Pedum Prog Pendayagunaan TKS 2014
PEDOMAN UMUM
PROGRAM PENDAYAGUNAAN
TENAGA KERJA SARJANA
TAHUN 2014
KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASl
REPUBLIK INDONESIA
TIM PENYUSUN
Terbitan ini dipergunakan di lingkungan
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Rl dan
Dinas-Dinas Ketenagakerjaan di Indonesia serta lembagalembaga yang bergerak dibldang pemberdayaan
masyarakat dan perluasan kesempatan kerja
Pengarah
(Direktur PKK-PTKSI)
Penanggung jawab
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Rl
Direktorat Perluasan Kesempatan Kerja dan
Ir. Erna Noviati, M.Si
Pen)aisun
Pengembangan Tenaga Kerja Sektor Informal
Yanti Maryati, SE, MT
Ir. Yanuarini Astuti Dewi
Elyana Silmia, SP
Tahun 2014
M. Ikrar Dinata
Cetakan ke-3
Agung Sayudi, S.Psi
Editor
Pengumpul & Pengolah Data
M. Ikrar Dinata, SH
Budi Nurani, SE
Zakiyah, SE
Diluar instansi atau lembaga sebagaimana disebutkan diatas,
dapat menggunakan terbitan Ini dengan mencantumkan
pedoman Ini dalam kutipan dan sumber pustaka
Administrasi
Sri Utami Rahayu
KATA PENGANTAR
Pendayagunaan Tenaga
Kerja Sarjana
(TKS)
merupakan program Kemnakertrans yang bertujuan
memberdayakan
para
sarjana
dalann
kegiatan
pendampingan
nnasyarakat
dibidang
perluasan
kesempatan kerja sektor informal dan penempatan
tenaga kerja.
Melalui program tersebut, para TKS dilatih dan
dibina, untuk kemudian ditugaskan menjadi Fasilitator
Kelompok Usaha Masyarakat, Pendamping Calon Tenaga
Kerja Indonesia (CTKI), Penggerak Perantaraan Kerja dan
Operator Pelayanan Bursa Kerja on Line (BKOL).
Melalui tugas pendampingan ini, para TKS diharapkan
mampu memberdayakan masyarakat sekaligus dirinya
sendiri dalam mengelola potensi sumber daya alam untuk
tujuan penciptaan lapangan kerja yang seluas-luasnya.
Dalam rangka memandu pelaksanaan Program
Pendayagunaan TKS, maka Direktorat Perluasan
Kesempatan Kerja dan Pengembangan Tenaga Kerja
Sektor Informal (PKK-PTKSI) telah menyusun Pedoman
Umum Program Pendayagunaan TKS Tahun 2014.
Pedoman ini berisi informasi mengenai konsepsi,
prinsip-prinsip, serta mekanisme pelaksanaan program
pendayagunaan TKS, mulai dari tahap perencanaan
hingga tahap pelaporan.
Demikian, semoga Pedoman Umum ini dapat
berguna sebagai acuan bagi semua pihak yang
DAFTAR ISI
berkepentingan demi susksesnya pelaksanaan kegiatan dl
KATA PENGANTAR
/
lapangan.
DAFTAR ISI
Hi
BAB I
PENDAHULUAN
Jakarta, 1 April 2014
DIREKTUR JENDERAL
PEMBINAAN PENEMPATAN
A.
Latar Belakang
l
B.
Dasar Hukum
2
C.
Maksud dan Tujuan
3
D.
E.
Target Pengguna
Daftar Istilah
4
4
BAB II
TENAGA KERJA,
PROFIL PROGRAM PENDAYAGUNAAN TKS
A.
Dasar Pemlkiran
9
B.
FokusTugas Pendampingan
10
C
Prinsip Dasar
12
BAB III
PERAN DAN TUGAS TKS
A.
B.
C.
Dr. Dra. REYNA USMAN.MM
NIP. 19601206 198603 2 002
BAB IV
Peserta Program
Peran dan Tugas
Hak dan Kewajiban
16
16
19
ORGANISASI PELAKSANA
A.
Direktorat PKK-PTKSI
20
B.
C
D.
Dinas Ketenagakerjaan Tingkat Provinsi
Dinas Ketenagakerjaan Tingkat Kab/Kota
Mitra Kerja
20
20
21
BAB V
TAHAPAN PELAKSANAAN
A.
Perencanaan Lokasi Penugasan
B.
Sosialisasi Program
23
24
C.
Rekrutmen dan Seieksi
24
D.
Pembekalan
25
E.
Penugasan
26
F.
Pembinaan
27
G.
H.
IVIonitoring dan Evaluasi
Pelaporan
28
29
III
Pedoman Umum Program Pendayagunaan TKS Tahun 2014
BAB VI
KEGIATAN PENDUKUNG
BAB I
A.
Penyusunan Pedoman Pelaksanaan Program
30
B.
C.
Temu Konsultansi Pelaksana Program
Temu Evaluasi Pelaksana Program
30
30
D.
Temu LapangTKS
31
E.
F.
Perluasan Jejaring Kemitraan
Pemberian Penghargaan
31
31
BAB VII
PENUTUP
32
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu persoalan serius yang dihadapi Indonesia
saat ini adalah masalah pengangguran. Terlebih lagi laporan
anallsis darl International Labour Organization (ILO) yang
bertajuk "2014 Global Employment Trends", (CNBC;2014),
menginformasikan bahwa jumlah penganggur pada tahun 2013
telah meningkat sebanyak 5 juta orang menjadi 202 juta orang.
ILO bahkan memprediksi bahwa angka pengangguran dunia
pada tahun 2018 akan mencapai 215 juta orang.
Bahkan tidak hanya itu, ILO juga menyatakan bahwa
kelompok yang paling berpotensi menjadi penyumbang
angka penganggur terbanyak justru berasal dari kalangan
pemuda. Kondisi ini merupakan dampak dari krisis ekonomi
yang terjadi Eropa dan Amerika.
Meskipun data statistik Badan Pusat Statistik (BPS)
menyebutkan
adanya
trend
penurunan
angka
pengangguran di Indonesia dalam kurun waktu tahun 20102013, namun hal tersebut tidak membuat pemerintah
berpuas diri. Berbagai kebijakan terus diupayakan
pemerintah guna menekan angka pengangguran hingga
tingkat terendah.
Terbatasnya lapangan kerja sektor formal yang tidak
sebanding dengan jumlah pencari
kerja,
diakui
berpengaruh signifikan terhadap meningkatnya angka
pengangguran, khususnya dikalangan kaum muda terdidik.
Keberadaan penganggur terdidik ini sebenarnya merupakan
sCiatu pemborosan, mengingat mereka sesungguhnya
IV
Pedoman Umum Program Pendayagunaan TKS Tahun 2014
Pedoman Umum Program Pendayagunaan TKS Tahun 2014
memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup
memadai, namun tidak terserap di pasar kerja formal.
Dalam rangka mengatasi masalah pengangguran
tersebut, pemerintah melalui Kemnakertrans Rl telah
mengupayakan berbagai kebijakan, salah satunya melalui
pembentukan program Pendayagunaan Tenaga Kerja
Sarjana atau disingkat TKS.
Program
Pendayagunaan
TKS
bertujuan
untuk
memberdayakan
para
sarjana
dalam
kegiatan
pendampingan masyarakat dibidang perluasan kesempatan
kerja dan penempatan tenaga kerja, dalam bentuk
Pendampingan Kelompok Usaha Masyarakat (KUM),
Pendampingan Calon TKI (CTKI), Penggerak Perantaraan
Kerja dan Operator Bursa Kerja On line (BKOL).
Melalui program ini, para TKS diharapkan mampu
mengembangkan potensi dirinya melalui kegiatan-kegiatan
pendampingan masyarakat yang bertumpu pada
pengembangan potensi SDA dan SDM untuk penciptaan
kesempatan kerja yang seluas-luasnya.
Dalam rangka memandu pelaksanaan Program
Pendayagunaan TKS, Direktorat Perluasan Kesempatan
Kerja dan Pengembangan Tenaga Kerja Sektor Informal
(Dit.PKK-PTKSI) menyusun Pedoman Umum (Pedum)
Program Pendayagunaan Tenaga Kerja sarjana Tahun 2014.
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2013 tentang
Perluasan Kesempatan Kerja;
3. Peraturan
Menteri
PER.07/MEN/IV/2008
Kerja;
4. Peraturan
Menteri
Tenaga
Kerja
tentang Penempatan
Tenaga
Kerja
Nomor:
Tenaga
Nomor:
PER.03/MEN/I/2010
tentang
Rencana
Strategis
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tahun
2010-2014;
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor: 2 Tahun 2012
tentang Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor:
PER.03/MEN/I/2010 tentang
perubahan
Rencana
Strategis Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Tahun 2010-2014;
6. Peraturan
Menteri
Tenaga
Kerja
Nomor:
PER.12/MEN/\/lll/2010 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi;
C. Maksud dan Tujuan
Maksud penyusunan Pedoman Umum agar ada
kesamaan pandangan diantara para stake holder dalam
memahami Program Pendayagunaan TKS.
Sedangkan tujuan penyusunan Pedoman Umum, antara
lain untuk:
1. Memberikan informasi kepada sarjana selaku peserta
program dan aparat Disnaker Provinsi dan Kab/Kota
selaku Pelaksana Program mengenai konsep, prinsipprinsip serta merkanisme pelaksanaan Program
Pendayagunaan TKS.
2. Memberikan
acuan
pelaksanaan
Program
Pendayagunaan TKS sesuai dengan tujuan dan sasaran
yang telah ditetapkan.
Pedoman Umum Program Pendayagunaan TKS Tahun 2014
Pedoman Umum Program Pendayagunaan TKS Tahun 2014
3. Dasar pengukuran capaian
Pendayagunaan TKS.
kinerja
dalam
disebut PL Kab/Kota.
D. Target Pengguna
Sasaran
pengguna
Pedoman
disebut PL Provinsi, sedangkan PL Daerah Kab/Kota
Program
Umum
4.
Pengguna
Program
adalah
pihak-pihak
yang
mengambil manfaat dari program pendayagunaan TKS,
seperti kelompok usaha masyarakat, calon TKI dan
pencari kerja.
5.
Pola pendampingan TKS adalah pola pendampingan
pemberdayaan masyarakat yang menitikberatkan pada
Program
Pendayagunaan TKS, antara lain:
1. TKSselaku pendamping//os///totor;
2. Pelaksana Program, yakni Direktorat PKK-PTKSI sebagai
Pelaksana Pusat dan Dinas Tenaga Kerja Provinsi dan
Kabupaten/Kota selaku Pelaksana Daerah;
3. Pengguna/Pemanfaat program, yakni masyarakat dan
peranan TKS sebagai pendamping//os/7/totor.
6.
Kelompok Usaha Masyarakat (KUM) adalah kumpulan
orang (penganggur) yang tergabung dalam suatu
kelompok dengan maksud dan tujuan melakukan
usaha produktif dalam rangka pemenuhan kebutuhan
hidup mereka.
7.
Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk
meningkatkan kekuatan atau posisi tawar masyarakat
agar mampu mengambil keputusan untuk dirinya serta
ikut menentukan dan mempengaruhi pengambilan
keputusan yang dilakukan pihak lain yang berpengaruh
pencari kerja (pencaker);
4. Lembaga/instansi lain yang membutuhkan.
E. Daftar Istilah
Dalam Pedoman ini ada beberapa istilah teknis yang perlu
dipahami oleh para pembaca, antara lain:
1.
2.
Tenaga Kerja Sarjana (TKS) adalah para sarjana
peserta Program Pendayagunaan Tenaga Kerja Sarjana.
Pelaksana Program Pusat atau PL Pusat adalah aparat
dari Pemerintah Pusat (Kemnakertrans) yang menjadi
penanggung
jawab
pelaksanaan
Program
terhadap dirinya.
8.
Pendayagunaan TKS, yakni Direktorat Perluasan
Kesempatan Kerja dan Pengembangan Tenaga Kerja
Sektor Informal (Direktorat PKK-PTKSI).
3. Pelaksana Program Daerah atau PL Daerah adalah
aparat pemda dari Dinas Tenaga Kerja Provinsi dan
Kabupaten/Kota yang menjadi pelaksana program
pendayagunaan TKS. Selanjutnya PL Daerah Provinsi
Perluasan Kesempatan Kerja adalah upaya yang
dilakukan untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru
dan/atau mengembangkan lapangan pekerjaan yang
sudah tersedia.
9.
Perluasan Kesempatan Kerja di luar Hubungan Kerja
(Sektor Informal) adalah upaya yang dilakukan untuk
menciptakan lapangan pekerjaan baru dan/atau
mengembangkan lapangan pekerjaan yang tersedia
tidak berdasarkan perjanjian kerja.
Pedoman Umum Program Pendayagunaan TKS Tahun 2014
Pedoman Umum Program Pendayagunaan TKS Tahun 2014
10. Perluasan Kesempatan Kerja di dalam Hubungan
Kerja adalah upaya yang dilakukan untuk mendptakan
dan diangkat dalam jabatan fungsional oleh Menteri
atau Pejabat yang ditunjuk.
lapangan pekerjaan baru dan/atau mengembangkan
lapangan pekerjaan yang tersedia berdasarkan
perjanjian kerja, yang mempunyai unsur perintah,
pekerjaan dan upah.
17. Pencari Kerja (pencaker) adalah angkatan kerja yang
sedang menganggur dan mencari pekerjaan maupun
yang sudah bekerja tetapi ingin pindah atau alih
pekerjaan dengan mendaftarkan diri kepada pelaksana
11. Pengembangan Padat Karya adalah penyediaan
lapangan pekerjaan kepada penganggur yang bersifat
sementara (crash for work) berbasis tenaga kerja
(tenaga manusia) dalam bentuk keglatan infrastruktur
maupun produktif.
12. Terapan Teknologi Tepat Guna (TTG) adalah Proses
kegiatan alih teknologi sederhana untuk mengolah
bahan baku menjadi bahan jadi sehingga mampu
memberikan nilai tambah, memperluas kesempatan
kerja dan menyerap tenaga kerja.
13. Pendayagunaan Tenaga Kerja Mandiri (TKM)
adalah pemberdayaan masyarakat penganggur,
setengah penganggur dan pencari kerja melalui
pelatihan dan bantuan sarana usaha sebagai
stimulasi kegiatan kewirausahaan.
14. Penempatan Tenaga Kerja adalah proses pelayanan
kepada pencari kerja untuk memperoleh pekerjaan dan
pemberi kerja dalam pengisian lowongan kerja sesuai
dengan bakat, minat dan kemampuan.
15. Antar Kerja adalah sistem yang meliputi pelayanan
informasi pasar kerja, penyuluhan dan bimbingan
jabatan dan perantaraan kerja.
16. Pengantar Kerja adalah Pegawai Negeri Sipil yang
memiliki keterampilan melakukan kegiatan antar kerja
penempatan
tenaga
kerja
atau
secara
langsung
melamar kepada pemberi kerja.
18. Pemberi Kerja adalah orang perseorangan, pengusaha,
badan hukum atau badan-badan lainnya yang
mempekerjakan tenaga kerja dengan membayar upah.
19. Penempatan tenaga kerja ke luar negeri adalah
kegiatan pelayanan untuk mempertemukan TKI sesuai
bakat, minat, dan kemampuannya dengan pemberi
kerja di luar negeri yang meliputi keseluruhan proses
perekrutan, pengurusan dokumen, pendidikan dan
pelatihan, penampungan, persiapan pemberangkatan,
pemberangkatan sampai ke negara tujuan dan
pemulangan dari negara tujuan.
20. Calon Tenaga Kerja Indonesia (CTKI) adalah setiap
warga negara Indonesia yang memenuhi syarat sebagai
pencari pekerja yang akan bekerja di luar negeri dan
terdaftar di dinas pemerintah Kabupaten/Kota yang
bertanggung jawab dibidang ketenagakerjaan.
21. Tenaga Kerja Indonesia (TKI) adalah setiap warga
negara Indonesia yang memenuhi syarat untuk bekerja
di luar negeri dalam hubungan kerja untuk jangka
waktu tertentu dengan menerima upah.
22. Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia
Swasta (PPTKIS) adalah badan hukum yang telah
Pedoman Umum Program Pendayagunaan TKS Tahun 2014
Pedoman Umum Program Pendayagunaan TKS Tahun 2014
memperoleh ijin tertulis darl Menteri untuk
menyelenggarakan pelayanan penempatan tenaga
kerja Indonesia di luar negeri.
23. tnformasi Pasar Kerja (tPK) adalah keterangan
mengenai karakteristik kebutuhan dan persediaan
tenaga kerja.
24. Bursa Kerja adalah tempat
penempatan tenaga kerja
pelayanan
kegiatan
25. Bursa Kerja On line (BKOL) adalah sistem pelayanan
kegiatan
penempatan
tenaga
kerja
melalui
pemanfaatan sistem Jaringan internet.
26. Indikator Kinerja adalah ukuran kuantitatif dan/atau
kualitatif yang menggambarkan tingkat capaian suatu
sasaran atau tujuan dari kegiatan pendayagunaan TKS.
BAB II
PROFIL PROGRAM PENDAYAGUNAAN
TENAGA KERJA SARJANA
A. Dasar Pemlkiran
Program Pendayagunaan Tenaga Kerja Sarjana (TKS)
sebenarnya bukanlah program baru di Kemnakertrans.
Sejak tahun 1968 program ini sud^h berjalan dibawah
koordinasi Badan Urusan Tenaga Sukarela Indonesia
(BUTSI). Namun seiring dengan perjalanan waktu, program
ini beberapa kali mengalami pasang surut perubahan, mulai
dari perubahan istilah program, perubahan strategi bahkan
pernah mengalami masa-masa vakum. Pada tahun 2009,
program ini mulai dijalankan kembali.
Tujuan utama pembentukan Program Pendayagunaan
TKS adalah untuk piengurangi angka pengangguran, bukan
saja pengangguran sarjana, tetapi juga masyarakat
penganggur lainnya.
Terlebih lagi saat ini, pemerintah sedang menggalakkan
upaya untuk mengurangi angka pengangguran melalui
program-program perluasan kesempatan kerja berbasis
pemberdayaan masyarakat, seperti Padat Karya Produktif,
Terapan Tekonologi Tepat Guna, Tenaga Kerja Mandiri
(kewirausahaan) serta kegiatan produktif lainnya.
Peserta program perluasan kesempatan kerja yang
umumnya berasal dari kelompok masyarakat marginal,
menghadapi keterbatasan akses pendidikan formal. Dengan
keterbatasan ini, masyarakat seringkali menghadapi
kendala-kendala dalam aktifitas yang membutuhkan
keterampilan teknis tertentu, seperti pembuatan surat,
Pedoman Umum Program Pendayagunaan TKS Tahun 2014
penyusunan proposal, pengurusan izin usaha, pengajuan
modal usaha kepada perbankan, dan pengembangan
manajemen usaha.
Dengan keterbatasan tersebut, masyarakat tentu saja
memerlukan pendampingan. Oleh karena Itu, peran
strategis TKS selaku pendamping sangat dibutuhkan dalam
memperkuat Kelompok Usaha Masyarakat (KUM).
Disamping Itu, melalui kegiatan pendampingan ini,
wawasan dan pengalaman TKS diharapkan semakin
bertambah sehingga dapat melahirkan inspirasi dalam
rangka pengembangan karir TKS di masa mendatang.
Dengan demiklan, ada dua keuntungan yang
diharapkan dari program TKS. Pertama, berkurangnya
angka pengangguran sarjana dan berkembangnya
keterampilan sarjana (TKS). Kedua, berkembangnya usaha
kelompok usaha masyarakat sebagai dampak dari
Pedoman Umum Program Pendayagunaan TKS Tahun 2014
Dengan demikian, pelaksanaan tugas TKS merupakan
penjabaran dari tugas dibidang perluasan kesempatan kerja
diluar hubungan kerja (Sektor Informal) dan bidang
penempatan tenaga kerja, sebagaimana penjelasan berikut.
1. Bidang Perluasan Kesempatan Kerja di luar Hubungan Kerja (Informal)
Kegiatan perluasan kesempatan kerja di luar hubungan kerja (sektor
informal) bertujuan untuk mengupayakan tersedianya kesempatan kerja
di sektor informal bagi para pencari kerja melalui pembentukan
kelompok usaha mandiri dengan memanfaatkan potensi lokal yang
tersedia. Kegiatan ini berbentuk :
- Pengembangan Padat Karya
Penyediaan lapangan pekerjaan kepada penganggur yang bersifat
sementara (crash for work) berbasis tenaga kerja (tenaga manusia)
dalam bentuk kegiatan infrastruktur maupun produktif.
- Terapan Teknologi Tepat Guna
Proses kegiatan alih teknologi sederhana untuk mengolah bahan baku
menjadi bahan jadi sehingga mampu memberikan nilai tambah,
memperluas kesempatan kerja dan menyerap tenaga kerja.
pendampingan TKS.
- Pendayagunaan Tenaga Kerja Mandiri
B. Fokus Tugas Pendampingan
Pemberdayaan masyarakat penganggur, setengah penganggur
Fokus tugas pendampingan TKS, meliputi dua hal, yakni
dan pencari kerja melalui pelatihan dan bantuan sarana usaha
sebagai stimulan kegiatan kewirausahaan.
pendampingan dibidang perluasan kesempatan kerja sektor
Bentuk
informal dan pendampingan dibidang penempatan tenaga
Masyarakat (KUM)
kerja.
pendampingan
Pendampingan
Kelompok
Usaha
2. Bidang Penempatan Tenaga Kerja
Peran pendampingan TKS dibidang perluasan
kesempatan kerja sektor informal adalah sebagai fas/7/totor
kelompok usaha masyarakat. Sedangkan peran
pendampingan TKS dibidang penempatan tenaga kerja
berbentuk fasilitasi dan advokasi masyarakat dalam urusan-
urusan dibidang penempatan tenaga
kerja, seperti
Pendampingan Calon TKI, Penggerak Perantaraan Kerja dan
Operator Bursa Kerja On line (BKOL).
10
Fokuskegiatan penempatan tenaga kerja adalah memfasilitasi pelayanan
dibidang penempatan tenaga kerja, baik didalam maupun diluar negeri.
Kegiatan tersebut dijalankan dengan memperhatikan aspek minat, bakat
dan keterampilan para pencari kerja. Mekanisme yang digunakan
melalui sistem antar kerja dan pemanfaatan Bursa Kerja. Bidang
penempatan tenaga kerja ini merupakan bagian dari perluasan
kesempatan kerja di dalam hubungan kerja
Bentuk pendampingan : Pendampingan bagi Calon TKI, Pendamping
Perantaraan Kerja dan Operator Bursa Kerja On Line (BKOL).
11
H!
Pedoman Umum Program Pendayagunaan TKS Tahun 2014
Pcdoman Umum Program Pendayagunaan TKS Tahun 2014
berbeda latar belakang, seperti agama, ras, budaya,
pandangan politik dan Iain-Iain;
C. Prinsip'Prinsip Dasar
Pelaksanaan Pendayagunaan TKS mengacu pada
prinsip yang menjadi dasar etik yang harus dipatuhi semua
6.
pihak yang terlibat dalam pelaksanaan program. Menurut
Tidak terikat dengan kepentingan politik manapun,
sehingga bisa lebih mandiri dan kreatif serta terbebas
dari tekanan pihak lain;
Sumpeno (2007), Prinsip-prinsip tersebut antara lain:
1.
Tidak ditujukan untuk mencari keuntungan pribadi.
Kegiatan pendampingan terlepas sama sekali dari
maksud-maksud
untuk
memperoleh
keuntungan
7.
pribadi atau lembaga, balk dalam bentuk materl atau
Tidak boleh menggantikan pekerjaan pekerja yang
sedang mogok.
ataupun dalam bentuk lain;
Kegiatan TKS juga tidak boleh dilaksanakan untuk
menggantikan kedudukan pekerja yang sedang
melangsungkan pemogokan untuk menuntut hak-hak
Memberi manfaat bagi orang lain dan TKS itu sendiri.
mereka;
yang dapat dikategorlkan atau dihargal secara materi
2.
Non partisan {independent).
Kegiatan pendampingan yang dijalankan
TKS
memberikan manfaat atau menghasilkan suatu
8.
perubahan yang lebih balk dari keadaan sebelumnya,
baik yang dapat dilihat atau dirasakan secara materi
Pengembangan
bersifat
terpadu
(integrated
development) yang meliputi aspek sosial, ekonomi,
politik, budaya, lingkungan dan personal/spiritual
dalam satu kesatuan;
maupun non materi;
3.
Dilaksanakan atas kemauan sendiri secara bebas.
Keputusan untuk melakukan kegiatan tanpa tekanan
atau bujukan dari pihak lain maupun dari perasaan
sendiri terliadap kewajiban sosialnya;
4.
Tidak boleh mengancam pekerjaan orang lain.
Meskipun didasarkan pada rasa kesukarelaan, akan
tetapi kegiatan tersebut tidak boleh mengancam
kelangsungan pekerjaan seseorang atau beberapa
orang dimana mereka memperoleh penghidupan;
5.
AntI diskriminasi.
Pelaksanaan kegiatan sukarela didasarkan pada paham
kesamaan dan kesetaraan semua manusia meskipun
12
9.
Menjunjung tinggi hak asasi secara proporsional
(Human Right), melindungi hak dasar masyarakat
untuk berpendapat, berserikat dan berkreasi secara
bertanggung jawab;
10. Berkelanjutan (sustainability), kegiatan berorientasi
pada keberlangsungan generasi mendatang dengan
meminimalisir penggunaan sumber daya yang tidak
dapat diperbaharui dan menjaga kelestarian alam;
11. Pemberdayaan (empowerment), yaitu menyediakan
sumberdaya, kesempatan, pengetahuan, keterampilan
serta meningkatkan kemampuan binaan untuk
menentukan masa
dalam masyarakat;
depannya
13
ketika
berpartisipasi
Pedoman Umum Program Pendayagunaan TKS Tahun 2014
12. Kepemilikan
yaitu
Pedoman Umum Program Pendayagunaan TKS Tahun 2014
masyarakat (community ownership),
pemberian
kewenangan
kepada
masyarakat
untuk mengelola sumber daya dengan segenap aturan
mainnya dengan cara memberikan akses dan kontrol
terhadap proses pengambilan keputusan;
13. Kemandirian (self-reliance)
daya internal masyarakat, seperti keuangan, teknis,
sumber daya alam, dan sumber daya manusia;
14. Tujuan Praktis dan strategis (Immediate goals and
ultimate visions), yakni mengupayakan tercapainya
tujuan jangka pendek tanpa mengabaikan tujuan
15. Pengembangan organik (organic development)
Pemberdayaan masyarakat dllbaratkan seperti
mengurus tanaman (yang kompleks), bukan seperti
mesin (yang simple);
16. Berangkat dari yang dibutuhkan masyarakat (the pace
of development)
Masyarakat yang mengkontrol dan memimpin proses
sedangkan pendamping hanya melayani dan
memfasilltasi. Dalam proses ini diperlukan waktu lebih
banyak;
17. Membangun Masyarakat (community buildirtg) yana
dilakukan dengan cara memperkuat interaksi sosial
membangun
'
PROGRAM PENDAYAGUNAAN
TENAGA KERJA SARJANA
TAHUN 2014
KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASl
REPUBLIK INDONESIA
TIM PENYUSUN
Terbitan ini dipergunakan di lingkungan
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Rl dan
Dinas-Dinas Ketenagakerjaan di Indonesia serta lembagalembaga yang bergerak dibldang pemberdayaan
masyarakat dan perluasan kesempatan kerja
Pengarah
(Direktur PKK-PTKSI)
Penanggung jawab
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Rl
Direktorat Perluasan Kesempatan Kerja dan
Ir. Erna Noviati, M.Si
Pen)aisun
Pengembangan Tenaga Kerja Sektor Informal
Yanti Maryati, SE, MT
Ir. Yanuarini Astuti Dewi
Elyana Silmia, SP
Tahun 2014
M. Ikrar Dinata
Cetakan ke-3
Agung Sayudi, S.Psi
Editor
Pengumpul & Pengolah Data
M. Ikrar Dinata, SH
Budi Nurani, SE
Zakiyah, SE
Diluar instansi atau lembaga sebagaimana disebutkan diatas,
dapat menggunakan terbitan Ini dengan mencantumkan
pedoman Ini dalam kutipan dan sumber pustaka
Administrasi
Sri Utami Rahayu
KATA PENGANTAR
Pendayagunaan Tenaga
Kerja Sarjana
(TKS)
merupakan program Kemnakertrans yang bertujuan
memberdayakan
para
sarjana
dalann
kegiatan
pendampingan
nnasyarakat
dibidang
perluasan
kesempatan kerja sektor informal dan penempatan
tenaga kerja.
Melalui program tersebut, para TKS dilatih dan
dibina, untuk kemudian ditugaskan menjadi Fasilitator
Kelompok Usaha Masyarakat, Pendamping Calon Tenaga
Kerja Indonesia (CTKI), Penggerak Perantaraan Kerja dan
Operator Pelayanan Bursa Kerja on Line (BKOL).
Melalui tugas pendampingan ini, para TKS diharapkan
mampu memberdayakan masyarakat sekaligus dirinya
sendiri dalam mengelola potensi sumber daya alam untuk
tujuan penciptaan lapangan kerja yang seluas-luasnya.
Dalam rangka memandu pelaksanaan Program
Pendayagunaan TKS, maka Direktorat Perluasan
Kesempatan Kerja dan Pengembangan Tenaga Kerja
Sektor Informal (PKK-PTKSI) telah menyusun Pedoman
Umum Program Pendayagunaan TKS Tahun 2014.
Pedoman ini berisi informasi mengenai konsepsi,
prinsip-prinsip, serta mekanisme pelaksanaan program
pendayagunaan TKS, mulai dari tahap perencanaan
hingga tahap pelaporan.
Demikian, semoga Pedoman Umum ini dapat
berguna sebagai acuan bagi semua pihak yang
DAFTAR ISI
berkepentingan demi susksesnya pelaksanaan kegiatan dl
KATA PENGANTAR
/
lapangan.
DAFTAR ISI
Hi
BAB I
PENDAHULUAN
Jakarta, 1 April 2014
DIREKTUR JENDERAL
PEMBINAAN PENEMPATAN
A.
Latar Belakang
l
B.
Dasar Hukum
2
C.
Maksud dan Tujuan
3
D.
E.
Target Pengguna
Daftar Istilah
4
4
BAB II
TENAGA KERJA,
PROFIL PROGRAM PENDAYAGUNAAN TKS
A.
Dasar Pemlkiran
9
B.
FokusTugas Pendampingan
10
C
Prinsip Dasar
12
BAB III
PERAN DAN TUGAS TKS
A.
B.
C.
Dr. Dra. REYNA USMAN.MM
NIP. 19601206 198603 2 002
BAB IV
Peserta Program
Peran dan Tugas
Hak dan Kewajiban
16
16
19
ORGANISASI PELAKSANA
A.
Direktorat PKK-PTKSI
20
B.
C
D.
Dinas Ketenagakerjaan Tingkat Provinsi
Dinas Ketenagakerjaan Tingkat Kab/Kota
Mitra Kerja
20
20
21
BAB V
TAHAPAN PELAKSANAAN
A.
Perencanaan Lokasi Penugasan
B.
Sosialisasi Program
23
24
C.
Rekrutmen dan Seieksi
24
D.
Pembekalan
25
E.
Penugasan
26
F.
Pembinaan
27
G.
H.
IVIonitoring dan Evaluasi
Pelaporan
28
29
III
Pedoman Umum Program Pendayagunaan TKS Tahun 2014
BAB VI
KEGIATAN PENDUKUNG
BAB I
A.
Penyusunan Pedoman Pelaksanaan Program
30
B.
C.
Temu Konsultansi Pelaksana Program
Temu Evaluasi Pelaksana Program
30
30
D.
Temu LapangTKS
31
E.
F.
Perluasan Jejaring Kemitraan
Pemberian Penghargaan
31
31
BAB VII
PENUTUP
32
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu persoalan serius yang dihadapi Indonesia
saat ini adalah masalah pengangguran. Terlebih lagi laporan
anallsis darl International Labour Organization (ILO) yang
bertajuk "2014 Global Employment Trends", (CNBC;2014),
menginformasikan bahwa jumlah penganggur pada tahun 2013
telah meningkat sebanyak 5 juta orang menjadi 202 juta orang.
ILO bahkan memprediksi bahwa angka pengangguran dunia
pada tahun 2018 akan mencapai 215 juta orang.
Bahkan tidak hanya itu, ILO juga menyatakan bahwa
kelompok yang paling berpotensi menjadi penyumbang
angka penganggur terbanyak justru berasal dari kalangan
pemuda. Kondisi ini merupakan dampak dari krisis ekonomi
yang terjadi Eropa dan Amerika.
Meskipun data statistik Badan Pusat Statistik (BPS)
menyebutkan
adanya
trend
penurunan
angka
pengangguran di Indonesia dalam kurun waktu tahun 20102013, namun hal tersebut tidak membuat pemerintah
berpuas diri. Berbagai kebijakan terus diupayakan
pemerintah guna menekan angka pengangguran hingga
tingkat terendah.
Terbatasnya lapangan kerja sektor formal yang tidak
sebanding dengan jumlah pencari
kerja,
diakui
berpengaruh signifikan terhadap meningkatnya angka
pengangguran, khususnya dikalangan kaum muda terdidik.
Keberadaan penganggur terdidik ini sebenarnya merupakan
sCiatu pemborosan, mengingat mereka sesungguhnya
IV
Pedoman Umum Program Pendayagunaan TKS Tahun 2014
Pedoman Umum Program Pendayagunaan TKS Tahun 2014
memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup
memadai, namun tidak terserap di pasar kerja formal.
Dalam rangka mengatasi masalah pengangguran
tersebut, pemerintah melalui Kemnakertrans Rl telah
mengupayakan berbagai kebijakan, salah satunya melalui
pembentukan program Pendayagunaan Tenaga Kerja
Sarjana atau disingkat TKS.
Program
Pendayagunaan
TKS
bertujuan
untuk
memberdayakan
para
sarjana
dalam
kegiatan
pendampingan masyarakat dibidang perluasan kesempatan
kerja dan penempatan tenaga kerja, dalam bentuk
Pendampingan Kelompok Usaha Masyarakat (KUM),
Pendampingan Calon TKI (CTKI), Penggerak Perantaraan
Kerja dan Operator Bursa Kerja On line (BKOL).
Melalui program ini, para TKS diharapkan mampu
mengembangkan potensi dirinya melalui kegiatan-kegiatan
pendampingan masyarakat yang bertumpu pada
pengembangan potensi SDA dan SDM untuk penciptaan
kesempatan kerja yang seluas-luasnya.
Dalam rangka memandu pelaksanaan Program
Pendayagunaan TKS, Direktorat Perluasan Kesempatan
Kerja dan Pengembangan Tenaga Kerja Sektor Informal
(Dit.PKK-PTKSI) menyusun Pedoman Umum (Pedum)
Program Pendayagunaan Tenaga Kerja sarjana Tahun 2014.
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2013 tentang
Perluasan Kesempatan Kerja;
3. Peraturan
Menteri
PER.07/MEN/IV/2008
Kerja;
4. Peraturan
Menteri
Tenaga
Kerja
tentang Penempatan
Tenaga
Kerja
Nomor:
Tenaga
Nomor:
PER.03/MEN/I/2010
tentang
Rencana
Strategis
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tahun
2010-2014;
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor: 2 Tahun 2012
tentang Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor:
PER.03/MEN/I/2010 tentang
perubahan
Rencana
Strategis Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Tahun 2010-2014;
6. Peraturan
Menteri
Tenaga
Kerja
Nomor:
PER.12/MEN/\/lll/2010 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi;
C. Maksud dan Tujuan
Maksud penyusunan Pedoman Umum agar ada
kesamaan pandangan diantara para stake holder dalam
memahami Program Pendayagunaan TKS.
Sedangkan tujuan penyusunan Pedoman Umum, antara
lain untuk:
1. Memberikan informasi kepada sarjana selaku peserta
program dan aparat Disnaker Provinsi dan Kab/Kota
selaku Pelaksana Program mengenai konsep, prinsipprinsip serta merkanisme pelaksanaan Program
Pendayagunaan TKS.
2. Memberikan
acuan
pelaksanaan
Program
Pendayagunaan TKS sesuai dengan tujuan dan sasaran
yang telah ditetapkan.
Pedoman Umum Program Pendayagunaan TKS Tahun 2014
Pedoman Umum Program Pendayagunaan TKS Tahun 2014
3. Dasar pengukuran capaian
Pendayagunaan TKS.
kinerja
dalam
disebut PL Kab/Kota.
D. Target Pengguna
Sasaran
pengguna
Pedoman
disebut PL Provinsi, sedangkan PL Daerah Kab/Kota
Program
Umum
4.
Pengguna
Program
adalah
pihak-pihak
yang
mengambil manfaat dari program pendayagunaan TKS,
seperti kelompok usaha masyarakat, calon TKI dan
pencari kerja.
5.
Pola pendampingan TKS adalah pola pendampingan
pemberdayaan masyarakat yang menitikberatkan pada
Program
Pendayagunaan TKS, antara lain:
1. TKSselaku pendamping//os///totor;
2. Pelaksana Program, yakni Direktorat PKK-PTKSI sebagai
Pelaksana Pusat dan Dinas Tenaga Kerja Provinsi dan
Kabupaten/Kota selaku Pelaksana Daerah;
3. Pengguna/Pemanfaat program, yakni masyarakat dan
peranan TKS sebagai pendamping//os/7/totor.
6.
Kelompok Usaha Masyarakat (KUM) adalah kumpulan
orang (penganggur) yang tergabung dalam suatu
kelompok dengan maksud dan tujuan melakukan
usaha produktif dalam rangka pemenuhan kebutuhan
hidup mereka.
7.
Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk
meningkatkan kekuatan atau posisi tawar masyarakat
agar mampu mengambil keputusan untuk dirinya serta
ikut menentukan dan mempengaruhi pengambilan
keputusan yang dilakukan pihak lain yang berpengaruh
pencari kerja (pencaker);
4. Lembaga/instansi lain yang membutuhkan.
E. Daftar Istilah
Dalam Pedoman ini ada beberapa istilah teknis yang perlu
dipahami oleh para pembaca, antara lain:
1.
2.
Tenaga Kerja Sarjana (TKS) adalah para sarjana
peserta Program Pendayagunaan Tenaga Kerja Sarjana.
Pelaksana Program Pusat atau PL Pusat adalah aparat
dari Pemerintah Pusat (Kemnakertrans) yang menjadi
penanggung
jawab
pelaksanaan
Program
terhadap dirinya.
8.
Pendayagunaan TKS, yakni Direktorat Perluasan
Kesempatan Kerja dan Pengembangan Tenaga Kerja
Sektor Informal (Direktorat PKK-PTKSI).
3. Pelaksana Program Daerah atau PL Daerah adalah
aparat pemda dari Dinas Tenaga Kerja Provinsi dan
Kabupaten/Kota yang menjadi pelaksana program
pendayagunaan TKS. Selanjutnya PL Daerah Provinsi
Perluasan Kesempatan Kerja adalah upaya yang
dilakukan untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru
dan/atau mengembangkan lapangan pekerjaan yang
sudah tersedia.
9.
Perluasan Kesempatan Kerja di luar Hubungan Kerja
(Sektor Informal) adalah upaya yang dilakukan untuk
menciptakan lapangan pekerjaan baru dan/atau
mengembangkan lapangan pekerjaan yang tersedia
tidak berdasarkan perjanjian kerja.
Pedoman Umum Program Pendayagunaan TKS Tahun 2014
Pedoman Umum Program Pendayagunaan TKS Tahun 2014
10. Perluasan Kesempatan Kerja di dalam Hubungan
Kerja adalah upaya yang dilakukan untuk mendptakan
dan diangkat dalam jabatan fungsional oleh Menteri
atau Pejabat yang ditunjuk.
lapangan pekerjaan baru dan/atau mengembangkan
lapangan pekerjaan yang tersedia berdasarkan
perjanjian kerja, yang mempunyai unsur perintah,
pekerjaan dan upah.
17. Pencari Kerja (pencaker) adalah angkatan kerja yang
sedang menganggur dan mencari pekerjaan maupun
yang sudah bekerja tetapi ingin pindah atau alih
pekerjaan dengan mendaftarkan diri kepada pelaksana
11. Pengembangan Padat Karya adalah penyediaan
lapangan pekerjaan kepada penganggur yang bersifat
sementara (crash for work) berbasis tenaga kerja
(tenaga manusia) dalam bentuk keglatan infrastruktur
maupun produktif.
12. Terapan Teknologi Tepat Guna (TTG) adalah Proses
kegiatan alih teknologi sederhana untuk mengolah
bahan baku menjadi bahan jadi sehingga mampu
memberikan nilai tambah, memperluas kesempatan
kerja dan menyerap tenaga kerja.
13. Pendayagunaan Tenaga Kerja Mandiri (TKM)
adalah pemberdayaan masyarakat penganggur,
setengah penganggur dan pencari kerja melalui
pelatihan dan bantuan sarana usaha sebagai
stimulasi kegiatan kewirausahaan.
14. Penempatan Tenaga Kerja adalah proses pelayanan
kepada pencari kerja untuk memperoleh pekerjaan dan
pemberi kerja dalam pengisian lowongan kerja sesuai
dengan bakat, minat dan kemampuan.
15. Antar Kerja adalah sistem yang meliputi pelayanan
informasi pasar kerja, penyuluhan dan bimbingan
jabatan dan perantaraan kerja.
16. Pengantar Kerja adalah Pegawai Negeri Sipil yang
memiliki keterampilan melakukan kegiatan antar kerja
penempatan
tenaga
kerja
atau
secara
langsung
melamar kepada pemberi kerja.
18. Pemberi Kerja adalah orang perseorangan, pengusaha,
badan hukum atau badan-badan lainnya yang
mempekerjakan tenaga kerja dengan membayar upah.
19. Penempatan tenaga kerja ke luar negeri adalah
kegiatan pelayanan untuk mempertemukan TKI sesuai
bakat, minat, dan kemampuannya dengan pemberi
kerja di luar negeri yang meliputi keseluruhan proses
perekrutan, pengurusan dokumen, pendidikan dan
pelatihan, penampungan, persiapan pemberangkatan,
pemberangkatan sampai ke negara tujuan dan
pemulangan dari negara tujuan.
20. Calon Tenaga Kerja Indonesia (CTKI) adalah setiap
warga negara Indonesia yang memenuhi syarat sebagai
pencari pekerja yang akan bekerja di luar negeri dan
terdaftar di dinas pemerintah Kabupaten/Kota yang
bertanggung jawab dibidang ketenagakerjaan.
21. Tenaga Kerja Indonesia (TKI) adalah setiap warga
negara Indonesia yang memenuhi syarat untuk bekerja
di luar negeri dalam hubungan kerja untuk jangka
waktu tertentu dengan menerima upah.
22. Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia
Swasta (PPTKIS) adalah badan hukum yang telah
Pedoman Umum Program Pendayagunaan TKS Tahun 2014
Pedoman Umum Program Pendayagunaan TKS Tahun 2014
memperoleh ijin tertulis darl Menteri untuk
menyelenggarakan pelayanan penempatan tenaga
kerja Indonesia di luar negeri.
23. tnformasi Pasar Kerja (tPK) adalah keterangan
mengenai karakteristik kebutuhan dan persediaan
tenaga kerja.
24. Bursa Kerja adalah tempat
penempatan tenaga kerja
pelayanan
kegiatan
25. Bursa Kerja On line (BKOL) adalah sistem pelayanan
kegiatan
penempatan
tenaga
kerja
melalui
pemanfaatan sistem Jaringan internet.
26. Indikator Kinerja adalah ukuran kuantitatif dan/atau
kualitatif yang menggambarkan tingkat capaian suatu
sasaran atau tujuan dari kegiatan pendayagunaan TKS.
BAB II
PROFIL PROGRAM PENDAYAGUNAAN
TENAGA KERJA SARJANA
A. Dasar Pemlkiran
Program Pendayagunaan Tenaga Kerja Sarjana (TKS)
sebenarnya bukanlah program baru di Kemnakertrans.
Sejak tahun 1968 program ini sud^h berjalan dibawah
koordinasi Badan Urusan Tenaga Sukarela Indonesia
(BUTSI). Namun seiring dengan perjalanan waktu, program
ini beberapa kali mengalami pasang surut perubahan, mulai
dari perubahan istilah program, perubahan strategi bahkan
pernah mengalami masa-masa vakum. Pada tahun 2009,
program ini mulai dijalankan kembali.
Tujuan utama pembentukan Program Pendayagunaan
TKS adalah untuk piengurangi angka pengangguran, bukan
saja pengangguran sarjana, tetapi juga masyarakat
penganggur lainnya.
Terlebih lagi saat ini, pemerintah sedang menggalakkan
upaya untuk mengurangi angka pengangguran melalui
program-program perluasan kesempatan kerja berbasis
pemberdayaan masyarakat, seperti Padat Karya Produktif,
Terapan Tekonologi Tepat Guna, Tenaga Kerja Mandiri
(kewirausahaan) serta kegiatan produktif lainnya.
Peserta program perluasan kesempatan kerja yang
umumnya berasal dari kelompok masyarakat marginal,
menghadapi keterbatasan akses pendidikan formal. Dengan
keterbatasan ini, masyarakat seringkali menghadapi
kendala-kendala dalam aktifitas yang membutuhkan
keterampilan teknis tertentu, seperti pembuatan surat,
Pedoman Umum Program Pendayagunaan TKS Tahun 2014
penyusunan proposal, pengurusan izin usaha, pengajuan
modal usaha kepada perbankan, dan pengembangan
manajemen usaha.
Dengan keterbatasan tersebut, masyarakat tentu saja
memerlukan pendampingan. Oleh karena Itu, peran
strategis TKS selaku pendamping sangat dibutuhkan dalam
memperkuat Kelompok Usaha Masyarakat (KUM).
Disamping Itu, melalui kegiatan pendampingan ini,
wawasan dan pengalaman TKS diharapkan semakin
bertambah sehingga dapat melahirkan inspirasi dalam
rangka pengembangan karir TKS di masa mendatang.
Dengan demiklan, ada dua keuntungan yang
diharapkan dari program TKS. Pertama, berkurangnya
angka pengangguran sarjana dan berkembangnya
keterampilan sarjana (TKS). Kedua, berkembangnya usaha
kelompok usaha masyarakat sebagai dampak dari
Pedoman Umum Program Pendayagunaan TKS Tahun 2014
Dengan demikian, pelaksanaan tugas TKS merupakan
penjabaran dari tugas dibidang perluasan kesempatan kerja
diluar hubungan kerja (Sektor Informal) dan bidang
penempatan tenaga kerja, sebagaimana penjelasan berikut.
1. Bidang Perluasan Kesempatan Kerja di luar Hubungan Kerja (Informal)
Kegiatan perluasan kesempatan kerja di luar hubungan kerja (sektor
informal) bertujuan untuk mengupayakan tersedianya kesempatan kerja
di sektor informal bagi para pencari kerja melalui pembentukan
kelompok usaha mandiri dengan memanfaatkan potensi lokal yang
tersedia. Kegiatan ini berbentuk :
- Pengembangan Padat Karya
Penyediaan lapangan pekerjaan kepada penganggur yang bersifat
sementara (crash for work) berbasis tenaga kerja (tenaga manusia)
dalam bentuk kegiatan infrastruktur maupun produktif.
- Terapan Teknologi Tepat Guna
Proses kegiatan alih teknologi sederhana untuk mengolah bahan baku
menjadi bahan jadi sehingga mampu memberikan nilai tambah,
memperluas kesempatan kerja dan menyerap tenaga kerja.
pendampingan TKS.
- Pendayagunaan Tenaga Kerja Mandiri
B. Fokus Tugas Pendampingan
Pemberdayaan masyarakat penganggur, setengah penganggur
Fokus tugas pendampingan TKS, meliputi dua hal, yakni
dan pencari kerja melalui pelatihan dan bantuan sarana usaha
sebagai stimulan kegiatan kewirausahaan.
pendampingan dibidang perluasan kesempatan kerja sektor
Bentuk
informal dan pendampingan dibidang penempatan tenaga
Masyarakat (KUM)
kerja.
pendampingan
Pendampingan
Kelompok
Usaha
2. Bidang Penempatan Tenaga Kerja
Peran pendampingan TKS dibidang perluasan
kesempatan kerja sektor informal adalah sebagai fas/7/totor
kelompok usaha masyarakat. Sedangkan peran
pendampingan TKS dibidang penempatan tenaga kerja
berbentuk fasilitasi dan advokasi masyarakat dalam urusan-
urusan dibidang penempatan tenaga
kerja, seperti
Pendampingan Calon TKI, Penggerak Perantaraan Kerja dan
Operator Bursa Kerja On line (BKOL).
10
Fokuskegiatan penempatan tenaga kerja adalah memfasilitasi pelayanan
dibidang penempatan tenaga kerja, baik didalam maupun diluar negeri.
Kegiatan tersebut dijalankan dengan memperhatikan aspek minat, bakat
dan keterampilan para pencari kerja. Mekanisme yang digunakan
melalui sistem antar kerja dan pemanfaatan Bursa Kerja. Bidang
penempatan tenaga kerja ini merupakan bagian dari perluasan
kesempatan kerja di dalam hubungan kerja
Bentuk pendampingan : Pendampingan bagi Calon TKI, Pendamping
Perantaraan Kerja dan Operator Bursa Kerja On Line (BKOL).
11
H!
Pedoman Umum Program Pendayagunaan TKS Tahun 2014
Pcdoman Umum Program Pendayagunaan TKS Tahun 2014
berbeda latar belakang, seperti agama, ras, budaya,
pandangan politik dan Iain-Iain;
C. Prinsip'Prinsip Dasar
Pelaksanaan Pendayagunaan TKS mengacu pada
prinsip yang menjadi dasar etik yang harus dipatuhi semua
6.
pihak yang terlibat dalam pelaksanaan program. Menurut
Tidak terikat dengan kepentingan politik manapun,
sehingga bisa lebih mandiri dan kreatif serta terbebas
dari tekanan pihak lain;
Sumpeno (2007), Prinsip-prinsip tersebut antara lain:
1.
Tidak ditujukan untuk mencari keuntungan pribadi.
Kegiatan pendampingan terlepas sama sekali dari
maksud-maksud
untuk
memperoleh
keuntungan
7.
pribadi atau lembaga, balk dalam bentuk materl atau
Tidak boleh menggantikan pekerjaan pekerja yang
sedang mogok.
ataupun dalam bentuk lain;
Kegiatan TKS juga tidak boleh dilaksanakan untuk
menggantikan kedudukan pekerja yang sedang
melangsungkan pemogokan untuk menuntut hak-hak
Memberi manfaat bagi orang lain dan TKS itu sendiri.
mereka;
yang dapat dikategorlkan atau dihargal secara materi
2.
Non partisan {independent).
Kegiatan pendampingan yang dijalankan
TKS
memberikan manfaat atau menghasilkan suatu
8.
perubahan yang lebih balk dari keadaan sebelumnya,
baik yang dapat dilihat atau dirasakan secara materi
Pengembangan
bersifat
terpadu
(integrated
development) yang meliputi aspek sosial, ekonomi,
politik, budaya, lingkungan dan personal/spiritual
dalam satu kesatuan;
maupun non materi;
3.
Dilaksanakan atas kemauan sendiri secara bebas.
Keputusan untuk melakukan kegiatan tanpa tekanan
atau bujukan dari pihak lain maupun dari perasaan
sendiri terliadap kewajiban sosialnya;
4.
Tidak boleh mengancam pekerjaan orang lain.
Meskipun didasarkan pada rasa kesukarelaan, akan
tetapi kegiatan tersebut tidak boleh mengancam
kelangsungan pekerjaan seseorang atau beberapa
orang dimana mereka memperoleh penghidupan;
5.
AntI diskriminasi.
Pelaksanaan kegiatan sukarela didasarkan pada paham
kesamaan dan kesetaraan semua manusia meskipun
12
9.
Menjunjung tinggi hak asasi secara proporsional
(Human Right), melindungi hak dasar masyarakat
untuk berpendapat, berserikat dan berkreasi secara
bertanggung jawab;
10. Berkelanjutan (sustainability), kegiatan berorientasi
pada keberlangsungan generasi mendatang dengan
meminimalisir penggunaan sumber daya yang tidak
dapat diperbaharui dan menjaga kelestarian alam;
11. Pemberdayaan (empowerment), yaitu menyediakan
sumberdaya, kesempatan, pengetahuan, keterampilan
serta meningkatkan kemampuan binaan untuk
menentukan masa
dalam masyarakat;
depannya
13
ketika
berpartisipasi
Pedoman Umum Program Pendayagunaan TKS Tahun 2014
12. Kepemilikan
yaitu
Pedoman Umum Program Pendayagunaan TKS Tahun 2014
masyarakat (community ownership),
pemberian
kewenangan
kepada
masyarakat
untuk mengelola sumber daya dengan segenap aturan
mainnya dengan cara memberikan akses dan kontrol
terhadap proses pengambilan keputusan;
13. Kemandirian (self-reliance)
daya internal masyarakat, seperti keuangan, teknis,
sumber daya alam, dan sumber daya manusia;
14. Tujuan Praktis dan strategis (Immediate goals and
ultimate visions), yakni mengupayakan tercapainya
tujuan jangka pendek tanpa mengabaikan tujuan
15. Pengembangan organik (organic development)
Pemberdayaan masyarakat dllbaratkan seperti
mengurus tanaman (yang kompleks), bukan seperti
mesin (yang simple);
16. Berangkat dari yang dibutuhkan masyarakat (the pace
of development)
Masyarakat yang mengkontrol dan memimpin proses
sedangkan pendamping hanya melayani dan
memfasilltasi. Dalam proses ini diperlukan waktu lebih
banyak;
17. Membangun Masyarakat (community buildirtg) yana
dilakukan dengan cara memperkuat interaksi sosial
membangun
'