PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 144/PMK.011/2010/1

PERATURAN MENTERI KEUANGAN

MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

SALINAN
PERATURAN MENTERI KEUANGAN
NOMOR 144/PMK.011/2010
TENTANG
PENETAPAN TARIF BEA MASUK ATAS BARANG IMPOR
DALAM RANGKA ASEAN-INDIA FREE TRADE AREA (AIFTA)
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KEUANGAN,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan kerjasama ekonomi
secara menyeluruh antara Negara anggota ASEAN dan
Negara Republik India, pemerintah Republik Indonesia
telah meratifikasi Persetujuan Kerangka Kerja mengenai
Kerja Sama Ekonomi Menyeluruh antara Negara-negara
Anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara dan
Republik India (Framework Agreement on Comprehensive
Economic Cooperation between the Association of

Southeast Asian Nations and the Republic of India) dengan
Keputusan Presiden Nomor 69 Tahun 2004;
b. bahwa untuk menindaklanjuti persetujuan kerangka kerja
sama sebagaimana dimaksud pada huruf a, Pemerintah
Republik Indonesia telah meratifikasi Persetujuan mengenai
Perdagangan Barang dalam Persetujuan Kerangka Kerja
mengenai Kerja Sama Ekonomi Menyeluruh antara
Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara dan Republik
India (Agreement on Trade in Goods under the Framework
Agreement on Comprehensive Economic Cooperation
between the Association of Southeast Asian Nations and the
Republic of India) dengan Peraturan Presiden Nomor 40
Tahun 2010;
c. bahwa berdasarkan modalitas yang termuat dalam
persetujuan sebagaimana dimaksud pada huruf b, telah
dijadualkan skema penurunan tarif bea masuk dalam
rangka ASEAN-India Free Trade Area (AIFTA);

PERATURAN MENTERI KEUANGAN


d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada huruf a, huruf b, dan huruf c di atas, dan dalam
rangka melaksanakan ketentuan Pasal 13 ayat (2) Undangundang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor
17 Tahun 2006, perlu menetapkan Peraturan Menteri
Keuangan tentang Penetapan Tarif Bea Masuk dalam
Rangka ASEAN-India Free Trade Area (AIFTA);
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan
Agreement Establishing the World Trade Organization
(Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia)
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor
57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3564);
2. Undang-Undang
Nomor
10
Tahun
1995
tentang
Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3612) sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 20, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4609);
3. Keputusan Presiden Nomor 69 Tahun 2004 tentang
Pengesahan Framework Agreement on Comprehensive
Economic Cooperation between the Association of
Southeast Asian Nations and the Republic of India
(Persetujuan Kerangka Kerja mengenai Kerja Sama
Ekonomi Menyeluruh antara Negara-negara Anggota
Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara dan Republik
India) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 84);
4. Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2010 tentang
Pengesahan Agreement on Trade in Goods under the
Framework Agreement on Comprehensive Economic
Cooperation between the Association of Southeast Asian
Nations and the Republic of India (Persetujuan mengenai
Perdagangan Barang dalam Persetujuan Kerangka Kerja

mengenai Kerja Sama Ekonomi Menyeluruh antara
Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara dan Republik
India) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010
Nomor 77);
5. Keputusan Presiden Nomor 56/P Tahun 2010;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan: PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PENETAPAN
TARIF BEA MASUK ATAS BARANG IMPOR DALAM RANGKA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN

ASEAN-INDIA FREE TRADE AREA (AIFTA).
Pasal 1
(1) Menetapkan tarif bea masuk atas barang impor dari Negara
anggota ASEAN dan Negara Republik India dalam rangka
ASEAN-India Free Trade Area (AIFTA) untuk tahun 2010
sampai dengan tahun 2012, sebagaimana ditetapkan dalam
Lampiran
Peraturan
Menteri

Keuangan
ini,
yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri Keuangan ini.
(2) Terhadap penetapan tarif bea masuk sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) berlaku ketentuan sebagai berikut:
a. Penetapan tarif bea masuk untuk tahun 2010 adalah
sebagaimana ditetapkan pada kolom (5) dalam Lampiran
Peraturan Menteri Keuangan ini, dan mulai berlaku
sejak berlakunya Peraturan Menteri Keuangan ini
sampai dengan tanggal 31 Desember 2010.
b. Penetapan tarif bea masuk untuk tahun 2011 adalah
sebagaimana ditetapkan pada kolom (6) dalam Lampiran
Peraturan Menteri Keuangan ini, dan mulai berlaku
sejak tanggal 1 Januari 2011 sampai dengan tanggal 31
Desember 2011.
c. Penetapan tarif bea masuk untuk tahun 2012 adalah
sebagaimana ditetapkan pada kolom (7) dalam Lampiran
Peraturan Menteri Keuangan ini, dan mulai berlaku

sejak tanggal 1 Januari 2012 sampai dengan tanggal 31
Desember 2012.
Pasal 2
Pengenaan bea masuk berdasarkan penetapan tarif bea masuk
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 dilaksanakan dengan
ketentuan sebagai berikut:
1. Tarif bea masuk dalam rangka AIFTA yang lebih rendah
dari tarif bea masuk umum hanya diberlakukan terhadap
barang impor yang dilengkapi Surat Keterangan Asal (Form
AI) yang telah ditandatangani oleh pejabat berwenang di
negara-negara bersangkutan;
2. Importir wajib mencantumkan kode fasilitas AIFTA dan
nomor referensi Surat Keterangan Asal (Form AI) pada
pemberitahuan impor barang; dan
3. Lembar asli Surat Keterangan Asal (Form AI) dalam rangka
AIFTA, wajib disampaikan oleh importir pada saat
pengajuan pemberitahuan impor barang pada Kantor
Pabean di pelabuhan pemasukan.
Pasal 3


PERATURAN MENTERI KEUANGAN

Ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan ini berlaku
terhadap barang impor yang dokumen pemberitahuan impor
barangnya telah mendapatkan nomor pendaftaran dari Kantor
Pabean pelabuhan pemasukan.
Pasal 4
Direktur Jenderal Bea dan Cukai diinstruksikan untuk
melaksanakan ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan
ini.
Pasal 5
Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku setelah 14
(empat belas) hari sejak tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Menteri Keuangan ini dengan
penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 24 Agustus 2010
MENTERI KEUANGAN,
ttd.

AGUS D. W. MARTOWARDOJO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 24 Agustus 2010
MENTERI HUKUM DAN HAK
ASASI MANUSIA,
ttd.
PATRIALIS AKBAR
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2010
NOMOR 403
Lampiran.............................

Dokumen yang terkait

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk.

15 133 18

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT. MUSTIKA RATU TBK

8 128 15

ANALISIS KOMPARATIF KINERJA KEUANGAN PT. BANK MUAMALAT INDONESIA DENGAN PT. BANK SYARIAH MANDIRI

5 62 19

ANALISIS PENGARUH PERATURAN PEMERINTAH NO.58 TAHUN 2005 TERHADAP AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN BONDOWOSO

2 44 15

ANALISIS YURIDIS TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN OLEH OKNUM POLISI DALAM PUTUSAN NOMOR 136/PID.B/2012/PN.MR (PUTUSAN NOMOR 136/PID.B/2012/PN.MR)

3 64 17

KAJIAN YURIDIS PENGAWASAN OLEH PANWASLU TERHADAP PELAKSANAAN PEMILUKADA DI KOTA MOJOKERTO MENURUT PERATURAN BAWASLU NO 1 TAHUN 2012 TENTANG PENGAWASAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

1 68 95

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN PEMANFAATAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI KEUANGAN SISWA KELAS XI AKUNTANSI SMK WIYATA KARYA NATAR TAHUN PELAJARAN 2010/2011

10 119 78

ANALISIS PERAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA (KPPU) SEBAGAI POLICY ADVISORY DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1999

1 50 65

RECONSTRUCTION PROCESS PLANNING REGULATORY FRAMEWORK IN THE REGIONAL AUTONOMY (STUDY IN THE FORMATION OF REGULATION IN THE REGENCY LAMPUNG MIDDLE ) REKONSTRUKSI PERENCANAAN PERATURAN DAERAH DALAM KERANGKA OTONOMI DAERAH (STUDI PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

0 34 50

RECONSTRUCTION PROCESS PLANNING REGULATORY FRAMEWORK IN THE REGIONAL AUTONOMY (STUDY IN THE FORMATION OF REGULATION IN THE REGENCY LAMPUNG MIDDLE ) REKONSTRUKSI PERENCANAAN PERATURAN DAERAH DALAM KERANGKA OTONOMI DAERAH (STUDI PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

0 17 50