12 Pokok2 Pengelolaan Keuda opt

,r,,..r

x.,,::,i..

BUPATI BURU
PROVINSI MALUKU
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU
NOMOR IE TAHUN 2015
TENTANG
POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI BURU,

Menimbang :

a. bahwa untuk melaksanakan Pasal 151 ayat (l)Peraturan
Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

b.


Mengingat

Keuangan Daerah, Pasal 330 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2OOT tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2O1l
tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah, perlu menetapkan Pokok-Pokok Pengelolaan
Keuangan Daerah;
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Daerah
Kabupaten Buru tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan
Daerah;

: 1. Pasal 18 ayat (16) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 7945;


2.

3.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1958 tentang Penetapan
Undang-Undang Darurat Swatantra Tingkat I Maluku
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1957 Nomor 79),
sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1958 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 1617);
Undang-Undang Nomor 46 Tahun 1999 tentang Pembentukan
Provinsi Maluku Utara, Kabupaten Buru dan Kabupaten
Maluku Tenggara Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2OO4 Nomor 174, Tambahan Lembaran

Negara

Republik Indonesia Nomor 3895) sebagaimana telah diubah

dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2000 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 46 Tahun 7999

tentang Pembentukan Provinsi Maluku Utara, Kabupaten Buru
dan Kabupaten Maluku Tenggara Barat (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2OO0 Nomor 73, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3961);

4. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2AO2 tentang Komisi
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2OO2 Nomor 137, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor a25Ol;

5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang

Keuangan

Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO3
Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia


Nomor a286);

6.

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2OO4 tentang Perbendaharaan

Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO4
Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor a355);

7

.

8.

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2AO4 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2OO4 Nomor 66, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor aaOO\

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2OO4 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2OO4 Nomor lO4, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor aa2ll;
9. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2AO4 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO4 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
10. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2OO7 tentang
Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2AO7 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor a7231;
11. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2O09 tentang Kesejahteraan
sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2oo9
Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor a9671;
12. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2oll Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor S%fl;
13. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2OOS tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2oo5 Nomor 48, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor aSA2l;

15. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2OO5 tentang Dana
Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor a5751;
16. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 20O5 tentang Sistem
Informasi Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 138, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor a5761;


17. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2OAS Nomor l4O, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor a5781;
18. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman
Pen5rusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 15O,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585);
19. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor a593);

20. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor a6Lfl;
21. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2OOT tentang


Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,
Pemerintahan daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah

Kabupaten lKota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2AO7 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor a737);

22. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2OO7 tentang
Organisasi Perangkat Daerah(Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2OO7 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor

a7a\;

23. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2O1O tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2O1O Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5165);
24. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO5
Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor a57a\
25. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2A12 tentang Hibah
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2Ol2
Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5272);
26.Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2Oll tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2Ol4 Nomor 199);

2T.Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2Ol2 tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2OlO tentang

Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2Al2 Nomor 155, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 533a);

28. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59
Tahun 2AO7 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

29. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun

2OOT tentang

Pedoman Penyusunan Rencana Pencapaian Standar Pelayanan

Minimal;
3O. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 58 Tahun 2OO8 tentang
Tata Cara Penatausahaan dan Pen5rusunan Laporan
Pertan ggun gj awaban B endahara S erta Penyampaiannya;
31. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2O1l tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
13 Tahun 20A6 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah;


32. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun

2oll

tentang
Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial Yang
Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;
33. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2OI2 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32
Tahun 2OLL tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan
Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah;
34. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2Ol3 tentang
Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual
Pada Pemerintah Daerah;
35. Peraturan Daerah Nomor O5 Tahun 2Ol2 tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Kabupaten Bur.u
dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten
Buru (Lembaran Daerah Kabupaten Buru Tahun 2Ol2
Nomor O5);
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BURU
dan
BUPATI BURU

MEMUTUSKAN:

Menetapkan

: PERATURAN DAERAH

TENTANG
PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

POKOK-POKOK

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal

1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Kabupaten Buru.
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati Buru dan Perangkat Daerah sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah.

3. Bupati adalah Bupati Buru.
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah
Dewan Perwakilan Ralqyat Daerah Kabupaten Buru.

Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Ralryat Daerah (DPRD) menurut
asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya
dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
6. Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang
termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak
5. Pemerintahan

dan kewajiban daerah tersebut.

adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi
penatausahaan,
pelaporan, pertanggung jawaban
pelaksanaan,
perencanaan,
dan pengawasan keuangan daerah.

7. Pengelolaan Keuangan Daerah

8.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, selanjutnya disingkat APBD
adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang dibahas dan
disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD dan ditetapkan dengan
Peraturan Daerah.

Bupati adalah peraturan yang dibentuk oleh Bupati Buru untuk
melaksanakan Peraturan Daerah atau Peraturan Perundang-undangan yang

9. Peraturan

10.

11.

L2.

13.

14.

lebih tinggi atau mengadakan kebijakan baru.
Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah adalah Bupati yang
karena jabatannya mempunyai kewenangan menyelenggarakan keseluruhan
pengelolaan keuangan daerah.
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat PPKD adalah
kepala satuan kerja pengelola keuangan daerah yang selanjutnya disebut
dengan kepala SKPKD yang mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan
APBD dan bertindak sebagai bendahara umum daerah.
Bendahara Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BUD adalah PPKD yang
bertindak dalam kapasitas sebagai bendahara umum daerah.
Kuasa Bendahara Umum Daerah yang selanjutnya disingkat Kuasa BUD
adalah pejabat yang diberi kuasa untuk melaksanakan tugas BUD.
Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah

perangkat daerah pada pemerintah daerah selaku

anggaran lbarang.
15. Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah

pengguna

yang disingkat SKPKD adalah

perangkat daerah pada pemerintah daerah selaku

pengguna
anggaran/pengguna barang, yang juga melaksanakan pengelolaan keuangan
daerah.
16. Pengguna Anggaran ada-lah pejabat pemegang kewenangan penggunaan
anggaran untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi SKPD yang

dipimpinnya.
17. Pengguna Barang adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan barang
18.

milik daerah.
Kuasa Pengguna Anggaran adalah pejabat yang diberi kuasa untuk

melaksanakan sebagian kewenangan pengguna anggaran dalam

melaksanakan sebagian tugas dan fungsi SKPD.
19. Pejabat Panatausahaan Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat PPKSfpn adalah pejabat pada lingkup SKPD yang bertanggung jawab
melaksanakan tata usaha keuangan dan pelaporan atas pelaksanaan APBD
pada masing-masing SKPD.

20. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan yang selanjutnya disingkat PPTK adalah
pejabat pada unit kerja SKPD yang melaksanakan satu atau beberapa
kegiatan dari suatu program sesuai dengan bidang tugasnya.
21. Entitas pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri atas satu atau Iebih
entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan
wajib menyampaikan laporan pertanggung jawaban berupa laporan
keuangan.

22. Entitas akuntansi adalah unit pemerintahan pengguna anggaran/pengguna
barang dan oleh karenanya wajib menyelenggarakan akuntansi dan
men5rusun laporan keuangan untuk digabungkan pada entitas pelaporan.
23. Unit kerja adalah bagian SKPD yang melaksanakan satu atau beberapa
program.

24. Kas Umum Daerah adalah tempat penyimpanan uang daerah yar'g
ditentukan oleh Bupati untuk menampung seluruh penerimaan daerah dan
membayar seluruh pengeluaran daerah.

25. Rekening Kas Umum Daerah adalah rekening tempat penyimpanan uang
daerah yang ditentukan oleh Bupati untuk menampung seluruh penerimaan
daerah dan membayar seluruh pengeluaran daerah pada bank yang
ditetapkan.

26. Bendahara Penerimaan

PPKD adalah pejabat fungsional yang

ditunjuk untuk

menerima, menyimpan, menyetorkan, menatausahakan

dan
mempertanggungiawabkan penerimaan uang yang bersumber dari transaksi
PPKD.

27. Bendahara Penerimaan adalah pejabat fungsional yang ditunjuk untuk

menerima, menyimpan, menyetorkan, menatausahakan dan
mempertanggungiawabkan uang pendapatan daerah dalam rangka
pelaksanaan APBD pada SKPD.

28. Bendahara Penerimaan Pembantu adalah pejabat fungsional yang ditunjuk
untuk menerima, menyimpan, menyetorkan, menatausahakan dan
mempertanggung jawabkan uang pendapatan daerah dalam rangka
pelaksanaan APBD pada unit kerja SKPD.
29. Bendahara Pengeluaran PPKD adalah pejabat fungsional yang ditunjuk

menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan

dan

mempertanggungiawabkan uang untuk keperluan transaksi PPKD.
30. Bendahara Pengeluaran adalah pejabat fungsional yang ditunjuk menerima,
menyimpan, membayarkan, menatausahakan dan mempertanggungi awabkan
uang untuk keperluan belanja daerah dalam rangka pelaksanaan APBD pada
SKPD.

31. Bendahara Pengeluaran Pembantu adalah pejabat fungsional yang ditunjuk

menerima, menyimpan, membayarkan, menata-usahakan

dan
keperluan belanja daerah dalam

mempertanggungjawabkan uang untuk
rangka pelaksanaan APBD pada unit kerja SKPD.
52. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya disingkat
RPJMD adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 5 (lima) tahun.
33. Rencana Pembangunan Tahunan Daerah, selanjutnya disebut Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD) adalah dokumen perencanaan Daerah untuk
periode 1 (satu) tahun.
34. Tim Anggaran Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat TAPD adalah
tim yang dibentuk dengan keputusan kepala daerah dan dipimpin oleh
Sekritaris Daerah yang mempunyai tugas menyiapkan serta melaksanakan
kebijakan kepala daerah dalam rangka penJrusunan APBD yang anggotanya

terdiri dari pejabat perencana daerah, PPKD dan pejabat Iainnya sesuai
dengan kebutuhan.

35. Kebijakan Umum APBD yang selanjutnya disingkat KUA adalah dokumen
yang memuat kebijakan bidang pendapatan, belanja dan pembiayaan serta
asumsi yang mendasarinya untuk periode 1 (satu) tahun.
36. Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara yang selanjutnya disingkat PPAS
adalah rancangan program prioritas dan patokan batas maksimal anggaran
yang diberikan kepada SKPD untuk setiap program sebagai acnan dalam
pen5rusunan RKA-SKPD sebelum disepakati dengan DPRD.

37. Rencana Kerja dan AnggararL SKPD yang selanjutnya disingkat RKA-SKPD
adalah dokumen perencanaan dan pengangggaran yang berisi rencana

pendapatan dan rencana belanja program dan kegiatan SKPD sebagai dasar
penJrusunan APBD.

38. Rencana Kerja dan Anggaran Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang
selanjutnya disingkat RKA-PPKD adalah rencana kerja dan anggaran
badan/dinas/biro keuangan lbagian keuangan selaku Bendahara Umum
Daerah.

39. Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah adalah pendekatan penganggaran

berdasarkan kebij akan, dengan pengambilan keputusan terhadap kebijakan
tersebut dilakukan dalam perspektif lebih dari satu tahun anggarall dengan
mempertimbangkan implikasi biaya akibat keputusan yang bersangkutan
pada tahun berikutnya yang dituangkan dalam prakiraan maju.
40. Prakiraan Maju (forward estimate) adalah perhitungan kebutuhan dana
untuk tahun anggaran berikutnya dari tahun yang direncanakan guna
memastikan kesinambungan program dan kegiatan yang telah disetujui dan
menjadi dasar pen5rusunan anggaran tahun berikutnya.
41. Kinerja adalah keluaran/hasil dari kegiatanf program yang akan atau telah
dicapai sehubungan dengan penggunaan anggaran dengan kuantitas dan
kualitas yang terukur.
42. Penganggaran Terpadu (unified budgeting) adalah penJrusunan rencana
keuangan tahunan yang dilakukan secara terintegrasi untuk seluruh jenis
belanja guna melaksanakan kegiatan pemerintahan yang didasarkan pada
prinsip pencapaian efisiensi alokasi dana.
43. Fungsi adalah perwujudan tugas kepemerintahan dibidang tertentu yang
dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan pembangunan nasional.
44. Urusan pemerintahan adalah fungsi-fungsi pemerintahan yang menjadi hak
dan kewajiban setiap tingkatan danf atau susunan pemerintahan untuk
mengatur dan mengurus fungsi-fungsi tersebut yang menjadi
kewenangannya dalam rangka melindungi, melayani, memberdayakan, dan
mensej ahterakan masyarakat.
45. Program adalah penjabaran kebijakan SKPD dalam bentuk upaya yang berisi
satu atau lebih kegiatan dengan menggunakan sumber daya yang disediakan
untuk mencapai hasil yang terukur sesuai dengan misi SKPD.
46. Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau lebih
1r.rit k"4a pada SKPD sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada
suatu program dan terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber
daya baik yang berupa personil (sumber daya manusia), barang modal
termasuk peralatan dan teknologi, dana, atau kombinasi dari beberapa atau
kesemua jenis sumber daya tersebut sebagai masukan (input) untuk
menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk barang/jasa.

7

47. Sasaran (target) adalah hasil yang diharapkan dari suatu program

atau
keluaran yang diharapkan dari suatu kegiatan.
48. Keluaran (output)adalah barang atau jasa yang dihasilkan oleh kegiatan yang
dilaksanakan untuk mendukung pencapaian sasaran dan tujuan program
dan kebijakar.

49. Hasil

(outcome) adalah segala sesuatu yang mencenninkan berfungsinya
keluaran dari kegiatan-kegiatan dalam satu program.

50. Kas Umum Daerah adalah tempat penyimpanan uang daerah yang
ditentukan oleh kepala daerah untuk menampung seluruh penerimaan
51.

52.
53.
54.

daerah dan digunakan untuk membayar seluruh pengeluaran daerah.
Rekening Kas Umum Daerah adalah rekening tempat penyimpanan uang
daerah yang ditentukan oleh kepala daerah untuk menampung seluruh
penerimaan daerah dan digunakan untuk membayar seluruh pengeluaran
daerah pada bank yang ditetapkan.

Penerimaan Daerah adalah uang yang masuk ke kas daerah.
Pengeluaran Daerah adalah uang yang keluar dari kas daerah.
Pendapatan Daerah adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai
penambah nilai kekayaan bersih.

55. Belanja Daerah adalah kewajiban pemerintah daerah yang diakui

sebagai

pengurang nilai kekayaan bersih.

56. Surplus Anggaran Daerah adalah

selisih lebih antara pendapatan daerah dan

belanja daerah.

57. Defisit Anggaran Daerah adalah selisih kurang antara pendapatan

daerah

dan belanja daerah.

58.

Pembiayaan Daerah adalah semrla penerimaan yang perlu dibayar kembali
danfatau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun
anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran
berikutnya.

59. Sisa Lebih Perhitungan

Anggaran yang selanjutnya disingkat SiLPA adalah
selisih lebih realisasi penerimaan dan pengeluaran anggaran selama satu

periode anggaran.

60. Pinjaman Daerah adalah semua transaksi yang mengakibatkan

daerah

menerima sejumlah uang atau menerima manfaat yang bernilai uang dari
pihak lain sehingga daerah dibebani kewajiban untuk membayar kembali.
6L. Piutang Daerah adalah jumlah uang yang wajib dibayar kepada pemerintah
daerah danf atau hak pemerintah daerah yang dapat dinilai dengan uang
sebagai akibat perjanjian atau akibat lainnya berdasarkan peraturan
perundang-undangan atau akibat lainnya yang sah.
62. Utang Daerah adalah jumlah uang yang wajib dibayar pemerintah daerah
danlatau kewajiban pemerintah daerah yang dapat dinilai dengan uang
berdasarkan peraturan perundang-undangan, perjanjian, atau berdasarkan
sebab lainnya yang sah.
63. Dana Cadangan adalah dana yang disisihkan guna mendanai kegiatan yang
memerlukan dana relatif besar yang tidak dapat dipenuhi dalam satu tahun
anggaran.

64. Investasi adalah penggunaan aset untuk memperoleh manfaat ekonomis
seperti bunga, deviden, royalti, manfaat sosial danf atau manfaat lainnya
sehingga dapat meningkatkan kemampuan pemerintah dalam rangka

pelayanan kepada masyarakat.

65. Dokumen
66.

Pelaksanaan Anggaran SKPD yang selanjutnya disingkat DPASKPD adalah dokumen yang memuat pendapatan dan belanja yang
digunakan sebagai dasar pelaksanaan anggarafl oleh pengguna anggaran.
Dokumen Pelaksanaan Anggaran Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang
selanjutnya disingkat DPA-PPKD adalah dokumen pelaksanaan anggaran
badan/dinas/biro keuangan /bagian keuangan selaku Bendahara Umum
Daerah.

67. Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran SKPD yang selanjutnya
disingkat DPPA-SKPD adalah dokumen yang memuat perubahan pendapatan
dan belanja yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan perLrbahan anggaran
oleh pengguna anggaran.

68. Dokumen Pelaksanaan Anggaran Lanjutan yang selanjutnya disingkat DPAL
adalah dokumen yang memuat sisa belanja tahun sebelumnya sebagai dasar
pelaksanaan anggaran tahun berikutnya.

69. Anggaran Kas adalah dokumen perkiraan arus kas masuk yang bersumber
dari penerimaan dan perkiraan arus kas keluar untuk mengatur ketersediaan
dana yang cukup guna mendanai pelaksanaan kegiatan dalam setiap periode.
70. Surat Penyediaan Dana yang selanjutnya disingkat SPD adalah dokumen
yang menyatakan tersedianya dana untuk melaksanakan kegiatan sebagai
dasar penerbitan SPP.

71. Surat Permintaan Pembayaran yang selanjutnya disingkat SPP adalah
dokumen yang diterbitkan oleh pejabat yang bertanggung jawab atas
pelaksanaan kegiatan/bendahara pengeluaran untuk mengajukan

72.

73.

permintaan pembayaran.
SPP Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat SPP-UP adalah dokumen
yang diajukan oleh bendahara pengeluaran untuk permintaan uang muka
kerja yang bersifat pengisian kembali (reuoluing)yang tidak dapat dilakukan
dengan pembayaran langsung.
SPP Ganti Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat SPP-GU adalah
dokrrmen yang diajukan oleh bendaharan pengeluaran untrrk permintaan
pengganti uang persediaan yang tidak dapat dilakukan dengan pembayaran
Iangsung.

74.

SPP Tambahan Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat SPP-TU adalah

dokumen yang diajukan oleh bendahara pengeluaran untuk permintaan
tambahan uang persediaan guna melaksanakan kegiatan SKPD yang bersifat
mendesak dan tidak dapat digunakan untuk pembayaran Iangsung dan uang
persediaan.

75. SPP Langsung yang selanjutnya disingkat SPP-LS adalah dokumen yang
diajukan oleh bendahara pengeluaran untuk permintaan pembayaran

76.

Iangsung kepada pihak ketiga atas dasar perjanjian kontrak kerja atau surat
perintah kerja Iainnya dan pembayaran gaji dengan jumlah, penerima,
peruntukan, dan waktu pembayaran tertentu yang dokumennya disiapkan
oleh PPTK.
Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disingkat SPM adalah dokumen
yang digunakan/diterbitkan oleh pengguna anggaran/kuasa pengguna
anggaran untuk penerbitan SP2D atas beban pengeluaran DPA-SKPD.

77. Surat Perintah Membayar Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat SPMUP adalah dokumen yang diterbitkan oleh pengguna anggaran/kuasa

pengguna anggaran untuk penerbitan SP2D atas beban beban pengeluaran
DPA-SKPD yang dipergunakan sebagai uang persediaan untuk mendanai
kegiatan.

78. Surat Perintah Membayar Ganti

Uang Persediaan yarrg selanjutnya disingkat
SPMGU adalah dokumen yang diterbitkan oleh pengguna anggaran/kuasa
pengguna anggaran untuk penerbitan SP2D atas beban pengeluaran DPASKPD yang dananya dipergunakan untuk mengganti uang persediaan yang
telah dibelanjakan.

79. Surat Perintah Membayar Tambahan Uang Persediaan yang selanjutnya
disingkat SPM-TU adalah dokumen yang diterbitkan oleh pengguna
anggaran/kuasa pengguna anggaran untuk penerbitan SP2D atas beban

80.

pengeluaran DPA-SKPD, karena kebutuhan dananya melebihi dari jumlah
batas pagu uang persediaan yang telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan.
Surat Perintah Membayar Langsung yang selanjutnya disingkat SPM-LS
adalah dokumen yang diterbitkan oleh pengguna anggaran/kuasa pengguna
anggaran untuk penerbitan SP2D atas beban pengeluaran DPA-SKPD kepada
pihak ketiga.

81. Surat Perintah

Pencairan Dana yang selanjutnya disingkat SP2D adalah
dokumen yang digunakan sebagai dasar pencairan dana yang diterbitkan
oleh BUD berdasarkan SPM.
82. Barang Milik Daerah adalah semua barang yar,g dibeli atau diperoleh atas
beban APBD atau berasal dari perolehan Iainnya yang sah.
83. Kerugian Daerah adalah kekurangan uang, surat berharga, dan barang yang
nyata dan pasti jumlahnya sebagai akibat perbuatan melawan hukum baik
sengaja maupun lalai.
84. Badan Layanan Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BLUD adalah
SKPD/unit kerja pada SKPD di lingkungan pemerintah daerah yang dibentuk
untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang
danf atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan, dan
dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan
produktivitas.

85.

Kegiatan Tahun Jamak adalah kegiatan yang dianggarkan dan dilaksanakan
untuk masa lebih dari 1 (satu) tahun anggaran yang pekerjaannya dilakukan
melalui kontrak tahun jamak.

86. Bantuan Operasional Sekolah, yang selanjutnya disingkat BOS merupakan
dana yang digunakan terutama untuk biaya non personalia bagi satuan

pendidikan dasar sebagai pelaksanaan program wajib belajar, sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

BAB II
RUANG LINGKUP
Pasal 2
Ruang lingkup keuangan daerah meliputi:

a. hak daerah untuk memungut pajak daerah dan retribusidaerah serta

melakukan pinjaman;
b. kewajiban daerah untuk menyelenggarakan urusanpemerintahan daerah dan
membayar tagihan pihak ketiga;
c. penerimaan daerah;
d. pengeluaran daerah;
e. kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lainberupa uang, surat
berharga, piutang, barang, serta hak-haklain yang dapat dinilai dengan uang,
termasuk kekayaanyang dipisahkan pada perusahaan daerah; dan
f, kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah daerahdalam rangka
penyelenggaraan tugas pemerintahan daerahdan f atau kepentingan umum.
10

Pasal 3
Pokok-pokok pengelolaan keuangan daerah yang diatur dalam Peraturan Daerah

ini meliputi:

a. asas umum pengelolaan keuangan daerah;
b. kekuasaan pengelolaan keuangan daerah;

c.

asas rrmum dan

f.

pelaksanaan APBD;

struktur APBD;

d. penyusunan rancangan APBD;
e. penetapan APBD;

g. perubahan APBD;
h. penatausahaan keuangan

daerah;
i. akuntansi keuangan daerah;
j. pertanggungjawaban pelaksanaan APBD;
k. pembinaan dan pengawasan pengelolaan keuangan daerah;
1. penyelesaian kerugian daerah;
m. kedudukan keuangan pimpinan dan anggota DPRD;
n. kedudukan keuangan kepala daerah/wakil kepala daerah;
o. pengelolaan keuangan badan layanan umum daerah; dan
p. pengelolaan dana bantuan operasional sekolah.
BAB III
ASAS UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
Pasal 4

daerah dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundangundangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan dan bertanggung jawab
dengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan dan manfaat untuk

(1) Keuangan

masyarakat.

keuangan daerah dilaksanakan dalam suatu sistem yang
terintegrasi yang diwujudkan dalam APBD yang setiap tahun ditetapkan

(2) Pengelolaan

dengan peraturan daerah.

BAB IV
KEKUASAAN PENGELOLAAN
KEUANGAN DAERAH

Bagian Kesatu
Pemegang Kekuasaan Pengelolaan
Keuangan Daerah
Pasal 5

(1)

Bupati selaku kepala pemerintah daerah adalah

pemegang kekrrasaan

pengelolaan keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah dalam

kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan.
(2) Pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) mempunyai kewenangan:
a. menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan APBD;
b. menetapkan kebijakan tentang pengelolaan barang daerah;
c. menetapkan kuasa pengguna anggaran lbatang;
d. menetapkan bendahara penerimaan danfatau bendahara pengeluaran;
e. menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pemungutan penerimaan

f.

daerah;

menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan utang dan
piutang daerah;
1I

g. menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan barang milik
daerah; dan
h. menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengujian atas tagihan dan
memerintahkan pembayaran.
(3) Bupati selaku pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah
melimpahkan sebagian atau seluruh kekuasaannya kepada:
a. sekretaris daerah selaku koordinator pengelola keuangan daerah;
b. kepala satuan kerja pengelola keuangan daerah selaku PPKD; dan
c. kepala SKPD selaku pejabat pengguna anggaran lbarang daerah.
(4) Pelimpahan sebagian atau seluruh kekuasaan sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) ditetapkan dengan keputusan Bupati berdasarkan pada prinsip
pemisahan kewenangan antara yang memerintahkan, menguji, dan yang
menerima atau mengeluarkan uang.
Bagian Kedua
Koordinator Pengelolaan Keuangan Daerah
Pasal 6

(1)

Sekretaris daerah selaku koordinator pengelolaan keuangan daerah
sebagaimana dimaksud pada Pasal 5 ayat (3) huruf a terkait dengan peran
dan fungsinya dalam membantu Bupati menJrusun kebijakan dan
mengoordinasikan penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah termasuk
pengelolaan keuangan daerah mempunyai tugas:

a. pen)rusunan dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan APBD;
b. penyusunan dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan barang daerah;

c.

d.
e.

f.
(2)

pen5rusunan rancangan APBD dan rancangan perubahan APBD;
penyusunan Raperda APBD, Perubahan APBD dan pertanggungiawaban
pelaksanaan APBD;
tugas-tugas pejabat perencana daerah, PPKD dan pejabat pengawas
keuangan daerah; dan
pen5rusunan laporan keuangan daerah dalam rangka pertanggung jawaban
pelaksanaan APBD.

Selain tugas-tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) koordinator

pengelolaan keuangan daerah juga mempunyai tugas:
a. memimpin tim anggaran pemerintah daerah;
b. menyiapkan pedoman pelaksanaan APBD;
c. menyiapkan pedoman pengelolaan barang daerah;
d. memberikan persetujuan pengesahan DPA-SKPD; dan

e. melaksanakan tugasrtugas koordinasi pengelolaan keuangan daerah
lainnya berdasarkan kuasayar,g dilimpahkan oleh Bupati

(3) Koordinator

pengelolaan keuangan daerah bertanggung

jawab

atas
pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) kepada
Bupati.

Bagian Ketiga
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah
Pasal 7
(1) Kepala SKPKD selaku PPKD sebagaimana dimaksud dalam Pasal
huruf b mempunyai tugas:

5 ayat

a. menJrusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan keuangan daerah;
b. men5rusun rancangan APBD dan rancangan Perubahan APBD;

(3)

c.

melaksanakan pemungutan pendapatan daerah yang telah ditetapkan

d.

dengan Peraturan Daerah;
melaksanakan fungsi Bendahara Umum Daerah;
t2

e.

menJrusun laporan keuangan daerah dalam rangka pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD; dan
f. melaksanakan tugas lainnya berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh
Bupati.
(2) PPKD dalam melaksanakan fungsinya selaku BUD berwenang:
a. men)rusun kebijakan dan pedoman pelaksanaan APBD;
b. mengesahkan DPA-SKPD/DPPA-SKPD;
c. melakukan pengendalian pelaksanaan APBD;
d. memberikan petunjuk teknis pelaksanaan sistem penerimaan dan
pengeluaran kas daerah;
e. melaksanakan pemungutan pajak daerah;
f. menetapkan SPD;
g. menyiapkan pelaksanaan pinjaman dan pemberian pinjaman atas nama
pemerintah daerah;
h. melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan daerah;
i. menyajikan informasi keuangan daerah; dan
j. melaksanakan kebijakan dan pedoman pengeloaan serta penghapusan
barang milik daerah.
(3) PPKD bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada Bupati melalui
sekretaris daerah.
Pasal 8
(1) PPKD selaku BUD dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7 ayat (21 menunjuk pejabat di lingkLrngan satuan kerja pengelola
keuangan daerah selaku kuasa BUD.
(2) Penunjukan kuasa BUD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
dengan keputusan Bupati.
(3) Kuasa BUD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mempunyai tugas:
a. menyiapkan anggaran kas;
b. menyiapkan SPD;
c. menerbitkan SP2D; dan
d. menyimpan seluruh bukti asli kepemilikan kekayaan daerah;
e. memantau pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran APBD oleh
bankldan atau lembaga keuangan lainnya yang ditunjuk;
f. mengusahakan dan mengatur dana yang diperlukan dalam pelaksanaan
APBD;
g. menyimpan uang daerah;
h. melaksanakan penempatan uang daerah dan mengelolalmenatamsahakan
investasi;
i. melakukan pembayaran berdasarkan permintaan pejabat pengguna
anggaran atas beban rekening kas umum daerah;
j. melaksanakan pemberian pinjaman atas nama pemerintah daerah;
k. melakukan pengelolaan utang dan piutang daerah; dan
1. melakukan penagihan piutang daerah.
(4) KuasaBUD bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada BUD.
Pasal 9

PPKD dapat melimpahkan kepada pejabat lainnya dilingkungan satuan kerja
pengelola keuangan daerah untuk melaksanakan tugas-tugas sebagai berikut:
a. men5rusun rancangan APBD dan rancangan Perubahan APBD;
b. melakukan pengendalian pelaksanaan APBD;
c. melaksanakan pemungutan pajak daerah
d. menyiapkan pelaksanaan pinjaman dan pemberian jaminan atas narna
pemerintah daerah;
e. melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan daerah;
l3

f.

menyajikan informasi keuangan daerah; dan

g. melaksanakan kebijakan dan pedoman pengelolaan serta
barang milik daerah.

penghapusan

Bagian Keempat
Pejabat Pengguna Anggaran/Pengguna Barang Daerah
Pasal 10
Pejabat pengguna anggaran/pengguna barang daerah mempunyai tugas dan
wewenang:
a. menJrusun RKA-SKPD;
b. menlrusun DPA-SKPD;
c. men5rusun DPPA-SKPD;

d. melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban anggaran
belanja;

e. melaksanakan anggaran SKPD yang dipimpinnya;

f.

melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan pembayaran;

g. melaksanakan pemungutan penerimaan bukan pajak;
h. mengadakan tkatanlperjanjian kedasama dengan pihak lain dalam batas

i.
j.

anggaran yang telah ditetapkan;

mengelola utang dan piutang yarrg menjadi tanggung jawab SKPD yang
dipimpinnya;
mengelola barang milik daerahlkekayaan daerah yang menjadi tanggung
jawab SKPD yang dipimpinnya;
k. men5rusun dan menyampaikan laporan keuangan SKPD yang dipimpinnya;
1. mengawasi pelaksanaan anggaran SKPD yang dipimpinnya;
m. melaksanakan tugas-tugas pengguna anggaran /penggma barang lainnya
berdasarkan kuasa yang diiimpahkan oleh Bupati;
n. bertindak sebagai Pejabat Pembuat Komitmen dalam rangka pengedaan
barangl jasa pada SKPD masing-masing;
o. bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada Bupati melalui
Sekretaris Daerah.
Pasal

11

(1) Pejabat pengguna anggaran/pengguna barang dalam melaksanakan
tugas-tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1O dapat melimpahkan
sebagian kewenangannya kepada kepala unit kerja pada SKPD selaku
kuasa pengguna anggaran/kuasa pengguna barang.
{2) Pelimpahan sebagian kewenangan sebagaimana tersebut pada ayat (1)
berdasarkan pertimbangan tingkatan daerah, besaran SKPD, besaran
jumlah uang yang dikelola, beban kerja, lokasi, kompetensi, rentang
kendali dan I atau pertimbangan objektif lainnya.
(3) Pelimpahan sebagian kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan oleh kepala daerah atas usul kepala SKPD.
{41 Pelimpahan sebagian kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
meliputi:
a. melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban
anggaran belanja;
b. melaksanakan anggaran unit keda yang dipimpinnya;
c. melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan pembayaran;
d. mengadakan ikatanlperjanjian kerjasama dengan pihak lain dalam
batas anggaran yang telah ditetapkan;
e. menandatangani SPM-LS dan SPM-TU;
f. mengawasi pelaksanaan anggaran unit kerja yang dipimpinnya; dan
t4

g. melaksanakan tugas-tugas kuasa pengguna anggaran

lainnya

berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh pejabat pengguna

anggaran.

(5) Kuasa pengguna anggaran/kuasa pengguna barang

sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya
kepada pengguna anggaran / pengguna barang.

Bagian Kelima
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan SKPD
Pasal 12

(1)

Pejabat pengguna anggaran/pengguna barang dan kuasa pengguna
anggaran/kuasa pengguna barang dalam melaksanakan program dan

kegiatan dapat menunjuk pejabat pada unit kerja SKPD selaku PPTK.
(21 PPTK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas mencakup:
a. mengendalikan pelaksanaan kegiatan;
b. melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan;
c. menyiapkan dokumen anggaran atas beban pengeluaran pelaksanaan
kegiatan.
(3) Dokumen anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (21 huruf c mencakup
dokumen administrasi kegiatan maupun dokumen administrasi yang terkait
dengan persyaratan pembayararr yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan.
Pasal 13
(1)

(2)

Penunjukan PPTK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat(1)
berdasarkan pertimbangan kompetensi jabatan, anggaran kegiatan, beban
kerja, lokasi, dan/atau rentang kendali dan pertimbangan objektif lainnya.
PPTK bertanggung jawab kepada pejabat pengguna anggaran/kuasa

pengguna anggaran.

Bagian Keenam
Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD
Pasal 14
yang
dimuat dalam DPA-SKPD/DPPA-SKPD,
anggaran
Untuk melaksanakan
kepala SKPD menetapkan pejabat yang melaksanakan fungsi tata usaha
keuangan pada SKPD sebagai pejabat penatausahaan keuangan SKPD.
(2) PPK-SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas :
a. meneliti kelengkapan SPP-LS pengadaan barang dan jasa yang
disampaikan oleh bendahara pengeluaran dan diketahui/ disetujui oleh
(1)

PPTK;

SPP-GU, SPP-TU dan SPP-LS gair dan
tunjangan PNS serta penghasilan lainnya yang ditetapkan sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan yang diajukan oleh bendahara
pengeluaran;
verifikasi SPP;
melakukan
c.
d. menyiapkan SPM;
e. melakukan verifikasi harian atas penerimaan;
f. melaksanakan akuntansi SKPD; dan
g. menyiapkan laporan keuangan SKPD.
(3) ppf-Sf