menulis paper untuk presentasi ppm november 2007

MENULIS1
Bambang Sugeng
Pendidikan Bahasa Inggris
FBS UNY
1. Pengantar
Di antara keempat keterampilan berbahasa, menulis dianggap yang paling sulit untuk
diajarkan. Anggapan ini timbul karena menulis melibatkan berbagai keterampilan yang amat
kompleks yang harus dilakukan pada waktu yang sama. Dibandingkan dengan berbicara,
misalnya, menulis menuntut aturan-aturan ketata-bahasaan maupun ejaan yang dalam keterampilan berbicara tidak sangat diperlukan. Selain itu, menulis, bersama dengan berbicara,
disebut keterampilan produktif dalam arti bahwa orang menghasilkan ujaran bahasa untuk
berkomunikasi. Kedua keterampilan yang lain, membaca dan menyimak, biasa disebut keterampilan reseptif dalam arti orang menerima ujaran bahasa untuk berkomunikasi. Biasanya,
keterampilan berbahasa produktif dianggap lebih tinggi tingkat kesukarannya dari pada
reseptif. Dari segi fisik, misalnya, berbicara memerlukan gerakan-gerakan bibir dan anggauta
tubuh yang lain sehingga nampak lebih aktif dibandingkan dengan menyimak. Demikian
pula, menulis tampak melibatkan gerakan-gerakan yang lebih dari pada membaca.
Namun demikian, sebenarnya, keterampilan ini sama saja dengan ketiga keterampilan
lainnya. Dalam pembelajaran bahasa, menulis bisa dilakukan melalui berbagai jenis latihan
dan tingkat kesulitan, sebagaimana juga dilakukan dalam ketiga keterampilan yang lainnya.
Jenis latihan tidak selalu berkaitan dengan tingkat kesulitan. Menulis bebas, misalnya, yang
biasanya diberikan pada siswa kelas-kelas lanjut, bisa juga diberikan pada siswa pemula
dengan tingkat kesulitan yang berbeda. Selanjutnya, bentuk-bentuk latihan menulis tidak

terhitung banyaknya dan selalu berkembang sesuai dengan perubahan dan tuntutan kebutuhan di lapangan. Dalam hal ini, guru dapat menggunakan, memodifikasi, mengubah, atau
mengkreasi bentuk-bentuk latihan semacam itu terutama berdasarkan kesesuaiannya dengan
keadaan dan sifat-sifat siswa di kelas.

1

Disampaikan pada Penataran Pengembangan Pembelajaran Bahasa Inggris SD untuk Guru Kelas, Kerjasama
Prodi Pendidikan Bahasa Inggris FBS UNY dengan Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, Tanggal 13 – 17
November 2007

1

2. Tingkat Kesulitan
Menulis dapat digolongkan menjadi beberapa jenis menurut tingkat kesulitannya,
sebagaimana pembelajaran dapat digolongkan menjadi tingkat dasar (pemula), menengah,
lanjut, dan sebagainya. Tingkat kesulitan bisa ditetapkan berdasarkan jenis kegiatan
instruksional dan/atau pengetahuan kebahasaan.
a. Mengeja/mengutip
Dalam bentuk yang paling sederhana, menulis dapat dimulai dengan mengeja kata
dengan menuliskan huruf-hurufnya. Selesai dengan mengeja kata, latihan bisa dilanjutkan

dengan mengutip kalimat dan, kemudian, paragraf. Variasi kegiatan dapat dibuat dengan
mewarnai gambar, melengkapi kalimat, menulis dikte, dan sebagainya.

Dalam kertas kerja di atas, siswa diminta untuk menuliskan kata-kata mushroom,
lettuce, carrot, dan cabbage pada balon atau kotak yang disediakan. Pemberian tugas kepada
siswa bisa bermacam-macam dari yang tinggal mengutip kata saja sampai yang harus mengingat kata-kata tersebut dari perbendaharaan katanya.
b. Mengikuti pola/panduan
Pola atau panduan dalam latihan menulis bisa bermacam-macam mulai dari yang
sangat mudah sampai yang cukup sukar. Contoh di bawah ini menunjukkan masukan dalam
tugas menulis yang telah memuat panduan yang cukup membantu siswa.

2

Dalam tugas ini, siswa diminta untuk melengkapi kalimat yang sudah disediakan
sehingga membantu siswa mengekspresikan kreasinya dalam bentuk surat kepada Santa
Clause. Di bawah nanti, akan ditunjukkan lebih banyak lagi contoh-contih tugas yang
menggunakan pola panduan atau bantuan semacam ini.
c. Menulis bebas
Dalam kegiatan menulis bebas, siswa diberi kebebasan untuk menyatakan maksud
atau keinginannya tanpa dibatasi oleh petunjuk guru. Menulis bebas tidak selalu harus berhubungan dengan pembelajaran tingkat lanjut. Contoh tugas di bawah ini adalah hasil kerja

anak usia enam tahun.

3

Pemberian menulis bebas oleh guru harus didasari oleh persiapan-persiapan
instruksional yang matang. Guru harus memiliki pengetahuan yang cukup banyak mengenai
siswa. Kemudian, ia harus memberi masukan (rangsangan) yang tepat agar siswa dapat
mengerjakan tugas sesuai dengan yang diharapkan. Demikian pula, ia harus memantau kegiatan siswa dan memberi dorongan dan bantuan ketika diperlukan. Tidak benar apabila guru
bersifat pasif dalam proses pembelajaran ini.
3. Bentuk Latihan
Contoh-contoh teknik pembelajaran menulis berjumlah banyak; tidaklah mungkin
untuk menyebutkannya satu-persatu. Di bawah ini dituliskan beberapa contoh masukan untuk
kegiatan menulis di kelas. Ini bukan daftar yang lengkap; bukan pula teknik-teknik yang
sempurna untuk semua siswa. Guru diharapkan dapat berkreasi menciptakan kegiatan pembelajaran sendiri yang sesuai dengan keadaan dan sifat siswa.
a. Melengkapi
She is a …
She is …
What is she …?
Etc.


b. Mengganti
This is Andi’s rabbit. It’s … rabbit.
… is eating carrot.
Etc.

c. Membuat atau menjawab pertanyaan
…?
We go to school by bus.

4

d. Menyalin, dikte, dan sebagainya
Rewrite the sentences.
Listen and write.

e. Menyempurnakan
this/Susan
she/tall
she/a doctor


f. Menyusun kembali kata
go – to – the – market – mother – my – every – Sunday

g. Menyusun kalimat
Meg is wearing a black cloak.
She is carrying a broom.
She is wearing a big black hat.
Etc.

h. Mengikuti pola
I like collecting stamps. I get
stamps from my parents. Now
I have 100 stamps. They are very
interesting.

- marbles
- friends
- 50
- nice


i. Menceritakan kembali
Listen and retell.

j. Menulis bebas

5

► Write using the following topic.
► Look at the picture and tell the story.
► Colour and write.
► Etc.

k. Cloze
King Rahwana was flying over … forest. He saw Shita
and … wanted to have her. So … flew down and asked Shita
… go with him. Shita did … want to go. Then he … her by
force, put her … his back, and flew away … Alengka.

l. Menyusun kembali kalimat
We had a birthday party.

We ate and drank and played games.
We opened the presents.
It was fun.

m. Menulis dari gambar, grafik, dsb.
The graph tells about numbers of
people. In 2000, there were about 95
million people who worked in the …

g. Teka-teki silang
1. Mommy baked a birth day …
2. Mousie likes to steal our …
3. The bees give us …
4. That’s a cool … cone.
5. Please, give me one … pop.


4. Penutup
Sebagai suatu pengharapan, ada paling sedikit tiga hal yang harus diperhatikan


6

dalam menyelenggarakan kegiatan instruksional menulis. Pertama, penyajian teknik dan
bahan pembelajaran haruslah secara integrative. Ini berarti bahwa menulis tidak dianggap
sebagai keterampilan yang berdiri sendiri; tetapi haruslah digabungkan dengan satu atau
lebih keterampilan yang lain. Pembelajaran tata bahasa juga harus diberikan dalam rangka
ke-giatan komunikatif. Kedua, kegiatan kelas beserta tugas-tugasnya tetap merupakan
sesuatu yang menyenangkan bagi siswa. Hal-hal yang dapat mengakibatkan siswa merasa
enggan, takut, lelah, dan sebagainya harus dihindari. Ketiga, sejalan dengan kurikulum
tingkat sekolah, guru semestinya memanfaatkan semaksimal mungkin kewenangan yang ada
padanya. Guru harus tidak ragu-ragu untuk mengambil keputusan instruksional bagi kelasnya
karena gurulah yang tahu benar apa yang dibutuhkan oleh siswanya. Semuanya adalah untuk
kebaikan dan pendidikan siswa jua.
Ada dua hal yang seyogyanya tidak dilakukan oleh guru. Pertama, janganlah memberi
tugas kepada siswa dengan tanpa persiapan yang cukup. Dalam kegiatan menulis bebas,
misalnya, guru harus menyusun persiapan yang matang, memantau kerja mandiri siswa, dan
mendorong dan memberi bantuan di mana diperlukan. Kedua janganlah memberi tugas yang
terlalu berat bagi siswa untuk melaksanakannya. Meminta siswa untuk menerjemahkan
wacana bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris, misalnya, adalah langkah instruksional
yang kurang bijaksana karena akan menimbulkan berbagai masalah.

Sumber Rujukan
Cameron, L. (2001). Teaching Languages to Young Learners. Cambridge: Cambridge
University Press.
Ellis, G. and Brewster, J. (2002). The Primary English Teacher’s Guide. Harlow, Great
Britain: Pearson Education Limited.
Pinter, A. M. (2006). Teaching Young Language Learners. New York: Oxford University
Press.

7