 77,30 dan siklus III sebesar
memperoleh nilai tuntas ada 8 siswa,
81,00 maka dapat disimpulkan bahwa
yang belum tuntas ada 14 siswa (41,2%);
“penggunaan
2) Perolehan nilai Siklus I siswa yang
dapat
model quantum
meningkatkan
hasil
memperoleh
sebagai
nilai
berikut:
1)
N
S
learning
teknik
adalah
tuntas
bertambah
menjadi 21 siswa (61,76%) dan yang
SD
belum tuntas 13 siswa (38,24%); 3) Pero-
Negeri
Sragen”.
Purwosuman
Adapun
1
Masaran
perbandingan
hasil
lehan
U
belajar Matematika bagi siswa Kelas VI
nilai
Siklus
II
siswa
yang
memperoleh nilai tuntas bertambah lagi
dilihat pada tabel berikut :
25 siswa (73,53%), yang belum tuntas
A
belajar dan tingkat ketuntasan dapat
ada 9 siswa (26,47%); 4) Perolehan nilai
Perbandingan Hasil Test Tiap Siklus (Pra
Siklus III siswa yang memperoleh nilai
Siklus, Siklus I, Siklus II dan III)
tuntas bertambah lagi 29 siswa (85,29%),
Interval
1
Siklus
Siklus I
Siklus II
yang belum tuntas ada 5 siswa (14,71%).
Siklus III
Hal ini menunjukan suatu keberhasilan
< 65
20 58.8 13 38.2 9 26.5 5 14.7
65-100 14 41.2 21 61.7 25 73.5 29 85.3
S
A
2
Nilai
Nilai
R
No
Pra
Nilai
JA
Nilai
Sumber: Data yang diolah.
Dari
tabel
2.
Nilai
N
Tabel 1.
dari penggunaan teknik model quantum
learning dapat meningkatkan hasil belajar
siswa
Kelas
VI
SD
Negeri
Purwosuman 1 Sragen.
Ketuntasan
Berdasarkan
hasil
penelitian
ter-
sebut dapat diketahui bahwa ternyata
siklus I, Siklus II, dan Siklus III dapat
pembelajaran dengan penerapan model
S
C
A
Pembelajaran Matematika Pra Siklus,
ditunjukan
dalam
bentuk
Diagram
seperti tampak pada gambar berikut :
P
A
Frekuensi
oleh DePorter dan Hernacki (2011 : 13),
29
25
25
bahwa deng-an belajar menggunakan
21
20
20
15
minat belajar siswa. Hal ini sesuai
dengan pendapat yang dikemukakan
Perfbandingan Nilai Ketuntasan Pra Siklus, Siklus I, II, dan III
35
30
quantum learning dapat meningkatkan
< 65
14
65-100
13
Quantum Lear-ning akan didapatkan
9
10
5
5
0
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Siklus III
berbagai manfaat, yaitu: 1) bersikap
positif; 2) meningkatkan motivasi; 3)
Siklus
keterampilan belajar seumur hidup; 4)
Gb 2. Diagram Batang Ketuntasan nilai Pra
siklus, Siklus I, II, dan III
kepercayaan diri; 5) sukses atau hasil
belajar
meningkat.
Dalam
kegiatan
belajar mengajar di kelas, “Quantum
38
menggunakan
Learning”
berbagai
tertarik pada bidang atau hal tertentu
macam metode ceramah, tanya jawab,
atau
diskusi, kerja kelompok, dan metode
dalam bidang itu. Dalam penerapan
pemberian
tugas.
Metode
quantum
bermanfaat
untuk
mengetahui
yang
sudah
diajarkan
ceramah
dan
fakta
proses
merasa
senang
learning,
berkecimpung
akan
didapatkan
suatu pena-taan lingkungan belajar yang
baik,
dapat
memupuk
sikap
juara,
dari
gaya
pemikiran yang telah diketahui serta
membebaskan
untuk
agar
belajarnya, membiasakan anak untuk
dalam
membaca dan mencatat, dan berikutnya
keberanian
mengemukakan pertanyaan, menjawab
N
S
mempunyai
siswa
adalah menjadikan anak lebih kreatif.
U
merangsang
murid
Oleh karena itu, hasil penelitian ini
kerja kelompok akan membuat siswa
didukung oleh penelitian yang dilakukan
aktif mencari bahan untuk menyelesai-
oleh Suparman (2009) yang meneliti
kan tugas dan menggalang kerjasama
tentang
dan
Quantum Learning Dalam Upaya Pening-
dalam
kelompok.
"Implementasi
N
kekompakan
A
atau mengusulkan pendapat. Metode
Pendekatan
katan
siswa untuk mencari dan mengolah
Matematika (Penelitian Tindak-an Kelas
sendiri informasi dan komunikasi serta
di
dapat membantu siswa untuk mengem-
Karanganyar)".
Peningkatan
bangkan
pendidikan
sekolah
kreativitasnya,
R
JA
Metode pemberian tugas akan membina
sehingga
Kreativitas
SMP
dan
Negeri
di
Hasil
2
Belajar
Mojogedang,
kualitas
tidak
dapat
dilepaskan dari proses pembelajaran di
belajar siswa.
kelas yang melibatkan interaksi antara
Selain
itu,
S
A
dengan demikian akan timbul minat
dilihat
dari
prestasi
guru
dengan
peserta
didik.
Guru
memegang
ngalami peningkatan, hal ini disebab-
pendidikan dan pengajaran di sekolah.
S
C
A
belajar dari tiap siklus, ternyata me-
peranan
dalam
kan oleh meningkatnya minat belajar
Dalam
siswa
kelas merupakan problem bagi guru,
setelah
dalam
pembelajaran
P
A
diterapkan model quantum learning. Hal
ini
sebagaimana
dinyatakan
karena
pembelajaran
penting
guru
matematika
dituntut
di
mempunyai
oleh
keterampilan mengajar. Penelitian ini
DePorter dan Hernacki (2011: 49), bahwa
bertujuan untuk mengetahui kesulitan
minat dan motivasi sangat diperlukan
guru dalam pembelajaran matematika,
dalam belajar karena dengan adanya
mengetahui
motivasi dan minat maka keinginan
menimbulkan
kesulitan,
untuk belajar akan selalu ada. Minat
mengetahui
upaya
menurut Winkel (2003: 30) bahwa,”
dilaksanakan dalam mengatasi kesulitan
minat adalah kecenderungan yang agak
tersebut. Hasil penelitian menyimpulkan
menetap dalam subyek untuk merasa
bahwa
sebab-sebab
dengan
dan
yang
yang
untuk
telah
menerapkan
39
pembelajaran
dengan
pendekatan
dapat
meningkatkan
minat
belajar
quantum learning dapat meningkatkan
Matematika konsep bilangan berpangkat
kreatifitas dan hasil belajar Matematika
tiga
siswa.
Purwosuman 1 Sidoharjo Sragen, hal ini
dengan
inti,
guru
menggunakan
metode dan alokasi waktu yang sesuai
penguasaan
guru
materi
menyampaikan
menunjukkan
yang baik,
guru
materi jelas, lengkap
dan urut, b. Kegiatan umum, guru
menciptakan suasana belajar yang aktif
(menyediakan
musik,
R
kondusif
taman, dan tempat duduk yang variatif),
S
A
guru membangkitkan semangat siswa
dalam mengikuti pembelajaran dengan
model quantum learning,
A
guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya tentang materi
belum
jelas,
S
C
yang
memberikan
pertanyaan atau tugas selama pembelajaran, membimbing siswa dalam pem-
P
A
bahasan materi, menciptakan kerjasama
antar siswa, memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya tentang
materi yang belum jelas, membantu
pemahaman siswa, memberi kesempatan bagi siswa untuk melaporkan hasil
kerja,dan memberikan pemantapan dan
umpan
balik
Penerapan
kepada
model
siswa;
quantum
yang ter-golong mempunyai minat ada
22 siswa (64,71%), pada siklus II yang
mempunyai minat belajar meningkat
menjadi 25 siswa (73,53%), dan pada
siklus III siswa yang mempunyai minat
belajar me-ningkat lagi menjadi 30 siswa
(88,24%); (3) Penerapan model quantum
learning
dapat
meningkatkan
output
yang berupa prestasi belajar Matematika
JA
tepat,
20 siswa (58,82%), siklus I meningkat
N
S
pembelajaran
kan dengan beberapa kegiatan: a. Pada
penerapan
SDN
U
model
menggunakan quantum learning dilaku-
dan
VI
A
dapat disimpulkan bahwa: (1) Pelak-
dan
kelas
yang tergolong mempunyai minat hanya
N
Hasil penelitian yang telah dilakukan
kegiatan
siswa
dapat dilihat pada nilai pra siklus siswa
SIMPULAN
sanaan
pada
(2)
learning
Konsep Bilangan Berpangkat Tiga pada
siswa kelas VI SDN Purwosuman 1
Sidoharjo Sragen, hal ini dapat dilihat
pada nilai pra siklus yang siswa yang
tuntas hanya 14 siswa (41,2%), siklus I
sebanyak 21 siswa (61,76%), pada siklus
II yang termasuk tuntas ada 25 siswa
(73,53%), dan pada siklus III yang sudah
termasuk
tuntas
menjadi
29
siswa
(85,29%).
DAFTAR PUSTAKA
Binti Muchsini. 2004. Tesis: Pengaruh
Penerapan Model Pembelajaran
Problem Based Learning Terhadap
Prestasi
Belajar
Komputer
Akuntansi Ditinjau Dari Minat
Mahasiswa (Studi Eksperimen Pada
Program Pendidikan Ekonomi FKIP
UNS Surakarta). Surakarta: PPs
UNS
Budiningsuh, C. Asri. 2005. Belajar dan
Pembelajaran. Yogyakarta: Rineka
Cipta.
Retno, Endang Palupi. 2002. Tesis: Pengaruh Penggunaan Media Pendidikan dan Minat Profesi Sekretaris Terhadap Prestasi Belajar
40
N
A
U
N
S
Strong E.K.1931. Change and Interest
with Age. USA: Stanford Uni-versity
Press
Supardjo. 2004. Matematika Gemar
Berhitung 6. Solo: Tiga Serangkai.
Suparman. 2009. Implementasi Pendekatan Quantum Learning Dalam
Upaya Peningkatan Kreativitas dan
Hasil
Belajar
Pendidikan
Matematika. Tesis Magister UNS.
Sutama. 2000. Peningkatan Efektifitas
Pe-mbelajaran Matematika Melalui
Pembenahan Gaya Mengajar Guru
Di SLTP Negeri 18 Surakarta. Tesis
Magister PPS UNY.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.
Bandung: Alfa Beta.
Syaiful Bakri Djamariah. 1994. Prestasi
Belajar dan Kompetensi Guru.
Surabaya: Usaha Nasional
Undang-Undang
Dasar
Republik
Indonesia 1945.
Undang-Undang
Dasar
Republik
Indonesia No. 20 Tahun 2003.
Tentang
Sistem
Pendidikan
Nasional. Jakarta: Depdiknas.
Winkel, WS. 1998. Psikologi Pengajaran.
Jakarta:
PT
Gramedia
P
A
S
C
A
S
A
R
JA
Manajemen
Perkantoran.
Surakarta: PPs UNS.
Halat, Erdogan. 2009. Perspectives of PreService Middle and Secondary
Mathematics Teacher on the Use of
Webquests
in
Teaching
and
Learning
Geometry.
Afyon
Kocatepe University, College of
Education,
Department
of
Secondary
Science
and
Mathematics Education, Turkey.
Vol. 16. No 1.
Hidi, Suzanne.1990. Interest and Its
Contrubution as a Mental Resource
for Lerning dalam Winter Vol 60,
No.4
Kahveci, M,. dan Imamoglu, Y. 2007. The
Journal of Computers in Mathematics and Science Teaching.
Bogazici University Turkey. Vol.
26, Iss. 2; pg. 137, 17 pgs.
Kartini Kartono.1990. Pengantar Metode
Riset Sosial. Bandung: Mandar Maju
Kunandar. 2007. Guru Profesional
Implementasi KTSP. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Kurt Singer. 1991. Metode Belajar dan
Ke-sulitan
Belajar.
Bandung:
Transito
McKinney, S., dan Frazier, W. 2008. The
Clearing
House.
Dominion
University,
George
Mason
University, Fairfax,Virginia. Vol. 81,
Iss. 5; pg. 201, 10 pgs.
Mendez, E,. Casadesus, M,. dan Ciurana,
Q. 2006. Innovation in Educational
and
Teaching
International.
University of Gironia, Spain. Vol.
43, Iss. 3; pg. 313, 12 pgs.
Ngalim Purwanto. 2002. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Ngware, M.W., dan Ndirangu. M., 2005.
Quality Assurance in Education.
Department
of
Educational
Administration
and
Planning,
Department of Curriculum and
Instruction, Egerton University,
Njoro, Kenya. Vol. 13, Iss. 3; pg.
183, 19 pgs.
Oemar Hamalik. 2001.Proses Belajar dan
Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor
Yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan
Supardi. 2007. Penelitian Tindakan
Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Sumadi Suryabrata. 2002. Psikologi
Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
41
42
P
A
S
C
A
S
A
R
JA
A
N
U
N
S