PENGARUH MIRAS TERHADAP AGRESI ANAK 2

PENGARUH TINGKAT KONSUMSI MINUMAN KERAS TERHADAP
TINGKAT AGRESI PADA MAHASISWA UKSW DI SALATIGA

DOSEN

: Drs. C. H. SOETJININGSIH

KRISTINDA PUJI VERAWATI
(80 2009 114)

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
FAKULTAS PSIKOLOGI
SALATIGA

A. LATAR BELAKANG
Agresi menurut Murray (dalam Hall & Lindzey, Psikologi kepribadian, 1993)
didefinisikan sebagai suatu cara untuk melawan dengan sangat kuat, berkelahi, melukai,
menyerang, membunuh, atau menghukum orang lain. Atau secara singkatnya agresi adalah
tindakan yang dimaksudkan untuk melukai orang lain atau merusak milik orang lain. Agresi fisik
yang sering muncul seperti memukul, menendang, menjambak, mencubit, mendorong, dan
merusak.

Alkohol adalah cairan bening yang mudah menguap dan mudah bergerak, memiliki bau
khas, rasa panas, mudah terbakar dengan memberikan nyala api berwarna biru dan tidak berasap.
Dalam minuman keras, alkohol merupakan bahan utama dengan kadar yang bermacam-macam,
misalnya : whisky, brendi, bir, dan juga anggur dalam minuman tradisional (Wresniwirro, 1995).
Menurut Nadesul (2006), berdasarkan penelitian, pria 4 kali lebih sering menjadi pecandu
alkohol dibandingkan wanita, karena wanita yang minum alkohol lebih cepat mabuk dibanding
dengan pria. Tyas (2002), menjelaskan bahwa semua orang dari semua kelompok umur bisa
menjadi pacandu alkohol. 3,4 juta orang pecandu alkohol di Indonesia 80% adalah berusia 20-24
tahun, dan hampir dari 8% orang dewasa yang memiliki masalah dalam penggunaan alkohol.
Wresniwirro (1995), menjelaskan bahwa dalam alkohol di minuman keras, mengandung suatu
zat tertentu yaitu yang kadar etanolnya lebih dari 1-55%, bila dikonsumsi secara berlebihan
(>100 mg/dl), dapat membuat alam perasaan seseorang menjadi berubah, orang menjadi mudah
tersinggung dan perhatian terhadap lingkungan terganggu, juga dapat berakibat dapat mengalami
gangguan koordinasi motorik, dan dapat menimbulkan kerusakan permanen pada jaringan otak.
Orang yang mengalami gangguan kendali koordinasi motorik, dapat berbuat apa saja tanpa sadar.
Sampel dalam penelitian ini adalah para mahasiswa. Mahasiswa didefinisikan orang yang
belajar diperguruan tinggi (Kamus Besar Bahasa Indonesia).
Adapun faktor yang menyebabkan seseorang mengkonsumsi minuman keras
- Faktor individu
Faktor individu terjadi karena rasa ingin tahu (coba-coba), dan dapat pula terjadi ketika individu

tersebut mengalami stres berat.
- Faktor obat
Faktor obat yaitu, mengenai sifat-sifat farmakologisnya, penyakit-penyakit badaniah, keadaan
psikologis atau kepribadian individu, sehingga menyebabkan individu tersebut harus
menggunakan alkohol.
- Faktor lingkungan
Misalnya pandangan masyarakat tentang pemakaian alkohol, mode di antara remaja pada saat itu
(pergaulan), cara hidup (life style), nilai-nilai kebudayaan masyarakat, dan lain-lain.
Dari beberapa faktor tersebut, penelitian ini lebih mengarah pada faktor individu dan
faktor lingkungan. Terkadang, ketika seseorang merasa stress, karena banyaknya persoalan

dalam kehidupan, maka tak heran jika mereka memilih untuk melampiaskan permasalahan
tersebut pada minum-minuman keras. Bagi mereka, hal tersebut menyenangkan karena alcohol
bisa membuat mereka lupa akan permasalahannya.
Tetapi, terkadang seseorang yang mengkonsumsi alkohol bisa kehilangan kesadaran dan
perilakunya, dan berkecenderungan melakukan tindakan agresi (kriminal). Membunuh,
memperkosa, tindakan kekerasan dan sebagai adalah dampak akibat pengaruh kesadaran di
bawah alkohol, biasanya dibawah pengaruh alkohol akan berperilaku agresif dan bertingkah
regresi yang dapat memalukannya ketika ia sadar dikemudian hari, misalnya mereka melakukan
keributan dan merusak suasana pesta dibawah pengaruh alkohol. Penggunaan alkohol dapat

mempengaruhi keuangan, jumlah konsumsi yang terus meningkat, adanya ketergantungan untuk
terus memakai (adiktif) akan mendesak pelaku untuk melakukan tindakan penipuan atau
kriminal demi mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhan minum-minuman keras
(Pikirdong, 2007).
B. TUJUAN PENELITIAN
Untuk mengetahui pengaruh tingkat konsumsi minuman keras terhadap tingkat
agresi pada anak-anak jalanan di Salatiga.
C. PERUMUSAN MASALAH
Dari penjelasan di latar belakang yang telah dipaparkan, rumusan masalah dalam
penelitian ini
 Bagaimana perilaku agresi pada pengkonsumsi minuman keras ?
 Mengapa seseorang menjadi pengkonsumsi minuman keras ?
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
Diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan khususnya bidang Psikologi
Sosial yang memberi gambaran tingkat agresi pada pecandu alcohol(minuman keras) agar
masyarakat mengerti tentang dampak-dampak alkohol (minuman keras) sehingga berkurangnya
tingkat agresi karena minuman keras. Masukan bagi Psikologi Klinis guna menambah
pengetahuan tentang alkohol dan dampak-nya.
2. Manfaat Praktis

Dapat memberi masukan bagi instansi atau pihak berwenang agar lebih memperketat lagi
pengeluaran izin penjualan dan pemakaian alkohol serta dalam operasi pemberantasan tindakan
kriminalitas, sehingga pengkonsumsian minuman keras yang mengandung alkohol dapat
berkurang dan dapat mengurangi timbulnya perilaku kriminalitas.

E. METODELOGI PENELITIAN
1. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN
a. VARIABEL BEBAS
Variabel yang mempengaruhi ialah tingkat konsumsi minuman keras (alcohol)
b. VARIABEL TERIKAT
Variabel yang terikat ialah tingkat agresi pada mahasiswa
2. DEFINISI VARIABEL
Variabel ialah karakteristik, sifat atau atribut dari suatu objek (subjek) penelitian, yang
relevan dengan permasalahan yang akan diselidiki, akan dilakukan pengukuran terhadapnya,
dan harus memiliki suatu nilai (value), dimana nilainya bervariasi antara objek yang satu
dengan yang lainnya.
3. POPULASI & SAMPEL
Populasi penelitian ini adalah mahasiswa UKSW
Sampel dalam penelitian ini ialah 10.000 mahasiswa UKSW pengkonsumsi minuman keras.
Metode yang digunakan ialah studi kasus, dengan pendekatan kualitatif.


DAFTAR PUSTAKA
 R, Setyo, Harjanti. (2008). Perilaku Agresi pada Pecandu Alkohol. Universitas
Gunadarma.
 Wills, Samantha. (2006). Differences in predictors of alcohoi-reiated aggression
and non-aicohoi-related vioient perpetration: An expioratory anaiysis in a sampie
of young adult driniers.
 Peplau, Anne, L. dkk. (1985). Social Psychology. Jakarta. Erlangga.

Reviu Jurnal (Indonesia)
Topik
: Pecandu Alkohol yang menyebabkan perilaku agresi (criminal)

Penulis
Tahun
Judul
Jurnal

: Harjanti Setyo Rini
: 2005

: Perilaku Agresi pada Pecandu Alkohol
: Psi. Sosial

Problem
:
- Dimana situasi Kriminal yang mengkhawatirkan dikota-kota metropolitan di Negara-negara yang
sedang berkembang, termasuk di Indonesia.
Tujuan penelitian ini ialah mengetahui, sebab seseorang menjadi pecandu alcohol, gambaran kriminalitas
pada pecandu alcohol dan sebabnya melakukan tindakan kriminal.
Perumusan masalah ialah mengapa seseorang menjadi pecandu alcohol, gambaran perilaku kriminalitas
pada pecandu alcohol serta faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang mengkonsumsi alcohol.
Metode

-

Menggunakan pendekatan kualitatif, dengan metode studi kasus, pendekatan ini dilakukan untuk
mengembangkan pemahaman dalam mengerti dan menginterpretasikan apa yang ada dibalik
peristiwa, latar belakang pemikiran manusia yang terlibat didalamnya.
 Subjek Penelitian
Batasan pada karakteristik subjek sesuai dengan tujuan penelitian adalah seorang pecandu alkohol

yang berusia di atas usia 21 tahun.
 Teknik pengumpulan data
Wawancara dan Observasi
 Alat bantu pengumpulan data
Alat bantu pengumpulan data yaitu :Lembar wawancara, pedoman observasi, kaset dan tape
recorder, pensil, pulpen dan paper
 Keakuratan Penelitian
Keakuratan penelitian menggunakan triangulasi dengan data, pengamat, teori dan metode.
 Teknik Analisis Data
1. Reduksi Data
2. Penyajian Data
3. Penarikan Kesimpulan

Hasil
1. Faktor-faktor subjek mengkonsumsi alkohol adalah karena pengaruh teman, lingkungan, iseng
atau coba-coba, senang-senang, dan juga ketagihan alcohol menyebabkan subjek sering mengkonsumsi
alkohol.
2. Subjek melakukan perilaku kriminal saat mabuk minuman ber-alkohol. Hal ini dapat dilihat
bahwa subjek minum minuman keras pada saat ingin melalukan tindakan kriminal (memalak, berkelahi
atau memukul seseorang) agar lebih berani, percaya diri dan tidak begitu sadar akan kejadian yang ia

lakukan.
3. Faktor-faktor penyebab subjek melakukan tindakan kriminal adalah faktor
ekonomi, pengaruh pergaulan, pengaruh sosial (ajakan teman), faktor endogen
dan pengaruh minuman keras.
Saran

-

Ditambahkan Daftar pustaka,
Dan Variabel- variable belum dicantumkan