Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-50 Tahun Mengenai Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) sebagai Salah Satu Cara Mendeteksi Dini Kanker Payudara di Kelurahan Babura Tahun 2011

(1)

Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-50 Tahun Mengenai Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) sebagai Salah Satu Cara Mendeteksi Dini Kanker Payudara di Kelurahan Babura

Tahun 2011

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh:

WIZNI NADRA LUBIS 080100393

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2011


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-50 Tahun Mengenai Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) sebagai Salah Satu Cara Mendeteksi Dini Kanker Payudara di Kelurahan Babura

Tahun 2011 NAMA : WIZNI NADRA LUBIS NIM : 080100393

---

Pembimbing Penguji I

( dr.Fitriani Lumongga, Sp.PA) ( dr.Soekimin, Sp.PA)

Penguji II

( dr.Yunita Sari Pane)

Medan, Desember 2011 Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp. PD-KGEH) NIP: 195402201980111001


(3)

ABSTRAK

Latar belakang--- Angka kejadian kanker payudara meningkat setiap tahun dan lebih sering terdeteksi pada stadium lanjut. Berdasarkan observasi, 95% wanita mendeteksi sendiri kanker payudara dan 65% mendeteksi kanker tersebut pada stadium awal pada dirinya sendiri. Insiden kanker payudara terus meningkat, saat ini lebih dari 170.000 kasus ditemukan pertahun. Di Indonesia kanker payudara merupakan kanker dengan insiden tertinggi nomor dua setelah kanker serviks dan terdapat kecendrungan meningkat dari tahun ke tahun. Selain itu, diperkirakan bahwa dengan melakukan SADARI dapat mengurangi angka kematian.

Tujuan--- Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan masyarakat tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) serta untuk mengetahui bagaimana hubungan tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan responden tentang SADARI.

Metode--- Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan desain penelitian potong lintang. Populasi penelitian adalah wanita usia 20-50 tahun yang bertempat tinggal di Kelurahan Babura Kecamatan Medan Baru. Jumlah sampel minimal yang harus dicapai adalah sebanyak 100 orang. Penarikan sampel dilakukan dengan tekhnik non probability sampling, yaitu dengan teknik consecutive sampling. Sampel dikelompokkan menjadi dua kategori tingkat pendidikan, yaitu pendidikan rendah dan pendidikan tinggi. Pengetahuan responden tentang SADARI akan diukur melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner terstruktur. Pengetahuan ini juga dikelompokkan menjadi dua kategori tingkat pengetahuan, yaitu pengetahuan kurang dan baik. Selanjutnya, hubungan tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan responden tentang SADARI dianalisa menggunakan uji statistic chi square dengan bantuan SPSS versi 17.0.


(4)

Hasil--- Dari 100 orang responden penelitian, 39 orang memiliki tingkat pendidikan rendah dan 61 orang memiliki tingkat pendidikan tinggi. Setelah dilakukan pengelompokkan tingkat pengetahuan tentang SADARI, didapatkan bahwa 84% responden memiliki pengetahuan yang kurang dan hanya 16% yang memiliki pengetahuan baik. Analisa data menggunakan uji chi square menunjukkan p value uji chi square pada penelitian adalah 0,018. Nilai p value yang signifikan menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak.

Kesimpulan--- Ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan responden tentang SADARI.


(5)

ABSTRACT

Background--- The incidence of breast cancer increases every year and

most of the cases are detected at an advanced stage. It has been observed that women can detect 95% of breast cancers and 65% of early stage of breast cancers by themselves. It is estimated that breast self-examination (BSE) may reduce the mortality as much as 18%. BSE is important to detect early breast cancer for better prognosis.

Objective--- The purposes of this study were to assess public knowledge

about the image of breast self-examination and to find out how the relationship between the education level of respondents and their knowledge level about breast self-examination.

Method--- This research is analytical descriptive with

cross-sectional study design. The study population was aged 20-50 years who reside in the Village of New Medan District Babura. Minimum number of samples to be achieved ar as many as 100 people. Sampling is done by non-probability sampling technique, with consecutive sampling technique. The sample are grouped into two categories of educational level, is low education and higher education. Knowledge of respondents about the breast self-examinationw will be measured through interviews using a structured questionnaire. This knowledge is also grouped into two categories of knowledge, namely knowledge and less good. Furthermore, the relationship of education level and knowledge level and respondents about breast self-examination werw analyzed using chi square statistical best with SPSS version 17.0.

Result--- Of the 100 respondents of the study, 39 people have low

education levels, and 61 people have higher


(6)

found that 86% of respondents have less knowledge andonly 14% had good knowledge. Analysis of data using chi square test showed p value chi square test in the study was 0.018. Values are significant p value indicates that the null hypothesis to be rejected.

Conclusion--- There was any relationship between level of education to

the level of knowledge of respondents about BSE.


(7)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah, Tuhan pemilik alam semesta dan segala ilmu pengetahuan yang ada di dalamnya. Atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-50 Tahun Mengenai Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) sebagai Salah Satu Cara Mendeteksi Dini Kanker Payudara di Kelurahan Babura Tahun 2011”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan sarjana kedokteran Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini penulis banyak menerima bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada :

1. Prof.dr.Gontar Alamsyah Siregar,Sp.PD-KGEH selaku dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. dr. Fitriani Lumongga,Sp.PA selaku Dosen Pembimbing yang dengan penuh kesabaran membimbing dan memberi arahan serta masukan kepada penulis, sehingga karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan dengan baik.

3. Seluruh civitas akademik FK USU, terutama kepada dosen dan staf departemen IKK serta staf Medical Education Unit (MEU)

4. Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Pemerintah Kota Medan, pegawai Kantor Lurah Babura, yang mempermudah penulisan dalam pengambilan data penelitian serta masyarakat Kelurahan Babura yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian saya.

4. Orang tua tercinta, H.Ahmad Sayuti Lubis dan Hj. Minda Mora Lubis, serta abang saya Fuad Yunus Lubis, SE dan adik saya Saddam


(8)

Yafizham Lubis yang telah selalu mendoakan serta memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan pendidikan.

5. Teman-teman saya Sri Nauli Dewi Lbs dan Syifa Khairunnisa Nst yang selalu menyemangati dalam melaksanakan penelitian ini serta Noviari Liara Justitia yang ikut membantu saya dalam mempersiapkan hasil penelitian saya, Eva Yanti Hrp yang pernah bersama-sama dalam mengambil sampel juga teman-teman FK USU stambuk 2008.

6. Pihak lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terima kasih atas segala bantuannya semoga Allah swt membalas segala kebaikan kalian.

Penulis menyadari laporan hasil penelitian ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran agar penulis akan menjadi lebih baik kedepannya kelak. Semoga…


(9)

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Persetujuan ... i

Abstrak ………. ii

Abstract ……… iii

Kata Pengantar ... iv

Daftar Isi ... v

Daftar Tabel ... vi

Daftar Gambar ... vii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.4. Manfaat Penelitian ... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1`Pendidikan ... 5

2.1.1 Definisi Pendidikan ... 5

2.1.2 Tujuan Pendidikan ... 5

2.1.3 Jenis-jenis Pendidikan ……….. 5

2.2. Pengetahuan ... ... 5

2.2.1. Definisi Pengetahuan .... ... 6

2.2.2. Tingkat Pengetahuan ... 6

2.2.3. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan …….. 7

2.2. Kanker Payudara ... 8

2.2.1. Embriologi Payudara ... 8

2.2.2. Anatomi Payudara ... 8

2.2.3. Definisi Kanker Payudara ... 9


(10)

2.2.5. Patofisiologi ………. 11

2.2.6. Gejala Klinis ……… 12

2.2.7 Stadium Kanker Payudara ……… 13

2.2.8 Diagnosis ……….. 16

2.2.9 Penatalaksanaan ……… 18

2.2.10 Prognosis ……… 18

2.3. SADARI Sebagai Salah Satu Cara Deteksi Dini Kanker Payudara ……… 19

2.3.1. Deteksi Dini ……… 19

2.3.2 Pemeriksaan Payudara Sendiri (sadari) ……… 19

2.3.3 Manfaat SADARI ………. 19

2.3.4 Cara Melakukan Pemeriksaan SADARI ………….. 20

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 26 3.1. Kerangka Konsep Penelitian ... 26

3.2. Definisi Operasional ... 26

3.3. Hipotesa ………. 27

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 28

4.1 Jenis Penelitian ... 28

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian ... 28

4.3. Populasi dan Sampel ... 28

4.3.1. Populasi ... 28

4.3.2. Sampel ... 28

4.3.3. Kriteria Inklusi dan Eksklusi ……….. 29

4.3.4. Besar Sampel ……….. 29

4.4. Metode Pengumpulan Data... 30

4.4.1 Data Primer ……….. 30

4.4.2 Data Sekunder ……….. 31

4.4.3 Uji Validitas dan Reliabilitas ………... 31


(11)

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 31

5.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ……… 31

5.2 Deskripsi Responden Penelitian ……… 31

5.3 Hasil Penelitian ……….. 32

5.3.1 Deskripsi Hasil Penelitian ……… 32

5.3.2 Analisa Hasil Penelitian ……….. 33

5.4 Pembahasan ……… 34

5.4.1 Gambaran Pengetahuan ……… 34

5.4.2 Gambaran Frekuensi Melakukan SADARI ……. 35

5.4.3 Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Pengetahuan Responden tentang SADARI………. 35

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ………. 37

6.1 KESIMPULAN ……… 37

6.2 SARAN ……… 37

DAFTAR PUSTAKA ... 39


(12)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1. Klasifikasi Ukuran Tumor ……… 13

Tabel 2.2 Klasifikasi Palpable Lymph ……….. 14

Tabel 2.3 Klasifikasi Metastase ……… 15

Tabel 2.4 Stadium Kanker Payudara ………. 15

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi karakteristik responden………. 32

Tabel 5.2 Distribusi pengetahuan responden ……… 33


(13)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1. Anatomi Payudara ……….. 9

Gambar 2.2. SADARI melihat payudara ……… 20

Gambar 2.3. SADARI mengangkat kedua tangan ……….. 21

Gambar 2.4. SADARI tangan disamping ……… 21

Gambar 2.5. SADARI berkacak pinggang ……….. 21

Gambar 2.6. SADARI posisi berbaring ……… 22

Gambar 2.7. SADARI vertical strip ……….. 22

Gambar 2.8. SADARI secara pemutaran ……….. 23

Gambar 2.9. SADARI memeriksa putting susu ……… 24

Gambar 2.10 SADARI memeriksa ketiak ………. 24


(14)

ABSTRAK

Latar belakang--- Angka kejadian kanker payudara meningkat setiap tahun dan lebih sering terdeteksi pada stadium lanjut. Berdasarkan observasi, 95% wanita mendeteksi sendiri kanker payudara dan 65% mendeteksi kanker tersebut pada stadium awal pada dirinya sendiri. Insiden kanker payudara terus meningkat, saat ini lebih dari 170.000 kasus ditemukan pertahun. Di Indonesia kanker payudara merupakan kanker dengan insiden tertinggi nomor dua setelah kanker serviks dan terdapat kecendrungan meningkat dari tahun ke tahun. Selain itu, diperkirakan bahwa dengan melakukan SADARI dapat mengurangi angka kematian.

Tujuan--- Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan masyarakat tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) serta untuk mengetahui bagaimana hubungan tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan responden tentang SADARI.

Metode--- Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan desain penelitian potong lintang. Populasi penelitian adalah wanita usia 20-50 tahun yang bertempat tinggal di Kelurahan Babura Kecamatan Medan Baru. Jumlah sampel minimal yang harus dicapai adalah sebanyak 100 orang. Penarikan sampel dilakukan dengan tekhnik non probability sampling, yaitu dengan teknik consecutive sampling. Sampel dikelompokkan menjadi dua kategori tingkat pendidikan, yaitu pendidikan rendah dan pendidikan tinggi. Pengetahuan responden tentang SADARI akan diukur melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner terstruktur. Pengetahuan ini juga dikelompokkan menjadi dua kategori tingkat pengetahuan, yaitu pengetahuan kurang dan baik. Selanjutnya, hubungan tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan responden tentang SADARI dianalisa menggunakan uji statistic chi square dengan bantuan SPSS versi 17.0.


(15)

Hasil--- Dari 100 orang responden penelitian, 39 orang memiliki tingkat pendidikan rendah dan 61 orang memiliki tingkat pendidikan tinggi. Setelah dilakukan pengelompokkan tingkat pengetahuan tentang SADARI, didapatkan bahwa 84% responden memiliki pengetahuan yang kurang dan hanya 16% yang memiliki pengetahuan baik. Analisa data menggunakan uji chi square menunjukkan p value uji chi square pada penelitian adalah 0,018. Nilai p value yang signifikan menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak.

Kesimpulan--- Ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan responden tentang SADARI.


(16)

ABSTRACT

Background--- The incidence of breast cancer increases every year and

most of the cases are detected at an advanced stage. It has been observed that women can detect 95% of breast cancers and 65% of early stage of breast cancers by themselves. It is estimated that breast self-examination (BSE) may reduce the mortality as much as 18%. BSE is important to detect early breast cancer for better prognosis.

Objective--- The purposes of this study were to assess public knowledge

about the image of breast self-examination and to find out how the relationship between the education level of respondents and their knowledge level about breast self-examination.

Method--- This research is analytical descriptive with

cross-sectional study design. The study population was aged 20-50 years who reside in the Village of New Medan District Babura. Minimum number of samples to be achieved ar as many as 100 people. Sampling is done by non-probability sampling technique, with consecutive sampling technique. The sample are grouped into two categories of educational level, is low education and higher education. Knowledge of respondents about the breast self-examinationw will be measured through interviews using a structured questionnaire. This knowledge is also grouped into two categories of knowledge, namely knowledge and less good. Furthermore, the relationship of education level and knowledge level and respondents about breast self-examination werw analyzed using chi square statistical best with SPSS version 17.0.

Result--- Of the 100 respondents of the study, 39 people have low

education levels, and 61 people have higher


(17)

found that 86% of respondents have less knowledge andonly 14% had good knowledge. Analysis of data using chi square test showed p value chi square test in the study was 0.018. Values are significant p value indicates that the null hypothesis to be rejected.

Conclusion--- There was any relationship between level of education to

the level of knowledge of respondents about BSE.


(18)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kanker adalah suatu keganasan yang terjadi karena adanya sel dalam tubuh yang berkembang secara tidak terkendali sehingga pertumbuhannya menyebabkan kerusakan bentuk dan fungsi dari organ tempat sel tersebut tumbuh (Sjamsuhidajat, R., dan De Jong, W., 2004).

Insiden kanker berbeda-beda tiap negara, baik insidens keseluruhan maupun insidens spesifik. Insidens di Eropa Utara dan Amerika Utara umumya tinggi (200-350 per 100.000 penduduk), di Eropa Selatan, Asia Barat dan Tengah, serta Amerika Tengah dan Selatan sedang (150-200 per 100.000 penduduk), dan di Asia Selatan, Timur, serta Afrika agak rendah (75-150 per 100.000 penduduk). Insidens kanker di Indonesia diperkirakan 180 per 100.000 penduduk (Sjamsuhidajat, R., dan De Jong, W., 2004).

Salah satu kanker yang banyak menyerang wanita adalah kanker payudara. Hampir sepertiga kanker yang didiagnosa pada wanita adalah kanker payudara. Kanker payudara sebenarnya juga dapat menyerang pria, namun hal ini jarang terjadi. Wanita seratus kali lebih beresiko terkena kanker payudara dibanding pria (Reksopradjo, 2004).

Diperkirakan 519.000 orang wanita meninggal akibat kanker payudara dan sebanyak 69% kematian tersebut terjadi di negara yang sedang berkembang (WHO, 2004). Insiden kanker payudara terus meningkat, saat ini lebih dari 170.000 kasus ditemukan pertahun. Insidennya bervariasi ditiap negara, tertinggi di Swedia dengan rata-rata insiden 129,5/100.000 wanita dan terendah di Jepang 37,0/100.000 wanita (International Opportunities in Cancer Management, SRI International, 1994). Dinegara berkembang insiden lebih tinggi di Amerika Selatan, Karibia, Asia Barat dan Afrika Utara (Reksopradjo, 2004).

Di Indonesia kanker payudara merupakan kanker dengan insiden tertinggi nomor dua setelah kanker serviks dan terdapat kecendrungan meningkat dari


(19)

tahun ke tahun. Jumlah kanker payudara di Indonesia didapatkan kurang dari 23.140 kasus baru setiap tahun. Menurut suatu penelitian di RS Cipto Mangunkusumo mendapatkan stadium IIIA dan IIIB sebanyak 43,4%, stadium IV sebanyak 14,3%, berbeda dengan negara maju dimana kanker payudara ditemukan lebih banyak dalam stadium dini (Suyatno., dan Pasaribu, E.T., 2010).

Sebagian besar penderita kanker payudara datang ke dokter dengan stadium lanjut karena adanya keterlambatan pengobatan dan keterlambatan diagnosa dini, sehingga prognosanya sudah buruk. Hal ini disebabkan karena sedikitnya wanita yang melakukan deteksi dini untuk menemukan kanker payudara pada stadium awal. Dalam kenyataannya, banyak wanita datang ke dokter setelah menyadari ada benjolan yang terus membesar dan dibiarkan saja setelah sekian lama, dengan alasan ekonomi dan khawatir harus dioperasi. Namun demikian usaha-usaha untuk penemuan dini (early detection) dapat dilakukan dengan baik dengan mengikutsertakan masyarakat melalui penyuluhan-penyuluhan (health education).

Terdapat tiga cara untuk mendeteksi dini kanker payudara, yaitu pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) atau breast self examination, pemeriksaan oleh tenaga kesehatan dan mammografi. Pemeriksaan oleh tenaga kesehatan dan dengan mammografi dianjurkan bila seseorang (khususnya wanita) tergolong dalam resiko tinggi dan pada waktu tertentu, terutama bila usianya diatas 35 tahun (Sjamsuhidajat R., dan De Jong, W., 1997).

Dari hasil observasi, 95% wanita mendeteksi dini kanker payudara dan 65% mendeteksi dini kanker tersebut pada stadium awal oleh dirinya sendiri. Sehingga, dapat dikatakan kanker payudara lebih sering terdeteksi pertama kali oleh penderitanya sendiri. Selain itu, diperkirakan bahwa dengan melakukan SADARI dapat mengurangi angka kematian. Begitu pentingnya untuk mengetahui dan melakukan SADARI sebagai deteksi dini namun masih banyak wanita yang belum mengetahui dan menyadari pentingnya hal tersebut. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui sejauh mana sebenarnya masyarakat dalam


(20)

mengetahui SADARI sebagai salah satu cara untuk mendeteksi dini kanker payudara.

1.2. Rumusan Masalah

Dengan memperhatikan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

a. Apakah terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan wanita usia 20-50 tahun di kelurahan Babura tentang SADARI?

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui apakah SADARI telah dikenal luas oleh masyarakat di kelurahan Babura.

1.3.2 Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan wanita usia 20-50 tahun di kelurahan Babura tentang SADARI.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, diantaranya: 1. Mengetahui dan memperoleh gambaran pengetahuan masyarakat

kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI).

2. Menambah pengetahuan masyarakat tentang SADARI.

3. Memberikan informasi kepada lembaga terkait agar lebih giat dalam memberikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai SADARI sebagai salah satu cara deteksi dini kanker payudara.


(21)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pendidikan

2.1.1. Definisi Pendidikan

Pendidikan adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan (Notoatmodjo, 2003).

Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan (Kamus Besar Bahasa Indonesia).

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat (UU SISDIKNAS No. 20 tahun 2003).

2.1.2. Tujuan pendidikan

Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar, dan indah untuk kehidupan. Pendidikan memiliki dua fungsi yaitu memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan dan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan (Notoatmodjo, 2003).

2.1.3. Jenis-jenis pendidikan

1. Pendidikan formal: Yaitu pendidikan yang sering disebut sebagai pendidikan persekolahan, berupa rangkaian jenjang pedidikan yang telah baku, misalnya SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi (PT).


(22)

2. Pendidikan nonformal: Yaitu pendidikan yang lebih difokuskan pada pemberian keahlian atau skill guna terjun ke masyarakat.

3. Pendidikan informal: Adalah suatu fase pendidikan yang berada di samping pendidikan formal dan nonformal.

Dapat disimpulkan bahwa pendidikan formal, nonformal, dan informal ketiganya hanya dapat dibedakan tetapi sulit dipisah-pisahkan karena keberhasilan pendidikan dalam arti terwujudnya keluaran pendidikan yang berupa sumberdaya manusia sangat bergantung kepada sejauh mana ketiga sub-sistem tersebut berperanan (Notoatmodjo, 2003).

2. 2. Pengetahuan

2.2.1. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek, baik melalui indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba (Notoatmodjo, 2003).

2.2.2. Tingkat pengetahuan

Pengetahuan mempunyai 6 tingkatan, yaitu : a. Tahu

Tahu adalah suatu keadaan dimana seseorang dapat mengingat sesuatu yang telah dipelajari sebelumnya. Tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

b. Paham

Paham diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang mampu menjelaskan dengan benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.


(23)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. d. Analisis

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu objek ke dalam komponen-komponen yang masih dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain, misalnya mengelompokkan dan membedakan.

e. Sintesis

Sintesis adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

f. Evaluasi

Evaluasi adalah suatu kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek.

2. 2.3 Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2003) dalam Widianti (2007), pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

a. Pengalaman

Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun pengalaman orang lain. Pengalaman yang diperoleh dapat memperluas pengetahuan seseorang.

b. Tingkat pendidikan

Secara umum, orang yang berpendidikan lebih tinggi akan memiliki pengetahuan yang lebih luas daripada orang yang berpendidikan lebih rendah.

c. Keyakinan

Biasanya keyakinan diperoleh secara turun-temurun, baik keyakinan yang positif maupun keyakinan yang negatif, tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu.


(24)

Fasilitas sebagai sumber informasi yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang adalah majalah, radio, koran, televisi, buku, dan lain-lain.

e. Penghasilan

Penghasilan tidak berpengaruh secara langsung terhadap pengetahuan seseorang. Namun, jika seseorang berpenghasilan cukup besar, maka dia mampu menyediakan fasilitas yang lebih baik.

f. Sosial budaya

Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat mempengaruhi pengetahuan, persepsi, dan sikap seseorang terhadap sesuatu.

2.3 Kanker Payudara 2.3.1 Embriologi Payudara

Payudara sebagai kelenjar subkutis mulai tumbuh sejak minggu keenam masa embrio, yaitu berupa penebalan ektodermal sepanjang garis yang disebut garis susu (milk line) yang terbentang sepanjang garis aksila sampai ke regio inguinal. Dua pertiga kaudal dari garis tersebut akan segera menghilang dan hanya tinggal bagian dada yang akan berkembang menjadi cikal-bakal payudara (Sjamsuhidajat, R., dan De Jong, W., 2004).

2.3.2 Anatomi Payudara

Payudara merupakan kelenjar aksesoris kulit yang terletak pada iga dua sampai iga enam, dari pinggir lateral sternum sampai linea aksilaris media. Kelenjar ini dimiliki oleh pria dan wanita. Namun, pada masa pubertas, payudara wanita lambat laun akan membesar hingga membentuk setengah lingkaran, sedangkan pada pria tidak. Pembesaran ini terutama terjadi akibat penimbunan lemak dan dipengaruhi oleh hormon-hormon ovarium (Snell, 2006).

Setiap payudara terdiri dari 15 sampai 20 lobus dari jaringan kelenjar. Jumlah lobus tidak berhubungan dengan ukuran payudara. Setiap lobus terbuat


(25)

dari ribuan kelenjar kecil yang disebut alveoli atau acini. Kelenjar ini bersama-sama membentuk sejumlah gumpalan, mirip buah anggur yang merambat. Alveoli (alveolus dan acinus singular) menghasilkan susu dan substansi lainnya selama masa menyusui (Snell, 2006).

Menurut Audrey et al, (2009), untuk mempermudah menyatakan letak suatu kelainan, payudara dibagi menjadi lima region, yaitu:

a. Kuadran atas bagian medial (inner upper quadrant) b. Kuadran atas bagian lateral (outer upper quadrant) c. Kuadran bawah bagian medial (inner lower quadrant) d. Kuadran bawah bagian lateral (outer lower quadrant) e. Regio puting susu (nipple).

Gambar 2.1 Anatomi Payudara (Snell, 2006)

2.3.3 Definisi Kanker Payudara

Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tak normal, cepat dan tidak terkendali. Peningkatan jumlah sel yang tidak normal ini umumnya membentuk benjolan yang disebut tumor kanker (Tjahjadi,2008).


(26)

Kanker payudara merupakan tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker dapat tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak, maupun jaringan ikat pada payudara (Sjamsuhidajat, R., dan De Jong, W., 2004). Tumor ini tumbuh progresif, dan relatif cepat membesar. Pada stadium awal tidak terdapat keluhan sama sekali, hanya berupa fibroadenoma atau fibrokistik yang kecil saja, bentuk tidak teratur, batas tidak tegas, permukaan tidak rata, dan konsistensi padat dan keras (Ramli,1994).

2.3.4 Etiologi dan Faktor Resiko

Etiologi dan penyakit kanker payudara belum dapat dijelaskan. Namun, banyak penelitian yang menunjukkan adanya beberapa faktor yang berhubungan dengan peningkatan resiko atau kemungkinan untuk terjadinya kanker payudara.

Faktor-faktor resiko tersebut adalah : a. Jenis kelamin

Berdasarkan penelitian, wanita lebih beresiko menderita kanker payudara daripada pria. Prevalensi kanker payudara pada pria hanya 1% dari seluruh kanker payudara.

b. Faktor usia

Resiko kanker payudara meningkat seiring dengan pertambahan usia. Setiap sepuluh tahun, resiko kanker meningkat dua kali lipat. Kejadian puncak kanker payudara terjadi pada usia 40-50 tahun.

c. Riwayat keluarga

Adanya riwayat kanker payudara dalam keluarga merupakan faktor resiko terjadinya kanker payudara.

d. Riwayat adanya tumor jinak payudara sebelumnya

Beberapa tumor jinak pada payudara dapat bermutasi menjadi ganas. e. Faktor genetik

Pada suatu studi genetik ditemukan bahwa kanker payudara berhubungan dengan gen tertentu. Bila terdapat mutasi gen BRCA1 dan BRCA2, yaitu gen suseptibilitas kanker payudara, maka probabilitas untuk terjadi kanker payudara adalah sebesar 80%.


(27)

Kadar hormon estrogen yang tinggi selama masa reproduktif, terutama jika tidak diselingi perubahan hormon pada saat kehamilan, dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara.

g. Usia menarche

Berdasarkan penelitian, menarche dini dapat meningkatkan resiko kanker payudara. Ini dikarenakan terlalu cepat mendapat paparan dari estrogen.

h. Menopause

Menopause yang terlambat juga dapat meningkatkan resiko kanker payudara. Untuk setiap tahun usia menopause yang terlambat, akan meningkatkan resiko kanker payudara 3 %.

i. Usia pada saat kehamilan pertama >30 tahun.

Resiko kanker payudara menunjukkan peningkatan seiring dengan peningkatan usia wanita saat kehamilan pertamanya.

j. Nulipara/belum pernah melahirkan

Berdasarkan penelitian, wanita nulipara mempunyai resiko kanker payudara sebesar 30 % dibandingkan dengan wanita yang multipara.

k. Tidak Menyusui

Berdasarkan penelitian, waktu menyusui yang lebih lama mempunyai efek yang lebih kuat dalam menurunkan resiko kanker payudara. Ini dikarenakan adanya penurunan level estrogen dan sekresi bahan-bahan karsinogenik selama menyusui.

l. Pemakaian kontrasepsi oral dalam waktu lama, diet tinggi lemak, alkohol, dan obesitas

Berdasarkan penelitian, semua hal-hal di atas dapat meningkatkan resiko kanker payudara (Rasjidi, 2009).

2.3.5 Patofisiologi

Transformasi Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi. Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang


(28)

memancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen, yang bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar matahari. tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen. Karsinogen harus merupakan mutagen yang dapat menimbulkan mutasi gen (Sukardja,2009).

Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi. karena itu diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya keganasan (gabungan dari sel yang peka dan suatu karsinogen) (Sarwono, 2006).

Apabila ditemukan suatu kesalahan, maka basa-basa DNA yang terlibat akan dipotong dan diperbaiki. Namun, kadang terjadi transkripsi dan tidak terdeteksi oleh enzim-enzim pengoreksi. Pada keadaan tersebut, akan timbul satu atau lebih protein regulator yang akan mengenali kesalahan tersebut dan menghentikan sel di titik tersebut dari proses pembelahan. Ini unuk menentukan sudah sejauh manakah tingkat penyebaran kanker tersebut baik ke organ maupun ke jaringan sekitar. Stadium hanya dikenali pada tumor ganas atau kanker dan tidak ada pada tumor jinak. Untuk menentikan suatu stadium, harus dilakukan pemeriksaan klinis dan didukung dengan pemeriksaan penunjang lain, yaitu: histopatologi atau PA, rontgen,USG, dan bila memungkinkan dengan CT-Scan (Sukardja,2000).

2.3.6 Gejala Klinis

Beberapa gejala klinis dari kanker payudara : a. Benjolan

Adanya benjolan pada payudara yang dapat diraba dengan tangan. Semakin lama benjolan tersebut semakin mengeras dan bentuknya tidak beraturan.

b. Perubahan kulit pada payudara - Kulit tertarik (skin dimpling)


(29)

- Gambaran kulit jeruk (peu d’orange) - Eritema

- Ulkus.

c. Kelainan pada puting

- Puting tertarik (nipple retraction) - Eksema

- Cairan pada puting (nipple discharge) ( Suryaningsih, 2009).

2.3.7 Stadium Kanker Payudara

Jika diagnosa kanker payudara telah ditegakkan, maka perlu ditentukan stadium dari kanker tersebut untuk memberikan pengobatan yang sesuai. Stadium kanker payudara dinilai berdasarkan sistem TNM. T pada sistem TNM merupakan kategori untuk tumor primer, N kategori untuk nodul regional ataupun yang bermetastase ke kelenjar limfe regional, dan M merupakan kategori untuk metastase jauh. Masing-masing kategori TNM tersebut di subkategorikan lagi untuk menggambarkan keadaan masing-masing kategori tersebut, yaitu :

a) Ukuran Tumor (T)

Selain menunjukkan ukuran tumor, huruf “T” pada TMN system ini juga menunjukkan kondisi tumor primer antara lain diameter dan kondisi kulit yang menutupi tumor.

Tabel 2.1. Klasifikasi Ukuran Tumor Berdasarkan TNM System Tx Tumor primer tidak bisa diketahui

To Tumor primer tidak teraba

T1 T1a T1b T1c

Tumor ukuran < 2 cm Diameter tumor < 0,5 cm Diameter tumor 0,5-1 cm Diameter tumor 1-2 cm

T2 T2a

Diameter tumor > 2 cm tapi < 5 cm


(30)

T2b Ditemukan adanya perlekatan ke fasia pektoralis

T3 T3a T3b

Diameter tumor > 5 cm

Tidak ditemukan adanya perlekatan ke fasia Ditemukan adanya perlekatan ke fasia

T4 T4a T4b T4c T4d

Tumor yang diinfiltrasi ke kulit atau dinding toraks Infiltrasi ke dinding toraks

Edema (peau d’orange), ulserasi, satelit nodul pada payudara Tumor dengan gambaran berupa gabungan dari T4a dan T4b Inflamasi karsinoma

Sumber: Djamoloeddin, 2005 b) Palpable Lymph Node (N)

Huruf “N” menunjukkan penilaian terhadap kemungkinan adanya metastasis pada Kelenjar limfa regional.

Tabel 2.2. Klasifikasi Palpable Lymph Node Berdasarkan TNM System Nx Nodul pada kelenjar limfe regional tidak dapat diperkirakan No Tidak ada metastase ke kelenjar limfe regional

N1 Ada metastase nodul ke kelenjar limfe dan belum terjadi perlekatan

N2 N2a N2b

Ada metastase nodul ke kelenjar limfe aksila dan sudah terjadi perlekatan satu sama lain atau ke jaringan disekitarnya

Ada metastase nodul ke kelenjar limfe aksila dan sudah terjadi perlekatan antara satu nodul dengan nodul lainnya

Ada metastase nodul ke kelenjar limfe aksila dan sudah terjadi perlekatan nodul ke jaringan disekitarnya

N3

N3a

Ada metastase ke kelenjar limfe infra dan supraklavikular dengan atau tanpa disertai metastase ke kelenjar limfe aksila ataupun mammary internal


(31)

N3b N3c

Metastase ke kelejar limfe aksila dan mammary internal

Metastase ke kelenjar limfe supraklavikular

Sumber: Djamoloeddin, 2005

c) Metastase (M)

Huruf “M” menunjukkan metastase (penyebaran) kanker ke organ yang jauh atau ke lymph node yang tidak langsung berhubungan dengan kanker.

Tabel 2.3. Klasifikasi Metastase Berdasarkan TNM System Mx jauh metastase tidak dapat diperkirakan

Mo Tidak ada metastase jauh

M1 Ada metastase jauh disertai infiltrasi pada kulit disekitar payudara. Sumber: Djamoloeddin, 2005

Tabel 2.4 Stadium kanker payudara berdasarkan TNM Stadium Ukuran Tumor Nodul, Metastase

ke Kelenjarar Limfe

Metastase Jauh

0 Tis NO MO

I T1 NO MO

IIA T1

T2

N1 NO

MO MO

IIB T2

T3

N1 N0

MO MO

IIIA T1,T2

T3

N2 N1

MO MO

IIIB T4 N3 MO

IV T (1, 2, 3, atau 4) N (1,2 atau 3) M1 Sumber: ( UICC, 2002)


(32)

2.3.8 Diagnosis

Diagnosis dari kanker payudara dapat ditegakkan dari hasil anamnesa, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan tambahan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan.

a. Anamnesa

Pada anamnesa ditanyakan keluhan di payudara atau daerah aksila dan riwayat penyakitnya. Keluhan dapat berupa adanya benjolan, rasa nyeri,

nipple discharge, nipple retraction, krusta pada areola, kelainan kulit berupa skin dimpling, peau d’orange, ulserasi, dan perubahan warna kulit. Selain itu juga ditanyakan apakah terdapat penyebaran pada regio kelenjar limfe, seperti timbulnya benjolan di aksila, dan adanya benjolan di leher ataupun tempat lain. Adanya gejala metastase juga ditanyakan, seperti sesak napas atau batuk yang tidak sembuh meskipun sudah diobati, dan nyeri pada tulang belakang, serta rasa penuh di ulu hati (sebah). Riwayat penyakit yang pernah diderita pasien, serta obat-obat yang digunakan dan jenis pengobatan yang didapat, serta faktor resiko kanker payudara pada pasien juga ditanyakan dalam anamnesa (Gleadle, 2007).

b. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan ini terdiri atas inspeksi dan palpasi. Pada inspeksi dilakukan pengamatan ukuran dan bentuk kedua payudara pasien, serta kelainan pada kulit, antara lain : benjolan, perubahan warna kulit (eritema), tarikan pada kulit (skin dimpling), luka/ulkus, gambaran kulit jeruk (peau de orange), nodul satelit, kelainan pada areola dan puting, seperti puting susu tertarik (nipple retraction), eksema dan keluar cairan dari puting. Ada atau tidaknya benjolan pada aksila atau tanda-tanda radang serta benjolan infra dan supra klavikula juga diperhatikan (Gleadle, 2007).

Pada palpasi dilakukan perabaan dengan menggunakan kedua tangan bagian polar distal jari 2, 3, dan 4, dimana penderita dalam posisi berbaring dengan pundak diganjal bantal kecil dan lengan di atas kepala.


(33)

Palpasi harus mencakup 5 regio, terutama daerah lateral atas dan subareola, karena merupakan tempat lesi tersering. Cara melakukan palpasi ada 3 cara, yaitu sirkular, radier dan dilakukan dari pinggir payudara menuju ke areola dan meraba seluruh bagian payudara bertahap. Hal yang harus diamati bila didapati benjolan adalah lokasi benjolan (5 regio payudara, aksila, infra dan supra klavikula), konsistensi (keras, kenyal, lunak/fluktuasi), permukaan (licin rata, berbenjol-benjol), mobilitas (dapat digerakkan, terfiksir jaringan sekitarnya), batas (tegas atau tidak tegas), nyeri (ada atau tidak ada), ukuran (Gleadle, 2007).

Pada saat palpasi daerah subareola amati apakah ada keluar sekret dari puting payudara dan perhatikan warna, bau, serta kekentalan sekret tersebut. Sekret yang keluar dari puting payudara dapat berupa air susu, cairan jernih,bercampur darah, dan pus. Palpasi kelenjar aksila dilakukan untuk mengetahui apakah pada saat yang bersamaan dengan benjolan pada payudara didapati juga benjolan pada kelenjar getah bening aksila yang merupakan tempat penyebaran limfogen kanker payudara. Begitu juga dengan palpasi pada infra dan supra klavikula (Gleadle, 2007).

c. Pemeriksaan Tambahan : - Mamografi payudara - CT pada payudara - Ultrasonografi (USG) - MRI payudara

- Skrining tulang

d. Pemeriksaan biopsi jarum halus

Pada pemeriksaan ini dilakukan sitologi pada lesi atau luka yang secara klinis dan radiologik dicurigai merupakan suatu keganasan (Davey, 2006).

e. Pemeriksaan Laboratorium dan Histopatologik

Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan berupa pemeriksaan darah rutin dan kimia darah yang sesuai dengan perkiraan metastase (Davey, 2006).


(34)

Jika pada pemeriksaan-pemeriksaan tersebut di atas dijumpai adanya kelainan, baik berupa benjolan atau gambaran radiologi yang abnormal, maka perlu dilakukan biopsi untuk mendapatkan contoh jaringan yang akan diperiksa di bawah mikroskop dan dipastikan ada atau tidaknya sel kanker.

2.3.9 Penatalakasanaan

Tujuan utama pengobatan kanker payudara pada tahap awal adalah untuk mengangkat tumor dan membersihkan jaringan sekitar tumor. Tumor primer biasanya dihilangkan dengan pembedahan, yaitu lumpectomy dimana tumor tersebut diangkat, atau dengan pembedahan mastectomy, dimana sebagian payudara yang mengandung sel kanker diangkat, atau seluruh payudara diangkat. Selain terapi pembedahan juga ada radioterapi adjuvan, dimana ini berfungsi untuk mengurangi resiko rekurensi tumor lokal setelah operasi. Selain pembedahan dan radioterapi, juga dilakukan kemoterapi dan terapi hormon (Davey, 2006).

2.3.10 Prognosis

Keberlangsungan hidup pasien kanker payudara dipengaruhi oleh banyak hal, seperti: karakteristik tumor, status kesehatan, faktor genetik, level stres, imunitas, keinginan untuk hidup, dan lain-lain.

Prognosis dari kanker payudara tergantung pada stadium dari kanker payudara tersebut. Berdasarkan five-year survival rates yang berhubungan dengan stadium kanker, 99-100% untuk stadium 0, 95-100% untuk stadium I, 86% untuk stadium II, 57% untuk stadium III, dan 20% untuk stadium IV (Swart et al., 2010).


(35)

2.4 SADARI Sebagai Salah Satu Cara Deteksi Dini Kanker Payudara 2.4.1 Deteksi Dini

Menurut Sukardja (2000), deteksi dini kanker adalah suatu usaha untuk menemukan adanya kanker yang belum lama tumbuh, masih kecil, masih lokal, dan belum menimbulkan kerusakan yang berarti sehingga masih dapat disembuhkan. Deteksi dini biasanya dilakukan pada orang-orang yang “kelihatannya sehat”, asimpomatik, atau pada orang yang beresiko tinggi menderita kanker.

2.4.2 Pemeriksaan Payudara Sendiri

Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) adalah salah satu cara untuk mendeteksi dini kanker payudara. Pemeriksaan ini tidak hanya dilakukan oleh wanita yang beresiko tinggi, tetapi sebaiknya dilakukan oleh seluruh wanita karena sekitar 75% kasus kanker payudara ditemukan pada wanita yang tidak dianggap beresiko tinggi (Ihea, 2003).

Wanita usia 20 tahun ke atas sebaiknya melakukan SADARI sebulan sekali, yaitu 7-10 hari setelah menstruasi. Pada saat itu, pengaruh hormon ovarium telah hilang sehingga konsistensi payudara tidak lagi keras seperti menjelang menstruasi. Untuk wanita yang telah menopause, SADARI sebaiknya dilakukan setiap tanggal 1 setiap bulan agar lebih mudah diingat. American Cancer Society

menganjurkan perempuan menjalani pemeriksaan klinis payudara sebagai bagian dari pemeriksaan kesehatan rutin, setiap tiga tahun sekali untuk perempuan berusia 20-39 tahun dan setiap tahun untuk perempuan di atas 40 tahun (Ihea, 2003).

2.4.3 Manfaat Periksa payudara Sendiri (SADARI)

Manfaat periksa payudara sendiri (SADARI) adalah untuk mendeteksi sedini mungkin adanya kelainan pada payudara karena kanker payudara pada hakikatnya dapat diketahui secara dini oleh para wanita usia subur. Setiap wanita


(36)

mempunyai bentuk dan ukuran payudara yang berbeda, bila wanita memeriksa payudara sendri secara teratur, setiap bulan setelah haid, wanita dapat merasakan bagaimana payudara wanita yang normal. Bila ada perubahan tentu wanita dapat mengetahuinya dengan mudah.

2.4.4 Cara Melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

1. Melihat perubahan payudara di hadapan cermin

a. Lihat pada cermin, bentuk dan keseimbangan bentuk payudara (simetris atau tidak)

Gambar 2.2 SADARI dengan Melihat Payudara (Ihea, 2006)

b. Melihat perubahan bentuk dan besarnya payudara, perubahan puting susu, serta kulit payudara di depan kaca. Sambil berdiri tegak depan cermin, posisi kedua lengan lurus ke bawah disamping badan.

c. Periksa payudara dengan tangan diangkat di atas kepala. Dengan maksud untuk melihat retraksi kulit atau perlekatan tumor terhadap otot atau fascia


(37)

Gambar 2.3SADARI dengan Mengangkat Kedua Tangan (Ihea, 2006)

d. Berdiri tegak di depan cermin dengan tangan disamping kanan dan kiri. Miringkan badan ke kanan dan kiri untuk melihat perubahan pada payudara.

Gambar 2.4SADARI dengan Tangan di Samping (Ihea, 2006)


(38)

e. Menegangkan otot-otot bagian dada dengan berkacak pinggang atau tangan menekan pinggul dimaksudkan untuk menegangkan otot di daerah axilla.

2. Memeriksa Perubahan Bentuk Payudara Dengan Posisi Berbaring

Gambar 2.6 SADARI dengan Posisi Berbaring (Ihea, 2006)

a. Dimulai dari payudara kanan.

b. Baring menghadap ke kiri dengan membengkokkan kedua lutut dengan meletakkan bantal atau handuk mandi yang telah dilipat di bawah bahu sebelah kanan untuk menaikkan bagian yang akan diperiksa.

c. Kemudian letakkan tangan kanan di bawah kepala. d. Gunakan tangan kiri untuk memeriksa payudara kanan.

e. Gunakan telapak jari-jari untuk memeriksa sembarang benjolan atau penebalan.


(39)

Gambar 2.7 SADARI dengan Vertical Strip (Ihea, 2006)

a. Memeriksa seluruh bagian payudara secara vertical, dari tulang selangka di bagian atas ke batas bawah payudara, dan garis tengah antara kedua payudara ke garis tengah bagian ketiak.

b. Gunakan tangan kiri untuk mengawali pijatan pada ketiak. Kemudian putar dan tekan kuat untuk merasakan benjolan.

c. Gerakkan tangan dengan perlahan-lahan ke batas bawah payudara dengan putaran ringan dan tekan kuat di setiap tempat. Di bagian batas bawah payudara, bergerak kurang lebih 2 cm kekiri dan terus ke arah atas menuju tulang selangka dengan memutar dan menekan payudara.

d. Bergeraklah ke atas dan ke bawah mengikuti pijatan dan meliputi seluruh bagian yang ditunjuk.

Gambar 2.8 SADARI secara Pemutaran (Ihea, 2006) 4. Memeriksa payudara dengan secara Pemutaran

a. Berawal dari bagian atas payudara, buat putaran yang besar.

b. Bergeraklah sekeliling payudara dengan memperhatikan benjolan yang luar biasa.

c. Buatlah sekurang-kurangnya tiga putaran kecil sampai ke puting payudara. d. Lakukan sebanyak 2 kali. Sekali dengan tekanan ringan dan sekali dengan


(40)

5. Pemeriksaan Cairan Di Puting Payudara

Gambar 2.9 SADARI dengan Memeriksa Puting Susu (Ihea, 2006)

a. Menggunakan kedua tangan, kemudian tekan payudara untuk melihat adanya cairan abnormal dari puting payudara.

6. Memeriksa Ketiak

Gambar 2.10 SADARI dengan Memeriksa Ketiak (Ihea, 2006)

b. Letakkan tangan kanan ke samping dan merasakan ketiak dengan teliti, apakah teraba benjolan abnormal atau tidak.

Jika pada tahap-tahap pemeriksaan tersebut ditemukan adanya kelainan pada payudara dan daerah aksila (ketiak) berupa benjolan, nyeri, kemerahan, ulkus,


(41)

perubahan pada puting, dan perubahan pada kulit payudara, maka sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan yang lebih akurat. Dengan begitu diharapkan diagnosa pasti dapat segera diketahui dan dapat segera dilakukan langkah yang tepat untuk pengobatan serta diharapkan prognosisnya akan lebih baik.


(42)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka kerangka konsep dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Variabel independen variabel dependen Gambar 3.1. Kerangka konsep penelitian

3.2. Definisi Operasional

Tingkat pendidikan adalah pendidikan formal terakhir yang diselesaikan oleh responden berdasarkan ijazah yang dimiliki. Dalam hal ini, tingkat pendidikan dibagi tiga, yaitu:

a. Pendidikan rendah: Tidak sekolah, tamat SD (atau pendidikan sederajat), atau tamat SMP (atau pendidikan sederajat).

b. Pendidikan tinggi: tamat SMA atau tamat kuliah S1 (sarjana), S2 (pascasarjana), atau S3 (doktoral).

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek, baik melalui indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba (Notoatmodjo, 2003).

Tingkat pengetahuan wanita usia 20-50 tahun di Kelurahan Babura akan dijabarkan berdasarkan karakteristik responden yakni berdasarkan kelompok umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan status pernikahan. Alat pengumpulan

Tingkat Pendidikan Responden

Tingkat pengetahuan responden tentang SADARI


(43)

data berupa kuesioner sebanyak 12 pertanyaan yang langsung dijawab oleh responden. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal.

Penilaian terhadap pengetahuan wanita tentang SADARI berupa 12 pertanyaan yang diajukan kepada responden dengan skor 3 untuk jawaban benar,1 untuk jawaban salah dan 0 untuk jawaban tidak tahu, adalah sebagai berikut: a. Baik : apabila responden mendapat nilai > 50% dari seluruh skor. b. Buruk : apabila mendapat nilai < 50% dari seluruh skor.

3.3. Hipotesis

3.3.1 Hipotesis Nol (Ho)

Tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan wanita usia 20-50 tahun di Kelurahan Babura Kecamatan Medan Baru tentang SADARI.

3.3.2 Hipotesis Alternatif (Ha)

Ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan wanita usia 20-50 tahun di Kelurahan Babura Kecamatan Medan Baru tentang SADARI.


(44)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik dengan desain cross sectional, yang didapatkan gambaran pengetahuan responden tentang SADARI dan hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan responden tentang SADARI.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Pengumpulan serta pengambilan data penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan, dari bulan September hingga Oktober 2011 pada wanita usia 20-50 tahun di Kelurahan Babura, Kota Medan. Data yang berhasil dikumpulkan sudah dianalisis lebih lanjut.

4.3. Populasi dan Sampel 4.3.1. Populasi

Populasi target dalam penelitian ini adalah wanita usia 20-50 tahun yang tercatat sebagai penduduk Kelurahan Babura pada tahun 2011 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Populasi penelitian ini berjumlah 3478 orang.

4.3.2. Sampel

Sampel diambil dengan menggunakan teknik non probability sampling, yaitu dengan teknik consecutive sampling, dimana semua orang yang memenuhi kriteria sampel dijadikan sebagai sampel penelitian (Wahyuni, 2008). Adapun kriteria inklusi dan eksklusi pada penelitian ini adalah:


(45)

4.3.3 Kriteria Inklusi dan Eksklusi

 Kriteria inklusi :

1. Wanita usia 20-50 tahun

2. Penduduk Kelurahan Babura, Medan 3. Bersedia ikut dalam penelitian.  Kriteria eksklusi :

1. Mengalami gangguan fisik atau mental yang tidak memungkinkan untuk dilakukan penelitian.

2. Bukan penduduk Kelurahan Babura.

4.3.4 Besar Sampel

Menurut Notoatmodjo (2005), jumlah sampel minimal akan dihitung dengan menggunakan rumus:

N

n = --- 1 + N(d2)

Keterangan :

n = jumlah sampel minimum N = jumlah populasi

d = derajat kepercayaan (0,1)

Berdasarkan rumus diatas, besarnya sampel yang diperlukan dalam penelitian ini adalah :

N

n = --- 1 + N(d2)

3478

n = --- 1 + 3478 (0,12)


(46)

3478 n = ---

35,78

n= 97,2 dibulatkan menjadi 100 orang

Dari hasil survei awal, didapatkan bahwa jumlah wanita usia 20-50 tahun di Kelurahan Babura adalah 3478 orang. Dengan menggunakan rumus penghitungan sampel diatas, maka jumlah sampel penelitian adalah 100 orang.

4.4. Metode Pengumpulan Data 4.4.1 Data Primer

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang didapat langsung dari masing-masing sampel penelitian. Alat pengumpulan data berupa kuesioner sebanyak 12 pertanyaan yang dijawab oleh responden.

Kuesioner dibagikan kepada responden dengan terlebih dahulu dengan menjelaskan tujuan penelitian dan meminta kesediaan calon responden untuk mengikuti kegiatan penelitian.

Setelah kuesioner dijawab oleh responden, maka tingkat pengetahuan dikelompokkan berdasarkan kategori berikut:

a. Baik : apabila responden mendapat nilai >50% b. Buruk : apabila responden mendapat nilai < 50%.

Sistem skoring untuk kuisioner:

1) Untuk pertanyaan no.1, no.2, no.5, no.6, no.8 sampai no.12 setiap jawaban benar dari responden akan mendapat skor 3, jawaban salah mendapat skor 2, dan tidak tahu mendapat skor 1.

2) Untuk pertanyaan no.3, no.4, dan no.7 setiap jawaban benar dari responden akan mendapat skor 2, jawaban salah mendapat skor 3, dan tidak tahu mendapat skor 1.


(47)

3) Poin total jika responden dapat menjawab dengan tepat semua pertanyaan adalah 36 poin.

4) Seluruh skor yang didapatkan responden akan dijumlahkan. 5) Nilai yang didapat responden akan dihitung menggunakan rumus:

4.4.2 Data Sekunder

Data sekunder pada penelitian ini diperoleh dari kantor kelurahan bagian Keluarga Berencana Kecamatan Medan Baru adalah jumlah wanita usia 20-50 tahun yang tinggal di Kelurahan Babura.

4.4.3 Uji Validitas dan Realibilitas

Pada penelitian ini, digunakan data primer yang didapat langsung dari responden. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dengan alat pengumpulan data berupa kuisioner.

Kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas 12 pertanyaan. Sebelum digunakan dalam penelitian, kuisioner disebarkan kepada 20 orang responden non sample penelitian, yang terdiri atas 3 orang responden tamat SD, 4 orang tamat SMP, 5 orang tamat SMA, 2 orang tamat diploma, 5 orang tamat S1, dan 1 orang tamat S2. Kuisioner ini diuji validitas dan reliabilitasnya dengan menggunakan SPSS versi 17.0.Selanjutnya, kuesioner diuji validitasnya dengan uji validitas korelasi Pierson dan diuji oleh realibilitasnya dengan uji reliabilitas Alpha Cronbach.


(48)

Table 4.1 Data Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Nomor

Pertanyaan

Total Pearson Correlation

Status Alpha Status

Pengetahuan 1 0.584 Valid 0.777 Reliabel

2 0.615 Valid Reliabel

3 0.615 Valid Reliabel

4 0.586 Valid Reliabel

5 0.503 Valid Reliabel

6 0.651 Valid Reliabel

7 0.856 Valid Reliabel

8 0.478 Valid Reliabel

9 0.571 Valid Reliabel

10 0.496 Valid Reliabel

11 0.456 Valid Reliabel

12 0.463 Valid Reliabel

4.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dilakukan melalui beberapa proses. Proses awal adalah memeriksa ketepatan dan kelengkapan data. Data yang lengkap dan tepat tersebut diberi kode secara manual sebelum diolah dengan komputer. Kemudian data dimasukkan ke dalam program komputer dan dilakukan pemeriksaan untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam pemasukan data. Setelah itu data disimpan, lalu hasilnya disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Program statistik yang digunakan untuk mengolah dan menganalisis data penelitian ini berupa SPSS (Statistic Package for Social Science) versi 17.0.


(49)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini, akan dipaparkan hasil penelitian beserta pembahasannya. Penelitian ini dilakukan sejak penyusunan proposal hingga penyusunan laporan hasil penelitian. Proses pengumpulan data penelitian dilakukan pada bulan September hingga Oktober 2011 dengan melakukan wawancara terhadap 100 orang wanita usia 20-50 tahun yang bertempat tinggal di Kelurahan Babura tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).

5.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah Kelurahan Babura. Kelurahan Babura merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan Medan Baru yang dipimpin oleh Bapak A. Zukri Alrasyad. Penelitian mencakup lingkungan yang ada di Kelurahan Babura. Secara geografis, kelurahan ini memiliki batas-batas sebagai berikut:

• Utara : Kelurahan Petisah Hulu

• Barat : Kelurahan Darat

• Timur : Kelurahan Padang Bulan

• Selatan : Kelurahan Titi Rantai

5.2. Deskripsi Resonden Penelitian

Responden penelitian adalah wanita dengan rentang usia 20 sampai 50 tahun yang bertempat tinggal di Kelurahan Babura. Responden penelitian berjumlah 100 orang dan memiliki riwayat pendidikan yang beragam, yaitu 11 orang (11%) tamat SD/sederajat, 28 orang (28%) tamat SMP/sederajat, 40 orang (40%) tamat SMA/sederajat dan 21 (21%) orang tamat Perguruan Tinggi. (Tabel 5.1)

Tabel 5.1 : Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan karakteristik responden penelitian (N=100)


(50)

Karakteristik Responden

Frekuensi Persentase (%) Usia 20-30 31-40 41-50 55 26 19 55 26 19 Riwayat Pendidikan SD/sederajat SMP/sederajat SMA/sederajat PT 11 28 40 21 11 18 40 21

Riwayat pendidikan responden dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu pendidikan rendah (tamat SD/sederajat atau SMP/sederajat) dan pendidikan tinggi (SMA/sederajat atau tamat Perguruan Tinggi). Dari hasil pengelompokkan, didapatkan 39 orang berpendidikan rendah dan 61 orang berpendidikan tinggi.

5.3. Hasil Penelitian

5.3.1. Deskripsi Hasil Penelitian

Setelah dilakukan pengelompokkan tingkat pengetahuan, 84 orang dinyatakan memiliki pengetahuan yang buruk tentang SADARI (skor penilaian <50) dan hanya 16 orang yang memiliki pengetahuan baik tentang SADARI (skor penilaian >50). (Tabel 5.2)

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan pengetahuan responden penelitian (N=100)


(51)

Pengetahuan Frekuensi Persentase (%) Tingkat Pengetahuan Pengetahuan buruk Pengetahuan baik 84 16 84 16

5.3.2 Analisa Hasil Penelitian

Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan responden tentang SADARI, peneliti menggunakan uji chi square. Hasil uji chi square dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 5.3 Tabulasi tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan responden tentang SADARI

TINGKAT PENGETAHUAN

Total

buruk Baik

Katego ri

pendidikan

Pendidikan rendah

37 2 39

Pendidikan tinggi

47 14 61

Total 84 16 100

Tabel diatas menjelaskan tentang hubungan tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan, dimana pendidikan rendah memiliki pengetahuan buruk sebanyak 37 orang (32,8%) dan pengetahuan baiknya sebanyak 2 orang (6,2%). Sedangkan pendidikan tinggi didapat pengetahuan buruk sebanyak 47 orang (51,2%) dan pengetahuan baik sebanyak 14 orang (9,8%). Pengetahuan tentang SADARI bukan hanya didapat dari pendidikan formal saja tapi bisa dari informal,


(52)

seperti penyuluhan-penyuluhan yang dilakukan di daerah tempat tinggal dan dari berbagai media.

Uji hipotesis penelitian ini menggunakan metode Chi Square. Tabel 2x2 ini layak diuji dengan Chi Square karena tidak ada nilai expected yang kurang dari lima.

Dari hasil analisa uji chi square dengan bantuan spss versi 17.0, nilai yang dipakai adalah nilai pearson chi square. Nilai signigicancy yang didapat adalah 0,018. Confidence interval yang digunakan adalah 95% karena faktor peluang kurang dari 5% maka hasil tersebut bermakna, artinya Ho ditolak, terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan responden tentang SADARI.

Untuk mengetahui besar hubungan/kuat hubungan antara antara tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan responden tentang SADARI, dilakukan uji Lambda (Directional Measures) didapatkan hasil 0,00. Nilai tersebut lebih mendekati angka nol artinya kuat hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan responden tentang SADARI sangat kecil. Hasil yang sama juga didapatkan melalui uji Phi dan Cramer’s (Symmetric Measures) dengan koefisien korelasi 0,56 (lebih mendekati nol).

5.4 Pembahasan

5.4.1 Gambaran Pengetahuan

Dari 100 orang responden, 84 orang dinyatakan memiliki pengetahuan yang kurang tentang SADARI dan hanya 16 orang yang memiliki pengetahuan baik tentang SADARI . Hal ini menunjukkan bahwa informasi tentang SADARI masih belum tersampaikan dengan baik kepada masyarakat khususnya masyarakat di Kelurahan Babura.

Responden penelitian mengetahui istilah SADARI dari sumber yang berbeda. Ada yang mengetahuinya dari media cetak, media elektronik, orang lain maupun penyuluhan. Pengetahuan responden tentang SADARI tidak selalu diikuti


(53)

dengan kerutinan responden untuk melakukan SADARI. Dari seluruh responden yang mengetahui SADARI, ada yang tidak pernah melakukan SADARI, ada yang jarang melakukan SADARI (kurang dari tiga tahun sekali) dan ada yang rutin melakukan SADARI (sebulan sekali). Menurut peneliti, kurangnya pengetahuan masyarakat tentang SADARI lebih disebabkan oleh kurangnya ketertarikan masyarakat untuk mencari informasi tentang SADARI.

Penyuluhan kesehatan tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) di Kelurahan Babura masih kurang digalakkan. Hal ini sangat disayangkan mengingat penyelenggara pelayanan kesehatan setempat (puskesmas) sebenarnya sangat berpotensi untuk menyebarluaskan informasi tentang SADARI. Apabila para tenaga kesehatan puskesmas setempat melakukan penyuluhan, bisa mengurangi angka kejadian kanker payudara karena dengan mengetahui pemeriksaan payudara sendiri dengan begitu masyarakat dapat dengan cepat mengetahui apabila ada kelainan. Jadi, apabila ke dokter stadiumnya belum tinggi.

Sesuai dengan faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Notoatmodjo (2003), pengalaman sendiri maupun pengalaman orang lain dapat memperluas pengetahuan seseorang. Sebagian responden yang mengetahui istilah SADARI mengaku pernah memiliki masalah kesehatan pada payudara , sedangkan sebagian lainnya memiliki keluarga atau tetangga yang pernah menderita penyakit pada payudara.

Seluruh responden yang mengetahui istilah SADARI hanya mengetahui perabaan payudara saja, padahal langkah pemeriksaan payudara sendiri ada tiga , yaitu melihat, meraba dan memijat payudara. Kelainan yang mungkin ditemukan saat pemeriksaan pun tidak hanya benjolan. Seperti yang kita ketahui, kelainan lain yang mungkin ditemukan adalah ukuran dan bentuk payudara yang tidak simetris, perubahan pada puting, luka pada kulit atau putting, perubahan warna kulit payudara, permukaan kulit yang tidak mulus dan keluarnya cairan yang tidak normal dari puting susu.


(54)

5.4.2 Gambaran Frekuensi Melakukan SADARI

Tidak semua responden melakukan SADARI secara teratur meskipun telah mengetahui pentingnya pemeriksaan dini. Ada yang berfikiran bahwa pemeriksaan payudara sendiri itu hanya perlu dilakukan jika ada keluhan, misalnya ada nyeri pada payudara. Padahal itu sebagai salah satu cara untuk mendeteksi dini kanker payudara. Pemeriksaan payudara sendiri ini seharusnya dilakukan oleh orang-orang yang kelihatannya sehat atau orang yang asimptomatik (Sukardja, 2000).

5.4.3 Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Pengetahuan Responden tentang SADARI

Hubungan tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan, dimana pendidikan rendah memiliki pengetahuan buruk sebanyak 37 orang (32,8%) dan pengetahuan baiknya sebanyak 2 orang (6,2%). Sedangkan pendidikan tinggi didapat pengetahuan buruk sebanyak 47 orang (51,2%) dan pengetahuan baik sebanyak 14 orang (9,8%). Pengetahuan tentang SADARI bukan hanya didapat dari pendidikan formal saja tapi bisa dari informal, seperti penyuluhan-penyuluhan yang dilakukan di daerah tempat tinggal dan dari berbagai media.

Pengetahuan yang kurang menunjukkan bahwa responden tidak mengetahui atau salah dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner penelitian. Secara umum, responden tidak mengetahui atau salah dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini:

SADARI dapat dilakukan tanpa alat apapun Sejak usia berapa dianjurkan melakukan SADARI Seberapa sering melakukan SADARI

Wanita yang dianjurkan melakukan SADARI

Dari hasil analisa data diketahui bahwa ada hubungan antara tingkat pendidkan dengan tingkat pengetahuan responden tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).


(55)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1KESIMPULAN

• Dari 100 orang responden penelitian, sebanyak 29 orang (29%) memiliki tingkat pendidikan rendah (tamat SD/sederajat atau SMP/sederajat) dan 71 orang (71%) memiliki tingkat pendidikan tinggi (tamat SMA/sederajat atau Perguruan Tinggi).

• Setelah dilakukan pengelompokkan tingkat pengetahuan tentang SADARI, 84 orang (84%) memiliki pengetahuan yang kurang tentang SADARI (skor penilaian <50) dan hanya 16 orang (16%) yang memiliki pengetahuan yang baik tentang SADARI (skor penilaian >50).

• Hubungan tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan, dimana pendidikan rendah memiliki pengetahuan buruk sebanyak 37 orang (32,8%) dan pengetahuan baiknya sebanyak 2 orang (6,2%). Sedangkan pendidikan tinggi didapat pengetahuan buruk sebanyak 47 orang (51,2%) dan pengetahuan baik sebanyak 14 orang (9,8%). Pengetahuan tentang SADARI bukan hanya didapat dari pendidikan formal saja tapi bisa dari informal, seperti penyuluhan-penyuluhan yang dilakukan di daerah tempat tinggal dan dari berbagai media.

• Responden penelitian mengetahui istilah SADARI dari sumber yang berbeda. Ada yang mengetahuinya dari media cetak, media elektronik, orang lain maupun penyuluhan. Pengetahuan responden tentang SADARI tidak selalu diikuti dengan kerutinan responden untuk melakukan SADARI. Dari seluruh responden yang mengetahui SADARI, ada yang tidak pernah melakukan SADARI, ada yang jarang melakukan SADARI (kurang dari tiga tahun sekali) dan ada yang rutin melakukan SADARI (sebulan sekali). Menurut peneliti, kurangnya pengetahuan masyarakat tentang SADARI lebih disebabkan oleh


(56)

kurangnya ketertarikan masyarakat untuk mencari informasi tentang SADARI.

• Dari hasil analisa uji chi square dengan bantuan spss versi 17.0, nilai yang dipakai adalah nilai pearson chi square. Nilai signigicancy yang didapat adalah 0,018. Confidence interval yang digunakan adalah 95% karena faktor peluang kurang dari 5% maka hasil tersebut bermakna, artinya Ho ditolak, terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan responden tentang SADARI. Dari hasil ini, disimpulkan bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan wanita usia 20-50 tahun di Kelurahan Babura tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).

6.2 SARAN

• Puskesmas di Kelurahan Babura, sebagai unit kesehatan primer dimasyarakat, diharapkan dapat meningkatkan promosi kesehatan dalam bentuk penyuluhan, terutama tentang pemeriksaan payudara sendiri. Penyuluhan dilakukan kepada seluruh wanita, baik yang tingkat pendidikannya rendah maupun tinggi. Sebaiknya penyuluhan juga disertai dengan peragaan cara melakukan SADARI agar para wanita dapat lebih memahami dan dapat dengan mudah mempraktekkannya dirumah.

• Pihak lain, baik pemerintah maupun swasta, juga dapat berperan aktif dalam menyebarluaskan informasi tentang pemeriksaan payudara sendiri. Informasi dapat disebarluaskan melalui media cetak (Koran,majalah,tabloid) atau media elektronik (radio dan televisi) karena kedua media ini mudah diakses oleh masyarakat.

• Ibu –ibu PKK Dharma Wanita kantor Kelurahan Babura bisa turut serta dalam melakukan penyuluhan pemeriksaan payudara sendiri terhadap seluruh wanita yang tinggal di Kelurahan Babura.

• Masyarakat khususnya para wanita, sangat dianjurkan untuk lebih proaktif dalam mencari informasi seputar masalah kesehatan wanita, terutama


(57)

tentang pemeriksaan payudara sendiri yang merupakan salah satu cara untuk mendeteksi kanker payudara.

• Peneliti selanjutnya dapat menyempurnakan penelitian ini. Peneliti merekomendasikan kepada peneliti selanjutnya untuk meneliti faktor apa saja yang menyebabkan masih kurangnya pengetahuan masyarakat tentang SADARI karena tingkat pengetahuan seseorang tidak hanya diukur dari tingkat pendidikannya saja.


(58)

DAFTAR PUSTAKA

Audrey Berman, Shirlee J., Barbara K., et al., 2009. Pengkajian Kesehatan Pada Orang Dewasa. Available From:

29 March 2010]

Davey, Patrick, 2006. Kanker Payudara. Dalam: Davey, Patrick, ed. At a Glance Medicine. Jakarta : Penerbit Erlangga, 341.

Gleadle, Jonathan, 2007. Pemeriksaan Payudara. Dalam: Gleadle, Jonathan, ed. At a Glance Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik. Jakarta : Penerbit Erlangga, 34.

Ihea.,2003. Pemeriksaan Payudara. Available from:

http://ihea.info/multicultural_health_education/files/indonesian_b03 07_cancer_info.pdf [Accessed: 12 April 2010]

Ihea, 2003. Pemeriksaan Payudara. Available from:

http://ihea.info/multicultural_health_education/files/indonesian_b03-07_cancer_info_pdf [Accessed : 24 Februari 2010 ]

Meliono, Irmayanti, et all., 2007. MPKT Modul 1. Jakarta: Lembaga Penerbitan FEUI.

Notoatmodjo, Soekidjo., 2003. Konsep Perilaku dan Perilaku Kesehatan. Dalam :

Pendidikan dan Perilaku Kesehatan., Jakarta : Rineka Cipta, 121-128.

Notoatmodjo, Soekidjo, 2005. Konsep Perilaku dan Perilaku Kesehatan. Dalam:

Notoatmodjo, Soekidjo, ed. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi.


(59)

Notoatmodjo, Soekidjo, 2005. Teknik Pengambilan Sampel. Dalam:

Notoatmodjo, Soekidjo, ed. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Eka Cipta, 85 dan 92.

Rasjidi,Imam.,2009. Kanker Payudara. Dalam : Deteksi dini, dan Pencegahan Kanker Payudara., Jakarta : Sagung Seto, 54-91.

Reksopradjo. 2004. Prinsip-Prinsip Deteksi Dini dan Skrining. Dalam : Deteksi dini, dan Pencegahan Kanker Payudara., Jakarta : Sagung Seto, 5-7.

Sarwono P., 1996. Ilmu Kandungan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiro Hardjo, Jakarta. Snell, Richard S., 2006. Extremitas Superior. Dalam:Anatomi Klinik. Edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC,420-422.

Sjamsuhidajat, R., dan De Jong, W., 2004. Neoplasia. Dalam: Sjamsuhidajat, R., dan De Jong, W., ed. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta : EGC, 131 dan 138.

Sjamsuhidajat, R., dan De Jong, W., 2004. Payudara. Dalam: Sjamsuhidajat, R., dan De Jong, W., ed. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta : EGC, 388-389, 399-402.

Snell, Richard S., 2006. Extremitas Superior. Dalam : Anatomi Klinik. Edisi 6. Jakarta : EGC, 420-422.

Sukardja, I Dewa Gede, 2000. Deteksi Dini Kanker. Dalam : Onkologi Klinik. Edisi 2. Surabaya: Airlangga University Press, 175-177. Sulistina, D. 2009. Hubungan antara Pengetahuan Menstruasi dengan Perilaku Kesehatan Remaja Putri tentang Menstruasi di SMPN 1 Trenggalek.


(60)

Suyatno dan Pasaribu, Emir Taris. 2010. Bedah Onkologi Diagnostik dan Terapi. Jakarta : Penerbit Sagung Seto, 35.

Swart, R., Downey, L., Lang, J., Thompson P. A., Livingston, R. B., and Stopeck, A. T., 2010. Breast Cancer. Available from:

http://emedicine.medscape.com/article/283561-ovepasrview [Accessed 12 March 2010].

UICC (International Union Against Cancer), 2002, Breast Tumours. In: Sobin, L.H., and Wittekind, Ch., ed, TNM Classification of Malignant Tumours. New York : Wiley-Liss, 131-141.

Wahyuni, Arlinda Sari, 2008. Statistika Kedokteran. Jakarta : Bamboedoea Communication, 87-102.


(61)

LAMPIRAN 1

LEMBAR PENJELASAN

Assalamu’alaikum Wr. Wb. Salam Sejahtera,

Saya, Wizni Nadra Lubis, mahasiswi semester VI Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, saat ini tengah melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-50 Tahun Mengenai Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) sebagai Salah Satu Cara Mendeteksi Dini Kanker Payudara di Kelurahan Babura Tahun 2011”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan Saudari/Ibu mengenai pemeriksaan payudara sendiri sebagai salah satu cara deteksi dini kanker payudara.

Saya mengharapkan keikutsertaan dan kerjasama dari Saudari/Ibu untuk memberikan jawaban yang sebenar-benarnya dalam penelitian ini. Jawaban yang Saudari/Ibu berikan hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian ini dan tidak akan disalahgunakan untuk maksud-maksud lain. Identitas Saudari/Ibu akan tetap dirahasiakan dan tidak akan dipublikasikan.

Keikutsertaan Saudari/Ibu dalam penelitian ini sangat saya harapkan. Partisipasi Saudari/Ibu bersifat bebas dan tanpa ada paksaan serta berhak untuk menolak berpartisipasi tanpa dikenakan sanksi apapun.

Demikian penjelasan ini saya sampaikan. Atas partisipasi dan kesediaan Saudari/Ibu, saya ucapkan terima kasih.

Medan, ________________ 2011


(62)

LAMPIRAN 2

LEMBAR PERNYATAAN

PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT) KESEDIAAN MENGIKUTI PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama :

Umur :

Alamat :

Setelah membaca dan mendapat penjelasan serta memahami sepenuhnya tentang penelitian,

Judul Penelitian : Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-50 tahun Mengenai Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) di Kelurahan Babura Tahun 2011

Nama Peneliti : Wizni Nadra Lubis

Instansi Penelitian : Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Dengan ini menyatakan bersedia untuk menjadi subyek penelitian dengan sukarela dan tanpa paksaan.

Medan, ... 2011 Yang Membuat Pernyataan


(63)

LAMPIRAN 3

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA 20-50 TAHUN MENGENAI PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI KELURAHAN

BABURA TAHUN 2011 I. Identitas Responden (wajib diisi)

Nama : ... Umur : ... tahun

Pendidikan terakhir (tamat) : Tidak Sekolah / SD / SMP / SMA / Perguruan Tinggi

Pekerjaan : ………

Status perkawinan : Menikah / Belum Menikah

II. Pertanyaan Inklusi dan Eksklusi Penelitian Pengetahuan wanita tentang SADARI

Berilah tanda (√) pada SATU jawaban yang PALING BENAR menurut Anda.

No Pertanyaan Benar Salah Tidak

Tahu 1. SADARI adalah salah satu cara deteksi dini kanker

payudara

2. SADARI dapat dilakukan tanpa alat apapun 3. Sadari dilakukan sebagai pengobatan pada kanker


(64)

4. SADARI dapat dilakukan untuk mengobati infeksi pada payudara

5. Wanita dapat melakukan SADARI mulai dari usia 20 tahun

6. SADARI dilakukan secara rutin setiap bulan 7. Wanita yang sudah menopause tidak dianjurkan

melakukan SADARI

8. Struktur payudara akan berubah setiap bulannya

9. SADARI dapat dilakukan pada posisi tegak di depan cermin

10. SADARI dapat dilakukan berbaring

11. SADARI dapat dilakukan dengan memijat mulai bagian tepi payudara hingga bagian tengah payudara 12. SADARI dilakukan dengan jari telunjuk, jari tengah,


(65)

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Wizni Nadra Lubis

Tempat/tanggal lahir : Padang, 11 Maret 1990

Pekerjaan : Mahasiswa

Agama : Islam

Alamat : Jl. Berlian komp. Graha Garuda Mas no. 37-38 Nomor Telepon : HP (08126043411)

Orang Tua : Ayah : drs. H. Ahmad Sayuti Lubis, Ak Ibu : Hj. Minda Mora Lubis

Riwayat Pendidikan : TK Kutilang Medan

SD Kemala Bhayangkari Medan SMP Negeri 10 Medan

SMA Negeri 17 Medan

Riwayat Organisasi : 1. Anggota HMI FK USU 2008-2010


(1)

Suyatno dan Pasaribu, Emir Taris. 2010. Bedah Onkologi Diagnostik dan Terapi. Jakarta : Penerbit Sagung Seto, 35.

Swart, R., Downey, L., Lang, J., Thompson P. A., Livingston, R. B., and Stopeck, A. T., 2010. Breast Cancer. Available from:

http://emedicine.medscape.com/article/283561-ovepasrview [Accessed 12 March 2010].

UICC (International Union Against Cancer), 2002, Breast Tumours. In: Sobin, L.H., and Wittekind, Ch., ed, TNM Classification of Malignant Tumours. New York : Wiley-Liss, 131-141.

Wahyuni, Arlinda Sari, 2008. Statistika Kedokteran. Jakarta : Bamboedoea Communication, 87-102.


(2)

LAMPIRAN 1

LEMBAR PENJELASAN Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Salam Sejahtera,

Saya, Wizni Nadra Lubis, mahasiswi semester VI Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, saat ini tengah melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-50 Tahun Mengenai Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) sebagai Salah Satu Cara Mendeteksi Dini Kanker Payudara di Kelurahan Babura Tahun 2011”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan Saudari/Ibu mengenai pemeriksaan payudara sendiri sebagai salah satu cara deteksi dini kanker payudara.

Saya mengharapkan keikutsertaan dan kerjasama dari Saudari/Ibu untuk memberikan jawaban yang sebenar-benarnya dalam penelitian ini. Jawaban yang Saudari/Ibu berikan hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian ini dan tidak akan disalahgunakan untuk maksud-maksud lain. Identitas Saudari/Ibu akan tetap dirahasiakan dan tidak akan dipublikasikan.

Keikutsertaan Saudari/Ibu dalam penelitian ini sangat saya harapkan. Partisipasi Saudari/Ibu bersifat bebas dan tanpa ada paksaan serta berhak untuk menolak berpartisipasi tanpa dikenakan sanksi apapun.

Demikian penjelasan ini saya sampaikan. Atas partisipasi dan kesediaan Saudari/Ibu, saya ucapkan terima kasih.

Medan, ________________ 2011


(3)

LAMPIRAN 2

LEMBAR PERNYATAAN

PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT)

KESEDIAAN MENGIKUTI PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama :

Umur :

Alamat :

Setelah membaca dan mendapat penjelasan serta memahami sepenuhnya tentang penelitian,

Judul Penelitian : Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-50 tahun Mengenai Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) di Kelurahan Babura Tahun 2011

Nama Peneliti : Wizni Nadra Lubis

Instansi Penelitian : Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Dengan ini menyatakan bersedia untuk menjadi subyek penelitian dengan sukarela dan tanpa paksaan.

Medan, ... 2011 Yang Membuat Pernyataan


(4)

LAMPIRAN 3

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA 20-50 TAHUN MENGENAI PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI KELURAHAN

BABURA TAHUN 2011

I. Identitas Responden (wajib diisi)

Nama : ... Umur : ... tahun

Pendidikan terakhir (tamat) : Tidak Sekolah / SD / SMP / SMA / Perguruan Tinggi

Pekerjaan : ………

Status perkawinan : Menikah / Belum Menikah

II. Pertanyaan Inklusi dan Eksklusi Penelitian

Pengetahuan wanita tentang SADARI

Berilah tanda (√) pada SATU jawaban yang PALING BENAR

menurut Anda.

No Pertanyaan Benar Salah Tidak

Tahu 1. SADARI adalah salah satu cara deteksi dini kanker

payudara

2. SADARI dapat dilakukan tanpa alat apapun 3. Sadari dilakukan sebagai pengobatan pada kanker


(5)

4. SADARI dapat dilakukan untuk mengobati infeksi pada payudara

5. Wanita dapat melakukan SADARI mulai dari usia 20 tahun

6. SADARI dilakukan secara rutin setiap bulan 7. Wanita yang sudah menopause tidak dianjurkan

melakukan SADARI

8. Struktur payudara akan berubah setiap bulannya 9. SADARI dapat dilakukan pada posisi tegak di depan

cermin

10. SADARI dapat dilakukan berbaring

11. SADARI dapat dilakukan dengan memijat mulai bagian tepi payudara hingga bagian tengah payudara 12. SADARI dilakukan dengan jari telunjuk, jari tengah,


(6)

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Wizni Nadra Lubis

Tempat/tanggal lahir : Padang, 11 Maret 1990

Pekerjaan : Mahasiswa

Agama : Islam

Alamat : Jl. Berlian komp. Graha Garuda Mas no. 37-38 Nomor Telepon : HP (08126043411)

Orang Tua : Ayah : drs. H. Ahmad Sayuti Lubis, Ak Ibu : Hj. Minda Mora Lubis

Riwayat Pendidikan : TK Kutilang Medan

SD Kemala Bhayangkari Medan SMP Negeri 10 Medan

SMA Negeri 17 Medan

Riwayat Organisasi : 1. Anggota HMI FK USU 2008-2010


Dokumen yang terkait

Tingkat Pengetahuan Mahasiswi Fakultas Sastra USU Medan Angkatan 2008 Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Sebagai Salah Satu Cara Untuk Mendeteksi Dini Kanker Payudara

1 36 70

Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-40 Tahun Di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Tentang Sadari Sebagai Salah Satu Cara Untuk Mendeteksi Dini Kanker Payudara

1 21 46

Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-50 Tahun Tentang SADARI Sebagai Salah Satu Deteksi Dini Kanker Payudara di Kelurahan Tanjung Rejo Medan

1 69 65

Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-50 Tahun Tentang SADARI Sebagai Salah Satu Deteksi Dini Kanker Payudara di Kelurahan Tanjung Rejo Medan

0 2 65

Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-50 Tahun Tentang SADARI Sebagai Salah Satu Deteksi Dini Kanker Payudara di Kelurahan Tanjung Rejo Medan

0 0 11

Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-50 Tahun Tentang SADARI Sebagai Salah Satu Deteksi Dini Kanker Payudara di Kelurahan Tanjung Rejo Medan

0 0 1

Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-50 Tahun Tentang SADARI Sebagai Salah Satu Deteksi Dini Kanker Payudara di Kelurahan Tanjung Rejo Medan

0 0 3

Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-50 Tahun Tentang SADARI Sebagai Salah Satu Deteksi Dini Kanker Payudara di Kelurahan Tanjung Rejo Medan

0 1 15

Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-50 Tahun Tentang SADARI Sebagai Salah Satu Deteksi Dini Kanker Payudara di Kelurahan Tanjung Rejo Medan

0 0 3

Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-50 Tahun Tentang SADARI Sebagai Salah Satu Deteksi Dini Kanker Payudara di Kelurahan Tanjung Rejo Medan

0 0 18