Analisis Biaya Kemacetan Kendaraan Di Jalan Setiabudi (Studi Kasus Depan Sekolah Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah (YPSA) )

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Transportasi merupakan salah satu komponen yang penting bagi kehidupan dan perkembangan ekonomi, sosial, politik dan mobilitas penduduk. Permasalahan transportasi yang sekarang selalu dihadapi kota-kota besar di Indonesia adalah masalah kemacetan lalu lintas. Menurut Tamin (2000 : 493) masalah lalu lintas atau kemacetan menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi pemakai jalan terutama dalam hal pemborosan waktu, pemborosan bahan bakar, pemborosan tenaga dan rendahnya tingkat kenyamanan berlalu-lintas serta meningkatnya polusi baik suara maupun polusi udara. Kota Medan sebagai kota yang sedang berkembang tidak lepas dari masalah transportasi seperti masalah kemacetan dan masalah ketidaknyamanan berlalulintas sebagaimana kota-kota besar lainnya.

Kemacetan lalu lintas muncul ketika volume lalu lintas melebihi kapasitas jalan atau simpang. Penambahan jumlah kendaraan menyebabkan tundaan, waktu perjalanan menjadi lebih lama dan mengakibatkan kenaikan biaya transportasi. Kondisi ini menyebabkan adanya eksternalitas yang dapat digunakan sebagai dasar argumentasi rencana biaya kemacetan. Karena itu pengurangan kemacetan lalu lintas merupakan salah satu target utama dalam menentukan dalam menentukan kebijakan transportasi, karena kerugian ekonomi disebabkan oleh kemacetan lalu lintas (Sugiyanto, 2007).


(2)

Kemacetan menurut Gito Sugiyanto adalah situasi atau keadaan tersendat atau bahkan terhentinya lalu lintas yang disebabkan banyaknya jumah kendaraan melebihi kapasitas jalan. Dapat dikatakan juga macet merupakan suasana menumpuknya kendaraan yang ada di jalan raya yang disebabkan oleh kapasitas jalan yang tidak sepadan dengan jumlah kendaraan yang ada. Kemacetan lalu lintas di jalan juga terjadi karena ruas jalan yang sudah mulai tidak mampu lagi menerima atau melewatkan arus kendaraan yang datang. Hal ini terjadi karena pengaruh hambatan atau gangguan samping yang tinggi, sehingga mengakibatkan penyempitan ruas jalan, seperti: parkir di badan jalan, berjualan di trotoar dan badan jalan, kegiatan sosial yang menggunakan badan jalan dan lain lain.

Kemacetan atau tundaan lalu lintas juga sering terjadi karena prilaku angkutan umum yang sering mendahului dan tiba-tiba berhenti di badan jalan untuk menaikkan dan menurunkan penumpang dengan alasan kejar setoran tanpa memperhatikan keselamatan pengendara lain. Tidak tertibnya para pengemudi kendaraan umum seringkali menimbulkan kemacetan – kemacetan, terutama di jalur – jalur utama. Berhentinya kendaraan umum disembarang tempat dan waktu, sehingga praktis lajur tidak dapat digunakan secara efektif (Suryani, 2001).

Biaya kemacetan timbul dari hubungan antara kecepatan dan aliran lalu lintas di jalan serta hubungan antara kecepatan dan biaya kendaraan. Jika batas aliran lalu lintas yang ada dilampaui, kecepatan rata-rata lalu lintas akan turun. Pada saat kecepatan mulai turun, biaya operasi kendaraan akan meningkat dan waktu untuk melakukan perjalanan akan meningkat (Stubs, 1980).


(3)

Biaya kemacetan adalah biaya perjalanan akibat tundaan lalu lintas maupun tambahan volume kendaraan yang mendekati atau melebihi kapasitas pelayanan jalan (Nash, 1997, dalam Cahyani, 2000).

Pada jam-jam tertentu di ruas jalur Jalan Setia budi depan sekolah Shafiyatul Amaliyah sering terjadi kemacetan karena beberapa hal seperti parkir kendaraan kendaraan roda empat di badan jalan dan angkutan umum yang berhenti tidak pada tempatnya. Dengan adanya kemacetan maka pengguna jalan harus mengurangi kecepatan kendaraannya atau bahkan berhenti sesekali (tersendat-sendat) untuk menunggu tundaan kendaraan yang terjadi.

Kemacetan yang terjadi sering terjadi di kawasan tersebut sehingga pengguna kendaraan tidak mengetahui bahwa kemacetan dapat menambah biaya-biaya yang sering juga disebut biaya kemacetan.

Pada penelitian ini penulis ingin mengetahui berapa biaya kemacetan di Jalan Setia budi depan sekolah Shafiyatul Amaliyah melalui perhitungan selisih biaya operasional kendaraan normal dengan biaya operasional kendaraan akibat macet.

1.2 Permasalahan

Yayasan Pendidikan Shafiyatul Amaliyah merupakan yayasan yang menyediakan sarana sekolah mulai dari Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), hingga jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA). Keberhasilannya sekolah ini dalam meningkatkan kualitas dan mutu


(4)

pendidikan, mendorong masyarakat terutama yang memiliki tingkat perekonomian tinggi berusaha untuk dapat menyekolahkan putra dan putrinya disekolah tersebut. Sebagian besar murid di yayasan ini menggunakan mobil untuk antar jemput, baik itu sarana yang dikelola pihak sekolah maupun kendaraan pribadi orang tua murid.

Adanya simpang dan lebar jalan yang kurang memadai, maka pada pagi hari saat murid masuk sekolah, dan pada siang hari saat murid pulang sekolah kemacetan tak dapat dihindari lagi. Jumlah antrian yang cukup panjang di depan sekolah ini terjadi pada pagi pukul 06.15 hingga pukul 08.30 dan untuk siang hari terjadi pada pukul 13.00 hingga pukul 14.00. Walaupun secara sekilas hal ini tidak menimbulkan permasalahan yang penting, tetapi perlu adanya analisa lalu lintas melalui perhitungan-perhitungan teknis, sehingga dapat diketahui seberapa besar dampak yang ditimbulkan oleh kemacetan lalu lintas di lokasi tersebut.

1.3 Perumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan permasalahan diatas dapat dirumuskan masalah yang terjadi, yaitu berkurangnya kecepatan perjalanan kendaraan di Jalan Setiabudi depan sekoah Shafiyatul Amaliyah sehingga membuat bertambahnya biaya operasional kendaraan akibat kemacetan.


(5)

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini untuk mengetahui biaya operasional kendaraan yang dikeluarkan akibat penurunan kecepatan di Jalan Setia budi depan sekolah Shafiyatul Amaliyah

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian adalah:

1. Bagi penulis, menjadi sarana untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh dari bangku perkuliahan yang dituangkan dalam suatu penelitian terhadap studi kasus di lapangan.

2. Masyarakat dapat menjadi bahan masukan dalam mempertimbangkan biaya yang dikeluarkan jika terjebak macet.

1.6 Batasan Masalah

1. Transportasi darat yang dihitung biaya operasional kendaraan yang dikeluarkan adalah mobil pribadi.

2. Penelitian dilakukan pada ruas Jalan Setia budi depan sekolah Shafiyatul Amaliyah

3. Penelitian dilakukan pada jam sibuk dimana tingkat pelayanan dan fungsi jalannya berada dalam kondisi jam puncak (peak hour)


(6)

1.7 Metodologi Penelitian

Metode penelitian yang akan dilaksanakan adalah:

1.7.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Jalan Setiabudi


(7)

B

Sketsa Penelitian

1.7.2 Metode dan Tahapan Penelitian

Tugas akhir ini disusun dengan tahapan sebagai berikut :

1. Penelitian ini dimulai dengan mencari latar belakang masalah kemudian dirumuskan menjadi rumusan masalah dan tujuan penelitian.

2. Setelah dirumuskan tujuan penelitian, tahapan berikutnya mencari studi terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini.

3. Pengambilan data/survey dilakukan selama dua hari yaitu pada hari senin dan selasa. Ada dua jenis data yang diperlukan: Data Primer yaitu volume lalu lintas dan kecepatan perjalanan. Data sekunder yakni data yang sudah tersusun yang didapat dari instansi-instansi tertentu dan dinas terkait.

Teknik pengambilan data primer untuk penilitian ini adalah :

- Pengambilan data lapangan untuk analisis penelitian ini diperlukan data volume lalu lintas yang melintasi jalan Setiabudi depan sekolah Yayasan


(8)

Shafiyatul Amaliyah dan data kecepatan pada ruas jalan tesebut pada saat kondisi normal maupun macet.

- Pengambilan data dilaksanakan selama 2 hari, yaitu hari senin dan selasa, dengan pertimbangan bahwa pada hari tersebut dianggap dapat mewakili kondisi arus lalulintas yang padat dengan aktifitas sekolah dan kegiatan kerja.

- Pengumpulan data dilakukan selama 12 jam yaitu pada jam-jam sibuk, dimana pada jam 07.00 – 09.00 WIB, 09.00 – 11.00 WIB, 11.00 – 13.00 WIB, 13.00 – 15.00 WIB, 15.00 – 17.00 WIB, 17.00 – 19.00 WIB.

4. Setelah data terkumpul dihitung BOK yang disebabkan adanya kemacetan tersebut.

5. Tahapan terakhir dalam penelitian ini menghitung biaya kemacetan yang terjadi di kawasan tersebut.


(9)

1.8 Diagram Alir Penelitian

1.9 Review Jurnal Sebelumnya

1. Judul : ANALISIS KECEPATAN KENDARAAN PADA RUAS JALAN BRIGJEN SUDIARTO ( MAJAPAHIT ) KOTA SEMARANG DAN PENGARUHNYA TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR MINYAK (BBM)

Peneliti : Yudha Wijayanto

Peningkatan volume lalu lintas di Jalan Brigjen Sudiarto tidak terlepas karena pertumbuhan jumlah penduduk disekitar jalan tersebut. Hal ini menyebabkan terjadinya kemacetan di sepanjang koridor Jalan Brigjen Sudiarto yang pada akhirnya

Latar Belakang

Studi Literatur

Pengambilan Data/ Survey

Analisa Kerja dan Evaluasi

Analisa Biaya Kemacetan

Kesimpulan Dan Saran Data Primer Volume Lalu-Lintas, Kecepatan, dll. Data Sekunder Analisa Biaya Operasional Kendaraan Harga Kendaraan, Ban, Pelumas, Bensin dan Pertumbuhan Kendaraan


(10)

menimbulkan menurunnya kecepatan kendaraan yang sangat besar yang berpengaruh pada tingkat konsumsi BBM yang meningkat. Dalam studi ini pengaruh kecepatan kendaraan terhadap tingkat konsumsi BBM memperlihatkan hubungan yang sangat signifikan. Perhitungan tingkat konsumsi BBM didapat dari rumus Pacific Consultant International (PCI) yang telah dikalibrasi dengan analisa Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel dengan metode Matriks sesuai dengan masing-masing penggal jalan.

Dari rumus PCI didapat persamaan kuadrat baru yang mempunyai titik puncak/balik pada masing-masing penggal. Titik puncak/balik pada masing-masing penggal menunjukkan batasan yang akan memperlihatkan tingkat konsumsi BBM. Jika kecepatan kendaraan dibawah titik puncak maka tingkat konsumsi BBM berbanding terbalik dengan dengan kecepatan kendaraan, artinya konsumsi BBM naik apabila kecepatan kendaraan turun dan sebaliknya. Dan apabila kecepatan kendaraan sudah diatas titik puncak/balik maka tingkat konsumsi BBM berbanding lurus dengan kecepatan kendaraan, artinya tingkat konsumsi BBM naik apabila kecepatan kendaraan naik dan sebaliknya.

Dari hasil perhitungan konsumsi BBM dengan menggunakan persamaan konsumsi BBM yang telah dikalibrasi didapat tingkat konsumsi BBM rata-rata berbanding terbalik dengan kecepatan kendaraan, artinya konsumsi BBM-nya turun dengan naiknya kecepatan kendaraan, kecuali pada penggal III hari rabu arah menuju kota pada jam 11.00-12.00 Wib tingkat konsumsi BBM-nya berbanding lurus dengan kecepatannya, yaitu pada titik : (56,73;0,263) dan (57,362;0,264), karena pada jam analisis tersebut tingkat kecepatan sudah melebihi titik puncak/balik (56,665;0,248). Hal ini juga terjadi pada hari minggu penggal I arah menuju kota, tingkat


(11)

konsumsi BBM-nya sudah berbanding lurus dengan tingkat kecepatan kendaraan, yaitu pada jam 07.00-08.00 Wib, yaitu pada titik : (57,915;0,2245) dan pada jam 16.00-17.00 Wib pada titik : (54,915;0,223), (57,176;0,2242), dimana penggal I hari minggu arah menuju kota mempunyai titik puncak/balik (54,175;0,213), sehingga kecepatan kendaraan yang sudah melebihi titik puncak (balik) pada masing-masing penggalnya dapat dikatakan tingkat konsumsi BBM-nya boros karena sudah melebihi batas konsumsi BBM dan batas kecepatan kendaraan.

2. Judul : BIAYA KEMACETAN RUAS JALAN KOTA YOGYAKARTA Peneliti : Imam Basuki dan Siswadi

Masalah kemacetan pada suatu ruas jalan adalah sesuatu yang sering terjadi pada daerah perkotaan. Kemacetan lalu lintas mempunyai akibat yang sangat besar apabila dicermati secara lebih mendalam. Salah satu hal yang sangat dominan adalah adanya pemborosan bahan bakar. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar dampak secara ekonomi kerugian yang diakibatkan oleh adanya kemacetan.

Kapasitas dasar untuk ruas jalan gejayan adalah 1.650 SMP/jam per jalur sehingga kapasitas dasar untuk 4 jalur adalah 6.600 SMP/jam. Faktor penyesuaian lebar jalan, besarnya 1,08. Faktor penyesuaian arah lalu lintas besarnya 1,0. Faktor penyesuaian gesekan samping dan kerb besarnya 0,96. Faktor ukuran kota besarnya 1,0. Sehingga Kapasitas jalan gejayan 6.843 SMP/jam. Kondisi pengamatan jalan gejayan dilewati sejumlah 1.017,79 SMP/jam untuk satu arah atau sejumlah sekitar 2.035 SMP/jam sehingga karena masih sangat jauh dibawah kapasitasnya maka jalan Gejayan dapat dikatakan tidak mengalami kemacetan.


(12)

Kerugian yang dihitung hanya mencakup masalah pemborosan dari nilai operasi kendaraan yang ada. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa hubungan antara jumlah arus (smp/jam) dengan kecepatan yang terjadi (km/jam) adalah kecepatan berbanding terbalik dengan besarnya arus lalu lintas. Kerugian akibat kelambatan arus lalu lintas yang terjadi di jalan Gejayan adalah sebesar Rp. 11.282.482,21 per jam. Kerugian ini berupa bertambahnya biaya operasional kendaraan yang semestinya tidak perlu dikeluarkan apabila kecepatannya bisa mencapai kecepatan desain perencanaan.

3. Judul : PERMODELAN BIAYA KEMACETAN PENGGUNA MOBIL PRIBADI DENGAN VARIASI NILAI KECEPATAN AKTUAL KENDARAAN

Peneliti : Gito Sugiyanto

Kemacetan lalulintas adalah situasi ketika kecepatan aktual kendaraan berada di bawah kecepatan arus bebas. Situasi ini mengakibatkan kerugian bagi pengguna jalan, yang dapat berupa peningkatan konsumsi bahan bakar, waktu yang terbuang, dan pencemaran lingkungan.. Biaya kemacetan merupakan selisih antara biaya gabungan transportasi pada kondisi kecepatan arus bebas dengan biaya gabungan biaya transportasi pada kondisi kecepatan aktual. Biaya gabungan transportasi terdiri atas biaya operasi kendaraan, biaya waktu perjalanan, dan biaya polusi.

Ide dasar penerapan biaya kemacetan adalah membebankan tarif tertentu yang sama dengan marginal cost yang disebabkan oleh pengguna jalan terhadap pengguna jalan lainnya, yang berupa kerugian karena pengurangan kecepatan lalulintas dan peningkatan dampak lingkungan. Tarif ini diterapkan untuk mengurangi bahkan


(13)

membatasi perjalanan menggunakan kendaraan pribadi yang tidak perlu. Tarif yang optimal untuk setiap jenis kendaraan diperoleh dengan cara memaksimalkan manfaat bersih untuk masyarakat dan pengguna jalan dan meminimalkan disbenefit. Tarif ini merupakan selisih antara marginal social cost dengan marginal private cost.

BOK mobil pribadi dihitung untuk dua kondisi, yaitu berdasarkan pada kondisi yang sebenarnya saat terjadi kemacetan lalulintas di lapangan dan pada kondisi kecepatan arus bebas dengan menggunakan pendekatan metode yang dikembangkan oleh Lembaga Afiliasi Penelitian dan Industri ITB (LAPI ITB, 1996). Jenis kendaraan yang digunakan sebagai acuan adalah mobil Toyota Avanza 1.3 S M/T, dengan menggunakan acuan harga pendekatan ekonomi pada akhir bulan September 2009. Analisis BOK untuk mobil pribadi pada berbagai variasi kecepatan mengacu pada hasil studi Sugiyanto (2011).

Berdasarkan nilai waktu PDRB adalah Rp 2.973,90/trip dan dengan nilai waktu berdasarkan WTP, biaya kemacetan bagi pengguna mobil pribadi di kawasan Malioboro, Yogyakarta, untuk responden dengan tujuan perjalanan ke kawasan Malioboro adalah Rp 4.009,15/trip dan untuk responden dengan perjalanan sebagai arus menerus adalah Rp 4.224,29/trip.

1.10 Sistematika Penulisan

Di dalam penulisan Tugas Akhir ini dikelompokkan ke dalam 5 (lima) bab dengan sistematika pembahasan sebagai berikut:


(14)

BAB I PENDAHULUAN

Merupakan rancangan yang akan dilakukan yang meliputi tinjauan umum, latar belakang, perumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, dan sistematika penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Merupakan kajian dari berbagai literatur serta hasil studi yang relevan dengan pembahasan ini. Dalam hal ini diuraikan hal-hal tentang beberapa teori-teori yang berhubungan dengan kemacetan lalu lintas, baik secara langsung maupun secara umum, seperti pengertian kemacetan lalu lintas, transportasi, teknik lalu lintas, tundaan, hambatan samping, jaringan jalan, biaya operasional kendaraan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisikan tentang metode yang dipakai dalam penelitian ini, termasuk pengambilan data, langkah penelitian, analisa data, serta pemilihan wilayah penelitian. Secara umum penelitian ini dilakukan dengan melalui beberapa tahapan kerja seperti terlihat dalam bagan alir penelitian.

BAB IV ANALISIS DATA

Berisikan pembahasan mengenai data-data yang dikumpulkan, kemudian dianalisis, sehingga dapat diperoleh hasil perhitungan dan kesimpulan hasil yang mendasar.


(15)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Merupakan penutup yang berisikan tentang kesimpulan yang telah diperoleh dari pembahasan pada bab sebelumnya dan saran mengenai hasil penelitian yang dapat dijadikan masukan.


(1)

menimbulkan menurunnya kecepatan kendaraan yang sangat besar yang berpengaruh pada tingkat konsumsi BBM yang meningkat. Dalam studi ini pengaruh kecepatan kendaraan terhadap tingkat konsumsi BBM memperlihatkan hubungan yang sangat signifikan. Perhitungan tingkat konsumsi BBM didapat dari rumus Pacific Consultant International (PCI) yang telah dikalibrasi dengan analisa Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel dengan metode Matriks sesuai dengan masing-masing penggal jalan.

Dari rumus PCI didapat persamaan kuadrat baru yang mempunyai titik puncak/balik pada masing-masing penggal. Titik puncak/balik pada masing-masing penggal menunjukkan batasan yang akan memperlihatkan tingkat konsumsi BBM. Jika kecepatan kendaraan dibawah titik puncak maka tingkat konsumsi BBM berbanding terbalik dengan dengan kecepatan kendaraan, artinya konsumsi BBM naik apabila kecepatan kendaraan turun dan sebaliknya. Dan apabila kecepatan kendaraan sudah diatas titik puncak/balik maka tingkat konsumsi BBM berbanding lurus dengan kecepatan kendaraan, artinya tingkat konsumsi BBM naik apabila kecepatan kendaraan naik dan sebaliknya.

Dari hasil perhitungan konsumsi BBM dengan menggunakan persamaan konsumsi BBM yang telah dikalibrasi didapat tingkat konsumsi BBM rata-rata berbanding terbalik dengan kecepatan kendaraan, artinya konsumsi BBM-nya turun dengan naiknya kecepatan kendaraan, kecuali pada penggal III hari rabu arah menuju kota pada jam 11.00-12.00 Wib tingkat konsumsi BBM-nya berbanding lurus dengan kecepatannya, yaitu pada titik : (56,73;0,263) dan (57,362;0,264), karena pada jam analisis tersebut tingkat kecepatan sudah melebihi titik puncak/balik (56,665;0,248).


(2)

konsumsi BBM-nya sudah berbanding lurus dengan tingkat kecepatan kendaraan, yaitu pada jam 07.00-08.00 Wib, yaitu pada titik : (57,915;0,2245) dan pada jam 16.00-17.00 Wib pada titik : (54,915;0,223), (57,176;0,2242), dimana penggal I hari minggu arah menuju kota mempunyai titik puncak/balik (54,175;0,213), sehingga kecepatan kendaraan yang sudah melebihi titik puncak (balik) pada masing-masing penggalnya dapat dikatakan tingkat konsumsi BBM-nya boros karena sudah melebihi batas konsumsi BBM dan batas kecepatan kendaraan.

2. Judul : BIAYA KEMACETAN RUAS JALAN KOTA YOGYAKARTA Peneliti : Imam Basuki dan Siswadi

Masalah kemacetan pada suatu ruas jalan adalah sesuatu yang sering terjadi pada daerah perkotaan. Kemacetan lalu lintas mempunyai akibat yang sangat besar apabila dicermati secara lebih mendalam. Salah satu hal yang sangat dominan adalah adanya pemborosan bahan bakar. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar dampak secara ekonomi kerugian yang diakibatkan oleh adanya kemacetan.

Kapasitas dasar untuk ruas jalan gejayan adalah 1.650 SMP/jam per jalur sehingga kapasitas dasar untuk 4 jalur adalah 6.600 SMP/jam. Faktor penyesuaian lebar jalan, besarnya 1,08. Faktor penyesuaian arah lalu lintas besarnya 1,0. Faktor penyesuaian gesekan samping dan kerb besarnya 0,96. Faktor ukuran kota besarnya 1,0. Sehingga Kapasitas jalan gejayan 6.843 SMP/jam. Kondisi pengamatan jalan gejayan dilewati sejumlah 1.017,79 SMP/jam untuk satu arah atau sejumlah sekitar 2.035 SMP/jam sehingga karena masih sangat jauh dibawah kapasitasnya maka jalan Gejayan dapat dikatakan tidak mengalami kemacetan.


(3)

Kerugian yang dihitung hanya mencakup masalah pemborosan dari nilai operasi kendaraan yang ada. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa hubungan antara jumlah arus (smp/jam) dengan kecepatan yang terjadi (km/jam) adalah kecepatan berbanding terbalik dengan besarnya arus lalu lintas. Kerugian akibat kelambatan arus lalu lintas yang terjadi di jalan Gejayan adalah sebesar Rp. 11.282.482,21 per jam. Kerugian ini berupa bertambahnya biaya operasional kendaraan yang semestinya tidak perlu dikeluarkan apabila kecepatannya bisa mencapai kecepatan desain perencanaan.

3. Judul : PERMODELAN BIAYA KEMACETAN PENGGUNA MOBIL PRIBADI DENGAN VARIASI NILAI KECEPATAN AKTUAL KENDARAAN

Peneliti : Gito Sugiyanto

Kemacetan lalulintas adalah situasi ketika kecepatan aktual kendaraan berada di bawah kecepatan arus bebas. Situasi ini mengakibatkan kerugian bagi pengguna jalan, yang dapat berupa peningkatan konsumsi bahan bakar, waktu yang terbuang, dan pencemaran lingkungan.. Biaya kemacetan merupakan selisih antara biaya gabungan transportasi pada kondisi kecepatan arus bebas dengan biaya gabungan biaya transportasi pada kondisi kecepatan aktual. Biaya gabungan transportasi terdiri atas biaya operasi kendaraan, biaya waktu perjalanan, dan biaya polusi.

Ide dasar penerapan biaya kemacetan adalah membebankan tarif tertentu yang sama dengan marginal cost yang disebabkan oleh pengguna jalan terhadap pengguna jalan lainnya, yang berupa kerugian karena pengurangan kecepatan lalulintas dan


(4)

membatasi perjalanan menggunakan kendaraan pribadi yang tidak perlu. Tarif yang optimal untuk setiap jenis kendaraan diperoleh dengan cara memaksimalkan manfaat bersih untuk masyarakat dan pengguna jalan dan meminimalkan disbenefit. Tarif ini merupakan selisih antara marginal social cost dengan marginal private cost.

BOK mobil pribadi dihitung untuk dua kondisi, yaitu berdasarkan pada kondisi yang sebenarnya saat terjadi kemacetan lalulintas di lapangan dan pada kondisi kecepatan arus bebas dengan menggunakan pendekatan metode yang dikembangkan oleh Lembaga Afiliasi Penelitian dan Industri ITB (LAPI ITB, 1996). Jenis kendaraan yang digunakan sebagai acuan adalah mobil Toyota Avanza 1.3 S M/T, dengan menggunakan acuan harga pendekatan ekonomi pada akhir bulan September 2009. Analisis BOK untuk mobil pribadi pada berbagai variasi kecepatan mengacu pada hasil studi Sugiyanto (2011).

Berdasarkan nilai waktu PDRB adalah Rp 2.973,90/trip dan dengan nilai waktu berdasarkan WTP, biaya kemacetan bagi pengguna mobil pribadi di kawasan Malioboro, Yogyakarta, untuk responden dengan tujuan perjalanan ke kawasan Malioboro adalah Rp 4.009,15/trip dan untuk responden dengan perjalanan sebagai arus menerus adalah Rp 4.224,29/trip.

1.10 Sistematika Penulisan

Di dalam penulisan Tugas Akhir ini dikelompokkan ke dalam 5 (lima) bab dengan sistematika pembahasan sebagai berikut:


(5)

BAB I PENDAHULUAN

Merupakan rancangan yang akan dilakukan yang meliputi tinjauan umum, latar belakang, perumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, dan sistematika penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Merupakan kajian dari berbagai literatur serta hasil studi yang relevan dengan pembahasan ini. Dalam hal ini diuraikan hal-hal tentang beberapa teori-teori yang berhubungan dengan kemacetan lalu lintas, baik secara langsung maupun secara umum, seperti pengertian kemacetan lalu lintas, transportasi, teknik lalu lintas, tundaan, hambatan samping, jaringan jalan, biaya operasional kendaraan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisikan tentang metode yang dipakai dalam penelitian ini, termasuk pengambilan data, langkah penelitian, analisa data, serta pemilihan wilayah penelitian. Secara umum penelitian ini dilakukan dengan melalui beberapa tahapan kerja seperti terlihat dalam bagan alir penelitian.

BAB IV ANALISIS DATA

Berisikan pembahasan mengenai data-data yang dikumpulkan, kemudian dianalisis, sehingga dapat diperoleh hasil perhitungan dan kesimpulan hasil yang


(6)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Merupakan penutup yang berisikan tentang kesimpulan yang telah diperoleh dari pembahasan pada bab sebelumnya dan saran mengenai hasil penelitian yang dapat dijadikan masukan.