Evaluasi Implementasi Kebijakan Pendidik (1)

ISSN. 1907 - 0489
Oktober 2008

Spirit Publik
Volume 4, Nomor 2
Halaman: 215 - 228

EVALUASI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENDIDIKAN
SISTEM GANDA DI SEKOLAH KEJURUAN
Evaluation Implementation Dual System Education Program
in Senior Technical High School
Wahyu Nurharjadmo
Jurusan Administrasi Negara
FISIP Universitas Sebelas Maret Surakarta (0271) 637358
(Diterima tanggal 6 Agustus 2008, disetujui tanggal 26 September 2008)
Abstract
One of the problem in Education program especially in Senior Technical High School is disability entering on
job vacation. Dual System Education Program (PSG) is constructed to disolve it problem. This research aim to
evaluate implementation through this program.
The result of the research showing that all of the Senior Technical High School isn’t failed in implementation
this program. The Compliance and seriously of The Implementators as well as the curiculum and also the

institution is a couple with enough good resulted output in implementation PSG at SMKN 2 Klaten. A half of
participant PSG can be accommodate in industrial job competition after graduate from the Senior Technical High
School. The resistance which emerge in fund limitation owned by the school so that school can’t help draw the
expense to student, though mean of student of SMK N come from indigent family. Beside that some student
Beside that some student is true still less be serious in assessing PSG, so that less be serious in industrial job
practice/ training.
Keywords : Evaluation Implementation, PSG, Industrial Job Practice

PENDAHULUAN

itu

juga

adanya

ketidaksesuaian

antara


”supply” lulusan dengan kecilnya “demand”.
Berbagai permasalahan yang muncul

Salah satu bentuk kebijakan

yang

dalam sistem pendidikan kita. diantaranya

dikeluarkan

adalah: pertama, rendahnya kualitas atau mutu

mengantisipasi hal itu adalah

pendidikan. Kedua, adalah belum adanya

Pendidikan Sistem Ganda (dual system).

pemerataan dalam memperoleh akses di bidang


Sistem

pendidikan. Ketiga, adalah tidak adanya

kepentingan dunia pendidikan dengan dunia

efisiensi dalam penyelenggaraan pendidikan.

industri.

Disamping itu persoalan yang keempat adalah

meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya

belum adanya demokratisasi pendidikan. Peran
serta masyarakat dalam dunia pendidikan
untuk

sekolah


kejuruan,

persoalan yang dirasakan sangat penting
berkaitan dengan ketidakmampuan lulusan
dalam memasuki lapangan kerja. Hal itu
disebabkan

ini

Pemerintah

berusaha

untuk
Kebijakan

mengintegrasikan

Tujuannya


adalah

untuk

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), baik
pengetahuan, ketrampilan maupun etos kerja
yang sesuai dengan tuntutan lapangan kerja,

masih sangat terbatas.
Khusus

oleh

karena kualitas lulusan yang

memang jauh dari kehendak pasar. Disamping

sehingga siap masuk ke pasaran kerja Melalui
PSG diharapkan ada kesesuaian antara mutu

dan kemampuan yang dimiliki lulusan, dengan
tuntutan dunia kerja.
Pendidikan
diselenggarakan
kejuruan

Sistem

pada

merupakan

Ganda

sekolah
salah

yang

menengah


satu

bentuk

215

Spirit Publik Vol. 4, No. 2, Oktober 2008 Hal. 215 – 228

implementasi kebijakan “link and match”

kerjasama dalam menyediakan peralatan, jenis

antara dunia pendidikan dengan dunia kerja.

pekerjaan dan teknologi yang sesuai dengan

Bentuk penyelenggaraan Pendidikan Sistem

sekolah menengah kejuruan, 2) Ketidaksiapan


Ganda menekankan pada pendidikan keahlian

sekolah dalam merencanakan kurikulum, guru,

profesional yang memadukan secara sitematik

pelaralatan, waktu dan dana yang tersedia, 3)

dan sinkron antara program pendidikan di

Kurang tersosialisasikannya program PSG

sekolah

pada pemerintah daerah dan masyarakat.

dengan

program


keahlian

yang

diperoleh langsung di perusahaan.

Badan Litbang Depdikbud (Kompas,

Hasil kajian yang dilakukan oleh

20 Nopember 1995) dalam penelitiannya juga

Mardi Rasyid (dalam Ruchiat, 2002: 5),

mengidentifikasi sejumlah hambatan yaitu: 1)

menemukan adanya

Tidak seragamnya kualitas siswa sehingga


masalah pokok yang

dialami dalam melaksanakan PSG adalah: 1)

sering menjadikan

perusahaan

Industri yang menjadi mitra sekolah belum

menggali

maksimal

mampu

membuat pekerjaan yang dihadapi siswa

siswa


ikut merencanakan kegiatan belajar
dalam

membentuk

profesionalisme

kurang

potensi

memberikan

nilai

tak

dapat

siswa

dan

tambah,

2)

siswa, 2) Sekolah harus dapat mempersiapkan

Keterbatasan jumlah Sumber Daya Manusia di

siswa untuk memperoleh ketrampilan yang

perusahaan dalam

sesuai dengan bidang yang ditekuni, 3) Visi

sehingga penilaiannya menjadi kurang akurat,

dan misi program PSG dalam pelaksanaannya
masih sangat bervariasi, termasuk didalamnya
persepsi dari para guru, instruktur dan kepala
sekolahnya.
Erwin
mengidentifikasi

Kurniadi
empat

(1995)
kendala

berhasil
utama

pelaksanaan PSG antara lain: 1) Umumnya
peserta belum mempunyai kemampuan dasar
yang memadai, 2) Mentalitas peserta masih
belum siap untuk memasuki dunia kerja,
khususnya dalam hal budaya kerja dan disiplin
kerja, 3) Terlalu banyaknya tenaga dan pikiran
yang dikeluarkan untuk memahami padatnya

memantau jumlah siswa,

3) Muatan kurikulum SMK yang cenderung
sarat dengan berbagai materi yang dianggap
bagus dan penting berdasarkan pertimbangan
disiplin

keilmuan

akan

tetapi

tak

jelas

kaitannya dengan pembentukan keahlian yang
harus dikuasai siswa, 4) Sistem pembelajaran
yang terjadi masih sangat berorientasi kepada
pemenuhan

tuntutan

formal

program

kurikulum sekolah, 5) Orientasi program
Pendidikan Sistem Ganda (PSG) lebih berat
pada

perusahaan

besar

dibanding

pada

perusahaan kecil dan menengah.
Namun

modul yang disediakan oleh sekolah, 4) Sarana

apakah

semua

sekolah

yang disediakan pihak sekolah belum mampu

mempunyai

kecenderungan

yang

mengikuti perkembangan IPTEK di dunia

Pertanyaan

diatas

usaha.

dilakukan evaluasi atas pelaksanaan PSG

mendorong

sama?
perlunya

tersebut. Penelitian

dilakukan di

tengah tahun 1995, menemukan beberapa

Tehnik

SMK

permasalahan dalam pelaksanaan program

Kabupaten Klaten, karena

PSG antara lain adalah: 1) Ketidaksiapan

satu Sekolah Menengah Kejuruan negeri yang

instansi atau perusahaan yang menjadi partner

dianggap

Jaringan Penelitian Depdikbud Jawa

216

Menengah/

berhasil

di

Negeri

Sekolah
2

di

merupakan salah

Kabupaten

Klaten,

NURHARJADMO – Evaluasi Implementasi Kebijakan Pendidikan Sistem Ganda di Sekolah Kejuruan

sehingga sering dijadikan barometer bagi

Process evaluations, 3) Impact evaluations, 4)

sekolah kejuruan yang lainnya. Untuk itu maka

Efficiency evaluations,
Menurut Ripley (Riyanto, 1997: 35),

evaluasi dilakukan.

evaluasi

implementasi

kebijakan

adalah

evaluasi yang dirumuskan sebagai berikut :

RUMUSAN MASALAH

1. Ditujukan
Permasalahan yang ingin dijawab dalam
penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

untuk

melakukan

evaluasi

terhadap proses
2. Dilaksanakan

dengan

menambah

pada

program

perspektif apa yang terjadi selain kepatuhan

Pendidikan Sistem Ganda (PSG) khususnya

3. Dilakukan untuk mengevaluasi dampak

1. Bagaimanakah

pelaksanaan

di SMK Negeri II Kabupaten Klaten ?

jangka pendek.
Mengenai konsep

2. Hambatan apa yang ditemukan dalam
pelaksanaan

Pendidikan

Sistem Ganda

sendiri,

Presman

dan

implementasi

Wildavsky

(dalam

Wahab (2002: 60) mengartikannya, sebagai “to

(PSG) di SMK Negeri II Klaten ?

carry

out,

accomplish,

fulfill,

produce,

complete”. Sedangkan Van Horn dan Van

LANDASAN TEORI

Meter (1975: 447)

mengartikan sebagai

”Those action by public an private individual

Evaluasi Implementasi kebijakan
kebijakan pada dasarnya

(or groups) that are directed at the achiefment

adalah suatu proses untuk menilai seberapa

of objectives set fort in prior policy decisions”.

Evaluasi

jauh suatu kebijakan membuahkan hasil yaitu

Dalam

proses

kebijakan

publik,

dengan membandingkan antara hasil yang

implementasi kebijakan adalah sesuatu yang

diperoleh dengan tujuan atau target kebijakan

penting, bahkan jauh lebih penting daripada

yang ditentukan (Darwin, 1994: 34). Evaluasi

pembuatan kebijakan Udoji (dalam Abdul

merupakan penilaian terhadap suatu persoalan

Wahab, 1991: 45). Implementasi kebijakan

yang umumnya menunjuk baik buruknya

merupakan jembatan yang menghubungkan

persoalan tersebut. Dalam kaitannya dengan

formulasi kebijakan dengan hasil (outcome)

suatu program

kebijakan

biasanya evaluasi dilakukan

yang

diharapkan.

Menurut

dalam rangka mengukur efek suatu program

Anderson (1979: 68), ada 4 aspek yang perlu

dalam mencapai tujuan yang ditetapkan.

dikaji dalam implementasi kebijakan yaitu: 1)

(Hanafi & Guntur, 1984: 16).

siapa yang mengimplementasikan, 2) hakekat

Evaluasi kebijakan dilakukan untuk
mengetahui

4

aspek

yaitu:

1)

Proses

dari proses administrasi, 3) kepatuhan, dan 4)
dampak dari pelaksanaan kebijakan.

pembuatan kebijakan, 2) Proses implementasi

Sementara itu menurut Ripley &

kebijakan, 3) Konsekuensi kebijakan, 4)

Franklin(1986,54) ada dua hal yang menjadi

Efektivitas dampak kebijakan (Wibowo, 1994:

fokus perhatian dalam implementasi, yaitu

9). Sementara itu Pall (1987: 52) membagi

compliance

evaluasi kebijakan kedalam empat kategori,

happening ? (Apa yang terjadi ). Kepatuhan

yaitu: 1) Planning and need evaluations, 2)

menunjuk pada apakah para implementor

(kepatuhan)

dan

What”s

patuh terhadap prosedur atau standard aturan

217

Spirit Publik Vol. 4, No. 2, Oktober 2008 Hal. 215 – 228

yang

telah

“what’s

ditetapkan.

Sementara

mempertanyakan

happening”

Sementara itu

untuk
Meter

(1975:

Van Horn dan Van

447),

dengan

bagaimana proses implementasi itu dilakukan,

merumuskan

hambatan apa yang muncul, apa yang berhasil

mempengaruhi kinerja kebijakan adalah; 1)

dicapai, mengapa dan sebagainya.

standar dan sasaran tertentu yang harus dicapai

Guna

melihat

implementasi,

dikenal

implementasi,

antara

keberhasilan
beberapa

lain

model

model

sejumlah

modelnya

faktor

yang

oleh para pelaksana kebijakan, 2) tersedianya
sumber

daya,

baik

yang

berupa

dana,

yang

tehnologi, sarana maupun prasarana lainnya, 3)

dikembangkan Mazmanian dan Sabatier yang

komunikasi antara organisasi yang baik ,4)

menyatakan bahwa Implementasi kebijakan

karakteristik birokrasi pelaksana, 5) kondisi

merupakan fungsi dari tiga variabel, yaitu 1)

sosial, ekonomi, dan politik

Karakteristik masalah, 2) Struktur manajemen

Sementara

itu

menurut

Grindle

program yang tercermin dalam berbagai

(1980), implementasi ditentukan oleh isi

macam peraturan yang mengoperasionalkan

(content)

kebijakan,

implementasinya. Dalam hal ini, Isi kebijakan

3)

Faktor-faktor

di

luar

peraturan.(Wibowo dkk, 1994: 25)
Karakterisitik

kebijakan

dan

konteks

mencakup: 1) Kepentingan yang terpengaruhi

masalah

berkaitan

oleh kebijakan, 2) Jenis manfaat yang akan

dengan mudah tidaknya masalah yang akan

dihasilkan,

digarap dikendalikan. Semakin mudah suatu

diinginkan, 4) Kedudukan pembuat kebijakan,

masalah digarap dan dikendalikan maka akan

5) Siapa pelaksana program, 6) Sumber daya

diharapkan dengan mudah tercapai efektivitas

yang dikerahkan. Sementara itu Konteks

dalam implementasinya. Struktur manajemen

kebijakan meliputi: 1)Kekuasaan, kepentingan

program

dan

tercermin

dalam

kemampuan

3)

Derajat

strategi

perubahan

yang

aktor

yang

terlibat,

2)

lembaga

dan

penguasa,

3)

keputusan kebijakan untuk menstrukturkan

Karakteristik

secara tepat proses implementasinya.

Kepatuhan serta daya tanggap pelaksana.

Sementara itu sejumlah variabel diluar
peraturan

yang

mempengaruhi

proses

Dalam penelitian ini tidak mencoba
mengidentifikasi

faktor-faktor

yang

implementasi, antara lain: 1) Kondisi sosial,

mempengaruhi

ekonomi dan teknologi, 2) Dukungan publik,

akan tetapi lebih mengacu bagaimana proses

3) Sikap dan sumber-sumber yang dimiliki

itu berlangsung, apakah telah sesuai dengan

kelompok-kelompok,

aturan pelaksanaannya, hasil apa yang telah

4)

Dukungan

dari

keberhasilan

implementasi

pejabat atasan, 5) Komitmen dan kemampuan

diperoleh

kepemimpinan pejabat-pejabat pelaksana.

bagaimana sikap pelaksananya, bagaimana

Pemikiran Sabatier dan Mazmanian ini

selama

implementasi.

efektif

implementasi

birokrasi

pelaksananya

implementasi,

sejumlah sumber digunakan untuk proses

menganggap bahwa suatu Implementasi akan
apabila

proses

Dengan demikian evaluasi
dititikberatkan

pada

evalusi

mematuhi apa yang telah digariskan oleh

kinerja proses implementasi kebijakannya.

peraturan (petunjuk pelaksanaan, petunjuk

Konsep yang dipilih adalah dari Ripley (1985).

teknis). Oleh karena itu model ini disebut top
down.

218

NURHARJADMO – Evaluasi Implementasi Kebijakan Pendidikan Sistem Ganda di Sekolah Kejuruan

Kebijakan Pendidikan Sistem Ganda

d. Komponen Praktek Dasar Profesi, berupa

Kebijakan pendidikan sistem ganda

latihan kerja untuk menguasai teknik

dikembangkan berdasarkan konsep dual system

bekerja secara benar sesuai tuntutan profesi.

di Jerman, yaitu suatu bentuk penyelenggaraan

e. Komponen Praktik Keahlian profesi yaitu

pendidikan

keahlian

yang

berupa kegiatan bekerja secara terprogram

memadukan secara sitematik dan sinkron

dalam situasi sebenarnya uanutk mencapai

program

tingkat keahlian dan sikap profesional.

pendidikan

profesional
di

sekolah

dan

penguasaan keahlian yang diperoleh melalui
kegiatan

bekerja langsung di dunia kerja,

Untuk pengelolaan kegiatan belajar
mengajar dalam pendidikan system ganda ini

dengan tujuan untuk mencapai suatu tingkat

ada beberapa prinsip dasar yaitu :

keahlian

Tujuan

a. Ada keterkaitan antara apa yang dilakukan

penyelenggaran Pendidikan Sistem Ganda

di sekolah dan apa yang dilakukan di

adalah: 1) menghasilkan tenaga kerja yang

institusi pasangan sebagai suatu rangkaian

memiliki

yang utuh

profesional

tertentu.

keahlian

profesional,

2)

Memperkokoh link and match antara sekolah

b. Praktek keahlian di institusi pasangan

dengan dunia usaha, 3) Meningkatkan efisiensi

merupakan proses belajar yang utuh,

proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja,

bermakna dan sarat nilai untuk mencapai

4) Memberi pengakuan dan penghargaan

kompetesi lulusan.

terhadap pengalaman kerja sebagai bagian dari
proses pendidikan.

waktu yang sesuai dalam mencapai tingkat

Dalam pelaksanaan PSG pada sekolah
menengah

kejuruan,

c. Ada kesinambungan proses belajar dengan

isi

pendidikan

dan

kompetensi yang dibutuhkan.
d. Berorientasi

pada

proses

disamping

pelatihan meliputi :

berorientasi kepada produk dalam mencapai

a. Komponen pendidikan umum (normatif),

kompetensi lulusan secara optimal.

meliputi : Mata pelajaran Pendidikan
Pancasila dan kewarganegaraan, Agama,

METODOLOGI PENELITIAN

Bahasa dan Sastra Indonesia, Pendidikan
Penelitian ini merupakan penelitian

Jasmani dan Kesehatan, Sejarah Nasional

yang didesain dalam bentuk penelitian evaluasi

dan Sejarah Umum.
b. Komponen pendidikan dasar meliputi :

implementasi. Program PSG dimana hasilnya

Matematika, Bahasa Inggris, Biologi, Fisika

akan

diuraikan

dalam

bentuk

deskriptif

dan Kimia.

kualitatif. Penelitian dilakukan di SMK Negeri
meliputi

II Klaten. Hal ini didasarkan atas pertimbangan

pelajaran teori-teori kejuruan dalam lingkup

bahwa SMK Negeri II Klaten merupakan

c. Komponen
suatu

kejuruan,

program

studi

yaitu
tertentu

untuk

membekali pengetahuan tentang tehnis
dasar keahlian.

sekolah kejuruan negeri yang paling dianggap
berhasil oleh sebagaian besar masyarakat..
Data

primer

dikumpulkan

dari

informan/ narasumber yang ada baik di Dinas
Pendidikan dan kebudayaan Kabupaten Klaten
(SUBDIN DIKMENJUR), di SMK Negeri II

219

Spirit Publik Vol. 4, No. 2, Oktober 2008 Hal. 215 – 228

seperti kepala Sekolah, Dewan Guru, Komite

Institusi pasangannya. Program PSG

sekolah,

pihak

meliputi teori kejuruan, praktek dasar dan

perusahaan/ industri sebagai partner kerjanya.

praktek kerja industri. Untuk teori kejuruan

Sementara itu data sekunder diperoleh dengan

dan praktek dasar dilakukan di Sekolah,

melihat arsip, dokumen yang berhubungan

sedangkan untuk praktek kerja industri

dengan pelaksanaan PSG , keadaan sekolah

diselenggarakan di Institusi pasangannya.

dan sebagainya.

Untuk pelaksanaannya ditentukan bahwa

siawa

dan

juga

pada

Pengumpulan data dilakukan melalui
Wawancara

mendalam,

Pengamatan/

siswa

selama

tiga

tahun

ini

pertama

memperoleh pendidian di sekolah dan baru

observasi. Dan Studi Dokumentasi.Analisis

pada

Data

memperoleh pendidikan dan latihan di

dengan

metode

analisis

deskriptif

kualitatif, peneliti menggunakan model analisis

tahun

keempat

maka

siswa

institusi pasangannnya.

interaktif dari Miles & Huberman (1988).

Dalam hal pelaksanaannya, berbagai

Selanjutnya untuk menguji keabsahan data

tahapan dilakukan oleh pihak sekolah,

yang diperoleh, peneliti menggunakan teknik

antara lain adalah:

triangulasi sumber guna menguji keabsahan

a. Penyusunan POKJA PSG

datanya.

Penyusunan

POKJA

PSG

di

bawah

koordinasi Wakil Kepala sekolah bidang

HASIL PENELITIAN

Unit Produksi dan Humas Industri (UPHI).
Dalam rangka pembentukan POKJA telah

1. Implementasi Program Pendidikan

berhasil dibentuk 3 buah Pokja yaitu :

Sistem Ganda

1. Pokja PSG

Program Pendidikan Sistem Ganda
(PSG)

di

SMK

Negeri

2

Klaten

2. Pokja BKK Humas Industri
3. Pokja Unit Produksi

dilaksanakan mengacu pada Keputusan

Pokja PSG, yaitu Pokja yang memimpin

Menteri

Kebudayaan

dan mengkoordinir seluruh kegiatan PSG.

Republik Indonesia nomor 323/U/1997

Pokja ini yang paling bertanggung jawab

tentang

Pendidikan

atas keberhasilan pelaksanaan program

Sistem Ganda Pada Sekolah Menengah

PSG. Pokja ini berkewajiban melakukan

Kejuruan. Adapun pelaksanaannya dimulai

sosialisasi

tentang

program

PSG,

pada tahun ajaran 1998/1999.

menentukan

institusi

pasangan

hingga

Pendidikan

Penyelenggaraan

Program
merupakan

dan

PSG
program

pada

dasarnya

pendidikan

yang

mengirimkan siswa untuk praktek kerja
industri. Pokja ini bersama dengan Pokja

dilakukan di dua tempat yaitu di sekolah

BKK

khususnya untuk penguasaan teori dan di

berbagai

tempat-tempat usaha/ industri terutama

kerjasama dengan institusi pasangan/ dunia

sebagai institusi pasangan untuk keperluan

usaha.

praktek kerja siswa. Di dua tempat tersebut

Program PSG yang berupa praktek kerja

diberikan penilaian baik oleh guru maupun

industri dimulai pada semester pertama di

instruktur yang mengajar praktek

kelas IV. Untuk itu pada semester I kelas III

220

di

Humas

Industri

instrumen

mempersiapkan
guna

menjalin

NURHARJADMO – Evaluasi Implementasi Kebijakan Pendidikan Sistem Ganda di Sekolah Kejuruan

pihak

Pokja

PSG

telah

sosialisasi

kepada

para

melakukan

hubungan

melakukan
siswa

dengan

dan

institusi

dan Institusi Pasangan menyusun dan
menyepakati

program

kerjasama

penyelenggaraan PSG yang dituangkan

pasangan yang akan diajak bekerjasama.

dalam suatu perjanjian. Dalam perjanjian

Disamping melakukan sosialisasi kepada

tersebut diatur kegiatan, waktu, peserta ,

para siswa pihak POKJA juga menjalin

instruktur, pembiayaan hak dan kewajiban

koordinasi dan kerjasama dengan institusi

masing-masing pihak. Kontrak kerjasama

pasangan

ini

yang dilakukan oleh pihak SMK Negeri 2

disebabkan karena institusi pasangan yang

ditandatangani oleh Kepala sekolah dan

dipilih biasanya berubah-ubah dari tahun

pimpinan Institusi pasangan yang dipilih.

ke tahun sesuai dengan kebutuhan.

Dalam hal ini biasanya waktu kontraknya

Sesudah semua itu dilakukan maka kontrak

bervariasi, mulai dari 1 tahun hingga 5

kerjasama

tahun. Dalam rangka melaksanakan PSG

yang

dipilihnya.

dengan

dunia

Hal

usaha

bisa

dilakukan.

SMK Negeri 2 Klaten telah menjalin

b. Kontrak kerjasama dengan institusi

kerjasama dengan beberapa institusi baik

pasangan

yang lokal, regional maupun nasional,

Dalam pasal 11 Keputusan Mendiknas

dengan jenis usaha yang berbeda-beda.

nomor 323/U/1997 dinyatakan bahwa SMK

Selengkapnya lihat tabel berikut :

Tabel 1. Institusi Pasangan SMKN 2 Klaten dalam rangka PSG
No. Jenis Perusahaan
Nama-nama Perusahaan
1.

Berskala lokal

2.

Berskala Regional

3.

Berskala nasional

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.

Industri Cor Logam Batur Ceper
Persh. Mebel/ Furniture
Bengkel Otomotif
DKP/ DPU Klaten
Gapensi Klaten
PLN KLaten
Biro Teknik Listrik
Perawatan Kelistrikan
Reparasi Elektronika
KJUB Puspetasari Klaten
PT Dirgantara Angkasa Pura II Yogyakarta
PT Indomobil, Mazada, Mitsubishi
PT KAI Daop 11 Yogyakarta
PT Museum Yogya Kembali
CV Manggala Jati Klaten
Perusda Cor Logam Batur
PT KHS Kubota Yogyakarta
PT SGM Yogyakarta
PT Astra Internasional
PT Nasmoco
PT Baja Kurnia
PT Showa Mfg
PT Chemcoi
PT Kayaba
PT Daihatsu Indonesia
PT Yoshu
PT Trisinar
PT CNW
PT Sami Semarang

221

Spirit Publik Vol. 4, No. 2, Oktober 2008 Hal. 215 – 228

14. PT Nissan
15. PT Isuzu Motor Jakarta

Sumber; Profil SMK N 2 Klaten tahun 2006
c. Penyelenggaraan

Praktek

Kerja

5. Wajib mengenakan identitas sekolah
selama di Dunia Usaha/ Industri dan

Industri
Penyelenggaraan Praktek Kerja Indusri

diasuransikan

(Prakerin) merupakan wujud nyata dari

6. Mengisi buku jurnal kegiatan harian

pelaksanaan program PSG. Prakerin ini

sesuai yang dilakukan di Dunia usaha/

dilakukan bagi siswa tingkat IV (kelas IV)

industri

yang telah menyelesaikan ujian sekolah
maupun

ujian nasional. Program ini

7. Melaporkan kepada Kepala sekolah jika
pindah tempat prakerin

merupakan program diklat sekolah kejuruan

Dalam rangka Prakerin ada beberapa tahap

dan wajib dilaksanakan siswa. Prakerin

kegiatan yaitu:

yang

I) Tahap

dilakukan

mempunyai

sejumlah

Persiapan,

yang

manfaat diantaranya siswa dapat lebih

beberapa kegiatan, yaitu:

terampil, mampu berkompetensi di dunia

a) Persiapan

Perangkat

meliputi

administrasi

kerja dan dunia industri serta mampu

prakerin, meliputi : buku jurnal siswa

mengembangkan potensi diri.

prakerin, buku saku/ petunjuk siswa

Prakerin yang dilakukan di SMK negeri 2

prakerin,

Klaten

pembimbing,

dilakukan dalam 2 bentuk, yaitu

buku

jurnal

surat

untuk

permohonan

prakerin selama 6 bulan atau magang

prakerin ke institusi pasangan, surat

selama

pengantar

12

bulan.

pelaksanaan

Adapun

Prakerin

pendaftaran

pada

mendapatkan

prosedur

dimulai

Pokja

PSG

permohonan

dari
untuk

prakerin.

pengiriman

siswa

ke

industri, blangko surat keterangan
prakerin , dan blangko monitoring.
b) Pemetaan Prakerin

Selanjutnya siswa perlu untuk mengikuti

Pemetaan

pembimbingan prakerin. Selama Prakerin

kegiatan

tersebut menurut Ketua Pokja PSG ada

memperoleh

sejumlah

harus

berbagai hal, diantaranya adalah

diantaranya

kejelasan pihak yang terlibat serta

kewajiban

dilaksanakan

oleh

yang

siswa,

prakerin
yang

merupakan

dilakukan

untuk

kejelasan

tentang

adalah:

jadwal kegaiatn prakerin.. Pemetaan

1. Menjunjung tinggi nama baik almamater

ini dilakukan oleh POKJA PSG

2. Melaporkan

dengan berkoordinasi dengan POKJA

keberadaannya

kepada

sekolah setiap bulannya
3. Memenuhi
keuangan

kewajiban
setiap

yang lain.
administrasi

bulannya

kepada

sekolah
4. Mentaati peraturan yang berlaku di
Dunia Usaha atau dunia Industri

c) Pembekalan Prakerin
Sebelum siswa diterjunkan untuk
melakukan praktek kerja industri
maka

kepada

diberikan

para

siswa

pembekalan.

perlu

Menurut

Kepala Sekolah SMK Negeri 2
Klaten

222

pembekalan

tersebut

NURHARJADMO – Evaluasi Implementasi Kebijakan Pendidikan Sistem Ganda di Sekolah Kejuruan

dilakukan untuk pembenahan mental
dan etos kerja siswa. Adapun materi

II) Tahap Pelaksanaan
a) Penerjunan siswa prakerin

pembe-kalannya adalah 1) Orientasi

Pelaksanaan prakerin dimulai dengan

dunia usaha atau industri, 2) Tugas

penerjunan siswa ke institusi pasangan.

dan kewajiban siswa prakerin

Kegiatan

di

penerjunan

siswa

untuk

dunia usaha/ industri, 3) Petunjuk

prakerin biasanya dilakukan pada awal

pengisian buku-buku prakerin seperti

tahun ajaran baru. Proses penerjunan ini

jurnal prakerin, pembuatan laporan

dilakukan secara formal di sekolah, dan

dan sebagainya, 4). Pembenahan

dilepas oleh kepala sekolah untuk

sikap siswa selama di dunia Usaha/

selanjutnya

Industri, dan 5) Latihan kesamaptaan.

pembimbing diserahkan pada institusi

Adapun petugas yang memberikan

pasangannya.

pembekalan terdiri atas guru sekolah

oleh

masing-masing

b) Monitoring dan evaluasi awal siswa

dan instruktur dari institusi pasangan,

prakerin oleh pembimbing

TNI dan

Setelah diterjunkan maka pada para

POLRI,

serta

Majelis

sekolah.

siswa peserta prakerin akan dimonitor

d) Pembentukan pembimbing Prakerin

oleh

pembimbing.

Kegiatan

Pembimbing ini bertugas membim-

dilakukan

bing

dilakukan oleh pembimbing.

siswa

pakerin

mulai

saat

selama

prakerin

ini
dan

penerjunan, monitoring, penarikan

Menurut Ketua Pokja PSG kegiatan

sampai pengujian hasil prakerin. Di

monitoring oleh pembimbing di SMK

SMK negeri 2 Klaten, biasanya untuk

Negeri 2 Klaten dilakukan selama 3 kali

satu institusi pasangan terdiri atas 5

dalam enam bulan.

sampai 6 siswa dibimbing oleh satu

Dalam

orang pembimbing dari sekolah.

pembimbingan oleh guru pembimbing,

Para pembimbing diwajibkan untuk

hampir semua guru pembimbing yang

melakukan

ditunjuk

pembinaan

pengawasan
pada

siswa

dan
yang

kaitan

dengan

oleh

melaksanakan

sekolah

telah

proses

monitoring

dan

melakukan

dibimbingnya agar salama prakerin

kegiatan

dapat melakukan kewajiban seperti

pembimbingan dengan serius.

yang diharapkan.

proses

siswa

c) Penarikan siswa prakerin
Proses

Dari kenyataan diatas nampak bahwa

penarikan

siswa

prakerin

dilakukan sesuai dengan jadwal waktu

khususnya

yang ditentukan. Ada yang enam bulan

dalam tahap persiapan sudah sesuai dengan

ada yang satu tahun. Untuk yang enam

apa yang dikehendaki oleh Pemerintah

bulan biasanya dilakukan pada bulan

yaitu sesuai dengan keputusan Mendiknas

desember, sedangkan untuk yang satu

naomor 323/u/1997.

tahun biasanya dilakukan pada bulan

pelaksanaan

program

PSG

juni.

223

Spirit Publik Vol. 4, No. 2, Oktober 2008 Hal. 215 – 228

III)

Tahap

Evaluasi

Praktek

dilaksanakan pada akhir semester 8. Di

kerja

SMK Negeri 2 Klaten, pelaksanaan

Industri
a) Uji kompetensi prakerin

tugas akhir dibagi menjadi 2 yaitu :

Bagi siswa yang mengambil waktu

i. Tugas akhir yang dilaksanakan di

prakerin 6 bulan setelah selesai harus

sekolah, yaitu membuat

segera melapor ke sekolah, pada guru

dengan bimbingan

pembimbing, serta ketua program studi

ditunjuk,

masing-masing.

praktek, hingga sampai penyusunan

tersebut

Selanjutnya

masuk

penajaman

siswa

untuk

mengikuti

kompetensi

sekaligus

proposal
guru yang

melakukan

pekerjaan

laporan.
ii. Tugas akhir yang dilaksanakan di

persiapan melaksanakan tugas akhir

Industri,

yang akan dilaksanakan di sekolah.

diserahkan

yang

pelaksanaannya

kepada

institusi

kerja

pasangannya masing-masing dengan

industri dimulai dengan melakukan uji

standar penilain industri. Hasilnya

prakerin di sekolah oleh pembimbing

dikirim ke sekolah dalam bentuk

prakerin bagi siswa. Dalam rangka

bukti fisik nilai dari instruktur

Evaluasi

pelaksanaan

praktek

melakukan uji kompetensi ini semua

b) Lokakarya hasil prakerin

prakerin

Selain evaluasi per siswa proses evaluasi

untuk

atas kegiatan prakerin juga dilakukan

mendapatkan hasil akhir tentang hasil

secara komprehensip oleh sekolah dalam

prakerin

bentuk

siswa

yang

dilakukan

mengikuti

uji

satu

yang

persatu

dilakukan.

Menurut

lokakarya..

tersebut

kompetensi menunjukkan bahwa semua

untuk menjadi dokumen guna perbaikan

siswa

pada pelaksanaan prakerin pada periode

berhasil,

terutama

bukti

fisik

akhir

dirumuskan

berikutnya.

dalam hal ketrampilan bekerjanya.
Sebagai

akhirnya

lokakarya

Ketua Pokja PSG selama ini hasil uji
cenderung

pada

Hasil

Salah

dari

satu

indikator

yang

pelaksanaan prakerin bagi siswa adalah

digunakan

dengan

keberhasilan pelaksanaan program PSG

dikumpulkannya

laporan

untuk

dapat

kegiatan yang berupa tugas akhir selama

melalui

prakerin oleh siswa. Hal itu diperlukan

diketahuinya

untuk

terserap dipasaran kerja. Di SMK Negeri

persyaratan

kelulusan

dari

prakerin

mengukur

jumlah

adalah
lulusan

dengan
yang

2 Klaten, untuk lulusan tahun 2006 dari

sekolah.
tugas

sejumlah 336 lulusan sebanyak 159

bersifat

orang atau sekitar 47% terserap di

komprehensif sesuai dengan program

berbagai perusahaan. Data selengkapnya

keahlian

dapat dilihat sebagai berikut:

Tugas

akhir

kompetensi

adalah
produktif

bentuk
yang

masing-masing

dan

Tabel 2. Data Lulusan Tahun 2006 yang Terserap di Industri
No.
1.
2.
3.

224

Nama
Perusahaan
PT Unilever Ind
Kayaba Ind
PT Pemb

Kota
Bekasi
Jakarta
Jakarta

T.Bang

8

Elektr

Listrik

Mesin

Logam

Otomot

Jmlh

4

4
3

3

1
2

8

20
5
8

NURHARJADMO – Evaluasi Implementasi Kebijakan Pendidikan Sistem Ganda di Sekolah Kejuruan

4.
5.
6.
7.
8
9.
10.
11.
12
13.
14
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21
22.
23.
24
25.
26.
27
28.
29.
30
31
32
33

Perumahan
PT Tinindo
Internusa
CV Karya Hidup
Sts
PT Showa Ind.
Mfg
PT Harisma
Buana
PT Angkasa P
New Ratna
Motor
PT Triangle
Motorindo
Binzar Computer
RSC Computer
PT Gajah
Tunggal
PT Intan
Pariwara
PT Itokoh
Ceperindo
PT Tiga
Marabunta
PT SMART
PT AA One Press
Rela Slow
Computer
PT Ornastel
PT Alfa Sumber
Magang
Prop Computer
UDSumber
Manis
CVKusuma Baja
PT Nasmoco
PT AISIN
Logam Kusuma
CV Mang-gala
PT CNC
Batur Jaya
PTSarimas
Nasmoco

Pangkal
Pinang
Yogya

6
1

Bekasi

3

Yogya

2

Yogya
Semarang

3
1

3

1

11

6

1

10

1

6

6

27
2

2

Semarang
Semarang
Semarang
Jakarta

6

2
6

1

1

1
4
1

Klaten

1
4
1
3

3

Klaten

1

1

2

Klaten

1

1

1

Kalimantan
P Bintan
Yogya

2

Malaysia
Malaysia
Jepang
Semarang
Klaten
Klaten
Solo
Jakarta
Klaten
Klaten
Jakarta
Klaten
Jakarta
Semarang

1
1
2

3
2

6
3
2

1
2
2

4

1
1
3
1

1

3

2
1

2

2
2
2

3

1

3
4
12
1
2
10
2
2
1

35
97

22
65

39
56

159
47

4
5

2
3

Jumlah
13
Persentase
22
Sumber : BKK SMKN 2 Klaten tahun 2006.

30
44

19
28

1
2
6
1
1

Dari semua yang dipaparkan diatas

dilakukan setelah siswa dinyatakan lulus

nampak bahwa proses pelaksanaan program

secara tertulis, yaitu ketika siswa telah berada

PSG di SMK Negeri 2 dilakukan sesuai

di kelas IV. Proses yang dilakukan meliputi

dengan ketentuan pelaksanaan yang tertuang

beberapa tahap yaitu tahap persiapan, tahap

dalam

nomor

pelaksanaan hingga tahap evaluasi. Kepatuhan

Penyelenggaraan

pelaksana dan terserapnya hampir separo dari

Keputusan

323/U/1997

Mendiknas

tentang

Pendidikan

Sistem

Ganda

Menengah

Kejuruan.

pada

Kegiatan

Sekolah

siswa pada pasar kerja menunjukkan adanya

prakerin

keseriusan siswa dan komponen sekolah dalam

225

Spirit Publik Vol. 4, No. 2, Oktober 2008 Hal. 215 – 228

melaksanakan prakerin. Dan itu merupakan

di dunia industri yang sesungguhnya.

bukti

Namun dengan pemberian bekal yang

keberhasilan

sekolah

dalam

melaksanakan program PSGnya.

mendasar siswa tidak mengalami kesulitan

2. Faktor

dalam menyesuaikannya.

yang

mempengaruhi

Implementasi Kebijakan PSG di SMKN
2 Klaten

dana yang dimiliki sekolah memaksa

Keberhasilan pelaksanaan
SMK

Dari aspek sumber dana, keterbatasan

Negeri

2

Klaten

PSG di

tentu

saja

sekolah menarik dana ke siswa dalam
rangka mengikuti praktek kerja industri.

dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor

Hal

tersebut bisa berfungsi sebagai faktor

penghambat, terutama bagi siswa yang

pendorong

datang dari keluarga tak mampu.

atau

faktor

penghambat.

Beberapa faktor yang diidentifikasi tersebut
adalah

sumber daya yang digunakan,

ini

Dari

tentu

dapat

pesrpektif

menjadi

faktor

Komunikasi,

komunikasi vertical maupun

baik

komunikasi

komunikasi yang dibangun dan sikap

horizontal terjalin dengan baik. Komunikasi

pelaksana.

yang dijallin antara pihak sekolah dengan

Dari sisi Sumber daya, Pelaksanaan

siswa

dapat

terlaksana

dengan

baik.

PSG di SMK Negeri 2 Klaten dapat

Berbagai informasi yang telah diberikan

berhasil karena melibatkan berbagai sumber

oleh para guru dan instruktur mulai dari

baik sumber daya manusia maupun dana

sosialisasi program PSG, kurikulum PSG

yang

pelaksanaan

dan berbagai aturan tentang PSG telah

program PSG di SMK Negeri 2 Klaten

mampu menumbuhkan pemahaman siswa

telah memanfaatkan keseluruhan sumber

tentang PSG tersebut.Siswa menjadi paham

daya manusia yang ada, yaitu para guru-

akan manfaat dari PSG. Untuk komunikasi

guru yang mengajar di SMK Negeri 2

secara horizontal yang dilakukan antar

khususnya bagi guru-guru tetap. Disamping

siswa semuanya berjalan seperti yang

itu untuk penentuan institusi pasangannya

diharapkan. Sedangkan komunikasi secara

pun dilakukan seleksi melalui survey yang

horizontal antara sekolah dengan instruktur

cukup ketat, dengan harapan diperolehnya

telah

instruktur yang berkeahlian dan mempunyai

perjanjian kerjasama, pembekalan hingga

kemampuan mendidik yang baik.

pada saat pembimbingan dan pemberian

digunakan.

Guna

Tidak ada keluhan yang berarti dari

nilai

dilaksanakan

prakerin.

sejak

Tidak

ada

dilakukan

hambatan

para siswa sehubungan dengan keahlian dan

komunikasi baik secara vertical maupun

kecakapan

horizontal

para

instruktur.

Disamping

sumber daya manusia, berbagai fasilitas

Pelaksanaan

PSG

berjalan

seperti yang diharapkan.

yang digunakan pun cukup maju. Peralatan

Dari sisi sikap pelaksana dan sasaran

yang ada dan dimiliki oleh sekolah dan

program, para pelaksana baik komponen

peralatan di dunia industri dapat saling

sekolah maupun institusi pasangan telah

melengkapi.

melaksanakan

Memang

diakui

bahwa

apa

yang

menjadi

peralatan di sekolah lebih sederhana, dan

kewajibannya dengan

kurang canggih jika dibandingkan dengan

mereka pada kerberhasilan program PSG

226

baik. Komitmen

NURHARJADMO – Evaluasi Implementasi Kebijakan Pendidikan Sistem Ganda di Sekolah Kejuruan

menjadi sangat tinggi. Dengan demikian

sebagai sesuatu hal yang dilakukan secara

proses prakerin dapat menjadi wahana bagi

santai saja, sehingga mereka sering tidak

siswa

masuk,

secara

senyatanya

dalam

membolos

dan

bahkan

meningkatkan ketrampilannya. Komitmen

memperhatikan

yang tinggi ditunjukkan oleh segenap

prakerin.

komponen sekolah mulai dari persiapan,

pendidikannya telah berakhir. Prakerin

pembekalan hingga pembimbingannya.

hanya untuk formalitas belaka. Ini tentu

Sementara itu untuk respon sasaran
kebijakan yaitu para siswa juga cukup baik.
Hampir
keberatan

semua

siswa

dengan

tak

ada

pelaksanaan

selama

tidak

Mereka

pelaksanaan

menganggap

masa

berdampak pada efektivitas dan efisiensi
dari program tersebut.

yang

KESIMPULAN

PSG.

Memang masih ditemukan siswa yang tak
serius ketika melakukan prakerin akan

Dengan

mengacu

pada

konsep

tetapi menurut guru pembimbing jumlahnya

implementasi dari Ripley dan Franklin (1986)

sangat kecil dan tak ada 5%. Semua siswa

maka

nampak serius dalam melakukan prakerin

kepatuhan,

guna mensukseskan program PSG di SMK

Pendidikan Sistem Ganda di SMK Negeri 2

Negeri 2 Klaten.

Klaten telah dilaksanakan sesuai dengan

3. Hambatan dalam Pelaksanaan PSG di
SMK N 2 Klaten
untuk

dikatakan
proses

bahwa

dari

pelaksanaan

sisi

program

standar aturan yang ada yaitu Petunjuk teknis
dan Petunjuk Pelaksanaannya. Tidak adanya

Keterbatasan dana yang dimiliki pihak
sekolah

dapat

melaksanakan

program

keluhan yang muncul baik dari pihak sekolah,
institusi

pasangan

maupun

dari

sasaran

Prakerin menyebabkan pihak siswa harus

kebijakan menunjukkan bahwa semua proses

membayar beaya tambahan. Dana tambahan

pelaksanaan dapat berlangsung dengan baik.

yang dikeluarkan siswa tersebut dalam
kenyataannya

jumlahnya

besar

yaitu pihak sekolah telah melakukan berbagai

mengingat waktu yang digunakan untuk

tahapan kegiatan mulai dari tahap persiapan,

melakukan kegiatan

pelaksanaan hingga evaluasi dan

dirasakan sebagai

cukup

Dari sisi kepatuhan, para pelaksana

prakerin. Hal ini

telah

factor penghambat

dilaksanakannya dengan baik. Sejak masuk ke

terutama bagi siswa yang datang dari

sekolah para siswa telah diberikan informasi

keluarga tak mampu.

tentang

kurikulum

sekolah

dengan

pola

Hambatan lain yang dirasakan dalam

pendidikan sistem ganda dengan waktu studi

rangka pelaksanaan program PSG adalah

selama 4 tahun. Dari segi keberlangsungan

hambatan yang bersumber dari anak didik/

proses pelaksanaan dapat dikatakan bahwa

siswa. Kurangnya keseriusan dari mereka

keseluruhan rencana kegiatan yang dilakukan

menyebabkan pelaksanaan Prakerin tidak

oleh pihak sekolah dalam kaitan dengan

bisa

yang

pelaksanaan PSG dapat terealisir dengan baik,

diharapkan. Meskipun jumlahnya kurang

memperoleh

hasil

seperti

dan output yang dihasilkan pun juga cukup

dari 5%, akan tetapi Masih ditemukan

baik.

siswa yang menganggap bahwa prakerin itu

227

Spirit Publik Vol. 4, No. 2, Oktober 2008 Hal. 215 – 228

Dari sisi sikap pelaksana, pemahaman

Sementara itu pemilihan instruktur yang cakap

program yang baik membawa dampak pada

juga mempengaruhi keberhasilan implementasi

sikap yang diambil oleh pelaksana kebijakan.

program PSG. Persoalan yang dirasakan dalam

Pihak sekolah beserta institusi pasangan telah

kaitan

menunjukkan komitmen yang tinggi untuk

keterbatasan subsidi yang diberikan oleh

keberhasilan pelaksanaan PSG. Perjanjian

sekolah, sehingga membebani siswa dalam

kerjasama yang dilakukan antara sekolah dan

pelaksanaan prakerin. Hal ini berdampak pada

institusi pasangan telah mampu menjadikan

adanya gangguan dalam pelaksanaan praktek

proses pelaksanaan Praktek Kerja Industri

kerja industri, terutama bagi siswa dari

yang merupakan perwujudan pelaksanaan PSG

kalangan tak mampu. Disamping itu masih

berjalan seperti yang diharapkan. Sementara

adanya siswa yang kurang serius dalam

itu respon sasaran dan pelaksana kebijakan

memandang

juga sangat baik. Hampir semua guru yang

pelaksanaan prakerin tidak bisa memperoleh

dilibatkan, baik dalam rangka kegiatan praktek

hasil seperti yang diharapkan. Meskipun

di sekolah maupun sebagai pembimbing secara

jumlahnya kurang dari 5%, akan tetapi masih

serius telah melakukan aktivitasnya dengan

ditemukan siswa yang menganggap bahwa

baik. Hanya saja untuk siswa memang ada

prakerin itu sebagai sesuatu hal yang dilakukan

beberapa siswa yang kurang serius dalam

secara santai saja, sehingga mereka sering

pelaksanaan praktek kerja industri di dunia

tidak masuk, membolos dan bahkan tidak

usaha/ industri.

memperhatikan selama pelaksanaan prakerin.

Komunikasi

dilakukan

sumber

Prakerin

telah

daya

adalah

menyebabkan

baik

Mereka menganggap masa pendidikannya

komunikasi secara vertikal dan harisontal telah

telah berakhir. Prakerin hanya untuk formalitas

mampu

belaka. Ini tentu berdampak pada efektivitas

menjadikan

yang

dengan

pelaksanaan

program

berjalan seperti yang diharapkan. Komunikasi

dan efisiensi dari program tersebut.

yang terjadi baik antara sekolah dengan
institusi pasangan maupun dengan siswa telah

DAFTAR PUSTAKA

menyebabkan pelaksanaan program seakanakan

tak

ada

Intensivitas
pembimbingan

hambatan

komunikasi
baik

yang

berarti.

melalui

proses

dalam

rangka

kerja

praktek pelajaran di sekolah maupun pada saat
praktek kerja industri menunjukkan bahwa
proses komunikasi dengan sasaran kebijakan
dapat berjalan seperti yang diharapkan.
Pihak sekolah telah menggunakan
resources yang dimiliki secara optimal. Guruguru yang ada dan mempunyai latar belakang
pendidikan tehnik dikerahkan untuk menjadi
pembimbing baik dalam praktek di sekolah
maupun sebagai pembimbing selama prakerin.

228

Anderson, James E. 1979, Public Policy Making,
Holt Rinehart & Winston, New York.
Grindle, Merilee S. 1980. Politics and Policy
Implementation in The Third World.
Princenton University Press. New
Jersey.
Matthew B Miles & A Michael Huberman. 1992.
Analisis Data Kualitatif. UI Press.
Jakarta.
Meter Donald S Vanb and Carl E Van Horn.
1975.The
Policy
Implementation
Process; A Conceptual Framework.
Sage Publication. Beverly Hills.
Pal, Leslie A. 1987. Pubic Policy Analysis an
Introduction. University of Calgary.
Patton C.V, and Swicki D. 1993. Basic Methods of
Policy Analysis and Planning.
Prentice Hall. New Jersey.