Pedum Program Pemberd TKs
PEDOMAN UMUM
PROGRAM PENDAYAGUNAAN TENAGA KERJA SARJANA
SEBAGAI TENAGA KERJA PEMUDA MANDIRI
PROFESIONAL (TKPMP)
TAHUN2014
KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA
TIM PENYUSUN
Terbitan ini dipergunakan di lingkungan
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Rl dan
dinas-dinas ketenagakerjaan di Indonesia serta lembagalembaga yang bergerak dalam kegiatan pemberdayaan
masyarakat dan perluasan kesempatan kerja.
Pengarah
Ir. Erna Noviati, M.Si
(DirekturPKK-PTKSI)
Penanggung jawab
Yanti Maryanti SE,MT
Pen)aisun
Ir. Yanuarini Astuti Dewi
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Rl
Direktorat Perluasan Kesempatan Kerja dan
Pengembangan Tenaga Kerja Sektor Informal
Elyana Silmia, SP
Tahun 2014
M. Ikrar Dinata, SH
Cetakan Pertama
Agung Sayudi, S.Psi
Diluar instansi atau lembaga sebagaimana disebutkan diatas,
dapat menggunakan terbitan ini dengan mencantumkan
Editor
M. Ikrar Dinata, SH
Pengumpul & Pengolah
Data
Budi Nurani,SE
Zakiyah, SE
Administrasi
Sri Utami Rahayu
pedoman ini dalam daftar pustaka
Pedoman Program Pendayagunaan TKS sebagai TKPMP Tahun 2014
C.
D.
E.
Temu LapangTKS
Perluasan Jejaring Kemitraan
Pemberian Penghargaan
BAB I
25
25
25
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
BAB VII
PENUTUP
26
Salah satu persoalan serius yang dihadapl Indonesia
saat ini adalah masalah pengangguran. Terleblh lagi laporan
analisis dari International Labour Organization (ILO) yang
bertajuk "2014 Global Employment Trends", (CNBC;2014),
menginformasikan bahwa jumlali penganggur pada tahun 2013
telah meningkat sebanyak 5 juta orang menjadi 202 juta orang.
ILO memprediksi bahwa angka pengangguran dunia pada
tahun 2018 akan mencapai 215 juta orang.
Bahkan tidak hanya itu, ILO juga menyatakan bahwa
kelompok yang berpotensi menjadi penyumbang angka
penganggur terbanyak justru berasal dari kalangan
pemuda, Kondisi ini merupakan dampak dari krisis ekonomi
yang terjadi Eropa dan Amerika.
IVIeskipun data dari Badan Pusat Statistik menunjukkan
adanya trend penurunan angka pengangguran di Indonesia
dalam beberapa tahun terakhir, namun ha! tersebut tidak
membuat pemerintah berpuas diri. Berbagai kebijakan
terus diupayakan pemerintah untuk menekan angka
pengangguran hingga tingkat terendah.
Diakui bahwa terbatasnya ketersediaan lapangan kerja
sektor formal yang berbanding terbalik dengan tingginya
jumlah Pencari Kerja menjadi salah satu faktor yang
menyebabkan
meningkatnya
angka
pengangguran,
khususnya dikalangan kaum muda terdidik. Keberadaan
penganggur terdidik ini tentu saja merupakan suatu
pemborosan, mengingat mereka sesungguhnya memiliki
IV
Pedoman Program Pendayagunaan TKS sebagai TKPMP Tahun 2014
Pedoman Program Pendayagunaan TKSsebagai TKPMP Tahun 2014
pengetahuan dan keterampilan yang memadai, namun
belum dapat terserap di pasar kerja formal.
Data BPS mengenai jumlah angkatan kerja, penduduk yang
bekerja, dan penganggur Th. 2010-2013 (dalam juta orang)
Pendayagunaan Tenaga Kerja Sarjana (TKS) sebagai Tenaga
Kerja Pemuda Mandiri Profesional (TKPMP).
Program ini bertujuan untuk menstimulasi para
pemuda atau sarjana, khususnya para TKS Purna yang
memiliki minat dan motivasi tinggi merintis kegiatan
kewirausahaan. Melalui program ini, mereka dibekali
pengetahuan dan pelatihan manajemen kewirausahaan
serta bantuan sarana usaha sebagai stimulasi usaha.
Kemudian dalam rangka memandu pelaksanaan
kegiatan tersebut, Direktorat Perluasan Kesempatan Kerja
Agst2010
IAngkatan Kerja
Bekerja
116.53
116.53
108.21
'
Agst2011
Agst2012
117.37
117.37
118.05
Feb 2013
'
121.19
114.02
109.67
I Penganggur
Disisi lain, pengembangan ketenagakerjaan sektor
informal belum tergarap secara optimal. Kementerian
Koperasi dan UKM menyebutkan bahwa jumlah wirausaha
di Indonesia baru sekitar 1,26 % (Sindonews, 2013).
Padahal, apabila jumlah wirausaha di Indonesia bisa
dan Pengembangan Tenaga Kerja Sektor Informal (PKKPTKSI)
telah
menyusun
Pedoman
Umum
Program
Pendayagunaan TKS sebagai TKPMP Tahun 2014. Pedoman
Umum ini berisi penjelasan mengenai pengertian, konsep
atau dasar pemikiran, prinsip-prinsip serta mekanisme
pelaksanaan Program TKPMP.
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang
Nomor
13
Tahun
2003
tentang
Ketenagakerjaan ;
mencapai minimal 2% saja, maka dampaknya akan sangat
signifikan bagi perkembangan perekonomian di tanah air.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2013 tentang
Perluasan Kesempatan Kerja;
Indonesia seharusnya bisa meningkatkan jumlah
wirausaha, mengingat beragam potensi sumber daya alam
yang melimpah bisa dimanfaatkan menjadi modal dasar
bagi dukungan kegiatan kewirausahaan.
3. Peraturan
Menteri
Tenaga
Kerja
PER.07/MEN/IV/2008 tentang Penempatan
Dalam
rangka
mengatasi
masalah
pengangguran,
khususnya dikalangan kaum muda terdidik tersebut,
pemerintah melalui Kemnakertrans telah mengupayakan
berbagai kebijakan, salah satunya melalui Program
Nomor:
Tenaga
Kerja;
Peraturan
4. Peraturan
Menteri
Tenaga
Kerja
Nomor:
Menteri
PER.03/MEN/I/2010
tentang
Rencana
Strategis
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tahun
2010-2014;
Pedoman Program Pendayagunaan TKS sebagai TKPMP Tahun 2014
menjadi penanggung jawab pelaksanaan Program
TKPMP, yakni Direktorat Perluasan Kesempatan Kerja
dan Pengembangan Tenaga Kerja Sektor Informal
(Direktorat PKK-PTKSI).
6. Pelaksana Program Daerah, selanjutnya disebut PL
Daerah adalah aparat pemerintah dari dinas yang
membidangi ketenagakerjaan tingkat Provtnsi dan
Kabupaten/Kota yang menjadi pelaksana Program
Pendayagunaan TKPMP. Selanjutnya Pelaksana Program
Daerah tingkat Provinsi disebut PL. Provinsi. Sedangkan
Pelaksana Program Daerah Tingkat Kabupaten/Kota
disebut PL. Kab/Kota.
7. Satuan Kerja Pemerintah Daerah atau disirigkat SKPD
merupakan unit kerja Pemerintahan Daerah di tingkat
Provinsi dan Kabupaten/Kota.
8. Indikator Kinerja adalah ukuran kuantitatif dan/atau
kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian
Suatu sasaran atau tujuan dari kegiatan TKPMP.
9. Pemberdayaan Masyarakat adalah upaya untuk
meningkatkan kekuatan atau posisi tawar masyarakat
agar mampu mengambil keputusan untuk dirinya serta
ikut
menentukan
dan
mempengaruhi
pengambilan
keputusan yang dilakukan pihak lain yang berpengaruh
terhadap dirinya.
Pedoman Program Pendayagunaan TKS sebagai TKPMP Tahun 2014
BAB II
PROFIL PROGRAM TKPMP
A. Dasar Pemikiran
Program Pendayagunaan Tenaga Kerja Sarjana (TKS)
sebagai Tenaga Kerja Pemuda Mandiri Profesional (TKPMP)
merupakan salah satu program andalan Kemnakertrans
yang terus mengalami perubahan sesuai dengan dinamika
yang berkembang.
Program ini berawal dari Program Pendayagunaan
Tenaga Kerja Sarjana (TKS) yang memfokuskan kegiatannya
pada pemberdayaan pemuda/sarjana dalam kegiatan
pendampingan (fasHitator) kepada kelompok masyarakat
yang menjadi peserta program perluasan kesempatan
kerja, seperti Terapan Teknologi Tepat Guna, Padat Karya
Produktif dan kewirausahaan (Tenaga Kerja Mandiri).
Namun seiring dengan munculnya berbagai aspirasi,
khususnya dari para TKS Purna dan Pelaksana Program di
daerah mengenai kelanjutan Program Pendayagunaan TKS
tersebut,
maka
pola
pendekatan
pemberdayaan
pemuda/sarjana yang semula lebih menekankan pada
pengabdian, kini dikembangkan pula kearah pendekatan
yang lebih bersifat ekonomi.
Gagasan ini berangkat dari kenyataan bahwa para TKS
tidak
cukup
pendampingan
hanya
saja,
dibebani
namun
dengan
harus
juga
tugas-tugas
dipikirkan
pengembangan karir mereka selanjutnya pasca penugasan.
Terlebih lagi, banyak diantara mereka yang memiliki
kemampuan, keterampilan dan motivasi yang kuat menjadi
wirausaha, namun belum terfasilitasi secara baik. Hal inilah
Pedoman Program Pendayagunaan TKS sebagai TKPMP Tahun2014
yang kemudian mendorong Kemnakertrans berupaya
menghldupkan kembali Program Pendayagunaan TKPMP.
Inti Program Pendayagunaan TKS sebagai TKPMP,
menekankan pada tiga hal, yakni
(1) Pelatihan
kewlrausahaan bagi peserta, (2) Pemberian bantuan sarana
sebagai stimulasi usaha dan (3) Pembinaan berkelanjutan
untuk menjaga kesinambungan usaha yang telah
dijalankan.
Dalam pelaksanaannya nanti, tidak menutup
kemungkinan pula bahwa program ini juga akan bersifat
terbuka bagi pemuda atau sarjana lainnya yang potensial
menjadi wirausaha, meski pun sebelumnya mereka belum
pernah terlibat dalam Program Pendayagunaan TKS, namun
dengan catatan bahwa kuota peserta Program TKPMP yang
diprioritaskan kepada TKS Purna masih tersisa.
Pada akhlrnya, target yang ingin dicapai dari
pelaksanaan Program Pendayagunaan TKS sebagai TKPMP
dddldh untuk menumbuh kembangkan sebanyak mungkin
wirausaha muda yang mandiri dan profesional, sehingga
berdampak terhadap terciptanya lapangan kerja baru di
lingkungan sekitarnya melalui pemanfaatan potensi SDA
dan SDM yang ada secara optimal.
B. Dasar Hukum Program TKPMP
Pelaksanaan Program Pendayagunaan TKS sebagai
TKPMP mengacu pada peraturan perundang-undangan
Pedoman Program Pendayagunaan TKS sebagai TKPMP Tahun 2014
1. Undang-Undang
Nomor
13
Tahun
2003
tentang
Ketenagakerjaan.
Pasal 39:
(1) Pemerintah bertanggung jawab mengupayakan
perluasan kesempatan kerja baik di dalam maupun
di luar hubungan kerja.
(2) Pemerintah
dan
masyarakat
bersama-sama
mengupayakan perluasan kesempatan kerja baik di
dalam maupun di luar hubungan kerja.
Pasal 40:
(1) Perluasan kesempatan kerja di luar hubungan kerja
dilakukan melalui penciptaan kegiatan yang
produktif
dan
berkelanjutan
dengan
mendayagunakan potensi sumber daya alam,
sumber daya manusia dan teknologi tepat guna.
(2) Penciptaan
perluasan
kesempatan
kerja
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
dengan pola pembentukan dan pembinaan tenaga
kerja mandiri, penerapan sistem padat karya,
penerapan
teknologi
tepat
guna
dan
pendayagunaan tenaga kerja sukarela atau pola lain
yang dapat mendorong terciptanya perluasan
kesempatan kerja.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2013 Tentang
Perluasan Kesempatan Kerja.
yang berlaku, antara lain Undang-Undang Nomor 13 Tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan dan Peraturan Pemerintah
Pasal2
Nomor 33 Tahun 2013 tentang Perluasan Kesempatan
(1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah menetapkan
kebijakan perluasan kesempatan kerja di setiap
sektorsesuai dengan kewenangannya.
Kerja.
Pedoman Program Pendayagunaan TKS sebagai TKPMP Tahun 2014
Pedoman Program Pendayagunaan TKS sebagai TKPMP Tahun 2014
(2) Kebijakan perluasan kesempatan kerja sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. Kebijakan perluasan kesempatan kerja di dalam
hubungan kerja; dan
b. Kebijakan perluasan kesempatan kerja di luar
hubungan kerja.
a.
b.
c.
d.
permodalan;
penjaminan;
pendampingan;
pelatihan;
e. konsultansi;
f. bimbingan teknis; dan/atau
g. penyediaan data dan informasi.
Pasal6
Kebijakan perluasan kesempatan kerja di luar hubungan
kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2)
huruf b diarahkan untuk
menciptakan
dan
mengembangkan kesempatan kerja yang produktif dan
berkelanjutan dengan mendayagunakan potensi sumber
daya alam, sumber daya
manusia,
kelembagaan
C. Tujuan dan Sasaran Program TKPMP
Tujuan Umum :
Membentuk tenaga kerja pemuda mandiri profesional dan
memperluas lapangan kerja
yang produktif dan
remuneratif.
masyarakat, dan teknologi tepat guna.
Tujuan Khusus:
Pasal8
(1) Kebijakan perluasan kesempatan kerja di luar
hubungan kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal
6 dilakukan dalam bentuk program kewirausahaan.
(2) Program kewirausahaan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan dengan pola pembentukan
dan pembinaan tenaga kerja mandiri, sistem padat
karya, penerapan teknologi tepat guna,
pendayagunaan tenaga kerja sukarela, dan/atau
pola lain yang dapat mendorong terciptanya
2. Meningkatkan kemampuan profesional tenaga kerja
pemuda
terdidik
agar
mandiri
dan
mampu
memanfaatkan peluang usaha yang ada untuk
menciptakan lapangan kerja dan kesempatan berusaha
bagi dirinya sendiri dan orang lain secara
berkesinambungan;
3. Membentuk usaha dalam skala kecil dan menengah
secara nyata bagi tenaga kerja pemuda mandiri
profesional yang secara ekonomis menguntungkan dan
perluasan kesempatan kerja.
dapat menyerap tenaga kerja.
Pasal9
Pemerintah
1. Meningkatkan keterampilan teknis dan manajerial
kewirausahaan bagi pemuda dan/atau sarjana;
dan
Pemerintah
Daerah
memfasilitasi
pelaksanaan pola sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8
melalui kegiatan:
10
11
Pedoman Program Pendayagunaan TKS sebagai TKPMP Tahun 2014
Pedoman Program Pendayagunaan TKS sebagai TKPMP Tahun 2014
2. Profesional.
Target Peserta
Target Sasaran Program Pendayagunaan TKS sebagai
TKPMP adalah para pemuda usia 23 s.d 35 tahun dengan
latar belakang pendidikan sarjana strata satu. Peserta
program diutamakan TKS Purna yang sedang merintis
usaha. Pengutamakan TKS Purna sebagai peserta TKPMP ini
merupakan bagian dari strategi kelanjutan Program
Pendayagunaan TKS melalui pengembangan keterampilan
TKS dari semula sebagai pendamping masyarakat menjadi
wirausaha.
Untuk menjamin efektifltas pelaksanaan program, para
Pelaksana Program harus menetapkan persyaratan/kriteria
Menekankan pada suatu kemampuan yang dimiliki
seseorang sesuai dengan bakat, minat dan kompetensi
yang dlwujudkan dalam suatu hasil karya nyata, baik
berupa barang maupun jasa yang dapat memberikan
penghasilan bagi diri sendiri dan memberikan kepuasan
pada orang Iain.
3. Produktif.
Berkaitan erat dengan mutu kehidupan yang lebih baik.
Prinsip dasar sikap produktif sangat erat kaitannya
dengan efisiensi, efektifitas, kualitas dan inovasi dari
proses produksi dalam menciptakan nilai tambah.
calon peserta sesuai dengan standar kualifikasi tertentu
4. Berkelanjutan (sustainabllity),
agar target peserta menjadi tepat sasaran.
Secara umum, standar persyaratan calon peserta
Program TKPMP berkaitan erat dengan usia, latar belakang
pendidikan, minat, bakat dan motivasi kewirausahaan,
attitude, dan etos kerja calon peserta.
Kegiatan
yang
berorientasi
Dalam pelaksanaan Program TKPMP, ada beberapa
prinsip yang harus diperhatikan oleh para stake holder.
Prinsip-prinsip tersebut, antara lain ;
1. Kemandkian (SelfReliance)
Mengutamakan pada upaya pengembangan potensi
peserta TKPMP melalui penggalian dan pemanfaatan
sumber daya yang dimilikinya, seperti keuangan, teknis,
sumber daya atam, dan sumber daya manusia sehingga
12
dengan
memperhatikan keberlangsungan generasi mendatang
dengan meminimalisir penggunaan sumber daya yang
tidak dapat diperbaharui dan menjaga kelestarian alam;
F. Prlnsip-Prinsip Dasar
dapat menjadi insan yang berdikari dan
menggantungkan nasibnya pada orang lain;
kedepan
tidak
13
Pedoman Program Pendayagunaat} TKS sebagai TKPMP Tahun2014
Pedoman Program Pendayagunaan TKS sebagai TKPMP Tahun 2014
dalam hal proses rekrut dan seleksi calon peserta, pelatihan
dan pembinaan, penguatan jejaring kemitraan serta
BAB III
ORGANISASI PELAKSANA
pelaporan kegiatan.
Dalam
rangka
mendukung
pelaksanaan
Program
Pendayagunaan TKS sebagai TKPMP, maka diperlukan tenaga
pelaksana yang mampu melaksanakan program dengan baik.
Program Pendayagunaan TKS sebagai TKPMP dilaksanakan
secara bersinergi, melibatkan berbagai unsur pelaksana, yakni
aparat Kemnakertrans (Direktorat PKK-PTKSI) dan Satuan Kerja
Pemerintah Daerah (SKPD) atau Dinas yang membidangi
urusan ketenagakerjaan tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota
C. Dinas
yang
membidangi
Ketenagakerjaan
Tingkat
Kabupaten/Kota.
Sedangkan Dinas yang membidangi ketenagakerjaan
tingkat Kab/Kota berperan penting dalam proses sosialisasi
program kepada masyarakat, rekrutmen calon peserta,
peiatihan dan pembinaan, monitoring dan evaluasi,
penguatan jejaring kemitraan serta pelaporan kegiatan.
serta mitra kerja lainnya.
D. Mitra Kerja
A. Direktorat PKK-PTKSI
Selain
organisasi
pelaksana
sebagaimana
telah
Direktorat PKK-PTKSI merupakan penanggung jawab
Program Pendayagunaan TKPMP yang bertugas :
disebutkan, Program Pendayagunaan TKS sebagai TKPMP
- Menyiapkan program dan anggaran;
- Menyusun aturan/pedoman pelaksanaan kegiatan.
berangkat dari kesadaran bahwa upaya pengentasan
- Sosialisasi program dan koordinasi dengan Dinas yang
membidangi ketenagakerjaan di daerah;
- Membuat sistem pembinaan, monitoring dan evaluasi
serta pelaporan kegiatan;
-
Memperkuat jejaring kemitraan, baik dengan institusi
pemerintah dan non pemerintah untuk mendukung
program yang dijalankan.
B. Dinas yang membidangi Ketenagakerjaan Tingkat Provinsi.
Dinas yang membidangi ketenagakerjaan tingkat
Provinsi berperan penting dalam proses sosialisasi program
dan
koordinasi dengan
Dinas yang membidangi
ketenagakerjaan serta SKPD lain ditingkat Kabupaten/Kota
14
juga membutuhkan dukungan dari semua pihak. Hal ini
pengangguran dan kemiskinan tidak bisa dijalankan sendirisendiri secara parsial, namun
harus menjadi tanggung
jawab semua pihak.
Oleh karena itu, diperlukan suatu sinergi kerja dengan
melibatkan berbagai pihak yang terkait, seperti institusi
pemerintah, BUMN, Dinas/SKPD, serta lembaga non
pemerintah, seperti perbankan, lembaga profesi, Lembaga
Svi/adaya Masyarakat (NGO), lembaga pelatihan SDM,
lembaga pemberdayaan masyarakat, perhimpunan
pengusaha, dsb.
Berbagai sinergi kerjasama yang bisa dilakukan dengan
lembaga kemitraan dapat berbentuk kerjasama program
kev^irausahaan, pelatihan, pembinaan, fasilitasi usaha, dsb.
15
Pedoman Program Pendayagundan TKS sebagai TKPMP Tahun 2014
BAB IV
Pedoman Program Pendayagunaan TKS sebagaiTKPMP Tahun 2014
Sebelum rekrut dan seleksi calon TKPMP dilaksanakan,
TAHAPAN PELAKSANAAN
Pelaksana Program di daerah mengumumkan informasi
Program Pendayagunaan TKS sebagai TKPMP merupakan
rangkaian kegiatan yang dijalankan secara terencana,
mengacu pada tahapan pelaksanaan yang telah ditetapkan.
Tahapan pelaksanaan program Pendayagunaan TKPMP
meliputi sosialisasi program kepada masyarakat, rekrutmen
dan seleksi calon peserta, orientasi atau pembekalan,
penyerahan bantuan sarana, pembinaan, monitoring dan
program kepada masyarakat untuk menjaring sebanyakbanyaknya calon peserta sehingga proses rekrut dan seleksi
berjalan lebih kompetitif.
Kegiatan ini dilaksanakan dengan memanfaatkan
berbagai media massa, seperti ikian layanan TV, radio,
surat kabar, pengumuman di kantor-kantor Pemda, fasilitas
informasi umum, pusat info perguruan tinggi, leaflet serta
jejaring sosial media, seperti website dsb.
evaluasi serta pelaporan.
B. Rekrutmen dan Seleksi
A. Sosialisasi Program
Tujuan utama sosialisasi adalah untuk memasyarakatkan
dan memperkenalkan program kepada masyarakat di
daerah, khususnya target peserta TKPMP. Sosialisasi
dimulai terlebih dahulu dikalangan Pelaksana Program.
Direktorat PKKPTKSI mensosialisasikan
Program
Pendayagunaan TKPMP kepada Pelaksana Program di
daerah,
seperti
aparat
Dinas
yang
membidangi
Ketenagakerjaan di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Maksud sosialisasi program, antara lain agar ada kesamaan
pandangan diantara para Pelaksana Program dalam
mengimplementasikan kegiatan Pendayagunaan TKPMP
nantinya.
Direktorat PKK-PTKSI menyampaikan informasi teknis
tentang latar belakang, tujuan, sasaran dan mekanisme
kerja serta tindak lanjut yang terkait dengan Program
TKPMP. Penyampaian informasi dilakukan dalam forum-
forum pertemuan bersama, misalnya forum konsultansi
atau pada saat penyerahan DlPA kegiatan pusat di daerah.
16
Kegiatan rekrutmen dan seleksi calon TKPMP ditujukan
untuk mengidentifikasi para calon yang memiliki potensi
untuk berkembang menjadi wirausaha mandiri profesional.
Kegiatan ini dilakukan dengan seksama menggunakan
metode tertentu sehingga mampu menyaring calon
wirausahawan yang terbaik.
Rekrutmen dan seleksi dilakukan oleh tim khusus yang
terdiri dari Pelaksana Program di daerah serta melibatkan
pula institusi teknis lain, seperti Dinas/SKPD, perguruan
tinggi,
lembaga
psikologi,
lembaga
pelatihan
kewirausahaan, perhimpunan wirausaha, dsb.
Seleksi meliputi seleksi administrasi, tes bakat, tes
psikologi, ujian tertulis dan wawancara sehingga calon yang
terpilih betul-betui memiliki bobot terbaik.
C. Pelatihan dan Pemagangan
Dalam tahap ini, peserta TKPMP yang telah dinyatakan
lulus seleksi diberikan pelatihan untuk meningkatkan
pengetahuannya. Pelatihan ini meliputi:
17
Pedoman Program Pendayagunaan TKS sebagai TKPMP Tahun 2014
Pedoman Program Pendayagunaan TKS sebagai TKPMP Tahun 2014
1. Pengenalan/pelatihan teknis dan organisasi usaha
2. Pelatihan keterampilan manajerial
c. Aspek Pemasaran
3. Pemagangan
Pelatihan teknik dan organisasi usaha bertujuan untuk
menambah keterampilan manajerial dan teknis peserta
sesuai dengan kebutuhan atau gagasan usaha yang akan
mereka jalankan.
Materi pelatihan keterampilan manajerial meliputi
aspek-aspek
perencanaan
usaha,
pembukuan
keuangan/accountmg,
pemasaran,
penentuan
harga,
kelembagaan dan aspek lainnya.
a. Aspek Perencanaan
Peserta diberikan pengetahuan dan bimbingan untuk
menyusun konsep rencana usaha yang baik dan tepat
sesuai dengan kemampuan dan potensi pasar yang ada.
Dalam konteks ini, lebih ditekankan bahwa seorang
pengusaha yang sukses selalu membuat rencana usaha
untuk masa mendatang, kemampuan membaca potensi
pasar dengan berbagai pertimbangan yang matang dan
menemukan cara yang terbaik untuk
perusahaannya menuju keberhasilan.
b. Aspek Pembukuan/Accounting
Peserta diberikan bimbingan
membawa
mengenai
sistem
pembukuan keuangan/occot/nt/ng yang baik dan
profesional agar mampu mengelola
usaha yang
dijalankan,
termasuk
untuk
meramalkan
dan
memperkirakan kondisi keuangan perusahaan dimasa
mendatang. Pelatihan ini juga dimaksudkan untuk
memperkuat kesadaran akan pentingnya pembukuan
bag!pengusaha.
18
Peserta dibimbing menggunakan cara dan teknik
pemasaran yang baik untuk tujuan meraih konsumen,
mendistribusikan barang pesanan dan mendapatkan
penghasilan sehingga mampu meningkatkan laba
perusahaan. Dalam hal ini, peserta juga dilatih untuk
melakukan promosi usaha yang cerdas, termasuk pula
teknik-teknik pengemasan barang (packaging).
d. Aspek Penentuan Harga
Bimbingan penetapan harga menitikberatkan pada
bagaimana melakukan perhitungan yang tepat mengenai
biaya produksi dan harga jual untuk masing-masing
produk. Disamping itu, juga ditekankan bahwa dalam
menentukan harga jual, tidak hanya bergantung pada
biaya bahan yang digunakan dan nilai tambah yang
diharapkan, tetapi juga harus memperhitungkan tingkat
harga produk yang sama atau yang sebanding dari
produsen-produsen lain di pasar.
e. Aspek Kelembagaan
Bimbingan kelembagaan diberikan agar peserta
memperoleh
gambaran ' tentang
seluk
beluk
lembaga/badan usaha mana yang paling sesuai untuk
dikembangkan dan diikuti, seperti badan usaha CV,
Firma, koperasi; kelompok swadaya masyarakat atau
kelompok bersama yang dapat digunakan sebagai
wadah usaha untuk mengelola bisnis.
f. Aspek Lain
Mengembangkan fasilitas usaha mandiri yang ada,
seperti pengenalan pelanggan, pengenalan pemasok
bahan dagangan dan bahan mentah, fasilitas kredit,
19
Pedoman Program Pendayagunaan TKS sebagai TKPMP Tahun 2014
Pedoman Program Pendayagunaan TKS sebagai TKPMP Tahun 2014
kompetisi, penyusunan proposal usaha dan pengajuan
bantuan sarana usaha ini juga disesuaikan dengan pagu
proposal kredit/nnodal usaha.
anggaran yang tersedia dalam DIPA. Pemberian bantuan
Pelaksanaan
pelatihan
manajerial
ini
melibatkan
lembaga profesional, seperti lembaga pelatihan bisnis,
perguruan tinggi, perhimpunan pengusaha.
Kurikulum pelatihan dirancang secara khusus sesuai
dengan kebutuhan dan jenis usaha yang akan dijalankan
oleh peserta program. Sedangkan metode yang
digunakan lebih menekankan pada praktek/simulasi
daripada hal-hal yang bersifat konseptual dan normatif.
Pemagangan dilaksanakan untuk menambah atau
meningkatkan keterampilan dan mengembangkan
kemampuan peserta sekaligus sebagai ajang praktek
terhadap teori yang diperoleh selama pelatihan.
Pemagangan usaha dimaksudkan untuk memberikan
kemantapan pengetahuan dalam usaha secara nyata,
meliputi aspek pengelolaan usaha, proses produksi dan
pemasaran. Pemilihan perusahaan tempat magang
disesuaikan dengan jenis usaha yang dipilih oleh peserta
sarana usaha ini bertujuan untuk menstimulasi usaha yang
dijalankan peserta.
E. Pembinaan
Setelah penyerahan bantuan sarana usaha, para
Pelaksana Program Pusat dan Daerah perlu melakukan
pembinaan lanjutan. Pembinaan usaha dilaksanakan untuk
memberikan bantuan tindak ianjut bagi para peserta pasca
mengikuti program pelatihan dan pemagangan. Pembinaan
ini berupa panduan atau bimbingan usaha dalam rangka
pendirian usaha.
Bimbingan usaha dilakukan untuk mengantarkan
peserta TKPMP ketika memulai atau mewujudkan usaha
yang telah ditetapkan. Bimbingan usaha ini dilakukan
secara berkesinambungan sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan, meliputi manajemen perintisan usaha,
penyusunan kelayakan usaha, permodalan,
pemasaran, dan kemitraan usaha.
produksi,
TKPMP.
Pemagangan ini diharapkan dapat menambah wawasan
usaha,
memacu
diri
untuk
lebih
berinovasi,
memantapkan dan memperkokoh jiwa kewirausahaan,
dan meyerap seluruh proses kegiatan usaha tempat
magang sebagai pengalaman yang berharga.
D. Penyerahan Bantuan Sarana Usaha
Setelah mengikuti pelatihan dan pemagangan, para
peserta diberikan bantuan peralatan usaha sesuai dengan
proposal usaha yang diajukan. Selain itu, penyerahan
20
F. Monitoring dan Evaluasi (Monev)
Monitoring adaiah pemantauan yang dilakukan secara
berkala atas pelaksanaan kegiatan yang sedang atau sudah
berjalan untuk mengetahui hasil kerja atau perkembanganperkembangan apa saja yang terjadi di lapangan.
Sedangkan evaluasi adaiah upaya untuk mengkaji dan
mengukur capaian kinerja, perkembangan serta dampak
atau manfaat dari kegiatan TKPMP berdasarkan indikator
capaian kinerja yang telah ditetapkan.
21
PedomanProgram Pendayagunaan TK5 sebagai TKPMP Tahun 2014
Pedoman Program Pendayagunaan TKS sebagai TKPMP Tahun 2014
Melalui monev, kita dapat mengetahui berbagai
informasi penting, seperti: realitas pelaksanaan kegiatan di
lapangan, dampak atau manfaat program, faktor-faktor
yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan program,
permasalahan atau hambatan-hambatan yang dihadapi
serta usulan solusi permasalahan. Informasi-informasi ini
sangat berguna sebagai acuan dalam penyusunan rencana
kegiatan berikutnya.
Secara individu, monitoring juga berguna sebagai
sarana konsultansi/bimbingan dan pemecahan masalah
bagi TKPMP serta dalam rangka pembinaan lanjutan.
Perencanaan
Laporan
perkembangan
Sosialisasi
Program
usaha
f
Program TKPMP
Pembinaan
berkesinambungan
Rekrut dan
dan Monev
Seleksi
G. Pelaporan
/
r
Berdasarkan
I
Alur Pelaksanaan
Instruksi
Presiden
No.
7
Tahun
1999
tentang Laporan Akuntabilitas Kinerja Institusi Pemerintah
(LAKIP), maka setiap institusi pengguna anggaran negara
wajib mempertanggung jawabkan hasil pelaksanaan
tugasnya dalam bentuk pelaporan kegiatan. Begitu pula
Pemberian
bantuan sarana
Pelatihan dan
usaha
Pemagangan
dalam pelaksanaan Program Pendayagunaan TKPMP.
Dengan laporan tersebut, semua orang bisa
mendapatkan semua informasi yang terkait dengan hasil
pelaksanaan kegiatan. Laporan tidak hanya mencakup
kegiatan yang dijalankan, namun juga mencakup
penggunaan anggaran.
Semua pihakyangterlibat dalam pelaksanaan program,
mulai dari peserta TKPMP, PL. Kab/Kota hingga PL.Provinsi
wajib menyampaikan laporan atas kegiatan yang telah
dijalankannya. Laporan-laporan tersebut dihimpun oleh
menjadi
Laporan
Paripurna
Direktorat PKK-PTKSI
Pelaksanaan Program Pendayagunaan TKS sebagai TKPMP.
22
23
Pedoman Program Pendayagunaan TKS sebagai TKPMP Tahun 2014
Pedoman Program Pendayagunaan TKS sebagai TKPMP Tahun 2014
Evaluasi menjadi masukan untuk pengembangan kegiatan
BAB IV
berikutnya.
KEGIATAN PENDUKUNG
C. Temu Lapang TKPMP.
Dalam rangka memperkuat pelaksanaan Program
Pendayagunaan TKS sebagai TKPMP, maka diperlukan
beberapa kegiatan pendukung lain yang saling bersinergi satu
sama lain.
Akan tetapi, karena sifatnya sebagai pendukung, maka
prioritas pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut disesuaikan
dengan ketersediaan anggaran dan prioritas kebutuhan
pengembangan program. Kegiatan-kegiatan pendukung ini,
antara lain :
A. Penyusunan Pedoman Pelaksanaan Program.
Pedoman-pedoman dibutuhkan sebagai panduan bagi
semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan program.
Pedoman-pedoman tersebut, meliputi Pedoman Umum,
Petunjuk Pelaksanaan, Pedoman Rekrut dan Seleksi, serta
Pedoman Monitoring dan Evaluasi.
B. Temu Konsultansi dan Evaluasi Pelaksana Program.
Temu konsultansi pelaksana program berfungsi sebagai
forum konsultansi antara PL. Daerah dengan PL Pusat
dalam
rangka
persiapan
pelaksanaan
Program
Pendayagunaan TKS.
Pelaksanaan kegiatan Temu Lapang TKPMP melibatkan
perwakilan peserta yang mewakili tiap-tiap provinsi.
Kegiatan ini bertujuan untuk menghimpun berbagai
informasi yang berkaitan dengan pengembangan Program
Pendayagunaan TKPMP berikutnya serta pembentukan
jejaring kemitraan antar peserta Program TKPMP.
D. Penguatan Jejaring Kemitraan.
Untuk memperkuat kegiatan peserta TKPMP diperlukan
penguatan jejaring kemitraan dengan pihak lain sehingga
terjadi sinergi program yang positif. Ini diwujudkan melalui
pengembangan
kerjasama
kelembagaan
dengan
instansi/lembaga pemerintah atau non pemerintah,
seperti: lembaga profesi, Lembaga Swadaya Masyarakat
(NGO), lembaga pelatihan, perbankan dan Iain-Iain.
Bentuk kerjasama kemitraan, antara lain berupa studi
banding,
sharing
informasi
kegiatan,
pelatihan
kewirausahaan, bantuan kredit permodalan, pemasaran,
penyediaan bahan baku dsb.
E. Pemberlan penghargaan.
Pemberian
penghargaan diberikan
kepada
peserta
Sedangkan kegiatan Temu Evaluasi merupakan forum
TKPMP atau Pelaksana Program yang dinilai berkinerja
evaluasi bersama antara PL. Pusat dan PL. Daerah Provinsi
terbaik. Kegiatan ini diharapkan dapat memotivasi peserta
dan Kab/Kota untuk membahas hasil-hasil pelaksanaan
kegiatan, seperti: tingkat keberhasilan, permasalahan yang
dihadapi dan perumusan solusinya serta pencanangan
TKPMP dan Pelaksana Program lainnya sehingga dengan
target kinerja kegiatan selanjutnya. Rekomendasi Temu
TKPMP di wilayah lainnya.
24
adanya rangsangan tersebut dapat berdampak positif bagi
pengembangan Program Pendayagunaan TKS sebagai
25
Pedoman Program Pendayagunaan TKS sebagai TKPMP Tahun 2014
BAB VII
PENUTUP
Demikian Pedoman Umum Program Pendayagunaan TKS
sebagai TKPMP tahun 2014 ini disusun. Semoga pedoman ini
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan informasi
berkaitan dengan konsep, prinsip-prinsip serta mekanisme
pelaksanaan Program Pendayagunaan TKPMP.
26
PROGRAM PENDAYAGUNAAN TENAGA KERJA SARJANA
SEBAGAI TENAGA KERJA PEMUDA MANDIRI
PROFESIONAL (TKPMP)
TAHUN2014
KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA
TIM PENYUSUN
Terbitan ini dipergunakan di lingkungan
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Rl dan
dinas-dinas ketenagakerjaan di Indonesia serta lembagalembaga yang bergerak dalam kegiatan pemberdayaan
masyarakat dan perluasan kesempatan kerja.
Pengarah
Ir. Erna Noviati, M.Si
(DirekturPKK-PTKSI)
Penanggung jawab
Yanti Maryanti SE,MT
Pen)aisun
Ir. Yanuarini Astuti Dewi
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Rl
Direktorat Perluasan Kesempatan Kerja dan
Pengembangan Tenaga Kerja Sektor Informal
Elyana Silmia, SP
Tahun 2014
M. Ikrar Dinata, SH
Cetakan Pertama
Agung Sayudi, S.Psi
Diluar instansi atau lembaga sebagaimana disebutkan diatas,
dapat menggunakan terbitan ini dengan mencantumkan
Editor
M. Ikrar Dinata, SH
Pengumpul & Pengolah
Data
Budi Nurani,SE
Zakiyah, SE
Administrasi
Sri Utami Rahayu
pedoman ini dalam daftar pustaka
Pedoman Program Pendayagunaan TKS sebagai TKPMP Tahun 2014
C.
D.
E.
Temu LapangTKS
Perluasan Jejaring Kemitraan
Pemberian Penghargaan
BAB I
25
25
25
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
BAB VII
PENUTUP
26
Salah satu persoalan serius yang dihadapl Indonesia
saat ini adalah masalah pengangguran. Terleblh lagi laporan
analisis dari International Labour Organization (ILO) yang
bertajuk "2014 Global Employment Trends", (CNBC;2014),
menginformasikan bahwa jumlali penganggur pada tahun 2013
telah meningkat sebanyak 5 juta orang menjadi 202 juta orang.
ILO memprediksi bahwa angka pengangguran dunia pada
tahun 2018 akan mencapai 215 juta orang.
Bahkan tidak hanya itu, ILO juga menyatakan bahwa
kelompok yang berpotensi menjadi penyumbang angka
penganggur terbanyak justru berasal dari kalangan
pemuda, Kondisi ini merupakan dampak dari krisis ekonomi
yang terjadi Eropa dan Amerika.
IVIeskipun data dari Badan Pusat Statistik menunjukkan
adanya trend penurunan angka pengangguran di Indonesia
dalam beberapa tahun terakhir, namun ha! tersebut tidak
membuat pemerintah berpuas diri. Berbagai kebijakan
terus diupayakan pemerintah untuk menekan angka
pengangguran hingga tingkat terendah.
Diakui bahwa terbatasnya ketersediaan lapangan kerja
sektor formal yang berbanding terbalik dengan tingginya
jumlah Pencari Kerja menjadi salah satu faktor yang
menyebabkan
meningkatnya
angka
pengangguran,
khususnya dikalangan kaum muda terdidik. Keberadaan
penganggur terdidik ini tentu saja merupakan suatu
pemborosan, mengingat mereka sesungguhnya memiliki
IV
Pedoman Program Pendayagunaan TKS sebagai TKPMP Tahun 2014
Pedoman Program Pendayagunaan TKSsebagai TKPMP Tahun 2014
pengetahuan dan keterampilan yang memadai, namun
belum dapat terserap di pasar kerja formal.
Data BPS mengenai jumlah angkatan kerja, penduduk yang
bekerja, dan penganggur Th. 2010-2013 (dalam juta orang)
Pendayagunaan Tenaga Kerja Sarjana (TKS) sebagai Tenaga
Kerja Pemuda Mandiri Profesional (TKPMP).
Program ini bertujuan untuk menstimulasi para
pemuda atau sarjana, khususnya para TKS Purna yang
memiliki minat dan motivasi tinggi merintis kegiatan
kewirausahaan. Melalui program ini, mereka dibekali
pengetahuan dan pelatihan manajemen kewirausahaan
serta bantuan sarana usaha sebagai stimulasi usaha.
Kemudian dalam rangka memandu pelaksanaan
kegiatan tersebut, Direktorat Perluasan Kesempatan Kerja
Agst2010
IAngkatan Kerja
Bekerja
116.53
116.53
108.21
'
Agst2011
Agst2012
117.37
117.37
118.05
Feb 2013
'
121.19
114.02
109.67
I Penganggur
Disisi lain, pengembangan ketenagakerjaan sektor
informal belum tergarap secara optimal. Kementerian
Koperasi dan UKM menyebutkan bahwa jumlah wirausaha
di Indonesia baru sekitar 1,26 % (Sindonews, 2013).
Padahal, apabila jumlah wirausaha di Indonesia bisa
dan Pengembangan Tenaga Kerja Sektor Informal (PKKPTKSI)
telah
menyusun
Pedoman
Umum
Program
Pendayagunaan TKS sebagai TKPMP Tahun 2014. Pedoman
Umum ini berisi penjelasan mengenai pengertian, konsep
atau dasar pemikiran, prinsip-prinsip serta mekanisme
pelaksanaan Program TKPMP.
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang
Nomor
13
Tahun
2003
tentang
Ketenagakerjaan ;
mencapai minimal 2% saja, maka dampaknya akan sangat
signifikan bagi perkembangan perekonomian di tanah air.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2013 tentang
Perluasan Kesempatan Kerja;
Indonesia seharusnya bisa meningkatkan jumlah
wirausaha, mengingat beragam potensi sumber daya alam
yang melimpah bisa dimanfaatkan menjadi modal dasar
bagi dukungan kegiatan kewirausahaan.
3. Peraturan
Menteri
Tenaga
Kerja
PER.07/MEN/IV/2008 tentang Penempatan
Dalam
rangka
mengatasi
masalah
pengangguran,
khususnya dikalangan kaum muda terdidik tersebut,
pemerintah melalui Kemnakertrans telah mengupayakan
berbagai kebijakan, salah satunya melalui Program
Nomor:
Tenaga
Kerja;
Peraturan
4. Peraturan
Menteri
Tenaga
Kerja
Nomor:
Menteri
PER.03/MEN/I/2010
tentang
Rencana
Strategis
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tahun
2010-2014;
Pedoman Program Pendayagunaan TKS sebagai TKPMP Tahun 2014
menjadi penanggung jawab pelaksanaan Program
TKPMP, yakni Direktorat Perluasan Kesempatan Kerja
dan Pengembangan Tenaga Kerja Sektor Informal
(Direktorat PKK-PTKSI).
6. Pelaksana Program Daerah, selanjutnya disebut PL
Daerah adalah aparat pemerintah dari dinas yang
membidangi ketenagakerjaan tingkat Provtnsi dan
Kabupaten/Kota yang menjadi pelaksana Program
Pendayagunaan TKPMP. Selanjutnya Pelaksana Program
Daerah tingkat Provinsi disebut PL. Provinsi. Sedangkan
Pelaksana Program Daerah Tingkat Kabupaten/Kota
disebut PL. Kab/Kota.
7. Satuan Kerja Pemerintah Daerah atau disirigkat SKPD
merupakan unit kerja Pemerintahan Daerah di tingkat
Provinsi dan Kabupaten/Kota.
8. Indikator Kinerja adalah ukuran kuantitatif dan/atau
kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian
Suatu sasaran atau tujuan dari kegiatan TKPMP.
9. Pemberdayaan Masyarakat adalah upaya untuk
meningkatkan kekuatan atau posisi tawar masyarakat
agar mampu mengambil keputusan untuk dirinya serta
ikut
menentukan
dan
mempengaruhi
pengambilan
keputusan yang dilakukan pihak lain yang berpengaruh
terhadap dirinya.
Pedoman Program Pendayagunaan TKS sebagai TKPMP Tahun 2014
BAB II
PROFIL PROGRAM TKPMP
A. Dasar Pemikiran
Program Pendayagunaan Tenaga Kerja Sarjana (TKS)
sebagai Tenaga Kerja Pemuda Mandiri Profesional (TKPMP)
merupakan salah satu program andalan Kemnakertrans
yang terus mengalami perubahan sesuai dengan dinamika
yang berkembang.
Program ini berawal dari Program Pendayagunaan
Tenaga Kerja Sarjana (TKS) yang memfokuskan kegiatannya
pada pemberdayaan pemuda/sarjana dalam kegiatan
pendampingan (fasHitator) kepada kelompok masyarakat
yang menjadi peserta program perluasan kesempatan
kerja, seperti Terapan Teknologi Tepat Guna, Padat Karya
Produktif dan kewirausahaan (Tenaga Kerja Mandiri).
Namun seiring dengan munculnya berbagai aspirasi,
khususnya dari para TKS Purna dan Pelaksana Program di
daerah mengenai kelanjutan Program Pendayagunaan TKS
tersebut,
maka
pola
pendekatan
pemberdayaan
pemuda/sarjana yang semula lebih menekankan pada
pengabdian, kini dikembangkan pula kearah pendekatan
yang lebih bersifat ekonomi.
Gagasan ini berangkat dari kenyataan bahwa para TKS
tidak
cukup
pendampingan
hanya
saja,
dibebani
namun
dengan
harus
juga
tugas-tugas
dipikirkan
pengembangan karir mereka selanjutnya pasca penugasan.
Terlebih lagi, banyak diantara mereka yang memiliki
kemampuan, keterampilan dan motivasi yang kuat menjadi
wirausaha, namun belum terfasilitasi secara baik. Hal inilah
Pedoman Program Pendayagunaan TKS sebagai TKPMP Tahun2014
yang kemudian mendorong Kemnakertrans berupaya
menghldupkan kembali Program Pendayagunaan TKPMP.
Inti Program Pendayagunaan TKS sebagai TKPMP,
menekankan pada tiga hal, yakni
(1) Pelatihan
kewlrausahaan bagi peserta, (2) Pemberian bantuan sarana
sebagai stimulasi usaha dan (3) Pembinaan berkelanjutan
untuk menjaga kesinambungan usaha yang telah
dijalankan.
Dalam pelaksanaannya nanti, tidak menutup
kemungkinan pula bahwa program ini juga akan bersifat
terbuka bagi pemuda atau sarjana lainnya yang potensial
menjadi wirausaha, meski pun sebelumnya mereka belum
pernah terlibat dalam Program Pendayagunaan TKS, namun
dengan catatan bahwa kuota peserta Program TKPMP yang
diprioritaskan kepada TKS Purna masih tersisa.
Pada akhlrnya, target yang ingin dicapai dari
pelaksanaan Program Pendayagunaan TKS sebagai TKPMP
dddldh untuk menumbuh kembangkan sebanyak mungkin
wirausaha muda yang mandiri dan profesional, sehingga
berdampak terhadap terciptanya lapangan kerja baru di
lingkungan sekitarnya melalui pemanfaatan potensi SDA
dan SDM yang ada secara optimal.
B. Dasar Hukum Program TKPMP
Pelaksanaan Program Pendayagunaan TKS sebagai
TKPMP mengacu pada peraturan perundang-undangan
Pedoman Program Pendayagunaan TKS sebagai TKPMP Tahun 2014
1. Undang-Undang
Nomor
13
Tahun
2003
tentang
Ketenagakerjaan.
Pasal 39:
(1) Pemerintah bertanggung jawab mengupayakan
perluasan kesempatan kerja baik di dalam maupun
di luar hubungan kerja.
(2) Pemerintah
dan
masyarakat
bersama-sama
mengupayakan perluasan kesempatan kerja baik di
dalam maupun di luar hubungan kerja.
Pasal 40:
(1) Perluasan kesempatan kerja di luar hubungan kerja
dilakukan melalui penciptaan kegiatan yang
produktif
dan
berkelanjutan
dengan
mendayagunakan potensi sumber daya alam,
sumber daya manusia dan teknologi tepat guna.
(2) Penciptaan
perluasan
kesempatan
kerja
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
dengan pola pembentukan dan pembinaan tenaga
kerja mandiri, penerapan sistem padat karya,
penerapan
teknologi
tepat
guna
dan
pendayagunaan tenaga kerja sukarela atau pola lain
yang dapat mendorong terciptanya perluasan
kesempatan kerja.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2013 Tentang
Perluasan Kesempatan Kerja.
yang berlaku, antara lain Undang-Undang Nomor 13 Tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan dan Peraturan Pemerintah
Pasal2
Nomor 33 Tahun 2013 tentang Perluasan Kesempatan
(1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah menetapkan
kebijakan perluasan kesempatan kerja di setiap
sektorsesuai dengan kewenangannya.
Kerja.
Pedoman Program Pendayagunaan TKS sebagai TKPMP Tahun 2014
Pedoman Program Pendayagunaan TKS sebagai TKPMP Tahun 2014
(2) Kebijakan perluasan kesempatan kerja sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. Kebijakan perluasan kesempatan kerja di dalam
hubungan kerja; dan
b. Kebijakan perluasan kesempatan kerja di luar
hubungan kerja.
a.
b.
c.
d.
permodalan;
penjaminan;
pendampingan;
pelatihan;
e. konsultansi;
f. bimbingan teknis; dan/atau
g. penyediaan data dan informasi.
Pasal6
Kebijakan perluasan kesempatan kerja di luar hubungan
kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2)
huruf b diarahkan untuk
menciptakan
dan
mengembangkan kesempatan kerja yang produktif dan
berkelanjutan dengan mendayagunakan potensi sumber
daya alam, sumber daya
manusia,
kelembagaan
C. Tujuan dan Sasaran Program TKPMP
Tujuan Umum :
Membentuk tenaga kerja pemuda mandiri profesional dan
memperluas lapangan kerja
yang produktif dan
remuneratif.
masyarakat, dan teknologi tepat guna.
Tujuan Khusus:
Pasal8
(1) Kebijakan perluasan kesempatan kerja di luar
hubungan kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal
6 dilakukan dalam bentuk program kewirausahaan.
(2) Program kewirausahaan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan dengan pola pembentukan
dan pembinaan tenaga kerja mandiri, sistem padat
karya, penerapan teknologi tepat guna,
pendayagunaan tenaga kerja sukarela, dan/atau
pola lain yang dapat mendorong terciptanya
2. Meningkatkan kemampuan profesional tenaga kerja
pemuda
terdidik
agar
mandiri
dan
mampu
memanfaatkan peluang usaha yang ada untuk
menciptakan lapangan kerja dan kesempatan berusaha
bagi dirinya sendiri dan orang lain secara
berkesinambungan;
3. Membentuk usaha dalam skala kecil dan menengah
secara nyata bagi tenaga kerja pemuda mandiri
profesional yang secara ekonomis menguntungkan dan
perluasan kesempatan kerja.
dapat menyerap tenaga kerja.
Pasal9
Pemerintah
1. Meningkatkan keterampilan teknis dan manajerial
kewirausahaan bagi pemuda dan/atau sarjana;
dan
Pemerintah
Daerah
memfasilitasi
pelaksanaan pola sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8
melalui kegiatan:
10
11
Pedoman Program Pendayagunaan TKS sebagai TKPMP Tahun 2014
Pedoman Program Pendayagunaan TKS sebagai TKPMP Tahun 2014
2. Profesional.
Target Peserta
Target Sasaran Program Pendayagunaan TKS sebagai
TKPMP adalah para pemuda usia 23 s.d 35 tahun dengan
latar belakang pendidikan sarjana strata satu. Peserta
program diutamakan TKS Purna yang sedang merintis
usaha. Pengutamakan TKS Purna sebagai peserta TKPMP ini
merupakan bagian dari strategi kelanjutan Program
Pendayagunaan TKS melalui pengembangan keterampilan
TKS dari semula sebagai pendamping masyarakat menjadi
wirausaha.
Untuk menjamin efektifltas pelaksanaan program, para
Pelaksana Program harus menetapkan persyaratan/kriteria
Menekankan pada suatu kemampuan yang dimiliki
seseorang sesuai dengan bakat, minat dan kompetensi
yang dlwujudkan dalam suatu hasil karya nyata, baik
berupa barang maupun jasa yang dapat memberikan
penghasilan bagi diri sendiri dan memberikan kepuasan
pada orang Iain.
3. Produktif.
Berkaitan erat dengan mutu kehidupan yang lebih baik.
Prinsip dasar sikap produktif sangat erat kaitannya
dengan efisiensi, efektifitas, kualitas dan inovasi dari
proses produksi dalam menciptakan nilai tambah.
calon peserta sesuai dengan standar kualifikasi tertentu
4. Berkelanjutan (sustainabllity),
agar target peserta menjadi tepat sasaran.
Secara umum, standar persyaratan calon peserta
Program TKPMP berkaitan erat dengan usia, latar belakang
pendidikan, minat, bakat dan motivasi kewirausahaan,
attitude, dan etos kerja calon peserta.
Kegiatan
yang
berorientasi
Dalam pelaksanaan Program TKPMP, ada beberapa
prinsip yang harus diperhatikan oleh para stake holder.
Prinsip-prinsip tersebut, antara lain ;
1. Kemandkian (SelfReliance)
Mengutamakan pada upaya pengembangan potensi
peserta TKPMP melalui penggalian dan pemanfaatan
sumber daya yang dimilikinya, seperti keuangan, teknis,
sumber daya atam, dan sumber daya manusia sehingga
12
dengan
memperhatikan keberlangsungan generasi mendatang
dengan meminimalisir penggunaan sumber daya yang
tidak dapat diperbaharui dan menjaga kelestarian alam;
F. Prlnsip-Prinsip Dasar
dapat menjadi insan yang berdikari dan
menggantungkan nasibnya pada orang lain;
kedepan
tidak
13
Pedoman Program Pendayagunaat} TKS sebagai TKPMP Tahun2014
Pedoman Program Pendayagunaan TKS sebagai TKPMP Tahun 2014
dalam hal proses rekrut dan seleksi calon peserta, pelatihan
dan pembinaan, penguatan jejaring kemitraan serta
BAB III
ORGANISASI PELAKSANA
pelaporan kegiatan.
Dalam
rangka
mendukung
pelaksanaan
Program
Pendayagunaan TKS sebagai TKPMP, maka diperlukan tenaga
pelaksana yang mampu melaksanakan program dengan baik.
Program Pendayagunaan TKS sebagai TKPMP dilaksanakan
secara bersinergi, melibatkan berbagai unsur pelaksana, yakni
aparat Kemnakertrans (Direktorat PKK-PTKSI) dan Satuan Kerja
Pemerintah Daerah (SKPD) atau Dinas yang membidangi
urusan ketenagakerjaan tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota
C. Dinas
yang
membidangi
Ketenagakerjaan
Tingkat
Kabupaten/Kota.
Sedangkan Dinas yang membidangi ketenagakerjaan
tingkat Kab/Kota berperan penting dalam proses sosialisasi
program kepada masyarakat, rekrutmen calon peserta,
peiatihan dan pembinaan, monitoring dan evaluasi,
penguatan jejaring kemitraan serta pelaporan kegiatan.
serta mitra kerja lainnya.
D. Mitra Kerja
A. Direktorat PKK-PTKSI
Selain
organisasi
pelaksana
sebagaimana
telah
Direktorat PKK-PTKSI merupakan penanggung jawab
Program Pendayagunaan TKPMP yang bertugas :
disebutkan, Program Pendayagunaan TKS sebagai TKPMP
- Menyiapkan program dan anggaran;
- Menyusun aturan/pedoman pelaksanaan kegiatan.
berangkat dari kesadaran bahwa upaya pengentasan
- Sosialisasi program dan koordinasi dengan Dinas yang
membidangi ketenagakerjaan di daerah;
- Membuat sistem pembinaan, monitoring dan evaluasi
serta pelaporan kegiatan;
-
Memperkuat jejaring kemitraan, baik dengan institusi
pemerintah dan non pemerintah untuk mendukung
program yang dijalankan.
B. Dinas yang membidangi Ketenagakerjaan Tingkat Provinsi.
Dinas yang membidangi ketenagakerjaan tingkat
Provinsi berperan penting dalam proses sosialisasi program
dan
koordinasi dengan
Dinas yang membidangi
ketenagakerjaan serta SKPD lain ditingkat Kabupaten/Kota
14
juga membutuhkan dukungan dari semua pihak. Hal ini
pengangguran dan kemiskinan tidak bisa dijalankan sendirisendiri secara parsial, namun
harus menjadi tanggung
jawab semua pihak.
Oleh karena itu, diperlukan suatu sinergi kerja dengan
melibatkan berbagai pihak yang terkait, seperti institusi
pemerintah, BUMN, Dinas/SKPD, serta lembaga non
pemerintah, seperti perbankan, lembaga profesi, Lembaga
Svi/adaya Masyarakat (NGO), lembaga pelatihan SDM,
lembaga pemberdayaan masyarakat, perhimpunan
pengusaha, dsb.
Berbagai sinergi kerjasama yang bisa dilakukan dengan
lembaga kemitraan dapat berbentuk kerjasama program
kev^irausahaan, pelatihan, pembinaan, fasilitasi usaha, dsb.
15
Pedoman Program Pendayagundan TKS sebagai TKPMP Tahun 2014
BAB IV
Pedoman Program Pendayagunaan TKS sebagaiTKPMP Tahun 2014
Sebelum rekrut dan seleksi calon TKPMP dilaksanakan,
TAHAPAN PELAKSANAAN
Pelaksana Program di daerah mengumumkan informasi
Program Pendayagunaan TKS sebagai TKPMP merupakan
rangkaian kegiatan yang dijalankan secara terencana,
mengacu pada tahapan pelaksanaan yang telah ditetapkan.
Tahapan pelaksanaan program Pendayagunaan TKPMP
meliputi sosialisasi program kepada masyarakat, rekrutmen
dan seleksi calon peserta, orientasi atau pembekalan,
penyerahan bantuan sarana, pembinaan, monitoring dan
program kepada masyarakat untuk menjaring sebanyakbanyaknya calon peserta sehingga proses rekrut dan seleksi
berjalan lebih kompetitif.
Kegiatan ini dilaksanakan dengan memanfaatkan
berbagai media massa, seperti ikian layanan TV, radio,
surat kabar, pengumuman di kantor-kantor Pemda, fasilitas
informasi umum, pusat info perguruan tinggi, leaflet serta
jejaring sosial media, seperti website dsb.
evaluasi serta pelaporan.
B. Rekrutmen dan Seleksi
A. Sosialisasi Program
Tujuan utama sosialisasi adalah untuk memasyarakatkan
dan memperkenalkan program kepada masyarakat di
daerah, khususnya target peserta TKPMP. Sosialisasi
dimulai terlebih dahulu dikalangan Pelaksana Program.
Direktorat PKKPTKSI mensosialisasikan
Program
Pendayagunaan TKPMP kepada Pelaksana Program di
daerah,
seperti
aparat
Dinas
yang
membidangi
Ketenagakerjaan di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Maksud sosialisasi program, antara lain agar ada kesamaan
pandangan diantara para Pelaksana Program dalam
mengimplementasikan kegiatan Pendayagunaan TKPMP
nantinya.
Direktorat PKK-PTKSI menyampaikan informasi teknis
tentang latar belakang, tujuan, sasaran dan mekanisme
kerja serta tindak lanjut yang terkait dengan Program
TKPMP. Penyampaian informasi dilakukan dalam forum-
forum pertemuan bersama, misalnya forum konsultansi
atau pada saat penyerahan DlPA kegiatan pusat di daerah.
16
Kegiatan rekrutmen dan seleksi calon TKPMP ditujukan
untuk mengidentifikasi para calon yang memiliki potensi
untuk berkembang menjadi wirausaha mandiri profesional.
Kegiatan ini dilakukan dengan seksama menggunakan
metode tertentu sehingga mampu menyaring calon
wirausahawan yang terbaik.
Rekrutmen dan seleksi dilakukan oleh tim khusus yang
terdiri dari Pelaksana Program di daerah serta melibatkan
pula institusi teknis lain, seperti Dinas/SKPD, perguruan
tinggi,
lembaga
psikologi,
lembaga
pelatihan
kewirausahaan, perhimpunan wirausaha, dsb.
Seleksi meliputi seleksi administrasi, tes bakat, tes
psikologi, ujian tertulis dan wawancara sehingga calon yang
terpilih betul-betui memiliki bobot terbaik.
C. Pelatihan dan Pemagangan
Dalam tahap ini, peserta TKPMP yang telah dinyatakan
lulus seleksi diberikan pelatihan untuk meningkatkan
pengetahuannya. Pelatihan ini meliputi:
17
Pedoman Program Pendayagunaan TKS sebagai TKPMP Tahun 2014
Pedoman Program Pendayagunaan TKS sebagai TKPMP Tahun 2014
1. Pengenalan/pelatihan teknis dan organisasi usaha
2. Pelatihan keterampilan manajerial
c. Aspek Pemasaran
3. Pemagangan
Pelatihan teknik dan organisasi usaha bertujuan untuk
menambah keterampilan manajerial dan teknis peserta
sesuai dengan kebutuhan atau gagasan usaha yang akan
mereka jalankan.
Materi pelatihan keterampilan manajerial meliputi
aspek-aspek
perencanaan
usaha,
pembukuan
keuangan/accountmg,
pemasaran,
penentuan
harga,
kelembagaan dan aspek lainnya.
a. Aspek Perencanaan
Peserta diberikan pengetahuan dan bimbingan untuk
menyusun konsep rencana usaha yang baik dan tepat
sesuai dengan kemampuan dan potensi pasar yang ada.
Dalam konteks ini, lebih ditekankan bahwa seorang
pengusaha yang sukses selalu membuat rencana usaha
untuk masa mendatang, kemampuan membaca potensi
pasar dengan berbagai pertimbangan yang matang dan
menemukan cara yang terbaik untuk
perusahaannya menuju keberhasilan.
b. Aspek Pembukuan/Accounting
Peserta diberikan bimbingan
membawa
mengenai
sistem
pembukuan keuangan/occot/nt/ng yang baik dan
profesional agar mampu mengelola
usaha yang
dijalankan,
termasuk
untuk
meramalkan
dan
memperkirakan kondisi keuangan perusahaan dimasa
mendatang. Pelatihan ini juga dimaksudkan untuk
memperkuat kesadaran akan pentingnya pembukuan
bag!pengusaha.
18
Peserta dibimbing menggunakan cara dan teknik
pemasaran yang baik untuk tujuan meraih konsumen,
mendistribusikan barang pesanan dan mendapatkan
penghasilan sehingga mampu meningkatkan laba
perusahaan. Dalam hal ini, peserta juga dilatih untuk
melakukan promosi usaha yang cerdas, termasuk pula
teknik-teknik pengemasan barang (packaging).
d. Aspek Penentuan Harga
Bimbingan penetapan harga menitikberatkan pada
bagaimana melakukan perhitungan yang tepat mengenai
biaya produksi dan harga jual untuk masing-masing
produk. Disamping itu, juga ditekankan bahwa dalam
menentukan harga jual, tidak hanya bergantung pada
biaya bahan yang digunakan dan nilai tambah yang
diharapkan, tetapi juga harus memperhitungkan tingkat
harga produk yang sama atau yang sebanding dari
produsen-produsen lain di pasar.
e. Aspek Kelembagaan
Bimbingan kelembagaan diberikan agar peserta
memperoleh
gambaran ' tentang
seluk
beluk
lembaga/badan usaha mana yang paling sesuai untuk
dikembangkan dan diikuti, seperti badan usaha CV,
Firma, koperasi; kelompok swadaya masyarakat atau
kelompok bersama yang dapat digunakan sebagai
wadah usaha untuk mengelola bisnis.
f. Aspek Lain
Mengembangkan fasilitas usaha mandiri yang ada,
seperti pengenalan pelanggan, pengenalan pemasok
bahan dagangan dan bahan mentah, fasilitas kredit,
19
Pedoman Program Pendayagunaan TKS sebagai TKPMP Tahun 2014
Pedoman Program Pendayagunaan TKS sebagai TKPMP Tahun 2014
kompetisi, penyusunan proposal usaha dan pengajuan
bantuan sarana usaha ini juga disesuaikan dengan pagu
proposal kredit/nnodal usaha.
anggaran yang tersedia dalam DIPA. Pemberian bantuan
Pelaksanaan
pelatihan
manajerial
ini
melibatkan
lembaga profesional, seperti lembaga pelatihan bisnis,
perguruan tinggi, perhimpunan pengusaha.
Kurikulum pelatihan dirancang secara khusus sesuai
dengan kebutuhan dan jenis usaha yang akan dijalankan
oleh peserta program. Sedangkan metode yang
digunakan lebih menekankan pada praktek/simulasi
daripada hal-hal yang bersifat konseptual dan normatif.
Pemagangan dilaksanakan untuk menambah atau
meningkatkan keterampilan dan mengembangkan
kemampuan peserta sekaligus sebagai ajang praktek
terhadap teori yang diperoleh selama pelatihan.
Pemagangan usaha dimaksudkan untuk memberikan
kemantapan pengetahuan dalam usaha secara nyata,
meliputi aspek pengelolaan usaha, proses produksi dan
pemasaran. Pemilihan perusahaan tempat magang
disesuaikan dengan jenis usaha yang dipilih oleh peserta
sarana usaha ini bertujuan untuk menstimulasi usaha yang
dijalankan peserta.
E. Pembinaan
Setelah penyerahan bantuan sarana usaha, para
Pelaksana Program Pusat dan Daerah perlu melakukan
pembinaan lanjutan. Pembinaan usaha dilaksanakan untuk
memberikan bantuan tindak ianjut bagi para peserta pasca
mengikuti program pelatihan dan pemagangan. Pembinaan
ini berupa panduan atau bimbingan usaha dalam rangka
pendirian usaha.
Bimbingan usaha dilakukan untuk mengantarkan
peserta TKPMP ketika memulai atau mewujudkan usaha
yang telah ditetapkan. Bimbingan usaha ini dilakukan
secara berkesinambungan sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan, meliputi manajemen perintisan usaha,
penyusunan kelayakan usaha, permodalan,
pemasaran, dan kemitraan usaha.
produksi,
TKPMP.
Pemagangan ini diharapkan dapat menambah wawasan
usaha,
memacu
diri
untuk
lebih
berinovasi,
memantapkan dan memperkokoh jiwa kewirausahaan,
dan meyerap seluruh proses kegiatan usaha tempat
magang sebagai pengalaman yang berharga.
D. Penyerahan Bantuan Sarana Usaha
Setelah mengikuti pelatihan dan pemagangan, para
peserta diberikan bantuan peralatan usaha sesuai dengan
proposal usaha yang diajukan. Selain itu, penyerahan
20
F. Monitoring dan Evaluasi (Monev)
Monitoring adaiah pemantauan yang dilakukan secara
berkala atas pelaksanaan kegiatan yang sedang atau sudah
berjalan untuk mengetahui hasil kerja atau perkembanganperkembangan apa saja yang terjadi di lapangan.
Sedangkan evaluasi adaiah upaya untuk mengkaji dan
mengukur capaian kinerja, perkembangan serta dampak
atau manfaat dari kegiatan TKPMP berdasarkan indikator
capaian kinerja yang telah ditetapkan.
21
PedomanProgram Pendayagunaan TK5 sebagai TKPMP Tahun 2014
Pedoman Program Pendayagunaan TKS sebagai TKPMP Tahun 2014
Melalui monev, kita dapat mengetahui berbagai
informasi penting, seperti: realitas pelaksanaan kegiatan di
lapangan, dampak atau manfaat program, faktor-faktor
yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan program,
permasalahan atau hambatan-hambatan yang dihadapi
serta usulan solusi permasalahan. Informasi-informasi ini
sangat berguna sebagai acuan dalam penyusunan rencana
kegiatan berikutnya.
Secara individu, monitoring juga berguna sebagai
sarana konsultansi/bimbingan dan pemecahan masalah
bagi TKPMP serta dalam rangka pembinaan lanjutan.
Perencanaan
Laporan
perkembangan
Sosialisasi
Program
usaha
f
Program TKPMP
Pembinaan
berkesinambungan
Rekrut dan
dan Monev
Seleksi
G. Pelaporan
/
r
Berdasarkan
I
Alur Pelaksanaan
Instruksi
Presiden
No.
7
Tahun
1999
tentang Laporan Akuntabilitas Kinerja Institusi Pemerintah
(LAKIP), maka setiap institusi pengguna anggaran negara
wajib mempertanggung jawabkan hasil pelaksanaan
tugasnya dalam bentuk pelaporan kegiatan. Begitu pula
Pemberian
bantuan sarana
Pelatihan dan
usaha
Pemagangan
dalam pelaksanaan Program Pendayagunaan TKPMP.
Dengan laporan tersebut, semua orang bisa
mendapatkan semua informasi yang terkait dengan hasil
pelaksanaan kegiatan. Laporan tidak hanya mencakup
kegiatan yang dijalankan, namun juga mencakup
penggunaan anggaran.
Semua pihakyangterlibat dalam pelaksanaan program,
mulai dari peserta TKPMP, PL. Kab/Kota hingga PL.Provinsi
wajib menyampaikan laporan atas kegiatan yang telah
dijalankannya. Laporan-laporan tersebut dihimpun oleh
menjadi
Laporan
Paripurna
Direktorat PKK-PTKSI
Pelaksanaan Program Pendayagunaan TKS sebagai TKPMP.
22
23
Pedoman Program Pendayagunaan TKS sebagai TKPMP Tahun 2014
Pedoman Program Pendayagunaan TKS sebagai TKPMP Tahun 2014
Evaluasi menjadi masukan untuk pengembangan kegiatan
BAB IV
berikutnya.
KEGIATAN PENDUKUNG
C. Temu Lapang TKPMP.
Dalam rangka memperkuat pelaksanaan Program
Pendayagunaan TKS sebagai TKPMP, maka diperlukan
beberapa kegiatan pendukung lain yang saling bersinergi satu
sama lain.
Akan tetapi, karena sifatnya sebagai pendukung, maka
prioritas pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut disesuaikan
dengan ketersediaan anggaran dan prioritas kebutuhan
pengembangan program. Kegiatan-kegiatan pendukung ini,
antara lain :
A. Penyusunan Pedoman Pelaksanaan Program.
Pedoman-pedoman dibutuhkan sebagai panduan bagi
semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan program.
Pedoman-pedoman tersebut, meliputi Pedoman Umum,
Petunjuk Pelaksanaan, Pedoman Rekrut dan Seleksi, serta
Pedoman Monitoring dan Evaluasi.
B. Temu Konsultansi dan Evaluasi Pelaksana Program.
Temu konsultansi pelaksana program berfungsi sebagai
forum konsultansi antara PL. Daerah dengan PL Pusat
dalam
rangka
persiapan
pelaksanaan
Program
Pendayagunaan TKS.
Pelaksanaan kegiatan Temu Lapang TKPMP melibatkan
perwakilan peserta yang mewakili tiap-tiap provinsi.
Kegiatan ini bertujuan untuk menghimpun berbagai
informasi yang berkaitan dengan pengembangan Program
Pendayagunaan TKPMP berikutnya serta pembentukan
jejaring kemitraan antar peserta Program TKPMP.
D. Penguatan Jejaring Kemitraan.
Untuk memperkuat kegiatan peserta TKPMP diperlukan
penguatan jejaring kemitraan dengan pihak lain sehingga
terjadi sinergi program yang positif. Ini diwujudkan melalui
pengembangan
kerjasama
kelembagaan
dengan
instansi/lembaga pemerintah atau non pemerintah,
seperti: lembaga profesi, Lembaga Swadaya Masyarakat
(NGO), lembaga pelatihan, perbankan dan Iain-Iain.
Bentuk kerjasama kemitraan, antara lain berupa studi
banding,
sharing
informasi
kegiatan,
pelatihan
kewirausahaan, bantuan kredit permodalan, pemasaran,
penyediaan bahan baku dsb.
E. Pemberlan penghargaan.
Pemberian
penghargaan diberikan
kepada
peserta
Sedangkan kegiatan Temu Evaluasi merupakan forum
TKPMP atau Pelaksana Program yang dinilai berkinerja
evaluasi bersama antara PL. Pusat dan PL. Daerah Provinsi
terbaik. Kegiatan ini diharapkan dapat memotivasi peserta
dan Kab/Kota untuk membahas hasil-hasil pelaksanaan
kegiatan, seperti: tingkat keberhasilan, permasalahan yang
dihadapi dan perumusan solusinya serta pencanangan
TKPMP dan Pelaksana Program lainnya sehingga dengan
target kinerja kegiatan selanjutnya. Rekomendasi Temu
TKPMP di wilayah lainnya.
24
adanya rangsangan tersebut dapat berdampak positif bagi
pengembangan Program Pendayagunaan TKS sebagai
25
Pedoman Program Pendayagunaan TKS sebagai TKPMP Tahun 2014
BAB VII
PENUTUP
Demikian Pedoman Umum Program Pendayagunaan TKS
sebagai TKPMP tahun 2014 ini disusun. Semoga pedoman ini
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan informasi
berkaitan dengan konsep, prinsip-prinsip serta mekanisme
pelaksanaan Program Pendayagunaan TKPMP.
26