Bab VI
RENSTRA DINAS KESEHATAN
KABUPATEN LOMBOK BARAT
TAHUN 2014 - 2019
BAB VI
INDIKATOR KINERJA
Indikator
kinerja
adalah
ukuran
kuantitatif
dan
atau
kualitatif
yang
menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan
(BPKP, 2000). Sementara menurut Lohman (2003), indikator kinerja (performance
indicators) adalah suatu variabel yang digunakan untuk mengekspresikan secara
kuantitatif efektivitas dan efisiensi proses atau operasi dengan berpedoman pada targettarget dan tujuan organisasi. Jadi jelas bahwa indikator kinerja merupakan kriteria yang
digunakan untuk menilai keberhasilan pencapaian tujuan organisasi yang diwujudkan
dalam ukuran-ukuran tertentu.
Indikator kinerja (performance indicator) sering disamakan dengan ukuran kinerja
(performance measure). Namun sebenarnya, meskipun keduanya merupakan kriteria
pengukuran kinerja, terdapat perbedaan makna. Indikator kinerja mengacu pada
penilaian kinerja secara tidak langsung yaitu hal-hal yang sifatnya hanya merupakan
indikasi-indikasi kinerja, sehingga bentuknya cenderung kualitatif. Sedangkan ukuran
kinerja adalah kriteria kinerja yang mengacu pada penilaian kinerja secara langsung,
sehingga bentuknya lebih bersifat kuantitatif. Indikator kinerja dan ukuran kinerja ini
sangat dibutuhkan untuk menilai tingkat ketercapaian tujuan, sasaran, dan strategi.
Penggunaan indikator kinerja sangat penting untuk mengetahui apakah suatu
aktivitas atau program telah dilakukan secara efisien dan efektif. Indikator untuk tiap-tiap
54
unit organisasi berbeda-beda tergantung pada tipe pelayanan yang dihasilkan.
Penentuan indikator kinerja perlu mempertimbangkan komponen berikut :
1. Biaya pelayanan (cost of service)
Indikator biaya biasanya diukur dalam bentuk biaya unit (unit cost), misalnya biaya
per unit pelayanan. Beberapa pelayanan mungkin tidak dapat ditentukan biaya
unitnya, karena output yang dihasilkan tidak dapat dikuantifikasi atau tidak ada
keseragaman tipe pelayanan yang diberikan. Untuk kondisi tersebut dapat dibuat
indikator kinerja, misalnya belanja per kapita.
RENSTRA DINAS KESEHATAN
KABUPATEN LOMBOK BARAT
TAHUN 2014 - 2019
2. Penggunaan (utilization)
Indikator penggunaan pada dasarnya membandingkan antara jumlah pelayanan
yang ditawarkan (supply of service) dengan permintaan publik (public demand).
Indikator ini harus mempertimbangkan preferensi publik, sedangkan pengukurannya
biasanya berupa volume absolut atau persentase tertentu, misalnya persentase
penggunaan kapasitas. Contoh lain adalah rata-rata jumlah penumpang per bus
yang dioperasikan. Indikator kinerja ini digunakan untuk mengetahui frekuensi
operasi atau kapasitas kendaraan yang digunakan pada tiap-tiap jalur.
3. Kualitas dan standar pelayanan (quality and standards)
Indikator kualitas dan standar pelayanan merupakan indicator yang paling sulit
diukur, karena menyangkut pertimbangan yang sifatnya subyektif. Penggunaan
indikator kualitas dan standar pelayanan harus dilakukan secara hati-hati karena
kalau terlalu menekankan indikator ini justru dapat menyebabkan kontra produktif.
4. Cakupan pelayanan (coverage)
Indikator cakupan pelayanan perlu dipertimbangkan apabila terdapat kebijakan atau
peraturan perundangan yang mensyaratkan untuk memberikan pelayanan dengan
tingkat pelayanan minimal yang telah ditetapkan.
5. Kepuasan (satisfaction)
Indikator kepuasan biasanya diukur melalui metode jajak pendapat secara langsung.
Bagi
pemerintah
daerah,
metode
penjaringan
aspirasi
masyarakat 54(need
assessment), dapat juga digunakan untuk menetapkan indikator kepuasan.
Berikut ini adalah gambaran Indikator Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok
Barat tahun 2014-2019:
RENSTRA DINAS KESEHATAN
KABUPATEN LOMBOK BARAT
TAHUN 2014 - 2019
Tabel VI.1. Indikator Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014-2019
INDIKATOR KINERJA
PENJELASAN
KOND
ISI
AWAL
(2014
)
KOND
ISI
AKHIR
(2019
1.11
1.20
1.12
1.14
1.16
1.18
1.20
201
5
2016
2017
2018
201
9
Peningkatan rasio
posyandu per satuan balita
Jumlah posyandu dibagi
dengan Jumlah balita dikali
1000
Peningkatan rasio
puskesmas, poliklinik,
pustu per satuan penduduk
Jumlah puskesmas, poliklinik,
pustu dibagi dengan Jumlah
penduduk dikali 1000
0.140
0.170
0.145
0.150
0.155
0.160
0.170
Peningkatan rasio dokter
per satuan penduduk
Jumlah dokter dibagi dengan
Jumlah penduduk dikali 1000
0.035
0.108
0.049
0.063
0.077
0.091
0.105
Peningkatan rasio tenaga
medis per satuan
penduduk
Peningkatan cakupan
komplikasi kebidanan yang
ditangani
Jumlah tenaga medis dibagi
dengan Jumlah penduduk
dikali 1000
Jumlah kompilikasi kebidanan
yang mendapat penanganan
difinitif di satu wilayah kerja
pd kurun waktu tertentu
dibagi dengan Jumlah ibu dg
komplikasi kebidanan di satu
wilayah kerja dalam kurun
waktu yang sama dikali 100%
0.022
0.057
0.029
0.036
0.043
0.050
0.057
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
54
KETERANGAN
Promosi
Kesehatan dan
Pemberdayaan
Masyarakat
Pengadaan,
Peningkatan dan
Perbaikan
Sarana dan
Prasarana
Puskesmas/Pusk
esmas Pembantu
dan Jaringannya
Upaya
Kesehatan
Masyarakat
Upaya
Kesehatan
Masyarakat
Peningkatan
Keselamatan Ibu
Melahirkan dan
Anak
RENSTRA DINAS KESEHATAN
KABUPATEN LOMBOK BARAT
TAHUN 2014 - 2019
Peningkatan cakupan
pertolongan kelahiran oleh
tenaga kesehatan terlatih
Jumlah ibu bersalin yang
ditolong oleh tenaga
kesehatan di satu wilayah
kerja pd kurun waktu tertentu
dibagi dengan Jumlah seluruh
sasaran ibu bersalin di satu
wilayah kerja dalam kurun
waktu yg sama dikali 100%
INDIKATOR KINERJA
PENJELASAN
Peningkatan cakupan
desa/kelurahan Universal
Child Immunization (UCI)
Peningkatan Cakupan
Imunisasi Dasar Lengkap
(IDL)
Peningkatan cakupan balita
dengan gizi buruk yang
mendapat perawatan
Jumlah Desa/Kelurahan UCI
dibagi dengan Jumlah seluruh
Desa/Kelurahan dikali 100%
Jumlah bayi yang diimunisasi
dasar lengkap di suatu
wilayah pada waktu tertentu
dibagi dengan jumlah sasaran
bayi di suatu wilayah pada
waktu yang sama dikali 100%
Jumlah balita gizi buruk
mendapat perawatan di
sarana pelayanan kesehatan
di satu wilayah kerja pd kurun
waktu tertentu dibagi dengan
Jumlah seluruh balita gizi
buruk yg ditemukan di satu
wilayah kerja dalam waktu
yang sama dikali 100%
85.60%
90%
86%
KOND
ISI
AWAL
(2014
)
KOND
ISI
AKHIR
(2019
95.10%
100%
80%
85%
90%
94.30%
90%
80%
82%
100%
100%
100%
100%
201
5
54
87%
2016
88%
2017
89%
2018
90%
Peningkatan
Keselamatan Ibu
Melahirkan dan
Anak
201
9
KETERANGAN
95%
100%
85%
88%
90%
Pencegahan dan
Penanggulangan
Penyakit Menular
Pencegahan dan
Penanggulangan
Penyakit Menular
100%
100%
100%
Perbaikan Gizi
Masyarakat
RENSTRA DINAS KESEHATAN
KABUPATEN LOMBOK BARAT
TAHUN 2014 - 2019
Peningkatan cakupan
penemuan dan
penanganan penderita
penyakit TBC BTA
Peningkatan penemuan
dan penanganan penderita
penyakit DBD
INDIKATOR KINERJA
Peningkatan Cakupan
Kepesertaan Jaminan
Kesehatan Nasional
Peningkatan cakupan
kunjungan bayi
Jumlah penderita baru TBC
BTA (+) yang ditemukan dan
diobati di satu wilatah
kerjadibagi dengan Jumlah
perkiraan penderita baru TBC
BTA (+) dalam kurun waktu
yang sama dikali 100%
Jumlah penderita DBD yang
ditangani di satu wilayah
kerja dibagi dengan Jumlah
penderita DBD yang
ditemukan di satu wilayah
kerja dalam kurun waktu yang
sama dikali 100%
PENJELASAN
Jumlah penduduk yang
mempunyai jaminan
kesehatan dibagi dengan
jumlah penduduk dikali 100%
jumlah kunjungan bayi
memperoleh pelayanan
sesuai standar di satu wilayah
kerja pd kurun waktu tertentu
dibagi dengan Jumlah seluruh
bayi lahir hidup di satu
wilayah kerja pd kurun waktu
yg sama dikali 100%
8.60%
70%
45%
50%
60%
65%
70%
Pencegahan dan
Penanggulangan
Penyakit Menular
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
Pencegahan dan
Penanggulangan
Penyakit Menular
KOND
ISI
AWAL
(2014
)
KOND
ISI
AKHIR
(2019
201
5
2016
2018
201
9
KETERANGAN
50%
100%
60%
70%
80%
90%
100%
88%
90%
88.50
%
89%
89.50
%
90%
90%
Kemitraan
Peningkatan
Pelayanan
Kesehatan
Peningkatan
Pelayanan
Kesehatan Anak
Balita
54
2017
RENSTRA DINAS KESEHATAN
KABUPATEN LOMBOK BARAT
TAHUN 2014 - 2019
Peningkatan cakupan
puskesmas
Jumlah puskesmas dibagi
dengan Jumlah seluruh
kecamatan dikali 100%
Peningkatan cakupan
puskesmas pembantu
Jumlah pembantu puskesmas
dibagi dengan Jumlah seluruh
desa dikali 100%
Peningkatan Usia Harapan
hidup
Angka perkiraan lama hidup
rata-rata penduduk dengan
asumsi tidak ada perubahan
mortalitas menurut umur
INDIKATOR KINERJA
PENJELASAN
Penurunan angka kematian
bayi
Jumlah kematian bayi
(berumur kurang 1 tahun)
dibagi Jumlah kelahiran hidup
dikali 1000
Jumlah balita gizi buruk dibagi
dengan Jumlah balita dikali
100
Jumlah kematian ibu
melahirkan dibagi jumlah
kelahiran ibu dikali 100.000
Penurunan persentase
balita gizi buruk
Penurunan angka kematian
ibu
170%
210%
178%
186%
194%
202%
210%
46.72%
71.32%
51.64
%
56.56
%
61.48
%
66.40
%
71.32
%
KOND
ISI
AWAL
(2014
)
KOND
ISI
AKHIR
(2019
2015
2016
2017
2018
2019
KETERANGA
N
6.87
6.70
6.78
6.75
6.73
6.72
6.70
3.54%
3.00%
3.43%
3.31%
3.21
%
3.10%
3.00%
Peningkatan
Pelayanan
Kesehatan Anak
Balita
Perbaikan Gizi
Masyarakat
76.3
75.3
76.2
76
75.8
75.5
75.3
54
Pengadaan,
Peningkatan dan
Perbaikan
Sarana dan
Prasarana
Puskesmas/Pusk
esmas Pembantu
dan Jaringannya
Pengadaan,
Peningkatan dan
Perbaikan
Sarana dan
Prasarana
Puskesmas/Pusk
esmas Pembantu
dan Jaringannya
Peningkatan
Keselamatan
Ibu Melahirkan
dan Anak
RENSTRA DINAS KESEHATAN
KABUPATEN LOMBOK BARAT
TAHUN 2014 - 2019
Penurunan prevalensi
HIV/AIDS
Jumlah kasus HIV/AIDS dibagi
Jumlah penduduk dikali
100.000
16.48
5
15
12
Annual Parasite Incidence
(API)
Jumlah kasus positif
(terkonfirmasi) dibagi dengan
jumlah penduduk dikali 1000
Jumlah kasus TB BTA positif
dibagi dengan jumlah suspek
dikali 100
Jumlah kepala keluarga
dengan akses air minum
dibagi seluruh kepala
keluarga yang ada dikali
100%
Jumlah kepala keluarga
dengan akses sanitasi dibagi
seluruh kepala keluarga yang
ada dibagi 100%
0.16
KABUPATEN LOMBOK BARAT
TAHUN 2014 - 2019
BAB VI
INDIKATOR KINERJA
Indikator
kinerja
adalah
ukuran
kuantitatif
dan
atau
kualitatif
yang
menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan
(BPKP, 2000). Sementara menurut Lohman (2003), indikator kinerja (performance
indicators) adalah suatu variabel yang digunakan untuk mengekspresikan secara
kuantitatif efektivitas dan efisiensi proses atau operasi dengan berpedoman pada targettarget dan tujuan organisasi. Jadi jelas bahwa indikator kinerja merupakan kriteria yang
digunakan untuk menilai keberhasilan pencapaian tujuan organisasi yang diwujudkan
dalam ukuran-ukuran tertentu.
Indikator kinerja (performance indicator) sering disamakan dengan ukuran kinerja
(performance measure). Namun sebenarnya, meskipun keduanya merupakan kriteria
pengukuran kinerja, terdapat perbedaan makna. Indikator kinerja mengacu pada
penilaian kinerja secara tidak langsung yaitu hal-hal yang sifatnya hanya merupakan
indikasi-indikasi kinerja, sehingga bentuknya cenderung kualitatif. Sedangkan ukuran
kinerja adalah kriteria kinerja yang mengacu pada penilaian kinerja secara langsung,
sehingga bentuknya lebih bersifat kuantitatif. Indikator kinerja dan ukuran kinerja ini
sangat dibutuhkan untuk menilai tingkat ketercapaian tujuan, sasaran, dan strategi.
Penggunaan indikator kinerja sangat penting untuk mengetahui apakah suatu
aktivitas atau program telah dilakukan secara efisien dan efektif. Indikator untuk tiap-tiap
54
unit organisasi berbeda-beda tergantung pada tipe pelayanan yang dihasilkan.
Penentuan indikator kinerja perlu mempertimbangkan komponen berikut :
1. Biaya pelayanan (cost of service)
Indikator biaya biasanya diukur dalam bentuk biaya unit (unit cost), misalnya biaya
per unit pelayanan. Beberapa pelayanan mungkin tidak dapat ditentukan biaya
unitnya, karena output yang dihasilkan tidak dapat dikuantifikasi atau tidak ada
keseragaman tipe pelayanan yang diberikan. Untuk kondisi tersebut dapat dibuat
indikator kinerja, misalnya belanja per kapita.
RENSTRA DINAS KESEHATAN
KABUPATEN LOMBOK BARAT
TAHUN 2014 - 2019
2. Penggunaan (utilization)
Indikator penggunaan pada dasarnya membandingkan antara jumlah pelayanan
yang ditawarkan (supply of service) dengan permintaan publik (public demand).
Indikator ini harus mempertimbangkan preferensi publik, sedangkan pengukurannya
biasanya berupa volume absolut atau persentase tertentu, misalnya persentase
penggunaan kapasitas. Contoh lain adalah rata-rata jumlah penumpang per bus
yang dioperasikan. Indikator kinerja ini digunakan untuk mengetahui frekuensi
operasi atau kapasitas kendaraan yang digunakan pada tiap-tiap jalur.
3. Kualitas dan standar pelayanan (quality and standards)
Indikator kualitas dan standar pelayanan merupakan indicator yang paling sulit
diukur, karena menyangkut pertimbangan yang sifatnya subyektif. Penggunaan
indikator kualitas dan standar pelayanan harus dilakukan secara hati-hati karena
kalau terlalu menekankan indikator ini justru dapat menyebabkan kontra produktif.
4. Cakupan pelayanan (coverage)
Indikator cakupan pelayanan perlu dipertimbangkan apabila terdapat kebijakan atau
peraturan perundangan yang mensyaratkan untuk memberikan pelayanan dengan
tingkat pelayanan minimal yang telah ditetapkan.
5. Kepuasan (satisfaction)
Indikator kepuasan biasanya diukur melalui metode jajak pendapat secara langsung.
Bagi
pemerintah
daerah,
metode
penjaringan
aspirasi
masyarakat 54(need
assessment), dapat juga digunakan untuk menetapkan indikator kepuasan.
Berikut ini adalah gambaran Indikator Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok
Barat tahun 2014-2019:
RENSTRA DINAS KESEHATAN
KABUPATEN LOMBOK BARAT
TAHUN 2014 - 2019
Tabel VI.1. Indikator Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014-2019
INDIKATOR KINERJA
PENJELASAN
KOND
ISI
AWAL
(2014
)
KOND
ISI
AKHIR
(2019
1.11
1.20
1.12
1.14
1.16
1.18
1.20
201
5
2016
2017
2018
201
9
Peningkatan rasio
posyandu per satuan balita
Jumlah posyandu dibagi
dengan Jumlah balita dikali
1000
Peningkatan rasio
puskesmas, poliklinik,
pustu per satuan penduduk
Jumlah puskesmas, poliklinik,
pustu dibagi dengan Jumlah
penduduk dikali 1000
0.140
0.170
0.145
0.150
0.155
0.160
0.170
Peningkatan rasio dokter
per satuan penduduk
Jumlah dokter dibagi dengan
Jumlah penduduk dikali 1000
0.035
0.108
0.049
0.063
0.077
0.091
0.105
Peningkatan rasio tenaga
medis per satuan
penduduk
Peningkatan cakupan
komplikasi kebidanan yang
ditangani
Jumlah tenaga medis dibagi
dengan Jumlah penduduk
dikali 1000
Jumlah kompilikasi kebidanan
yang mendapat penanganan
difinitif di satu wilayah kerja
pd kurun waktu tertentu
dibagi dengan Jumlah ibu dg
komplikasi kebidanan di satu
wilayah kerja dalam kurun
waktu yang sama dikali 100%
0.022
0.057
0.029
0.036
0.043
0.050
0.057
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
54
KETERANGAN
Promosi
Kesehatan dan
Pemberdayaan
Masyarakat
Pengadaan,
Peningkatan dan
Perbaikan
Sarana dan
Prasarana
Puskesmas/Pusk
esmas Pembantu
dan Jaringannya
Upaya
Kesehatan
Masyarakat
Upaya
Kesehatan
Masyarakat
Peningkatan
Keselamatan Ibu
Melahirkan dan
Anak
RENSTRA DINAS KESEHATAN
KABUPATEN LOMBOK BARAT
TAHUN 2014 - 2019
Peningkatan cakupan
pertolongan kelahiran oleh
tenaga kesehatan terlatih
Jumlah ibu bersalin yang
ditolong oleh tenaga
kesehatan di satu wilayah
kerja pd kurun waktu tertentu
dibagi dengan Jumlah seluruh
sasaran ibu bersalin di satu
wilayah kerja dalam kurun
waktu yg sama dikali 100%
INDIKATOR KINERJA
PENJELASAN
Peningkatan cakupan
desa/kelurahan Universal
Child Immunization (UCI)
Peningkatan Cakupan
Imunisasi Dasar Lengkap
(IDL)
Peningkatan cakupan balita
dengan gizi buruk yang
mendapat perawatan
Jumlah Desa/Kelurahan UCI
dibagi dengan Jumlah seluruh
Desa/Kelurahan dikali 100%
Jumlah bayi yang diimunisasi
dasar lengkap di suatu
wilayah pada waktu tertentu
dibagi dengan jumlah sasaran
bayi di suatu wilayah pada
waktu yang sama dikali 100%
Jumlah balita gizi buruk
mendapat perawatan di
sarana pelayanan kesehatan
di satu wilayah kerja pd kurun
waktu tertentu dibagi dengan
Jumlah seluruh balita gizi
buruk yg ditemukan di satu
wilayah kerja dalam waktu
yang sama dikali 100%
85.60%
90%
86%
KOND
ISI
AWAL
(2014
)
KOND
ISI
AKHIR
(2019
95.10%
100%
80%
85%
90%
94.30%
90%
80%
82%
100%
100%
100%
100%
201
5
54
87%
2016
88%
2017
89%
2018
90%
Peningkatan
Keselamatan Ibu
Melahirkan dan
Anak
201
9
KETERANGAN
95%
100%
85%
88%
90%
Pencegahan dan
Penanggulangan
Penyakit Menular
Pencegahan dan
Penanggulangan
Penyakit Menular
100%
100%
100%
Perbaikan Gizi
Masyarakat
RENSTRA DINAS KESEHATAN
KABUPATEN LOMBOK BARAT
TAHUN 2014 - 2019
Peningkatan cakupan
penemuan dan
penanganan penderita
penyakit TBC BTA
Peningkatan penemuan
dan penanganan penderita
penyakit DBD
INDIKATOR KINERJA
Peningkatan Cakupan
Kepesertaan Jaminan
Kesehatan Nasional
Peningkatan cakupan
kunjungan bayi
Jumlah penderita baru TBC
BTA (+) yang ditemukan dan
diobati di satu wilatah
kerjadibagi dengan Jumlah
perkiraan penderita baru TBC
BTA (+) dalam kurun waktu
yang sama dikali 100%
Jumlah penderita DBD yang
ditangani di satu wilayah
kerja dibagi dengan Jumlah
penderita DBD yang
ditemukan di satu wilayah
kerja dalam kurun waktu yang
sama dikali 100%
PENJELASAN
Jumlah penduduk yang
mempunyai jaminan
kesehatan dibagi dengan
jumlah penduduk dikali 100%
jumlah kunjungan bayi
memperoleh pelayanan
sesuai standar di satu wilayah
kerja pd kurun waktu tertentu
dibagi dengan Jumlah seluruh
bayi lahir hidup di satu
wilayah kerja pd kurun waktu
yg sama dikali 100%
8.60%
70%
45%
50%
60%
65%
70%
Pencegahan dan
Penanggulangan
Penyakit Menular
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
Pencegahan dan
Penanggulangan
Penyakit Menular
KOND
ISI
AWAL
(2014
)
KOND
ISI
AKHIR
(2019
201
5
2016
2018
201
9
KETERANGAN
50%
100%
60%
70%
80%
90%
100%
88%
90%
88.50
%
89%
89.50
%
90%
90%
Kemitraan
Peningkatan
Pelayanan
Kesehatan
Peningkatan
Pelayanan
Kesehatan Anak
Balita
54
2017
RENSTRA DINAS KESEHATAN
KABUPATEN LOMBOK BARAT
TAHUN 2014 - 2019
Peningkatan cakupan
puskesmas
Jumlah puskesmas dibagi
dengan Jumlah seluruh
kecamatan dikali 100%
Peningkatan cakupan
puskesmas pembantu
Jumlah pembantu puskesmas
dibagi dengan Jumlah seluruh
desa dikali 100%
Peningkatan Usia Harapan
hidup
Angka perkiraan lama hidup
rata-rata penduduk dengan
asumsi tidak ada perubahan
mortalitas menurut umur
INDIKATOR KINERJA
PENJELASAN
Penurunan angka kematian
bayi
Jumlah kematian bayi
(berumur kurang 1 tahun)
dibagi Jumlah kelahiran hidup
dikali 1000
Jumlah balita gizi buruk dibagi
dengan Jumlah balita dikali
100
Jumlah kematian ibu
melahirkan dibagi jumlah
kelahiran ibu dikali 100.000
Penurunan persentase
balita gizi buruk
Penurunan angka kematian
ibu
170%
210%
178%
186%
194%
202%
210%
46.72%
71.32%
51.64
%
56.56
%
61.48
%
66.40
%
71.32
%
KOND
ISI
AWAL
(2014
)
KOND
ISI
AKHIR
(2019
2015
2016
2017
2018
2019
KETERANGA
N
6.87
6.70
6.78
6.75
6.73
6.72
6.70
3.54%
3.00%
3.43%
3.31%
3.21
%
3.10%
3.00%
Peningkatan
Pelayanan
Kesehatan Anak
Balita
Perbaikan Gizi
Masyarakat
76.3
75.3
76.2
76
75.8
75.5
75.3
54
Pengadaan,
Peningkatan dan
Perbaikan
Sarana dan
Prasarana
Puskesmas/Pusk
esmas Pembantu
dan Jaringannya
Pengadaan,
Peningkatan dan
Perbaikan
Sarana dan
Prasarana
Puskesmas/Pusk
esmas Pembantu
dan Jaringannya
Peningkatan
Keselamatan
Ibu Melahirkan
dan Anak
RENSTRA DINAS KESEHATAN
KABUPATEN LOMBOK BARAT
TAHUN 2014 - 2019
Penurunan prevalensi
HIV/AIDS
Jumlah kasus HIV/AIDS dibagi
Jumlah penduduk dikali
100.000
16.48
5
15
12
Annual Parasite Incidence
(API)
Jumlah kasus positif
(terkonfirmasi) dibagi dengan
jumlah penduduk dikali 1000
Jumlah kasus TB BTA positif
dibagi dengan jumlah suspek
dikali 100
Jumlah kepala keluarga
dengan akses air minum
dibagi seluruh kepala
keluarga yang ada dikali
100%
Jumlah kepala keluarga
dengan akses sanitasi dibagi
seluruh kepala keluarga yang
ada dibagi 100%
0.16