Gambaran Tingkat Pengetahuan Mengenai Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) pada Wanita usia 25-45 Tahun di Kelurahan Bandar Set Tahun 2015
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama di
seluruh dunia. Pada tahun 2012, sekitar 8,2 juta kematian disebabkan oleh kanker
(DepKes RI, 2015). Insiden kanker meningkat dari 12,7 juta kasus tahun 2008
menjadi 14,1 juta kasus tahun 2012. Sedangkan jumlah kematian meningkat dari
7,6 juta orang tahun 2008 menjadi 8,2 juta pada tahun 2012 (DepKes RI, 2014).
Berdasarkan data dari survey kesehatan rumah tangga (2002), penyakit kanker
menjadi penyebab kematian keenam di Indonesia. Kanker merupakan penyakit
yang tidak diketahui penyebabnya secara pasti, tetapi dipengaruhi banyak faktor
resiko, seperti merokok, diet yang tidak sehat, faktor lingkungan, obesitas,
kurangnya aktifitas fisik, dan stres.
Kanker payudara adalah penyakit yang bersifat ganas akibat tumbuhnya
sel kanker yang berasal dari sel-sel normal di payudara bisa berasal dari kelenjar
susu,saluran susu, atau jaringan penunjang seperti lemak dan saraf. Menurut data
GLOBOCAN (IARC) tahun 2012 diketahui bahwa kanker payudara merupakan
penyakit kanker dengan persentase kasus baru tertinggi, yaitu sebesar 43,3% dan
persentase kematian akibat kanker payudara sebesar 12,9% (DepKes RI, 2015).
Diperkirakan 519.000 orang wanita meninggal akibat kanker payudara dan
sebanyak 69% kematian tersebut di negara yang sedang berkembang. Menurut
Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) di Indonesia tahun 2007 diketahui bahwa
kanker payudara menempati urutan pertama pasien rawat inap (16,85%) dan
pasien rawat jalan (21,69%) (Depkes RI, 2009).
Usia termuda terkena kanker payudara adalah diatas 25 tahun dan
peningkatan prevalensi kanker payudara terjadi pada kelompok usia kurang dari
45 tahun (Dyayadi,2009). Umumnya pasien yang datang mencari pengobatan
adalah pasien kanker stadium lanjut, padahal terdapat tiga cara utama untuk
melakukan deteksi dini terhadap kanker payudara, yaitu SADARI (Pemeriksaan
Payudara Sendiri) atau breast self examination, pemeriksaan oleh tenaga
kesehatan atau clinical breast examination, dan pemeriksaan dengan mamografi.
2
Cara yang paling mudah dan nyaman untuk dilakukan adalah dengan melakukan
SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri). SADARI sangat mudah dan dapat
dilakukan sendiri dirumah. Semakin sering memeriksa payudara akan semakin
mengenalnya dan semakin mudah menemukan sesuatu yang tidak beres pada
payudara. Tindakan ini sangat penting karena hampir 85% benjolan payudara
ditemukan oleh penderita sendiri (Dyayadi,2009). Begitu pentingnya melakukan
SADARI sebagai pendeteksian dini namun banyak wanita yang belum menyadari
pentingnya melakukan deteksi dini terhadap payudara. Oleh karena itu sangat
perlu mengetahui sejauh mana sebenarnya masyarakat mengetahui SADARI
sebagai upaya pendeteksian dini terhadap kanker payudara.
1.2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah “bagaimana tingkat pengetahuan tentang pemeriksaan
payudara sendiri (SADARI) pada wanita usia 25-45 tahun di Kelurahan Bandar
Selamat tahun 2015?”.
1.3.
Tujuan penelitian
1.3.1. Tujuan umum
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan tentang pemeriksaan payudara
sendiri (SADARI) pada wanita usia 25-45 tahun di Kelurahan Bandar Selamat.
1.3.2. Tujuan Khusus
Yang menjadi tujuan khusus dari penelitian ini adalah :
a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden berdasarkan
kelompok umur.
b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden berdasarkan tingkat
pendidikan.
c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden berdasarkan status
pernikahan.
3
1.4.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat :
1. Memperoleh gambaran tingkat pengetahuan mengenai SADARI pada
wanita usia 25-45 tahun di Kelurahan Bandar Selamat tahun 2015.
2. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peneliti dalam bidang
pelitian.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama di
seluruh dunia. Pada tahun 2012, sekitar 8,2 juta kematian disebabkan oleh kanker
(DepKes RI, 2015). Insiden kanker meningkat dari 12,7 juta kasus tahun 2008
menjadi 14,1 juta kasus tahun 2012. Sedangkan jumlah kematian meningkat dari
7,6 juta orang tahun 2008 menjadi 8,2 juta pada tahun 2012 (DepKes RI, 2014).
Berdasarkan data dari survey kesehatan rumah tangga (2002), penyakit kanker
menjadi penyebab kematian keenam di Indonesia. Kanker merupakan penyakit
yang tidak diketahui penyebabnya secara pasti, tetapi dipengaruhi banyak faktor
resiko, seperti merokok, diet yang tidak sehat, faktor lingkungan, obesitas,
kurangnya aktifitas fisik, dan stres.
Kanker payudara adalah penyakit yang bersifat ganas akibat tumbuhnya
sel kanker yang berasal dari sel-sel normal di payudara bisa berasal dari kelenjar
susu,saluran susu, atau jaringan penunjang seperti lemak dan saraf. Menurut data
GLOBOCAN (IARC) tahun 2012 diketahui bahwa kanker payudara merupakan
penyakit kanker dengan persentase kasus baru tertinggi, yaitu sebesar 43,3% dan
persentase kematian akibat kanker payudara sebesar 12,9% (DepKes RI, 2015).
Diperkirakan 519.000 orang wanita meninggal akibat kanker payudara dan
sebanyak 69% kematian tersebut di negara yang sedang berkembang. Menurut
Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) di Indonesia tahun 2007 diketahui bahwa
kanker payudara menempati urutan pertama pasien rawat inap (16,85%) dan
pasien rawat jalan (21,69%) (Depkes RI, 2009).
Usia termuda terkena kanker payudara adalah diatas 25 tahun dan
peningkatan prevalensi kanker payudara terjadi pada kelompok usia kurang dari
45 tahun (Dyayadi,2009). Umumnya pasien yang datang mencari pengobatan
adalah pasien kanker stadium lanjut, padahal terdapat tiga cara utama untuk
melakukan deteksi dini terhadap kanker payudara, yaitu SADARI (Pemeriksaan
Payudara Sendiri) atau breast self examination, pemeriksaan oleh tenaga
kesehatan atau clinical breast examination, dan pemeriksaan dengan mamografi.
2
Cara yang paling mudah dan nyaman untuk dilakukan adalah dengan melakukan
SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri). SADARI sangat mudah dan dapat
dilakukan sendiri dirumah. Semakin sering memeriksa payudara akan semakin
mengenalnya dan semakin mudah menemukan sesuatu yang tidak beres pada
payudara. Tindakan ini sangat penting karena hampir 85% benjolan payudara
ditemukan oleh penderita sendiri (Dyayadi,2009). Begitu pentingnya melakukan
SADARI sebagai pendeteksian dini namun banyak wanita yang belum menyadari
pentingnya melakukan deteksi dini terhadap payudara. Oleh karena itu sangat
perlu mengetahui sejauh mana sebenarnya masyarakat mengetahui SADARI
sebagai upaya pendeteksian dini terhadap kanker payudara.
1.2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah “bagaimana tingkat pengetahuan tentang pemeriksaan
payudara sendiri (SADARI) pada wanita usia 25-45 tahun di Kelurahan Bandar
Selamat tahun 2015?”.
1.3.
Tujuan penelitian
1.3.1. Tujuan umum
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan tentang pemeriksaan payudara
sendiri (SADARI) pada wanita usia 25-45 tahun di Kelurahan Bandar Selamat.
1.3.2. Tujuan Khusus
Yang menjadi tujuan khusus dari penelitian ini adalah :
a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden berdasarkan
kelompok umur.
b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden berdasarkan tingkat
pendidikan.
c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden berdasarkan status
pernikahan.
3
1.4.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat :
1. Memperoleh gambaran tingkat pengetahuan mengenai SADARI pada
wanita usia 25-45 tahun di Kelurahan Bandar Selamat tahun 2015.
2. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peneliti dalam bidang
pelitian.