Jendela Pewara Dinamika 2011c Bom Buku

$meed
BOM BUKU
PEMENGAHANMaret 2011,Indonesiadirarnaikan dengan berita teror bom buku. lejurntah
media massamemuat berita tentang hal ini selain isu gempa dan tsunami Jepangyang selain
menelan puluhan ribu korban juga tengah terancamradiasi PLTN.Dalam keadaandemikian,
PLTNbisa berubah menjadi "bom".
Bom buku yang disebarkan pada 15 Maret
ini ditujukan kepadaUlil Abshar Abdalla, Gories
Mere,YaptoS.Soerjosoemarrro,dan Ahmad Dani. Keempat orang ini masing-masing bisa dianggap mewakili Jaringan Islam Liberal (]IL),
KepalaPelaksanaHarian BadanNarkotika Nasional (BNN),sebelumnyajadi KepalaDensus88
yang menangkapi para teroris, Ketua Umum
PemudaPancasila,dan terakhir seorangmusisi
yang tingkah lakr:rryaacapkaliberseberangan.
Bomyang ditujukan kepadaUlil di Komplela
Radio68H atauUtan Kayusempatmeledakdan
melukai tiga orang petugas yang berusahamenjinakkan bom tersebut. Tiga bom lainnya berhasil dijinal,lkan.Paketbom buku di kediaman
Ahmad Dani bahkan berhasil dijinakkan dua
hari setelah pengiriman karena baru disadari
atau dicurigai dan kemudian dilaporkan kepada polisi dua hari sejak diterima.
Keempatorangtadi jelasmenjaditargetyang
bersifat simbolis. Keempatnyabukan orang biasa.Dan pesanyang disampaikanj uga menjadi

jelas: bukan lagi sebatasancamantetapi telah
menjadi usahapembunuhan atau pelenyapan.
Sampul keempat buku itu masing-masing
memiliki judul. Di tempat Ahmad Dani, sampul buku bom itu bertuliskan'Yahudi Militan"
yang menjustifikasi Dani sebagai seorang yahudi yang militan. Kita ingat sejumlah desasdesusyang menggambarkan musisi ini sebagai seorangYahudi dari garis ibu.
Sampulbom buku lainnya bertuliskan "MerekaHartrrsDibunuh" dan "MerekaHarus Dilenyapkan". Yangsatu lagi tidakjelas bertuliskan
apa.Akan tetapi, inilah sebenarnyapesan"tersembunyi" dari siapa pun pengirim paket-paket bom buku tersebut.
Jika di kemudian hari timbul kepanikan ma-

syarakat dengan serangkaian kecurigaan terhadap paket-paketsejenisitu, hal tersebut merupakaa dampak psikologis mErssa
ytrng berhasil
merekaciptakan.Tampaknyakeempatbom buku inilah yang menjadi "paket peringatan' sang
pengirim.
Terhadapkasusini, kitajadi teringat dengan
kisah novel Angels and Demons karya Dan
Brown. Dalamnovelini dikisahkanempat calon
Paus ditemukan terbunuh di tempat-tempat
khusus yang menandakan simbol-simbol tertentu. Di badan masing-masing mayat keempatnyajuga dibubuhkan cap kh rsusoleh sang
assassine(pembunuh bayaran). Keempat simbol itu berupa anagram yang bisa dibaca secara bolak-balik yang masing-masing berupa
kata: earth,fire, air, dartwater.

Berdasarkanciri-ciri yang ditinggalkan dan
lokasi pembuanganmayat, awalrryapara pembaca digiring untuk berkesimpulan bahwa
kelompok llluminati-lah yang melalarkan serangkaian pembunuhan itu. Meski pada akhir
novel, ternyata dalang utamanya adalah orang
Vatikan seryliri.
Hingga kini kita tidak tahu siapa pelaku di
balik bom buku tersebut meski di sana tertera
namapengirim dan alamatnya.Yangjelas perbuatan tersebut tergolong tindak kekerasan
yang harus diganjar dengan penegakan hukum. Thrgetnyabukan hanya sekedarpembunuhan tetapi juga lewat "pesan-pesansimbotik".
Pesanitulah yang ingin dipaparkankepadapublik. Orang-orangsemacamUlil, Gories,yapto,
dan Dani adalahsimbol-simbol yang oleh pengirimnya seakan-akanmenjadi musuh mereka.
Terkait derrganbom buku, kitajadi teringat
dengan koleksi buku kita yang minim. Lalu jadi teringat dengan perprstakaan-perpustakaan universitasyang minim. Lalu timbul sebuah
pertanyaan, "Mengapa gedung-gedurg perpustakaan di sejumlah universitas di Indonesia ti
dak lebih baik daripada gedung rektoratnya?"
D r.N U R H A D I,
M.H um.
PemimpinRedaksi

P E WA R A D IN A MIK A i J;]III.i ' ,.'I:i ]