Pedum Program Pemberd TKs

PEDOMAN UMUM
PROGRAM PENDAYAGUNAAN TENAGA KERJA SARJANA
SEBAGAI TENAGA KERJA PEMUDA MANDIRI

PROFESIONAL (TKPMP)
TAHUN2014

KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA

TIM PENYUSUN
Terbitan ini dipergunakan di lingkungan
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Rl dan
dinas-dinas ketenagakerjaan di Indonesia serta lembagalembaga yang bergerak dalam kegiatan pemberdayaan
masyarakat dan perluasan kesempatan kerja.

Pengarah

Ir. Erna Noviati, M.Si

(DirekturPKK-PTKSI)


Penanggung jawab

Yanti Maryanti SE,MT

Pen)aisun

Ir. Yanuarini Astuti Dewi

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Rl
Direktorat Perluasan Kesempatan Kerja dan

Pengembangan Tenaga Kerja Sektor Informal

Elyana Silmia, SP

Tahun 2014

M. Ikrar Dinata, SH


Cetakan Pertama

Agung Sayudi, S.Psi

Diluar instansi atau lembaga sebagaimana disebutkan diatas,
dapat menggunakan terbitan ini dengan mencantumkan

Editor

M. Ikrar Dinata, SH

Pengumpul & Pengolah
Data

Budi Nurani,SE
Zakiyah, SE

Administrasi

Sri Utami Rahayu


pedoman ini dalam daftar pustaka

Pedoman Program Pendayagunaan TKS sebagai TKPMP Tahun 2014

C.
D.
E.

Temu LapangTKS
Perluasan Jejaring Kemitraan
Pemberian Penghargaan

BAB I

25
25
25

PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
BAB VII

PENUTUP

26

Salah satu persoalan serius yang dihadapl Indonesia
saat ini adalah masalah pengangguran. Terleblh lagi laporan
analisis dari International Labour Organization (ILO) yang
bertajuk "2014 Global Employment Trends", (CNBC;2014),
menginformasikan bahwa jumlali penganggur pada tahun 2013
telah meningkat sebanyak 5 juta orang menjadi 202 juta orang.

ILO memprediksi bahwa angka pengangguran dunia pada
tahun 2018 akan mencapai 215 juta orang.
Bahkan tidak hanya itu, ILO juga menyatakan bahwa
kelompok yang berpotensi menjadi penyumbang angka
penganggur terbanyak justru berasal dari kalangan

pemuda, Kondisi ini merupakan dampak dari krisis ekonomi
yang terjadi Eropa dan Amerika.

IVIeskipun data dari Badan Pusat Statistik menunjukkan
adanya trend penurunan angka pengangguran di Indonesia
dalam beberapa tahun terakhir, namun ha! tersebut tidak
membuat pemerintah berpuas diri. Berbagai kebijakan
terus diupayakan pemerintah untuk menekan angka
pengangguran hingga tingkat terendah.

Diakui bahwa terbatasnya ketersediaan lapangan kerja
sektor formal yang berbanding terbalik dengan tingginya
jumlah Pencari Kerja menjadi salah satu faktor yang
menyebabkan
meningkatnya
angka
pengangguran,
khususnya dikalangan kaum muda terdidik. Keberadaan
penganggur terdidik ini tentu saja merupakan suatu
pemborosan, mengingat mereka sesungguhnya memiliki


IV

Pedoman Program Pendayagunaan TKS sebagai TKPMP Tahun 2014

Pedoman Program Pendayagunaan TKSsebagai TKPMP Tahun 2014

pengetahuan dan keterampilan yang memadai, namun
belum dapat terserap di pasar kerja formal.
Data BPS mengenai jumlah angkatan kerja, penduduk yang
bekerja, dan penganggur Th. 2010-2013 (dalam juta orang)

Pendayagunaan Tenaga Kerja Sarjana (TKS) sebagai Tenaga
Kerja Pemuda Mandiri Profesional (TKPMP).
Program ini bertujuan untuk menstimulasi para
pemuda atau sarjana, khususnya para TKS Purna yang
memiliki minat dan motivasi tinggi merintis kegiatan
kewirausahaan. Melalui program ini, mereka dibekali
pengetahuan dan pelatihan manajemen kewirausahaan
serta bantuan sarana usaha sebagai stimulasi usaha.


Kemudian dalam rangka memandu pelaksanaan
kegiatan tersebut, Direktorat Perluasan Kesempatan Kerja
Agst2010
IAngkatan Kerja
Bekerja

116.53
116.53
108.21

'

Agst2011

Agst2012

117.37
117.37


118.05

Feb 2013

'

121.19
114.02

109.67

I Penganggur

Disisi lain, pengembangan ketenagakerjaan sektor
informal belum tergarap secara optimal. Kementerian
Koperasi dan UKM menyebutkan bahwa jumlah wirausaha
di Indonesia baru sekitar 1,26 % (Sindonews, 2013).

Padahal, apabila jumlah wirausaha di Indonesia bisa


dan Pengembangan Tenaga Kerja Sektor Informal (PKKPTKSI)

telah

menyusun

Pedoman

Umum

Program

Pendayagunaan TKS sebagai TKPMP Tahun 2014. Pedoman
Umum ini berisi penjelasan mengenai pengertian, konsep
atau dasar pemikiran, prinsip-prinsip serta mekanisme
pelaksanaan Program TKPMP.
B. Dasar Hukum

1. Undang-Undang


Nomor

13

Tahun

2003

tentang

Ketenagakerjaan ;

mencapai minimal 2% saja, maka dampaknya akan sangat
signifikan bagi perkembangan perekonomian di tanah air.

2. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2013 tentang
Perluasan Kesempatan Kerja;

Indonesia seharusnya bisa meningkatkan jumlah
wirausaha, mengingat beragam potensi sumber daya alam

yang melimpah bisa dimanfaatkan menjadi modal dasar
bagi dukungan kegiatan kewirausahaan.

3. Peraturan
Menteri
Tenaga
Kerja
PER.07/MEN/IV/2008 tentang Penempatan

Dalam

rangka

mengatasi

masalah

pengangguran,

khususnya dikalangan kaum muda terdidik tersebut,
pemerintah melalui Kemnakertrans telah mengupayakan
berbagai kebijakan, salah satunya melalui Program

Nomor:
Tenaga

Kerja;

Peraturan
4. Peraturan

Menteri
Tenaga
Kerja
Nomor:
Menteri
PER.03/MEN/I/2010
tentang
Rencana
Strategis
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tahun

2010-2014;

Pedoman Program Pendayagunaan TKS sebagai TKPMP Tahun 2014

menjadi penanggung jawab pelaksanaan Program
TKPMP, yakni Direktorat Perluasan Kesempatan Kerja
dan Pengembangan Tenaga Kerja Sektor Informal
(Direktorat PKK-PTKSI).
6. Pelaksana Program Daerah, selanjutnya disebut PL
Daerah adalah aparat pemerintah dari dinas yang
membidangi ketenagakerjaan tingkat Provtnsi dan

Kabupaten/Kota yang menjadi pelaksana Program
Pendayagunaan TKPMP. Selanjutnya Pelaksana Program
Daerah tingkat Provinsi disebut PL. Provinsi. Sedangkan
Pelaksana Program Daerah Tingkat Kabupaten/Kota
disebut PL. Kab/Kota.

7. Satuan Kerja Pemerintah Daerah atau disirigkat SKPD
merupakan unit kerja Pemerintahan Daerah di tingkat
Provinsi dan Kabupaten/Kota.

8. Indikator Kinerja adalah ukuran kuantitatif dan/atau

kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian
Suatu sasaran atau tujuan dari kegiatan TKPMP.

9. Pemberdayaan Masyarakat adalah upaya untuk
meningkatkan kekuatan atau posisi tawar masyarakat
agar mampu mengambil keputusan untuk dirinya serta
ikut

menentukan

dan

mempengaruhi

pengambilan

keputusan yang dilakukan pihak lain yang berpengaruh
terhadap dirinya.

Pedoman Program Pendayagunaan TKS sebagai TKPMP Tahun 2014

BAB II
PROFIL PROGRAM TKPMP

A. Dasar Pemikiran

Program Pendayagunaan Tenaga Kerja Sarjana (TKS)
sebagai Tenaga Kerja Pemuda Mandiri Profesional (TKPMP)
merupakan salah satu program andalan Kemnakertrans

yang terus mengalami perubahan sesuai dengan dinamika
yang berkembang.

Program ini berawal dari Program Pendayagunaan

Tenaga Kerja Sarjana (TKS) yang memfokuskan kegiatannya
pada pemberdayaan pemuda/sarjana dalam kegiatan

pendampingan (fasHitator) kepada kelompok masyarakat
yang menjadi peserta program perluasan kesempatan
kerja, seperti Terapan Teknologi Tepat Guna, Padat Karya
Produktif dan kewirausahaan (Tenaga Kerja Mandiri).

Namun seiring dengan munculnya berbagai aspirasi,

khususnya dari para TKS Purna dan Pelaksana Program di
daerah mengenai kelanjutan Program Pendayagunaan TKS
tersebut,

maka

pola

pendekatan

pemberdayaan

pemuda/sarjana yang semula lebih menekankan pada
pengabdian, kini dikembangkan pula kearah pendekatan
yang lebih bersifat ekonomi.

Gagasan ini berangkat dari kenyataan bahwa para TKS
tidak

cukup

pendampingan

hanya

saja,

dibebani

namun

dengan

harus

juga

tugas-tugas

dipikirkan

pengembangan karir mereka selanjutnya pasca penugasan.
Terlebih lagi, banyak diantara mereka yang memiliki
kemampuan, keterampilan dan motivasi yang kuat menjadi
wirausaha, namun belum terfasilitasi secara baik. Hal inilah

Pedoman Program Pendayagunaan TKS sebagai TKPMP Tahun2014

yang kemudian mendorong Kemnakertrans berupaya
menghldupkan kembali Program Pendayagunaan TKPMP.

Inti Program Pendayagunaan TKS sebagai TKPMP,

menekankan pada tiga hal, yakni
(1) Pelatihan
kewlrausahaan bagi peserta, (2) Pemberian bantuan sarana
sebagai stimulasi usaha dan (3) Pembinaan berkelanjutan
untuk menjaga kesinambungan usaha yang telah
dijalankan.

Dalam pelaksanaannya nanti, tidak menutup
kemungkinan pula bahwa program ini juga akan bersifat
terbuka bagi pemuda atau sarjana lainnya yang potensial
menjadi wirausaha, meski pun sebelumnya mereka belum

pernah terlibat dalam Program Pendayagunaan TKS, namun

dengan catatan bahwa kuota peserta Program TKPMP yang
diprioritaskan kepada TKS Purna masih tersisa.

Pada akhlrnya, target yang ingin dicapai dari
pelaksanaan Program Pendayagunaan TKS sebagai TKPMP
dddldh untuk menumbuh kembangkan sebanyak mungkin
wirausaha muda yang mandiri dan profesional, sehingga
berdampak terhadap terciptanya lapangan kerja baru di

lingkungan sekitarnya melalui pemanfaatan potensi SDA
dan SDM yang ada secara optimal.
B. Dasar Hukum Program TKPMP

Pelaksanaan Program Pendayagunaan TKS sebagai
TKPMP mengacu pada peraturan perundang-undangan

Pedoman Program Pendayagunaan TKS sebagai TKPMP Tahun 2014

1. Undang-Undang

Nomor

13

Tahun

2003

tentang

Ketenagakerjaan.
Pasal 39:

(1) Pemerintah bertanggung jawab mengupayakan
perluasan kesempatan kerja baik di dalam maupun
di luar hubungan kerja.

(2) Pemerintah
dan
masyarakat
bersama-sama
mengupayakan perluasan kesempatan kerja baik di
dalam maupun di luar hubungan kerja.
Pasal 40:

(1) Perluasan kesempatan kerja di luar hubungan kerja
dilakukan melalui penciptaan kegiatan yang
produktif
dan
berkelanjutan
dengan
mendayagunakan potensi sumber daya alam,
sumber daya manusia dan teknologi tepat guna.

(2) Penciptaan
perluasan
kesempatan
kerja
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
dengan pola pembentukan dan pembinaan tenaga
kerja mandiri, penerapan sistem padat karya,
penerapan
teknologi
tepat
guna
dan
pendayagunaan tenaga kerja sukarela atau pola lain
yang dapat mendorong terciptanya perluasan
kesempatan kerja.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2013 Tentang
Perluasan Kesempatan Kerja.

yang berlaku, antara lain Undang-Undang Nomor 13 Tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan dan Peraturan Pemerintah

Pasal2

Nomor 33 Tahun 2013 tentang Perluasan Kesempatan

(1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah menetapkan
kebijakan perluasan kesempatan kerja di setiap
sektorsesuai dengan kewenangannya.

Kerja.

Pedoman Program Pendayagunaan TKS sebagai TKPMP Tahun 2014

Pedoman Program Pendayagunaan TKS sebagai TKPMP Tahun 2014

(2) Kebijakan perluasan kesempatan kerja sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. Kebijakan perluasan kesempatan kerja di dalam
hubungan kerja; dan
b. Kebijakan perluasan kesempatan kerja di luar
hubungan kerja.

a.
b.
c.
d.

permodalan;
penjaminan;
pendampingan;
pelatihan;

e. konsultansi;

f. bimbingan teknis; dan/atau
g. penyediaan data dan informasi.

Pasal6

Kebijakan perluasan kesempatan kerja di luar hubungan

kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2)
huruf b diarahkan untuk
menciptakan
dan
mengembangkan kesempatan kerja yang produktif dan
berkelanjutan dengan mendayagunakan potensi sumber

daya alam, sumber daya

manusia,

kelembagaan

C. Tujuan dan Sasaran Program TKPMP
Tujuan Umum :

Membentuk tenaga kerja pemuda mandiri profesional dan
memperluas lapangan kerja
yang produktif dan
remuneratif.

masyarakat, dan teknologi tepat guna.
Tujuan Khusus:
Pasal8

(1) Kebijakan perluasan kesempatan kerja di luar
hubungan kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal
6 dilakukan dalam bentuk program kewirausahaan.

(2) Program kewirausahaan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan dengan pola pembentukan

dan pembinaan tenaga kerja mandiri, sistem padat
karya, penerapan teknologi tepat guna,
pendayagunaan tenaga kerja sukarela, dan/atau

pola lain yang dapat mendorong terciptanya

2. Meningkatkan kemampuan profesional tenaga kerja
pemuda
terdidik
agar
mandiri
dan
mampu
memanfaatkan peluang usaha yang ada untuk
menciptakan lapangan kerja dan kesempatan berusaha
bagi dirinya sendiri dan orang lain secara
berkesinambungan;

3. Membentuk usaha dalam skala kecil dan menengah

secara nyata bagi tenaga kerja pemuda mandiri
profesional yang secara ekonomis menguntungkan dan

perluasan kesempatan kerja.

dapat menyerap tenaga kerja.

Pasal9
Pemerintah

1. Meningkatkan keterampilan teknis dan manajerial
kewirausahaan bagi pemuda dan/atau sarjana;

dan

Pemerintah

Daerah

memfasilitasi

pelaksanaan pola sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8
melalui kegiatan:
10

11

Pedoman Program Pendayagunaan TKS sebagai TKPMP Tahun 2014

Pedoman Program Pendayagunaan TKS sebagai TKPMP Tahun 2014

2. Profesional.

Target Peserta

Target Sasaran Program Pendayagunaan TKS sebagai
TKPMP adalah para pemuda usia 23 s.d 35 tahun dengan
latar belakang pendidikan sarjana strata satu. Peserta
program diutamakan TKS Purna yang sedang merintis
usaha. Pengutamakan TKS Purna sebagai peserta TKPMP ini
merupakan bagian dari strategi kelanjutan Program
Pendayagunaan TKS melalui pengembangan keterampilan

TKS dari semula sebagai pendamping masyarakat menjadi
wirausaha.

Untuk menjamin efektifltas pelaksanaan program, para
Pelaksana Program harus menetapkan persyaratan/kriteria

Menekankan pada suatu kemampuan yang dimiliki
seseorang sesuai dengan bakat, minat dan kompetensi

yang dlwujudkan dalam suatu hasil karya nyata, baik
berupa barang maupun jasa yang dapat memberikan
penghasilan bagi diri sendiri dan memberikan kepuasan
pada orang Iain.
3. Produktif.

Berkaitan erat dengan mutu kehidupan yang lebih baik.

Prinsip dasar sikap produktif sangat erat kaitannya
dengan efisiensi, efektifitas, kualitas dan inovasi dari
proses produksi dalam menciptakan nilai tambah.

calon peserta sesuai dengan standar kualifikasi tertentu

4. Berkelanjutan (sustainabllity),

agar target peserta menjadi tepat sasaran.

Secara umum, standar persyaratan calon peserta
Program TKPMP berkaitan erat dengan usia, latar belakang

pendidikan, minat, bakat dan motivasi kewirausahaan,
attitude, dan etos kerja calon peserta.

Kegiatan

yang

berorientasi

Dalam pelaksanaan Program TKPMP, ada beberapa
prinsip yang harus diperhatikan oleh para stake holder.
Prinsip-prinsip tersebut, antara lain ;
1. Kemandkian (SelfReliance)

Mengutamakan pada upaya pengembangan potensi
peserta TKPMP melalui penggalian dan pemanfaatan
sumber daya yang dimilikinya, seperti keuangan, teknis,

sumber daya atam, dan sumber daya manusia sehingga

12

dengan

memperhatikan keberlangsungan generasi mendatang
dengan meminimalisir penggunaan sumber daya yang
tidak dapat diperbaharui dan menjaga kelestarian alam;

F. Prlnsip-Prinsip Dasar

dapat menjadi insan yang berdikari dan
menggantungkan nasibnya pada orang lain;

kedepan

tidak

13

Pedoman Program Pendayagunaat} TKS sebagai TKPMP Tahun2014

Pedoman Program Pendayagunaan TKS sebagai TKPMP Tahun 2014

dalam hal proses rekrut dan seleksi calon peserta, pelatihan
dan pembinaan, penguatan jejaring kemitraan serta

BAB III

ORGANISASI PELAKSANA

pelaporan kegiatan.

Dalam

rangka

mendukung

pelaksanaan

Program

Pendayagunaan TKS sebagai TKPMP, maka diperlukan tenaga
pelaksana yang mampu melaksanakan program dengan baik.
Program Pendayagunaan TKS sebagai TKPMP dilaksanakan

secara bersinergi, melibatkan berbagai unsur pelaksana, yakni
aparat Kemnakertrans (Direktorat PKK-PTKSI) dan Satuan Kerja
Pemerintah Daerah (SKPD) atau Dinas yang membidangi

urusan ketenagakerjaan tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota

C. Dinas

yang

membidangi

Ketenagakerjaan

Tingkat

Kabupaten/Kota.

Sedangkan Dinas yang membidangi ketenagakerjaan
tingkat Kab/Kota berperan penting dalam proses sosialisasi
program kepada masyarakat, rekrutmen calon peserta,

peiatihan dan pembinaan, monitoring dan evaluasi,
penguatan jejaring kemitraan serta pelaporan kegiatan.

serta mitra kerja lainnya.
D. Mitra Kerja
A. Direktorat PKK-PTKSI

Selain

organisasi

pelaksana

sebagaimana

telah

Direktorat PKK-PTKSI merupakan penanggung jawab
Program Pendayagunaan TKPMP yang bertugas :

disebutkan, Program Pendayagunaan TKS sebagai TKPMP

- Menyiapkan program dan anggaran;
- Menyusun aturan/pedoman pelaksanaan kegiatan.

berangkat dari kesadaran bahwa upaya pengentasan

- Sosialisasi program dan koordinasi dengan Dinas yang
membidangi ketenagakerjaan di daerah;

- Membuat sistem pembinaan, monitoring dan evaluasi
serta pelaporan kegiatan;
-

Memperkuat jejaring kemitraan, baik dengan institusi

pemerintah dan non pemerintah untuk mendukung
program yang dijalankan.

B. Dinas yang membidangi Ketenagakerjaan Tingkat Provinsi.

Dinas yang membidangi ketenagakerjaan tingkat
Provinsi berperan penting dalam proses sosialisasi program
dan
koordinasi dengan
Dinas yang membidangi
ketenagakerjaan serta SKPD lain ditingkat Kabupaten/Kota
14

juga membutuhkan dukungan dari semua pihak. Hal ini

pengangguran dan kemiskinan tidak bisa dijalankan sendirisendiri secara parsial, namun

harus menjadi tanggung

jawab semua pihak.

Oleh karena itu, diperlukan suatu sinergi kerja dengan
melibatkan berbagai pihak yang terkait, seperti institusi

pemerintah, BUMN, Dinas/SKPD, serta lembaga non
pemerintah, seperti perbankan, lembaga profesi, Lembaga
Svi/adaya Masyarakat (NGO), lembaga pelatihan SDM,
lembaga pemberdayaan masyarakat, perhimpunan
pengusaha, dsb.

Berbagai sinergi kerjasama yang bisa dilakukan dengan
lembaga kemitraan dapat berbentuk kerjasama program
kev^irausahaan, pelatihan, pembinaan, fasilitasi usaha, dsb.

15

Pedoman Program Pendayagundan TKS sebagai TKPMP Tahun 2014

BAB IV

Pedoman Program Pendayagunaan TKS sebagaiTKPMP Tahun 2014

Sebelum rekrut dan seleksi calon TKPMP dilaksanakan,

TAHAPAN PELAKSANAAN

Pelaksana Program di daerah mengumumkan informasi

Program Pendayagunaan TKS sebagai TKPMP merupakan
rangkaian kegiatan yang dijalankan secara terencana,
mengacu pada tahapan pelaksanaan yang telah ditetapkan.

Tahapan pelaksanaan program Pendayagunaan TKPMP
meliputi sosialisasi program kepada masyarakat, rekrutmen

dan seleksi calon peserta, orientasi atau pembekalan,
penyerahan bantuan sarana, pembinaan, monitoring dan

program kepada masyarakat untuk menjaring sebanyakbanyaknya calon peserta sehingga proses rekrut dan seleksi
berjalan lebih kompetitif.

Kegiatan ini dilaksanakan dengan memanfaatkan
berbagai media massa, seperti ikian layanan TV, radio,
surat kabar, pengumuman di kantor-kantor Pemda, fasilitas
informasi umum, pusat info perguruan tinggi, leaflet serta
jejaring sosial media, seperti website dsb.

evaluasi serta pelaporan.
B. Rekrutmen dan Seleksi

A. Sosialisasi Program

Tujuan utama sosialisasi adalah untuk memasyarakatkan

dan memperkenalkan program kepada masyarakat di
daerah, khususnya target peserta TKPMP. Sosialisasi

dimulai terlebih dahulu dikalangan Pelaksana Program.
Direktorat PKKPTKSI mensosialisasikan
Program
Pendayagunaan TKPMP kepada Pelaksana Program di

daerah,

seperti

aparat

Dinas

yang

membidangi

Ketenagakerjaan di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota.

Maksud sosialisasi program, antara lain agar ada kesamaan
pandangan diantara para Pelaksana Program dalam
mengimplementasikan kegiatan Pendayagunaan TKPMP
nantinya.

Direktorat PKK-PTKSI menyampaikan informasi teknis
tentang latar belakang, tujuan, sasaran dan mekanisme

kerja serta tindak lanjut yang terkait dengan Program
TKPMP. Penyampaian informasi dilakukan dalam forum-

forum pertemuan bersama, misalnya forum konsultansi
atau pada saat penyerahan DlPA kegiatan pusat di daerah.
16

Kegiatan rekrutmen dan seleksi calon TKPMP ditujukan
untuk mengidentifikasi para calon yang memiliki potensi
untuk berkembang menjadi wirausaha mandiri profesional.

Kegiatan ini dilakukan dengan seksama menggunakan
metode tertentu sehingga mampu menyaring calon
wirausahawan yang terbaik.
Rekrutmen dan seleksi dilakukan oleh tim khusus yang

terdiri dari Pelaksana Program di daerah serta melibatkan
pula institusi teknis lain, seperti Dinas/SKPD, perguruan
tinggi,
lembaga
psikologi,
lembaga
pelatihan
kewirausahaan, perhimpunan wirausaha, dsb.

Seleksi meliputi seleksi administrasi, tes bakat, tes
psikologi, ujian tertulis dan wawancara sehingga calon yang
terpilih betul-betui memiliki bobot terbaik.
C. Pelatihan dan Pemagangan

Dalam tahap ini, peserta TKPMP yang telah dinyatakan
lulus seleksi diberikan pelatihan untuk meningkatkan
pengetahuannya. Pelatihan ini meliputi:
17

Pedoman Program Pendayagunaan TKS sebagai TKPMP Tahun 2014

Pedoman Program Pendayagunaan TKS sebagai TKPMP Tahun 2014

1. Pengenalan/pelatihan teknis dan organisasi usaha
2. Pelatihan keterampilan manajerial

c. Aspek Pemasaran

3. Pemagangan

Pelatihan teknik dan organisasi usaha bertujuan untuk
menambah keterampilan manajerial dan teknis peserta
sesuai dengan kebutuhan atau gagasan usaha yang akan
mereka jalankan.

Materi pelatihan keterampilan manajerial meliputi
aspek-aspek
perencanaan
usaha,
pembukuan

keuangan/accountmg,

pemasaran,

penentuan

harga,

kelembagaan dan aspek lainnya.
a. Aspek Perencanaan

Peserta diberikan pengetahuan dan bimbingan untuk

menyusun konsep rencana usaha yang baik dan tepat
sesuai dengan kemampuan dan potensi pasar yang ada.
Dalam konteks ini, lebih ditekankan bahwa seorang
pengusaha yang sukses selalu membuat rencana usaha

untuk masa mendatang, kemampuan membaca potensi
pasar dengan berbagai pertimbangan yang matang dan
menemukan cara yang terbaik untuk
perusahaannya menuju keberhasilan.

b. Aspek Pembukuan/Accounting
Peserta diberikan bimbingan

membawa

mengenai

sistem

pembukuan keuangan/occot/nt/ng yang baik dan
profesional agar mampu mengelola
usaha yang
dijalankan,

termasuk

untuk

meramalkan

dan

memperkirakan kondisi keuangan perusahaan dimasa
mendatang. Pelatihan ini juga dimaksudkan untuk
memperkuat kesadaran akan pentingnya pembukuan
bag!pengusaha.

18

Peserta dibimbing menggunakan cara dan teknik
pemasaran yang baik untuk tujuan meraih konsumen,
mendistribusikan barang pesanan dan mendapatkan
penghasilan sehingga mampu meningkatkan laba
perusahaan. Dalam hal ini, peserta juga dilatih untuk
melakukan promosi usaha yang cerdas, termasuk pula
teknik-teknik pengemasan barang (packaging).
d. Aspek Penentuan Harga

Bimbingan penetapan harga menitikberatkan pada
bagaimana melakukan perhitungan yang tepat mengenai
biaya produksi dan harga jual untuk masing-masing
produk. Disamping itu, juga ditekankan bahwa dalam
menentukan harga jual, tidak hanya bergantung pada
biaya bahan yang digunakan dan nilai tambah yang

diharapkan, tetapi juga harus memperhitungkan tingkat

harga produk yang sama atau yang sebanding dari
produsen-produsen lain di pasar.
e. Aspek Kelembagaan

Bimbingan kelembagaan diberikan agar peserta
memperoleh
gambaran ' tentang
seluk
beluk
lembaga/badan usaha mana yang paling sesuai untuk

dikembangkan dan diikuti, seperti badan usaha CV,
Firma, koperasi; kelompok swadaya masyarakat atau
kelompok bersama yang dapat digunakan sebagai
wadah usaha untuk mengelola bisnis.
f. Aspek Lain

Mengembangkan fasilitas usaha mandiri yang ada,
seperti pengenalan pelanggan, pengenalan pemasok
bahan dagangan dan bahan mentah, fasilitas kredit,
19

Pedoman Program Pendayagunaan TKS sebagai TKPMP Tahun 2014

Pedoman Program Pendayagunaan TKS sebagai TKPMP Tahun 2014

kompetisi, penyusunan proposal usaha dan pengajuan

bantuan sarana usaha ini juga disesuaikan dengan pagu

proposal kredit/nnodal usaha.

anggaran yang tersedia dalam DIPA. Pemberian bantuan

Pelaksanaan

pelatihan

manajerial

ini

melibatkan

lembaga profesional, seperti lembaga pelatihan bisnis,
perguruan tinggi, perhimpunan pengusaha.
Kurikulum pelatihan dirancang secara khusus sesuai
dengan kebutuhan dan jenis usaha yang akan dijalankan
oleh peserta program. Sedangkan metode yang
digunakan lebih menekankan pada praktek/simulasi
daripada hal-hal yang bersifat konseptual dan normatif.

Pemagangan dilaksanakan untuk menambah atau
meningkatkan keterampilan dan mengembangkan
kemampuan peserta sekaligus sebagai ajang praktek
terhadap teori yang diperoleh selama pelatihan.
Pemagangan usaha dimaksudkan untuk memberikan
kemantapan pengetahuan dalam usaha secara nyata,
meliputi aspek pengelolaan usaha, proses produksi dan
pemasaran. Pemilihan perusahaan tempat magang
disesuaikan dengan jenis usaha yang dipilih oleh peserta

sarana usaha ini bertujuan untuk menstimulasi usaha yang
dijalankan peserta.
E. Pembinaan

Setelah penyerahan bantuan sarana usaha, para
Pelaksana Program Pusat dan Daerah perlu melakukan

pembinaan lanjutan. Pembinaan usaha dilaksanakan untuk
memberikan bantuan tindak ianjut bagi para peserta pasca
mengikuti program pelatihan dan pemagangan. Pembinaan
ini berupa panduan atau bimbingan usaha dalam rangka
pendirian usaha.

Bimbingan usaha dilakukan untuk mengantarkan
peserta TKPMP ketika memulai atau mewujudkan usaha
yang telah ditetapkan. Bimbingan usaha ini dilakukan
secara berkesinambungan sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan, meliputi manajemen perintisan usaha,

penyusunan kelayakan usaha, permodalan,
pemasaran, dan kemitraan usaha.

produksi,

TKPMP.

Pemagangan ini diharapkan dapat menambah wawasan
usaha,
memacu
diri
untuk
lebih
berinovasi,
memantapkan dan memperkokoh jiwa kewirausahaan,

dan meyerap seluruh proses kegiatan usaha tempat
magang sebagai pengalaman yang berharga.
D. Penyerahan Bantuan Sarana Usaha

Setelah mengikuti pelatihan dan pemagangan, para
peserta diberikan bantuan peralatan usaha sesuai dengan

proposal usaha yang diajukan. Selain itu, penyerahan

20

F. Monitoring dan Evaluasi (Monev)
Monitoring adaiah pemantauan yang dilakukan secara

berkala atas pelaksanaan kegiatan yang sedang atau sudah
berjalan untuk mengetahui hasil kerja atau perkembanganperkembangan apa saja yang terjadi di lapangan.
Sedangkan evaluasi adaiah upaya untuk mengkaji dan
mengukur capaian kinerja, perkembangan serta dampak
atau manfaat dari kegiatan TKPMP berdasarkan indikator

capaian kinerja yang telah ditetapkan.

21

PedomanProgram Pendayagunaan TK5 sebagai TKPMP Tahun 2014

Pedoman Program Pendayagunaan TKS sebagai TKPMP Tahun 2014

Melalui monev, kita dapat mengetahui berbagai
informasi penting, seperti: realitas pelaksanaan kegiatan di
lapangan, dampak atau manfaat program, faktor-faktor
yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan program,
permasalahan atau hambatan-hambatan yang dihadapi
serta usulan solusi permasalahan. Informasi-informasi ini
sangat berguna sebagai acuan dalam penyusunan rencana
kegiatan berikutnya.
Secara individu, monitoring juga berguna sebagai
sarana konsultansi/bimbingan dan pemecahan masalah
bagi TKPMP serta dalam rangka pembinaan lanjutan.

Perencanaan

Laporan
perkembangan

Sosialisasi

Program

usaha

f

Program TKPMP

Pembinaan

berkesinambungan

Rekrut dan

dan Monev

Seleksi

G. Pelaporan

/
r

Berdasarkan

I

Alur Pelaksanaan

Instruksi

Presiden

No.

7

Tahun

1999

tentang Laporan Akuntabilitas Kinerja Institusi Pemerintah
(LAKIP), maka setiap institusi pengguna anggaran negara
wajib mempertanggung jawabkan hasil pelaksanaan
tugasnya dalam bentuk pelaporan kegiatan. Begitu pula

Pemberian
bantuan sarana

Pelatihan dan

usaha

Pemagangan

dalam pelaksanaan Program Pendayagunaan TKPMP.

Dengan laporan tersebut, semua orang bisa
mendapatkan semua informasi yang terkait dengan hasil
pelaksanaan kegiatan. Laporan tidak hanya mencakup
kegiatan yang dijalankan, namun juga mencakup
penggunaan anggaran.

Semua pihakyangterlibat dalam pelaksanaan program,
mulai dari peserta TKPMP, PL. Kab/Kota hingga PL.Provinsi
wajib menyampaikan laporan atas kegiatan yang telah
dijalankannya. Laporan-laporan tersebut dihimpun oleh
menjadi
Laporan
Paripurna
Direktorat PKK-PTKSI

Pelaksanaan Program Pendayagunaan TKS sebagai TKPMP.

22

23

Pedoman Program Pendayagunaan TKS sebagai TKPMP Tahun 2014

Pedoman Program Pendayagunaan TKS sebagai TKPMP Tahun 2014

Evaluasi menjadi masukan untuk pengembangan kegiatan

BAB IV

berikutnya.

KEGIATAN PENDUKUNG

C. Temu Lapang TKPMP.

Dalam rangka memperkuat pelaksanaan Program
Pendayagunaan TKS sebagai TKPMP, maka diperlukan
beberapa kegiatan pendukung lain yang saling bersinergi satu
sama lain.

Akan tetapi, karena sifatnya sebagai pendukung, maka
prioritas pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut disesuaikan

dengan ketersediaan anggaran dan prioritas kebutuhan
pengembangan program. Kegiatan-kegiatan pendukung ini,
antara lain :

A. Penyusunan Pedoman Pelaksanaan Program.

Pedoman-pedoman dibutuhkan sebagai panduan bagi
semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan program.
Pedoman-pedoman tersebut, meliputi Pedoman Umum,
Petunjuk Pelaksanaan, Pedoman Rekrut dan Seleksi, serta
Pedoman Monitoring dan Evaluasi.

B. Temu Konsultansi dan Evaluasi Pelaksana Program.
Temu konsultansi pelaksana program berfungsi sebagai
forum konsultansi antara PL. Daerah dengan PL Pusat

dalam

rangka

persiapan

pelaksanaan

Program

Pendayagunaan TKS.

Pelaksanaan kegiatan Temu Lapang TKPMP melibatkan
perwakilan peserta yang mewakili tiap-tiap provinsi.
Kegiatan ini bertujuan untuk menghimpun berbagai
informasi yang berkaitan dengan pengembangan Program
Pendayagunaan TKPMP berikutnya serta pembentukan
jejaring kemitraan antar peserta Program TKPMP.
D. Penguatan Jejaring Kemitraan.

Untuk memperkuat kegiatan peserta TKPMP diperlukan
penguatan jejaring kemitraan dengan pihak lain sehingga
terjadi sinergi program yang positif. Ini diwujudkan melalui
pengembangan
kerjasama
kelembagaan
dengan
instansi/lembaga pemerintah atau non pemerintah,

seperti: lembaga profesi, Lembaga Swadaya Masyarakat
(NGO), lembaga pelatihan, perbankan dan Iain-Iain.
Bentuk kerjasama kemitraan, antara lain berupa studi
banding,
sharing
informasi
kegiatan,
pelatihan
kewirausahaan, bantuan kredit permodalan, pemasaran,

penyediaan bahan baku dsb.
E. Pemberlan penghargaan.

Pemberian

penghargaan diberikan

kepada

peserta

Sedangkan kegiatan Temu Evaluasi merupakan forum

TKPMP atau Pelaksana Program yang dinilai berkinerja

evaluasi bersama antara PL. Pusat dan PL. Daerah Provinsi

terbaik. Kegiatan ini diharapkan dapat memotivasi peserta

dan Kab/Kota untuk membahas hasil-hasil pelaksanaan
kegiatan, seperti: tingkat keberhasilan, permasalahan yang
dihadapi dan perumusan solusinya serta pencanangan

TKPMP dan Pelaksana Program lainnya sehingga dengan

target kinerja kegiatan selanjutnya. Rekomendasi Temu

TKPMP di wilayah lainnya.

24

adanya rangsangan tersebut dapat berdampak positif bagi
pengembangan Program Pendayagunaan TKS sebagai

25

Pedoman Program Pendayagunaan TKS sebagai TKPMP Tahun 2014

BAB VII

PENUTUP

Demikian Pedoman Umum Program Pendayagunaan TKS
sebagai TKPMP tahun 2014 ini disusun. Semoga pedoman ini
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan informasi
berkaitan dengan konsep, prinsip-prinsip serta mekanisme
pelaksanaan Program Pendayagunaan TKPMP.

26