Implementasi Kebijakan Program e-KTP di Kecamatan Ibu Kabupaten Halmahera Barat | Frans | JURNAL EKSEKUTIF 2713 5011 1 SM

(1)

Implementasi Kebijakan Program e-KTP di Kecamatan Ibu Kabupaten Halmahera Barat

Oleh :

Susi Stella Anggreni Frans ABSTRAK

Dalam menciptakan tertib administrasi, pemerintah melalui Kemendagri membuat kebijakan berdasarkan UU No 23 Tahun 2006 dan Peraturan Presiden No 35 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden No 26 Tahun 2009 tentang Penerapan KTP berbasis Nomor Induk Kependudukan secara Nasional. Kebijakan yang dibuat adalah Program e-KTP, e-KTP merupakan cara baru pemerintah untuk membangun database kependudukan secara nasional untuk memberikan identitas kepada masyarakat dengan menggunakan sistem biometrik yang ada didalamnya, maka setiap pemilik e-KTP dapat terhubung kedalam satu database nasional,sehingga setiap penduduk hanya memiliki satu KTP.

Pemerintah membuat kebijakan program e-KTP bagi masyarakat, dimaksudkan agar terciptanya tertib administrasi. Selain itu diharapakan agar menghindari hal-hal yang tidak di inginkan,seperti mencegah dan menutup peluang adanya KTP ganda atau KTP palsu yang selama ini banyak disalahgunakan oleh masyarakat dan menyebabkan kerugian bagi negara. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan landasan teori dari Edward III yaitu Komunikasi,Sumber daya,Disposisi,dan Struktur Birokrasi.

Kata kunci: Implementasi,kebijakan,Program e-KTP

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

e-KTP merupakan program nasional yang dilaksanakan oleh pemerintah di setiap daerah,karena pelaksanaan e-KTP dipandang sangat relevan dengan rencana pemerintah dalam upaya menciptakan pelayanan publik yang berkualitas dan berbasis teknologi untuk mendapatkan hasil data kependudukan yang lebih tepat dan akurat. e-KTP adalah program yang telah dibuat pemerintah melalui Kemendagri(Kementerian Dalam Negeri) sejak


(2)

tahun 2006,tetapi baru dilaksanakan pada tahun 2009 lalu dengan berdasarkan pada undang-undang dan peraturan presiden.

Pemerintah membuat kebijakan program e-KTP bagi masyarakat,dimaksudkan agar terciptanya tertib administrasi. Selain itu diharapakan agar menghindari hal-hal yang tidak di inginkan,seperti mencegah dan menutup peluang adanya KTP ganda atau KTP palsu yang selama ini banyak disalahgunakan oleh masyarakat dan menyebabkan kerugian bagi negara. Untuk mendukung terwujudnya database kependudukan yang akurat,khususnya yang berkaitan dengan data penduduk wajib KTP yang identik dengan data penduduk potensial pemilu(DP4),sehingga DPT pemilu yang selama ini sering bermasalah tidak akan terjadi lagi.

Masalah yang muncul sekarang adalah tidak adanya sosialisasi yang baik terhadap masyarakat dari pemerintah daerah tentang program e-KTP, sehingga membuat bingung masyarakat dan ketidaksiapan data yang akurat tentang data penduduk, serta sumber daya manusia yang belum memadai menangani program ini khususnya di daerah yang akan penulis lakukan penelitian.

Untuk Menjelaskan masalah ini lebih mendalam,maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM E-KTP(Suatu Studi di Kecamatan Ibu,Halmahera Barat) .

B. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang diangkat,maka penelitian ini tujuannya adalah untuk mengetahui bagaimana Implementasi Kebijakan Program E-KTP di Kecamatan Ibu Halmahera Barat.

C. Tinjauan Pustaka

a. Konsep Implementasi

Pelaksanaan merupakan kegiatan yang dilaksankan oleh suatu badan atau wadah secara berencana,teratur, dan terarah guna mencapai tujuan yang diharapkan.


(3)

Implementasi kebijakan pada prinsipnya adalah cara agar sebuah kebijakan dapat mencapai tujuannya. Studi implemntasi merupakan suatu kajian mengenai studi kebijakan yang mengarah pada proses pelaksanaan dari suatu kebijakan. Dalam praktiknya implementasi kebijakan merupakan suatu proses yang begitu kompleks bahkan tidak jarang bermuatan politis dengan adanya intervensi berbagai kepentingan. Menurut Westa (1985:17) Implementasi atau pelaksanaan merupakan aktivitas atau usaha-usaha yang dilaksanakan untuk melaksanakan semua rencana dan kebijaksanaan yang telah dirumuskan dan ditetapkan dengan dilengkapi segala kebutuhan, alat yang diperlukan, siapa yang melaksanakan, dimana tempat pelaksanaannya mulai dan bagaimana cara yang harus dilaksanakan. Selanjutnya menurut, Abdullah (1987:5) Implementasi adalah suatu proses rangkaian kegiatan tindak lanjut setelah program atau kebijaksanaan ditetapkan yang terdiri atas pengambilan keputusan,langkah yang strategis maupun operasional atau kebijaksanaan menjadi kenyataan guna mencapai sasaran dari program yang ditetapkan semula.

Berdasarkan dari pengertian yang dikemukakan di atas dapatlah ditarik kesimpulan bahwa pada dasarnya pelaksanaan suatu program yang telah ditetapkan oleh pemerintah harus sejalan dengan kondisi yang ada,baik itu dilapangan maupun di luar lapangan. Yang mana dalam kegiatannya melibatkan beberapa unsure disertai dengan usaha-usaha dan didukung oleh alat-alat penunjang.

b. Konsep Kebijakan

Setiap kebijakan dilaksanakan dengan mengerahkan sumber daya publik. Memang ada kebijakan yang justru menghentikan atau mencegah digunakannya sumber daya publik. Menurut Carl Friedrich (1963) Kebijakan adalah arah tindakan yang diusulkan oleh seseorang,kelompok atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu,yang memberikan hambatan-hambatan atau kesempatan-kesempatan dalam rangka mencapai suatu tujuan


(4)

atau merealisasikan suatu sasaran atau maksud tertentu. Selanjutnya Richard Rose (1969) Mengatakan Kebijakan adalah serangkaian kegiatan yang sedikit banyak berhubungan beserta konsekuensi-konsekuensinya bagi mereka yang bersangkutan, bukan keputusan yang berdiri sendiri.

Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa kebijkan adalah setiap keputusan yang dibuat untuk mengatasi suatu masalah sehingga permasalahan tersebut dapat terselesaikan. Meskipun pada kenyataannya masih banyak kebijakan yang belum sepenuhnya menjawab dan menyentuh secara langsung masalah yang dihadapi.

c. Konsep Implementasi Kebijakan

Kajian implementasi merupakan suatu proses merubah gagasan atau program mengenai tindakan atau dan bagaimana kemungkinan cara menjalankan perubahan tersebut. Implemtasi kebijakan juga merupakan suatu proses dalam kebijakan publik yang mengarah pada pelaksanaan dari kebijakan yang telah dibuat. Dalam praktiknya,implemetasi kebijakan merupakan suatu proses yang begitu kompleks,bahkan tidak jarang bermuatan politis karena adanya intervensi dari berbagai kepentingan.

Van Meter dan Van Horn mendefinisikan implementasi kebijakan adalah Tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh individu-individu atau pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam keputusan kebijaksanaan (Agustino:2006:153).

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa implementasi kebijakan merupakan proses yang dinamis, dimana pelaksana kebijakan melaksanakan melaksanakan aktivitas atau kegiatan sehingga pada akhirnya akan mendapatkan suatu hasil yang sesuai dengan tujuan atau sasaran kebijakan itu sendiri. Selain itu perlu diingat bahwa implementasi kebijakan merupakan hal yang sangat penting dalam keseluruhan tahapan kebijakan,karena melalui tahap ini keseluruhan prosedur kebijakan dapat


(5)

diketahui dan dipengaruhi tingkat keberhasilan atau tidaknya pencapaian tujuan kebijakan tersebut.

d. Konsep E-KTP

1. Pengertian e-KTP

Kartu Tanda Penduduk elektronik atau elektronic-KTP(e-KTP) adalah Kartu Tanda Penduduk(KTP) yang dibuat secara elektronik, dalam artian baik dari segi fisik maupun penggunaanya berfungsi secara komputerisasi. e-KTP ini sengaja diadakan untuk mempermudah pemerintah untuk mengambil data penduduk, karena dengan e-KTP pemerintah bisa langsung melihat data dari KTP elektronik tersebut tanpa harus menunggu data yang harus disensus terlebih dahulu.

2. Fungsi e-KTP

a. Sebagai identitas jati diri.

b. Berlaku nasional, sehingga tidak perlu lagi membuat KTP lokal untuk pengurusan izin, pembukaan rekening Bank, dan sebagainya.

c. Mencegah KTP ganda dan pemalsuan KTP.

d. Terciptanya keakuratan data penduduk untuk mendukung program pembangunan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa e-KTP sangat perlu untuk dapat menciptakan sistem administrasi kependudukan yang rapi dan teratur dalam rangka mempermudah pemberian pelayanan publik oleh pemerintah kepada seluruh masyarakat. Pemanfaatan e-KTP diharapkan dapat berjalan lancar karena memiliki fungsi dan kegunaan yang sangat membantu pemerintah dan masyarakat yang bersangkutan dalam hal pemberian dan pemanfaatan pelayanan publik.


(6)

PEMBAHASAN

Dalam melaksanakan sebuah kebijakan diperlukan perencanaan yang matang dan jelas,supaya perencanaan tersebut dapat berjalan sesuai dengan standar prosedur yang ada sehingga nantinya dapat mencapai hasil yang memuaskan sesuai dengan perencanaan.

Menurut Edward III diperlukan dua cara untuk Pemerintah dalam melaksanakan program e-KTP, yaitu Standard Operating Prosedures dan Fragmentasi yang dapat menjadi mekanisme dari program e-KTP. SOPs digunakan dalam mekanisme program e-KTP supaya memungkinkan para pegawai atau pembuat kebijakan melakukan kegiatan setiap hari sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

Implementasi kebijakan pada prinsipnya adalah cara agar sebuah kebijakan dapat mencapai tujuannya. Studi implementasi merupakan suatu kajian mengenai studi kebijakan yang mengarah pada proses pelaksanaan dari suatu kebijakan. Hakekat dari implementasi adalah rangkaian kegiatan yang terencana dan bertahap yang dilakukan oleh instansi pelaksana dengan didasarkan pada kebijakan yang telah ditetapkan.

Berdasarkan hasil penelitian dan wawancara dengan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil,Pemerintah Kecamatan Ibu,dan Masyarakat serta mengacu pula pada model implementasi Edward III tentang keberhasilan atau kegagalan implementasi kebijakan, didapat beberapa permasalahan dilapangan sehingga mempengaruhi dalam implementasi kebijakan program e-KTP di Kecamatan Ibu. 1. Adanya penduduk wajib KTP tapi belum terdata.

2. Sumber Daya Pegawai yang tidak siap.

3. Sosialisasi dan Informasi yang kurang jelas dari Pemerintah. 4. Kewenangan Pemerintah dalam Pelaksanaan Program E-KTP.

5. Fasilitas alat yang kurang dan tidak ada Tenaga Teknik untuk Pemasangan Alat. 6. Faktor Disposisi (Sikap)


(7)

8. Struktur Birokrasi

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sesuai dengan hasil penelitian tentang implementasi kebijakan program e-KTP di Kecamatan Ibu Kabupaten Halmahera Barat berdasarkan teori yang digunakan yaitu teori Edward III Direct and Indirect on Implementation , yang merupakan landasan teori yang peneliti gunakan dalam melakukan penelitian dapat dibuat kesimpulan,yaitu:

1. Ditemukan masih ada penduduk wajib KTP yang belum melakukan perekaman e-KTP, serta penduduk yang belum terdaftar.

2. Sumber daya manusia dalam hal ini pegawai operator yang sering terlambat dan belum optimal melakukan pelayanan.

3. Sosialisai dari pemerintah kecamatan yang kurang baik kepada masyarakat, sehingga masyarakat kurang paham tentang e-KTP.

4. Komunikasi yang kurang baik sehingga menimbulkan kesalahpahaman antara pemerintah kabupaten dan pemerintah kecamatan, dalam hal ini mengenai pengadaan alat.


(8)

B. SARAN

1. Dalam pelaksanaan program e-KTP ini, diharapkan pemerintah lebih sigap dalam melayani masyarakat. Khususnya mereka yang akan membuat e-KTP. Pemerintah harus menyediakan tenaga ahli yang cukup untuk melayani permintaan masyarakat akan e-KTP ini. Sehingga masyarakat tidak harus menunggu lama untuk mendapatkan e-KTP.

2. Pemerintah harus lebih memantangkan perencanaan sampai proses pelaksanaannya program e-KTP,supaya dapat berjalan dengan baik.

3. Pegawai operator untuk lebih disiplin lagi,dalam melakukan pelayanan.

4. Pemerintah kecamatan harus melakukan sosialisasi yang baik kepada masyarakat, agar masyarakat pun memahami maksud pelaksanaan e-KTP. 5. Komunikasi antara pemerintah kabupaten dan pemerintah kecamatan harus

terjalin dengan baik,agar tidak terjadi kesalahpahaman lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,Suharsimi.2002.Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Penelitian. Jakarta:Rineka Cipta.

Agustino,Leo,2006.Analisis kebijakan Publik, Jakarta:Rineka Cipta

Dunn, William N. 2003. Pengantar Analisis Kebijakan Publik Edisi Kedua. Yogyakarta:Gajah Mada University Perss.

Ekowati,Lilik. 2005. Perencanaan,Implementasi dan Evaluasi atau Program. Surakarta:Pustaka Cakra.

Muhamad,Abdulkadir. 2007. Metodologi Penelitian. Bandung:Citra Aditya.

Nugroho,Riant D. 2004. Kebijakan Publik,Formulasi,Implementasi, dan Evaluasi. Jakarta:PT.Elex Media Komputindo

Raco,R J,Dr. 2010.Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta:PT Grasindo

Siagian,Sondang. 1983.Administrasi Pembangunan.Jakarta:CV Haji Masagung. Sugiyono. 2012.Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung:Alfabeta.


(9)

Sugiyono.2012.Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif. dan R&D)cetakan ke-14. Bandung:Alfabeta.

Solichin, Abdul Wahab. 1997. Analisis Kebijakan: dari Formulasi ke Implementasi Kebijakan Negara.Malang

Wibawa,Samodra. 2011. Politik Perumusan Kebijakan Publik.Yogyakarta:Graha Ilmu.

Sumber-sumber Lain:

- Instruksi Presiden No 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional pengembangan e-government.

- UU No 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. - UU No 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan.

- Peraturan Presiden No 26 Tahun 2009 tentang Penerapan KTP berbasis Nomor Induk Kepegawaian secara nasional.

- Peraturan Presiden N0 35 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden No 26 Tahun 2009.


(1)

atau merealisasikan suatu sasaran atau maksud tertentu. Selanjutnya Richard Rose (1969) Mengatakan Kebijakan adalah serangkaian kegiatan yang sedikit banyak berhubungan beserta konsekuensi-konsekuensinya bagi mereka yang bersangkutan, bukan keputusan yang berdiri sendiri.

Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa kebijkan adalah setiap keputusan yang dibuat untuk mengatasi suatu masalah sehingga permasalahan tersebut dapat terselesaikan. Meskipun pada kenyataannya masih banyak kebijakan yang belum sepenuhnya menjawab dan menyentuh secara langsung masalah yang dihadapi.

c. Konsep Implementasi Kebijakan

Kajian implementasi merupakan suatu proses merubah gagasan atau program mengenai tindakan atau dan bagaimana kemungkinan cara menjalankan perubahan tersebut. Implemtasi kebijakan juga merupakan suatu proses dalam kebijakan publik yang mengarah pada pelaksanaan dari kebijakan yang telah dibuat. Dalam praktiknya,implemetasi kebijakan merupakan suatu proses yang begitu kompleks,bahkan tidak jarang bermuatan politis karena adanya intervensi dari berbagai kepentingan.

Van Meter dan Van Horn mendefinisikan implementasi kebijakan adalah Tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh individu-individu atau pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam keputusan kebijaksanaan (Agustino:2006:153).

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa implementasi kebijakan merupakan proses yang dinamis, dimana pelaksana kebijakan melaksanakan melaksanakan aktivitas atau kegiatan sehingga pada akhirnya


(2)

diketahui dan dipengaruhi tingkat keberhasilan atau tidaknya pencapaian tujuan kebijakan tersebut.

d. Konsep E-KTP 1. Pengertian e-KTP

Kartu Tanda Penduduk elektronik atau elektronic-KTP(e-KTP) adalah Kartu Tanda Penduduk(KTP) yang dibuat secara elektronik, dalam artian baik dari segi fisik maupun penggunaanya berfungsi secara komputerisasi. e-KTP ini sengaja diadakan untuk mempermudah pemerintah untuk mengambil data penduduk, karena dengan e-KTP pemerintah bisa langsung melihat data dari KTP elektronik tersebut tanpa harus menunggu data yang harus disensus terlebih dahulu.

2. Fungsi e-KTP

a. Sebagai identitas jati diri.

b. Berlaku nasional, sehingga tidak perlu lagi membuat KTP lokal untuk pengurusan izin, pembukaan rekening Bank, dan sebagainya.

c. Mencegah KTP ganda dan pemalsuan KTP.

d. Terciptanya keakuratan data penduduk untuk mendukung program pembangunan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa e-KTP sangat perlu untuk dapat menciptakan sistem administrasi kependudukan yang rapi dan teratur dalam rangka mempermudah pemberian pelayanan publik oleh pemerintah kepada seluruh masyarakat. Pemanfaatan e-KTP diharapkan dapat berjalan lancar karena memiliki fungsi dan kegunaan yang sangat membantu pemerintah dan masyarakat yang bersangkutan dalam hal pemberian dan pemanfaatan pelayanan publik.


(3)

PEMBAHASAN

Dalam melaksanakan sebuah kebijakan diperlukan perencanaan yang matang dan jelas,supaya perencanaan tersebut dapat berjalan sesuai dengan standar prosedur yang ada sehingga nantinya dapat mencapai hasil yang memuaskan sesuai dengan perencanaan.

Menurut Edward III diperlukan dua cara untuk Pemerintah dalam melaksanakan program e-KTP, yaitu Standard Operating Prosedures dan Fragmentasi yang dapat menjadi mekanisme dari program e-KTP. SOPs digunakan dalam mekanisme program e-KTP supaya memungkinkan para pegawai atau pembuat kebijakan melakukan kegiatan setiap hari sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

Implementasi kebijakan pada prinsipnya adalah cara agar sebuah kebijakan dapat mencapai tujuannya. Studi implementasi merupakan suatu kajian mengenai studi kebijakan yang mengarah pada proses pelaksanaan dari suatu kebijakan. Hakekat dari implementasi adalah rangkaian kegiatan yang terencana dan bertahap yang dilakukan oleh instansi pelaksana dengan didasarkan pada kebijakan yang telah ditetapkan.

Berdasarkan hasil penelitian dan wawancara dengan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil,Pemerintah Kecamatan Ibu,dan Masyarakat serta mengacu pula pada model implementasi Edward III tentang keberhasilan atau kegagalan implementasi kebijakan, didapat beberapa permasalahan dilapangan sehingga mempengaruhi dalam implementasi kebijakan program e-KTP di Kecamatan Ibu. 1. Adanya penduduk wajib KTP tapi belum terdata.

2. Sumber Daya Pegawai yang tidak siap.

3. Sosialisasi dan Informasi yang kurang jelas dari Pemerintah. 4. Kewenangan Pemerintah dalam Pelaksanaan Program E-KTP.


(4)

8. Struktur Birokrasi

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sesuai dengan hasil penelitian tentang implementasi kebijakan program e-KTP di Kecamatan Ibu Kabupaten Halmahera Barat berdasarkan teori yang digunakan yaitu teori Edward III Direct and Indirect on Implementation , yang merupakan landasan teori yang peneliti gunakan dalam melakukan penelitian dapat dibuat kesimpulan,yaitu:

1. Ditemukan masih ada penduduk wajib KTP yang belum melakukan perekaman e-KTP, serta penduduk yang belum terdaftar.

2. Sumber daya manusia dalam hal ini pegawai operator yang sering terlambat dan belum optimal melakukan pelayanan.

3. Sosialisai dari pemerintah kecamatan yang kurang baik kepada masyarakat, sehingga masyarakat kurang paham tentang e-KTP.

4. Komunikasi yang kurang baik sehingga menimbulkan kesalahpahaman antara pemerintah kabupaten dan pemerintah kecamatan, dalam hal ini mengenai pengadaan alat.


(5)

B. SARAN

1. Dalam pelaksanaan program e-KTP ini, diharapkan pemerintah lebih sigap dalam melayani masyarakat. Khususnya mereka yang akan membuat e-KTP. Pemerintah harus menyediakan tenaga ahli yang cukup untuk melayani permintaan masyarakat akan e-KTP ini. Sehingga masyarakat tidak harus menunggu lama untuk mendapatkan e-KTP.

2. Pemerintah harus lebih memantangkan perencanaan sampai proses pelaksanaannya program e-KTP,supaya dapat berjalan dengan baik.

3. Pegawai operator untuk lebih disiplin lagi,dalam melakukan pelayanan.

4. Pemerintah kecamatan harus melakukan sosialisasi yang baik kepada masyarakat, agar masyarakat pun memahami maksud pelaksanaan e-KTP. 5. Komunikasi antara pemerintah kabupaten dan pemerintah kecamatan harus

terjalin dengan baik,agar tidak terjadi kesalahpahaman lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,Suharsimi.2002.Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Penelitian. Jakarta:Rineka Cipta.

Agustino,Leo,2006.Analisis kebijakan Publik, Jakarta:Rineka Cipta

Dunn, William N. 2003. Pengantar Analisis Kebijakan Publik Edisi Kedua. Yogyakarta:Gajah Mada University Perss.

Ekowati,Lilik. 2005. Perencanaan,Implementasi dan Evaluasi atau Program. Surakarta:Pustaka Cakra.

Muhamad,Abdulkadir. 2007. Metodologi Penelitian. Bandung:Citra Aditya.


(6)

Sugiyono.2012.Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif. dan R&D)cetakan ke-14. Bandung:Alfabeta.

Solichin, Abdul Wahab. 1997. Analisis Kebijakan: dari Formulasi ke Implementasi Kebijakan Negara.Malang

Wibawa,Samodra. 2011. Politik Perumusan Kebijakan Publik.Yogyakarta:Graha Ilmu.

Sumber-sumber Lain:

- Instruksi Presiden No 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional pengembangan e-government.

- UU No 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. - UU No 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan.

- Peraturan Presiden No 26 Tahun 2009 tentang Penerapan KTP berbasis Nomor Induk Kepegawaian secara nasional.

- Peraturan Presiden N0 35 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden No 26 Tahun 2009.