Analisis Zat Warna dan Kadar Sianida pada Air Bersih Menggunakan Metode Spektrofotometri
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Kelas I
Medan adalah salah satu unit pelaksanaan teknis (UPT) dibidang pelayanan
kesehatan lingkungan yang secara teknis dibina oleh Direktorat Jenderal PP-PL
yang membidangi teknis penanggulangan penyakit dan Penyehatan Lingkungan di
indonesia. Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit
(BTKLPP) mempunyai tugas melaksanakan pemecahan masalah dibidang
kesehatan lingkungan, melalui pengkajian dampak kesehatan lingkungan,
penafsiran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) di bidang kesehatan
lingkungan dan pembangunan tepat guna dibidang kesehatan lingkungan. Salah
satu contoh yang dilakukan di Balai Teknik Kesehatan lingkungan dan
Pengendalian Penyakit Kelas I Medan adalah pemeriksaan kualitas dan kuantitas
yang terdapat dalam air bersih.
Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat, Karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam
penularan, terutama penyakit perut. Seperti yang telah kita ketahui bahwa
penyakit perut adalah penyakit yang paling banyak terjadi di Indonesia. Melalui
penyediaan air bersih baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya disuatu daerah,
maka penyebaran penyakit menular dalam hal ini adalah penyakit perut
diharapkan bisa ditekan seminimal mungkin. Penurunan penyakit perut ini
didasarkan atas pertimbangan bahwa air merupakan salah satu mata rantai
penularan penyakit perut. Agar seseorang menjadi tetap sehat sangat dipengaruhi
1
Universitas Sumatera Utara
oleh adanya kontak manusia tersebut dengan makanan dan minuman (Sutrisno,
1991).
Air adalah salah satu di antara pembawa penyakit yang berasal dari tinja
untuk sampai kepada manusia. Supaya air yang masuk ketubuh manusia baik
berupa minuman ataupun makanan tidak menyebabkan/ merupakan pembawa
bibit penyakit, maka pengolahan air baik berasal dari sumber, jaringan transmisi
atau distribusi adalah mutlak diperlukan untuk mencegah terjadinya kontak antara
kotoran sebagai sumber penyakit dengan air yang sangat diperlukan
(Sutrisno,1991)
Banyak air permukaaan khususnya yang berasal dari daerah rawa-rawa,
sering kali berwarna sehingga tidak dapat diterima oleh masyarakat baik untuk
keperluan rumah tangga maupun untuk keperluan industri tanpa dilakukannya
pengolahan
untuk
menghilangkan
warna
tersebut.
Bahan-bahan
yang
menimbulkan warna tersebut dihasilkan dari kontak antara air dengan reruntuhan
organis seperti daun,duri pohon jarum dan kayu yang semuanya dalam berbagai
tingkat pembusukan (Sutrisno, 1991).
Konsentrasi Sianida (CN) dalam air bersih yang melebihi standar yang
ditetapkan akan dapat mengganggu metabolisme oksigen, sehingga jaringan tubuh
tidak mampu mengubah oksigen. Selain itu dapat pula meracuni hati (Sutrisno,
1991).
2
Universitas Sumatera Utara
1.2
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk:
a. Mengetahui berapa kadar zat warna pada sampel air bersih.menggunakan
alat spektroquan nova 60
b. Mengetahui berapa kadar logam sianida
pada sampel air bersih
menggunakan alat spektroquan nova 60.
c. Mengetahui apakah kadar zat warna pada sampel air bersih memenuhi
persyaratan sesuai dengan Permenkes/416/Menkes/Per/IX/1990
d. Mengetahui apakah kadar logam sianida pada sampel air bersih memenuhi
persyaratan sesuai dengan Permenkes/416/Menkes/Per/IX/1990
1.3
Manfaat
Adapun Manfaat dilakukannya penelitian ini adalah untuk dapat
mengetahui kandungan atau kadar zat warna dan logam sianida yang terdapat
dalam sampel air bersih dan untuk menambah pengetahuan penulis dan pembaca
dalam pengujian/prosedur dan persyaratan yang diperbolehkan untuk parameter
zat warna dan logam sianida yang terdapat dalam air bersih menurut
Permenkes/416/Menkes/Per/IX/1990.
3
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Kelas I
Medan adalah salah satu unit pelaksanaan teknis (UPT) dibidang pelayanan
kesehatan lingkungan yang secara teknis dibina oleh Direktorat Jenderal PP-PL
yang membidangi teknis penanggulangan penyakit dan Penyehatan Lingkungan di
indonesia. Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit
(BTKLPP) mempunyai tugas melaksanakan pemecahan masalah dibidang
kesehatan lingkungan, melalui pengkajian dampak kesehatan lingkungan,
penafsiran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) di bidang kesehatan
lingkungan dan pembangunan tepat guna dibidang kesehatan lingkungan. Salah
satu contoh yang dilakukan di Balai Teknik Kesehatan lingkungan dan
Pengendalian Penyakit Kelas I Medan adalah pemeriksaan kualitas dan kuantitas
yang terdapat dalam air bersih.
Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat, Karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam
penularan, terutama penyakit perut. Seperti yang telah kita ketahui bahwa
penyakit perut adalah penyakit yang paling banyak terjadi di Indonesia. Melalui
penyediaan air bersih baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya disuatu daerah,
maka penyebaran penyakit menular dalam hal ini adalah penyakit perut
diharapkan bisa ditekan seminimal mungkin. Penurunan penyakit perut ini
didasarkan atas pertimbangan bahwa air merupakan salah satu mata rantai
penularan penyakit perut. Agar seseorang menjadi tetap sehat sangat dipengaruhi
1
Universitas Sumatera Utara
oleh adanya kontak manusia tersebut dengan makanan dan minuman (Sutrisno,
1991).
Air adalah salah satu di antara pembawa penyakit yang berasal dari tinja
untuk sampai kepada manusia. Supaya air yang masuk ketubuh manusia baik
berupa minuman ataupun makanan tidak menyebabkan/ merupakan pembawa
bibit penyakit, maka pengolahan air baik berasal dari sumber, jaringan transmisi
atau distribusi adalah mutlak diperlukan untuk mencegah terjadinya kontak antara
kotoran sebagai sumber penyakit dengan air yang sangat diperlukan
(Sutrisno,1991)
Banyak air permukaaan khususnya yang berasal dari daerah rawa-rawa,
sering kali berwarna sehingga tidak dapat diterima oleh masyarakat baik untuk
keperluan rumah tangga maupun untuk keperluan industri tanpa dilakukannya
pengolahan
untuk
menghilangkan
warna
tersebut.
Bahan-bahan
yang
menimbulkan warna tersebut dihasilkan dari kontak antara air dengan reruntuhan
organis seperti daun,duri pohon jarum dan kayu yang semuanya dalam berbagai
tingkat pembusukan (Sutrisno, 1991).
Konsentrasi Sianida (CN) dalam air bersih yang melebihi standar yang
ditetapkan akan dapat mengganggu metabolisme oksigen, sehingga jaringan tubuh
tidak mampu mengubah oksigen. Selain itu dapat pula meracuni hati (Sutrisno,
1991).
2
Universitas Sumatera Utara
1.2
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk:
a. Mengetahui berapa kadar zat warna pada sampel air bersih.menggunakan
alat spektroquan nova 60
b. Mengetahui berapa kadar logam sianida
pada sampel air bersih
menggunakan alat spektroquan nova 60.
c. Mengetahui apakah kadar zat warna pada sampel air bersih memenuhi
persyaratan sesuai dengan Permenkes/416/Menkes/Per/IX/1990
d. Mengetahui apakah kadar logam sianida pada sampel air bersih memenuhi
persyaratan sesuai dengan Permenkes/416/Menkes/Per/IX/1990
1.3
Manfaat
Adapun Manfaat dilakukannya penelitian ini adalah untuk dapat
mengetahui kandungan atau kadar zat warna dan logam sianida yang terdapat
dalam sampel air bersih dan untuk menambah pengetahuan penulis dan pembaca
dalam pengujian/prosedur dan persyaratan yang diperbolehkan untuk parameter
zat warna dan logam sianida yang terdapat dalam air bersih menurut
Permenkes/416/Menkes/Per/IX/1990.
3
Universitas Sumatera Utara