Contoh Makalah Praktik Keperawatan Profesional

(1)

MAKALAH

PRAKTIK KEPERAWATAN

PROFESIONAL

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Profesional

Disusun Oleh : WITRI AMELIA

Tingkat 2A

AKADEMI KEPERAWATAN KABUPATEN SUBANG


(2)

(3)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat, Taufiq dan Hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Praktik Keperawatan Profesional” yang merupakan salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Profesional.

Saya menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki, hal ini disebabkan oleh karena keterbatasan pengetahuan, pengalaman serta sumber yang penyusun miliki. Oleh karena itu, penyusun harapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak.

Akhirnya penyusun berharap mudah – mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya dan para pembaca pada umumnya.

Subang, Februari 2013


(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI... ii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 2

BAB II PEMBAHASAN A. Falsfah Praktik Keperawatan ... 3

B. Pengertian Praktik Keperawatan Profesional... 3

C. Hakikat Praktik Keperawatan ... 4

D. Fokus Praktik Keperawatan Profesional ... 5

E. Lingkup kewenangan perawat ... 6

F. Sistem pengaturan praktik keperawatan ... 7

G. Nilai-Nilai Profesional Praktik Keperawatan ... 8

BAB III PENUTUP... 10 DAFTAR PUSTAKA


(5)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Praktek keperawatan ditentukan dalam standar organisasi profesi dan system pengaturan serta pengendaliannya melalui perundang – undangan keperawatan (Nursing Act), dimanapun perawat itu bekerja (PPNI, 2000). Keperawatan hubungannya sangat banyak keterlibatan dengan segmen manusia dan kemanusiaan, oleh karena berbagai masalah kesehatan actual dan potensial. Keperawatan memandang manusia secara utuh dan unik sehingga praktek keperawatan membutuhkan penerapan ilmu Pengetahuan dan keterampilan yang kompleks sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan objektif pasien/klien. Keunikan hubungan perawat dan klien harus dipelihara interaksi dinamikanya dan kontuinitasnya.

Penerimaan dan pengakuan keperawatan sebagai pelayanan professional diberikan dengan perawat professional sejak tahun 1983, maka upaya perwujudannya bukanlah hal mudah di Indonesia. Disisi lain keperawatan di Indonesia menghadapi tuntutan dan kebutuhan eksternal dan internal yang kesemuanya membutuhkan upaya yang sungguh – sungguh dan nyata keterlibatan berbagai pihak yang terkait dan berkepentingan.

Falsafah biasanya diartikan sebagai suatu pandangan dan pengetahuan yang mendasar, yang selanjutnya digunakan untuk mengembangkan dan membangun suatu persepsi atau asumsi tertentu tentang kehidupan. Falsafah memberikan suatu gambaran atau pandangan terhadap suatu sistem nilai dan keyakinan. Bagi setiap individu, falsafah berperan dalam membantu seseorang memahami makna dari pengalaman hidup yang dijalaninya serta berfungsi sebagai penuntun dalam bersikap dan berperilaku. Falsafah hidup seseorang berkembang melalui dari hasil belajar, hubungan interpersonal, pendidikan formal maupun informal, agam, dan dipengaruhi oleh latar belakang budaya serta lingkungan.

Falsafah keperawatan meliputi falsafah pendidikan dan pelayanan keperawatan serta falsafah pada institusi pelayanan kesehatan berperan


(6)

sebagai pedoman utama dalam pemberian asuhan keperawatan. Implementasi peran perawat sebagai pelaksana asuhan keperawatan, pendidik, pengelola atau peneliti, pada hakekatnya mencerminkan falsafah keperawatan melalui pemahaman tentang nilai dan konsep keperawatan seperti konsep sehat-sakit, kesehatan, penyakit, akontabilitas dan pemahaman terhadap etika keperawatan.

B. Tujuan

Mahasiswa/ i Akper Subang mengetahui dan memahami tentang Praktik Keperawatan Profesional.


(7)

BAB II PEMBAHASAN A. FALSFAH PRAKTIK KEPERAWATAN

Sebagian besar dasar falsafah praktik keperawatan professional disusun merujuk kepada konsep praktik keperawatan professional dan teori keperawatan. Falsafah praktik keperawatan secara umum mengandung dasar-dasar pemikiran yang sama untuk mengemban tugas keperawatan,tetapi di setiap Negara,pernyataan yang disusun juga disesuaikan dengan nilai dan latar belakang budayanya.

Dalam Lokakarya Nasional bulan Januari 1983 telah disepakati adanya profesionalisasi keperawatan dengan menetapkan pengertian keperawatan, falsafah keperawatan, serta peran dan fungsi perawat.

Pernyataan falsafah keperawatan di Indonesia

1. Perawat merupakan bantuan,diberikan karena adanya kelemahan fisik an mental, keterbatasan pengetahuan, serta kurangnya kemauan menuju kepada kemampuan melaksanakan kegiatan hidup sehari-hari.

2. Kegiatan dilakukan dalam upaya penyembuhan, pemulian, serta pemeliharaan kesehatan dengan penekanan kepada upaya pelayaab utama (PHC) sesuai dengan wewenang, tanggung jawab dan etika keperawatan. FalsafahKeperawatan dari lokakarya 1983 dapat dipakai sebgai kerangka untuk menyusun falsafah praktik keperawatan kita tidak dapat hanya mengacu kepada satu teori keperawatan, namun falsafah harus menjelaskan berbagai pandangan dasar tentang hakikat manusia da esensi keperawatan sehingga dapat dijadikan kerangka dasar yang kokh bagi pratik keperawatan.

B. PENGERTIAN PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL

Praktik keperawatan adalah Tindakan mandiri perawat professional melalui kerja sama bersifat kolaboratif dengan pasien/ klien dan tenaga kesehatan lainnya dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya.


(8)

Karakteristik praktik keperawatan professional :

1. Otoritas (authority), yakni memiliki kewenangan sesuai dengan keahliannya yang akan memengaruhi prose asuhan melalui peran professional.

2. Akuntabilitas (accountability), yaknu tanggung gugat terhadap apa yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan hokum yang berlaku dan tanggung jawab kepada klien,diri sendiri, dan profesi, serta mengambil keputusan yang berhubungan dengan asuhan

3. Pengambilan keputusan yang mandiri (independent decision, making), berarti sesuai denagn kewenangannya dengandilandasi oleh pengetahuan yang kokoh dan keputusan (judgment) pada tiap tahapproses keperawatan dalam menyelesaikan masalah klien.

4. Kolaborasi,atinya dapat bekerja sama, baik lintas program maupun lintas sector dengan berbagai disiplin dalam mengakse masalh klien dan membantu klien menyelesaikannya.

5. Pembelaan atau dukungan (advokasi), artinya bertindak demi hakl klien untuk mendapatkan asuhan yang bermutu dengan mengadakan intervensi untuk kepentingan atau demi klien, dalam mengatasi masalahnya, serta behadapan dengan pihak-pihak lain yang lebih luas (sistem at large).

6. Fasilitasi (Facilitation), artinya mampu memberdayakan klien dalam upaya meningkatkan derajat kesehatannya demi memaksimalkan potensi dari organisasi dan sistem klien keluarga dalam asuhan.

C. HAKIKAT PRAKTIK KEPERAWATAN

Pada hakikatnya, keperawatan sebagai profesi senantiasa mengabdi kepada kemanusiaan, mendahulukan kepentingan kesehatan klien diatas kepentingan sendiri, bentuk pelayanan bersifat humanistik, menggunakan pendekatan secara holistik, dilaksanakan berdasarkan pada ilmu dan kiat kepperawatan serta menggunakan kode etik sebagai tuntutan utama dalam melaksankan asuhan keperawatan.

Hubungan profesional perawat klien yang pada hakikatnya mengacu pada sistem interaksi antara perawat klien secara positif atau mengadakan


(9)

hubungan terapeutik yang berarti bahwa setiap interaksi yang dilakukan memberikan dampak terapeutik yang memungkinkan klien untuk berkembang lebih baik.

Karakteristik hubungan profesional :

1. Berorientasi pada kebutuhan klien

2. Diarahkan pada pencapaian tujuan

3. Bertanggung jawab dalam menyelesaikan masalah klien

4. Memahami kondisi klien dengan berbagai keterbatasannya

5. Memberikan penilaian berdasarkan norma yang disepakati antara pearawat klien

6. Berkewajiban memberi bantuan pada klien agar mampu menolong dirinya secara mandiri

7. Berkewajiban untuk membina hubungan berdasarkan pada rasa percaya

8. Bekerja sesuai kaidah etik untuk menjaga kerahasiaan klien dan hanya menggunakan informasi untuk kepentingan dan persetujuan klien

9. Berkewajiban menggunakan komunikasi efektf dalam memenuhi kebutuhan klien

Dengan terciptanya hubungan profesional perawat-klien, maka perawat sebagai pemberi pelayanan keperawatan atau praktisi keperawatn akan mendapat suatu kepercayaan (profesional trust).

D. FOKUS PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL

Praktik keperawatan tidak boleh terlepas dari upaya kesehatan masyarakat dunia dan sistem kesehatan nasional. Fokus utama keperawatan saat ini adalah kesehatan masyarakat dengan target populasi total. Manusia tidak dipandang hanya dari aspek fisik tetapi dipandang sebagai makhluk yang holistik yang terdiri atas bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual.

Tujuan praktik keperawatan sesuai yang dicanangkan WHO (1985) harus diupayakan pada pencegahan primer, peningkatan kesehatan pasien, keluarga dan masyarkat, perawatan diri dan peningkatan kepercayaan diri. Praktik keperawatan meliputi 4 area yang terkait dengan kesehatan (kozier dan erb,1990), yaitu :


(10)

1. Peningkatan kesehatan (health promotion)

2. Pencegahan penyakit

3. Pemeliharaan kesehatan (health maintenance)

4. Pemulihan kesehatan (health restoration) dan

5. Perawatan pasien menjelang ajal

E. LINGKUP KEWENANGAN PERAWAT

Kewenangan perawat adalah hak dan otonomi untuk melaksanakan asuhan keperawatan berdasarkan kemampuan, tingkat pendidikan, dan posisi yang dimiliki. Lingkup kewenangan perawat dalam ptaktik keperawatan profesional pada kondisi sehat dan sakit sepanjan daur kehidupan (mulai dari konsepsi sampai meninggal dunia), mencakup hal-hal berikut:

1. Asuahan keperawatan anak, yaitu asuhan keperawatan yang diberikan pada anak berusia mulai dari 28 hari sampai 18 tahun.

2. Asuhan Keperawatan maternitas, yaitu asuhan keperawatanm klien wanita pada masa subur dan neonatus (bayi baru lahir-28 hari) dalam keadaan sehat

3. Asuhan keperawatan medikal-bedah, yaitu asuhan pada klien usia diatas 18 tahun - 60 tahun dengan gangguan fungsi tubuh baik karena trauma/kelainan fungsi tubuh

4. Asuhan keperawatan jiwa, yaitu asuhan kepearawatan pada semua usia yang mengalami berbagai masalah kesehatan jiwa

5. Asuhan keperawatan keluarga, yaitu asuhan keperawatan pada klien keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat sebagai akibat pola penyesuaian keluarga yang tidak sehat sehingga tidak terpenuhinya kebutuhan keluarga

6. Asuahan kepearawatan komunitas, yaitu asuhan keperawatan pada klien masyarakat pada kelompok diwilayah tertentu pada semua usia sebagai akibat tidak terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat.

7. Asuhan keperawatan gerontik, yaitu asuhan keperawatan pada usia 60 tahun keatas yang mengalami masalah penuaan dan permasalahannya.


(11)

F. SISTEM PENGATURAN PRAKTIK KEPERAWATAN

Praktik keperawatan perlu diatur dengan seperangkat undang-undang/peraturan yang mengatur praktik yang bermutu. Pengaturan ini diperlukan karena beberapa alsan berikut.

Perlindungan terhadap masyarakat :

1. Alasan utama perlunya pengaturan praktik keperawatan yakni mengacu kepada azas untuk melindungi masyarakat penggunan jasa pearawat. Azas ini dapat dilaksanakan apabila ada seperangkat undang-undang/peraturan yang mengatur praktik keperawatan, sehingga praktik yang dilaksanakan bermutu. Masyarakat akan terlindung terhadap tindakan kelalaian atau tidak tepat dalam praktik kepearwatan tersebut.

2. Dengan berkembangnya IPTEK dan berdampak pula terhadap pendidikan dasar masyarakat yang makin meningkat, maka masyarakat semakin kritis dalam memenuhi kebutuhannya termasuk kebutuhan terhadap pelayanan keperawatan yang bermutu.

3. Era sejagatan atau globalisasi sudah diambang pintu yang akan ditandai dengan adanya pasar bebas, tempat disetiap negara dapat menawarkan produk dan jasanya ke Indonesia, termasuk jasa keperawatan

Perlindungan terhadap perawat sebagai pemberi pelayanan keperawatan (care provider) :

1. Mencegah penyimpangan atau malpraktek

Pada dasarnya setiap profesi bertanggung jawab terhadap kinerjanya dan harus dapat mempertanggung jawabkan pelayanan yang diberikan. Untuk itu perlu adanya undang-aundang atau peraturan yang mengaturnya sehingga lingkup prakter keperawatan dan bats kewenangan menjdi jelas.

2. Otonomi perawat

Setiap profesi seyogyanya memiliki otonomi yang luas untuk mengatur ketentuan praktek yang akan dilaksanakan termasuk keperawatan. Hal ini dimungkinkan karena keperawatan memiliki ilmu dan kiat yang mendasari praktek profesionalnya.


(12)

3. Globalisasi

Memasuki era globalisasi tenaga perawat Indonesia diharapkan mampu bersaing dengan perawat yang dating dari luar negeri.

Tujuan Perapan system regulasi atau penaturan praktek keperawatan Ssisten regulasi merupakan sustu mekanisme pengaturan yang harus ditempuh oleh setiap tenaga keperawatan yang ingin untuk memberikan pelayanan keperawatan kepada klien.

Tujuan pokok system regulasi:

1. Menciptakan lingkungan system keperawatan yang didasarkan keinginan merawat(caring environment)

2. Menjamin bektuk keperawatan yang aman bagi klien.

3. Meningkatkan hubungan kesejawatan(kolegialitas).

4. Mengembangkan jaringan kerja yang bermanfaat bagi klien

5. Meningkatkan tanggung jawab professional dan social.

6. Meningkatkan advokasi bagi klien.

7. Meningkatkan system pencatatan dan pelaporan keperawatan.

8. Menjadi landasan untuk mengembangan karier tenaga keperawatan. G. NILAI-NILAI PROFESIONAL PRAKTIK KEPERAWATAN

Nilai-nilai profesional yang terkait dalam praktik keperawatan yaitu nilai intelektual, nilai komitmen moral, dan Otonomi kendali dan tanggugugat. Nilai intelektual, terdiri dari 3 komponen yang sangat terkait :

 Body of knowledge  Pendidikan spesialisasi

 Penggunaan pengetahuan dlm berpikir scr kritis & kreatif

Nilai komitmen moral, perilaku perawat harus dilandasi aspek moral yang meliputi :

1. Beneficience

2. Adil


(13)

Otonomi, kendali dan tanggung gugat

Otonomi berarti kebebasan dan kewenangan melakukan tindakan secara mandiri. Kendali mempunyai implikasi pengaturan atau pengarahan tehadap sesuatu atau orang. Tanggung gugat berarti bertanggung jawab terhadap tindakan yang telah dilakukan.


(14)

BAB III PENUTUP

Keperawatan sebagai suatu profesi menekankan kepada bentuk pelayanan professional yang sesuai dengan standart dengan memperhatikan kaidah etik dan moral sehingga pelayanan yang diberikan dapat diterima oleh masyarakat dengan baik.

Praktik keperawatan adalah Tindakan mandiri perawat professional melalui kerja sama bersifat kolaboratif dengan pasien/ klien dan tenaga kesehatan lainnya dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya.

Falsafah Keperawatan bertujuan mengarahkan kegiatan keperawatan yang dilakukan keperawatan menganut pandangan holistik terhadap manusia yaitu kebutuhan manusia bio-psiko-sosial-spiritual.Kegiatan keperawatan dilakukan dengan pendekatan humanistik, dalam arti menghargai dan menghormati martabat manusia, memberi perhatian kepada klien serta menjunjung tinggi keadilan bagi sesama manusia.

Paradigma diartikan sebagai suatu perangkat bantuan yang memiliki nilai tinggi dan sangat menentukan bagi penggunanya untuk dapat memiliki pola dan cara pandang dasar khas dalam melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi dan memilih tindakan mengenai suatu kenyataan atau fenomena kehidupan manusia.

Keperawatan sebagai ilmu juga memiliki paradigma sendiri dan sampai saat ini paradigma keperawatan masih berdasarkan 4 komponen yang diataranya manusia, keperwatan, kesehatan dalam rentang sehat sakit dan lingkungan. Sebagai disipin ilmu, keperawatan akan selalu berkembang untuk mencapai profesi yang mandiri seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan sehingga paradigma keperawatan akan terus berkembang.


(15)

DAFTAR PUSTAKA

1. Kusnanto. 2004. Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta : EGC.

2. Ali, Zaidin. 2002. Dasar-Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta : Widya Medika.

3. Hidayat, A Aziz Alimul. 2002. Pengantar Kosep Dasar Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

4. http://rab3ean.blogspot.com/2011/05/issue-legal-dan-tantangan-dalam-profesi.html


(1)

1. Peningkatan kesehatan (health promotion) 2. Pencegahan penyakit

3. Pemeliharaan kesehatan (health maintenance) 4. Pemulihan kesehatan (health restoration) dan 5. Perawatan pasien menjelang ajal

E. LINGKUP KEWENANGAN PERAWAT

Kewenangan perawat adalah hak dan otonomi untuk melaksanakan asuhan keperawatan berdasarkan kemampuan, tingkat pendidikan, dan posisi yang dimiliki. Lingkup kewenangan perawat dalam ptaktik keperawatan profesional pada kondisi sehat dan sakit sepanjan daur kehidupan (mulai dari konsepsi sampai meninggal dunia), mencakup hal-hal berikut:

1. Asuahan keperawatan anak, yaitu asuhan keperawatan yang diberikan pada anak berusia mulai dari 28 hari sampai 18 tahun.

2. Asuhan Keperawatan maternitas, yaitu asuhan keperawatanm klien wanita pada masa subur dan neonatus (bayi baru lahir-28 hari) dalam keadaan sehat

3. Asuhan keperawatan medikal-bedah, yaitu asuhan pada klien usia diatas 18 tahun - 60 tahun dengan gangguan fungsi tubuh baik karena trauma/kelainan fungsi tubuh

4. Asuhan keperawatan jiwa, yaitu asuhan kepearawatan pada semua usia yang mengalami berbagai masalah kesehatan jiwa

5. Asuhan keperawatan keluarga, yaitu asuhan keperawatan pada klien keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat sebagai akibat pola penyesuaian keluarga yang tidak sehat sehingga tidak terpenuhinya kebutuhan keluarga

6. Asuahan kepearawatan komunitas, yaitu asuhan keperawatan pada klien masyarakat pada kelompok diwilayah tertentu pada semua usia sebagai akibat tidak terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat.

7. Asuhan keperawatan gerontik, yaitu asuhan keperawatan pada usia 60 tahun keatas yang mengalami masalah penuaan dan permasalahannya.


(2)

F. SISTEM PENGATURAN PRAKTIK KEPERAWATAN

Praktik keperawatan perlu diatur dengan seperangkat undang-undang/peraturan yang mengatur praktik yang bermutu. Pengaturan ini diperlukan karena beberapa alsan berikut.

Perlindungan terhadap masyarakat :

1. Alasan utama perlunya pengaturan praktik keperawatan yakni mengacu kepada azas untuk melindungi masyarakat penggunan jasa pearawat. Azas ini dapat dilaksanakan apabila ada seperangkat undang-undang/peraturan yang mengatur praktik keperawatan, sehingga praktik yang dilaksanakan bermutu. Masyarakat akan terlindung terhadap tindakan kelalaian atau tidak tepat dalam praktik kepearwatan tersebut.

2. Dengan berkembangnya IPTEK dan berdampak pula terhadap pendidikan dasar masyarakat yang makin meningkat, maka masyarakat semakin kritis dalam memenuhi kebutuhannya termasuk kebutuhan terhadap pelayanan keperawatan yang bermutu.

3. Era sejagatan atau globalisasi sudah diambang pintu yang akan ditandai dengan adanya pasar bebas, tempat disetiap negara dapat menawarkan produk dan jasanya ke Indonesia, termasuk jasa keperawatan

Perlindungan terhadap perawat sebagai pemberi pelayanan keperawatan (care provider) :

1. Mencegah penyimpangan atau malpraktek

Pada dasarnya setiap profesi bertanggung jawab terhadap kinerjanya dan harus dapat mempertanggung jawabkan pelayanan yang diberikan. Untuk itu perlu adanya undang-aundang atau peraturan yang mengaturnya sehingga lingkup prakter keperawatan dan bats kewenangan menjdi jelas. 2. Otonomi perawat

Setiap profesi seyogyanya memiliki otonomi yang luas untuk mengatur ketentuan praktek yang akan dilaksanakan termasuk keperawatan. Hal ini dimungkinkan karena keperawatan memiliki ilmu dan kiat yang mendasari praktek profesionalnya.


(3)

3. Globalisasi

Memasuki era globalisasi tenaga perawat Indonesia diharapkan mampu bersaing dengan perawat yang dating dari luar negeri.

Tujuan Perapan system regulasi atau penaturan praktek keperawatan Ssisten regulasi merupakan sustu mekanisme pengaturan yang harus ditempuh oleh setiap tenaga keperawatan yang ingin untuk memberikan pelayanan keperawatan kepada klien.

Tujuan pokok system regulasi:

1. Menciptakan lingkungan system keperawatan yang didasarkan keinginan merawat(caring environment)

2. Menjamin bektuk keperawatan yang aman bagi klien. 3. Meningkatkan hubungan kesejawatan(kolegialitas).

4. Mengembangkan jaringan kerja yang bermanfaat bagi klien 5. Meningkatkan tanggung jawab professional dan social. 6. Meningkatkan advokasi bagi klien.

7. Meningkatkan system pencatatan dan pelaporan keperawatan.

8. Menjadi landasan untuk mengembangan karier tenaga keperawatan. G. NILAI-NILAI PROFESIONAL PRAKTIK KEPERAWATAN

Nilai-nilai profesional yang terkait dalam praktik keperawatan yaitu nilai intelektual, nilai komitmen moral, dan Otonomi kendali dan tanggugugat. Nilai intelektual, terdiri dari 3 komponen yang sangat terkait :

 Body of knowledge  Pendidikan spesialisasi

 Penggunaan pengetahuan dlm berpikir scr kritis & kreatif

Nilai komitmen moral, perilaku perawat harus dilandasi aspek moral yang meliputi :

1. Beneficience 2. Adil


(4)

Otonomi, kendali dan tanggung gugat

Otonomi berarti kebebasan dan kewenangan melakukan tindakan secara mandiri. Kendali mempunyai implikasi pengaturan atau pengarahan tehadap sesuatu atau orang. Tanggung gugat berarti bertanggung jawab terhadap tindakan yang telah dilakukan.


(5)

BAB III PENUTUP

Keperawatan sebagai suatu profesi menekankan kepada bentuk pelayanan professional yang sesuai dengan standart dengan memperhatikan kaidah etik dan moral sehingga pelayanan yang diberikan dapat diterima oleh masyarakat dengan baik.

Praktik keperawatan adalah Tindakan mandiri perawat professional melalui kerja sama bersifat kolaboratif dengan pasien/ klien dan tenaga kesehatan lainnya dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya.

Falsafah Keperawatan bertujuan mengarahkan kegiatan keperawatan yang dilakukan keperawatan menganut pandangan holistik terhadap manusia yaitu kebutuhan manusia bio-psiko-sosial-spiritual.Kegiatan keperawatan dilakukan dengan pendekatan humanistik, dalam arti menghargai dan menghormati martabat manusia, memberi perhatian kepada klien serta menjunjung tinggi keadilan bagi sesama manusia.

Paradigma diartikan sebagai suatu perangkat bantuan yang memiliki nilai tinggi dan sangat menentukan bagi penggunanya untuk dapat memiliki pola dan cara pandang dasar khas dalam melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi dan memilih tindakan mengenai suatu kenyataan atau fenomena kehidupan manusia.

Keperawatan sebagai ilmu juga memiliki paradigma sendiri dan sampai saat ini paradigma keperawatan masih berdasarkan 4 komponen yang diataranya manusia, keperwatan, kesehatan dalam rentang sehat sakit dan lingkungan. Sebagai disipin ilmu, keperawatan akan selalu berkembang untuk mencapai profesi yang mandiri seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan sehingga paradigma keperawatan akan terus berkembang.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

1. Kusnanto. 2004. Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta : EGC.

2. Ali, Zaidin. 2002. Dasar-Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta : Widya Medika.

3. Hidayat, A Aziz Alimul. 2002. Pengantar Kosep Dasar Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

4. http://rab3ean.blogspot.com/2011/05/issue-legal-dan-tantangan-dalam-profesi.html